proposal ptk volly

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dalam masyarakat yang memiliki peranan penting dalam mengantarkan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang disajikan pada pendidikan formal dari SD, SMP, SMA. Dalam melaksanakan tugasnya guru pendidikan jasmani dan olahraga diharapkan dapat memiliki keterampilan untuk meningkatkan ketrampilan siswa melalui pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan, agar siswa lebih antusias untuk mengikuti pelajaran dengan tujuan pendidikan jasmani dapat tercapai. Pendidikan jasmani merupakan salah satu bentuk pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari

Upload: yosvensa-setiawan

Post on 17-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dalam masyarakat yang memiliki peranan penting dalam mengantarkan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang disajikan pada pendidikan formal dari SD, SMP, SMA. Dalam melaksanakan tugasnya guru pendidikan jasmani dan olahraga diharapkan dapat memiliki keterampilan untuk meningkatkan ketrampilan siswa melalui pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan, agar siswa lebih antusias untuk mengikuti pelajaran dengan tujuan pendidikan jasmani dapat tercapai. Pendidikan jasmani merupakan salah satu bentuk pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses keseluruhan yang mempunyai tujuan dalam pembentukan kognitif, afektif, psikomotor, dan fisik seseorang. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 702) menyatakan bahwa:Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, merupakan keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menurut BSNP (2006: 513-514) meliputi permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan.Salah satu permainan dan olahraga yang diajarkan untuk siswa SMA kelas XII Semester 1 adalah permainan bola voli. Salah satu tehnik dasar dan wajib dikuasai oleh setiap pemain bola voli adalah tehnik pasing. Tanpa adanya penguasaan tehnik pasing yang baik, maka sebuah tim tidak akan mampu menghadapi pertandingan dengan baik. Karena, pasing adalah langkah awal yang akan menentukan kemampuan sebuah tim untuk bertahan dan melakukan penyerangan. Dengan adanya penguasaan tehnik pasing yang baik, maka seorang setter akan lebih mudah dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan diset. Dengan demikian, sang attacker-pun akan dapat melakukan spike secara maksimal.Dengan kata lain, pasing juga biasa dikenal dengan sebutan reception, yaitu sebuah usaha tim dalam rangka menerima, menahan, dan mengendalikan servis atau segala bentuk penyerangan yang dilakukan oleh tim lawan. Pasing yang baik, bukanlah pasing yang hanya mampu mencegah bola agar tidak jatuh atau menyentuh area timnya, tetapi juga harus mampu mencapai posisi setter dengan arah yang tepat, serta dengan gerakan dan kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang setter dan attacker akan mampu menciptakan berbagai variasi serangan dengan mudah.Sebenarnya, tehnik pasing ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tehnik Underarm pass (passing bawah) dan Overhand pass (passing atas). Underarm pass atau yang juga biasa dikenal dengan sebutan bump, dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu, dengan arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah pada bagian dalam. Tehnik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu dengan ketinggian sekitar batas pinggang pemain. Sedangkan Overhand pass adalah tehnik pass yang dilakukan dengan menggunakan ujung jemari tangan, seperti ketika melakukan set. Teknik ini dilakukan pada posisi di atas kepala.Dalam mengoptimalkan pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli, perlu mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa, serta faktor-faktor penyebab dalam pembelajaran. Untuk itu perlu adanya penelitian sehingga dapat mengetahui masalah-masalah pokok tersebut. Dengan diadakan penelitian diharapkan diketahui permasalahan yang terjadi sehingga dapat mencari pemecahannya.Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Durenan yang dilaksanakan pada tanggal 4 November 2011 dengan kompetensi pasing bawah bola voli yang dilakukan oleh siswa kelas XII IPS 1 di lapangan bola voli. Guru yang mengajar menerapkan gaya komando yaitu guru memberikan intruksi kepada siswa untuk melakukan gerakan setelah guru memberikan contoh gerakan pasing bawah bola voli yang menggunakan 2 buah bola voli yang dipakai oleh 35 siswa. Pada pembelajaran tersebut banyak siswa yang duduk duduk di pinggir lapangan dari, 35 siswa hanya 4 siswa yang menggunakan bola voli secara berpasangan. Hali ini menyebabkan proses pembelajaran tidak menyenangkan dan mengakibatkan siswa malas untuk aktif bergerak. Guru memberikan contoh gerakan pada siswa secara global, sehingga mempengaruhi hasil dari tes keterampilan pasing bawah bola voli dimana siswa pada saat dilakukan evaluasi melakukan banyak kesalahan kesalahan. Berikut data hasil tes keterampilan pasing bawah bola voli, (1) 11,43 % atau 4 siswa melakukan kesalahan pada posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan dan arah bola tidak tepat ke sasaran saat melakukan pasing bawah, (2) 22,87 % atau 8 siswa melakukan kesalahan pada posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan , lutut tidak ditekuk dengan posisi badan agak condong ke depan, dan kedua lengan tidak lurus dengan kedua ibu jari dirapatkan, perkenaan bola tidak pada kedua lengan pada saat melakukan pssing bawah bola voli, (3) 45,72 atau 16 siswa melakukan kesalahan pada posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan, kedua lengan tidak lurus dengan kedua ibu jari dirapatkan, perkenaan bola tidak pada kedua lengan, arah bola tidak tepat ke sasaran, (4) 14,29% atau 5 siswa yang bisa melakukan tes keterampilan pasing bawah bola voli dengan benar.Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di identifikasi permasalahan sebagai berikut; (1) siswa tidak aktif selama pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang menggunakan gaya komando, (2) frekuensi belajar kurang, (3) siswa tidak menguasai gerakan pasing bawah. Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran dengan teknik dasar pasing bawah bola voli, agar siswa senang pada pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli. Model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran keterampilan teknik dasar pasing bawah bola voli menggunakan model pembelajaran metode part whole (bagian secara keseluruhan).Kelebihan dari gaya part whole dari gaya pembelajaran yang lain adalah merupakan metode pendekatan motor learning yang mengajarkan aktivitas jasmani berdasarkan klasifikasi keterampilan dan teori proses informasi yang diterima. Part whole (bagian keseluruhan) akan sesuai untuk pembelajaran teknik dasar, yaitu dari bagian-bagian teknik hingga teknik secara keseluruhan (Widijito, 2011 : 11). Jadi proses pembelajaran menggunakan metode part whole akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang setelah itu dirangkaikan menjadi satu kesatuan.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan disusun penelitian dengan judul: Meningkatkan Keterampilan Pasing Bawah Bola Voli Menggunakan Gaya Pembelajaran Part Whole Untuk Siswa Kelas X IPS 1 Di SMA Negeri 1 Durenan.B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Mengacu pada permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah meningkatkan keterampilan teknik dasar pasing bawah bola voli dengan menggunakan gaya part wholel untuk SMA Negeri 1 Durenan. Sehingga dengan menggunakan gaya part whole siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa akan lebih bertanggungjawab.C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian yang akan dilakukan ini yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran part whole dalam melakukan teknik dasar pasing bawah bola voli, maka akan meningkatkan keterampilan pasing bawah bola voli untuk siswa kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 1 Durenan Kabupaten Trenggalek.D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa Karena ketidaksukaan siswa dengan pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli. Maka dikembangkan metode pembelajaran teknik dasar pasing bawah bola voli menggunakan gaya resiprokal, dimana siswa diberi tanggung jawab untuk mengevaluasi temannya dengan bantuan guru.2. Bagi Guru Pendidikan JasmaniHasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, perbendaharaan, dan sebagai pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.3. Bagi Jurusan Ilmu KeolahragaanDengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan bagi Jurusan Ilmu Keolahragaan untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa, dengan mempersiapkan mahasiswa yang kompeten dibidangnya masingmasing.4. Bagi SekolahDengan adanya penelitian ini, sekolah dapat memanfaatkan dan meningkatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan kualitas pendidikan, dan membuat jalannya proses belajar mengajar menyenangkan dan siswa aktif bergerak.5. Bagi PenelitiHasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan diri dalam mempersiapkan profesi keguruan yang akan bermanfaat ke depannya saat mengajar, selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis.E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian1. Ruang lingkupRuang lingkup penelitian akan dipaparkan seperti pada tabel 1.2 sebagai berikut:Tabel 1.2 penjabaran ruang lingkup penelitianKonsepVariableIndikator

Meningkatkan keterampilan pasing bawah bola voli Sikap awal Kaki saling bersilangan yang satu lebih kemuka dari kaki yang lain (bagi pemain bukan kidal kaki kiri yang harus di depan) Jarak antara kedua kaki, diatur sedemikian rupa sehigga titik tumpu/keseimbangan badan di tengah-tengah antara kaki. Kadua kaki sedikit ditekuk Posisi badan agak condong ke depan Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola

Sikap tangan Tangan yang satu agak digenggam Tangan yang lain merangkupnya sehingga posisinya adalah kedua ibu jari saling berdekatan sejajar Kedua tangan terjulur dalam keadaan lurus Tempatkan kedua lengan sedemikian rupa di depan badan.

Pelaksanaan

yang selebar tengkuk agar bola dapat Begitu bola datang beri ayunan lengan kemudian julurkan lengan untuk menyongsong bola Siku tidak boleh ditekuk. Lengan dan tangan dalam keadaan lurus Pada saat akan terjadi pukulan , arahkan badan sehingga menghadap datangnya bola Perkenaan bola harus diusahakan tepat dilengan dari pergelangan tangan dan dengan bidang melambung secara stabil

Sikap akhir Setelah bola mengenai lengan dorong tangan kedepan sampai lurus sejajar dengan bahu

2. Keterbatasan PenelitianKeterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Durenan dengan jumlah 35 siswa di tahun ajaran 2011-20122. Penelitian ini hanya terfokus pada keterampilan pasing bawah bola voliF. Definisi Istilah1. Pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan.2. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, merupakan keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan social, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 3. Gaya mengajar part whole adalah salah satu gaya mengajar yang merupakan metode pembelajaran dari bagian-bagian dasar hingga bagian keseluruhan yang lebih kompleks yang akan sesuai untuk pembelajaran teknik dasar4. Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama ation) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di HolyokeMintonette.Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Educ, Massachusetts (Amerika Serikat).5. Pasing bawah bola voli dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu, dengan arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah pada bagian dalam. Teknik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu dengan ketinggian sekitar batas pinggang pemain.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran1. Pengertian PembelajaranPembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa atau si belajar dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan (Setyosari, 2001 : 4). Dengan kata lain, pembelajaran adalah wujud tindakan dari aktivitas-aktivitas yang difokuskan pada si belajar yang mempelajari hal-hal khusus.Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogam dalam desain istruksional untuk membuat siswa belajar lebih aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Salah satu keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksakan pembelajaran (Dimyati dan Mujiono, 1994:159).Panen (2007: 17) menyatakan pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar yang di tandai dengan adanya perubahan prilaku individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan informasi dan aktivitas-aktivitas untuk membantu dan memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan.

2. Strategi PembelajaranDalam proses penyampaian materi seorang guru harus mempunyai strategi yang tepat dalam pembelajaran. Agar siswa mampu mencapai kemampuan dasar yang diinginkan guru dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus pandai dalam menggunakan strategi pembelajaran dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.Widijoto (2009:4), strategi pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan atau materi kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara efektif dan efesien. Sedangkan menurut Sanjaya (2005:99) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran diajukan sebagai penataan cara-cara yang tersusun dalam suatu tatanan yang utuh dan dengan urutan langkah yang jelas untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.Beberapa penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi Dari bpembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru menggunakan gaya yang sesuai agar siswa dapat senyaman mungkin selama mengikuti proses belajar mengajar.

3. Model PembelajaranModel pembelajaran adalah bentuk kegiatan yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan proses proses atau tahap-tahap yang dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran, tahap ini biasanya disampaikan dalam bentuk suatu diagram, alur model, dan sebagainya (Styosari, 2001 : 106). Sedangkan menurut Widijoto (2006 :6) model pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan atau materi kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien.Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan model pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan menyampaikan pesan atau materi kepada siswa oleh guru dengan mengembangkan bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

B. Pengertian Pendidikan Jasmani

Menurut Syarifudin (1997:2) pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai aktifitas yang mengembangkan individu secara organ, neuromaskuler, intelektual, dan emosional. Husdarta ( 2009:21) pendidikan jasmani adalah suatu program pendidikan lewat gerak permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Sedangkan menurut Tamat dan Mirman (2008:1.5) pendidikan jasmani merupakan usaha untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani, usaha tersebut merupakan kegiatan jasmani atau fisik yang di program secara ilmiah, terarah, dan sistematis, yang disusun oleh lembaga pendidikan yang berkompeten . Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 702) menyatakan bahwa:Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, merupakan keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih dan direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan jasmani secara keseluruhan, yang berujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.1. Tujuan Pendidikan Jasmani

Menurut BNSP (2006:648-649) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:(1)Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, (2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, (3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, (4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, (5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, dan disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, (6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendri, orang lain, dan lingkungan, (7) Memahami konsep pendidikan jasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah mengembangkan keterampilan diri dalam upaya mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani, sporti, jujur, disiplin, selalu berfikir positif, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis.C. Pengertian Bola Volibola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis/ukuran lapangan , angka kemenangan yang digunakan untuk keperluan tertentu. Namun pada hakekatnya permainan bola voli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya. Permainan bola voli merupakan permainan beregu diatas lapangan berukuran panjang 18m dan lebar 9m, dibatasi oleh garis selebar 5cm. Ditengah lapangan ada garis sepanjang 9m, yang membelah lapangan menjadi 2 sama besar. Lurus diatasnya terdapat net, dengan tinggi untuk putra 2, 43m dan untuk putri 2,24m. Terdapat 2 regu yang saling berhadapan dan setiap regu terdapat 6 pemain, 3 pemain sebagai pemain penyerang dan 3 lainnya sebagai bertahan. (Viera, dkk. 2003:3-4)Menurut Durrwacher (1982:1-2) permainan bola voli mempunyai segi positif: (1) lapangan permainan relative kecil, perlengkapan sederhana, (2) sifat permainan tidak berubah apabila lapangan dipersempit atau jumlah permainan dikurangi, (3) gagasan permainan sederhana, (4) kekuatan regu sangat tergantung dari semangat bermain serta kemampuan semua pemain, (5) kecepatan reaksi kelincahan kewaspadaan serta kemampuan konsentrasi dan daya loncat sangat dilatih, (6) resiko cidera sangat kecil.

D. Pasing Bawah Bola VoliPasing bawah adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan teknik tertentu untuk mengoperkan bola menggunakan lengan sisi bagian dalam untuk dimainkanya kepada teman seregu untuk dimainkan dilapangan sendiri.Keguanaan Teknik Pasing bawah, (1) untuk penerimaan bola servis, (2) untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa serangan / smash, (3) untuk pengambilan bola setelah terjadi blok atau bola dari pantulan net, (4) untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh dari lapangan permainan, (5) untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya. Tahapan melakukan teknik pasing bawah adalah, (I) tahap persiapan, bergerak ke arah datangnya bola, genggam jemari tangan, kaki dalam posisi merenggang dengan santai , bahu terbuka, tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah, bentuk landasan dengan lengan, sikut terkunci dan lengan sejajar dengan paha, pinggang lurus dan pandangan ke arah bola gerakan persiapan, (2) tahap pelaksanaan , terima bola di depan badan, kaki sedikit diulurkan, berat badan di alihkan ke depan, pukulah bola jauh dari badan, pinggul bergerak ke depan, perhatikan bola saat menyentuhlengan, perkenaan pada lengan bagian dalam pada permukaan yang luas diantara pergelangan tangan dan siku gerakan pelaksanaan perkenaan bola, (3) tahap gerakan lanjutan, jari tangan tetap digenggam, sikut tetap terkunci, landasan mengikuti bola ke sasaran, pindahkan berat badan ke arah sasaran, perhatikan bola bergerak ke sasaran Drs. Nuril Ahmadi.(2007).E. Metode Part WholeMenurut Widijoto (2011: 11) part whole merupakan pendekatan motor learning yang mengajarkan aktivitas jasmani berdasakan klasifikasi keterampilan dan teori informasi yang diterima. Part-whole (bagian - bagian) akan sesuai untuk pembelajaran teknik dasar, yaitu dari bagian bagian dari teknik hingga teknik secara keseluruhan. Jadi, dapat disimpulkan dalam metode ini teknik gerakan yang sebenarnya akan dipecah-pecah kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan rangkaian.Adisuyanto (2009:22) menyatakan metode bagian merupakan bentuk pembelajaran pemecahan satu bagian yang lebih kecil. Pemecahan gerak menjadi bagian kecil, mempunyai tujuan menghilangkan atau memperkecil kemungkinan melakukan kesalahan gerak.Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa metode part whole adalah merupakan bentuk pembelajaran dengan memecah teknik gerakan menjadi bagian bagian kemudian dirangkai menjadi gerakan satu kesatuan. Berikut ini adalah bagian bagian (part) untuk pembelajaran pasing bawah bola voli dengan aktivitas sebagai berikut:1. Dengan sikap awal sebelum melakukan pasing bawah bola voli. Kaki saling bersilangan yang satu lebih kemuka dari kaki yang lain (bagi pemain bukan kidal kaki kiri yang harus di depan) Jarak antara kedua kaki, diatur sedemikian rupa sehigga titik tumpu/keseimbangan badan di tengah-tengah antara kaki. Kedua kaki sedikit ditekuk. Posisi badan agak condong ke depan. Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola.Gambar 2.1 Gerakan bagian pertama (part 1) 2. Tangan yang satu agak digenggam, tangan yang lain merangkupnya sehingga posisinya adalah kedua ibu jari saling berdekatan sejajar, kedua tangan terjulur dalam keadaan lurus, tempatkan kedua lengan sedemikian rupa di depan badan. Bola mengenai lengan bawah terjulur lurus.

Gambar 2.2 Gerakan bagian kedua (part 2)3. Begitu bola datang beri ayunan lengan kemudian julurkan lengan untuk menyongsong bola, siku tidak boleh ditekuk, lengan dan tangan dalam keadaan lurus, pada saat akan terjadi pukulan , arahkan badan sehingga menghadap datangnya bola, perkenaan bola harus diusahakan tepat dilengan dari pergelangan tangan dan dengan bidang melambung secara stabil.

Gambar 2.3 Gerakan bagian ketiga (part 3)4. Setelah bola mengenai lengan dorong tangan kedepan sampai lurus sejajar dengan bahu.

Gambar 2.4 Gerakan bagian keempat (part 4)

Bagian diatas merupakan keterangan dari metode bagian (part) untuk pembelajaran pasing bawah bola voli, dibawah ini keterangan dari metode keseluruhan (whole) untuk pembelajaran pasing bawah bola voli dengan aktivitas sebagai berikut:Dengan sikap awal sebelum melakukan pasing bawah bola voli. Kaki saling bersilangan yang satu lebih kemuka dari kaki yang lain (bagi pemain bukan kidal kaki kiri yang harus di depan) Jarak antara kedua kaki, diatur sedemikian rupa sehigga titik tumpu/keseimbangan badan di tengah-tengah antara kaki. Kedua kaki sedikit ditekuk. Posisi badan agak condong ke depan. Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola, (bagian kedua) tangan yang satu agak digenggam, tangan yang lain merangkupnya sehingga posisinya adalah kedua ibu jari saling berdekatan sejajar, kedua tangan terjulur dalam keadaan lurus, tempatkan kedua lengan sedemikian rupa di depan badan, bola mengenai lengan bawah terjulur lurus. Begitu bola datang beri ayunan lengan kemudian julurkan lengan untuk menyongsong bola, siku tidak boleh ditekuk, lengan dan tangan dalam keadaan lurus, pada saat akan terjadi pukulan , arahkan badan sehingga menghadap datangnya bola, perkenaan bola harus diusahakan tepat dilengan dari pergelangan tangan dan dengan bidang melambung secara stabil. Setelah bola mengenai lengan dorong tangan kedepan sampai lurus sejajar dengan bahu.

Gambar 2.5 Gerakan bagian keseluruhan (whole)

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Pendekatan PenelitianPenelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan pasing bola voli siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Durenan Kabupaten Trenggalek. Dilihat dari tujuannya penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto, Suhardjono & Supardi (2007:3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Reserch (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga kata pengertian yang dapat diterangkan.1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasiyang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.2. Tindakan menunjuk pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.Menurut (Hopkins, 1993:44) Penelitian kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive atau suatu usaha seoramg untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan1. Kehadiran PenelitiPenelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai rekan kerja bagi guru pendidikan jasmani yaitu saling bekerjasama atau berkolaborasi dalam menyusun konsep tindakan yang akan dilakukan. Jadi, dalam pembuatan konsep tindakan peneliti tidak hanya menyusun berdasarkan pemikiran pemikiran peneliti saja melainkan juga harus memperhatikan pemikiran pemikiran guru pendidikan jasmani.2. Peran Peneliti di LapanganPeran peneliti di lapangan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini sebagai pengamat (observer) yang berkolaborasi atau berkerjasama dengan guru bidang studi yang bersangkutan yaitu guru pendidikan jasmani dalam memecahkan masalh yang ada. Dalam hal ini masalah yang dipermasalahkan mengenai keterampilan pasing bawah bola voli di SMA Negeri 1 Durenan pada siswa kelas XII IPS semester 1 tahun ajaran 2010-2011. Jadi peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, observasi, refleksi, pengumpulan data, dan menganalisis data yang terkumpul.

C. Kancah Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Durenan yang terletak di Jl. Kendalrejo No 82 Durenan Trenggalek. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XII IPS semester 1 tahun ajaran 2011-2012 yang berjumlah 35 siswa.D. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Durenan semester 1 tahun ajaran 2011-2012 yang berjumlah 35 siswa.E. Data dan Sumber DataData dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani SMA Negeri 1 Durenan selaku pemberi pembelajaran pasing bawah bola voli, peneliti sebagai pengamat atau observer serta siswa sebagai pelaku yang diajar. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, maka diperoleh data 4 siswa melakukan kesalahan pada posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan dan arah bola tidak tepat ke sasaran saat melakukan pasing bawah, 8 siswa melakukan kesalahan pada posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan , lutut tidak ditekuk dengan posisi badan agak condong ke depan, dan kedua lengan tidak lurus dengan kedua ibu jari dirapatkan, perkenaan bola tidak pada kedua lengan pada saat melakukan pasing bawah bola voli, 16 siswa melakukan kesalahan pada posisi kaki tidak selebar bahu salah satu kaki berada di depan, kedua lengan tidak lurus dengan kedua ibu jari dirapatkan, perkenaan bola tidak pada kedua lengan, arah bola tidak tepat ke sasaran, 5 siswa yang bisa melakukan tes keterampilan pasing bawah bola voli dengan benar.

F. Pengumpulan DataDalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan beberapa cara yang terdiri dari observasi, tes, wawancara, dokumentasi, dan catatan laporan hasil kegiatan di lapangan. Penjelasannya sebagai berikut:1. ObservasiSeringkali orang mengartikan observasi sebagi suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra Winarno (201: 102) .2. Tes Kirkendall (1980) mengemukakan tes adalah instrument yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek. Tes yang diberikan dalam hal ini adalah tes tentang keterampilan pasing bawah bola voli pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Durenan Kabupaten Trenggalek. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima pembelajran yang diberikan oleh guru Pendidikan Jasmani dan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mempraktekkan materi yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani.3. WawancaraInterviu sering disebut dengan istilah wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer). Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variable, latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu Winarno (2011:100).4. DokumentasiDokumentasi dalam penelitian ini berupa scenario pembelajran. Daftar nama siswa, rubrik penelian, gambar atau foto saat pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Durenan Kabupaten Trenggalek. Dokumentasi ini sangat penting digunakan dalam keperluan penelitian sebagai bukti penelitian.G. Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi1. Analisis DataDalam tahap analisis data ini yang dilakukan adalah member kode jawaban atau catatan pada lembar observasi, setelah itu menganalisis dengan tujuan penelitian bab 1 untuk mengetahui bagaimana peningkatan Keterampilan Pasing Bawah Bola Voli siswa Kelas XII IPS SMA Negeri Durenan menggunakan Metode Pembelajaran Part Whole.Sesuai dengan tujuan peneliti, maka teknik analisis statistik yang bermaksud mendeskripsikan sifat-sifat sampel atau populasi dengan presentase. Dimana presentase adalah rata-rata dikali 100%, dengan rumus sebagai berikut:P= F/N x 100%

Keterangan: P = presentase tentang peningkatan lompat jauh gaya menggantungF = frekuensi atau jumlah nilaiN = jumlah keseluruhan sampelNoPersentaseKlasifikasi

176% - 100%Baik

256% - 75%Cukup baik

340% - 55%Kurang baik

4< 40% Tidak baik

(Sumber Arikunto, 2006:334)Hasil presentase diperoleh dari jumlah subjek yang melaksanakan tiap gerakan yang salah dan gerakan yang benar (0 dan 1) dibagi dengan seluruh objek dan dikaitkan dengan 100%.2. EvaluasiEvaluasi dilaksanakan untuk megetahui keefektifan tindakan dan kesesuaian dampak tindakan dengan apa yang diharapkan peneliti. Tindakan yang diberikan dalam upaya meningkatkan keterampilan pasing bawah bola voli kelas XII SMA Negeri 1 Durenan dengan memberikan metode part whole.3. RefleksiRefleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses, yaitu apa yang telah dan belum terjadi, apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa suatu hal terjadi demikian, dan tindak lanjut apa yang perlu diperlukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan situasi yang dari awal memicu keinginann peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Komponen-komponen refleksi tersebut adalah analisis, pemaknaan, penyimpulan, dan tindak lanjut.H. Prosedur PenelitianPenelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing kegiatan yang ada dalam setiap siklusnya adalah (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, (refleksi) yang dapat digambarkan pada gambar 3.1.Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, suhadjono & Supardi, 2010: 16)Secara operasional langkah langkah penelitian adalah sebagai berikut:1. Melakukan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 4 November 2011 pada siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Durenan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketuntasan siswa kelas XII IPS dalam keterampilan pasing bawah bola voli, serta mengetahui masalah apa yang terjadi sebagai penyebab ketidaktuntasan menguasai keterampilan pasing bawah bola voli.2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 4 November 2011.3. Memulai menyusun proposal skripsi dari Bab I sampai Bab III dengan bimbingan dari dosen pembimbing.4. Melakukan seminar proposal yang telah dibuat.5. Meminta surat pengantar izin dari fakultas untuk melakukan penelitian lanjutan.6. Menyusun rencana tindakan (siklus 1) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru penjas kelas XII IPS SMA Negeri 1 Durenan Kabupaten Trenggalek. Tahap pada siklus 1 meliputi: perencanaan tindakan 1, pelaksanaan tindakan 1, pengamatan, refleksi 1. Tiap tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan.a. Perencanaan Tindakan 1Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut:1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.2. Menentukan subjek penelitian.3. Peneliti merancang metode part whole.4. Mengkoordinasi rancangan metode part whole.b. Pelaksanaan Tindakan 1Pelaksanaan tindakan 1 ini dilaksanakan sesuai dengan rencana pada tindakan 1, kegiatan yang dilakukan serta kisaran waktu yang dilaksakan sesuai dengan perencanaan pada tindakan 1.c. Pengamatan/Pengumpulan Data 1Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah mengamati dan mengumpulkan data dengan cara mencatat segala kejadian-kejadian yang dilakukan oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran dalam observasi dan melakukan catatan lapangan.d. RefleksiBerdasarkan data yang diperoleh dari tindakan 1, maka data tersebut diolah atau dianalisis. Selanjutnya hasil dari analisis tersebut digunakan sebagai refleksi untuk membuatkan tindakan yang harus dilakukan pada siklus yang kedua.7. Siklus 2Tahap pada siklus 2 meliputi: perencanaan tindakan 2, pelaksanaan tindakan 2, pengamatan dan refleksi akhir.a. Perencanaan Tindakan 2Setelah mempelajari dari siklus 1, peneliti dan guru mata pelajaran pedidikan jasmani melakukan tindakan perbaikan yang efektif pada siklus 2. Berdasarkan temuan pada refleksi 1, maka dilakukan usaha perbaikan atau revisi untuk memperbaiki tindakan guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.b. Pelaksanaan Tindakan 2(1) Menjelaskan materi pasing bawah bola voli dengan menggunakan metode part whole.(2) Siswa dibimbing untuk melekukan streaching.(3) Siswa melakukan gerakan pasing bawah bola voli sesuai instruksi dari guru.(4) Sisma dibimbing untuk melakukan cooling down.(5) Melakukan post test 2.c. Pengamatan/Pengumpulan Data 2Pengamatan/pengumpulan dilakukan selama kegiatan belajar mengajar dengan tujuan agar memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data aktivitas pembelajaran jasmani dan sesuai dengan pembelajaran dari awal sampai akhir tindakan. Observasi dilakukan agar dapat diketahui sejauh mana prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan setelah pemberian tindakan 1.d. Refleksi 2Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu melakukan refleksi diri yang merupakan aktivitas untuk menelaah ulang proses atau terjadinya fenomena output/efek yaitu keberhasilan ataupun kegagalan dari pelaksanaan tahap 2 yang merupakan perubahan dari tahap 1.

Daftar Rujukan

AhmadiNuril.(2007). Panduan Olahraga Bola Voly. Surakarta: Era Pustaka Utama.Arikunto. S. Suhardjono & Supardi. 2010. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.BNSP. 2006. Standar Isi Menengah Atas/Madrasah Aliyah/sekolah Menengah kejuruan/madrasah Aliyah. Jakarta: badan Standar Nasional pendidikan.Dimyanti & Mujiono. 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kirkendall, Don, R. Gruber, Joseph, J. and Johnson, Robert, E. 1980. Measurement and Evaluation of Physical Eduators. Illinois : Human Kinetics Publisher Inc.Roesdiyanto. 1989. Perkembangan Pengajaran Teknik dan Taktik Bola Voli. Malang: FIP IKIP malangSetyosari, Punaji. 2001. Rencana Pembelajaran Teori dan Praktek. Malang: Elang Mas.Tamat, T. dan Mirman, M. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.Tim UM. 2010. Pedoman Penulisan karya Ilmiah Edisi kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.Viera, B.L dan Fergusson, B.J. 2000. Bola voli Tingkat pemula. Jakarta : Raja Grafindo Persada.Winarno, M. E. 2004. Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Center for Human Capacity DevelopmentWinarno, M.E. 2006. Dimensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan olahraga. Malang: Universitas Negeri Malang.Winarno. M.E. 2011. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Media Cakrawala Utama Press.