proposal character building  · web viewjalan danau sunter agung utara d7, rt005/rw018, sunter...

24
TUGAS AKHIR Character Building: Pancasila MELAKUKAN KEGIATAN KEADILAN SOSIAL Melakukan Kegiatan Observasi Ketimpangan Sosial Identitas Kelompok 5 Nama NIM Keterangan Felita Hanafi 2101628644 Ketua Anak Agung Oka Airlangga Jaya Wijaya 2101653482 Anggota Manache Moivre 2101638512 Anggota Jessica Ola 2101648513 Anggota Cindy Fransisca 2101655973 Anggota Sierly Amalia Oktovia 2101662404 Anggota Ghaza Maura Bahar 1901525644 Anggota Kel as LC2 1

Upload: others

Post on 02-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

TUGAS AKHIR

Character Building: Pancasila

MELAKUKAN KEGIATAN KEADILAN SOSIAL

Melakukan Kegiatan Observasi Ketimpangan Sosial

Identitas Kelompok 5

Nama NIM KeteranganFelita Hanafi 2101628644 Ketua

Anak Agung Oka Airlangga Jaya Wijaya 2101653482 AnggotaManache Moivre 2101638512 Anggota

Jessica Ola 2101648513 AnggotaCindy Fransisca 2101655973 Anggota

Sierly Amalia Oktovia 2101662404 AnggotaGhaza Maura Bahar 1901525644 Anggota

BINUS University

2018

Kelas LC21

Page 2: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

LEMBAR PENGESAHANProyek Luar Kelas Character Building: Pancasila

1. Judul Proyek : Kegiatan Observasi Ketimpangan Sosial2. Lokasi Proyek :

a. Jalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara

b. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara

3. Kelompok Target Kegiatan : Umum4. Nama Anggota Kelompok :

Felita Hanafi Anak Agung Oka Airlangga Jaya Wijaya Cindy Fransisca Jessica Ola Manache Moivre Sierly Amalia Oktovia Ghaza Maura Bahar

5. Mata Kuliah : Character Building: Pancasila6. Kelas : LC217. Dosen : Catarina Manurung, S.H.,M.M.

Jakarta, 23 Mei 2018

Mengetahui Ketua Kelompok

Catarina Manurung, S.H.,M.M. Felita Hanafi

Dosen CB : Pancasila NIM : 2101628644

1

Page 3: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL............................................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................41.2 Deskripsi Situasi dan Permasalahan..................................................................61.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan............................................................................6

BAB 2 METODE KEGIATAN...........................................................................................7

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .......................................................................72.2 Kegiatan dan Peserta .........................................................................................72.3 Rancangan Anggaran ........................................................................................8

BAB 3 KONSEP..................................................................................................................9

BAB 4 HASIL OBSERVASI............................................................................................10

4.1 Hasil Wawancara............................................................................................104.2 Analisis Observasi ..........................................................................................114.3 Refleksi Diri....................................................................................................13

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................16

LAMPIRAN.......................................................................................................................17

2

Page 4: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara republik Indonesia. Pancasila berasal dari kata sansekerta yaitu “panca” yang berarti lima, dan “sila” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila berisikan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan dasar seluruh rakyat Indonesia. Seluruh aturan dan norma yang dimiliki Indonesia, berasal atau berpegang pada Pancasila. Isi dari pancasila adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan Permusyawaratan/

Perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Sila kelima yang berisikan “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dilambangkan dengan padi dan kapas di dalam lambang Garuda Pancasila. Padi dan kapas mewakilkan dua kebutuhan utama masyarakat Indonesia, yaitu pangan dan sandang. Keduanya merupakan syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Dengan kata lain, untuk membuat masyarakat Indonesia makmur, seluruh masyarakat harus memenuhi pangan dan sandang secara merata.

Sila kelima ini mencerminkan persamaan sosial dimana semua orang mempunyai hak yang sama terutama dalam mendapatkan pangan dan sandang. Keadilan sosial juga memiliki unsur pemerataan, persamaan, dan kebebasan. Artinya, seharusnya tidak ada kesenjangan sosial diantara masyarakat Indonesia. Nilai keadilan sosial mengamatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama dan bahwa semua orang sama di hadapan hukum.

Namun, pada kenyataannya kondisi Indonesia saat ini kurang menunjukkan adanya realisasi dari sila kelima. Ketimpangan sosial kerap terjadi, terutama pada kota-kota besar. Ketimpangan atau kesenjangan sosial sendiri dapat diartikan sebagai ketidakseimbangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, maupun budaya.

Salah satu contoh dari ketimpangan sosial adalah adanya jumlah kemiskinan yang cukup tinggi di Indonesia. Kemiskinan merupakan hal yang sangat erat dengan negara berkembang. Hampir seluruh negara berkembang memiliki permasalahan tentang ekonomi yang menyebabkan adanya kemiskinan di suatu sosial masyarakatnya. Hal ini dikarenakan banyak faktor, bukan hanya karena orang yang tidak memiliki pekerjaan melainkan berbagai hal diluar itu juga. Hal lainnya adalah pendidikan, masalah sosial yang berbeda dari setiap individu, psikologi, dan juga sosial masyarakat itu sendiri

4

Page 5: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

dengan orang lain. Negara berkembang cenderung memiliki angka kelahiran yang besar dibandingkan dengan jumlah kemtian, masyarakat yang terus bertambah dapat mengakibatkan kepadatan penduduk yang juga salah satu penyebab kemiskinan di negara berkembang.

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.

Kesenjangan ekonomi, biasa dikenal dengan istilah kesenjangan pendapatan, kesenjangan kekayaan, dan jurang antara kaya dan miskin, mengacu pada persebaran ukuran ekonomi di antara individu dalam kelompok, kelompok dalam populasi, atau antarnegara. Para ekonom umumnya mengakui tiga ukuran kesenjangan ekonomi: kekayaan, pendapatan, dan konsumsi. Persoalan kesenjangan ekonomi mencakup kesetaraan ekonomi, kesetaraan pengeluaran, dan kesetaraan kesempatan.

Kesenjangan ekonomi merupakan pengaruh yang besar dalam terciptanya negara berkembang yang sebagian besar penduduknya masih berada pada tingkat kemiskinan yang pastinya dibawah rata-rata pendapatan perkapita suatu daerah dalam negara tersebut. Berbagai cara yang dilakukan pemerintah agar dapat meningkatkan kesehatan ekonomi di suatu negara, akan tetapi hal tersebut tidaklah mudah. Banyak hal yang harus diperhitungkan agar semuanya berjalan lancar. Salah satu contoh kegiatan pemerintah yang membantu meningkatkan mutu ekonomi masyarakat jakarta yaitu membuat kartu jakarta sehat, kartu jakarta sehat ditujukan kepada masyarakat kota jakarta yang sekiranya kurang mampu untuk dibiayai oleh pemerintah. Kegiatan pemerintah tersebut dipercaya dapat meningkatkan mutu kesehatan masyarakat kota jakarta dan sekaligus kualitas ekonomi masyarakatnya. Dengan adanya bantuan ini masyarakat kota jakarta tidak perlu khawatir lagi tentang biaya berobat dan kesehatan.

Kesenjangan sosial dalam bidang ekonomi juga hal yang paling menonjol dari kesenjangan sosial itu sendiri. Banyaknya perbedaan terlihat dari masyarakat yang kaya dan juga masyarakat yang miskin di sosial masyarakat saat ini. Seperti contohnya di kawasan Jakarta, kita dapat melihat kesenjangan ekonomi yang sangat kontras pada kawasan tersebut. Salah satunya terdapat di daerah Sunter Agung. Terdapat perbedaan sosial ekonomi yang menonjol dalam masyarakat Sunter Agung. Secara sekilas, kita dapat terlihat hunian tempat tinggal mereka sangatlah berbeda akan tetapi jarak antar rumah sangatlah dekat. Hal ini sudah mencerminkan ada perbedaan ekonomi yang sangat mencolok dan merupakan cerminan dari kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di Jakarta.

Sila kelima menyatakan bahwa keadilan sosial diperuntukkan untuk seluruh masyarakat. Melihat adanya banyak sekali kesenjangan atau ketimpangan sosial yang terjadi. Kelompok kami memutuskan untuk mengobservasi salah satu bukti ketimpangan sosial. Karena melalui observasi ini, kami dapat lebih memahami fakta yang terjadi di antara masyarakat dan dapat lebih memahami makna dari sila kelima.

5

Page 6: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

1.2 Deskripsi Situasi dan PermasalahanKesenjangan sosial telah terjadi sejak lama. Pemerintah telah berusaha untuk

mengurangi kesenjangan sosial. Namun kesenjangan sosial masih ditemukan, termasuk di kawasan Jakarta. Karena banyaknya daerah yang menunjukkan adanya kesenjangan sosial, kami mengambil sampel yaitu, di daerah Sunter Agung, Jakarta Utara. Daerah Sunter Agung ini dikenal sebagai salah satu daerah dengan adanya kesenjangan sosial di antara masyarakat. Pada daerah tersebut, terdapat banyak sekali lokasi yang menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok, kami mengambil 2 lokasi yang bersebelahan, yaitu Jalan Sunter Agung Utara D7 yang dikenal juga dengan Kompleks Perumahan Segi Tiga Senen dan Jalan Ancol Selatan 2. Kami ingin mengetahui perbedaan secara sosial dan perkembangan ekonomi di daerah tersebut.

1.3 Tujuan dan Manfaat KegiatanDengan kegiatan observasi ini, kami mempunyai harapan, yakni :

1. Mengetahui perbedaan sosial ekonomi yang terjadi di daerah Sunter Agung.2. Mendapatkan pendapat dan sudut pandang masyarakat mengenai kesenjangan sosial

yang terjadi di daerah Sunter Agung.3. Mengevaluasi dan merefleksikan diri mengenai pentingnya kesejahteraan yang ada

pada masyarakat.4. Memaknai sila kelima berdasarkan kondisi nyata yang terjadi.

6

Page 7: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

BAB II

METODE KEGIATAN

2.1 Tempat dan Waktu PelaksanaanTempat dan waktu pelaksanaan kegiatan kami adalah sebagai berikut.

Tempat :

Jalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara (dikenal juga dengan Kompleks Perumahan Segi Tiga Senen)

Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara

Tanggal : Jumat, 18 Mei 2018

Berikut jadwal observasi kami.

Jam Kegiatan10.00-11.00 Briefing dan menuju kompleks Perumahan Segi Tiga Senen,

Sunter Agung.11.01-11.15 Meminta perizinan dari Sekretariat dan RW 01811.16-11.25 Menuju rumah ketua RT005/RW018 (narasumber pertama)11.26-12.03 Wawancara ketua RT005/RW01812.04-12.15 Observasi secara visual kondisi di kompleks Perumahan Segi Tiga

Senen, Sunter Agung12.16-12.50 Istirahat12.51-13.57 Menuju rumah ketua RT014/RW007 (narasumber kedua)13.58-15.30 Wawancara ketua RT014/RW00715.31-15.45 Observasi secara visual kondisi di Jalan Ancol Selatan 2 dan

sekitarnya.15.46-19.15 Pembahasan dan analisis mengenai observasi yang telah

dilakukan.Catatan:Lokasi Sekretariat dan kantor ketua RW 018 terdapat di dalam komplek Segi Tiga Senen, Sunter Agung.

2.2 Kegiatan dan Peserta

Kegiatan yang akan kami lakukan selama observasi ini adalah :

A. Mengamati kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal masyarakat di Kompleks Perumahan Segi Tiga Senen

B. Wawancara warga yang tinggal di sekitar tempat tinggal masyarakat di Kompleks Perumahan Segi Tiga Senen

C. Mengamati kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal masyarakat di Jalan Ancol Selatan 2

7

Page 8: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

D. Wawancara warga yang tinggal di sekitar tempat tinggal masyarakat di Jalan Ancol Selatan 2

E. Menganalisa dan merefleksikan hasil observasi yang didapatkan

Peserta kegiatan : Seluruh anggota kelompok 6 dan 2 narasumber

Narasumber: Ketua RT005/RW018, Ketua RT014/RW007

2.3 Rancangan Anggaran

Keterangan Jumlah BiayaTransport Rp 109.500,00

8

Page 9: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

BAB III

KONSEP

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kondisi nyata sosial masyarakat yang terjadi saat ini. Kami ingin menunjukkan adanya ketimpangan sosial,

dengan mengambil contoh di kawasan Sunter Agung. Tepatnya, di Kompleks Perumahan Segi Tiga Senen, dan Jalan Ancol Selatan 2.

Mengetahui,

Jakarta, 23 Mei 2018

Ketua Kelompok Dosen CB

Felita Hanafi Catarina Manurung, S.H.,M.M.

9

Page 10: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

BAB IV

HASIL OBSERVASI

4.1. Hasil WawancaraWawancara dengan Pak Febtinus:

Pada Jumat, 18 Mei 2018, kelompok kami berkesempatan mewawancarai Bapak Febtinus selaku Ketua RT015/RW018 kompleks perumahan Segitiga Senen (STS). Kompleks perumahan STS adalah sebuah pemukiman yang terdapat di daerah Sunter, yang sebagian besar penghuninya hidup berkecukupan dan bisa dibilang salah satu pemukiman mewah di daerah Jakarta Utara. Menurut penuturan Pak Febtinus, ia sudah tinggal di kompleks perumahan STS sejak hampir 20 tahun yang lalu. Selain menjadi Ketua RT, beliau sehari-hari bekerja sebagai pedagang mi di pekarangan rumahnya. Menurutnya, ia sudah sangat nyaman tinggal di kompleks perumahan STS, karena menurutnya tempat tersebut sangat strategis; berada di perkotaan dan memiliki akses yang mudah untuk pergi ke mana saja.

Kemudian, tepat di sebelah kompleks perumahan STS, terdapat sebuah pemukiman yang menurut kami sangat bertolak belakang dengan kompleks perumahan STS. Dan kami memandang keberadaan pemukiman tersebut sebagai sebuah kesenjangan sosial. Dua pemukiman tersebut berada di satu lokasi yang sama, dan hanya dibatasi oleh sebuah pagar yang tidak terlalu tinggi. Menurut Pak Febtinus, pemukiman tersebut memang sudah ada sejak lama, dan sebagian besar penghuninya adalah orang-orang pendatang. Ketika ditanya perihal adakah kesenjangan sosial antara kompleks perumahan STS dan pemukiman sederhana tersebut, Pak Febtinus menjawab tidak ada kesenjangan sosial. Karena menurutnya, penghuni pemukiman tersebut kebanyakan adalah pendatang yang tinggal di sana tidak untuk menetap dan sudah merasa cukup dengan keadaan mereka yang sekarang, atau bisa dibilang memilih untuk hidup sederhana saja. Pak Febtinus menambahkan, bahwa tidak semua rumah di kompleks perumahan STS bagus dan mewah, tetapi juga ada yang sederhana saja. Jadi menurutnya, tidak ada kesenjangan sosial yang berarti di kawasan tersebut.

Ketika ditanya soal langkah apa yang seharusnya diambil agar tidak terjadi sebuah ketimpangan sosial, Pak Febtinus memberi usul kepada Pemerintah untuk lebih berusaha dan memfasilitasi lagi rakyatnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka, seperti memberi modal usaha dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi.

Terakhir, satu hal yang membuat kami sangat senang dan menunjukkan bahwa tidak adanya kesenjangan sosial di daerah tersebut adalah bahwa menurut Pak Febtinus baik penghuni kompleks perumahan STS maupun penghuni pemukiman sederhana yang berada di sebelahnya memiliki hubungan yang baik. Tidak jarang mereka melakukan kerja sama, gotong royong, dan saling membantu satu sama lain. Mereka juga tidak pernah mengalami konflik. Yang semakin menguatkan bahwa meskipun terdapat dua pemukiman yang dari tampak luarnya terlihat sangat bertolak belakang dan cenderung timpang, tetapi pada kenyataannya, tidak ada kesenjangan sosial yang berarti antara mereka.

10

Page 11: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

Wawancara dengan Pak Suratno:

Di sisi lain, kami juga mewawancarai Pak Suratno, Ketua RT014/RW007. RT014/RW007 merupakan wilayah pemukiman dalam kompleks perumahan STS yang sebagian besar penghuninya adalah masyarakat menengah ke bawah. Dalam wawancara ini, Pak Suratno menceritakan banyak hal. Diketahui bahwa Pak Suratno sudah melepas pekerjaannya di UTA ’45 (Universitas 17 Agustus 1945) sekitar 2-3 tahun yang lalu. Sejak pindah ke wilayah Sunter Agung pada tahun 1984, Pak Suratno sudah melihat berbagai perubahan yang terjadi di wilayah ini. Ia merasa lebih nyaman tinggal di sana dibandingkan dengan tempat tinggalnya dulu, yaitu daerah Pademangan Barat. Alasannya yaitu karena kawasan Pademangan membuat keluarganya sulit untuk beristirahat.

Mengenai adanya batas di antara tempat tinggal menengah ke atas dan menengah ke bawah, ia merasa tidak ada masalah. Menurutnya, RT005 dan RT014 aktif dalam kegiatan gotong royong. Kerja sama dan tolong menolong mereka berjalan dengan baik. Pada kejadian 1998 pun, RT005 dan RT014 bergotong royong menanggulangi peristiwa tersebut. Saat ini, Pancasila sudah diterapkan di wilayah Sunter Agung. Walau mungkin pada nyatanya membangun karakter masyarakat tidak mudah, mereka pun belajar sehingga tidak ada lagi masalah di antara mereka. Sekalipun ada, sekecil apa pun itu, RT005 dan RT014 akan segera menyelesaikannya dengan musyawarah. Hal ini juga yang menimbulkan keamanan dan kedamaian di antara warga.

Selain itu, Pak Suratno menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan kualitas lingkungan tempat tinggal RT005. Namun menurutnya, hal tersebut harus melibatkan peran dari tiap penghuni itu sendiri. Sejauh ini, masyarakat sudah bisa membangun sendiri lingkungan yang lebih baik dan nyaman untuk mereka tinggali.

Kerja sama yang biasa dilakukan oleh RT005 dan RT014 adalah perayaan hari-hari besar. RT maupun warga terlibat dalam kerja sama tersebut. Untuk pembangunan, Pak Suratno pun mengaku bahwa ada beberapa perbedaan. Karena kompleks perumahan STS dipegang oleh pengembang swasta, pembangunan berbagai sektor pun bisa dilakukan. Sedangkan untuk pemukiman RT005, pembangunan terpaksa berjalan dengan lambat. Hal ini dikarenakan pembangunan yang ada harus dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, sesuai dengan kemampuan masing-masing warga. Kabar baiknya, pemerintah sendiri sudah pernah mengambil bagian dalam pembangunan lingkungan pemukiman RT005. Mulai dari jalanan, saluran air, semua sudah dibangun oleh pemerintah untuk fasilitas masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” sudah diusahakan oleh pemerintah dan masyarakat juga sudah merasakannya. Sebenarnya, pemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator pewujudan Pancasila. Mereka berkewajiban untuk memantau pelaksanaan Pancasila, mulai dari Pemerintahan Pusat hingga tingkatan terbawah. Namun dalam pengerjaannya, masyarakat itu sendirilah yang harus menjalankan Pancasila.

4.2. Analisis ObservasiBerdasarkan hasil observasi yang telah kelompok kami lakukan adalah dalam konteks

pemerintah, sila ke-5 Pancasila yaitu yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

11

Page 12: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

Indonesia” sudah dilakukan oleh pemerintah dan sudah dirasakan langsung oleh masyarakat yang menjadi narasumber observasi kami. Mungkin masih banyak orang yang bukan dari lingkungan tersebut masih berpendapat bahwa keadilan di Indonesia belum dilakukan oleh pemerintah, pemahaman seperti itu ada karna masyarakat tersebut tidak berada di lingkungan tersebut sehingga tidak memahami kondisi sesungguhnya di lingkungan tersebut. Tetapi bagi masyarakat di Segitiga Sunter (STS) dan pemukiman ekonomi ke bawah sudah merasakan keadilan yang diberikan pemerintah.

Menurut Pak Febtinus selaku Ketua RT kompleks perumahan STS, kesenjangan sosial di daerah sekitarnya sebenarnya tidak ada. Karena menurutnya, penduduk pemukiman di dalam kompleks perumahan STS tersebut kebanyakan adalah orang pendatang yang tinggalnya tidak menetap atau singgah saja. Dan juga di kompleks perumahan STS pun masih ada rumah yang sederhana saja, tidak semuanya mewah. Ia juga mengatakan bahwa untuk menghilangkan atau mengurangi kesenjangan sosial membutuhkan dukungan pemerintah seperti memberi modal usaha maupun membuka lapangan pekerjaan yang banyak.

Sama seperti Pak Febtinus, Pak Suratno, ketua RT pemukiman di dalam kompleks perumahan STS tersebut, ia juga berpendapat bahwa di daerah kompleks perumahan STS tersebut tidak ada kesenjangan sosial yang berarti. Karena baik penduduk kompleks perumahan STS maupun pemukiman di dalam kompleks perumahan tersebut sama-sama merasa nyaman dengan tempat tinggal mereka yang sekarang. Dan menurut Pak Suratno sendiri, sebenarnya Sila ke-5 sudah diterapkan di Indonesia. Menurutnya, pemerintah sudah memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Oleh karena itu, masyarakatnya sendirilah yang harus berusaha lebih giat jika ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dan layak.

Ketimpangan sosial di daerah Sunter memang masih banyak terlihat. Namun, adanya ketimpangan sosial bukan berarti selalu disertai degan adanya konflik. Berdasarkan narasumber yang kami wawancarai, Pancasila selalu mereka junjung tinggi. Semua permasalahan diselesaikan dengan musyawarah. Kedua rukun tetangga yang kami jadikan daerah observasi telah ada dan berdampingan selama 20 tahun lebih, namun tidak pernah ada konflik yang memecah-belah satu sama lain. Keduanya selalu membangun hubungan baik, dengan sesekali membuat acara besar bersama. Saling mendukung, membantu, dan menghargai satu sama lain sehingga kenyamanan dan kerukunan tetap terjadi walaupun keduanya memiliki kondisi yang timpang dari segi ekonomi.

Pemerintah juga sudah memberikan bantuan berupa sarana maupun program kerja mereka, dan itu merupakan fasilitas atau jalan yang apabila dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi jalan bagi rakyat dalam menjalankan dan memperbaiki kehidupannya. Jadi, harus ada keinginan dan inisiatif dari masyarakat sendiri juga untuk memperbaiki taraf kehidupan mereka, tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah. Lebih daripada itu, kesenjangan sosial tidak selalu mengarah kepada masalah ekonomi, tetapi juga dapat menunjuk kepada kenyamanan hidup masyarakatnya. Apabila masyarakat yang hidupnya sederhana atau berkecukupan sudah merasa nyaman dengan kehidupannya, maka mereka tidak akan merasakan adanya ketimpangan antara mereka dengan masyarakat ekonomi kelas menengah ke atas.

12

Page 13: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

Berdasarkan pendapat ketua RT dari kedua kompleks perumahan tersebut, mereka percaya bahwa keadilan sosial sudah dilakukan oleh pemerintah, tetapi untuk mengurangi kesenjangan memang kembali lagi pada masing-masing masyarakat. Masyarakat pun juga harus turut aktif ambil bagian untuk mengurangi kesenjangan dengan memperbaiki hidup mereka sendiri. Masyarakat pun juga turut ambil bagian dalam bekerja sama untuk membantu orang lain agar semua mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya.

4.3. Refleksi Diri4.3.1. Felita Hanafi

Kondisi sosial tidak menjadi acuan untuk hidup sejahtera. Namun, hidup sejahtera didapatkan dari cara kita mengatur atau mengembangkan apa yang kita punya. Walaupun memiliki banyak uang tetapi, tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain, kesejahteraan tersebut tidak akan merata sampai kapanpun juga.

Perbedaan kondisi sosial maupun ekonomi, tidak seharusnya menjadi pembatas untuk berhubungan dengan orang lain. Sesama warga Indonesia seharusnya bersama-sama gotong royong membantu orang lain menjadi lebih baik lagi. Sehingga, semua dapat merasakan keadilan dan kesejahteraan.

Kita tetap harus mengingat adanya semboyan bangsa Indonesia, yakni “Bhinneka Tunggal Ika”. Siapapun kita dan bagaimanapun keadaan sosial, ekonomi, budaya kita, kita tetap warga negara Indonesia. Kesenjangan bukan berarti berakhir dengan perpecahan, tapi kesenjangan membuat kita mengevaluasikan kembali ke diri kita masing-masing, apakah kesenjangan perlu ada atau tidak.

Pelajaran yang saya dapat ambil adalah pertama, faktor keuangan bukanlah penghambat untuk berkomunikasi atau membangun hubungan dengan siapapun. Kedua, saya juga tidak boleh menilai hal dari luarnya saja. Seperti pada kasus ini, kesenjangan sosial memang terlihat negatif. Namun pada kenyataannya, hubungan di dalamnya sangat harmonis dan rukun. Yang terakhir, hidup kita tidak dipengaruhi oleh kondisi yang ada, tetapi dari cara bagaimana kita melakukan aksi berdasarkan kondisi tersebut. Jika dilihat dalam kondisi ini, kesenjangan sosial memang sulit untuk dihilangkan, tersisa hanya bagaimana cara warga-warga tersebut menghadapi kondisi tersebut.

4.3.2. Anak Agung Oka Airlangga Jaya WijayaObservasi yang telah kita lalui selama ini merupakan suatu pelajaran berharga

menurut saya, karena banyak terjadi hal yang membuat saya merasa lelah akan tugas ini dan ada pula hal yang membuat saya mengerti arti dari sebuah hubungan dengan teman-teman sekelompok saya. Memulai tugas akhir dari mata kuliah Character Building : Pancasila adalah keharusan yang mau tidak mau mengharuskan saya menyelesaikan tugas tersebut. Kelompok yang kami bentuk sepakat dengan melakukan observasi yang memperlihatkan tentang kehidupan sosial masyarakat pada suatu daerah dan hubungannya dengan Pancasila sila-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mengacu pada hasil yang diperoleh kelompok kami tentang kesenjangan sosial yang terjadi pada daerah yang sudah disebutkan di proposal. Saya mengetahui bahwa ternyata

13

Page 14: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

tidak semua saudara kita yang berbeda dilihat dari aspek ekonomi (umumnya), suku, dan ras memiliki ketidakcocokan dalam masyarakat dan saling tidak berinteraksi, salah satu contohnya adalah saudara kita yang menjadi target observasi kelompok ini. Dari penjelasan narasumber, saya belajar bahwa sesuatu yang berbeda tidak selalu harus menjadi masalah dan malah seharusnya menjadi pengikat serta pelengkap bagi masyarakat. Perbedaan Ekonomi yang berada berdekatan tidak menjadi suatu masalah yang berarti. Jadi Harapan saya dengan adanya observasi ini adalah tetap terjaganya persatuan dan kesatuan antar masyarakat di suatu daerah dan dapat menjunjung tinggi kebinekaan.

Dari observasi yang saya jalani banyak terjadi kejadian yang membuat saya memiliki sikap dan berpikir yang lebih dewasa. Masalah yang dialami adalah mulai dari menyamakan jadwal anggota kelompok yang tidak sejalan dengan jadwal yang sudah ditentukan hingga persyaratan yang tidak dapat kami penuhi pada hari observasi yang sudah ditentukan. Saya mengalami perkembangan yang sangat penting dalam diri saya dan membuat saya lebih kritis terhadap suatu hal untuk menghadapi semua masalah tersebut dan terus melanjutkan tugas akhir ini. Perkembangan yang dialami tidak hanya saya rasakan pada diri saya, melainkan anggota kelompok yang lain yang telah berusaha dengan sangat baik hingga observasi ini dapat berhasil. Perkembangan tersebut memiliki kesamaan, karena kami mengalami masalah yang sama dan dituntut untuk bekerja sama dengan anggota yang lain. Hal inilah yang membuat hubungan antar anggota kelompok menjadi lebih baik dan akrab. Harapan saya ke depannya adalah memiliki kepribadian yang bijak dalam bertindak dan memiliki pemikiran yang matang dalam menentukan pilihan serta tujuan yang jelas.

4.3.3. Cindy FransiscaBerdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan kemarin, saya pribadi merasa

diingatkan kembali untuk lebih bersyukur dengan keadaan yang saya miliki sekarang. Sekarang ini, hampir semua hal memerlukan uang, sehingga terbentuk kesan bahwa uang merupakan hal yang paling penting di dunia ini. Uang memang penting, tapi ada satu hal lagi yang lebih penting, yaitu kebahagiaan. Meskipun kita hidup berkecukupan, jika kita bisa mensyukuri apa yang sudah kita miliki sekarang, maka kita tidak akan merasa risau ataupun cemas dengan masalah ekonomi atau masalah-masalah lain.

Selain itu, masyarakat cenderung terbiasa untuk "menyalahkan" pemerintah jika sudah membicarakan mengenai perbaikan taraf kehidupan masyarakat, seolah-olah pemerintah hanya mengabaikan dan menutup mata akan ketimpangan kesejahteraan sosial yang ada. Padahal, sebenarnya, dari pihak pemerintah sendiri mereka sudah memberikan bantuan untuk rakyat. Memang, bantuan tersebut tidak bisa sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah, karena itu dibutuhkan juga campur tangan dari rakyatnya sendiri untuk dapat memperbaiki taraf kehidupan mereka. Tanggung jawab mengenai kemajuan Indonesia berada di tangan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pemerintahnya saja.

14

Page 15: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

4.3.4. Jessica OlaDari observasi yang kami lakukan, ada banyak hal yang dapat saya pelajari. Awalnya,

saya berpikir bahwa kesenjangan sosial tentu akan terlihat sangat jelas. Saya juga berpikir bahwa rasa hormat tidak akan ada di antara masyarakat menengah ke atas dan menengah ke bawah. Namun setelah kami selesai melakukan observasi ini, saya sadar bahwa pemikiran saya salah besar.

Dilihat dari luar, perbedaannya memang sangat jauh. Namun ketika diperhatikan lebih baik, warganya bisa tinggal dengan rukun. Mereka hidup bahagia dengan keadaan mereka masing-masing. Bahkan ada kerja sama dan tolong menolong di antara mereka. Hal ini membuat saya sadar bahwa perbedaan ekonomi bukanlah hambatan bagi mereka untuk bergaul, bekerja sama, dan saling tolong menolong satu sama lain.

Dalam pembuatan proposal dan laporan akhir, saya juga sadar bahwa pemerintah telah mengusahakan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Dengan demikian, tempat tinggal yang dimiliki warga Sunter Agung saat ini merupakan pilihan mereka masing-masing sebagai perwujudan kesejahteraannya. Karena keadilan dan kesejahteraan tidak harus diperoleh dengan hidup mewah.

4.3.5. Manache MoivreDari pelaksanaan observasi yang sudah saya lakukan bersama dengan kelompok saya,

saya belajar bagaimana situasi dan kondisi asli dari pelaksanaan sila ke-5 Pancasila “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Saya belajar bahwa pandangan saya terhadap pemerintah yang kurang memperhatikan rakyat menengah ke bawah adalah salah. Ternyata pemerintah sudah sejak lama memperhatikan masyarakat tersebut, bukan hanya memperhatikan masyarakat ekonomi ke atas. Mungkin yang saat ini kita pahami adalah ketika tidak ada kesamaan situasi lingkungan berarti tidak ada keadilan, ternyata hal tersebut merupakan kesenjangan yang sebenarnya bukan dilakukan pemerintah tetapi memang ada perbedaan dari masyarakat itu sendiri. Tidak semua masyarakat mempunyai pekerjaan yang memberikan pendapatan yang sama satu dengan yang lain, sehingga terjadi perbedaan antara masyarakat ekonomi ke bawah dengan masyarakat ekonomi ke atas. Kita juga memahami bahwa keadilan adalah sesuatu hal yang diberikan sama rata, tetapi sebenarnya keadilan adalah sesuatu hal yang kita dapatkan sesuai dengan kebutuhan yang kita harus penuhi. Jadi bukan berarti jika seseorang diberi seperempat dan yang lain mendapat setengah dikatakan tidak adil, tetapi adil sesuai dengan kebutuhan mereka.

4.3.6. Sierly Amalia OktoviaPada dasarnya, hidup adalah sebuah pilihan. Masing-masing individu memiliki

caranya sendiri dalam menjalani kehidupan ini. Ada yang memilih untuk memiliki rumah mewah dan penghasilan per bulan yang tinggi, dan ada pula yang memilih untuk tinggal di rumah sederhana dan hidup berkecukupan. Kesenjangan sosial sebenarnya diciptakan oleh kita sendiri. Padahal nyatanya, memang pilihan hidup tiap individu itu pasti berbeda-beda. Kita tidak bisa terus menadahkan tangan kepada orang lain. Dalam kasus ini, Pemerintah sudah memfasilitasi kita semua dengan sarana dan prasarana yang sama guna

15

Page 16: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

menunjang kehidupan kita, tanpa terkecuali. Sekarang, sudah saatnya kita yang berusaha dan bekerja untuk memperjuangkan kehidupan yang layak, nyaman, dan yang selalu kita impikan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:

Abdulkarim, A.2008.Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas XII SMA. Bandung:Grafindo

Latif, Yudi.2011.Negara Paripurna : Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila.Jakarta:PT. Gramedia

Rahayu, M.2007.Pendidikan Kewarganegaraan : Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa.Jakarta:Grasindo

Suparman.2012.Pancasila.Jakarta:PT Balai Pustaka

Sarinah.2016.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di Perguruan Tinggi).Yogyakarta:Deepublish.

Tim Penulis CB : Pancasila.2014.Diktat Kuliah Character Building : Pancasila.Binus University:CBDC.

Referensi Internet:

http://www.pecintaipa.info/2016/10/makna-sila-ke-5-keadilan-sosial-bagi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesenjangan_ekonomi

https://www.academia.edu/29314509/Mengapa_Terjadi_Ketimpangan_Sosial

https://www.kompasiana.com/diahsuci/memingat-kembali-5-lambang-dan-arti-pada-setiap-sila-pancasila_552ac2326ea834ae4d552d27

http://www.markijar.com/2017/01/arti-dan-makna-lambang-dan-simbol.html

16

Page 17: Proposal Character Building  · Web viewJalan Danau Sunter Agung Utara D7, RT005/RW018, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jalan Ancol Selatan 2, RT014/RW007, Sunter Agung,

LAMPIRAN

17

Gambar 1 Bersama Pak Febtinus, Ketua RT015/RW018 kompleks perumahan Segitiga Senen (STS).

Gambar 2 Bersama Pak Suratno, Ketua RT014/RW007 Jalan Ancol Selatan 2.