proposal

Upload: moh-arif-raziqy

Post on 02-Nov-2015

240 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pembangkit listrik terbarukan , homer, surya, solar cell

TRANSCRIPT

ROBOT MOBILE

1. Judul Tugas AkhirStudi Perencanaan Ketahanan Energi Listrik di Pulau Karimun Jawa Dengan Model Sistem Tenaga Listrik Terdistribusi. 2. Latar Belakang MasalahEnergi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat karena hampir semua aktivitas manusia memerlukan energy dengan berbagai bentuknya. Kebutuhan untuk penerangan, proses industri atau untuk menggerakkan peralatan rumah tangga diperlukan energi listrik, serta masih banyak peralatan di sekitar kita bergantung operasinya dengan energi. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman serius, yakni:

a. Menipisnya cadangan minyak bumi.

b. Kenaikan / ketidak stabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari produksi minyak

c. Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil.

Semakin meningkatnya permintaan daya ditambah sumber energi tak terbarukan yang semakin menipis yakni bahan bakar fosil menyebabkan dibutuhkannya suatu sumber energi alternatif yang menggunakan energi terbarukan, seperti energi air, energi angin, energi gelombang laut, energi biomassa dan energi surya.

Pengurangan penggunaan sumber energi fosil secara konvensional merupakan konsekuensi logis untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Namun demikian, karena tingginya ketergantungan teknologi terhadap bahan bakar fosil, ditambah masih belum kompetitifnya harga sumber energi baru dan terbarukan, menyulitkan berbagai negara, terutama negara dengan kemampuan finansial dan teknologi terbatas (seperti Indonesia), untuk beralih dari sumber energi fosil. Untuk memperluas sistem jaringan distribusi, salah satu kriteria yang perlu dipenuhi adalah efisiensi yang besar,tanpa mengabaikan aspek ekonomi. Efisiensi yang baik akan dicapai bila susut tegangan dapat ditekan sekecil mungkin. Susut pada sistem jaringan distribusi menjadi salah satu pertimbangan, baik dalam perencanaan maupun pengoperasian, karena mempengaruhi biaya investasi (Gonen, 1986).

Pertumbuhan konsumsi ini masih didominasi oleh energi fosil dalam bauran (energy mix). Pada 2013, sebesar 94,3 persen dari total kebutuhan energi nasional dipenuhi dari energi fosil, yaitu sebesar 1.357 juta setara barel minyak (SBM), sisanya sebesar 5,7 persen dipenuhi dari energi hijau atau energi baru dan terbarukan (EBT). (Hikam,2015:6)Permintaan energy listrik yang tumbuh pesat dari tahun-ketahun bisa dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel 1 Perkembangan Jumlah Pelanggan [ribu pelanggan]

Sumber : RUPTL PLN 2015-2025Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi tenaga air yang dapat dikembangkan mencapai 360 MW dan panas bumi yang diperkirakan mencapai 1.981 MWe yang tersebar di 14 lokasi yaitu Banyugaram, Bumiayu, Baturaden - G. Slamet, Guci, Mangunan Wanayasa, Candradimuka, Dieng, Krakal, Panulisan, G. Ungaran, G. Umbul Telomoyo, Kuwuk, G. Lawu dan Klepu serta potensi dari batubara sebesar 0,82 juta ton.Indonesia dikenal sebagai negeri seribu pulau. Situasi inilah menyebabkan penyebaran sistem tenaga listrik yang tidak merata disetiap wilayah dan memaksa pulau-pulau terpencil untuk menggunakan generator diesel guna memperoleh sumber daya listrik, sebagai contoh pulau Karimun Jawa. Dengan memanfaatkan sumber energi lain seperti energi angin, matahari dan menghibridkan kedua sumber energi listrik tersebut guna membantu suplai daya dan juga pengurangan penggunaan bahan bakar fossil yang semakin lama semakin menipis.Karimun Jawa adalah suatu pulau di bagian utara dari Kota Jepara, Jawa Tengah yang berpotensi besar di dalam pariwisata. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke pulau tersebut.Pemandangan bawah laut yang memukau dan sangat memanjakan mata bagi siapa pun yang mengunjungi pulau tersebut dan banyaknya pantai pantai alami yang masih bersih yang siap dinikmati oleh pelancong. Pulau yang mempunyai luasan kurang lebih 78 km2 ini mempunyai dua pulau besar yaitu Karimun Jawa (2700 ha) dan Kemojan (1400 ha). Di daerah tersebut banyak potensi-potensi pembangkit tenaga listrik alternatif yang diharapkan digunakan untuk mensuplai energi listrik para penduduk yang berjumlah sekitar 9000 jiwa tersebut. Diantaranya ada sumber energi alternatif angin,cahaya,dan pasang surut air laut.

Di daerah tersebut menggunakan PLTD. Jenis pembangkit yang menggunakan bahan bakar fossil ini yang sementara ini mensuplai daya listrik pada pulau tersebut. Bahan bakar fossil memang cara yang mudah dan murah dalam membangkitkan tenaga listrik belakangan ini, tetapi semakin lama bahan bakar ini akan cepat habis apabila digunakan terus menerus. PLTD disana sebenarnya cukup untuk mensuplai konsumsi listrik yang dibutuhkan oleh penduduk, tetapi karena semakin lama mahalnya biaya bahan bakar untuk PLTD ke daerah tersebut dan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka suplai daya yang didistribusikan hanya 12 jam saja yaitu pada pukul 16.00 sampai dengan 06.00 WIB.Ditambah lagi karena Karimun Jawa merupakan kepulauan, harus disuplai bahan bakar menggunakan transportasi laut (kapal) dan kelancaran transportasi ini bergantung cuaca dan keandalan kapal pengangkut.Untuk mendukung kebutuhan listrik yang ada disana bisa dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan (renewable) yang ada di daerah tersebut. Potensi angin disana cukup besar untuk dapat digunakan dalam pembangkitan listik. Karena daerah tersebut berlokasi di daerah pesisir pantai yang memungkinkan angin berhembus kencang.

Studi analisis pembangkit listrik tenaga angin ini diharapkan dapat menjadi solusi terbaik untuk membantu suplai daya dan mengurangi pemakaian bahan bakar fossil di pulau tersebut. Selain cocok dengan kontur lokasinya, pembangkitan ini juga ramah lingkungan sehingga tetap bisa menjaga ekosistem biota laut yang selama ini menjadi ujung tombak mata pencaharian disana.Penggunaan pembangkit skala kecil yang terhubung ke sistem distribusi lokal yang sering disebut Distributed Generation (DG) memberi pengaruh tersendiri dalam sistem tenaga listrik. Karakteristik DG adalah skala kecil biasanya antara 50 kW sampai 400 MW, terdistribusi dan dekat dengan pusat beban (closed to load), interkoneksi dengan sistem distribusi, membatasi pembangunan jaringan transmisi dan memiliki aliran daya satu arah. Pembangkit ini ramah lingkungan, membatasi pembangunan jaringan transmisi baru, andal dalam merespon perubahan beban, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, deregulasi dalam pasar kelistrikan dan sejumlah keuntungan lainnya (Viawan, F.A., 2008). Dengan semakin luasnya jaringan tenaga listrik akibat permintaan listrik yang semakin besar, menyebabkan adanya jarak yang cukup jauh antara pusat-pusat pembangkit dengan pusat-pusat beban. Jarak yang cukup jauh tersebut akan menyebabkan pengurangan daya, karena dalam pengiriman daya dari pembangkit sampai ke konsumen atau pelanggan terdapat rugi-rugi daya dan juga penurunan tegangan. Untuk mengatasinya, ada salah satu solusi yang cukup menjanjikan yakni dengan memasang distributed generation (DG) atau pembangkit terdistribusi yang memiliki kapasitas daya yang lebih kecil dari pembangkit utamanya.. DG yang biasa digunakan antara lain pembangkit tenaga angin, mikrohidro atau pikohidro, pembangkit tenaga surya, combined heat and power (CHP). 3. Perumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah yang harus diselesaikan, yaitu bagaimana merencanakan kembali ketahanan Energi Listrik di Pulau Karimun Jawa dengan menghibridkan pembangkit fosil dan potensi EBT di Pulau Karimun Jawa menggunakan Software HOMER.

4. Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Software yang digunakan untuk simulasi adalah HOMER 3.2.2.0b. Data-Data Potensi Angin, Air dan Surya diperoleh dari ESDM Jawa Tengah.c. Simulasi ini berdasarkan perencaan secara tehnis dan ekonomis untuk memperoleh perhitungan biaya minimal.d. Pengolahan potensi EBT di Pulau Karimun Jawa hanya pada Angin dan Tenaga Surya (Photovoltaic)

e. simulasi kombinasi pembangkit fosil dan EBT untuk mencari nilai operasi ekonomis dan tehnis yang meliputi penjadwalan operasi.5. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari Tugas akhir ini adalah Mengkaji potensi dan ketersediaan pembangkit energy listrik dengan berbagai karakteristiknya di Pulau Karimun Jawa, yang memungkinkan dilakukan integrasi secara teknis pada jaringan distribusi setempat sehingga dapat disimulasikan dalam konsep pembangkitan terdistribusi. Pembangkitan Terdistribusi dengan menekankan pada potensi Energi terbarukan yang disimulasikan menggunakan software HOMER dapat menurunkan biaya pembangkitan.6. Tinjauan Pustaka6.1 Potensi Energi Listrik di Jawa Tengah

Saat ini Provinsi Jawa Tengah telah berhasil memberikan kelistrikan kepada 6.670.768 KK dari total penduduk Jawa Tengah yang berjumlah 8.704.693 KK. Sisanya 2.033.925 KK masih menunggu untuk mendapatkan layanan kelistrikan dari pemerintah provinsi. Dengan begitu rasio elektrifikasi di Jawa Tengah sudah mencapai 76,63% dan dusun yang belum berlistrik sebanyak 4.406. Jawa Tengah sebenarnya memiliki potensi ketenagalistrikan cukup besar. Karenanya daerah ini masuk dalam interkoneksi Jawa-Bali, dengan kapasitas pembangkit 4.4661,30 MW dan beban puncak mencapai 2.988,22 MW. Kegiatan pengembangan energi yang dilakukan di Jawa Tengah, antara lain, pengoperasian empat unit PLTU Tanjung Jati B dengan kapasitas total 2.800 MW, PLTU Rembang Unit II yang akan diinterkoneksi dengan saluran grid 150 KV. Ada pula pembangunan PLTU Batang 2 x 1.000 MW (2012), dan PLTU Adipala Cilacap dengan kapasitas 660 MW (direncanakan beroperasi 2014). Pemberdayaan potensi energi lain pun terus dilakukan. Misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebanyak 31 unit dengan kapasitas total 3,145 MW, PLTMH di Desa Kayupuring dan Desa Sidomulyo, Kabupaten Pekalongan, yang masing-masing berkapasitas 25 MW dan telah beroperasi sejak Oktober 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pekalongan, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Karimunjawa, maupun pembangunan jaringan listrik di perdesaan. Rencananya, dilakukan penambahan pembangkit interkoneksi di Jawa Tengah. Antara lain, PLTU Rembang Unit 2, PLTMH Sigebang, PLTMH Rakit, PLTMH Kincang, PLTMH Singgi (keempatnya di Banjarnegara), PLTMH Merden (Kebumen), dan PLTM Logawa (Banyumas). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus memperluas pembangunan jaringan listrik pedesaan, yang difokuskan pada pengembangan jaringan tegangan rendah (JTR). Tahun 2012 lalu pengembangan JTR dilakukan di 14 desa. Selain itu dilakukan pembangunan PLTS SHS (solar home system) yang hingga Juli 2012 telah mencapai 4.815 unit di 17 kabupaten, di samping pembangunan PLTS komunal yang hingga kini telah dilakukan di tujuh desa. Pengembangan Panas Bumi juga terus dilakukan dengan melaksanakan lelang di WKP Ungaran , Guci dan Baturaden Dalam rangka mengurangi ketergantungan energi fosil dan substitusi minyak tanah dan LPG telah dikembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT). 6.2 Pembangkitan Terdistribusi.

Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) 1547 (2003) mendefinisikan DG sebagai pembangkit tenaga listrik yang dihubungkan ke daerah Electrical Power System (EPS) melalui titik common coupling. Daerah EPS adalah fasilitas yang mengirimkan tenaga listrik ke beban yang dilayani oleh EPS lokal. Titik di mana EPS lokal dihubungkan ke daerah EPS disebut sebagai titik common coupling point (PCC). IEEE juga mendefinisikan distributed resources (DR) sebagai sumber tenaga listrik yang tidak terhubung langsung ke jaringan transmisi

Akhir-akhir ini penelitian tentang Distributed Generation (DG) atau pembangkit terdistribusi semakin diminati, dimana DG yang menggunakan sumber energi baru dan terbarukan, ramah terhadap lingkungan merupakan salah satu sumber energi listrik masa depan, selain itu pemasangan distributed generation juga bisa memperbaiki aliran daya, profil tegangan, dan kualitas tenaga listrik, sebuah penelitian (Chiradeja dan Ramakumar, 2003) dengan menggunakan pendekatan probabilistik dan non probabilistik untuk memperbaiki profil tegangan jaringan distribusi tenaga listrik dengan menggunakan turbin angin yang bertindak sebagai distributed generation. Penelitian ini menggunakan pendekatan probabilistic dan non-probabilistik untuk mengoptimalkan lokasi, ukuran, dan faktor daya turbin angin. Pendekatan probabilistic sedikit lebih akurat tetapi lebih rumit. Kedua metode menunjukan bahwa peningkatan profil tegangan ketika kapasitas distributed generation dinaikan atau dipindahkan kesuatu lokasi yang lebih dekat dengan beban. Penelitian ini menunjukan tegangan pada beban mengalami peningkatan sebesar 0,005 p.u ketika jarak distributed generation dari beban dirubah dari 80% menjadi 0%. Penelitian ini juga menunjukan bahwa tegangan pada beban meningkat sebesar 0,01 p.u, ketika daya yang dibangkitkan turbin angin dinaikan dari 0,08 p.u menjadi 0,32 p.u.

Ramesh, dkk (2009) menjelaskan secara detail bagaimana pengaruh rekonfigurasi jaringan dapat mengurangi rugi-rugi daya saluran. Pemasangan kapasitor juga menjadi alternatif solusi dalam mengurangi rugi daya. Metode penempatan kapasitor serta ukuran yang tepat memberikan pengurangan rugi daya. Bagian akhir, penulis memperkenalkan metode baru yaitu pemasangan DG juga menjadi solusi dalam mengurangi rugi-rugi daya. Rugi daya berhubungan dengan tingkat efisiensi pengiriman daya ke konsumen, semakin tinggi losses maka efisiensi akan semakin menurun dan sebaliknya. Hal lain yang diungkapkan oleh Ramesh adalah jatuh tegangan dipengaruhi oleh panjangnya jaringan distribusi radial yang melayani beban yang besar. Nasser G. A. Hemdan, and Michael Kurrat (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh pembangkitan terdistribusi yang kapasitas dan lokasi penempatan juga bisa meningkatkan kestabilan tegangan pada jaringan distribusi. Analisis dilakukan dengan mengevaluasi indeks kestabilan tegangan dalam keadaan tunak pada masing-masing simpul dari sistem distribusi (perhitungan aliran daya dengan menggunakan metode Newton-Raphson). Kapasitas optimal dan lokasi-lokasi yang berbeda untuk melihat pengaruh penempatan DG. Borges dan Falco (2003), juga melakukan penelitian tentang penempatan atau lokasi dari DG bisa mengurangi susut daya pada sistem distribusi tenaga listrik.6.3 Aplikasi HOMER untuk Potensi EBT Pulau Karimun JawaHOMER adalah suatu model sistem pembangkit skala kecil (micropower) untuk mempermudah dalam mengevaluasi desain dari jaringan tunggal (off-grid) maupun jaringan yang terkoneksi dengan sistem (grid-connected). Perangkat lunak ini melakukan perhitungan keseimbangan energi untuk setiap 8.760 jam dalam setahun. Kemudian menentukan konfigurasi yang layak, apakah dapat memenuhi kebutuhan listrik di bawah kondisi yang ditentukan, perkiraan biaya instalasi dan sistem operasi selama masa proyek.

HOMER adalah singkatan dari the Hybrid Optimisation Model for Electric Renewables, salah satu toolpopuler untuk desain sistem PLH menggunakan energi terbarukan. HOMER mensimulasikan dan mengoptimalkan sistem pembangkit listrik baik stand-alone maupun grid-connected yang dapat terdiri dari kombinasi turbin angin, photovolaic, mikrohidro, biomassa, generator (diesel/bensin), microturbine, fuel-cell, baterai, dan penyimpanan hidrogen, melayani beban listrik maupuntermal. HOMER mensimulasikan operasi sistem dengan menyediakan perhitungan energy balance untuk setiap 8,760 jam dalam setahun. Jika sistem mengandung baterai dan generator diesel/bensin, HOMER juga dapat memutuskan, untuk setiap jam, apakah generator diesel/bensin beroperasi dan apakah baterai diisi atau dikosongkan. Selanjutnya HOMER menentukan konfigurasi terbaik sistem dan kemudian memperkirakan biaya instalasi dan operasi sistem selama masa operasinya (life time costs) seperti biaya awal, biaya penggantian komponen-komponen, biaya O&M, biaya bahan bakar, dan lain-lain.

Saat melakukan simulasi, HOMER menentukan semua konfigurasi sistem yang mungkin, kemudian ditampilkan berurutan menurut net presents costs- NPC (atau disebut juga life cycle costs). Jika analisa sensitivitas diperlukan, HOMER akan mengulangi proses simulasi untuk setiap variabel sensitivitas yang ditetapkan. Error relatif tahunan sekitar 3% dan error relative bulanan sekitar 10% .Gambar 1 menunjukkan arsitektur HOMER, yang diambildari Fung et al. (2002) dengan sedikit modifikasi.Ada tiga bagian utama HOMER; input, simulasi dan output.

Gambar 1. Arsitektur simulasi dan optimasi HOMERDitto,dkk (2013) menjelaskan Dengan memanfaatkan sumber energi lain seperti energi angin dan menghibridkan kedua sumber energi listrik tersebut guna membantu suplai daya dan juga pengurangan penggunaan bahan bakar fossil yang semakin lama semakin menipis, maka dengan bantuan software HOMER dapat dilakukan pengoptimasian konfigurasi PLTHybrid (Diesel-Angin) di Pulau Karimun Jawa. Didapat konfigurasi PLTHybrid dengan penggabungan tipe cycle charge/battery storage dengan satu buah generator diesel 400 kW dan 72 turbin angin 800 W dengan melakukan pembagian suplai daya dan pola operasi generator guna mengurangi pemakaian BBM. Besar nilai Net Present Cost (NPC) yang menurun sebesar 56,91% dari PLTD existing. Tetapi konfigurasi ini memiliki Capital Cost sebesar $3563 serta dalam pengadaan komponen PLTHybrid dan biaya perawatan sebesar $213.326 per tahunnya. Konfigurasi ini pun juga dapat mengurangi pemakaian BBM sebesar 67,69 % dari PLTD existing.

Besar daya beban yang tersambung di Pulau Karimun Jawa adalah 500 kVA atau sebesar 400 kW dan jumlah pemakaian energi yang ada di pulau Karimun Jawa dengan total 844 pelanggan adalah 234,236 kVA atau 187,388 kW

Pada sistem perencanaan PLTHybrid (Diesel-Angin) di pulau Karimun Jawa ini adalah dengan penggabungan cycle charging/battery storage yaitu PLTD juga mengisi daya pada baterai dengan kelebihan energi yang dihasilkannya. Dengan penjadwalan operasi PLTD maka dengan adanya PLTAngin dapat membantu penyuplaian daya sebesar 7% dari total beban yang ada.

Pada analisis segi ekonomis, penggunaan konfigurasi PLTHybrid (Diesel-Angin) semakin banyak energi terbarukan yang digunakan, maka Capital Cost juga sangat besar. Tetapi, berdasarkan nilai NPC yang rendah yaitu $2.381.496 atau berkurang 56,91% dari konfigurasi PLTD yaitu sebesar $4.184.135 dan pemakaian BBM yang rendah yaitu $214.456 /tahun atau berkurang 67,69% dari pemakaian sebelumnya, maka penggunaan BBM semakin berkurang mengingat BBM adalah salah satu aspek terbesar pada pengeluaran biaya.7. Metode Penelitian

Agar tugas akhir ini dapat memberikan hasil yang baik, maka dalam penyusunan laporan ini diperlukan berbagai macam data, keterangan serta informasi penting lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber layak yang didasarkan pada :

1. Objek Penelitian

Objek penelitian pada tugas akhir ini adalah Ketahanan Energi Listrik di Pulau Karimun Jawa.

2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data-data yang relevan dengan permasalahan. Dalam hal ini data-data tersebut terbagi dalam dua jenis yaitu :

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari ESDM di Jawa Tengah.b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui jurnal-jurnal penelitian dan buku-buku yang berkaitan dengan tugas akhir ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis dan sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi dengan bertanya secara langsung kepada nara sumber (dosen dan praktisi lapangan), dimana peneliti bisa mengambil kesimpulan dari penjelasan yang diberikan dalam proses wawancara.

b. Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui penglihatan dan pendengaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari catatan atau dokumen yang ada dan dianggap relevan dengan permasalahan dalam tugas akhir ini.

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi literatur atau studi pustaka landasan teoritis bagi penyusun.

4. Pengolahan Data

a. Analisa

Penyusun menganalisa permasalahan yang ada pada hasil pengkajian dan menganalisa dengan software HOMER kemudian merumuskan masalah-masalah yang perlu dipecahkan.

b. Desain

Pada penelitian ini menggunakan desain yang disimulasikan dalam bentuk pengadaan dan penjadwalan pembangkit listrik, dimana pembuatan pemodelan tersebut setelah adanya pengambilan data pada obyek Sistem Ketahanan Energi Listrik di Pulau Karimun Jawa. Pemodelan ini dibuat dengan Pemodelan Jaringan Distributed Generation.8. Diskripsi Tugas Akhir

Tugas akhir ini yaitu menganalisa berbagai pembangkit energi terbarukan di Pulau Karimun Jawa yang sudah ada dan potensi yang bisa diadakan, kemudian direkonstruksi ulang dari format sebelumnya yang berupa pembangkit terpusat menjadi pembangkit tersebar atau Distributed Generation (DG) sehingga dapat membantu mengatasi krisis energi fosil yang terjadi di Indonesia. Dan juga mampu menurunkan biaya pembangkitan di Pulau Karimun Jawa.9. Relavansi

Kehandalan sistem yang meliputi kontinyuitas energy listrik, kapasitas supply dan kecukupan pemenuhan permintaan adalah hal yang perlu diupayakan dalam pengusahaan listrik. Otomasi sistem yang dibangun berdasarkan karakteristik pembangkitan dan penggunaan akan menurunkan jumlah energy yang dicadangkan dan dikonsumsi dalam sistem konvensional. Dengan sistem Distrubuted Generation dapat mengkoordinasikan sistem tenaga listrik berdasar skala prioritas pembangkitan dengan biaya yang paling murah dengan kecukupan produksi yang diinginkan. Akan terjadi penghematan secara siknifikan pada biaya bahan bakar, operasional pembangkit dan biaya penyalurannya. Sistem ini akan menempatkan pembangkit yang berkarakter produksi diskontinyu dapat berperan penting dalam mencukupi kebutuhan, sehingga pembangkit dengan energy terbarukan akan semakin diminati.

10. Jadwal Kegiatan

Tabel 2 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir

Nama KegiatanBulan

123456

1. Persiapan

Mengajukan judul

Pemaparan proposal

2. Audit Potensi Energi Awal

3. Laporan BAB I dan BAB II

4. Laporan BAB III

5. Laporan BAB IV

6. Laporan BAB V

7. Seminar, Sidang dan Ujian Tugas Akhir

8. Selesai

11. Daftar Pustaka

1. Ramesh,L.,Chowdhury,S.P.,Natarajan,A.A.,Gaunt,C.T.,2009, Minimization of Power Loss in Distribution Networks by Different Techniques, International Journal of Electrical Computer Engineering 2:1.

2. Gonen. T., 1986, Electric Power Distribution System Engineering, McGraw-Hill, New York.

3. Chiradeja. P, and Ramakumar. R., A Probabilistic Approach to The Analysis of Voltage Profile Improvement with Distributed Wind Electric Generation, in Proc. 32nd Annual Frontiers of Power Conf, Stillwater, UK, pp. XII 1-10, October 2001

4. C.L.T. Borges, D.M. Falco, Impact of Distributed Generation Alocation and Sizing on Reliability, Losses and Voltage Profile, Power tech Conference Proceeding, vol. 2, Bologna, Italy, June 23-26, 2003

5. _________________, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2015-2024

6. _________________, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Yogyakarta (DJTY) 7. Wijaya, Taufik Chemistryadha.,2013, Optimasi Potensi Energi Terbarukan Untuk Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Di Desa Margajaya Bengkulu Utara Menggunakan Perangkat Lunak Homer. Semarang: UNDIP8. Kunaifi, 2010, Program HOMER untuk Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Hybrida Di Propinsi Riau. Riau: UIN Sultan Syarif Kasim Riau. 9. Ditto. Adi Permana.,Unggul Wibawa.,Teguh Utomo., 2013, Studi Analisis Pembangkit Listrik Hybrid (Diesel-Angin) di Pulau Karimun Jawa. Malang:UB Sumber : RUPTL PLN 2015-2024 DJTY

Wijaya, Taufik Chemistryadha., Optimasi Potensi Energi Terbarukan Untuk Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Di Desa Margajaya Bengkulu Utara Menggunakan Perangkat Lunak Homer. UNDIP, Semarang, 2013

Kunaifi, Program HOMER untuk Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Hybrida Di Propinsi Riau. UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Riau, 2010

14