proposal

Download Proposal

If you can't read please download the document

Upload: dian-herina-al-fahruddin

Post on 23-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proposal

TRANSCRIPT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIADI RSUD KABUPATEN ..............TAHUN 2009PROPOSAL PENELITIANDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikanProgram Studi Diploma III KebidananSTIKes ..............OlehNIM.PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANANSTIKes ..............2010 BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan di Indonesia dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya kualitas kesehatan penduduk yangantara lain ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi, anak,balita, dan ibu, serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang.Masih tingginya angka kematian tersebut diakibatkan beberapa penyakitmenular serta kecenderungan semakin meningkatnya penyakit tidak menular,kesenjangan kualitas kesehatan, dan akses terhadap pelayanan kesehatan yangkurang bermutu antar wilayah/daerah, gender, dan antar kelompok statussosial ekonomi, belum memadainya jumlah tenaga kesehatan, penyebaran,komposisi, dan mutu, serta terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan danbelum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan (Departemen Kesehatan RI,2005).Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak halyang perlu diperhatikan, salah satu diantaranya yang dipandang mempunyaiperanan yang cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.Adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah upaya yang diselenggarakan secar a mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasiuntuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah danmenyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,keluarga, kelompok dan masyarakat. (Saifuddin AB, 2006).Upaya pemerintah yang nyata guna meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat salah satunya difokuskan pada program kesehatan ibu dan anak disetiap layanan kesehatan. Program kesehatan ibu dan anak yang telahdilaksanakan selama ini bertujuan untuk meningkatkan status derajatkesehatan ibu dan anak serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) danAngka Kematian Bayi (AKB). Untuk itu diperlukan upaya pengelolaanprogram kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk memanfaatkan danmeningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secaraefektif dan efisien (Departemen Kesehatan RI, 2008).Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masihmemprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih tingginya AngkaKematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan dataBadan Pusat Statistik Indonesia tahun 2007, AKI di Indonesia menunjukkanangka 248 per 100.000 kelahiran hidup, AKB menunjukkan angka yangmasih tinggi yaitu 34 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian bayibaru lahir salah satunya disebabkan oleh asfiksia (27%) (SKRT, 2007) yangmerupakan penyebab kedua kematian bayi baru lahir setelah BBLR(Departemen Kesehatan RI, 2008). Di Provinsi Jawa Barat tahun 2007 Angka Kematian Ibu menunjukkanangka yang cukup tinggi mencapai 98 per 1.000 kelahiran hidup, denganAngka Kematian Bayi tahun 2008 sedikitnya mencapai 38 per 1.000kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir salah satunya akibathipoksia intra uterus dan asfiksia lahir (29,39 %) (Dinas Kesehatan ProvinsiJawa Barat, 2008).Angka Kematian Ibu maternal pada tahun 2008 di Kabupaten.............. sebesar 131 per 1000 kelahiran hidup diantaranya disebabkan akibatperdarahan (25%), eklampsi (7,14%), infeksi (7,14%), dan faktor lain(60,71%) . Jumlah kasus kematian bayi mencapai 106 per 1000 kelahiranhidup dengan penyebab utama terbesar akibat Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) (24,5%) danIntra Uterin Fetal Death(IUFD) (22,9%) dan asfiksia(8,11%) (Dinas Kesehatan Kabupaten .............., 2009).Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafasspontan dan teratur setelah lahir lahir atau beberapa saat setelah lahir dandapat menimbulkan komplikasi (Bagus I, 2005).Berdasarkan data hasil rekam medik Di BRSUD Cideres tahun 2009dari jumlah 607 sebanyak 96 bayi dengan kejadian asfiksia (15,82%). DiRSUD .............. pada tahun 2008 diketahui dari jumlah bayi yang dirawatsebanyak 789 bayi didapatkan dengan kejadian asfiksia sebanyak 136 bayi(17,24%), sedangkan pada tahun 2009 dari jumlah bayi yang dirawatsebanyak 1159 terdapat bayi normal (4,47%), asfiksia (16,31%), BBLR (14,92%), dan faktor lain (67,23%) dengan angka kematian bayi akibatasfiksia sebanyak 36 bayi (19,1%).Hal ini menunjukkan kejadian asfiksia di RSUD .............. (16,31%)lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian asfiksia di BRSUD Cideres(15,82%). Pada penelitian ini diprediksi faktor-faktor yang menyebabkanasfiksia di objek penelitian diantaranya berhubungan dengan berat badanlahir, jenis persalinan, dan jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan danlain-lain..Faktor-faktor yang menyebabkan kejadian asfiksia diantaranya faktoribu, faktor tali pusat, dan faktor bayi Adanya hipoksia dan iskemia jaringanmenyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yangberperan pada kejadian asfiksia (JNPK-KR, 2007).Berdasarkan hal itu maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalahtersebut dalam penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungandengan Kejadian Asfiksia Di RSUD .............. Tahun 20091.2 Rumusan MasalahHasil rekam medik di RSUD .............. tahun 2009 kajadian asfiksia(16,31%) dari jumlah bayi yang dirawat sebanyak 1159 dengan angkakematian bayi akibat asfiksia sebanyak 36 bayi ( 19,1%). Sehingga rumusanmasalahnya adalah Adakah faktor- faktor yang berhubungan dengankejadian asfiksia di RSUD .............. tahun 2009? 1.3 Ruang LingkupRuang lingkup dalam penelitian ini yang dibatasi pada faktor-faktoryang berhubungan dengan kejadian asfiksia adalah berat badan lahir bayi,jenis persalinan ibu, dan jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan. Datayang diteliti adalah data sekunder berupa data register bayi di RSUD.............. tahun 2009.1.4 Tujuan1.4.1 Tujuan UmumDiketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadianasfiksia di RSUD .............. tahun 2009.1.4.2 Tujuan Khusus1.4.2.1 Diketahuinya gambaran kejadian asfiksia di RSUD .............. tahun 2009.1.4.2.2 Diketahuinya gambaran faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia(berat badan lahir bayi, jenis persalinan, dan jarak rumah) di RSUD.............. tahun 2009.1.4.2.3 Diketahuinya hubungan antara berat badan lahir bayi dengan kejadianasfiksia di RSUD .............. tahun 2009.1.4.2.4 Diketahuinya hubungan antara jenis persalinan ibu dengan kejadianasfiksia di RSUD .............. tahun 2009.1.4.2.5 Diketahuinya hubungan antara jarak rumah ke tempat persalinan dengankejadian asfiksia di RSUD .............. tahun 2009. 1.5 Manfaat2.1.1 Bagi Institusi PendidikanMenambah literature kepustakaan STIKes .............. tentang faktor-faktor yang menyebabkan asfiksia.2.1.2 Bagi Lahan PraktekSebagai bahan informasi untuk lahan penelitian agar dapat menjadiacuan untuk dipedomani dalam meningkatkan program pelayanankesehatan yang lebih baik.2.1.3 Bagi MasyarakatSebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan tentangkesehatan, terutama dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadappelayanan kesehatan. BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Bayi Baru Lahir2.1.1 PengertianBayi baru lahir adalah masa kehidupan pertama di luar rahimsampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besardari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadipematangan organ hampir pada semua system. Neonatus bukanlahminiatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. (Warih BP, danAbubakar M. 2002 )Bayi baru lahir disebut juga neonatal yaitu periode tersingkat darisemua periode perkembangan. Masa ini dimuali dari kelahiran danberakhir pada saat bayi menjelang dua minggu. Periode yang tersingkatdari semua periode perkembangan yang ada. Menurut criteria medispenyesuaian ini akan berakhir pada saat tali pusat lepas dari pusarnya.(Warih BP dan Abubakar M., 2002 )Asuhan seger a pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikanpada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besarbayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengansedikit bantuan atau gangguan (Saifuddin, 2006 : 30). 2.1.2 Tujuan Asuhan Bayi Baru LahirAsuhan bayi baru lahir bertujuan untuk menilai kondisi bayi barulahir dan memantau dimulainya pernaf asan serta mencegah hipotermi daninfeksi. (Departemen Kesehatan RI, 2001 :40)Sesuai standar pelayanan kebidanan maka bidan memeriksa danmenilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegahasfiksia, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuksesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menanganihipotermi, dan mencegah hipoglikemia dan infeksi. Adapun hasil asuhanyang diharapkan menurut Departemen Kesehatan RI (2001 : 40) yaitu :1. Bayi baru lahir menerima perawatan dengan segera dan tepat2. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapatmemulai pernafasan dengan baik.3. Penurunan kejadian hipotermia, asfiksia, infeksi, hipoglekemia padabayi baru lahir4. Penurunan terjadinya kematian bayi baru lahir.2.1.3 Asuhan Bayi Baru LahirAsuhan bayi baru lahir yang dilakukan berdasarkan standarpelayanan kebidanan menurut Saifuddin AB (2006) adalah :2.1.3.1 Pencegahan InfeksiBayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkanoleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinanberlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upayapencegahan infeksi berikut :1. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan denganbayi.2. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belumdimandikan.3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,gunting, pengisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru danbersih jika akan melakukan pengisapan lendir dengan alat tersebut(jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih dari satu bayi).4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakanuntuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnyatimbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainyang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih. Dekontaminasi dancuci setiap kali setelah digunakan.2.1.3.2 PenilaianSegera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan keringyang disiapkan pada perut ibu. Bila hal tersebut tidak memungkinkanmaka letakkan bayi dekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu)tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering. Segera pulalakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan : (Saifuddin, AB,2006). 1. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan?2. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?2.1.3.3 Mencegah kehilangan panasMencegah terjadinya kehilangan panas menurut Prawirohardjo(2008) dilakukan melalui upaya sebagai berikut :1. Keringkan bayi dengan seksama.2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.3. Selimuti bagian kepala bayi.4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.6. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.7. Nasehat untuk merawat tali pusata. Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi ataumengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.b. Nasehati hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.c. Mengoleskan alkohol atau betadine (terutama jika pemotong talipusat tidak terjamin disinfektan tingkat tinggi atau steril) masihdiperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan talipusat basah/lembabd. Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkanbayi :1) Lipat popok di bawah puntung tali pusat. 2) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan airDTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) dan sabun dan segerakeringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.3) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusatmenjadi merah, bernanah , berdarah atau berbau.4) Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah,mengeluarkan nanah atau darah, seger a rujuk bayi ke fasilitasyang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir.2.1.4 Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru LahirTanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu penanganansegera menurut Saifuddin AB. (2006) diantaranya yaitu :2.1.4.1 Bayi menjadi lesu, tidak mau makan, atau memperlihatkan perilaku yangluar biasa.2.1.4.2 Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama.2.1.4.3 Bayi tidak defekasi selama 48 jam.2.1.4.4 Tali pusat mulai mengeluarkan bau tidak enak atau mengeluarkan nanah.2.1.4.5 Suhu bayi di bawah 36 derajat atau di atas 37 derajat celcius ketikapengukuran suhu dilakukan di ketiak bayi.2.1.4.6 Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit tampak kuning,cokelat, atau persik. 2.2 Kematian Bayi2.2.1 PengertianKematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelahbayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktoryang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisipenyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.(Statistik Indonesia, 2009)Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematianneonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelahdilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anaksejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi ataudidapat selama kehamilan.Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal, adalahkematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usiasatu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian denganpengaruh lingkungan luar.2.2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kematian Bayi2.2.2.1 HypotermiHipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampaidibawah 35C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermi merupakan awalpenyakit yang berakhir dengan kematian (Indarso, F, 2001).Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal.Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5C (suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu 100x/menit dan bayibernapas spontan.Bila perlu pasang sonde lambung melalui mulut untukmengurangi tekanan udara dalam lambung Intubasi EndotrakealPada Asfiksia Neonatorum Indikasi :1) Bila diperlukan VTP agak lama2) Bila ventilasi dengan balon dan sungkup tidak efektif3) Bila perlu melakukan penghisapan lendir di trakea4) Bila ada kecurigaan hernia diafragmatika2. Caraa. Penolong berdiri di sisi atas kepala bayi sambil memeganglaringoskop dengan tangan kirib. Masukkan daun laringoskop dengan menyusurkan daun laringoskopmelalui lidah ke valekulum.c. Setelah daun laringoskop masuk, angkat daun laringoskop sedikitsehingga lidah akan terjulur dan farings terlihat d. Segera setelah pita suara dan trakea terlihat masukkan pipaendotrakeal, dengan memegang pipa tersebut dengan tangan kanandan memasukkannya dari sebelah kanan mulut bayie. Bila pita suara membuka masukkan pipa sampai tanda pita suara dipipa, sehinggga pipa akan terletak dalam trakea di tengah antarapita suara dan karina.f. Keluarkan laringoskop, periksa letak pipa untuk meyakinkan pipamasuk ke trakea2.3.6 KlasifikasiPembagian klasifikasi asfiksia menurut Saifuddin AB (2006)dibuat berdasarkan nilai apgar score yaitu :2.3.6.1 Asfiksia beratApgar score 0-3, bayi memerlukan resusitasi segera secara aktifdan pemberian O2 terkendali.2.3.6.2 Asfiksia sedangApgar score 4-6 memerlukan resusitasi dan pemberian O2sampai bayi dapat bernafas normal kembali.2.3.6.3 Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai apgar 7-10). Dalam hal ini bayidianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa Tabel 2.1 Penilaian Apgar ScoreTanda Score0 1 2ApperanceBiru pucat Tubuh kemerahan,Tubuh dan(warna kulit)ekstremitas biruekstremitaskemerahanPulseTidak ada =100 x/i = 100 x/i(Denyut nadi)GrimaceTidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat dan(refleks)menagisActivityLumpuh Gerakan lemah Gerakan aktif(tonus otot)RespiratoryTidak ada Lambat Teratur, menangis(usaha bernafas)kuat(Saifuddin, AB., 2006)2.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kejadian Asf iksia2.4.1 Berat Badan LahirBerat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayibaru lahir. Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah bayi termasuknormal atau tidak (Supariasa,dkk, 2001).Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semuajaringan yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh.Parameter ini yang paling baik untuk melihat perubahan yang terjadidalam waktu singkat karena konsumsi makanan dan kondisi kesehatan(Soetjiningsih, 2001).Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alatyang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :mudahdigunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain, mudah diperolehdan relatif murah harganya, ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg,skalanya mudah dibaca, aman untuk menimbang balita. Berat badan bayi pada kejadian asfiksia berhubungan denganresusitasi yang selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikusbikarbonat 7,5% dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan cairanglucose 40%1-2 ml/kg berat badan, diberikan via vena umbilikalis.Kategori Berat badan sangat mempengaruhi terutama pada kejadianasfiksia berat pada klasifikasi nilai Agpar 0-3 (Hanifa, 2007).2.4.2 Jenis PersalinanPersalinan adalah rangkaian proses yang berakhir denganpengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksipersalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dandiakhiri dengan pelahiran plasenta. (Varney, 2005 : 672).Menurut jenisnya persalinan terbagi atas : (Hanifa, 2007 : 150).2.2.4.1 Partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu denganberat janin antara 1000 500 gram.2.2.4.2 Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hiduptetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000 sampai 2500gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.2.2.4.3 Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu ataulebih dari waktu partus yang diperkirakan.Jenis persalinan berhubungan dengan kejadian asfiksia yaitumenyangkut kegagalan pernafasan sebagaimana menurut Towell (1996)bahwa faktor predisposisi yang mempengaruhi kegagalan pernafasan padakejadian asfiksia diantaranya faktor ibu menyangkut faktor persalinan yaitu partus lama dan partus dengan tindakan (SC, Vakum Ekstraksi).(Bagus I, 2005)2.4.3 Jarak RumahJarak rumah adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatubenda berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika ataudalam pengertian sehari-hari, jarak dapat berupa estimasi jarak fisik daridua buah posisi berdasarkan kriteria tertentu (misalnya jarak tempuhantara Jakarta-Bandung) (Wikipedia, 2009)Jarak pada penelitian ini adalah jarak rumah ibu bayi ke tempatpelayanan kesehatan terdekat. Jarak tempuh dari sarana pelayanankesehatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam utilisasi rawatsarana pelayanan kesehatan. Masyarakat cenderung memanfaatkan saranayang ada di sekitar tempat tinggalnya. Jarak lima kilometer dianggapsebagai jarak yang dekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.(Susanto dkk., 2004).Menurut Mochtar R, (1998) dalam Sutrisno (2008) Jarak rumah ketempat pelayanaan kesehatan mempengaruhi status asfiksia menyangkutkeadaan bayi hidup atau mati. Terutama pada asfiksia berlanjut, bayimenunjukkan pernafasan megap-megap yang dalam, denyut jantung terusmenurun, bayi terlihat lemah (pasif), pernafasan makin lama makin lemahyang perlu ditangani dengan segera, sehingga jika lokasi jarak bayi beradajauh dari tempat pelayanan kesehatan maka sedikit kemungkinan untukhidup. 2.5 Kerangka TeoriFaktor BayiPrematurPersalinan tindakanBerat BadanKelainan bawaanLahir(kongenital)Air ketuban bercampurmekoniumKejadianFaktor Tali PusatAsfiksia BBLFaktor IbuJenisPreeklampsia danPersalinaneklampsiaPendarahanPartus lama atau partusmacetDemamJarakKehamilan lewat waktuRumahDiagram 2.1 Kerangka Teori faktor-faktor Ynag Berhubungan DenganKejadian Asfiksia(Saifuddin AB, 2006) BAB IIIKERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONALDAN METODE PENELITIAN3.1 Kerangka KonsepKerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubunganantara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).Adapun kerangka konsep penelitian tentang faktor-faktor yangberhubungan dengan kejadian asfiksia di RSUD .............. tahun 2008-2009dapat divisualisasikan sebagai berikut :3.1.1 Visualisasi Kerangka KonsepBerat Badan Lahir BayiJenis Persalinan IbuKejadian AsfiksiaJarak RumahVariabel Independen Variabel DependenDiagram 3.1 Visualisasi Kerangka Konsep Penelitian3.1.2 Variabel PenelitianVariabel pada penelitian ini dibagi dua yaitu variabel independen(bebas) antara lain berat badan lahir bayi, jenis persalinan ibu dan jarakrumah, sedangkan variabel dependen (terikat) yaitu kejadian asfiksia. 3.2 Definisi OperasionalTabel 3.1 Definisi OperasionalCaraAlatNo Variabel DefinisiOperasionalUkurUkur Hasil Ukur SkalaUkurIndependen1.OrdinalBeratHasil pengukuranMelihatData0 = BBLR, jikaBadanberat tubuh bayiRegisterregisterberat bayiLahiryang ada di< 2500 grBayirekam medik1 = Normal,yang ditimbangjika beratdengan skalabayi >kilogram2500 gr(Supariasa, dkk,2001)2.OrdinalJenisPersalinanMelihatData0 = Tindakan,Persalinanadalah rangkaianRegisterregisterjika persali-Ibuproses yangnan SC,berakhir denganVE, FEpengeluaran1 = Normal,hasil konsepsijikaoleh ibu.persalinan(Varbney, 2005)spontan3.OrdinalJarakAngka yangMelihatData0 = Jauh, jikaRumahmenunjukkanRegisterregisterjarakseberapa jauhrumah >antara rumahmedianpasien dengan1 = Dekat, jikaRSUD ..............jarak(Wikipedia, 2009)rumah 7diagnosis rekammedik (SaifuddinAB, 2006) 3.3 Hipotesis3.3.1 Ada hubungan antara berat badan lahir bayi dengan kejadian asfiksia diRSUD .............. tahun 2008-20093.3.2 Ada hubungan antara jenis persalinan ibu dengan kejadian asfiksia diRSUD Majalaengka tahun 2008-20093.3.3 Ada hubungan antara jarak rumah dengan kejadian asfiksia di RSUDMajalaengka tahun 2008-20093.4 Metode Penelitian3.4.1 Desain PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatancross sectional. Jenis kuantitatif yaitu metode penelitian yang digunakanuntuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datamenggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifatkuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telahditetapkan (Sugiyono, 2009)3.4.2 Populasi dan Sampel3.4.2.1 PopulasiMenurut Notoatmodjo (2005) populasi adalah keseluruhan objekpenelitian atau objek yang diteliti. Populasi yang diambil pada penelitianini adalah seluruh bayi baru lahir yang diteliti di RSUD .............. periodetahun 2009 sebanyak 1159 bayi. 3.4.2.2 SampelSampel penelitian menurut Notoatmodjo (2005) adalah sebagianatau wakil populasi yang diteliti. Karena data yang diambil pada penelitianini adalah data sekunder, sehingga peneliti akan mengambil semuapopulasi menjadi sampel penelitian yaitu seluruh bayi baru lahir di RSUD.............. periode 2009 sebanyak 1159 bayi.3.4.3 Pengolahan Data3.2.5.1 Teknik Pengolahan DataPengolahan data untuk mengumpulkan informasi yang benardilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :a.EditingYaitu langkah yang diambil untuk melakukan pengecekankelengkapan data, kesinambungan data dan keragaman data.b.CodingPengkodean yaitu langkah yang diambil untuk memberi kodesetiap responden pada data registerc.ScoringYaitu pemberian nilai terhadap instrumen penelitian masing-masing variabel yang tercakup dalam klasifikasi register rekam medik.d.TabulatingYaitu pengelompokkan data dalam suatu bentuk tabel menurutsifat, yang dimiliki sesuai tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuknarasi dan tabel distribusi frekuensi e.ProcessingProses pengolahan data selanjutnya yaitu dilakukan dengandata enri dari instrumen penelitian menggunakan softwar e programkomputer yang relevan.f.CleaningMerupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudahdientry, dilakukan apabila terdapat kesalahan dalam memasukan datayaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yangditeliti.3.2.5.2 Teknik Analisis Data1. Analisis UnivariatAnalisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadapvariabel dari hasil penelitian umumnya hasil analisis ini menghasilkandistribusi untuk memperoleh distribusi dari tiap variabel yang ditelitidengan menggunakan rumus :f(Budiarto, 2001)Px100%NKeterangan :P =Proporsif =jumlah kategori sampel yang diambilN=jumlah populasi2. Analisis bivariatAnalisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang didugaberhubungan satu sama lain dapat dalam kedudukan yang sejajar pada pendekatan komparasi dan kedudukan yang merupakan sebab akibat(eksperimentasi) tujuan analisis ini untuk melihat hubungan variabelindependen dan variabel uji yang dipakai adalah ujichi squaredenganbatas kemaknaan 0.5pada tes signifikasi sebagai berikut :

,

a. Pvalue< a, Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang bermaknaantara variabel independen dengan variabel dependen.b. Pvalue >a, Ho gagal ditolak yang berarti tidak terdapat hubunganyang bermakna antara variabel independen dengan variabeldependen. DAFTAR PUSTAKAAminulloh. 2006.Hubungan Anemia pada Ibu hamil yang M engalami PersalinanSpontan.[ online] Availablehttp://www.docstoc.com, diakses tanggal 20Januari 2010.Badriah. 2006.Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan. Bandung: Multazam.Budiarto, Eko. 2001.Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Chaniago, A. 2002.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: CV. PustakaSetia.Departemen Kesehatan RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI.Dinas Kesehatan Kuningan. 2009.Profil Layanan Kesehatan. Kuningan: DinasKesehatan Kuningan.Drew, David. 2008.Resusitasi Bayi Baru Lahir Seri Praktik Kebidanan.Jakarta: EGC.Effendi, Nasrul. 1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002.Hapsari. 2009.Promosi Kesehatan Bidang padaBayi. [online] availablehttp://safesbidanhaspari.wordpress.com, diakses tanggal 20 Januari 2010.Hidayat, Aziz Alimul. 2007.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : BinekaCipta.Ilham. 2002.Buku Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan AnakFKUI.Manuaba, IBG. 1999.Operasi Kebidanan Kandungan dan Keluarga UntukDokter Umum. Jakarta. EGC.Manuaba, IBG. 2008.Buku Ajar: Patologi Obstetri Untuk MahasiswaKebidanan.Jakarta: EGC.Mueser, Anne Maria. 2007.Panduan Lengkap Perawatan Bayi dan Anak A-2.Djogjakarta: Diglosia.Notoatmodjo. 2002.Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.Notoatmodjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar).Jakarta:Rineka Cipta.Notoatmodjo. 2005,Metodologi Pendidikan Kesehatan,Jakarta : Rineka Cipta.Prawirohardjo, S. 1999.Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, S. 2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.Saifuddin, A.B. 2001.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Saifuddin, A. B. 2006.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.SK Gubernur Jawa Barat No: 561/Kep.1665-Bangsos/2009Sugiyono. 2004.Statistik Penelitian.Bandung: Alfabeta.Undang-Undang no. 2 tahun 1999