proposal ptk

22
1 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPS MATERI GLOBALISASI MELALUI PEMBERIAN KUIS PADA AWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS VI SDN 01 JOSENAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH : SARTIKA TRI WARDANI NPM. 09141194 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012

Upload: sartikatriwardanipgsd

Post on 12-Jul-2015

5.033 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPS

MATERI GLOBALISASI MELALUI PEMBERIAN KUIS PADA

AWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS VI SDN 01

JOSENAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

OLEH :

SARTIKA TRI WARDANI

NPM. 09141194

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2012

2

KATA PENGANTAR

Rasa syukur alhamdulilah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kekuatan dan hidayah-NYA sehingga tugas proposal penelitian ini dapat

diselesaikan dengan tepat waktu.

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah Penelitian Tindakan Kelas

yang merupakan salah satu mata kuliah di semester VII ini.

Besar harapan, semoga proposal penelitian yang berjudul “ Upaya

Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar IPS Materi Globalisasi Melalui Pemberian Kuis

Pada Awal Kegiatan Pembelajaran Siswa Kelas VI SDN 01 Josenan Kecamatan

Taman Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013“ dapat memberikan pengetahuan

yang baru bagi orang yang membacanya khususnya mahasiswa PGSD dan bagi

mahasiswa lain secara umum dan juga bagi setiap orang yang membacanya.

Keterbatasan dan ketidaksempurnaanlah yang membuat kurang sempurnanya

proposal penelitian ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari

pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan penelitian selanjutnya.

Madiun, Desember 2012

Penyusun

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... 1

Kata Pengantar ............................................................................................... 2

Daftar Isi ........................................................................................................ 3

Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................ 4

A. Latar Belakang ................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 8

E. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................... 8

Bab II Kajian Teori ........................................................................................ 10

Bab III Metodologi Penelitian ....................................................................... 15

A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 15

C. Indikator Keberhasilan ....................................................................... 16

D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 17

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 20

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 21

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 21

Daftar Pustaka

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha

pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin

mengalami kemajuan.

Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di

sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga

di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru

yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang

mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan

barulah ada artinya apabila dalam pendidiakan dapat dimanfaatkan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi

atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan

pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai

materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan

nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,

5

cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu

menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal

semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu

pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan

dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa. Depdikbud (1999).

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di

antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena

guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan

kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan

guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan

diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih

model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran

yang akan disampaikan. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan

memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh

peningkatan prestasi belajar siswa

Barr dan Tagg (1995) menyatakan bahwa puluhan tahun belakangan ini,

pendekatan dalam pembelajaran mulai dialihkan dari pendidikan yang bersifat

teacher centered atau berpusat pada guru, menjadi pendidikan yang berpusat pada

siswa (students centered). Perubahan pendekatan ini tentunya menuntut peranan

para pendidik (guru) untuk berpikir ulang tentang pembelajaran yang sifatnya

tradisional, menjadi pembelajaran yang modern, yang menggunakan pendekatan

pedagogis sehingga dapat membuat siswa lebih terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran. Walaupun pembelajaran berpusat pada siswa, namun guru harus

6

tetap menjadi moivator dan pembimbing dalam kelas, yang dapat memfasilitasi

proses belajar siswa.

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar pada

dasarnya mencangkup dua sasaran, yaitu sasaran yang bersifat kognitif dan sasaran

yang bersifat praktis. Sasaran pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial secara kognitif

adalah untuk memberikan pengetahuan dasar sosial agar siswa mampu memahami

dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan

masyarakat sebagai suatu sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis

adalah untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional

dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial

serta berbagai masalah sosial yang ditemukan. Dilihat dari tujuan diatas tentunya

Ilmu Pengetahuan Sosial sangatlah penting bagi siswa, tetapi pada kenyataanya

pembelajaran IPS selama ini cenderung terpusat pada guru (teacher centered) yang

didominasi oleh metode tradisional (ceramah). Guru dianggap sebagai gudang ilmu

yang mendominasi kegiatan belajar sehingga apa yang disampaikan guru didengar

siswa tanpa ada komentar dan tugas siswa adalah mencatat apa saja yang

diterangkan guru dan mengerjakan tugas-tugas. Metode pembelajaran yang seperti

itu menyebabkan siswa cepat bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Penggunaan metode yang lain sangat membantu siswa lebih aktif dalam

pembelajaran. Upan balik seperti guru menerangkan dan siswa bertanya adalah

harapan dari pembelajaran yang aktif dan kondusif.

Berdasarkan penelitian dan arsip guru kelas VI SD Negeri 01 Josenan Tahun

Pelajaran 2010/2011 dan 2011/2012, dari 32 jumlah siswa ternyata nilai rata-rata

pelajaran IPS masaih sangat rendah pada Standar Kompetensi (SK) Memahami

peranan bangsa Indonesia di Era global, Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan

7

peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatif terhadap

kehidupan bangsa Indonesia. Padahal di sekolah tersebut mematok Kriteria

ketuntasan Minimal (KKM) 60 ditahun ajaran 2010/2011, dan 61 ditahun ajaran

2011/2012. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 1 : Daftar Nilai

KKM Kelas VI SDN 01 Josenan

Tabel 1 :

Daftar Nilai KKM SDN 01 Josenan

No Mata

Pelajaran

KKM Nilai Rata-rata

2010/2011 2011/2012 Semester Semester

1 2 1 2

IPS 60 61 55,85 56 57 -

Sumber Data : Data arsip guru dan Kepala Sekolah Kelas VI SD Negeri 01

Josenan Kecamatan Taman Kota Madiun Tahun pelajaran 2010/2011 dan

2012/2013.

Dari analisis yang penulis lakukan ternyata hal tersebut ditimbulkan oleh

beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya semangat belajar siswa, kurangnya

dorongan atau motivasi dari orang tua, kurangnya minat dan konsentrasi siswa

untuk belajar IPS bahkan tidak peduli terhadap mata pelajaran tersebut, kurang

tersedianya media yang dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran

yang kurang tepat, kurangnya persiapan guru dalam memilih metode pembelajaran

yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi siswa di di dalam kelas, sarana dan

prasarana yang kurang. Untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan di

8

atas maka metode pemberian kuis untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa

dan dihrapkan dapat lebih aktif menemukan hal yang baru dalam pembelajaran.

Maka dari pokok permasalahan yang sudah ada di atas peneliti berniat untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah ini adalah

sebagai berikut “Apakah dengan adanya pemberian kuis (pre test) sebelum

kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kls IV

SDN 01 Josenan Kecamatan Taman Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013?“

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk

Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi

globalisasi melalui pemberian kuis sebelum kegiatan pembelajaran pada siswa

kelas IV SDN 01 Josenan Kecamatan Taman Kota Madiun Tahun Pelajaran

2012/2013.

D. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, hipotesis dari penelitian ini adalah

Pembelajaran dengan menggunakan media pemberian kuis dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa SDN 01 Josenan Madiun dalam materi Globalisasi Tahun

Pelajaran 2012/2013.

E. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

9

1. Bagi Siswa

Dengan pemberian kuis sebelum KBM siswa menjadi lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran

2. Bagi Guru

Memberikan informasi tentang metode pembelajaran, menambah wawasan

dan pengalaman serta memperkaya alternatif pilihan agar dapat memilih atau

mengkombinasikan dengan model lain untuk kepentingan peningkatan

kualitas proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran

untuk meningkatkan kualitas sekolah

4. Bagi Peneliti

Menerapkan ilmu pengetahuan berdasarkan kemampuan yang dimiliki

10

BAB II

KAJIAN TEORI

1.1. Pengertian, fungsi, tujuan dan ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Seperti tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata

pelajaran pengetahuan soaial SD dan MI Departemen Pendidikan Nasional

(2006 : 1-7) menyebutkan:

Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial dan kewarganegaraan.

Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pengetahuan sosial SD dan MI berfungsi untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan

negara Indonesia.

Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah

dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inquiri,

memecahkan masalah dan ketrampilan soaial.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi:

11

a. Sistem Sosial dan Budaya

b. Manusia, tempat dan lingkungan

c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

d. Waktu keberlanjutan dan perubahan

e. Sistem berbangsa dan bernegara.

1.2. Pengertian Metode Pemberian Kuis

Pemberian tugas kuis adalah sebagian bagian dari usaha untuk menambah

wawasan dan meningkatkan kemampuan mereka tentang materi pelajaran yang

saat itu sedang dipelajarinya

Bambang Purnama (2008:1) bagi kalangan pendidik, pemberian kuis

(pretest) mempunyai arti dan tujuan sendiri bagi murid-muridnya. Pretest

sering kali dijadikan andalan untuk mengukur dalam menguasai suatu materi

pelajaran. Dengan kata lain, guru memberikan pretest sebagai bagian dari

assesment terhadap siswanya.

Jadi, metode pemberian kuis digunakan untuk mengukur kesiapan dari

siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan diterima. Kuis merangsang

siswa belajar dan juga pembelajaran dua arah bukan hanya satu arah yaitu

ceramah. Pada umumnya IPS sering menggunakan metode ceramah bervariasi

yang membuat siswa bosan dalam menerima pembelajaran dengan metode

pemberian kuis diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran juga

membantu nilai lebih dari KKM.

1.3. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tugas Pemberian Kuis

Dalam pelaksanaanya, pemberian tugas ini juga memiiliki kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan pemberian tugas kuis yakni : 1) Pengetahuan yang

diperoleh siswa dari hasil belajar akan dapat lebih lama, 2) Siswa

12

berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,

bertanggung jawab, tekun, giat, rajin belajar, dan berdiri sendiri, 3) Siswa

terbiasa mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang konstruktif. Sedangkan

kelemahan dari pemberian tugas adalah : 1) seringkali siswa hanya menirukan

pekerjaan orang lain tanpa mau berusaha, 2) Terkadang tugas dikerjakan oleh

orang lain, 3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

1.4. Pengertian Kegiatan Pembelajaran

Salah satu tugas utama dari guru adalah meneyelenggarakan kegiatan

pembelajaran. Untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif,

seorang guru membutuhkan pengetahuan tentang hakikat kegiatan pembelajaran

dan strategi belajar mengajar (SBM). Kegiatan pembelajaran merupakan satu

kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer

dari kegiatan pembelajaran tersebut. Sedangkan kegiatan mengajar merupakan

kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang

optimal

Menurut Agusnawar (2008) banyak kegagalan guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran di sekolah menengah disebabkan guru tidak memberikan

reinforcement/penguat kepada siswa-siswanya. Satu anggapan yang menyatakan

bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran berperan sebagai satu-satunya sumber

ilmu/pengetahuan, tampaknya sudah terlampau kadaluarsa. Sebab ternyata

belakangan disadari bahwa esensi dan hakikat kegiatan pembelajaran adalah

transaksi, interaksi berstruktur dan kajian secara nalar berbagai persoalan.

Bertolak dari hakikat Kegiatan Pembelajaran di atas, semestinya guru di

depan kelas tidak menjadi diklator, akan tetapi lebih memerankan diri sebagai

moderator, fasilitator, inovator, dan problem solver. Atas dasar itu maka yang

13

dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi mengecerkan

pengetahuannya kepada siswa, tetapi harus berusaha membentuk satu iklim

yang menjadikan siswa pada kebiasaan learn how to learn.

Prinsip dasar kegiatan pembelajaran lainnya yaitu : Berpusat pada siswa,

menegembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi yang menyenangkan

dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai,

menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat.

1.5. Pengertian Hasil belajar

Suhaenah Suparno (1997) menyatakan bahwa perubahan sebagai hasil

belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif

permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukan. Perubahan-

perubahan tersebut tidak disebabkan oleh faktor kelelahan, kematangan atau

karena konsumsi obat.

Klien (1998) menegemukakan perubahan yang merupakan hasil belajar

adalah sebagai proses dari pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku

yang bersifat tetap, dalam pengertian tidak termsuk perubahan perilaku akibat

proses kematanagan. Perubahan perilaku akibat proses pematangan fungsi tubuh

bukan merupakan hasil dari proses belajar, karena perubahan tersebut

merupakan akibat langsung dari perkembangan dan pertumbuhan fisik yang

bersifat alamiah.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan kemampuan aktual yang meliputi kognitif, afektif dan

psikomotor yang dapat diukur dan dilakukan secara sadar. Dari ketiga aspek

tersebut peneliti lebih memfokuskan pencapaian kompetensi pada aspek

kognitif sehingga hasil belajar tersebut dapat diukur dengan tes.

14

1.6. Hasil Belajar dan Metode Pemberian Tugas Kuis Sebelum Kegiatan

Pembelajaran

Pemeberian tugas kuis bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran pada

hakikatnya adalah mengajak siswa untuk belajar mandiri. Ketika proses

menemukan hal-hal baru atau materi baru pada siswa telah terjadi maka

tentunya materi baru tersebu akan menjadi sangat berkesan bagi siswa.

Pemberian tugas kuis bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran membuat

siswa lebih siap menerima materi baru yang akan diajarkan guru. Ketika siswa

sudah mempunyai bekal materi maka siswa akan lebih percaya diri dan kegiatan

pembelajaran akan berjaln lebih lancar sehingga imbasnya adalah peningkatan

hasil belajar.

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena analisis data akan

diuraikan secara verbal yang menggambarkan perncanaan, pelaksanaan dan hasil

tindakan pada siklus I dan siklus II yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam materi Globalisasi dengan metode pemberian kuis pada

awal kegiatan pembelajaran. penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala

secar menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik dan kontekstual) melalui

pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai

instrumen kunci.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas, karena tindakan yang akan dilakukan diterapkan pada pembelajaran

dalam kelas. Penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah mengenai pelaksanaan

pembelajaran IPS untuk berbagai kompetensi dasar dan analisis penyebab

munculnya masalah. Tindakan penelitian menggunakan siklus, yang terdiri atas

tahap (1) perencanaan yang merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan

dalam proses pembelajaran, (2) pelaksanaan tindakan yaitu melaksanaan proses

pembelajaran, (3) pengamatan atau observasi untuk mengetahui kemampuan siswa

dan untuk mengetahui sikap positif dan negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran,

dan (4) tahap refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) di setiap siklusnya

(siklus I dan siklus II) untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan (Kemmis and Toggart, 1998).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

16

Penelitian ini dilakuakan di kelas VI SDN 01 Josenan Kecamatan Taman

Kota Madiun, dengan subyek siswa kelas VI sebanyak 32 siswa yang terdiri dari

18 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Peneliian ini dilakukan selama 3

(tiga) bulan pada semester 1 yaitu pada bulan oktober, november dan desember.

C. Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan Siklus I

Aspek Pencapaian

siklus I

Cara mengukur

Ketepatan waktu

melakukan kegiatan

mengerjakan tugas

berupa kuis

50%

Jumlah Siswa yang dapat menyelesaikan tugas tepat

waktu. Dibuat jurnal setiap pertemuan

Keaktifan siswa

mengajukan pertanyaan

20% Diamati saat pembelajaran berlangsung, lembar

pengamatan, oleh peneliti. Dihitung dari jumlah siswa

bertanya per jumlah keseluruhan siswa

Interaksi antar siswa

pada kegiatan kooperatif

25% Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat

keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok

Ketuntasan hasil belajar 65% Dihitung dari nilai rata-rata kuiz dan tes blok. Siswa

yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 70

dinyatakan tuntas.

Indikator Keberhasilan Siklus II

Aspek Pencapaian

siklus I

Pencapaian siklus II

Ketepatan waktu mengerjakan tugas berupa kuis 50% 65%

17

Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan 20% 25%

Interaksi antar siswa pada kegiatan diskusi 25% 50%

Ketuntasan hasil belajar 65% 85%

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan

penelitian kualitatif-interaktif, yakni PTK. PTK adalah penelitian yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pemblajaran di kelas, ata

memecahkan masalah pembelajaran di kelas/di latar penelitian yang dilakukan

secara bersiklus.

Model pelaksanaan PTK ini menggunakan model PTK “guru sebagai

peneliti” dengan aacuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Taggart (1990), yang meliputi penyusun rencana tindakan, bertindak, melakukan

refleksi dan merancang tindakan selanjutnya. Desain penelitian tersebut bila

digambarkan adalah sebagai berikut:

Siklus-1

Siklus-2

Planning

Action and

Reflection

Revise

18

...........................................................................................................................

Siklus dst

...........................................................................................................................

Siklus 1

Siklus 1 terdiri atas perencanan, pelaksanaan tindakan, oservasi dan

refleksi, dan perbaikan rencana.

1. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan

melakuakan refleksi terhadap praktik pembelajaran IPS tentang materi Era

Globalisasi di kelas VI SDN 01 Josenan Madiun. Peneliti berupaya mengingat

kembali berbagai peristiwa pemebelajaran yang telah berlangsung selama ini,

mewawancarai siswa kelas VI SDN 01 Josenan Madiun untuk mengungkapkan

kesulitan-kesulitan apa yang dialami dan dirasakan mereka ketika belajar IPS,

mengungkap perasaan-perasaan siswa ayng berkaitan dengan suasana

pembelajaran yang dialami dan dirasakan siswa. Di samping itu, peneliti juga

melakuakan telaah terhadap dokumen-dokumen tentang kemampuan siswa dalam

pembelajaran IPS berupa dokumen latiahan dan penugasan, dokumen hasil tes

formatif. Peneliti juga mendeskripsikan kembali hasil pengamatan terhadap

proses pembelajaran yang berlangsung selama ini, merefleksi model-model

Planning

Action and

Reflection

Revise

dst

19

pembelajarannya, keaktifan ketika belajar, kemampuan kreatifitas siswa dan lain-

lain.

Studi pendahuluan tersebut menghasilkan masalah-masalah proses dan

hasil tentang pembelajaran IPS di kelas VI SDN 01 Josenan Madiun. Dalam

proses pembelajaran, peneliti merasakan adanya masalah dalam hal : penerapan

model pembelajaran yang kurang tepat, keaktifan siswa yang rendah, kurangnya

kreatifitas siswa dan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan.

Berangkat dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini peneliti

melakuakan:

1) Pembuatan desain pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

2) Penyiapan alat peraga berupa benda-benda konkrit, penyiapan soal-soal

untuk pemberian kuis pada awal kegiatan pembelajaran

3) Penyiapan Lembar Kerja Siswa (LKS)

4) Penyusunan perangkat uji kompetensi siswa

5) Menyiapkan instrumen untuk pengumpulan data berupa pedoman

pengamatan-rubrik pengamatan, pedoman observasi untuk siswa, pedoman

wawancara dan pedoman dokumentasi.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini peneliti mempraktikkan pembelajaran sesuai dengan dsain

pembelajaran (RPP) yang telah disusun seperti di atas dan sebagaimana

terlampir, merekam: berbagai peristiwa pembelajaran yang sesuai dengan

fokus masalah yaitu: membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses dan

hasil pembelajaran, keaktifan dan kreatifitas siswa yang tampak dan

menndokumentasikan hasil-hasil latiahan dan penugasan siswa,

20

mendokumentasikan hasil-hasil tes formatif dan memfoto berbagai peristiwa

yang terjadi fokus penelitian ini

3. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, kemudian peneliti melakukan

refleksi atau proses dan hasil pemebelajaran yang dicapa pada proses

tindakan ini. Refleksi yang dimaksud adalah melakukan berfikir ulang

terhadap apa yang sudah dilakuakan, apa yang belum dilakuakan, apa yang

sudah dicapai, apa yang belum dicapai, masalah apa saja yang belum

terpecahkan, dan menentukan tindakan apa lagi yang perlu dilakuakan untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang akan dilakukan

(diimplementasikan) pada siklus ke-2.

Siklus 2

Seperti halnya pada siklus 1. Pada siklus 2 ini mencangkup kegiatan

perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi dan perbaikan

rencana. Kegiatan pada setiap tahapan pada siklus 2 ini akan disesuaikan

dengan maslah-masalah proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada

siklus 1, apa yang belum dicapai pada siklus 1 akan dilanjutkan dan diatasi

pada siklus 2, sehingga pada rancangan penelitian ini peneliti belum bisa

mendiskripsikan kegiatan-kegiatan dan perbaikan-perbaikan apa saja yang

akan dilakukan pada siklus ke 2 ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP, lembar

observasi, kuesioner terbuka, kuis atau tes prestasi belajar, dan catatan

guru/jurnal. RPP digunakan untuk pelaksanaan parktik pembelajaran (tindakan).

21

Instrumen observasi disusun berdasarkan komponen dasar pembelajaran

kooperatif. Kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap proses pembelajaran, dan kuis atau tes prestasi belajar digunakan untuk

mengetahui kualitas hasil belajar. Instrumen penelitian ini disajikan pada

lampiran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi dan

tes. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-

masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi dilakukan

untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen

observasi. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif, baik

kuantitatif maupun kualitatif. Data yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif

adalah data tentang: data kualitas hasil belajar yang dilakukan dengan cara

membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes sebelumnya.

Data kualitatif berupa hasil wawancara akan dianalisis dengan analisis

kualitatif dengan tahapan: pemaparan data, penyederhanaan data,

pengelompokan data sesuai fokus masalah dan pemaknaan. Dalam proses

analisis data, untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya

kebenarannya maka peneliti akan melakukan pengecekan anggota/ subjek,

sumber data dan metode, perpanjangan pengamatan, dan pelacakan data secara

mendalam, dsb.

22

DAFTAR PUSTAKA

IKIP PGRI Madiun. 2011. Premiere Educandum JURNAL PENDIDIKAN DASAR

DAN PEMBELAJARAN. Madiun : IKIP PGRI Madiun

Kasihani K. E Suyanto. 2007. Model Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri

Malang

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada

(http://bambangpurnama.blogspot.com.2008.archive.html)

diakses pada tanggal 5 januari 2013 pukul 20.30 WIB

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

blog.elearning.unesa.ac.id/waspodo.../pembelajaran-ips-di-sd.html

diakses pada tanggal 5 januari 2012 pukul 20. 00 WIB