proposal

43
PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA Disusun oleh : Azhi Ima Awufi (07700173) Dhinar Hendra P (06700227) Laily Yosidian (06700214) Wirdhatul Arofah ( 07700071) Yoanita Susilo P (06700059) Pembimbing : dr.Suprijati D.Rochadi,MSc BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: azhi-ima-awufi

Post on 02-Jan-2016

483 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal

PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DAN

PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA

Disusun oleh :

Azhi Ima Awufi (07700173)

Dhinar Hendra P (06700227)

Laily Yosidian (06700214)

Wirdhatul Arofah ( 07700071)

Yoanita Susilo P (06700059)

Pembimbing :

dr.Suprijati D.Rochadi,MSc

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2013

Page 2: Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukkan bahwa 40%

penyebab kematian pada ibu hamil adalah perdarahan, risiko perdarahan ini

akan lebih diperberat apabila ibu hamil menderita anemia (Depkes RI, 2003).

Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada

kehamilannya. Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 %

berada di negara sedang berkembang (WHO, 2005). Prevalensi anemia pada

ibu hamil di negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil di negara

maju (Allen, 2007). Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi,

yaitu 38% -71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di Amerika Serikat

hanya 6% (Saifudin, 2006).

Dari hasil pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang

mengatakan tidak rutin meminum tablet zat besi, anemia dalam kehamilan

memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,

persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat

anemia seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersi uteri,

perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum

maupun post partum (Manuaba, 2001).

Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dinas kesehatan

propinsi Jawa Tengah mempunyai program suplementasi tablet tambah darah

yang bisa didapatkan di Puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat

menghindari anemia besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan

untuk mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Pada

beberapa ibu hamil, zat besi yang terkandung dalam vitamin kehamilan bisa

menyebabkan sembelit atau diare.

6

Page 3: Proposal

Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi,

berkisar antara 10% dan 20% karena defisiensi makanan memegang peranan

yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa

frekuensi itu lebih tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju.

Di BPS Alamanda Ny. Heni parjiman, ibu hamil selalu diberikan

tablet Fe setiap ANC namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui

pentingnya mengkonsumsi tablet Fe sehingga terjadi ketidakpatuhan ibu

hamil untuk meminum tablet Fe.

Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi

diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan

eritrosit ibu, untuk itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari

(Manuaba, 2001).

Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan meningkatnya

resiko berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau

memperburuk kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada

menyatakan bahwa 20% opname di rumah sakit merupakan akibat dari

ketidakpatuhan pasien terhadap aturan pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil

meminum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk

terkena anemia. Pemberian informasi tentang anemia akan bertambah.

Pengetahuan mereka tentang anemia, karena pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi.

Menurut BKKBN (2001) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan

khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada

pelaksanaan program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa

tanggapan

7

Page 4: Proposal

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe dan

pengetahuan ibu hamil terhadap anemia di puskesmas waru ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe dan

pengetahuan ibu hamil terhadap anemia di puskesmas waru.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada

kehamilan.

b. Menganalisa kepatuhan konsumsi tablet zat besi dengan

kejadian anemia pada ibu hamil.

c. Mengetahui anemia pada ibu hamil di puskesmas waru

d. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil dengan anemia

pada ibu hamil di puskesmas waru

e. Menganalisis hubungan pengetahuan dan anemia pada ibu

hamil

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat :

1. Bagi instansi terkait

a. Sebagai informasi bagi puskesmas Waru dalam melakukan

evaluasi keberhasilan pencatatan dan pelaporan serta

pencapaian target dalam mengatasi kasus anemia pada ibu

hamil.

b. Menambah khasana ilmu pengetahuan untuk dapat

memberikan informasi, tentang program penanggulangan dan

pencegahan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk.

8

Page 5: Proposal

c. Sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

a. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan

masyarakat tentang anemia pada ibu hamil.

b. Untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

masalah penyakit anemia pada ibu hamil

3. Bagi Peneliti

Untuk dapat melatih peneliti agar bisa berfikir obyektif dalam

menghadapi dan memecahkan masalah tentang penyakit anemia pada

ibu hamil

2. Bagi pengembangan ilmu

Menambah referensi ilmiah tentang faktor yang

mempengaruhi anemia pada ibu hamil dan pengetahuan tentang

anemia pada ibu hamil.

9

Page 6: Proposal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia Pada Kehamilan

Anemia atau sering disebut kurang adalah keadaan dimana darah merah

kurang dari normal.Dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah keadar

Hemoglobin (Hb). Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.

Anemia pada kehmailan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap

sumber daya manusia.

Anemia hamil disebut “potensial danger to mother and child’anemia

(potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan

perhatian serius dan semua pihak yang terkaitdlam pelayanan kesehatan pada

masa yang akan dating (Manuaba, 1998).

1. Macam-macam anemia selama kehamilan

a. Anemia Defisiensi Besi

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah

defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling

berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai

hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu

kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada

kehamilan berikutnya.

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi

besi (Scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu

10

Page 7: Proposal

akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg;

sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu

sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total

ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita.

Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan

kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas

dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi

anemia defisiensi besi.

Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama

trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai

penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester

ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan

besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut

dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah

besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan,

neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi

besi ( Arisman, 2007 ).

b. Anemia akibat perdarahan akut

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa

dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah

pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi

pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.

Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan

11

Page 8: Proposal

mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah

yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat

perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang

berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa

seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang

yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi

menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa

memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya

3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah

( Sarwono, 2005 ).

c. Anemia pada penyakit kronik

Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah

sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit

terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat

sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit

hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,

endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi

antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-

penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi,

infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik

merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia.

Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit

12

Page 9: Proposal

peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus

sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid.

Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume

plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan

pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya

terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi

eritropoietin normal (Cavenee dkk,1994).

d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12

selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh

menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah

suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan

ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai

pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa

lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri

berlebihan di usus halus.

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama

kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein

pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah

menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin

(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani

gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama

kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk

13

Page 10: Proposal

menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena

kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita

yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa

Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).

e. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah

merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :

1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,

talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan

paraksismal nokturnal hemoglobinuria

2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat

logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan

lain-lain.

Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah,

kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada

organ-organ vital

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta

penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas

dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis

obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang

berulang dapat membantu penderita ini.

f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik

14

Page 11: Proposal

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah

suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai

anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum

tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga

kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,

leukemia, dan gangguan imunologis.

Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan

mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang

menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis

(Young dan Maciejewski, 1997). Pada penyakit yang parah, yang

didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25

persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi,

2007).

2. Penyebab Anemia Kehamilan

a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal

dari sumber hewani yang mudah diserap.

b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada

kehamialn

c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang

berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.

d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Gultom, 2005).

15

Page 12: Proposal

3. Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia

Menurut Indoglobal, (2007) gejala-gejala yang sering muncul pada

anemia :

a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)

b. Nafsu makanan penurun atau anoreksia

c. Sakit kepala

d. Konsentrasi menurun

e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk

f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)

Pada pemeriksaan didapat gejala anemia

a. Kulit pucat

b. Kuku-kuku jari pucat

c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)

Menurut Sarwono, (2005) Pengaruh Anemia terhadap kehamilan

a. Penyakit yang timbul akibat anemia anemia :

1) Abortus

2) Partus prematurus

3) Partus lama karena inerlia uteri

4) Perdarahan post partum karena atonia uteri

5) Syok

6) Infeksi baik intra partum maupun post partum

7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat

mneyebabkan dekompensasi kordis.

16

Page 13: Proposal

b. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang

baik, seperti :

1) Kematian mudigah

2) Kematian perinatal

3) Prematuritas

4) Dapat terjadi cacat bawan

5) Cadangan besi kurang

Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah:

a. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani yang

mudah diserap.

b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil minimal 1 tablet

selama kehamilan

c. Mengantur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana

(KB)

4. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil

Wanita memerlukan Zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi

menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan

kehillangan Zatbesi sebesar 30 sampai 40 mgr. Disamping itu kehamilan

memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah

dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.

17

Page 14: Proposal

Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah :

a. Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe

b. Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe

c. Untuk darah janin 100 mgr Fe

Jumlah 900 mgr Fe

Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan

mengurus persendian Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada

kehamilan berikutnya (Zulhaida, 2007).

5. Nutrisi penting selama kehamilan

a. Karbohidrat

b. Potein

c. Mineral

d. Vitamin B kompleks

e. Vitamin D

f. Vitamin E

g. Asam folat

h. Zat besi

i. Kasium

18

Page 15: Proposal

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia, yakni: penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui

tentang suatu obyek tertentu termasuk ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari

pengetahuan yang diketahui oleh manusia (Suriasumantri, 1998).

Pengetahuan dikumpulkan dengan tujuan untuk menjawab semua

permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dan untuk

digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya.

Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain: adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang

tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa, peningkatan

pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu

positif dan negatif. Kedua aspek ilmiah yang pada akhirnya akan menentukan

sikap seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

19

Page 16: Proposal

dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap obyek tertentu.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitive mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek

yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

20

Page 17: Proposal

situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan

hasil penelitian.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti

dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya

dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian

tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya:

dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut ber-KB,

tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.

21

Page 18: Proposal

C. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah

tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter

atau oleh orang lain (Arisman, 2004).

Menurut Sudarwati (1998) tingkat kepatuihan adalah pengukuran

pelaksanaan kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langklah yang telah

ditetapkan, perhitung tingkat kepatuhan dapat di kontrol bahwa pelaksana

program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar.

Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidak pahaman

tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang

berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas

kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya.

Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien akan mematuhi

seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan maka dia tidak

perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut (Sarwono, 1997).

Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tab, dan bermanfaat bila diminum secara

teratur, tablet setiap hari selama kehamilan, Tablet tambah darah diminum

dengan air putih jamgam diminum dengan air teh, susu atau kopi

karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga

manfaatnya menjadi berkurang (Dep kes, 200).

Kadang-kadang tablet tambah darah menimbulkan perasaan tidak enak

seperti sakit perut, tidak enak, mual, susah buang air besar, tinja berwarna hitam,

ini karena kandungan zat besinya tinggi yaitu 200 mg atau 60 mg besi elemental

22

Page 19: Proposal

dan 0,25 mg asam folat untuk mengurangi sebaiknya tablet tambah darah di

minum setelah makan malam atau menjelang tidur, Akan tetapi lebih baik bila

setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang

ambon (Nuri, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa indikator-indikator yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap

kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.

b. pengetahuan tentang cara pemeliharaan tentang kesehatan dan cara hidup

sehat.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa keilmuan tentang pengetahuan dibagi

menjadi 2 yaitu :

a. Pengetahuan secara formal

Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui

tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan

Tinggi.

b. Pengetahuan secara informal

Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup

pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV,

radio atau alat elektronik lainnya) dan media masa (koran, majalah atau buku-

23

Page 20: Proposal

buku pelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan informasi tentang

pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhan

pengetahuan :

1. Tingkat Pendidikan

Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan prilaku positif yang meningkat.

2. Informasi

Seseorang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

3. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

4. Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan

5. Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan Pada

kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi

meminumnya secara rutin, hal ini dapat disebabkan karena faktor

ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak

yang diakibatkan minum tablet zat besi dan penyerapan/respon tubuh

terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan

24

Page 21: Proposal

hemoglobin sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang

berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri,

parasit usus seperti cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang

rendah juga memegang peran penting kaitannya dengan asupan gizi ibu

selama hamil (Herlina, 2007).

Menurut Depkes RI (2002) dalam Niver (2002) faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :

1. Pengetahuan

Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi

didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil

tersebut melakukan pemeriksaan ANC.

Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi (Depkes, 2002).

2. Tingkat Pendidikan

Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh

terhadap kepatuhan ibu meminum tablet besi (Depkes, 2001).

3. Pemeriksaan ANC

Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal

yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali

untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan

ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko

tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga

25

Page 22: Proposal

memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait

lainnya. Dalam setiap kinjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu

hamil apakah persediaannya cukup (Depkes, 2001).

Menurut WHO (1995) manfaat dan kepatuhan ibu hamil

meminum tablet zat besi yaitu :

a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi

Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik

zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu

hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari.

b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari

Menurut Smet (1994), beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu

hamil meminum tablet zat besi antara lain karena faktor program

dan faktor individu yang meliputi :

1) Individu tidak merasa dirinya sakit

2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang

ditimbulkan

3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam

tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama

4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri

lambung

5) Kurang doterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain

dari suplemen besi

26

Page 23: Proposal

6) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin

dan akan menyulitkan dalam persalinan

Menurut WHO (1995) dampak dari ketidakpatuhan ibu hamil

meminum tablet Fe yaitu :

a. Bisa terjadi anemia defisiensi besi

b. Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinandan nifas

Menurut Never (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan

ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu :

a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi

seorang ibu hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat

besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tabelt zat

besi.

b. Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk

mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari.

c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat

besi

d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat

besi setiap hari.

e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi

yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu

hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.

27

Page 24: Proposal

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Teori

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian

Pengetahuan

Tingkat

Pendidikan

Pemeriksaan ANC

Kepatuhan ibu hamil

dalam meminum

tablet zat besi

Patuh :

Mencegah

anemia

Bahaya

kehamilan

persalinan dan

nifas dapat

dihindari

Tidal patuh :

Anemia

defisiensi besi

Meningkatnya

bahaya selama

kehamilan

persalinan dan

nifas

Pengetahuan tentang anemia

Kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi

Page 25: Proposal

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskripsi korelasi dengan tujuan utama

memberikan gembaran tingkat pengetahuan ibu hamil yang mengalami anemia,

memberikan gambaran kepatuhan meminum tablet Fe dan menganalisis hubungan

antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan meminum tablet Fe.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan crossectional

yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor resiko dilakukan

pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan sekali waktu antara faktor resiko

atau paparan dengan penyakit.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus-September 20113 sedangkan

pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan pada bulan 26 Agustus – 21 sep

rC. Populasi dan Sampel

1. Populasi

populasi adalah wilayah generalisasi yang berdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Populasi dari penelitian

ini adalah ibu hamil di puskesmas.

2. Sampel

29

Page 26: Proposal

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karateristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu hamil di puskesmas

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang anemia sebagai

variabel independen dan kepatuhan ibu hamil meminum tablet Fe sebagai variabel

dependen.

D. Definisi Operasional

VariabelDefinisi

OperasionalCara ukur Hasil ukur

Skala Ukur

Independen Tingkat pengetahuan tentang anemia

Dependen Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah

Merupakan kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian anemia, gejala anemia, terapi anemia dan cara meminum tablet besi.

Ketaatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari

Kuesioner 15 item jumlah skor yang diperoleh Jabawan :Benar : 1Salah : 0

Kuesioner 14 item jumlah skor yang diperoleh pertanyaan positif jawaban Ya : 1

Kategori :Tinggi : 10-15Sedang : 5-9 Rendah : 0-4

Kategori :Patuh : 8-14Tidak patuh : 0-7

Ordinal

Ordinal

30

Page 27: Proposal

Tidak : 0Pertanyaan negatif Jawaban Ya : 0Tidak : 1

Data mentah yang didapat dari hasil angket yang diolah kedalam bentuk

tabel distribusi dengan menggunakan komputer dengan beberapa langkah sebagai

berikut (Basuki, 1999).

Pengolahan data yang dilakukan dapat dibagi dalam beberapa tahapan

sebagai berikut :

1. Editing

Melakukan pengecekan kelengkapan data, kesinambungan data dan

keseragaman data sehingga menjamin validitas data.

2. Scoring

Penentuan menilai untuk masing-masing jawaban pada kuisioner.

3. Coding

Pemberian nomer code pada jawaban yang bersifat kategori

4. Data entry

Memasukkan data kedalam komputer

5. Tabulating

Pengelompokan data dalam bentuk tabel sesuai bentuk variabel yang akan

dianalisis

6. Describing

Menggambarkan dan menerangkan data.

7. Analysis

Melakukan uji statistik dengan menggunakan komputer.

ANALISIS DATA

Analisa dengan menggunakan analisis tabel untuk mendapatkan hasil

pengaruh jenis penampungan air untuk keperluan sehari-hari dan pengetahuan

31

Page 28: Proposal

masyarakat terhadap angka bebas jentik di Desa Tropodo, Kecamatan Waru,

Kabupaten Sidoarjo.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

PRAKTEK KERJA LAPANGANILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

Pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi dan pengetahuan ibu hamil

terhadap anemia

KUISIONER PENELITIAN

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama Responden :Alamat :Jumlah :

32