laporan penelitian stimulus ... - universitas nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/laporan penelitian...

27
LAPORAN PENELITIAN STIMULUS UNIVERSITAS NASIONAL HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS PADEMANGAN JAKARTA UTARA TIM PENELITI Ketua : Rukmaini, S.ST.,M.Keb Anggota : dr. Rizki Azenda, Sp.O.G. Siti Maesyaroh PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NASIONAL 2020 DENGAN BANTUAN BIAYA DARI UNIVERSITAS NASIONAL

Upload: others

Post on 15-Aug-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

LAPORAN PENELITIAN STIMULUS

UNIVERSITAS NASIONAL

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN STUNTING PADA BALITA

DI PUSKESMAS PADEMANGAN JAKARTA UTARA

TIM PENELITI

Ketua : Rukmaini, S.ST.,M.Keb Anggota : dr. Rizki Azenda, Sp.O.G. Siti Maesyaroh

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

2020

DENGAN BANTUAN BIAYA

DARI UNIVERSITAS NASIONAL

Page 2: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

2

Page 3: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

3

KATA PENGATAR

Segala puji dan puji sukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semua

umat, Tuhan seluruh alam dan Tuhan dari segala hal yang telah memberi rahmat dan

karunianya sehingga proposal penelitian stimulus dengan judul “Analisis Jenis Anemia pada

Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2019”.

Saya menyadari bahwa penulisan laporan penelitian ini tidak akan terselesaikan

tanpa adanya Ridho Illahi, bantuan dan masukan dari berbagai pihak, untuk itu pada

kesempatan ini saya mengucapkan „Alhamdulilahirobilalamin‟ beserta terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Universitas Nasional atas bantuan dana yang diberikan

2. Prof. Ernawati Sinaga, M.Si., Apt, Warek III bidang penelitian , pengabdian kepada

masyarakat, dan kerjasama yang telah memotivasi, mendorong dan memberikan

semangat kepada Dosen-dosen Universitas Nasional untuk melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat dan juga mengusahakan dana dari Universitas

Nasional.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr. Retno Widowati, M.Si.

4. Kepala Puskesmas Kec. Pademangan Jakarta utara yang telah memberikan

kesempatan untuk peneliti melakukan penelitian.

Akhirnya saya sebagai makhluk yang tidak sempurna memohon maaf apabila ada

kesalahan baik secara teknik, format ataupun isi dari laporan penelitian ini. Harapan saya

semoga penelitian yang akan dilakukan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Jakarta, 2020

Penulis

Page 4: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

4

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS PADEMANGAN JAKARTA UTARA

ABSTRAK

Rukmaini, dr. Rizki Azenda, Sp.O.G, Siti Maesyaroh

Latar Belakang : Data WHO prevalensi stunting tahun 2017 sebesar 36,4%. Di Indonesia prevalensi stunting tahun 2018 sebesar 30,8%. Di DKI Jakarta prevalensi stunting tahun 2018 sebesar 20% (Profil Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, 2018). Di Pademangan Barat Jakarta prevalensi stunting sebesar 21% (LB3 Gizi Pademangan, 2019) masih jauh dari batasan WHO yakni < 20%.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemiapada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita.

Metodelogi : Penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan desain studi case control dengan sampel kasus 41 balita dan sampel kontrol 41 balita. Teknik pengambilan sampel dengan Non Probability Sampling dengan Teknik Purposive Sampling. Kuesioner dalam penelitian ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan nilai koefisien cronbach’s alpha 0,847. Data dianalisis menggunakaan uji Chi Square dengan α 0,05 untuk mengetahui hubungan pada variabel penelitian.

Hasil penelitian : Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat anemia pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita dengan faktor risiko OR=3,733.

Kesimpulan dan Saran : Kejadian anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko stunting pada balita. Semua pihak harus berperan aktif dalam mengatasi masalah ini di mulai dari keluarga, masyarakat, institusi kesehatan dan Pemerintah.

Kata Kunci : Anemia, Stunting.

Kepustakaan : 47 pustaka (2013-2018)

Page 5: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

5

ABSTRACT

RELATED OF ANEMIA IN PREGNANT MOTHER WITH STUNTING IN CHILDREN AT PUBLIC HEALTH CENTER PADEMANGAN JAKARTA

UTARA

Rukmaini, dr. Rizki Azenda, Sp.O.G, Siti Maesyaroh Background: Basic Health Rescarch in 2018, also noted that there was an increase Aln micronutrient deficiencies that appeared in anemia in pregnant women, from 48.9% to 2013 2018 Obyective:This research to determine the relationship between anemia in pregnant mother and the incidence of stunting in children Methodology: This research uses the Cross Sectional method. The sample in this wudy amounted to 30 people. The sampling technique uses total sampling. The research instrument consisted of a questionnaire and the Food Recall method. Data were analyzed using desceriptive statistics, the bivariate analysis technique pregnant the chi was square AUSed Research Results : The results showed a significant relationship between the history of anemia in pregnant mother with the incidence of stunting in children with a risk factor OR = 3,733 Conclusions and Recommendations:The incidence of anemia in pregnant mother will increase the risk of stunting in children. All parties must play an active role in overcoming this problem, starting from the family, community, health institutions and the government. Keywords : Anemia, Stunting

Page 6: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... 1

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………......................... 2

KATA PENGANTAR ................................................................................. 3

ABSTRAK ................................. ............................................................. 3

DAFTAR ISI ……………………………………………........................... 6

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................... 8

B. Kerangka Teori…………….................................................... 11

C. Permasalahan .......................................................................... 12

D. Urgensi Penelitian …………...…………………………........ 12

E. Tujuan Penelitian……………….......………………….......... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stunting....................................................................... 14

2.2 Dampak Stunting ……………........................................................... 15

2.3 Upaya Pencegahan Stunting .............................................................. 16

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………,,,,,,... 19

B. Alat, bahan dan Responden ……………,,,…………….......... 19

C. Cara Kerja ……………………………………..…………..... 10

IV. JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN 21

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 22

VI. KESIMPULAN 26

VII. DAFTAR PUSTAKA 27

Page 7: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO mencatat bahwa di dunia lebih dari 2 juta kematian anak umur 6–12 tahun

berhubungan langsung dengan gizi terutama akibat stunting dan sekitar 1 juta kematian

akibat KEP (Kekurangan Energi dan Protein), vitamin A dan zinc (Martins, Florê, Santos,

Vieira, & Sawaya, 2011). Prevalensi stunting menurut WHO tahun 2017 sebesasr 36,4%

(WHO, 2017). Adanya 178 juta anak di dunia yang terlalu pendek berdasarkan usia

dibandingkan dengan pertumbuhan standar WHO, stunting menjadi indikator kunci dari

kekurangan gizi kronis, seperti pertumbuhan yang melambat, perkembangan otak

tertinggal dan sebagai hasilnya anak-anak stunting lebih mungkin mempunyai daya

tangkap yang lebih rendah (Nurafiatin, 2007).

Status gizi di Indonesia terutama pada balita yang sekarang masih menjadi permasalahan

di antaranya masalah gizi kurang, gizi buruk serta Stunting. Stunting atau biasa disebut

dengan balitapendekmerupakan indikasi buruknya status gizi dan digunakan sebagai

indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak (Senbanjo, Oshikoya, Odusanya, &

Njokanma, 2011). Stunting (balita pendek) ketika usia balita pada umumnya seringtidak

disadari oleh keluarga dan setelah 2 tahun baru terlihat dan berdampak pada kemampuan

kognitif dan produktivitas jangka panjang, bahkan bisa berdampak pada kematian

(Oktarina & Sudiarti, 2014).

Prevalensi stunting secara nasional tahun 2013 adalah 37,2 %, yang berarti terjadi

peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan2007 (36,8%). Prevalensi stunting

sebesar 37,2% terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek. Pada tahun 2013

prevalensi sangat pendek menunjukkan penurunan, dari 18,8% tahun 2007 dan 18,5%

Page 8: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

8

tahun 2010. Prevalensi pendek meningkat dari 18,0 % pada tahun 2007 menjadi 19,2%

pada tahun2013. Hasil Riskesdas prevalensi stunting tahun 2018 di bandingkan dengan

tahun 2013 menurun menjadi 30,8% namun dengan kenaikan signifikan hanya pada

kategori sangat pendek yaitu 18,0% menjadi 11,5% dan hampir tetap pada kategori pendek

yaitu 19,2% menjadi 19,3% (Riskesdas 2013, 2018).

Penurunan dari prevalensi stuntingdi Indonesia tahun 2018 sebesar 30,8% masih tetap

jauh dari target RPJMN. Perbaikan masalah gizi dalam sasaran RPJMN 2015-2020

dengan target prevalensi stunting adalah 28%. Kemudian Dinkes DKI Jakarta juga

memaparkan bahwa kejadian stunting tahun 2018 masuk kategori akut kronis yaitu

sebesar 25%, meskipun mencapai target RPJMN 2015-2020 namun melebihi batasan

WHO yakni > 20 persen (ProfilKesehatanDinkes DKI Jakarta, 2018)

Prediktor terkuat terjadinya stunting pada usia 12 bulan adalah berat badan lahir rendah.

Sebagian besar bayi dengan BBLR mengalami gangguan pertumbuhan pada masa kanak-

kanak. Di negara-negara Asia, seperti Bangladesh, RRC, India, Pakistan, Filipina, dan Sri

Lanka, kejadian BBLR dapat memprediksi keadaan gizi anak pada masa prasekolah.

Sebuah kesimpulan dari 12 studi yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa

pertumbuhan bayi yang IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) akan mengalami

kegagalan pertumbuhan pada dua tahun pertama. Pada sebuahpenelitianmenyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan kejadian stunting pada siswa

kelas 1 di SDN Sambek, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo (Maryanto. 2015).

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting pada balita dan faktor- faktor

tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Salah satunya adalah anemia pada

saat kehamilan. Kadar hemoglobin ibu hamil berhubungan dengan panjang bayi yang

nantinya akan dilahirkan, semakin tinggi kadar Hb semakin panjang ukuran bayi yang

akan dilahirkan. Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran oksigen dan

Page 9: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

9

zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi

plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin

(Wiyogowati, 2012).

Pademangan Barat merupakan salah satu wilayah di DKI Jakarta, lebih tepatnya di Jakarta

Utara. Wilayah ini memilikikepadatan penduduk cukup tinggi di bandingkan dengan luas

wilayah yaitu 24.422 jiwa/km2 dengan tingkat ekonomi yang variatif dan di dominasi oleh

masyarakat kelas menengah kebawah. Prevalensi stunting di Pademangan Barat I tahun

2020 yaitu dari sasaran balita sebesar 2307 terdapat 484 anak mengalami stunting atau

sebesar 21% dengan rincian 2% atau 46 anak mengalami sangat pendek (kerdil) dan 11%

atau 438 anak mengalami pendek (Laporan Tahunan Gizi Puskesmas Kecamatan

Pademangan, 2020). Hal ini menjadi perhatian penulis untuk menganalisa hubungan

anemia pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Pademangan Barat 1 Jakarta Tahun 2020.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

10

Kerangka Teori

Gambar 2.1 : Kerangka teori kejadian stunting

Sumber : Modifikasi UNICEF (1998), Achadi (2016), Kemenkes RI (2016) dan Dandara Swathma,

Hariati Lestari, Ririn Teguh Ardiansyah(2016)

Asupan Makanan Kurang

Status Kesehatan Buruk (riwayat menderita

penyakit) Berat badan lahir rendah

Kualitas dan

Kuantitas makanan dan ASI

Ekslusif

Jumlah dan

struktur

keluarga

Status Imunisasi

tidak lengkap

Pendapatan keluarga

rendah

Praktek pemberian makanan bayi, sanitasi, dan

perawatan selama kehamilan buruk,

Anemia saat

kehamilan

Sosial ekonomi (infrastruktur jalan, lapangan pekerjaan,

dan sumber daya

manusia)

Pengetahuan Ibu

Stunting

Jangka Pendek : Gangguan tumbuh

kembang

Jangka Panjang : Menurunnya kemampuan kognitif, kekebalan tubuh

rendah dan meningkatkan faktor resiko penyakit

Page 11: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

11

B. Permasalahan

Di Indonesia prevalensi stunting tahun 2018 sebesar 30,8%. Di DKI Jakarta

prevalensi stunting tahun 2018 sebesar 20% (Profil Kesehatan Dinkes DKI

Jakarta, 2018). Di Pademangan Barat Jakarta prevalensi stunting sebesar 21%

(LB3 Gizi Pademangan, 2019) masih jauh dari batasan WHO yakni < 20%.

C. Urgensi Penelitian

Stunting menjadi indikator kunci dari kekurangan gizi kronis, seperti

pertumbuhan yang melambat, perkembangan otak tertinggal dan sebagai

hasilnya anak-anak stunting lebih mungkin mempunyai daya tangkap yang

lebih rendah (Nurafiatin, 2007).Status gizi di Indonesia terutama pada balita

yang sekarang masih menjadi permasalahan di antaranya masalah gizi kurang,

gizi buruk serta Stunting. Stunting atau biasa disebut dengan

balitapendekmerupakan indikasi buruknya status gizi dan digunakan sebagai

indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak (Senbanjo, Oshikoya,

Odusanya, & Njokanma, 2011). Stunting (balita pendek) ketika usia balita

pada umumnya seringtidak disadari oleh keluarga dan setelah 2 tahun baru

terlihat dan berdampak pada kemampuan kognitif dan produktivitas jangka

panjang, bahkan bisa berdampak pada kematian (Oktarina & Sudiarti, 2014).

Page 12: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

12

D. Tujuan

1. Diketahui distribusi frekuensi kejadian Stunting pada balita dengan kehamilan

anemia di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 Jakarta

2. Diketahui hubungan Anemia Pada Kehamilan, dengan kejadian stunting pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 Jakarta.

3. Diketahui risiko anemia terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 Jakarta.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Stunting

2.1.1.1 Definisi Stunting

Stunting/pendek merupakan kondisi kronis yang menggambarkan

terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi dalam jangka waktu yang lama.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010

tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan

sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan

menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan

istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Balita pendek adalah

balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umur bila

dibandingkan dengan standar baku WHO, nilai Z- scorenya kurang dari -2SD dan

dikategorikan sangat pendek jika nilai Z- scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes

RI, 2010).

Stunting pada anak merupakan indikator utama dalam menilai kualitas modal

sumber daya manusia di masa mendatang. Gangguan pertumbuhan yang diderita anak

pada awal kehidupan, dapat menyebabkan kerusakan yang permanen (Anisa, 2014).

2.1.1.2 Etiologi Stunting

Masalah balita pendek menggambarkan masalah gizi kronis, dipengaruhi

dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin dan masa bayi/balita, termasuk penyakit

yang diderita selama masa balita. Dalam kandungan, janin akan tumbuh dan

berkembang melalui pertambahan berat dan panjang badan, perkembangan otak

serta organ-organ lainnya. Kekurangan gizi yang terjadi dalam kandungan dan

awal kehidupan menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian. Secara paralel

penyesuaian tersebut meliputi perlambatan pertumbuhan dengan pengurangan

jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh termasuk sel otak dan organ tubuh

Page 14: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

14

lainnya. Hasil reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi di ekspresikan pada usia

dewasa dalam bentuk tubuh yang pendek (Menko Kesra,2013).

2.1.1.3 Diagnosis dan Klasifikasi Stunting

Balita pendek (stunting) dapat diketahui bila seorang balita sudah diukur

panjang dan tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar dan hasilnya

berada di bawah normal. Secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita

seumurnya (Kemenkes,RI 2016).

Kependekan mengacu pada anak yang memiliki indeks TB/U rendah. Pendek

dapat mencerminkan baik variasi normal dalam pertumbuhan ataupun defisit dalam

pertumbuhan. Stunting adalah pertumbuhan linear yang gagal mencapai potensi

genetik sebagai hasil dari kesehatan atau kondisi gizi yang suboptimal (Anisa, 2014).

Berikut klasifikasi status gizi stunting berdasarkan tinggi badan/panjang badan

menurut umur ditunjukkan dalam tabel 2.

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi BerdasarkanIndeks

(PB/U)/(TB/U)

Indeks Kategori

Status Gizi

Ambang Batas (Z-Score)

Panjang Badan menurut Umur

(PB/U) atau

Tinggi Badan menurut Umur

(TB/U)

Anak Umur 0-60 Bulan

SangatPendek <-3SD

Pendek -3SD sampai dengan <-2SD

Normal -2SD sampai dengan2SD

Tinggi >2SD

Sumber: Standar Antropometri Penilaiaan Status Gizi Anak (Kemenkes RI, 2011).

2.1.1.4 Dampak Stunting

Stunting mengakibatkan otak seorang anak kurang berkembang. Ini berarti

1 dari 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih baik dalam hal pendidikan

dan pekerjaan dalam sisa hidup mereka. Stunting bukan semata pada ukuran fisik

pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan

dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ

lainnya, termasuk otak (Achadi, 2016).

Page 15: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

15

Dampak buruk dari stunting dalam jangka pendek bisa menyebabkan

terganggunya otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan

metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang

dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,

menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, risiko tinggi munculnya

penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,

stroke dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang

berakibat pada rendahnya produktifitas ekonomi (Kemenkes RI, 2016).

2.1.1.5 Upaya Pencegahan Stunting

Intervensi gizi saja belum cukup untuk mengatasi stunting, diperlukan intervensi

dari berbagai sektor, antara lain :

a. Pencegahan stunting dengan sasaran ibuhamil

Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil merupakan cara terbaik dalam

mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga

apabila mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), perlu diberikan makanan

tambahan bagi ibu hamiltersebut.

1) Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah (TTD), minimal 90

tablet selama kehamilan.

2) Kesehatan ibu harus selalu dijaga agar tidaksakit.

b. Pencegahan stunting pada saat bayilahir

1) Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan segera melakukan

IMD setelah bayilahir.

2) Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi ASI secaraeksklusif.

c. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2tahun

1) Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-

ASI) dan ASI tetap dilanjutkan sampai bayi berumur 2tahun.

2) Bayi dan anak memperoleh kapsul Vitamin A dan imunisasi dasarlengkap

d. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat

strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguanpertumbuhan.

e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah

Page 16: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

16

tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas santasi

serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit

terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk perumbuhan

teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, zat gizi sulit diserap

oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan (Kemenkes RI,2016).

2.1.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting

WHO (2013) membagi penyebab terjadinya stunting pada anak menjadi 4

kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan tambahan dan

komplementer yang tidak adekuat, menyusui daninfeksi. Pada dasarnya status gizi

anak dapat dipengaruhi oleh faktor langsung dan tidak langsung, faktor

langsung yang berhubungan dengan stunting yaitu karakteristik anak berupa

jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir rendah, konsumsi makanan berupa

asupan energi rendah dan asupan protein rendah, faktor langsung lainnya yaitu

perawatan selama kehamilan, status kesehatan penyakit infeksi ISPA dan diare.

Pola pengasuhan tidak ASI ekslusif, pelayanan kesehatan berupa status

imunisasi yang tidak lengkap, dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang

tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga merupakan faktor tidak

langsung yang mempengaruhi stunting (UNICEF dan BAPPENAS 2011).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2,

nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi

karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005). Anemia

yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan

zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan

penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat

besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat

besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak

kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.

Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi

ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting

Page 17: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

17

untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa

harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti, 2006).

Menurut Mochtar (2012) pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan

dan nifas adalah keguguran, partus prematurus, inersia uteri, partus lama, ibu

lemah, atonia uteri, syok, afibrinogenemia dan hipofibrinogenemia, infeksi

intrapartum dan bila terjadi anemia gravis (Hb dibawah 4 gr%) terjadi payah

jantung yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan

berakibatfatal.Bagi hasil konsepsi, anemia dalam kehamilan memberi pengaruh

kurang baik, seperti kematian mudigah, kematian perinatal, prematuritas, terjadi

cacat bawaan, cadangan zat besi(fe) kurang dalam darah dan inteligensia

rendah. Jadi, anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas

serta motilitas ibu dan anak (Saifuddin, 2008).

Beberapa penyebab utama stunting diantaranya adalah hambatan

pertumbuhan dalam kandungan, asupan zat gizi yang tidak mencukupi untuk

mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada masa bayi dan

anak-anak, serta seringnya terkena penyakit infeksi selama awal masa

kehidupan (Istiany, 2013). Kekurangan gizi pada Ibu saat hamil dapat

mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan janin, selain juga dapat

menyebabkan adanya gangguan pada fetus, plasenta, dan kesehatan ibu.

Beberapa hal ini terutama terjadi di lingkungan masyarakat miskin di mana

tidak cukup ketersediaan makanan yang bergizi serta pelayanan kesehatan yang

tidak memadai untuk Ibu Hamil (Finawati, 2014).

Page 18: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2020 dengan melihat data

pada tahun 2019.Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan

Pademangan Barat 1 Kecamatan Pademangan Jakarta Utara .

B. Alat, Bahan dan Responden

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah alat pengukuran berat badan

serta tinggi badan balita.

C. Cara Kerja

1. Pengumpulan data

Pengumpulan datadilakukan dengan pemeriksaan tinggi dan berat badan

pada balita.

2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul selanjutnya pengolahan data penelitian

dilakukan dengan menggunakan SPSS.

Editing : Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan data riwayat Hb

pada status ibu.

Coding : merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari coditing adalah untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat

memasukkan data.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

19

Entry Data : Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dengan benar dan

juga sudah melewati pengcodingan, maka langkah selanjutnya adalah

memproses data agar dianalisis.

Cleaning : merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak.

3. Analisis Data

a. Analisa univariat

untuk melihat distribusi frekuensi darivariabel dependent dan variabel

independent. Dibuattable distribusi frekuensi dari semua sebaran variabel

yang terdapat dalam penelitian ini.

b. AnalisisBivariat

Data dianalisis dengan menghubungkan antara variabel independent

dengan variabel dependent. Untuk mengetahu ia dan tidaknya hubungan

antara variabel dependent dan variabel independent digunakan table silang

serta melakukan identifikasi variable yang bermakna dengan menggunakan

ujiChi-Square dengan tingkat kemaknaan 95%, yang berarti apabila P

value ≤0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel dependent

dan variable independent, dan apabila P value ≥0.05 berarti tidak ada

hubung anantara variabel dependent dan variabel independent.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

20

BAB IV

JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN

A. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan Feb’20

Maret’20

April’20 Mei’20 Juni’20 Juli’20

1. Persiapan proposal

2. Pengurusan Izin penelitian

3. Pengumpulan Data 4. Tabulasi dan

analisis Data

5 Pembuatan Laporan

B. Pembiayaan Penelitian

No. Uraian Rincian Total ( Rp,-)

PEMASUKAN

1. Universitas Nasional Rp. 5.000.000,-

2. Mandiri Rp. 3.000.000,-

TOTAL Rp. 8.000.000,-

PENGELUARAN

1 Pembuatan Proposal Rp. 350.000,-

2 Fotocopy 150 lbr X Rp

1.000,-

Rp. 150.000.-

3 Timbangan balita dan TB Rp. 1.500.000,-

4 Cendramata Rp. 1.000.000,-

5 Pembuatan Laporan Rp. 500.000,-

6 Souvenir responden Rp. 1.000.000,-

7 Transfort PP 10x Rp. 1.000.000,-

8 Snack dan makanan tambahan Rp. 2.000.000,-

10. Biaya Tak terduga Rp. 500.000,-

JUMLAH TOTAL Rp. 8.000.000,-

Page 21: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

21

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Balita Stunting dan Tidak Stunting di wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1

Kejadian Stunting n Populasi %

Stunting 41 484 21

Tidak Stunting 41 1823 79

Total 82 2307 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 terdapat sebanyak 484 balita

mengalami stunting (21%) dan di antaranya dipilih sebanyak 41 balita

stuntingsebagai kelompok kasus dan sebanyak 1823 balita tidak mengalami

stunting (79%) dan di antaranya dipilih sebanyak 41 balita tidak stunting sebagai

kelompok kontrol.

1. Distribusi Frekuensi Riwayat Anemia

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III berdasarkan Kejadian Stuntingdi wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 dari 82 balita terdapat sebanyak 52

Riwayat Anemia Ibu Pada Kehamilan TM III

n %

Anemia 30 36,6

Tidak Anemia 52 63,4

Total 82 100

Page 22: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

22

balita (63,4%) tidak riwayat anemia ibu pada kehamilan TM III, sedangkan

sebanyak 30 balita (36,6%) riwayat anemia ibu pada kehamilan TM III.

4.1.2. Analisis Bivariat

Hubungan Anemia dengan Kejadian Stunting

Tabel 4.3 Hubungan Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III dengan Kejadian Stunting pada balita di wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1

Riwayat Anemia

Ibu pada Kehamilan

TM III

Stunting Tidak Stunting Total

OR P Value

n % n % n %

Anemia 21 51,2 9 22,0 53 64,6 3,733 (1,429

- 9,752)

0,012 Tidak

Anemia 20 48,8 32 78,0 29 35,4

Total 41 100 41 100 82 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 41 balita yang mengalami stunting

sebagian besar Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III yaitu sebanyak 21

balita (51,2%), begitupula dari 41 balita yang tidak mengalami stunting sebagian

besar Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III yaitu sebanyak 53 balita

(64,6%).

Dari hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square didapatkan P-value

sebesar 0,012. p-value< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa

Ada hubunganyang bermakna antara anak yang Riwayat Anemia Ibu pada

Kehamilan TM III terhadap kejadian stunting. Di dapatkan OR yaitu sebesar 3,733

yang berarti bahwa anak yang Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III

mempunyai resiko mengalami stunting sebesar 3,733 kali lipat lebih tinggi

dibanding anak dengan ibu tidak memiliki Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan

TM III.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

23

4.2. Pembahasan

Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 41 balita yang mengalami stunting sebagian

besar Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III yaitu sebanyak 21 balita (51,2%),

begitupula dari 41 balita yang tidak mengalami stunting sebagian besar Riwayat

Anemia Ibu pada Kehamilan TM III yaitu sebanyak 53 balita (64,6%).

Dari hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square didapatkan P-value sebesar 0,012.

p-value < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa Ada hubungan

yang bermakna antara anak yang Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III

terhadap kejadian stunting. Di dapatkan OR yaitu sebesar 3,733 yang berarti bahwa

anak yang Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III mempunyai resiko

mengalami stunting sebesar 3,733 kali lipat lebih tinggi dibanding anak dengan ibu

tidak memiliki Riwayat Anemia Ibu pada Kehamilan TM III.

Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu disebabkan karena terjadinya penurunan

Hb yang diakibatkan karena selama hamil volume darah 50% meningka dari 4 ke 6 L,

volume plasma meningkat sedikit yang menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan

nilai hematokrit. Penurunan ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi

zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari

plasenta dan untuk penyediaan cadangan saat kehilangan darah waktu melahirkan.

Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Smith et al., 2012).

Ibu hamil yang mengalami anemia gizi besi rentan terhadap kelahiran prematur dan

berat badan bayi lahir kurang. Hal ini karena selama kehamilan dibutuhkan

peningkatan produksi eritrosit yang komposisinya relatif pada lingkungan

hypoxintrauterine dan suplai oksigen ke janin yang dibutuhkan untuk perkembangan.

Zat besi yang adekuat dibutuhkan pada perjalanan melintasi plasenta untuk

Page 24: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

24

memastikan kelahiran sesuai dengan usia kehamilan penuh. Selain itu, zat besi juga

dibutuhkan untuk pertumbuhan postnatal pada peningkatan sel darah merah dan

sebagai unsur pembangun masa tubuh bayi (Ibanez, 2015).

Sedangkan hasil analisis di atas pada variabel BBLR di dapatkan bahwa terdapat

hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada balita dengan OR cukup tinggi

yaitu sebesar 6,290. Kekurangan gizi pada Ibu saat hamil dapat mempengaruhi dan

menghambat pertumbuhan janin, selain juga dapat menyebabkan adanya gangguan

pada fetus, plasenta, dan kesehatan ibu. Beberapa hal ini terutama terjadi di

lingkungan masyarakat miskin di mana tidak cukup ketersediaan makanan yang

bergizi serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai untuk Ibu Hamil (Finawati,

2014).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Romadhoni dan Widyaningrum

tahun 2018 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermaksa antara iwayat

anemia ibu pada kehamilan dengan kejadian stunting pada balita di Kota Madiun.

Menurut asumsi peneliti, riwayat anemia ibu pada kehamilan TM III dapat

mempengaruhi kejadian stunting karena pemenuhan nutrisi selama kehamilan tidak

tercukupi sehingga janin berisiko BBLR, dimana BBLR berhubungan kuat dengan

kejadian stunting. Hal ini bisa saja terjadi seiring dengan keadaan sosial ekonomi

keluarga yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama

kehamilan dengan baik.

4.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan

peneliti membutuhkan waktucukup lama untuk melakukan pemeriksaan terhadap balita.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

25

BAB VI

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 Tahun

2020 diperoleh simpulan yaitu :

a. Balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 terdapat sebanyak

484 balita mengalami stunting (21%).

b. Terdapat ibu yang mempunyai riwayat anemia pada kehamilan TM III sebanyak 30

orang (36,6%)

c. Ada hubungan yang signifikan antara riwayat anemia pada ibu dengan kejadian

Stunting pada balita

5.2. Saran

Bagi Puskesmas Pademangan

Diharapkan agar lebih digiatkan dalam pemberian KIE (komunikasi, informasi dan

edukasi) pada ibu hamil mengenai pentingnya pencegahan anemia melalui konsumsi

makanan yang mengandung protein, zat besi dan makanan yang bergizi seimbang untuk

dapat mencegah Stunting pada balita.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

26

DAFTAR PUSTAKA

Achadi. (2016). Investasi gizi 1000 HPK dan Produktivitas Generasi Indonesia disampaikan pada : Lokakarya dan Seminar ilmiah “Peran Profesi dalam Upaya peningkatan Status Kesehatan dan Gizi pada Periode 1000 HPK” 12-13 November 2016. Jakarta..

Adair LS, Guilkey DK. Age Spesific determinants of stunting in Filipino children. The

Journal of Nutrition. 1997;127(2). Bappenas. (2011). Bidang Ekonomi. Bappenas : Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun

2011. Jakarta : Balitbangkes. Farah Okky Aridiyah dkk. Kemenkes RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antopometri penilaian status gizi anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Henningham, H. B & McGregor, S. G. (2009). Gizi dan Perkembangan Anak. In Gibney,

M. J. Dkk (Eds.), Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Hidayah, Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data

Jakarta : Salemba Medika. Kemenkes RI. (2011). Standar Antopometri Penilaian Status gizi anak. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS. Jakarta: Baliitbang

Kemenkes RI. Kemenkes RI. (2016). Situasi balita pendek . Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Di

akses tanggal 2 Februari 2020. Kemenkes RI. (2017). Buku Saku Pemantauan Status Gizi (PSG). Jakarta. Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS. Jakarta: Baliitbang

Kemenkes RI. Kumar dkk. (2015). Influence of infant-feeding practices on nutritional status of under-

five children. Indian J Pediatr, 73 (5) : 417-421. Kemenko Kesra. (2013). Kerangka kebijakan gerakan percepatan perbaikan gizi dalam

rangka seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Jakarta : Kementerian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN STIMULUS ... - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/856/1/Laporan Penelitian Stimulus.pdfV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 VI. KESIMPULAN 26 VII. DAFTAR PUSTAKA 27

27

Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Medica Aesculpalus. FKUI. Jakarta.

Martins, V. J. B., Florê, T. M. M. T., Santos, C. D. L., Vieira, M. D. F. A., & Sawaya, A. L. (2011). Long- Lasting Effects of Undernutrition, 1817–1846.https://doi.org/10.3390/ijerph8061817

Nasikhah, Raudhotun. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-

36 bulan di Kecamatan Semarang Timur. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.

Profil kesehatan Dinkes DKI Jakarta. (2018). Di akses tanggal 2 Februari 2020. Ramli, Agho KE, Inder KJ, Bowe SJ, Jacobs J dan Dibley MJ. Prevalence And Risk

Factor For Stunting And Severe Stunting Among Under Fives In North Maluku Province Of Indonesia. BMC Pediatrics. 2009: Vol (9): 64-73

Senbanjo, I. O., Oshikoya, K. A., Odusanya, O. O., & Njokanma, O. F. (2011).

Prevalence of and Risk factors for Stunting among School Children and Adolescents in Abeokuta , Southwest Nigeria, 29(4), 364–370.

Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. Soetjiningsih. (1995). Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Taufiqurrahman, M. (2014). Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.

Surakarta : LPP UNS dan UNS Press, pp : 62-3. Teshome dkk. (2014). Magnitude and determinants of stunting in children underfive

years of age in food surplus region of ethiopia : the case of west gojam zone. Ethiop. J. Health Dev., 23 (2) : 98-106.

UNICEF. (2014). Ringkasan Kajian Gizi. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Kementrian

Kesehatan. WHO. (2013). Nutrition landscape information system (NLIS) Country Profile

Indicators : Interpretation quite. (Serial Online) Akses : http://WHO.int/nutrition. Tanggal 1 Februari 2020.

WHO. (2014). WHA global nutrition targets 20205: Stunting policy brief. Geneva:

World Health Organization.