proposal perpaiiiikan tgl 4 februari

30
EKSISTENSI REOG PONOROGO PADA MASYARAKAT JAWA TRANSMIGRASI DUSUN KARYA BUDAYA (Studi kasus :Dusun Karya Budaya, Jorong Koto Agung Kiri, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya) A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk atau bhineka tungal ika, yaitu sebuah masyarakat negara yang terdiri dari atas masyarakat - masyarakat sukubangsa yang dipersatukan dan diatur oleh sistem nasional dari masyarakat tersebuat (Suparlan, 2005: 196). Kemajemukan masyarakat Indonesia disatu sisi merupakan anugerah dan kekayaan yang tidak ternilai, hal ini karena dari masyarakat yang majemuk tersebut tersimpan berbagai potensi budaya yang merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai 1

Upload: dit

Post on 26-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

EKSISTENSI REOG PONOROGO PADA MASYARAKAT JAWA TRANSMIGRASI DUSUN KARYA BUDAYA

(Studi kasus :Dusun Karya Budaya, Jorong Koto Agung Kiri, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya)

A. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk atau bhineka tungal ika,

yaitu sebuah masyarakat negara yang terdiri dari atas masyarakat - masyarakat

sukubangsa yang dipersatukan dan diatur oleh sistem nasional dari masyarakat

tersebuat (Suparlan, 2005: 196). Kemajemukan masyarakat Indonesia disatu sisi

merupakan anugerah dan kekayaan yang tidak ternilai, hal ini karena dari

masyarakat yang majemuk tersebut tersimpan berbagai potensi budaya yang

merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan

dan terus dilestarikan. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain

kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari

berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan

dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut.

Keanekaragaman budaya Indonesia masing –masing mempunyai corak

kebudayaan tersendiri yang saling berbeda antara yang satu dengan yang lainnya,

Skinner 1959 dalam (Nasikun 1991:44) menyebutkan lebih dari 35 suku bangsa

di Indonesia yang memiliki bahasa dan adat yang berbeda-beda.

Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar

dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan

kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,

dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan

1

Page 2: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia

yang berbeda.

Keadaan geografis, membuat masyarakat Indonesia tersebar keseluruh

pelosok daerah dengan memiliki kebudayaan dan kesenian yang beragam dimana

kesenian tersebut merupakan aset yang paling berharga yang harus dimiliki oleh

masyarakat itu guna untuk mempertahankan keeksistensianya dimata orang

banyak.

Kesenian merupakan salah satu perwujudan dari kebudayaan yag

tergambar dari keunikan kesenian itu sendiri. Kesenian juga merupakan suatu

unsur kebudayaan yang diwujudkan dengan suatu gerakan dengan mengunakan

rasa yang dapat diamati dengan panca indra manusia. Seperti yang diungkapakan

oleh Koentjaraningrat (1985 : 204), bahwa sistem kesenian merupakan salah satu

dari tujuh unsur kebudayaan yang universal yang dapat menonjolkan sifat atau ciri

khas suatu daerah. Unsur universal kesenian dapat berwujud gagasan-gagasan,

ciptaan-ciptaan pikiran, cerita dan syair-syair indah, namun kesenian juga dapat

berwujud tindakan-tindakan interaksi berpola antara para seniman pencipta,

seniman penyelengara, sponsor kesenian, pendengar, penonton dan konsumen

hasil kesenian.

Secara historis dan tradisional kesenian memegang peran penting dalam

kehidupan masyarakat karena ia merupakan pembeda kekhasan antara masyarakat

satu dengan lainnya. Kesenian juga dapat dijadikan sebagai ciri khas dari suatu

daerah, dimana ciri khas tersebut merupakan atribut dari kebudayaan yang berlaku

pada suatu daerah tertentu.

2

Page 3: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

Kebudayaan dalam arti kesenian adalah cipataan dari segala pikiran dan

prilaku manusia yang fungsional, estetis, dan indah, sehingga ia dapat di nikmati

dengan pancainderanya yaitu penglihatan, penciuman, pengecap, perasa dan

pendengar (Koentjraningrat,2002:19). Hasil pemikaran manusia yang telah di

tuangkan dalam berbagai bentuk kesenian tersebut, dibuat bukan sekedar bukan

untuk hiburan semata. Dibalik unsur simbolik atau pun pesan yang ingin

disampaikan kepada yang melihat, maupun yang mendengarnya. Disamping itu

juga terdapat unsur estetika dan religi.( Sukmawati, 2006:15)

Menurut E. Kant dalam (Koentjraningrat,2002:19), ilmu estetika adalah

kemampuan manusia untuk mengamati keindahan lingkungannya secara teratur.

Berkaitan dengan penilaian mengenai keindahan itu, aturan-aturanya tentu

banyak. Sejak beribu-ribu tahun (mungkin bahkan lebih lama), yaitu sejak

manusia purba hidup, keindahan di capai dengan meniru lingkungan. Dalam

upaya meniru lingkungan itu, manusia kadang-kadang berhasil meniru dengan

hampir sempurna. Dikatakan hampir sempurna karena masih ada bedanya.

Diantara kemampuan manuasia dalam mengamati keindahan lingkunganya

adalah dengan menciptakan tari-tarian sebagai bentuk peluapan rasa yang tengah

dihadapi oleh seorang manusia, dimana diantara tari-tarian tersebut menjadi

sebuah kesenian dan kekayaan budaya bagi suatu masyarakat seperti tarian Reog

pada masyarakat Jawa. Diantara kesenian itu memiliki makna serta sejarah yang

harus tetap dilestarikan guna untuk mempertahankan identitas dari daerah

tersebut.

3

Page 4: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

Kesenian Reog merupakan kesenian tradisional yang telah lama hidup di

daerah Ponorogo. Kesenian reog berupa tarian yang dimainkan sekelompok orang

(Lisbijanto : 2013, 1). Tarian Reog dilakukan dengan benda berbentuk seperti

Dhadhak Merak yang besar yang diangkat oleh satu orang. Dhadhak

Merak adalah topeng yang digunakan dalam tarian Reog. Dadak merak ini

berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya

hampir 50 kilogram. Dadak merak merupakan topeng yang digunakan pada Reok. 

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur

bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang

sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua

sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu

budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau

mistik dan ilmu kebatinan yang kuat ( Setyana, 2000:23)

Di Sumatera Barat tarian Reog salah satunya terdapat di Dusun Karya

Budaya, Jorong Koto Agung Kiri, nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung,

Kabupaten Dharmasraya. Munculnya kesenian tarian Reog Ponorogo di

Kabupaten Dharmasraya seiring dengan kedatangan suku bangsa Jawa di

Kecamatan Sitiung Kab. Dharmasraya salah satunya melalui program

transmigrasi1 yang di jalankan oleh pemerintah.

1 Transmigrasi merupakan Perpindahan penduduk dari jawa keluar pulau jawa merupakan program pemerintah republik Indonesia, ide itu sudah ada sejak zaman kolonial, pada tahun 1998 program ini masih terus di lakukan dengan tujuan –tujuan yang lebih kompleks. Selain mengurangi kepadatan penduduk di pulau jawa, juga untuk meningkatkan taraf hidup transmigrasi itu sendir, tujuan lain dari program transmigrasi adalah untuk pembangunan daerah dan memanfaatkan sumber daya alam dan pengurangan penduduk di pulau jawa, hal ini sangat sulit di laksanakan karena lebih banyak penduduk yang masuk dari pada penduduk pindah

4

Page 5: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

Kebijakan pemerintah untuk melakukan trasimigrasi masyarakat Jawa ke

salah satu daerah pulau Sumatera membuat masyarakatnya untuk menerima

budaya-budaya lokal namun disatu sisi mereka harus mempertahankan nilai-nilai

kebudayaan aslinya supaya tidak pudar sampai generasi penerusnya seperti tarian

Reog yang terdapat pada pada masyarakat Jawa transmigrasi Dusun Karya

Budaya yang terdapat pada kabupaten Dharmasraya.

Masyarakat yang dilokasikan di daerah Dharmasraya harus bisa dan mampu

bersosialisasi dengan masyarakat lokal, yaitu pada masyarakat Minangkabau yang

juga memiliki kebudayan dan kesenian yang menjadi kekhasan dari suku tersebut.

Dengan tetap melestarikan dan tetap mengajarkan kesenian-kesenian asli dari

daerah asalnya kepada generasi, maka masyarakat Jawa sudah belajar untuk

mempertahanka aset kebudayannya sendiri.

B. Permasalahan

Kesenian Reog seperti halnya kesenian tradisional lainya, merupakan salah

satu bentuk seni yang memiliki ciri khas dan keunikan serta corak daerahnya.

Pesatnya perkembangan budaya serta makin mudahnya hubungan antar daerah

membuat perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya disatu sisi dapat menjadi

pendorong ke arah kondisi kehidupan yang lebih baik, tetapi disisi lain dapat

menjadi bumerang yang menempatkan manusia sebagai objek yang kehilangan

nilai kemanusiaannya, bahkan melanggar hak asasinya.

Dalam mengangkat dan melestarikan seni dan budaya tradisional hal yang

paling sederhana adalah mencintai seni dan budaya kita sendiri, ini adalah hal

yang paling positif, dimana ada suatu slogan yang mengatakan tak kenal maka tak

5

Page 6: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

sayang dan slogan lain berbunyi cintailah seni dan budaya kita sendiri salah satu

kesenian tradisional yang harus di lestarikan adalah tarian Reog Ponorogo selama

ini kesenian tradisional sering di abaikan, hingga akhirnya menimbulkan

permasalahan , hal seperti inilah yang membuat Reog Ponorogo di claim oleh

negara lain.

Masyarakat etnis Jawa memiliki kebudayaan yang menunjukan identitas

dan jati diri sebagai etnis Jawa salah satunya adalah kesenian tarian Reog yang

merupakan tarian yang berasal dari Jawa Timur dan sekaligus merupakan identias

bagi etnis Jawa. Begitu juga halnya dengan kebudayaan penduduk lokal yang

memiliki atribut kebudayaan (Suparlan, 2005:27).

Keberadaan suatu etnis di suatu tempat memiliki sejarahnya sendiri,

khususnya menyangkut status yang dimiliki suatu etnis dalam hubunganya

dengan etnis lain. Sebagai suatu etnis yang merupakan kelompok etnis pendatang

dan berinteraksi dengan etnis asal yang terdapat di suatu tempat, maka akan secara

alami akan menempatkan pendatang pada posisi yang relatif lemah.(Abdullah

2006:84)

Jacob Ranjabar (2006:150) mengatakan bahwa dilihat dari sifat majemuk

masyarakat Indonesia, maka harus di terima adanya tiga golongan kebudayaan

yang masing-masing memiliki coraknya sendiri, ketiga golongan tersebut adalah

sebagai berikut: kebudayaan sukubangsa atau sama dengan kebudayaan lokal.

kebudayaan umum lokal tergantung pada aspek ruang, biasanya ini bias di analisis

pada ruang perkotaan di mana hadir berbagai budaya lokal yang di bawa oleh

setiap pendatang, namun ada budaya dominan yang berkembang misalnya, budaya

6

Page 7: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

Reog, yang ada di kota tempat tersebut. Sedangkan kebudayaan nasional adalah

akumulasi dari budaya-budaya daerah.

Seiring berjalannya waktu peragaan tarian-tarian yang berupa tarian Reog

saat sekarang ini masih tetap digelar dalam setiap acara, tentunya kesenian reog

ini masih mempunyai arti dan fungsi tersendiri bagi masyarakat maupun bagi

pelaku kesenian itu sendiri. Eksistensi kesenian reog ini dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang menyebabkan kesenian ini masih digunakan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, eksistensi dapat diartikan sebagai keberadaan. Dalam konteks

kesenian Reog, eksistensi berarti keberadaan yang terus ada di tengah-tengah

masyarakat walaupun keberadaannya tidak lagi seperti dahulu karena telah banyak

terjadi perubahan-perubahan dan masih tetap hidup, maksudnya keberadaan

kesenian reog ini masih tetap terjaga di daerah Dusun Karya Budaya.

Kesenian tari Reog yang dimainkan akan nampak keindahannya saat

Dhadhak Merak menggoyang-goyangkan badannya dengan melekuk-lekukkan

tubuhnya, sehingga terlihat bergerak bulu-bulu merak yang berada di atas kepala

Barongan . Bukan hanya itu saja yang dapat dilihat dari kesenian Reog yang ada,

tetapi reog juga merupakan sarana interaksi sosial dari para pelakunya. Gillan dan

Gillin menyatakan bahwa interaksi sosial tersebut merupakan hubungan sosial

yang dinamis, yang menyangkut hubungan antar orang-orang perorangan, antar

kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok

manusia (dalam sukanto, 1987:51).

Seiring dengan berkembangnya modernisasi dalam masyarakat serta

faktor-faktor lingkungan sehingga banyak dari kesenian asli dari suatu masyarakat

7

Page 8: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

asli tersebut mulai dilupakan dalam lingkungan masyarakatnya. Lingkungan juga

sangat berpengaruh dari hilangnya kesenian-kesenian yang ada dalam masyarakat.

Pada masyarakat Jawa transmigrasi Dusun Karya Budaya masih

mempertahankan kesenian Reog meskipun mereka berada pada lingkungan yang

komunitasnya lebih dominan masyarakat Minangkabau namun untuk menjaga dan

memelihara keeksistensian dari kesenian-kesenian asal mereka tetap

mempertahankan dan memperagakan kesenian tersebut ditengah-tengah

masyarakat lokal.

Dari uraian permasalahan diatas maka yang menjadi pertanyaan penelitian

adalah:

1. Apa fungsi Reog bagi masyrakat etnis Jawa?

2. Bagaimana upaya masyarakat Jawa transmigrasi Dusun Karya Budaya

Dharmasraya mempertahankan Reog ditengah-tengah masyarakat lokal ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan latar belakang dan permasalahan yang tergambar diatas

maka tujuan yang inggin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan apa fungsi Reog bagi masyarakat etnik Jawa di daerah

transmigrasi Dusun Karya Budaya .

2. Mendeskripsikan bagaimana cara masyarakat Jawa transmigrasi Dusun Karya

Budaya Dharmasraya mempertahankan Reog aslinya ditengah-tengah

masyarakat lokal.

D. Manfaat Penelitian

8

Page 9: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

1. Secara akademis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

dalam pustaka tentang keragaman kebudayaan lokal pendatang khususnya

masyarakat Jawa transmigrasi Dusun Karya Budaya Dharmasraya dalam

mempertahankan aset kesenian untuk generasi pendatang.

2. Memberikan gambaran (berupa dokumentasi) kepada masyarakat luas

khususnya masyarakat Jawa tentang fungsinya tarian dalam kehidupan sosial

mereka sebagai suatu kesenian daerah.

E. Kerangka Pemikiran

Untuk menjelaskan bagaimana fungsi kesenian Reog Ponorogo pada

masyarakat Jawa maka dalam penelitian ini memakai beberapa konsep dan teori.

Tarian Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur

bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang

sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok2 dan gemblak3, dua

sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan.

Reog merupakan salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat

kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Dalam

pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal

sebagai "Singa barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan

2 "Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin) www.wikipedia.reog ponorogo.html.

3 Gemblakan atau biasa disebut gemblak adalah sesosok pemuda belia berumur antara 10 hingga 17 tahun. Dialah yang menjadi teman hidup sang Warok. www.wikipedia . gemblak

9

Page 10: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang

menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala

gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang

menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit

yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik

topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan

menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya

dengan menggunakan giginya.4 Namun dalam jaman sekarang ini ada banyak hal

yang menghambat pelestarian tarian Reog salah satunya karena kurang

dilestarikanya. Adapun konsep yang dipakai adalah konsep kebudayaan.

Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan dan hasilkarya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar

(Koenjaranigrat: 2002: 180).

C. Kluckhon dalam (Koentjraningrat, 2002: 180). menyebutkan terdapat

tujuh unsur kebudayaan5, kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan, jadi

kesenian merupkan bahagian dari kebudayaan. Ini berarti bahwa dalam

kebudayaa, kesenian sangat dibutuhkan untuk melestrikan nilai-nilai dan karya-

karya dari suatu masyarakat. Sehingga manusia dalam kehidupannya selalu

melahirkan sebuah karya-karya yang terwujud dalam sebuah kesenian seperti

kesenian tari guna untuk mengekspresiskan segala bentuk fikirannya. Menurut

Koenthraningrat, kebudayaan kebudayaan merupakan keseluruhan sistem

4 www.wikipedia.reog ponorogo.html.akses pada 02 des 201351.Bahasa, 2. Sistempengetahuan, 3. Organisasisosial, 4. Sistemperalatanhidupdanteknologi, 5. Sistem mata pencarian hidup, 6. SistemReligi, 7. Kesenian (koentjraningrat, 2002: 204)

10

Page 11: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam ragam kehidupan bermasyarakat

yang didapat dengan proses belajar

Tiga wujud ideal kebudayaan yaitu:

a. Wujud kebudayaan sebagai suatu proses kompleks dari ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya (wujud

ideal)

b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat (sistemsosial)

c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia

kebudayaan fisik (Koentjraningrat, 2002:186).

Pengertian kebudayaan seperti yang telah dijelaskan diatas

memperthatikan bahwa kebudayaan itu berada di luar diri individu, yang secara

eksternal bersifat memaksa yang didapat dari oleh individu lewat proses belajar,

yang pada akhirnya membentuk ide-ide, prilaku-prilaku terpola dan karya-karya

yang diciptakan manusia sebagai mahluk sosial yang terwujud dalam sebuah

tarian seperti tarian Reog. Wujud pertama, sifatnya abstrak tak dapat diraba atau

difoto. Tempatnya ada dalam fikiran manusia dimana kebudayaan bersangkutan

itu hidup. Kalau ide dinyatakan dalam tulisan maka tempatnya berada dalam

karangan buku dan hasil karya manusia. Wujud ketiga yaitu kebudayaan fisik

berupa hasil dari aktifitas, perbuatan atau hasil karya cipta manusia yang bersifat

kongrit seperti benda-benda yang dapat diraba, dilihat dan di foto.

Wujud ketiga dari kebudayaan disebut sistem sosial (Social system) terkait

dengan tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem social itu bersifat kongrit

11

Page 12: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

terjadi sekitar kehidupan sehari-hari, dapat di observasi, difoto dan di

dokumentasikan seperti kesenian tarian Reog. Ketiga wujud kebudayaan yang

terurai diatas dalam kenyataan kehidupan masyarakat tertentu tidak dapat terpisah

satu dengan yang lain. Idealnya suatu kebudayaan dan adat istiadat adalah untuk

mengatur dan memberi arah kepada tindakan manusia. Baik pikiran, ide-ide

maupun tindakan karya manusia yang menghasilkan benda-benda kebudayaan

fisiknya (Lubis, 1985:43).

Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Oleh karena

itu, kajian antropologi sangat di perlukan untuk melihat lebih jauh mengenai cara

manusia menuangkan gagasan dan pemikirannya melalui suatu wadah yang

dinamakan seni.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni memiliki tiga arti. Pertama,

seni berarti keahlian untuk membuat suatu karya bermutu. Kedua, seni adalah

karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa. Ketiga, seni adalah

kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Herbert Read dalam

bukunya yang berjudul the Meaning of Art menyebutkan bahwa seni merupakan

usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk

menyenangkan yang dimaksud adalah hasil seni yang bersifat indah dan dapat

memberikan kepuasan bagi para pengamatnya. seni secara sederhana, yakni

symbol dari perasaan ( Hermanto, 2010:13-14). Seni dianggap sebagai kreasi

bentuk simbolis dari pengalaman emosional (perasaan), sehingga tidak berasal

dari pikiran semata (Koentjaraningrat, 2002:19), yang dimaksud dengan seni

12

Page 13: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

adalah keahlian dan keterampilan manusia untuk mengekspresikan dan

menciptakan hal-hal yang indah serta bernila.

Dalam Indonesia Heritage dalam (Hermanto, 2010:13), disebutkan bahwa

ada tiga tipologi seni petunjukan di Indonesia, yaitu:

a. Tipologi berdasarkan unsur artistik, yaitu seni yang didasarkan pada

jumlah unsur keindahan yang disajikan. Seperti Calung dari Jawa Timur,

Sampek pada suku Dayak di Kalimantan, dan lain-lain

b. Tipologi berasarkan fungsi sosial, yang berarti bahwa pertunjukan itu

merupakan bagian dari upacara keagamaan.seperti drama, tari suci barong

di bali,bedhaya dan serimpi di Jawa, pattudu dan pajaga dari sulawesi

selatan.

c. Tipologi berdasarkan apakah seni tersebut merupakan suatu dramatisasi

atau buka. Contohnya seperti tari kanjet teweg dari kalimantan, tari allu

ambek dari sumatera barat dan tari legong keraton dari bali.

Kesenian tersebut merupakan bagian tradisi yang bersifat turun temurun.

Menurut Subadio dalam (Marshal, 1999:22) tradisi merupakan kebiasaan turun

temurun sekelompok masyarkaat berdasarkan nilai budaya masyarakat yang

bersangkutan. Tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah

laku, baik dalam kehidupan yang bersifat duniawi maupun terhadap hal-hal yang

bersifat gaib atau keagamaan.

Sedangkan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori

fungsionalisme struktural dari Radclifee-Brown dimana menurut teori ini didalam

organisme yang hidup terdapat suatu struktur, yaitu saling berhubungan dari

13

Page 14: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

bagian-bagian yang membentuk suatu keseluruhan. Begitu juga dengan struktur

sosial terdiri dari kesatuan-kesatuan – unit entities ( kesatuan yang sunguh-sunguh

ada) yang dipersatukan. Jadi dalam kehidupan sosial struktur itu diamati (Brown

dalam Effendi).

Kesenian Reog muncul dan berkembang didaerah Dusun Karya Budaya

disebabkan oleh adanya program transmigrasi, faktor utama yang mempengaruhi

penyebaran Reog ini adalah daya pesona Reog yang demikian kuat sehingga

sangat disenangi oleh penontonnya, disamping itu masyarakat Jawa mempunyai

rasa kebanggaan yang tebal terhadap kesenian tersebut. Pada dasarnya kesenian

Reog yang berada di Ponorogo dengan kesenian Reog yang dibawa oleh

masyarakat Jawa transmigrasi tidak jauh berbeda, tetapi pada saat sekarang

kesenian Reog termodifikasi oleh arus modernisasi sehingga disesuaikan keadaan

sekarang dan mengalami perubahan dari asal Reog tersebut

Relatif berbedanya Reog di Jawa dengan di Dusun Karya Budaya terjadi

penyebaran masyarakat melalui program transmigrasi, seperti program

transmigrasi masyarakat Jawa kepulau sumatera secara otomatis akan membawa

unsur-unsur kebudayaan asalnya salah satunya dalam bentuk kesenian hal ini

dapat di jelaskan dengan menggunakan pengertian diffusi F. Ratzel dalam

(Arifin & Nursirwan 2010:) yang menjelaskan perkembangan sejarah unsur-unsur

kebudayaan manusia yang memberikan suatu anggapan bahwa kebudayaan

manusia itu pangkalnya satu, dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu

makhlik manusia baru saja muncul di dunia ini. Kemudian, kebudayaan induk itu

berkembang, menyebar, dan pecah ke dalam banyak kebudayaan baru, karena

14

Page 15: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

pengaruh keadaan lingkungan dan waktu. Dalam proses pemecahan itu bangsa-

bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetap tinggal terpisah.

Sepanjang masa di muka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa-

bangsa yang saling berhubungan serta pengaruh mempengaruhi. Namun dalam

proses penyebaranya yang bermuara di lokasi transmigrasi yang terdapat

perbedaan kebudayaan antara masyarakat yang menyebar dengan penduduk lokal

yang mendiami wilayah tersebut.

F. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Daerah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian ini adalah Dusun Karya

Budaya, Jorong Koto Agung Kiri, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung,

Kabupaten Dharmasraya, karena desa karya budaya. Adapun alasan pemilihan

lokasi ini adalah karena pada daerah ini kesenian tari Reog masih dipertahankan

dan masih dilestarikan meskipun pelestraian ini belum sepenuhnya.

2.Teknik Pemilihan Informan

Menurut Maleong (1998:90) informan adalah orang yang mau

memberikan informasi untuk dapat memanfaatkan informasinya tentang situasi

dan latar penelitian, maksudnya orang yang memiliki pengetahuan yang luas dan

mendalam tentang latar penelitian. Mereka diikut sertakan secara sukarela tanpa

paksaan sehingga dapat memberikan pandangan dari dalam terhadap nilai-nilai,

proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat.

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan

kebutuhan penelitian, yaitu secara purposive sampling maksudnya informan yang

15

Page 16: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

dituju sudah ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan permasalahan penelitian.

Adapun alasan dalam pengunaan teknik purposive ini yaitu agar tercapainya

tujuan untuk menyaring dan mengali sebanyak mungkin informasi yang sesuai

dengan permasalahan. Informan yang ditentukan tersebut akan dikelompokkan

menjadi dua, yaitu informan kunci dan informan biasa.

Informan kunci, menurut Koentjaraningrat (1994:130) informan kunci

adalah orang-orang yang memberikan informasi mengenai beberapa hal yang

berhubungan dengan penelitian ini. Informan kunci ditetapkan berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki sehingga benar-benar memiliki Jawaban dari

permasalahan yang ada dan mempunyai kemampuan untuk mengintroduksi

tentang sektor-sektor masyarakat atau unsur-unsur kebudayaan yang ingin kita

ketahui.

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini didasarkan

pada kriteria sebagai berikut:

1. Para pemain Reog yang sudah ikut serta selama limatahun

2. Mereka yang dianggap memiliki pengetahuan tentang Reog, yakni

pawang Reog

3. Orang-orang yang ikut dalam pelestarian tarian Reog seperti pemilik

sangar atau lembaga-lembaga yang berhubungan dengan tarian Reog

Informan biasa disini adalah masyarakat sekitar yang memiliki

pengetahuan dasar dalam kesenian tari Reog Ponorogo, sehingga nantinya

informasi yang didapat akan dijadikan perbandingan atau pelengkap dengan

informasi dari informan kunci.

16

Page 17: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

Adapun criteria yang akan dijadikan sebagai informan biasa dalam

penelitian ini adalah:

1. Masyarakat sekitar dengan berbagai jenis pekerjan yang sudah

berumur 50 tahun

2. Tokoh agama

3. Tokoh masyarakat Jawa

3. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti dalam pengumpulan data akan menggunakan metode penelitian

kualitatif, karena peneliti akan membutuhkan data yang tidak kaku, dan akan

menemukan Jawaban-Jawaban yang lebih mendalam dalam menJawab tujuan

penelitian.

Data-data yang akan dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh si peneliti di lapangan

berupa subjek penelitian, hasil dari observasi, wawancara dan observasi, melalui

proses dan teknik-teknik dalam pengumpulan data. Sedangkan data sekunder yaitu

data yang sudah diolah oleh pihak pertama. Data sekunder dapat diperoleh melalui

studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari bahan-bahan tertulis, literature hasil

penelitian.

a. Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu

benda, kondisi, situasi dan prilaku (Soehartono,1995:68). Menurut Nasir(1988:72)

data yang diperoleh dari pengamatan terlibat i ni akan sangat membantu dalam

17

Page 18: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

menggambarkan dan mengungkapkan makna dengan realita kepribadian yang

muncul dalam kehidupan dan kebalikannya.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitaian ini adalah

dengan cara melihat, mendengar, mencatat prilaku dan kejadian menyangkut

kepada pelaksanaan dan kebertahanan kesenian tari Reog yang ada di Dusun

Karya Budaya sehingga data dapat dipertahankan.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari

tahu dan mendapatkan Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada

informan yang berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Menurut

Nasution (1988:73) pentingnya teknik wawancara dalam penelitian adalah untuk

mengetahui apa yang terkandung dalam pemikiran dan hati orang lain (informan)

serta bagaimana pandangannya tentang hal-hal tidak dapat kita ketahui melalui

observasi.

Wawancara yang digunakan merupakan wawancara mendalam yang bersifat

terbuka dan wawancara informal atau wawancar yang dilakukan dalam waktu

yang tidak ditentukan. Wawancara mendalam adalah suatu bentuk wawancara

dimana informan penelitian mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai

untuk maksud dan tujuan penelitian. Wawancara informal adalah bentuk

wawancara yang dilakukan dalam suasana alami (mengalir dan berjalan begitu

saja) dalam waktu yang tidak ditentukan (Maleong,1998:110). Pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan kepada informan nantinya merupakan pertanyaan-

18

Page 19: Proposal Perpaiiiikan TGL 4 Februari

pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara tersetruktur dan

terperinci, agar maksud dan tujuan dari peneliian ini dapat dihasilkan dengan baik.

c. Studi kepustakaan

Penelitian ini nantinya juga membutuhkan data yang berbentuk

sekunder untuk menunjang atau mendukung keabsahan data yang didapat di

lapangan nantinya. Data sekunder yang dimaksud adalah data yang didapat dari

hasil studi kepustakaan dalam bentuk dokumen, artikel-artikel, laporan penelitian

terdahulu dan sumber bacaan lainnya.

G. Analisis Data

Analisis data itu adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapar dirumuskan hipotesa kerja yang disarankan oleh data

(Mantra,2004:131) analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan

lain yang didapatkan dari studi kepustakaan, sehingga dapat dengan mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Data yang diperoleh dilapangan melalui observasi dan wawancara melalui

informan, dikelompokkan berdasarkan kriteria masing-masing yaitu, dari

informan kunci dan informan biasa lalu setelah dikelompokkan diolah dan

dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian dan disajikan dalam bentuk

tulisan dari hasil penelitian yang telah terlaksana dan bersifat ilmiah.

19