proposal platy koral

Upload: tika-mulyasari

Post on 14-Jul-2015

430 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ikan hias merupakan salah satu komoditas ikan yang mempunyai prospek yang sangat baik di pasaran.Ikan ini mempunyai daya pikat yang cukup besar pada pecinta ikan hias, khususnya pada warna, dan bentuk sehingga menciptakan peluang pasar yang kontinyu pada setiap pembudidaya ikan hias.Peluang tersebut menyebabkan banyaknya orang yang mencoba melakukan usaha dalam bidang ikan hias ini.Pada dasarnya ikan hias merupakan ikan yang sama seperti ikan lainnya, hanya saja butuh ketelatenan serta keseriusan dalam melakukan budidayanya.Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan dalam budidaya ikan hias diantaranya, penyakit, tingginya angka kematian serta suplai pakan yang harus di perhatikan selain itu kualitas airpuntetap harus di jaga.

Pakan menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam budidaya ikan hias khususnya pada masa perkembangan ikan, dikarenakan pakan merupakan komponen biaya tertinggi dalam membudidayakan ikan.Ada dua macam pakan ikan, yakni pakan alami dan pakan buatan.Pakan alami antara lain artemia, rotifera, infusoria, kutu air (moina dan daphnia), cacing sutera dan jentik nyamuk. Rotifera, infusoria, kutu air dan cacing sutera, bisa diperoleh dari alam atau dibudidayakan.Budidaya rotifera, infusoria, kutu air dan jentik nyamuk, umumnya menggunakan benih yang diambil dari alam. Jentik nyamuk jarang dibudidayakan, melainkan hanya diambil dari genangangenangan air.Sementara artemia hanya bisa diperoleh melalui

pembudidayaan.Benih artemia masih diimpor, meskipun pembudidaya ikan hias bisa pula membudidayakannya dengan benih dari hasil budidaya sebelumnya.

1

Atas dasar pemikiran bahwa pakan merupakan faktor penting yang dibutuhkan sebagai usaha untuk mendongkrak mutu ikan hias, maka dalam penelitian ini akan mencoba meneliti mengenai pengaruh pemberian pakan yang berbeda terhadap perkembangan warna, pertumbuhan dan tingkat kelulushidupanikan hias plati koral. Warna merupakan salah satu daya pikat nilai jual ikan hias.Warna yang ditampilkan oleh ikan hias, ternyata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor lingkungan dan makanan.Pengaruh lingkungan, adalah kualitas air, yakni pH, suhu, salinitas, dan juga sinar yang masuk.Faktor makanan, juga diduga punya andil dalam membentuk warna pada ikan hias.Warna ikan hias dapat terjadi karena ada sel - sel pigmen (sel pembentuk warna) dalam tubuhnya. Sel - sel pigmen inilah yang bertugas menyerap zat warna yang ada dalam pakan, sehingga akan nampak cerah.Oleh sebab itu pakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembudidayaan ikan hias dan menjadi salah satu hal yang harus di perhatikan.Pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan ikanpun sangat di pengaruhi oleh pakan yang di berikan, apabila pakan yang di berikan baik dan dapat di cerna maka pertumbuhan ikan akan cepat serta tingkat kelulus hidupannya dapat meningkat.

Pakan alami menjadi salah satu pakan yang baik digunakan sebagai pakan hias khususnya cacing tubifex, karena cacing tubifex mengandung nutrisi yang cukup tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan yang dibudidayakan, oleh sebab itu pada penelitian ini menggunakan cacing tubifex. Selain pakan alami berupa cacing tubifex, ada pakan buatan yang bisa di gunakan sebagai pakan ikan hias yaitu pellet. Kandungan nutrisi pakan buatan berupa pellet biasanya terdiri dari protein, lemak, karbohidrat , vitamin dan mineral. Komposisi nutrisi pakan yang terdapat pada pakan buatan sangat spesifik untuk setiap ukuran ikan, ditentukan antara lain oleh kualitas bahan baku yang ada. Hal ini disebabkan selain nilai gizi yang dikandung bahan baku harus sesuai dengan kebutuhan ikan, juga pakan buatan ini disukai ikan baik rasa, aroma dan lain sebagainya yang dapat merangsang ikan untuk

2

memakan pakan buatan ini. Akan tetapi dikarenakan ikan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan ikan dengan ukuran 0,5 cm maka di gunakan pellet yang ditumbuk halus, di buat serbuk di sesuaikan dengan bukaan mulut ikan.

1.2 Perumusan Masalah Pembesaran ikan plati koral mempunyai banyak kendala khususnya pada pakan yang digunakan, pakan yang baik untuk perkembangan ikan hias merupakan pakan alami, khususnya untuk perkembangan kecerahan warna ikan. Pakan alami itu sendiri tidak bisa didapatkan secara kontinyu, adakalanya pakan alami tidak ada di pasarandikarenakan masih tergantung dari hasilalam. Pakan alami yang biasa digunakan yaitu cacing sutera

(tubifex), cacing ini dapat membuat warna dari ikan hias menjadi lebih cerah di banding pakan yang lainakan tetapi tidak bisa didapatkan secara terus menerus karena keberadaannya masih tergantung pada alam .Berbeda halnya dengan pakan buatan (pellet) yang bisa di dapatkan secara kontinyu, tidak tergantung musim.Pellet mempunyai kandungan yang di sesuaikan dengan kebutuhan ikan.

Pakan yang digunakan berpengaruh juga pada pertumbuhan ikan hias, apabila pakan yang digunakan bisa dicerna dengan baik oleh ikan, maka ikan akan mengalami pertumbuhan yang cepat sebaliknya jika pakan yang digunakan kurang bisa dicerna ikan maka pertumbuhan ikan akan terhambat, bahkan bisa sampai menyebabkan ikan tersebut mati.Pakan juga berpengaruh pada tingkat kelulushidupan ikan, ikan pada fase benih sangat rentan terhadap kematian, dikarenakan organ-organ pada ikan belum berfungsi secara normal layaknya ikan dewasa.Oleh sebab itu harus di lakukan penekanan penurunan tingkat kematian ikan dengan pengelolaan pakan yang intensif.

3

Dari alasan tersebut maka dilakukan penelitian untuk melihat perkembangan warnabenih, pertumbuhan serta tingkat kelulushidupan apabila di berikan pakan yang berbeda. Berdasarkan uraian latar balakang dan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian menitik beratkan pada tiga hal yaitu, pemberian pakan yang berbeda pegaruhnya pada warna, pertumbuhan, serta tingkat kelulushidupan ikan plati koral. Pakan yang digunakan yaitu pakan alami berupa cacing tubifex dan pakan buatan berupa pellet, pakan diberikan dua kali sehari dengan metode pemberian pakan adlibitum.

1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan yang ingin di capai pada tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh pakan berbeda pada perkembangan kecerahan warna benih ikan hias plati koral. 2. Mengetahui pengaruh pakan berbeda pada pertumbuhan benih ikan hias plati koral. 3. Mengetahui pengaruh pemberian pakan yang berbeda terhadapSR benih ikan hias plati koral.

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Biologi Plati Koral Klasifikasi ikan plati koral secara lengkap adalah sebagai berikut : Ordo Sub ordo Family Genus Species : Cyprinodontoidei : Poecilioidei : Poecilidae : Xyphophorus : Xiphophorus maculates

Gambar 1. Ikan Hias Plati Koral

Ikan Plati koral terkenal di masyarakat merupakan ikan yang mudah beranak dan punya potensi pasar yang cukup bagus.Mulut Plati koral terletak diujung moncong, dengan mulut yang berbentuk runcing dengan ekor berbentuk bulat (Susanto Heru, 2003).

Warna dasar tubuhnya kekuningan hingga cokelat jaitun dengan satu atau lebih bintik hitam pada batang ekor. Pada tubuhnya kadang terdapat dua atau lima buah garis melintang yang terlihat samar-samar. Sirip dada, sirip perut,

5

dan ekor tidak berwarna serta transparan.Pada pinggiran batang ekor terkadang berwarna biru atau kehijauan (Susanto Heru, 2003).

Plati koral merupakan salah satu ikan hias yang perkembang biakannya dengan cara beranak atau melahirkan. Selain itu ikan ini sering berenang dipermukaan air dengan gerakan yang gesit. Sifat unik ikan ini yaitu jika sudah kawin maka mampu menghasilkan anak hingga empat atau lima periode. Sedangkan sifat jeleknya yaitu seringnya induk ikan ini memakan keturunannya.Terlebih jika tidak diberikan asupan pakan yang cukup.Ikan ini sangat senang hidup dengan tanaman air, dikarenakan di gunakan sebagai tempat berlindung serta tempat pemijahan pada saat kawin.

2.2. Pakan Ikan Hias

2.2.1. Pakan alami Pakan alami merupakan salah satu jenis pakan ikan hias dan ikan konsumsi air tawar, payau dan laut.Pakan alami adalah pakan yang disediakan secara alami dari alam dan ketersediaannya dapat di budidayakan oleh manusia. Pakan alami yang biasanya di gunakan pada budidaya ikan hias antara lain :

a. Infusoria Infusoria merupakan organisme atau jasad renik yang sangat kecil, berukuran 40-100 m (0,04-0,10 mm), sehingga tidak dapat terlihat oleh mata telanjang dalam keadaan sendiri-sendiri. Kebanyakan hidup di air tawar seperti kolam, sawah, rawa, dan perairan tawar tergenang lainnya.Biasanya sangat cocok diberikan pada larva ikan yang sangat kecil. Infusoria mampu berkembang baik di lingkungan yang sedang tercemar dan mengalami proses

pembongkaran bahan organik, makanannya berupa bakteri ,

6

ganggang renik, ragi, detritus halus, dan protozoa berukuran lebih kecil.

b. Rotifera Rotifera merupakan zooplankton berukuran kecil, tetapi masih besar dibandingkan infusoria, dengan ukuran sekitar 900-200 m (0,09-0,20 mm). sangat cocok di berikan pada benih atau larva ikan berukuran 2-4 hari.Budidaya rotifera dilakukan di ruangan tertutup atau laboratorium dengan menggunakan botol-botol besar untuk di jadikan benih yang kemudian di budidayakan secara massal pada media yang lebih besar misalnya berupa bak semen.Biasanya pertumbuhan rotifera pada bak, di tempatkan di ruangan terbuka agar mendapat sinar matahari yang cukup agar pertumbuhannya cepat.Setelah 4-5 hari rotifera baru bisa di panen.

c. Kutu air Kutu air merupakan pakan larva yang berupa zooplankton, biasanya berada pada genangan air, kolam, waduk ataupun rawa. Kutu air berwarna merah dengan ukuran relatif besar (0,9-3,0 mm), dan banyak muncul di musim kemarau. Ada 2 jenis kutu air yang biasa di gunakan untuk pakan ikan antara lain Moina dan Daphnia, bentuk tubuhnya pipih dengan warna bening tembus pandang sehingga organ dalam tubuhnya tampak dari luar.Makanannya berupa detritus dan ganggang, Infusoriapun menjadi salah satu makanannya.

7

Gambar 2.Moina sp

Gambar 3. Daphnia sp

d. Cacing sutera (Tubifex sp) Cacing sutera atau sering disebut cacing rambut ini merupakan salah satu pakan alami yang banyak digunakan para pembudidaya ikan hias.Belum banyak orang yang membudidayakan cacing ini disebabkan karena banyak pembudidaya yang belum mengetahui cara budidayanya oleh sebab itu banyak para pembudidaya yang masih tergantung dari hasil alam mengambil cacing tersebut dari sungai, selokan yang airnya mengalir perlahan seperti comberan. Komposisi zat gizi yang terdapat pada Tubifex yaitu protein 57%, lemak 13, 3% serat kasar 2,04% kadar air 87,19% dan kadar abu 3,6%. Tubuh cacing tubifek berukuran 5-15 mm, segmen-segmen tidak tampak (Priyambodo, 2000).Tubifex merupakan salah satu jenis Benthos yang hidup didasar perairan tawar didaerah tropis dan subtropis. Berdasarkan klasifikasinya Tubifex sp dapat dimasukkan kedalam : Filum Kelas Ordo Famili : Annelida : Oligochaeta : Haplotaxida : Tubificidae

Genus : Tubifex Spesies :Tubifex sp.

8

Gambar 4. Cacing Sutera

Morfologi Tubifex dapat dilihat secara langsung dibawah mikroskop, ciri khasnya yang sangat mudah untuk dikenali adalah adanya tubuhnya berwarna merah kecoklatan karena banyak mengandung haemoglobin.Tubuh terdiri dari beberapa segmen berkisar antara 30 60 segmen. Pada setiap segmen di bagian punggung dan perut akan keluar seta dan ujungnya bercabang dua tanpa rambut. Bentuk tubuh agak panjang dan silindris mempunyai dinding yang tebal terdiri dari dua lapis otot yang membujur dan melingkar sepanjang tubuhnya.

e. Jentik nyamuk Jentik nyamuk terkenal sebagai pakan ikan yang mempunyai protein yang tinggi.Banyak terdapat di comberan, parit, maupun genangan air. Pakan ini sangat baik diberikan pada induk ikan karena proteinnya tinggi dengan kadar lemak yang rendah.Hanya saja di tinjau dari kesehatan lingkungan secara umum tentunya harus ditiadakan, karena menganggu lingkungan, oleh sebab itu pemberiannya sedikit.

Tabel nilai gizi pakan alami ikan hias air tawar Jenis Pakan Air Infusoria (Chlamydomonas sp.) Rotifera (Brachionus sp.) Moina sp. 90,60 37,38 13,29 11,0 92 57,54 11,20 13,8 Kandungan Gizi (%) Protein 36,30 Lemak Karbohidrat 5,50 Abu 4,47

9

Daphnia sp. Cacing sutera Jentik nyamuk

94,78 87,19 81,80

42,66 57,00 67, 80

8,0 13,30 14,60

14,10 2,04 12,20

4,0 3,60 -

Sumber : 1. Burlew, 1953; 2. Widigdo, 1989; 3. Chumaedi, et.al, 1990; 4. Zonneveld, et.al, 1991 dalam Lesmana Satyani Darti dan Dermawan Iwan (2006).

2.2.2. Pakan buatan Pakan buatan adalah pakan yang hanya dibuat oleh manusia dengan menggunakanbeberapa bahan baku dan formulasi pakannya

disesuaikan dengan kebutuhan ikan.Pakan buatan digunakan baik sebagai pakan tambahan maupun sebagai bahan pelengkap. Pakan dapat berbentuk kering (pelet) maupun basah (pelet moist).Pakan pelet ada dua jenis yaitu pakan tenggelam dan terapung.Pakan banyak dijual dipasaran dengan berbagai bentuk, ukuran, dan kualitas pakan.Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:y

Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan

y y y y y y

Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan Pakan mudah dicerna Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh Memiliki rasa yang disukai ikan Kandungan abunya rendah Tingkat efektivitasnya tinggi

Namun pakan buatan tidak dianjurkan di berikan pada ikan karnivora karena ikan biasanya tidak mau memakannya, beda dengan ikan omnivora. Pakan buatan memiliki kandungan nilai gizi yang lengkap karena sudah di formulasikan sebelumnya sesuai dengan

10

kebutuhanikan

serta

pabrikan

yang

mengeluarkan

produk

pakan.Selain itu pakan lebih tahan lama di bandingkan pakan alami.

2.3. Perkembangan Warna Pada Ikan Hias

Warna ikan, khususnya ikan hias yang cerah dan cemerlang menjadi daya tarik utama pada ikan hias.Warna-warni pada ikan terbentuk karena adanya sel pigmen (kromatofora) yang terdapat dalam dermis pada sisik, di luar, maupundi bawah sisik. Sel pigmen ini dapat di klasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar, yaitu hitam, kuning, merah, atau oranye, sel refleksi kemilau dan putih. Banyaknya warna yang beraneka ragam merupakan gabungan dari warna-warna. Demikian pula dengan tinggi dan rendahnya konsentrasi sel pigmen akan mempengaruhi tegas dan kaburnya warna. Sel melanofa (hitam) mengandung zat warna melanin yang merupakan sel pigmen paling berperan dalam hampir semua warna. Konsentrasi dari melanin akan mempergelap atau memperterang warna.

Umumnya warna ikan bersifat konstan dan spesifik untuk jenisnya.Perubahan warna biasanya hanya terjadi pada kecerahan dan keburamannya, yang disebabkan oleh adanya perubahan jumlah sel pigmen.Perubahan tersebut di pengaruhi atau di control oleh hormone pituitary dan adrenalin (di sekresikan dari otak) secara khusus atau khas.

Ikan yang berwarna gelap atau abnormal umunya berhubungan dengan perubahan fisiologi seperti stress atau sakit. Perubahan warna menjadi gelap disebabkan oleh kerja hormone pengendali sel pigmen melanin. Respon hormon ini akanmembuat jumlah melanpora bertambah, berkumpul, atau tersebar. Akibatnya melanpora akan menutupi sel pigmen lain sehingga warna akan menjadi lebih gelap.Stres yang terjadi pada ikan bisa di sebabkan

11

akibat dari lingkungan yang tidak cocok, kurangnya sinar matahari, atau kurang pakan terutama pada komponen warna pakan.

2.4. Pertumbuhan

Pertumbuhan ikan adalah perubahan bentuk ikan baik berat, panjang maupun volume yang disebabkan pertambahan waktu, ikan dapat tumbuh dengan baik jika jenis pakannya memiliki kandungan gizi lengkap, yang meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin serta mineral dalam jumlah tertentu.Faktor yang biasanya mempengaruhi pertumbuhan ikan antara lain, keturunan,

pertumbuhan kelamin dan umur, serta kerentanan penyakit. Keturunan berhubungan dengan cara seleksi induk. Pada pertumbuhan kelamin dan umur , ada baiknya ikan yang berkelamin jantan dan betina di pisahkan. Hal ini untuk menghindari adanya adanya gejala pematangan kelamin secara dini.Bisa saja ikan yang masih kecil sudah bertelur sehingga pertumbuhan badannya menjadi lambat.

Kerentanan penyakit terkadang menjadi faktor keturunan dan tergantung jenis ikan. Pada pemeliharaan ikan kualitas air, kepadatan ikan, serta jumlah pakanpun harus di perhatikan. Jumlah dan kualitas pakan menjadi faktor penting karena bila pakan terlalu sedikit ikan akan sukar tumbuh. Sebaliknya jika terlalu banyak kondisi air akan menjadi jelek, terutama pakan buatan. Pemberian pakan yang tidak terlalu sering dan jumlah yang tidak terlalu banyak akan lebih baik di bandingkan di berikan sekaligus dalam jumlah banyak (Lesmana Satyani Darti dan Dermawan Iwan, 2006).

2.5. Kelulushidupan

12

Berdasarkan penelitian Irmawan (1987), diperoleh informasi bahwa pada waktu larva berumur tiga hari banyak terjadi kematian, sehingga terjadi penurunan kelangsungan hidup biasa mencapai kira-kira 30% saja pada suhu 27oC.Setelah larva berumur tujuh hari, maka pertumbuhannya dapat ditingkatkan sampai umur empat belas hari. Menurut Effendi (2004), kelangsungan hidup ikan adalah persentase ikan yang hidup dari seluruh ikan yang dipelihara setelah melewati masa pemeliharaan. Kelangsungan hidup ikan pada saat post larva sangat ditentukan oleh tersedianya makanan. Makanan yang diberikan akan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dalam pertumbuhan ikan. Ikan akan mengalami kematian apabila dalam waktu yang singkat tidak berhasil mendapatkan makanan, akibatnya akan terjadi kehabisan tenaga.

13

III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan penelitian ini akan di mulai dari tanggal 23 Januari sampai dengan 17 Maret 2012. Tempat penelitian dilakukan di Depertemen Agribisnis Perikanan Budidaya dengan menggunakan bak semen di belakang kantor.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat Bak semenberukuran 1,5 m x 1 m, digunakan sebagai wadah budidaya. Baskom, 2 buah digunakan sebagai wadah pada saat pemanenan. DO meter, 1 buah, untuk mengukur oksigen terlarut pada air kaitannya dengan kualitas air yang digunakan, dilakukan setiap kali pergantian air baik sesudah maupun sebelum pergantian. Ember, 1 buah, digunakan sebagai wadah pada saat pemanenan. Penggaris, 1 buah, digunakan untuk mengukur pertumbuhan panjang ikan, dilakukan sekali dalam seminggu. pH Meter, digunakan untuk mengukur pH, kaitannya dengan kualitas airyang digunakan, dilakukan setiap kali pergantian air baik sesudah maupun sebelum pergantian. Serokan, 1 buah Thermometer, 1 buah, digunakan untuk mengukur suhukaitannya dengan kualitas airyang digunakan, dilakukan setiap kali pergantian air baik sesudah maupun sebelum pergantian. Timbangan Digital, 1 buah, di gunakan untuk mengukur berat, dilakukan pada awal penebaran dan pada saat pemanenan. 14

3.2.2. Bahan

Air, sebagai media hidupnya ikan Anakan / benih Ikan Hias Plati koral, ukuran 0,5cm dengan jumlah setiap KJA mini 20 ekor. Cacing sutera (tubifex), disesuaikan dengan kebutuhan ikam. Eceng gondok , digunakan sebagai substrat tempat hidup ikan, jumlahnya di sesuaikan. Pellet(serbuk), disesuaikan dengan kebutuhan ikan. 3.3. Rancangan / strategi penelitian Metode yang digunakan adalah metode percobaan atau eksperimen yaitu mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil atau hubungan kausal antara variable.Dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) dengan tiga perlakuan dan tiga kali ulangan.Rancangan ini digunakan karena media yang digunakan bersifat homogen sehingga yang mempengaruhi hasil penelitian hanyalah perlakuan dan faktor kebetulan saja (Surakhmad, 1985).Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan.Perlakuan mengalami tiga kali pengulangan agar hasil yang didapatkan tidak bias atau akurat. Perlakuan yang diuji adalah sebagai berikut: 1. perlakuan A 2. perlakuan B 3. perlakuan C : pemberian pakan cacing sutera (kontrol) : pemberian pakan pellet (serbuk) : pemberian pakan cacing sutera dan pellet

Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.Setiap bak di beri pakan yang berbeda sesuai dengan perlakuan yang dilakukan. Setiap Kja mini pada masing-masing perlakuan ditempatkan benih ikan sebanyak 20ekor dengan ukuran benih mulai dari 0,5 cm. Pakan yang diberikan berupa cacing tubifex

15

dan pellet yang di tumbuk.Selama penelitian tidak diaerasi dikarenakan ikan plati koral mempunyai toleransi cukup besar pada lingkungannya. 3.4. Parameter Pengamatan Dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Prosedur penelitian 3.4.1.1. Persiapan wadah media Wadah dipersiapkan sebelum melakukan pemeliharaan ikan, wadah yang digunakan berupa bak semen berukuran 1,5 m x 1 m. wadah sebelumnya dilakukan pencucian agar terbebas dari organisme-organisme penganggu. Kemudian setelah di cuci bersih dikeringkan sehari dan kemudian diisi air yang diendapkan terlebih dahulu selama 1 hari.Seteleh itu baru bisa di pergunakan sebagai wadah pemeliharaan ikan hias.

3.4.1.2. Persiapan ikan uji Ikan yang akan digunakan dalam penelitian sebelum dipergunakan dilakukan selesi sesuai dengan ukuran yang di butuhkan. Selain itu dari mulai kelahirannyapun harus sama dengan toleransi 3 hari masih bisa di pergunakan.Ikan harus memenuhi persyaratan kesehatan yang baik, tidak terkena penyakit dan tidak lahir dari indukan yang terkena penyakit.Setelah melalui tahapan tersebut maka ikan dapat di masukan pada bak semen yang telah dipersiapkan.

3.4.1.3. Pelaksanaan Setelah semua dipersiapkan dari mulai persiapan alat dan bahan, maka penelitian dapat dimulai.Pelaksanaan

pemeliharaan dilakukan selama 4 minggu secara bersamaan dengan sampel pengulangan dalam bak yang berbeda.

16

3.4.2. Parameter pengamatan

3.4.2.1. Perkembangan warna Dilakukan pengamatan terhadap warna ikan setiap 1 minggu sekali.Pengamatan dilakukan dengan melihat kecerahan secara visual pada setiap benih ikan yang di uji.

3.4.2.2. Pertumbuhan Parameter pertambahan bobot diukur dengan menimbang sampel dari setiap perlakuan menggunakan timbangan digital, dilakukan pada minggu pertama dan minggu keempat.Laju pertumbuhan individu dihitung berdasarkan rumus :

Keterangan :

a = laju pertumbuhan bobot individu (%) Wt = bobot ikan pada hari ke t (gam) Wo = bobot ikan pada hari ke-0 (gam) t = interval pengambilan sampel ikan (hari)

3.4.2.3. Kelulushidupan Dilakukan 1 kali dalam 4 minggu. Untuk mengetahui tingkat kelulushidupan ikan tersebut, dengan menggunakan rumus:

17

3.4.3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara observasi langsung yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan didalam situasi yang sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus dibuat untuk penelitian tersebut (Surachmad, 1985).Pengamatan dilakukan setiap hari, melihat berbagai perkembangan yang terjadi pada ikan dan mencatatnya kemudian dapat dilihat melalui grafik, khususnya pada pertumbuhan ikan.

Teknik pengumpulan data pada pengamatan warna dilakukan dengan mengamati secara visual melalui alat pengamatan kecerahan warna, pada pengamatan pertumbuhan diamati bobot ikan dengan

menggunakan timbangan digital. Dengan mengambil sampel ikan ada tiap percobaan pengamatan, dan menimbangnya pada awal mulai penelitian serta akhir, selain bobot diukur juga panjang dari ikan dengan menggunakan penggaris. Untuk pengamatan tingkat kelulushidupan diamati dengan menggunakan rumus SR, dengan meggunakan sampel ikan yang hidup dan mati.

18

3.5.Jadwal Pelaksanaan April Januari 2 1. 2. Persiapan bak Persiapan dan Pembuatan KJA mini 3. 4. Pengisian air Aklimatisasi ikan 5. Pemeliharaan ikan 6. Pemberian pakan 7. Penyusunan laporan 8. 9. Seminar Konsultasi dan bimbingan Februari Maret

No

Kegiatan

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

19

DAFTAR PUSTAKAHardjosoemitro, S. 2011. Bisnis & Budidaya Ikan Hias . Araska. Yogyakarta. Lesmana, Satyani Darti, dan Daelami, Deden. 2009. Ikan Hias Air tawar Populer. Penebar Swadaya : Jakarta. Lesmana, Satyani Darti, dan Dermawan, Iwan. 2006. Budidaya Ikan Hias Air tawar Populer. Penebar Swadaya : Jakarta. Mudjiman, Ahmad. 2004. Makanan Ikan. Seri Agriwawasan. Jakarta. Susanto, Heru. 2003. Ikan Hias Air Tawar.Pinus Lingga : Jakarta. Agriefishery. 2009. Pakan Alami. Tersedia pada [email protected], diunduh 13 Januari 2012, pukul 14.45 WIB. ________. _____. Tubifex _ Cacing Sutra m2n & anak Ikan. Tersedia pada Google.com, diunduh 13 Januari 2012 pukul 14.40 WIB. AnneAhira._______.Memberdayakan Ikan Hias. Tersedia pada Google.com, diunduh 13 Januari 2012 pukul, 14.49 WIB. Crayonpedia. 2011. BAB_6_TEKNOLOGI_PAKAN_BUATAN. Tersedia pada Google.com, diunduh 13 Januari 2012, pukul14.59 WIB. Crayonpedia. 2011.BAB_VII._TEKNOLOGI_PRODUKSI_PAKAN_ALAMI.

Tersedia pada Google.com, diunduh 13 Januari 2012, pukul 14.52 WIB. Warintek-Bantul.______.Budidaya Perikanan. Tersedia pada Google.com,

diunduh 13 Januari 2012, pukul 15.15 WIB.

20