analisis prosedur pemberian kredit pada bank panin

33
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PANIN Tbk CABANG BANDA ACEH JURNAL Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi OLEH : SRI MERI NOVITA NPM : 1202110253 1

Upload: theavenger-sevenfoldnindias

Post on 26-Dec-2015

532 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PANIN Tbk CABANG BANDA ACEH

JURNAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

SRI MERI NOVITANPM : 1202110253

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

BANDA ACEH 2014

1

Page 2: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PANIN, TBK CABANG BANDA ACEH

SRI MERI NOVITANPM : 1202110253

Pembimbing 1 : H. ALIAMIN, SE.M.Si.AkPembimbing 2 : ZULKIFLI UMAR, SE.M.Si.

ABSTRAK

Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari kata kredit yang berasal dari latin, yaitu ”credire”, yang berarti kepercayaan. Kemudian dalam kamus besar bahasa indonesia, kredit merupakan pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain. Menurut Standar Akuntansi (SAK) kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan barang dan jasa, berdasarkan persetujuan atau kesepekatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh, dalam menyelesaikan kredit bermasalah. Prosedur yang dilakukan oleh PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh adalah permohonan kredit oleh debitur, penelitian berkas, pencairan informasi bank, kunjungan lapangan, analisis penilaian kredit yang dilakukan adalah penjadwalan, persyaratan kembali, penataan kembali, peneguran dan penjualan agunan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan, penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk memperkecil adanya resiko kredit maka prosedur pemberian kredit harus lebih teliti, on the spot/kunjungan lapangan sehingga dapat mengetahui kemampuan debitur dalam mengembalikan kredit, melakukan peringatan yang tegas, tidak menutup-nutupi adanya kredit macet, membuat daftar kolektibilitas kredit serta pengawasan yang professional.

ii

Page 3: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

I. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat komplek karena mencakup berbagai bidang baik, hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan masyarakat, seringkali dapat dilihat bahwa aktivitas manusia dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya .

Pemberian kredit kepada konsumen atau calon nasabah atau calon debitur adalah dengan melewati proses pengajuan kredit dan melalui proses analisis pemberian kredit terhadap permohonan kredit yang diajukan, setelah menyelesaikan prosedur administrasi. Analisis yang digunakan dalam perbankan adalah Analisis 5 C (The Five C’s of Credit Analysis), yaitu watak (Character), kemampuan (Capacity), modal (Capital), jaminan (Collateral), kondisi ekonomi (Condition of Economy).

Bank dapat melakukan analisis permohonan kredit calon debitur apabila persyaratan yang ditetapkan oleh bank telah terpenuhi. Terhadap kelengkapan data pendukung permohonan kredit, bank juga melakukan penilaian kelengkapan dan kebenaran informasi dari calon debitur dengan cara petugas bank melakukan wawancara dan kunjungan (on the spot) ke tempat usaha debitur. Tujuan dari analisis kredit adalah menilai mutu permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur ataupun permintaan tambahan kredit terhadap kredit yang sudah diberikan yang diajukan oleh calon debitur lama. Pengujian kemampuan dan kesediaan calon debitur melunasi kredit dipengaruhi faktor internal dan eksternal bank yang dicakup dalam Analisis 5C, sehingga proses analisis dan pelaksanaan Analisis 5C ini merupakan tahap yang penting dalam kualifikasi pemberian kredit.

Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (deposan) dan pihak yang kekurangan dana. Pihak yang kelebihan dana menanamkan uangnya pada bank dalam bentuk deposito, tabungan, dan produk-produk simpanan bank lainnya, sedangkan pihak yang kekurangan dana memperoleh bantuan keuangan dari bank dalam bentuk pinjaman. Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman menimbulkan resiko yang sangat besar yang mungkin ditanggung bank terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman dari debitur. Timbulnya kredit bermasalah selanjutnya dapat mengakibatkan kesulitan dari bank tersebut untuk memenuhi kewajibannya kepada para deposan. Seperti yang telah terjadi sebelumnya, tidak sedikit bank-bank yang telah berdiri menjadi bangkrut dikarenakan gagalnya pengembalian kredit yang telah dipinjamkan. Banyak pula yang melakukan marger untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (deposan) dan pihak yang kekurangan dana. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan;” bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Sebelum kredit di berikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dulu mengadakan analisis kredit. Analisis

3

Page 4: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

4

kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet. Namun, faktor salah analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit macet diakibatkan salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah. Misalnya kebanjiran atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan.

Prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (2009:115) prosedur pemberian kredit secara umum adalah sebagai berikut :

1. Pengajuan berkas-berkas2. Penyelidikan berkas pinjaman3. Wawancara I4. On the spot5. Wawancara II6. Keputusan kredit7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya8. Realisasi kredit9. Penyaluran/penarikan dana

PT. Bank Panin,Tbk Cabang Banda Aceh sebagai salah satu bank swasta yang memberikan fasilitas pinjaman dana bagi para pengusaha untuk memperlancar dan mengembangkan usahanya dalam bentuk kredit. Salah satu fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Panin adalah kredit modal kerja yang memberikan kemudahan dalam persyaratan pemberian kredit.Pinjaman Modal Kerja merupakan fasilitas pinjaman untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, operasional perusahaan, dan ekspansi usaha. Salah satu bentuk pinjaman modal kerja adalah fasilitas Pinjaman Rekening Koran. Dalam menjalankan kegiatan perbankan membutuhkan kepercayaan. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada pihak perbankan untuk menjaga sejumlah dana yang telah di simpan di Bank, sementara pihak bank menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur yang dilandasi unsur kepercayaan.

Berdasarkan Non Performing Loan (NPL) indikasi adanya masalah dalam bank tesebut yang mana jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak bahaya pada bank. Bagaimana tidak, meningkatnya Non Performing Loan (NPL) ini jika dibiarkan secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satu nya adalah kredit bermasalah yang dapat mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank, bayangkan saja jika peminjam dana bank tidak lagi memenuhi kewajiban mereka membayar angsuran, maka pastinya bank akan kehilangan sumber pendapatannya. Akibatnya, kondisi seperti ini akan mengurangi kondisi deviden dan juga laba.

Page 5: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

5

Penelitian ini mendeskripsikan langkah yang ditempuh PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh dalam menyeleksikan calon nasabah yang layak dan bagaimana mengungkap penyebab kredit macet. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh”.

2. Rumusan MasalahSuatu prosedur pemberian kredit yang baik dapat mencegah timbulnya kredit

bermasalah. Dimana kredit bermasalah tentunya dapat mempengaruhi kesehatan suatu bank. Dari fakta tersebut diatas dan memperhatikan pentingnya pemberian kredit kepada masyarakat, maka dapat dirumuskan permasalahan yang perlu untuk diketahui jawabannya, yaitu bagaimana prosedur pemberian kredit yang diterapkan pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Banda Aceh ?

3. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemberian

kredit yng diterapkan pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh.

4. Manfaat PeneltianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan yaitu antara lain :1. Bagi PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan analisis pengambilan keputusan tentang pemberian kredit

2. Bagi Penelitian SelanjutnyaSebagai masukan yang bermanfaat bagi kemajuan studi dan perkembangan ilmu ekonomi khususnya dibidang kredit dan sebagai bahan referensi penelitian dimasa yang akan datang.

3. Bagi penulis sendiri adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai analisis prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Panin, Tbk Banda Aceh.

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN1. Pengertian Bank

Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selanjutnya, menurut Hasibuan pengertian bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets). Serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja. Selanjutnya, menurut ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 31 menyatakan bahwa bank adalah “suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermeduary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak, yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayarannya”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah :

Page 6: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

6

1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C) dan jasa lainnya. Fungsi utama dari bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit . Evolusi bank berawal dari tulisan dan berlanjut sampai sekarang dimana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.

2. Pengertian KreditIstilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan

(truth atau faith), oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan, seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Akan tetapi dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: kegunaan kredit, tujuan kredit, jangka waktu kredit, jaminan dan sektor usaha. Dilihat dari segi penggunaannya kredit terbagi dalam beberapa macam (kredit investasi dan kredit modal kerja). Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun. proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

2. Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrapertasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3. Degree Of Risk yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Sebagai upaya mengurangi resiko diperlukan strategi dengan syarat adanya jaminan pokok maupun tambahan.

4. Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang. Tetapi juga dapat bentuk batang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekrang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan.

Page 7: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

7

3. Pengertian Kredit MacetMenurut Bank Indonesia (2007:2), Kredit macet adalah apabila telah diusa-

hakan oleh bank dengan membayarkan perpanjangan waktu atau kelonggaran, utang debitur tetap tidak dibayar, senada dengan itu menurut Basuki, dalam Panitia Urusan Piutang Negara (2007:2), kredit macet adalah apabila debitur tidak membayar utangnya menurut ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kredit.

Dalam praktiknya kredit bank adalah pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabahnya untuk membiayai kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu dan jangka waktu yang disepakati bersama antara bank sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur. Kredit bank mempunyai ketentuan-ketentuan yang disetujui bersama yang dituangkan dalam suatu perjanjian kreditnya, termasuk bunganya (Sunardi (2009:78). Kredit diberikan bila ada jaminan bahwa pelunasan hutang dan bunga akan disele-saikan dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

4. Tujuan dan Fungsi KreditMenurut Rivai (2006:6) terdapat 2 fungsi yang saling berkaitan dengan kredit

yaitu profitability dan safety. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan dari bunga yang harus dibayar nasabah. Sedangkan safety merupakan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat tercapai tanpa hambatan yang berarti.

Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Meningkatkan daya guna uang.2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.4. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.5. Meningkatkan kegairahan berusaha.6. Meningkatkan pemerataan pendapatan.7. Meningkatkan hubungan internasional.

Menurut Iswi (2010:12), tujuan penyaluran kredit adalah :1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada.3. Melaksanakan kegiatan operasioanl bank.4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.6. Menambah modal kerja perusahaan.7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

5. Jenis-Jenis KreditMenurut Hasibuan (2008:88) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh

Bank dan dilihat dari berbagai segi adalah :1. Dilihat dari segi kegunaan

Maksud dari jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis yaitu a) Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan

usaha atau membangun proyek/pabrik baru di mana masa pemakaiannya untuk

Page 8: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

8

suatu periode yang relative lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan .

b) Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat Dari Segi Tujuan KreditKredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuannya adalah :a. Kredit Produktif , kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi

atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan suatu baik berupa barang maupun jasa.

b. Kredit Konsumtif., merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

c. Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

3. Dilihat Dari Segi Jangka WaktuDilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya, jenis kredit ini adalah :a. Kredit Jangka Pendek, Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka

waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah, jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

c. Kredit jangka Panjang, merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun.

4. Dilihat dari segi jaminanMaksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah :a. Kredit Dengan Jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu

jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barangberwujud atau tidak berwujud.

b. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminanbarang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan Bank yang bersangkutan.

5. Dilihat Dari Segi Sektor UsahaSetiap sektor usaha memiliki karateristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut :

Page 9: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

9

a) Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.

b) Kredit Peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek.

c) Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar.

d) Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.

e) Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupakredit untuk mahasiswa yang sedang belajar.

f) Kredit Profesi, diberikan kepada kalangan para professional seperti, dosen, dokter atau pengacara.

g) Kredit Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

h) Dan sektor-sektor usaha lainnya.

6. Pengelolaan KreditMenurut Kasmir (2007:71), pengelolaan kredit yang baik mulai dari peren-

canaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan kredit macet. Dari sudut kolektibilitas yaitu keadaan pembayaran pokok dan pembayaran bunga kredit oleh nasabah, maka kredit yang diberikan oleh bank dapat digolongkan ke beberapa keadaan, yaitu :

1) Lancar berarti tidak terdapat tunggakan angsuran pokok bunga atau cerukan.2) Kurang lancar berarti ada kelambatan sebentar dalam pembayaran angsuran

pokok, bunga atau cerukan, tetapi debitur masih membayar dan dapat ditolerir (ditegur).

3) Diragukan berarti selalu terlambat cukup lama dalam pembayaran angsuran pokok, bunga atau cerukan, tetapi debitur masih membayar dan sulit ditolerir.

4) Macet berarti menunggak dan tidak lagi membayar angsuran, bunga atau cerukan.Menurut Singugan (2007:265), menyatakan bahwa kolektibilats adalah ketert-

iban pembayaran bunga oleh nasabah. Menurut beliau, pengelompokkan kredit berdasarkan keadaan dan kelancarannya sangat perlu untuk dilakukan demi kelan-caran tugas-tugas pengamanan fasilitas-fasilitas yang telah diberikan kepada para nasabah.

7. Prinsip-Prinsip Pemberian KreditMenurut Kasmir (2012 : 95) ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang

sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, yang terdiri atas :a. Character, adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon

debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada Bank, bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.

Page 10: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

10

b. Capacity (capability), untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba.

c. Capital, dimana untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh Bank.

d. Collateral, merupakam jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

e. Condition, dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P menurut Kasmir (2012: 96) adalah sebagai berikut :

1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang di inginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya.

4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang di biayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

5. Payment merupakan ukuran nasabah bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Selanjutnya penilaian kredit dengan metode analisis 3 R menurut Hasibuan (2008 : 108) adalah sebagai berikut :

1. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha calon debitur bersangkutan maka kredit diberikan. Akan tetapi, jika sebaliknya maka kredit jangan diberikan.

2. Repayment adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran kredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap berjalan.

Page 11: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

11

3. Risk Bearing Ability adalah memperhitungkan besarnya kemampuan perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debiturnya risikonya besar atau kecil. Kemampuan perusahaan menghadapi risiko ditentukan oleh besarnya modal dan strukturnya, jenis bidang usaha, dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika risk bearing ability perusahaan besar maka kredit tidak diberikan, tetapi apabila risk bearing ability perusahaan kecil maka kredit diberikan.

8. Prosedur dalam Pemberian KreditMenurut Kasmir (2012:101), secara umum dapat dijelaskan prosedur

pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut :1. Pengajuan berkas-berkas.

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut :

a. Latar Belakang Perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.

b. Maksud dan tujuan Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya.

c. Besarnya kredit dan jangka waktuDalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) tiga tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada sipemohon.

d. Cara pemohon mengembalikan kreditDijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya.

e. Jaminan kreditHal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu, dan sebagainya. Biasanya jaminan diikat dengan sutu asuransi tertentu.

2. Penyelidikan berkas pinjamanTujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah

lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup , maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

Page 12: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

12

3. Wawancara IMerupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan

dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

4. On The SpotMerupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek

yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot di cocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

5. Wawancara IIMerupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-

kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran. Analisis permohonan kredit adalah untuk menganalisa semua faktor resiko yang berkaitan dengan permohonan kredit dan untuk menilai sejauh mana hal tersebut beralasan/layak dibiayai, memiliki keabsahan hukum dan sesuai dengan praktek perbankan yang sehat. Menurut Budi Untung (2011 : 163) Analisis kredit dikelompokkan menjadi dua,yakni :a. Analisis kualitatif

Merupakan analisis terhadap kondisi-kondisi non angka yang tidak tercermin dalam laporan keuangan, meliputi analisis terhadap aspek manajemen, teknis, pemasaran, hukum jaminan dan sosial ekonomi.

b. Analisis KuantitafMerupakan analisis terhadap kondisi keuangan. Debitur, yang bertujuan agar bank mendapat gambaran secara kuantitatif mengenai kondisi keuangan debitur dimasa lalu, saat ini dan proyeksinya dimasa yang akan datang, sehingga dapat analisis besarnya pinjaman yang diperlukan penggunaannya serta kemampuannya membayar bunga dan pokok pinjaman. Analisis kuantitatif meliputi analisis ratio keuangan, analisis laba rugi,analisis arus kas dan analisis rekening. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan kebijakan dan prosedur perkreditan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

6. Keputusan kreditKeputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan

diberikan atau ditolak, jika di terima, maka dipersiapkan administrasi nya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup :

a. Jumlah uang yang diterimab. Jangka waktu kreditc. Dan biaya yang harus di bayar.

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi kredit yang di tolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

Page 13: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

13

7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnyaKegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum

kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit ,mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatangan dilaksanakan :

a. Antara bank dengan debitur secara langsung ataub. Dengan melalui notaris

8. Realisasi kreditRealisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan

dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

9. Penyaluran atau penarikan danaAdalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari

pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap.

9. Kredit MacetSetiap bank pasti mengalami masalah kredit macet, bank tidak mungkin

terhindar dari kredit macet. Menurut Sutantio (2006:245), mengemukakan bahwa kemacetan kredit suatu hal yang akan merupakan penyebab kesulitan terhadap bank itu sendiri yaitu berupa kesulitan yang menyangkut tingkat kesehatan bank, karenanya bank wajib menghindarkan diri dari kredit macet. Oleh karena itu kreditur dalam penanganan kredit juga perlu mengetahui tipe debitur. Adapun tipe debitur menurut Sutantio (2006,316:320), yaitu :

1. DictatorCiri-ciri dictator (mengontrol, agresif, tenang, ahli mengorganisasi, goal ari-ented, ulet, kompeten, cerdas, dingin, disiplin), cara menghadapi tipe dictator (opening ceremony singkat, disiplin, tenang, tidak menantang, kuasai per-soalan, waspada atas kharismanya).

2. Jungle Fighter (tukang pukul)Ciri-ciri Jungle Fighter (flamboyant, ulet, cerdas, optimis, suka perang, curang/licik, mau menang sendiri, mengumbar janji, kerja keras, tidak setia). Cara menghadapi Jungle Fighter (persiapan yang matang, tegas, tenang, was-pada/jangan terperangkap, jangan menantang, konsisten).

3. Shooter (bayang-bayang)Ciri-ciri Shooter (mentolerir keadaan, ragu-ragu, pemalas, penjilat, mengelak dari tanggungjawab, menghargai, suka menolong, memperhatikan, janji tidak ditepati, suka harmonis). Cara Menghadapi Shooter (tetapkan goal, jelaskan maksud secara rinci, beri batas waktu, konsisten).

Menurut Muchdasyah (2010:292), guna menekan seminimal mungkin masalah, maka diperlukan penanganan penyelamatan kredit macet dapat ditempuh melalui be-berapa cara, yaitu :

1. Penjadwalan kembali (rescheduling) yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa teng-gang baik meliputi perubahan besarnya angsuran atau tidak.

Page 14: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

14

2. Persyaratan kembali (reconditioning) yaitu perubahan sebagian atau keselu-ruhan syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pemba-yaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya.

3. Penataan kembali (restructuring) yaitu perubahan syarat-syarat kredit menyangkut : penanaman atau penambahan dana bank, konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan.

4. LiquidationLikuidasi adalah penjualan barang-barang yang dijadikan agunan dalam rangka pelunasan utang. Pelaksanaan likuidasi dilakukan terhadap kategori kredit yang menurut bank benar-benar sudah tidak dapat dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah sudah tidak memiliki prospek untuk di kembangkan.

III. METODE PENELITIAN1. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh yang berlokasi di Jln. Muhammad Jam No.1 G-1 H Banda Aceh.

2. Jenis dan Sumber DataDalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data primer dan data sekunder.

a) Data PrimerData primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan yaitu dengan wawancara dan observasi pada bagian yang terkait dalam perusahaan. Penulis melakukan wawancara kepada Loan Service dan pengamatan pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh.

b) Data SekunderMenurut Eddy (2008 : 118 ) data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua atau melalui perantara seperti buku, literatur dan media lainnya yang berkaitan objek yang sedang diteliti. Penulis mengambil data dari website dan buku perpustakaan yang sesuai dengan objek penelitian untuk dijadikan acuan.

Sumber Data:a. Data Eksternal yaitu data yang berasal dari luar perusahaan artinya yang

mengumpulkan atau mempublikasikan data tersebut bukanlah pihak perusahaan yang bersangkutan melainkan organisasi lain. Untuk mendapatkan data eksternal periset dapat mengunjungi berbagai pustaka yang lengkap, in ternet yang perkembangan teknologi dewasa ini telah membuka pintu yang sangat lebar bagi periset untuk mengakses data eksternal dari berbagai sumber tanpa batas.

b. Data internal merupakan data yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan. Data internal yang tersedia dalam perusahaan biasanya berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan yang dicatat secara rutin.

3. Metode Pengumpulan Dataa. Metode Observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat. Kalau pengamatan dilakukan dengan sambil

Page 15: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

15

lalu dan tidak memenuhi prosedur dan aturan yang jelas, tidak bisa di sebut observasi. Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti mengenai kinerja prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh.

b. Metode Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden). Dalam metode ini penulis melakukan wawancara secara langsung terhadap pihak yang terkait terutama pada loan service untuk mendapatkan klarifikasi mengenai prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh.

c. Metode KepustakaanMenurut Mestika (2008 : 3) “Metode Kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yng berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian”.Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber yang telah ada yang sesuai dengan topik pembahasan dan objek yang diteliti.

4. Metode Analisis DataDalam penganalisaan data yang telah diperoleh, maka penulis menggunakan

metode kualitatif dan deskriptif dengan melakukan pengamatan data dimulai dengan memahami dan mempelajari seluruh data yang tersedia.

a. Metode kualitatifMenurut Istijanto (2010 : 38) data kualitatif bersifat tidak terstruktur, sehingga variasi data dari sumbernya mungkin sangat beragam. Penyebabnya adalah para partisipan yang terlibat dalam riset diberi kebebasan dalam mengutarakan pendapat. Kebebasan partisipan dalam menyampaikan pendapat membuat periset mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, data kualitatif cenderung sesuai digunakan dalam riset eksploratori.

b. Metode DeskriptifMenurut Heinz (2008 : 24) penelitian yang berdasarkan pengalaman, apakah pengalaman sendiri ataupun orang lain. Penelitian deskripstif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yamg berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka mela-porkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif untuk menggambarkan secara sistem-atis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.

IV. ANALISA DAN EVALUASI1. Analisa Prosedur Pemberian Kredit Pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang

Banda Aceh.Prosedur merupakan suatu tata kerja pelaksanaan suatu kegiatan yang di-

lakukan secara tahap demi tahap dan menunjukkan jalan atau arah yang ditempuh un-tuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Sedangkan dalam prakteknya PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh, prose-dur pemberian kredit ini dimulai dari debitur mendatangi PT. Bank Panin, Tbk Ca-bang Banda Aceh dan meminta informasi bagaimana cara mengajukan permohonan kredit, informasi tersebut terdiri dari jenis-jenis kredit yang ditawarkan serta syarat-syarat yang harus dipenuhi, atau AO (Account Officer) yang datang langsung men-

Page 16: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

16

gunjungi calon debitur, sistem ini dikenal dengan istilah “jemput bola” disini AO menawarkan kredit kepada calon debitur, sampai pada suatu kesimpulan ditolak atau diberikannya kredit tersebut kepada calon debitur yang bersangkutan.

Prinsip-prinsip pemberian kredit pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh adalah sebagai berikut :

1) Charactera. Sikap konsumen selama interview.b. Kemudahan dalam memberikan data-data dan informasi.c. Hasil cek lingkungan, pola hidup konsumen, dll.d. Bank Indonesia Checking.

2) Capacitya. Dilihat dari penghasilan calon debitur dikurangi dengan biaya hidup/bulan.

Biasanya 70% dari penghasilan bersih.b. Dilihat dari usaha yang dijalankan oleh calon debitur apakah usaha tersebut

mempunyai prospektif yang baik.3) Capital

a. Capital ini hanya berlaku bagi kredit yang diperuntukkan untuk pengembangan usaha rakyat. Biasanya PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh memberikan 70% kredit dari total modal yang diperlukan. Dengan melihat prospek apakah usaha tersebut mempunyai prospektif yang baik.

4) Collaterala. Dilihat dari sertifikat tanah dan bangunan. Taksasi harga jual tanah dan

bangunan ini harus melebihi dari jumlah yang diberikan untuk kredit konsumtif.

5) Condition Of Economya. Suku bunga bank indonesiab. Tingkat Inflasi

Dari prinsip-prinsip penilaian kredit yang dilakukan pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh pada prinsip Kondisi Ekonomi (Condition Of Economy) tidak menilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang hanya meni-lai suku bunga bank Indonesia dan tingkat inflasi saja. Sehingga menyebabkan kredit macet karena tidak menilai untuk masa yang akan datang apakah nasabah mampu membayar angsuran atau tidak. Dan prinsip yang lainnya telah sesuai dengan prinsip yang di utarakan kasmir (2012:95).

Pihak bank dalam melaksanakan pemberian kredit harus merumuskan dan melakukan kebijaksanaan kredit yang sehat. Kebijaksanaan ini dilakukan untuk men-ciptakan kebijaksanaan kredit yang sesungguhnya dan juga untuk meminimalisir re-siko yang terdapat dalam setiap pemberian kredit. Menurut Kasmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

Kebijaksanaan yang diperlukan adalah mengenai jenis dan jumlah kredit yang hendak diberikan oleh bank, kepada siapa diberikannya dan dalam keadaan bagaimana kredit itu diberikan. Kasmir (2007:15). Salah satu kebijaksanaan yang di-lakukan pihak PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh adalah fasilitas kredit. Pelaksanaan pemberian kredit dalam tahap permohonan kredit, permohonan kredit tersebut berbentuk perjanjian baku dimana formulir sudah disediakan oleh pihak bank, dengan demikian calon debitur hanya mengisi bagian yang kosong yang perlu

Page 17: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

17

diisi dengan bantuan dari customer service kemudian ditandatangani oleh pemohon tanpa adanya proses negosiasi syarat-syarat yang ada dalam permohonan tersebut perjanjian pengikatannya pun demikian yaitu surat pengakuan hutang. Apabila dilihat dari bentuk perjanjiannya maka termasuk dalam perjanjian bentuk baku (standard contract) dimana isi atau klausula-klausula dalam perjanjian tersebut telah ditentukan terlebih dahulu oleh pihak bank dan tidak terikat dalam bentuk tertentu.

Perjanjian baku seperti ini tidak mengurangi keabsahan dari perjanjian kredit tersebut. Prinsip kehati-hatian bank (prudential bank) merupakan penentu dalam proses permohonan kredit sehingga berpengaruh terhadap perjanjian kredit yang akan dibuat dengan nasabah sebagai debitur. Salah satu aspek dari prinsip kehati-hatian tersebut yang merupakan bagian analisa permohonan kredit yaitu aspek character. Aspek karakter atau watak dari para calon debitur merupakan salah satu pertimban-gan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kedit. Bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon debitur termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu ,memegang teguh janjinya. Selalu berusaha dan dan bersedia melu-nasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan.

Kemampuan melunasi utang-utangnya dan karakter dari debitur penting demi kelangsungan suatu hubungan. Jangka waktu pengembalian atau pelunasan pinjaman juga merupakan faktor penting perusahaan dalam suatu analisis kredit. Pada saat jangka waktu berakhir, usahawan harus menciptakan reputasi yang baik dan mengu-rangi resiko moral. Karena reputasi perusahaan yang baik akan dipertimbangkan dalam pengadaan pinjaman, bank lebih memilih perusahaan yang memiliki resiko ke-cil dibandingkan dengan yang beresiko tinggi, mengurangi kemungkinan berbagai kesulitan pembayaran kembali dan memelihara nilai asset tetap utuh.

Kebijakan Perkreditan Bank sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR, tanggal 31 maret 1995 ten-tang Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank bagi Bank Umum sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagaiman ditetapkan dalam Pedoman Penyusunan Kebijaksaan Perkreditan Bank, sebagai berikut :

a. Prinsip Kehati-hatian dalam perkreditan.b. Organisasi dan manajemen perkreditan.c. Kebijaksanaan persetujuan kredit.d. Dokumentasi dan administrasi kredit.e. Penyelesaian kredit bermasalah.

Setelah melalui tahapan-tahapan pelaksanaan pemberian kredit usaha rakyat tersebut, maka secara otomatis perjanjian kredit telah lahir setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak debitur dan bank, dimana debitur sudah menerima penyerahan uang atas pinjamannya dari pihak bank. Hal ini sesuai dengan sifat per-janjian itu sendiri yaitu konsensuilobligatoir. Sifat konsensuil dari perjanjian itu ada setelah tercapai kesepakatan diantara pihak bank dengan debitur yang dituangkan dalam bentuk penandatanganan perjanjian kredit itu sendiri, sedangkan sifat obliga-toir terlihat dengan adanya hak dan kewajiban yang timbul karena adanya perjanjian tersebut. Atas lahirnya perjanjian kredit maka secara otomatis lahir pula hubungan hokum antara keduanya yaitu nasabah debitur dan pihak bank sebagai kreditur. Hubungan hukum pada perjanjian itu mengawali adanya hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang berbeda satu sama lainnya. Bagi pihak bank kewajiban yang dimilikinya merupakan hak yang harus diterima oleh debiturnya, begitu pula se-

Page 18: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

18

baliknya. Berikut akan di jelaskan hak dan kewajiban bagi kreditur dan debitur seba-gai berikut :

1. Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh kreditura. Hak kreditur

Hak-hak yang dimiliki oleh pihak kreditur disini ditulis berdasarkan wawan-cara yang dilakukan dengan Account Officer PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh, dimana pihak kreditur berhak menerima pengembalian kredit yang disalurkan kepada debitur, baik dalam bentuk angsuran maupun bentuk lain yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

b. Kewajiban KrediturPT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh sebagai kreditur mempunyai ke-wajiban untuk meyerahkan sejumlah uang yang telah diperjanjikan sebelum-nya sebagai Pinjaman Kredit.

2. Hak dan Kewajiban yang dimiliki oleh Debitura. Hak yang dimiliki Debitur

Pihak debitur berhak menerima sejumlah uang pinjaman dengan waktu yang telah disepakati kedua belah pihak. Jumlah uang pinjaman yang diberikan berdasarkan pada tingkat kelancaran usaha yang dijalankan oleh debitur.

b. Kewajiban yang dimiliki DebiturPihak debitur berkewajiban untuk mengembalikan seluruh pinjaman kredit yang telah dipinjamkan disertai dengan bunga yang telah ditentukan. Selain itu, debitur juga diwajibkan untuk mematuhi semua aturan yang telah dican-tumkan dalam formulir poengajuan permohonan kredit dan atauran-aturan yang telah ditetapan oleh PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh.

2. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kredit MacetPihak kreditur harus lebih teliti dan lengkap dalam meneliti data pemohon atau

crosscheck serta kreditur harus bersikap tegas dan cepat jika ada kredit yang menung-gak dalam arti tidak menutup-nutupi dan segera menindaklanjuti. Sedangkan ter-jadinya tunggakan kredit akibat kesalahan atau dari pihak kreditur kelemahan di-dalam penilaian usaha yang disebabkan antara lain informasi usaha dari pemohon ku-rang crosscheck.

1. Jangka waktu kredit tidak didasarkan atas cash flow yang nyata.2. Frekuensi peninjauan usaha dilapangan kurang memadai disebabkan

banyaknya usaha yang harus diawasi.3. Sistem administrasi beberapa bank pelaksana khususnya ditingkat kantor ca-

bang kurang memadai untuk mengindentifikasi kredit yang menunggak atau melakukan peringatan secara cepat dan tepat kepada debiturnya.

3. Upaya Yang Ditempuh Dalam Penyelesaian Kredit MacetPenyelamatan kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda

Aceh sudah baik yaitu dengan penjadwalan dalam jangka waktu angsuran, besarnya angsuran dan masa tenggang, persyaratan kembali tentang penjadwalan kredit, pe-nataan kembali yaitu penambahan kredit dan konversi tunggakan bunga namun pihak kreditur perlu melakukan penyelesaian kredit yaitu :1. Pendekatan kredit yang bermasalah : mendeteksi adanya kredit bermasalah, tidak

melakukan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara menambah plafond kredit atau tunggakan bunga.

Page 19: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

19

2. Kredit dalam pengawasan khusus : menyusun daftar kolektibilitas kredit.3. Penyelesaian kredit bermasalah yang tidak dapat di tagih :

a. Pengusulan penghapusbukuan kredit kepada direksi dengan mencantumkan alasan penghapusbukuan (daftar nama, agunan dan penjelasan singkat).

b. Penghapusbukuan kredit bersifat rahasia sehingga hanya diketahui oleh bank saja.

c. Penghapusbukuan kredit tidak membatalkan perjanjian sehingga bank masih berhak menagih dan kreditur wajib membayar sampai lunas.

d. Agunan yang diambil alih wajib dilakukan penjualan segera sesuai kesepa-katan dengan debitur.

V. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan memband-ingkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh, maka penulis dapat member kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh setiap pemberian kredit harus berdasarkan surat permohonan secara tertulis yang di tandatangani oleh pemo-hon. Permohonan dituangkan dalam formulir permohonan kredit sesuai standar pada PT. Bank Panin, Tbk. Penanganan pendaftaran permohonan kredit di PT. Bank Panin, Tbk dilakukan oleh ADK, pada tahap ini dimana dokumen per-syaratan kredit yang berupa laporan keuangan nasabah di buat oleh pihak bank secara estimasi berdasarkan hasil wawancara pihak bank dengan nasabah untuk nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk prospek usaha nasabah.

2. Prosedur dan kebijakan pemberian kredit secara garis besar pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh telah diterapkan sesuai dengan Panduan Perkreditan dan Surat Keputusan yang ada.

3. Dari data yang diperoleh PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh dalam pem-berian kreditnya tak lepas dari kredit macet, Adapun faktor-faktornya adalah kegagalan usaha debitur, karakter yang jelek, pindah dan meninggal.

2. SaranDiakhiri penulisan ini didasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh penulis

menyarankan kepada semua pihak yang terlibat dalam struktur organisasi pada PT. Bank Panin, Tbk Cabang Banda Aceh adalah sebagai berikut :

1. Sejauh ini Standar Operasional Prosedur kredit pada PT. Bank Panin, Tbk Ca-bang Banda Aceh sudah berjalan dengan baik, hanya saja pelaksanaannya yang belum maksimal dilakukan sehingga masih ada masalah nasabah yang menung-gak kredit.

2. Untuk menghindari terjadinya kredit macet, maka dalam pemberian kredit tetap harus memberikan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, pembayaran dan prospek usaha debitur berdasarkan prinsip 5C, hal ini karena timbul kredit-kredit bermasalah selain berasal dari nasabah dapat juga berasal dari pihak bank.

3. Manajemen bank memberikan tenggang waktu yang memadai untuk penilaian kelayakan kredit sehingga pelaksanaan analisis penilaian kredit berjalan opti-mal dan analisa 5C dapat terpenuhi dalam pemberian kredit.

Page 20: Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Panin

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, (2005), Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, Malang : UUM Press.

Basuki, Agus, (2007), Manajemen Perbankan, Yogyakarta : BPFE

Frick, Heinz, (2008), Pedoman Karya Ilmiah, Yogyakarta : Kanisius.

Hasibuan S.P. Drs. H. Malayu, (2008), Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

http://www.webmail.panin.co.id/index.php

Kasmir, (2007), Bank dan Lembaga Keungan Lainnya, Jakarta : Rajawali Press.

Kasmir, (2009), Bank dan Lembaga Keungan Lainnya, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Kasmir, (2012), Bank dan Lembaga Keungan Lainnya, Cetakan Kesebelas, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Oei, Istijanto, (2010), Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mengukur Stress, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja & Aspek Kerja Karyawan Lainnya, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, (2006), Credit Manajemen Handbook, Edisi Pertama, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Singungan, Muchdarsyah, (2007), Manajemen Dana Bank, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sinungan, Muchdarsyah, (2010), Strategi Manajemen Bank, Yogyakarta : Rineka Cipta.

SK direksi BI No. 23/68/KEP/DIR – SEBI No. SE 23/12/BPPP, 1991, Penggolongan Kolektibilitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Cadangan Aktiva, Jakarta : Bank Indonesia.

Soegoto, Eddy Soeryanto (2008), Marketing Research The Smart Way To Solve a problem, Panduan Bagi Manajer, Pimpinan Organisasi/Perusahaan, Serta Mahasiswa atau Peneliti, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Supangat, Sunardi, (2009), Analisis Kredit, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sutantio, Retnowulan, (2006), Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Mendar Maju.

Untung, Dr. H. Budi, (2011), Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta : Andi Offset.

Zed, Mestika, (2008), Metode Penelitian Kepustakaan, Cetakan I, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

20