proposal ta
DESCRIPTION
teknik pertambanganTRANSCRIPT
PROPOSAL TUGAS AKHIR
RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG
BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE (DOZ) UNTUK MENGATASI
AIR YANG MASUK KE DALAM AMBRUKAN BIJIH
DI PT FREEPORT INDONESIA
Diajukan Untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
Oleh
Ahmad Muchlis Suci03111402021
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIANTUGAS AKHIR MAHASISWA
1. Judul
RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE (DOZ) UNTUK MENGATASI AIR YANG MASUK KE DALAM AMBRUKAN BIJIH DI PT FREEPORT INDONESIA
2. Pengusul
a. Nama : Ahmad Muchlis Sucib. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIM : 03111402021d. Semester : VIII (Delapan)e. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambanganf. Institusi : Universitas Sriwijayag. Contact Person : 085269698666h. Email : [email protected]. GPA : 3,66
3. Lokasi Penelitian : PT. Freeport Indonesia
Palembang, Februari 2014
Menyetujui :Ketua Jurusan Teknik Pertambangan PengusulUniversitas Sriwijaya,
Hj. Rr. Harminuke Eko Handayani, ST, MT Ahmad Muchlis SuciNIP. 196902091997032001 NIM. 03111402021
Menyetujui :a.n. Pimpinan Perusahaan Pembimbing Proposal
Ir. Maulana Yusuf, MS , MTNIP.
A. JUDUL
RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE (DOZ) UNTUK MENGATASI AIR YANG MASUK KE DALAM AMBRUKAN BIJIH DI PT FREEPORT INDONESIA
B. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan.
C. LATAR BELAKANG
Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi, pencarian terhadap
suatu sistem energi yang ramah lingkungan dan efisien mengharuskan kita
untuk melihat sumber energi lain selain minyak dan gas bumi. Penggunaan
batubara sebagai sumber energi utama juga semakin hari semakin meningkat
di beberapa negara terutama sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik,
industri semen, dan industri-industri lainnya. Sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah tentang penganekaragaman atau diversifikasi energi, batubara
merupakan alternatif energi pengganti minyak bumi dan gas untuk masa kini
maupun masa-masa mendatang (Kementrian ESDM, 2011).
Air yang menggenangi lokasi penambangan merupakan masalah yang
penting bagi setiap perusahaan penambangan karena air yang masuk ke lokasi
penambangan dapat mengganggu aktivitas penambangan dan mengakibatkan
terhambatnya produksi.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya energi, tidak
terkecuali dengan batubara. Berdasarkan data Badan Geologi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan NEDO, terjadi perubahan
besarnya sumber daya dan cadangan batubara di Indonesia. Sumber daya
batubara Indonesia hingga akhir tahun 2011 mencapai 161 miliar ton. Angka
ini naik sebesar 53,3 persen dari akhir tahun sebelumnya, yaitu 105 miliar ton.
Sedangkan untuk cadangan batubara mengalami peningkatan 33,3 persen
hingga akhir tahun 2011. Persisnya dari 21 miliar ton menjadi sebesar 28
miliar ton.
PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan swasta
terbesar di Indonesia yang terletak di Sangatta Kalimantan Timur. Sistem
penambangan yang diterapkan di PT. Kaltim Prima Coal adalah sistem
tambang terbuka (open pit mining) yang meliputi kegiatan pembongkaran,
pemuatan dan pengangkutan. Setelah kegiatan penambangan berakhir
selanjutnya lokasi bekas tambang ditutup kembali menggunakan tanah
penutup (overburden).
Ban merupakan komponen penting dalam suatu sistem pengangkutan
tambang khususnya alat angkut. Jam kerja yang tinggi dari alat angkut
merupakan tuntutan produksi, menyebabkan kerja dari ban sebagai komponen
yang bersinggungan langsung dengan permukaan jalan yang bervariasi
semakin berat dan berisiko untuk mengalami kerusakan.
Di banyak perusahaan tambang, tuntutan akan tingkat produksi yang
tinggi menyebabkan dibutuhkannya ban yang berkualitas dan tahan lama. Hal
ini tidak terlepas dari mahalnya biaya penggantian ban dan terbatasnya bahan
baku pembuatan ban yaitu karet.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini akan mengevaluasi
kinerja ban dengan melakukan analisis tentang parameter-parameter KPI (Key
Performance Indicator) dari ban, yaitu TKPH (Ton Kilometer Per Hour),
TUR (Tread Utilization Rate), dan umur (Lifetime) dari ban, apakah performa
ban sudah mencapai target yang ditentukan atau belum. Dengan diketahuinya
nilai parameter-parameter tersebut, diharapkan dapat dievaluasi juga sistem
manajemen ban dan kondisi kerja yang ada.
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik kondisi hidrogeologi di lokasi penelitian.
2. Mencegah mengalirnya air agar tidak tercampur dengan ambrukan bijih.
3. Membuat sistem penyaliran yang dapat mendukung operasi penambangan.
4. Mengetahui informasi kemunculan, debit aliran, dan muka air tanah di
lokasi penelitian.
5. Untuk mengetahui debit dan head pompa yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan air dari lokasi tambang.
E. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik kondisi hidrogeologi di lokasi penelitian?
2. Bagaimana mencegah mengalirnya air ke dalam tambang bawah tanah?
3. Bagaimana sistem penyaliran yang optimal yang dapat mendukung operasi
penambangan?
4. Berapakah debit total air yang masuk ke dalam tambang?
5. Berapakah Debit dan head pompa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan
air dari dalam tambang?
F. PEMBATASAN MASALAH
Dalam melakukan penelitian ini penulis membatasi masalah, yaitu:
1. Penelitian dilakukan pada Tambang Bawah Tanah Deep Ore Zone PT.
Freeport Indonesia
2. Penelitian dititikberatkan untuk mengetahui karakteristik kondisi
hidrogeologi, dan data yang dikumpulkandalam sistem penyaliran tambang
bawah tanah ini meliputi data hasil pengeboran, pengukuran muka air
tanah, uji permeabilitas, uji pemompaan, curah hujan rencana, intensitas
hujan, debit pompa, data pengukuran struktur geologi, dan peta topografi.
G. DASAR TEORI
Bumi ini hampir dua per tiga luasnya terdiri dari air. Air dalam
kehidupan manusia memegang peranan yang sangat penting. Air dalam jumlah
besar dapat merugikan manusia seperti yang terjadi sekarang ini di banyak
tempat yaitu banjir, atau dalam bidang pertambangan air dapat mengganggu
laju produksi , begitu juga dalam jumlah yang sebaliknya. Jumlah air yang ada
di bumi ini sekitar 96,54 % ada di laut, dan 1,73 % ada di bagian kutub (kutub
utara dan selatan). 1,69 % berupa air tanah (dengan komposisi 0,76 % air tawar
dan 0,93 % berupa air asin)
Bila dilihat keseimbangan jumlah air tawar yang ada, maka air tanah
memberikan distribusi yang cukup penting karena jumlah mencapai 30,061 %
dari keseluruhan air tawar yang ada. Dan bicara tentang keseimbangan air
secara menyeluruh di bumi maka sebagian dari keseluruhan air yang ada di
bumi mengalami proses yang membentuk siklus dimana air mengalami
perubahan bentuk dan tempat. Melalui penguapan, air berubah menjadi uap
dan naik ke atmosfer. Setelah mengalami transportasi dan kondensasi uap air
tersebut akan jatuh ke bumi dalam bentuk presipitasi (hujan, embun dan salju).
Air yang jatuh di daratan sebagian akan menguap, sebagian lagi akan meresap
ke dalam tanah dan bagian lainnya akan mengalir di permukaan menuju sungai
dan seterusnya menuju laut. Siklus ini disebut Siklus Hidrologi.
G.1. Penyaliran Tambang
Pengertian penyaliran adalah suatu usaha untuk mencegah,
mengeringkan, dan mengeluarkan air yang masuk atau menggenangi
suatu daerah tertentu. Penyaliran diperlukan sebagai penunjang
kelancaran dalam kegiatan penambangan. Sistem penyaliran yang ada
dilokasi tambang bawah tanah (Underground Mining) dilaksanakan
karena akumulasi air di dalam tambang yang harus dikeluarkan.
Tujuan penyaliran tambang adalah :
1. Mencegah terjadinya korosi pada peralatan tambang.
2. Mencegah terjadinya akumulasi (genangan) air di dalam tambang.
3. Menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman di dalam
tambang.
Secara hidrologi air dibawah permukaan tanah dapat dibedakan
menjadi air pada daerah tak jenuh dan air pada daerah jenuh. Daerah
tidak jenuh air umumnya terdapat pada bagian teratas dari lapisan tanah
dan dicirikan oleh gabungan tiga fasa, yaitu :
1. Fasa padat (material atau butiran padatan).
2. Fasa cair ( air adsorbsi, air kapiler dan air infiltrasi).
3. Fasa gas.
Daerah ini dipisahkan dari daerah jenuh air oleh jaringan kapiler.
Daerah jenuh merupakan bagian dibawah zona tak jenuh. Air yang
terdapat pada zona atau daerah jenuh inilah yang disebut “Ground
Water”.
Dalam sirkulasi air, hubungan antara air yang masuk (inflow) dan
air yang keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu
disebut neraca air (water balance). Neraca air tersebut dinyatakan
menggunakan cara matematis :
I - O =
dimana :
I = aliran air yang masuk (inflow)
O = aliran air yang keluar (outflow)
S = Simpanan (storage)
t = waktu (time)
Pada jangka waktu yang lama simpanan cenderung mendekati nol
sehingga keseimbangan air hanya dipengaruhi oleh yang masuk dan
keluar ke dalam sub-sistem. Namun pada waktu jangka waktu yang
pendek simpanan menjadi suatu faktor yang penting karena ini juga
berarti peredaran air dapat dilihat hanya pada sub-sistem.
Jika terjadi kondisi aliran air yang unbalance pada suatu daerah
maka dapat diperkirakan ada sejumlah air yang terperangkap dan hilang
di dalam daerah, seperti di tambang (dalam cave, orepass atau fasilitas
tambang lainnya).
Air juga merupakan salah satu komponen yang ada pada kegiatan
penambangan bawah tanah. Keberadaan air dalam tambang bawah tanah
dapat menggenangi tambang sehingga harus dikeluarkan melalui sistem
penyaliran. Sistem penyaliran adalah usaha untuk mencegah masuknya
air atau untuk mengeluarkan air yang telah masuk menggenangi daerah
penambangan yang dapat mengganggu aktivitas penambangan.
Pengaruh air dalam tambang bawah tanah berhubungan erat
produksi tambang :
a. Pengaruh Langsung
Adanya kelebihan air atau kesalahan dalam menangani air dalam
tambang dapat mengganggu bahkan menghentikan kegiatan
produksi, merusak alat dan membahayakan pekerja tambang.
Perbaikan tambang yang tergenang biasanya tidak efektif karena
akan memakan waktu yang cukup lama dan mahal.
b. Pengaruh Tak langsung
Pengaruh tidak langsung biasanya dalam jangka waktu yang lama
dan mempengaruhi produksi termasuk, diantaranya :
Menurunnya efesiensi kerja para pekerja dan alat karena bekerja
pada kondisi yang basah
Meningkatnya korosi dan keausan pada alat sehingga
menurunkan umur pakai dan meningkatnya biaya perawatan alat
Mempengaruhi kemantapan dan kestabilan dinding lubang
bukaan
Meningkatkan kandungan air pada material bijih sehingga akan
mempersulit pengolahan jika bijih yang akan diolah harus dalam
keadaan kering.
Air dalam tambang bawah tanah masuk melalui beberapa cara :
a. Rembesan air bawah tanah
Air ini muncul karena adanya lapangan yang meluluskan air
(lapisan permeabel) atau lapisan akifer berdasarkan rongga/celah
yang meluluskan air hujan.
b. Rembesan air dari sumber-sumber air
Air ini muncul dalam tambang bawah tanah juga karena sifat
permeabilitas batuan dimana lubang bukaan tersebut berada dekat
dengan daerah tampungan air seperti danau, rawa dan sungai.
c. Air yang dimasukan untuk tujuan tertentu
Air ini sengaja dimasukan ke dalam tambang untuk menunjang kegiatan tambang, yang termasuk air jenis ini, antara lain :air pemboran, air filling, air untuk eliminasi debu
G.2. Penanganan Sistem Penyaliran dalam Tambang Bawah Tanah
1. Dengan Cara konvensional (secara langsung)
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke
tempat penggalian. Adapun yang termasuk dalam penanganan air
tambang bawah tanah secara konvensional adalah :
a. Penyaliran Dengan Sistem Tunnel
Tunnel adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir
mendatar yang ke dalam atau kedua belah kaki bukit. Dalam sistem
tunnel ini diterapkan pada tambang bawah tanah yang mempunyai
level banyak. Disetiap level dibuat adit, dari sini air dialirkan ke
adit terakhir dibagian bawah dengan melalui shaft. Dengan gaya
gravitasi, sistem ini tidak memerlukan pompa.
Sistem penyaliran dengan menggunakan tunnel ini merupakan
sistem yang paling sederhana dalam sistem penyaliran tambang
bawah tanah.
b. Sistem Penyaliran Dengan Menggunakan Pompa
1. Sistem penyaliran dengan submercible pompa.
Dalam sistem penyaliran dengan menggunakan
submercible pompa, pemompaan dilakukan dengan sistem per
level. Sistem ini digunakan pada tambang bawah tanah yang
mempunyai level atau jarak antar level yang tinggi. Air dari
level paling bawah dipompakan ke level diatasnya dimasukkan
ke dalam sumuran. Dari level diatasnya air yang tertampung
dalm sumuran dinaikkan lagi dengan menggunakan pompa
yang diletakkan pada level tersebutuntuk dialirkan ke sumuran
pada level diatasnya. Pada level paling atas air dikeluarkan dari
tambang bawah tanah ke permukaan dengan cara dipompakan
keluar sampai ke permukaan. Sistem ini memerlukan banyak
pompa, sehingga memerlukan biaya yang tinggi.
2. Sistem Penyaliran dengan Pompa Tunggal
Diterapkan pada tambang bawah tanah yang mempunyai
jarak atau level rendah atau tidak terlalu tinggi. Dalam
penirisan ini hanya memerlukan pompa satu buah (pompa
hidrolik). Dalam setiap level dihubungkan dengan suatu lubang
bukaan, yang akan mengumpulkan air kedalam level terakhir
yang telah disediakan sumuran. Dari sumuran tersebut
kemudian air dikeluarkan dengan menggunakan pompa keluar
dari daerah tambang.
2. Dengan Cara Inkonvensional (secara tidak langsung)
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke lokasi
penambangan. Tindakan ini disebut juga usaha pencegahan tidak
langsung. Sistem penirisan tunnel diterapkan pada level I dan level II,
yaitu dengan cara mengalirkan air tambang yang ada pada lubang
bukaan dialirkan secara alamiah melalui paritan yang telah dibuat dan
selanjutnya dialirkan keluar tambang dengan memanfaatkan perbedaan
kemiringan lubang bukaan. Dan cara pemompaan dan pemipaan
diterapkan pada level III dan IV karena air tambang yang ada didalam
lubang bukaan tidak bisa dialirkan secara alamiah, dengan mengalirkan
air melalui saluran penyaliran menuju bak penampungan sementara
kemudian dikeluarkan dengan cara pemompaan dan pemipaan.
Akan tetapi pada penggunaan sistem penyaliran tersebut pada
lubang bukaan yang telah habis ditambang akan tetap mengeluarkan
air, sehingga memerlukan penanganan khusus supaya air tambang
tidak turun pada level dibawahnya. Pendekatan paling umum untuk
mengendalikan air dalam tambang bawah tanah adalah :
1. Merubah aliran atau memotong air permukaan.
2. Pembuangan air sebelum penambangan, menggunakan lubang-
lubang bor permukaan.
3. Meminimumkan aliran air dengan menambang tubuh bijih dari
bagian bawah ke atas. Maka dalam batuan menjadi kurang dapat
ditembus air, hal ini akan mengurangi keperluan pemompaan.
Pengurangan tekanan dilakukan apabila pekerjaan mendekati
permukaan.
4. Mengurangi permeabilitas massa batuan dengan :
a. Menyemen.
b. Menyumbatsaluran-saluran dengan tailing yang telah
dihilangkan pasirnya atau dengan semen.
c. Menyumbat lubang pori-pori atau rekahan dengan lempung.
d. Melindungi daerah kerja dari aliran air dengan menyumbat
semua lubang pemboran eksplorasi, meninggalkan pilar-pilar
pada retakan untuk mencegah atau meminimumkan aliran
masuk.
e. Mengalirkan air melalui adit.
\
H. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggabungkan antara teori dengan
data–data yang didapatkan dari lapangan, sehingga dari keduanya diperoleh
suatu pendekatan terhadap penyelesaian masalah. Adapun sistematisasi
penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:
a. Studi literatur
b. Observasi lapangan.
Observasi lapangan ini dilakukan dengan pengamatan secara
langsung terhadap proses yang terjadi dan mencermati masalah-masalah
yang mungkin timbul yang dapat mempengaruhi kinerja ban. Data – data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Data muatan
2. Data scrab ban, yang terdiri dari,
Persentase TUR yang dicapai.
Lifetime yang dicapai.
1. Data kehilangan tread depth
2. Waktu edar alat
c. Pengolahan data
Data–data yang terkumpul diolah dengan cara melakukan
perhitungan dan penggambaran (deskripsi) yang diperlukan dengan
menggunakan rumus rumus dari dasar teori yang ada.
Latar Belakang• Mencegah terjadinya kerusakan dini pada ban HD 465 dan HD
785 disistem pengangkutan tambang Sebuku.• Krisis ban dunia, akibat terbatasnya bahan baku pembuatan ban.
Tujuan Penelitian• Mengevaluasi kinerja ban dengan kondisi kerja yang ada.• Mengevaluasi sistem manajemen ban, sehingga tercapai sistem yang ideal.• Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja ban.• Merekomendasikan perbaikan yang dapat dilakukan.
Pengumpulan Data• Pengambilan data muatan dan cycle time melalui payload meter.• Pengambilan data scrab ban • Pengambilan data kehilangan tread depth• Pengambilan gambar kondisi jalan angkut
Studi Literatur• Handbook spesifikasi alat angkut• Handbook spesifikasi ban alat angkut
Batasan MasalahAnalisis dikhususkan pada unit alat angkut, dan nilai TKPH (Ton Kilometer Per Hour), TUR (Tread Utilization Rate), dan umur (Lifetime) dari ban.
Pengolahan Data
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ban di jalur pengangkutan tambang
Rekomendasi untuk jalur pengangkutan tambang di PT. Kaltim Prima Coal, Sangatta Kalimantan Timur
Kesimpulan
GAMBAR
BAGAN ALIR PENELITIAN
Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah :
1. Kombinasi antara muatan dan kecepatan rata-rata yang ideal, sehingga nilai
TKPH aktual, tidak melebihi nilai TKPH yang diijinkan.
2. Standar minimal kondisi kerja yang ideal pada lokasi tambang yang dapat
meningkatkan nilai parameter KPI.
3. Suatu sistem pengelolaan ban (tire management) yang baik.
I. WAKTU PELAKSANAAN
Rencana waktu pelaksanaan penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir
ini adalah selama 3 bulan yang dimulai dari tanggal 16 Mei sampai dengan 16
Agustus dengan perincian sebagai berikut :
No KegiatanMei Juni Juli Agustus
III IV I II III IV I II III IV I II
1Orientasi Lapangan
2Pengumpulan Data
3Pengolahan Data
4Pembuatan Draft dan Laporan
5Presentase Laporan
6Persiapan Kembali
J. PENUTUP
Demikianlah proposal permohonan Kuliah Kerja Lapangan yang
direncanakan dilakukan di PT. Kaltim Prima Coal Sangatta Kalimantan
Timur. Besar harapan kami untuk dapat melakukan Penelitian dan mendapat
sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan
kekurangan yang kami miliki, maka kami sangat mengharapkan bantuan dan
dukungan baik moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk kelancaran
Penelitian ini.
Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja
lapangan ini adalah :
1. Adanya bimbingan selama Penelitian.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan Penelitian
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan
pihak institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung
secara harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri
pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami
ucapkan terima kasih.
K. DAFTAR PUSTAKA
Darmansyah, N, (1998), “Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat”, Cetakan I, Penerbit Universitas Sriwijaya.
Muchjidin, (2006), Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara. Diktat Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung : Bandung.
Rochmanhadi, (1982), “Alat-Alat Berat Dan Penggunaannya”, Dunia Grafika Indonesia, Jakarta.
Wedhanto, Sonny, (2009), Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis. Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil. Universitas Negeri Malang : Malang