proposal rencana penelitian kahfi

15
RENCANA PENELITIAN Judul Penelitian : Efek hepatoprotektif ekstrak daun gedi putih (Abelmoschus manihot,L Medik) terhadap aktivitas ALT dan AST Tikus putih jantan (Rattus novergicus) Yang di induksi CCl 4 Nama Mahasiswa : KAHFI Stambuk : 11 13 050 Koordinator : Drs. Joni Tandi, M.Kes.,Apt Pembimbing Utama : Yusriadi,S.Si.,M.Si.,Apt Pembimbing Pertama: Feiverin Tibe.,S.Farm.,M.Si.,Apt BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan daerah tropis menyebabkan tanahnya subur, sehingga berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh. Sebagian besar diantaranya berkhasiat sebagai obat. Pemanfaatan tanaman obat yang digunakan secara tepat mempunyai efek samping yang ringan jika

Upload: kelli-long

Post on 06-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

RENCANA PENELITIAN

Judul Penelitian:Efek hepatoprotektif ekstrak daun gedi putih (Abelmoschus manihot,L Medik) terhadap aktivitas ALT dan AST Tikus putih jantan (Rattus novergicus) Yang di induksi CCl4Nama Mahasiswa:KAHFIStambuk:11 13 050Koordinator:Drs. Joni Tandi, M.Kes.,AptPembimbing Utama:Yusriadi,S.Si.,M.Si.,AptPembimbing Pertama:Feiverin Tibe.,S.Farm.,M.Si.,Apt

BAB IPENDAHULUAN

Indonesia merupakan daerah tropis menyebabkan tanahnya subur, sehingga berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh. Sebagian besar diantaranya berkhasiat sebagai obat. Pemanfaatan tanaman obat yang digunakan secara tepat mempunyai efek samping yang ringan jika dibandingkan dengan obat-obatan yang berbahan sintetis. Pemanfaatan tanaman obat untuk menjaga kesehatan atau mencegah penyakit tergolong murah dan mudah dilaksanakan oleh setiap keluarga. Semakin meningkatnya harga obat dan terbatasnya daya beli masyarakat menjadikan obat tradisional sebagai alternatife untuk menjaga kesehatan maupun pengobatan sendiri.(1) Tanaman gedi (Abelmoschus Manihot), suku malvaceae, merupakan tumbuhan tahunan yang berbatang tegak dengan tinggi sekitar 1,2 1,8 m. secara tradisional dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat yang menyembuhkan beberapa penyakit. Berdasarkan pengalaman empiris menyatakan bahwa tanaman gedi putih dapat dijadikan sebagai obat diare, obat usus buntu dan berkhasiat untuk mempercepat proses melahirkan. Kandungan muchilago dari tanaman tersebut terdiri atas polisakarida dan protein, tanaman ini mengandung quercetin-3-o-robinobiosid, hyperin, isoquercetin, gossipetin-8-o-glukuronid, dan myricetin yang merupakan turunan senyawa flavonoid.(2)Senyawa flavonoid dalam tanaman gedi mempunyai berbagai fungsi penting, antara lain dalam menurunkan resiko serangan penyakit jantung, tekanan darah, aterosklerosis, dan sebagai antioksidan.(3). Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, apakah ekstrak etanol daun gedi putih memliki efek hepatoprotektif terhadap tikus putih jantan yang telah di induksi CCl4 dan berapakan dosis ekstrak yang efektif sebagai hepatoprotektif, adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek hepatoprotektor ekstrak etanol daun gedi putih pada hewan uji tikus putih jantan dan untuk mengetahui dosis yang efektif sebagai hepatoprotektif. Adapun manfaat penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi masyarakat tentang kegunaan daun gedi sebagai hepatoprotektif sehingga dapat dijadikan alternative pengobatan dengan menggunakan bahan alam dan membantu dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya bidang industri farmasi untuk mengembangkan penggunaan daun gedi putih sebagai bahan hepatoprotektor dalam bentuk sediaan farmasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.4 Tumbuhan Gedi Putih2.1.1 Klasifikasi Tanaman Gedi Kingdom:PlantaeSub Kingdom:TracheobiontaDivisi:MagnoliophytaSub Divisi:Spermatophyta Clasis:MagnoliopsidaSub clasis:DilleniidaeOrdo:MalvalesFamili:MalvaceaeGenus:AbelmoschusSpesies:Abelmoschus Manihot, L Medik.2.1.2 Nama DaerahManado:GediPoso:LanguruInggris:Edible hibiscusThailand :Po faiPhilipina:Lagikuway(4)

2.1.3 Nama DaerahDaun gedi adalah perdu berkayu yang mencapai ketinggian 3 sampai 4 meter. Batang tanaman berkayu, namun berlubang di bagian tengahnya. Daun gedi bertangkai dan berbentuk menjari seperti daun singkong dan papaya. Bunga gedi berbentuk seperti bunga sepatu, bermahkota lima, berwarna kuning cerah, dengan bagian tengahnya bergradasi ungu, karena bunganya sepintas mirip bunga sepatu, maka tanaman gedi sering disamakan sebagai genud hibiscus. Bahkan sampai sekarang, masih banyak literature yang menyebut daun gedi dengan nama latin Hibiscus manihot, bukan abelmoschus manihot. Gedi mudah sekali dibudidayakan. Tanaman ini bisa tumbuh baik mulai dari dataran rendah, sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Perbanyakan tanaman gedi sangat pesat, hingga tanpa pemangkasan atau pemetikan daun secara rutinm tajuknya akan menjadi sangat rimbun(4). Gambar 2.1 tanaman gedi putih (Abelmoschus manihot, L Medik)2.1.4 Nama DaerahKandungan tanaman gedi terdiri atas polisakarida. Tanaman ini juga mengandung quercetin-3-o-robinobiosid, hyperin, isoquercetin, gossipetin-8-o-glukuronid, dan myricetin (3). Bunganya mengandung quercetin-3-robinoside, quercetin-3-glikosida, hyperin, myrecetin, antosianin, dan hyperoside(5)2.1.5 Nama DaerahDaun gedi kaya akan vitamin A, zat besi (Fe) dan serat yang baik untuk saluran pencernaan. Kolagen yang terkandung didalam daun ini juga bermanfaat sebagai antioksidan dan menjaga kesehatan kulit. Kandungan hyperoside pada bunga dun gedi dapat digunakan sebagai antivirus, antiinflamasi, kardioprotektif, hepaprotektif, dan efek protektif terhadap gastrimukosal (lapisan membrane mukosa pada lambung). Daun gedi juga telah diuji dapat mencegah ovariectomy-induced femoral ostopenia (kondisidensitas mineral tulang) yang lebih rendah dari batas normal pada bagian sendi tungkai akibat operasi pengangkatan rahim/ovarium(6) . tanaman gedi juga dapat meningkatkan fungsi penyaringan glomerular, mengurangi proteinuria, hyperplasia messangium yang dapat mengurangi kerusakan jaringan ginjal.(7)2.2 Tinjauan HepatoprotektifHepatoprotektif adalah senyawa zat berkhasiat yang dapat melindungi sel-sel hati terhadap pengaruh zat toksik yang dapat merusak hati. Senyawa tersebut bahkan dapat memperbaiki jaringan hati yang fungsinya sedang terganggu. Mekanisme kerja obat zat hepatoprotektif antara lain dengan cara detoksikasi senyawa racun baik yang masuk dari luar maupun yang terbentuk di dalam tubuh pada proses metabolisme, meningkatkan regenerasi sel yang rusak, anti radang, dan sebagai imunostimulator. Biasanya hepatoprotektor merupakan bahan yang memiliki sifat antioksidan sehingga dapat mengurangi reaksi oksidasi pada kerusakan hati.(8)2.2.1 HeparHepar merupakan organ sekaligus kelenjar terbesar di dalam tubuh yang memproduksi empedu dan juga mengeluarkan hasil produksi dari makanan yang sudah dicerna. Fungsi utama dari organ yang sekaligus kelenjar ini adalah metabolisme(10). Adanya kerusakan pada hepar disebabkan karena adanya pemejanan terhadap senyawa kimia dan mikroorganisme(9).Fungsi utama hepar adalah metabolisme. Hepar memiliki struktur seragam yang memiliki klompok sel yang dipersatukan oleh sinusoid. Semua darah vena dari systemadigestorium akan mengalir ke dalam sinusoid ini. Sel-sel hepar mendapat suplai darah dari vena portae hepatis yang kaya akan makanan dan tidak mengandung oksigen, namun terkadang bersifat toksik; serta dari arteria hepatica yang mengandung oksigen. Karena sistem peredaran darah yang tidak biasa inilah, sel-sel hepar mendapatkan suplai darah yang relatif kurang oksigen. Hal ini pula yang mengakibatkan hepar memiliki potensi besar untuk mengalami kerusakan dan juga penyakit(10). Selain itu hepar juga berfungsi sebagai :1. Memetabolisme nutrien utama: karbohidrat, protein, lemak2. Mendetoksifikasi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh, hormon, serta senyawa asing lain yang masuk ke dalam tubuh3. Membentuk protein plasma4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan vitamin5. Bersama ginjal, mengaktifkan vitamin D(11)Jenis-jenis kerusakan hati yang dapat terjadi sebagai akibat dari efek toksik yang dihasilkan oleh toksikan, antara lain :1. Perlemakan (Steatosis)Perlemakan hati ditandai dengan adanya lipid pada hati dengan berat lebih dari 5%. Lesi yang terbentuk dapat bersifat akut, seperti yang ditimbulkan oleh etionin, fosfor, atau tertrasiklin. Tetrasiklin menyebabkan banyaknya butiran lemak kecil di dalam suatu sel, sementara etanol menyebabkan terbentuknya butiran lemak kecil yang menggantikan inti. Sedangkan karbon tetraklorida menyebabkan perlemakan hati melalui penghambatan sintesis satuan protein dari lipoprotein dan penekanan konjugasi trigliserid dengan lipoprotein(12)2. Nekrosis hatiNekrosis hati merupakan kematian dari hepatosit yang termasuk dalam kerusakan akut. Kematian sel ini ditandai dengan edema sitoplasma, dilatasi retikulum endoplasma, dan disagregasi polisom(12). Di daerah terjadinya nekrosis terjadi peningkatan eosinofil di sitoplasma dan juga neutrofil di dareah terjadinya kerusakan tersebut(13).3. KolestasisKolestasis merupakan jenis kerusakan hati akut yang jarang ditemukan dibandingkan perlemakan hati dan nekrosis(12). Kolestasis merupakan penekanan atau penghentian aliran empedu yang disebabkan oleh faktor dalam atau pun luar hepar. Peradangan atau penyumbatan pada saluran empedu mengakibatkan akumulasi retensi garam empedu akumulasi bilirubin, dan peristiwa yang mengarah jaundice (13).4. SirosisSirosis merupakan hepatotoksisitas yang ditandai dengan adanya kolagen di seluruh hati yang mengakibatkan terbentuknya jaringan parut. Dalam banyak kasus, hal ini terjadi karena adanya paparan senyawa kimia secara kronis yang menakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ekstra seluler yang menghambat aliran darah, metabolisme normal hepar, dan proses detoksifikas(13). Pada manusia, penyebab utama terjadinya sirosis hati adalah konsumsi kronis dari minuman beralkohol(12).2.3 Tinjauan ALT dan ASTALT (alanin aminotransferase) dan AST (aspartat aminotransferase) serum sering digunakan dalam uji fungsi hati yang terletak normal di dalam hepatosit. Maka jika kedua enzim tersebut ditemukan di dalam serum, hal ini mengindikasikan adanya kerusakan fungsi hati(14). Kadar aminotransferase dalam level yang tinggi menunjukkan adanya infeksi virus, ischemic,(15)ALT merupakan enzim yang konsentrasi terbesarnya terdapat pada hepar yang menjadikannya petunjuk spesifik adanya nekrosis hepar dibandingkan AST yang terdapat pada hampir semua jaringan, hepar, dan otot rangka(16).

2.4 Tinjauan Karbon TetrakloridaKarbon tetraklorida merupakan senyawa model yang dapat mengakibatkan perlemakan dan nekrosis pada hepar(17). Senyawa ini dapat terdistribusi di dalam tubuh karena senyawa tersebut bersifat sangat larut lema(18). Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa kimia yang bersifat lebih ekstensif dalam merusak hepar jika dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya. CCl4 dikonversi menjadi radikal triklormetil (CCl3) dan kemudian diubah menjadi radikal trikorometilperoksi (CC3O2) yang bersifat lebih reaktif. Nekrosis yang terjadi karena CCl4 paling parah terjadi pada centrilobular sel hati yang banyak mengandung isozim CYP dalam konsentrasi tinggi yang bertanggung jawab mngaktifkan CCl4(13), dan pemejanan senyawa ini dalam jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya sirosis dan tumor hati, juga kerusakan ginjal(17).