proposal ptk

39
JUDUL : PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) FISIKA BERBASIS SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA GEMBALA BAIK PONTIANAK PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN (GLB) DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses untuk pendidikan sekolah dasar dan menengah juga dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 tahun 2007 (Anonim, 2007). Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP Nomor 19 tahun 2005). Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran 1

Upload: scholastika20

Post on 18-Jan-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rrututgrtr

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Ptk

JUDUL : PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

FISIKA BERBASIS SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE)

7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA

SISWA KELAS X SMA GEMBALA BAIK PONTIANAK

PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN (GLB) DAN

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus

dikembangkan adalah standar proses. Standar proses untuk pendidikan

sekolah dasar dan menengah juga dipertegas melalui Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia, yaitu Permendiknas

RI Nomor 41 tahun 2007 (Anonim, 2007).

Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada

satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hokum Negara

Kesatuan Republik Indonesia (PP Nomor 19 tahun 2005). Standar proses

meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran

(Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007) agar terlaksananya pembelajaran

yang efektif dan efisien.

Adanya pengembangan pada proses pembelajaran, tidak terlepas dari

perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum

2013 yang memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan proses

5M dalam pembelajaran (Mengamati, Menaya, Mengeksplorasi,

Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan). Oleh karena itu, guru dapat

mengembangkan proses pembelajaran terutama sumber belajar yang mampu

mengekspos ide – ide siswa menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat

bagi dirinya.

1

Page 2: Proposal Ptk

2

Sumber belajar memiliki peran yang amat penting dalam proses

pembelajaran yang efektif dan efisien. Dari sumber belajar, dapat diperoleh

berbagai macam kebutuhan media pembelajaran. Dengan adanya media

pembelajaran, diharapkan peserta didik mampu memahami materi pelajaran

yang sedang dipelajari. Satu diantara media pembelajaran yang umumnya

digunakan adalah lembar kegiatan siswa (LKS). Namun pada kenyatannya,

LKS yang digunakan dalam pembelajaran adalah LKS konvensional, yaitu

LKS yang telah ada pada buku teks tanpa upaya untuk merencanakan,

menyiapkan, dan menyusun sendiri (Prastowo, 2012 : 18). Pembelajaran

dengan menggunakan LKS konvensional memiliki keterbatasan dalam

meningkatkan kompetensi peserta didik.

Materi, pertanyaan – pertanyaan, dan prosedur kegiatan pada LKS

harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kontekstual. Sebab

fungsi adanya LKS adalah untuk membantu meningkatkan kemampuan

peserta didik dalam menafsirkan dan menjelaskan objek serta peristiwa yang

dipelajari khususnya pada pelajaran fisika. Pembuatan LKS berdasarkan

Kurikulum 2013 harus memiliki unsur mengamati, menanya, mengekplorasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasi. Pengembangan LKS berbasis siklus

pembelajaran (learning cycle) 7E yang merupakan model pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivis diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak

lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

B. Masalah Penelitian

Masalah penelitian yang diajukan adalah “Apakah pengembangan

LKS berbasis siklus pembelajaran (learning cycle) 7E efektif untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X SMA Gembala Baik

Pontianak pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah

beraturan (GLBB)?” Submasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah LKS Fisika berbasis learning cycle 7E layak diterapkan pada

pembelajaran fisika di SMA?

Page 3: Proposal Ptk

3

2. Apakah penerapan LKS Fisika berbasis learning cycle 7E dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik?

3. Seberapa besar tingkat efektifitas penggunaan LKS Fisika berbasis

learning cycle 7E pada materi gerak lurus beraturan (glb) dan gerak lurus

berubah beraturan (GLBB) di kelas X SMA Gembala Baik Pontianak?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui

efektifitas penggunaan LKS Fisika berbasis learning cycle 7E pada materi

gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) di

kelas X SMA Gembala Baik Pontianak. Secara khusus, tujuan dari peneltian

ini adalah :

1. Menghasilkan LKS yang memenuhi kriteria LKS yang baik berdasarkan

Kurikulum 2013.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar dari penerapan LKS berbasis

learning cycle 7E pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak

lurus berubah beraturan (GLBB) di kelas X SMA Gembala Baik

Pontianak.

3. Mengetahui besar tingkat efektivitas penggunaan LKS berbasis learning

cycle 7E pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus

berubah beraturan (GLBB) di kelas X SMA Gembala Baik Pontianak.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan pada pengembangan LKS

berbasis learning cycle 7E untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas

X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus beraturan (GLB)

dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X

SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus beraturan (GLB)

dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), dan mengembangkan

Page 4: Proposal Ptk

4

kreativitas guru dalam penyusunan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai

media pembelajaran yang layak secara baik dalam proses pembelajaran

Fisika.

2. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan memotivasi guru lain

untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa berbasis model

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah pengembangan LKS

berbasis learning cycle 7E efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa

kelas X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus beraturan

(GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

F. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitan mengenai permasalahan yang akan

diteliti terdiri dari beberapa variabel penelitian yang mencakup :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan

menggunakan pengembangan LKS berbasis Learning Cycle 7E.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil

belajar siswa kelas X SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak

lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kehadiran siswa

pada saat proses pembelajaran.

Page 5: Proposal Ptk

5

II. KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran Fisika

Menurut Abruscato dalam Indriyani (2013 : 27 – 28), secara

terstruktur sains dapat didefinisikan (1) sains sebagai proses yang

mengarahkan pada penemuan, (2) sains sebagai pengetahuan meliputi

kumpulan fakta, hal yang umum atau konsep untuk menyatukan seluruh

fakta dan kumpulan prinsip yang digunakan untuk membuat prediksi, dan

(3) sains terdiri dari keterampilan proses dan berbagai isi komponen.

Sedangkan hakikatnya sains merupakan (1) sebagai proses ilmiah, semua

kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan maupun untuk

menemukan pengetahuan baru serta dipergunakan untuk mengembangkan

produk sains dengan aplikasi yang melahirkan teknologi baru sehingga

dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan, (2) sebagai produk

merupakan proses berupa pengetahuan konsep yang diajarkan di dalam

sekolah maupun di luar sekolah ataupun bacaan dari upaya penyebaran

ilmu pengetahuan dan upaya manusia untuk memahami berbagai gejala

alam, dan (3) sebagai sikap menekankan pada kegiatan dan pola pikir yang

dilakukan dan diharapkan dapat menjadi sikap yang tetap dilakukan dalam

aktivitas kehidupan atau mengubah cara pandang manusia terhadap alam

semesta dari sudut pandang metologis menjadi sudut pandang ilmiah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perancangan

strategi pembelajaran sains harus dapat menciptakan situasi belajar yang

mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, berpikir kreatif,

dan menciptakan suatu produk sains. Berdasarkan level Taksonomi Bloom

yang telah direvisi pada ranah kognitif versi Kreathwohl dalam Retno

Utari dan Widyaiswara Madya (TT : 17) mencakup enam level, yaitu :

a. Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat)

b. Pada level 2, comprehension diubah menjadi understanding

(memahami).

Page 6: Proposal Ptk

6

c. Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan)

d. Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis)

e. Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi

dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta)

f. Pada level 6, evaluation posisinya berubah menjadi level 5 dengan

sebutan evaluating (menilai).

Sehingga ranah kognitif terbaru versi Kreathwohl menjadi enam level

yang mencakup remembering (mengingat), understanding (memahami),

applying (menerapkan), analyzing (menganalisis), evaluating (menilai),

dan creating (mencipta).

Dengan demikian, proses pembelajaran sains khususnya di

bidang fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar membantu peserta didik untuk

memperoleh pengalaman dan pemahaman sehingga menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah, serta berkomunikasi

sebagai aspek penting.

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

LKS merupakan lembar – lembar berisi tugas yang isinya

mencakup petunjuk untuk penyelesaian yang harus dikerjakan oleh peserta

didik sebagai kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran dan

mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan konsep – konsep

melalui aktivitasnya dalam kelompok kerja. Selain itu LKS dapat diartikan

sebagai materi ajar yang telah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta

didik diharapkan mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri

(Prastowo, 2012 : 204).

Seperti yang diungkapkan Depdiknas dalam Indriyani (2013 : 30

– 31) mengungkapkan alternatif tujuan pengemasan materi pembelajaran

dalam bentuk LKS adalah :

a. LKS membantu peserta didik untuk menemukan konsep,

Page 7: Proposal Ptk

7

b. LKS membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang telah ditemukan,

c. LKS berfungsi sebagai penuntun belajar,

d. LKS berfungsi sebagai penguat,

e. LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

Menurut Arsyad (2012 : 38 – 39) penggunaan LKS dalam

proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, yaitu :

a. Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing –

masing sehingga peserta didik diharapkan dapat menguasai materi

pelajaran tersebut.

b. Di samping dapat menguasai materi dalam media cetakan, peserta didik

akan mengikuti urutan pikiran secara logis.

c. Memungkinkan adanya perpaduan antara teks dan gambar yang dapat

menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi

yang disajikan.

d. Khusus pada teks terprogram, peserta didik akan berpatisipasi dengan

aktif karena harus member respon terhadap pertanyaan dan latihan.

e. Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan

mudah.

Darmodjo dan Kaligis dalam Indriyani (2013 : 31 – 34)

menjelaskan dalam penyusunan LKS harus memenuhi berbagai

persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis.

a. Syarat Didaktik

Syarat didaktik berarti LKS harus mengikuti asas – asas

pembelajaran efektif, yaitu :

1) Memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga dapat

digunakan oleh seluruh peserta didik yang memiliki kemampuan

berbeda.

2) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep – konsep

sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi peserta didik untuk

mencari informasi bukan alat pemberitahu informasi.

Page 8: Proposal Ptk

8

3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan

peserta didik sehingga dapat memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menulis, bereskperimen, praktikum, dan

sebagainya.

4) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

moral, dan estetika pada diri anak, sehingga tidak hanya ditunjukan

untuk mengenal fakta – fakta dan konsep – konsep akademis

maupun juga kemampuan sosial dan psikologis.

5) Menentukan pengalaman belajar dengan tujuan pengembangan

pribadi peserta didik bukan materi pelajaran.

b. Syarat Konstruksi

Syarat konsktruksi adalah syarat yang berkenaan dengan

penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan

kejelasan dalam LKS. Adapun syarat – syarat konstruksi, yaitu :

1) LKS menggunakan bahasa yang sesuai tingkat kedewasaan anak

2) LKS menggunakan struktur kalimat yang jelas

3) LKS memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa, artinya dalam hal – hal yang sederhana menuju

hal yang lebih kompleks.

4) LKS menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka

5) LKS mengacu pada buku standar dalam kemampuan keterbatasan

peserta didik

6) LKS menyediakan ruang yang cukup untuk member keluasan pada

peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan hal – hal

yang peserta didik ingin sampaikan

7) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek

8) LKS lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata – kata

9) LKS dapat digunakan untuk anak – anak yang lamban maupun

cepat.

10) LKS memiliki tujuan belajar yang jelas dan sebagai sumber

motivasi

Page 9: Proposal Ptk

9

11) LKS mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya

c. Syarat Teknis

Syarat teknis dalam LKS mencakup :

1) Tulisan

Tulisan dalam LKS diharapkan memperhatikan hal – hal berikut :

LKS menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf

latin/romawi.

LKS menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik

LKS menggunakan minimal 10 kata dalam satu baris

LKS menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah

dengan jawaban siswa.

LKS menggunakan perbandingan antara huruf dengan gambar

dengan serasi

2) Gambar

Gambar yang baik adalah gambar yang menyampaikan pesan

secara efektif pada pengguna LKS.

3) Penampilan

Penampilan LKS harus dibuat menarik

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah LKS

dapat mengubah proses pembelajaran teacher centered menjadi student

centered sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan konsep materi

dapat tersampaikan secara kontekstual.

3. Learning Cycle 7E

Proses pembelajaran menggunakan learning cycle 7E ini mencakup

7 langkah yang terdiri dari :

a. Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa)

Fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa

terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan

– pertanyaan yang merangsang pengetahuan peserta didik agar timbul

respon dari pemikiran peserta didik.

Page 10: Proposal Ptk

10

b. Engaged (ide, rencana pembelajaran, dan pengalaman)

Peserta didik dan guru saling memberikan informasi dan

pengalaman tentang pertanyaan – pertanyaan awal tadi,

memberitahukan peserta didik tentang ide dan rencana pembelajaran

sekaligus memotivasi peserta didik agar lebih berminat untuk

mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar.

c. Explore (menyelidiki)

Memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang

berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari.

d. Explain (menjelaskan)

Ajakan terhadap peserta didik untuk menjelaskan konsep –

konsep dan definisi – definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase

eksplorasi.

e. Elaborate (menerapkan)

Membawa peserta didik menjelaskan definisi – definisi, konsep

– konsep, dan keterampilan – keterampilan pada permasalahan yang

berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari.

f. Extend (memperluas)

Berfikir, mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh

penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat

merangsang peserta didik untuk mencari hubungan konsep yang mereka

pelajari.

g. Evaluate (menilai)

Strategi penilaian formal dan informal.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan baru dan perubahan tingkah

laku yang diperoleh setelah peserta didik belajar berupa keterampilan

intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, keterampilan,

psikomotorik (Sudjana, 2002:3). Dalam penelitian ini, hasil belajar yang

diteliti hanya pada ranah kognitif saja. Adapun ranah kognitif yang ditelit

Page 11: Proposal Ptk

11

adalah ranah kognitif yang telah dikemukan oleh Benyamin Bloom.

Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran

berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan

sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi. Kawasan kognitif

terdiri dari 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling

rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat

dijelaskan sebagai berikut (Hamzah dan Nurdin, 2013: 56 – 57) :

a. Tingkat pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menghafal, mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan

yang pernah diterimanya.

b. Tingkat pemahaman (comprehension)

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu

dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang diterimanya.

c. Tingkat penerapan (application)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang

timbul dalam kehidupan sehari – hari.

d. Tingkat analisis (analysis)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang

timbul dalam kehidupan sehari – hari.

e. Tingkat sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan

dan menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada

sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

f. Tingkat evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat

perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan criteria atau

pengetahuan yang dimilikinya.

Page 12: Proposal Ptk

12

B. RENCANA TINDAKAN

Prosedur penelitian ini mencakup 4 tahap, yaitu tahap pendefinisian

(define), tahap rencana (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap

penyebaran (disseminate). Langkah – langkah yang dilakukan dalam keempat

tahap tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini.

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Gambar 2.1 Diagram Tahap Pendefinisian (Define)

2. Tahap Rencana (Design)

Gambar 2.2 Diagram Tahap Rencana (Design)

Page 13: Proposal Ptk

13

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Gambar 2.3 Tahap Pengembangan (Develop)

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Page 14: Proposal Ptk

14

Gambar 2.4 Diagram Tahap Penyebaran (Disseminate)

Page 15: Proposal Ptk

15

III. METODE PENELITIAN

A. SETTING PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas X yang berjumlah lima kelas, yaitu

kelas X-A hingga X-E SMA Gembala Baik Pontianak pada materi gerak lurus

beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Penelitian

dilaksanakan pada jam pelajaran fisika. Kelas yang menjadi sampel

merupakan kelas X SMA Gembala Baik Pontianak yang merupakan kelas

heterogen tanpa pengelompokan berdasarkan prestasi akademik, gender,

sosial, ataupun ekonomi. Adapun karakteristik dari kelas yang menjadi sampel

adalah sebagai berikut :

1. Kelas X-A

Berjumlah 36 peserta didik yang terdiri dari 21 peserta didik

perempuan dan 15 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat

duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris

tempat duduk, tiap bangku ditempati oleh 1 orang, dan tiap baris terdiri dari

6 peserta didik.

2. Kelas X-B

Berjumlah 39 peserta didik yang terdiri dari 17 peserta didik

perempuan dan 22 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat

duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris

tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, dan pada baris

pertama hingga kelima masing – masing berjumlah 6 peserta didik,

sedangkan pada baris keenam berjumlah 9 peserta didik.

3. Kelas X-C

Berjumlah 42 peserta didik yang terdiri dari 21 peserta didik

perempuan dan 21 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat

duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris

tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, dan tiap baris

terdiri dari 7 orang peserta didik.

4. Kelas X-D

Page 16: Proposal Ptk

16

Berjumlah 40 peserta didik yang terdiri dari 22 peserta didik

perempuan dan 18 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat

duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris

tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, pada baris

pertama sampai baris keempat masing – masing terdiri dari 7 orang peserta

didik dan baris kelima sampai keenam masing – masing terdiri dari 6 orang

peserta didik.

5. Kelas X-E

Berjumlah 39 peserta didik yang terdiri dari 18 peserta didik

perempuan dan 20 peserta didik laki – laki. Sistem pembagian tempat

duduk selang – seling antara perempuan dan laki – laki, terdiri dari 6 baris

tempat duduk dimana tiap bangku ditempati oleh satu orang, pada baris

pertama sampai kelima masing – masing baris terdiri dari 6 orang dan pada

baris keenam berjumlah 8 orang.

Jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran

fisika seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Proses Belajar – Mengajar Fisika Di Kelas X

JAM

PELAJARAN

KE -

WAKTU

HARI

SENI

NSELASA KAMIS JUMAT SABTU

1 07.00 – 07.45 WIB X-A X-D X-E

2 07.45 – 08.30 WIB X-A X-B X-A X-D X-E

3 08.30 – 09.15 WIB X-A X-B X-C

4 09.15 – 10.00 WIB X-D X-C X-E

ISTIRAHAT

5 10.15 – 11.00 WIB X-B X-D X-E

6 11.00 – 11.45 WIB X-B

ISTIRAHAT

7 12.00 - 12.45 WIB

8 12.45 – 13.30 WIB

Page 17: Proposal Ptk

17

Total peserta didik yang menjadi sampel adalah 196 peserta didik.

Jumlah jam pelajaran untuk tiap kelas adalah 4 jam pelajaran, jadi total jam

pelajaran untuk lima kelas adalah 20 jam pelajaran.

B. FAKTOR YANG DISELIDIKI

1. Kegiatan Input

Guru yang bertindak sebagai peneliti adalah guru fisika kelas X

SMA Gembala Baik Pontianak, Maris Stella Scholastika, S.Pd. Pada

penelitian ini alat pengajaran dan alat peraga yang digunakan selama

penelitian berlangsung adalah :

a. Alat pengajaran :

Papan tulis

Spidol

Lembar kerja siswa (LKS)

Laptop

Infocus

b. Alat peraga :

Pita kertas

Kereta dinamika

Rel presisi

Sambungan rel presisi

Pita ketik

Kabel penghubung

Power supply

2. Kegiatan Proses

Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas

menggunakan pendekatan scientific dan cooperative learning. Peserta

didik akan belajar bersama kelompok belajar dan bekerja selama proses

pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simulasi, diskusi, dan eksperimen. Model pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model siklus belajar (learning cycle) 7E.

Page 18: Proposal Ptk

18

3. Kegiatan Output

Pada kegiatan output, peneliti akan membandingkan hasil belajar

(pada ranah kognitif) antara sebelum dan sesudah penerapan learning

cycle 7E. Perubahan hasil belajar dapat dilihat dari rata – rata nilai akhir

peserta didik pada materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus

berubah beraturan (GLBB) dengan analisis effect size (ES). Tingkat

efektifitas diukur menggunakan prinsip “ruas jari”. Jika harga ES kurang

dari 0,3 dianggap rendah, jika diantara 0,3 – 0,7 dianggap sedang, dan jika

diatas 0,7 dianggap tinggi (Sutrisno, 2010).

C. RENCANA PENELITIAN

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Pada tahap ini, peneliti menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan

– kebutuhan proses pembelajaran yang mencakup kurikulum yang berlaku,

tingkat atau tahap pengembangan peserta didik, dan kondisi sekolah.

Terdapat 5 langkah dalam tahap ini, yaitu :

a. Analisis permasalahan

Permasalahan pada proses pembelajaran di kelas X SMA

Gembala Baik Pontianak pada materi GLB dan GLBB adalah (1) LKS

yang digunakan sekolah masih LKS konvensional, (2) materi dalam

LKS konvensional sering kali tidak sesuai dengan kompetensi dasar

dan indikatornya sehingga peserta didik tidak dapat memperoleh

pengetahuan baru, dan (3) pembelajaran masih berpusat pada guru.

b. Analisis peserta didik

Menelaah karakteristik peserta didik yang mencakup

keseluruhan pola perilaku pada peserta didik kelas X pada pola

berpikir.

c. Analisis tugas

Hasil dari analisis tugas yang tertuang di dalam LKS sebagai

perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Penyusunan

Page 19: Proposal Ptk

19

LKS berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar Kurikulum

2013.

d. Analisis konsep

Mengidentifikasi konsep – konsep utama yang akan diajarkan

dan menyusun secara sistematis serta mengaitkan konsep dengan

konsep yang relevan sehingga membentuk suatu peta konsep.

e. Analisis tujuan pembelajaran

Hasil analisis tugas dan konsep digunakan untuk merumuskan

indicator pencapaian dan tujuan pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan (Design)

a. Pemilihan Media

Pemilihan media disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang

digunakan seperti yang dijabarkan pada kegiatan input.

b. Pemilihan Format

Format perangkat pembelajaran berdasarkan sintaks learning cycle 7E

yang disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar

Kurikulum 2013

c. Rancangan Awal LKS

Rancangan awal LKS mencakup (1) merumuskan judul, (2)

menentukan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran

berdasarkan kompetensi inti, (3) prosedur yang harus dilakukan peserta

didik pada LKS mencakup sintaks pada learning cycle 7E.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan ini mencakup validasi pada instrumen yang

akan digunakan pada penelitan sebelum digunakan di lapangan yang

mencakup (1) validasi oleh ahli (misalnya dosen), (2) validasi oleh kepala

sekolah, (3) validasi oleh teman sejawat.

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Page 20: Proposal Ptk

20

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah

dikembangkan dalam penelitian, yaitu LKS berbasis learning cycle 7E

setelah melalui proses validasi.

D. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA

1. Jenis Data

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas yang berbasis pengembangan media pembelajaran, maka

data yang diperoleh terdiri dari 2 jenis data, yaitu :

a. Data primer, yaitu data tentang kualitas kelayakan lembar kegiatan

peserta didik (LKS) hasil pengembangan. Data yang dikumpulkan

merupakan validasi yang telah dilakukan meliputi skor penilaian dari

aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, aspek

kegrafikan, dan aspek gambar.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran.

Data tersebut merupakan data hasil belajar peserta didik dari aspek

kognitif yang diproleh dari kegiatan setelah pembelajaran

menggunakan LKS hasil pengembangan.

2. Sumber Data

Adapun sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X

SMA Gembala Baik yang berjumlah 5 kelas. Sumber data yang akan

diambil adalah nilai ulangan peserta didik.

3. Instrumen

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

meliputi :

a. Angket/kuisioner

Kuisioner sebagai lembar penilaian produk digunakan untuk

mendapatkan data tentang kelayakan LKS hasil pengembangan

ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian,

dan aspek kegrafikan. Lembar kuisioner mengacu pada syarat didaktik,

konstruksi, dan teknis.

Page 21: Proposal Ptk

21

b. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar yang digunakan berbentuk pilihan ganda yang

memiliki tiga tingkat pertanyaan (three – tier test). Tingkat pertama

merupakan soal pilihan ganda biasa mengenai materi gerak lurus

beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), tingkat

kedua menampilkan alasan jawaban pada tingkat pertama, dan tingkat

terakhir berupa pertanyaan keyakinan peserta didik atas jawaban yang

telah mereka berikan pada tingkat pertama dan kedua (Pesman, 2005 :

20).

c. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan lembar penilaian yang digunakan

untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir peserta didik

yang ditinjau dari kemampuan mengidentifikasi asumsi yang

diberikan, kemampuan merumuskan pokok – pokok permasalahan,

kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil,

kemampuan mengidentifikasi, kemampuan menyelesaikan masalah,

dan kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam

penyelesaian suatu masalah.

E. TIM PENELITI

Tim peneliti yang melakukan penelitian ini adalah guru mata pelajaran

fisika SMA Gembala Baik Pontianak.

1. Nama : Maris Stella Scholastika, S.Pd.Gr.

NIP : F03111009

Golongan : IVA

Alamat : Jalan Mempawah Nomor 2 Komplek Untan

Ranah kerja : Membuat lembar validasi LKS, pengolah data

observasi.

2. Nama : Ruth Yesica Simanungkalit, S.Pd.Gr.

NIP : F03111014

Page 22: Proposal Ptk

22

Golongan : IVA

Alamat : Jalan Tabrani Ahmad

Ranah kerja : Menyusun jadwal penelitian, pengoreksi

3. Nama : Apriliani Sri Selina, S.Pd.Gr.

NIP : F03111038

Golongan : IVA

Alamat : Jalan Sungai Raya Dalam Komplek Taman Sungai

Raya Asri

Ranah kerja : Membuat rencana anggaran, seksi dokumentasi

4. Nama : Irena Titin, S.Pd.Gr

NIP : F03111021

Golongan : IVA

Alamat : Jalan Paris I

Ranah kerja : Menyusun jadwal persiapan dan rapat, pengoreksi

Page 23: Proposal Ptk

23

IV. JADWAL PENELITIAN

NO. KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN PERBULAN (DALAM MINGGU)

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

IRapat awal untuk perancangan

penelitianx

II

Tahap Pendefinisian :

1. Analisis permasalahan

2. Analisis siswa

3. Analisis tugas

4. Analisis konsep

5. Analisis tujuan pembelajaran

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

III

Tahap Perencanaan :

1. Pemilihan media

2. Pemilihan format

3. Rancangan awal LKS

x

x

x x

IV Tahap Pengembangan :

1. Validasi oleh ahli (misalnya dosen)

2. Validasi oleh kepala sekolah

x

x

x

x

Page 24: Proposal Ptk

24

NO. KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN PERBULAN (DALAM MINGGU)

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

3. Validasi oleh teman sejawat

4. Melakukan perbaikan LKS

berdasarkan hasil validasi

x x x

V Tahap penyebaran x x x x x x

VIMengumpulkan data dan menganalisis

datax x x x x x x x

VII Menyusun laporan x x x

VIII Rapat re-view laporan x

IX Seminar x

Page 25: Proposal Ptk

25

V. RENCANA ANGGARAN

NO TAHAPAN KEGIATAN JENIS ANGGARAN HARGA SATUAN JUMLAH

1.Rapat awal untuk

perancangan penelitianKonsumsi untuk rapat 4 orang @Rp10.000,00 Rp40.000,00

2. Tahap Pendefinisian - - -

3.

Tahap Perencanaan

a. Pemilihan media

b. Pemilihan format

c. Rancangan awal LKS

Spidol 1 kotak @Rp30.000,00 Rp30.000,00

Pita kertas 1 gulung @Rp5.000,00 Rp5.000,00

Pita ketik 5 lembar @Rp1.000,00 Rp5.000,00

Kertas HVS 3 rim @Rp45.000,00 Rp135.000,00

Tinta printer 4 botol @Rp26.000,00 Rp104.000,00

4.

Tahap Pengembangan

a. Validasi oleh tim ahli Lembar validasi - -

b. Validasi oleh Kepala

SekolahLembar validasi -

c. Validasi oleh teman

sejawatLembar validasi - -

5. Tahap Penyebaran

Fotocopy

Angket/kuisioner

2 lembar × 196 murid =

392 lembar, @Rp200,00Rp78.400,00

Fotocopy soal tes5 lembar × 196 murid =

980 lembar, @Rp200,00Rp196.000,00

Fotocopy lembar

observasi

5 lembar × 196 murid =

980 lembar, @Rp200,00Rp196.000,00

Fotocopy LKS

7 lembar × 196 murid =

1372 lembar,

@Rp200,00

Rp274.400,00

6. Penyusunan laporan Konsumsi 4 orang @Rp10.000,00 Rp40.000,00

7. Rapat re-view laporan Konsumsi 4 orang @Rp10.000,00 Rp40.000,00

8. Seminar Konsumsi 10 orang @Rp10.000,00 Rp100.000,00

TOTAL PENGELUARAN Rp1.203.800,00

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Proposal Ptk

26

Anonim. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007

Tentang Standar Proses. Jakarta : Depdiknas.

Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta :

Diva Press.

Indriyani, Irma Rosa. 2013. Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar

(Learning Cycle) 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas X Pokok

Bahasan Elektromagnetik. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.

Utari, Retno dan Widyaiswara Madya. TT. Taksonomi Bloom, Apa dan

Bagaimana Menggunakannya. (online). (http://766-1.TaksonomiBloom-

Retno-ok-mima.pdf.com, diakses pada 13 Juni 2014).

Arsyad. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2013. Belajar Dengan Pendekatan

PAILKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,

Menarik. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.