proposal penelitian stimulusrepository.unas.ac.id/1544/1/2.2 pelitian stimulus di sukabumi no...

36
PROPOSAL PENELITIAN STIMULUS Judul Penelitian: FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA INDUSTRI KECIL BARANG DARI LOGAM DI DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI Tim Peneliti: Ketua Dr. Sugito Efendi, SE., M.Si (NIDN: 0708105601) Anggota: Dr. Eddy Guridno, SE., M.Si.M (NIDN: 0303125401) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NASIONAL Pebruari 2020 Dengan Dana Bantuan Universitas Nasional

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PROPOSAL

    PENELITIAN STIMULUS

    Judul Penelitian:

    FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA INDUSTRI KECIL

    BARANG DARI LOGAM DI DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT

    KABUPATEN SUKABUMI

    Tim Peneliti:

    Ketua

    Dr. Sugito Efendi, SE., M.Si (NIDN: 0708105601)

    Anggota:

    Dr. Eddy Guridno, SE., M.Si.M (NIDN: 0303125401)

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NASIONAL

    Pebruari 2020

    Dengan Dana Bantuan

    Universitas Nasional

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Judul Penelitian :

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN KERAMIK HIAS DI KOTA

    BANDUNG Ketua Penelitian

    a. Nama Lengkap : Dr. Sugito Efendi, SE., M.Si

    b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

    c. NIP/NIK : 0110100804

    d. NIDN : 0708105601

    e. Fakultas : Ekonomi

    f. Alamat Kantor : Jl. Sawo Manila No. 61 Pejaten, Pasar Minggu,

    Jakarta Selatan 12520

    g. Telepon/Faks : (021) 7806700

    h. Alamat Rumah : Jl Raya Sawangan Puri Depok Mas Blok QC 30 RT 08/RW 20

    Kel. Pancoran Mas. Kec. Pancoran Mas, Depok

    i. Telepon : 081315134521

    j. E-mail : [email protected]

    1. Anggota Peneliti

    a. Nama Lengkap : Dr. Edy Guridno, SE., M.Si.M

    b. NIDN : 0303125401

    c. NIP : 0106140836

    d. Perguruan Tinggi : Universitas Nasional

    2. Usulan Jangka

    Waktu Penelitian : 6 ( enam ) bulan

    3. Biaya Penelitian : Rp 7.500.000,-

    .

    Jakarta, 1 Pebruari 2020

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Peneliti,

    Universitas Nasional

    Dr. Suryono Efendi,SE., MBA., MM Dr. Sugito Efendi, SE., M.Si

    Mengetahui,

    Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

    Universitas Nasional

    Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt

    NIP : 19550731198103200

  • JUDUL

    FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA INDUSTRI KECIL

    BARANG DARI LOGAM DI DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT

    KABUPATEN SUKABUMI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian

    nasional terutama dalam menunjang industri penghasil komponen, industri- industri

    pengerjaan logam, dan industri-industri lainnya seperti furniture. Keberadaan

    industri pengecoran logam menjadikan logam bekas mempunyai nilai ekonomis

    yang lebih baik. Pemanfaatan logam bekas menjadi bahan baku industri sehingga

    menjadi komoditi perdagangan, mendorong berkembangnya usaha-usaha

    penampungan logam bekas di sekitar lokasi usaha. Pemanfaatan logam bekas

    menjadi bahan baku industri dan kecenderungan perkembangan industri yang

    membutuhkan barang-barang coran logam ini, merupakan potensi besar bagi

    pengembangan usaha pengecoran logam.

    Sektor industri barang dari logam terdiri dari perusahaan besar, sedang,

    kecil dan usaha rumah tangga. Dalam hal ini Direktorat Jenderal industri logam,

    Mesin dan Elektronika Deperindag membagi perusahaan industri logam dalam lima

    kelompok sesuai dengan tingkatan teknologi serta hasil produksi maupun jasanya.

    Kelompok I adalah usaha industri yang membuat barang-barang sederhana

    termasuk industri pedesaan dan kerajinan rumah tangga. Produk yang dihasilkan

    berupa alat-alat pertanian, pertukangan, perkakas tangan dan alat-alat rumah

    tangga. Kelompok II adalah industri yang sudah mampu membuat produk yang

    mempunyai nilai teknis lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

    pertama. Produk-produknya antara lain mesin pembuat mie, dll. Kelompok III

    adalah industri pembuat komponen, baik komponen untuk kendaraan bermotor,

    mesin dan peralatan pabrik maupun pembuat komponen lainnya yang memenuhi

    persayaratan mutu dan presisi tertentu. Kelompok IV adalah industri pembuat

    barang-barang perhiasan emas dan perak. Kelompok V adalah industri jasa, baik

    servis dan reparasi untuk kendaraan bermotor, alat listrik, bengkel reparasi alat dan

    mesin pertanian.

    Selama kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 nilai output dan

    biaya input perusahaan industri di Jawa Barat secara umum mengalami kenaikan.

    Tetapi apabila dibandingkan antara kenaikan nilai output dengan kenaikan biaya

    input, kenaikannya tidak sebanding. Dengan kata lain persentase kenaikan biaya

    input lebih besar dibandingkan persentase kenaikan nilai output yang dicapai. Hal

    ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.

    Tabel 1.1

    Nilai Output dan Biaya Input Perusahaan Industri Logam di Jawa Barat

    Tahun 2014-2019 (milyar rupiah)

  • Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    Nilai

    Output 116.810 151.752 156.752 187.268 195.214 240.554

    Biaya

    Input 66.280 87.682 101.018 119.879 119.003 158.000

    Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat 2004 data diolah kembali

    Dari tabel diatas dapat di lihat, pada akhir tahun 2004 nilai output terbentuk di

    Propinsi Barat mencapai 240.554 milyar rupiah atau terjadi kenaikan sebesar 23,23

    persen dibandingkan tahun sebelumnya dan naik hampir dua kali lipat dibandingkan

    tahun 2014. kenaikan nilai output tertinggi selama kurun waktu 1999-2004 tersebut

    terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 30 persen. Kenaikan itu mungkin terjadi

    akibat mulai tingginya iklim ekonomi atau juga bisa karena menurunnya nilai tukar

    rupiah. Begitu pula dengan komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi

    mengalami kenaikan pula, yang ujungnya barang yang diproduksi pun harganya

    menjadi mahal dan mendorong kenaikan niai output secara keseluruhan.

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi dari industri logam di Jawa

    Barat berada pada keadaan tidak ekonomis dan berada pada tahap Decreasing

    Returns to Scale. Hal ini dapat dapat dibuktikan dengan menghitung rata-rata

    koefisien elastisitas biayanya yang lebih dari satu yaitu sebesar 1,5923 dengan

    menjumlahkan seluruh koefisien elastisitas dari tahun 2014sampai tahun 2019

    dibagi periode tahun. Seperti yang terlihat pada tabel 1.2 berikut ini.

    Tabel 1. 2

    Persentase Nilai Output dan Biaya Input Perusahaan Industri Logam di

    Jawa Barat Tahun 2014-2019

    Tahun 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019 Kenaikan output

    (%) 29,91 3,29 19,47 4,24 23,23

    Kenaikan

    biaya(%) 32,29 15,21 18,01 - 0,74 32,77

    Koefisien

    elastisitas 1,0796 4,6231 0,9589 - 0,1108 1,4107

    Rata-rata

    koefisien

    elastisiatas

    1,5923

    (Decreasing Returns to Scale / inekonomis)

    Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat 2019 data diolah kembali

    Para pelaku usaha industri kecil menengah mesin dan logam di Jabar,

    sebagai pemasok kalangan industri besar utamanya industri tekstil dan otomotif,

    mengaku semakin berat menanggung biaya produksi yang terus membengkak.

    Ditambah lagi persaingan usaha yang kian ketat sejak masuknya para investor asing

    sampai ke segmen industri kecil, menyusul munculnya peraturan pemerintah.

    (Pikiran Rakyat edisi Rabu, 14 Desember 2019). Seperti yang terlihat pada tabel

    1.3 berikut ini.

    Tabel 1.3

    Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pengeluaran untuk Tenaga Kerja

    Menurut Golongan Industri di Jawa Barat Tahun 2017-2019

    Golongan Industri

    Tahun

    Perusahaan Tenaga

    Kerja

    Pengeluaran

    Tenaga Kerja

    (Juta/Rp)

    Industri barang dari

    logam kecuali mesin

    dan peralatannya

    2017 231 30645 361857

    2018 225 28610 414789

    2019 219 29135 413948

    Sumber : BPS Propinsi Jawa Barat tahun 2006

  • Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi penurunan jumlah perusahaan dari

    tahun 2017 sampai tahun 2018. terjadi penurunan sebanyak 6 perusahaan dari tahun

    2018 ke tahun 2019 dan kembali terjadi penurunan sebanyak 6 perusahaan dari

    tahun 2017 ke tahun 2019. Itu berarti telah ada 12 perusahaan yang dapat dikatakan

    ‘gulung tikar’ alias bangkrut selama kurun waktu tiga tahun.

    Begitupun dengan jumlah tenaga kerja yang juga mengalami penurunan

    sebanyak 2035 orang dari tahun 2017 sampai tahun 2018. Sedangkan untuk tahun

    2019 terjadi kenaikan sebanyak 525 orang dari tahun 2018 . Akan tetapi tetap saja

    tenaga kerja mengalami penurunan dari tahun 2017 sampai tahun 2019 yaitu

    sebanyak 1510 orang yang menjadi pengangguran. Jumlah pengeluran untuk tenaga

    kerja dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari 361857 orang pada tahun

    2017 menjadi 414789 orang pada tahun 2003 dan meningkat kembali menjadi

    413948 orang untuk tahun 2019 yang mengindikasikan bahwa biaya untuk tenaga

    kerja mengalami kenaikan.

    Disamping perdagangan, salah satu penggerak utama perekonomian

    Indonesia yaitu industri kecil (home industry) dengan daya saing yang cukup

    tinggi. Jenis usaha kecil yang banyak terdapat di Indonesia salah satunya adalah

    usaha produksi atau proses pembuatan barang.

    Menurut Lili Muh. Sadeli (1989 : 129) agar produksi berjalan dengan

    lancar, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    1. Barang yang akan diproduksi

    2. Faktor produksi mana yang dipergunakan

    3. Besarnya biaya produksi

    4. Pemasaran barang dan saingannya

    5. Perubahan modal dan selera konsumen

    6. Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan barang yang diproduksi.

    Lebih lanjut menurut Lili Muh. Sadeli “Baik tidaknya hasil produksi suatu

    barang akan bergantung kepada bagaimana proses produksi itu dilaksanakan.

    Secara ekonomis proses produksi ini harus memperhatikan masalah biaya dan cara

    yang dilakukan“.

    Apabila melihat negara maju, sebelum berproduksi diadakan dahulu

    pembagian kerja secara cermat dan fungsional agar produktivitas suatu barang

    meningkat, disamping biaya yang relatif rendah. Proses produksi dilatarbelakangi

    oleh adanya pemakaian faktor-faktor produksi seperti faktor alam, tenaga kerja,

    modal dan keahliannya.

    Masalah yang dihadapi industri kecil juga terkait dengan masalah

    pengadaan bahan baku. Bahan baku bagi industri yang bergerak dalam suatu proses

    produksi merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi agar kegiatan proses

    produksi dapat berjalan lancar dan berkesinambungan. Disamping itu bahan baku

    merupakan komponen dalam suatu proses produksi disamping komponen yang

    lainnya yaitu mesin dan tenaga kerja.

    Seperti yang diungkapkan oleh Sopyan Assauri (2009 :7) bahwa :

    “Produksi adalah semua kegiatan dan menciptakan sehingga menambah

    kegunaan suatu barang dan jasa, sedangkan sistem produksi merupakan

    keseluruhan proses pencapaian dari semua fase kegiatan dalam menciptakan

    barang dan jasa. Sistem produksi mempunyai banyak komponen

    diantaranya bahan baku, mesin dan tenaga kerja. Dengan kata lain

    terpenuhinya kebutuhan bahan baku secara tepat sesuai dengan kebutuhan,

    maka kelangsungan proses produksi dapat terjaga dan produsen dapat

    mengoperasikan usahanya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.”

  • Berdasarkan keterangan diatas, maka perlu ada pemecahan agar dapat

    mempertahankan produksi dari industri kecil barang dari logam. Berbagai cara

    harus segera dilakukan seperti dengan spesialisasi produksi dan pengembangan

    teknologi, serta melakukan kebijakan lainnya di luar sektor industri yang

    mendukung terhadap peningkatan produksi.

    Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya menginginkan produksi

    yang optimum untuk mendapatkan laba yang maksimum. Untuk mencapai hal

    tersebut perusahaan harus mempunyai rencana produksi yang tepat, seperti yang

    diutarakan oleh Richard Billas (2014:19) dalam bukunya yang berjudul “Teori

    Ekonomi Mikro” bahwa “suatu fungsi produksi memberikan keterangan mengenai

    jumlah output yang mungkin diharapkan apabila input-input tertentu

    dikombinasikan dalam suatu cara yang khusus”.

    Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana menentukan

    metode yang tepat untuk meningkatkan produksi barang dari logam, dengan

    instrumen produksi yang ada. Salah satu metodenya adalah dengan

    mengoptimalkan penggunaan faktor produksi.

    Sejalan dengan hal diatas, banyak kendala yang harus segera dipecahkan.

    Salah satu pemecahannya adalah dengan pengalokasian sumber daya yang terbai

    atau pengalokasian sumber daya secara efisien, yang kemudian dapat menghasilkan

    produksi yang optimal. Alokasi sumberdaya yang digunakan pada industri kecil

    barang dari logam ini diantaranya modal, bahan baku, tenaga kerja dan penggunaan

    mesin. Sudah tentu perlu adanya informasi kepada pengusaha untuk mengetahui

    kombinasi pemakaian faktor-faktor produksi.

    Melihat permasalahan yang dikemukakan diatas maka permasalahan

    tersebut dicoba ditelaah dengan membatasi masalah efisiensi penggunaan faktor-

    faktor produksi. Diantara faktor-faktor produksi yang akan diteliti adalah tenaga

    kerja, besi, alumunium, kuningan dan mesin. Pertimbangan lain bahwa faktor-

    faktor produksi diatas dapat dengan mudah diukur secara ekonomi.

    Adapun judul penelitian ini adalah: “FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

    PADA USAHA INDUSTRI KECIL BARANG DARI LOGAM DI DESA

    CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI”.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengidentifikasikan dan

    membatasi permasalahan sebagai berikut:

    1. Apakah seluruh faktor produksi secara keseluruhan berpengaruh dan faktor

    produksi apa yang paling berpengaruh terhadap hasil produksi barang dari

    logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi?

    2. Apakah usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan

    Cisaat Kabupaten Sukabumi telah mencapai tingkat efisiensi yang optimum

    dalam penggunaan faktor-faktor produksi?

    3. Apakah skala produksi pada usaha industri kecil barang dari logam di Desa

    Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi berada pada tahap produksi

    Increasing Returns to Scale, Decreasing Returns to Scale atau Constant

    Returns to Scale?

  • 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    1) Untuk mengetahui faktor faktor produksi secara keseluruhan dan faktor

    produksi apa yang paling berpengaruh terhadap produksi barang dari logam

    di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

    2) Untuk mengidentifikasi tingkat efisiensi usaha yang optimum dalam

    penggunaan faktor-faktor produksi pada industri kecil barang dari logam di

    Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

    3) Untuk mengetahui skala kenaikan hasil produksi pada usaha industri kecil

    barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

    1.3.2 Kegunaan Penelitian

    1) Penambahan wawasan, pengetahun dan informasi bagi peneliti khususnya

    dan pihak lain pada umumnya.

    2) Secara teoritis sebagai sumbangsih dalam memperkaya khasanah ilmu

    ekonomi.

    3) Secara praktis dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya menjadi

    referensi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam

    pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan bagi keberhasilan

    usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat

    Kabupaten Sukabumi.

    4) Secara teoritis sebagai sumbangsih dalam memperkaya khasanah ilmu

    ekonomi.

    5) Secara praktis dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya menjadi

    referensi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam

    pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan bagi keberhasilan

    usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat

    Kabupaten Sukabumi.

    6) Secara teoritis sebagai sumbangsih dalam memperkaya khasanah ilmu

    ekonomi.

    7) Secara praktis dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya menjadi

    referensi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam

    pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan bagi keberhasilan

    usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat

    Kabupaten Sukabumi.

    1.4 Kerangka Pemikiran

    Faktor-faktor produksi merupakan hal yang sangat penting di dalam proses

    produksi berbagai perusahaan. Peranannya menjadi sangat penting karena faktor-

    faktor produksi akan menentukan tingkat produksi. Sadono Sukirno (2002 : 6)

    mengungkapkan pengertian berkaitan dengan faktor-faktor produksi, bahwa faktor-

    faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh

    manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.

    Tanpa adanya produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga faktor-faktor

    produksi akan menaikkan ongkos produksi. Di beberapa perusahaan kenaikan biaya

    untuk memperoleh faktor-faktor produksi akan menyebabkan ongkos produksi

    melebihi hasil penjualannya dan mereka mengalami kerugian. Ini dapat

    menimbulkan penutupan usaha tersebut, dan jumlah penawaran barang menjadi

  • berkurang. Di perusahaan lainnya kenaikan harga faktor-faktor produksi

    mengurangi keuntungan mereka.

    Menurut Soekartawi (2012 : 43), efisiensi diartikan sebagai upaya

    penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang

    sebesar-besarnya. Sedangkan Paul. A. Samuelson (2006 : 28), mendefinisikan

    efisiensi sebagai tidak adanya barang yang terbuang percuma atau penggunaan

    sumber daya ekonomi seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

    masyarakat.

    Output yang dihasilkan dalam suatu proses produksi sangat tergantung

    kepada input yang digunakan, baik segi kualitas maupun kuantitas. Begitu pula

    pada proses produksi barang dari logam, pengusaha akan berusaha untuk dapat

    meningkatkan hasil produksinya. Salah satunya adalah melalui spesialisasi dalam

    memproduksi barang dari logam sehingga dapat dihasilkan dengan yang paling

    efisien.

    Menurut Sadono Sukirno (2002 : 35) mengatakan bahwa spesialisasi akan

    mempercepat perkembangan ekonomi. Spesialisasi penting untuk perkembangan

    ekonomi disebabkan oleh beberapa sumbangannya berikut:

    1. Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi

    2. Mempertinggi efisiensi memproduksi

    3. Mendorong perkembangan teknologi.

    Akan terjadi spesialisasi jika setiap orang memusatkan perhatian kepada

    bidang keahliannya. Hal inilah yang memungkinkan setiap orang dan negara

    mampu memanfaatkan keahliannya yang kian teruji untuk mengoptimalkan

    pemanfaatan sumber dayanya. Salah satu keyataan yang ada dalam kehidupan

    ekonomi ialah setiap orang bisa lebih baik jika memusatkan tenaga dan

    perhatiannya ke bidang khusus yang terbatas, bukan mengurus aneka bidang secara

    serentak. Seperti dikemukakan Eeng & Yana (2007 : 60) : “Suatu masyarakat bisa

    lebih efektif dan efisien jika terdapat pembagian kerja, yang membagi keseluruhan

    proses produksi menjadi unit-unit khusus yang terspesialisir.”

    Dengan cara spesialisasi, yaitu melalui efisiensi dan optimalisasi

    penggunaan faktor-faktor produksi pada proses produksi. Konsep efisiensi dan

    optimalisasi pada proses produksi ini, yaitu bagaimana mengalokasikan faktor-

    faktor produksi agar menghasilkan output yang maksimum. Baik efisiensi alokatif

    dalam arti penggunaan alokasi fisik yang optimal maupun efisiensi ekonomi, yang

    kemudian akan dapat pula menentukan keuntungan yang akan diperoleh oleh

    pengusaha. Seperti dikemukakan Soekartawi ( 2003 : 44) : “Suatu penggunaan

    faktor produksi dikatakan efisien secara alokatif atau harga jika nilai dari produk

    marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan.”

    Lebih lanjut keterangan diatas menjelaskan bahwa dengan efisiensi fisik

    maupun efisiensi ekonomis akan diketahui berapa biaya yang digunakan dan hasil

    yang akan diperoleh para pengusaha.

    Secara teoritis efisiensi ekonomi didukung oleh tiga kerangka yaitu:

    1. Efisiensi Teknik

    Suatu pengunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis jika faktor

    produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum.

  • Efisiensi Alokatif (efisiensi harga) Suatu penggunaan faktor produksi

    dikatakan efisien secara alokatif atau harga jika nilai dari produk marginal

    sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan Suatu penggunaan

    faktor produksi dikatakan efisien secara ekonomi jika suatu produksi

    tersebut mencapai efisiensi teknis sekaligus juga mencapai efisiensi harga.

    (Soekartawi, 2003 : 48)

    Hal ini penting untuk diketahui karena efisiensi ekonomi pada usaha industri kecil

    barang dari logam sangat penting dalam menentukan kebijaksanaan, yaitu untuk

    mengorganisasikan faktor-faktor produksi. Jika suatu proses produksi tidak efisien

    secara ekonomi maka bisa dilihat kembali alokasi penggunaan faktor atau alokasi

    biaya.

    Pada proses produksi ini akan digunakan konsep fungsi produksi.

    Sebagaimana dikemukakan oleh Richard Billas (2004 : 19) bahwa “ Suatu fungsi

    produksi memberikan keterangan mengenai jumlah output yang mungkin

    diharapkan apabila input-input tertentu dikombinasikan dalam suatu cara yang

    khusus.” Begitu pula untuk mencari efisiensi dapat diketahui dari fungsi produksi:

    “Pendekatan fungsi produksi dapat dipakai untuk meneliti efisiensi teknis

    dan untuk menguji proses produksi (teknologi) yang berbeda. Analisa dapat

    dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan mengukur langsung tingkat

    efisiensi (teknologi) tersebut secara kualitatif dengan menggunakan peubah

    boneka”. (Faisal Kasryno, 2008 : 31).

    Dari konsep teoritis ini menjelaskan bahwa dengan efisiensi ini diusahakan

    untuk mempermudah model analisis serta memperkecil kendala- kendala atau

    menyederhanakan kendala-kendala yang terdapat pada proses produksi. Soekartawi

    (2003 : 3) menjelaskan kendala kegiatan produksi: “ Dalam banyak kenyataan

    kesenjangan produktivitas terjadi karena adanya faktor yang sulit untuk diatasi

    manusia seperti adanya teknologi yang tidak dapat dipindahkan dan adanya

    perbedaan lingkungan, misalnya iklim”.

    Sadono Sukirno (2002 : 192) dalam bukunya “Pengantar Teori

    Mikroekonomi” mengatakan bahwa “Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan

    di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Fungsi

    produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu sebagai berikut :

    Q = f ( K, L, R, T)

    Dimana K adalah sejumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini

    meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah

    kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q

    adalah junlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi

    tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yangs dang

    dianalis sifat produksinya. Fungsi produksi, dengan demikian, menghasilkan

    kesimpulan tentang apa yang diketahui perusahaan mengenai bauran berbagai input

    untuk menghasilkan output.”

    Dari berbagai pendapat diatas maka dapat diperoleh suatu kesimpulan

    bahwa pada tingkat teknologi tertentu, jumlah output tergantung pada jumlah-

    jumlah aneka macam input yang digunakan. Hubungan tersebut secara lebih formal

    diterangkan oleh sebuah fungsi produksi yang menghubungkan output fisik dengan

    berbagai tingkat input fisik.

  • Konsep fungsi produksi Cobb Douglas berkaitan dengan hubungan fisik

    antara input dengan output yang dapat dihasilkan. Hubungan ini dapat ditunjukkan

    secara matematis sebagai berikut:

    a b1

    b2 ...bi ...

    bn e u

    1 2 i n

    dimana : Y = variabel yang dijelaskan

    X = variabel yang menjelaskan

    a,b

    u

    = besaran yang akan diduga

    = kesalahan (disturbance term)

    e = logaritma natural, e = 2,718. (Soekartawi, 2003 : 154).

    Soekartawi (2003 : 165) menjelaskan bahwa terdapat 3 alasan pokok

    mengapa fungsi Cobb Douglas lebih banyak diteliti oleh peneliti yaitu :

    a. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan

    dengan fungsi lain, seperti fungsi kuadratik, fungsi Cobb Douglas dapat

    dengan mudah ditransfer ke bentuk linier

    b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb Douglas akan menghasilkan

    koefisien regresi sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas

    c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan besaran Returns to

    Scale. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam proses produksi jangka panjang, akan

    menimbulkan 3 kemungkinan yaitu efisiensi skala produksi yang menaik, konstan, dan

    menurun. Menurut Mubyarto (1989 : 85), jika semua faktor produksi ditambah sekaligus

    maka hasil produksi akan naik. Jika laju kenaikan itu menaik maka peristiwa disebut

    efisiensi skala produksi yang naik (Increasing Returns to Scale) dan jika efisiensi skala

    kenaikan hasil produksi hanya sebanding atau tetap sama dengan hasil sebelumnya maka ini

    berarti efisiensi skala produksi adalah tetap (Constant Returns to Scale), sedangkan jika

    kenaikan hasil produksi menurun disebut efisiensi skala produksi yang menurun (Decreasing

    Returns to Scale

    Sedangkan untuk menghasilkan produksi barang dari logam diperlukan

    seperangkat masukan beberapa faktor produksi seperti tenaga kerja, bahan baku

    berupa besi, alumunium, kuningan dan penggunaan mesin.

    Biaya produksi yang lain yaitu biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja adalah

    upah karyawan yang secara fisik berhubungan langsung dengan produk. Oleh

    karena itu biaya tenaga kerja merupakan nilai (harga jasa karyawan yang secara

    langsung melekat pada produk (Mulyadi 2009 : 343).

    Di dalam teori ekonomi upah diartikan sebagai pembayaran ke atas jasa-

    jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha.

    Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan diantara pembayaran ke

    atas jasa-jasa pekerja kasar dan tidak tetap. Di dalam teori ekonomi kedua jenis

    pendapatan pekerja (pembayaran kepada para pekerja) tersebut dinamakan upah.

    Agar sistem produksi dapat menghasilkan barang jadi maka diperlukan

    material (bahan baku). Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam proses

    produksi untuk menghasilkan barang jadi. Pengertian lain diungkapkan bahwa

    bahan baku adalah

  • “Salah satu elemen biaya dari suatu produk, dan biasanya merupakan

    bagian yang besar dan berarti dalam jumlah biaya produksi dari suatu perusahaan”.

    (Firdaus A Dunia 2004 : 199).

    Selain tenaga kerja, jenis logam seperti besi alumunium dan kuningan dalam

    industri kecil barang dari logam mesin merupakan faktor pendukung dalam proses

    produksi yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Faktor manusia dan mesin.

    secara bergabung akan menentukan hasil produksi perusahaan. Sebagaimana yang

    dikemukakan oleh Moedjiarto, 2006 : 26 bahwa :

    “Peningkatan produksi bisa didapatkan melalui peningkatan atau inovasi

    teknologi. Inovasi teknologi ini bisa didapat melalui penelitian proses dan

    penelitian kerja. Penelitian proses bertujuan untuk meneliti kemungkinan

    peningkatan proses dan penggantian mesin-mesin yang lebih canggih.

    Kalau penelitian kerja bertujuan untuk meneliti kemungkinan

    pengembangan metode kerja yang ada dan penggunaan waktu-waktu kerja

    yang lebih efektif dan efisien.”

    Untuk mengetahui tingkat efisiensi antara faktor produksi (tenaga kerja,

    besi, alumunium, kunigan dan mesin) dan hasil, digunakan analisis Cobb Douglas

    dan efisiensi ekonomi. Dengan demikian maka dapat digambarkan kerangka

    berfikir sebagai berikut:

    Gambar 1.1

    Kerangka Pemikira

    X5

    X4

    X3

    X2

    X1

  • Keterangan:

    X1 : tenaga kerja

    X2 : besi

    X3 : alumunium

    X4 : kuningan

    X5 : mesin

    Y : produksi

    : analisis Cobb Douglas

    : analisis efisiensi ekonomi.

    1.5 Hipotesis

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

    1. Faktor produksi tenaga kerja, besi, alumunium, kuningan dan mesin secara

    keseluruhan berpengaruh dan faktor produksi mesin mempunyai pengaruh

    yang lebih besar terhadap hasil produksi barang dari logam di Desa Cibatu

    Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

    2. Usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat

    Kabupaten Sukabumi belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi yang

    optimum.

    3. Skala produksi berada pada tahap Increasing Returns to Scale.

    BAB III

    OBJEK DAN METODE PENELITIAN

    3.1 Objek Penelitian

    Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

    dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari

    penelitian yang dilakukan. Adapun objek penelitian ini adalah efisiensi ekonomi

    penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha industri kecil barang dari logam,

    dengan variabel tenaga kerja, besi, alumunium, kuningan dan mesin.

    Penelitian ini dilakukan pada usaha industri kecil barang dari logam yang

    berlokasi di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Adapun objek penelitian

    ini adalah para pengusaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu

    Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

  • 3.2 Metode Penelitian

    Metoda penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan

    untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji

    hipotesis (Suryana, 2000 : 30). Cara ini dipergunakan setelah penyelidikan dengan

    memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan situasi

    penyelidikan. (Arikunto, 2002 : 126).

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Analitik. Winarno

    Surakhmad dalam (Nunung, 2007 : 54) menjelaskan bahwa “Metode Deskriptif Analitik

    adalah metode untuk melihat keterkaitan antara variabel atau lebih melalui analisis data

    yang didapat. Metode ini menekankan pada studi untuk memperoleh informasi mengenai

    gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung”. Ada sifat-sifat tertentu yang pada

    umumnya terdapat pada metode deskriptif analitik sehingga dapat dicapai ciri yakni,

    bahwa metode ini:

    1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan

    masalah-masalah aktual.

    2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa

    (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).

    Dengan menggunakan metoda yang mengambil sampel dari suatu populasi

    dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis tidak meneliti

    populasi tetapi mengambil sebagian populasi yang dianggap dapat

    mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiono (2014 : 57) memberikan

    definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau

    objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

    Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha industri kecil

    barang dari logam yang terdaftar menjadi anggota Koperasi Industri Kecil

    Kerajinan Rakyat (KOPINKRA) KARYA PUSAKA di Desa Cibatu

    Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi sebanyak 101 perusahaan.

    3.3.2 Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

    (Arikunto, 2002 : 109). Berdasarkan uraian populasi diatas kita dapat

    mengambil sebagian dari populasi yaitu dengan teknik sampel yang cukup

    representatif mewakili sifat-sifat populasi. Dalam penelitian ini

  • pengambilan sampel untuk para pengusaha kecil logam di Desa Cibatu

    Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi yang akan diteliti adalah dengan

    menggunakan teknik sampel acak sederhana (Sampel Random Sampling

    Technique).

    Kerajinan Rakyat (KOPINKRA) KARYA PUSAKA di Desa Cibatu

    Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi sebanyak 101 perusahaan.

    3.4 Operasionalisasi Variabel

    Tabel 3.1

    Operasionalisasi

    Variabel

    Konsep

    Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

    Tenaga

    Kerja

    X1

    Jumlah biaya tenaga

    kerja yang dikeluarkan

    untuk memproduksi

    barang dari logam dalam

    satu bulan (Rp)

    Jumlah hari kerja dalam

    satu bulan.

    Jenis kegiatan yang

    dilakukan dalam membuat

    barang dari logam.

    Jumlah tenaga kerja yang

    digunakan dalam satu bulan

    (orang).

    Besarnya upah tenaga kerja

    tiap hari (Rp).

    Jumlah hari efektif kerja

    dalam satu bulan.

    rasio

    Besi

    X2

    Jumlah biaya besi

    yang digunakan dalam

    satu bulan (Rp).

    Jumlah besi (Kg).

    Harga besi (Rp).

    rasio

    Alumunium

    X3

    Jumlah biaya

    alumunium yang

    digunakan dalam satu

    bulan (Rp).

    Jumlah alumunium (Kg).

    Harga alumunium (Rp).

    rasio

    Kuningan

    X4

    Jumlah biaya

    kuningan yang

    digunakan dalam satu

    bulan (Rp).

    Jumlah kuningan (Kg)

    Harga kuningan (Rp)

    rasio

    3.5 Operasionalisasi Variabel

  • Mesin

    X4

    Jumlah biaya mesin yang

    dikeluarkan untuk

    memproduksi barang

    dari logam dalam satu

    bulan (Rp).

    Jenis mesin yang digunakan

    Jumlah mesin yang

    digunakan (unit).

    Jumlah daya mesin yang

    digunakan (Watt).

    Jumlah jam pemakaian mesin

    (Kwh).

    Jumlah biaya mesin (Rp)

    rasio

    Produksi

    (Y)

    Jumlah pendapatan yang

    diperoleh dari proses

    produksi barang dari

    logam dalam satu bulan

    (Rp).

    Jenis barang dari logam yang

    diproduksi dalam satu bulan.

    Jumlah barang dari logam

    dalam satu bulan untuk setiap

    jenis (unit).

    Harga barang dari logam

    untuk setiap jenis per unit

    (Rp).

    rasio

    3.6 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang dipakai dalam

    memperoleh informasi/keterangan mengenai objek penelitian. Pengumpulan data

    dalam penelitian ini, sejalan dengan yang dikemukakan (Suryana, 2000 : 20)

    adalah :

    1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan

    pertanyaan secara langsung dan menggunakan daftar pertanyaan kepada

    responden tentang objek penelitian untuk pra penelitian.

    2. Pembuatan surat izin.

    3. Kunjungan ke Badan Pusat Statistik dan Kantor Desa setempat untuk

    memperoleh data gambaran objek penelitian sekaligus memperoleh izin

    peneliti.

    3.7 Teknik Pengolahan Data

    Menurut Kartini Kartono dalam (Watin, 2006 : ) mengolah data berarti

    menimbang, menyaring, mengatur, dan mengklasifikasikan. Menimbang dan

    menyaring data itu ialah benar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan,

    tepat dan benar-benar berkaitan dengan masalah yang tengah diteliti. Mengatur dan

    mengklasifikasikan ialah menggolongkan, menyusun menurut aturan tertentu yang

    bertujuan mencari salah satu kesimpulan maka peneliti harus dilengkapi dengan

    penganalisisan, interpretasi data dan penarikan kesimpulan.

    Berdasarkan hal tersebut, maka langkah-langkah yang dilakukan penulis

    adalah sebagai berikut :

    1. Menyeleksi data, data yang diperoleh maka dipilih atau diseleksi sesuai

    dengan keperluan.

  • 2. Mentabulasi data, data-data yang telah diseleksi kemudian dimasukkan

    kedalam tabel untuk diketahui perhitungannya berdasarkan aspek-

    aspek yang dijadikan variabel penelitian.

    3. Menghitung ukuran karakteristik berdasarkan variabel penelitian.

    4. Melakukan pengujian hipotesis.

    3.8 Instrumen Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai tenaga

    kerja, bahan baku yaitu besi dan baja, penggunaan mesin dan produksi barang dari

    logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi dilakukan dengan

    cara penyebaran angket sebagai instrumen penelitian.

    Sehubungan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto mengemukakan

    pendapatnya bahwa :

    “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

    dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

    lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

    mudah diolah”. (Arikunto, 2002 : 127).

    Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang

    bersifat tertutup dan terbuka. Instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat

    pertanyaan tertulis yang disertai alternatif jawaban yang sudah disediakan,

    sehingga responden tinggal memilih alternatif yang tersedia. Sedangkan instrumen

    yang bersifat terbuka yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan memberikan

    kesempatan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang

    diketahui dan dilakukannya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    jenis instrumen yang bersifat terbuka.

    3.9 Teknik Analisis Data

    Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu pengolahan data

    dengan menggunakan analisis linier berganda (Multiple Regresion) dengan

    bantuan komputer melalui software program SPSS for windows release 12. adapun

    analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    3.9.1 Menghitung Koefisien Regresi

    Teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini, dilakukan

    melalui fungsi produksi Cobb – Douglas. Secara matematis, fungsi Cobb-

    Douglas dapat dituliskan seperti persamaan berikut :

    Q = f (M, TK) (secara umum)

    Q = boMb1 TKb2 (secara lebih spesifik) (Sudarsono, 1995 :141)

  • Dimana :

    Q = jumlah produksi bo = indeks efisiensi

    M = modal b1 = elastisitas input modal

    TK = tenaga kerja b2 = elastisitas input tenaga kerja

    Persamaan diatas menggambarkan fungsi produksi

    yang

    menggunakan dua input variabel (modal dan tenaga kerja), namun jika

    terdapat lebih dari dua input variabel maka formula fungsi Cobb Douglas

    dapat ditulis sebagai berikut:

    a b1

    b2 ...bi ...

    bn e u

    (Soekartawi, 2003 : 154) 1 2 i n

    Bila fungsi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y

    dan X, maka :

    Y = f (X1,X2,. . .,Xi,. . .,Xn)

    Jika memasukkan variabel dalam penelitian maka diperoleh model

    persamaan sebagai berikut :

    Y = f (X1, X2, X3, X4, X5)

    Maka model fungsi Cobb-Douglas dalam penelitian ini adalah :

    a b1 b2 b3b4b5 e u

    (1) 1 2 3 4 5

    dimana: Y = Produksi barang dari logam tiap unit

    (Rupiah) X1 = upah tenaga kerja tiap orang/hari

    (Rupiah)

    X2 = besi tiap kilogram (Rupiah)

    X3 = alumunium tiap kilogram

    (Rupiah) X4 = kuningan tiap kilogram

    (Rupiah)

    X5 = mesin dalam satuan biaya/bulan

    (Rupiah) a,b = besaran yang akan diduga

    u = kesalahan (disturbance

    term) e = logaritma natural, e =

    2,718.

    Untuk memudahkan persamaan diatas, maka persamaan tersebut

    diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan

    persamaan tersebut. Pendugaan parameter dapat dilakukan dengan.

  • IV. DAFTAR PUSTAKA

    A.G Kartasapoetra. (2008). Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Jakarta :

    Bina Aksara.

    Beattie, Bruce.R. dan Taylor C.R. (1994). Ekonomi Produksi. Yogyakarta :

    Universitas Gajahmada.

    Bilas, Richard A. (2004). Teori Mikro Ekonomi Edisi kedua. Jakarta : Penerbit

    Erlangga.

    Dumairy. (2007). Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.

    Eeng Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro.

    Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi Jurusan Pendidikan

    Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia.

    Ela Nurlaela NS. (2006). Studi Komparatif Efisiensi Ekonomis Usaha Budidaya

    Ikan Mas dan Budidaya Ikan Nila Di Kecamatan Cisaat Kabupaten

    Sukabumi. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

    Faisal Karyno. (2002). Suatu Alternatif Pembangunan Ekonomi Pedesaan.

    Yayasan SDP – SAE.

    Firdaus A Dunia. (1994). Akuntansi Biaya Buku I. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI.

    Gujarati, Damodar. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

    Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad. (2007). Petani Desa dan Kemiskinan.

    Yogyakarta : BPFE.

    Handewi Purwati. (2016). Pola Usahatani dalam Usaha Optimasi Penggunaan

    Sumberdaya Pertanian (Kasus Optimasi Penggunaan Masukan dalam

    Usahatani Padi di Jawa). Pusat Penelitian Agro Ekonomi BPPP

    Departemen Pertanian Bogor.

    Hardoyo Simodibroto. (2013). Pemerikasaan Operasional atas Efektivitas dan

    Efisiensi Aktivitas Penjualan Pada Perusahaan Rokok Marimas –

    Purwokerto. Skripsi pada Fakultas Ekonomi UNPAR. Bandung : tidak

    diterbitkan.

  • Hartono. (2013). Upaya Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Produksi di Pabrik

    Besi SPONS PT. Krakatau Steel. Karya Akhir pada Fakultas Pasca Sarjana

    ITB. Bandung : tidak diterbitkan.

    Harun Al – Rasyid. (2013). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.

    Bandung : Program Pasca UNPAD.

    J Supranto. (2005). Ekonometri. Bogor : Ghalia Indonesia.

    Lili Muh Sadeli. (2009). Ekonomi Produksi. Bandung.

    Lincolin Arsyad. (2000). Ekonomi Manajerial -Ekonomi MikroTerapan Untuk

    Manajemen Bisnis Edisi Ketiga. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

    Lipsey Richard G dkk. (2005). Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid I dan Jilid II. Jakarta :

    PT. Binarupa Aksara.

    Mubyarto. (2006). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES.

    Mulyadi (2004). Akuntansi Biaya. BPFE UGM.

    Moedjiarto. (206). Pengukuran Produktivitas Perusahaan Faktor Tunggal Tenaga

    Kerja, Serta Mengembangkan Model Untuk Mengetahui Faktor- Faktor

    dari yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Perusahaan tersebut,

    dengan Kasus Industri Kecil Logam Waru – Sidoarjo. Tesis pada Fakultas

    Pasca Sarjana ITB. Bandung : tidak diterbitkan.

    Mudrajat Kuncoro. (2004). Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan Kebijakan

    Edisi Ketiga. Yogyakarta : (UPP) YPKN.

    Nurjaka. (2010). Analisis Efisiensi Ekonomis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

    Usahatani Padi Sawah Di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican

    Kabupaten Ciamis. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

    Nunung Rahmawati. (2007). Analisis Efisiensi Modal Kerja dan Pemasaran

    Terhadap Laba Perusahan Pada PT. Pindad (persero) Bandung. Skripsi

    pada FPIPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

    Sadono Sukirno. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Raja

    Grafindo Persada.

    Samuelson, P.A. dan Nordhaus W.D. (2006). Mikro Ekonomi Edisi Keempat Belas.

    Jakarta : Penerbit Erlangga.

  • Saparudin, dan Harris Iskandar. (2004). Petunjuk Cara Memulai Usaha Sendiri.

    Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen

    Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

    Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis

    Fungsi Cobb – Douglas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

    Sopyan Assauri. (2009) Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta :

    Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Sugiono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

    Sri Peniwastuningsih. (2003). Peran Agrobisnis dan Usaha Kecil Menengah Untuk

    Memperkokoh Ekonomi Nasional. Yogyakarta : Liberty.

    Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

    IKIP Yogyakarta : Rineka Cipta.

    Sudarsono. (2005). Pengantar Ekonomi Miro. Jakarta : LP3ES.

    Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

    Suryana. (2015). Metode Penelitian Diktat Pada Mata Kuliah Penelitian

    Pendidikan Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI. Bandung : tidak

    diterbitkan.

    (2016). Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju

    Sukses. Jakarta : Salemba Empat.

    Watin. (2016). Pengaruh Bantuan Modal, Penggunaan Teknologi dan Kompetensi

    Petani Terhadap Produktivitas Usahatani Ubi Jalar Di Desa

    Nagarawangi Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Skripsi

    pada FPIPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

  • menggunakan analisis data metode kuadrat terkecil (OLS : Ordinary Least

    Square) yang diperoleh melalui frekuensi logaritma fungsi asal sebagai

    berikut :

    In Y = In a + In b1 In X1 + b2 In X2 + b3 In X3 + b4 In X4 + b5 In X5 (2)

    Dengan memisalkan Y = In Y ; A = In a ; bk = Bk ; In Xi, maka

    model estimasi regresi sebagai berikut :

    Y = A + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5 In X5 (3)

    Dimana: a = Konstanta yang pada saat X1, X2, X3, X4, X5 sama dengan nol

    bi = Elastisitas produksi masing-masing faktor dumi i = 1,2,3,4,5

    X1 = tenaga kerja

    X2 = besi

    X3 = alumunium

    X4 = kuningan

    X5 = mesin

    Persamaan diatas dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara

    regresi berganda. Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1 dan b2

    adalah tetap walaupun variabel yang terlihat telah dilogaritmakan. Hal ini

    dapat dimengerti karena b1 dan b2 pada fungsi Cobb-Douglas adalah

    sekaligus menunjukkan elastisitas X terhadap Y.

  • 2

  • 3