proposal tesis

Upload: yahdini-qornin

Post on 05-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal tesis

TRANSCRIPT

  • PROPOSAL PENELITIAN TESIS

    Kajian Bioremediasi Senyawa Pestisida pada Tanah Pertanian

    Hortikultura Menggunakan Pseudomonas sp. dengan Pemodelan

    Matematis

    (Studi Kasus: Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

    Disusun oleh:

    Heidy Dwiyanti Utami / 25312014 Teknologi Manajemen Lingkungan (TML)

    Rencana Penelitian ini telah dikonsultasikan dengan

    Ibu Dr. Barti Setiani Muntalif, Ph.D

    PROGRAM PASCA SARJANA

    PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2013

  • 1. Judul Kajian Bioremediasi Senyawa Pestisida pada Tanah Pertanian Hortikultura

    Menggunakan Pseudomonas sp. dengan Pemodelan Matematis di Kabupaten Bandung (Jawa

    Barat)

    2. Latar Belakang Kegiatan pertanian memiliki arti vital untuk keberlangsungan bangsa Indonesia. Jawa

    Barat merupakan salah satu provinsi yang memasok produk hortikultura di Pulau Jawa,

    seperti produk sayuran, kacang-kacangan, buah, dan lain sebagainya (Dinas Pertanian Jawa

    Barat, 2013). Pengunaan pestisida dalam pertanian hortikultura sulit untuk dihindari karena

    para petani berusaha mereduksi gagal panen seminimal mungkin. Penyemprotan pestisida

    menyebabkan sebagian pestisida menempel pada daun, biji-bijian, tanah, dan sebagian masuk

    ke badan perairan (Suherman, 2000). Dampak negatif dari penggunaan pestisida di antaranya

    adalah produk hortikultura mengandung petisida dan ekosistem lahan pertanian tercemar

    (Setiyo, et al., 2011).

    Senyawa pestisida yang terakumulasi di lingkungan termasuk ke dalam kategori sulit

    untuk dihilangkan atau didegradasi. Berbagai teknologi untuk menghilangkan senyawa

    pestisida di lingkungan telah dilakukan dan salah satunya adalah bioremediasi. Bioremediasi

    menjadi salah satu alternatif untuk solusi menghilangkan senyawa pestisida karena teknologi

    dengan biaya yang paling efektif. Proses degradasi yang dilakukan oleh mikroorganisme

    merupakan teknik efektif yang menjanjikan untuk menghilangkan polutan lingkungan

    (Takagi, et al., 2011)

    Beberapa penelitian untuk bioremediasi senyawa pestisida menggunakan

    mikroorganisme telah digunakan. Sebagian besar penelitian ini menggunakan

    mikroorganisme indigenous yang berhasil diisolasi dari tanah mengandung senyawa

    pestisida. Dari beberapa jenis mikroorganisme yang digunakan dalam bioremediasi senyawa

    pestisida, di antaranya adalah Pseudomonas sp (Divya dan Kumar, 2011), seperti

    Pseudomonas sp. strain ADP (Takagi, et al., 2011). Pseudomonas sp. diketahui dapat

    mendegradradasi senyawa benzen, anthracene, hidrokarbon, dan PCB (Kumar, et al., 2011).

    3. Rumusan Masalah Penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian memberikan dampak pada makhluk

    hidup dan lingkungan di sekitarnya. Tidak sedikit bahan-bahan kimia yang digunakan dalam

    pestisida merupakan senyawa yang sulit untuk didegradasi di alam. Senyawa kimia dari

  • pestisida yang terakumulasi di dalam tanah, terutama tanah pertanian, dapat mengakibatkan

    akumulasi pada makhluk hidup di sekitarnya. Bioremediasi menjadi sslah satu alternatif

    untuk mendegradasi senyawa pestisida dalam proses remediasi tanah. Diharapkan dengan

    bioremediasi oleh Pseudomonas sp. dapat membantu penguraian senyawa pestisida di

    lingkungan dan digambarkan dengan menggunakan model matematis degradasi senyawa

    pestisida.

    4. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah proses remediasi oleh Pseudomonas sp. pada

    senyawa pestisida untuk sampel tanah pertanian dapat berlangsung dan dapat diprediksi

    dengan menggunakan model biodegradasi senyawa pestisida berasarkan konsentrasi senyawa

    pestisida dan jumlah biomassa Pseudomonas sp..

    5. Maksud dan Tujuan 5.1 Maksud

    Maksud dari penelitian ini adalah mengkaji remediasi yang dilakukan oleh

    Pseudomonas sp. terhadap senyawa pestisida pada sampel tanah pertanian di Kabupaten

    Bandung. Model biodegradasi dibuat dengan menggunakan persamaan Monod. Proses

    remediasi digambarkan dalam bentuk model biodegradasi untuk senyawa pestisida dengan

    parameter konsentrasi senyawa pestisida dan jumlah biomassa Pseudomonas sp..

    5.2 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui pola biodegradasi senyawa pestisida oleh Pseudomonas sp. terhadap sampel

    tanah pertanian dalam proses bioremediasi berdasarkan parameter konsentrasi senyawa

    pestisida.

    2. Mengetahui pola biodegradasi senyawa pestisida oleh Pseudomonas sp. terhadap sampel

    tanah pertanian dalam proses bioremediasi berdasarkan parameter jumlah biomassa

    Pseudomonas sp.

    3. Memprediksi waktu yang diperlukan dalam bioremediasi senyawa pestisida pada tanah

    pertanian berdasarkan kedua parameter

    6. Ruang Lingkup Penelitian

  • Untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, maka lingkup penelitian yang akan

    dilakukan adalah berskala laboratorium dan lapangan. Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

    1. Lokasi penelitian adalah kawasan pertanian hortikultura di Kabupaten Bandung (Jawa

    Barat), terutama di Kecamatan Pangalengan.

    2. Pengumpulan data primer akan dilakukan dengan pengambilan sampel tanah dari

    kawasan pertanian hortikultura pada titik sampling yang telah ditentukan. Pengumpulan

    data sekunder terdiri dari peta lokasi titik sampel, jenis pestisida yang digunakan, luas

    area pertanian, temperatur, pH tanah, dan data lain yang relevan dengan penelitian.

    3. Pengkorelasian antara proses bioremediasi dengan biodegradasi senyawa pestisida oleh

    Pseudomonas sp.

    Parameter yang akan ditinjau dalam pembuatan model biodegradasi pada penelitian ini

    adalah pH tanah, konsentrasi senyawa pestisida, dan jumlah biomassa Pseudomonas sp..

    4. Pengembangan persamaan Monod untuk memperoleh model biodegradasi senyawa

    pestisida oleh Pseudomonas sp. dengan menggunakan software Matlab.

    5. Analisis pola degradasi senyawa pestisida oleh Pseudomonas sp. dalam kaitannya

    dengan bioremediasi tanah pertanian berdasarkan simulasi model.

    7. Tinjauan Pustaka 7.1 Pestisida

    Lingkungan di sekitar kita banyak terpapar oleh kontaminan dari berbagai

    toksikan, baik di tanah, air, maupun udara. Pestisida merupakan salah satu toksikan yang

    disebabkan oleh kegiatan manusia (antropogenik). Pestisida didefinisikan sebagai

    zat/campuran bahan kimia, mikroorganisme, virus, atau pun bahan lain yang digunakan untuk

    perlindungan tanaman dalam mencegah, mengendalikan, dan membasmi

    hewan/tumbuhan/mikroorganisme pengganggu dengan tujuan kesejahteraan manusia

    (Soemirat, 2009). Klasifikasi pestisida dapat dibagi berdasarkan toksisitas, struktur kimia,

    persistensi di lingkungan, organisme target, dan lainnya (Velzquez-Fernndez, et al., 2012).

    Pestisida yang terdiri dari molekul organik dapat dibagi menjadi organoklorin,

    organofosfat, organometalik, piretroid, dan karbamat (Velzquez-Fernndez, et al., 2012).

    Senyawa pestisida tergolong ke dalam senyawa yang persisten di lingkungan. Setiap jenis

    senyawa pestisida memiliki persistensi efektif yang berbeda dan bervariasi, mulai dari

    minggu hingga tahun. Persistensi senyawa pestisida di lingkungan dapat disebabkan karena

    terjadinya akumulasi senyawa kimia di tanah dengan tingkat toksisitas yang tinggi, asimilasi

    dan akumulasi ke dalam akar atau jaringan tumbuhan, dan erosi partikel tanah sehingga

  • masuk ke badan perairan (AgriInfo, 2011). Persistensi senyawa pestisida di lingkungan

    disebabkan oleh karakteristik fisika-kimia senyawa tersebut (Soemirat, 2009) dan

    kelembaban tanah (AgriInfo, 2011) sehingga sulit untuk didegradasi oleh organisme

    (biodegradasi). Beberapa faktor, seperti cahaya, panas, dan kelembaban, dapat menjadi

    pemicu dalam proses penghilangan pestisida, baik secara volatilisasi maupun biodegradasi.

    7.2 Biodegradasi dan Bioremediasi Degradasi didefinisikan sebagai transformasi atau pemecahan senyawa (substrat)

    kompleks menjadi produk yang lebih sederhana (AgriInfo, 2011). Biodegradasi melibatkan

    reaksi biologis yang dapat memodifikasi struktur kimia dari suatu senyawa (Velzquez-

    Fernndez, et al., 2012). Produk hasil biodegradasi umumnya merupakan senyawa sederhana

    yang tidak atau berkurang toksisitasnya. Bioremediasi merupakan aplikasi atau strategi untuk

    menghilangkan polutan yang tidak diinginkan di lingkungan (Velzquez-Fernndez, et al.,

    2012). Berdasarkan lokasi bioremediasi dapat dilakukan secara in situ dan ex situ. Aplikasi

    bioremediasi memeiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah hem at biaya, mudah,

    degradasi polutan organik hingga selesai, dan tidak merusak flora-fauna alami serta lokasi

    situs bioremediasi (Divya dan Kumar, 2011).

    Karakteristik fisika-kimia, seperti suhu, pH, potensial air, oksigen, dan

    ketersediaan substrat dapat mempengaruhi efisiensi biodegradasi (Velzquez-Fernndez, et

    al., 2012). Pada Gambar 1, terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi degradasi di air,

    tanah, dan udara. Faktor lain yang juga mempengaruhi biodegradasi adalah ko-metabolisme

    dan kondisi konsorsium mikroorganisme (Velzquez-Fernndez, et al., 2012).

  • Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi biodegrasi dan bioremediasi di tanah, air, dan udara

    (Velzquez-Fernndez, et al., 2012)

    7.3 Pseudomonas sp. Tanah merupakan salah satu habitat mikroorganisme yang memiliki tingkat

    biodiversitas yang tinggi. Mikroorganisme membantu proses degradasi senyawa tertentu dan

    menghasilkan mineral yang diperlukan untuk tumbuhan. proses ini dikenal dengan

    biodegradasi atau mineralisasi (AgriInfo, 2011). Toksikan yang terapat di lingkungan dapat

    menyebabkan penurunan tingkat biodiversitas mikroorganisme. Contohnya, pestisida dapat

    mempengaruhi kandungan C-organik dan N-total di tanah sehingga keseimbangan populasi

    mikroorganisme di tanah dapat terganggu (Setiyo, et al., 2011).

    Pseudomonas sp. tergolong bakteri yang sering dijumpai di tanah. Bakteri ini

    tergolong bakteri aerobik (Kumar, et al., 2011). Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu,

    bakteri ini memiliki kemampuan untuk mendegradasi kontaminan organik (Divya dan

    Kumar, 2011), seperti pestisida dan hidrokarbon (Kumar, et al., 2011). Pada degradasi

    pestisida, biasanya dibutuhkan lebih dari satu mikroorganisme untuk berkontribusi dalam

    degradasi pestisida. Mikroorganisme ini akan menggunakan kontaminan, dalam hal ini

    senyawa pestisida, sebagai sumber karbon dan energi (Kumar, et al., 2011).

  • 8. Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai sasaran penelitian secara garis besar

    digambarkan dalam diagram alir (Gambar 2) sebagai berikut:

    Gambar 2. Diagram alir metode penelitian

    9. Metodologi Penelitian

  • 9.1 Survei Awal dan Penentuan Titik Sampling Survei lokasi pertanian hortikultura yang akan digunakan sebagai lokasi

    pengambilan sampel dilakukan terlebih dahulu. Saat survei lokasi dilakukan, ditentukan pula

    perkiraan titik pengambilan sampel tanah pertanian yang mengandung senyawa pestisida.

    Pencatatan lokasi dan titik pengambilan sampel dilaksanakan seiring dengan pengambilan

    data sekunder lokasi penelitian.

    9.2 Pengambilan Data Sekunder Pengambilan data sekunder dilakukan untuk mengetahui data-data pendukung.

    Data sekunder yang diambil pada lokasi penelitian adalah peta lokasi titik sampel, jenis

    pestisida yang digunakan, luas area pertanian, temperatur, pH tanah, dan data lain yang

    relevan dengan penelitian.

    9.3 Pengumpulan Data Primer Dari titik sampling yang telah ditentukan kemudian diambil sampel tanah dari

    lokasi. Sampel tanah diambil dengan menggunakan sekop atau alat bantu lainnya. Sampel

    tanah dimasukkan ke dalam wadah dan kemudian dibawa ke laboratorium untuk karakterisasi

    awal sampel tanah. Parameter fisika-kimia dari lokasi penelitian dicatat untuk mengetahui

    karakteristik lokasi titik pengambilan sampel.

    9.4 Karakterisasi Awal Sampel Tanah Sampel tanah yang diambil dari titik pengambilan sampel kemudian di bawa ke

    laboratorium untuk pemeriksaan kadar senyawa pestisida yang terkandung di tanah. Senyawa

    pestisida yang akan diukur adalah senyawa organik pada pestisida. Data primer diperlukan

    untuk penetuan perlakuan pada tahap bioremediasi senyawa pestisida. Penentuan kadar

    senyawa pestisida yang akan digunakan untuk bioremediasi berdasarkan data primer dari

    hasil pengukuran.

    9.5 Aklimatisasi Pseudomonas sp. pada sampel tanah Pseudomonas sp. yang akan digunakan dalam proses bioremediasi akan

    diaklimatisasi terlebih dahulu untuk penyesuaian terhadap lingkungan baru. Bakteri

    Pseudomonas sp. akan diinkubasi pada medium yang mengandung sampel tanah terlebih

    dahulu. Setelah bakteri Pseudomonas sp. mengalami penyesuaian untuk mendegradasi

  • senyawa pestisida, maka dilakukan pembuatan kultur bakteri di dalam medium. Kultur

    bakteri kemudian akan digunakan untuk bioremediasi senyawa pestisida.

    9.6 Bioremediasi senyawa pestisida dengan Pseudomonas sp. Kultur Pseudomonas sp. yang telah teraktivasi akan digunakan dalam

    bioremediasi senyawa pestisida. Variasi yang digunakan dalam penelitian bioremediasi ini

    adalah konsentrasi senyawa pestisida dan jumlah biomassa yang akan ditambahkan.

    Parameter yang akan diukur merupakan parameter fisika, kimia, dan biologis:

    parameter fisika, seperti suhu dan pH tanah dilakukan untuk mengetahui kondisi selama

    proses bioremediasi berlangsung

    parameter kimia, seperti analisis senyawa pestisida dengan menggunakan metode AAS

    (Atomic Adsorption Spectrophotometer) dan pengurangan konsentrasi senyawa pestisida

    dalam proses bioremediasi

    parameter biologis, seperti pengukuran biomassa Pseudomonas sp.

    9.7 Analisis Kadar Pestisida Analisis kadar senyawa pestisida akan dilakukan dengan menggunakan metode

    AAS (Atomic Adsorption Spectrophotometer) pada rentang waktu tertentu selama proses

    bioremediasi berlangsung. Data kadar senyawa pestisida akan digunakan untuk analisis dan

    pembuatan simulasi model bioremediasi.

    9.8 Analisis data dan Simulasi Model Analisis data yang diperoleh, identifikasi keterkaitan antara bioremediasi oleh

    Pseudomonas sp. dengan kualitas tanah hasil remediasi, dan membandingkan kualitas sampel

    tanah hasil bioremediasi dengan baku mutu yang berlaku. Untuk mengetahui pola

    biodegradasi pada bioremediasi, digunakan model Monod adalah untuk menggambarkan

    hubungan nutrisi dan populasi mikroorganisme (biomassa) yang digunakan. Model Monod

    dikorelasikan dengan biodegradasi senyawa pestisida oleh Pseudomonas sp.. Jika

    pertumbuhan Pseudomonas sp. diasumsikan memiliki pola pertumbuhan eksponensial,

    dinyatakan dengan persamaan:

    =

    dengan, = koefisien laju pertumbuhan spesifik (hari-1)

  • X = biomassa (mg/L)

    sedangkan untuk model Monod: = + dengan, max = koefisien laju pertumbuhan maksimum (hari-1)

    S = konsentrasi substrat atau nutrisi (mg S/L)

    Ks = koefisien half-saturation (mg S/L)

    model Monod disubsitusikan dengan model pertumbuhan eksponensial menjadi:

    = +

    9.9 Validasi Model Verifikasi dan validasi model dilakukan dengan menggunakan metode uji statistik

    mean Relative Eror.

    = | |

    100% =

    dengan, RE = Relative Error

    X = data pengamatan

    MRE = Mean Relative Error

    C = data hasil simulasi

    N = jumlah data

    9.10 Pembahasan dan Kesimpulan Pembahasan dilakukan untuk penulisan laporan tesis dan dilakukan setelah

    analisis data dan validasi model. Pembahasan akan mengacu pada data penelitian dan disertai

    studi literatur untuk membantu penjelasan data.

    10. Alat dan Bahan 10.1 Survei Awal dan Penentuan Titik Sampling

    Pada tahap survei awal dan penentuan titik sampling, diperlukan beberapa

    peralatan dan perlengkapan, seperti peta topografi lokasi sampling dan alat tulis.

    10.2 Pengambilan Data Sekunder

  • Untuk pengambilan data sekunder di lokasi pengambilan sampel, diperlukan

    beberapa peralatan dan perlengkapan, seperti peta topografi lokasi sampling, pH meter,

    termometer, dan alat tulis.

    10.3 Pengumpulan Data Primer Pada tahap pengumpunlan data primer, diperlukan beberapa peralatan dan

    perlengkapan, seperti peta topografi lokasi sampling, pH meter, termometer, alat penunjang

    pengambilan sampel tanah (sekop, kantong plastik atau pot zalp, label), dan alat tulis.

    10.4 Karakterisasi Awal Sampel Tanah Untuk tahapan karakterisasi sampel tanah awal, diperlukan beberapa peralatan dan

    perlengkapan, seperti pH meter, termometer, dan alat tulis. Pada analisis kadar senyawa

    pestisida diperlukan AAS (Atomic Adsorption Spectrophotometer), timbangan analitik, labu

    ukur, gelas kimia, corong gelas, kertas saring, dan batang pengaduk. Bahan yang diperlukan

    untuk analisis senyawa pestisida adalah pelarut-pelarut organik dan akuades.

    10.5 Aklimatisasi Pseudomonas sp. pada sampel tanah Tahapan aklimatisasi Pseudomonas sp., diperlukan berbagai peralatan, seperti

    cawan petri, labu Erlenmeyer, batang pengaduk, gelas kimia, gelas ukur, hot plate, timbangan

    analitik, autoklaf, spatula, dan pipet tetes. Untuk bahan-bahan yang diperlukan adalah

    pestisida dengan kandungan yang telah diketahui, medium pertumbuhan Pseudomonas sp.

    (agar dan cair), spiritus, alkohol 70%, akuades, kertas saring, kertas aluminium, plastik tahan

    panas, plastik obat, kertas, kapas lemak, karet gelang, dan tisu.

    10.6 Bioremediasi senyawa pestisida dengan Pseudomonas sp. Untuk tahap bioremediasi oleh Pseudomonas sp., diperlukan peralatan seperti

    cawan petri, labu Erlenmeyer, batang pengaduk, gelas kimia, gelas ukur, timbangan analitik,

    autoklaf, spatula, pipet tetes, pH meter, termometer, dan AAS (Atomic Adsorption

    Spectrophotometer). Untuk bahan-bahan yang diperlukan adalah sampel tanah, pestisida

    dengan kandungan yang telah diketahui, medium pertumbuhan Pseudomonas sp. (agar dan

    cair), kultur Pseudomonas sp. yang telah teraktivasi, spiritus, pelarut organic untuk AAS,

    alkohol 70%, akuades, kertas saring, kertas aluminium, plastik tahan panas, kertas, kapas

    lemak, karet gelang, dan tisu.

  • 10.7 Analisis Kadar Pestisida Pada analisis kadar senyawa pestisida diperlukan AAS (Atomic Adsorption

    Spectrophotometer), timbangan analitik, labu ukur, gelas kimia, corong gelas, kertas saring,

    dan batang pengaduk. Bahan yang diperlukan untuk analisis senyawa pestisida adalah

    pelarut-pelarut organik dan akuades.

    10.8 Simulasi dan Validasi Model Untuk simulasi dan validasi model, dilakukan dengan menggunakan software

    Matlab dan Ms. Excel.

    11. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa tempat, bergantung pada tahap penelitian yang

    dilakukan. Proses bioremediasi akan dilakukan di salah satu laboratorium di gedung PAU,

    Institut Teknologi Bandung. Analisis senyawa pestisida akan dilakukan di Laboratorium

    Kualitas Air Teknik Lingkungan, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil

    dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Untuk pembuatan model bioremediasi, dapat

    dilakukan di mana saja dengan ketersediaan komputer atau laptop.

    12. Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini diperkirakan akan berlangsung selama 6 (enam) bulan mulai

    dari bulan September-Februari 2012 dengan rincian kegiatan seperti yang terdapat dalam

    Tabel 1.

    Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

    No Uraian Kegiatan

    Bulan ke-1

    Bulan ke-2

    Bulan ke-3

    Bulan ke-4

    Bulan ke-5

    Bulan ke-6

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Studi literatur

    2. Survei awal

    dan penentuan titik sampling

    3. Pengumpulan Data Primer

  • No Uraian Kegiatan

    Bulan ke-1

    Bulan ke-2

    Bulan ke-3

    Bulan ke-4

    Bulan ke-5

    Bulan ke-6

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    4. Pengumpulan Data Sekunder

    5. Pengerjaan

    laboratorium

    6. Pengembangan

    dan simulasi model

    7. Analisis data

    dan Pembahasan

    8. Penulisan

    laporan thesis

    Daftar Pustaka

    AgriInfo. 2011. Soil Microorganisms in Biodegradation of Pesticides and Herbicides. [online]

    Diakses dari: http://agriinfo.in/?page=topic&superid=5&topicid=174 [Tanggal akses 28

    Mei 2013].

    Dinas Pertanian Jawa Barat. 2013. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

    [online] Diakses dari: http://diperta.jabarprov.go.id/ [Tanggal akses 15 April 2013].

    Divya, Bhatia dan Malik Deepak Kumar. 2011. Plant Microbe Interaction with Enhanced

    Bioremediation. Research Journal of Biotechnology, 6 (4): 72-79.

    Kumar, A, B.S Bisht, V.D Joshi, dan T. Dhewa. 2011. Review on Bioremediation of Polluted

    Environment: A Management Tool. International Journal of Environmental Sciences, 1

    (6): 1079-1093.

    Mihelcic, James R.. 1999. Fundamentals of Environmental Engineering. USA: John Wiley &

    Sons, Inc..

    Munoz, Jose F., dan Manuel J. Irarrazaval. 1998. A Numerical Model for Simulation of

    Bioremediation of Hydrocarbons in Aquifers. Groundwater, 36 (2): 215-224.

    Setiyo, Yohanes, Ida Bagus Wayan Gunam, Ida Bagus Putu Gunadnya, I Wayan Tika. 2011.

    bioremediasi in-situ Lahan Tercemar Pestisida oleh Mikroba yang ada pada Kompos.

    The Excellence Research Universitas Udayana: 108-112.

    Soemirat, Juli (Ed.). 2009. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

    Press.

  • Suherman, Ayep Dede. 2000. Bioremedlasl pestlslda organofosfat diazinon secara ex sltu

    dengan menggunakan mikroba indigenous dari areal persawahan. Skripsi. Institut

    Pertanian Bogor.

    Takagi, Kazuhiro, Ryota Kataoka dan Kenichi Yamazaki. 2011. Recent technology on bio-

    remediation of persistent organic pollutants (POPs) and pesticides. [online] Diakses

    dari: http://www.agnet.org/library.php?func=view&id=20110804172301&type_id=4

    [Tanggal akses 25 April 2013].

    Velzquez-Fernndez, Jess Bernardino, Abril Bernardette Martnez-Rizo, Maricela

    Ramrez-Sandoval, dan Delia Domnguez-Ojeda. 2012. Biodegradation and

    Bioremediation of Organic Pesticides. [online] Diakses dari:

    http://www.intechopen.com/books/pesticides-recent-trends-in-pesticide-residue-

    assay/biodegradation-and-bioremediation-of-organic-pesticides[Tanggal akses 25 April

    2013].