proposal ptk

39
PROPOSAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI MOJOAGUNG JOMBANG OLEH: TEGUH KURNIAWAN 088554087 PRODI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI 2008 A 1

Upload: rizki-herdiansyah

Post on 27-Jun-2015

1.006 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Ptk

PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS XI IPS SMA NEGERI MOJOAGUNG JOMBANG

OLEH:

TEGUH KURNIAWAN 088554087

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI 2008 A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

1

Page 2: Proposal Ptk

2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu

lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa

menuju pada perubahan – perubahan tingkah laku baik intelektual , moral maupun sosial

agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan

tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui

proses pengajaran.

Peningkatan mutu pendidikan nasional di Indonesia terus menerus diupayakan agar

tujuan pendidikan bisa tercapaiekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu

ditingkatkan mutunya guna tercapainya tujuan pendidikan, karena keterampilan dalam

mata pelajaran ini akan dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupan sehari – hari.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar materi – materi akuntansi

dapat dipahami dengan baik dan benar oleh siswa maka pengajaran akuntansi harus dititik

beratkan pada siswa secara aktif. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa merupakan

salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru atau tenaga pendidik yang profesional.

Dalam pembelajaran di kelas telah banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh

guru yang sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, yang ditunjukkan

dengan hasil-hasil ujian siswa baik ujian nasional maupun ujian sekolah serta

keterampilan individu siswa itu sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

pengajaran seorang guru adalah memperbaiki pola pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan atau model belajar yang dinilai efektif dan efisien oleh guru untuk diterapkan

di kelas.

Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat dipengaruhi oleh

sifat dari materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai

dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula

setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh

siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain

2

Page 3: Proposal Ptk

mempunyai perbedaan. Oleh karena itu guru perlu menguasai dan dapat menerapkan

berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai setelah proses pembelajaran sehingga dapat tuntas seperti yang telah ditetapkan.

Tetapi para ahli berpendapat bahwa tidak ada model pengajaran yang lebih baik dari

model pengajaran yang lain (Nur, 2005:11).

Di SMA Negeri 1 Mojoagung Jombang ketuntasan belajar siswa pada mata

pelajaran Ekonomi ditetapkan 75, artinya siswa dikatakan tuntas belajar apabila nilainya

≥ 75, sedangkan Standar Ketuntasan klasikal tercapai jika terdapat 75 % siswa mencapai

daya serap ≥ 75.

Untuk mengantisipasi kelemahan maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran

yang dapat membantu siswa meningkatkan penguasaan dan pemahaman konsep, salah

satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran langsung. Model

pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang

berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur

dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

selangkah (Kardi dan nur , 2005: 11).

Model ini sebenarnya dapat diterapkan di bidang studi apapun, namun yang paling

sesuai adalah untuk mengajarkan mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau

kinerja yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

selangkah. Apabila informasi atau ketrampilan yang akan diajarkan terstruktur dengan

baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah, model pembelajaran langsung sangat

cocok dipergunakan.

Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan suatu penelitian

tentang “ PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

MOJOAGUNG-JOMBANG”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aktifitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan Model Pembelajaran Langsung?.

2. Bagaimana pencapaian hasil belajar siswa bila menggunakan Model Pembelajaran

Langsung?. 3

Page 4: Proposal Ptk

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui aktifitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung

2. Mengetahui pencapaian hasil belajar siswa bila menggunakan Model Pembelajaran Langsung

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa

Melalui model pembelajaran langsung ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan

konsep dan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

b. Bagi guru

Penelitian ini sebagai masukan bagi guru tentang pengembangan modal

pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menunjang

proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 mojoagung Jombang

c. Bagi Sekolah

Merupakan sumbangan yang berharga bagi lembaga pendidikan SMA dalam

rangka memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar terutama untuk

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi.

d. Bagi Universitas

Menambah perbendaharaan perpustakaan dan perbandingan bagi mahasiswa program

studi kependidikan yang melakukan penelitian lanjutan.

E. Asumsi, Batasan Masalah

1. Asumsi

Asumsi adalah anggapan dasar yang diyakini kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis

mempunyai asumsi bahwa :

Guru dalam menyampaikan pelajaran ekonomi mempunyai kemampuan penguasaan

konsep dan penguasaan Model Pembelajaran Langsung dengan baik.

2. Model pembelajaran langsung adalah salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan

dalam pembelajaran ekonomi, karena bersifat pembelajaran yang mengajarkan pengetahuan

secara luas yang tidak hanya berkutat dalam materi yang diajarkan tapi juga dikehidupan

sehari-hari

Batasan Masalah

Suatu kegiatan penelitian perlu dibatasi masalah yang akan diteliti supaya

penelitian lebih terfokus, terarah, dan dapat memperlancar proses penelitian yang

akan dilaksanakan. Batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Mojoagung kelas XI IPS 2 tahun ajaran

2008 / 2009.4

Page 5: Proposal Ptk

2. Pokok bahasan yang dipilih adalah materi tentang Ekonomi terbuka Perlakuan yang

diberikan adalah 3 kali siklus.

3. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran

langsung.

5

Page 6: Proposal Ptk

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pengajaran

Menurut Joyce (Nur, 2005: 7) Model pengajaran menunjukkan suatu pendekatan

pembelajaran tertentu yang meliputi tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem

pengelolaannya. Istilah model diambil karena dua alasan :

1. Mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode atau prosedur.

Istilah model pengajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau

prosedur tertentu. Ciri – ciri tersebut adalah :

a. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran

yang akan dicapai).

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

dengan berhasil.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

(Nur, 2005 : 8 )

2. Model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting.

B. Pembelajaran Langsung

1. Pengertian Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran yang khusus

dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah ( Kardi dan

Nur, 2005 : 5 ).

Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan

dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan

prosedural ( prosedural knowledge) adalah pengetahuan tentang bagaimana

melakukan sesuatu atau memecahkan sebuah kasus.

Sedangkan Nur ( 2005 : 16 ) mendefinisikan bahwa model pengajaran langsung

adalah sebuah pendekatan yang mengajarkan ketrampilan – ketrampilan dasar dimana

pelajaran sangat berorientasi pada tujuan dan lingkungan pembelajaran yang

terstruktur secara ketat.

6

Page 7: Proposal Ptk

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model pengajaran langsung

adalah suatu model pengajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses

belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan

deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan

yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Melalui proses pembelajaran dengan model pengajaran langsung ini diharapkan

pemahaman pengetahuan deklaratif dan prosedural dapat meningkatkan keterampilan

dasar dan keterampilan akademik siswa.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung

Ciri – ciri pengajaran langsung ( kardi dan Nur,2005 : 3 )

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada hasil belajar siswa

termasuk prosedur penilaian hasil belajar

Setiap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru harus mempunyai tujuan

tertentu, agar arah output yang dapat dihasilkan siswanya jelas. Agar siswanya

dapat melakukan suatu kegiatan dengan baik maka dalam pengajaran siswanya

memerlukan dua pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Menurut M Nur (2005:26) model pengajaran langsung ini telah dirancang

secara khusus untuk membelajarkan siswanya tentang pengetahuan prosedural

yang dibutuhkan untuk melaksanakan ketrampilan kompleks dan sederhana serta

pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan

langkah demi selangkah.

2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

Suatu sintaks dari suatu model pembelajaran menggambarkan keseluruhan

urutan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan

pembelajaran. Suatu sintaks menunjukkan dengan jelas kegiatan – kegiatan apa

yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan – kegiatan tersebut dan

tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Dalam model pembelajaran

langsung terdapat 5 fase atau langkah penting dalam pelaksanaan pengajaran

seperti yang tertera dalam Sintaks model pengajaran langsung

7

Page 8: Proposal Ptk

Tabel 2.1

Sintaks Model Pengajaran Langsung

Fase Peran guru

1. menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan TPK, informasi latar

belakang pelajaran, pentingnya

pelajaran, mempersiapkan siswa untuk

belajar

2. mendemonstrasikan

pengetahuan atau ketrampilan

Guru mendemonstrasikan ketrampilan

dengan benar,atau menyajikan

informasi tahap demi tahap

3. membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi

bimbingan pelatihan awal

4. mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik

Mencek apakah siswa telah berhasil

melakukan tugas dengan baik, memberi

umpan balik

5. memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan dan

penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan

melakukan pelatihan lanjutan, dengan

perhatian khusus pada penerapan

kepada situasi lebih kompleks dan

kehidupan sehari - hari

Sumber : ( Kardi dan Nur, 2005 : 8 )

1) Menyampaikan tujuan dan motivasi

Guru yang baik mengawali pelajaran mereka dengan menjelaskan

pembelajaran mereka, disamping itu guru mengatakan kepada siswa apa

tujuan pembelajaran hari ini berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdahulu.

Membuat siswa sadar tentang apa yang akan mereka pelajari membantu

mereka membuat hubungan antara suatu pelajaran tertentu dan relevansinya

terhadap kehidupan mereka sendiri, memotivasi mereka untuk berusaha lebih

keras.

2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan

Model pembelajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa

sebagian besar dari perilaku siswa berasal dari perilaku mengamati orang lain.

8

Page 9: Proposal Ptk

Dengan memperhatikan perilaku tertentu itulah siswa dapat belajar melakukan

perilaku tersebut. Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau

ketrampilan dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau

ketrampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi

untuk mengusai komponen – komponen.

3) Membimbing pelatihan

Prinsip – prinsip untuk memberi latihan kepada siswa

a. Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.

b. Berikan pelatihan sampai benar – benar menguasai konsep /

ketrampilan yang dipelajari.

c. Hati – hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan

dan latihan terdistribusi.

d. Perhatian terhadap tahap awal latihan, sebab mungkin terjadi siswa

melakukan ketrampilan kurang tepat.

4) Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik

Fase ini ditandai dengan pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan oleh

guru kepada siswa dan siswa memberikan jawaban, guru kemudian merespon

jawaban siswa tersebut. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam

pembelajaran langsung karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak

banyak manfaatnya bagi siswa.

Untuk memberikan umpan balik yang efektif pada kelas dalam jumlah

siswa yang besar dapat mengikuti panduan sebagai berikut :

1. Memberi umpan balik segera dan secepat mungkin.

2. Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik.

3. Konsentrasi pada tingkah laku sesuai tingkat perkembangan

siswa.

4. Menjaga umpan balik yang cocok dengan tingkat

perkembangan siswa.

5. Memberi penghargaan dan umpan balik pada kerja yang benar.

6. Apabila memberi umpan balik yang negatif, maka harus

ditunjukkan bagaimana cara melaksanakan yang benar.

7. Membantu siswa untuk memfokuskan perhatian pada proses

bukan pada hasil.

9

Page 10: Proposal Ptk

8. Megajari siswa bagaimana memberi balik pada diri sendiri dan

bagaimana menilai kinerja diri sendiri.

(Kardi dan Nur, 2005: 38)

5) Latihan lanjutan

Guru memberikan latihan lanjutan dengan memusatkan perhatian pada

transfer ketrampilan tersebut kepada situasi – situasi yang lebih kompleks.

Hendaknya latihan lanjutan diberikan sebagai lanjutan dari latihan bukan

sebagai kelanjutan pembelajaran guru.

3. Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan

Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang

sangat hati – hati di pihak guru. Agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan

tiap detil ketrampilan atau isi didefinisikan secara langsung dan dilaksanakan

secara seksama juga.

Meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan

siswa, model ini berpusat pada guru, sistem pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama

melalui memeperhatikan, mendengarkan dan resitasi ( tanya jawab ) yang

terencana.

3. Dukungan Teoritik Dan Empirik

a. Analisis sistem

Dalam bidang pengajaran dan pembelajaran, analisis sistem menekankan

bagaimana pengorganisasian pengetahuan dan ketrampilan, dan bagaimana

menguraikan secara sistematik ketrampilan kompleks dan ide – ide menjadi

komponen – komponen sehingga dapat diajarkan secara berurutan.

b. Teori perilaku

Teori ini merupakan sumbangan yang sangat besar bagi model pengajaran

langsung, dimana teori menyatakan bahwa banyak dari apa yang dipelajari

manusia berasal dari pengamatannya terhadap orang lain.

Bandura (Nur, 2005:21) menyatakan bahwa sebagian besar pembelajaran

manusia dilakukan dengan cara selektif mengamati dan menempatkan apa yang

diamati itu dia dalam memorinya tentang perilaku orang lain.

c. Penelitian efektivitas guru

10

Page 11: Proposal Ptk

Dukungan ini datang dari penelitian yang dilakukan oleh dan para koleganya

pada tahun 1970 yang menunjukkan guru yang menggunakan strategi yang

berpusat pada guru (Model pengajaran langsung) lebih berhasil dalam

mendapatkan tingkat keterlibatan tinggi siswa daripada guru yang menggunakan

metode – metode pengajaran yang lebih informal dan berpusat pada siswa.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran Langsung :

Kelebihan:

1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.

2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.

Kekurangan:

1.Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.

2.Untuk mata pelajaran tertentu.

Kiranawati (dalam Ervia.2010:8 )

C. Aktivitas Siswa dan Guru

Selama proses belajar mengajar berlangsung dituntut adanya aktivitas guru dan

aktivitas siswa. Aktivitas guru dan aktivitas siswa merupakan factor utama keberhasilan

proses belajar mengajar.

Aktivitas guru merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru selama proses belajar

mengajar. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam aktivitas guru adalah semua

aktivitas yang ada pada tiap fase di dalam sintaks pengajaran langsung diantaranya adalah

menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, mendemonstrasikan ketrampilan,

memberikan latihan terbimbing, mengecek pemahaman dan memberi umpan balik, serta

memberi latihan lanjutan dan transfer.

Aktivitas siswa merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan

dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Menurut Paul

B. Diedrich dalam Sardiman ( 2001, 99 ) kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai

berikut :

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

11

Page 12: Proposal Ptk

3. Listening activities sebagai contoh mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi,

musik, pidato.

4. Writing activities seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing activities misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. motor activities yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak

7. Mental activities sebagai contoh misalnya : menanggap, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emosional activities seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

D. Penerapan Model Pembelajaran langsung dalam Pokok Bahasan ekonomi terbuka

1. Definisi Akuntansi

Akuntansi menurut Committee on Terminologi dari American Institute of Certified

Public Accountings ( AICPA ) adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran

dengan suatu cara tertentu dan dalam bentuk uang. Atas kejadian – kejadian dan transaksi –

transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan menjelaskan hasil –

hasilnya.

Hasil keputusan tersebut dapat menjadi bahan untuk mengukur usaha yang dilakukan

seperti yang dikemukakan oleh American Accounting Association ( AAA ) bahwa

“Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi

ekonomi agar dapat memberikan bahan pertimbangan yang relevan bagi para pengambil

keputusan”.

Berdasarkan definisi akuntansi diatas dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri

dari pengklasifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi akuntansi yang dihasilkan oleh

akuntan dan diharapkan mampu dalam mengambil keputusan pada kesatuan usaha yang

bersangkutan.

2. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memberikan pelayanan

atau menjual jasa dengan tujuan mencari laba.

Siklus akuntansi perusahaan jasa adalah sistematis atau urutan proses pencatatan yang

dimulai dari transaksi usaha sampai dengan laporan keuangan dalam suatu perusahaan jasa.

12

Page 13: Proposal Ptk

( Hartojo dan Wikono, 2004 : 49)

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa siklus akuntansi perusahaan jasa

terdiri atas beberapa tahap dimana tahap - tahap tersebut tidak dapat berdiri sendiri

melainkan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Untuk Penerapan dalam mata pelajaran akuntansi terutama pada siklus

akuntansi perusahaan jasa sangat cocok apabila diterapkan model pembelajaran

langsung, hal ini dikarenakan karakteristik siklus akuntansi perusahaan jasa yang

bersifat pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pembelajaran langsung

khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan

prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan selangkah demi

selangkah ( Kardi dan Nur, 2005 : 5 )

Dengan menerapkan model pembelajaran langsung diharapkan ketrampilan –

ketrampilan dalam siklus akuntansi yang terdiri dari beberapa tahap itu dapat

diajarkan dengan baik dan benar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

E. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari segi siswa hasil

belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar ( Dimyati, 2006 : 3 ).

Proses belajar mengajar itu dikatakan berhasil jika siswa memahami materi secara

menyeluruh dan mengerti apa yang disampaikan oleh seorang guru.

Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik

secara individu atau kelompok untuk mengetahui sejauh mana proses belajar telah tuntas dan

ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diperoleh anak didik setelah diadakan evaluai

( Djamarah, 1994 : 19 ).

Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah guru mengadakan evaluasi terhadap siswa

yang dapat diadakan setiap akhir tatap muka atau yang disebut dengan post tes yang dapat

dipakai guru untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah

disampaikan. Selain itu evaluasi juga dapat dilakukan setiap selesainya seluruh pokok

bahasan yang disebut ulangan harian.

13

Page 14: Proposal Ptk

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penelitian

tentang kemajuan dan keberhasilan siswa setelah melakukan suatu usaha dan aktivitas dalam

memperoleh suatu pengetahuan.pengertian.

2. Indikator keberhasilan

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal

– hal sebagai berikut :

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi baik individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus

telah dicapai oleh siswa baik individual maupun kelompok, namun demikian indicator

yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.

3. Penilaian keberhasilan

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut

dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang

lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai

berikut :

1. Tes formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan

tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa

terhadap pokok bahasan tersebut

2. Tes sub sumatif

Tes ini meliputi sejmlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam

waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa

untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa

3. Tes sumatif

Untuk mengukur daya serap siwa terhadap pokok – pokok bahasan yang telah diajarkan

selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan

tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu.

4. Tingkat keberhasilan

Sebuah pembelajaran dikatakan berhasil adalah karena adanya ukuran atau standarisasi

untuk tingkat keberhasilan

Keberhasilan Proses Belajar Mengajar di bagi atas beberapa tingkatan

a. Istimewa / maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat

dikuasai oleh siswa

14

Page 15: Proposal Ptk

b. Baik sekali / optimal :Apabila sebagian besar ( 76% - 99% ) bahan pelajaran yang

diajarkan dapat dikuasai oleh siswa

c. Baik / minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% - 75% saja

dikuasai oleh siswa

d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh

siswa

( Djamarah dan Zain 2006:107)

F. Penelitian Yang Relevan

1. Anita Yushofah (2006)

“ Penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi pokok siklus akuntansi perusahaan dagang dikelas XI IS SMA Negeri Paciran “

Hasil penelitian yang diperoleh adalah

Pencapaian hasil belajar siswa dalam model pembelajaran langsung mengalami kenaikan dari

pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 50% dan dari pertemuan ketiga ke pertemuan

keempat sebesar 23,08%

2. Ana Safitri (2008)

“ Penerapan model pembelajaran langsung pada mata diklat mengelola proses kredit kelas II

Akuntansi I di SMKN 2 Tuban ”

Hasil penelitian yang diperoleh adalah

Setiap putaran terjadi peningkatan ketuntasan kelas, pada putaran I sebesar 74,49 %,

Putaran II 84,62 %, dan Putaran III 92,31%

15

Page 16: Proposal Ptk

G. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir Penelitian

Dari bagan diatas dapat diuraikan bahwa penelitian ini dilakukan karena adanya fakta

bahwa hasil belajar siswa kurang optimal yaitu belum mencapai standar ketuntasan klasikal ≥

75%, hal ini berdasarkan keterangan yang didapat penulis dari guru akuntansi SMA Negeri 1

Wringinanom. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pengajaran yang dapat melibatkan

secara aktif baik aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Berdasarkan kajian teori maupun

kajian empiris yang ada maka solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu perlu

16

Fakta

Hasil belajar siswa belum mencapai Standar Ketuntasan klasikal 75%

Siswa merasa sulit dan bosan ketika menerima pelajaran yang dikarenakan

guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi

Masalah

Model pembelajaran apa yang dapat diterapkan sehingga hasil belajar

siswa mencapai Standar ketuntasan klasikal ≥ 75%

Solusi

Penerapan Model Pembelajaran Langsung

Harapan

Hasil belajar siswa mencapai Standar

Ketuntasan klasikal ≥ 75%

Kajian Empiris

Anita Yushofah (2006)

Ana Safitri (2008)

Kajian Teori

Teori Perilaku

Teori Pembelajaran sosial

Page 17: Proposal Ptk

diterapkannya model pembelajaran langsung, dengan harapan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa agar dapat mencapai standar ketuntasan klasikal 75%.

17

Page 18: Proposal Ptk

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah merupakan jenis penelitian tindakan kelas ( Classroom

Action Research ). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan

oleh siswa (Arikunto, 2008 : 3).

B. Rancangan penelitian

Gambar 3.1 : Siklus PTK ( Arikunto, Suharsimi, 2008: 16 )

Tahap 1 : Rancangan tindakan ( Planning )

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus

peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat

sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi

selama tindakan berlangsung

Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan ( Acting )

Tindakan apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau

perubahan yang diinginkan serta mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan

tersebut.

Tahap 3 : Pengamatan ( Observasi )

18

Perencanaan

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

?

Page 19: Proposal Ptk

Langkah peneliti dalam mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau

dampak dari tindakan.

Tahap 4 : Refleksi ( Reflecting )

Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan

refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi

rancangan tindakan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wringinanom - Gresik yang terletak di Jalan

Sembung Wringinanom- Gresik , Pada bulan Februari sampai bulan maret 2009.

D. Subyek dan Obyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan

jumlah siswa 37 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki – laki dan 16 siswa perempuan.

Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah SMA Negeri 1 Wringinanom, Jl. Raya

Sembung Wringianom Gresik.

E. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan pengajaran pada penelitian ini dilakukan dalam 3 kali putaran. Dalam tiap

putaran terdiri dari empat tahap penelitian yaitu rencana penelitian, pelaksanaan tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

Siklus 1 ( Putaran 1 )

1. Tahap Perencanaan penelitian

a. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui metode pembelajaran yang dipakai

dalam SMA Negeri 1 Wringinanom

b. Mengadakan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar akuntansi di kelas untuk

aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar

c. Menentukan kelas sebagai kelas penelitian yaitu siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah

siswa sebanyak 37 anak.

d. Berdiskusi dengan guru akuntansi untuk menentukan materi yang akan disampaikan

e. Menyusun instrumen penelitian

1. Perangkat pembelajaran

a. Silabus

b. RPP ( Rencana Pelaksanaan Pengajaran )

c. Buku siswa

Buku ini berisi materi pelajaran yang akan diajarkan pada saat kegiatan belajar

mengajar, tujuan dari pembuatan buku siswa ini adalah mempermudah siswa

19

Page 20: Proposal Ptk

dalam memahami materi ayat jurnal penyesuain, karena selama ini materi

diberikan secara langsung dan waktu tersita hanya untuk menerangkan materi.

2. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam proses

belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung

3. Tes hasil belajar

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan Proses Belajar Mengajar ( PBM ) sesuai dengan rencana pembelajaran

dimana proses belajar mengajar dilaksanakan selama 3 kali pertemuan menggunakan model

pembelajaran langsung. Tiap pertemuan memerlukan alokasi waktu 2 x 45 menit

Kegiatan Awal ( 10 menit )

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

- Memberikan salam, mempersiapkan siswa dan menertibkan kelas

- Menyampaikan tujuan pengajaran dan memotivasi siswa

Kegiatan Inti (50 menit)

Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan

- Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan tentang membuat

ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dengan indikator menyusun jurnal

penyesuaian

Fase 3 Membimbing pelatihan

- Guru memberikan pelatihan dengan cara mengerjakan soal – soal dan

memberikan bimbingan serta membahas soal – soal tersebut

Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

- Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberi pertanyaan secara

lisan kepada siswa

Kegiatan Akhir ( 15 menit )

Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan

- Guru memberikan post tes

- Memberikan tugas pada kelompok untuk menganalisa suatu kasus dalam sebuah surat

kabar kemudian dikumpulkan minggu depan.

3. Tahap Observasi

Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer yang

bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta mengisi lembar observasi yang telah

disediakan untuk penelitian

20

Page 21: Proposal Ptk

4. Tahap Refleksi

Kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan,

mengevaluasi tentang hal – hal yang dirasakan sudah cukup baik dan bagian mana

yang belum.

Siklus 2 ( Putaran 2 )

1. Tahap Perencanaan penelitian

Hasil dari refleksi pada siklus pertama yang telah direfleksi kemudian dianalisis untuk

kemudian diperbaiki sebagai tahap perencanaan pada siklus ke 2.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Awal ( 10 menit )

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

- Memberikan salam, mempersiapkan siswa dan menertibkan kelas

- Menyampaikan tujuan pengajaran dan memotivasi siswa

- Apersepsi

Kegiatan Inti (50 menit)

Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan

- Guru membahas tugas minggu lalu kemudian mengumpulkan hasil pekerjaan

- Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan tentang membuat

ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dengan indikator menyusun jurnal penyesuaian

Fase 3 Membimbing pelatihan

- Guru memberikan pelatihan dengan cara mengerjakan soal – soal dan

memberikan bimbingan serta membahas soal – soal tersebut

Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

- Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberi pertanyaan secara

lisan kepada siswa

Kegiatan Akhir ( 30 menit )

Fase 5

- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan

- Guru memberikan post tes

- Memberikan tugas pada kelompok untuk mencari soal – soal ayat jurnal penyesuaian di

buku referensi yang lain.

3. Tahap Observasi

21

Page 22: Proposal Ptk

Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer yang

bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta mengisi lembar observasi yang telah

disediakan untuk penelitian

4. Tahap Refleksi

Kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, mengevaluasi

tentang hal – hal yang dirasakan sudah cukup baik dan bagian mana yang belum

Siklus 3 ( Putaran 3 )

1. Tahap Perencanaan penelitian

Hasil dari refleksi pada siklus pertama yang telah direfleksi kemudian dianalisis untuk

kemudian diperbaiki sebagai tahap perencanaan pada siklus ke 3

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan Proses Belajar Mengajar ( PBM ) sesuai dengan rencana

Kegiatan Awal ( 10 menit )

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

- Memberikan salam, mempersiapkan siswa dan menertibkan kelas

- Menyampaikan tujuan pengajaran dan memotivasi siswa

- Apersepsi

Kegiatan Inti (50 menit)

Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan

- Guru membahas tugas minggu lalu kemudian mengumpulkan hasil pekerjaan

- Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan tentang membuat

ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dengan indikator menyusun jurnal penyesuaian

Fase 3 Membimbing pelatihan

- Guru memberikan pelatihan dengan cara mengerjakan soal – soal dan

memberikan bimbingan serta membahas soal – soal tersebut

Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

- Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberi pertanyaan secara

lisan kepada siswa

Kegiatan Akhir ( 30 menit )

Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan

- Guru memberikan post tes

3. Tahap Observasi

22

Page 23: Proposal Ptk

Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer yang

bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta mengisi lembar observasi yang telah

disediakan untuk penelitian

4. Tahap Refleksi

Kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, mengevaluasi

tentang hal – hal yang dirasakan sudah cukup baik dan bagian mana yang belum.

F. Teknik pengumpulan data

Data yang penulis gunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang sesuai serta ada hubungannya dengan pokok bahasan

a) Field Research

1. Observasi ( Pengamatan )

Observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan

menggunaakn seluruh alat indra (Arikunto, 2006 : 156). Observasi digunakan untuk

memperoleh informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama

penelitian yang dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran akuntansi dan juga memperoleh

data tentang kondisi fisik SMA Negeri 1 Wringinanom

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan berdialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006 : 155). Dalam

penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan guru bidang studi dan siswa siswi SMA

Negeri 1 Wringinanom.

3. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa, tes yang

digunakan adalah latihan soal yaitu tes yang digunakan untuk pengambilan data model

pembelajaran langsung pada lembar kerja siswa dan pos test yang dilakukan setelah

pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa

4. Dokumentasi

Berasal dari kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis, dengan

mengumpulkan data mengenai hal – hal atau variabel yaitu berupa catatan, transkrip, buku,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya

Dengan dokumentasi, peneliti mengumpulkan data berupa nama siswa dan nilai siswa

kelas XI IPS 2 dan perangkat pembelajarannya

b) Library Research

Dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur – literatur yang

berhubungan dengan penelitian ini.

23

Page 24: Proposal Ptk

G. Instrumen Pengumpulan Data

Pengamatan dilakukan dalam kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Lembar pengamatan ini terdiri atas :

a) Lembar pengamatan aktivitas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dengan

penerapan model pembelajaran langsung.

b) Lembar aktivitas siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung

c) Lembar post tes. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar tiap siklus.

H. Definisi Operasional

a) Pembelajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran yang khusus dirancang untuk

mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif

yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. suatu model yang ditujukan untuk membantu

siswa belajar pengetahuan dan ketrampilan dasar yang dapat diajarkan dengan cara langkah

demi selangkah.

b) Hasil belajar adalah Penilaian pendidikan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa serta nilai – nilai yang terdapat

pada kurikulum.

I. Teknik analisis data

1. Analisis data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam Proses Belajar

Mengajar

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dihitung dengan skala

likert yang disajikan dalam bentuk angka. Ridwan (Suwarno, 2005 : 17 ) angka

tersebut ditafsirkan dengan kalimat sebagai berikut:

1 = Kurang sekali

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Baik Sekali

Untuk menganalisa hasil penilaian yang diberikan oleh pengamat terhadap

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa dapat

diklasifikasikan dengan criteria sebagai berikut :

Nilai 0% - 20 % = tidak baik

Nilai 21 % - 40 % = kurang baik

24

Page 25: Proposal Ptk

Nilai 41 % - 60 % = cukup

Nilai 61 % - 80 % = baik

Nilai 81 % - 100 % = baik sekali

2. Analisis Hasil Belajar

Ketuntasan siswa

(Uzer usman, 1993 : 97)

3. Analisis Butir Soal

a. Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur menjadi suatu ukuran tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Untuk mengetahui kevalidan soal yang digunakan, teknik analisis data yang digunakan

adalah dengan rumus :

(Arikunto, Suharsimi 2003:72)

Keterangan

untuk mengintepretasikan koefisien korelasi validitas dapat digunakan kriteria sebagai

berikut :

b. Reliabilitas

Reliabilitas berarti instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data kerena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat

dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk

mengetahui reliabilitas hasil tes digunakan rumus sebagai berikut :

25

Page 26: Proposal Ptk

(Arikunto, Suharsimi 2003 : 104 )

Keterangan :

c. Taraf kesukaran

Untuk mengetahui taraf kesukaran dari setiap soal menggunakan rumus :

(Arikunto, Suharsimi 2003 : 104 )

Keterangan :

keterangan tingkat kesukaran ditunjukkan oleh criteria sebagai berikut:

(Arikunto, Suharsimi 2003 : 210 )

d. Daya beda

Daya beda suatu item adalah kemampuan item tersebut untuk membedakan antar siswa

berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan

daya beda disebut indeks diskriminasi (D). indeks diskriminasi akan berharga negatif bila

kelompok atas yang menjawab benar lebih sedikit disbanding denan siswa kelompok

bawah yang menjawab benar.

(Arikunto, Suharsimi 2003 : 213 )

Keterangan :

26

Page 27: Proposal Ptk

Dengan koefisien daya pebeda sebagai berikut :

1) Nilai D = 0,00 - 0,20 = butir soal jelek

2) Nilai D = 0,21 – 0,40 = butir soal sedang

3) Nilai D = 0,41 – 0,70 = butir soal baik

4) Nilai D = 0,71 – 1,00 = butir soal baik sekali

Soal dengan berharga negatif termasuk soal yang tidak baik dan sebaiknya tidak dipakai

(Arikunto, Suharsimi 2003 : 218 )

DAFTAR PUSTAKA

Kardi, Soeparman & Mohammad nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.

Tim Penyusun. 2008. Program Pengalaman Lapangan. Surabaya: UNESA

UPT-P4

27