proposal peleburan logam
DESCRIPTION
Peleburan LogamTRANSCRIPT
PROPOSAL KEGIATANPENGADAAN POSTER KESELAMATN DAN
KESEHATAN KERJA PADA INDUSTRI PELEBURAN LOGAM
Oleh :
Eko Cahyo Putro
111 0713 060
K3 / B
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Program studi S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2013/2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, atas karunia dan Rahmat-Nya, serta atas Kuasa-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Proposal Promosi Kesehatan ini tepat pada waktunya.
Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan yang
diberikan oleh Dosen pengajar. Dalam proposal ini kami membahas tentang Promosi Di
Industri Peleburan Limbah yang nantinya dapat membantu untuk lebih memahami materi
mata kuliah Promosi Kesehatan, juga proposal ini diharapkan dapat menambah literatur
yang menunjang pembelajaran..
Kami menyadari dalam Proposal ini masih banyak kekurangan, baik dalam isi materi
maupun penyusun kalimat. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga proposal kami ini dapat membawa manfaat bagi pembaca.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen pengajar yang
bersangkutan dan teman-teman sekalian.
Jakarta, Januari 2014
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahaya yang mungkin bisa terjadi dilingkungan kerja baik karena factor fisik
kimiawi, biologi, dan psikologi perlu untuk dikendalikan sedemikian rupa sehingga
terwujud suatu lingkungan kerja yang dapat memberi rasa aman, nyaman dan sehat
bagi pekerja atau orang yang berada dilingkungan kerja . Berbagai upaya
pencegahan ( teknis maupun administrasi dengan pendekatan IPTEK yang sangat
dianjurkan ) dilakukan untuk mengatasi / mengurangi terjadinya risiko / bahaya yang
dapat dialami oleh pekerja / manusia yang terdapat di lingkungan kerja, namun belum
cukup membantu mencegah / mengurangi terjadinya resiko celaka, sehingga sangat
dianjurkan bagi pekerja yang berada dilingkungan kerja berbahaya untuk harus
menggunakan alat pelindung diri.
Dalam beberapa buku dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Alat Pelindung Diri
( APD ) yaitu sekumpulan alat yang digunakan oleh pekerja / orang kerja / orang
yang berada ditempat kerja dengan maksud untuk melindungi sebahagian /
keseluruhan dari anggota tubuhnya terhadap risiko kemungkinan terjadinya resiko
bahaya / celaka yang terdapat di tempat kerja
Upaya untuk menjauhkan pekerja dari risiko kemungkinan terjadinya bahaya akibat
kerja adalah merupakan salah satu usaha yang harus dipenuhi / diwujudkan bagi
setiap pemilik / penanggung jawab dari tempat kerja untuk memberikan rasa aman,
nyaman dan sehat bagi pekerja selama berada ditempat kerja agar produktivitas kerja
meningkat.
Sebagai faktor penyebab kecelakaan kerja, sering terjadi karena kurangnya kesadaran
pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Secara umum,
timbulnya kecelakaan kerja sering diakibatkan oleh dua faktor utama yaitu tindakan
tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition ) (Depkes RI,
2003).
Unsafe act adalah suatu tindakan seseorang yang menyimpang dari aturan yang sudah
ditetapkan dan dapat mengakibatkn bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain.
Sedangkan unsfe condition adalah semua kondisi yang dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain, peralatan maupun lingkunganyang ada disekitarnya
Salah satu kondisi lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi terhadap timbulnya
gangguan masalah kesehatan kepada para pekerjanya adalah industri peleburan
logam. Peleburan logam adalah proses mecairkan logam pada temperatur tertentu
dengan menggunakan energi panas yang di hasilkan oleh tungku. Tungku adalah
sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam untuk pembuatan bagian
mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya (misalnya
rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah sifat-sifatnya (perlakuan panas).
Dalam menunjang K3 di tempat peleburan dan untuk mencegah kecelakaan pekerjaan
peleburan, diperlukan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat secara
berkesinambungan.
Dari informasi yang penulis dapat dari berbagai sumber, banyak tempat peleburan
logam yang telah mewajibkan para pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung
diri yang sesuai dengan standart. Namun permasalahanya adalah para pekerja tidak
memperdulikan anjuran dari perusahaan untuk pemakaian APD dikarenakan
kurangya promosi perusahaan dan aturan yang kurang menekan. Hal ini tentu sangat
beresiko untuk timbulnya masalah kesehatan dan terjadinya kecelakan kerja bagi
pekerja tersebut.
Keadaan inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan suatu kegiatan
promosi mengenai “ pemakaian APD di tempat peleburan logam”
B. Rumusan Masalah
Secara umum, timbulnya kecelakaan kerja sering diakibatkan oleh tindakan, peralatan
dan kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) (Depkes RI,2003). Pada proses
peleburan logam terdapat banyak bahaya yang dapa ditimbulkan, sehingga untuk
meminimalisir angka kejadian kecelakaan kerja terhadap pekerja peleburan yakni
dengan penggunaan APD (Santoso, 2004).
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam kegiartan ini yaitu, Bagaimana mempromosikan
mengenai pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di industri pekeburan
logam
C. Maksud dan Tujuan
1) Maksud
Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk
antisipasi dan peduli perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan
pekerjanya.
2) Tujuan
Adapun tujuan diadakannya acara ini.
a) Untuk memberikan informasi mengenai alat pelindung diri (APD) dalam
melakukan pekerjaan.
b) Untuk mengetahui bahaya dari bekerja tanpa alat pelindung diri (APD)
c) Melindungi para pekerja dari kecelakaan akibat tidak menggunakan alat
pelindung diri (APD)
D. Tema Kegiatan
Utamakan Kesehatan dan Keselamatn Kerja dalam Beraktivitas.
E. Bentuk Kegiatan
Pembuatan dan penempelan poster keselamatan dan kesehatan kerja mengenai
Alat Pelindung Diri di industri peleburan logam.
F. Target
Seluruh karyawan industri peleburan logam
G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal : Rabu, 29 Januari 2014
Waktu : 09.00 WIB-Selesai
Tempat : Ruang kerja industri peleburan logam
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Peleburan Logam
Tentunya kita sudah sangat familiar dengan benda-benda berbahan logam di sekitar kita.
Mulai dari spare-part otomotif sampai berbagai alat dan mesin. Benda-benda ini dibentuk
(atau lebih tepatnya dicetak) melalui proses pengecoran logam.
Praktek pengecoran logam (atau dikenal juga dengan istilah foundry) telah lama
mendapat banyak perhatian praktisi di bidang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
tidak lain karena banyaknya hazard atau sumber bahaya yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja atau PAK (Penyakit Akibat Kerja).
1. Proses pengecoran logam
Sebelum menilai paparan sumber bahaya pada suatu tempat kerja, ada baiknya kita
memahami terlebih dahulu proses yang terkandung di dalamnya. Praktek dalam
proses pengecoran logam telah banyak berubah dari tahun ke tahun, namun secara
umum tahapan-tahapannya masih sama. Secara sederhana, tahapan yang dimaksud
meliputi alur sebagai berikut:
a) Moulding (pencetakan), yaitu proses pembuatan cetakan yang nantinya akan
membentuk logam menjadi bagian luar dari bentuk yang diinginkan.
b) Coremaking (pembuatan inti), yaitu proses pembuatan cetakan yang nantinya
akan membentuk logam menjadi bagian inti dari bentuk yang diinginkan.
c) Melting (pencairan, yaitu proses pencairan dan penuangan logam ke dalam
cetakan (atau mould) yang sudah disiapkan.
d) Cleaning (pembersihan), yaitu proses pembersihan dan pengeluaran logam
yang sudah dicetak.
2. Sumber bahaya
Tingkat bahaya yang dijumpai di lingkungan pengecoran logam ditentukan oleh
berbagai faktor, diantaranya termasuk jumlah karyawan, jenis logam dan bahan lain
yang digunakan, ukuran benda yang akan dicetak, mekanisme kontrol terhadap
sumber bahaya, sistem ventilasi, desain bangunan, dan lain-lain.
Sumber bahaya terhadap kesehatan di proses pengecoran logam dapat dikelompokkan
menjadi dua:
a) Bahaya dari penggunaan bahan zat kimia seperti debu silica, debu dan asap
metal, carbon monoksida, dan senyawa kimia lain yang dilibatkan dalam
proses.
b) Bahaya dari faktor fisika di lingkungan kerja, seperti kebisingan, getaran, dan
iklim panas.
3. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Melalui berbagai penelitian, baik epidemiologi atau eksperimental, telah diketahui
beberapa penyakit yang dicurigai berhubungan dengan proses pengecoran logam.
a) Penyakit saluran pernafasan
Termasuk diantaranya yang paling umum adalah pneumoconiosis, bronchitis, dan
kanker paru. Penyakit-penyakit ini dihubungkan dengan paparan terhadap debu
silica, dan debu metal/non metal lain yang terhirup selama bekerja. Debu-debu ini
apabila terhirup dalam waktu yang lama akan berakumulasi dalam paru dan
merangsang proses inflamasi. Akumulasi debu ini bersifat fibrogenik –
merangsang pembentukan jaringan ikat, dan pada tingkat lanjut bisa bersifat
karsinogenik – merangsang pembentukan sel kanker.
b) Penyakit diluar saluran pernafasan
Termasuk diantaranya intoksikasi Timbal (Pb), karbon monoksida, dan Beryllium
(Berylliosis).
c) Thermal Stress
Stress tubuh akibat suhu tinggi yang dihasilkan proses pengecoran logam.
d) Gangguan pendengaran
Merupakan akibat dari tingginya tingkat kebisingan terutama yang berasal dari
mesin-mesin. Tanpa kontrol yang baik, tingkat kebisingan dapat mencapai 85 –
120 dBA; nilai ini diatas NAB (Nilai Ambang Batas) 85 dB yang diperbolehkan.
e) Gangguan muskuloskeletal
Sebagai akibat dari posisi tubuh yang salah atau tuntutan aktivitas fisik yang berat
selama bekerja.
f) Sindrom akibat getaran
Dikenal dengan istilah Raynaud’s Phenomenon of Occupational Origin. Penyakit
ini timbul akibat penggunaan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang
lama.
4. Kecelakaan Kerja
Selain berpotensi menyebabkan PAK, proses pengecoran logam juga menempatkan
pekerja dalam posisi yang rentan terhadap kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja di
tempat pengecoran logam dapat terjadi akibat: 1.) pekerjaan manual, 2.) penggunaan
mesin, 3.) permukaan tempat kerja atau jalan, 4.) benda asing yang mengenai mata,
dan 5.) paparan dengan benda panas.
B. Alat Pelindung Diri
1. Pengertian Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya.
2. Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD)
Setiap tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang berbeda-beda sesuai
dengan jenis, bahan, dan proses produksi yang dilakukan. Dengan demikian, sebelum
melakukan pemilihan alat pelindung diri mana yang tepat digunakan, diperlukan
adanya suatu inventarisasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja masing-masing.
Dapat dipastikan sebagai suatu pemborosan, bila alat pelindung diri yang
dipilih dan digunakan tidak sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi pekerja.
Secara lebih detail pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri harus
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
a) Aspek teknis, meliputi :
1) Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya. Jenis dan bentuk alat
pelindung diri harus disesuaikan dengan bagian tubuh yang dilindungi.
2) Pemilihan berdasarkan mutu atau kualitas. Mutu alat pelindung diri akan
menentukan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang mungkin terjadi.
3) Penentuan jumlah alat pelindung diri. Jumlah yang diperlukan sangat
tergantung dari jumlah tenaga kerja yang terpapar potensi bahaya di
tempat kerja.
4) Teknik penyimpanan dan pemeliharaan. Penyimpanan dan pemeliharaan
alat pelindung diri yang baik adalah merupakan investasi untuk
penghematan dari pada pembelian alat yang baru.
b) Aspek psikologis.
Timbulnya masalah baru bagi pemakai harus dihilangkan, seperti
terjadinya gangguan terhadap kebebasan gerak pada saat memakai alat
pelindung diri.
Berdasarkan aspek-aspek di atas, maka perlu diperhatikan pula beberapa
kriteria dalam pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) sebagai berikut :
1) Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat
terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga
kerja.
2) Berat alatnya hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3) Alat harus dipakai secara fleksibel.
4) Bentuknya harus cukup menarik.
5) Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6) Alat tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya ,yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat/karena salah dalam
penggunaannya.
7) Alat pelindung harus memenuhi standart yang telah ada.
8) Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris
pemakainnya.
9) Suku cadangnya harus didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
3. Macam Alat Pelindung Diri
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan beberapa alat
pelindung diri yang diperlukan pada pekerja di industri peleburan logam adalah
sebagai berikut :
a) Alat Pelindung Kepala
1) Fungsi Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
Melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan benda tajam atau
keras yang dapat menyebabkan luka tergores, terpotong, tertusuk,
terpukul oleh benda-benda jatuh, melayang dan meluncur.
Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan-bahan
kimia korosif, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang
ekstrim
Mencegah rambut rontok karena terkena bagian mesin yang
berputar.
2) Jenis Alat Pelindung Kepala (Headwear)
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari :
Topi Pelindung atau Tudung Kepala (Safety Helmets)
Topi pelindung ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-
benda keras yang terjatuh, benturan kepala, terjatuh dan terkena
arus listrik. Topi pelindung dapat terbuat dari berbagai bahan,
misalnya plastik (Bakelite) dan gelas (fiberglass). Topi pengaman
yang terbuat dari plastik (Bakelite) enak dipakai karena ringan, dan
topi ini mempunyai daya tahan terhadap benturan atau pukulan
benda-benda keras yang sangat tinggi, serta tidak menyalurkan
listrik. Topi yang terbuat dari bahan campuran fiberglass dengan
plastik, sangat tahan terhadap asam dan basa kuat.
Tutup Kepala
Tutup kepala ini berfungsi untuk melindungi kepala dari
kebakaran, korosi, suhu panas atau dingin. Tutup kepala ini
biasanya terbuata dari asbestos, kain tahan api atau korosi, kulit
atau kain tahan air dan logam.
Topi (Hats atau Cap)
Topi ini berfungsi untuk melindungi kepala atau rambut dari
kotoran atau debu dan mesin yang berputar. Topi ini biasanya
terbuat dari kain katun.
b) Alat Pelindung Mata dan Muka
1) Fungsi Alat Pelindung Mata dan Muka
Fungsi alat pelindung mata dan muka adalah untuk melindungi mata dan
muka
2) Jenis Alat Pelindung Mata dan Muka
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari :
Kacamata dengan atau tanpa pelindung samping (sidle shield)
Kacamata merupakan alat pelindung mata yang paling nyaman
untuk dipakai dan digunakan untuk melindungi mata dari partikel
kecil yang melayang di udara serta radiasi gelombang
elektromagnetik.
Goggles (cut type atau box screen)
Goggles terutama digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
gas-gas, uap-uap, larutan bahan kimia korosif dan debu-debu. Oleh
karena bahaya-bahaya tersebut selain berbahaya bagi mata juga
bagi alat pernapasan dan kulit muka, pemakaian kacamata
pengaman perlu juga dilengkapi dengan pemakaian respirator atau
memakai kerudung kepala (hood) yang melindungi seluruh bagian
kepala dan leher.
Tameng Muka (Face shield atau face screen)
Ada dua benruk tameng muka, yaitu :
Tameng muka dengan pegangan, biasanya dipakai oleh pekerja
yang bekerja dengan hanya menggunakan satu tangan.
Tameng muka yang ditaruh dikepala, biasanya dipakai dengan
cara ditaruh dikepala untuk pekerjaan yang menggunakan dua
tangan. Tapi jika dipakai terlalu lama akan menyebabkan
pusing kepala.
c) Alat Pelindung Telinga
1) Fungsi Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga berfungsi untuk melindungi alat pendengaran
terhadap :
kebisingan atau tekanan.
Percikan api atau logam-logam yang panas.
2) Jenis Alat Pelindung Telinga
Secara umum alat pelindung telinga ada dua jenis, yaitu :
Sumbat Telinga (Ear Plug)
Sumbat telinga dapat dibuat dari kapas, malam (wax), plastik karet
alami dan sintetik. Ukuran dan bentuk saluran telinga tiap-tiap individu
dan bahkan untuk kedua telinga dari orang yang sama adalah berbeda.
Untuk ituear plung harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan ukuran dan bentuk saluran telinga pemakainya.
Tutup Telinga (Ear Muff)
Tutup telinga terdiri dari dua buah tutup telinga dan sebuah headband.
Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi
untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian untuk waktu
yang cukup lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena
bantalannya menjadi mengeras dan mengerut sebagai akibat reaksi dari
bantalan dengan minyak dan keringat pada permukaan kulit.
d) Alat Pelindung Pernapasan
Alat ini dipakai secara rutin atau berkala dengan tujuan inspeksi, untuk
melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap , debu atau udara
terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat rangsangan. Sebelum
melakukan pemilihan terhadap suatu alat pelindung pernafasan yang tepat,
maka perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya atau kadar
kontaminan yang ada di lingkungan kerja.
e) Alat Pelindung Tangan
1) Fungsi Alat Pelindung Tangan
Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan
api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi
mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores,
terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
2) Jenis Alat Pelindung Tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari :
Jenis Bahaya Macam sarung tangan
Bahaya listrik Sarung tangan karet
Bahaya radiasi
mengion
Sarung tangan karet atau kulit yang dilapisi Pb
Benda-benda
tajam/kasar
Sarung tangan kulit atau sarung tangan yang dilapisi
dengan Krom atau sarung tangan dari PVC.
Asam dan basa
korosif
Sarung tangan karet (alami)
Benda-benda
panas
Sarung tangan kulit, asbes, PVC atau “Gaunlet Gloves”
f) Alat Pelindung Kaki
Fungsi Alat Pelindung kaki
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan
panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan
kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
g) Alat Pelindung Tubuh
Fungsi Alat Pelindung Tubuh
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh
bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan
api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam
panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan,
tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang,
tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
h) Alat Pelindung Lainnya
Fungsi Alat Pelindung Lainnya
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar
tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja
berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar.
Jenis Alat Pelindung Lainnya
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari :
1) sabuk pengaman tubuh(harness)
2) karabiner
3) tali koneksi (lanyard)
4) tali pengaman (safety rope)
5) alat penjepit tali (rope clamp)
6) alat penurun (decender)
7) alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat Pelindung Diri (APD) penting dan diperlukan oleh pekerja atau siapapun yang memiliki resiko kecelakaan atau bahaya dalam bekerja. Karena itu APD harus benar-benar dipergunakan baik dalam penggunaannya ataupun pemeliharaannya agar APD dapat berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan mengenai Alat Pelindung diri
Pengecoran logam merupakan pekerjaan yang sangat beresiko apabila tidak adanya penggunaan APD yang tepat.
B. Saran1. Semua pekerja yang beresiko sebaiknya menggunakan Alat
pelindung diri.2. Penggunaan Alat pelindung diri harus sesuai dengan kebutuhan
pekerja.3. Pemantauan pekerja terhadap pemakain Alat pelindung diri harus
rutin dilakukan, agar penggunaanya lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Safety.do.tim. 2010. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri, (Online), (http://www.safetydo.com/2010/12/dasar-hukum-alat-pelindung-diri.html), diakses 20 September 2011.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia NomorPer.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 330. 2010. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Recommendations for Control of Occupational Safety and Health Hazards: Foundries, 1985, NIOSH, <http://www.cdc.gov/niosh/docs/85-116/>
www.konsultasik3.com/2013/04/bahaya-di-tempat-kerja-pengecoran-logam