proposal skripsi dinamik routing

28
1 A. LATAR BELAKANG Routing protocol merupakan suatu aturan pertukaran informasi routing yang bertujuan untuk mencari jalur tersingkat untuk mencapai tujuan. Sedangkan routing adalah suatu proses dimana router meneruskan paket-paket ke jaringan yang dituju. Routing sendiri berfungsi untuk menghubungkan antar Local Area Network (LAN) yang berbeda jaringan, dan berfungsi untuk memecah jaringan yang besar menjadi jaringan yang lebih kecil untuk mengurangi delay pada jaringan. (Abu Raihan) Routing information protocol (RIP) adalah protokol routing dinamik yang menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector. Penggunaan Routing Information Ptotocol biasa digunakan untuk jaringan menengah yang mempunyai 4 samapai 12 router, dikarnakan Routing Information Protocol hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Kelebihan dari Routing Information

Upload: rycko-pratama

Post on 22-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Dinamik Routing

TRANSCRIPT

19

A. LATAR BELAKANGRouting protocol merupakan suatu aturan pertukaran informasi routing yang bertujuan untuk mencari jalur tersingkat untuk mencapai tujuan. Sedangkan routing adalah suatu proses dimana router meneruskan paket-paket ke jaringan yang dituju. Routing sendiri berfungsi untuk menghubungkan antar Local Area Network (LAN) yang berbeda jaringan, dan berfungsi untuk memecah jaringan yang besar menjadi jaringan yang lebih kecil untuk mengurangi delay pada jaringan. (Abu Raihan)Routing information protocol (RIP) adalah protokol routing dinamik yang menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector. Penggunaan Routing Information Ptotocol biasa digunakan untuk jaringan menengah yang mempunyai 4 samapai 12 router, dikarnakan Routing Information Protocol hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Kelebihan dari Routing Information Protocol tidak terlalu rumit dalam mengatur routing, dan memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Pada jaringan PT. Hanjung ada beberapa kantor yang tidak dapat terhubung pada jaringan, sehingga apabila karyawan ingin mengirim atau meminta data dilakukan dengan cara manual menggunakan flasdisk untuk mengirim dan meminta data ke kantor yang dituju, dan beberapa kantor lainnya yang dapat terkoneksi pada jaringan menggunakan network address yang sama, sehingga menurunkan kinerja pada jaringan.Dengan menggunakan Routing Information Protocol diharapkan dapat menghubungkan kantor-kantor yang terisolasi ke jaringan, dan dapat mengurangi delay pada jaringan dengan memecah jaringan menjadi beberapa bagian untuk mengurangi beban pada jaringan.B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana mengimplementasikan Routing Information Protocol (RIP) pada jaringan local area network.

C. RUANG LINGKUP PENELITIANDalam penyusunan skripsi agar menjadi sistematis, mudah dimengerti, dan tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu pada :1. Implementasi menggunakan software Paket Tracer untuk menggambarkan jaringan aslinya.2 Diterapkan pada Local Area Network PT. Hanjung.

D. TUJUAN PENELITIANMengimplementasikan algoritma distance vector menggunakan Routing Information Protocol pada PT. Hanjung Indonesia.

E. MANFAAT PENELITIANMaanfaat penelitian ini bagi PT. HANJUNG INDONESIA untuk mengurangi delay pada jaringan dengan memecah jaringan menjadi beberapa jaringan kecil, dan menghubungkan LAN yang terisolasi agar dapat terkoneksi pada jaringan.

F. LANDASAN TEORIF.1 Routing Information Protocol (RIP) Routing Information Protocol merupakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada routing apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu (atau dengan kata lain naik satu hop). Routing Information Protocol (RIP) hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka Routing Information Protocol (RIP) tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah jaringan yang besar. Dasar Routing Information Protocol (RIP) diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:- Routing protokol distance vector- Metric berdasarkan jumlah lompatan (hopcount) untuk pemilihan jalur- Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang - Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

F.2 Algoritma RoutingAlgoritma routing adalah dasar dari routing dinamis. Kapanpun topologi jaringan berubah karena perkembangan jaringan, konfigurasi ulang atau terdapat masalah di jaringan, maka router akan mengetahui perubahan tersebut. Dasar pengetahuan ini dibutuhkan secara akurat untuk melihat topologi yang baru. Pada saat semua router dalam jaringan pengetahuannya sudah sama semua berarti dapat dikatakan internetwork dalam keadaan konvergen (converged). Keadaan konvergen yang cepat sangat diharapkan karena dapat menekan waktu pada saat router meneruskan untuk mengambil keputusan routing yang tidak benar. Sebagian besar algoritma routing dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori berikut:- Distance vector- Link-state

F.3 Algoritma Routing Distance VectorAlgoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing darirouter ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung

F.4 Algoritma Routing Link-StateAlgoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.

F.5 Cisco Packet Tracer 5.3Cisco Paket Tracer 5.3 adalah sebuah solusi bagi para pembelajar cisco untuk membuat konsep jaringan sementara, mungkin bisa juga di terapkan untuk implementasi sebenarnya sebelum membuat jaringan yang benar-benar nyata.Packet tracer melengkapi kurikukum Networking Academy di cisco untuk mempermudah pengajaran, menunjukkan konsep teknis yang rumit dan merancang sistem jaringan dengan jumlah perangkat yang hampir tak terbatas, mendorong praktik, penemuan, dan pemecahan masalah. Siswa dapat membangun, mengkonfigurasi, dan atasi masalah jaringan menggunakan peralatan virtual dan koneksi disimulasikan, sendiri atau bekerja sama dengan siswa lain. Yang paling penting, Packet Tracer membantu siswa dan instruktur menciptakan dunia mereka sendiri jaringan virtual untuk eksplorasi, eksperimen, dan penjelasan tentang konsep dan teknologi jaringan. Versi saat ini dari Packet Tracer mendukung sebuah array dari simulasi protokol lapisan Aplikasi , serta dasar routing dengan RIP, OSPF, dan EIGRP, sejauh yang diperlukan oleh kurikulum CCNA saat ini. Sementara Packet Tracer bertujuan untuk memberikan simulasi realistis dari jaringan fungsional, aplikasi ini hanya menggunakan sejumlah kecil dari fitur yang ditemukan dalam perangkat keras yang sebenarnya menjalankan Cisco IOS saat ini. Dengan demikian pengusut Paket yang cocok untuk jaringan produksi model. Dengan diperkenalkannya versi 5.3, beberapa fitur baru yang ditambahkan, termasuk BGP. BGP bukan bagian dari kurikulum CCNA. Ini adalah bagian dari kurikulum CCNP.

F.6 Pengertian RouterRouter adalah peralatan jaringan yang digunakan untuk memperluas atau memecah jaringan dengan melanjutkan paket-paket dari satu jaringan logika ke jaringan yang lain. Router banyak digunakan di dalam internetwork yang besar menggunakan keluarga protocol TCP/IP dan untuk menghubungkan semua host TCP/IP dan Local Area Network (LAN) ke internet. Saat ini banyak perusahaan menggunakan router untuk mengkoneksikan dua buah LAN (WAN dengan anggota dua LAN), LAN ke Internet Service Provider (ISP). Koneksi seperti ini menyebabkan semua workstation dapat terkoneksi ke internet selama 24 jam. Router berisi table-tabel informasi internal yang disebut tabel routing yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui. Router membuat jalur paket-paket berdasarkan lintasan yang tersedia dan waktu tempuhnya. Karena menggunakan alamat paket jaringan tujuan, router bekerja hanya jika protocol yang dikonfigurasi adalah protocol yang routetable seperti TCP/IP.

F.7 Pengertian RoutingRouting adalah proses dimana suatu router meneruskan paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil, sedangkan routing dinamis biasa diterapkan di jaringan skala besar.

F.8 Jenis-jenis Konfigurasi RoutingKonfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu:1. Minimal RoutingDari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan.

2. Statik Routingdibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masingmasing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh usaha yang besar untuk mengupdatenya.

3. Dinamik RoutingDalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan. Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer. Pada layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:

Internet Gateway Routing Protocol (IGRP) Routing Information Protocol (RIP) Open Shortest Path First (OSPF) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Border Gateway Protocol (BGP)

F.9 Command Line Interface (CLI) Router CiscoCommand Line Interface (CLI) dapat diakses dengan beberapa cara. Secara umum, Command Line Interface (CLI) diakses melalui terminal console. Console menggunakan koneksi serial kecepatan rendah yang dihubungkan langsung dari router ke PC. CLI juga bisa diakses melalui remote koneksi dialup modem ke router lewat AUX port. Cara ketiga adalah melalui telnet ke router. Untuk akses melalui telnet ini, paling tidak satu interface router sudah dikonfigurasi alamat jaringannya (IP address), dan virtual terminal harus dikonfigurasi untuk login dan password. CLI pada cisco mempunyai struktur hirarki. Struktur ini berguna untuk melakukan jenis-jenis perintah ke router. Contoh, untuk mengkonfigurasi interface router, user harus masuk ke configuration mode. Semua konfigurasi yang dimasukkan ke interface tadi hanya berlaku untuk inetrface yang dikonfigurasi saja. IOS menyediakan interpreter service yang dikenal dengan command executive (EXEC). Setelah masing-masing perintah dimasukkan, EXEC akan memvalidasi dan menjalankan perintah.

F.10 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP.Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client. DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat menyewakan alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

F.11 Level Akses Cisco Internetworking Operating System (IOS)Cisco IOS dibagi menjadi dua level akses, yaitu user EXEC mode dan privileged EXEC mode. Privileged EXEC mode juga dikenal sebagai enable mode. Di bawah ini adalah fitur-fitur dari user EXEC mode dan privileged EXEC mode : - user EXEC mode hanya memiliki perintah-perintah terbatas. Biasanya hanya meliputi perintah-perintah yang bersifat monitoring atau view. User EXEC tidak mengijinkan user untuk melakukan perubahan konfigurasi pada router. User EXEC mode ini ditandai dengan prompt >

- privileged EXEC mode berisi perintah=perintah untuk akses ke router. Mode ini dapat digunakan untuk mengkonfigurasi password. Dan biasanya mode ini sering digunakan oleh administrator untuk perintah-perintah yang bersifat konfigurasi dan manajemen. Global configuration mode dan mode konfigurasi lainnya hanya dapat dilakukan melalui mode ini. Privileged EXEC mode ditandai dengan prompt # Untuk akses ke level privileged EXEC mode, user yang berada pada level user EXEC harus mengetikkan perintah enable pada prompt >, jika password yang dimasukkan benar maka prompt akan berubah menjadi #. Ini menunjukkan bahwa user sekarang berada pada level privileged EXEC. Pada saat dimasukkan perintah ?, maka akan tampil perintah-perintah apa saja yang boleh dilakukan pada saat itu.

Gambar F.1 Level user mode pada router

Gambar F.2 Perubahan dari user EXEC ke privileged EXEC

G. RENCANA PENELITIANG.1 Metode Pengembangan Jaringan

Menganalisis SistemAdapun langkah-langkah penelitian yang dikerjakan guna untuk mengembangkan jaringan komputer yang telah ada, akan dijelaskan melalui bagan alir berikut ini :

Membuat Rancangan Topologi Jaringan BerjalanMembuat Rancangan Topologi jaringan yang baru

Membuat Simulasi Jaringan BerjalanMembuat Simulasi Jaringan yang baru

Menguji Simulasi Jaringan BerjalanMenguji Simulasi yang telah dibuat.

Perbandingan

Kesimpulan

Gambar G.1 Langkah-langkah Penelitian

Penjelasan :1. Menganalisis sistem Analisis sistem dilakukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan siapa yang akan menggunakan jaringan, berapa banyak kantor pada perusahaan, berapa banyak user setiap kantor, berapa jarak antar kantor. Pada tahapan ini pembuat jaringan melakukan observasi dan pengamatan kemudian mengidentifikasi dan mengembangkan konsep untuk sebuah jaringan yang baru.2. Jaringan yang berjalanJaringan yang berjalan disini, yaitu keadaan jaringan yang sedang berjalan saat ini pada PT. Hanjung Indonesia sebelum dikembangkan topologi jaringan yang baru.3. Membuat simulasi jaringan yang berjalanSimulasi jaringan yang berjalan adalah topologi yang ada saat ini pada PT. Hanjung 4. Menguji simulasi yang berjalanPengujian dilakukan pada jaringan yang berjalan dilakukan agar dapat dibandingkan dengan simulasi jaringan yang baru.

5. Membuat rancangan topologi jaringan yang baruPada tahap ini membuat rancangan topologi jaringan dan mengelompokannya sesuai departemen masing-masing. 6. Membuat simulasi jaringan yang baruTahap ini merupakan pengembangan dari jaringan yang menirukan kerja dari jaringan yang nyata.7. PerbandinganMembandingkan jaringan yang lama ada dengan jaringan yang baru dibangun.8. KesimpulanMerupakan tahapan akhir yang dihasilkan dari seluruh proses yang telah dilakukan sebelumnya dan merupakan deskripsi dari keseluruhan hasil yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dilapangan.

G.2 Metode Pengumpulan DataDalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan informasi dan data yang terkait dengan pembahasan ini, yaitu sebagai berikut :1. Studi PustakaStudi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari Literatur yang terkait dengan masalah yang akan dibahas.2. Studi lapanganStudi lapangan yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan pada Jaringan PT. Hanjung Indonesia3. WawancaraWawancara yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak perusahaan mengenai data yang dibutuhkan pada penelitian ini.

G.3 Jadwal PenelitianNoAKTIFITAS/KEGIATANTahun 2012

juliseptoktnov

1Menganalisis Jaringan

2Jaringan yang berjalan

3Membuat rancangan topologi jaringan

4Membuat simulasi jaringan

5Menguji simulasi jaringan

6Perbadingan

7Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKACisco Academy. 2003.CCNA 4 Wan Technologies v3.1 Student Lab Manual. Penerbit Cisco System, USA.Cisco Academy. 2003.CCNA 2 Router and Routing Basics v3.1 Student Lab Manual. Penerbit Cisco System, USA.Allan Johnson. 2008.LAN Switching and Wireless CCNA Exploration Labs and Study Guide Instructors Edition. Penerbit Cisco System, USA.Cisco Academy. 2007.CCNA Discovery 3 : Introducing and Switching in the Enterprise v4.0 student Packet Tracer Manual. Penerbit Cisco System, USA.Cisco Academy. 2008.CCNA Discovery 4.1.3 :Working at Small to Medium Business or ISP Student Packet Tracer Lab Manual. Penerbit Cisco System, USA.Cisco Academy. 2007.CCNA Exploration 4.0.4.0 Network Fundamentals Student Packet Tracer Lab Manual. Penerbit Cisco System, USA.David Hucaby.CCIE* No.4594, Steve McQuerry.CCIE*No.6108, Andrew &Whitaker. 2010.Cisco Router Configuration Handbook. Penerbit Cisco System, USA.Dodi Heriadi.2012. Solusi Cerdas Menguasai Internetworking Paket Tracer. Penerbit Andi Publisher, yogyakarta.