proposal insentif hss

13
BAB I PENDAHULUAN Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) merupakan program baru dalam alur profesi kedokteran di Indonesia dan sudah merupakan ketentuan dan diterapkan di negara lain sejak berpuluh tahun yang lalu. Program ini berlaku bagi setiap dokter baru yang pada masa pendidikannya menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sebagai prasyarat untuk registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia. Untuk mengikuti perkembangan dalam bidang pendidikan kedokteran di dunia, maka sejak tahun 2005 secara menyeluruh dan bertahap, semua Fakultas Kedokteran di Indonesia telah menggunakan metode pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Hal yang baru adalah dimulainya program internsip. Kurikulum berbasis kompetensi berisikan tahapan kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa kedokteran. Bila tamat, ia akan memperoleh ijazah dokter namun untuk berpraktik mandiri, ia harus melalui tahapan internsip terlebih dahulu. Internsip adalah proses pemagangan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dan pelatihan seorang dokter baru. Program Internsip Dokter Indonesia pertama telah dilaksanakan di Sumatera Barat pada bulan Februari tahun 2010. Pada tahap internsip inilah seorang dokter baru akan bekerja dengan pendampingan untuk menerapkan keseluruhan kompetensi yang telah dicapainya. Oleh karena itu, program internsip membutuhkan sarana yang memadai dan merupakan sarana

Upload: adnan

Post on 06-Nov-2015

233 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

insentif

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) merupakan program baru dalam alur profesi kedokteran di Indonesia dan sudah merupakan ketentuan dan diterapkan di negara lain sejak berpuluh tahun yang lalu. Program ini berlaku bagi setiap dokter baru yang pada masa pendidikannya menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sebagai prasyarat untuk registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia. Untuk mengikuti perkembangan dalam bidang pendidikan kedokteran di dunia, maka sejak tahun 2005 secara menyeluruh dan bertahap, semua Fakultas Kedokteran di Indonesia telah menggunakan metode pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Hal yang baru adalah dimulainya program internsip. Kurikulum berbasis kompetensi berisikan tahapan kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa kedokteran. Bila tamat, ia akan memperoleh ijazah dokter namun untuk berpraktik mandiri, ia harus melalui tahapan internsip terlebih dahulu. Internsip adalah proses pemagangan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dan pelatihan seorang dokter baru. Program Internsip Dokter Indonesia pertama telah dilaksanakan di Sumatera Barat pada bulan Februari tahun 2010.Pada tahap internsip inilah seorang dokter baru akan bekerja dengan pendampingan untuk menerapkan keseluruhan kompetensi yang telah dicapainya. Oleh karena itu, program internsip membutuhkan sarana yang memadai dan merupakan sarana layanan kesehatan bermutu dan memang ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan program serta dokter yang mendapat penugasan menjadi pendamping. Semua kegiatan dokter peserta program internsip akan dicatat, kepadanya akan dilakukan pembimbingan serta pembinaan dan akan mendapatkan tanda selesai melaksanakan program bila telah memenuhi semua syarat dan tahapan yang ditentukan.Dengan kata lain, program internsip perlu didukung dengan kebijakan yang bersifat nasional karena juga merupakan upaya perlindungan masyarakat dengan menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan.

BAB II

PERMASALAHAN

Program Internsip Dokter Indonesia merupakan tahap pelatihan keprofesian praregistrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar. Program Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di Sarana Pelayanan Kesehatan (Saryankes) yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan disahkan oleh Komite Internsip Dokter Indonesia Pusat (KIDI Pusat) sebagai wahana internsip.Berdasarkan PERMENKES NOMOR 299/MENKES/PER/II/2010, tentang penyelenggaraan program internsip dan penempatan dokter pasca internsip maka program internsip ini dilaksanakan. Adapun Bab III tentang Pelaksanaan Internsip pasal 10 ayat 1 menyebutkan bahwa program internsip terdiri dari program internsip ikatan dinas dan program internsip mandiri. Biaya hidup dan transportasi selama mengikuti program internsip ikatan dinas ditanggung oleh pemerintah sesuai dengan pasal 11 ayat 2.Menurut peraturan yang telah disebutkan di atas, bantuan biaya hidup yang kami terima adalah sebesar Rp. 2.500.000,00 setiap bulannya. Dengan biaya tersebut kami merasa tidak dapat tercukupi semua kebutuhan sehari-hari meliputi biaya sewa rumah tinggal, biaya listrik, makan, transportasi, dan biaya tak terduga lainnya. Gambaran secara kasar yang dapat kami informasikan tentang biaya hidup kami selama 1 bulan ini sebagai dokter internsip di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan akan dirincikan pada BAB selanjutnya.BAB IIIRINCIAN BIAYA HIDUPA. PEMASUKAN

Bantuan biaya hidup dari pusat : Rp. 2.500.000,00 B. PENGELUARANRincian biaya setiap orang per bulan :

No.KebutuhanJumlah

(Rupiah)

1.Biaya sewa rumah tinggal1.100.000

2.Biaya listrik dan air minum 300.000

3.Biaya makan (3x/hari)

Rp. 15.000 x 3 x 31 1.400.000

4.Biaya tak terduga :

Keperluan isi rumah

Keperluan pribadi (peralatan dan perlengkapan mandi)300.000

250.000

5.Kebutuhan komunikasi (pulsa)200.000

6.Transportasi

Rp.15.000 x 30450.000

TOTAL PENGELUARAN4.000.000

Selisih Pengeluaran dan Pemasukan : Rp.1.500.000/bulanBAB IV

PEMBAHASANDari hasil permasalahan dan perhitungan rincian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya maka secara jelas terlihat bahwa bantuan yang diberikan pemerintah pusat kepada kami tidak memadai. Maka dari itu didorong oleh niat yang tulus untuk memohon bantuan kepada pemerintah daerah setempat dengan memberikan insentif daerah sebesar Rp.1.500.00/orang/bulan, kami membuat proposal ini sebagai bentuk konkrit yang dapat memberikan gambaran atas keadaan keuangan kami saat ini.

Adapun tujuan yang ingin dicapai pemerintah melalui program intrernsip ini ialah sesuai PERMENKES NOMOR 299/MENKES/PER/II/2010, tentang penempatan dokter internsip ikatan dinas pada pasal 14 ayat 2 disebutkan penempatan dokter internsip sebagaimana disebutkan pada pasal 1 dilaksanakan selama 1(satu) tahun dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Demi tercapainya pelayanan yang merata, berkualitas dan bermutu tinggi untuk setiap elemen masyarakat tentu diperlukan kesehatan jasmani dan rohani bagi kami para dokter internsip yang bertugas pada 2 wahana yang telah ditunjuk yaitu RSUD Dr. Hasan Basri dan Puskesmas Negara.

Dengan hadirnya program internship ini diharapkan akan dapat membantu pelayanan kesehatan dari segi kualitas maupun kuantitas tenaga kesehatan. Hal ini tentunya akan berperan dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada umumnya. Dokter internsip yang bertugas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat ini berjumlah 21 orang dan akan menetap selama 1 tahun. Jumlah tersebut akan terbagi menjadi 3 kelompok yang akan bertugas di dua wahana yaitu 2 kelompok di RSUD Dr.Hasan Basri dan Puskesmas Negara. Rotasi pada kelompok - kelompok tersebut akan dilakukan setiap 4 bulan sekali. 8 bulan di RSUD Dr. Hasan Basri dan 4 bulan di Puskesmas Negara.

Peran dokter internsip di RSUD DR. Hasan Basri antara lain melayani pasien di poli umum, rotasi shift jaga bangsal, pelayanan pada Unit Gawat Darurat (UGD). Sedangkan peran dokter internsip di Puskesmas Negara antara lain melayani pasien di balai pengobatan umum, KIA, lansia, dan ruangan lainnya, dan tugas luar puskesmas sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat di daerah sulit terjangkau. Untuk itu, kami mengharapkan perhatian dan kebijaksanaan dari bapak Bupati beserta jajarannya dalam rangka bantuan berupa insentif bagi kami para dokter internsip yang sedang melaksanakan tugas dari Kementrian Kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Adapun masa bakti ikatan dinas kami akan berlangsung selama 1 tahun terhitung sejak bulan Februari 2015 sampai dengan Februari 2016. BAB VPENUTUPMenyadari betapa pentingnya pelayanan kesehatan yang terpadu dan menjamin standar yang maksimal bagi para masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Maka kami mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat demi terwujudnya masyarakat Hulu Sungai Selatan yang sehat dan memiliki hidup yang berkualitas.

Atas perhatian dari Bapak Bupati beserta jajarannya kami segenap dokter internsip mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya.

LampiranDaftar nama dokter internsip yang bertugas di Kabupaten Hulu Sungai SelatanNo.NamaJenis KelaminUniversitas

1Dr.Dewi Sartika SariWanitaUniversitas Islam Sumatera Utara

2Dr.Febrina Sertu FaniWanitaUniversitas Islam Sumatera Utara

3Dr.Fitri Wahyuni Pane, WanitaUniversitas Islam Sumatera Utara

4Dr.Intan Sari Simbolon WanitaUniversitas Islam Sumatera Utara

5Dr.Mhd ZainuddinPriaUniversitas Islam Sumatera Utara

6Dr.Sandy SaputraPriaUniversitas Islam Sumatera Utara

7Dr.Selly TristiyantiWanitaUniversitas Islam Sumatera Utara

8Dr.Suci RomadoniWanitaUniversitas Islam Sumatera Utara

9Dr.SundariWanitaUniversitas Islam Sumatera Utara

10Dr.Fathia rachmatinaWanitaUniversitas Trisakti

11Dr.Muhammad Syarif PriaUniversitas Trisakti

12Dr.Musthafa Afif Wardhana PriaUniversitas Trisakti

13Dr.Adhella Menur NaysillaWanitaUniversitas Diponegoro

14Dr.Anis KurahmawatiWanitaUniversitas Diponegoro

15Dr.Dedi Adnan FauziPriaUniversitas Jenderal Soedirman

16Dr.Azmy Azza Rahmita WindyaWanitaUniversitas Islam Indonesia Yogyakarta

17Dr.Shorea Sylviana Puteri WanitaUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta

18Dr.Cahyaning Gusti AgrianiWanitaUniversitas Sebelas Maret Surakarta

19Dr.Mega Ayu FitranWanitaUniversitas Lambung Mangkurat

20Dr.Khatimatun NajwahWanitaUniversitas Lambung Mangkurat

21Dr.Amalia RahmadinieWanitaUniversitas Lambung Mangkurat

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN BIAYA HIDUP

DOKTER INTERNSHIP

KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

KALIMANTAN SELATANPERIODE FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2016LEMBAR PERSETUJUAN

Kandangan, Maret 2015PROPOSAL INI DISETUJUI OLEH :

Bupati

Kabupaten Hulu Sungai SelatanNama Kepala DaerahNIP :