proposal.docx

25
1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang  Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. 1  Tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi. 2  Indonesia adalah negara yang dikategorikan sebagai negara  berkembang. Sejak merdeka pada tahun 1945 Indonesia bertahap melakukan pembangunan nasional dan memperluas kerjasama dengan  pihak asing dalam berbagai bidang untuk kemajuan negara. Berdasarkan pendapatan perkapitanya, ada 4 macam negara, yaitu sebagai berikut. 3  1.  Negara berpendapatan rendah, yakni negara yang memiliki  pendapatan per kapit a kurang dari US$ 675. 2.  Negara berpendapatan menengah bawah, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita antara US$ 675    2.695. 3.  Negara berpendapatan menengah ke atas, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita antara US$ 2.696    8.335. 1    Statistics | Human Development Reports (HDR) | United Nations Development  Programme (UNDP) , http://hdr.undp.org/en/data diakses tanggal 4 Mei 2014. 2  Sullivan, Arthur; Steven M. Sh effrin (2003).  Economics: Principles in Action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. hlm. 471.  ISBN 0-13-063085- 3. 3  "How We Classify Countries",  http://data.worldbank.org/about/country-classifications diakses tangga; 4 Mei 2014.

Upload: nabillah-sariekide

Post on 15-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

22

BAB. IPENDAHULUANA. Latar BelakangNegara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah.[footnoteRef:2] Tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi.[footnoteRef:3] Indonesia adalah negara yang dikategorikan sebagai negara berkembang. Sejak merdeka pada tahun 1945 Indonesia bertahap melakukan pembangunan nasional dan memperluas kerjasama dengan pihak asing dalam berbagai bidang untuk kemajuan negara. Berdasarkan pendapatan perkapitanya, ada 4 macam negara, yaitu sebagai berikut.[footnoteRef:4] [2: Statistics | Human Development Reports (HDR) | United Nations Development Programme (UNDP), http://hdr.undp.org/en/data diakses tanggal 4 Mei 2014.] [3: Sullivan, Arthur; Steven M. Sheffrin (2003).Economics: Principles in Action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. hlm.471.ISBN0-13-063085-3.] [4: "How We Classify Countries", http://data.worldbank.org/about/country-classifications diakses tangga; 4 Mei 2014.]

1. Negara berpendapatan rendah, yakni negara yang memiliki pendapatan per kapita kurang dari US$ 675.2. Negara berpendapatan menengah bawah, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita antara US$ 675 2.695.3. Negara berpendapatan menengah ke atas, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita antara US$ 2.696 8.335.4. Negara berpendapatan tinggi, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita lebih dari US$ 8.336.Secara umum,yang dimaksud negara berkembang ialah negara yang bidang perekonomian dan tingkat kehidupan masyarakatnya masih berada dalam tahap perkembangan. Indonesia yang digolongkan dalam kategori negara berkembang tentunya berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pembangunan negara dalam berbagai sektor. Salah satunya adalah peningkatan pembangunan di bidang industrialisasi yang nantinya juga akan menyerap banyak tenaga kerja. Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan beberapa faktor yang menunjang seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Dari ketiga faktor tersebut, faktor tenaga kerja merupakan peranan yang tidak kalah pentingnya dibanding faktor penunjang lainnya. Hal ini didukung oleh jumlah penduduk yang sangat besar, merupakan salah satu modal yang sangat penting. Mengingat faktor tenaga kerja dalam proses pembangunan ini harus diperhatikan, oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk membina, mengarahkan serta perlindungan bagi tenaga kerja untuk menciptakan kesejahteraan yang berkaitan dengan yang dilakukannya.Pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber daya manusia. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa : Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Yang dimaksud dengan pekerjaan dan penghidupan yang layak adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi selamat dan sehat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pekerja mungkin saja mendapat kecelakaan atau penyakit yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dilakukannya baik dalam proses bekerja ataupun merupakan efek dari proses bekerja. International labour Organization (ILO) pada tahun 1981 memutuskan konvensi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja yang isinya menetapkan bagi negara-negara peserta untuk membuat kebijakan nasional berupa undang-undang atau aturan hukum lain yang dapat mengikat perusahaan untuk menerapkan aturan yang mencegah kecelakaan dan cedera pada kesehatan yang timbul dari, terkait dengan atau terjadi pada saat bekerja, dengan meminimalkan penyebab potensi bahaya yang melekat dalam lingkungan kerja, sejauh hal tersebut layak diterapkan.[footnoteRef:5] Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja. Tingginya tingkat kecelakaan kerja tidak hanya akan berakibat pada pribadi pekerja namun juga pada peruhaan yang memperkerjakan, tentunya hal semacam ini perlu menjadi perhatian tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga masyarakat untuk membela hak para pekerja tersebut. Secara global pada tahun 2011 ILO memperkirakan sekitar 337 juta kecelakaan kerja terjadi tiap tahunnya yang mengakibatkan sekitar 2,3 juta pekerja kehilangan nyawa. Sementara itu data PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) memperlihatkan bahwa sekitar 0,7 persen pekerja Indonesia mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian nasional mencapai Rp 50 triliun.[footnoteRef:6] Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. [5: Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, http://www.ilo.org/safework/info/standards-and-instruments/WCMS_172714/lang--en/index.htm diakses tanggal 8 Mei 2014.] [6: Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia : Mencegah Kecelakaan Kerja Melalui Manajemen Risiko K3 ,http://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_155174/lang--en/index.htm diakses tanggal 8 Mei 2014.]

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa angka kecelakaan kerja masih sangat tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melalui mandat regulasinya mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Namun, untuk mewujudkan manajemen keselamatan kerja ini diperlukan aturam hukum pelaksananya yaitu PERMENAKER No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwasanya kecelakaan/ insiden dalam pekerjaan dapat terjadi sewaktu-waktu. Akibat dari kecelakaan tersebut dapat menyebabkan cedera/luka, gangguan proses pekerjaan akibat tingkat absensi yang menurunkan produktivitas sehingga menurunnya kinerja karyawan. Dari Latar Belakang Tersebut, Penulis Tertarik Untuk Melakukan Penelitian Dengan Judul Penerapan Norma-Norma Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Upaya Mencegah Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja, Di Hubungkan Dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Junto Permenaker No.5 Tahun 1996 Tentang Manajemen K-3.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah keefektivitasan penerapan sistem manajemen K3 dikawasan industri Kota Bandung khususnya PT. Sanbe Farma Indonesia?2. Bagaimanakah perlindungan hukum pekerja yang mendapatkan kecelakaan kerja atau akibat lain yang ditimbulkan dalam proses bekerja?

C. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan manajemen k3 sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 jo. PERMENAKER No. 5 Tahun 1996 diterapkan dalam perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah sekitar Bandung.2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat perlindungan hukum ketenagakerjaan terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja ataupun lerugian lain yang ditimbulkan akibat bekerja.

D. Manfaat PenelitianPeniliti berharap penelitian ini memiliki manfaat praktis maupun manfaat akademis bagi segenap civitas academica maupun masyarakat umum yang berminat terhadap masalah-masalah ketenagakerjaan khususnya di bidang penerapan sistem manajemen keselematan dan kesehatan kerja para pekerja :1. Manfaat Teoritisa. Agar menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang penguasaaan tentang hukum ketenagakerjaan dan ilmu perdata.b. Agar mengetahui bagaimana klasifikasi manajerial keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dalam sebuah perusahaan.c. Agar mengetahui bagaimana hukum ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia mengatur tentang hak dan kewajiban dari perusahaan terhadap pekerjanya.d. Agar dapat menerapkan pengetahuan tentang hukum perdata dan ketenagakerjaan yang diperoleh selama masa perkuliahan.1. Manfaat Praktisa. Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum perdata dan ketenagakerjaan di Indonesia.b. Dapat menjadi informasi bagi perusahaan untuk menerapkan sistem jaminan dan managerial keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan hukum positif yang berlaku di Indonesia.c. Menjadi bahan referensi bagi pembaca, baik mahasiswa, maupun dosen ataupun masyarakat umum sehubungan dengan hukum ketenagakerjaan.E. Kerangka PemikiranHukum perburuhan atau ketenagakerjaan (Labour Law) adalah bagian dari hukum berkenaan dengan pengaturan hubungan perburuhan baik bersifat perseorangan maupun kolektif. Secara tradisional, hukum perburuhan terfokus pada mereka (buruh) yang melakukan pekerjaan dalam suatu hubungan subordinatif (dengan pengusaha/majikan). Disiplin hukum ini mencakup persoalan-persoalan seperti pengaturan hukum atau kesepakatan kerja, hak dan kewajiban bertimbal-balik dari buruh/pekerja dan majikan, penetapan upah, jaminan kerja, kesehatan dan keamanan kerja dalam lingkungan kerja, non-diskriminasi, kesepakatan kerja bersama/kolektif, peran-serta pekerja, hak mogok, jaminan pendapatan/penghasilan dan penyelenggaraan jaminan kesejahteraan bagi pekerja dan keluarga mereka.[footnoteRef:7] [7: Agusmidah,dkk, Bab-Bab tentang Hukum Perburuhan Indonesia, Pustakan Larasan, Jakarta, 2012, hlm 1.]

Hukum ketenagakerjaan merupakan istilah yang sulit untuk ditemui kesepakatan mengenai definisinya. Ada berbagai pendapat yang masing-masingnya memiliki pandangan berbeda mengenai apa itu hukum ketenagakerjaan. Definisi Hukum ketenagakerjaan menurut para ahli, antara lain :[footnoteRef:8] [8: Sedjun H. Manulang, Pokok-Pokok Ketenagakerjaan Indonesia, Penebit Rineka Cipta, Jakarta, 1987, hlm 2.]

1. Menurut Moleenar, bahwa Hukum Ketenagakerjaan adalah sebagian dari hukum yang berlaku pada pokoknya mengatur hubungan antara tenaga kerja dengan pengusaha. 2. Menurut Mr. G. Lavenbach, bahwa Hukum Ketenagakerjaan adalah hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja, dimana pekerjaan itu, dilakukan dibawah pimpinan dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja itu. 3. Menurut Mr. N.E.H. Van Esveld, bahwa Hukum Ketenagakerjaan adalah tidak hanya meliputi hubungan kerja dimana pekerjaan itu dibawah pimpinan, tetapi meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang melakukan pekerjaan atas tanggungjawab resiko sendiri. 4. Menurut Mr. Mok, bahwa Hukum Ketenagakerjaan adalah hukum yang berkenaan dengan pekerjaan yang dilakukan dibawah pimpinan orang lain dan dengan penghidupan yang layak langsung bergantung pada pekerjaan itu.Sedangkan pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Tenaga Kerja adalah Tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaannya baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk mengetahui kebutuhan masyarakat. Sebelum menjadi pekerja tentunya harus ada kesepakatan antara pihak perusahaan yang memperkerjakan dengan pekerja baik mengenai upah, tanggung jawab pekerjaan, dll dan kesepakatan itu dibuat dalam suatu kontrak perjanjian kerja. Hukum positif Indonesia mengatur tentang perlunya kontrak kerja untuk menjamin hak-hak dan kewajiban-kewajiban baik perusahaan maupun pekerja. Definisi perjanjian kerja menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perjanjian kerja harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak yang membuatnya. Namun, perjanjian kerja pun dapat diakhiri bilamana:1. Pekerja meninggal dunia;2. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;3. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.Berakhirnya perjanjian kerja sebagaimana tersebut di atas diatur dalam Pasal 61 ayat (1) UU Ketenagakerjaan.Prof. Iman Soepomo dalam bukunya Pengantar Hukum Perburuhan membagi hukum perburuhan menjadi lima bidang sebagai berikut.a.Bidang pengerahan dan penempatan tenaga kerja.b.Bidang hubungan kerja.c.Bidang kesehatan kerja.d.Bidang keselamatan/keamanan kerja.e.Bidang jaminan sosial.Kelima bidang yang dikenal sebagai sistematika pancawarna tersebut didasarkan pada pembagian materi perundang-undangan yang mengatur mengenai perburuhan.[footnoteRef:9] [9: Helena Poerwanto dan Syaifullah,Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hal. 18.]

Seorang tenaga kerja tidak hanya memiliki kewajiban yang menjadi tugasnya pada perusahaan melainkan juga mendapatkan haknya. Selain upah yang dijanjikan dalam kontrak, pekerja juga berhak mendapatkan jaminan sosial keselamatan dan kesehatan kerja. Jaminan bahwa jika terjadi sesuatu hal di luar keinginan baik perusahaan maupun pekerja yang terjadi dalam proses bekerja ataupun akibat dari hal tersebut yang mengakibatkan kerugian pada tubuh ataupun psikis pekerja.Ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjangkeberhasilan pembangunan. Tenaga Kerja merupakan salah satu subyekpembangunan yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam prosesproduksi barang dan jasa, disamping itu juga merupakan pihak yang ikutmenikmati hasil pembangunan. Pembangunan nasional yang terus berlangsungselama ini telah memperluas kesempatan kerja dan memberikan penghasilanuntuk memenuhi kebutuhan hidup bagi tenaga kerja. Namun kemampuanbekerja dan penghasilan tersebut dapat berkurang atau hilang karena berbagairesiko yang dialami oleh tenaga kerja, yaitu kecelakaan, cacat, sakit, hari tuadan meninggal dunia.Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.[footnoteRef:10] Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. [10: Syaaf, 2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, http://syaaf.wordpress.com/2007/03/27/k3-kesehatan-keselamatan-kerja. diakses tanggal 8 Mei 2014.]

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.[footnoteRef:11] Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar : Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.[footnoteRef:12] [11: Sumamur,Keselamatan Kerja dan Pencegah Kecelakaan,CV Haji Masagung,Jakarta,1993,hlm 1.] [12: Ibid, hlm 4.]

Untuk menjamin terlaksananya program sistem managerial K3 ini diperlukan adanya pengawasan lagsung dari pihak yang berwenang dan perlindungan hukum terhadap pekerja. Perlindungan hukum menurut Harsono mempunyai makna sebagai perlindungan dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang diberikan oleh hukum, ditujukan kepada perlindungan terhadap kepentingan- kepentingan tertentu yaitu dengan cara menjadikan kepentingan yang perlu dilindungi tersebut ke dalam sebuah hak hukum.[footnoteRef:13] [13: Harjono, Perlindungan Hukum Ketenagakerjaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2008, hlm 85.]

Prestasi KerjaKondisi KerjaOperasionalKebijakan ManajemenProgram Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya menuju pencapaian keselamatan optimal yang memungkinkan meminimalkan terjadinya kecelakaan. Menurut Muljono bahwa tujuan dan sasaran manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.[footnoteRef:14] Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) membutuhkan satu asas tersendiri sebagaimana digambarkan dibawah ini:[footnoteRef:15] [14: J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Edisi Revisi. Prenada Media, 2004, Jakarta, hlm 26.] [15: Uber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, PT. Refika Aditama, Jakarta, 2009, hlm 29.]

Kecelakaan :FatalLuka-lukaPerbuatan yg tidak selamatKondisi yg tidak selamatPrestasi kerjaKondisi kerja Gambar 2. Kaitan antara K3 dengan Kinerja Karyawan.Berdasarkan penjelasan dan gambar diatas dapat di katakan bahwasanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak hanya bertujuan mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja tapi juga memiliki visi dan misi jauh ke depan yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja yang sehat, selamat, produktif, serta sejahtera dan memiliki kinerja yang optimal.Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya: faktor nasib dari para karyawan, Faktor lingkungan fisik pada karyawan, seperti mesin, gedung, ruangan, peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produksi yang dikelola dalam perusahaan.Berkaitan dengan implementasi Kesehatan dan keselamatn Kerja (K3) dalam lingkungan perusahaan, upaya yang dilakukan pihak pemerintah sebagai pembentuk regulasi adalah mewujudkan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Kepesertaan program Jamsostek bagi pekerja/buruh bersifat wajib sekaligus merupakan hak yang harus dipenuhi oleh pemberi kerja bagi para pekerjanya. Komponen yang termasuk dalam program ini terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), serta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).Pembiayaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ditanggung oleh perusahaan dan tenaga kerja sesuai dengan jumlah yang tidak memberatkan beban keuangan kedua belah pihak. Pembiayaan jaminan kecelakaan kerja ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan, karena kecelakaan dan penyakit yang timbul dalam hubungan kerja merupakan tanggung jawab penuh dari pemberi kerja. Pembiayaan Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan juga menjadi tanggung jawab pengusaha yang harus bertanggung jawab atas kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Sedangkan pembiayaan Jaminan Hari Tua ditanggung bersama oleh pengusaha dan tenaga kerja karena merupakan penghargaan dari perusahaan kepada tenaga kerjanya yang telah bertahun-tahun bekerja dan sekaligus merupakan tanggung jawab tenaga kerja untuk hari tuanya sendiri.

F. Metode Penelitian1. Metode PendekatanDalam penulisan karya tulis ini akan digunakan pendekatan Yuridis Normatif, atau penelitian hukum kepustakaan yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.[footnoteRef:16] Penelitian hukum normatif atau kepustakaan tersebut mencakup:[footnoteRef:17] [16: Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, hlm. 13-14] [17: Ibid, hal. 14]

a. Penelitian terhadap asas-asas hukum.b. Penelitian terhadap sistematika hukum.c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal.d. Perbandingan hukum.e. Sejarah hukum.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak.

3. Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan di PT. Sanbe Farma Indonesia, Kota Bandung, hal ini dilatar belakangi karena perusahaan ini merupakan suatu perusahaan yang cukup besar, dan memiliki resiko kerja yang tinggi sehingga tentunya masalah-masalah yang dihadapi cukup banyak. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dibatasi hanya meneliti mengenai pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

4. Sumber DataData yang diperlukan:a. Data PrimerMerupakan keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung dari lapangan.b. Data SekunderMerupakan data yang mendukung sumber data primer berupa data dari buku-buku, literatur, peraturan-peraturan dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini.5.Metode Pengumpulan Dataa. ObservasiMerupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap tempat yang dijadikan obyek penelitian yaitu PT. Sanbe farma Indonesia, Kota Bandung.b. WawancaraDalam metode ini penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan responden atau pihakpihak dari PT. Sanbe Farma Indonesia dan dari Dinas Tenaga Kerja.c. Studi pustakaStudi pustaka adalah pengumpulan data yang dilakukan secara studi kepustakaan dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.6.Metode analisis dataAnalisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis data secara kualitatif, yaitu Segala sesuatu yang dinyatakan responden, baik secara tertulis maupun lesan serta perilaku nyata yang dipelajari dan diteliti sebagai sesuatu yang utuh.Pengunaan metode analisis kualitatif dalam penelitian adalah dengan cara membahas pokok permasalan berdasarkan data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan maupun dari hasil penelitian di lapangan yang kemudian dianalisa secara kualitatif untuk pemecahan.

G. Sistematika PenulisanSistematika penulisan laporan ini dibagi menjadi beberapa bab, seperti berikut ini :BAB I : PENDAHULUANBab ini memuat tentang Latar Belakang Permasalahan yang menguraikan hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dibuatnya tulisan ini. Dalam bab ini juga dapat dibaca Pokok Permasalahan, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.BAB II : LANDASAN TEORIBab ini akan diuraikan pengertian SDM dan fungsi operasional SDM, Jamsostek, Produktivitas Kerja, Pengertian program kesehatan, Faktor-faktor yang mempengaruhi program kesehatan, Usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja, Penyebab kecelakaan, Faktor-faktor yang mempengaruhi Program kesehatan mental, Pengertian keselamatan kerja, Tujuan keselamatan kerja, Usaha perlindungan keselamatan kerja, Pengaturan menegnai kesehatan dan keselamatan kerja (K3), Pengertian produktivitas.BAB III : PENDATAAN KASUS KECELAKAAN KERJA DI PT SANBE FARMA INDONESIABab ini akan membahas mengenai Profil PT Sanbe farma Indonesia yang memuat mengenai Sejarah PT Sanbe farma Indonesia, Kondisi Perusahaan, produk yang dihasilkan perusahaan, manajemen pegawai, perlindungan K3 dalam perusahaan, asuransi untuk pekerja, kasus yang terjadi berkaitan dengan penerapan K3, penanganan kasus, ganti rugi perusahaan.BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASANBab ini berisi tentang pengujian dan hasil analisis data, pembuktian hipotesis, pembahasan hasil analisis, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam perumusan masalah.BAB V : KESIMPULAN DAN SARANJawaban atas rumusan masalah disertai pendapat penulis untuk nmewujudkan perubahan yang lebih baik mengenai kasus keselamatan dan kesehatan kerja bagi perusahaan-perusahaan lain.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKUAgusmidah,dkk, Bab-Bab tentang Hukum Perburuhan Indonesia, Pustakan Larasan, Jakarta, 2012.Harjono, Perlindungan Hukum Ketenagakerjaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2008.Helena Poerwanto dan Syaifullah,Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,Jakarta,2005.J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Edisi Revisi. Prenada Media, 2004, Jakarta.Manulang. H Sedjun, Pokok-Pokok Ketenagakerjaan Indonesia, Penebit Rineka Cipta, Jakarta, 1987.Silalahi Uber, Metode Penelitian Sosial, PT. Refika Aditama, Jakarta, 2009.Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.Sumamur,Keselamatan Kerja dan Pencegah Kecelakaan,CV Haji Masagung,Jakarta,1993.

JURNALSullivan, Arthur; Steven M. Sheffrin (2003).Economics: Principles in Action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. hlm.471.ISBN0-13-063085-3.PERATURAN HUKUMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Internasional Konvensi tentang Keselamatan dan Kesehatan 1981Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang KetenagakerjaanUndang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan KerjaPERMENAKER No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

SUMBER-SUMBER LAIN"How We Classify Countries", http://data.worldbank.org/about/country-classificationsHari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia : Mencegah Kecelakaan Kerja Melalui Manajemen Risiko K3 ,http://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_155174/lang--en/index.htmKonvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, http://www.ilo.org/safework/info/standards-and-instruments/WCMS_172714/lang--en/index.htmStatistics | Human Development Reports (HDR) | United Nations Development Programme (UNDP), http://hdr.undp.org/en/dataSyaaf, 2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, http://syaaf.wordpress.com/2007/03/27/k3-kesehatan-keselamatan-kerja.