proposal insentif raih ki 2018 -...

18
PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 FORMULASI SEDIAAN GEL OBAT JERAWAT DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK KEONG BAKAU (Telescopium telescopium) Oleh: 1. Prof. Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si (Ketua) 2. Dr. Azrifitria, M.Si, Apt (Anggota) 3. Eka Deskawati, M.Si (Anggota) 4. Fianita Nur Utami, S.Si (Anggota) 5. Siti Restiani, S.Si (Anggota) 6. Annisa Rahma Fatmala (Anggota) INSTITUT PERTANIAN BOGOR Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan IPB Gd. A.H. Nasoetion Lt. 5, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 Telp./Fax: 0251-8624512, e-mail: [email protected] TAHUN 2018

Upload: ngokhanh

Post on 11-Apr-2019

244 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018

FORMULASI SEDIAAN GEL OBAT JERAWAT DENGAN BAHAN

AKTIF EKSTRAK KEONG BAKAU (Telescopium telescopium)

Oleh:

1. Prof. Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si (Ketua)

2. Dr. Azrifitria, M.Si, Apt (Anggota)

3. Eka Deskawati, M.Si (Anggota)

4. Fianita Nur Utami, S.Si (Anggota)

5. Siti Restiani, S.Si (Anggota)

6. Annisa Rahma Fatmala (Anggota)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan IPB

Gd. A.H. Nasoetion Lt. 5, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Telp./Fax: 0251-8624512, e-mail: [email protected]

TAHUN 2018

Page 2: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Invensi : FORMULASI SEDIAAN GEL OBAT JERAWAT

DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK KEONG

BAKAU (Telescopium telescopium)

2. Ketua Pengusul

a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si

b. Jenis Kelamin : P

c. Disiplin Ilmu : Teknologi Hasil Perairan

d. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/IVc

e. Jabatan : Guru Besar

f. Alamat Kantor : Departemen Teknologi Hasil Perairan-FPIK IPB

Jl. Agatis no.1 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

g. Telepon/faks/email : Telp: 0251-8622915 / Fax 0251-8622916 /

[email protected]

h. Alamat Rumah : Jln Mekar Saluyu I No 53 RT 04 RW 16 Cilendek

Barat, Bogor Barat, Jabar

i. Telepon/faks/email : [email protected]/[email protected]

j. Ponsel : 085781393065

3 Jumlah Anggota : 5 orang

a. Nama Anggota I : Dr. Azrifitria, M.Si, Apt

b. Nama Anggota II : Eka Deskawati, M.Si

c. Nama Anggota III : Fianita Nur Utami, S.Si

d. Nama Anggota IV : Siti Restiani, S.Si

e. Nama Anggota V : Annisa Rahma Fatmala

4 Sumber dana penelitian

yang mendukung

a. Skema Penelitian : -

b. Judul Penelitian : -

Bogor, 23 April 2018

Mengesahkan, Ketua Pengusul,

Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan

Dr. Eng. Uju, S.Pi, M.Si Prof. Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si

NIP 197306122000121001 NIP 196507131990022001

Menyetujui,

Pimpinan /Ketua Lembaga

Direktur Inovasi dan Kewirausahaan IPB

Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, M.Sc.Agr

NIP 196603201990021001

Page 3: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5
Page 4: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

a. Uraian Umum

1. Judul Invensi : FORMULASI SEDIAAN GEL OBAT

JERAWAT DENGAN BAHAN AKTIF

EKSTRAK KEONG BAKAU (Telescopium

telescopium)

2. Ketua Pengusul

a. Nama Lengkap dengan gelar : Prof. Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si

b. Jenis Kelamin : P

c. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/IVc

d. Jabatan fungsional/struktural : Guru Besar

3 Anggota Pengusul 1

a. Nama Lengkap dengan gelar : Dr. Azrifitria, M.Si, Apt

b. Jenis Kelamin : P

c. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I / III d

d. Jabatan fungsional/struktural : Lektor

Anggota Pengusul 2

a. Nama Lengkap dengan gelar : Eka Deskawati, M.Si

b. Jenis Kelamin : P

c. Pangkat/Golongan : -

d. Jabatan fungsional/struktural : -

Anggota Pengusul 3

a. Nama Lengkap dengan gelar : Fianita Nur Utami, S.Si

b. Jenis Kelamin : P

c. Pangkat/Golongan : -

d. Jabatan fungsional/struktural : -

Anggota Pengusul 4

a. Nama Lengkap dengan gelar : Siti Restiani, S.Si

b. Jenis Kelamin : P

c. Pangkat/Golongan : -

d. Jabatan fungsional/struktural : -

Anggota Pengusul 5

a. Nama Lengkap dengan gelar : Annisa Rahma Fatmala

b. Jenis Kelamin : P

c. Pangkat/Golongan : -

d. Jabatan fungsional/struktural : -

4 Bidang Teknologi

(Pilih salah satu)

a. kebutuhan manusia (makanan, pertanian,

kesehatan, dan peralatan rumah tangga)

b. proses fisika (penyatuan, pemecahan,

pembentukan, pencetakan) , alat

transportasi

c. kimia dan bahan metalurgi

d. tekstil dan kertas

e. konstruksi

f. mekanika, pencahayaan, pemanasan,

senjata, bahan peledak

g. fisika dan instrumen

h. elektronik dan kelistrikan

i. lainnya………………..(sebutkan)

5 Jumlah Klaim Invensi : 5 buah

Page 5: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

b. Dokumen Proposal Insentif Raih KI

1. Uraian Penelusuran Paten

Berdasarkan penelusuran publikasi dan paten diketahui bahwa ekstrak

keong bakau (Telescopium telescopium), belum pernah dilaporkan dan digunakan

sebagai bahan anti jerawat baik untuk penelitian maupun komersial. Hal ini

menjadi originalitas dan kebaruan bahan yang diusulkan. Permohonan paten

mengenai keong bakau ini di Indonesia hanya digunakan sebagai pakan lobster

dan unggas (S00201608554, P00201304691, S00201704082). Pemanfaatan keong

bakau dalam dunia kesehatan telah dilakukan oleh Kumar et. al. (2008), dimana

ekstrak kelenjar sperma dapat di gunakan untuk menyembuhkan luka pada hewan

percobaan kelinci.

Pada penelusuran melalui internet di situs Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual ditemukan paten yang terkait dengan antijerawat alami yaitu

IDP000041759. Invensi ini mengenai sediaan nanopartikel lipid padat ekstrak

secang yang dibuat menggunakan ekstrak metanol secang yang telah diketahui

memiliki aktivitas antijerawat berdasarkan aktivitas antibakteri terhadap

Propionibacterium acnes, penghambatan aktivitas lipase yang dihasilkan oleh P.

Acnes, dan antioksidan. Metode pembentukan sln yang dibuat menggunakan

metode dispersi pada perbandingan, waktu dan suhu tertentu. Sln yang dihasilkan

memiliki ukuran 400 nm dan memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkan

ekstrak asalnya terutama dalam antibakteri.

Paten lainnya yaitu IDP000050108, invensi paten ini berkaitan dengan

formula krim ekstrak kayu secang. Efektivitas basis sebagai pembawa ekstrak

berpenetrasi dilakukan secara invitro dengan membran cell. Sedangkan untuk

efektivitas ektrak secang sebagai antiacne dilakukan secara in vivo pada kulit

kelinci yang diinduksi P. acne. Hasil uji invitro dari 5 basis semisolid, yang

terbaik adalah bentuk krim dengan bahan pembantu PEG 4000, Stearyl alcohol,

gliserin, natrium lauriel sufat, akuades, metal paraben, butyl hidroksi toluene

dan pewangi. Berdasarkan uji invivo, formula dengan konsentrasi ekstrak secang

l%-4% memberikan efek kesembuhan yang berbeda signifikan dengan kontrol

tanpa perlakuan. Formula dengan konsentrasi ekstrak 1 % adalah yang paling

efisien dan efektif dengan persentase kesembuhan 96% selama 15 hari. Bentuk

fisik sediaan adalah semisolid berwarna kuning orange, tektur halus dan

homogen, aroma wangi, dengan pH pada range 6-6,5 dan viskositas pada kisaran

Page 6: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

5000- 6000 cps. Stabilitas sediaan cukup baik selama penyimpanan pada suhu

kamar selama 6 bulan. Hasil uji panelis menunjukkan bahwa Formula krim

esktrak secang 1% cukup aman karena tidak menyebabkan rasa gatal dan

kemerahan. Tingkat kesukaan panelis yang berusia 19-24 tahun untuk aroma

disukai lebih dari 80%. Beberapa paten lainnya mengenai antijerawat di

Indonesia masih dalam proses dan semuanya masih bersumber dari tanaman.

Dibandingkan beberapa paten yang masih dalam proses, aktivitas

antibakteri keong bakau masih lebih baik (nilai konsentrasi hambat minimum

ekstrak sebesar 0,01 mg/mL dan untuk formula ekstrak 0,5 %). Misalnya

permohonan no. P00201304477, ekstrak air daun kersen (Muntingia calabura

Linn.) menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan ketiga mikroba uji

(Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium

acne) dengan KHM 3%. Untuk pengembangan formula sediaan topikal anti

jerawat dengan bahan aktif ekstrak air daun kersen digunakan konsentrasi 5%.

Permohonan no. P00201000827 yang berhubungan dengan formulasi emulgel

yang mengandung ekstrak kental daun teh hijau. Ekstrak kental daun teh hijau

yang digunakan kadarnya 5%. No permohonan S00201708464 tentang

komposisi pemutih kulit yang mengandung ekstrak etanol rimpang Bangle

(Zingiber purpureum) yang menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes pada 20

µg/ml – 200 µg/ml atau 0,2% - 2%. Sama halnya dengan Indonesia, paten

mengenai ekstrak untuk antijerawat yang ada di dunia sebagian besar masih

berasal dari tanaman dan yang berasal dari laut masih berupa alga atau mikro

alga.

2. Uraian Potensi Komersialisasi

Kebutuhan masyarakat terutama remaja akan obat jerawat dan kosmetika

yang aman dan halal karena menggunakan bahan alami dari laut Indonesia. Gel

perawat kulit ini dapat mengobati jerawat sekaligus melindungi kulit dari radikal

bebas dan sinar matahari.

Sasaran (target pasar) untuk produk gel ini adalah pangsa pasar anak

muda. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 jumlah anak muda usia 10-

29 tahun di Indonesia berjumlah 84.753.891 jiwa atau setara dengan 35% jumlah

penduduk Indonesia (BPS 2010) dan sekitar 80% atau 67.803.113 jiwa mengalami

Page 7: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

masalah jerawat. Artinya produk obat jerawat ini sangat potensial untuk

dikembangkan mengingat besarnya pangsa pasar.

Besarnya pangsa pasar didukung juga dengan bahan baku yang melimpah.

Keong bakau sangat melimpah, di ekosistem bakau yang berada disepanjang

pantai Indonesia. Selama ini tidak dimanfaatkan karena hanya dianggap sebagai

hama oleh masyarakat pesisir, sehingga tidak memiliki nilai ekonomi.

Penggunaan keong ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat pesisir untuk

selalu menanam dan menjaga hutan bakau.

Obat jerawat yang ada dipasaran sering menimbulkan iritasi dan bekas

hitam karena bahan aktif sebagai antibakterinya berasal dari bahan kimia sintetik,

selain itu tidak melindungi kulit terhadap radikal bebas dan sinar matahari

(UV). Adapun obat jerawat dengan bahan aktif alami memiliki harga yang mahal

dan sebagian besar diimpor dari luar negeri. Gel anti jerawat dari keong bakau ini

dapat menyembuhkan jerawat tanpa meninggalkan bekas hitam, melindungi

kulit dengan menangkap radikal bebas dan melindungi dari sinar matahari, serta

diharapkan harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.

3. Rancangan Dokumen Spesifikasi Permohonan Paten

Deskripsi

FORMULASI SEDIAAN GEL OBAT JERAWAT DENGAN BAHAN AKTIF

EKSTRAK KEONG BAKAU (Telescopium telescopium)

Bidang Teknik Invensi

Invensi ini berhubungan dengan ekstrak air keong bakau (Telescopium

telescopium), proses pembuatan ekstrak, dan formulasi ekstrak sebagai bahan aktif dari

sediaan gel anti jerawat.

Latar Belakang Invensi

Ketersediaan produk farmasi terutama produk kosmetik hingga saat ini banyak

beredar di masyarakat, namun masih banyak produk yang membahayakan kesehatan

pemakainya akibat kandungan bahan di dalamnya. Salah satu bagian tubuh yang paling

sensitif adalah kulit. Kulit sangat mendukung penampilan seseorang sehingga perlu

dirawat dan dijaga kesehatan dan kesegarannya (Wirajayakusuma 1998).

Page 8: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

Permasalahan kulit yang hingga saat ini merisaukan remaja dan dewasa adalah

jerawat karena jerawat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang.

Widyaningrum et al. (2009) menyatakan hampir 80% remaja dan anak muda usia 11

hingga 30 tahun mengalami masalah jerawat. Jerawat itu sendiri merupakan suatu

penyakit kulit yang ditunjukkan dengan terjadinya pembengkakan (abses) pada

permukaan kulit, dimana kelenjar yang memproduksi minyak tersumbat dan

terkontaminasi oleh bakteri.

Bakteri penyebab infeksi pada jerawat yaitu Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus epidermidis, bakteri tersebut mendapatkan nutrisi dari minyak yang

terakumulasi di wajah (Wasitaatmadja 2007). Sukkata et al. (2008) menyatakan bahwa

enzim lipase yang dihasilkan dari bakteri akan menguraikan trigliserida menjadi asam

lemak bebas yang dapat menyebabkan inflamasi. Inflamasi tersebut akan menyebabkan

terbentuknya jerawat pada permukaan kulit.

Salah satu bentuk sediaan yang paling sering digunakan dalam pengobatan

jerawat adalah sediaan gel. Kelebihan sediaan gel antara lain yaitu kemampuan

penyebarannya baik, mudah menyerap pada kulit sehingga tidak menyebabkan

penyumbatan pada pori-pori, dan dapat menghidrasi kulit tanpa terasa lengket (Voigt

1994).

Ekstrak keong bakau (Telescopium telescopium) dari laut Indonesia dapat

dijadikan bahan aktif alami dalam pembuatan obat jerawat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sediaan gel ekstrak keong bakau (T. telescopium) dari laut

Indonesia sangat efektif terhadap jerawat dan tidak meninggalkan bekas hitam, bahkan

beberapa panelis dalam 2-5 hari jerawatnya sembuh. Fungsi lain dari gel ini adalah

untuk obat kulit, hal ini dibuktikan dengan ada beberapa panelis yang mencoba

mengaplikasikannya terhadap eksim dan hasilnya pun sangat baik (eksim menjadi

kering). Gel dari keong bakau ini mempunyai sifat yang stabil, dengan pH sesuai

standar SNI, tidak mengandung logam berat Pb, Cd, Hg seperti yang disyaratkan

badan POM, mengandung komponen aktif untuk melindungi kulit dari paparan

sinar matahari dan menangkal radikal bebas (IC50 50,19 ppm).

Berdasarkan penelusuran publikasi dan paten diketahui bahwa ekstrak keong

bakau (Telescopium telescopium), belum pernah dilaporkan dan digunakan sebagai

bahan anti jerawat baik untuk penelitian maupun komersial. Hal ini menjadi originalitas

dan kebaruan bahan yang diusulkan. Permohonan paten mengenai keong bakau ini di

Indonesia hanya digunakan sebagai pakan lobster dan unggas (S00201608554,

Page 9: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

P00201304691, S00201704082). Pemanfaatan keong bakau dalam dunia kesehatan

telah dilakukan oleh Kumar et. al. (2008), dimana ekstrak kelenjar sperma dapat di

gunakan untuk menyembuhkan luka pada hewan percobaan kelinci.

Pada penelusuran melalui internet di situs Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual ditemukan paten yang terkait dengan antijerawat alami yaitu IDP000041759.

Invensi ini mengenai sediaan nanopartikel lipid padat ekstrak secang yang dibuat

menggunakan ekstrak metanol secang yang telah diketahui memiliki aktivitas

antijerawat berdasarkan aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes,

penghambatan aktivitas lipase yang dihasilkan oleh P. Acnes, dan antioksidan. Metode

pembentukan sln yang dibuat menggunakan metode dispersi pada perbandingan, waktu

dan suhu tertentu. Sln yang dihasilkan memiliki ukuran 400 nm dan memiliki aktivitas

yang lebih baik dibandingkan ekstrak asalnya terutama dalam antibakteri.

Paten lainnya yaitu IDP000050108, invensi paten ini berkaitan dengan formula

krim ekstrak kayu secang. Efektivitas basis sebagai pembawa ekstrak berpenetrasi

dilakukan secara invitro dengan membran cell. Sedangkan untuk efektivitas ektrak

secang sebagai antiacne dilakukan secara in vivo pada kulit kelinci yang diinduksi P.

acne. Hasil uji invitro dari 5 basis semisolid, yang terbaik adalah bentuk krim dengan

bahan pembantu PEG 4000, Stearyl alcohol, gliserin, natrium lauriel sufat, akuades,

metal paraben, butyl hidroksi toluene dan pewangi. Berdasarkan uji invivo, formula

dengan konsentrasi ekstrak secang l%-4% memberikan efek kesembuhan yang berbeda

signifikan dengan kontrol tanpa perlakuan. Formula dengan konsentrasi ekstrak 1 %

adalah yang paling efisien dan efektif dengan persentase kesembuhan 96% selama 15

hari. Bentuk fisik sediaan adalah semisolid berwarna kuning orange, tektur halus dan

homogen, aroma wangi, dengan pH pada range 6-6,5 dan viskositas pada kisaran 5000-

6000 cps. Stabilitas sediaan cukup baik selama penyimpanan pada suhu kamar selama 6

bulan. Hasil uji panelis menunjukkan bahwa Formula krim esktrak secang 1% cukup

aman karena tidak menyebabkan rasa gatal dan kemerahan. Tingkat kesukaan panelis

yang berusia 19-24 tahun untuk aroma disukai lebih dari 80%. Beberapa paten lainnya

mengenai antijerawat di Indonesia masih dalam proses dan semuanya masih

bersumber dari tanaman.

Dibandingkan beberapa paten yang masih dalam proses, aktivitas antibakteri

keong bakau masih lebih baik (nilai konsentrasi hambat minimum ekstrak sebesar 0,01

mg/mL dan untuk formula ekstrak 0,5 %). Misalnya permohonan no. P00201304477,

ekstrak air daun kersen (Muntingia calabura Linn.) menunjukkan kemampuan

Page 10: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

menghambat pertumbuhan ketiga mikroba uji (Staphylococcus aureus, Staphylococcus

epidermidis dan Propionibacterium acne) dengan KHM 3%. Untuk pengembangan

formula sediaan topikal anti jerawat dengan bahan aktif ekstrak air daun kersen

digunakan konsentrasi 5%. Permohonan no. P00201000827 yang berhubungan dengan

formulasi emulgel yang mengandung ekstrak kental daun teh hijau. Ekstrak kental daun

teh hijau yang digunakan kadarnya 5%. No permohonan S00201708464 tentang

komposisi pemutih kulit yang mengandung ekstrak etanol rimpang Bangle (Zingiber

purpureum) yang menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes pada 20 µg/ml – 200

µg/ml atau 0,2% - 2%. Sama halnya dengan Indonesia, paten mengenai ekstrak untuk

antijerawat yang ada di dunia sebagian besar masih berasal dari tanaman dan yang

berasal dari laut masih berupa alga atau mikro alga.

Uraian Singkat Invensi

Invensi ini berhubungan dengan ekstrak air keong bakau (Telescopium

telescopium), proses pembuatan ekstrak, dan formulasi ekstrak sebagai bahan aktif dari

sediaan gel anti jerawat.

Ekstrak pada invensi ini adalah ekstrak yang dihasilkan dari cacing laut S.

australe secara maserasi dengan pelarut air. Tahapan proses pembuatan ekstrak:

a. Preparasi: pemisahan daging dan jeroan dari cangkang,

pemotongan/pemblenderan bahan yang akan diekstrak berupa daging dan

jeroan keong bakau

b. Maserasi dengan pelarut air selama 24 jam pada suhu kamar, dengan

perbandingan antara bahan: pelarut adalah 1:5 (b/v)

c. Penyaringan untuk memisahkan ampas dengan kertas Whatman 42

d. Pengeringan filtrat dengan vakum evaporator pada suhu 40 oC.

Hasil pengujian ekstrak keong bakau menunjukkan aktivitas antibakteri yang

cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat sebesar 9-13 mm, selain

itu uji konsentrasi hambat minimum juga menunjukkan hasil yang negatif sehingga

ekstrak ini sangat potensial dan efektif untuk digunakan sebagai bahan baku dalam

pembuatan gel perawat kulit

Formulasi dalam invensi ini dibuat dalam bentuk gel. Bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Bahan yang digunakan dalam gel ini meliputi ekstrak

keong, Carbopol 940, gliserin, nipagin, nipasol, akuades, TEA, dan parfum.

Page 11: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

Uraian Singkat Gambar

Gambar 1. Grafik hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak keong bakau terhadap bakteri

penyebab jerawat : 0,5 mg/sumur, 1 mg/sumur, 2 mg/sumur, 2 mg/sumur

kloramfenikol

Gambar 2. Foto Produk Gel Anti jerawat

Gambar 3. Foto jerawat sebelum dan sesudah memakai gel

Uraian Lengkap Invensi

Permasalahan kulit pada remaja hingga orang dewasa sampai saat ini belum ditemukan

solusinya adalah jerawat. Hingga saat ini obat jerawat yang sudah komersial rata-rata

menggunakan bahan kimia yang berbahaya dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Senyawa aktif yang terdapat pada keong bakau (Telescopium telescopium) dan bakau

(Rhizopora mucronata) dapat menjadi salah satu alternatif bahan baku yang sangat

potensial. Penggunaan bahan baku alami lebih aman dan minim akan resiko

dibandingkan dengan penggunaan bahan sintetis.

a. Hasil Pengujian Logam Berat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak keong bakau sangat potensial

untuk dijadikan bahan baku produk alami, hal ini ditunjukkan dengan rendemen ekstrak

yang cukup tinggi dan tidak mengandung logam berat Pb, Cd, Hg dan As sehingga

aman digunakan sebagai bahan baku pembuatan suatu produk farmasi alami sesuai

syarat dari badan POM. Adapun data penelitian hasil pengujian logam berat disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil analisis logam berat keong bakau (Telescopium telescopium)

Nama Sampel Parameter Hasil Satuan Teknik

analisis

Keong bakau (Telescopium

telescopium)

Pb Ttd* Ppm

AAS Cd Ttd** Ppm

Hg Ttd*** Ppm

As Ttd**** Ppm

Keterangan :

*Ttd = Tidak terdeteksi (LOD = 0,357 ppm)

*Ttd = Tidak terdeteksi (LOD = 0,186 ppm)

*Ttd = Tidak terdeteksi (LOD = 0,002 ppm)

b. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri

Sifat fungsional dari keong bakau ini memiliki fungsi yang sama sebagai

antibakteri dan dapat menggantikan fungsi bahan kimia yang biasa digunakan sebagai

Page 12: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

obat jerawat. Hasil pengujian ekstrak keong bakau menunjukkan aktivitas antibakteri

yang cukup kuat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat sebesar 9-13 mm,

selain itu uji konsentrasi hambat minimum juga menunjukkan hasil yang negatif

sehingga ekstrak ini sangat potensial dan efektif untuk digunakan sebagai bahan baku

dalam pembuatan gel perawat kulit. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak keong bakau

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 menunjukkan bahwa ekstrak keong bakau memiliki aktivitas

antibakteri yang cukup tinggi. Zona hambat yang terbentuk yaitu berkisar antara 10,5-

13 mm untuk bakteri S.aureus dan 9-11,5 mm untuk bakteri S.epidermidis. Zona

hambat tertinggi untuk kedua bakteri dihasilkan oleh sumur yang diisi dengan ekstrak

keong bakau yaitu sebesar 2 mg/20 µL.

Kloramfenikol merupakan salah satu obat golongan antibiotik yang paling

sering digunakan sebagai antibakteri. Kloramfenikol merupakan zat antibakteri murni

(Pelczar dan Chan 2008). Kloramfenikol menurut EFSA (2014) merupakan antibiotik

spektrum luas yang efektif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif, serta biasa

digunakan untuk mengobati infeksi pada manusia dan hewan. Hasil penelitian

menunjukkan zona hambat terbesar yaitu 18-20 mm dihasilkan oleh senyawa antibakteri

murni yaitu kloramfenikol yang digunakan sebagai kontrol positif.

Analisis KHM dilakukan untuk mengetahui konsentrasi minimum yang dimiliki

oleh ekstrak keong bakau terhadap bakteri jerawat. Pengamatan KHM terhadap ekstrak

keong bakau dilakukan setiap satu jam sekali selama 24 jam. Metode yang digunakan

dalam pengujian konsentrasi hambat minimum ini adalah metode dilusi cair. Hasil uji

KHM ekstrak keong bakau dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil uji KHM ekstrak keong bakau

Konsentrasi ekstrak (mg/mL) S. aureus S. epidermidis

0,40 - -

0,30 - -

0,20 - -

0,10 - -

0,05

0,01

0

-

-

+

-

-

+ Keterangan : (-) = Jernih (Tidak ada pertumbuhan)

(+) = Keruh (Ada pertumbuhan)

Tabel 2 menunjukkan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak keong

bakau pada jam ke-24 untuk kedua bakteri (S.aureus dan S.epidermidis) yaitu 0,01.

Page 13: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

Hasil uji menunjukkan tidak adanya kekeruhan pada masing-masing tabung media cair,

sehingga digunakan konsentrasi 0,01 yang merupakan konsentrasi terkecil. Tabung

media cair yang tidak ditambahkan ekstrak terlihat keruh, hal tersebut menunjukkan

adanya pertumbuhan bakteri. Pengamatan setiap jam menunjukkan aktivitas

penghambatan yang berlangsung selama 24 jam. Nilai KHM dipengaruhi oleh beberapa

faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai KHM yaitu organisme uji, ukuran

inokulum, komposisi media kultur waktu inkubasi dan kondisi inkubasi itu sendiri.

Kondisi inkubasi yang mempengaruhi yaitu suhu, aerasi dan pH (Madigan et al. 2006).

c. Hasil Uji Komponen Aktif

Komponen aktif dari ekstrak keong bakau diketahui dengan melakukan uji

fitokimia. Hasil uji fitokimia menunjukkan terdapat beberapa komponen aktif dalam

sampel ekstrak keong bakau. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa sampel memiliki

senyawa tanin, saponin, fenol hidroquinon, flavonoid dan triterpenoid. Data penelitian

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil uji fitokimia

Uji Hasil Parameter Dokumentasi

Alkaloid

a. Dragendroff - Tidak terbentuk jingga

b. Meyer - Tidak terbentuk endapan

putih

c. Wagner - Tidak terbentuk endapan

coklat

Tanin ++++ Warna hijau kehitaman

Saponin +++ Busa stabil

Fenol hidroquinon +++ Warna kuning kehijauan

sampai merah

Page 14: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

Flavonoid +++ Warna kuning kemerahan

Steroid - Tidak terjadi perubahan

warna

Triterpenoid ++ Lapisan permukaan

berwana kecoklatan

d. Pembuatan dan Pengujian Dermamigo

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ekstrak keong bakau sangat

potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku produk alami gel pelindung kulit.

Formulasi gel yang dibuat berdasarkan pada formula yang telah dibuat oleh Anggraini

et al. (2013). Bahan yang digunakan dalam gel ini meliputi ekstrak keong, Carbopol

940, gliserin, nipagin, nipasol, akuades, TEA, dan parfum. Formulasi gel antijerawat

disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Formulasi gel antijerawat dengan ekstrak keong bakau

Bahan Konsentrasi (%)

Ekstrak 0,5

Carbopol 940 1

TEA qs

Parfume 0,1

Gliserin 1

Nipagin 0,18

Nipasol 0,02

Akuades ad 100 Keterangan : qs : Secukupnya

Pengujian efektivitas gel ini dilakukan terhadap 45 orang panelis, dimana 39

orang menyatakan jerawatnya sembuh atau ada penurunan tingkat jerawatnya, dan 6

orang menyatakan tidak merasakan efeknya. Dari yang menyatakan tidak berefek

ternyata jenis jerawatnya adalah jerawat yang keras dan tertutup/jerawat batu, seorang

lagi karena orang tersebut mempunyai kebiasaan menggaruk jerawat secara terus

menerus, sehingga disatu tempat sembuh menular ke tempat lainnya karena tangan

kotor. Bila dibandingkan kontrol positif (obat jerawat komersial). Gel obat jerawat ini

mempunyai efek lebih cepat sembuh (bahkan ada yang sembuh dalam 2 hari) dan bekas

jerawat tidak hitam. Pengujian secara organoleptik, gel ini sangat diterima panelis

karena tampilannya lebih menarik warna putih transparan, tidak membekas. Secara fisik

tidak lengket, dingin dan tidak kaku dikulit seperti tidak menggunakan obat,

Nilai pH produk yang berhubungan langsung dengan kulit wajah harus sesuai

dengan pH penerimaan kulit wajah yaitu sebesar 4,0-5,5 (Priani et al. 2014) dan 4,5-8

Page 15: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

(SNI 16-4399-1996). Nilai pH produk yang dihasilkan yaitu berkisar antara 4,49-4,86.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pH gel yang dihasilkan masih sesuai dengan nilai

penerimaan pH kulit dan standar SNI. Selain itu produk ini juga memiliki sifat yang

stabil serta tidak mengandung logam berat Pb, Cd, Hg, dan As seperti yang disayaratkan

badan POM. Hasil pengujian antioksidan produk ini menghasilkan nilai IC50 sebesar

50,19 ppm termasuk mempunyai kandungan antioksidan yang kuat, sehingga

produk ini dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan menangkal radikal

bebas.

Page 16: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

Klaim

1. Formulasi sediaan gel anti jerawat dari ekstrak keong bakau.

2. Ekstrak keong bakau seperti dinyatakan dalam klaim 1 dilakukan melalui tahap-

tahap sebagai berikut:

a. Keong bakau dibersihkan, dipreparasi, dan kemudian diblender sampai halus;

b. Bahan tersebut dimaserasi dengan menggunakan pelarut air dengan selama 24

jam pada suhu kamar, dengan perbandingan bahan: pelarut adalah 1:5 (b/v);

b. Melalukan penyaringan untuk memisahkan ampas dengan filtrat menggunakan

kertas whatman no. 42;

c. Filtrat diuapkan dengan vakum evaporator pada suhu 40°C pada tekanan 1

atm;

3. Ekstrak keong bakau yang dihasilkan aman (bebas dari logam berat), merupakan

sumber antibakteri alami dengan nilai konsentrasi hambat minimum bakteri

S.aureus dan S.epidermidis sebesar 0,01 mg/mL, serta memiliki kandungan

komponen aktif berupa tanin, saponin, fenol hidroquinon, flavonoid dan

triterpenoid.

4. Ekstrak yang diperoleh sesuai tahapan yang dijelaskan pada klaim 2 merupakan

sediaan ekstrak yang bisa dibuat sebagai obat anti jerawat

5. Formulasi sediaan gel antijerawat berisi ekstrak seperti yang dijelaskan pada klaim

2 dan bahan lainnya terdiri dari Carbopol 940, gliserin, nipagin, nipasol, akuades,

TEA, dan parfum.

6. Formula pada klem 5 dapat menyembuhkan jerawat, Nilai pH produk sebesar 4,49-

4,86 sesuai yang dengan pH penerimaan kulit wajah, sifat produk stabil, tidak

mengandung logam berat Pb, Cd, Hg, dan As, serta memiliki aktivitas antioksidan

dengan nilai IC50 sebesar 50,19 ppm, sehingga produk ini dapat melindungi kulit

dari paparan sinar matahari dan menangkal radikal bebas.

Page 17: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

Abstrak

FORMULASI SEDIAAN GEL OBAT JERAWAT DENGAN BAHAN AKTIF

EKSTRAK KEONG BAKAU (Telescopium telescopium)

Invensi ini berkaitan dengan ekstrak keong bakau Telescopium telescopium

sebagai bahan aktif untuk sediaan gel obat jerawat. Pembuatan ekstrak dimulai

preparasi, maserasi dengan pelarut air selama 24 jam suhu kamar, perbandingan antara

bahan: pelarut adalah 1:5 (b/v), penyaringan dengan kertas Whatman 42, pengeringan

filtrat dengan vakum evaporator suhu 40oC tekanan 1 atm. Ekstrak keong bakau dapat

digunakan sebagai bahan aktif sediaan gel obat jerawat karena mempunyai kemampuan

menghambat bakteri S.aureus dan S.epidermidis dengan nilai konsentrasi hambat

minimum sebesar 0,01 mg/mL. Ekstrak keong bakau juga merupakan antioksidan alami

dengan nilai IC50 sebesar 50,19 ppm. Kandungan komponen aktif berupa tanin,

saponin, fenol hidroquinon, flavonoid dan triterpenoid. Uji toksisitas menunjukkan

bahwa ekstrak ini tidak toksik dan aman. Formulasi sediaan gel antijerawat berisi

ekstrak keong bakau, Carbopol 940, gliserin, nipagin, nipasol, akuades, TEA, dan

parfum. Hasil pengujian menunjukkan Gel dari ekstrak keong bakau dapat

menyembuhkan jerawat. Nilai pH produk sebesar 4,49-4,86 sesuai yang dengan pH

penerimaan kulit wajah, sifat produk stabil, tidak mengandung logam berat Pb, Cd, Hg,

dan As. Produk ini memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 50,19 ppm,

sehingga produk ini dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan menangkal

radikal bebas

Page 18: PROPOSAL INSENTIF RAIH KI 2018 - dik.ipb.ac.iddik.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/PROPOSAL-INSENTIF-RAIH-KI...lainnya………………..(sebutkan) 5 Jumlah Klaim Invensi : 5

Gambar-gambar

Gambar 1 Grafik hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak keong bakau terhadap bakteri

penyebab jerawat : 0,5 mg/sumur, 1 mg/sumur, 2 mg/sumur,

2 mg/sumur kloramfenikol

Gambar 2. Foto produk gel obat jerawat keong bakau

Gambar 3. Foto jerawat sebelum dan sesudah memakai gel obat jerawat keong bakau

(2 hari)

0

5

10

15

20

S. Aureus S. Epidermidis

Dia

me

ter

Zon

a H

amb

at

(mm

)