proposal
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA
Disusun oleh :
Azhi Ima Awufi (07700173)
Dhinar Hendra P (06700227)
Laily Yosidian (06700214)
Wirdhatul Arofah ( 07700071)
Yoanita Susilo P (06700059)
Pembimbing :
dr.Suprijati D.Rochadi,MSc
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukkan bahwa 40%
penyebab kematian pada ibu hamil adalah perdarahan, risiko perdarahan ini
akan lebih diperberat apabila ibu hamil menderita anemia (Depkes RI, 2003).
Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada
kehamilannya. Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 %
berada di negara sedang berkembang (WHO, 2005). Prevalensi anemia pada
ibu hamil di negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil di negara
maju (Allen, 2007). Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi,
yaitu 38% -71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di Amerika Serikat
hanya 6% (Saifudin, 2006).
Dari hasil pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang
mengatakan tidak rutin meminum tablet zat besi, anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat
anemia seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersi uteri,
perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum
maupun post partum (Manuaba, 2001).
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dinas kesehatan
propinsi Jawa Tengah mempunyai program suplementasi tablet tambah darah
yang bisa didapatkan di Puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat
menghindari anemia besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan
untuk mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Pada
beberapa ibu hamil, zat besi yang terkandung dalam vitamin kehamilan bisa
menyebabkan sembelit atau diare.
6
Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi,
berkisar antara 10% dan 20% karena defisiensi makanan memegang peranan
yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa
frekuensi itu lebih tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju.
Di BPS Alamanda Ny. Heni parjiman, ibu hamil selalu diberikan
tablet Fe setiap ANC namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui
pentingnya mengkonsumsi tablet Fe sehingga terjadi ketidakpatuhan ibu
hamil untuk meminum tablet Fe.
Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi
diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan
eritrosit ibu, untuk itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari
(Manuaba, 2001).
Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan meningkatnya
resiko berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau
memperburuk kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada
menyatakan bahwa 20% opname di rumah sakit merupakan akibat dari
ketidakpatuhan pasien terhadap aturan pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk
terkena anemia. Pemberian informasi tentang anemia akan bertambah.
Pengetahuan mereka tentang anemia, karena pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi.
Menurut BKKBN (2001) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan
khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada
pelaksanaan program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa
tanggapan
7
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe dan
pengetahuan ibu hamil terhadap anemia di puskesmas waru ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe dan
pengetahuan ibu hamil terhadap anemia di puskesmas waru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada
kehamilan.
b. Menganalisa kepatuhan konsumsi tablet zat besi dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
c. Mengetahui anemia pada ibu hamil di puskesmas waru
d. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil dengan anemia
pada ibu hamil di puskesmas waru
e. Menganalisis hubungan pengetahuan dan anemia pada ibu
hamil
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat :
1. Bagi instansi terkait
a. Sebagai informasi bagi puskesmas Waru dalam melakukan
evaluasi keberhasilan pencatatan dan pelaporan serta
pencapaian target dalam mengatasi kasus anemia pada ibu
hamil.
b. Menambah khasana ilmu pengetahuan untuk dapat
memberikan informasi, tentang program penanggulangan dan
pencegahan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk.
8
c. Sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
a. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
masyarakat tentang anemia pada ibu hamil.
b. Untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
masalah penyakit anemia pada ibu hamil
3. Bagi Peneliti
Untuk dapat melatih peneliti agar bisa berfikir obyektif dalam
menghadapi dan memecahkan masalah tentang penyakit anemia pada
ibu hamil
2. Bagi pengembangan ilmu
Menambah referensi ilmiah tentang faktor yang
mempengaruhi anemia pada ibu hamil dan pengetahuan tentang
anemia pada ibu hamil.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia Pada Kehamilan
Anemia atau sering disebut kurang adalah keadaan dimana darah merah
kurang dari normal.Dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah keadar
Hemoglobin (Hb). Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Anemia pada kehmailan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap
sumber daya manusia.
Anemia hamil disebut “potensial danger to mother and child’anemia
(potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dan semua pihak yang terkaitdlam pelayanan kesehatan pada
masa yang akan dating (Manuaba, 1998).
1. Macam-macam anemia selama kehamilan
a. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah
defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling
berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai
hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu
kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada
kehamilan berikutnya.
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi
besi (Scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu
10
akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg;
sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu
sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total
ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita.
Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan
kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas
dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi
anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama
trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai
penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester
ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan
besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut
dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah
besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan,
neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi
besi ( Arisman, 2007 ).
b. Anemia akibat perdarahan akut
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa
dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah
pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi
pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.
Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan
11
mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah
yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat
perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang
berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa
seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang
yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi
menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa
memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya
3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah
( Sarwono, 2005 ).
c. Anemia pada penyakit kronik
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah
sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit
terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat
sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit
hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,
endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi
antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-
penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi,
infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik
merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia.
Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit
12
peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus
sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid.
Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume
plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan
pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya
terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi
eritropoietin normal (Cavenee dkk,1994).
d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh
menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah
suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan
ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai
pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa
lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri
berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama
kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein
pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah
menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin
(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani
gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama
kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk
13
menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena
kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita
yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa
Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).
e. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,
talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan
paraksismal nokturnal hemoglobinuria
2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat
logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan
lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ-organ vital
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas
dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis
obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang
berulang dapat membantu penderita ini.
f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik
14
Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah
suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai
anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum
tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga
kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,
leukemia, dan gangguan imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan
mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang
menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis
(Young dan Maciejewski, 1997). Pada penyakit yang parah, yang
didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25
persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi,
2007).
2. Penyebab Anemia Kehamilan
a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal
dari sumber hewani yang mudah diserap.
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamialn
c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang
berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.
d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Gultom, 2005).
15
3. Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia
Menurut Indoglobal, (2007) gejala-gejala yang sering muncul pada
anemia :
a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)
b. Nafsu makanan penurun atau anoreksia
c. Sakit kepala
d. Konsentrasi menurun
e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk
f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia
a. Kulit pucat
b. Kuku-kuku jari pucat
c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)
Menurut Sarwono, (2005) Pengaruh Anemia terhadap kehamilan
a. Penyakit yang timbul akibat anemia anemia :
1) Abortus
2) Partus prematurus
3) Partus lama karena inerlia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri
5) Syok
6) Infeksi baik intra partum maupun post partum
7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat
mneyebabkan dekompensasi kordis.
16
b. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang
baik, seperti :
1) Kematian mudigah
2) Kematian perinatal
3) Prematuritas
4) Dapat terjadi cacat bawan
5) Cadangan besi kurang
Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah:
a. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani yang
mudah diserap.
b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil minimal 1 tablet
selama kehamilan
c. Mengantur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana
(KB)
4. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan Zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi
menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan
kehillangan Zatbesi sebesar 30 sampai 40 mgr. Disamping itu kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
17
Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah :
a. Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe
b. Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe
c. Untuk darah janin 100 mgr Fe
Jumlah 900 mgr Fe
Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
mengurus persendian Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada
kehamilan berikutnya (Zulhaida, 2007).
5. Nutrisi penting selama kehamilan
a. Karbohidrat
b. Potein
c. Mineral
d. Vitamin B kompleks
e. Vitamin D
f. Vitamin E
g. Asam folat
h. Zat besi
i. Kasium
18
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia, yakni: penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu obyek tertentu termasuk ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh manusia (Suriasumantri, 1998).
Pengetahuan dikumpulkan dengan tujuan untuk menjawab semua
permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dan untuk
digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya.
Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan
tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,
mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa, peningkatan
pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu
positif dan negatif. Kedua aspek ilmiah yang pada akhirnya akan menentukan
sikap seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif
19
dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap obyek tertentu.
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitive mempunyai 6 tingkatan.
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
20
situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan
hasil penelitian.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya
dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian
tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya:
dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut ber-KB,
tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.
21
C. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah
tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter
atau oleh orang lain (Arisman, 2004).
Menurut Sudarwati (1998) tingkat kepatuihan adalah pengukuran
pelaksanaan kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langklah yang telah
ditetapkan, perhitung tingkat kepatuhan dapat di kontrol bahwa pelaksana
program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar.
Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidak pahaman
tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang
berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas
kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya.
Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien akan mematuhi
seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan maka dia tidak
perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut (Sarwono, 1997).
Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tab, dan bermanfaat bila diminum secara
teratur, tablet setiap hari selama kehamilan, Tablet tambah darah diminum
dengan air putih jamgam diminum dengan air teh, susu atau kopi
karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga
manfaatnya menjadi berkurang (Dep kes, 200).
Kadang-kadang tablet tambah darah menimbulkan perasaan tidak enak
seperti sakit perut, tidak enak, mual, susah buang air besar, tinja berwarna hitam,
ini karena kandungan zat besinya tinggi yaitu 200 mg atau 60 mg besi elemental
22
dan 0,25 mg asam folat untuk mengurangi sebaiknya tablet tambah darah di
minum setelah makan malam atau menjelang tidur, Akan tetapi lebih baik bila
setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang
ambon (Nuri, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa indikator-indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap
kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.
b. pengetahuan tentang cara pemeliharaan tentang kesehatan dan cara hidup
sehat.
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa keilmuan tentang pengetahuan dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Pengetahuan secara formal
Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui
tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan
Tinggi.
b. Pengetahuan secara informal
Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup
pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV,
radio atau alat elektronik lainnya) dan media masa (koran, majalah atau buku-
23
buku pelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan informasi tentang
pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhan
pengetahuan :
1. Tingkat Pendidikan
Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
perubahan prilaku positif yang meningkat.
2. Informasi
Seseorang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.
3. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.
4. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan
5. Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan Pada
kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi
meminumnya secara rutin, hal ini dapat disebabkan karena faktor
ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak
yang diakibatkan minum tablet zat besi dan penyerapan/respon tubuh
terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan
24
hemoglobin sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang
berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri,
parasit usus seperti cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang
rendah juga memegang peran penting kaitannya dengan asupan gizi ibu
selama hamil (Herlina, 2007).
Menurut Depkes RI (2002) dalam Niver (2002) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi
didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil
tersebut melakukan pemeriksaan ANC.
Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi (Depkes, 2002).
2. Tingkat Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh
terhadap kepatuhan ibu meminum tablet besi (Depkes, 2001).
3. Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal
yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali
untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan
ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko
tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga
25
memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait
lainnya. Dalam setiap kinjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu
hamil apakah persediaannya cukup (Depkes, 2001).
Menurut WHO (1995) manfaat dan kepatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi yaitu :
a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi
Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik
zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu
hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari.
b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari
Menurut Smet (1994), beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu
hamil meminum tablet zat besi antara lain karena faktor program
dan faktor individu yang meliputi :
1) Individu tidak merasa dirinya sakit
2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang
ditimbulkan
3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam
tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama
4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri
lambung
5) Kurang doterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain
dari suplemen besi
26
6) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin
dan akan menyulitkan dalam persalinan
Menurut WHO (1995) dampak dari ketidakpatuhan ibu hamil
meminum tablet Fe yaitu :
a. Bisa terjadi anemia defisiensi besi
b. Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinandan nifas
Menurut Never (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan
ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu :
a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi
seorang ibu hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat
besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tabelt zat
besi.
b. Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk
mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari.
c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat
besi
d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat
besi setiap hari.
e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi
yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu
hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.
27
BAB III
KERANGKA KERJA PENELITIAN
A. Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian
Pengetahuan
Tingkat
Pendidikan
Pemeriksaan ANC
Kepatuhan ibu hamil
dalam meminum
tablet zat besi
Patuh :
Mencegah
anemia
Bahaya
kehamilan
persalinan dan
nifas dapat
dihindari
Tidal patuh :
Anemia
defisiensi besi
Meningkatnya
bahaya selama
kehamilan
persalinan dan
nifas
Pengetahuan tentang anemia
Kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian deskripsi korelasi dengan tujuan utama
memberikan gembaran tingkat pengetahuan ibu hamil yang mengalami anemia,
memberikan gambaran kepatuhan meminum tablet Fe dan menganalisis hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan meminum tablet Fe.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan crossectional
yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor resiko dilakukan
pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan sekali waktu antara faktor resiko
atau paparan dengan penyakit.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus-September 20113 sedangkan
pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan pada bulan 26 Agustus – 21 sep
rC. Populasi dan Sampel
1. Populasi
populasi adalah wilayah generalisasi yang berdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Populasi dari penelitian
ini adalah ibu hamil di puskesmas.
2. Sampel
29
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karateristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil di puskesmas
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang anemia sebagai
variabel independen dan kepatuhan ibu hamil meminum tablet Fe sebagai variabel
dependen.
D. Definisi Operasional
VariabelDefinisi
OperasionalCara ukur Hasil ukur
Skala Ukur
Independen Tingkat pengetahuan tentang anemia
Dependen Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
Merupakan kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian anemia, gejala anemia, terapi anemia dan cara meminum tablet besi.
Ketaatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari
Kuesioner 15 item jumlah skor yang diperoleh Jabawan :Benar : 1Salah : 0
Kuesioner 14 item jumlah skor yang diperoleh pertanyaan positif jawaban Ya : 1
Kategori :Tinggi : 10-15Sedang : 5-9 Rendah : 0-4
Kategori :Patuh : 8-14Tidak patuh : 0-7
Ordinal
Ordinal
30
Tidak : 0Pertanyaan negatif Jawaban Ya : 0Tidak : 1
Data mentah yang didapat dari hasil angket yang diolah kedalam bentuk
tabel distribusi dengan menggunakan komputer dengan beberapa langkah sebagai
berikut (Basuki, 1999).
Pengolahan data yang dilakukan dapat dibagi dalam beberapa tahapan
sebagai berikut :
1. Editing
Melakukan pengecekan kelengkapan data, kesinambungan data dan
keseragaman data sehingga menjamin validitas data.
2. Scoring
Penentuan menilai untuk masing-masing jawaban pada kuisioner.
3. Coding
Pemberian nomer code pada jawaban yang bersifat kategori
4. Data entry
Memasukkan data kedalam komputer
5. Tabulating
Pengelompokan data dalam bentuk tabel sesuai bentuk variabel yang akan
dianalisis
6. Describing
Menggambarkan dan menerangkan data.
7. Analysis
Melakukan uji statistik dengan menggunakan komputer.
ANALISIS DATA
Analisa dengan menggunakan analisis tabel untuk mendapatkan hasil
pengaruh jenis penampungan air untuk keperluan sehari-hari dan pengetahuan
31
masyarakat terhadap angka bebas jentik di Desa Tropodo, Kecamatan Waru,
Kabupaten Sidoarjo.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
PRAKTEK KERJA LAPANGANILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
Pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi dan pengetahuan ibu hamil
terhadap anemia
KUISIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama Responden :Alamat :Jumlah :
32