proposal ptpa
DESCRIPTION
aaTRANSCRIPT
BAB I
PENGENALAN DUNIA USAHA
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Latar Belakang
Tapioka adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon atau
dalam bahasa Indonesia yaitu singkong yang mempunyai nama latin Manihot
utilissima. Tepung tapioka merupakan pati dari umbi singkong yang diperoleh
dengan cara dikeringkan dan dihaluskan. Singkong yang telah diolah menjadi
tepung tapioka dapat bertahan selama 1-2 tahun dalam penyimpanan
(apabila dikemas dengan baik). Meskipun dibuat dari singkong, tapioka masih
memiliki unsur gizi seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor,
zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan air (Suprapti, 2005).
Tepung tapioka memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
bahan bakunya (singkong), yaitu lebih tahan dalam penyimpanan; lebih
mudah didistribusikan karena praktis, ringan, dan aman; daya jangkau
pemasarannya jauh lebih luas; dan kegunaannya lebih banyak. Tepung
tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ataupun campuran
tambahan pada berbagai macam produk antara lain kerupuk, biskuit, kue
kering, jajanan kue tradisional (cenil, opak), wadah es krim, kacang shanghai,
pilus, dan ladu, serta alkohol, dan lem. Selain itu, tepung tapioka dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pengental (thickener), bahan pemadat/pengisi
(filler), bahan pengikat pada industri makanan olahan, dan dapat juga
sebagai bahan penguat benang (warp seizing) pada industri tekstil (Suprapti,
2005).
Dalam penerapannya, sebagian besar pemanfaatan tepung tapioka
masih dominan pada pengolahan makanan seperti yang telah disebutkan
pada paragraf sebelumnya. Makanan yang diolah dari tepung tapioka ini pun
masih memiliki variasi terbatas dari waktu ke waktu. Maka dari itu, diperlukan
adanya pengembangan pada pemanfaatan tepung tapioka dalam
pengolahan bahan pangan sehingga diperoleh variasi produk makanan yang
tak hanya bersifat konvensional namun modern dan mengikuti
perkembangan selera konsumen. Terkait dengan hal ini, penulis berinisiatif
untuk memanfaatkan tepung tapioka dalam pengolahan makanan dan
menciptakan makanan ringan dengan konsep street snack yang bertaraf
internasional. Adapun nama dari produk makanan tersebut yaitu ‘Brazil
Tapioka’ Street Snack.
Sesuai dengan namanya, Brazil Tapioka merupakan makanan ringan
yang berasal dari Brazil. Beberapa orang menikmati makanan ini saat
sarapan, namun tak jarang pula ditemukan kedai-kedai penjual Tapioca di
sepanjang jalan atau pasar yang buka dari pagi hingga malam hari. Brazil
Tapioka pada dasarnya terdiri dari lapisan dasar yang terbuat dari bubuk
tepung tapioca yang mengandung air dan penambahan variasi toping.
Penampakan dari Brazil Tapioka inipun menyerupai Taco. Hal yang menjadi
pembeda adalah pada proses pembuatan pada makanan ini. Jika pada
produk makanan lain, tepung tapioca diolah dengan bahan-bahan lain
membentuk adonan (dough), lain halnya pada Brazil Tapioka. Pembuatan
lapisan dasar (pembungkus tapioca) berasal dari tepung tapioca yang
ditambah sedikit air, garam, dan gula sehingga hasilnya masih berupa tepung
tapioca bubuk. Inilah kemudian yang akan diolah menjadi lapisan tapioca
yang bertekstur kenyal dan bergerigi. Lapisan ini kemudian akan ditambah
berbagai macam toping yang disesuaikan dengan selera khususnya
masyarakat di Indonesia, mulai dari makanan khas Indonesia yaitu rendang
dan opor, variasi irisan buah, cream, dan lain-lain.
Dilihat dari segmentasinya, Brazil Tapioka dapat dikategorikan sebagai
makanan yang dapat dinikmati oleh semua umur (diatas balita). Ditinjau dari
potensi pemasarannya, Brazil Tapioka dapat diperkirakan memiliki
kesempatan yang baik dimasa yang akan datang. Hal ini didukung dengan
belum adanya penjualan Brazil Tapioka di Indonesia. Sehingga kemungkinan
adanya pesaing akan sangat kecil. Selain itu, cara pembuatan serta rasa
yang yang bervariasi dan unik namun tetap sesuai selera Indonesia, akan
dapat memikat perhatian konsumen. Packaging yang didesain sangat simple,
friendly, dan funky akan menjadi daya tarik tersendiri, khususnya pada
konsumen remaja.
1.1.2 Tujuan
Tujuan kami memilih produk Brazil Tapioka Street Snack (TACO) sebagai
produk yang kami kembangkan yaitu, memanfaatkan tepung tapioka
berbahan baku singkong yang merupakan salah satu komoditas ekspor
andalan di Indonesia. Disamping itu kami juga berupaya menciptakan inovasi
produk street food snack yang sehat, bergizi, mengandung berbagai vitamin
yang dapat mencukupi kebutuhan mineral tubuh, bebas dari pengawet,
sehingga aman dikonsumsi bagi semua umur dan semua kalangan mulai dari
anak-anak, remaja maupun dewasa.
1.2 Profil Perusahaan
Ichiban Crepes berdiri sejak awal tahun 2004, berkantor pusat di Jakarta.
Merupakan suatu franchise atau waralaba. Franchise merupakan bentuk
duplikasi bisnis yang telah sukses dan mempunyai brand yang sudah dikenal.
Dengan demikian calon investor yang ingin membeli franchise tidak harus
menajalankan bisnis dari nol. Tidak harus dipusingkan dengan nama produk,
jenis produk, produksi, dan pemasaran. Mereka hanya menjalankan sistem yang
telah berjalan dengan baik dan telah teruji keberhasilannya.
Saat ini, Ichiban Crepes memfokuskan pengembangan gerainya di wilayah
Jakarta dan sekitarnya, serta berlokasi di pusat-pusat perbelanjaan ternama. Dan
secara bertahap, Ichiban Crepes mencoba mengembangkan diri di kota –kota
besar lainnya di Indonesia. Hingga saat ini, Ichiban Crepes telah memiliki
beberapa gerai di Jogjakarta dan Solo. Saat ini ichiban crepes baru membuka
cabang di kota malang. Untuk jumlah gerai ichiban crepes memiliki dua belas
gerai di Jakarta dan dua puluh gerai di luar Jakarta. Ichiban Crepes berupaya
membangun suasana elegan dan nyaman di setiap gerainya, melalui design dan
model gerai yang menarik, termasuk penggunaan replika crepes yang digunakan
sebagai display menu, sebagai suatu keunikan tersendiri.
Produk yang di produksi oleh ichiban crepes adalah crepes itu sendiri
sebagai produk utamannya. Ada beberapa kategori pada ichiban crepes yaitu hot
crepes, cold crepes, savory crepes dan special crepes. Untuk setiap kategori
terdapat beberapa macam menu yang disediakan oleh ichiban crepes untuk
setiap kategori pembedannya terdapat pada toping yang digunakan. Untuk hot
crepes toping yang digunakan adalah coklat, keju, berbagai macam selai. Untuk
cold crepes menggunakan es krim sebagai topingnya. Untuk savory crepes
menggunakan sayur dan sosis sebagai toping dan untuk special toping
mengunakan buah sebagai topingnya. Sehingga keunikan berbagai macam
toping dan rasa merupakan salah satu andalan ichiban crepes.
Konsep produk crepes yang diadopsi dari Jepang dan disesuaikan dengan
kondisi pasar Indonesia.Ichiban Crepes berupaya membangun suasana elegan
dan nyaman di setiap gerainya, melalui design dan model gerai yang menarik,
termasuk penggunaan replica crepes yang digunakan sebagai display menu,
sebagai suatu keunikan tersendiri.
1.3 Hasil Brainstorming
1.3.1 Analisis Hasil Brainstorming
Ichibans crepes ini merupakan bentuk usaha Franchise dan untuk
cabang dimalang baru terdapat 1 cabang yang terletak di Malang Town
Square (MATOS). Bahan baku adonan dari pembuatan crepes ini sendiri
yaitu Tepung terigu, Kuning Telur, Garam, Air, Gula dan Mentega yang
dimana keseluruhan bahanya mudah untuk ditemui. Untuk proses pembuatan
adonanya tidak dijelaskan karena rahasia industry akan tetapi digerai ini
untuk adonan didatangkan langsung dari pusat Jakarta. Untuk varian produk
dari ichibans crepes ada 38 macam yang dibagi kedalam varian menu yaitu
Hot Crepes dan Cold Crepes dengan dominasi rasa manis, lezat dan gurih
juga perpaduan buah-buahan dan ada juga yang disertai es krim atau tidak,
Savory Crepes yang bernuansa gurih yang memikat dengan topping yang
berbahan dasar daging dan Spesial Crepes disajikan dengan topping khusus
seperti Cheese Cake, Tiramisu, Strawberry Pudding, dan sebagainya. Untuk
kapasitas produksi dari crepes ini sekitar kurang lebih 50 produk per hari.
Untuk saat ini masih belum ada standart mutu pada produk Ichibans Ini akan
tetapi dilihat dari proses produksinya yang bersih dan sesuai dengan SOP
yang telah diterpkan pada franchise ini. Target pasar dari Ichibans crepes ini
sendiri adalah masyarakat kalangan menengah keatas dengan harga
bervariasi dimulai dari Rp 13.000 sampai Rp 20.000. untuk model promosi
dari ichibans crepes ini sendiri dilakukan dengan cara promosi lewat social
media seperti facebook, twitter dan situs website resminya. Selain lewat
social media juga dilakukan melalui pemberian promo berupa setiap
pembelian varian produk tertentu gratis minuman Nu Juice.
1.3.2 Identifikasi Peluang Usaha
Ichiban Crepes adalah suatu bisnis usaha berbasis waralaba
(franchise). Waralaba (franchise) adalah suatu bentuk usaha kerja sama
antara pemilik waralaba atau pewaralaba (franchisor) dengan penerima
waralaba atau terwaralaba (franchisee) dalam mengadakan persetujuan
persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha
(waralaba). Bisnis berbasis waralaba adalah salah satu bisnis yang digemari
para pelaku bisnis karenanya kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal
seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus
kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi,
konsultasi, standarisasi, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat
hukum, dan sumber-sumber permodelan (Suharyadi et all., 2007).
Melihat dari hasil brainstorming ke Ichiban Crepes terkait peluang
usaha inovasi produk kita ada potensi usaha cukup besar disana. Produk kita
memiliki keunikan dari segi bahan baku yang berasal dari tepung tapioka,
dimana tepung tapioka ini belum banyak di kembangkan sebagai makanan
ringan berbentuk crepes. Dan melihat animo konsumen terhadap produk
makanan ringan cukup tinggi. Selain itu ketersediaan bahan baku berupa
tepung tapioka yang cukup besar dengan harga yang tergolong ekonomis,
membuat hal tersebut menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
1.3.3 Identifikasi Kendala dan Permasalahan UKM
Kendala yang dialami oleh Ichiban Crepes yaitu mereka hanya
mempunyai 1 oulet di daerah Malang, jadi tersebut belum terlalu terkenal di
pasaran karena tempatnya hanya terpusat di Matos. Kemudian harga dari
produk ukm tersebut terlalu tinggi, sehingga tidak bisa dijangkau untuk
masyarakat menengah ke bawah.
Sedangkan produk dari kami yaitu Brazil Tapioka Street Snack (TACO)
bisa di jangkau oleh masyarakat menengah ke bawah maupun anak-anak
sekolahan dengan harga paling tinggi Rp 8500,00. Kendala yang dihadapi
oleh produk kita yaitu dalam pemasaran, karena produk dari kita belum ada
di pasaran, jadi kita mengenalkan kepada masyarakat mulai dari nol.
BAB II
KONSEP PRODUK
2.1. Potensi Bahan Baku
2.1.1. Spesifikasi dan Beberapa Sifat Bahan Baku
Bahan baku utama dalam produk kami, yaitu Tapioka Brazilian Street
Snack, adalah tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan tepung yang
didapat dari pati umbi singkong. Tepung tapioka memiliki kandungan
karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan umbi singkong. Demikian
pula kalori yang dihasilkan oleh tepung tapioka juga lebih besar jika
dibandingkan dengan singkong. Sifat-sifat dari tampilan tepung tapioka
diantaranya adalah berwarna putih bersih, tak berbau, dan bertekstur licin.
Tepung tapioka dapat bertahan selama 1-2 tahun (Suprapti, 2005).
Aspek penentu kualitas tepung tapioka yang ditentukan oleh SII
(Standar Industri Indonesia) diantaranya adalah tingkat keputihan,
kekentalan, kadar air, tingkat kehalusan, dan adanya serat dan kotoran.
Untuk kategori tepung tapioka yang terbaik (AAA) memiliki nilai keputihan
minimal 95,5, untuk kategori baik (AA) memiliki nilai minimal 92, dan untuk
kategori sedang memiliki nilai kurang dari 92. Untuk kekentalan tepung
tapioka kategori terbaik (AAA) adalah 3-4 °Engler, sedangkan untuk kategori
baik (AA) adalah 2,5-3 °Engler, dan untuk kategori sedang (A) adalah
dibawah 2,5 °Engler. Untuk standar kehalusan tepung tapioka adalah 100
mesh serta tidak terdapat serat dan kotoran (Suprapti, 2005).
2.1.2. Ketetapan Jumlah
Dalam pembuatan produk kami, yaitu Tapiocrezz, bahan baku utama
yang digunakan adalah tepung tapioka. Satu buah Tapiocrezzz
membutuhkan sekitar 50 gram tepung tapioka. Diasumsikan bahwa kapasitas
produksi kami per hari mampu mencapai 20 buah. Sehingga kapasitas
produksi per bulannya adalah 600 buah.
2.1.3. Variasi Musiman
2.1.4. Teknik Menguasai Variasi Bahan Baku
Tapiocrezz 1 buah
Tapiocrezzz
1 hari (20 buah) 1 bulan (600
buah)
Tepung Tapioka 50 gram 1 kg 30 kg
2.1.5. Kompetisi Penggunaan Bahan Baku
2.2. Tahapan Proses Perencanaan Produk Bahan Baku
2.2.1. Identifikasi Peluang
Tapiocrezzz merupakan produk yang dipilih untuk dikembangkan
karena diyakini produk ini dapat menarik simpati banyak konsumen, karena
produk ini memiliki tampilan yang menarik dengan kemasan dan penampilan
yang membuat calon konsumen tertarik untuk mencoba produk ini.
Disamping minimnya pesaing dari jenis produk ini di Indonesia, karena
hadirnya ide untuk pengembangan produk ini terinspirasi dari salah satu
makanan jalanan atau yang biasa dikenal dengan street snack food di salah
satu negara bagian Amerika yaitu Brazil. Seperti layaknya jenis street snack
food lainya, Tapiocrezzz dapat dijual di jalanan dalam mode franchize yang
menjanjikan. Selain memiliki desain kemasan yang menarik, Tapiocrezzz
juga terbuat dari bahan yang aman dan tanpa pengawet sehingga cocok
untuk dikonsumsi semua kalangan umur baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa. Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatanya juga
mudah didapat dan mudah ditemui. Selain itu, jika bahan baku yang
digunakan memiliki kualitas yang baik, maka produk yang dihasilkan akan
semakin enak dan berkualitas pula. Walaupun bahan baku utama dari
Tapiocrezzz sendiri adalah tepung tapioka yang padahal kita tahu fungsi
utamanya adalah sebagai campuran bahan membuat kue ataupun bahan
pelekat dan juga pengental, namun pada produk kami digunakan sebagai
bahan utama yang tidak minim akan unsur gizi, karena tapioca yang berasal
dari singkong mengandung unsur-unsur gizi yaitu antara lain kalori, protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C,
dan air. Dari unsur-unsur gizi yang terkandung didalamnya maka konsumen
akan semakin percaya bahwa produk aman untuk dikonsumsi, dan
Tapiocrezzz dijamin berpeluang untuk bersaing dengan produk street food
lainya.
2.2.2. Evaluasi dan Prioritas Proyek
Pada kegiatan brainstorming yang telah dilakukan pada salah satu
ukm ataupun franchise yaitu pada franchise produk `Ichiban Creepes’ kami
mendapat ide untuk membuat produk serupa namun berbeda dari biasanya.
Cara yang kami gunakan awalnya yaitu mengganti bahan baku utamanya,
dan yang kita pilih adalah tepung tapioka. Resep dari produk ‘Ichiban
Creepes’ hasil brainstorming memang tidak diketahui secara jelas karena
merupakan resep rahasia perusahaan yang tidak boleh sembarangan
diketahui oleh khalayak. Pihak franchise pun hanya menerima adonan yang
sudah siap dibentuk dari pusat yang berada di Jepang. Itu artinya adonan
utama yang digunakan bisa jadi mengandung pengawet karena kita tahu
bahan atau adonan yang dikirim dari luar negeri dalam jangka waktu lama,
memerlukan perlakuan khusus agar pada saat sampai pada negara atau kota
tujuan masih dalam keadaan dan kualitas yang baik. Padahal produk yang
berbahan pengawet buatan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Harga produk creepes dari
Ichiban Creepes juga terbilang mahal jika dibandingkan dengan produk street
snack food lainya atau produk creepes lainya seperti D’creepes, O la la
Creepes, dsb padahal jajanan creepes sangatlah disukai oleh semua
kalangan karena bentuknya yang unik dan berbagai varian rasa toping yang
mereka tawarkan.
Dari beberapa hasil pertimbangan, maka telah diputuskan bahwa kami
akan membuat produk serupa atau hampir sama dengan creepes, namun
mengganti bahan baku utamanya yaitu Tapioka yang mudah didapat dan
juga murah. Tapioka juga mengandung beberapa unsur gizi dan vitamin yang
dapat memenuhi kebutuhan mineral tubuh. Selain itu, Produk kami juga tidak
mengandung pengawet sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan
mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Dengan tidak
mengesampingkan kualitas produk, maka bahan yang digunakan untuk
pembuatan Tapiocrezzz sendiri merupakan bahan dengan kualitas baik,
bersih, dan bebas pengawet. Karena bahan yang digunakan mudah didapat
dan terbilang murah, maka harga dari produk juga terjangkau sehingga
Tapiocrezzz diharapkan bisa bersaing dengan produk creepes lainya bahkan
produk street snack lainya.
2.2.3. Evaluasi Peluang Produk Baru
Beberapa faktor yang diperhatikan dalam proses perencanaan produk
Tapiocrezzz ini antara lain pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan
konsumen terkait produk Tapiocrezzz, hal - hal yang diharapkan konsumen
dari produk Tapiocrezzz seperti tampilan, rasa dan kandungan gizi. Tampilan,
rasa serta kandungan gizi tersebut sangat berpengaruh pada pemsaran,
contohnya jika tampilan dari Tapiocrezzz ini menarik maka consumen akan
tertarik pada produk kita. Berikutnya adalah sumber daya yang mendukung
terhadap pengembangan produk Tapiocrezzz, dalam hal ini berhubungan
dengan bahan baku yang digunakan yaitu tepung tapioka yang melimpah
ketersediaannya dipasar yang tidak banyak digunakan/ dimanfaatkan
masyarakat.
2.2.4. Perencanaan Pra Proyek Lengkap
Sebelum prodak diluncurkan, maka harus ada perencanaan yang
matang, agar proyek yang akan kita lakukan berjalan dengan lancar dan
tepat sasaran. Ada beberapa tahapan perencanaan dalam proses
pengembangan produk.
1. Tahap pertama adalah pembangkitan ide, produk Tapiocrezzz ini berasal
dari sumber ide paling potensial yaitu tepung tapioka yang jarang di gunakan
oleh masyarakat.
2. Tahapkedua adalah pengembangan konsep dimana setelah menemukan
ide itu apa yang dalam hal ini adalah Tapiocrezzz, kita dituntut berpikir untuk
dapat menciptakan konsep konsep baru, seperti dari aspek varian rasa,
kandungan gizi, kemasan sampai pemasaran.
3. Tahap ketiga adalah pengembangan dimana hal ini kita mengaplikasikan
konsep baru tadi. Kita melakukan percobaan pelaksanaan terhadap konsep
baru.
4. Tahap keempat yaitu percobaan membuat produk Tapiocrezzz dari
tepung tropika yang dikombinasikan dengan berbagai macam toping.
5. Tahap kelima yaitu kita membuat range harga yang pantas untuk produk
Tapiocrezzz, tentunya harga dari Tapiocrezzz tergantung pada toping yang
diaplikasikan, semakin banyak menggunakan toping maka semakin mahal
harganya.
6. Tahap keenam adalah percobaan dan pengujian pasar (market trial).
Dalam hal ini produk Tapiocrezzz yang kita buat di coba dipasarkan. Kita
berikan produk Tapiocrezzz kepda teman-teman di kampus, pastinya kita
akan memberikan secara gratis Tapiocrezzz ini, apakah ada tanggapan baik
ataupun respon baik terhadap Tapiocrezzz ini dipasaran. Apabila pada tahap
ini respon pasar baik lalu kita segera meluncurkan produk baru kita, namun
apabila ada saran saran yang sifatnya membangun kita tampung semuanya
untuk didiskusikan demi perubahan yang lebih baik.
7. Tahap ketuju yaitu menyusun strategi penjualan, mencocokkan harga
dengan toping yang digunakan, dimana produk bisa dipasarkan, siapa
pangsa pasarnya, dan bagaimana laba penjualan.
8. Tahap delapan adalah lauching produk Tapiocrezzz yang rencananya
akan diadakan pameran di Fakultas.
9. Tahap terakhir adalah Improve The Product, dimana kita melakukan
perbaikan ke arah yang lebih baik melihat hasil dari launching yang kami
lakukan, aspek perubahan bisa dari segi produksi, bahan baku, persediaan,
kemasan sampai pemasaran. Beberapa proses tersebut merupakan tahap
yang harus diperhatikan dalam rangka pengembangan produk baru dan agar
produk yang mampu mencapai tujuan bisnis.
2.3. Karakteristik Produk
a. Produknya Unik dan Unggul
Dilihat dari keunikan dan keunggulannya, Tapiocrezzz memiliki
keunggulan dalam menambah nilai jual tepung tapioka. Menginovasi suatu
produk tidak harus selalu dengan menciptakan yang baru, kemampuan
mengolah produk-produk yang sudah ada dengan sesuatu yang baru juga
bisa disebut dengan inovasi.
b. Berorientasi Pasar
Produk yang baik adalah produk yang berorientasi pasar. Apabila
penciptaan suatu produk didasari oleh pengetahuan pasar (market driven)
dan berfokus pada konsumen, maka produk tersebut dapat memenuhi apa
yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Begitu pula
dengan Tapiocrezzz pada awal pengembangan ide, telah dilakukan
brainstorming terhadap usaha sejenis yang sudah lebih dulu ada untuk
mengetahui bagaimana peluang usaha yang ada. Selain itu, juga telah
dilakukan survey mengenai minat konsumen terhadap Tapiocrezzz.
c. Melakukan Persiapan Sebelum Produk Dikembangkan
Sebelum produk dikembangkan ada berbagai persiapan yang dilakukan.
Pertama, mengumpulkan informasi tentang produk yang akan dibuat dan
dikembangkan, apa sudah ada produk sejenis di pasar. Kedua, mencari tahu
peluang pasar untuk mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya dan
bagaimana tanggapan pasar terhadap produk yang akan dikembangkan.
Ketiga, mengumpulkan berbagai informasi mengenai ketersediaan bahan
baku dan supplier yang akan dipilih. Keempat, mencari tahu harga-harga
bahan baku yang akan digunakan untuk menghitung kisaran harga jual
apakah lebih mahal atau lebih murah bila dibandingkan dengan harga
produk di pasar.
d. Perumusan Definisi dan Konsep Produk pada Awal Proses
Perumusan definisi dan konsep produk dengan jelas akan sangat
membantu dalam proses pembuatan produk karena produsen telah
mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan apa saja resiko yang mungkin
terjadi, baik secara internal maupun eksternal. Salah satu manfaat dari
perumusan definisi dan konsep produk yang jelas, yaitu produsen akan tahu
bagaimana kemampuan yang dimiliki, serta menimbulkan kesiapan dalam
menghadapi peluang dan kendala yang akan terjadi. Perumusan definisi dan
konsep Tapiocrezzz juga telah dilakukan dengan jelas, bahwa yang ingin
ditonjolkan dari Tapiocrezzz adalah nilai tambah (added value) yang
terdapat pada produk karena sebelumnya belum ada produsen yang mampu
memproduksi produk seperti Tapiocrezzz. Lalu dari proses ini, juga diketahui
apa saja yang harus disediakan, mulai dari bahan baku, peralatan yang
digunakan, serta bagaimana produk ini akan dikemas. Selain itu juga
diketahui bagaimana kondisi pasar, apa produk ini diminati pasar dan layak
dijual ke pasar atau tidak, berapa modal yang harus disediakan, siapa
pangsa pasarnya, dan lain-lain.
e. Ketersediaan Sumber Daya dan Sarana
Ketersediaan sumber daya dan sarana memegang peranan penting
dalam menjalankan suatu usaha. Ketersediaan sumber daya dan sarana,
meliputi ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan bahan baku,
peralatan yang digunakan, serta modal yang dibutuhkan. Ketersediaan
bahan baku akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu usaha. Bila
produsen tidak mampu menyediakan bahan baku yang akan digunakan
untuk proses produksi, maka kontinuitas produk ini tidak dapat dijamin.
Karena bahan baku untuk membuat Tapiocrezzz sangat mudah ditemukan
dan tersedia sepanjang tahun, maka kontinuitas produk dapat terjaga. Untuk
saat ini, pembuatan Tapiocrezzz tidak membutuhkan peralatan yang serba
canggih karena hanya membutuhkan peralatan dapur, seperti kompor,
spatula, baskom, sendok, ayakan (mesh) dan teflon. Kemudian, modal yang
dibutuhkan tidak begitu besar karena karena bahan baku yang digunakan
tidak sulit ditemukan dan harganya relatif stabil dan murah, selain itu juga
karena proses produksinya mudah sehingga tidak menghabiskan energi
terlalu banyak, jadi pengeluaran dari segi finansial masih dapat ditekan.
2.4. Kemasan
2.4.1. Desain Kemasan
Gambar 1. LogoTapiocrezzz
Gambar 2. Kemasan primer depan dan belakang
2.4.2. Unsur Kemasan
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah sebagai wadah dan
melindungi produk dari kerusakan-kerusakan baik secara fisik, biologis
maupun kimiawi. Kemasan juga berfungsi agar produk mudah disimpan,
diangkut, dan dipasarkan. Menurut (Sutarminingsih, 2012) secara umum,
fungsi kemasan adalah sebagai berikut ;
1. Sebagai wadah bagi produk yang bersangkutan
2. Melindungi produk
3. Mengamankan produk
4. Menjaga keawetan produk
5. Memuat informasi mengenai produk yang bersangkutan
6. Memudahkan distribusi
7. Memudahkan konsumen dalam membeli, membawa, dan menikmatinya
8. Merupakan alat penjualan/promosi bagi produk di dalamnya
9. Meningkatkan laba perusahaan
Fungsi tambahan dari kemasan ialah memiliki peran penting sebagai
sarana promosi dan informasi bagi konsumen. Kemasan dalam dunia
perdagangan dinilai sangat penting, untuk itulah para produsen harus dapat
menciptakan kemasan yang fungsional dan menarik. Terdapat bebrapa unsur
yang harus diperhatikan dalam pembuatan kemasan, yaitu :
a. Ukuran
Tapiocrezzz di kemas dalam kemasan kertas glasin dengan berat
sebesar 100 gram.
b. Bahan
Sifat Tapioka Brazil pada umumnya kering, Untuk ketebalanya cukup
tipis, teksturnya kasar dan sedikit kenyal dikarenakan bahan yang digunakan
dari tapioca.
c. Bentuk
Bentuk dari kemasan ini adalah segitiga kerucut agar mudah dipegang
dan juga memudahkan konsumen untuk memakanya. Permukaan kertas
glasin licin karena adanya proses pengecatan (calendaring)
d. Gambar
Gambar yang ada pada kemasan atau logo kemasan merupakan gambar
bentuk Tapiocrezz. Warna coklat didapatkan dari warna setelah pengorengan
yang menyebabkan sebagian kulit Tapiocrezzz warna coklat. Adanya asap
menunjukan kita mengemasnya dalam keadaan fresh masih hangat.
e. Tanda Merk
Tanda merk tertulis dalam logo yang dibuat, ditulis dengan huruf
berwarna putih menandakan warna asli tapioca dan warna coklat dari warna
matang produk ini. untuk bentuk lingkaran adalah bentuk dari Tapiocacrezzz.
f. Label
Label kemasan berisi beberapa informasi mengenai produk seperti nama
produk, slogan, komposisi dan alamat media social.
g. Komposisi Bahan
Informasi mengenai komposisi bahan dicantumkan pada bagian cover
belakang kemasan.
h. Harga Produk
Harga produk tidak dicantumkan pada kemasan sehingga apabila terjadi
perubahan harga tidak perlu mengganti desain kemasan.