proposal tesis luke

Download Proposal Tesis Luke

If you can't read please download the document

Upload: fahruddin-abubakar-hassan

Post on 16-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

a45g rga

TRANSCRIPT

18

1PROPOSAL TESISNama: LukmanNIM: 80100211064Prodi/Konsentrasi: Dira>sah Islamiyah/Tafsir HadisJudul Proposal: Al-Qira>a>t dalam Tafsi>r al-Qurt}ubi> dan Kontribusinya terhadap Penetapan Hukum Fikih (Kajian tentang Ayat- ayatT>{>aha>rah) Latar Belakang Al-Quran adalah kalam Allah yang mengandung aturan sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Kehadiran kitab suci al-Quran di tengah pemeluknya telah memberi warna dalam kehidupan. Salah satu warna yang dihadirkan al-Quran adalah diizinkannya pemeluknya untuk mengambil salah satu dari beberapa macam cara membaca al-Quran. Cara membaca al-Quran inilah yang kemudian dikenal dengan istilah qiraat.

Dalam diskursus disiplin ilmu Al-Quran, qiraat menempati ranking pertama karena disiplin ilmu ini berhubungan langsung dengan aspek linguistik pelafalan teks Al-Quran, sedangkan bangsa Arab pra Islam telah dikenal sebagai bangsa yang memiliki pluralitas lahjah (dialek). Sehingga salah satu Al-Quran diturunkan dengan menggunakan tujuh huruf sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat hadis Nabi saw. adalah merupakan bentuk keringanan (li al-taisi>r) atau rukhs}ah bagi umat Islam.Ketika Rasulullah saw menerima Al-Quran dari Jibril yang kemudian diajarkan kepada sahabatnya, maka dalam proses pengajaran ini para sahabat menerima bacaan Al-Quran dengan huruf yang berbeda-beda. Diantara mereka ada yang menerima proses ini dengan satu huruf, dua huruf bahkan lebih dari tiga huruf, keragaman ini sebagai bentuk li al-tai>si>r. Proses transmisi bacaan Al-Quran ini terus berlanjut hingga para sahabat Nabi telah berpencar ke berbagai wilayah, sehingga merekapun mengajarkan bacaan Al-Quran ini dengan bentuk huruf yang berbeda-beda pula, seperti ketika mereka menerima Al-Quran dari Nabi. Dengan proses ini pula, tidak sedikit di antara mereka yang mengkroscek bacaanya kepada Rasulullah seperti yang terjadi pada sahabat Umar bin Khattab dengan Hisyam bin Hakim.Sayyid Rizqi T|awil, Fi Ulu>m al-Qira>a>t; Madkhal wa dira>sah wa tah}qi>q (Mekah: Maktabah Fais\aliyah, 1975), h. 31. Sebagaimana hadis Rasulullah saw. Yang diriwayatkan oleh...... : , , , : . . : . . : . : . . : , .Muammad ibn Isml al-Bukhr, a al-Bukhr, Juz 2, Cet. I, (Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1992), h. 851. Artinya:

Sesungguhnya Umar ibn al-Khab berkata: Aku mendengar Hisym ibn akm membaca surah al-Furqn berbeda dengan bacaan yang diajarkan Rasulullah kepadaku, aku hampir menyeretnya (dari alat), tapi aku menunggunya sampai selesai, setelah salam aku menarik sorbannya dan membawanya ke hadapan Rasulullah. Aku berkata kepada Rasulullah: Sesungguhnya aku mendengar ia membaca (surah al-Furqn) selain cara engkau membacakannya kepadaku. Lalu Rasulullah berkata: Lepaskan dia! Kemudian Rasulullah berkata kepada Hisym: Bacalah!, Lalu ia membacanya. Rasulullah berkata: Demikianlah ia (surah al-Furqn) diturunkan. Lalu Rasulullah berkata kepadaku: Bacalah!, maka aku membacanya. Rasulullah berkata: Demikianlah pula ia (surah al-Furqn) diturunkan, sesungguhnya Al-Quran itu diturunkan dengan tujuh huruf, maka bacalah Al-Quran sesuai yang paling mudah bagimu!

Munculnya qiraat tersebut dilatarbelakangi oleh faktor sosial dan budaya masyarakat Arab yang terdiri atas kabilah-kabilah di berbagai wilayah Jazirah Arab.Qiraat merupakan bentuk kearifan Islam ketika menyikapi perbedaan-perbedaan dalam tubuh pemeluknya. Meskipun membaca al-Quran termasuk dalam kategori ibadah, prakteknya tetap memperhatikan kebudayaan setempat demi memudahkan pelaksanaan ibadah itu.Menelusuri sejarah al-Quran khususnya pada kajian qiraat, akan kita jumpai aneka bacaan yang ditampilkan berdasarkan mata rantai para qa>ri (pembaca al-Quran) ternama yang terus berkesinambungan dari abad ke abad sampai permulaan abad ke empat dengan menggunakan sanad (transimisi) terpercaya.Ah}mad al-Baili>, al-Ikhtila>f Baina al-Qira>a>t (Cet. I; Bei>ru>t: Da>r al-Ji>l, 1988), h. 75. Fenomena ini muncul sejak masa Rasulullah saw. sekitar tahun 9 Hijriyah yang kemudian berlanjut pada zaman keemasan ilmu qiraat yaitu periode Ibnu Jaza>ri> (w.833 H/ 1429 M), dan mengalami stagnan tahun 1970 M dalam dunia Islam.Ahmad Fathoni, Ragam Qiraat al-Quran, dalam jurnal SUHUF, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Vol.2, No.1, 2009, h. 54. Qiraat yang dikenal dan dipelajari oleh kaum muslimim sudah ada sejak Nabi saw. hingga sekarang, ternyata tidak hanya satu macam versi sebagaimana yang dijumpai dalam mus}h}af yang dimiliki umat Islam sekarang. Bahkan memiliki berbagai versi qiraat yang bersumber dari Nabi saw.Semua qiraat yang bersumber dari Nabi saw. tersebut dikategorikan oleh para ahli qiraat kepada tiga macam qiraat, yaitu: qira>a>t mutawa>tira>t, qira>a>t masyhu>ra>t, qira>a>t a>h}a>d. Qira>a>t Mutawa>tir, yaitu qiraat yang diriwayatkan oleh sejumlah periwayat yang cukup banyak pada setiap tingkatan sanad dari awal sampai akhir, yang bersambung hingga ke Rasulullah saw. Qira>a>t Masyhu>r, yaitu qiraat yang mempunyai sanad yang s}ah}i>h}, tetapi jumlah periwayatnya tidak sebanyak qira>a>t Mutawa>tir. Sebagian ulama seperti Labb al-Sai>d menggolongkan tiga qiraat terakhir yang termasuk dalam qiraat sepuluh sebagai qira>a>t Masyhu>r.Labb Sad, al-Jamu al-awti> al-Awwa>l li al-Qura>n al-Kari>m aw al-Mus}h}af al-Murattal bi Wa>isih Mukhat}t}at}atih (Kairo: Da>r al-Ktib al-Arab li al-iba>ah wa al-Nasyr, t. th.), h. 169. Sedangkan qira>a>t a>h}a>d ialah qiraat yang sanadnya s}ah}i>h} sesuai dengan kaidah bahasa Arab, akan tetapi menyalahi rasm al-Mus}h}af.Abd al-Ha>di> al-Fad}l, al-Qira>a>t al-Qura>niyya>t (Bei>ru>t: Da>r al-Majma al-Ilmi>, 1979), h. 91. Qiraat seperti ini diakui oleh kalangan ulama sebagai sesuatu hal yang memiliki kedudukan yang sama dengan khabar a>h}a>d.Perlu diketahui bahwa dari sekian banyak versi qiraat al-Quran tersebut, adakalanya berkaitan dengan subtansi lafal, dan adakalanya berkaitan dengan lahja>t atau dialek bahasa. Perbedaan qiraat yang berkaitan dengan subtansi lafal dapat menimbulkan perbedaan makna, sementara perbedaan qiraat yang berkaitan dengan lahja>t atau dialek kebahasaan tidak menimbulkan perbedaan makna.Dari sekian banyak versi qiraat al-Quran tersebut, ada diantaranya qiraat yang berkaitan dengan ayat-ayat tentang hukum yang di dalamnya terdapat perselisihan dalam hal bacaannya sebagaimana banyak dijumpai dalam mus}h}af al-Qura>n. Dengan adanya perbedaan qiraat tersebut, akan memunculkan perbedaan pendapat ulama dalam memahami masalah-masalah fikih. Oleh karena itu muncullah penyataan ulama: .Manna> al-Qat}t}a>n, Maba>h}is\ fi Ulu>m al-Qura>n (Kairo: Maktabah Wahbah, 2000), h. 181.Artinya : Perbedaan qira>a>t (bacaan) akan menimbulkan perbedaan pemahaman dalam hukum fikih.Perdebatan terhadap konsep tentang ragam qiraat, pada perkembangannya memunculkan disiplin ilmu dalam ranah Ulu>m al-Qura>n yaitu ilmu qiraat. Tentunya Allah punya pesan khusus baik itu yang bersifat tekstual maupun konseptual terhadap fenomena ini, apalagi terkait dengan sumber normatif ataupun historis terhadap fenomena sabah al-Ah}ruf.Nabi>l bin Muh}ammad bin Ibra>hi>m al-Isma>i>l, Ilm al-Qira>a>t: Nasyatuhu> At}wa>ruhu> Aruhu> fi> Ulu>m al-Syariyyah (Cet. I; Saudi Arabia: Maktabah al-Tau>bah, 2000), h. 19.Adapun perdebatan mengenai qiraat tersebut, disebabkan adanya faktor-faktor perbedaan qiraat dalam al-Quran. Perbedaan qiraat tersebut mulai terjadi pada masa sahabat, setelah wafatnya Rasulullah saw. Pada masa itu, para sahabat berselisih tentang pengumpulan dan penyusunan al-Quran. Masalah ini menjadi sebab adanya perbedaan bacaan al-Quran di kalangan para pembaca dari dua kelompok. Bahkan setiap kelompok merasa bacaannya paling benar.Salah satu faktor penyebab munculnya banyak masalah dalam qiraat al-Quran adalah tidak adanya titik pada huruf-huruf mujamah dan huruf-huruf muhmalah (tidak bertitik). Oleh karena itu antara dan sama sekali tidak ada bedanya dalam penulisan, begitu pula antara huruf , , , , , , , , , , , , , , , dan . Maka pembaca harus bisa membedakannya setelah mengetahui makna kata sesuai dengan yang dilafalkan tersebut.Sebagai contoh dalam QS al-Baqarah/ 2: 259. ()Terjemahnya:Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur? Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, berapa lama engkau tinggal (di sini)? Dia (orang itu) menjawab, aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari. Allah berfirman,Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumannmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar kami jadikan engkau tanda kekuasan kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana kami menyusunnya kembali kemudian kami membalutnya dengan daging. Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, Saya mengetahui bahwa Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, op. cit., h. 43.Dalam ayat di atas, terjadi perbedaan bacaan dalam kata Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>, al-Durr al-Mans\u>r fi> al-Tafsi>r bi al-Mas\u>r, yang ditahqiq oleh Abdullah bin Abd al-Muh}sin al-Turki> Juz III (Cet. I; Kairo: Markaz Hijr li al-Buh{u>s\ wa al-Dira>sa>t al-Arabiyyah wa al-Isla>miyyah, 2003), h. 216. menurut Imam ibn A dan Khalaf membaca huruf al-Za>i yaitu (). Sedangkan Imam Na>fi, Ibn kas\i>r, Abu> Amru>, Abu> Jafar dan Yaku>b membaca huruf al-Ra> (). Perbedaan bacaan tersebut disebabkan karena tidak adanya tanda titik dalam penulisan.Dengan demikian, sebab-sebab faktor perbedaan bacaan tersebut akan menghasilkan perbedaan dari segi penafsiran. Sama halnya perbedaan qiraat yang terdapat dalam kitab tafsir al-Qurt}ubi> yang kaitannya dengan ayat-ayat tentang hukum, maka perbedaan penafsiran tersebut akan berdampak terhadap penetapan hukum fikih.Maka dari itu, penulis merasa termotivasi untuk membahas seputar qiraat dengan memilih suatu kitab tafsir yaitu tafsir al-Qurt}ubi>. Adapun alasan penulis memilih kitab al-Qurt}ubi> sebagai objek kajian, karena kitab al-Qurt}ubi> merupakan salah satu kitab tafsir yang bercorak fikih dan di dalamnya membahas berbagai macam permasalahan aspek hukum dan tidak terlepas dari perbedaan-perbedaan ulama. Hal itu disebabkan karena perbedaan dalam hal penafsiran.Salah satu perbedaan penafsiran yang diuraikan oleh al-Qurt}ubi> yaitu perbedaan qiraat. Sebagai contoh ketika al-Qurt}ubi> menafsirkan ayat tentang T{aha>rah. Firman Allah swt dalam QS al-Ma>idah/ 5:6. ()Terjemahnya:Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tangannmu sampai ke siku, dan basuhlah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); usaplah wajahmu dan tangannmu dengan (tanah) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, op. cit., h. 108.Dalam ayat di atas, lafal terjadi perbedaan penafsiran dalam hal ini disebabkan karena perbedaan qiraat (bacaan). Menurut qiraat Imam Na>fi, Ibn Ai>, kata dibaca nas}ab wa arjulakum karena mat}u>f pada kata wuju>hakum wa aidiyakum. Sedangkan menurut qiraat Ibn Kas\i>r, Abu> Amr dan H{amzah kata dibaca majru>r wa arjulikum karena mat}u>f pada kata bi ruu>sikum. Perbedaan itu memiliki konsekuensi hukum yang berbeda. Bagi yang membaca nas}ab maka berarti bahwa kaki harus dibasuh seperti wajah dan tangan karena a>milnya adalah kata igsilu>. Sedangkan yang membaca majru>r maka kaki harus diusap seperti kepala karena a>milnya adalah kata wa imsah}u>.Al-Qurt}ubi>, al-Ja>mi Li Ah}ka>m al-Qura>n, Juz VII (Bei>ru>t: Da>r Ih}ya> al-Tura>s\ al-Arabi>, 1985), h. 342-343.Dari contoh ayat di atas, nampaknya bahwa perbedaan versi qiraat, akan menimbulkan pengaruh besar terhadap pemahaman hukum-hukum fikih. Masalah ini masih tetap ada sampai dewasa ini, selama ayat-ayat ah}ka>m tersebut senantiasa menimbulkan versi qiraat yang berbeda-beda dikalangan ahli pembaca (S{a>h}ib al-Qurra>). Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok yang akan diteliti dalam tesis ini adalah bagaimana eksistensi qiraat dalam tafsir al-Qurt}ubi> dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih, serta aplikasinya tentang ayat-ayat t}aha>rah. Untuk menjawab permasalahan pokok di atas, maka dirumuskan beberapa sub masalah sebagai berikut yaitu:

Bagaimana pengertian qiraat?Bagaimana biografi al-Qurt}ubi> dan kitabnya al-Ja>mi Li al-Ah}ka>m al-Qura>n?Bagaimana penggunaan qiraat oleh al-Qurt}ubi> dalam ayat-ayat t}aha>rah dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih? Pengertian Judul dan Ruang Lingkup PenelitianBerdasarkan judul di atas, maka untuk memahami secara lebih mendalam dan menghindari perluasan makna yang akan keluar dari tujuan penulisan tesis ini serta untuk mempermudah dalam memahami isi sekaligus untuk menggambarkan ruang lingkup pembahasan, maka perlu adanya penjelasan lebih detail tentang beberapa variabel judul dan istilah, yaitu:

Definisi Operasional

Kata adalah jamak dari kata yang berarti (satu cara bacaan).Abd al-Fatth{ Abd al-Gani> al-Q, Al-Budu>r al-Za>hirah f al-Qira>a>t al-Asyr al-Mutawa>tirah (Cet. II; Kairo: Da>r al-Sala>m li al-T{iba>ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi> wa al-Tarjamah, 2005), h. 13. Kata merupakan bentuk mas}dar darifil - kedua bentuk masdar ini memiliki dua makna yaitu al-Jamu wa al-D}ammu (menghimpun dan mengumpulkan). Yaitu menghimpun antara yang satu dengan yang lainnya, seperti ungkapan ma> Qaraat al-Na>qah Jani>nan (unta itu tidak sedang menghimpun [mengandung] janinnya).Ibn al-Manz}u>r, Lisa>n al-Arab, Jilid V (Kairo: Da>r al-Maa>rif, t.th.), h. 3563.Al-Zarkasyi> mendefinisikan istilah qiraat yaitu: : Badruddin Muh}ammad bin Abdullah al-Zarkazyi>, Al-Burha>n fi> Ulu>m al-Qura>n, Juz I; yang ditahqiq oleh Muh}ammad Abu> al-Fad}l Ibra>hi>m (Kairo: Maktabah Da>r al-Tura>s\, t. th.), h. 318. Artinya:Qira>a>t adalah suatu perbedaan ragam lafal wahyu yang terdapat pada penulisan huruf-huruf atau tata cara membacanya dari cara menipiskan, menebalkan dan yang lainnya.Sedangkan menurut Manna> al-Qat}t}a>n qiraat adalah: : .Mann al-Qan, op. cit., h. 162.Artinya:Qira>a>t adalah mazhab (aliran) pengucapan al-Quran yang dipilih oleh salah seorang Imam qira>a>t sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab lainnya.Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa qiraat adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari cara melafalkan kosa kata al-Quran dan perbedaannya dari segi panjang pendeknya, berdengung atau tidaknya, berharakat atau sukun (mati), dan mengetahui mazhab (aliran) seorang imam qiraat dan yang berbeda dengannya serta menyandarkan kepada perawi yang meriwayatkannya.Kata Tafsir yang terdiri dari yang berarti menjelaskan sesuatu dan menjadikannya terang benderang.Abu> H{usai>n Ah}mad ibn Fa>ris ibn Zakariyya>, Mujam Maqa>yis al-Lugah, Juz IV (Bei>ru>t: Ittih}a>d al-Kita>b al-Arabi>, 1423 H/2002 M), h. 402. Menurut al-Z\|ahabi> tafsir adalah (penjelasan dan keterangan).Al-Z|ahabi>, al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n, Jilid I (Cet. I; Kairo: Da>r al-Kutub al-H{adi>s\, 1961), h. 13.Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata tafsir diartikan dengan keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat al-Quran atau kitab suci lain sehingga lebih jelas maksudnya.Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka), h. 882.Sebagaimana firman Allah QS. al-Furqa>n/ 25:33. ().Terjemahnya: Tidaklah orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf al-Quran, 2002), h. 363.Kata tafsir dalam ayat di atas, bermakna penjelasan dan perincian tentang makna sesuatu, khususnya yang terkait dengan argumentasi dan dalil.Secara terminologi ulama mengemukakan beberapa definisi tafsir yang redaksinya berbeda meskipun kandungan dan cakupannya sama, yaitu:Al-Alu>si>, tafsir yaitu ilmu yang membahas tentang tata cara pengucapan lafal-lafal al-Quran, indikasi, hukum-hukum tunggal atau tarki>b dan makna-makna yang terkandung dalam susunan kalimat al-Quran serta ilmu-ilmu pelengkapnya.Abu> al-Fad}l Mah}mu>d al-Alu>si>, Ru>h} al-Maa>ni> fi> Tafsi>r al-Qura>n al-Az}i>m wa al-Sab al-Mas\a>ni>, Juz I (Beiru>t: Da>r Ih}ya> al-Tura>s\ al-Arabi>, t.th.), h. 4.Al-Zarkasyi>, tafsir adalah ilmu yang dapat digunakan mengetahui pemahaman al-Quran yang diturunkan kepada Raulullah saw. menjelaskan makna-maknanya dan mengeluarkan hukum-hukum dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya dengan bantuan ilmu bahasa, nahwu, tas}ri>f, ilm al-Baya>n, us}u>l al-Fiqh, qira>a>t, asba>b al-Nuzu>l dan na>sikh dan mansu>kh.Al-Zarkasyi>, op. cit., Juz I, h. 13.

Dari berbagai ragam definisi di atas, dapat dikatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas tentang maksud dan tujuan Allah swt. dalam al-Quran, sesuai dengan kemampuan manusia dalam mengungkap dan memahami ayat-ayatnya.Sedangkan al-Qurt}ubi> merupakan nama dari seorang ahli tafsir yang memiliki karya kitab tafsir yang dinamai al-Ja>mi Li Ah}ka>m al-Qura>n wa Mubayyin Lima> Tad}ammanah min al-Sunnah wa An. Nama lengkapnya adalah Abu> Abdillah Muh}ammad bin Ah}mad bin Abi> Bakr bin Farh} al-Ans}a>ri> al-Khazraji> al-Andalu>si> al-Qurt}ubi>. Dilahirkan di kota Cordoba (Spanyol) tahun 486 H/1093 M dan wafat pada bulan Syawal tahun 567 H/1172 M.Al-Qurt}ubi>, op. cit., Jilid I, h. 6. Kitab tafsirnya menjadi salah satu kitab rujukan di kalangan akademisi dalam kajian-kajian tafsir dan hukum Islam.Salah satu keistimewaan kitab tafsir al-Ja>mi Li Ah}ka>m al-Qura>n wa Mubayyin Lima> Tad}ammanah min al-Sunnah wa An antara lain menjelaskan panjang lebar tentang qiraat al-Quran khususnya yang berkaitan dengan ayat-ayat hukum. Jadi materi-materi qiraat yang akan dikaji dalam tesis ini adalah qiraat yang berasal dari kitab tafsir al-Qurt}ubi>.Kata kontribusi: kontribusi berarti sumbangan.Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 459. Sumbangan yang dimaksud disini adalah dalam bentuk usaha atau peran serta dalam tataran praktis.Hukum fikih: kata hukum merupakan kata serapan dari bahasa Arab, dalam Mujam Maqa>yi>s al-Lugah disebutkan bahwa kata () bermakna () atau pencegahan. Dan hukum dinamai sebagai () karena hukum tersebut mencegah seseorang dari melakukan kezaliman, dan dikatakan juga ( ) jika saya mencegahnya dari apa yang dia inginkan.Ibn H{usai>n Ah{mad bin Fa>ris, op. cit., Juz IV, h. 91.Secara terminologis, hukum adalah segala firman Allah yang berkenaan dengan perbuatan manusia (mukallaf), baik dalam bentuk tuntutan atau pilihan.Muh}ammad Abu> al-Nu>r Z|ahi>r,Us}u>l al-Fiqh, Juz I (Cet. II; Kairo: Da>r Bas}a>ir. 2007), h. 69.Sedang kata fikih dalam bahasa Arab berasal dari kata (), kata ini menunjukkan kepada makna pengenalan dan pengetahuan tentang sesuatu. Kemudian kata ini digunakan sebagai nama dari ilmu syariah, maka seseorang yang menguasai perkara halal dan haram dinamakan .Ibn H{usai>n Ah{mad bin Fa>ris, op. cit., h. 442. Secara etimologi, kata () juga bermakna pemahaman atau pengertianIbid.,. Secara terminologi, kata () difahami sebagai ilmu tentang hukum-hukum syari >yang berkaitan dengan perbuatan yang berdasarkan dalil-dalil yang terinci.Muh{ammad Abu> Nu>r Z|ahi>r, op. cit., h. 47. Adapun term gabungan hukum fikih berarti hukum-hukum syari >yang berdasarkan dalil-dalil yang terinci.Sedangkan sub judul kajian tentang ayat-ayat t}aha>rah dimaksudkan sebagai pemberi batasan bahwa permasalahan yang akan dikaji difokuskan pada ayat-ayat t}aha>rah yang terdapat dalam kitab tafsir al-Qurt}ubi>.Berdasarkan pengertian judul di atas, dapat disimpulkan bahwa judul penelitian ini adalah upaya untuk mengkaji qiraat yang terdapat dalam kitab tafsir al-Qurt}ubi> dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih kajiannya mengenai ayat-ayat hukum yang berhubungan dengan ayat-ayat t}aha>rah.Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan pengertian judul di atas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah mengumpulkan dan menganalisis data-data terkait qiraat al-Quran dalam tafsir al-Qurt}ubi> dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih untuk kemudian dipertimbangkan kelanjutan penggunaannya. Tinjauan PustakaPembahasan mengenai qiraat dalam tafsir al-Qurt}ubi> dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih mengacu pada beberapa literatur. Tinjauan pustaka memiliki fungsi untuk menjelaskan beberapa teori yang terkait dengan kajian ini sehingga dapat diteliti relevansi antara teori yang telah dikemukakan oleh para pengkaji dengan kajian yang akan dibahas.

Sejauh penelusuran dan pembacaan penulis dari beberapa karya ilmiah dan literatur dalam studi tafsir al-Quran khususnya terkait dengan qiraat telah banyak dilakukan, baik berupa tesis dan disertasi maupun penelitian berupa buku.Burhanuddin Habib, Perbedaan Qira>a>t Mutawa>tir dan Pengaruhnya Terhadap Fikih Islam. Tesis ini banyak menjelaskan tentang qiraat dan ilmu fikih dan perbedaan qiraat yang berpengaruh terhadap istinba>t} al-Ah}ka>m.

Tesis di atas memiliki perbedaan dengan apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Di antara perbedaannya; 1) Tesis di atas difokuskan pada pembahasan perbedaan qiraat mutawatir saja, sedang penelitian ini membahas seluruh aspek qiraat yang terdapat dalam kitab al-Qurt}ubi>. 2) Tesis di atas dibatasi pengkajiannya terhadap perbedaan qira>a>t mutawa>tir yang berpengaruh terhadap fikih Islam, sedang penelitian ini menjelaskan seluruh aspek qiraat yang terdapat dalam tafsir al-Qurt{ubi> dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih serta kajian khusus mengenai ayat-ayat t}aha>rah. Pembahasan dalam tesis ini dianggap cukup mewakili karena menyajikan pembahasan tentang qiraat. Meskipun tidak menampilkan bahasan yang luas tentang kontribusi qiraat, namun hal tersebut cukup membantu penulis dalam memahami qiraat dan pengaruhnya terhadap penetapan hukum.Muh}ammad bin Umar bin Sa>lim Bazmu>l, Al-Qira>a>t wa As\aruha> fi al-Tafsi>r wa al-Ah}ka>m. Disertasi ini terdiri dari dua jilid, jilid pertama bab satu membahas tentang definisi qiraat dan pembagiannya, jumlah qiraat dan hubungannya dengan ah}ruf al-Sabah serta perbedaan qiraat dan manfaatnya. Bab dua menjelaskan kodifikasi qiraat dan perkembangannya, bab tiga bahasan mengenai bantahan terhadap orientalis seputar qiraat al-Quran. Jilid dua memfokuskan pembahasan mengenai pengaruh qiraat dalam tafsir dan hukum, meliputi: a) hubungan qiraat dan tafsir, b) qiraat yang menjelaskan makna ayat, serta memperluas makna ayat, c) qiraat yang kaitannya dengan berbagai macam uslu>b.

Disertasi di atas memiliki perbedaan dengan apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Di antara letak perbedaan disertasi di atas dengan penelitian ini antara lain; 1) disertasi di atas difokuskan pada pembahasan mengenai hubungan antara tafsir dan hukum, dan tidak membatasi pembahasan mengenai penetapan hukum fikih, sedang penelitian ini membahas tentang qiraat dan penetapan hukum fikih. 2) disertasi di atas tidak menjelaskan pengaruh atau kontribusi qiraat terhadap penetapan atau perubahan hukum fikih secara terperinci akan tetapi menjelaskan bagaimana tingkat atau taraf qiraat dalam perubahan makna serta memberikan contoh dan menjelaskan hubungan ayat dan qiraatnya. Sedang penelitian ini membahas tentang qiraat yang terdapat dalam kitab tafsir al-Qurt}ubi> secara terperinci dan kontribusinya atau efeknya terhadap penetapan hukum fikih serta kajian khusus mengenai ayat-ayat t}aha>rah.Abd al-Lat}i>f al-Khat}i>b, Mujam al-Qira>a>t. Kitab ini merupakan suatu alat untuk melacak keberadaan ayat-ayat al-Quran hanya menggunakan kata kunci tertentu. Pada setiap kata kunci akan ditemukan ayat-ayat al-Quran yang sesuai dengan kata kunci tersebut dengan menggunakan urutan mujam (huruf Hijaiyyah). Melalui kitab ini, akan didapati ayat-ayat secara lengkap yang didalamnya terdapat ayat-ayat tentang perbedaan qiraat.Al-Ima>m Syiha>b al-Di>n Abi> Bakr Ah}mad bin Muh}mmad bin Muh}ammad ibn al-Jazari>, Al-Nasyr fi> al-Qira>a>t al-Asyr. Kitab ini membahas seluruh aspek biografi para imam qiraat dan pembahasan tentang Tajwi>d al-Qura>n. Dengan demikian, kitab ini sangat membantu penulis dalam mamahami biografi para imam qiraat beserta riwayatnya.Abd al-Fatta>h} Abd al-Gani> al-Qa>d}i>, Al-Budu>r al-Za>hirah fi> al-Qira>a>t al-Asyr al-Mutawa>tirah. Kitab ini salah satu kitab rujukan dalam mempelajari Ilm al-Qira>a>t yang membahas tentang sejarah imam qiraat sepuluh dan riwayatnya serta manhaj setiap qiraatnya. Oleh karena itu kitab ini sangat membantu dalam memahami sejarah para imam qiraat al-Asyr dan riwayatnya, metodenya, dan kemutawatiran riwayatnya.

Metode PenelitianMetode penelitian yang dimaksud adalah cara kerja yang tersistem untuk mempermudah pelaksanaan penelitian dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Uraian pada bab ini mencakup empat bagian dan akan dibahas secara berturut-turut, yaitu jenis penelitian, metode pendekatan, metode pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.

Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.Penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXVI; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 2-3. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan qiraat dalam tafsi>r al-Qurt}ubi> dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih secara sistematis dan cermat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan melalui kajian kepustakaan (Library research).Metode Pendekatan

Istilah pendekatan diartikan sebagai proses dan cara mendekati suatu objek. Dalam bahasa Arab istilah ini disebut al-Ittija>h al-Fikri> (arah pemikiran) atau pola pikir, sedangkan dalam bahasa inggris disebut approach. Adapun makna pendekatan sebagai cara kerja yaitu wawasan ilmiah yang digunakan seseorang mempelajari suatu objek dan aspek-aspek dari objek yang akan dibahas.Abd. Muin Salim, dkk, Metodologi Penelitian Tafsi>r Maud}u>i> (Cet. I; Pustaka Arif, 2010), h. 82. Dalam hal ini ada beberapa metode pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu:Pendekatan subjektif dan objektif Pendekatan langsung dan tidak langsungPendekatan holistik, parsial, sektoralPendekatan disipliner, interdisipliner, multidisipliner dan komprehensif.Ibid, h. 99-101.

Terkait dengan penelitian ini, maka metode pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan tafsir langsung dan tidak langsung. Karena metode ini dianggap paling cocok untuk penelitian terhadap teks-teks qiraat dalam tafsir al-Qurt}ubi>. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan menggunakan metode yang lain.Pendekatan langsung yaitu pendekatan yang menggunakan data primer. Data primer yang dalam kajian ini adalah kitab tafsir al-Qurt}ubi> itu sendiri.Adapun pendekatan tidak langsung adalah menggunakan data sekunder, yaitu upaya yang ditempuh setelah melalui pendekatan primer. dengan kata lain, ia merupakan pengembangan dari pendekatan pertama. Dengan demikian sumber sekunder mencakup seluruh data yang diperoleh dari kitab-kitab tafsir lain dan Ulu>m al-Qura>n serta beberapa buku yang memiliki bahasan yang terkait dengan masalah yang diteliti.Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang dimaksud di sini adalah sumber dari mana data yang akan diteliti diambil. Olehnya itu, secara garis besar dalam penelitian kualitatif setidaknya ada dua sumber data; utama/primer dan tambahan/sekunder. Sumber data utama ialah kata-kata atau tindakan. Adapun sebaliknya masuk dalam kategori data tambahan.Lexy J. Moleong, op. cit., h. 157.Kajian tafsir yang terkait langsung dengan al-Quran maka data primernya adalah al-Quran itu sendiri. Sedangkan data sekundernya adalah sunnah Nabi, S{ah}a>bi>, pendapat-pendapat ulama, historis (turunnya al-Quran), kebahasaan, kaidah-kaidah istinba>t}, dan teori-teori ilmu pengetahuan.Abd. Muin Salim, Metode Penelitian Tafsir (Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1994), h. 8-9. Sedangkan kajian tafsir yang terkait dengan kitab tafsir maka data pokoknya adalah kitab tafsir itu sendiri.Berdasarkan uraian di atas, maka data primer dalam penelitian ini adalah al-Quran, dan kitab tafsir al-Qurt}ubi> yaitu al-ja>mi Li al-Ah}ka>m al-Qura>n. Sedangkan data instrumennya yaitu kitab-kitab qiraat yang diperoleh dari karya-karya ulama yang dalam kajiannya secara eksplisit telah membahas tentang qiraat dan kitab-kitab lainnya yang erat kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.Sebagai data penunjang, diadakanlah penelitian terhadap berbagai versi qiraat yang menimbulkan pengaruh terhadap pemahaman hukum fikih. Dengan adanya versi qiraat yang berbeda-beda, hal ini sekaligus memberi gambaran tentang keluwesan dan elastisitasnya ajaran Rasulullah saw. khususnya mengenai bacaan, apalagi yang menyangkut dengan hukum fikih.Metode Pengolahan dan Analisis Data

Di lihat dari jenisnya, pengolahan data terbagi atas dua, yaitu pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Untuk penelitian ini, pengolahan dan analisis data sepenuhnya bersifat kualitatif karena data yang dihadapi bersifat deskriptif berupa pernyataan-pernyataan verbal. Sedangkan metode analisisnya menggunakan metode induktif yaitu sejumlah data yang spesifik tentang qiraat yang dijabarkan secara general analogi atau klausal dan metode deduktif yaitu mengembangkan suatu proposisi tentang qiraat untuk kemudian menarik suatu kesimpulan yang runtut.Dalam pembahasan ini, untuk memudahkan menganalisis data, maka dibutuhkan teknik interpretasi. Adapun teknik interpretasi yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:Interpretasi tekstual. Dalam hal ini objek yang diteliti ditafsirkan dengan menggunakan teks-teks al-Quran atau hadis Nabi saw. untuk itu data pokok dan data penunjang kemudian dikaitkan dengan memperhatikan hubungan makna dengan ungkapan fungsi-fungsi tafsir dengan cara perbandingan (muqa>ran).Interpretasi linguistik. Yaitu penafsiran al-Quran dengan menggunakan pengertian-pengertian dan kaidah-kaidah bahasa. Teknik interpretasi ini mencakup interpretasi etimologis, morfologis, leksikal, gramatikal, retorikal, ensiklopedis.Etimologis yaitu membahas makna kosa kata berdasarkan pengetahuan tentang akar kata terkait. Sedangkan morpologis mengkaji makna yang terjadi karena perubahan pola sebuah kata. Leksikal yaitu membahas makna berdasarkan makna yang penggunaan dalam kamus-kamus bahasa Arab. Gramatikal mengkaji makna berdasarkan kedudukan structural ungkapan dalam sebuah kalimat, yang dalam hal ini berkaitan dengan ilmu nahwu. Retorikal yaitu membahas makna dengan menggunakan bahasa dalam kehidupan masyarakat yang mencakup ketiga aspek ilmu balagah. Ensiklopedis adalah membahas makna berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan oleh para ahli sepanjang perkembangan tafsir, seperti pendapat-pendapat hasil ijtihad para sahabat, dan ulama-ulama kemudian. Lihat Abd. Muin Salim, dkk, op. cit., h. 155.Interpretasi logis. Yaitu teknik penulisan dengan menggunakan prinsip-prinsip logika dalam memahami kandungan ayat yang dibahas, dan prinsip yang dimaksud dapat dikaji dengan menggunakan kaidah-kaidah us}u>l al-Fiqh.Ibid., h. 185-186.

Kerangka PikirKerangka pikir sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Kerangka pikir dapat membantu memecahkan dan mengidentifikasi masalah-masalah yang tertuang dalam perumusan masalah, dalam hal ini, peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan langkah metodis yang sesuai dengannya. Penyusunan kerangka pikir, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan ayat-ayat hukum khususnya ayat-ayat tentang t}aha>rah.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengklasifikasian terhadap tafsir al-Qurt}ubi>, kemudian peneliti melakukan pengkajian terhadap qira>a>t yang ada dalam tafsir al-Qurt}ubi> dan kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih. Untuk lebih memahami uraian di atas, dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Al-Quran

Latar Belakang PenafsirLatar belakang keluargaSosio HistorisLingkungan

Ayat-ayat T{aha>rah

Tafsi>r al-Qurt}ubi>Qiraat dan Kontribusi

Hasil Penelitian

Tujuan dan Kegunaan PenelitianTujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan qiraat dalam tafsir al-Qurt}ubi> sekaligus kontribusinya terhadap penetapan hukum fikih. Berikut poin-poin tujuan dari penelitian ini:

Penulis ingin menggairahkan kembali studi terhadap kajian qiraat al-Quran baik itu qiraat sabah maupun qiraat asyarah. Terutama qiraat yang kaitannya dengan ayat-ayat hukum.Untuk mengetahui sikap al-Qurt}ubi> terhadap qiraat dan pengaruhnya terhadap penetapan hukum fikih. Sehingga dapat memahami esensi dari sistem qira>a>t al-Qura>n untuk dikembangkan dalam ranah ulu>mal-Qura>n.Untuk mengetahui kontribusi qiraat dalam penetapan hukum fikih.

Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dari hasil studi penelitian ini, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh diantaranya:Qiraat al-Quran sebagai bagian dari ilmu-ilmu al-Quran diharapkan akan menarik untuk dikaji terus menerus oleh orang-orang yang membutuhkan pencerahan dan kesejukan lewat bacaan al-Quran. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengkajian al-Quran terutama perhatian terhadap Ilm Qira>a>t al-Qura>n.Referensi bagi para pembaca tentang qiraat khususnya terhadap ayat-ayat hukum sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan sebuah hukum.

Kerangka OutlineBAB I PENDAHULUANLatar BelakangRumusan MasalahPengertian Judul dan Ruang Lingkup PenelitianTinjauan PustakaMetode PenelitianKerangka PikirTujuan dan Kegunaan Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG QIRAATKodifikasi Ilmu Qiraat al-Quran dan perkembangannya

Pengertian QiraatPembagian QiraatMengetahui Qiraat Mutawa>tirMengetahui Qiraat Masyhu>rMengetahui Qiraat AdMengetahui Qiraat al-Sya>z\

Perdebatan Sabatu Ah}rufSumber-sumber Rujukan Qiraat

BAB III RIWAYAT HIDUP AL-QURT{UBI< DAN BIOGRAFI KITAB JAm al-Qura>n

Karakteristik Kitab Tafsir al-Qurt}ubi>Sistematika Penulisan Kitab Tafsir al-Qurt}ubi>Metode dan Bentuk Penafsiran al-Qurt}ubi>Corak Penafsiran al-Qurt}ubi>Pandangan Ulama terhadap Tafsir al-Qurt}ubi>Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Qurt}ubi>

Qiraat dalam Tafsi>r al-Qurt}ubi>

Sumber-sumber Referensi al-Qurt}ubi> dari kitab QiraatSikap al-Qurt}ubi> terhadap Qiraat

BAB IV KONTRIBUSI QIRAAT DALAM PENETAPAN HUKUM FIKIH MENURUT AL-QURT{UBItir dalam Penetapan Hukum Fikih Kontribusi Qiraat Masyhu>r dalam Penetapan Hukum FikihKontribusi Qiraat Ad dalam Penetapan Hukum FikihAplikasi terhadap Ayat-ayat T{aha>rah dan Kontribusinya terhadap Penetapan Hukum Fikih (dirinci)

BAB V PENUTUPKesimpulanImplikasi