proposal ptk

19
 A. JUDUL : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah Bagi Siswa Kelas V Seko lah Dasar Negeri 1 Kedewatan Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar B. IDENTITAS MAHASISWA  Nama : Putu Guna Atmaja  NIM : 0711031264 Jurusan: PGSD Fakultas : Ilmu Pendidikan C. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan  potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara. Ber bag ai usa ha pembah aruan kur ikul um, perb aika n sis tem pen gaja ran,  pen ing kata n kua lita s kemamp uan gur u, dan lain seb aga inya , mer upa kan sua tu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapa i tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara mencipt akan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar. Te rkait de ng an ren da hny a mutu pe nd idi kan khus us nya ma ta pe laj ara n matematika di SD Negeri 1 Kedewatan yakni dengan rata-rata nilai 6,0 yang dirasa masih jauh dengan standar rata-rata kelulusan di SD negeri 1 Kedewatan yaitu 6,5 yang membuat para orang tua dan guru-guru merasa kewalahan menghadapinya yang memaksa guru dan orang tua lebih memotivasi siswa dengan tujuan untuk 1 1

Upload: agus-suhendra

Post on 18-Jul-2015

442 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 1/19

A. JUDUL : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Melalui Metode Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah

Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Kedewatan

Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar 

B. IDENTITAS MAHASISWA

 Nama : Putu Guna Atmaja

 NIM : 0711031264

Jurusan: PGSD

Fakultas : Ilmu Pendidikan

C. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

 belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

 potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam

masyarakat, bangsa dan negara.

Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran,

  peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu

upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh

untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan

suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar 

siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung.

Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat

meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar.

Terkait dengan rendahnya mutu pendidikan khususnya mata pelajaran

matematika di SD Negeri 1 Kedewatan yakni dengan rata-rata nilai 6,0 yang dirasa

masih jauh dengan standar rata-rata kelulusan di SD negeri 1 Kedewatan yaitu 6,5

yang membuat para orang tua dan guru-guru merasa kewalahan menghadapinya

yang memaksa guru dan orang tua lebih memotivasi siswa dengan tujuan untuk 

1

1

Page 2: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 2/19

meningkatkan hasil belajar siswa dalam menghadapi UAN yang saat ini telah

mencapai 5,25. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut

 beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa pekerjaan

rumah kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan

siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan

 penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu

meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebutdidepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini

adalah :

Apakah melalui teknik  pemberian tugas pekerjaan rumah dapat

meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas V Sekolah

Dasar Negeri 1 Kedewatan ?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan sebagai masukan bagi guru dan siswa untuk 

meningkatkan belajar di rumah.

2. Tujuan Khusus

Adapaun tujuan khususnya yaitu:

“Untuk mengetahui apakah melalui pemberian pekerjaan rumah dapat

meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas V SDN 1

Kedewatan.”

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a.  Kepala SD Negeri 1 Kedewatan

2

2

Page 3: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 3/19

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 1 Kedewatan dapat

lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar 

 prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada

 pelajaran lain.

 b.  Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di

kelasnya.

c.  Siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan

rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.

G. KAJIAN TEORI

1. Deskripsi Teoretis

a. Landasan Teori

1.  Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu

 pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif,

dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindahan, tetapi atas

kesimpulan yang ditarik dari kaidah – kaidah tertentu melalui deduksi

(Ensiklopedia Indonesia).

Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah

Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi

atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok 

  bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

(Direkdikdas : 1994 )

2. Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang

  belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar 

responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat

 proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan

3

3

Page 4: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 4/19

informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut

kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya

mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru

agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini

adalah pelajaran Matematika.

3. Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi

dan perumusan yang sama mengenai pengertian hasil belajar, namun di di

antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai makna hasil

  belajar. Sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan Moedjiono

(1994:4)bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak 

mengajar atau tindak belajar”. Sedangkan Karti Soeharto (1984:40)

menyatakan bahwa belajar ditandai oleh ciri-ciri yaitu; (a) disengaja dan

  bertujuan, (b) tahan lama, (c) bukan karena kebetulan, (d) bukan karena

kematangan dan pertumbuhan”. Demikian pula dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia disebutkan bahwa “hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan,

dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapatan atau

 perolehan, buah” (Poerwadarminta, 1996:337). Gagne (dalam Ratna Willis

Dahar, 1988:162), mengatakan bahwa ada lima kemampuan hasil belajar 

yaitu: (1) ketrampilan-ketrampilan intelektual, karena keterampilan-

keterampilan itu merupakan penampilan-penampilan yang ditunjukkan oleh

siswa tentang operasi-operasi yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya, (2) penggunaan strategi-strategi

kognitif, karena siswa perlu menunjukkan penampilan yang baru, (3)

  berhubungan dengan sikap-sikap yang dapat ditunjukkan oleh prilaku yang

mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains, (4) dari

hasil belajar adalah informasi verbal, (5) keterampilan-keterampilan motorik.

Pendapat lain mengatakan bahwa “belajar aktif merupakan pembelajaran

yang melibatkan siswa, baik secara fisik maupun mental, pikiran dan perasaan,

4

4

Page 5: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 5/19

sosial serta sesuai dengan perkembangan anak sekolah dasar” (Depdikbud,

1994:67).

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam kontek penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah

mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar Matematika yaitu hasil

  belajar yang dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses interaksi

 pembelajaran mata pelajaran Matematika.

2). Ciri-ciri Hasil Belajar

Tabrani Rusyan (1993:1) mengatakan; “belajar adalah suatu proses

yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari

 pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditimbulkan

dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap,

tingkah laku, dan kecakapan serta kemampuan”.

Dimyati dan Moedjiono (1994:170) mengatakan, “belajar dapat

dilakukan di sembarang tempat, kondisi dan waktu. Cepatnya informasi lewat

radio, televisi film, surat kabar, majalah dapat mempermudah belajar”.

Sedangkan Piaget (dalam Dimyati dan Moedjiono, 1994:35) “memandang

  belajar sebagai prilaku berinteraksi antar individu dengan lingkungan

sehingga terjadi perkembangan intelek individu”.

Dimyati dan Moedjiono (1994:40) membagi ciri-ciri belajar ada tiga yaitu:

“(1) hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan, ketrampilan,

sikap dan cita-cita, (2) adanya perubahan mental dan perubahan jasmani, (3)

memiliki dampak pengajaran dan dampak pengiring”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bisa dikemukakan bahwa ciri-cirihasil belajar melibatkan perolehan kemampuan-kemampuan yang bukan merupakan

yang dibawa sejak lahir. Belajar tergantung pada pengalaman, sebagian dari

  pengalaman itu merupakan umpan balik dari lingkungan. Belajar berlangsung

karena usaha dengan sengaja untuk memperoleh kecakapan baru dan membawa

 perbaikan para ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

5

5

Page 6: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 6/19

Menurut Ngalin Purwanto (1987:111) bahwa:

mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 

menjadi dua kelompok yaitu: (1) faktor dalam diri siswa yang terdiri

atas faktor fisiologis (kondisi fisik, panca indra) dan faktor psikologis

(minat, bakat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif; (2)

faktor dari luar diri yang terdiri dari faktor lingkungan (alam dan

sosial) serta faktor instrumental (kurikulum, sarana, fasilitas,

guru).

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Sumadi Suryabrata

(1995:249) yang menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempe-ngaruhi hasil

 belajar dapat digolongkan menjadi dua yakni; faktor luar dan faktor dalam

diri siswa”.

Menurut Tabrani Rusyan (1993:2) “mengatakan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu: (1) faktor kesiapan, yaitu kapasitas baik fisik 

maupun mental untuk melakukan sesuatu, (2) motivasi, yaitu dorongan dari diri

sendiri untuk melakukan sesuatu, (3) tujuan yang ingin dicapai”.

Muhammad Ali (1992:5) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah faktor guru, siswa, kurikulum dan lingkungan.

Keempat faktor tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut.

1). Faktor Guru

Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri.” Pola mengajar 

ini tercermin dalam tingkah laku pada waktu mengajar atau

melaksanakan pengajaran. Gaya mengajar yang dilakukan guru

mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru

 bersangkutan, yang dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang

mengajar, konsep, psikologi dan kurikulum.

2). Faktor Siswa

Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun

kepribadian, kecakapan yang dimiliki masing-masing itu meliputi

kecakapan potensial maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil

 belajar.

3) Faktor Kurikulum

Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu kepada

tujuan yang hendak dicapai.

6

6

Page 7: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 7/19

4) Faktor Lingkungan

Lingkungan meliputi kadaan ruangan, tata ruang dan berbagai situasi

fisik yang ada di sekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya

 proses belajar mengajar”.

Menurut Gagne (dalam Sumaryo, 1989:87) “hasil belajar dipengaruhi

faktor internal (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar) dan faktor 

eksternal (dari luar diri si pebelajar)”.

Berdasarkan berbagai pernyataan sebelumnya, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial adalah faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal tersebut terdiri atas: faktor fisiologi psikologis.

Sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan (fisik dan sosial) dan

faktor instrumental (kurikulum, sarana- prasarana, guru, metode dan media serta

manajemen).

4. Teknik 

Dalam kamus umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian,

dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian

(purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara

tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam

rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.

5. Pekerjaan rumah

Pekerjaan rumah atau yang lazim disebut PR dalam bahasa Inggris

“Homework “ yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penilitian

ini yang dimaksudkan dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaantertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah

(terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan

guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan

sekaligus memberikan pengembangan.

6. Metode Pemberian Tugas

6.1 Metode Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)

7

7

Page 8: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 8/19

Metode ini merupakan salah satu metode yang ingin menerapkan

learning by doing dari John Dewey. Tugas tersebut diberikan kepada

individu maupun kelompok. Mereka akan melaksanakannya di dalam

maupun di luar kelas dan di luar jam pelajaran. Adapun tugas yang bisa

diberikan oleh guru itu banyak macamnya antara lain PR untuk Bidang

Studi Matematika (Tim Bakti Guru, 1989. dalam Bukunya Jurnal Pendidkan

dan Kebudayaan).

6.2 Cara Melaksanakan Metode Pemberian Tugas (PR)

PR ini diberikan kepada para siswa pada akhir pelajaran, pokok 

 bahasan atau sub pokok bahasan, bahkan pertemuan. Tugas yang diberikan

hendaknya dipersiapkan dengan baik oleh guru sehingga dapat melahirkan

 penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan tertentu. Guru membuat

soal, baik sewaktu mengajar atau pun sebelumnya, Jumlah soal/skop materi

yang diberikan mesti mencakup seluruh bahan yang diajarkan pada bahasan

waktu itu, bahkan di upayakan ada bahan yang bersifat mengulang pelajaran

yang telah lalu. Guru hendaknya memberikan penjelasan yang cukup

tentang materi tersebut sehingga tidak timbul kesalahpahaman dalam

 pelaksanaannya. Guru hendaknya membimbing pekerjaan tersebut, terutama

  bila para siswa mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk 

  penyelesaiannya. Pemeriksaan terhadap PR tadi bisa dilakukan beberapa

menit sebelum pelajaran dimulai pada jam bahasan berikutnya atau guru

menyediakan waktu ekstra untuk itu. Ketika para siswa tidak mengerjakan

tugas, atau tugasnya belum selesai, bisa diberikan hukuman yang bersifat

edukatif demi mendorong motivasi mereka (Pakhrudin, 1985. DalamBukunya Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan).

6.3 Manfaat Pemberian Tugas (PR)

Metode ini akan mendapat manfaat apabila dilakukan dengan baik 

seperti contoh berikut. Tugas tersebut merupakan pengulangan dan

  pemantapan pengertian murid pada pelajaran yang diberikan. Dengan

dasar learning by doing, diharapkan kesan pada diri anak akan lebih

mendalam dan mudah diingat (adanya penambahan frekuensi belajar).

8

8

Page 9: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 9/19

Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan murid akan dapat dibina

lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan adanya penambahan belajar 

kelompok (bersama teman), adanya kesempatan untuk bertanya setelah

menghadapi soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian tugas

(PR). Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan

suatu masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya

 penambahan waktu belajar siswa). Siswa didorong untuk mencari sendiri

  bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang mereka

 pelajari.

Mereka akan mengerjakan PR karena adanya rasa takut/malu

mendapatkan hukuman atau dengan kesadarannya sendiri (Pakhrudin,

1985,Dalam Bukunya Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan).

6.4 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya memiliki

  beberapa kelebihan disamping juga mempunyai beberapa kelemahan.

Adapun kelebihan metode pemberian tugas diantaranya adalah Metode ini

merupakan aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktivitas dalam

mengajar yaitu guru mengajar harus merangsang siswa agar melakukan

 berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang dipelajari, sehingga :

a. Kelebihan metode pemberian tugas

1. Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri

2. Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah

menginformasikan dan dan mengkomunikasikan sendiri.

3. Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan

4. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

5. Dapat mengembangkan kreativitas siswa

6. Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.

 b. Kelemahan metode pemberian tugas

9

9

Page 10: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 10/19

1. Tugas tersebut sulit dikontrol guru kemungkinan tugas itu dikerjakan oleh

orang lain yang lebih ahli dari siswa.

2. Sulit untuk dapat memenuhi pemberian tugas

3. Pemberian tugas terlalu sering dan banyak, akan dapat menimbulkan

keluhan siswa,

4. Dapat menurunkan minat belajar siswa kalau tugas terlalu sulit

5. Pemberian tugas yangmonoton dapat menimbulkan kebosanan siswa apabila

terlalu sering.

6. Khusus tugas kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif.

2. Kerangka Berpikir

Hubungan Metode Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah dengan Hasil

Belajar Mata Pelajaran Matematika

Hubungan penerapan metode pemberian tugas pekerjaan rumah dengan

hasil belajar Matematika dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dengan penerapan metode pemberian tugas pekerjaan rumah dalam proses

  pembelajaran mata pelajaran Matematika, ternyata lebih memberi waktu lebih

kepada siswa untuk mendalami materi dalam proses belajar. Metode Ini

menyebabkan mereka (siswa) memperoleh peluang belajar di rumah lebih banyak 

dan akan lebih kuat melekat dalam pikiran mereka. Kuatnya berbagai informasi

melekat dalam pikiran siswa, maka secara tidak langsung berdampak pula terhadap

  perolehan atau hasil belajar siswa. Di samping itu, dengan penerapan metode

 pemberian tugas pekerjaan rumah akan membuat siswa lebih banyak belajar, karena

siswa mengulang pelajaran tentang apa yang telah di berikan di sekolah . Ini berarti

 pula dengan penggunaan metode pemberian tugas pekerjaan rumah tersebut akan

memperjelas materi yang disajikan guru dan dapat lebih mudah membantu siswa

untuk memahami materi pelajaran Matematika yang dipelajarinya. Dengan

demikian, maka dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan metode pemberian

tugas pekerjaan rumah dalam pengelolaan proses belajar mata pelajaran

Matematika, maka cenderung akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

10

10

Page 11: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 11/19

Melalui penerapan metode pemberian tugas pekerjaan rumah secara

efektif dan efisien dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa dalam Mata Pelajaran

Matematika.

3. H i p o t e s i s

Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan di atas maka dapat di ajukan

hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut.

Jika penerapan metode pemberian tugas pekerjaan rumah dapat

 berjalan dengan efektif dan efisien, maka hasil belajar matematika siswa

cenderung meningkat tinggi

H. METODE PENELITIAN

G 1. Rancangan Penelitian

a. Variabel penelitian

Adapun variabel yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini

yaitu hasil belajar Matematika setelah penerapan metode pemberian Tugas

Pekerjaan Rumah

b. Definisi Operasional Variabel

Hasil belajar Matematika adalah suatu perubahan yang terjadi pada

kemampuan diri siswa dalam aspek kognitif, yang ditunjukkan dengan skor 

yang dicapai siswa setelah penerapan metode pemberian tugas pekerjaan

rumah dalam proses belajar Matematika, hasil belajar yang dicapai siswa

mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun

dalam penelitian ini, hasil belajar Matematika yang dimaksud dibatasi hanya

 pada ranah kognitif saja. Hasil belajar Matematika diukur dengan metode

tes dan instrumen berupa tes isian singkat. Dengan cara demikian, maka

data tentang hasil belajar Matematika yang diperoleh bersifat interval (skor).

c. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

11

11

Page 12: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 12/19

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap

siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan evaluasi,

dan refleksi.

1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

a) Perencanaan

Hasil dari refleksi awal terhadap permasalahan proses dan hasil belajar 

di kelas yang menjadi obyek penelitian, ditetapkan alternatif tindakan

dalam kelas berupa penerapan metode pemberian tugas pekerjaan

rumah dan beberapa media pembelajaran dalam mata pelajaran

Matematika. Tindakan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa.

b) T i n d a k a n

Dalam pelaksanaan ini disusun sesuai dengan tahap pelaksanaan

  penerapan metode ceramah-pemecahan masalah melalui kelompok 

kecil dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk melihat

tingkat kecakapan dan hasil belajar siswa.

Langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Persiapan pelaksanaan tindakan

(1) Menyusun persiapan mengajar atau satuan pelajaran yang akan

diajarkan.

(2) Menentukan metode media yang akan digunakan dalam proses

 pembelajaran.

(3) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar observasidan tes.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan antara lain;

Menjelaskan pokok bahasan yang akan dibahas atau diajarkan.

Pelaksanaan tindakan dengan prosedur sesuai matriks. Mengenai rancangan

tindakan untuk siklus I, II dan III adalah terlampir (Lampiran: 02, 03, dan 04).

12

12

Page 13: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 13/19

c). Observasi/Evaluasi

a) Mengamati keterampilan proses siswa dalam melaksanakan tugas

 praktek yang diberikan pada mata pelajaran Matematika

 b) Memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

d) R e f l e k s i

Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil

tindakan pada siklus I mengenai hasil belajar Matematika dan

keaktifan belajar Matematika. Hasil renungan dan kajian tindakan

siklus I ini, selanjutnya dipikirkan untuk didicari dan ditetapkan

  beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk 

meningkatkan hasil belajar Matematika dan keaktifan belajar dalam

mata pelajaran Matematika. Alternatif tindakan ini akan ditetapkan

menjadi tindakan baru pada rencana tidakan dalam penelitian tindakan

kelas siklus II.

2. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengacu pada teori yang

dikemukakan Stephen Kemmis dan Robin McTaggart (Kasihani Kasbolah,

1998:113). Dalam model PTK ini ada empat tahapan pada satu siklus

  penelitian. Keempat tahapan trsebut terdiri dari: perencanaan, tindakan,

observasi/evaluasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian di lakukan dalam tiga

siklus.3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah 25 orang siswa

kelas V semester I Sekolah Dasar Nomor 1 Kedewatan, Ubud, Gianyar 

4. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan dua

metode yaitu: 1) metode observasi dan 2) metode tes. Kedua metode tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut.

13

13

Page 14: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 14/19

1. Metode Observasi

Untuk menjelaskan tentang metode observasi, dalam buku pengantar 

metodologi penelitian dikemukakan bahwa: “metode observasi adalah suatu

cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan

mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu

objek tertentu” (Agung, 1999:68).

Pendapat di atas, dapat dipertegas bahwa metode observasi pada

  prinsipnya merupakan cara memperoleh data yang lebih dominan

menggunakan indera penglihatan (mata) dalam proses pengukuran terhadap

suatu objek atau variabel tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk 

mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

matematika.

2. Metode Tes

Metode tes adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang

harus dikerjakan oleh seseorang atau kelompok orang yang dites. Dari tes dapat

menghasilkan skor yang selanjutnya dibandingkan dengan kriteria tertentu”

(Agung, 1997:75). Sedangkan Saifuddin Azwar (1987:2) menyatakan bahwa:

dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain dari sekumpulan pertanyaan

yang harus dijawab dan atau yang harus dikerjakan yang akan memberikan

informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap

 pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-

tugas tersebut.

Dari dua pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa metode tes pada

hakikatnya merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan beberapa

 pertanyaan atau tugas yang semuanya harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta tes

(testee), dan hasil dari tes berupa skor atau bersifat interval. Pada bagian lain ada

 pendapat yang hampir senada mengemukakan tentang pengertian tes, dinyatakan

 bahwa:

tes adalah suatu cara mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak 

14

14

Page 15: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 15/19

sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak 

tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak 

lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana, 1992:34).

 

Pendapat di atas, masih agak mengkaburkan istilah skor dan nilai.

Sebenarnya skor itu bersifat kontinum atau bersambung, sedangkan nilai itu lebih

 bersifat diskrit atau pilah. Mengetes pada intinya sama dengan mengukur dan setiap

kegiatan mengukur pada umumnya akan menghasilkan data yang bersifat skor 

(interval).

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar 

matematika siswa kelas V adalah butir-butir tes sesuai dengan pokok bahasan yang

telah diberikan. Agar butir-butir tes dapat mengukur tujuan pembelajaran yang

diharapkan maka perlu dibuatkan kisi-kisi tes seperti terlampir (Lampiran: 05).

Untuk memperjelas uraian tentang variabel, metode dan alat

  pengumpul data serta sumber dan sifat data, dapat disajikan seperti matrik 

sebagai berikut.

Matriks: 04. Variabel, Metode, Alat, Sumber dan Sifat Data

Variabel Metode Alat/Instrumen Sumber Sifat Data

Hasil belajar 

Matematika

Tes Perangkat tes Siswa Interval (skor)

Keaktifan belajar 

Matematika

Observasi Pedoman observasi/

daftar cek 

Siswa Interval (skor)

5. Metode Analisis Data

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka selanjutnya

dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data ini digunakan metode

analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Kedua

 jenis metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Metode Analisis Statistik Deskriptif 

Dalam buku metodologi penelitian yang disusun oleh Agung

dinyatakan bahwa ada dua jenis metode analisis statsitik yaitu metode

15

15

Page 16: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 16/19

analisisi statistik deskriptif dan metode analisis statistik inferensial. Dalam

hubungan ini Agung (1999:76) menyatakan bahwa:

metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang

dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median

(Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek 

tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum.

Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang

diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam: a) tabel

distribusi frekuensi, b) menghitung angka rata-rata (mean), c) menghitung

median, d) menghitung modus, e) menyajikan data ke dalam grafik polygon.

1). Tabel Distribusi Frekuensi

Apabila dalam mengukur rentangan (R ) skor tertinggi (Xt) dikurangi skor 

terendah (Xr) ditambah 1, hasilnya lebih kecil dari 15 (R<15) maka data tersebut

disusun ke dalam tabel data tunggal (Nurkancana, 1986:145). Bentuk tabel data

tunggal tersebut adalah seperti format berikut.

Skor X f fk fX

Keterangan:

X : Skor f : Frekuensi

fk : Frekuensi kumulatif fX : Frekuensi kali Skor 

2). Menghitung Mean ( M )

Untuk menghitung angka rata (Mean) digunakan rumus sebagai berikut.

  ΣX Σ fXM = --------- atau M = ------------

N N

3). Menghitung Median (Me)

Menghitung median (Me) dengan menggunakan rumus

(Sutrisno Hadi, 1986:45) sebagai berikut.

 

Me = Bb + i  fd 

Cfb N .

2

1

16

16

Page 17: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 17/19

Keterangan:

Bb = Batas bawah nyata kelas interval pada daerah median.

cfb = frekuensi kumulatif terdekat di bawah kelas interval yangmengandung median.

fd = frekuensi pada kelas interval yang mengandung median

i = interval (panjang kelas)

 N = Jumlah frekuensi dalam distribusi

4). Menghitung Modus (Mo)

Jika data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, modusnya

dapat ditentukan dengan rumus (Sudjana, 1984:76) sebagai berikut.

++=

 b2 b1

 b1 p bMo

Keterangan :

  b = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan frekuensi

terbanyak.

 p = panjang kelas modal

 b1 = Frekuensi kelas modal dikurangi kelas interval terdekat sebelumnya.

 b2 = Frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

 berikutnya.

5). Menyajikan data ke dalam Grafik Polygon

Gambar: 02. Grafik Polygon tentang Hasil Belajar 

Keterangan :

f : frekuensi

X : Skor  

17

17

X

Page 18: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 18/19

b. Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif 

Dalam pengantar metodologi penelitian Agung menyatakan bahwa:

“metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data

yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk 

angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti

sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 1999 : 76).

Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan

tingkatan tinggi rendahnya hasil belajar Matematika siswa yang

dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

Adapun rumus yang digunakan untuk analisis ini sebagai berikut.

M

M (%) = SMI x 100 % ……(Agung, 1997:78)

 

Keterangan :M (%) = Rata-rata persen

M = Rata-rata skor 

SMI = Skor Maksimal Ideal

Tingkatan hasil belajar dan keaktifan belajar Matematika siswa dapat

ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen ke dalam PAPskala lima dengan kriteria sebagai berikut.

Matriks: 05 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan

Hasil Belajar Matematika dan Keaktifan Belajar 

Matematika

Persentase Kriteria Hasil Belajar 

Matematika

Kriteria Keaktifan Belajar 

Matematika

90 – 10080 – 89

65 – 79

55 – 64

0 - 54

Sangat tinggiTinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

Sangat aktif Aktif 

Cukup aktif 

Kurang aktif 

Sangat kurang aktif 

Sumber: Agung

DAFTAR PUSTAKA

18

18

Page 19: Proposal PTK

5/15/2018 Proposal PTK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-55ab4e58aaf0d 19/19

Agung, A. A. Gede. 1997.  Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: STKIP

Singaraja.

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar . Jakarta: Depdikbud.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Cipta Aditya Abadi.

Hudoyo, Herman. 1980. Teori Dasar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

 Nurkancana, Wayan. 1990. Evaluasi Pendidikan . Surabaya: Usaha Nasional.

Roestiyah. 1991. Didaktik Metodik . Jakarta: Bina Aksara.

Rusyan, Tabrani. 1989.  Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung :

Bina Budaya.

Soekarno, Karti, dkk. 1995. Teknologi Pendidikan. Surabaya: SIS.

Bakti Guru, Tim, 1989. Jurnal Pendidkan dan Kebudayaan

Sudjana, Nana. 1989. Media Mengajar . Bandung : Sinar Baru.

Sukayati. 1999/2000. Bilangan Rasional . Yogyakarta: Depdiknas.

Suryabrata, Soemadi. 1981. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Team Penyusun Kamus. 1995.  Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar 

Harapan.

19

19