proposal ptpa

20
BAB I PENGENALAN DUNIA USAHA 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Tapioka adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau dalam bahasa Indonesia yaitu singkong yang mempunyai nama latin Manihot utilissima. Tepung tapioka merupakan pati dari umbi singkong yang diperoleh dengan cara dikeringkan dan dihaluskan. Singkong yang telah diolah menjadi tepung tapioka dapat bertahan selama 1-2 tahun dalam penyimpanan (apabila dikemas dengan baik). Meskipun dibuat dari singkong, tapioka masih memiliki unsur gizi seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan air (Suprapti, 2005). Tepung tapioka memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakunya (singkong), yaitu lebih tahan dalam penyimpanan; lebih mudah didistribusikan karena praktis, ringan, dan aman; daya jangkau pemasarannya jauh lebih luas; dan kegunaannya lebih banyak. Tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun campuran tambahan pada berbagai macam produk antara lain kerupuk, biskuit, kue kering, jajanan kue tradisional (cenil, opak), wadah es krim, kacang shanghai, pilus, dan ladu, serta alkohol, dan lem. Selain itu, tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental (thickener), bahan pemadat/pengisi (filler), bahan pengikat pada industri makanan olahan, dan dapat juga

Upload: namikaze-bayu-dosantos

Post on 04-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal PTPA

BAB I

PENGENALAN DUNIA USAHA

1.1 Pendahuluan

1.1.1 Latar Belakang

Tapioka adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau

dalam bahasa Indonesia yaitu singkong yang mempunyai nama latin Manihot

utilissima. Tepung tapioka merupakan pati dari umbi singkong yang diperoleh

dengan cara dikeringkan dan dihaluskan. Singkong yang telah diolah menjadi

tepung tapioka dapat bertahan selama 1-2 tahun dalam penyimpanan

(apabila dikemas dengan baik). Meskipun dibuat dari singkong, tapioka masih

memiliki unsur gizi seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor,

zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan air (Suprapti, 2005).

Tepung tapioka memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan

bahan bakunya (singkong), yaitu lebih tahan dalam penyimpanan; lebih

mudah didistribusikan karena praktis, ringan, dan aman; daya jangkau

pemasarannya jauh lebih luas; dan kegunaannya lebih banyak. Tepung

tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun campuran

tambahan pada berbagai macam produk antara lain kerupuk, biskuit, kue

kering, jajanan kue tradisional (cenil, opak), wadah es krim, kacang shanghai,

pilus, dan ladu, serta alkohol, dan lem. Selain itu, tepung tapioka dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pengental (thickener), bahan pemadat/pengisi

(filler), bahan pengikat pada industri makanan olahan, dan dapat juga

sebagai bahan penguat benang (warp seizing) pada industri tekstil (Suprapti,

2005).

Dalam penerapannya, sebagian besar pemanfaatan tepung tapioka

masih dominan pada pengolahan makanan seperti yang telah disebutkan

pada paragraf sebelumnya. Makanan yang diolah dari tepung tapioka ini pun

masih memiliki variasi terbatas dari waktu ke waktu. Maka dari itu, diperlukan

adanya pengembangan pada pemanfaatan tepung tapioka dalam

pengolahan bahan pangan sehingga diperoleh variasi produk makanan yang

tak hanya bersifat konvensional namun modern dan mengikuti

perkembangan selera konsumen. Terkait dengan hal ini, penulis berinisiatif

untuk memanfaatkan tepung tapioka dalam pengolahan makanan dan

menciptakan makanan ringan dengan konsep street snack yang bertaraf

Page 2: Proposal PTPA

internasional. Adapun nama dari produk makanan tersebut yaitu ‘Brazil

Tapioka’ Street Snack.

Sesuai dengan namanya, Brazil Tapioka merupakan makanan ringan

yang berasal dari Brazil. Beberapa orang menikmati makanan ini saat

sarapan, namun tak jarang pula ditemukan kedai-kedai penjual Tapioca di

sepanjang jalan atau pasar yang buka dari pagi hingga malam hari. Brazil

Tapioka pada dasarnya terdiri dari lapisan dasar yang terbuat dari bubuk

tepung tapioca yang mengandung air dan penambahan variasi toping.

Penampakan dari Brazil Tapioka inipun menyerupai Taco. Hal yang menjadi

pembeda adalah pada proses pembuatan pada makanan ini. Jika pada

produk makanan lain, tepung tapioca diolah dengan bahan-bahan lain

membentuk adonan (dough), lain halnya pada Brazil Tapioka. Pembuatan

lapisan dasar (pembungkus tapioca) berasal dari tepung tapioca yang

ditambah sedikit air, garam, dan gula sehingga hasilnya masih berupa tepung

tapioca bubuk. Inilah kemudian yang akan diolah menjadi lapisan tapioca

yang bertekstur kenyal dan bergerigi. Lapisan ini kemudian akan ditambah

berbagai macam toping yang disesuaikan dengan selera khususnya

masyarakat di Indonesia, mulai dari makanan khas Indonesia yaitu rendang

dan opor, variasi irisan buah, cream, dan lain-lain.

Dilihat dari segmentasinya, Brazil Tapioka dapat dikategorikan sebagai

makanan yang dapat dinikmati oleh semua umur (diatas balita). Ditinjau dari

potensi pemasarannya, Brazil Tapioka dapat diperkirakan memiliki

kesempatan yang baik dimasa yang akan datang. Hal ini didukung dengan

belum adanya penjualan Brazil Tapioka di Indonesia. Sehingga kemungkinan

adanya pesaing akan sangat kecil. Selain itu, cara pembuatan serta rasa

yang yang bervariasi dan unik namun tetap sesuai selera Indonesia, akan

dapat memikat perhatian konsumen. Packaging yang didesain sangat simple,

friendly, dan funky akan menjadi daya tarik tersendiri, khususnya pada

konsumen remaja.

1.1.2 Tujuan

Tujuan kami memilih produk Brazil Tapioka Street Snack (TACO) sebagai

produk yang kami kembangkan yaitu, memanfaatkan tepung tapioka

berbahan baku singkong yang merupakan salah satu komoditas ekspor

andalan di Indonesia. Disamping itu kami juga berupaya menciptakan inovasi

produk street food snack yang sehat, bergizi, mengandung berbagai vitamin

Page 3: Proposal PTPA

yang dapat mencukupi kebutuhan mineral tubuh, bebas dari pengawet,

sehingga aman dikonsumsi bagi semua umur dan semua kalangan mulai dari

anak-anak, remaja maupun dewasa.

1.2 Profil Perusahaan

Ichiban Crepes berdiri sejak awal tahun 2004, berkantor pusat di Jakarta.

Merupakan suatu franchise atau waralaba. Franchise merupakan bentuk

duplikasi bisnis yang telah sukses dan mempunyai brand yang sudah dikenal.

Dengan demikian calon investor yang ingin membeli franchise tidak harus

menajalankan bisnis dari nol. Tidak harus dipusingkan dengan nama produk,

jenis produk, produksi, dan pemasaran. Mereka hanya menjalankan sistem yang

telah berjalan dengan baik dan telah teruji keberhasilannya.

Saat ini, Ichiban Crepes memfokuskan pengembangan gerainya di wilayah

Jakarta dan sekitarnya, serta berlokasi di pusat-pusat perbelanjaan ternama. Dan

secara bertahap, Ichiban Crepes mencoba mengembangkan diri di kota –kota

besar lainnya di Indonesia. Hingga saat ini, Ichiban Crepes telah memiliki

beberapa gerai di Jogjakarta dan Solo. Saat ini ichiban crepes baru membuka

cabang di kota malang. Untuk jumlah gerai ichiban crepes memiliki dua belas

gerai di Jakarta dan dua puluh gerai di luar Jakarta. Ichiban Crepes berupaya

membangun suasana elegan dan nyaman di setiap gerainya, melalui design dan

model gerai yang menarik, termasuk penggunaan replika crepes yang digunakan

sebagai display menu, sebagai suatu keunikan tersendiri.

Produk yang di produksi oleh ichiban crepes adalah crepes itu sendiri

sebagai produk utamannya. Ada beberapa kategori pada ichiban crepes yaitu hot

crepes, cold crepes, savory crepes dan special crepes. Untuk setiap kategori

terdapat beberapa macam menu yang disediakan oleh ichiban crepes untuk

setiap kategori pembedannya terdapat pada toping yang digunakan. Untuk hot

crepes toping yang digunakan adalah coklat, keju, berbagai macam selai. Untuk

cold crepes menggunakan es krim sebagai topingnya. Untuk savory crepes

menggunakan sayur dan sosis sebagai toping dan untuk special toping

mengunakan buah sebagai topingnya. Sehingga keunikan berbagai macam

toping dan rasa merupakan salah satu andalan ichiban crepes.

Konsep produk crepes yang diadopsi dari Jepang dan disesuaikan dengan

kondisi pasar Indonesia.Ichiban Crepes berupaya membangun suasana elegan

dan nyaman di setiap gerainya, melalui design dan model gerai yang menarik,

Page 4: Proposal PTPA

termasuk penggunaan replica crepes yang digunakan sebagai display menu,

sebagai suatu keunikan tersendiri.

1.3 Hasil Brainstorming

1.3.1 Analisis Hasil Brainstorming

Ichibans crepes ini merupakan bentuk usaha Franchise dan untuk

cabang dimalang baru terdapat 1 cabang yang terletak di Malang Town

Square (MATOS). Bahan baku adonan dari pembuatan crepes ini sendiri

yaitu Tepung terigu, Kuning Telur, Garam, Air, Gula dan Mentega yang

dimana keseluruhan bahanya mudah untuk ditemui. Untuk proses pembuatan

adonanya tidak dijelaskan karena rahasia industry akan tetapi digerai ini

untuk adonan didatangkan langsung dari pusat Jakarta. Untuk varian produk

dari ichibans crepes ada 38 macam yang dibagi kedalam varian menu yaitu

Hot Crepes dan Cold Crepes dengan dominasi rasa manis, lezat dan gurih

juga perpaduan buah-buahan dan ada juga yang disertai es krim atau tidak,

Savory Crepes yang bernuansa gurih yang memikat dengan topping yang

berbahan dasar daging dan Spesial Crepes disajikan dengan topping khusus

seperti Cheese Cake, Tiramisu, Strawberry Pudding, dan sebagainya. Untuk

kapasitas produksi dari crepes ini sekitar kurang lebih 50 produk per hari.

Untuk saat ini masih belum ada standart mutu pada produk Ichibans Ini akan

tetapi dilihat dari proses produksinya yang bersih dan sesuai dengan SOP

yang telah diterpkan pada franchise ini. Target pasar dari Ichibans crepes ini

sendiri adalah masyarakat kalangan menengah keatas dengan harga

bervariasi dimulai dari Rp 13.000 sampai Rp 20.000. untuk model promosi

dari ichibans crepes ini sendiri dilakukan dengan cara promosi lewat social

media seperti facebook, twitter dan situs website resminya. Selain lewat

social media juga dilakukan melalui pemberian promo berupa setiap

pembelian varian produk tertentu gratis minuman Nu Juice.

1.3.2 Identifikasi Peluang Usaha

Ichiban Crepes adalah suatu bisnis usaha berbasis waralaba

(franchise). Waralaba (franchise) adalah suatu bentuk usaha kerja sama

antara pemilik waralaba atau pewaralaba (franchisor) dengan penerima

waralaba atau terwaralaba (franchisee) dalam mengadakan persetujuan

persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha

(waralaba). Bisnis berbasis waralaba adalah salah satu bisnis yang digemari

Page 5: Proposal PTPA

para pelaku bisnis karenanya kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal

seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus

kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi,

konsultasi, standarisasi, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat

hukum, dan sumber-sumber permodelan (Suharyadi et all., 2007).

Melihat dari hasil brainstorming ke Ichiban Crepes terkait peluang

usaha inovasi produk kita ada potensi usaha cukup besar disana. Produk kita

memiliki keunikan dari segi bahan baku yang berasal dari tepung tapioka,

dimana tepung tapioka ini belum banyak di kembangkan sebagai makanan

ringan berbentuk crepes. Dan melihat animo konsumen terhadap produk

makanan ringan cukup tinggi. Selain itu ketersediaan bahan baku berupa

tepung tapioka yang cukup besar dengan harga yang tergolong ekonomis,

membuat hal tersebut menjadi peluang usaha yang menjanjikan.

1.3.3 Identifikasi Kendala dan Permasalahan UKM

Kendala yang dialami oleh Ichiban Crepes yaitu mereka hanya

mempunyai 1 oulet di daerah Malang, jadi tersebut belum terlalu terkenal di

pasaran karena tempatnya hanya terpusat di Matos. Kemudian harga dari

produk ukm tersebut terlalu tinggi, sehingga tidak bisa dijangkau untuk

masyarakat menengah ke bawah.

Sedangkan produk dari kami yaitu Brazil Tapioka Street Snack (TACO)

bisa di jangkau oleh masyarakat menengah ke bawah maupun anak-anak

sekolahan dengan harga paling tinggi Rp 8500,00. Kendala yang dihadapi

oleh produk kita yaitu dalam pemasaran, karena produk dari kita belum ada

di pasaran, jadi kita mengenalkan kepada masyarakat mulai dari nol.

Page 6: Proposal PTPA

BAB II

KONSEP PRODUK

2.1. Potensi Bahan Baku

2.1.1. Spesifikasi dan Beberapa Sifat Bahan Baku

Bahan baku utama dalam produk kami, yaitu Tapioka Brazilian Street

Snack, adalah tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan tepung yang

didapat dari pati umbi singkong. Tepung tapioka memiliki kandungan

karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan umbi singkong. Demikian

pula kalori yang dihasilkan oleh tepung tapioka juga lebih besar jika

dibandingkan dengan singkong. Sifat-sifat dari tampilan tepung tapioka

diantaranya adalah berwarna putih bersih, tak berbau, dan bertekstur licin.

Tepung tapioka dapat bertahan selama 1-2 tahun (Suprapti, 2005).

Aspek penentu kualitas tepung tapioka yang ditentukan oleh SII

(Standar Industri Indonesia) diantaranya adalah tingkat keputihan,

kekentalan, kadar air, tingkat kehalusan, dan adanya serat dan kotoran.

Untuk kategori tepung tapioka yang terbaik (AAA) memiliki nilai keputihan

minimal 95,5, untuk kategori baik (AA) memiliki nilai minimal 92, dan untuk

kategori sedang memiliki nilai kurang dari 92. Untuk kekentalan tepung

tapioka kategori terbaik (AAA) adalah 3-4 °Engler, sedangkan untuk kategori

baik (AA) adalah 2,5-3 °Engler, dan untuk kategori sedang (A) adalah

dibawah 2,5 °Engler. Untuk standar kehalusan tepung tapioka adalah 100

mesh serta tidak terdapat serat dan kotoran (Suprapti, 2005).

2.1.2. Ketetapan Jumlah

Dalam pembuatan produk kami, yaitu Tapiocrezz, bahan baku utama

yang digunakan adalah tepung tapioka. Satu buah Tapiocrezzz

membutuhkan sekitar 50 gram tepung tapioka. Diasumsikan bahwa kapasitas

produksi kami per hari mampu mencapai 20 buah. Sehingga kapasitas

produksi per bulannya adalah 600 buah.

2.1.3. Variasi Musiman

2.1.4. Teknik Menguasai Variasi Bahan Baku

Tapiocrezz 1 buah

Tapiocrezzz

1 hari (20 buah) 1 bulan (600

buah)

Tepung Tapioka 50 gram 1 kg 30 kg

Page 7: Proposal PTPA

2.1.5. Kompetisi Penggunaan Bahan Baku

2.2. Tahapan Proses Perencanaan Produk Bahan Baku

2.2.1. Identifikasi Peluang

Tapiocrezzz merupakan produk yang dipilih untuk dikembangkan

karena diyakini produk ini dapat menarik simpati banyak konsumen, karena

produk ini memiliki tampilan yang menarik dengan kemasan dan penampilan

yang membuat calon konsumen tertarik untuk mencoba produk ini.

Disamping minimnya pesaing dari jenis produk ini di Indonesia, karena

hadirnya ide untuk pengembangan produk ini terinspirasi dari salah satu

makanan jalanan atau yang biasa dikenal dengan street snack food di salah

satu negara bagian Amerika yaitu Brazil. Seperti layaknya jenis street snack

food lainya, Tapiocrezzz dapat dijual di jalanan dalam mode franchize yang

menjanjikan. Selain memiliki desain kemasan yang menarik, Tapiocrezzz

juga terbuat dari bahan yang aman dan tanpa pengawet sehingga cocok

untuk dikonsumsi semua kalangan umur baik anak-anak, remaja, maupun

dewasa. Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatanya juga

mudah didapat dan mudah ditemui. Selain itu, jika bahan baku yang

digunakan memiliki kualitas yang baik, maka produk yang dihasilkan akan

semakin enak dan berkualitas pula. Walaupun bahan baku utama dari

Tapiocrezzz sendiri adalah tepung tapioka yang padahal kita tahu fungsi

utamanya adalah sebagai campuran bahan membuat kue ataupun bahan

pelekat dan juga pengental, namun pada produk kami digunakan sebagai

bahan utama yang tidak minim akan unsur gizi, karena tapioca yang berasal

dari singkong mengandung unsur-unsur gizi yaitu antara lain kalori, protein,

lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C,

dan air. Dari unsur-unsur gizi yang terkandung didalamnya maka konsumen

akan semakin percaya bahwa produk aman untuk dikonsumsi, dan

Tapiocrezzz dijamin berpeluang untuk bersaing dengan produk street food

lainya.

2.2.2. Evaluasi dan Prioritas Proyek

Pada kegiatan brainstorming yang telah dilakukan pada salah satu

ukm ataupun franchise yaitu pada franchise produk `Ichiban Creepes’ kami

mendapat ide untuk membuat produk serupa namun berbeda dari biasanya.

Cara yang kami gunakan awalnya yaitu mengganti bahan baku utamanya,

Page 8: Proposal PTPA

dan yang kita pilih adalah tepung tapioka. Resep dari produk ‘Ichiban

Creepes’ hasil brainstorming memang tidak diketahui secara jelas karena

merupakan resep rahasia perusahaan yang tidak boleh sembarangan

diketahui oleh khalayak. Pihak franchise pun hanya menerima adonan yang

sudah siap dibentuk dari pusat yang berada di Jepang. Itu artinya adonan

utama yang digunakan bisa jadi mengandung pengawet karena kita tahu

bahan atau adonan yang dikirim dari luar negeri dalam jangka waktu lama,

memerlukan perlakuan khusus agar pada saat sampai pada negara atau kota

tujuan masih dalam keadaan dan kualitas yang baik. Padahal produk yang

berbahan pengawet buatan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang

dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Harga produk creepes dari

Ichiban Creepes juga terbilang mahal jika dibandingkan dengan produk street

snack food lainya atau produk creepes lainya seperti D’creepes, O la la

Creepes, dsb padahal jajanan creepes sangatlah disukai oleh semua

kalangan karena bentuknya yang unik dan berbagai varian rasa toping yang

mereka tawarkan.

Dari beberapa hasil pertimbangan, maka telah diputuskan bahwa kami

akan membuat produk serupa atau hampir sama dengan creepes, namun

mengganti bahan baku utamanya yaitu Tapioka yang mudah didapat dan

juga murah. Tapioka juga mengandung beberapa unsur gizi dan vitamin yang

dapat memenuhi kebutuhan mineral tubuh. Selain itu, Produk kami juga tidak

mengandung pengawet sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan

mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Dengan tidak

mengesampingkan kualitas produk, maka bahan yang digunakan untuk

pembuatan Tapiocrezzz sendiri merupakan bahan dengan kualitas baik,

bersih, dan bebas pengawet. Karena bahan yang digunakan mudah didapat

dan terbilang murah, maka harga dari produk juga terjangkau sehingga

Tapiocrezzz diharapkan bisa bersaing dengan produk creepes lainya bahkan

produk street snack lainya.

2.2.3. Evaluasi Peluang Produk Baru

Beberapa faktor yang diperhatikan dalam proses perencanaan produk

Tapiocrezzz ini antara lain pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan

konsumen terkait produk Tapiocrezzz, hal - hal yang diharapkan konsumen

dari produk Tapiocrezzz seperti tampilan, rasa dan kandungan gizi. Tampilan,

rasa serta kandungan gizi tersebut sangat berpengaruh pada pemsaran,

Page 9: Proposal PTPA

contohnya jika tampilan dari Tapiocrezzz ini menarik maka consumen akan

tertarik pada produk kita. Berikutnya adalah sumber daya yang mendukung

terhadap pengembangan produk Tapiocrezzz, dalam hal ini berhubungan

dengan bahan baku yang digunakan yaitu tepung tapioka yang melimpah

ketersediaannya dipasar yang tidak banyak digunakan/ dimanfaatkan

masyarakat.

2.2.4. Perencanaan Pra Proyek Lengkap

Sebelum prodak diluncurkan, maka harus ada perencanaan yang

matang, agar proyek yang akan kita lakukan berjalan dengan lancar dan

tepat sasaran. Ada beberapa tahapan perencanaan dalam proses

pengembangan produk.

1. Tahap pertama adalah pembangkitan ide, produk Tapiocrezzz ini berasal

dari sumber ide paling potensial yaitu tepung tapioka yang jarang di gunakan

oleh masyarakat.

2. Tahapkedua adalah pengembangan konsep dimana setelah menemukan

ide itu apa yang dalam hal ini adalah Tapiocrezzz, kita dituntut berpikir untuk

dapat menciptakan konsep konsep baru, seperti dari aspek varian rasa,

kandungan gizi, kemasan sampai pemasaran.

3. Tahap ketiga adalah pengembangan dimana hal ini kita mengaplikasikan

konsep baru tadi. Kita melakukan percobaan pelaksanaan terhadap konsep

baru.

4. Tahap keempat yaitu percobaan membuat produk Tapiocrezzz dari

tepung tropika yang dikombinasikan dengan berbagai macam toping.

5. Tahap kelima yaitu kita membuat range harga yang pantas untuk produk

Tapiocrezzz, tentunya harga dari Tapiocrezzz tergantung pada toping yang

diaplikasikan, semakin banyak menggunakan toping maka semakin mahal

harganya.

6. Tahap keenam adalah percobaan dan pengujian pasar (market trial).

Dalam hal ini produk Tapiocrezzz yang kita buat di coba dipasarkan. Kita

berikan produk Tapiocrezzz kepda teman-teman di kampus, pastinya kita

akan memberikan secara gratis Tapiocrezzz ini, apakah ada tanggapan baik

ataupun respon baik terhadap Tapiocrezzz ini dipasaran. Apabila pada tahap

ini respon pasar baik lalu kita segera meluncurkan produk baru kita, namun

apabila ada saran saran yang sifatnya membangun kita tampung semuanya

untuk didiskusikan demi perubahan yang lebih baik.

Page 10: Proposal PTPA

7. Tahap ketuju yaitu menyusun strategi penjualan, mencocokkan harga

dengan toping yang digunakan, dimana produk bisa dipasarkan, siapa

pangsa pasarnya, dan bagaimana laba penjualan.

8. Tahap delapan adalah lauching produk Tapiocrezzz yang rencananya

akan diadakan pameran di Fakultas.

9. Tahap terakhir adalah Improve The Product, dimana kita melakukan

perbaikan ke arah yang lebih baik melihat hasil dari launching yang kami

lakukan, aspek perubahan bisa dari segi produksi, bahan baku, persediaan,

kemasan sampai pemasaran. Beberapa proses tersebut merupakan tahap

yang harus diperhatikan dalam rangka pengembangan produk baru dan agar

produk yang mampu mencapai tujuan bisnis.

2.3. Karakteristik Produk

a. Produknya Unik dan Unggul

Dilihat dari keunikan dan keunggulannya, Tapiocrezzz memiliki

keunggulan dalam menambah nilai jual tepung tapioka. Menginovasi suatu

produk tidak harus selalu dengan menciptakan yang baru, kemampuan

mengolah produk-produk yang sudah ada dengan sesuatu yang baru juga

bisa disebut dengan inovasi.

b. Berorientasi Pasar

Produk yang baik adalah produk yang berorientasi pasar. Apabila

penciptaan suatu produk didasari oleh pengetahuan pasar (market driven)

dan berfokus pada konsumen, maka produk tersebut dapat memenuhi apa

yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Begitu pula

dengan Tapiocrezzz pada awal pengembangan ide, telah dilakukan

brainstorming terhadap usaha sejenis yang sudah lebih dulu ada untuk

mengetahui bagaimana peluang usaha yang ada. Selain itu, juga telah

dilakukan survey mengenai minat konsumen terhadap Tapiocrezzz.

c. Melakukan Persiapan Sebelum Produk Dikembangkan

Sebelum produk dikembangkan ada berbagai persiapan yang dilakukan.

Pertama, mengumpulkan informasi tentang produk yang akan dibuat dan

dikembangkan, apa sudah ada produk sejenis di pasar. Kedua, mencari tahu

peluang pasar untuk mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya dan

bagaimana tanggapan pasar terhadap produk yang akan dikembangkan.

Ketiga, mengumpulkan berbagai informasi mengenai ketersediaan bahan

Page 11: Proposal PTPA

baku dan supplier yang akan dipilih. Keempat, mencari tahu harga-harga

bahan baku yang akan digunakan untuk menghitung kisaran harga jual

apakah lebih mahal atau lebih murah bila dibandingkan dengan harga

produk di pasar.

d. Perumusan Definisi dan Konsep Produk pada Awal Proses

Perumusan definisi dan konsep produk dengan jelas akan sangat

membantu dalam proses pembuatan produk karena produsen telah

mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan apa saja resiko yang mungkin

terjadi, baik secara internal maupun eksternal. Salah satu manfaat dari

perumusan definisi dan konsep produk yang jelas, yaitu produsen akan tahu

bagaimana kemampuan yang dimiliki, serta menimbulkan kesiapan dalam

menghadapi peluang dan kendala yang akan terjadi. Perumusan definisi dan

konsep Tapiocrezzz juga telah dilakukan dengan jelas, bahwa yang ingin

ditonjolkan dari Tapiocrezzz adalah nilai tambah (added value) yang

terdapat pada produk karena sebelumnya belum ada produsen yang mampu

memproduksi produk seperti Tapiocrezzz. Lalu dari proses ini, juga diketahui

apa saja yang harus disediakan, mulai dari bahan baku, peralatan yang

digunakan, serta bagaimana produk ini akan dikemas. Selain itu juga

diketahui bagaimana kondisi pasar, apa produk ini diminati pasar dan layak

dijual ke pasar atau tidak, berapa modal yang harus disediakan, siapa

pangsa pasarnya, dan lain-lain.

e. Ketersediaan Sumber Daya dan Sarana

Ketersediaan sumber daya dan sarana memegang peranan penting

dalam menjalankan suatu usaha. Ketersediaan sumber daya dan sarana,

meliputi ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan bahan baku,

peralatan yang digunakan, serta modal yang dibutuhkan. Ketersediaan

bahan baku akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu usaha. Bila

produsen tidak mampu menyediakan bahan baku yang akan digunakan

untuk proses produksi, maka kontinuitas produk ini tidak dapat dijamin.

Karena bahan baku untuk membuat Tapiocrezzz sangat mudah ditemukan

dan tersedia sepanjang tahun, maka kontinuitas produk dapat terjaga. Untuk

saat ini, pembuatan Tapiocrezzz tidak membutuhkan peralatan yang serba

canggih karena hanya membutuhkan peralatan dapur, seperti kompor,

spatula, baskom, sendok, ayakan (mesh) dan teflon. Kemudian, modal yang

dibutuhkan tidak begitu besar karena karena bahan baku yang digunakan

Page 12: Proposal PTPA

tidak sulit ditemukan dan harganya relatif stabil dan murah, selain itu juga

karena proses produksinya mudah sehingga tidak menghabiskan energi

terlalu banyak, jadi pengeluaran dari segi finansial masih dapat ditekan.

2.4. Kemasan

2.4.1. Desain Kemasan

Gambar 1. LogoTapiocrezzz

Gambar 2. Kemasan primer depan dan belakang

2.4.2. Unsur Kemasan

Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah sebagai wadah dan

melindungi produk dari kerusakan-kerusakan baik secara fisik, biologis

maupun kimiawi. Kemasan juga berfungsi agar produk mudah disimpan,

Page 13: Proposal PTPA

diangkut, dan dipasarkan. Menurut (Sutarminingsih, 2012) secara umum,

fungsi kemasan adalah sebagai berikut ;

1. Sebagai wadah bagi produk yang bersangkutan

2. Melindungi produk

3. Mengamankan produk

4. Menjaga keawetan produk

5. Memuat informasi mengenai produk yang bersangkutan

6. Memudahkan distribusi

7. Memudahkan konsumen dalam membeli, membawa, dan menikmatinya

8. Merupakan alat penjualan/promosi bagi produk di dalamnya

9. Meningkatkan laba perusahaan

Fungsi tambahan dari kemasan ialah memiliki peran penting sebagai

sarana promosi dan informasi bagi konsumen. Kemasan dalam dunia

perdagangan dinilai sangat penting, untuk itulah para produsen harus dapat

menciptakan kemasan yang fungsional dan menarik. Terdapat bebrapa unsur

yang harus diperhatikan dalam pembuatan kemasan, yaitu :

a. Ukuran

Tapiocrezzz di kemas dalam kemasan kertas glasin dengan berat

sebesar 100 gram.

b. Bahan

Sifat Tapioka Brazil pada umumnya kering, Untuk ketebalanya cukup

tipis, teksturnya kasar dan sedikit kenyal dikarenakan bahan yang digunakan

dari tapioca.

c. Bentuk

Bentuk dari kemasan ini adalah segitiga kerucut agar mudah dipegang

dan juga memudahkan konsumen untuk memakanya. Permukaan kertas

glasin licin karena adanya proses pengecatan (calendaring)

d. Gambar

Gambar yang ada pada kemasan atau logo kemasan merupakan gambar

bentuk Tapiocrezz. Warna coklat didapatkan dari warna setelah pengorengan

yang menyebabkan sebagian kulit Tapiocrezzz warna coklat. Adanya asap

menunjukan kita mengemasnya dalam keadaan fresh masih hangat.

e. Tanda Merk

Page 14: Proposal PTPA

Tanda merk tertulis dalam logo yang dibuat, ditulis dengan huruf

berwarna putih menandakan warna asli tapioca dan warna coklat dari warna

matang produk ini. untuk bentuk lingkaran adalah bentuk dari Tapiocacrezzz.

f. Label

Label kemasan berisi beberapa informasi mengenai produk seperti nama

produk, slogan, komposisi dan alamat media social.

g. Komposisi Bahan

Informasi mengenai komposisi bahan dicantumkan pada bagian cover

belakang kemasan.

h. Harga Produk

Harga produk tidak dicantumkan pada kemasan sehingga apabila terjadi

perubahan harga tidak perlu mengganti desain kemasan.