proposal.docx

8
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana yang dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (Depkes RI, 2009). Pembangunan di bidang kesehatan menginginkan masyarakat sehat menyeluruh. Untuk mewujudkan sehatnya seluruh masyarakat tersebut ditetapkan misi pembangunan kesehatan yang salah satunya adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004). Salah satu pelayanan kesehatan dilakukan melalui upaya preventif yang merupakan prioritas utama dalam melaksanakan sistem kesehatan nasional (SKN). Imunisasi

Upload: sofinal-eightson

Post on 14-Apr-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa

kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana yang

dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (Depkes RI,

2009).

Pembangunan di bidang kesehatan menginginkan masyarakat sehat menyeluruh.

Untuk mewujudkan sehatnya seluruh masyarakat tersebut ditetapkan misi

pembangunan kesehatan yang salah satunya adalah menjamin tersedianya pelayanan

kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004).

Salah satu pelayanan kesehatan dilakukan melalui upaya preventif yang

merupakan prioritas utama dalam melaksanakan sistem kesehatan nasional (SKN).

Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan dalam upaya preventif yang

sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita (Ranuh,

2001).

Sesuai dengan program pemerintah tentang Program Pengembangan Imunisasi

(PPI), maka setiap anak Indonesia harus mendapatkan imunisasai dasar sebagai

perlindungan terhadap 7 jenis penyakit utama, yaitu penyakit tuberkulosis dengan

1

Page 2: Proposal.docx

2

pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG), penyakit difteria, tetanus dan

pertusis (batuk rejan) dengan imunisasi DPT, penyakit poliomyelitis dengan

imunisasi polio, penyakit campak dengan imunisasi campak dan penyakit hepatitis B

dengan imunisasi hepatitis B. Imunisasi adalah upaya pencegahan primer yang sangat

efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka

kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang

ditimbulkannya pun akan berkurang (WHO, 2007).

Salah satu tujuan program ini adalah tercapainya cakupan seluas dan sebanyak

mungkin. Kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi harus tetap terjaga,

sebab bila tidak dapat mengakibatkan turunnya angka cakupan imunisasi. Perlu

ditekankan bahwa pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberikan

pencegahan terhadap anak tersebut tetapi akan memberikan dampak yang jauh lebih

luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan adanya

peningkatan tingkat imunitas secara umum di masyarakat. Oleh karena itu pandangan

serta sikap setiap dokter atau orang tua sangat penting untuk dipahami tentang arti

imunisasi. Beberapa studi menemukan bahwa usia ibu, pendidikan, dan status sosial

ekonomi berhubungan dengan cakupan imunisasi dan opini orang tua tentang vaksin

berhubungan dengan status imunisasi anak mereka (Klein,M, 2007).

Indikator program imunisasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian

Indonesia Sehat adalah persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization

Page 3: Proposal.docx

3

(UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap 100 % secara merata pada bayi di 100%

desa/kelurahan pada tahun 2010 (Depkes RI, 2010).

Data Riskesdas 2012 menunjukkan persentase cakupan imunisasi BCG sebesar

92,02 %, imunisasi DPT 87,83 %, imunisasi polio 100%,, imunisasi campak 88,19 %

dan imunisasi Hepatitis B 75,55 %. Hasil ini menunjukkan belum sepenuhnya

imunisasi dasar diberikan secara lengkap.

Program imunisasi di puskesmas dilaksanakan baik melalui program rutin

maupun program tambahan untuk Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi (PD3I) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B

(HB), dan Campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang

terdiri dari Hepatitis B-O Uniject satu kali, BCG satu kali, Dipteri Pertusis Tetanus

(DPT) tiga kali, Polio empat kali, Hepaitis B (HB) tiga kali, dan Campak satu kali

(Depkes RI, 2010).

Di Propinsi Sumatera Selatan cakupan imunisasi dasar pada tahun 2009

sebesar 79.000 sedangkan tahun 2010 sebesar 88.000, tahun 2011 cakupan

imunisasi dasar sebesar 92.000 dan pada tahun 2012 cakupan imunisasi sebesar

102.000 meningkat setiap tahunnya (Profil Dinkes Provinsi, 2009-2012)

Berdasarkan data cakupan imunisasi dasar di wilayah Puskesmas Padang

Tepong tahun 2011 cakupan imunisasi dasar dari 94 jumlah target imunisasi BCG

hanya tercapai 89 orang, imunisasi DPT 1 tercapai 87 orang, Polio tercapai 84 orang,

Hepatitis B 0 hanya tercapai 84 orang. Sedangkan tahun 2012 jumlah target cakupan

Page 4: Proposal.docx

4

imunisasi sebesar 74 bayi, DPT tercapai 64 orang, BCG tercapai 67 orang, Polio

tercapai 70 orang, sedangkan Hepatitis B0 hanya tercapai 11 orang. Sedangkan tahun

2013 target cakupan imunisasi berjumlah 102 bayi, Imunisasi BCG tercapai 98 orang,

DPT 101 orang, Polio 98 orang dan Hepatitis B 0 hanya 99 orang. Pada tahun 2014

jumlah bayi 89 orang dengan target imunisasi BCG tercapai 83 orang, Polio 88 orang,

DPT 88 orang dan Hepatitis B0 hanya 52 orang. Hal ini menunjukkan cakupan

imunisasi dasar lengkap pada tahun 2014 sudah meningkat tetapi peningkatan

tersebut masih sangat rendah dan masih jauh dari target standar pencapaian imunisasi

yakni sebesar 90% setiap tahunnya (Profil Puskesmas Padang Tepong 2005 - 2014).

Sedangkan angka kejadian penyakit akibat tidak di imunisasi yaitu penyakit campak

3 kasus (1,4%), polio 3 kasus (1,2%) dan hepatitis B 6 kasus (2,7%).

Faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu faktor predisposisi (predisposing

factor) adalah pengetahuan, kepercayaan dan sikap. Faktor pendukung (enabling

factor) adalah lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana

kesehatan. Faktor pendorong (reinforcing factor) adalah sikap dan perilaku petugas

kesehatan (Notoadmojo, 2003).

Penyebaran masalah kesehatan berbeda untuk setiap individu, kelompok dan

masyarakat. Menurut penelitian Azwar (1999) salah satu faktor yang menentukan

terjadinya masalah kesehatan dimasyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik.

Yang termasuk dalam karakteristik manusia adalah umur, pendidikan, pekerjaan,

status sosial ekonomi. Sedangkan dari segi tempat disebutkan penyebaran masalah

Page 5: Proposal.docx

5

kesehatan dipengaruhi oleh keadaan geografis, keadaan penduduk dan keadaan

pelayanan kesehatan. Selanjutnya penyebaran masalah kesehatan menurut waktu

dipengaruhi oleh kecepatan perjalanan penyakit dan lama terjangkitnya suatu

penyakit. Begitu juga hal nya dalam masalah status imunisasi dasar bayi juga

dipengaruhi oleh karakteristik ibu.

Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dari 5 orang ibu yang memiliki bayi

9-12 bulan diketahui faktor penyebab dari tidak lengkapnya anak diimunisasi yaitu

karena faktor pengetahuan sebanyak 3 orang (60%), faktor pekerjaan dan faktor

sosial ekonomi sebanyak 2 orang (40%).

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sosial ekonomi dengan Kelengkapan

Pemberian Imunisasi Dasar Di Puskesmas Padang Tepong Kab. Empat Lawang”