promosi kebudayaan dan pariwisata propinsi banten …/promosi... · berkembangnya pariwisata di...
TRANSCRIPT
Pengantar Tugas Akhir
promosi
Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Banten
melalui media desain komunikasi visual
Rofaan Fahmu Badaruly
C. 9503026
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan kebudayaan yang
tersebar di setiap pulaunya. Dan tentu juga memiliki banyak sekali keindahan
alamnya yang dapat dijadikan objek pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu
pendapatan negara yang tidak kalah pentingnya, dari sektor pariwisata inilah negara
kita memperoleh devisa selain dari sektor ekspor migas dan nonmigas.
Dapat kita bayangkan apabila setiap propinsi yang ada di Indonesia memiliki
objek – objek pariwisata yang cukup terkenal hingga ke mancanegara, maka semakin
banyak pula negara kita menerima devisa dari wisatawan – wisatawan asing dan
domestik.
Pemerintah kita terus mengupayakan untuk meningkatkan dunia pariwisata di
negara kita yang keadaannya sedang terpuruk, salah satu faktornya adalah hal
keamanan yang kurang menjamin inilah yang membuat para wisatawan asing enggan
untuk singgah di negara kita. Pembangunan pariwisata Indonesia merupakan jawaban
dari kebutuhan manusia untuk meningkatkan taraf hidup manusia, untuk melepaskan
diri dari ketegangan sekaligus menjaga kelestariannya serta mengalami ekosistem
pariwisata, baik itu nusantara maupun dunia. Maka salah satu usaha yang dapat
dilakukan adalah mempromosikan pariwisata Indonesia dengan media yang efektif
dan komunikatif. Dengan pendekatan pembangunan pariwisata ini, maka perlu adanya
suatu pendekatan promosi yang bermula dari pihak pelanggan atau pembeli, perlu
suatu organisasi atau badan usaha pariwisata untuk dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan teknologi, sosiologi, ekonomi, dan bahkan politik. Sebagaimana dewasa ini
kita saksikan di dunia, suatu latar belakang pengetahuan yang baik mengenai dasar –
dasar promosi umum, sangat diperlukan sebelum melangkah dalam pendekatan
promosi wisata, yang dapat dianggap sebagai satu proiritas dan spesialisasi dalam
bidang pemasaran. (Salah Wahab, Ph D.1992, hal 26 )
Untuk itu juga dirasa perlu menciptakan kebijakan baru tentang promosi terpadu
yang didalamnya menyangkut promosi yang merupakan salah satu bagian yang
integral. Promosi yang berdaya guna adalah suatu teknik yang mampu mempengaruhi
sejumlah orang – orang yang ingin datang untuk mengunjungi tempat yang
dipromosikan, selain itu juga diperlukan adanya komunikasi dengan calon wisatawan
dengan maksud untuk menarik dan menciptakan ”image” serta meyakinkan calon
wisatawan tentang adanya daya tarik wisata yang perlu dikunjungi di suatu objek
wisata dengan menyediakan fasilitas perjalanan dan pelayanan yang memungkinkan
diperjalanan yang dapat dilakukan dengan aman, lancar dan nyaman, serta didukung
oleh adanya fasilitas – fasilitas lain sebagai penunjang wisata budaya lainnya.
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat
bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial, dan budaya. Namun jika
pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan
menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan
masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan
berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan meminimalisasi dampak
negatif yang mungkin timbul maka pengembangan pariwisata perlu didahului dengan
kajian yang mendalam, yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber
daya pendukungnya. Sumber daya yang dimaksud terdiri dari sumber daya alam,
sumber daya budaya, dan sumber daya manusia.
Dari sekian banyak kebudayaan dan objek pariwisata yang ada di negara kita
salah satunya adalah kebudayaan dan pariwisata yang ada di propinsi Banten, yang
sebenarnya banyak sekali objek – objek wisata yang menarik dan belum terjamah oleh
para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri karena sedikitnya informasi dan
promosi yang dilakukan oleh pemerintah, demikian juga kesenian tradisional Banten
yang tak kalah bagusnya dengan kesenian tradisional dari daerah lain. Sebagai
Propinsi yang tergolong baru, Banten mungkin belum cukup di kenal oleh semua
lapisan masyarakat di seluruh nusantara tapi sebenarnya propinsi ini memiliki banyak
sumberdaya alam dan pariwisata serta kesenian tradisional. Maka untuk menjadikan
Propinsi Banten dikenal di seluruh pelosok nusantara dan mancanegara diperlukan
media dan strategi untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata di Propinsi
Banten.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengemukakan permasalahan – permasalahan yang ada guna mencari
pemecahan masalah dari persoalan yang menggerakkan atau untuk mencari
penyelesaian masalah, maka penulis mengemukakan permasalahan sesuai dengan
judul yang dipilih. Pokok permasalahan yang dibahas adalah :
1. Bagaimana merancang Desain Komunikasi Visual untuk mempromosikan
objek – objek pariwisata dan kebudayaan Propinsi Banten agar lebih dikenal
oleh seluruh masyarakat yang ada di Banten khususnya dan Indonesia pada
umumnya?
2. Bagaimana memilih media komunikasi visual yang tepat agar promosi
sesuai sasaran yang diharapkan ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan promosi ini adalah :
1. Merancang Desain Komunikasi Visual untuk mampromosikan Pariwisata
dan Kebudayaan Banten agar lebih dikenal oleh masyarakat yang ada di
Propinsi Banten pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
2. Memilih media komunikasi visual yang tepat agar promosi sesuai dengan
sasaran yang diharapkan.
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A. Data Produk
1. Sejarah Propinsi Banten
Banten sebagaimana nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan
sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai
disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang Eropa
yang kemudian menjajah bangsa ini. Pada tahun 1330 orang sudah mengenal sebuah
negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah ini dikuasai oleh
Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk.
Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak merupakan dua
kekuatan terbesar di Nusantara. Tahun 1524 - 1525 para pedagang Islam berdatangan
ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran agama Islam di Banten. Sekitar dua
abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di Surosowan pada 8 Oktober 1526. Pada
tahun 1552 - 1570 Maulana Hasanudin Panembahan Surasowan menjadi Sultan
Banten pertama.
a. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas
pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524-1525, Sunan Gunung Jati bersama
pasukan Demak menaklukkan penguasa lokal di Banten, dan mendirikan Kesultanan
Banten yang berafiliasi ke Demak.
Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan
Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama
bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari
Ratu Kali Nyamat dan menjadi penguasa Jepara.
Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran
Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang
bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda.
Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh
Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama.
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu
Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu
Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian
Banten maju pesat.
b. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa lahir tahun 1631, adalah putra Sultan Abu al-Ma'ali
Ahmad yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar
Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang
bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia
diangkat sebagai sultan dengan gelar abdul Fathi Abdul Fatah. Nama Sultan Ageng
Tirtayasa berasal ketika ia membangun keraton baru di dusun Tirtayasa di Kabupaten
Serang.
Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1682. Ia
memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan
perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian
Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan
terbuka.
Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai
kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan
irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan
danpenasehatsultan.
Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya,
Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan
Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di
Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan
yang dipimpin oleh Kapten Tack dan de Saint Martin.
c. Banten Pasca Kemerdekaan.
Setelah memasuki masa kemerdekaan, muncul keinginan rakyat Banten untuk
membentuk sebuah propinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di tahun 1953
yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Propinsi Banten di Pendopo Kabupaten
Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Propinsi Banten dengan DPRD-GR sepakat
untuk memperjuangkan terbentuknya Propinsi Banten.
Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten
mengesahkan Presidium Panitia Pusat Propinsi Banten. Namun ternyata perjuangan
untuk membentuk Propinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat tidaklah mudah dan
cepat. Selama masa Orde Baru keinginan itu belum bisa direalisir.
Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih karena mulai
terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah. Pada 18 Juli 1999
diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang
kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Propinsi Banten menyusun Pedoman
Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Propinsi Banten.
Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PBB di berbagai wilayah di Banten
untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Propinsi Banten. Setelah melalui
perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4 Oktober 2000 Rapat Paripurna
DPR-RI mengesahkan RUU Propinsi Banten menjadi Undang-undang No. 23 Tahun
2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten.
d. Banten Menjadi Propinsi
Provinsi ini dulunya bagian dari provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak
tahun 2000, dengan keputusan Undang-undang no.23 tahun 2000. Wilayahnya
mencakup sisi barat dari Provinsi Jawa Barat, yaitu Serang, Lebak, Pandeglang,
Cilegon, dan Tangerang dengan Ibu Kota Serang.
Tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman Wahid mengesahkan UU
No. 23 Tahun 2000 tentang PBB. Sebulan setelah itu pada 18 Nopember 2000
dilakukan peresmian Propinsi Banten dan pelantikan Pejabat Gubernur H. Hakamudin
Djamal untuk menjalankan pemerintah propinsi sementara waktu itu sebelum
terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir.
Djoko Munandar, MEng dan Hj. Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur Banten pertama.
Propinsi Banten terletak pada koordinat 5°7'50" - 7°1'11" LS dan 105°1'11" -
106°'12" BT dengan Ibukota Propinsi adalah Serang. Luas wilayahnya mencapai
9.160,70 km2 dengan jumlah penduduk 7. 451.300 Jiwa ( 2003 )
Ragam suku bangsa yang mendiami propinsi ini diantaranya: suku Banten,
Sunda, Baduy, Jawa, dan Lampung, dan lain-lain. Adapun penyebaran agama yang
dianut oleh masyarakat Banten adalah; Agama Islam (96,6%), Kristen (1,2%),
Katolik (1%), Budha (0,7%), dan Hindu (0,4%). Bahasa komunikasi sehari-hari yang
digunakan dalam masyarakat antara lain Bahasa Indonesia, Jawa-Banten, Sunda, dan
Jawa.
2. Objek Pariwisata Propinsi Banten
Keindahan tak selamanya beriringan dengan rasa puas penikmatnya. Begitu pula
wajah pariwisata di Banten. Di samping keindahan dan pesona alam yang
menjanjikan, kurangnya sarana dan prasarana pendukung pariwisata pun kerap
membuntuti kekecewaan para wisatawan. Hal ini diakui benar oleh Kepala Dinas
Pariwisata Provinsi Banten, H Sulaiman Affandi. Menurutnya, lemahnya pariwisata
Banten karena belum tersedianya infrastruktur yang memadai bagi wisatawan.
''Kalau saja itu diperhatikan, arus wisatawan ke Banten akan deras melebihi
derasnya ke obyek wisata di luar Banten,'' katanya. ''Karena Banten jaraknya sangat
dekat dengan Jakarta, 'perkampungan' orang-orang berduit yang membutuhkan
kenyamanan dan ketenangan. ( Republika minggu 24 Nopember 2002 hal 14 )
Sebenarnya Banten memiliki banyak sekali objek pariwisata yang sangat
menarik dan mengesankan, bila ditinjau dari letak geografisnya, objek pariwisata
terbentang dari utara Banten hingga ke selatan. Diantaranya ada yang terdapat paling
ujung barat dari propinsi Banten.Secara garis besar pengembangan sektor pariwisata
Banten terbagi dalam empat kawasan yaitu :
a. Kawasan Pantai Barat : wilayah Anyer, Labuan (Carita) dan
Tanjung Lesung.
b. Kawasan Wisata Ziarah : Kompleks Banten Lama, Pelabuhan
Karangantu, Kabupaten Serang, Cikadueun-Caringin, Kabupaten
Pandeglang.
c. Kawasan Wisata Pantai Selatan meliputi Binuangeun dan Sawarna.
d. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon : Kawasan ini tergabung
dengan pulau-pulau kecil lainnya seperti Pu1au Panaitan, Handeu-
leum dan Pulau Peucang.
1). Objek wisata alam dan pantai
a) Pantai Anyer
Daya tarik pantai Anyer diantaranya pesona menara Mercusuar, terletak di
tepi jalan raya yang menghubungkan ke berbagai kawasan wisata Pantai Carita,
di Desa Tambang Ayam, 35 km dari Kota Serang. Menara ini dibangun pada
tahun 1885. Sepanjang pantai di sekitar menara sering dipergunakan untuk
perlombaan mancing Selat Sunda setiap tahun. Pantai Anyer dilengkapi dengan
fasilitas rekreasi dan akomodasi resort wisata Mambruk, Hotel Sol Elite Marbella, dan
Krakatau Country Club, yang menyediakan sarana olahraga, restoran, pemandian air
laut yang bersih, motor boat dan peralatan selam dengan pelayanan eklusif. Banyak
pula rumah makan serta warung-warung di sepanjang pantai yang menyediakan
makanan dan aneka souvenir.
) Cagar Alam Pulau Dua (Pulau Burung)
Daya tarik obyek wisata ini ialah bunga karang dan berbagai jenis ikan dan
burung. Luas pulau 30 ha. Pada setiap bulan April sampai dengan bulan Agustus,
pulau ini didatangi ribuan burung dari 60 jenis yang berasal dari berbagai negara.
Tidak kurang dari 40.000 ekor burung penerbang jarak jauh dari Asia, Australia dan
Afrika pernah datang ke pulau ini.Mencapai ke lokasi bisa dengan motor boat atau
perahu layar dalam waktu 15-30 menit melalui Desa Sawah Luhur Kecamatan
Kasemen. Daerah sekitar pulau dilengkapi jaringan telekomunikasi, jaringan lstrik
dan sarana air bersih.
c) Pantai Carita
Pantai Carita memiliki panorama alam yang indah, pantai yang landai
dengan ombak kecil. Di sepanjang pantai kerapkali menjadi tempat berbagai
atraksi wisata seperti Festival Krakatau. Sebagian besar kawasan dipenuhi villa
dan bungalow milik pribadi. Fasilitas jalan menuju ke lokasi melalui jalan negara
dan propinsi yang dilengkapi dengan jaringan telekomunikasi, listrik dan air besih
yang memadai.
d) Pantai Tanjung Lesung
Memiliki panorama pantai yang alami dan indah berpasir putih serta karang yang
unik. Suasana dan kondisi kawasan wisata andalan Kabupaten Pandeglang ini
cocok untuk kegiatan olahraga air (snorkling, diving dan jetsky). Terletak di
sebelah Barat wilayah Pandeglang. Kondisi air tenang dan jernih. Di bagian Utara
dari tanjung merupakan daerah perbukitan yang tidak
begitu curam. Di sini terdapat bagian laut yang menjorok ke pantai dan
membentuk lagoon, bagian air laut membentuk seperti danau membentuk seperti
danau seluas 12 ha dan kedalaman sampai 5 meter dengan kondisi air yang tenang.
Menuju lokasi melalui jalan Negara dan jalan Propinsi yang mulus. Dilengkapi
jaringan telekomunikasi dengan fasilitas layanan telekomunikasi interlokal dan
internasional (SLI), jaringan listrik dan sarana air bersih.
e) Pantai Karangbolong
Pantai Karangbolong yang terlertak 50 Km dari kota Serang atau 140 Km dari
kota Jakarta, berada di pinggir Jalan Raya Anyer - carita, merupakan kawasan rekreasi
pantai dimana terdapat sebuah karang besar yang tengahnya berlubang secara alamiah
dengan posisi menghadap ke laut lepas. Kemungkinan besar karang bolong ini terjadi
karena letusan gunung Karakatau pada tahun 1883. Di bagian puncaknya terdapat
kupel peninjauan dan hutan mini sebagai tempat beristirahat dan sambil menikmati
pemandangan laut lepas.
f) Pemandian Air Panas Batukuwung
Terletak di kaki gunung Karang, tepatnya di desa Citasuk Kecamatan Padarincang,
dapat dijangkau dengan berbagai kendaraan sekitar 35 Km ke selatan kota Serang,
atau dapat juga melalui jalur Anyer - Cinangka - Batukuwung. Di tempat ini Anda
bisa menikmati mandi air panas beryodium tinggi. tanpa belerang atau mandi air
dingin serta kolam renang. Atau dapat pula
berekreasi disekitarnya untuk menikmati kesegaran alam lingkungannya yang
masih segar.
g) Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan cagar alam dan suaka margasatwa,
terdiri dari gugusan Pulau Peucang; Handeuleum dan Panaitan dan gunung Honje.Ciri
khas dan kekayaan taman nasional ialah menjadi tempat berkembang berbagai jenis
satwa liar yang dilindungi. Seperti badak bercula satu, rusa, mancak, banteng,
primata, babi hutan, kucing, rase, lemur dan aneka jenis burung. Menuju ke lokasi
bisa lewat darat melalui Kecamatan Panimbang (batas timur taman nasional)
menyusuri jalan propinsi. Atau lewat laut, menuju Pulau Peucang, Handeuleum dan
Pulau Panitan. Kawasan ini dilengkapi jaringan telekomunikasi, listrik dan air bersih
dengan akomodasi penginapan Tamanjaya, penginapan Flora dan penginapan fauna
(Pulau Peucang), Penginapan Handeuleum (Pulau Handeuleum). Juga tersedia
akomodasi jasa informasi, pemandu wisata dan fasilitas kapal kecil.
h) Mercusuar Anyer Kidul
Mercusuar setinggi 75.5 M dengan 18 lantai ini dibangun pada tahun 1885
atau 2 tahun setelah Gunung Krakatau meletus. Dinding baja setebal 2,5 Cm pada
lantai II dan 12 Mercusuar ini terdapat lubang setebal 2m. Dalam sejarah Indonesia,
Anyer Kidul sangat dikenal karena Gubernur Jendral Daendels pada tahun 1811
mengawali pembangunan jalan di Pulau Jawa sepanjang 1.000 Km dimulai dari Anyer
Kidul ini sampai Panarukan ujung Timur Jawa Timur.
i) Pulau dan Anak Gunung Krakatau
Pulau dan Anak Gunung Krakatau merupakan panorama gunung berapi
yang masih aktif. Pantai di sekitar Gunung Krakatau landai dan bersih dengan
hamparan pasir yang indah. Kawasan ini cocok untuk pengembangan Wisata
Bahari dan olahraga air seperti diving dan lain-lain.
2) Objek Wisata Sejarah dan Budaya
a) Mesjid Agung Banten
Mesjid ini memliliki nilai sejarah yang tinggi di kawasan Banten. Mesjid ini
didirikan oleh Sultan Maulana Yusuf Putera Sultan Maulana Hasanudin atau cucu
Sunan Gunung Jati Cirebon pada tahun 1566 M Mesjid ini letaknya Cuma 10 km dari
Serang dan dapat dicapai dengan berbagai kendaraan darat, baik kendaraan bermotor
maupun kereta api. Obyek wisata ini bisanya dipadati pengunjug pada hari-hari besar
keagamaan Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Maulud.
Di bagian selatan mesjid ini terletak sebuah bangunan tambahan yang disebut
Tiyamah, yang dibangun dengan gaya arsitektur Belanda kuno oleh Hendrik Lucas
Cardeel, seorang arsitektur Belanda beragama Islam.
Di halaman depan Masjid berdiri dengan megah sebuah menara yang dibangun antara
tahun 1560-1570 (KC Crucq) dengan model konstruksi padat dan tangga naik
menyerupai goa, yang dibangun dengan bantuan Cek Ban Cut,
seorang Arsitek bangsa Mongolia.
b) Keraton Surosowan
Letaknya berdekatan sekali dengan Masjid Agung Banten, menghadap ke
Utara. Bangunan Keraton tersebut saat ini sudah hancur, yang masih nampak
hanyalah sisa-sisa berupa pondasi, sisa-sia bangunan kolam pemandian keluarga
sultan yang dikenal dengan sebuah Pancuran emas, dan bekas sebuah kolam
pemandian keluarga Sultan yang dikenal dengan pancuran emas, dan sebuah kolam
taman dengan sebuah bangunan bale kambangnya.
c) Museum Situs Kepurbakalaan Banten
Musium ini menyimpan seluruh benda purbakala dan benda-benda budaya
Banten Lama. Musium ini berada persis di depan Masjid Agung Banten. Selain
dipergunakan untuk menyimpan benda-benda sejarah, musium ini juga sering
digunakan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan menambah wawasan
pengetahuan masyarakat.
d) Meriam Ki Amuk
Meriam yang berhasil direbut dari pemerintahan Belanda ini merupakan yang
pertama dimiliki Sultan Banten. Pada bagian atas moncong meriam ini terdapat
prasasti dengan hurup Arab, yang bunyinya: "Akibat'l Khairisalamtu'l Imani." Dan
menunjuk pada tahun caka 1450.
e) Keraton Kaibon
"Kaibon" berasal dari kata Ka-Ibu-an, yang mengandung arti bahwa Keraton
ini diperuntukan bagi Ibunda Sultan. Pada saat Sultan Muhammad Rafiudin
seharusnya sudah memimpin untuk menggantikan pemerintahan ayahnya yang
mangkat yaitu Sultan Muhammad Syafiudin, ketika itu beliau masih berusia 5 bulan,
sehingga untuk melanjutkan pemerintahan Banten pada waktu itu, Ibunda Sultan
Rafiudin yang bernama Ratu Asiyah menggantikan kedudukan putra mahkota sampai
Sultan dewasa. Oleh karena itulah maka Keraton ini dinamakan Kaibon. Letaknya
kurang lebih satu Km sebelum masjid Agung Banten, atau tepatnya berlokasi di
kampung Kroya. Bersamaan dengan penghapusan Kesultanan Banten tahun 1813,
Keraton Kaibon ini dibongkar oleh pemerintah Hindia Belanda di bawah pimpinan
Daendels, batu bata dan bahan – bahan bangunan lainnya masih bisa dipakai di
boyong ke kota Serang untuk dimanfaatkan membangun kresidenan, kabupaten dan
beberapa gedung lainnya. Sehingga yang ada kini hanyalah puing – puing reruntuhan
keraton kaibon.
f) Klenteng China
Klenteng yang dibangun pada masa awal kerajaan Banten ini berada lebih
kurang 50 m disebelah barat benteng Speelwijk. Klenteng yang diperkirakan tertua di
Indonesia ini selain digunakan untuk beribadah bagi umat Budha, juga sering
dimanfaatkan pengunjung dai berbagai kota besar di Indonesia untuk mencoba
membaca peruntungan hidupnya.
g) Tasikardi
Tasikardi atau danau buatan (Tasik = Danau, Kardi = buatan) yang terletak
tidak jauh dari mesjid Agung Banten dan dibangun pada masa pemerintahan Sultan
Maulana Yusuf ini, kini banyak dikunjungi wisatawan baik yang ingin berekreasi
maupun yang ingin melihat sisa-sisa kejayaan masa lalu. Danau seluas 5 Ha yang
seluruh dasar alasnya dilapisi dengan ubin bata ini di tengahnya terdapat sebuah
"pulau" berbentuk segi empat, yang pada masa kejayaanya dulu di gunakan sebagai
tempat rekreasi keluarga sultan. Pada masa itu, air Tasikardi ini selain di gunakan
untuk mengairi pesawahan yang ada di sekitarnya, juga dimanfaatkan untuk keperluan
seisi keraton Surosowon melalui pipa-pipa di dua tempat penyaringan yang dikenal
dengan sebutan pengindelan Abang (penyaringan Merah) dan Pengindelan Putih
(penyaringan Putih).
h) Pelabuhan Karangantu
Di Pelabuahan ini, pada bulan Oktober atau Nopember pesta "Raut Laut".
Selain sebagai adat nelayan, pesta laut tersebut sekaligus untuk mengenang kejayaan
masa lalu, karena pada abad ke XIV Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang paling
ramai sebelum Pelabuhan Sunda Kelapa di Batavia. Pada jamannya, pelabuhan
terbesar di Kabupaten Serang ini banyak disinggahi kapal-kapal Persia, Cina, Arab,
Portugis, Inggris dan Belanda yang mengadakan hubungan dagang dengan Kesultanan
Banten.
i) Baduy (Rawayan)
Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan cagar budaya Pegunungan
Kendeng, seluas 5.101,85 ha di daerah Kanekes. Daerah ini dikenal sebagai
wilayah tanah titipan, yaitu tanah titipan dari nenek moyang yang harus
dipelihara dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak, tidak boleh diakui sebagai
hak milik pribadi.
Suku Baduy merupakan suku asli banten yang masih menjaga tradisi anti
modernisme. Setiap Bulan April sampai Mei daerah Baduy tertutup bagi orang luar
yang hendak berkunjung. Saat itu sedang diadakan upacara adat Kawalu, semacam
hari raya besar keagamaan bagi masyarakat Suku Baduy Rawayan dan Ngalaksa.
Menuju ke lokasi melalui jalan Kabupaten sampai ke Leuwidamar, dilanjutkan
melalui jalan setapak sejauh 10 km dari kampung Ciboleger, Desa Cibungur dengan
kondisi jalan berbukit dan curam.
3. Kesenian dan Kebudayaan Propinsi Banten
Seni & Budaya merupakan komponen penting yang tidak dapat terlepas dalam
kehidupan masyarakat di Indonesia. Seni & Budaya juga merupakan suatu hal yang tak
terlepaskan dalam mewujudkan identitas kebanggaan dan keberadaan bangsa di tengah-
tengah bangsa lainn yang harus selalu dipertahankan dan dikembangkan, agar tidak hilang
termakan peradaban modern.Selain memiliki banyak potensi objek wisata alam yang
memikat, masyarakat Banten juga memiliki kegiatan seni dan budaya, yang masih
terus berlangsung dalam kehidupan masyarakatnya dan menarik untuk
dipertunjukan.
Masyarakat Banten yang berjumlah kurang lebih 7.500.000 orang,
mayoritas beragama Islam dan memiliki akar spiritual yang kuat, sehingga seni dan
budaya masyarakatnya banyak dipengaruhi oleh budaya Agama Islam.
Selain Islam, seni dan budaya Banten dipengaruhi pula oleh budaya China, Budha,
Jawa dan Sunda serta Arab, yang dipadukan dan dikemas oleh masyarakat Banten
menjadi suatu pertunjukan yang dinamis dan aktraktif.
Setiap Kabupaten dan Kota yang ada di wilayah Propinsi Banten memiliki
kesenian dan kebudayaan masing – masing. yaitu :
a. Kab Pandeglang
1). Padingdang
Padingdang Pandeglangan adalah kemasan dari sejumlah kesenian
tradisional khas Pandeglang seperti : Bedug, Terbang Tandrak, Gendreh,
Patingtung, Kendang Pencak dan Saman yang ditata sesuai kebutuhan paket
pertunjukan modern (efektif dalam jumlah personil dan efisien dalam kemampuan
pentas). Di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui Waditera Bedug,
Kendang dan Terebang yang terbalut rapih aransemen musik dan melodi vocal
Saman, Beluk dan Sholawatan Terbang, Tandak serta lengkingan Terompet Pencak
diiringi gerak Tari Rakyat dan Pencak Silat. Di sini tampil pula Bodoran Reog yang
polos, lugu tetapi menggigit penuh makna dan misi tentang budaya karuhan Sunda
akan perlunya menjaga tradisi rampak rogem sauyunan bagi masyarakat pada
umumnya.
b. Kab Lebak
1). Dogdog Lojor
Kesenian ini bermula dari usaha seorang Resi (Pendeta) yang ingin
mendamaikan dua kerajaan yang saling bermusuhn di daerah Banten Selatan, yaitu
dengan cara menciptakan peralatan musik dari bambu sebanyak empat buah,
kemudian berkembang menjadi 6 buah dan Dogdog yang terbuat dari bambu
bentuknya kecil tetapi panjang, dimainkan oleh 8 orang yang saling berlawanan
diselingi dengan nyanyian dan sindiran. Sehingga membuat para Raja lupa akan
pertengkarannya. Kemudian bersama-sama melihat pertunjukan kesenian yang
dimainkan oleh para Cantrik (murid) Resi tersebut. Kesenian inilah yang kemudian
berkembang hingga sekarang yang kita kenal dengan Kesenian Dogdog Lojor.
Kesenian ini terdiri dari : Tari pak Tani, Tari Tani, Tari Rengkong Padi, Lesung
Gender, Angklung Dogdog Lojor dan Tari Dogdog.
c. Kab Tangerang
1). Calung
Calung merupakan kesenian khas masyarakat Sunda yang berkembang
secara turun-temurun, dengan peralatan perkusi dari bilah-bilah bambu yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga menimbulkan nada yang harmonis. Kesenian ini
dimainkan oleh 5 orang pemain yang ditingkahi dengan nyanyian dan sindiran di
tambah dengan adanya lawakan (bobodoran). Pada dasarnya kesenian ini dibawakan
dengan penuh kecerian sehingga akan menambah hidupnya suasana kepada
penonton.
2). Cokek
Cokek berkembang di daerah Betawi yang merupakan kesenian kahas
daerah. Kaesenian ini merupakan perpaduan antara Cina dan Sunda hingga
mempunyai keunikan tersendiri. Cokek berkembang di daerah perbatasan
Kabupaten dan Kota Tangerang sehingga pengaruh daerah Betawi masih dominan.
d. Kab Serang
1). Debus
Seni Debus ialah seni asli daerah Banten. Seni ini semula dikembangkan
oleh salah seorang Sultan di Banten. Kegunaannya untuk menjaga
keamanan/pertahanan. Oleh Karena itu seni debus ini mempertunjukan kekebalan
semata-mata. Dan sampai sekarang seni Debus masih dapat bertahan dan digemari
masyarakat. Di dalam pertunujukannya akan dimainkan antara lain Gembrung,
yang merupakan pembukaan awal permainan dengan membunyikan tetabuhan.
Beluk ; suara melengking histeris, menandakan acara permainan sudah mulai
menghangat untuk mencapai tingkat yang agak berat. Pencak : Pencak ini hampir
tidak ada bedanya dengan Pencak Silat, bisa dilakukan secara tunggal maupun
berpasangan.
Kesenian Debus tumbuh sejak ratusan tahun yang lalu bersama berkembangnya
agama Islam di Banten. Pada mulanya kesenian ini berfungsi sebagai sarana
penyebaran agama, namun pada masa pemerintahan Sultan Agung
Tirtayasa kesenian ini dipakai untuk membangkitkan semangat pejuang dan
rakyat Banten melawan penjajahan yang dilakukan Belanda.
Konon, kesenian bela diri Debus berasal dari seni bela diri daerah Al Madad.
Lama kelamaan seni bela diri ini berkembang dan tumbuh subur di kalangan
masyarakat Banten sebagai seni hiburan rakyat, walaupun inti pertunjukannya masih
kental diwarnai oleh garakan-gerakan seni bela diri dan pemakaian senjata. Kesenian
Debus yang menitikberatkan kekebalan seseorang terhadap serangan benda tajam ini
selalu menggunakan semacam senjata yang disebut Debus
Debus dalam bahasa Arab berarti senjata tajam dari besi yang ujungnya
runcing dan memiliki hulu bundar. Dengan alat ini tubuh pemain debus dilukai, yang
biasanya tidak dapat ditembus walaupun hulu debus dipukul berkali-kali oleh orang
lain. Atraksi-atraksi kekebalan badan yang menakjubkan merupakan variasi lain
dalam pertunjukkan Debus.
Dalam atraksi ini, setiap pemain harus memenuhi persayaratan-persyaratan
yang cukup berat. Mereka dituntut beriman kuat dan yakain akan ajaran Islam.
Pemain debus tidak boleh minum minuman keras, main judi, main wanita, atau
mencuri. Selain itu pemain tidak boleh ragu-ragu dalam melaksanakan semua
tindakan yang berbahaya. Pelanggaran terhadap salah satu persyaratan akan
membahayakan jiwa pemain itu sendiri.
e. Kota Tangerang
1). Peking Say
Singa Batu, model dari Ciok Say ini ada bermacam-macam. Tapi yang
utama mengikuti dua aliran, yaitu aliran utara dan aliran selatan, Aliran utara yang
dimaksud adalah utara sebelah utara Sungai Yang Zi. Bentuknya Garang, badannya
tegak, mulutnya persegi, seperti yang kita lihat di kompleks istana kekaisaran di
Beijing. Sedangkan aliran selatan adalah yang terdapat di sebelah selatan Sungai
Yang Zi, bentuknya lebih bervariasi, lebih luwes, tapi kurang gagah. Aliran selatan
inilah yang dominan di klenteng-klenteng di Indonesia, terutama di kota Tangerang
termasuk Tay Kak Sie. Bentuk Singa ini aneh sekali, tidak mirip sama sekali dengan
wujud singa sebenarnya. Maklum di Tiongkok tidak ada Singa. Bentuk Singa Batu
itu diambil dari Anjing Peking Say, yang pada waktu itu merupakan peliharaan
kaisar dan hanya di Keraton saja, karena dianggap suci.
f. Kota Cilegon
1). Bendrong Lesung
Bendrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional kota Cilegon
yang tumbuh dan berkembang secara turun-temurun di masyarakat sampai sekarang.
Kesenian tradisional ini pada awalnya merupakan tradisi masyarakat desa dalam
menyambut panen raya, sebagai ungkapan kebahagian atas jerih payah yang
dilakukan selama ini telah membuahkan hasil, Bendrong Lesung dalam
perkembangannya tidak saja ditampilkan dalam menyambut Panen Raya, namun
ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkawinan ataupun upacara berbagai
macam peresmian.
4. Letak Geografis dan Ekosistem
Posisi Geografis Provinsi Banten berada antara 5°7'50" - 7°1'11" LS dan
105°1'11" - 106°'12" BT, dengan luas wilayah 9.160,70 km2.
Posisinya sangat strategis sebagai penghubung jalur perdagangan Sumatera - Jawa.
Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Barat dengan
Selat Sunda, serta di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sehingga
wilayah ini mempunyai sumber daya laut yang potensial.
Sedangkan ekosistem wilayah Banten pada dasarnya terdiri dari :
a. Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis
dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri.
b. Kawasan Banten Bagian Tengah berupa irigasi terbatas dan kebun
campur, sebagian berupa pemukiman pedesaan. Ketersediaan air cukup
dengan kuantitas yang stabil.
c. Kawasan Banten sekitar Gunung Halim-Kendeng hingga Malingping,
Leuwi-dmar, Bayah berupa pegunungan yang relatif sulit untuk di akses,
namun menyimpan potensi sumber daya alam.
d. Banten Bagian Barat (Saketi, DAS Cidano dan lereng kompleks Gunung
Karang - Aseupan dan Pulosari sampai DAS Ciliman - Paandeglang dan
Serang bagian Barat) yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan
pertanian yang masih perlu ditingkatkan (intensifikasikan).
e. Ujung Kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa (Rhini
Sondaicus).
f. DAS Cibaliung - Malingping, merupakan cekungan yang kaya air tetapi
belum dimanfaatkan secara efektif dan produktif. Sekelilingnya berupa
bukit-bukit bergelombang dengan rona lingkungan kebun campur dan
talun, hutan rakyat yang tidak terlalu produktif.
5. Iklim dan Curah Hujan
Iklim wilayah Banten sangat dipengaruhi Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan (Nopember - Maret) cuaca
didominasi oleh angin barat (dari Sumatera Hindia sebelah selatan India) yang
bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim
kemarau (Juni - Agustus), cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan
wilayah Banten mengalami kekeringan yang kerasterutama di wilayah bagian selatan,
terlebih lagi bila berlangsung El Nino.
Temperatur di daerah pantai dan perbukitan berkisar antara 22 derajat celcius
dan 32 derajat celcius, sedangkan suhu pegunungan dengan ketinggian antara 400 -
1.350 m dpl mencapai antara 18 derajat celcius - 29 derajat celcius.
B. Target
1. Target Karya
Setelah mengetahui permasalahan dan identifikasi tentang kebudayaan dan
pariwisata Propinsi Banten, maka diperlukan aktifitas promosi melalui media
komunikasi untuk lebih mengutamakan target audiensi yang ingin dicapai :
a. Media lini atas ( above the line media )
1) Iklan Majalah
2) Iklan Koran
3) Spanduk
4) Bill board
b. Media lini bawah ( bellow the line media )
1) Poster Indoor
2) Poster Outdoor
3) Booklet
4) Flyer
5) T - Shirt
6) Kalender
7) Paper Bag
8) Logo
9) Kop surat
10) Amplop
11) Kartu Pos
12) Sticker
13) Jam meja
14) Notebook
15) Kartu Nama
2. Target Audience
Untuk mencapai tujuan yang optimal dengan jangkauan sasaran khalayak
yang seoptimal mungkin, maka khalayak sasaran yang dituju dibagi atas geografis,
demografis, dan psikografis.
a. Target Primer
1. Geografis
-Wilayah : Banten
2. Demografis
- umur : 17 s/d 30 tahun
- Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
- Pendidikan : minimal SMA
3. Psikografis
- umum dari berbagai golongan sosial, pendidikan, dan agama
- kelompok industriawan atau pengusaha yang bergerak dalam
bidang pariwisata.
b. Target Sekunder
1. Geografis
- Jabodetabek
2. Demografis
- Umur : 7 – 16 dan 31 – 65 tahun
- Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
- Pendidikan : Semua tingkatan
3. Psikografis
- Umum dari berbagai golongan sosial, pendidikan, dan agama.
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Promosi Pariwisata
Pariwisata merupakan kegiatan manusia yang memiliki banyak dimensi.
Berbagai aspek terlibat dalam kegiatan pariwisata. Oleh karena itu, untuk
melaksanakan promosi pariwisata, perlu mengetahui konsep pariwisata dan
kompleksitas komponen yang terkait. Kompleksitas yang terkandung dalam
pariwisata antara lain pariwisata sebagai pengalaman manusia, pariwisata sebagai
perilaku sosial, pariwisata sebagai fenomena geografis, pariwisata sebagai sumber
daya, pariwisata sebagai bisnis, dan pariwisata sebagai industri. ( Smith, 1989 ).
Pariwisata memiliki dua aspek, aspek kelembagaan dan aspek substansial yaitu
sebuah aktivitas manusia ( Kuntowijoyo, 1991 ).
Dilihat dari sisi kelembagaannya, pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk
sebagai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah
lembaga, pariwisata dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana
perkembangannya, mulai dari direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan pada
pembeli, yakni wisatawan.
B. Positioning
Dari definisi pariwisata diatas yang menjelaskan kegiatan pariwisata yang
mencakup berbagai aspek, mulai dari direncanakan sampai dipasarkan kepada para
wisatawan, sebagaimana sebuah produk bahwa pariwisata juga harus dipasarkan
melalui media yang menunjangnya.
Positioning yaitu sebuah inti dari segala sesuatu yang kita inginkan agar
dipikirkan, dipasarkan dan dipercaya oleh khalayak sasaran mengenai produk kita,
dimana kita yakin akan dapat membedakannya dari produk – produk lain yang sejenis.
Upaya ini dianggap perlu karena situasi maysarakat atau konsumen sudah over
commucated. ( Rhenald Kasali, 1995 : 157 ).
Oleh karena itulah pentingnya merancang konsep desain yang menanamkan
sebuah citra atau image ke dalam ingatan konsumen yang dituju. Suatu image bisa
sangat bermakna atau sederhana. Citra dapat berjalan stabil, konsisten dari waktu ke
waktu, diperkaya oleh jutaan pengalaman. Maka Positioning dari promosi ini adalah
menempatkan pariwisata dan kebudayaan Propinsi Banten sebagai pariwisata yang
menarik, dan kebudayaan yang unik.
C. Strategi Kreatif
Propoinsi Banten yang tergolong baru diantara propinsi – propinsi yang ada di
Indonesia adalah memiliki banyak sumber daya alam yang belum terkelola dengan
baik dan juga objek pariwisata yang sebenarnya sangat menarik jika dikelola dan
dipromosikan dengan tepat.
Sesuai dengan tugas pokok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Banten
yaitu :
1. Merumuskan rencana strategis pembinaan dan promosi pariwisata
2. Merumuskan kebijakan dibidang promosi Kebudayaan dan pariwisata
3. Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan semua
kegiatan dinas kebudayaan dan pariwisata
4. Memberikan informasi, saran dan pertimbangan dibidang kebudayaan dan
Kepariwisataan kepada Gubernur sebagai bahan kebijakan dan atau
pembuatan keputusan dibidang promosi
5. Merumuskan kebutuhan pegawai dibidang kebudayaan dan pariwisata
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
6. Mengadakan hubungan kerjasama dengan unit kerja pemerintah maupun
swasta dibidang pembinaan dan promosi kebudayaan dan Kepariwisataan
7. Memberikan masukan kepada gubernur bagi pengangkatan pegawai dalam
jabatan tertentu dalam lingkungan dinas sesuai dengan peraturan yang berlaku
8. Melaksanakan tugas dekonsentrasi dan pembantuan
9. Melakukan koordinasi dengan unit lain yang ada di Propinsi
10. Mengendalikan anggaran dinas
11. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan
dinas
12. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan tugas-tugas dinas kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah
13.Melaksanakan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan fungsi dan
tugasnya. ( Disparda Prov Banten ).
Untuk merumuskan rencana strategis pembinaan dan promosi pariwisata,
pertimbangan yang diambil dalam pembuatan promosi periklanan Pariwisata dan
Kebudayaan Propinsi Banten berdasarkan rumus AIDCA yaitu attention, Interst,
desire, conviction, dan action ( Rhenald Kasali, 1992 : 11 ).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka unsur – unsur pendukung desain
secara keseluruhan dalam menentukan bentuk visual adalah sebagai berikut :
1. Konsep Verbal
Konsep Verbal meliputi naskah kepala berita ( Headline ), teks ( Body Copy ),
Slogan ( Keyword ).
a. Kepala Berita ( Headline )
Headline yang juga sebagai kepala berita / pesan, headline merupakan copy
yang paling penting, dengan kalimat yang terdiri dari beberapa kata saja, ia harus
mampu membuat audience tertarik pada tema atau produk yang ditawarkan pada iklan
ini. Headline digunakan sebagai penangkap perhatian utama ( eye catcher ) untuk
menggugah kesadaran konsumennya ( Bedjo Riyanto, 2000 : 21 ).
b. Teks ( Body Copy )
Kegunaannya yakni memberikan uraian secara terperinci mengenai Informasi
dari setiap objek pariwisata dan kebudayaan atau kesenian tradisional yang terdapat di
propinsi Banten.
c. Slogan ( Keyword )
Slogan adalah baris kalimat penutup ( the pay – off line ), hal ini dapat
digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra perusahaan. Slogan dari Pariwisata
Banten adalah “The Future Tourism” .
2. Konsep Non Verbal
a. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam
komunikasi periklanan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat
menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata – kata ( Dendi
Sudiana, 1996 : 37 ).
Ilustrasi dalam hal ini termasuk foto, dan rancang grafis yang membantu
menciptakan kesan indah, unik dan menarik. Foto adalah rekaman visual suatu
peristiwa yang diambil dengan kamera dan berlangsung cepat dan tepat.
Dengan menggunakan foto produk yang kita tawarkan bisa dilihat secara
langsung oleh para khalayak, dengan foto iklan yang kita tampilkan terasa lebih
eksklusif dan elegan.
b. Typografi
Typografi adalah seni mengatur ( setting dan pengaturan ) huruf ( type ) dan
kemudian mencetaknya ( Rhenald Kasali, 1995 : 90 ).
Typografi yang baik mengarah pada keterbacaan, dan kemenarikan dan
desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya dan karakter atau menjadi karakteristik
subjek yang diiklankan. ( Frank Jefkins, 1996 : 248 ).
Perencanaan typografinya harus mempertimbangkan karakteristik huruf yang
sesuai dengan gaya audience, sedangkan pertimbangan lain adalah segi keindahan dan
keterbacaannya. Jenis typografi yang digunakan adalah jenis huruf yang dapat
menciptakan kesan kreatif dan dinamis. Arial adalah jenis font yang simple, mudah
dibaca dapat terkesan formal tapi tidak terlalu serius atau ilmiah sehingga cocok untuk
memberikan teks informasi pada sebuah media promosi. Flexure merupakan font
dekoratif yang masih simple disini memberikan kesan tegas teks BANTEN tapi tidak
kaku dan bersifat lebih dinamis. Crackhouse merupakan dekoratif font dengan efek
pecah yang memberikan kesan atraktif jenis ini dapat menarik konsumen pada media
promosi tertentu. Smudger LET font yang memiliki keunikan dan memberikan kesan
gesit dan lincah. Ignacious font dengan lekukan yang memberikan kesan klasik tapi
mudah dibaca.Typografi yang
digunakan dalam pembuatan media promosi Pariwisata dan Kebudayaan
Propinsi Banten adalah :
· Arial
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
· Flexure
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
· Crackhouse
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
· Smuudger LET
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
· Ignacious
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
c. Warna
Penggunaan warna dalam konsep perencanaan promosi ini diambil
berdasarkan warna – warna yang sudah ada dalam logo propinsi Banten yang
memiliki arti tersendiri dari tiap – tiap warna, warna tersebut adalah :
· Merah : melambangkan keberanian
· Putih : melambangkan suci, arif dan bijaksana
· Kuning : melambangkan kemuliaan, lambang kejayaan dan
keluhuran
· Hitam : melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati
· Abu-abu : melambangkan ketabahan
· Biru : melambangkan kejernihan, kedamaian dan ketenangan
· Hijau : melambangkan kesuburan
· Coklat : melambangkan kemakmuran
Logo Propinsi Banten
Dari acuan warna – warna tersebut, dalam konsep desain media promosi
pariwisata ini menggunakan warna yang tenang dan lembut, dari warna pokok yang
telah ada. Warna – warna yang dominan adalah :
Green, C 100
M 0
Y 100
K
Autumn Orange, C 0
M 40
Y 80
K 0
d. Tata Letak ( layout )
Layout adalah tata letak yaitu mempunyai arti kesatuan yang utuh dan
terpadu dari komponen tipografi, ilustrasi, warna, tanda – tanda identifikasi yang
ditempatkan dan disusun pada halaman. Ada 5 (lima) prinsip dasar desain :
e. Keseimbangan ( Balance )
Penataan unsur –unsur untuk mencapai suatu kesan kasatmata ( visual image
) atau penyebaran yang menyenangkan.
f. Lawanan (contrast )
Penggunaan ukuran, kepekatan dan warna yang berbeda – beda dalam rangka menarik perhatian dan keterbacaan.
g. Perbandingan ( proportion )
Pertalian antara objek dan latar belakang yang keduanya tampak dan saling
berinteraksi.
h. Alunan Pirsa ( gaze-motion )
Perataan judul, ilustrasi, naskah, dan tanda – tanda identifikasi yang
sedemikian rupa dalam pengurutan paling logis.
i. Kesatuan ( unity )
Berbagai mutu keseimbangan, lawanan, perbandingan, dan alunan pirsa,
digabungkan untuk pengembangan kesatuan pikir, penampilan, dan reka bentuk tata
letak ( design in the layout ). ( Dendi Sudiana, 1986 : 29 )
Semua elemen – elemen pokok dalam layout iklan media cetak seperti
naskah / teks / copy dan ilustrasi memerlukan suatu cara pengorganisasian untuk
mencapai suatu kesatuan hubungan ( unity ) agar pesan ( message ) iklan dapat
disampaikan secara efektif dan estetik. ( Bedjo Riyanto, 2000 : 26 ).
Dalam merumuskan dan menentukan ide / tema pokok yang akan kita
sampaikan dalam iklan, harus didasarkan pada satu central theme saja. Hal ini
berdasar pada kenyataan bahwa daya ingat manusia sangat terbuka, dan dengan
menggunakan satu tema pokok saja memungkinkan pesan yang disampaikan akan
lebih diingat oleh konsumen. Dan kenyataan membuktikan bahwa strategi promosi
yang sukses selalu menggunakan satu tema pokok saja.
Setelah strategi kreatif ini disusun dan diketahui ide atau tema pesan apa
yang akan disampaikan maka selanjutnya adalah bagaimana kita menyampaikannya
kepada konsumen pesan tersebut sehingga dapat diterima dan menghasilkan respon
konsumen sesuai yang diterima.
Cara penyampaian tema atau pesan iklan ini dapat dilakukan melalui
beberapa cara pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Rasional
Tema atau pesan disampaikan dengan menampilkan figur produk, data
fungsional dengan sisi praktis, menguraikan fakta - fakta tentang produk dengan
informasi yang lugas dan jujur.
2. Pendekatan Emosional
Tema dan pesan disampaikan melalui sentuhan perasaan atau emosi
konsumen. Cara pendekatan ini sama sekali tidak mementingkan ciri / figure atau
fakta – fakta tentang produk, tetapi lebih mementingkan pada pesan – pesan yang
sedikit berlebihan. Dan memanjakan perasaan atau tergiur pada pesan yang
disampaikan tersebut.
D. Perencanaan Media
Penggunaan bentuk media tertentu untuk mempublikasikan suatu iklan,
biasanya tergantung pada tujuan iklan itu sendiri. Pengukuran suatu media yang
efektif sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan perhitungan.
Semua jenis media pada dasarnya dapat saling diperbandingkan berdasarkan pada
faktor – faktor tertentu. Media – media yang dipilih dengan pertimbangan
keefektivannya. Dalam promosi ini dipilih media –media berikut ini :
1. Media lini atas ( above the line media ):
a. Billboard
Alasan pemilihan media : Karena berukuran besar, ditempatkan di tempat
strategis dan bentuknya yang menarik akan sangat mengundang perhatian calon
pengunjung.
Penempatan : Di jalan raya, jalur menuju daerah wisata.
Billboard
b. Iklan Majalah
Alasan pemilihan media : Memberikan informasi cukup lengkap pada
pembaca dan menambah kesan elegan bagi konsumen maupun produk yang di
iklankan.
Penempatan : Iklan ini akan ditempatkan di majalah wisata, keluarga, dan
Majalah Flora dan Fauna.
Iklan Majalah ( Taman Nasional Ujung Kulon )
c. Iklan Koran
Alasan pemilihan media : Karena koran adalah media yang mudah di dapat
khalayak umum dari koran orang banyak mendapatkan informasi apapun.
Penempatan : Koran daerah seperti Radar Banten, dan Suratkabar lainnya
yang dipandang cocok dengan promosi ini.
Iklan Koran ( Pantai Tanjung Lesung )
d. Spanduk
Alasan pemilihan media : karena diletakkan di tempat strategis dan singkat
isinya sehingga orang mudah mengetahui.
Penempatan : Tempat objek wisata dan jalan – jalan yang menuju daerah
wisata.
Spanduk
2. Media lini bawah ( Bellow the line media )
a. Logo
Alasan pemilihan : merupakan bentuk identitas utama dari pariwisata
Banten yang membedakannya dengan yang lainnya. Logo juga menjadi ciri khas
perusahaan, memancarkan citra tertentu, sumber kebanggaan. Dalam setiap desain
yang memiliki tujuan penawaran, logo mutlak ditampilkan. Ukuran logo pada setiap
media harus disesuaikan dengan ukuran media dengan komposisi desain yang
menyatu dengan unsur – unsur lain. Hal – hal sebagai pertimbangan pembuatan loga
Pariwisata Banten menggunakan garis yang dinamis, menciptakan bentuk yang
sederhana yang memiliki bentuk yang unik dan menarik.Logo adalah ilustrasi
identitas utama.
Penempatan : adalah dengan cara menempatkan logo pada setiap media
promosi yang diciptakan.
Banten The Future Tourism
Logo Pariwisata Banten
b. Kop surat dan Amplop
Alasan pemilihan media : karena dalam kop terdapat logo dan alamat
lengkap dari Pariwisata Banten. Sehingga Kop surat juga dirasa mampu menonjolkan
identitas, begitu juga dengan Amplop. Kop dan Amplop juga merupakan bentuk
identitas, dari pariwisata Banten.
Penempatan : di Instansi Pemerintah dan Toko Buku
Amplop
Kop Surat
c. Booklet
Alasan pemilihan media : selain lain lengkap informasi wisata yang bisa
didapatkan dari booklet, bentuknya yang kecil cenderung praktis dibawa kemanapun.
Penempatan : Kantor instansi pemerintah, dan tempat wisata.
Cover Isi
d.Poster ( Indoor & Outdoor )
Alasan pemilihan media : karena memiliki daya promosi yang praktis baik di
luar ruangan maupun di dalam ruangan, dengan desain yang menarik dan mudah di
mengerti.
Penempatan : di pinggir jalan ( Out Door ) dan tempat fasilitas umum seperti
Hotel, Restoran, Kantor Instansi Pemerintah yang berhubungan dengan pariwisata
dan Biro Perjalanan Wisata ( In Door ).
Poster Anyer ( In Door ) Poster Debus ( Out Door )
Poster Baduy ( In Door )
e. Kartu Pos
Alasan pemilihan media : dapat dijadikan media pengenal wisata banten
kepada orang lain dengan berkirim kartu pos.
Penempatan : Kantor Pos, dan toko buku.
( Tampak Depan ) ( Tampak Belakang )
f. Jam meja
Alasan pemilihan media : setiap orang pasti akan melihat dan membutuhkan
jam, tentu hal ini dapat dimanfaatkan sebagai media promosi dan sekaligus dijadikan
kenangan.
Penempatan : toko sovenir, dan tempat – tempat wisata.
Jam Meja
g. Flyer
Alasan pemilihan media : bentuknya yang selebaran kertas kecil dapat
menghemat biaya dan efektif untun media promosi.
Penempatan : dibagikan ke setiap khalayak umum
Flyer
Media ini dibuat untuk mempublikasikan pertunjukan Kesenian Tradisional Debus yang akan di selenggarakan di Kota Serang.
h. Kaos ( T – Shirt )
Alasan pemilihan media : kaos juga merupakan perwakilan aspirasi jiwa
seseorang dengan tulisan dan gambar yang ada di kaos, dengan desain kaos yang di
buat untuk promosi wisata Banten, orang akan memiliki kesan tersendiri tentang
Banten dan juga promosi kepada orang lain.
Penempatan : dijual di tempat wisata.
Tampak Depan Tampak Belakang
i. Kalender meja
Alasan pemilihan media : begitu juga dengan kalender setiap orang juga
membutuhkannya, disamping melihat tanggal orang juga akan tertarik melihat gambar
yang ada di kalender.
Penempatan : Kantor Instansi Pemerintah, dan tempat wisata.
Cover Isi
j. Paper bag
Alasan pemilihan media : Paper Bag berguna untuk wadah berbelanja
sovenir, dan juga terdapat logo sebagai promosi.
Penempatan : toko sovenir dan Kantor Instansi Pemerintah.
Paperbag
k. Sticker
Alasan pemilihan media : sticker merupakan kebanggaan tersendiri dan juga
sebagai identitas sekaligus untuk media promosi.
Penempatan : tempat wisata dan di toko sovenir.
Sticker
l. Kartu Nama
Alasan pemilihan media : Kartu Nama dapat digunakan unutk media
“kenalan” kepada orang lain dan juga sebagai salah satu promosi kecil kepada orang
lain.
Kartu Nama
m. Nootbook
Alasan Pemilihan media : Notebook digunakan orang untuk mencatat hal –
hal yang penting agar mudah di ingat.
Penempatan : Kantor – kantor Pemerintah, Toko Buku, dan di tempat
penjualan Souvenir.
Cover Isi
BAB IV
VISUALISASI
A. Media lini bawah ( bellow the line media )
1. Logo
Banten The Future Tourism
Gagasan Logo di dapat dari inspirasi kubah menara Mesjid Agung
Banten, yang merupakan symbol khas dan sudah merupakan identitas dari
daerah Banten
Ilustrasi : Kubah Menara Mesjid Agung Banten yang di
modifikasi sehingga menjadi bentuk yang unik,
dan terdapat sekilas bayangan huruf “B” yaitu
huruf awal dari kata Banten sehingga seolah –olah
membelah kubah.
Typografi : Flexure ( untuk kata “Banten” )
Smudger LET ( untuk “The Future Tourism” )
Teks : Banten ( objek ),
The Future Tourism ( Slogan )
Proses : Corell Draw 11, FreeHand MX
2. Kop Surat
Ukuran : 21 ´ 29,7 cm
Ilustrasi : Artistik Grafis, Logo
Teks : Instansi, Keterangan Alamat
Typografi : Arial, Ignacious
Proses : Corel Draw 11
Teknik : Offset
Bahan : HVS 70 gram
3. Amplop
Ukuran : 11 ´ 23 cm Ilustrasi : Artistik Grafis, Logo Teks : Instansi, Keterangan Alamat Typografi : Smudger LET Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : HVS 80 gram
4. Booklet
Ukuran : 17 ´ 12 cm
Ilustrasi : Masjid, Menara, Pantai, Badak, Alam, Logo
Teks : Slogan, Instansi, Keterangan Alamat
Typografi : Smudger LET, Flexure, Arial
Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11
Teknik : Offset
Bahan : Glossy Paper
5. Poster
a. Poster Anyer ( In door ) Ukuran : A2 ( 42 ´ 59,4 cm ) Ilustrasi : Pantai Anyer, Jetski, Mercusuar, Hotel Logo Teks : Anyer Beach, “The Beach of dream” Banten “The Future Tourism” Typografi : Ignacious, Smudger LET, Flexure Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11 Teknik : Offset
Bahan : Art Paper
b. Poster Debus ( Out door )
Ukuran : A2 ( 42 ´ 59,4 cm ) Ilustrasi : Berbagai macam atraksi Debus, Golok Logo Teks : “Debus in Art”, tanggal pertunjukkan “Amazing Show” Typografi : Crackhouse, Smudger LET, Flexure Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11 Teknik : Offset
Bahan : Art Paper
c. Poster Baduy
Ukuran : A2 ( 42 ´ 59,4 cm ) Ilustrasi : Background perkampungan baduy, orang – orang Baduy, Patung, Logo Teks : Budaya Baduy, Ciboleger Typografi : Ignacious, Smudger LET Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Art Paper
6. Kartu Pos Tampak Depan Tampak Belakang
Ukuran : 15 ´ 10,3 cm Ilustrasi : Pantai Anyer dengan efek Water Colour garis - transparansi , tanda anak panah ( Depan ) Menara Masjid, logo, garis transparansi ( bela – kang ) Teks : “The Future Tourism”, Pantai Anyer Banten ( depan ) Instansi, Keterangan alamat Typografi : Smudger LET, Ignacious Proses : Photoshop 7, Corel Draw11 Teknik : Offset
Bahan : Glossy Paper
7. Jam Meja
Ukuran : 9,2 ´ 11,2 cm Ilustrasi : Logo, Transparansi logo, grafis Teks : Slogan Typografi : Smudger LET, Flexure Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Art Paper
8. Flyer
Ukuran : ( 17 ´ 12 cm ) Ilustrasi : Background atraksi Debus, Pendekar, logo – transparansi logo, Golok, lingkaran grafis Teks : “Debus In Art”, tanggal pertunjukkan, ama – zing Show Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Art Paper
9. T - Shirt
Ukuran : M Ilustrasi : Kubah setengah, bulatan grafis ( depan ) Logo ( belakang ) Teks : Slogan Typografi : Flexure, Smudger LET Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Cotton
10. Kalender Meja
Cover Isi
Ukuran : 17, 5 ´ 12 cm Ilustrasi : Alam, Pantai, Badak, Menara Mesjid , Mesjid Logo ( cover ) Foto sket, foto asli, logo, grafis ( isi ) Teks : Instansi, Keterangan alamat “Selamat Tahun baru 2007” ( cover ) Tanggal, Instansi, alamat ( isi ) Typografi : Flexure, Smudger LET, Arial Proses : Corel Draw 11, Photoshop 7 Teknik : Offset Bahan : Glossy Paper
11. Paper Bag
Ukuran : 30 ´ 22 ´ 12 cm Ilustrasi : Logo, transparansi logo, grafis Teks : Slogan Typografi : Smudger LET Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Art Paper
12. Sticker
Ukuran : 3,5 ´ 8 cm Ilustrasi : Logo, grafis Teks : Slogan Typografi : Smudger LET, Flexure Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Kertas Mirror
13. Kartu Nama
Ukuran : 5,3 ´ 8,8 cm Ilustrasi : Logo, grafis Teks : Nama, Instansi, alamat, no HP Typografi : Arial Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Glossy Paper
14. Notebook
Cover isi
Ukuran : 13 ´ 9.5 cm Ilustrasi : Logo, grafis Teks : Instansi, alamat, slogan Typografi : Smudger LET, Flexure Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : HVS 70 gram
B. Media lini atas ( Above the line media )
1. Iklan Majalah
Ukuran : A4 ( 21 ´ 29,7 cm ) Ilustrasi : Marga Satwa dan Suaka Alam, Logo Teks : Taman Nasional Ujung Kulon Typografi : Arial, Smudger LET, Flexure Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Art Paper
2. Iklan Koran
Ukuran : 7 kolom ´ 352 mm Ilustrasi : Pantai, Kapal, wisatawan, logo Teks : Tanjung Lesung Beach, Kawasan Pantai Selatan Banten Typografi : Ignacious, Arial, Flexure, Smudger Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Kertas Koran
3. Spanduk
Ukuran : 60 ´ 300 cm Ilustrasi : Logo, grafis Teks : Slogan Typografi : Flexure Proses : Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Germain
4. Billboard
Ukuran : 360 ´ 250 cm Ilustrasi : Objek wisata alam dan budaya Banten Teks : “Menyongsong Masa Depan Dengan Budaya dan Pariwisata”, Banten The Future Tourism Typografi : Smudger LET, Arial Proses : Photoshop 7, Corel Draw 11 Teknik : Offset Bahan : Germain
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk Jasa Pariwisata keberadaannya sangat diperlukan, karena sudah
menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang yang harus memenuhi kebutuhan akan
rekreasi. Maka perkembangan pariwisata pelu diperhatikan dan ditangani
kemajuannya dengan profesional untuk menghasilkan pariwisata yang berkualitas
sehingga dapat membantu perekonomian di wilayah pariwisata tersebut, Propinsi
Banten khususnya dan semua wilayah di Indonesia pada umumnya, yaitu dengan
melakukan promosi yang tepat kepada para wisatawan sehingga potensi pariwisata
yang dimiliki oleh Propinsi Banten khususnya dapat dikenal dan di kunjungi para
wisatawan dari wilayah sendiri ( Propinsi Banten ), dan wisatawan di seluruh
Indonesia bahkan mancanegara.
B. Saran
Menciptakan Promosi yang baik dan tepat perlu juga di dukung dengan
peningkatan sarana dan prasarana pariwisata agar apa yang di hasilkan dari promosi
yang baik tidak sia – sia begitu saja, karena setiap orang lebih percaya terhadap
kenyataan dari pada janji – janji dari promosi yang tidak di dukung dengan
kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Rhenald Kasali, 1992, Menejemen Periklanan, Jakarta : Pustaka Graffity.
Salah Wahab, ph. D., 1992, Pemasaran Pariwisata, Jakarta : PT. Pradnya Paramita,.
Smith, Stephen L.J., 1989, Tourism Analysis. New York , John Wiley & Sons.
Inc. Dendi Sudiana, 1986 Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung : CV Remaja
Karya.. Wardiyanta, Drs, M.Hum, 2006 Metode Penelitian Pariwisata, Yogyakarta :
C.V Andi Offset. Kuntowijoyo. " Tinjauan Historis Pembangunan Pariwisata Di Indonesia",
Naskah dalam Seminar Nasional Dampak Sosial Budaya Pengembangan Industri Pariwisata, ( Makalah, 16 – 17 Desember 1991.)
_________ Potret Wisata Yang Terlanjur Buram ( Republika minggu 24
November 2002 hal 14 )
www.google.com Kamis 12 Oktober 2006 12:30 WIB
www.wisatanet.com Kamis 12 Oktober 2006 12:35 WIB
www.ujung-kulon.net Kamis 12 Oktober 2006 12:40 WIB
Kop Surat ( 21 ´ 29,7 cm )
Skala 1 : 2
Amplop ( 11 ´ 23 cm ) Skala 1:2
Booklet ( 12 ´ 17 cm )
Skala 1:1
Poster ( 42 ´ 59,4 cm )
Skala 1:4
Poster ( 59,4 ´ 42 cm )
Skala 1:4
Kartu Pos ( 10,3 ´ 15 cm )
Skala 1 : 1
Flyer ( 17 ´ 12 cm ) Skala 1:1
Jam ( 11,2 ´ 9,2 cm )
Skala 1:1
Sticker ( 3,5 ´ 8 cm )
Skala 1:1
Kartu Nama
( 5,3 ´ 8,8 cm )
Skala 1:1
Notebook ( cover )
Notebook ( isi ) ( 13 ´ 9,5 cm )
Skala 1:1
Paperbag ( 30 ´ 22 ´ 12 cm )
Skala 1:2
Iklan Majalah Iklan Koran ( 21 ´ 29,7 cm ) ( 7 Kolom ´ 352 mm ) Skala 1: 4 Skala 1:4
Billboard ( 250 ´ 360 cm )
Skala 1 : 100
Spanduk ( 60 ´ 300 cm )
Skala 1: 10
Kalender ( cover ) ( 17,5 ´ 12 cm )
Skala 1 : 1
s
Kalender ( isi ) ( 17,5 ´ 12 cm )
Skala 1 : 1