prosedur kerja

9
Judul : Skrinning Fitokimia Dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun Teh- Tehan (Acalypha Siamensis) Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan Prosedur Kerja 1. Persiapan Sampel 2. penentuan kadar air daun teh-tehan (Acalypha siamensis) dipisahkan dari bagian tumbuhan lain mengeringkan daun teh-tehan (Acalypha siamensis) dengan cara di angin- anginkan pada syhu kamar selam 3 minggu menumbuk hasil daun teh-tehan (Acalypha siamensis) yang telah dikeringkan hingga berukuran kecil. mendinginkan cawan porselin yang telah dikeringkan dalam eksikator diperoleh serbuk daun teh-tehan (Acalypha siamensis) cawan porselin dikeringkan pada suhu 105 ◦C selama 3 jam

Upload: cici-p-rahmawati

Post on 24-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bantuan skrinning fitokimia

TRANSCRIPT

Judul : Skrinning Fitokimia Dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun Teh-Tehan (Acalypha Siamensis) Yang Berpotensi Sebagai AntioksidanProsedur Kerja 1. Persiapan Sampel

daun teh-tehan (Acalypha siamensis) dipisahkan dari bagian tumbuhan lain

mengeringkan daun teh-tehan (Acalypha siamensis) dengan cara di angin-anginkan pada syhu kamar selam 3 minggu

menumbuk hasil daun teh-tehan (Acalypha siamensis) yang telah dikeringkan hingga berukuran kecil.

diperoleh serbuk daun teh-tehan (Acalypha siamensis)

2. cawan porselin dikeringkan pada suhu 105 C selama 3 jampenentuan kadar air

mendinginkan cawan porselin yang telah dikeringkan dalam eksikator

menimbang cawan porselin dalam keadaan kosong

memasukkan 3 gr serbuk daun teh-tehan (Acalypha siamensis) ke dalam cawan porselin

cawan porselin yang berisi serbuk daun teh-tehan (Acalypha siamensis) di panaskan pada suhu 105 C selama 3 jam

mendinginkan cawan porselin dalam eksikator

menimbang cawan porselin yang telah didinginkan hingga diperoleh bobot konstan

3. Ekstraksi flavonoid

merendam serbuk daun teh-tehan (Acalypha siamensis) dalam etanol 70 %.

melakukan maserasi selama 24 jam pada suhu kamar

ekstrak yang diperoleh disaring dengan kertas saring

ampas yang diperoleh direndam kembali dengan etanol 70 %.

mengumpulkan filtrat hasil ekstraksi menjadi satu

diperoleh ekstrak yang selanjutnya digunakan untuk uji fitokoimia, uji golongan flavonoid, dan dihitung rendemen

4. uji fitokimiaa. 0.1 gr ekstrak dilarutkan dalam 10 ml CHCl3alkaloid

ditambah 4 tetes NH4OH

menyaring dan memasukkan filtrat ke dalam tabung reaksi tertutup

menambahkan pereaksi Mayer dan Dragendorf (reaksi positif terhadap pereaksi Mayer ditunjukkan dengan terbentuknya warna putih dan reaksi positif terhadapm perekasi Dragendorf ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah jinggaekstrak CHCl3 dalam tabung reaksi di kocok dengan 10 tetes H2SO4 memisahkan lapisan asam kedalam tabung reaksi lain lapisan asam diteteskan pada lempeng tetes

b. saponin

0.1 gr ekstrak dimasukkan ke dalam gelas piala

ditambah 10 ml air panas dan didihkan selama 5 menit

menyaring larutan dan filtrat yang diperoleh digunakan untuk pengujian

filtrat yang diperoleh dimasukkan dalam tabung reaksi tertutup

di kocok selama 10 detik dan didiamkan selam 10 menit (adanya saponin ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang stabil

c. triterpenoid dan steroid

hasilnya di saring dan ditempatkan pada pinggan porselin0.1 gr ekstrak dilarutkan dalam 25 ml etanol panas (50C)

diuapkan sampai kering

residu ditambah eter dan ektrak eter dipindahkan ke dalam lempeng tetes

menambahkan 3 tetes anhidra asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat (warna merah atau ungu menunjukkan kandungan triterpenoid dan warna hijau menunjukkan kandungan steroid)

d. Tanin

0.1 gr ekstrak ditambah 10 ml air panas

didihkan selama 5 menit dan di saring

didihkan selama 5 menit dan di saring

sebagian filtrat ditambah FeCl3 1 % ( hasil posistif ditunjukkan oleh terbentuknya warna hijau kehitaman

e. 0.1 g ekstrak dimasukkan ke dalam gelas piala Flavonoid

Menambahkan 10 ml air panas dan didihkan selama 5 menit

menyaring larutan dan filtrat yang diperoleh digunakan untuk pengujian

Filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Dikocok dengan kuat (hasil posistif ditunjukkan oleh terbentuknya warna merahMenambahkan 0.5 g Mg, 1 ml HCl dan 1 ml amilalkohol

5. 0.5 gr ekstrak dilarutkan dengan 10 ml methanol HCl 1 N (1:1) Uji golongan flavonoid

Dipanaskan dalam labu erlenmeyer pada suhu 95 C selama 1 jam

Didinginkan dan disaring

Filtrat yang diperoleh diekstraksi dengan etilasetat.

Fase asam dipanaskan lagi menjadi lebih pekat

a. 1 ml ekstrak etilasetat ditambah 3 tetes CH3COONa dan diamatiAntosianidin 1.

Ditambah lagi 3 tetes FeCl3 dan diamati ( antosianidin dengan CH3COONa memberikan warna merah hingga ungu dan bila ditambah FeCl3 menjadi warna biru. Antosianidin dengan CH3COONa memberikan warna biru muda bila ditambah FeCl3 menjadi warna tetap biru

2. 1 ml ekstrak etilasetat ditambah 3 tetes Na2CO3 dan diamati

Antosianidin memberikan warna ungu, biru atau hijau

b. 1 ml ekstrak etilasetat ditambah 3 tetes CH3COOPb dan diamati Flavonoid lain 1.

Flavon memberikan warna jingga hingga krem, kalkon memberikan warna jingga tua, dan auron memberikana warna merah 1 ml ekstrak etilasetat ditambah 3 tetes NaOH 0.1 N dan diamati

2.

Flavonol dan flavon memberikan warna kuning sedangkan kalkon dan auron memberikan warna merah hingga ungu.

3. Flavonol dan flavon memberikan warna kuning sedangkan kalkon dan auron memberikan warna krem hingga merah tua. 1 ml ekstrak etilasetat ditambah 3 tetes H2SO4 pekat dan diamati

6. Uji aktivitas antioksidan

Membuat ekstrak pekat dengan konsentrasi 10,30,50,70 ppm, masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi

4.5 ml ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambah 1.5 ml larutan DPPH 0.1 mM dalam etanol

Larutan diinkubasi pada suhu 37 C selama 30 menit

Mengukur absorbansi pada panjang gelombang 515.4 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

Membuat larutan BHT ( Butil Hidroksi Toluena ) dengan konsentrasi 2,4,6,8 ppm digunakan sebagai control positif.

Menghitung nilai IC50 masing-masing dengan menggunakan rumus persamaan regresi