proposal

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia pun dituntut untuk menanggapi perkembangan tersebut. Dengan demikian kualitas sumber daya harus ditingkatkan dengan berbagai upaya agar mutu dan kualitas pendidikan juga meningkat, baik melalui peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah, maupun pengubahan kurikulum pendidikan. Dalam suatu bangsa dituntut adanya perubahan dalam pendidikan untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga konsep pendidikanpun akan mengalami perubahan. Konsep pendidikan yang telah berubah akan mempengaruhi cara dan sisitem pencapaian pembelajaran terutama pendidikan di sekolah. Melihat perjalanan dunia pendidikan

Upload: yusakhiril-lukman

Post on 21-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat begitu cepatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia pun

dituntut untuk menanggapi perkembangan tersebut. Dengan

demikian kualitas sumber daya harus ditingkatkan dengan

berbagai upaya agar mutu dan kualitas pendidikan juga

meningkat, baik melalui peningkatan kompetensi guru,

pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan

prasarana pendidikan, peningkatan mutu manajemen

sekolah, maupun pengubahan kurikulum pendidikan.

Dalam suatu bangsa dituntut adanya perubahan dalam

pendidikan untuk memiliki sumber daya manusia yang

berkualitas, sehingga konsep pendidikanpun akan mengalami

perubahan. Konsep pendidikan yang telah berubah akan

mempengaruhi cara dan sisitem pencapaian pembelajaran

terutama pendidikan di sekolah. Melihat perjalanan dunia

pendidikan Indonesia, pesatnya terjadi perkembangan

Teknilogi Informatika dan Komunikasi (TIK). Proses

pembelajaran yang berbasis TIK dapat meningkatkan mutu

pendidikan dan proses pembelajaran yang efektif, fleksibel,

juga efisien. Salah satu alternatif pembelajaran dalam

Page 2: Proposal

pandangan konstruktivis yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan keaktifan siswa adalah dengan menerapkan

strategi pembelajaran Blended Learning

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan Blended Learning dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

2. Apakah penerapan Blended Learning dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penerapan Blended Learning dalam pembelajaran biologi untuk siswa kelas

2. Untuk mengetahui penerapan Blended Learning dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

Page 3: Proposal

D. Hipotesis

Hipotesis yang ditulis dalam proposal ini adalah penerapan Blendeed

Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa serta dapat

meningkatkan kemampuan literasi siswa dalam bidang sains.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah meliputi penerapan Blendeed

Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa serta dapat

meningkatkan kemampuan literasi siswa dalam bidang sains.

F. Kegunaan Penelitian

1. Siswa

Kegunaan penelitian untuk siswa adalah meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa serta dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa dalam bidang

sains.

2. Guru

Kegunaan penelitian bagi guru adalah meningkatkan kemampuan literasi guru

dalam proses pembelajaran.

3. Sekolah

Kegunaan penelitian bagi sekolah meningkatkan nilai – nilai karakter siswa

sehingga sekolah tersebut dapat dikatakan sebagai sekolah yang memiliki

nilai karakter posiif.

Page 4: Proposal

G. Definisi Operasional

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang

melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan

(action).

Pembelajaran biologi mengandung empat unsur yaitu sikap, proses,

produk dan aplikasi, sehingga siswa diharapkan tidak hanya memiliki

pengetahuan namun juga menguasai proses ilmiah dan dapat mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh.

Page 5: Proposal

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian blended learning

Blended learning istilah yang berasal dari bahasa

Inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning.

Blend : campuran yang berarti terdapat berbagai macam pola

pembelajaran yang digunakan. Learning : berarti belajar.

Sehingga dapat diartikan sebagai penggabungan atau

pencampuran aspek-aspek dalam pembelajaran., bisa terdiri

dari dua atau lebih strategi atau media yang dapat

digunakan. Blended learning adalah pembelajaran yang

memadukan pembelajaran berbasis teknologi dan informsi

dengan pembelajaran berbasis kelas/tatap muka. Aspek yang

digabungkan dapat berbentuk apa saja, misalkan metode,

media, sumber, lingkungan ataupun strategi pembelajaran

dan tidak hanya mengkombinasikan face-to-face dan online

learning saja.

Blended Learning mempunyai arti yang berarti blended : campuran, kombinasi yang baik, learning : pembelajaran, pengetahuan. Blended learning merupakan sebuah kombinasi dari berbagai pendekatan didalam pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan blended learning adalah metode belajar yang menggabungkan dua atau lebih metode dan pendekatan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan dari proses pembelajran tersebut.

Page 6: Proposal

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakna metode kualitatif. Penelitian ini diarahkan

untuk menganalisis bagaimana pendidikan karakter dapat meningkatkan nilai

kerja keras siswa pada mata pelajaran biologi.

2. Populasi dan sampel

Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dari siswa

atau peserta didik kelas ... SMA.dalam penelitian ini siswa berkedudukan sebagai

obyek penelitian yang akan diteliti bagaimana peningkatan nilai karakter berupa

kerja keras yang ada pada siswa setelah mempelajari mata pelajaran biologi.

3. Instrumen penelitian

Karakter merupakan bagian dari ranah afektif. Instrumen yang digunakan

bisa dalam bentuk kuesioner. Bentuk kuesioner ini memiliki kelemahan dan

kebaikannya. Kebaikannya adalah cakupan materi yang ditanyakan bisa lebih

banyak. Kelemahan penggunaan instrumen kuesioner dalam mengukur karakter

atau aspek afektif sesorang adalah pada validitas jawaban. Karena yang dijawab

belum tentu yang dipraktikkan sehari-hari. Ada unsur social desirability, yaitu apa

yang dianggap baik oleh masyarakat. Oleh karena itu, instrumen tersebut harus

dilengkapi dengan data hasil kegiatan pengamatan. Pengamatan karakteristik

Page 7: Proposal

afektif peserta didik dilakukan di tempat terjadinya kegiatan belajar dan mengajar

serta di lingkungan sekolah. Untuk mengetahui keadaan ranah afektif peserta

didik, pendidik harus menyiapkan diri untuk mencatat setiap tindakan yang

muncul dari peserta didik yang berkaitan dengan indikator ranah afektif peserta

didik. Untuk itu, perlu ditentukan indikator substansi yang akan diukur. Seperti

indikator jujur, tanggungjawab, kerja sama, hormat pada orang lain, ingin selalu

berbuat baik, dan sebagainya (Mardapi, tanpa tahun).

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

kuisioner, tes tulis, wawancara yang mendalam. Kuisioner digunakan untuk

menilai ranah afektif yang ada pada siswa untuk mengetahui sikap, nilai,dan

konsep diri dari siswa. Sikap menurut Fishbein dan Ajzen (1975) adalah suatu

predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap

suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Nilai menurut Rokeach (1968)

merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku

yang dianggap baik dan yang dianggap jelek. konsep diri adalah evaluasi yang

dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya. Target,

arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain

(Mardapi, tanpa tahun).

Instrumen berupa tes tulis digunakan untuk menilai ranah kognitif siswa

yang dihubungkan dengan nilai dan sikap siswa. Kemudian dengan menggunakan

wawancara peneliti dapat megetahui secara mendalam mengenai karakter siswa

yang juga meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian untuk

menilai kerja keras siswa dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian

kegiatan praktikum siswa.

Page 8: Proposal

4. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan berdasarkan data hasil dari pemberian

kuisioner, hasil tes tulis, dan hasil dari wawancara yang digunakan untuk menilai

karakter siswa dalam pembelajaran biologi. Penggunaan pertanyaan pada

instrumen penelitian berdasarkan hubungan antara karakter siswa yang

dihubungkan dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa pada

pembelajaran biologi.

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang

dianalisis diperoleh dari hasil pengumpulan data, dan mencocokkan data dengan

indikator penilaian karakter pada pembelajaran biologi.

Page 9: Proposal

Daftar Rujukan

Mulyatiningsih, Endang. Tanpa Tahun. Analisis Model-Model Pendidikan

Karakter Untuk Usia Anak-Anak, Remaja Dan Dewasa, (Online),

(http://www.uny.ac.id/jurnal/pendidikan.html), diakses 26 Januari 2013.

Kemendikanas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Online),

(http://www.depdiknas.go.id), diakses 26 Januari 2013.

Setyaningrum, Y. & Husamah. 2011. Optimalisasi Penerapan Pendidikan

Karakter DiSekolah Menengah Berbasis Keterampilan Proses: Sebuah

Perspektif Guru Ipa-Biologi, (Online),

(http://www.umm.ac.id/jurnal/Penelitian Dan Pemikiran Pendidikan.html),

diakses 24 Januari 2013.

Mardapi, Djemari. Tanpa Tahun. Penilaian Pendidikan Karakter, (Online),

(http://www.uny.ac.id/jurnal/bahan penulisan pendidikan karakter

pendidikan.html), diakses 26 Januari 2013.

Fauziyyah, Entang, H.M. & Rubini B. Tanpa Tahun. Pelaksanaan Peran Guru

dalam Pembelajaran Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini

(Penelitian Deskriptif Analitik di Raudhatul Atfhal Al Istiqomah

Kabupaten Serang Propinsi Banten, (Online),

(http://www.unsri.ac.id/jurnal/.html), diakses 24 Januari 2013.