properti mendominasi...

1

Upload: hathu

Post on 03-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

M A R K E T Rabu, 1 Juni 201614

Pialang bertransaksi di lantai bursa Frankfurt stock exchange, Jerman, belum lama ini. Bursa saham menguat tipis pada awal perdagangan karena investor menunggu laporan ekonomi AS dan keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa

minggu ini. Stoxx Europe 600 Index menguat kurang dari 0,1% pada pukul 08.19 waktu London (14.19 WIB). Indeks menguat 0,1% dalam rentang sempit karena pasar keuangan di Inggris dan AS tutup karena hari libur.

�AKSI KORPORASI

TMPO Bakal Rights IssueJAKARTA — PT Tempo Inti Media

Tbk. berencana meraup dana dari pa sar modal lewat penerbitan saham ba ru dengan mekanisme rights issue untuk ekspansi usaha dan melunasi utang.

Toriq Hadad, Direktur PT Tempo Inti Media Tbk., mengatakan sampai saat ini perseroan belum menentukan target dana yang dapat dihimpun dari penerbitan saham baru (rights issue). Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk membiayai eks-pansi usaha bisnis media massa digital lewat Tempo.co dan bisnis televisi melalui Tempo TV.

Di lini bisnis televisi, emiten me dia massa berkode saham TMPO itu membutuhkan dana untuk meng-operasikan Tempo TV secara ko-mersial. Tempo TV yang sudah men dapat izin frekuensi untuk Jabo-detabek itu akan melakukan uji coba siaran pada Juni 2016.

"Kalau sudah siaran komersial, butuh dana besar. Lebih besar dari kebutuhan dana Tempo.co," ucap Toriq kepada Bisnis, Selasa (31/5).

Selain ekspansi usaha, dana hasil rights issue akan digunakan untuk melunasi utang perseroan.

"Paling tidak, dana rights issue bisa digunakan untuk membayar utang.

Utang kami sekarang Rp100 miliar untuk bangun gedung. Ditambah eks pansi usaha, jadi [hasil rights issue] harus lebih dari itu," kata Toriq.

Menurutnya, penerbitan sa ham baru tidak akan membuat ke pe mi-likan pemegang saham lama terdilusi besar. Per 31 Maret 2016, Yayasan Tempo 21 Juni 1994 memiliki 25,01% saham dalam TMPO, disusul PT Grafiti Pers 24,28%, PT Jaya Raya Uta ma 16,28%, Yayasan Karyawan Tem po 12,09%, dan masyarakat 13,80%.

"Tidak akan terdilusi banyak. Bis-nis ini agak pelik karena konten sa ngat kami jaga independensinya dan ini membutuhkan penguasaan mayoritas. Kami tidak ingin tiba-tiba ada pihak yang dominan dan membuat kami tidak bisa mengatur konten," ucap Toriq.

Kemarin, harga saham TMPO naik 0,99% ke posisi Rp102 per saham dan membentuk kapitalisasi pasar se-besar Rp74 miliar. Berdasarkan data Bloomberg, return TMPO selama satu tahun minus 4,67%.

Selain berencana rights issue, TMPO akan melakukan pemisahan usaha (spin-off) terhadap portal berita Tempo.co. Setelah spin-off, maksimal

30%-35% saham Tempo.co dilepas ke investor. Toriq menargetkan dana hasil spin-off maksimal sebesar Rp150 miliar.

"Dana itu akan kami siapkan un tuk pengembangan Tempo.co selama lima tahun, tiap tahun Rp30 miliar. Utamanya, untuk infrastruk-tur, tenaga programmer dan digital designer, serta sumber daya manu-sia," ucapnya.

Perseroan menargetkan bila dana eks pansi usaha berjalan mulus, Tempo.co dapat menyediakan berita se-banyak 700 hingga 800 saban hari, dua kali lipat dari jumlah pasokan be rita saat ini sebanyak 350 berita per hari.

Toriq mengatakan perseroan te-ngah menjajaki rencana spin-off ini dengan tiga calon investor. Perseroan berharap mendapat investor yang se suai dengan visi misi perseroan dan berpengalaman di bidang media digital.

"Proposal yang kami tawarkan me nurut saya cukup menarik. Pen-da patan sirkulasi naik 214% tiap bu lan, untuk semua produk. Kami tidak ingin media cetak mati, tapi dengan tren penurunan saat ini harus dikompensasi oleh sirkulasi digital," kata Toriq. (Gloria N. Dolorosa)

Ana Noviani & Gloria N. [email protected]

Emisi tersebut didominasi oleh sektor infrastruktur dan properti.Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, pipeplan tersebut terdiri dari rencana lima perusahaan un tuk menggelar penawaran ob li-gasi senilai Rp6,6 triliun, dua per-usahaan menerbitkan sukuk senilai Rp1,58 triliun, dan 12 perusahaan meng gelar penawaran umum ber-kelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp14,5 triliun.

Noor Rahman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, me-nuturkan lima perusahaan yang meng gelar penawaran obligasi di-dominasi oleh sektor infrastruktur dan properti. (lihat tabel)

"Mayoritas akan terbit Juni 2016, kecuali Sukuk itu Juli," tuturnya, Selasa (31/5).

Besarnya rencana penerbitan surat utang korporasi membuat manajer investasi berburu instrumen yang me narik untuk dijadikan aset por-tofolio reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran.

Direktur Investasi Sucorinvest As set Management Jemmy Paul Wa -wointana mengaku telah mem beli initial public offering (IPO) obli ga si korporasi yang baru-baru ini di-tawarkan ke pasar.

"Kami prefer bond sektor infra-struktur nonproperti. Kami beli obligasi Pelindo dan Sarana Multi Infrastruktur. Kami juga ikut In tiland," ungkapnya.

Menurutnya, korporasi sektor in-frastruktur menggarap banyak pro-yek APBN, terutama BUMN karya. Kondisi tersebut membuat obligasi yang diterbitkan menjadi lebih menarik dan lebih aman.

"Tenor 1-5 tahun, bervariasi. Ka lau rating yang penting invest-ment grade dari Pefindo. Yield-nya me narik, lebih murah," imbuhnya.

Tahun ini, Sucorinvest Asset Ma na gement menerbitkan produk

ba ru berbasis obligasi, yakni Reksa Dana Sucorinvest Dana Obligasi Op tima. Produk tersebut merupakan satu dari tiga produk reksa dana pen dapatan tetap yang rencananya akan digulirkan pada 2016.

PERMINTAAN TINGGIPermintaan investor terhadap

reksa dana berefek dasar obligasi di-yakini akan tinggi. Utamanya da ri perusahaan asuransi dan da na pensiun yang terikat dengan Per aturan OJK No.1/2016. "Ada aturan dari OJK yang mensyaratkan por to folio inves-tasi di obligasi. Itu yang kami lihat membuat permintaan obligasi bakal tinggi tahun ini," kata Jemmy.

Desmon Silitonga, analis Capital Asset Management, mengatakan banyak korporasi menerbitkan su rat utang karena tengah terjadi fe -nomena penurunan biaya pener-bitan obligasi.

Tengok saja imbal hasil surat utang negara (SUN) bertenor 10 ta hun yang sudah berada di posisi 7,81%, turun 89 bps dari imbal ha sil pada awal Januari 2016 sebesar 8,7%. Penurunan imbal hasil ini sejalan dengan penurunan BI Rate.

"Kondisi ini membuat biaya pe-nerbitan obligasi turun dibandingkan dengan pencarian dana dari saham dan perbankan. Perbankan masih me masang bunga double digit, se-dangkan kupon obligasi single

digit," kata Desmon, Selasa (31/5).Kondisi maraknya penerbitan ob-

ligasi dibarengi dengan likuiditas pa sar obligasi yang masih baik. Des-mon mengatakan investor institusi yang biasa membeli obligasi kor po-rasi, seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, dan manajer inves-tasi, condong suka mengoleksi ob-li gasi korporasi ketimbang SUN. Se bab, likuiditas obligasi korporasi tidak setinggi SUN sehingga harga obligasi korporasi tidak se-fluktuatif harga SUN.

Selama satu bulan ini, sejak 1 Mei hingga 30 Mei 2016, dana in-vestor asing di pasar SUN tergerus Rp6,93 triliun. Sementara itu, se-panjang tahun berjalan ini hingga 30 Mei 2016, dana investor asing yang masuk ke pasar SUN sebesar Rp60,72 triliun.

Di pihak lain, PT PP Properti Tbk. be rencana menerbitkan obligasi dalam dua seri senilai Rp600 miliar. Tren penurunan deposito diharapkan membuat tingkat kupon obligasi yang akan ditawarkan perseroan tidak melampaui 10%.

"Kami mungkin tidak pakai range, tapi berpatokan pada SUN tenor 10 tahun, kemudian ditambah bps sekitar 110 bps—120 bps, mudah-mudahan tidak lebih dari 10%," jelas Direktur Keuangan PP Properti, Indaryanto, di Bogor, Selasa (31/5). (Rivki Maulana)

Pejabat baru Direktur Utama PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) Rudy Halim (tengah) yang terpilih dalam RUPS 2016, berbin-cang dengan Direktur Troy Parwata (kedua kanan), Direktur Andi Esfandiari (kanan), Direktur Titien Supeno (kedua kiri), dan Direktur Agung Cahya Kusumo di Jakarta, Selasa (31/5). Selain menunjuk Rudy Halim sebagai Direktur Utama, RUPS juga menyetu-jui pembagian dividen seni-lai total Rp75,9 miliar atau Rp17 per lembar.

JAKARTA — Pilot project Sistem Perizinan dan Registrasi Terintegrasi (SPRINT) yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat memangkas waktu dan biaya peng-urusan izin produk dan profesi penunjang industri pasar modal.

Deputi Komisioner Pengawas Pa sar Modal II OJK M. Noor Rach-man menuturkan SPRINT dilun cur-kan agar pelayanan perizinan, pen-daftaran, perpanjangan izin, dan pelaporan di pasar modal dapat di-lakukan secara elektronik dan lebih mudah, efisien, dan cepat.

"Dengan sistem tersebut, proses per izinan akan semakin cepat dan mu dah dilakukan. Efisiensi pela yan an perizinan dapat meningkat se hingga jumlah pemilik lisensi dan jumlah produk-produk pasar modal dapat bertambah," ujarnya, Selasa (31/5).

SPRINT, lanjutnya, akan diuji coba selama 3-6 bulan melalui surat

edaran OJK. Apabila berjalan lancar, ketentuan penggunaan SPRINT akan dituangkan dalam Peraturan OJK.

Pada tahap awal implementasi SPRINT diperuntukkan bagi per-izinan, pendaftaran, perpanjangan izin, dan pelaporan di pasar modal, yak ni perizinan wakil agen penjual efek reksa dana (WAPERD), per-izin an, perpanjangan izin, dan pela-poran wakil perusahaan efek (WMI, WPPE, dan WPEE).

Selain itu, pendaftaran dan pe la por-an agen penjual efek reksa dana, ser ta pendaftaran, pembubaran, dan pe-laporan produk pengelolaan in vestasi berupa reksa dana, kontrak investasi kolektif DIRE, EBA, dan EBA-SP.

Noor memaparkan dalam satu minggu, OJK menerima pengajuan izin WAPERD sebanyak 94, Wakil Manajer Investasi 5, dan Wakil Per-antara Pedagang Efek 3.

"Itu jumlah yang cukup besar

un tuk dilakukan secara manual. Kami harap waktu pengurusan izin jadi lebih cepat," imbuhnya.

Fakhri Hilmi, Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2A OJK, me nambahkan SPRINT dapat di-manfaatkan untuk melacak sudah da lam tahap apa perizinan yang di ajukan oleh pelaku industri pasar modal. Dengan sistem ini, OJK juga dapat memantau kinerja institusinya dalam hal pelayanan perizinan.

Direktur Utama Danareksa In -vestment Management Prih at mo Hari Muljanto berharap im ple men-tasi SPRINT dapat mem per singkat waktu MI mengantongi izin efektif produk reksa dana anyar.

"Kalau reksa dana terproteksi atau open end lain biasanya sekitar 20 ha ri, kalau RDPT sampai 2 bulan. Se moga bisa lebih cepat, kalau bisa jadi satu minggu lebih baik," pung-kasnya. (Ana Noviani)

�PELAYANAN OJK

Waktu Perizinan Dipangkas

�EMISI OBLIGASI KORPORASI

Infrastruktur & Properti MendominasiJAKARTA — Sebanyak 19 korporasi bersiap untuk menerbitkan

surat utang senilai total Rp22,68 triliun sebagai alternatif pembiayaan

dari pasar modal pada pertengahan tahun ini.

Reuters/Kai Pfaffenbach

�MENGUAT TIPIS

Bisnis/Nurul Hidayat

�BAGI DIVIDEN

Data PipeplanSurat Utang

Korporasi OJK

Keterangan Nilai (Rp Miliar)

Obligasi PT Pelindo I (Persero) 1.000

PT PP Properti Tbk. 800

PT Intiland Development Tbk. 800

PT Angkasa Pura II (Persero) 2.000

PT Indonesia Infrastructure Finance 2.000

SukukPT Bank Sulselbar 80

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 1.500

PUBPT Surya Artha Nusantara Finance 2.000

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. 800

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. 2.000

PT Bumi Serpong Damai Tbk. 1.500

PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. 1.000

PT Bank Sulselbar 500

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. 1.000

PT Bank Panin 2.000

PT Batavia Prosperindo Finance 200

PT Bank DKI 500

PT Medco Energi Internasional Tbk. 1.500

PT Bank Maybank Indonesia Tbk.- Sukuk 700- Obligasi Subordinasi 800

Total 22.680Bisnis/Ilham Nesabana

Sumber: OJK, Mei 2016.

djoko
Typewriter
Bisnis, Investor, 01 Juni 2016