proposal imunisasi.docx

9
Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyakat yang optimal, sehat fisik, mental dan sosial serta beriman dan bertakwa untuk suatu kehidupan sosial ekonomi yang produktif serta tatanan berbangsa dan bernegara secara berkesinambungan (Depkes RI,1999) Menurut WHO Imunisasi sangat penting. Program imunisasi telah menunjukan telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang keberhasilan yang luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular. Sejak penetapan The Expended Pro garam oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak dari 50% mendekati 80% diseluruh dunia. WHO telah mencanangkan program ini (Global Programme For Vaccines and Immunication) organisasi pemerintah di seluruh dunia bersama UNICEF, WHO dan World Bank. (http://midw iferueducator.wordpress.coni/2011) Dalam catatan Internasional, pada tahun 1990 - an, Indonesia memiliki reputasi pencapaian program imunisasi yang mengesankan, berkat sistem pelayanaan yang efektif seperti posyandu, pencatatam dan pelaporan dan sistem dist ribusi, vaksin kedaerah - daerah. Pemerintah secara nasional melakukan konirol terhadap pelaksanaan imunisasi. Banyak anggapan yang salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula kalangan orang tua dan praktisi tertentu kwatir terhap r esiko dari beberapa vaksin. Adapula media juga masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar - besarkan polio resiko beberapa vaksin.

Upload: alistia-andini

Post on 05-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

Page 1: proposal imunisasi.docx

Tujuan  utama pembangunan kesehatan  adalah  untuk meningkatkan  derajat kesehatan masyakat yang optimal, sehat fisik, mental  dan sosial   serta beriman  dan  bertakwa  untuk  suatu  kehidupan sosial  ekonomi  yang  produktif  serta tatanan  berbangsa  dan  bernegara  secara berkesinambungan   (Depkes RI,1999)

Menurut WHO Imunisasisangat penting. Program imunisasi telah menunjukan telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang keberhasilan yang luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular. Sejak penetapan The Expended Progaram oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak dari 50% mendekati 80% diseluruh dunia. WHO telah mencanangkan program ini (Global Programme For Vaccines and Immunication) organisasi pemerintah di seluruh dunia bersama UNICEF, WHO dan World Bank. (http://midwiferueducator.wordpress.coni/2011)Dalam catatan Internasional, pada tahun 1990-an, Indonesia memiliki reputasi pencapaian program imunisasi yang mengesankan, berkat sistem pelayanaan yang efektif seperti posyandu, pencatatam dan pelaporan dan sistem distribusi, vaksin kedaerah-daerah. Pemerintah secara nasional melakukan konirol terhadap pelaksanaan imunisasi. Banyak anggapan yang salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula kalangan orang tua dan praktisi tertentu kwatir terhap resiko dari beberapa vaksin. Adapula media juga masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar-besarkan polio resiko beberapa vaksin.

Salah  satu  bentuk  upaya  pemerintah  dalam  meningkatkan  derajat  kesehatan  masyarakat  adalah melalui upaya  pelayanan  kesehatan  di puskesmas. Puskesmas merupakan  ujung  tombak  dalam  memberikan   pelayanan  kesehatan kepada  masyarakat dan sekaligus merupakan pos pelayanan  terdepan dalam pembangunan kesehatan  melalui  beberapa  program yang  dijalankan  salah  satunya  adalah  upaya  program imunisasi. (Puskesmas  Barambai, 2008)

Page 2: proposal imunisasi.docx

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut dinyatakan bahwa  imunisasi  sebagai  salah  satu  upaya  preventif  untuk  mencegah  penyakit  melalui  pemberian kekebalan   tubuh  harus  dilaksanakan secara  terus menerus,  menyeluruh  dan dilaksanakan  sesuai  standar  sehingga  mampu  memberikan  perlindungan kesehatan  dan memutus  mata  rantai  penularan (Depkes RI,2005)

Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. (Gain Uci, 2006)

Dengan berkembangnya Imunisasi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat  yang tinggi sehingga penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi sudah dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu  pengetahuan dan teknologi upaya imunisasi dapat efektif, bermutu dan efisien  (DirJen PP dan PL Depkes RI 2006). Salah satu pencegahan yang terbaik agar bayi-bayi, anak muda dan orang dewasa terlindung hanya dengan melakukan Imunisasi (Depkes RI 2006).

Download Foto Tentang Saya

COCILKUCoretan Kecilku untuk berbagi

Skripsi BAB I Pendahuluan Hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi ibu terhadap kelengkapan imunisasi

Page 3: proposal imunisasi.docx

Fefen ♦ 29 Juni 2013 ♦ Meninggalkan komentar

      1 Votes

BAB  I

PENDAHULUAN

 

1. A.    Latar  Belakang

Tujuan  utama pembangunan kesehatan  adalah  untuk meningkatkan  derajat kesehatan masyakat yang optimal, sehat fisik, mental  dan sosial   serta beriman  dan  bertakwa  untuk  suatu  kehidupan sosial  ekonomi  yang  produktif  serta tatanan  berbangsa  dan  bernegara  secara berkesinambungan   (Depkes RI,1999)

Salah  satu  bentuk  upaya  pemerintah  dalam  meningkatkan  derajat  kesehatan  masyarakat  adalah melalui upaya  pelayanan  kesehatan  di puskesmas. Puskesmas merupakan  ujung  tombak  dalam  memberikan   pelayanan  kesehatan kepada  masyarakat dan sekaligus merupakan pos pelayanan  terdepan dalam pembangunan kesehatan  melalui  beberapa  program yang  dijalankan  salah  satunya  adalah  upaya  program imunisasi. (Puskesmas  Barambai, 2008)

Upaya  program  imunisasi  merupakan  salah satu  program  pemerintah  dalam  upaya  untuk  mencegah  penyakit  melalui  pemberian  kekebalan tubuh. Hal tersebut tertuang  dalam  kebijakan pemerintah melalui  Keputusan  Menteri  Kesehatan  Repulik Indonesia  Nomor : 1059/Menkes/SK/XI/2004 dan diperbaharui dengan terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1611/Menkes/SK/XI/2005  Tentang  Pedoman  Penyelengaraan  Imunisasi.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut dinyatakan bahwa  imunisasi  sebagai  salah  satu  upaya  preventif  untuk  mencegah  penyakit  melalui  pemberian kekebalan   tubuh  harus  dilaksanakan secara  terus menerus,  menyeluruh  dan dilaksanakan  sesuai  standar  sehingga  mampu  memberikan  perlindungan kesehatan  dan memutus  mata  rantai  penularan (Depkes RI,2005)

Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. (Gain Uci, 2006)

Page 4: proposal imunisasi.docx

Dengan berkembangnya Imunisasi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat  yang tinggi sehingga penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi sudah dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu  pengetahuan dan teknologi upaya imunisasi dapat efektif, bermutu dan efisien  (DirJen PP dan PL Depkes RI 2006). Salah satu pencegahan yang terbaik agar bayi-bayi, anak muda dan orang dewasa terlindung hanya dengan melakukan Imunisasi (Depkes RI 2006).

Penyebab utama kematian bayi adalah tetanus (9,8%) bersama dengan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi lainnya deperti difteri, batuk rejan dan campak. Angka ini menjadi 13 % atau sekitar 34.690 bayi setiap tahunnya. Angka ini belum termasuk anak-anak yang sembuh tapi meninggalkan cacat seumur hidup, sehingga menjadi beban keluarga dan masyarakat. (Rusmadi,2010)

Program imunisasi  diselenggarakan   di Indonesia  sejak  tahun  1956. Dengan upaya imunisasi terbukti  bahwa  penyakit cacar telah terbasmi dan  Indonesia  dinyatakan  bebas dari penyakit  cacar sejak tahun 1974.

Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imuisasi dalam rangka pencegahan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi  (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak, Polio, tetanus  serta  hepatitis-B.

Keberhasilan  program imunisasi  dipengaruhi oleh beberapa  faktor yaitu : sarana  dan prasarana, petugas kesehatan, dukungan lintas program, dukungan lintas sektor  dan dukungan peran serta  masyarakat  (Depkes RI, 2002). Indikator keberhasilan program Imunisasi di Indonesia dapat dilihat melalui berbagai target yang telah dicapai seperti :  Universal child immunization (UCI) yaitu cakupan minimal 80% anak usia dibawah satu tahun telah mendapat imunisasi lengkap pada tahun 1990, Eradikasi poliomyelitis (erapo) pada tahun 2000, eliminasi tetanus neonatorum (ETN) pada tahun 2000, Reduksi campak (recam) pada tahun 2000. (Rusmadi,2010)

Target ini tertuang pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi dan Peraturan Mneteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota.

Berdasarkan hasil Rikesdas 2007 dan hasil monitoring dan evaluasi bahwa kegiatan pelayanan imunisasi rutin pada bayi dibawah umur 1 tahun beberapa tahun terakhir memperlihatkan hasil yang kurang memuaskan. Menurut laporan rutin tahun 2008 pencapaian UCI Desa 68.2% dan tahun 2009 mencapai 69.2% sehingga dirediksi target UCI Desa 100% pada tahun 2010 sulit tercapai. (Gain UCI, 2006)

Penyebab utama rendahnya pencapaian UCI tersebut adalah rendahnya akses pelayanan, tingginya angka drop out. Hal ini antara lain terjadi karena tempat pelayanan imunisasi jauh dan sulit dijangkau. Jadwal pelayanan tidak teratur dan tidak sesuai dengan kegiatan masyarakat, kurangnya tenaga, tidak tersedianya kartu imunisasi (KMS/Buku KIA), rendahnya kesadaran dan

Page 5: proposal imunisasi.docx

pengetahuan masyarakat tentang manfaat, waktu pemberian imunisasi, serta gejala ikutan imunisasi.

Selain itu faktor budaya dan pendidikan serta kondisi sosial ekonomi juga ikut mempengaruhi rendahnya pencapaian UCI desa (Gain UCI, 2006). Dan saat ini kebijakan UCI masih tetap dipertahankan dan dipakai sebagai indikator pencapaian program imunisasi di Indonesia.

Puskesmas  Barambai  merupakan  Puskesmas yang terletak di wilayah kabupaten Barito kuala yaitu kecamatan  Barambai, berjarak   15 Km  dari  ibukota  kabupaten  Barito Kuala  Marabahan. Dari  ibukota propinsi  Kalimantan selatan berjarak  +35 Km.

Dalam upaya menciptakan derajat kesehatan  yang optimal diwilayah kerjanya. Puskesmas Barambai sejak berdiri tahun 1978  telah melaksanakan program – program imunisasi terutama imunisasi dasar yaitu Hepatitis B, BCG, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Campak.

Pemilihan  Puskemas  Barambai  sebagai tempat penelitian di karenakan   pada survei pendahuluan  yang dilakukan  pada  Puskesmas Barambai  ternyata keberhasilan program imunisasi  belum optimal, terlihat bahwa beberapa tahun terakhir desa diwilayah Puskesmas Barambai tidak mencapai target yang ditentukan. Target tersebut adalah pencapaian UCI desa sebesar 85% untuk 4 jenis vaksin yaitu BCG 1 dosis, DPTHB 3 dosis, Polio 4 dosis, dan Campak 1 dosis.

Berdasarkan data laporan Puskesmas Barambai pada tahun 2008 sampai dengan triwulan pertama 2012.  Pencapaian  imunisasi  dalam hal ini UCI Desa belum optimal. Pada tahun 2008 Puskesmas Barambai hanya mendapatkan 3 desa UCI, Tahun 2009 mendapat 2 desa UCI, Tahun 2010 ada 2 desa UCI, tahun 2011 hanya 1 Desa UCI dan Tahun 2012 sampai dengan triwulan I mendapatkan 1 desa UCI.

Hal ini berarti tingkat kelengkapan imunisasi dari bayi di wilayah kerja puskesmas Barambai juga mengalami penurunan. Karena salah satu indikator untuk UCI desa adalah terpenuhinya target imunisasi campak yang merupakan imunisasi terakhir bagi bayi. Penurunan ini bisa disebabkan karena beberapa faktor yaitu faktor dana, sarana dan prasarana, tenaga pelaksana imunisasi termasuk teknis administrasi dan pelaporan, peran serta masyarakat, dan adanya black campaign.

Peran serta masyarakat merupakan upaya masyarakat untuk berperan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Didalamnya terdapat peran dari tokoh masyarakat, aparat desa, tokoh agama, dan bahkan ibu dan bayi sebagai obyek sasaran yang mendapat pelayanan kesehatan.

Berdasarkan  uraian tersebut  diatas peneliti   tertarik   untuk melakukan penelitian  yang  bertujuan  menggali lebih jauh “Hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi ibu yang mempunyai anak balita (1 – 5 tahun) dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita diwilayah kerja Puskesmas Barambai Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala.

 

Page 6: proposal imunisasi.docx

B. Rumusan  Masalah.

Berdasarkan  latar  belakang  tersebut  diatas  maka  penulis  dapat  merumuskan  masalah  ” Apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi ibu yang mempunyai anak balita (1-5 tahun) dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita diwilayah kerja Puskesmas Barambai Kec. Barambai Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan”.

 

1. C.    Tujuan   Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan yaitu :

a. Tujuan  Umum

Untuk mengetahui hubungan antara motivasi ibu yang mempunyai anak balita berumur 1 – 5 tahun dengan kelengkapan imunisasi dasar.

b. Tujuan  Khusus.

1. Untuk mengetahui  tingkat  pendidikan  ibu di wilayah kerja Puskesmas Barambai.

2. Untuk mengetahui  tingkat  pengetahuan  ibu  tentang   program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Barambai.

3. Untuk mengetahui motivasi ibu memberikan imunisasi pada anaknya.

4. Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Barambai.

5. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Barambai.

D. Manfaat  Penelitian

Hasil penelitian ini   diharapkan  dapat  memberikan  sumbangan  pemikiran  yang   positif  terhadap  berbagai pihak:

1. Masyarakat.

Dengan  adanya  penelitian  ini diharapkan masyarakat dalam hal ini khususnya para responden yaitu ibu bayi dan dapat  mengetahui adanya program imunisasi yang digulirkan pemerintah, kemudian mau berpartisipasi untuk mensukseskan program imunisasi tersebut.

Page 7: proposal imunisasi.docx

1. Instansi

Di harapkan  dapat  menjadi bahan evalusi dan menjadi bahan perbaikan  dalam  pelaksanaan  program  imunisasi di Puskesmas Barambai. Dan  informasi  yang  berguna  bagi  manajemen  puskesmas  dalam  pelaksanaan  program imunisasi.

1. Ilmu  pengetahuan

Diharapkan  dapat  memberikan  sumbangsih dan manfaat  bagi  ilmu  pengetahuan  serta berbagai aktivitas penelitian yang akan datang.