proposal ptk

33
PROPOSAL USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS “ MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG “ DISUSUN OLEH : NUR AHMAD FILARDI 521 512 7156 S1. PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA TEKNIK ELEKTRO

Upload: rendy-pangestu

Post on 20-Nov-2014

5.822 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal PTK

PROPOSAL USULAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“ MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR

SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG “

DISUSUN OLEH :

NUR AHMAD FILARDI

521 512 7156

S1. PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NGERI JAKARTA

2014

Page 2: Proposal PTK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era global, teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala aspek

pendidikan sehingga informasi lebih mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih aktif

berpartisipasi sehingga melibat kan intelektual dan emosional siswa dalam proses belajar.

Keberhasilan tujuan pendidikan terutama di tentukan oleh proses belajar mengajar yang di alami

oleh siswa. Sisiwa yang belajar akan mengalami perubahan baik pengetahuan, pemahaman,

penalaran, keterampilan, nilai dan sikap. Agar perubahan tersebut dapat tercapai dengan baik,

maka diperlukan berbagai factor untuk menghasilkan perubahan yang di harapkan yaitu

mengefektifan pemahaman dari konsep. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu

menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar.

Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan

subjek dalam pembelajaran.

Fisika sebagai cabang ilmu pengetahuan alam mempunyai peranan yang sangat penting

dalam perkembangan teknologi di masa depan (Wirtha dan Rapi, 2008). Namun, fisika selalu

dianggap sulit oleh siswa, sehingga prestasi siswa pada mata pelajaran fisika banyak yang rendah

(Suryani dan Fatkhulloh, 2012).

Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan Program Praktik Lapangan (PPL) di Madrasah

Aliyah Negeri 3 Malang, ditemukan bahwa siswa kelas X-D memiliki nilai fisika yang kurang

memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai hasil ujian akhir semester gasal yang menunjukkan bahwa

lebih dari 50% siswa mencapai nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan

rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas. Siswa kurang berani bertanya kepada

guru, kurang berani dalam menyampaikan pendapat, dan kurangnya kemampuan dalam

memecahkan masalah. Hal-hal di atas sebenarnya menunjukkan gejala kesulitan belajar pada

siswa sesuai dengan pendapat Maas (2004), kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang dapat

dilihat dalam berbagai jenis ciri tingkah laku siswa diantaranya: (1) menunjukkan hasil belajar

yang rendah; (2) hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan; (3) lambat

dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar; dan (4) menunjukkan sikap yang kurang wajar,

seperti acuh tak acuh. Ditambah lagi kurangnya variasi mengajar guru dalam menerapkan model-

Page 3: Proposal PTK

model, metode, dan strategi belajar membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar

fisika di sekolah.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti berpendapat perlunya dilakukan perbaikan proses

pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat ikut berperan aktif selama

proses pembelajaran berlangsung. Siswa saling bertukar pendapat dalam memahami konsep

himpunan serta mampu menyelesaikan soal himpunan secara berdiskusi dalam kelompok. Maka

diperlukan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa selama kegiatan belajar

mengajar. Metode pembelajaran yang memungkinkan dapat mendorong keaktifan, kemandirian

dan tanggung jawab dalam diri siswa adalah metode pembelajaran Example Non Example.

Melalui penerapan model pembelajaran Example Non Exampl diharapkan dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Sesuai dengan uraian diatas maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul ”

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar siswa Melalui Metode Pemelajaran Examples Non

Examples pada Mata Pelajaran Fisika di Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang” Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

B. Identifikasi Masalah

Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran fisika sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam memahaminya Hal ini yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah dilihat

dari hasil rata-rata semester ganjil siswa. Dalam pembelajaran siswa masih malu bertanya dan

mengeluarkan pendapat sehingga keaktifan siswa belum nampak. Hal itu dikarenakan

pembelajaran fisika masih berpusat pada guru dan terkesan membosankan. Interaksi dan

komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru belum terjalin selama proses

pembelajaran karena diskusi kelompok jarang dilakukan. Guru seharusnya menggunakan model

pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar dalam kelompok sehingga siswa akan terbiasa

aktif bertanya dan berpendapat. Salah satu model pembelajaran yang mendorong keaktifan,

kemandirian dan tanggung jawab dalam diri siswa diantaranya adalah model pembelajaran

Examples Non Examples.

C. Pembatasan Masalah

Page 4: Proposal PTK

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini hanya akan membahas masalah upaya

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran

Examples Non Examples. Dalam penelitian ini indikator meningkatnya keaktifan siswa dilihat

dari proses pembelajaran selama dikenai tindakan dan meningkatnya prestasi belajar siswa

dilihat dari hasil tes siswa.

D. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori Model Pembelajaran Examples Non Examples ?

2. Sebutkan prinsip-prinsip Model Pembelajaran Examples Non Examples !

3. Apa kelebihan dan kekurangan dari Model Pembelajaran Examples Non Examples?

4. Sebutkan langkah – langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples?

5. Bagaimana aplikasinya dalam pembelajaran Fisika ?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui arti dari Model pembelajaran Examples Non Examples.

2. Menyebutkan prinsip Model pembelajaran Examples Non Examples.

3. Mencari kelebihan dan kekurangan dari Model pembelajaran Examples Non Examples.

4. Menyebutkan langkah-langkah Model pembelajaran Examples Non Examples.

5. Mengetahui aplikasi Model pembelajaran Examples Non Examples dalam pelajaran Fisika.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dengan tujuan agar

dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan keaktifan dan prestasi dalam

pembelajaran fisika.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam pembelajaran fisika.

Page 5: Proposal PTK

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Belajar

Menurut Hintzman belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri manusia

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia (Muhibbin Syah,

2005:90). Kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap

penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Jadi perubahan yang ditimbulkan oleh

pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi prilaku dalam kehidupan sehari-

hari sampai batas tertentu.

Menurut Oemar Hamalik (2003:50) terdapat unsur-unsur yang terkait dalam proses

belajar diantaranya: 1) motivasi siswa, 2) bahan belajar, 3) alat bantu belajar, 4) suasana belajar,

5) kondisi subjek yang belajar. Kelima unsur inilah yang bersifat dinamis yang sering berubah,

menguat atau melemah dan mempengaruhi proses belajar siswa. Proses belajar pada hakekatnya

merupakan perubahan dalam tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu yang berulang-ulang

berdasarkan keadaan seseorang.

Menurut peneliti perbuatan belajar adalah suatu perubahan yang ditimbulkan oleh

pengalaman baru yang mempengaruhi tingkah laku siswa dalam situasi tertentu yang berulang-

ulang. Setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur yang bersifat dinamis (berubah-

ubah) dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau melemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh

kondisi yang ada dalam diri siswa dan yang ada diluar diri siswa yang tentu pula ada

pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa.

2. Media Pembelajaran

Menurut Sanaky (2009), “Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran”. Adapun menurut Munadi (2008) media

pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.

Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang

Page 6: Proposal PTK

dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal terdiri atas kata-kata

dalam bentuk tulisan, dan pesan nonverbal adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-

simbol. Posisi simbol-simbol nonverbal yakni sebagai pengganti bahasa verbal atau disebut

juga bahasa visual. Menurut (Arsyad,

2002) Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk,

warna, dan tekstur. Menurut Ariani dan Haryanto (2010), “Multimedia adalah media yang

menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio,

video dan animasi secara terintegrasi. Secara sederhana, multimedia diartikan sebagai

lebih dari satu media. Menurut Munadi (2008) “Multimedia pembelajaran adalah media

yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran

berlangsung”.

3. Pengertian Model Examples Non Examples

Model Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan Group investigation dalam

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan

meningkatkan perolehan hasil akademik. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif

terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan menghendaki siswa saling membantu dalam

kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individu.(Muslimin

Ibrahin, 2000 : 3)

Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh model pembelajaran

yang menggunakan media. Media dalam pembelajaran merupakan sumber yang digunakan

dalam proses belajar mengajar. Manfaat media ini adalah untuk guru membantu dalam proses

mengajar, mendekati situasi dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan media diharapkan

proses belajar dan mengajar lebih komunikatif dan menarik.

Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut Examples And

Non-Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media

pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat

menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada

didalam gambar.

Salah satu proses belajar mengajar adalah gambar. Media gambar merupakan salah satu

alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa

Page 7: Proposal PTK

lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan media gambar

diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga

dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk belajar.

Menurut Rochyandi, Yadi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe example non

example adalah:

“Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-

gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan

pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil

analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial.”

Gambar juga mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar, yakni untuk

mempermudah dan membantu siswa dalam membangkitkan imajinasinya dalam belajar. Selain

itu dengan mengggunakan gambar siswa dapat melatih mencari dan memilih urutan yang logis

sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian dalam Model Pembelajaran Examples

Non Examples tercakup teori belajar konstruktivisme.

Teori konstruktivisme ini menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama

dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar

memahami dan dapat menerapkan segala sesuatu untuk dirinya, berusahadengan susah payah

dengan ide-ide (Slavin dalam Nur dan Wikandari,2002: 8).

Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi

pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.

Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan

kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri. Dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang

membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur dan Wikandari, 2002 : 8).

Examples non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan

gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel

atau memakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok

tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan

Page 8: Proposal PTK

refleksi (Suyatno, 2009 : 73)

Model Pembelajaran Example Non Examples menggunakan gambar dapat melalui OHP,

Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah

jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat

dengan jelas.

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih menekankan pada

konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga

digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikologis dan tingkat perkembangan

siswa kelas rendah seperti ; kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan,

dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.

Selanjutnya Slavin dan Chotimah (2007 : 1) dijelaskan bahwa examples non examples

adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh

dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.

Konsep model pembelajaran ini pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling

banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui

definisi konsep itu sendiri. Example Non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk

mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat

dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example dan non-Examples dari suatu definisi

konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep

yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi

yang sedang dibahas, sedangkan non-Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang

bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Dengan memusatkan perhatian siswa

terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju

pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. (Hamzah, 2005:113).

Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah

suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat

fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan

akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang

ada.

Berdasarkan uraian di atas, maka menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-

contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari

Page 9: Proposal PTK

sebuah konsep penting. Joyce and Weil (Suratno, 2009:1) telah memberikan kerangka konsep

terkait strategi tindakan, yang menggunakan metode Example Non example, sebagai berikut:  

a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelas- kan beberapa dari

sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menya- jikan itu dalam satu waktu dan

meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama

siswa memikirkan tentang tiap Examples dan non-Examples tersebut, tanyakanlah pada mereka

apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.

b. Menyiapkan Examples dan non Examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk

mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep

yang baru.

c. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsep Examples dan

non-Examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas

untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.

d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah

diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari Examples dan Non-Examples.

e. Berdasarkan hal di atas, maka penggunaan metode example non example pada prinsipnya adalah

upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan konsep

pelajarannya sendiri melalui kegiatan mendeskripsikan pemberian contoh dan bukan contoh

terhadap materi yang sedang dipelajari. 

Pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples memberi ruang dan

kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang

berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,

memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing.

Pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples melatih siswa untuk dapat

mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif,

guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai

kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara,

padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.

Page 10: Proposal PTK

Kelebihan

Menurut Buehl (Depdiknas, 2007:219) mengemukakan keuntungan metode example non

example antara lain:

a.       Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas

pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

b.      Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka

untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non

example

c.       Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu

konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih

terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah

dipaparkan pada bagian example.

Keunggulan lainnya dalam model pembelajaran examples non examples diantaranya :

a.       Siswa lebih berfikir kritis dalam menganalisa gambar yang relevan dengan

Kompetensi Dasar (KD)

b.      Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang relevan dengan

Kompetensi Dasar (KD)

c.       Siswa diberi kesempata mengemukakan pendapatnya yang mengenai analisis gambar

yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)

Tennyson dan Pork (Slavin, 2002) menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari

suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:

a.       Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit.

b.      Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain.

c.       Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.

Dampak instruksional dan dampak pengiring yang dimiliki model pembelajaran Examples

Non Examples. Dampak instruksional adalah dampak yang terlihat setelah kegiatan

pembelajaran. Sedangkan dampak pengiring adalah damapak yang tidak langsung terlihat, akan

tetapi mengiringi dampak instruksional. Pada pembelajaran dengan menggunakan model

Page 11: Proposal PTK

pembelajaran Examples Non Examples dampak instruksionalnya adalah siswa menjadi lebih

aktif, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya sendiri, aktif berdiskusi, dapat belajar

dari pengamatan sendiri. Dampak pengiringnya adalah siswa mampu meningkatkan kerjasama

secara kooperatif untuk materi yang ditugaskan, bertanggung jawab, berusaha memahami materi

dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Kelemahan

Ada dua kelemahan dalam menggunakan model Examples Non Examples, diantaranya :

1)        Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2)        Memakan waktu yang banyak.

4. Keaktifan Siswa

Aktif menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:19) berarti giat (bekerja atau

berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif.

Keaktifan siswa dalam belajar matematika tampak dalam kegiatan berbuat sesuatu untuk

memahami materi pelajaran.

Menurut Moh User Usman (2002:26) cara yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki

keterlibatan siswa antara lain sebagai berikut:

3. Tingkatkan persepsi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yang membuat respon

yang aktif dari siswa

4. Masa transisi antara kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan secara cepat dan luwes

5. Berikan pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai

6. Usahakan agar pengajaran dapat lebih memacu minat siswa.

Keaktifan siswa merupakan suatu keadaan dimana siswa berpartisipasi secara aktif dalam

pembelajaran. Dalam hal ini keaktifan siswa terlihat dari merespon pertanyaan atau perintah dari

guru, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, berani mengemukakan pendapat, dan

aktif mengerjakan soal yang diberikan guru.

5. Motivasi Belajar

a. Pengertian motivasi belajar

Motivasi berpangkal dari kata motiv yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada

Page 12: Proposal PTK

didalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu

tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan). Adapun

menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalamdiri seseorang yang ditandai

dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari

pengertian tersebut, mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu

mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanaya feeling, dan rangsang

karena adanya tujuan.

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivbasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan

memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan

belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam

belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.

b. Jenis motivasi belajar

Motivasi ada dua yaitu:

1) Motivasi instrinsik

Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari

luar.

2) Motivasi ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu.

c. Strategi yang digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa

1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seseorang guru menjelaskan

mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapai kepada siswa makin jelas tujuan maka

makin besar pula motivasi dalam belajar.

2) Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat meraka untuk

bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestai akan termotivasi untuk

bisa mengejar siswa yang berprestasi.

3) Saingan atau kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi

Page 13: Proposal PTK

belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4) Pujian

Pujian yang bersifat membangun kepada siswa yang berprestasi.

5) Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.

Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau mengubah diri dan berusaha

memacu motivasi belajarnya.

6) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.

7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

8) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.

9) Menggunakan metode yang bervariasi.

10) Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

6. Hasil Belajar

Menurut Jihad (2010) “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah

dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran”. Adapun menurut

Hamalik (2006), “Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan

keterampilan”. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan

yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. hasil belajar tersebut merupakan

kemampuan yang dimiliki oleh siswa seteleh menerima pengalaman belajar. Hasil belajar dapat

dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu hasil dan belajar. Hasil

belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Tintin

Prihatiningsih pada tahun 2006 tentang ” Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok Bahasan Bilangan

Bulat Kelas VIIA SMPN 5 Depok Yogyakarta”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

Page 14: Proposal PTK

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran pada pokok bahasan bilangan bulat dapat meningkat.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sony Irianto (2006) tentang “Pengaruh Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD ( Student Teams Achievement Division) dan TGT ( Teams Game

Tournaments) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kreativitas Siswa SMP di

Purwokerto”. Analisis data menunjukkan hasil : 1) tidak ada perbedaan yang signifikan

mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD,

TGT, dan pembelajaran konvensional, 2) tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai prestasi

belajar matematika yang disebabkan oleh perbedaan tingkat kreativitas, 3) tidak ada interaksi

pengaruh yang signifikan mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh

pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, pembelajaran konvensional, dan tingkat kreativitas.

C. Kerangka Berpikir

Upaya yang diperlukan untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan belajar di kelas

selalu bergantung pada guru. Keaktifan siswa belum berkembang selama proses pembelajaran

yang berdampak pada prestasi belajar siswa masih rendah dalam mempelajari materi yang ada di

mata pelajaran matematika.

Hal ini yang menjadi indikator perlunya upaya untuk membantu siswa agar dapat

mempelajari materi pada mata pelajaran matematika dengan lebih baik sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih mendorong kemandirian,

keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak

berperan selama kegiatan berlangsung. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa

Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 15: Proposal PTK

Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.

Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.

Langkah-langkah:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan /

menganalisa gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat

pada kertas.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang

ingin dicapai.

Page 16: Proposal PTK

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK N 26 Jakarta bulan Juli sampai Agustus 2013. Dengan

menyesuaikan jam pelajaran matematika kelas XII SMK N 26 Jakarta.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK N 26 Jakarta, yaitu 36 siswa yang

terdiri dari 16 siswa putri dan 20 siswa putra. Dan obyek penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

C. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif.

Dalam penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri sedangkan

yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti

(Suharsimi Arikunto, 2002:17). Menurut Kemmis dan Taggart ada beberapa tahapan dalam

penelitian ini (Rochiati Wiriaatmadja, 2005:66) yaitu:

1. Perencanaan (plan)

2. Tindakan (act)

3. Pengamatan (observe)

4. Refleksi (reflect).

Dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Siklus dihentikan apabila kondisi kelas

sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai keterampilan belajar yang baru dan

siswa terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta data yang ditampilkan di

kelas sudah jenuh dalam arti sudah ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa

(Rochiati Wiriaatmadja, 2005:103).

D. Tahapan Penelitian

1) Tahapan Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

Page 17: Proposal PTK

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, hand

out, lembar kerja siswa, lembar observasi keaktifan, lembar angket respon siswa, lembar

observasi pelaksanaan pembelajaran STAD dan pedoman wawancara yang kemudian

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Tahap

tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran koopertif tipe STAD.

Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIIB. Materi

yang akan diberikan adalah materi himpunan tentang diagram Venn. Adapun tindakan yang

dilakukan pada tiap siklus yaitu:

● Pendahuluan

Guru menyampaikan presentasi kelas dengan memberikan apersepsi dan motivasi

kepada siswa dalam mempelajari materi himpunan.

● Kegiatan Inti

a) Siswa belajar dalam kelompok

b) Guru memberi penekanan dari hasil diskusi dalam kelompok.

c) Siswa mengerjakan kuis secara individu

d) Peningkatan nilai

e) Pemberian penghargaan kelompok

f) Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mencapai kriteria

keberhasilan tertentu.

c. Observasi

Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi

dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran

adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan

pembelajaran.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada

siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus

Page 18: Proposal PTK

berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang

dilaksanakan pada siklus kedua dan seterusnya.

2) Tahapan Penelitian Siklus II dan Siklus III

Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Sedangkan kegiatan pada siklus III dimaksudkan

sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Tahapan

tindakan siklus II dan siklus III mengikuti tahapan tindakan siklus I.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1) Observasi

Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi keaktifan siswa dan

obsevasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi keaktifan siswa difokuskan

pada pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada materi himpunan. Sedangkan

observasi pelaksanaan pembelajaran STAD difokuskan pada aktivitas guru maupun siswa selama

proses pembelajaran. Dan pengamatan yang belum terdapat pada pedoman observasi dituliskan

pada lembar catatan lapangan.

2) Angket

Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa

terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

3) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada guru dan siswa mengenai proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4) Tes

Tes digunakan berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah mempelajari materi himpunan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

5) Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, lembar wawancara,

catatan lapangan, daftar kelompok siswa, dan foto-foto selama proses pembelajaran.

Page 19: Proposal PTK

F. Instrumen Penelitian

1) Peneliti

Peneliti merupakan instrumen karena peneliti sekaligus sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya

(Lexy J. Moleong 2007: 168)

2) Lembar Observasi

Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi yaitu lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan lembar keaktifan siswa. Lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran STAD digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan lembar observasi keaktifan siswa

digunakan pada setiap pembelajaran sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks

permasalahan dan tujuan penelitian.

3) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan guru dan

siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

4) Angket Respon Siswa

Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban yaitu

selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah.

5) Tes

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan pre test, post test, dan kuis

individu. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana prestasi siswa mengenai materi

himpunan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

6) Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran, daftar nilai siswa, daftar kelompok, dokumen guru mengenai nilai siswa semester

ganjil, dan foto-foto selama proses pembelajaran.

7) Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil pengamatan di kelas yang tidak

terdapat di lembar observasi. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mengamati

hal-hal yang terjadi selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Page 20: Proposal PTK

G. Tabel Jadwal Penelitian

No Kegiatan Juli

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

1. Mempersiapkan Silabus, RPP

2. Mempersiapkan hand out, lembar kerja siswa, lembar observasi keaktifan, lembar angket respon siswa

3 Melakukan tindakan pada siklus I

5. Melakukan lembar observasi

6. Evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I

7. Melakukan tindakan pada siklus I dan II

8. Evaluasi9. Menyusun laporan

PTK

Page 21: Proposal PTK

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Model pembelajaran Examples Non Examples adalah model pembelajaran yang menggunakan

contoh-contoh melalui kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar. Melalui

model pembelajaran ini siswa diharapkan dapat memilih dan menyesuaikan contoh-contoh yang

ada melalui gambar tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khusus

ya dalam mata pelakaran fisika.

Model pembelajaran Examples Non Examples memiliki kelebihan yaitu siswa lebih kritis dalam

menganalisa gambar, siswa dapat mengetahui aplikasi dari maetri berupa contoh gambar dan

siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Sedangkan kekurangannya yaitu :

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2. Memakan waktu yang banyak.

Page 22: Proposal PTK

DAFTAR PUSTAKA

Hamdani.(2011).Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia

Agus Suprijono.(2009).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suyatno.(2009).Menjelajah Pembelajaran Inovatif.Surabaya.Buana Pustaka

Dahlan, M.D., dkk. (1984). Model-Model Mengajar. Bandung:CV Diponegoro.

Rahman. (2008). Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. (cetakan ke-2) Bandung: Alqaprint

Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran), Modul Diklat Terintegrasi

Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat PLP.

Rahmadi Widdiharto. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika. Makalah diklat guru

pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika

http://david-indrianto.blogspot.com/2010/12/implementasi-model-pembelajaran.html

http://arifar.blogdetik.com/model-pembelajaran-examples-non-examples

http://www.papantulisku.com/2010/01/model-pembelajaran-examples-non.html