proposal industri tugas analok

24
LAPORAN PROPOSAL INDUSTRI KERUPUK CA’EM Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Lokasi dan Pola Ruang (TKP 201 ) Oleh: Kelompok 11 I Nyoman Tri Prayoga L2D007023 Novi Saraswati L2D007042 Rampi Melati L2D007048 Trias Tiana H. L2D007069 Wawargita Permata W. L2D007074 Yasser Wahyudin L2D007077

Upload: yasser-wahyuddin

Post on 02-Dec-2015

253 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Tugas Analok

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL Industri Tugas Analok

LAPORANPROPOSAL INDUSTRI KERUPUK CA’EM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Lokasi dan Pola Ruang(TKP 201 )

Oleh:Kelompok 11

I Nyoman Tri Prayoga L2D007023Novi Saraswati L2D007042Rampi Melati L2D007048Trias Tiana H. L2D007069Wawargita Permata W. L2D007074Yasser Wahyudin L2D007077

Jurusan Perencanaan Wilayah dan KotaFakultas Teknik Universitas Diponego

Semarang2008

Page 2: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

PROPOSAL INVESTASI INDUSTRIKERUPUK CA’EM

PENDAHULUAN

Kegiatan indusri pengolahan kerupuk kemasan ini kami beri nama

”Kerupuk Ca’em”. Dasar pertimbangan nama tersebut adalah singkatan dari

Kerupuk Cap Anti Melempem. Dengan nama itu diharapkan industri kami dapat

menghasilkan produk kerupuk kemasan yang berkualitas.

Kerupuk merupakan salah satu panganan ringan yang banyak dikonsumsi

dan disukai oleh segala usia. Harganya yang murah serta semakin banyaknya rasa

yang bervariasi menyebabkan lebih banyak alternative yang dapat disajikan

kepada konsumen untuk dikonsumsi. Untuk itu kami memilih untuk

memproduksi kerupuk dikarenakan hal-hal yang disebutkan diatas. Semakin

banyaknya variasi rasa kerupuk serta jenis kerupuk menyebabkan untuk

memproduksi produk kerupuk baru membutuhkan alternative dan kreatifitas

yang lain untuk mendapatkan pasar yang lebih besar.

Kemampuan dalam mengolah bahan mentah yang digunakan sebagai

produksi awal dalam proses pembuatan kerupuk dapat menjadikan sebagai awal

bagi kualitas dari produk kerupuk tersebut. Semakin tinggi tingkat kreatifitas

dalam menemukan inovasi-inovasi dalam setiap produksi, maka akan semakin

tinggi pula celah bagi keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan yang

bersangkutan.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

NAMA KEGIATAN

DASAR PEMIKIRAN

Page 3: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

Kerupuk Ca’em yang kami produksi ini merupakan bentuk dari suatu

kreatifitas yang dipadu dengan teknologi tinggi. Dengan pengolahan ang

berkualitas serta bahan baku yang bagus menciptakan produk yang bermutu

tinggi.

Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan kerupuk tengiri sebagai snack tradisional yang dimiliki

oleh Indonesia,

2. Menjadi brand kerupuk terkenal sampai ke tingkat nasional, bahkan

internasional,

3. Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan industri ini.

Teori-teori yang digunakan dalam menentukan industri Kerupuk Ca’em ini

sebagai pendukung perhitungan kepastian kelangsungan industri ini antara lain

adalah Teori Weber dan Teori Losch. Kedua teori ini berkaitan dalam

menentukan lokasi industri. Dalam menentukan lokasi, kami menggunakan

berbagai pertimbangan yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian

selanjutnya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang teori yang kami gunakan

dalam penentuan industri Kerupuk Ca’em ini :

1. Teori Weber

Menurut teori Weber pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip

minimalkan biaya (least cost location). Teorinya tentang lokasi industri

diterbitkan dalam bukunya berjudul Uber den Standort der Industrien (About

the location of industries). Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri

tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

TUJUAN

DASAR TEORI

Page 4: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dengan total biaya

transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat

keuntungan yang maksimum.

Berdasarkan asumsi tersebut, Weber mengemukakan tiga faktor yang

mempengaruhi lokasi industri, yaitu:

Biaya transportasi. Titik terendah biaya transportasi adalah titik yang

menunjukkan biaya minimun untuk angkutan bahan baku dan distribusi

hasil produksi.

Upah tenaga kerja. Upah tenaga kerja ini mempengaruhi lokasi industri.

Hal ini dapat terjadi apabila penghematan biaya tenaga kerja per unit

produksi lebih besar daripada tambahan biaya transportasi per unit

produksi yang dapat mendorong berpindahnya lokasi ke dekat sumber

tenaga kerja.

Kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. Dampak aglomerasi atau

deaglomerasi merupakan kekuatan lokal yang berpengaruh menciptakan

konsentrasi atau pemencaran berbagai kegiatan dalam ruang.

Dalam menentukan lokasi industri, Weber menggunakan konsep

segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum.

Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi

bahan baku atau pasar, Weber merumuskan indeks material (IM),

sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan menggunakan

sebuah kurva tertutup (closed curve) berupa lingkaran yang dinamakan

isodapan (isodapane). Weber menggunakan segitiga dalam lokasi yang

optimal adalah selalu berada.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 5: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

2. Teori Losch

Teori Christaller kemudian dilanjutkan oleh Losch yang juga menggunakan

konsep range dan threshold. Losch kemudian membagi pemukiman pelayanan

barang dan jasa menjadi dua, yaitu sektor kaya kota (city rich sector) dan sektor

miskin kota (city poor sector). Losch memasang rute utama jalur transportasi.

Makin jauh dari pusat, makin melebar jaraknya. Jaringan transportasi seperti itu

disebut bentang lahan ekonomi (economic landscape).

Losch juga berpendapat bahwa tidak ada wilayah yang homogen dan wilayah

pasaran tidak ada yang hexagonal karena kondisi geografis dan jaringan

transportasi. Maksudnya produsen belum tentu mendapat keuntungan maksimal

dan konsumen belum tentu berbelanja ke tempat terdekat.

Teori Losch bertujuan menemukan pola lokasi industri, sehingga ditemukan

keseimbangan spasial antar lokasi. Losch berasumsikan suatu daerah yang

homogen dengan distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan umum

yang merata dan selera konsumen yang sama. Untuk mencapai keseimbangan,

ekonomi ruang Losch harus memenuhi beberapa syarat berikut:

a. setiap lokasi industri mampu menjamin keuntungan maksimum bagi

penjual dan pembeli

b. terdapat banyak usaha pertanian sehingga permintaan yang ada

dapat dilayani (penawaran cukup untuk memenuhi permintaan)

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 6: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

c. terdapat free entry dan tak ada petani yang mendapat super normal

profit sehingga petani dari luar tidak masuk dan menjual barang yang

sama

d. daerah penawaran memungkinkan petani untuk mencapai

keuntungan besar

e. konsumen bersikap tidak memihak pada penjual dan satu-satunya

pertimbangan membeli adalah harga serendah-rendahnya.

Kelemahan dalam analisa Losch adalah ia tidak memperhatikan variasi

biaya antar daerah. Asumsinya adalah daerah yang dianalisa merupakan daerah

homogen yang bercirikan penyebaran SDA yang merata. Unsur biaya masuk

dalam analisanya melalui biaya angkutan yang mengakibatkan terbatasnya

daerah pasar perusahaan tersebut.

ISI

Industri yang kami tawarkan dalam proposal ini adalah industri

pengolahan kerupuk kemasan. Kerupuk siap saji yang diproduksi oleh industri ini

bermerk dagan ‘Kerupuk Ca’em’. Dasar pemilihan nama merk ini adalah

singkatan dari Kerupuk Cap Anti Melempem. Alasan tersebut kami pilih karena

kami menawarkan produk kerupuk kemasan yang lebih tahan lama dibandingkan

dengan merk lain. Usaha ini dirintis oleh Kriuk Mak Kres Group.

Industri ini direncanakan untuk ditempatkan di kawasan di Kawasan

Industri Tugu Kecamatan Semarang Barat. Pemilihan lokasi tersebut sudah

melalui pertimbangan dan perhitungan berdasarkan teori-teori lokasi sehingga

sangat memungkinkan untuk memberikan keuntungan maksimal bagi

pengusaha. Pemasaran yang kami targetkan adalah ke pasar-pasar tradisional,

minimarket, serta hypermarket sehingga konsumen juga mudah mendapatkan

produk kami.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

PROFIL SINGKAT USAHA

Page 7: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

Industi Kerupuk Ca’em ini memiliki berbagai keunggulan jika disaingkan

dengan merk-merk lain yang berproduk sejenis. Keunggulan tersebut antara lain:

Menggunakan teknologi terkini dalam pengolahan bahan baku

sampai menjadi produk jadi.

Teknologi khusus untuk pengemasan sehingga Kerupuk Ca’em

lebih tahan lama jika disimpan. Produk ini memiliki batas

kadaluarsa sampai sembilan sampai sepuluh bulan. Sedangkan

kerupuk biasa lainnya ketahanannya hanya sampai lima bulan.

Memiliki tiga varian rasa sesuai selera konsumen. Varian tersebut

antara lain Kerupuk Ca’em original, asin, dan pedas. Selain itu,

bentuk kerupuk juga dibuat variatif sesuai dengan varian rasa.

Produk Kerupuk Ca’em mudah didapatkan oleh konsumen. Produk

bisa didapatkan pada pasar-pasar tradisional, minimarket, serta

hypermarket terdekat.

Lokasi industri pengolahan dekat dengan bahan baku. Keunggulan

tersebut membuat industri mudah untuk mendapatkan bahan

baku dan meminimalisir biaya produksi. Selain itu dekat dengan

pasar sehingga keuntungan yang didapatkan bisa maksimal.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

KEUNGGULAN

LOGO USAHA

Page 8: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

Skala Operasi

Produksi kerupuk setiap hari

a. Produk kerupuk yang belum dikemas = 3000 kg

b. Produk kerupuk setelah pengemasan = 30.000 bungkus atau 600 dus.

Tiap bungkus berisi 100 gram kerupuk.

Produk yang terserap pasar

Asumsi yang kami gunakan adalah hasil produksi ini dipasarkan ke pedagang

pasar, minimarket, dan hypermarket. Dengan perincian sebagai berikut :

o Pedagang pasar, masing-masing pedagang membeli 1 dus (50 bungkus).

Kami mengasumsikan setiap hari terdapat 100 pedagang, sehingga dari

hasil penjualan ini barang yang terjual sebanyak 100 dus.

o Minimarket, masing-masing minimarket membeli 10 dus (500 bungkus).

Kami mengasumsikan setiap hari terdapat 30 minimarket yang membeli

Kerupuk Ca’em, sehingga dari hasil penjualan ini barang yang terjual

sebanyak 300 dus.

o Hypermarket, masing-masing hypermarket membeli 20 dus (1000

bungkus). Kami mengasumsikan setiap hari terdapat 10 hypermarket

yang membeli Kerupuk Ca’em, sehingga dari hasil penjualan ini barang

yang terjual sebanyak 200 dus.

Apabila asumsi ini terjadi, maka seluruh hasil produksi Kerupuk Ca’em ini

terjual seluruhnya pada pasar.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

ELEMEN INDUSTRI

Page 9: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

HASIL PENJUALAN KOTOR

PEMASARAN JUMLAH

(tiap

hari)

KERUPUK

YANG

TERJUAL

( bungkus)

Harga

Jual

Jumlah

Pedagang 100 @ 50 2500 12.500.000

Minimarket 30 @ 500 2500 37.500.000

hypermarket 10 @ 1000 2000 20.000.000

Jumlah 70.000.000

Dengan penjualan produk sebanyak 30.000 bungkus (semua habis

terjual), maka industri Kerupuk Ca’em memiliki penjualan kotor Rp

70.000.000,00.

Teknik Produksi

Dalam proses produksi kerupuk ini menggunakan teknologi terkini.

Teknologi ini digunakan mulai dari proses pengolahan bahan baku sampai

menjadi produk jadi. Hal ini bisa memudahkan dalam teknik produksi

untuk mendapat profit serta jumlah produk yang maksimal. Dalam proses

produksi, pengggunaan teknologi mesin sangat diutamakan untuk

menciptakan produk yang higienis serta cepat.

Proses produksi Kerupuk Ca’em ini antara lain:

a. Pemilihan bahan baku.

Bahan baku utama kerupuk ini adalah ikan tengiri dan adonan tepung

(tepung tapioka dan tepung terigu). Ikan tengiri dipilih sebagai bahan

baku utama karena lebih murah dibandingkan dengan kerupuk yang

berbahan dasar udang. Pemilihan ini juga didasarkan pada selera

pasar yang besar terhadap ikan tengiri. Selain itu, ikan tengiri juga

memiliki rasa yang khas apabila diolah menjadi produk lain. Ikan

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 10: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

tengiri yang dipilih untuk produksi kerupuk ini adalah ikan segar yang

didapatkan langsung dari nelayan dan tambak milik pribadi.

b. Pengolahan bahan baku.

Bahan baku yang telah didapatkan tersebut kemudian diolah. Ikan

tengiri tersebut hanya diambil bagian dagingnya. Proses pemisahan

antara daging dengan tulang dilakukan secara manual oleh pekerja

yang berada di sekitar pabrik. Setelah daging ikan terpisah dari

tulangnya, daging ikan di giling dengan tujuan untuk memudahkan

proses pengolahan selanjutnya.

c. Pembuatan adonan.

Pembuatan adonan kerupuk ini dilakukan dengan mencampurkan

semua bahan baku yang berupa tepung terigu, ikan tengiri, dan

berbagai bumbu tradisional sebagai penyedap rasa alami.

Pencampuran adonan ini menggunakan mixer yang berteknologi

canggih sehingga adonan tercampur rata dalam jumlah yang besar

dan adonan juga lebih bersifat higienis. Proses ini juga dilakukan

dalam waktu yang relatif singkat. Kerenyahan kerupuk sangat

ditentukan oleh kadar airnya. Semakin banyak mengandung air, maka

kerupuk akan semakin kurang renyah. Sementara daya kembang

kerupuk akan semakin berkurang bila prosentase kandungan tepung

lebih banyak dibanding dengan ikannya. Untuk memperoleh daya

kembang kerupuk yang lebih baik maka adonan kerupuk harus dalam

proporsi tepung dengan ikan yang seimbang.

d. Pengukusan adonan dan Pencetakan.

Adonan yang telah dicampur hingga halus tersebut kemudian dikukus

sampai benar-benar matang, dan lama pengukusan dua jam. Setelah

dikukus, adonan dibentuk sesuai dengan varian rasa. Untuk rasa

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 11: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

original, adonan dibentuk bulat telur. Sedangkan rasa asin dibentuk

hati, dan rasa pedas dibentuk seperti cincin atau ring.

e. Pengeringan adonan dan Penggorengan kerupuk.

Pengeringan bertujuan agar kerupuk lebih mengembang apabila

digoreng dan kerupuk juga lebih tahan lama. Pengeringan dilakukan

melalui dua tahap. Adonan yang telah dicetak, kemudian diangin-

anginkan pada tempat khusus yang disediakan oleh pabrik kami

selama 24 jam. Tahap kedua dikeringkan dengan cara dijemur

menggunakan sinar matahari selama 4 jam. Pengeringan dengan

metode ini lebih menguntungkan produsen karena hasilnya adalah

kerupuk yang digoreng nantinya lebih mengembang. Hal ini bisa

mempengaruhi harga jual. Namun apabila penjemuran dengan

matahari mengalami kendala cuaca, maka digunakan oven untuk

pengeringan selama 2 jam . Lalu, kerupuk digoreng dengan mesin

penggorengan dengan teknologi modern. Proses penggorengan

dengan menggunakan mesin lebih efisien karena kerupuk dapat

digoreng dalam jumlah besar dan dapat diatur waktu

penggorengannya sehingga kerupuk matang merata. Dengan

penggorengan mesin tersebut, minyak goreng yang digunakan pun

dapat berfungsi secara efisien karena digunakan sekaligus untuk

produk skala besar.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Gambar 1Kerupuk Ca’em (dari kiri ke kanan)

Original, Asin, Pedas

Page 12: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

f. Penambahan bumbu pada kerupuk.

Kerupuk yang telah siap ini kemudian diberi bumbu sesuai dengan

bentuknya. Pada proses ini, pemberian bumbu ini hanya dilakukan

pada kerupuk yang berbentuk hati dan cincin. Untuk kerupuk yang

berbentuk hati, diberi rasa asin dengan menambahkan garam dan

penyedap rasa yang sedikit lebih banyak. Sedangkan untuk rasa

pedas, diberi bubuk cabai.

g. Pengemasan produk

Kemasan yang digunakan sebaiknya kuat, higienis, dan menarik. Kantong

plastik cocok sebagai. kemasan. Dalam mengemas krupuk tengiri,

menggunakan kantong plastik dengan menyerap udara yang ada di dalam

kantong plastik dengan sebuah alat, sehingga krupuk tidak cepat a lot. Dan

pada kantong plastik tersebut di dalamnya diberi label kertas. Label

memberikan indikasi tentang nama produk yang dikemas, bumbu yang

dipakai, berat bersih, nama produsen dan tanggal kadaluwarsa. Label

dicetak dengan menggunakan tinta yang aman dan tidak beracun.

h. Pemasaran produk.

Produk kerupuk yang telah siap ini dapat diperoleh secara mudah di

pasaran. Pihak industri kami menyalurkan produk melalui distributor

ke pasar-pasar Produk dapat diperoleh di pasar-pasar tradisional,

minimarket, hypermarket tersebut. Dalam konteks spasial, daerah

pemasaran produk kami meliputi Kota Semarang, Kabupaten

Semarang, Kabupaten Kendal serta Kabupaten Demak. Dengan

cakupan pasar yang luas, maka keuntungan yang didapatkan bias

maksimal.

Lokasi Produksi/Pabrik

Lokasi industri Kerupuk Ca’em ini terletak di kawasan industri Tugu

Kecamatan Semarang barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada:

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 13: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

Bahan baku

Bahan baku produksi Kerupuk Ca’em ini adalah ikan tengiri dan

tepung tapioca. Supply bahan baku pembuatan Kerupuk Ca’em

berupa ikan tengiri berasal dari nelayan-nelayan setempat yang juga

merupakan pekerja tetap namun dalam divisi penyediaan bahan

baku, hal ini merupakan kontribusi perusahaan bagi masyarakat

setempat dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Adanya pekerja

tetap ini dimaksudkan untuk menjaga konsistensi penyuplaian bahan

baku. Pemilihan lokasi industri yang dekat dengan sumber bahan

baku ini adalah untuk menekan biaya yang dikeluarkan untuk

mendatangkan bahan baku. Sementara untuk supply tepung tapioca

cukup mudah untuk didapatkan di kota Semarang juga dengan harga

yang agak miring karena adanya industri yang memproduksinya di

kota Semarang.

Lahan tetap

Dalam proses produksi ini dibutuhkan lahan tetap untuk lebih

meningkatkan kualitas proses produksi baik dari segi produk maupun

maupunb pengaruhnya terhadap lingkungan, yaitu pengolahan zat

buang yang dihasilkan berupa limbah. Kepemilikan lahan tetap yang

permanen dan sudah tersistem secara utilitas merupakan klasifikasi

dari sebuah industri untuk mapu berkembang dan dapat mencapai

profit maksimal.

Tenaga kerja

Industri Kerupuk Ca’em ini mampu menyediakan lapangan pekerjaan

bagi masyarakat yang ada disekitarnya, terlebih dengan kondisi

perekonomian Indonesia yang belum membaik khususnya wilayah

Jawa Tengah, juga sebagai respon terhadap semakin meningkatnya

kuantitas pengangguran. Tenaga kerja yang diserap diprioritaskan

terhadap usia-usia produktif

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 14: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

Modal

Faktor modal merupakan faktor yang terpenting dalam setiap

memulai suatu usaha Industri, karena akan berpengaruh terhadap

kapasitas produksi di awal berjalannya suatu usaha Industri. Industri

Kerupuk Ca’em ini modalnya berasal dari pendiri industri, dana

pinjaman Bank, dan Investor.

Manajemen

Perlunya pengelolaan yang baik dalam suatu usaha Industri sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan, konsistensi, serta

peningkatan dan perkembangan usaha industri tersebut. Koordinasi

yang jelas antara manajer perusahaan dan divisi-divisi yang ada

dibawahnya sehingga menciptakan kesolidan dalam badan

perusahaan adalah suatu hal penting, untuk menjamin kualitas kinerja

dalam badan perusahaan. Begitupun dengan industri Kerupuk Ca’em

ini mengadopsi struktur manajemen yang tersistem dengan baik, dan

sesuai dengan kaidah-kaidah manajemen yang seharusnya, sehingga

perusahaan Industri Kerupuk Ca’em ini dapat berkembang cepat dan

memperoleh profit maksimal.

Keterkaitan

Keterkaitan dibagi menjadi keterkaitan vertikal dan horizontal.

Keterkaitan vertikal yang ada pada Industri Kerupuk Ca’em ini berupa

hubungan antara industri kerupuk kami sebagai produsen utama.

Kemudian industri tersebut terkait dengan sistem distribusi melalui

agen. Setelah itu keterkaitan selanjutnya dihubungkan dengan pasar

sebagai konsumen yang membeli produk kami.

Keterkaitan horizontal yang terdapat pada Industri Kerupuk Ca’em

berupa hubungan antara industri kerupuk kami dengan produsen

tepung tapioka dan terigu, kemudian juga dengan produsen mesin

pabrik.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 15: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

Biaya transportasi

Biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk mendukung proses

produksi dapat ditekan pada industri kerupuk ini. Hal ini didukung

oleh lokasi pabrik yang dekat dengan bahan baku. Industri Kerupuk

Ca’em terletak di Kawasan Industri Tugu yang letaknya dengan daerah

perikanan sebagai pemasok bahan baku ikan tengiri serta pemasok

tepung yang mudah didapatkan dimana-mana. Selain itu biaya

transportasi juga dapat ditekan karena letaknya dekat dengan daerah

pemasaran. Dengan biaya transportasi yang minimal, maka juga dapat

menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan.

Lingkungan bisnis

Lingkungan bisnis yang terdapat di sekitar Industri Kerupuk Ca’em

cukup mendukung. Kawasan Tugu merupakan kawasan industri yang

baik di Kota Semarang dan juga dikenal sebagai kawasan industri

Wijaya Kusuma. Atmosfir daya dukung bisnis yang ada dengan adanya

industri lain seperti milik PT Indofood, industri tekstil, serta dekat

dengan kawasan industri Candi. Dengan adanya lingkungan bisnis

tersebut maka menciptakan aglomerasi yang baik sehingga fasilitas

yang ada dapat digunakan bersama-sama secara efektif. Persaingan

dengan sesama industri kerupuk juga minim karena usaha sejenis

belum ada yang sebesar Industri Kerupuk Ca’em.

PENUTUP

Pemilihan kerupuk sebagai produk yang akan diproduksi lebih

dikarenakan oleh kebutuhan mayarakat yang cenderung menyukai makanan-

makanan yang praktis, baik dalam pembuatannya maupun penyajian kepada

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 16: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

konsumen. Dalam hal ini, kerupuk dapat menjadi sebagai camilan disaat santai.

Selain itu, kerupuk juga dijadikan sebagai makanan yang dibarengi ketika makan.

Industri Krupuk Ca’em berlokasi di Kawasan Industri Tugu Kecamatan

semarang Barat. Lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan dengan teori-teori

lokasi sehingga industri ini dapat memberikan keuntungan maksimal. Kerupuk

Ca’em yang kami produksi ini merupakan bentuk dari suatu kreatifitas yang

dipadu dengan teknologi tinggi. Dengan pengolahan ang berkualitas serta bahan

baku yang bagus menciptakan produk yang bermutu tinggi.

Keunggulan lain yang dimiliki oleh industri Kerupuk caem ini adalah

kerupuk caem lebih tahan lama dibanding kerupuk lain. Selain itu, kerupuk Caem

terdiri dari tiga varian rasa sehingga masyarakat sebagai knsumen dapat memilih

kerupuk sesuai dengan selera mereka. Hal tersebut memberikan keuntungan

tersendiri bagi produsen karena kemungkinan akan menambah omset penjualan.

Omset penjualan atau pendapatn kotor dari produksi Kerupuk Caem ini

mencapai Rp 70.000.000 /hari dengan harga jual produk yang terjangkau.

Dengan modal yang relatif kecil, dapat memberikan keuntungan yang besar.

Investasi yang ditanamkan diharapkan dapat memberikan tambahan modal

usaha yang nantinya juga turut menambah keuntungan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni, N. 1992. Geografi Baru: Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Bandung:Penerbit Alumni.

Djojodipuro, M. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: LP-FEUI.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser

Page 17: PROPOSAL Industri Tugas Analok

8

PROPOSAL INDUSTRI

http://www.kriukblog.blogspot.com

Soemarno.. 2008. “Rancangan Teknologi Pengolahan Hasil Ikan”. http://www.soemarno.multiply.com

Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan pembangunan Wilayah. Jakarta: BumiAksara.

KELOMPOK 11 ANALOK 2008Yoga ~ Novi ~ Mela ~ Trias ~ Gita ~ Yasser