proposal panlok bab 1 dan 3
DESCRIPTION
Proposal PANLOK Bab 1 Dan 3TRANSCRIPT
![Page 1: Proposal PANLOK Bab 1 Dan 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf8ef6550346703b977fb3/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia
untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi
(karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan
utama
manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus
kehidupan (Baliwati,dkk , 2004).
Nasi adalah primadona bagi sebagian masyarakat Indonesia. Jika belum
makan dengan nasi serasa belum makan. Hal ini yang terjadi pada sebagian
masyarakat Indonesia. Memang tidak ada yang di rugikan namun upaya
pemerintah dalam penganekaragaman pangan atau diversifikasi pangan
terhambat. Diversifikasi pangan yang di artikan makan tidak terpusat pada
nasi sudah lama di dengungkan namun efeknya tidak banyak. Nasi tetap saja
menjadi atau dijadikan unggulan.
Dibeberapa daerah pola konsumsi makanan masyarakat secara turun-
temurun sudah menggunakan pangan pokok sagu, ubi-ubian dan ada juga
masyarakat yang mengkombinasikan makanan antara jagung dengan beras.
Melihat kenyataan seperti ini pelaksanaan diversifikasi pangan dapat dengan
mudah untuk diterapkan, tetapi budaya konsumsi beras telah merasuki
sebagian besar daerah-daerah terutama masyarakat yang tinggal di daerah
perkotaan.
Beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih beras
sebagai pangan pokok karena: (1) pembagian beras bagi para pegawai negri,
(2) beras tersedia dalam pasaran dan mudah untuk didapatkan dan (3) adanya
peningkatan daya beli masyarakat. Hal tersebut menyebabkan pada jangka
waktu yang lama kebiasaan mengkonsumsi beras semakin merambat ke
daerah-daerah lainnya bahkan ke pedesaan (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,1991).
![Page 2: Proposal PANLOK Bab 1 Dan 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf8ef6550346703b977fb3/html5/thumbnails/2.jpg)
Diversifikasi pangan dapat dikembangkan baik melalui pendidikan tertulis
dalam berbagai bentuk tulisan di media massa maupun pendekatan tatap
muka, harus diupayakan untuk dapat mengubah kebiasaan memakan nasi
(beras). Diversifikasi pangan non-beras harus dapat menjauhkan masyarakat
dari naluri anggapan bahwa jika memakan nasi ditambah lauk maka dikatakan
makan. Sumber bahan pangan sebenarnya tidak hanya bersumber dari beras,
tetapi terdapat diberbagai jenis pangan lainnya, misalnya setelah memakan ice
cream juga dapat dikatakan sudah memakan satu jenis pangan yang memiliki
kalori dan gizi yang cukup tinggi, karena pada umumnya ice cream berasal
dari ubi jalar yang diolah (Sadjad,2007).
Penganekaragaman pangan (diversifikasi pangan) merupakan jalan keluar
yang saat ini dianggap paling baik untuk memecahkan masalah dalam
pemenuhan kebutuhan pangan. Melalui penataan pola makan yang tidak hanya
bergantung pada satu sumber pangan memungkinkan masyarakat dapat
menetapkan pangan pilihan sendiri, sehingga dapat membangkitkan ketahanan
pangan keluarga masing-masing yang berujung pada peningkatan ketahanan
pangan secara nasional (Sadjad,2007).
Oleh karena itu, perlu dilakukan pelestarian dan peranekaragaman
(diversifikasi) pangan lokal agar tidak tersaingi dengan kebudayaan bangsa
yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok ataupun dengan produk produk
yang berasal dari luar Indonesia. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam
pelestarian makanan khas tersebut dengan cara mengadakan sosialisasi atau
penyuluhan kepada masyarakat. Sasaran yang menjadi salah satu sasaran
sosialisasi ini adalah teman teman TEP angkatan 2014. Dengan harapan
bahwa mahasiswa …….
1.2 Tujuan
Tujuan pengadaan sosialisasi deservikasi pangan sebagai berikut:
1. Untuk memberikan pengetahuan tentang arti pangan lokal.
2. Untuk mengenalkan deversifikasi pangan pada produk pangan lokal.
![Page 3: Proposal PANLOK Bab 1 Dan 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf8ef6550346703b977fb3/html5/thumbnails/3.jpg)
3. Untuk meningkatkan rasa cinta dan sebagai usaha dalam pelestarian
pangan lokal.
4. Mengajak generasi muda untuk lebih peka terhadap potensi pangan
lokal yang ada di daerah.
5. Mengajak untuk menerapkan keanekaragam pangan yang sehat, aman,
dan bergizi.
1.2 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari sosialisasi deversifikasi antara lain
sebagai berikut:
1. Mengetahui arti pangan lokal.
2. Mengetahui jenis-jenis deversifikasi pangan lokal.
![Page 4: Proposal PANLOK Bab 1 Dan 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf8ef6550346703b977fb3/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB 3. METODOLOGI SOSIALISASI
3. 1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan sosialisasi akan dilakukan di SMAN 1 TANGGUL pada :
1. Hari/Tanggal :
2. Waktu : 18.30 – 21.00
3. Tempat : Gedung C FTP Ruang 4
3. 2 Alat dan Bahan
Perlengkapan yang dibutuhkan saat teknis acara , yaitu :
1. Proyektor
2. Laptop
3. Sound System
4. Microphone
5. Alat Peraga Games
6. Stopwatch
7. Kamera
Bahan Sosialisasi yang dipresentasikan tentang pengenalan produk
“Pangan Lokal” khususnya peranekaragaman atau deversifikasi pangan.
3. 3 Metode Sosialisasi
3. 3. 1 Presentasi
Metode penyampaian materi yang digunakan yaitu mempresentasikan
tentang pengenalan produk “Pangan Lokal” khususnya pada deversifikasi
pangan.
Metode presentasi yang kelompok kami lakukan adalah dengan cara
memanfaatkan 4 orang anggota kelompok. Satu orang sebagai moderator
sekaligus pemateri dan ketiga orang lainnya sebagai pemateri utama.
Dalam presentasinya, diawali dengan pemutaran video terkait pangan
lokal khususnya deversifikasi panga. Kemudian pemateri menerangkan
![Page 5: Proposal PANLOK Bab 1 Dan 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf8ef6550346703b977fb3/html5/thumbnails/5.jpg)
tentang pangan lokal dan maksud dari deversifikasi pangan. Selain itu juga
memberikan contoh contoh deversifikasi pangan dan pemanfaatnya dalam
kehidupan sehari hari. Untuk mendapatkan suasana yang semangat muda
maka akan ditambahkan jargon yaitu “ CINTA INDONESIA !! CINTA
PANGAN LOKAL!! “. Sehingga dengan adanya sosialisasi ini masyarakat
khususnya Mahasiswa TEP angkatan 2014 dapan mengetahui dan dapat
mengaplikasikan serta membudidayakan deversifikasi pangan lokal
tersebut.
3. 3. 2 Tanya Jawab
Metode tanya jawab dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan mengenai materi yang telah kami sampaikan dan menceritakan
kembali isi dari video yang kami tampilkan. Kemudian kami memberikan
kesempatan kepada audience untuk bertanya mengenai materi yang telah
kami sampaikan. Selain itu kami juga mengadakan sharing bersama
dengan cara jika ada yang bertanya maka yang berhak menjawab tidak
hanya dari pemateri melainkan dari audience yang lain yang apabila
memiliki jawaban dari pertanyaan yang diajukan sehinggan proses
sosialisasi terasa lebih hidup.
3. 3. 3 Games
Metode hiburan yaitu memberikan suatu game agar para peserta tidak
merasa jenuh. Game yang kami berikan berupa tebak-tebakan kata yang
berkaitan dengan materi tersebut. Kami memberikan sebuah clue pada
seorang murid yang maju di depan kelas dengan cara meletakkan kata di
atas kepala tanpa diketahui, sedangkan teman-teman yang lainnya diminta
untuk membantu memberikan jawaban berupa “ya, tidak, dan bisa jadi”.
Game lain yang kami berikan yaitu berupa tes untuk melatih konsentrasi.
peserta diminta untuk menunjuk anggota badan dari apa yang kami
ucapkan. Ucapan tersebut berupa kata dari anggota badan. Kata yang kami
keluarkan belum tentu sesuai dengan anggota badan yang kami tunjuk.
![Page 6: Proposal PANLOK Bab 1 Dan 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf8ef6550346703b977fb3/html5/thumbnails/6.jpg)
Dan game yang terakhir yaitu game konsentrasi yaitu dengan
menayangkan tulisan yang berwarna, yang pada nantinya peserta diminta
untuk mengatakan secara cepat warna yang ditayangkan bukan tulisan
yang ditayangkan sehingga audience dapat lebih focus dan tidak terlalu
tegang.