proposal rs tipe d

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit berperan dalam pembangunan kesehatan, dimana dalam Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004 disebutkan bahwa rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata kedua dan ketiga, yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Mutu pelayanan RS adalah sesuatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Sumatera Utara yang masih rendah menjadi salah satu alasan mereka untuk berobat keluar negeri. Pada dekade yang lalu bila dibahas mutu pelayanan rumah sakit, maka terdapat komponen safety/aman di dalamnya. Namun kecenderungan internasional saat ini adalah pelayanan yang aman lebih mengemuka atau lebih ditonjolkan dan berdampingan dengan mutu. Jadi pelayanan rumah sakit harus aman dan bermutu. Berdasarkan hasil penelitian di Eropah tahun 1996- 1999 dinyatakan bahwa salah satu metode untuk menilai atau mengukur mutu pelayanan rumah sakit adalah Akreditasi Rumah Sakit. Menindaklanjuti hal tersebut diatas, Departemen Kesehatan sejak tahun 1995 melakukan akreditasi terhadap rumah sakit yang ada di Indonesia, baik milik pemerintah maupun swasta. Tujuan dilakukannya akreditasi rumah sakit adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap pasien. Hal ini sejalan dengan UU Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perlindungan Terhadap Konsumen dan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Melalui akreditasi diharapkan manajemen rumah sakit mempunyai hospital by laws, medical staf by laws, pedoman medico legal dan SOP (Standard Operating Procedure) yang terkait dengan pelayanan profesi.

Upload: rukyati-zulfa

Post on 05-Jan-2016

1.174 views

Category:

Documents


184 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal RS Tipe D

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangRumah sakit berperan dalam pembangunan kesehatan, dimana dalam Sistem

Kesehatan Nasional tahun 2004 disebutkan bahwa rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata kedua dan ketiga, yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

Mutu pelayanan RS adalah sesuatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Sumatera Utara yang masih rendah menjadi salah satu alasan mereka untuk berobat keluar negeri.

Pada dekade yang lalu bila dibahas mutu pelayanan rumah sakit, maka terdapat komponen safety/aman di dalamnya. Namun kecenderungan internasional saat ini adalah pelayanan yang aman lebih mengemuka atau lebih ditonjolkan dan berdampingan dengan mutu. Jadi pelayanan rumah sakit harus aman dan bermutu. Berdasarkan hasil penelitian di Eropah tahun 1996-1999 dinyatakan bahwa salah satu metode untuk menilai atau mengukur mutu pelayanan rumah sakit adalah Akreditasi Rumah Sakit.

Menindaklanjuti hal tersebut diatas, Departemen Kesehatan sejak tahun 1995 melakukan akreditasi terhadap rumah sakit yang ada di Indonesia, baik milik pemerintah maupun swasta. Tujuan dilakukannya akreditasi rumah sakit adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap pasien. Hal ini sejalan dengan UU Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perlindungan Terhadap Konsumen dan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Melalui akreditasi diharapkan manajemen rumah sakit mempunyai hospital by laws, medical staf by laws, pedoman medico legal dan SOP (Standard Operating Procedure) yang terkait dengan pelayanan profesi.

Ada enam belas bidang pelayanan yang dinilai dalam akreditasi rumah sakit, yaitu : (1). Administrasi & manajemen, (2). Medis, (3). Gawat darurat, (4) .Rekam medis, (5). Keperawatan, (6). Radiologi, (7). Laboratorium, (8). Kamar operasi, (9). Farmasi, (10). K3, (11). Pengendalian infeksi, (12). Perinatal Risiko Tinggi, (13). Rehabilitasi medis, (14). Gizi, (15). Intensif, (16). Darah. Sementara itu manfaat nyata yang akan diperoleh dari akreditasi rumah sakit, adalah : (1).

Peningkatan pelayanan (diukur dengan clinical indicator), (2). Peningkatan administrasi dan perencanaan, (3). Peningkatan koordinasi asuhan pasien dan peningkatan koordinasi pelayanan, (4). Peningkatan komunikasi antara staf, (5). Peningkatan sistem dan prosedur, (6). Lingkungan yang lebih aman, (7). Minimalisasi risiko, (8). Penggunaan sumber daya yang lebih efisien, (9). Kerja sama yang lebih kuat dari semua bagian dari organisasi. (10). Penurunan keluhan pasien dan staf, (11). Meningkatnya kesadaran staf akan tanggung jawabnya, (12). Peningkatan moril dan motivasi, (13). Re-energized organization dan, (14). Kepuasan pemangku kepentingan (stakeholder).

Page 2: Proposal RS Tipe D

Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, rumah sakit sebagai suatu organisasi dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, baik eksternal maupun internal yang bersifat dinamis. Jika rumah sakit bersifat statis, tidak melakukan upaya penyelarasan melalui berbagai pendekatan politik, ekonomi, teknologi, budaya, pola penyakit dan lainnya, maka eksistensi rumah sakit akan terancam, sebaliknya rumah sakit yang mampu melakukan berbagai tindakan agar terus berkembang dalam lingkungannya akan tetap bertahan bahkan berpotensi untuk terus maju dan siap menghadapi persaingan dimasa depan. Untuk itu pengembangan strategik dan implementasinya yang efektif adalah penting untuk kelangsungan hidup rumah sakit.

1.2 Tujuana. Tujuan Umum

Mendorong peningkatan status kesehatan masyarakat secara mandiri, terpadu dan

mampu berdaya saing antarindividu, keluarga, masyarakat serta bangsa dalam kondisi

lingkungan yang kondusif dan sehat

b. Tujuan Khusus

1) Terwujudnya penyelenggaraan sistem kesehatan dalam organisasi kesehatan atau

rumah sakit yang mencakup sistem pembangunan kesehatan, sistem pelayanan

kesehatan dan sistem informasi kesehatan secara tepat, cepat serta akurat.

2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh

semua lapisan masyarakat dengan penggunaan obat secara rasional.

3) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian individu, keluarga serta masyarakat

dalam pemeliharaan kesehatan, status gizi, pencegahan dan pemutusan rantai

penularan penyakit.

4) Meningkatkan pemakaian sarana sanitasi kesehatan dan pembangunan yang

berwawasan lingkungan.

5) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas dalam membentuk tenaga

kesehatan yang profesional.

6) Dan menjalin kemitraan lintas sektor, LSM/Lembaga Masyarakat maupun Pemda

dan lain sebagainya.

1.3 Ruang LingkupAdapun ruang lingkup dalam masalah ini adalah : definisi RS, tugas dan fungsi RS,

jenis dan klasifikasi RS, persyaratan, perizinan, kewajiban dan hak RS, kewajiban dan hak pasien, hambatan dan kelemahan.

Page 3: Proposal RS Tipe D

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Penyelenggaraan Rumah SakitA. Definisi

Definisi menurut WHO (World Health Organization). Sebagaimana yang termuat dalam WHO Technical Report Series No. 122/1957 yang berbunyi : “Rumah Sakit adalah bagian integral dari satu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif dan preventif kepada masyarakat serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah Sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik”

.Definisi lain di kemukakan dalam situs Wikipedia yaitu : ”Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.” Menurut American Hospital Association (1974) yang ada di dalam buku karangan Azrul Azwar (1996 : 82),

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta 10 sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasienRumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

B. Tugas dan FungsiRumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.Rumah Sakit mempunyai fungsi:

Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Page 4: Proposal RS Tipe D

C. Jenis dan Klasifikasi1. Jenis

Rumah sakit dapat dibedakan berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.a. Berdasarkan jenis pelayanan

Rumah Sakit Umum: memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit;

Rumah Sakit Khusus: memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

2.  Berdasarkan jenis pengelolaan

Rumah Sakit Publik: dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit Publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat;

Rumah Sakit Privat: dikelola oleh badan hukum dengan tujuan provit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit pendidikan ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan.

Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk Jejaring Rumah Sakit Pendidikan.

3. KlasifikasiMenurut kemampuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dapat digolongkan dalam beberapa kategori, yaitu : 1. Rumah sakit tipe A,

ciri-ciri : Specialis dan sub specialis lebih luas, Top referral hospital 2. Rumah sakit tipe B,

ciri-ciri : Specialis dan sub specialis terbatas, pelayanan rujukan dari kabupaten

3. Rumah Sakit tipe C, ciri-ciri : Spesialis terbatas, Pelayanan rujukan dari Puskesmas

4. Rumah sakit tipe D, ciri-ciri : Pelayanan rujukan dari Puskesmas

Page 5: Proposal RS Tipe D

5. Rumah sakit tipe E (rumah sakit khusus) : RS Jiwa, RS Jantung, RS Paru, Kanker, Kusta dll Dalam beberapa kebutuhan rumah sakit juga dapat di golongkan menjadi 2, yaitu : RS pendidikan dan non pendidikan. RS pendidikan dikelompokkan menjadi 2 golongan: (1) pusat ilmu kesehatan pada universitas besar yang mengadakan penelitian ilmu kesehatan dasar; dan18 (2) RS pendidikan yang mengadakan tiga atau lebih program kedokteran spesialis.

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.

Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas:

a.    Rumah Sakit umum kelas A;

b.    Rumah Sakit umum kelas B

c.    Rumah Sakit umum kelas C;

d.    Rumah Sakit umum kelas D.

Klasifikasi Rumah Sakit khusus terdiri atas:

a.    Rumah Sakit khusus kelas A;

b.    Rumah Sakit khusus kelas B;

c.    Rumah Sakit khusus kelas C.

D. Persyaratan 1. Persyaratan Umum

Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta.

Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

Page 6: Proposal RS Tipe D

2. Persyaratan Lokasi

Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.

Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/ atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus didasarkan pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.

3. Persyaratan BangunanPersyaratan bangunan harus memenuhi:

Persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

Persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.

Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang:

Rawat jalan;

Ruang rawat inap;

Ruang gawat darurat;

Ruang operasi;

Ruang tenaga kesehatan;

Ruang radiologi;

Ruang laboratorium;

Page 7: Proposal RS Tipe D

Ruang sterilisasi;

Ruang farmasi;

Ruang pendidikan dan latihan;

Ruang kantor dan administrasi;

Ruang ibadah, ruang tunggu;

Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;

Ruang menyusui;

Ruang mekanik;

Ruang dapur;

Laundry;

Kamar jenazah;

Taman;

Pengolahan sampah; dan

Pelataran parkir yang mencukupi.

4. Persyaratan PrasaranaPrasarana Rumah Sakit dapat meliputi:

Instalasi air;

Instalasi mekanikal dan elektrikal;

Instalasi gas medik;

Instalasi uap;

Instalasi pengelolaan limbah;

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

Petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;

Instalasi tata udara;

Sistem informasi dan komunikasi; dan

Ambulan.

Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit. Prasarana juga harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.

Page 8: Proposal RS Tipe D

Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Selain itu juga harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

5. Persyaratan Sumber Daya Manusia

Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan. Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit;

Rumah Sakit harus memiliki data ketenagaan yang melakukan praktik atau pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit. Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan;

Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib memiliki Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien;

Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik.

6. Persyaratan Kefarmasian

Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau;

Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar pelayanan kefarmasian;

Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu;

Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan Pemerintah.

Page 9: Proposal RS Tipe D

7. Persyaratan Peralatan

Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai;

Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/ atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang;

Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang;

Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien;

Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya;

Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan;

Ketentuan mengenai pengujian dan/ atau kalibrasi peralatan medis, standar yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rumah sakit yang tidak memenuhi persyaratan umum, lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit.

E. Perizinan

Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin, yang terdiri dari izin mendirikan dan izin operasional;

Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun;

Izin operasional diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan;

Izin diberikan setelah memenuhi semua persyaratan;

Izin Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri diberikan oleh Menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi;

Izin Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri diberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan urusan penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri;

Page 10: Proposal RS Tipe D

Izin Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;

Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:

a. Habis masa berlakunya;b. Tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;c. Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan; dan/

ataud. Atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum.

F. Kewajiban dan Hak Rumah Sakit1. Kewajiban Rumah Sakit

Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;

Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;

Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya;

Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;

Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;

Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/ miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;

Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;

Menyelenggarakan rekam medis;

Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;

Melaksanakan sistem rujukan;

Page 11: Proposal RS Tipe D

Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan;

Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;

Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;

Melaksanakan etika Rumah Sakit;

Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;

Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional;

Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;

Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);

Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan

Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.

Pelanggaran atas kewajiban dikenakan sanksi admisnistratif berupa:

Teguran;

Teguran tertulis; atau

Denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.

2. Hak Rumah Sakit

Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit;

Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan;

Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;

Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan;

Page 12: Proposal RS Tipe D

Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.

G. Kewajiban dan hak pasien1. Kewajiban Pasien

Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang diterimanya, yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

2. Hak Pasien

Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;

Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;

Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;

Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;

Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;

Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;

Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;

Page 13: Proposal RS Tipe D

Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;

Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;

Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;

Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan

Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

H. Hambatan dan Kelemahan Sebelum menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program kesehatan yang pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari masyarakat, lingkungan, puskesmas maupun dari sekitar lainnya. Hambatan program dalam manajemen rumah sakit antara lain :

1. Hambatan pada sumber daya yaitu meliputi motivasi yang rendah pada staf pelaksana, partisipasi masyarakat yang rendah, peralatan tidak lengkap, informasi tidak valid, dana yang kurang dan waktu yang kurang.

2. Hambatan pada lingkungan yaitu meliputi geografis (jalan rusak), iklim, tingkat pendidikan rendah, sikap dan budaya masyarakat yang kurang partisipatif.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah membuat daftar hambatan dan kendala program kemudian mengeliminasi, memodifikasi, serta mengurangi yang tidak bisa dilakukan dan menyesuaikannya dengan tujuan operasional kegiatan program.

Page 14: Proposal RS Tipe D

BAB III

KERANGKA RENCANA USAHA

No.

Kegiatan

Bulan

Keterangan Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mencari Ide Mendirikan RS tipe D

2. Memutuskan Untuk Mendirikan Usaha

3. Analisis SWOT Kekuatan :

Kelemahan :

Kesempatan :

Ancaman :

4. Memilih Sistem Dan Jenis Produksi

5. Melaksanakan Riset Pasar

6. Menaksir Pasar Potensial

7. Memilih Lokasi Usaha

8. Menyiapkan Rencana SDM Dan Dana

Menyeleksi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan.

Jumlah dan jenis sumber daya manusia disesuaikan dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit;

9. Menyiapkan Rencana Produksi

10. Menyiapkan Rencana Manajemen

11. Menyiapkan Rencana Pemasaran

Page 15: Proposal RS Tipe D

12. Menyiapkan Dana Untuk Memulai Usaha

1. Swadaya : dari dana pribadi2. Pinjaman : baik dari bank /

dari perorangan3. Mitra bisnis : mengajak

investor menjadi mitra bisnis

13. Melaksanakan Usaha

14. Menyusun Rencana Pembangunan

15. Menyusun Aplikasi Rencana Asuhan