proposal ptk

50
NAMA : Whiny Okta Faiza NIM : 4301409016 PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN : KIMIA PROPOSAL SKRIPSI I. Judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT II. Latar Belakang Secara tradisional, pembelajaran telah dianggap sebagai bagian menirukan suatu proses yang melibatkan pengulangan siswa, atau meniru-niru informasi yang baru disajikan dalam laporan atau quis dan tes. Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih diutamakan untuk membantu siswa dalam menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru. Paradigma konstruktivistik merupakan basis reformasi pendidikan saat ini. Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan menggunakannya untuk memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri. Secara umum, terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas konstruktivistik, yaitu (1) meletakkan permasalahan yang relevan

Upload: whiny-okta-faiza

Post on 24-Jul-2015

205 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal PTK

NAMA : Whiny Okta Faiza

NIM : 4301409016

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN : KIMIA

PROPOSAL SKRIPSI

I. Judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY TRAINING BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT

II. Latar Belakang

Secara tradisional, pembelajaran telah dianggap sebagai bagian menirukan suatu proses

yang melibatkan pengulangan siswa, atau meniru-niru informasi yang baru disajikan dalam

laporan atau quis dan tes. Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih diutamakan

untuk membantu siswa dalam menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi

informasi baru.

Paradigma konstruktivistik merupakan basis reformasi pendidikan saat ini. Menurut

paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian masalah,

mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan

menggunakannya untuk memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh

aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-model yang

dibangkitkan oleh siswa sendiri. Secara umum, terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas

konstruktivistik, yaitu (1) meletakkan permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa, (2)

menyusun pembelajaran di sekitar konsep-konsep utama, (3) menghargai pandangan siswa, (4)

materi pembelajaran menyesuaikan terhadap kebutuhan siswa, (5) menilai pembelajaran secara

kontekstual.

Salah satu asas pembelajaran yang harus dipahami adalah “membawa dunia siswa ke dunia

guru dan menghantarkan dunia guru ke dunia siswa”. Tujuannya, adalah untuk mengenali

potensi siswa dan memberdayakan potensi tersebut sehingga melahirkan pencerahan bagi siswa

itu sendiri. Alternatif upaya pemberdayaan tersebut dapat dilakukan dengan penggubahan

lingkungan dan sumber belajar.

Oleh karena pembelajaran merupakan kegiatan rekayasa supaya terjadi peristiwa belajar,

maka penggubahan lingkungan dan sumber belajar di sini adalah terkait dengan upaya guru

memfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan dan sumber belajar tersebut. Upaya

Page 2: Proposal PTK

ini dilakukan baik pembelajaran harus terjadi di dalam kelas atau di luar kelas. Jika

pembelajaran terjadi di kelas, sifat-sifat kelas yang cenderung multidimensi, keserentakan,

kesegeraan, memunculkan kejadian yang tak dapat diramalkan harus dipahami oleh guru agar

terjadi interaksi yang efektif dalam proses pembelajaran.

Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata

pelajaran kimia, salah satunya adalah rendahnya motivasi belajar siswa yang membuat siswa

pasif, sehingga hasil belajar yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya

tingkat motivasi belajar siswa tersebut dapat disebabkan karena faktor intrinsik dari dalam diri

siswa dan faktor luar seperti guru dan keluarga. Faktor luar tersebut misalnya dari pihak guru,

karena penyajian materi yang kurang menarik dan kurang bervariasi serta pemanfaatan sumber

belajar selain buku yang ada belum termanfaatkan secara maksimal.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang dapat

mendorong siswa untuk berperan aktif dan inovatif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar

dan aktivitas siswa sesuai dengan yang diharapkan. Model pembelajaran yang dapat

memunculkan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari sangat cocok apabila diterapkan disini.

Pemunculan masalah ini dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran serta membimbing

siswa untuk menguasai konsep dari penyelesaian suatu permasalahan, pendekatan pembelajaran

yang berkaitan dengan ketrampilan proses melatih siswa untuk menyelesaikan suatu masalah dan

memiliki ketrampilan-ketrampilan para ilmuwan dalam memperoleh penemuan.

Salah satu model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan Model Pembelajaran Inquiry Training

Berpendekatan Keterampilan Proses. Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Training

Berpendekatan Keterampilan Proses mendorong siswa untuk menghubungkan fakta–fakta

dengan konsep–konsep kimia sehingga diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat.

Untuk model pembelajaran inquiry training, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan

bersifat tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan

indivuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara berkelanjutan,

prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa melakukan eksplorasi, dan yang ketiga

kemandirian, akan bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah.

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang mengutamakan proses dan

keterampilan intelektual. Pendekatan ini bermula dari pengamatan terhadapa cara kerja para

ilmuwan sehingga berhasil memperoleh penemuan dalam berbagai bidang ilmu terutaa bidang

Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam pendekatan keterampilan proses diperlukan kemampuas /

keterampilan dasar tertentu. Guru harus menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan-

Page 3: Proposal PTK

kemampuan tersebut dalam diri siswa, sehingga diharapkan mampu menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta nilai dan sikap yang dituntut.

Peneliti memilih materi larutan elektrolit dan non elektrolit karena pada sub materi ini

biasanya guru hanya menerangkan dengan metode ceramah dan tidak menunjukkan bukti

langsung perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit. Sehingga konsep larutan elektrolit dan

non elektrolit tidak tertanam baik di otak siswa.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY TRAINING BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA

MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN

NONELEKTROLIT”

III. Identifikasi Masalah

Dari observasi dan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh identifikasi masalah sebagai

berikut :

Kondisi siswa

1. Semangat belajar siswa kurang

2. Potensi siswa kurang dimanfaatkan secara optimal

3. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran kimia sulit

4. Hasil belajar kimia siswa masih rendah

Kondisi guru

1. Cara guru mengajar masih secara konvensional sehingga kurang memberikan semangat dan

motivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Kurang menggunakan media pembelajaran yang tersedia

Kondisi proses pembelajaran

1. Metode yang paling sering diterapkan adalah metode ceramah.

2. Penerapan metode pembelajaran masih kurang mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran

cenderung hanya berlangsung dari satu arah (pihak guru).

Karakteristik mata pelajaran Kimia sub materi larutan elektrolit dan non elektrolit adalah sebagai

berikut :

1. Merupakan mata pelajaran yang baru bagi siswa

2. Banyak konsep yang harus dipahami

3. Perlu adanya banyak latihan secara langsung

IV. Rumusan Masalah

Page 4: Proposal PTK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan

model pembelajaran inquiry training berpendekatan keterampilan proses pada sub materi larutan

elektrolit dan larutan nonelektrolit?

V. Batasan Istilah

Demi kelancaran pembahasan pada penelitian ini dan agar topik lebih mengena pada hal

utama yang akan dibahas, maka penulis memberikan batasan-batasan agar tidak melenceng dari

yang dibahas.

1. Model yaitu pola, contoh, acuan.

2. Pembelajaran yaitu seperangkat peristiwa yang dirancang untuk memprakarsai,

menggiatkan dan mendukung kegiatan belajar siswa.

3. Konsep yaitu suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi

suatu objek dan menerangkan apakah objek tesebut merupakan contoh atau bukan dari

ide abstrak.

4. Pokok bahasan yaitu hal utama yang akan dikupas atau dibahas.

5. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik.

6. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.

VI. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan umum

Dalam penelitian tindakan kelas ini, secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah

ada peningkatan hasil belajar (dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik) siswa dengan

menerapkan model pembelajaran inquiry training?

2. Tujuan khusus

Siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan mendapatkan nilai minimal 65

dan sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa mampumencapai batas minimal tersebut.

VII. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia pokok bahasan larutan

elektrolit dan non elektrolit

b. Menambah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

c. Menambah keberanian siswa untuk mengeluarkan pendapat, ide, dan gagasan

2. Bagi guru

Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran

yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran, sehingga dapat

Page 5: Proposal PTK

memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa serta dapat mengembangkan

model inquiry training ini pada konsep yang lain.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran yang

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya, dan perbaikan kualitas

sekolah pada umumnya.

Page 6: Proposal PTK

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Belajar

Belajar menurut W.S. Winkel adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dan

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan –

pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap.

Berdasarkan pengertian belajar dari banyak ahli pendidikan tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengertian belajar secara umum adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya

perubahan tingkah laku (Darsono, dkk, 2000: 24). Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku

akibat belajar adalah :

a. Perubahan yang disadari

Seseorang menyadari dan merasakan adanya perubahan pada dirinya misalnya,

pengetahuannya bertambah dan berubah. Jadi perubahannya disadari dan direncanakan.

b. Perubahan yang bersifat kontinyu dan fungsional

Perubahan itu secara berkelanjutan, misalnya seorang belajar menulis, maka tulisannya

bertambah baik dan bisa digunakan untuk menulis atau mencatat.

c. Perubahan yang bersifat positif dan aktif

Perubahan-perubahan dengan memperoleh sesuatu yang lebih dari sebelumnya.

Perubahan secara aktif karena hasil usahanya sendiri berorientasi dengan lingkungan

dan bukan hasil kematangan. Keaktifan ini terwujud karena individu memiliki berbagai

potensi untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi dan lain-lain.

d. Perubahan bertujuan dan terarah

Berarti belajar itu bukan suatu hal yang kebetulan, tetapi disengaja dan bertujuan,

tujuan dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan

belajar.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga

tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, dkk, 2000: 24). Menurut Sudjana

(2000). Pengertian pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru

dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Ada empat persoalan yang menjadi komponen utama

yang harus dipenuhi dalam pembelajaran. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri,

tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Keempat

komponen tersebut yaitu tujuan, metode dan alat serta penilaian.

Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan

dalam proses pengajaran, tujuan tersebut berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran.

Page 7: Proposal PTK

Komponen yang kedua yaitu metode dan alat. Metode dan alat digunakan dalam pengajaran

dipilih atas dasar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen yang lain adalah

penilaian, penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, yaitu

menghasilkan perubahan seperti yang disebut dalam pengertian belajar. Peranan guru dalam

kegiatan belajar dan pembelajaran adalah membentuk siswa mencapai tujuan belajar yang telah

ditentukan. Untuk tujuan tersebut siswa melakukan kegiatan belajar, dengan cara dan

kemampuan masing-masing. Siswa memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, sesuai

dengan pendapat Darsono (2000) bahwa perbedaan antara siswa lainnya membawa

konsekuensi perolehan hasil belajarpun tidak sama. Dengan perkataan lain bahwa dalam

pengajaran yang menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses

berubahnya siswa melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya yang biasa disebut sebagai

hasil belajar.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar. Benyamin Bloom (dalam Anni, 2004: 6) membagi hasil belajar menjadi

tiga ranah yaitu :

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

pengetahuan/ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis dan evaluasi. Keenam

tujuan ini sifatnya hierarkis, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila

kemampuan sebelumnya belum dikuasai.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan,

penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan

bertindak.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :

a. Faktor pada diri orang yang belajar, yang masih dapat dibagi menjadi dua : 1) keadaan

fisik, keadaan fisik yang sehat, kuat, akan menguntungkan hasil belajar, 2) keadaan

mental atau psikologi, yaitu fungsi-fungsi yang berperan dalam hubungannya dengan

belajar yakni: ingatan, perhatian, minat, kecerdasan, motivasi, kemauan dan pikiran.

b. Faktor diluar diri orang yang belajar, yang terdiri dari tiga macam : 1) alam atau fisik

seperti iklim, sirkulasi udara, keadaan cahaya dan sebagainya, 2) faktor sosial atau

psikologis, disini yang terutama faktor pembimbing/guru yang mengarahkan serta

membimbing kegiatan orang yang belajar serta yang menjadi salah satu sumber materi

Page 8: Proposal PTK

belajar, 3) sarana-prasarana baik fisik maupun non fisik memainkan peranan penting

dalam mencapai hasil belajar (gedung, kelas, perlengkapan, laboratorium, perpustakaan,

buku pelajaran, alat-alat peraga), sedang suasana yang paedagogis, tenang, gembira,

adalah sarana-prasarana yang non fisik.

Sedang menurut Sudjana (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah

kualitas pengajaran di sekolah itu sendiri, yakni ada tiga unsur: kompetensi guru, karakteristik

kelas dan karakteristik sekolah. Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah,

perpustakaan yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam

arti sekolah memberikan perasaan nyaman, dan kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur.

Berkaitan dengan kompetensi guru yang merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi

kualitas belajar, maka dalam pembelajaran guru harus pandai-pandai memilih pendekatan dan

metode mengajar yang sesuai dengan isi materi pelajaran. Metode berfungsi sebagai media

transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai sehingga metode pembelajaran yang

digunakan harus benar-benar efektif dan efisien.

5. Model Pembelajaran Inquiry Training

i. Model Pembelajaran Inquiry Training

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman.

Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu

akan segala sesuatu. Adapun dasar teori mendukung model pembelajaran ini yaitu :

a. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu akan

segala sesuatu yang menarik perhatiannya.

b. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar

untuk menganalisis strategi berpikirnya tersebut

c. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan dengan

strategi lama yang telah dimiliki siswa.

d. Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berpikir

dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat tentatif dan

belajar menghargai penjelasan atau solusi altenatif. Inkuiri adalah belajar mencari dan

menemukan sendiri.

Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke

dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan meringkaskan proses ilmiah itu ke dalam

waktu yang relatif singkat. Pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada siswa

untuk bereksplorasi dengan baik.

Page 9: Proposal PTK

Pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question,

Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of

Resources.

a. Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang

memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke

pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan

pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab

pertanyaan ini siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi,

sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di

dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.

b. Student Engangement. Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan

suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara

pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada

akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk

yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam

melakukan sebuah investigasi.

c. Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan

atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa

bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat

muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.

d. Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta

untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya

mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa

slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini

guru melakukan evaluasi.

e. Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar,

misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain

sebagainya.

Awalnya model pembelajaran ini digunakan untuk mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan

alam, akan tetapi dapat pula digunakan untuk semua mata pelajaran. Model ini sangat

penting untuk mengembangkan nilai dan sikap yang sangat dibutuhkan agar siswa

mampu berpikir ilmiah, seperti

Page 10: Proposal PTK

a. Keterampilan melakukan pengamatan,pengumpulan dan pengorganisasian data

termasuk merumuskan dan menguji hipotesis serta menjelaskan fenomena.

b. Kemandirian belajar

c. Keterampilan mengekspresikan secara verbal,

d. Kemampuan berpikir logis, dan

e. Kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif.

ii. Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry Training

Pembelajaran model inquiry training memiliki lima langkah pokok yaitu :

a. Menghadapkan masalah : menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan situasi yang

saling bertentangan

b. Menemukan masalah : memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi,

memeriksa tampilnya masalah.

c. Mengkaji data dan eksperimentasi : mengisolasi variabel yang sesuai, merumuskan

hipotesis

d. Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan

e. Menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang lebih efektif

Dalam model inquiry training terdapat tiga prinsip yaitu pengetahuan yang bersifat

tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan

indivualitas secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara

berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa melakukan eksplorasi,

dan yang ketiga akan bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah (kemandirian).

Prinsip-prinsip yang dikembangkan adalah pengajuan pertanyaan yang jelas dan lugas,

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki pertanyaan, menunjukkan

butir-butir yang kurang sahih, menyediakan bimbingan tentang teori yang digunakan,

menyediakan suasana kebebasan intelektual, menyediakan dorongan dan dukungan atas

interaksi, hasil eksplorasi, formulasi, dan generalisasi siswa. Penerapan pembelajaran

model ini memerlukan materi yang mampu membangkitkan proses intelektual dan yang

menantang siswa untuk melakukan penelitian.

Tujuan umum dari model inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan ketrampilan

intelektual dan ketrampilan-ketrampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan

menemukan mencari jawaban yang berasal dari keinginan mereka. Dengan model

pembelajarn inkuiri training akan membawa pikiran siswa untuk melakukan eksperiman

dan mengumpulkan data. Dengan demikian berarti siswa telah terpancing untuk

mengeluarkan ide-ide ketika guru mengajukan suatu masalah.

Page 11: Proposal PTK

iii. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inquery Training

Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan inquery training memiliki dampak positif

bahwa pencarian (inquiry) mengandung makna sebagai berikut:

a. Dapat membangkitkan potensi intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajar

dan mengembangkan pikirannya jika ia menggunakan potensi intelektuainya untuk

berpikir.

b. Peserta didik yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar

(seperti mendapat nilai baik dari pengajar), dalam pendekatan inkuiri ini dapat

memperoleh intrinsic reward. Diyakini bahwa jika seorang peserta didik berhasil

mengadakan kegiatan mencari sendiri (mengadakan penelitian), maka ia akan

memperoleh kepuasan untuk dirinya sendiri.

c. Peserta didik dapat mempelajari heuristik (mengolah pesan atau informasi) dari

penemuan (discovery), artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah

dengan jalan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan

penelitian sendiri.

d. Dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri peserta

didik.

Sedangkan kelemahan dari metode ini meliputi :

a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam kebiasaan siswa

dalam belajar

c. Kadang kadang dalam implementasimnya memerlukan waktu yang panjang sehingga

sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai

materi pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh

setiap guru.

6. Pembelajaran Berpendekatan Proses

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang mengutamakan proses dan

keterampilan intelektual. Pendekatan ini bermula dari pengamatan terhadapa cara kerja para ilmuwan

sehingga berhasil memperoleh penemuan dalam berbagai bidang ilmu terutaa bidang Ilmu

Pengetahuan Alam. Dalam pendekatan keterampilan proses diperlukan kemampuas / keterampilan

dasar tertentu. Guru harus menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut

dalam diri siswa, sehingga diharapkan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan

konsep serta nilai dan sikap yang dituntut.

Page 12: Proposal PTK

7. Tinjauan Tentang Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan

Non-Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik

dapat ditunjukkan oleh alat uji elektrolit.

Perbedaan larutan Elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit dengan menggunakan alat

uji elektrolit.

a. Elektrolit kuat             : lampu akan menyala terang, disekitar elektrode terdapat

gelembung gas yang banyak.

b. Elektrolit lemah           : lampu menyala redup/tidak menyala sama sekali tetapi ada

gelembung-gelembung gas disekitar elektrode.

Contohnya Larutan yang berasal dari:

Non-elektrolit              : lampu tidak menyala dan tidak terdapat gelembung gas disekitar

elektrode

Mengapa larutan elektrolit dapat mengahantarkan listrik?

Pada tahun 1884, svante Arrhenius mengajukan teorinya, bahwa dalam larutan elektrolit yang

berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel bermuatan (ion) yang bergerak

bebas didalam larutan. Bila kristal NaCl dilarutkan dalam air,maka oleh pengaruh air NaCl

terdisosiasi(terion) menjadi ion positif Na +(kation) dan ion negatif Cl- (anion) yang bergerak

bebas. Ion-ion inilah yang bergerak sambil membawa muatan listrik ke dua ujung kawat (kutup

elektrode) alat uji elektrolit. Dimana “ion-ion positif bergerak menuju kekutup negatif dan ion-

ion negatif akan akan bergerak kekutup positif”.

Jadi, suatu zat dapat terurai menjadi elektrolit bila didalam larutannya zat tersebut terurai

menjadi ion-ion yang bebas bergerak.

Senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa kovalen yang didalam

larutan dapat terurai menjadi ion-ion.

a. Senyawa Ion

Senyawa ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu

sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga tidak dapat menghantar listrik.

Sebaliknya, bila senyawa ion tersebut dalam bentuk leburan atau larutan, maka ion-ion nya

akan bebas bergerak, sehingga dapat menghantarkan  listrik. Pada proses pelarutan, ion-ion

yang terikat dan tersusun rapat tersebut akan tertarik oleh molekul-molekul air, dan akan

menyusup disela-sela  butir-butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu

Page 13: Proposal PTK

sama lain dan menyebar diantara molekul-molekul air. Peristiwa  peruraian tersebut dapat

dituliskan dengan persamaan reaksi:

NaCl (aq)    →    Na+ (aq)    +    Cl-  (aq)

Contoh:

b. Senyawa Kovalen

Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah senyawa kovalen polar

contohnya:

HCl (aq)   →   H+ (aq)     +   Cl- (aq)

Elektrolit dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Elektrolit kuat adalah zat-zat yang dalam air akan terurai seluruhnya menjadi ion-ionnya 

atau terionisasi sempurna dengan  (derajat ionisasi) = 1. Daya hantar listrik pada

elektrolit kuat sangat tinggi, sehingga nyala lampu akan terang bila arus listrik yang

dihubungkan kelampu dilewati elektrolit ini.

Contoh-contoh elektrolit kuat:

Asam-asam  kuat          : asam halogen : HCl, HBr, HI

Asam oksi       : HNO3, H2SO4

Basa-basa kuat             : basa-basa alkali          : NaOH,  KOH, LiOH, Sr(OH)2, Ba(OH)2

Hampir semua garam     : NaCl, KCl, KBr, CaCl2, MgCl2

2. Elektrolit lemah

Elektrolit lemah adalah zat-zat yang dalam air tidak seluruhnya atau sebagian terurai

menjadi ion-ionnya atau terionisasi sebagian dengan contoh elektrolit lemah:

Asam atau basa lemah  yang tidak termasuk elektrolit kuat

Asam lemah      : CH3COOH, HCOOH, HF dan H2CO3

Basa Lemah      : NH4OH

Garam-garam merkuri (II)        : HgCl2 dan Hg(NO)3

3. Larutan non-elektrolit

Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dpt menghantarkan arus listrik. Zat-zat

non elektrolit dalam air tidak dapat terionisasi( = 0)

Page 14: Proposal PTK

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan data pengamatan langsung

terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas. Data tersebut kemudian dianalisis melalui beberapa

tahapan dalam siklus-siklus tindakan.

A. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA N 10 Semarang yang terletak di Jl. Kapas Utara No.11, Genuk

Indah. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X-3 dengan jumlah 44 orang, yaitu 20 putra dan

24 putri, sedang observer adalah guru mata pelajaran Kimia di kelas tersebut.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar kognitif siswa kelas X-3 semester 2

dalam proses pembelajaran Kimia melalui pembelajaran Inquiry Training. Meskipun demikian, hasil

belajar aspek psikomotorik dan afektif tidak terlepas dari pengamatan dan perhatian peneliti.

C. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas

tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan refleksi. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan

pada tiap-tiap tahapan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan pelaksanaan

pembelajaran seperti: pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan lembar diskusi, lembar

pengamatan siswa dan guru, lembar penilaian aspek afektif dan psikomotorik serta soal-soal tes akhir

siklus.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah di

rencanakan. Tahap ini terwujud dalam bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan

siswa.

3. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan proses pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan

guru mitra.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan hasil tes akhir siklus dan hasil pengamatan/observasi

terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. Hasil refleksi siklus

I digunakan untuk penyempurnaan pada siklus-siklus berikutnya.

Page 15: Proposal PTK

Prosedur kerja tersebut secara garis dapat dijelaskan dengan deskripsi umum penelitian tindakan

kelas.

Persiapan Penelitian

Hal-hal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1. Observasi awal kelas yang akan diteliti melalui wawancara dengan guru mata pelajaran dan

melalui angket kondisi awal siswa kelas X SMAN 10 Semarang mengenai kondisi siswa, guru dan

proses pembelajaran serta melalui dokumentasi hasil belajar siswa pada materi sebelum siklus guna

memberi gambaran mengenai masalah yang terjadi.

2. Menyusun soal-soal evaluasi beserta kisi-kisinya yang kemudian dikonsultasikan pada ahlinya

(dosen dan guru Kimia), menyusun rencana pembelajaran, lembar penilaian afektif dan

psikomotorik siswa, dan lembar angket tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran inquiry

training.

Pelaksanaan Penelitian

Siklus I

1. Perencanaan

Rincian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Merancang skenario pembelajaran menggunakan metode Inquiry Training yang berupa rencana

pembelajaran dan lembar kerja siswa.

b. Mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian yang diperlukan yang meliputi soal evaluasi

siklus I, lembar observasi aspek afektif dan psikomotorik, dan lembar observasi aktivitas siswa serta

lembar angket tanggapan siswa.

Page 16: Proposal PTK

c. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan identifikasi larutan elektrolit

dan non elektrolit.

d. Mempersiapkan materi bahan ajar dan soal pre-tes.

2. Pelaksanaan

Rincian kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan pre-test untuk mengetahui kesiapan siswa terhadap pokok bahasan yang akan

dipelajari.

b. Membentuk kelompok yang heterogen yang terdiri atas 11 kelompok secara acak.

c. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

d. Guru membagikan lembar Kegiatan Siswa yang berisikan petunjuk praktikum identifikasi larutan

elektrolit non elektrolit.

e. Siswa melakukan percobaan tentang identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.

f. Siswa mendiskusikan hasil percobaan dengan teman sekelompok dan perwakilan kelompok maju

untuk mempresentasikan hasil diskusi.

g. Siswa menyimpulkan hasil praktikum dengan bantuan guru.

h. Pada pertemuan berikutnya setiap awal pertemuan, siswa sudah duduk menurut kelompoknya

masing-masing selanjutnya guru memberikan materi secara singkat, untuk siklus I yaitu tentang

larutan elektrolit dan non elektrolit.

i. Guru membagikan tugas kelompok yang terangkum dalam lembar Kegiatan siswa untuk

didiskusikan dan memberikan bimbingan di setiap tahap kegiatan diskusi.

j. Perwakilan kelompok mempresentasikaan hasil diskusi dan ketua kelompok bertanggung jawab

atas keberhasilan setiap anggota kelompoknya.

k. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi dan materi yang telah dipelajari.

l. Guru memberikan tes akhir siklus dan angket tanggapan siswa serta tugas mandiri.

3. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dan observer mengamati

kemampuan siswa yang meliputi kemampuan afektif dan psikomotorik

4. Refleksi

Dari tindakan yang telah dilakukan kemudian dianalisa hasil pengamatannya. Jika hasil analisa

menunjukkan bahwa peningkatan yang dicapai belum sesuai dengan indikator, maka diadakan siklus

berikutnya. Hasil analisa digunakan sebagai acuan untuk langkah perbaikan siklus berikutnya.

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Page 17: Proposal PTK

Adalah subjek penelitian itu sendiri yaitu siswa kelas X-3 SMA N 10 Semarang tahun ajaran

2012/20013 dan seluruh anggota penelitian (guru dan peneliti).

2. Instrumen Penelitian

a. Lembar tes akhir siklus

b. Lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.

c. Lembar angket siswa.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumen/data-data yang mendukung penelitian

meliputi data tentang siswa dan hasil belajar yang diperoleh serta foto-foto yang diambil saat

penelitian.

b. Metode tes akhir siklus

Metode tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Sebelum soal digunakan,

terlebih dahulu diujicobakan pada kelas di luar kelas penelitian. Uji coba tes dilaksanakan di

SMA N 2 Semarang dengan pertimbangan siswa di SMA N 2 Semarang sudah menerima

materi larutan elektrolit non elektroliit.

c. Metode observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi observasi

psikomotorik dan afektif siswa, observasi kinerja guru dan observasi aktivitas siswa.

Observasi kinerja guru (peneliti) dilakukan oleh guru mitra, sedangkan untuk observasi

terhadap siswa dilaksanakan secara kolaborasi oleh peneliti dan guru mitra.

d. Metode kuesioner/angket

Angket diberikan kepada siswa untuk diisi pada akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui tanggapan dari siswa mengenai model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti

dan untuk mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran.

E. Analisis Data

1. Uji Pendahuluan

Tes akhir siklus digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

diberikan. Tes akhir siklus disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya.

Tes akhir siklus yang digunakan berupa soal pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban.

Sebelum soal digunakan untuk mengukur hasil penelitian maka diujicobakan terlebih dahulu.

Uji coba soal berfungsi untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat

kesukaran dari soal. Hal ini bertujuan untuk mendukung kesahihan dan kevalidan dari soal

penelitian.

Page 18: Proposal PTK

Tes uji pendahuluan meliputi :

a. Tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sulit (Arikunto, 2002: 207). Besarnya indeks dapat dihitung dengan rumus :

Klasifikasi Indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

b. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang

pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh atau berkemampuan rendah

(Arikunto, 2002: 211). Daya pembeda ini dinyatakan dengan rumus :

Klasifikasi Daya pembeda adalah sebagai berikut :

2. Analisis Data Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar

sebelum tindakan dengan hasil setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Page 19: Proposal PTK

a. Hasil belajar kognitif

Hasil belajar kognitif dianalisis dengan menghitung nilai rerata dan ketuntasan belajar

klasikal ha sil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan siklus

II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.

Rata-rata hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus :

Persentase ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan rumus :

b. Hasil belajar afektif dan psikomotorik

Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dihitung dengan menggunakan rumus :

Kemudian dicari rata-rata nilai da n persentase ketuntasan belajar klasikalnya menggunakan

rumus seperti pada hasil belajar kognitif.

c. Penentuan penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok bisa diperoleh dari data nilai tes awal ( pre-test) dan nilai tes akhir

siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung skor perkembangan individu

Berdasarkan selisih antara nilai pre-test dengan tes akhir siklus, maka skor perkembangan

individu dihitung dengan menggunakan tabel sebagai berikut :

2) Menghitung skor kelompok

Page 20: Proposal PTK

Skor kelompok dihitung dengan menambahkan skor perkembangan tiap-tiap individu anggota

kelompok dan membaginya dengan jumlah anggota kelompok tersebut (Ibrahim, 2000: 62).

3) Penghargaan prestasi kelompok

1) Kelompok dengan rata-rata skor 15 – 19, kelompok baik (good team ).

2) Kelompok dengan rata-rata skor 20 – 24, kelompok hebat ( great team).

3) Kelompok dengan rata-rata skor 25 – 30, kelompok super ( super team ).

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara

klasikal yaitu siswa mampu mencapai nilai minimal 65 (lebih besar/sama dengan 65) dan

sekurangnya 85% dari jumlah siswa mampu mencapai batas minimal tersebut (Mulyasa, 2002: 99).

Page 21: Proposal PTK

INSTRUMEN PENELITIAN

SOAL PRETEST

1. Jika suatu larutan memiliki data, antara lain lampu tidak menyala dan pada elektroda timbul

gelembung gas, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa…

a. larutan tersebut nonelektrolit

b. larutan tersebut mengandung sedikit ion bebas

c. larutan tersebut tidak mengandung ion bebas

d. alat uji tidak bekerja dengan baik

e. dalam air semua berbentuk molekul

2. Kristal ionik tidak dapat menghantarkan arus listrik karena…

a. mengalami ionisasi dengan adanya arus listrik

b. ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas

c. tidak dapat larut dalam air

d. bukan senyawaion

e. dalam airtidak dapat terionisasi

3. Kristal senyawa ionik dapat menghantarkan arus listrik jika…

a. dilelehkan

b. dibekukan

c. didinginkan

d. dikristalkan

e. didisosiasikan

4. Dari beberapa jenis air di bawah ini, yang tidak dapat menghantarkan arus listrik adalah…

a. air sungai

b. air laut

c. air sumur

d. air PAM

e. air suling

5. Pasangan senyawa berikut yang termasuk larutan elektrolit adalah…

a. glukosa dan garam dapur

b. asam cuka dan urea

c. asam klorida dan urea

d. asam sulfat dan garam dapur

e. asam sulfat dan alkohol

6. Pasangan yang termasuk larutan nonelektrolit adalah larutan…

Page 22: Proposal PTK

a. etanol dan asam cuka

b. gula dan alkohol

c. urea dan garam

d. gula dan asam cuka

e. alkohol dan asam cuka

7. Senyawa di bawah ini apabila dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna adalah…

a. asam cuka

b. gula

c. ammonia

d. alcohol

e. asam klorida

8. Diantara larutan berikut ini yang menimbulkan nyala lampu paling terang adalah…

a. NH3

b. C2H5OH

c. CH3COOH

d. HNO3

e. CO(NH2)2

9. Kelompok senyawa berikut yang merupakan larutan elektrolit dan berikatan ion adalah…

a. Na2SO4, KCl, NaOH

b. NaCl, KBr,MgCl2

c. CH3COOH, CO(NH2)2, NaCl

d. KCl, MgBr2, H2SO4

e. H2SO4, CO(NH2)2, NaCl

10. Senyawa berikut yang terionisasi sempurna dan berikatan kovalen adalah…

a. H2CO3 dan H2SO4

b. H3PO4 dan HCl

c. H2SO4 dan CH3COOH

d. H2O dan NaCl

e. HNO3dan H2SO4

11. Diantara larutan berikut ini, yang tidak dapat menghantarkan arus listrik adalah…

a. CO(NH2)2 1M

b. H2SO4 1M

c. H2SO4 0,1M

d. CH3COOH 1M

Page 23: Proposal PTK

e.CH3COOH 0,1M

12. Senyawa elektrolit yang menghasilkan 3 ion H+ dalam reaksi ionisasinya adalah…

a. H2CO3

b. H2S

c. HBr

d. H2SO4

e. H3PO4

13. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik berbagai larutan:

Dari data di atas, pasangan yang digolongkan dalam larutan elektrolit kuat dan nonelektrolit

berturut-turut adalah…

a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 1 dan 4

d. 2 dan 3

e. 3 dan 4

14. CH3COOH jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion…

a. CH3+ dan COOH-

b. CH3CO- dan OH-

c. CH3COO- dan H+

d. CH3C+ dan OOH-

e. CH3COO+ dan H2O

15. Jika senyawa memiliki derajat ionisasi sama dengan 0, maka…

a. tidak ada zat yang terion

b. seluruh zat terurai menjadi ion

c. sebagian zat terurai menjadi ion

d. semua zat terdispersi menjadi molekul

e. sebagian zat terurai menjadi molekul

Page 24: Proposal PTK

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Materi : Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Kelas/Semester : X/2

Waktu : 30 menit

Jumlah Soal : 15

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1. Data hasil pengujian daya hantar listrik beberapa larutan:

Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas

1 Terang Ada

2 Tidak menyala Tidak ada

3 Tidak menyala Ada

4 Tidak menyala Tidak ada

5 Menyala Ada

Berdasarkan data tersebut, larutan nonelektrolit adalah larutan nomor ….

A. 1 dan 5

B. 2 dan 3

C. 3 dan 5

D. 1 dan 4

E. 2 dan 4

Untuk soal no. 2 dan 3 perhatikan tabel berikut.

Larutan Nyala Redup Mati

1 √

2 √

3 √

4 √

Page 25: Proposal PTK

5 √

2. Berdasarkan data tersebut, larutan elektrolit kuat adalah larutan nomor

A. 1 dan 5

B. 2 dan 3

C. 3 dan 5

D. 1 dan 2

E. 2 dan 4

3. Berdasarkan data tersebut, larutan elektrolit lemah adalah larutan nomor ….

A. 1 dan 3

B. 2 dan 5

C. 3 dan 4

D. 3 dan 5

E. 5 saja

4. Di antara zat berikut, ketika di dalam air dapat membentuk larutan elektrolit kuat

adalah ….

A. gula pasir

B. alkohol

C. formalin

D. cuka

E. garam dapur

5. Di antara zat berikut, ketika di dalam air dapat membentuk larutan elektrolit lemah

adalah ….

A. gula pasir

B. alkohol

C. formalin

D. cuka

E. garam dapur

6. Di antara zat berikut, di dalam air yang bersifat elektrolit lemah dan berikatan

kovalen adalah ….

A. MgCl2

B. NH4Cl

C. CH3COOH

D. NaOH

Page 26: Proposal PTK

E. CCl4

7. Di antara senyawa ion berikut, yang tidak dapat menghantarkan arus listrik di

dalam air adalah ….

A. CaCO3

B. MgCl2

C. KCl

D. Sr(NO3)2

E. CaCl2

8. Di antara zat berikut, ketika di dalam air dapat membentuk larutan elektrolit lemah

adalah ….

A. HCl

B. H2SO4

C. HNO3

D. NH3

E. NaOH

9. Di antara campuran berikut, ketika dalam air membentuk larutan nonelektrolit

adalah ….

A. CH3COOH + NaCl

B. C2H5OH + C12H22O11

C. Spiritus + HCl

D. C2H5OH + NaCl

E. C12H22O11 + CH3COOH

10. Jika MgNH4PO4 dilarutkan dalam air maka dalam larutan akan terdapat ion-ion ….

A. Mg2+ dan NH4PO42–

B. MgNH3+ dan PO4

3–

C. NH4+ dan MgPO4

D. H3PO4+ dan MgN–

E. Mg2+, NH4+ dan PO4

3–

11. Spesi kimia yang menghantarkan listrik di dalam larutan KSCN adalah ….

A. ion-ion S2– dan KCN2+

B. ion-ion KS+ dan CN–

C. ion-ion K+ dan SCN–

D. molekul KSCN dan H2O

E. ion-ion K+ dan H2O

Page 27: Proposal PTK

12. Ke dalam air ditambahkan cuka dan alkohol kemudian diuji sifat listriknya. Spesi

kimia yang menghantarkan arus listrik adalah ….

A. C2H5OH

B. H2O

C. CH3COOH

D. C2H3O2– dan H+

E. C2H5OH dan H2O

13. NH3 adalah senyawa kovalen, tetapi dalam air membentuk elektrolit lemah,

alasannya adalah ….

A. terurai menjadi ion N- dan H+

B. bereaksi dengan air membentuk ion NH4+ dan OH–

C. NH3 senyawa kovalen yang bermuatan

D. terurai membentuk molekul NH3+

E. air terionisasi menjadi H+ dan OH–

14. Larutan elektrolit kuat yang digunakan dalam larutan aki

A. HCl

B. HCN

C. H2SO4

D. H2S

E. HNO3

15. Senyawa berikut yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion paling banyak

adalah.............

A. H2SO4 0,2 M

B. C2H5OH 0,2M

C. HCl 0,5M

D. NH4OH 0,2 M

E. HCl 1M

SOAL EVALUASI SIKLUS II

Materi : Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Page 28: Proposal PTK

Kelas/Semester : X/2

Waktu : 30 menit

Jumlah Soal : 15

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1) Pernyataan yang benar tentang elektrolit adalah . . . .

A. Zat yang dalam bentuk larutan, tidak terurai menjadi ion-ion

B. Zat yang dalam bentuk larutan, terurai menjadi atom-atom

C. Zat yang dalam bentuk larutan, terurai menjadi molekul-molekul

D. Zat yang dalam bentuk larutan, terurai menjadi ion-ion

E. Zat yang dalam bentuk larutan, terurai menjadi gas

2) Dari hasil pengujian daya hantar larutan diperoleh hasil sebagai berikut:

NoPengamatan

Nyala lampu Gelembung gas

1

2

3

4

5

Terang

Tidak menyala

Tidak menyala

Tidak menyala

Terang

Ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

ada

Berdasarkan data di atas yang merupakan larutan non elektrolit adalah larutan

nomor. . . .

A. 1 dan 5

B. 2 dan 3

C. 3 dan 5

D. 1 dan 4

E.       2 dan 4

3) Garam dapur padat tidak menghantarkan listrik, namun bila dilarutkan dalam air

dapat menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan        . . . .

A. Garam dapur dalam bentuk leburan dan larutan tidak terionisasi

B. Garam dapur merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan Cl-

C. Garam dapur dalam bentuk leburan dan larutannya terionisasi

D. Molekul NaCl dalam leburan dan larutannya dapat bergerak bebas

E. Garam dapur padat non elektrolit, sedangkan dalam bentuk leburan dan

larutannya elektrolit

Page 29: Proposal PTK

4) Larutan di bawah ini yang mempunyai daya hantar listrik paling baik adalah . . . .

A. Asam cuka

B. Alkohol

C. Asam sulfat

D. Minyak tanah

E.       Gula

5) Kumpulan senyawa yang tergolong elektrolit kuat adalah . . . .

A.      NaOH, NaCl, NaBr

B.      H2O, H2S, H2CO3

C.      H2O, HCN, CH3COOH

D.      H2S, HCN, NH4OH

E.      H2CO3, HCN, H2S

6) Dari data eksperimen diperoleh data sebagai berikut:

Larutan Rumus zat Nyala lampu

Asam klorida

Gula

Asam cuka

HCl

C12H22O11

CH3COOH

Terang

Tidak menyala

redup

Kekuatan larutan elektrolit yang sesuai dengan data di atas adalah . . . .

A. CH3COOH < C12H22O11 < HCl

B. C12H22O11 < HCl < CH3COOH

C. HCl < CH3COOH < C12H22O11

D. C12H22O11 < CH3COOH < HCl

E.       HCl < C12H22O11 < CH3COOH

7) Diberikan contoh larutan asam dan basa sebagai berikut:

1.       NaOH

2.       CH3COOH

3.       H2SO4

4.       H3PO4

5.       Ca(OH)2

6.       HCl

Yang termasuk larutan asam lemah adalah      . . . .

A. H3PO4 dan HCl

B. NaOH dan H2SO4

Page 30: Proposal PTK

C. CH3COOH dan H3PO4

D. H2SO4 dan Ca(OH)2

E.       CH3COOH dan HCl

8) Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah . . . .

A. Larutan garam dapur

B. Larutan glukosa

C. Larutan air kapur

D. Larutan amonia

E.       Larutan asam cuka

9) Dari larutan berikut ini yang diharapkan dapat menghantarkan listrik paling baik

adalah . . . .

A. Larutan urea 2 M

B. Larutan amonia 0,1 M

C. Larutan amonia 0,2 M

D. Larutan asam sulfat 0,1 M

E.       Larutan asam sulfat 0,2 M

10) Senyawa di bawah ini jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion-ion, kecuali

. . . .

A. Larutan urea

B. Larutan asam fosfat

C. Larutan perak nitrat

D. Larutan asam sulfat

E.       Larutan kalsium hidroksida

11) Senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik bila dilarutkan dalam air dan

memiliki ikatan kovalen adalah     . . . .

A. CaCl2

B. KBr

C. AlBr3

D. NaF

E.       HCl

12) Dari hasil pengujian daya hantar listrik terhadap larutan A dan B diperoleh hasil:

Pada larutan A, lampu menyala dan terjadi gelembung-gelembung gas sedangkan

pada larutan B lampu tidak menyala dan tidak terjadi gelembung-gelembung gas.

Kesimpulannya adalah . . . .

Page 31: Proposal PTK

A. Larutan A adalah elektrolit karena menghasilkan gelembung-gelembung gas

B. Larutan B adalah elektrolit karena tidak menghasilkan gelembung-

gelembung gas

C. Larutan A adalah elektrolit karena terurai menjadi ion-ion

D. Larutan B adalah elektrolit karena tidak terurai menjadi ion-ion

E.       Larutan A adalah elektrolit karena mudah larut dalam air

13) Larutan yang mempunyai daya hantar paling lemah adalah . . . .

A. 0,1 M asam sulfat

B. 0,1 M asam asetat

C. 0,1 M natrium asetat

D. 0,1 M natrium klorida

E.       0,1 M natrium hidroksida

14) Berikut ini yang tidak termasuk elektrolit adalah     . .  . .

A. Asam kuat

B. Basa kuat

C. Garam yang larut dalam air

D. Asam lemah

E.       Garam yang tidak larut dalam air

15) Pada percobaan daya hantar listrik terhadap berbagai sumber air diperoleh hasil

sebagai berikut:

No Jenis airNyala

lampuPengamatan lain

1

2

3

4

Air laut

Air hujan

Air sungai

Air sumur

Terang

Redup

Redup

Redup

Ada gelembung gas

-

-

Sedikit gelembung gas

Dari data tetsebut dapat disimpulkan . . . .

A.       Air laut merupakan elektrolit lemah

B.  Air sumur bersifat non elektrolit

C.  Daya hantar air sungai lebih kecil daripada air hujan

D. Daya hantar air hujan paling lemah

E.       Air dari berbagai sumber bersifat elektrolit

Page 32: Proposal PTK

LEMBAR PENGAMATAN AFEKTIF

No. Nama Disiplin Aktifitas Kerjasama Kejujuran Etika Rata-rata

Page 33: Proposal PTK

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 6

Penafsiran angka :

1 : sangat kurang

2 : kurang

3 : cukup

4 : baik

5 : amat baik

LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK

No Nama Aspek Penilaian Jumlah

skor

Nilai

A B C D E

Aspek yang dinilai :

A : Ketrampilan merangkai alat

B : Ketrampilan mengatur alat dan bahan

C : Ketrampilan mengamati nyala lampu

D : Ketrampilan mengamati gelembung gas

E : ketrampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5

Penafsiran angka : 1 = 60, 2 = 70, 3 = 80, 4 = 90, 5 = 100

ANGKET TANGGAPAN PESERTA DIDIK

Nama :

Page 34: Proposal PTK

Kelas/ No. Absen :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya.

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Anda.

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan di bawah ini sebelum Anda mengisi.

4. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda alami dengan cara memberi

tanda check (v) pada salah satu pilihan jawaban.

No. PernyataanKeterangan

SS S TS STS

1. Saya merasa kesulitan memahami materi larutan

elektrolit dan non elektrolit di awal pembelajaran

2. Saya berusaha mencari informasi tentang materi larutan

elektrolit dan non elektrolit di luar jam pelajaran sekolah

3. Pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan

4. Pembelajaran melibatkan saya untuk lebih aktif

5. Saya berani mengemukakan jawaban atau pendapat saya

6. Saya terlatih untuk berani bertanya atau menjawab

pertanyaan teman atau guru melalui pembelajaran ini

7. Saya menjadi lebih mudah memahami materi dan

menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi

8. Saya lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar

9. Saya menyukai cara guru mengajar

10. Jurusan eksak telah sesuai dengan minat dan bakat yang

saya miliki

Keterangan:

SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju