proposal usulan kegiatan tahun anggaran 2012...

23
PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL RPTP : PERAKITAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS AMPAS SAGU UNTUK MENINGKATKAN KECERNAAN, EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN 20-30% DAN LAJU PERTUMBUHAN SEBESAR 75-100 GRAM/HARI PADA TERNAK KAMBING I. KETERANGAN UMUM 1. PROGRAM IPTEK (Sektor 16): 1.01 X 1.02 Gen 1.02 Kom 2.01 2.02 3.01 3.02 2. NOMOR PUNAS RISTEK: 3. NAMA LEMBAGA : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4. NAMA UNIT ORGANISASI : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 5. NAMA : DIPA LOKA Kambing Potong Sungei Putih 6. NOMOR KODE DIPA : 7. POSISI KEGIATAN DALAM DIPA : Proyek Bagian Proyek Tolok Ukur Lainnya ........................................................ 8. ALAMAT DAN KODE POS : Jl. Raya Pajajaran Kav E 59 Bogor 16151 9. NOMOR TELEPON : (0251) 322185, 328383, 322138 10. NOMOR FAX : (0251) 328382, 380588 X 0 1 0 3 0 1 0 3

Upload: doannhu

Post on 09-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

PROPOSAL USULAN KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN 2012

JUDUL RPTP :

PERAKITAN PAKAN KOMPLIT BERBASIS AMPAS SAGU UNTUK

MENINGKATKAN KECERNAAN, EFISIENSI PENGGUNAAN

PAKAN 20-30% DAN LAJU PERTUMBUHAN

SEBESAR 75-100 GRAM/HARI PADA TERNAK KAMBING

I. KETERANGAN UMUM

1. PROGRAM IPTEK (Sektor 16):

1.01

X

1.02

Gen

1.02

Kom

2.01 2.02 3.01 3.02

2. NOMOR PUNAS RISTEK:

3. NAMA LEMBAGA : Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian

4. NAMA UNIT ORGANISASI : Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan

5. NAMA : DIPA LOKA Kambing Potong Sungei

Putih

6. NOMOR KODE DIPA :

7. POSISI KEGIATAN DALAM DIPA :

Proyek Bagian Proyek Tolok Ukur

Lainnya ........................................................

8. ALAMAT DAN KODE POS : Jl. Raya Pajajaran Kav E 59 Bogor 16151

9. NOMOR TELEPON : (0251) 322185, 328383, 322138

10. NOMOR FAX : (0251) 328382, 380588

X

0 1 0 3 0 1 0 3

Page 2: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

2

II. DATA USULAN KEGIATAN

1. SIFAT USULAN KEGIATAN : Lanjutan Baru

2. TAHUN AWAL KEGIATAN DALAM PELITA VII : 2010

3. JENIS KEGIATAN/PENELITIAN : Laboratorium Lapangan x

4. PENELITI/PENANGGUNG JAWAB : Ir. Kiston Simanihuruk, M.Si.

5. PERSONALIA

Peneliti/Pelaksana : 0 3 21 Orang Bulan

Teknisi/pembantu pelaksana : 0 3 9 Orang Bulan

6. BIAYA KEGIATAN

SUMBER DANA 2012 JUMLAH

Rp. Murni 120.500.000 120.500.000

BLN

Jumlah 120.500.000 120.500.000

MENYETUJUI Medan, Januari 2012

LOKA PENELITIAN PENELITI UTAMA/

KEPALA KAMBING POTONG PENANGGUNG JAWAB

Dr. Ir. Aron Batubara, M.Sc. Ir. Kiston Simanihuruk, M.Si.

NIP. 19680522 199503 1 002 NIP. 19650323 1993031001

MENGETAHUI:

KEPALA PUSAT PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Dr. Bess Tiesnamurti

NIP. 19570524 198303 2 001

X

x

Page 3: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

3

III. ISI PROPOSAL

1. ABSTRAK

Hijauan yang merupakan sumber pakan utama ternak ruminansia di

Indonesia kebanyakan bermutu rendah yang dicirikan tinggi serat kasar, rendah

protein, energi dan mineral. Sementara itu penanaman tanaman pakan ternak

(rumput dan leguminosa berkualitas) juga memiliki kendala karena terbatasnya

lahan, yang sebahagian besar sudah digunakan untuk kepentingan non pertanian.

Oleh karena itu produksi kambing untuk mendukung swasembada daging hanya

mungkin dicapai selain dengan penambahan populasi ternak dan penggunaan

teknologi, juga tidak kalah pentingnya memanfaatkan sumber daya pakan yang

ada. Pemanfaatan biomassa limbah sagu perlu di eksplorasi sebagai sumber serat

maupun sebagai komponen campuran pakan untuk ternak kambing. Nilai nutrisi

limbah sagu memiliki kandungan protein kasar lebih rendah dari rumput alam,

meskipun demikian energi kasarnya lebih tinggi dibanding dengan rumput.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperoleh data optimalisasi

pemanfaatan kulit umbi, batang dan daun sebagai bahan pakan ternak ruminansia

termasuk kambing, baik sebagai komponen tambahan maupun sebagai pakan

dasar (basal). Oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai pemanfaatan

limbah tersebut melalui perlakuan teknologi silase dan dalam bentuk pakan pelet

sehingga optimalisasi pemanfaatannya sebagai komponen campuran pakan

komplit pada ternak kambing akan lebih jelas. Pemanfaatan limbah perkebunan

ini diharapkan dapat menunjang penyediaan pakan dalam sistem usaha integrasi

ternak kambing dengan agro industri lainnya yang potensial untuk dikembangkan.

Penelitian pakan berbasisi sumber daya lokal terdiri atas 2 kegiatan, yakni: 1)

Penggunaa Silase Ampas Sagu sebagai Campuran Pakan Komplit pada Kambing

Boerka Sedang Tumbuh dan 2) Pemanfaatan Ampas Sagu sebagai Campuran

Pakan Pelet Komplit pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh.

Kata-kata kunci: Sagu, silase, pakan komplit, pelet dan kambing Boerka

Page 4: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

4

VI. LATAR BELAKANG

Dari sisi populasi, potensi kambing relatif cukup menggembirakan, namun

dari sisi produktivitas masih perlu ditingkatkan. Salah satu kendala yang dihadapi

oleh usaha ternak ruminansia termasuk kambing adalah belum tercukupinya

kebutuhan nutrisi terutama protein pakan, hal ini mengakibatkan tumbuh kembang

ternak belum sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum ternak ruminansia

termasuk kambing di Indonesia sumber pakannya berasal dari hijauan apa saja

yang tersedia terutama hijauan pada lahan-lahan marjinal yang dicirikan tinggi

serat kasar, rendah protein, energi dan mineral. Pakan menempati posisi strategis

dalam capaian produktivitas kambing, maupun tingkat pendapatan serta

pengembangan usaha produksi. Pada usaha produksi yang intensif, pakan

menyumbang 70-80% dari total biaya produksi. Oleh karena itu akselerasi dan

produksi kambing untuk mendukung swasembada daging hanya mungkin dicapai

selain dengan penambahan populasi ternak dan penggunaan teknologi, juga tidak

kalah pentingnya memanfaatkan sumber daya pakan yang ada.

Pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal merupakan langkah

strategis dalam upaya mencapai efisiensi usaha produksi ternak ruminansia

termasuk kambing. Hal ini akan semakin nyata apabila sumber daya tersebut

bukan merupakan kebutuhan langsung bagi kompetitor, seperti manusia atau jenis

ternak lain. Oleh karena pakan sangat erat kaitannya dengan produktifitas dan

biaya produksi, maka pemanfaatan bahan baku lokal secara efisien akan

berpengaruh nyata terhadap perkembangan ternak ruminansia. Penetapan prioritas

bahan baku lokal perlu didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan daya

kompetisi secara ekonomi dan kualitas. Kriteria yang perlu menjadi perhatian

dalam kaitannya dengan efisiensi dan kompetisi adalah jumlah dan ketersediaan

bahan pakan. Disebut efisien jika bahan pakan tersebut harus tersedia dalam

jumlah yang besar, tersedia sepanjang tahun dan terkonsentrasi.

Bahan baku yang memiliki karakter tersebut umumnya terkait dengan

industri, yang menghasilkan berbagai produk baik yang bersifat sampingan

maupun limbah. Industri pengolahan tanaman sagu menjadi tepung sagu

menghasilkan limbah ampas sagu yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai

sumber bahan pakan pada ternak ruminansia termasuk kambing.

Page 5: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

5

VI. 1. Dasar Pertimbangan

Hamparan sagu liar di Indonesia memiliki luas 1,5 juta hektar, dari luasan

tersebut pada tahun 2005 dapat diproduksi sagu sebanyak 15 juta ton karena

setiap batang sagu menghasilkan 200 kg sagu (Prastowo, 2007). Proporsi limbah

sagu pada pembuatan tepung sagu sekitar 30-40%, berdasarkan proporsi tersebut

jumlah limbah sagu sebanyak 4,5-6,0 juta ton/tahun. Limbah sagu ini cukup

potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia termasuk

kambing. Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada limbah sagu seperti; protein

kasar sebesar 3,4%, NDF 87,40%, ADF 42,11 dan energi kasar 4.148 Kkal/kg

(Bintoro et al, 1990 dan Nurkurnia, 1989) relatif sebanding dengan zat nutrisi

rumput. Dengan kandungan zat nutrisi tersebut, maka limbah sagu diperkirakan

hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok, sehingga untuk pertumbuhan,

bunting dan laktasi diperlukan pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan

protein dan energi.

Limbah pengolahan sagu termasuk kategori limbah basah (wet by-

products) karena masih mengandung kadar air 70-80%, sehingga dapat rusak

dengan cepat apabila tidak segera diproses, sehingga perlu dikembangkan melalui

teknologi alternatif lain agar produk tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih

efisien. Teknologi silase adalah suatu proses fermentasi mikroba merubah pakan

menjadi meningkat kandungan nutrisinya (protein dan energi) dan disukai ternak

karena rasanya relatip manis. Silase merupakan proses mempertahankan

kesegaran bahan pakan dengan kandungan bahan kering 30-35% dan proses

ensilase ini biasanya dalam silo atau dalam lobang tanah, atau wadah lain yang

prinsifnya harus pada kondisi anaerob (hampa udara), agar mikroba anaerob

dapat melakukan reaksi fermenfasi (Sapienza dan Bolsen, 1993). Keberhasilan

pembuatan silase berarti memaksimalkan kandungan nutrien yang dapat

diawetkan. Selain bahan kering, kandungan gula bahan juga merupakan faktor

penting bagi perkembangan bakteri pembentuk asam laktat selama proses

fermentasi (Khan et al., 2004).

Perlakuan melalui pengeringan selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung

dan dijadikan sebagai campuran pakan pellet merupakan salah satu teknologi

alternatif agar ampas sagu dapat dimanfaatkan lebih optimal sebagai sumber

Page 6: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

6

bahan pakan. Pembuatan dalam bentuk tepung juga diharapkan dapat

meningkatkan palatabilitas ampas sagu tersebut. Mengingat ampas sagu

mempunyai potensi yang tinggi sebagai bahan pakan untuk ternak kambing, maka

perlu dicoba pemanfaatan silase ampas dan tepung amapas sebagai komponen

pakan dan komponen pakan pelet komplit pada ternak kambing.

V. TUJUAN, LUARAN, PERKIRAAN MANFAAT DAN DAMPAK

V. 1. Tujuan:

Mempelajari nilai nutrisi silase ampas sagu .

Mempelajari dan menganalisis pengaruh penggunaan silase ampas sagu

sebagai campuran pakan komplit pada kambing Boerka.

Mendapatkan formula pakan komplit ekonomis melalui pemanfaatan silase

ampas sagu sebagai alternatif pakan kambing.

Mempelajari dan menganalisis pengaruh penggunaan tepung ampas sagu

sebagai campuran pakan pelet komplit pada ternak kambing.

Mendapatkan formula pakan pelet komplit ekonomis melalui pemanfaatan

tepung ampas sagu sebagai alternatif pakan kambing.

V. 2. Luaran:

Informasi nilai nutrisi silase ampas sagu.

Tercapainya pertambahan bobot hidup harian sebesar 75-85 gram dan

efisiensi penggunaan pakan 0,13 pada kambing Boerka yang diberi pakan

komplit berbasis silase ampas sagu.

Tersedianya formula pakan ekonomis melalui pemanfaatan silase ampas

sagu sebagai alternatif pakan kambing.

Tercapainya pertambahan bobot hidup harian sebesar 70-80 gram dan

peningkatan efisiensi penggunaan pakan 0,13 pada ternak kambing yang

diberi pakan pelet komplit berbasis tepung ampas sagu.

Tersedianya formula pakan pelet komplit ekonomis melalui pemanfaatan

tepung ampas sagu.

Page 7: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

7

V. 3. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah

pengolahan tanaman sagu.

Termanfaatkannya limbah pengolahan tanaman sagu sebagai alternatif

sumber pakan pada ternak kambing.

Meningkatnya palatabilitas dan nilai nutrisi limbah pengolahan tanaman

sagu melalui teknologi silase dan peleting.

Peningkatan produktivitas ternak kambing.

Berkurangnya penggunaan bahan-bahan pakan konvensional yang tidak

efisien bila digunakan pada kambing atau ternak ruminansia lainnya.

Tercipta peluang kerjasama dengan stakeholder dalam penggunaan hasil

penelitian

VI. TINJAUAN PUSTAKA

VI. 1. Potensi Ternak Kambing

Di Indonesia populasi kambing lebih besar dibandingkan ternak

ruminansian lain (domba dan kerbau). Peternak memiliki kambing pada umumnya

digunakan untuk kegiatan sosial dan keagamaan. Dalam beberapa hal masyarakat

lebih menyukai daging kambing dibanding ternak lainnya, sehingga nilai kambing

sangat berharga dan mempunyai sumbangan yang nyata untuk kebutuhan protein

hewani. Kambing mudah dipelihara, harganya terjangkau dan dapat hidup dengan

tatalaksana serta kondisi yang berubah-ubah. Kambing dapat beradaptasi dengan

iklim setempat dan keadaan makanan yang bervariasi bila dibandingkan dengan

domba, sapi dan kerbau (Devendra dan Burns, 1994). Selain itu, dengan

manajemen pemeliharaan yang baik kambing dapat beranak tiga kali dalam

jangka waktu dua tahun, dan anak dengan kelahiran kembar persentasenya cukup

tinggi.

Page 8: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

8

VI. 2. Potensi Tanaman Sagu sebagai Pakan Ternak Kambing

Hamparan sagu liar di Indonesia memiliki luas 1,5 juta hektar, dari luasan

tersebut pada tahun 2005 dapat diproduksi sagu sebanyak 15 juta ton karena

setiap batang sagu menghasilkan 200 kg sagu (Prastowo, 2007). Proporsi limbah

sagu pada pembuatan tepung sagu sekitar 30-40%, berdasarkan proporsi tersebut

jumlah limbah sagu sebanyak 4,5-6,0 juta ton/tahun. Limbah sagu ini cukup

potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia termasuk

kambing. Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada limbah sagu seperti; protein

kasar sebesar 3,4%, NDF 87,40%, ADF 42,11 dan energi kasar 4.148 Kkal/kg

(Bintoro et al, 1990 dan Nurkurnia, 1989) relatif sebanding dengan zat nutrisi

rumput. Dengan kandungan zat nutrisi tersebut, maka limbah sagu diperkirakan

hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok, sehingga untuk pertumbuhan,

bunting dan laktasi diperlukan pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan

protein dan energi. Faktor pembatas penggunaan ampas sagu sebagai pakan

ternak ruminansia adalah tingginya kandungan serat dan proten kasar yang relatif

rendah.

VI. 3. Teknologi Silase

Teknologi silase adalah suatu proses fermentasi mikroba merubah pakan

menjadi meningkat kandungan nutrisinya (protein dan energi) dan disukai ternak

karena rasanya relatip manis. Silase merupakan proses mempertahankan

kesegaran bahan pakan dengan kandungan bahan kering 30-35% dan proses

ensilase ini biasanya dalam silo atau dalam lobang tanah, atau wadah lain yang

prinsifnya harus pada kondisi anaerob (hampa udara), agar mikroba anaerob

dapat melakukan reaksi fermenfasi (Sapienza dan Bolsen, 1993). Keberhasilan

pembuatan silase berarti memaksimalkan kandungan nutrien yang dapat

diawetkan. Selain bahan kering, kandungan gula bahan juga merupakan faktor

penting bagi perkembangan bakteri pembentuk asam laktat selama proses

fermentasi (Khan et al., 2004). Pada fase awal proses ensilase, enzim yang

bekerja dalam proses respirasi pada bahan mengoksidasi karbohidrat yang

terlarut, menghasilkan panas dan menggunakan gula-gula yang seyogianya siap

Page 9: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

9

pakai untuk proses fermentasi. Kehilangan gula pada proses respirasi merupakan

hal yang menyulitkan baik dari sudut pandang pengawetan melalui proses

pembuatan silase maupun dari segi nilai nutrisinya. Gula merupakan substrat bagi

bakteri penghasil asam laktat yang akan menghasilkan asam yang berfungsi

sebagai pengawet bahan yang disilase tersebut.

VI. 4. Teknologi Peleting

Proses pelleting membuat ukuran partikel pakan semakin kecil sehingga

bentuk pakan menjadi halus dan ringkas. Apabila menggunakan campuran bahan

makanan yang sama maka sebagian besar ternak lebih menyukai pakan dalam

bentuk pelet dibandingkan dengan pakan berbentuk tepung. Disamping itu ternak

tidak dapat memilih bahan makanan yang disukai atau tidak disukai karena

keseluruhan bahan pakan telah menyatu dalam bentuk pelet (Cheeke, 1999).

Pengolahan secara fisik atau mekanis seperti pemotongan, penggilingan atau

pembuatan pelet dapat meningkatkan konsumsi pakan, karena pengolahan tersebut

akan mengakibatkan peningkatan laju aliran makanan ke dalam usus (Orskov,

1988). Greenhalg dan Reid (1983) melaporkan bahwa bentuk pakan sangat

mempengaruhi jumlah konsumsi. Lebih lanjut dikatakan bahwa konsumsi pakan

pada sapi dan domba masing-masing meningkat sebesar 11 dan 45% dengan

pemberian pakan dalam bentuk pelet. Cheeke (1999) menyatakan bahwa

pembuatan pakan dalam bentuk pelet dapat meningkatkan konsumsi pakan,

karena dengan volume yang sama pakan berbentuk pelet bobotnya lebih besar

dibandingkan dengan bentuk tepung. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembuatan

pakan dalam bentuk pelet akan mengurangi sifat berabu dari pakan, sehingga

dapat meningkatkan nilai akseptabilitas pakan tersebut.

VI. 5. Konsumsi Pakan

Tanaman pakan ternak dan limbah pertanian merupakan sumber utama

pakan ternak ruminansia termasuk kambing di Indonesia. Jumlah pakan yang

dikonsumsi akan menentukan jumlah nilai nutrien yang tersedia bagi ternak.

Ternak ruminansia mempunyai beberapa keistimewaan, salah satunya adalah

Page 10: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

10

dapat makan dengan cepat dan menampung makanan dalam jumlah banyak.

Kemampuan mengkonsumsi pakan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu;

kapasitas tampung alat pencernaan ternak, bobot hidup, bentuk dan kandungan

nutrien pakan, kebutuhan ternak akan kandungan nutrien pakan, kemampuan

memetabolisir kandungan nutrien yang diserap, status fisiologi ternak, kesehatan

ternak dan genotip ternak. Banyaknya jumlah makanan yang dikonsumsi oleh

seekor ternak merupakan salah satu faktor penting yang secara langsung

mempengaruhi produktivitas ternak. Konsumsi makanan terutama dipengaruhi

oleh faktor kualitas makanan dan kebutuhan energi ternak yang bersangkutan.

Makin baik kualitas makanannya, makin tinggi konsumsi pakan dari seekor

ternak.Akan tetapi konsumsi makanan ternak berkualitas baik ditentukan oleh

status fisiologis seekor ternak.

Jumlah bahan kering yang dapat dikonsumsi oleh seekor ternak selama

satu hari perlu diketahui. Dengan mengetahui jumlah bahan kering yang

dikonsumsi dapat dipenuhi kebutuhan seekor ternak akan kandungan nutrien yang

perlu untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan maupun produksinya. Bahan

kering merupakan tolak ukur dalam menilai palatabilitas makanan yang

diperlukan untuk menentukan mutu suatu jenis bahan pakan. Konsumsi bahan

kering pakan ditentukan oleh ukuran tubuh, bahan penyusun pakan, umur dan

kondisi ternak. Konsumsi bahan kering pakan pada kambing dengan bobot badan

10-20 kg sebesar 3-3,8% (NRC, 1981). Konsumsi bahan kering pakan biasanya

makin menurun dengan meningkatnya kandungan nutrien pakan yang dapat

dicerna.

VI. 6. Kecernaan Pakan

Kecernaan adalah bagian kandungan nutrien pakan yang tidak

diekskresikan dlam feses. Anggorodi (1990) mengatakan bahwa pada dasarnya

tingkat kecernaan adalah upaya untuk mengetahui banyaknya kandungan nutrien

yang diserap oleh saluran pencernaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa bagian yang

dapat dicerna adalah selisih antara kandungan nutrein yang dikonsumsi dengan

yang dibuang melalui feses. McDonald et al. (2002) menyatakan bahwa selisih

antara kandungan nutrien yang dikandung dalam bahan pakan dengan kandungan

Page 11: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

11

nutrien yang ada dalam feses merupakan bagian yang dicerna. Bagian yang dapat

dicerna dapat diartikan sebagai bagian dari bahan pakan yang tidak ditemukan

dalam fese dan bila bagian tersebut dinyatakan sebagai persentase terhadap

konsumsi pakan disebut koefisien cerna. Kecernaan bahan pakan dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain adalah;jenis hewan, jumlah pakan yang diberikan, cara

pemberian pakan, kandungan nutrien pakan, umur ternak, level pemberian pakan,

pengolahan pakan dan komposisi pakan yang diberikan (Lubis, 1992).

VI. 7. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan

Pakan yang mengandung nilai nutrien seimbang akan memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan ternak. Pertumbuhan yang cepat akan mengurangi

biaya produksi yang harus disediakan oleh peternak. Oleh karena itu efisiensi

penggunaan suatu jenis pakan dapat dilihat dari pertumbuhan. Pertambahan bobot

hidup merupakan salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

kualitas bahan pakan ternak, karena pertumbuhan yang diperoleh dari suatu

percobaan merupakan salah satu indikasi pemanfaatan kandungan nutrien pakan

yang diberikan. Pertumbuhan merupakan peningkatan dalam struktur jaringan

otot, tulang dan organ serta deposit lemak pada jaringan adipose. Dari data

pertambahan bobot hidup akan diketahui nilai suatu bahan pakan bagi ternak

(Church dan Pond, 1995). Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan

pengukuran kenaikan bobot hidup melalui penimbangan yang berulang-ulang,

yaitu setiap hari, setiap minggu atau setiap waktu lainnya (Tillman et al., 1998).

Khususnya pada ternak ruminansia, efisiensi penggunaan pakan

dipengaruhi oleh kualitas dan nilai biologis pakan juga besarnya pertambahan

bobot hidup dan nilai kecernaan pakan tersebut. Efisiensi penggunaan pakan erat

kaitannya dengan konsumsi pakan dan pertambahan bobot hidup yang dihasilkan

ternak, karena efisiensi penggunaan pakan adalah rasio antara pertambahan bobot

hidup dengan jumlah pakan yang dikonsumsi.

Page 12: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

12

VII. METODE PENELITIAN

Kegiatan-1: Penggunaa Silase Ampas Sagu sebagai Campuran Pakan

Komplit pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Percobaan Loka Penelitian Kambing

Potong Sei Putih. Waktu pelaksanaan selama 6 bulan (persiapan bahan 2 bulan,

adaptasi pakan 1 bulan dan pengumpulan data 3 bulan) mulai bulan April s/d

Oktober 2012.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: ampas sagu, dedak

halus, jagung giling, bungkil kelapa, molases, urea, tepung ikan, tepung tulang,

tepung tapioka, ultra mineral, garam. kambing jantan Boerka dan kambing jantan

kacang. Sebelum pelaksanaan percobaan pakan kepada semua ternak percobaan

diberikan racun cacing (Kalbazen liquid) untuk mencegah pengaruh parasit usus

dan pengobatan lainnya dilakukan bila terjadi gejala penyakit seperti gejala

skabies, penyakit mata dan lain sebagainya.

Alat yang digunakan adalah: drum plastik (kapasitas 100 kg), timbangan

pakan (kapasitas 5 kg), timbangan ternak (kapasitas 50 kg), kandang individu,

kandang metabolisme, tempat pakan (palaka) dan tempat air minum (ember

plastik kapasitas 5 liter).

Metode Penelitian

Perlakuan pakan pada percobaan adalah sebagai berikut:

R0: Konsentrat 60% + Rumput 40%

R1: Konsentrat 60% + silase ampas sagu (bahan aditif Molases/A) 40%

R2: Konsentrat 60% + silase ampas sagu (bahan aditif tep. Jagung/B) 40%

R3: Konsentrat 60% + silase ampas sagu (bahan aditif tep. Tapioka/C) 40%

Page 13: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

13

Cara Pelaksanaan

Digunakan 20 ekor kambing jantan Boerka fase pertumbuhan (umur 9-10

bulan) dengan bobot badan berkisar antara 12-14 kg, ditempatkan dalam kandang

individu, dilengkapi dengan palaka yang terbuat dari papan. Air minum

disediakan secara bebas dalam ember plastik hitam berkapasitas 5 liter. Ternak

secara acak dialokasikan ke dalam 4 perlakuan pakan (5 ekor per perlakuan).

Rumput lapangan (Ottochloa nodusa) sebagai sumber hijauan diperoleh dari

areal perkebunan PTPN III sei Putih. Limbah sagu diperoleh dari pabrik

pengolahan peng sagu di kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Tahap awal pembuatan silase adalah melakukan pengurangan kadar air limbah

sagu (menggunakan panas matahari) selama ± 2-4 jam tergantung intensitas sinar

matahari sehingga kadar air limbah sagu tersebut berkisar 50-55%, kemudian

diproses menjadi silase melalui cara dicampur dengan bahan aditif yaitu:

molasses/gula tetes 12% (sebagai silase A), tepung jagung 12% sebagai silase B

dan tepung tapioka 12% (sebagai silase C) untuk merangsang aktivitas mikroba

dalam proses fermentasi pembuatan silase, selain itu juga untuk meningkatkan

kandungan energi dan protein silase yang dihasilkan nantinya. Setelah dicampur

merata dimasukkan ke dalam drum plastik (kapasitas 100 kg), dipadatkan untuk

meminimumkan udara (proses fermentasi anaerob). Kemudian disimpan ditempat

teduh (bebas sinar matahari) selama ±3 minggu tergantung cepat lambatnya

proses silase. Setelah 3 minggu diambil sampel ketiga jenis silase limbah sagu

sebanyak 500 gram untuk dianalisis kandungan nutriennya.

Bahan penyusun konsentrat adalah; dedak halus, jagung giling, bungkil

kelapa, urea, tepung ikan, tepung tulang, ultra mineral dan garam. Konsentrat

ketiga perlakuan pakan memiliki kandungan energi dan protein yang berbeda,

sehingga setelah diketahui kandungan nutrisi silase limbah sagu maka setiap

perlakuan pakan diupayakan memiliki kandungan energi (DE 2,8 Kkal/kg) dan

protein (16%) seperti yang disajikan pada Tabel 1. Pemberian pakan disesuaikan

dengan kebutuhan bahan kering pakan untuk setiap ekor kambing dan

diasumsikan bahwa kebutuhan adalah sebesar 3,8% dari bobot badan berdasarkan

bahan kering (NRC, 1981). Komponen konsentrat dan silase limbah sagu pada

penelitian ini adalah berbeda. Konsentrat dan silase limbah sagu dicampur secara

Page 14: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

14

merata sebelum diberikan kepada ternak percobaan (pagi jam 9.00 WIB). Ternak

dibiarkan beradaptasi dengan perlakuan pakan selama 2-3 minggu sebelum

pengumpulan data dilakukan. Konsumsi pakan dicatat setiap hari dengan

menimbang jumlah yang diberikan dan sisanya. Pertambahan bobot badan harian

diperoleh dari penimbangan ternak penelitian setiap minggu selama 10 kali

penimbangan.

Tabel 1. Komponen dan kandungan nutrisi perlakuan pakan penelitian

Komponen pakan

dan kandungan

nutrisi

Perlakuan pakan

R0 R1 R2 R3

Konsentrat 60% 60% 60% 60%

Rumput alam 40% - - -

Silase ampas sagu - 40% (A) 40% (B) 40% (C)

PK 16% 16% 16% 16%

DE 2,8 M.cal/kg 2,8 M.cal/kg 2,8 M.cal/kg 2,8 M.cal/kg

Untuk mengetahui tingkat kemampuan ternak mencerna nutrien yang

dikonsumsi dilakukan pada minggu terakhir masa pengamatan, dengan cara

menimbang jumlah pemberian dan sisa pakan serta jumlah produksi feses dan urin

yang dihasilkan setiap hari. Contoh bahan (pakan, sisa pakan dan feses) ditimbang

dan selanjutnya untuk kepentingan analisis, ditetapkan sub-contoh sebanyak 10%

dari jumlah koleksi setiap harinya. Sub-contoh selama periode pengamatan

disatukan dalam satu kantong plastik dan secara komposit ditetapkan 10% untuk

kepentingan analisis. Contoh yang telah kering dihaluskan dengan alat penghalus

dan melewati saringan yang berukuran 0,8 mm.

Analisis kimia sampel pakan (konsentrat, rumput alam dan silase limbah

sagu) dilakukan sesuai dengan metode analisis proksimat. Analisis bahan kering

dilakukan dengan metode pemanasan di dalam oven 600C selama 48 jam dan

1400C selama 2 jam. Analisis protein kasar dilakukan dengan cara mengukur

kandungan total nitrogen contoh dengan menggunakan macro-Kjedahl (AOAC,

1995). Analisis kandungan serat (serat detergen netral dan serat detergen asam)

ditentukan menurut metode Goering dan Van Soest (1970), kandungan energi

ditentukan dengan menggunakan alat bomb kalorimeter, sedangkan kandungan

abu dilakukan dengan membakar contoh dalam tanur dengan suhu pembakaran

Page 15: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

15

6000C selama 6 jam. Konsentrasi VFA ketiga jenis silase dianalisis dengan

menggunakan gas chromatograph crompack 9002. pH kedua jenis silase diukur

secara langsung menggunakan pH-meter.

Peubah yang Diamati

Konsumsi bahan kering pakan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui konsumsi bahan kering

pakan setiap hari dan dihitung berdasarkan formula berikut:

Konsumsi bahan kering pakan = pakan yang diberi (BK) – pakan yang sisa (BK).

Pertambahan bobot badan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai pertumbuhan kambing

percobaan, dan diukur sebagai selisih antara bobot badan akhir dan bobot badan

awal dari kambing percobaan.

Efisiensi penggunaan pakan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai kualitas pakan, dan diukur

melalui persamaan: Efisiensi penggunaan pakan = pertambahan bobot badan per

unit bahan kering pakan yang dikonsumsi (Tillman et al, 1991).

Income Over Feed Cost (IOFC)

Tujuan perhitungan ini adalah untuk mengetahui penerimaan yang

diperoleh dari penjualan ternak setelah dikurangi biaya pakan. Dilakukan

perhitungan yang akurat untuk mendapatkan biaya per kg silase pengolahan

limbah kopi sehingga diketahui harga pakan penelitian.

Kecernaan

Kecernaan pakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecernaan

pakan semu. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai daya cerna pakan

percobaan, dan diukur dengan persamaan:

Zat makanan yang dikonsumsi- zat makanan di feses

Kecernaan = ----------------------------------------------------------------------- x 100%

Zat makanan yang dikonsumsi

Page 16: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

16

Rancangan Penelitian

Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri

dari atas 4 perlakuan pakan dan 5 ulangan (Stell dan Torrie, 1993).. Setiap

ulangan terdiri atas satu ekor kambing, sehingga jumlah ternak yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor. Data yang diperoleh diolah dengan analisis

keragaman (ANOVA) menurut petunjuk SAS (SAS, 1998), dan bila hasil analisis

keragaman menunjukkan terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dari perlakuan

terhadap peubah yang diukur, maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda

Duncan (Kaps dan Lamberson, 2004). Model umum dari rancangan ini adalah:

Yij = Yij = μ + αij + εij

Dimana: Yij = respon peubah yang diamati

μ = rataan umum

αij = pengaruh pakan ke-I pada ulangan ke-j

εij = pengaruh komponen galat

I = 1, 2, 3, 4 dan j = 1, 2, 3, 4, 5

Kegiatan-2: Pemanfaatan Ampas Sagu sebagai Campuran Pakan Pelet

Komplit pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Percobaan Loka Penelitian Kambing

Potong Sei Putih. Waktu pelaksanaan selama 6 bulan (persiapan bahan 2 bulan,

adaptasi pakan 1 bulan dan pengumpulan data 3 bulan) mulai bulan April s/d

Oktober 2012.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: ampas sagu, dedak

halus, jagung giling, bungkil kelapa, tepung jagung, urea, tepung ikan, tepung

tulang, ultra mineral, garam, rumput alam dan kambing jantan Boerka. Sebelum

pelaksanaan percobaan pakan kepada semua ternak percobaan diberikan racun

cacing (Kalbazen liquid) untuk mencegah pengaruh parasit usus dan pengobatan

Page 17: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

17

lainnya dilakukan bila terjadi gejala penyakit seperti gejala skabies, penyakit mata

dan lain sebagainya.

Alat yang digunakan adalah: mesin pemotong hijauan (grass cutter),

mesin pembuat tepung (hummer mill), timbangan pakan (kapasitas 5 kg),

timbangan ternak (kapasitas 50 kg), kandang individu, kandang metabolisme,

tempat pakan (palaka) dan tempat air minum (ember plastik kapasitas 5 liter)

Digunakan 20 ekor kambing jantan Boerka fase pertumbuhan (umur 9-10

bulan) dengan bobot badan berkisar antara 12-14 kg, ditempatkan dalam kandang

individu, dilengkapi dengan palaka yang terbuat dari papan. Air minum

disediakan secara bebas dalam ember plastik hitam berkapasitas 5 liter. Ternak

secara acak dialokasikan ke dalam 4 perlakuan pakan (5 ekor per perlakuan).

Ampas sagu yang telah dikeringkan (selama 3-4 hari bergantung kepada intensitas

sinar matahari) digiling secara mekanis menggunakan alat penggiling (hummer

mill) sehingga berbentuk tepung. Rumput alam sebagai sumber hijauan diperoleh

dari areal perkebunan PTPN V Sei Putih, dipotong dengan ukuran 2-4 cm

menggunakan alat pemotong rumput (chopper), kemudian dikeringkan (selama 3-

4 hari bergantung kepada intensitas sinar matahari). rumput alam yang sudah

kering juga digiling, dengan menggunakan saringan yang lebih besar sehingga

dihasilkan tepung rumput berukuran 0,10-0,50 cm. Hal ini dilakukan agar tidak

mempengaruhi sistem ruminasi pada ternak penelitian.

Disusun 4 jenis formula pakan yang iso protein (14%) dan iso energi (DE

2,8 Kkal/kg) dengan kandungan ampas sagu sebanyak : 0, 20, 30 dan 40% bahan

kering (Tabel 2). Tepung ampas sagu dan tepung rumput dicampur secara merata

dengan bahan konsentrat lainnya sesuai dengan tingkat penggunaan yang telah

ditentukan. Campuran pakan tersebut ditekan melalui dinding saringan cetak

berbentuk ring metal pada mesin pelet, sehingga dihasilkan pakan komplit dalam

bentuk pelet. Pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan bahan kering pakan

untuk setiap ekor kambing dan diasumsikan bahwa kebutuhan adalah sebesar

3,8% dari bobot hidup (NRC, 1981). Pemberian pakan pelet komplit dilakukan

pada pagi hari (jam 9.00 WIB) setelah dilakukan pembersihan kandang. Ternak

dibiarkan beradaptasi dengan perlakuan pakan selama 3 minggu (setelah konsumsi

stabil) sebelum pengumpulan data dilakukan.

Page 18: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

18

Tabel 2. Komposisi bahan dalam perlakuan pakan

Bahan pakan Taraf tepung ampas sagu pada perlakuan pakan

0% (R0) 20% (R1) 30% (R2) 40% (R3)

------------------------------ % ------------------------------

Dedak halus 25 27,5 30,5 32

Jagung 14 14 14 14

Bungkil kelapa 15 12 9 6

Tepung ikan 2 2,5 2 2

Urea 1 1 1,5 2

Tepung tulang 1 1 1 1

Ultra mineral 1 1 1 1

Garam 1 1 1 1

Tepung ampas sagu 0 20 30 40

Tepung rumput alam 40 20 10 0

Jumlah 100 100 100 100

PK (%) 14 14 14 14

DE M.Kal/kg 2,8 2,8 2,8 2,8

Untuk mengetahui tingkat kemampuan ternak mencerna nutrien yang

dikonsumsi dilakukan pada minggu terakhir masa pengamatan, dengan cara

menimbang jumlah pemberian dan sisa pakan serta jumlah produksi feses dan urin

yang dihasilkan setiap hari. Contoh bahan (pakan, sisa pakan dan feses) ditimbang

dan selanjutnya untuk kepentingan analisis, ditetapkan sub-contoh sebanyak 10%

dari jumlah koleksi setiap harinya. Sub-contoh selama periode pengamatan

disatukan dalam satu kantong plastik dan secara komposit ditetapkan 10% untuk

kepentingan analisis. Contoh yang telah kering dihaluskan dengan alat penghalus

dan melewati saringan yang berukuran 0,8 mm.

Analisis kimia sampel pakan (tepung rumput alam, konsentrat dan tepung

ampas sagu) dilakukan sesuai dengan metode analisis proksimat. Analisis bahan

kering dilakukan dengan metode pemanasan di dalam oven 600C selama 48 jam

dan 1400C selama 2 jam. Analisis protein kasar dilakukan dengan cara mengukur

kandungan total nitrogen contoh dengan menggunakan macro-Kjedahl (AOAC,

1995). Analisis kandungan serat (serat detergen netral dan serat detergen asam)

ditentukan menurut metode Goering dan Van Soest (1970), kandungan energi

ditentukan dengan menggunakan alat bomb kalorimeter, sedangkan kandungan

abu dilakukan dengan membakar contoh dalam tanur dengan suhu pembakaran

6000C selama 6 jam.

Page 19: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

19

Peubah yang Diamati:

Konsumsi bahan kering pakan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui konsumsi bahan kering

pakan setiap hari dan dihitung berdasarkan formula berikut:

Konsumsi bahan kering pakan = pakan yang diberi (BK) – pakan yang sisa (BK).

Pertambahan bobot hidup

Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai pertumbuhan kambing

percobaan, dan diukur sebagai selisih antara bobot hidup akhir dan bobot hidup

awal dari kambing percobaan.

Efisiensi penggunaan pakan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai kualitas pakan, dan diukur

melalui persamaan: Efisiensi penggunaan pakan = pertambahan bobot badan per

unit bahan kering pakan yang dikonsumsi (Tillman et al, 1991).

Income Over Feed Cost (IOFC)

Tujuan perhitungan ini adalah untuk mengetahui penerimaan yang

diperoleh dari penjualan ternak setelah dikurangi biaya pakan. Dilakukan

perhitungan yang akurat untuk mendapatkan biaya per kg silase pengolahan

limbah kopi sehingga diketahui harga pakan penelitian.

Kecernaan

Kecernaan pakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecernaan

pakan semu. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai daya cerna pakan

percobaan, dan diukur dengan persamaan:

Zat makanan yang dikonsumsi- zat makanan di feses

Kecernaan= ---------------------------------------------------------------------- x 100%

Zat makanan yang dikonsumsi

Rancangan Penelitian

Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri

dari atas 4 perlakuan pakan dan 5 ulangan (Stell dan Torrie, 1993).. Setiap

ulangan terdiri atas satu ekor kambing, sehingga jumlah ternak yang digunakan

Page 20: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

20

dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor. Data yang diperoleh diolah dengan analisis

keragaman (ANOVA) menurut petunjuk SAS (SAS, 1998), dan bila hasil analisis

keragaman menunjukkan terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dari perlakuan

terhadap peubah yang diukur, maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda

Duncan (Kaps dan Lamberson, 2004). Model umum dari rancangan ini adalah:

Yij = Yij = μ + αij + εij

VIII. PERSONALIA

(1)

NO

(2)

NAMA

LENGKAP

(3)

PRIA/

WANITA

(4)

PENDIDIKAN

AKHIR

(5)

BIDANG

PENDIDIKAN

(6)

BIDANG

KEAHLIAN

(7)

KUALIFIKASI

(8)

ALOKASI

WAKTU

(OB)

(9)

UNIT KERJA

(10)

NAMA

LEMBAGA

1 Kiston

Simanihuruk

Pria S2 Nutrisi

Nutrisi ternak Peneliti Muda 5 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

2 Rantan

Krisnan

Pria S2 Nutrisi

Nutrisi ternak Peneliti Muda 3 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

3 Antonius

Chaniago

Pria S1 Nutrisi

Nutrisi ternak Peneliti

Pertama

4 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

4 Juniar Sirait Wanita S2 Nutrisi

Nutrisi

Hijauan

Peneliti Muda 3 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

5 Sari Gustin Wanita AMd Analis Kimia

Teknisi

Kim. analis

Litkayasa 3 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

6 Mikael

Situmorang

Pria STM Alsintan

Teknisi Litkayasa 3 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

7 Wagiman Pria SMP Kester

Teknisi 3 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

Page 21: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

21

IX. JADWAL PALANG

KEGIATAN BULAN ke- tahun 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

Konsultasi/ Koordinasi

Pelaksanaan kegiatan

Pengamatan

Tabulasi data

Analisis data

Seminar

Laporan

X. PEMBIAYAAN

a. Biaya sesuai Umur Kegiatan

No. URAIAN 2011 2012 JUMLAH

1. Belanja UHL 45.000.000 45.000.000

2. Belanja Bahan 48.500.000 48.500.000

3. Belanja Perjalanan Lainnya 27.000.000 27.000.000

JUMLAH 113.000.000 120.500.000

b. Rincian biaya tahun anggaran 2012

HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

No. Uraian Pekerjaan Stn. Vol. Harga Stn. Jlh. Biaya

1. Upah Harian Lepas

(UHL)

OH 1500 30.000 45.000.000

Total Belanja uang honor tidak tetap 45.000.000

Page 22: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

22

BELANJA BAHAN

No. Uraian Stn. Vol. Harga Stn. Jlh Biaya

1. ATK, bahan komputer Pkt. 1 4.000.000 4.000.000

2. Bahan Kimia Pkt 1 15.000.000 15.000.000

3. Foto copy Lbr 10.0000 200 2.000.000

3. Perlengkapan kandang Pkt 1 5.000.000 5.000.000

4. Obat-obatan Pkt 1 4.500.000 4.500.000

5. Pakan ternak Bln 6 3.000.000 18.000.000

Total Belanja Bahan 48.500.000

BELANJA PERJALANAN LAINNYA

No. Uraian Stn. Vol. Harga Stn. Jlh. Biaya

1. Perjalanan dinas dalam negeri OP 27 1.000.000 27.000.000

Total Belanja Perjalanan lainnya 27.000.000

XI. DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum, Jakarta: Gramedia.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. 16th

Ed. K. Helrich (Ed.).

Association of Official Analytical Chemist, Inc. Arlington, Virginia, USA.

Bintoro, M.H.B. Hariyanto, T. Honigone, M.P. Marangkey, E. Sakaguchi and Y.

Takamura. 1990. Feeding value of pith and pith residue from sago palm.

Proceeding Takahashi-Shi Nutrition Conference, Okayama. Pp.1-12.

Cheeke, P.R. 1999. Applied Animal Nutrition Feeds and Feeding. 2nd

Ed. New

Jersey: Prentice Hall, Upper Saddle River.

Church, D. C., and W. G. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 2nd

Ed. New Yersey: Prentice Hall, Upper Saddle River.

Devendra, C., dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Harya

Putra IDK, penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan dari: Goat Production

in the Tropics.

Goering, H.K., and P.J. Van Soest. 1970. Forage Fiber Analyses (apparatus,

reagents, procedures and some application). Agric. Handbook 379.

Washington DC: ARS. USDA.

Page 23: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp2012... · Bahan baku yang memiliki karakter ... bekerja dalam proses

RPTPNutrisi 2012

23

Greenhalgh, J.F.D., and A.E. Reid. 1983. The Effects of Pelleting Various Diets

on Intake and Digestibility in Sheep and Cattle. New York, USA: Academic

Pr.

Kaps, M., and W. R. Lamberson. 2004. Biostatistic for Animal Science. CABI

Publishing, Cambridge, USA.

Khan, M.A., M. Sarwar, M.M.S. Khan. 2004. Feeding value of urea treated

corncobs ensiled with or without Enzose (corn Dextrose) for lactating

crossbred cows. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 8:1093-1097.

Lubis, D. A., 1992. Ilmu Makanan Ternak. Jakarta: PT Pembangunan.

Mc Donald, P., R.A. Edwards, J.F.D. Greenhald and C.A. Morgan. 2002. Animal

Nutrition. 6th

Ed. Ashford Colour Pr. Gosfort.

National Research Council. 1981. Nutrient Requirement of Goats: Angora, Dairy,

and Meat Goats in Temperate and Tropical Countries. Washington DC:

National Academy Pr.

Nurkurnia, E. 1989. Hasil fermentasi rumen kambing Kacang betina dengan

pemberian beberapa tingkat ampas sagu (Metroxylon sp.) dalam ransum.

Karya Ilmiah Fapet IPB, Bogor.

Orskov, E.R. 1988. World Animal Science. Disciplinary Approach. Feed Science.

New York: Elsevier Sci.

Prastowo, B. 2007. Potensi sektor pertanian sebagai penghasil dan pengguna

energi terbarukan. Perspektif. Vol 6: 84-92.

Sapienza, D.A., and K.K. Bolsen. 1993. Teknologi Silase (Penanaman,

Pembuatan dan Pemberiannya pada Ternak). Martoyondo Rini B.S,

penerjemah.

Statistics Analytical System. 1987. SAS User’s Guide: Statistic. 6th

ed.,SAS

Institute Inc.,Cary,NC,USA.

Steel, R.G.D., and J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu

Pendekatan Biometrik. Sumantri B, penerjemah. Jakarta: Gramedia.

Terjemahan dari: Principles and Procedures of Statistics.

Tillman D.A., Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekotjo

S. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5. Yogyakarta: Univ Gadjah Mada Pr. Fakultas Peternakan.