lampiran - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/6197/7/lampiran.pdf · panduan wawancara kepala seksi promosi...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Wawancara bersama Dewi Utari di Dinas Pariwisata Provinsi Banten
Wawancara bersama Aldofina Novelist di Dinas Pariwisata Provinsi Bante
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Wawancara bersama Jasmine Bernadini dan teman-temannya
Wawancara bersama Cindy Permatasari di Pantai Tanjung Lesung Resort
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Wawancara bersama Savira Jasmine di Universitas Pelita Harapan
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
INTERVIEW GUIDE
Panduan wawancara Kepala Seksi Promosi dan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata
Provinsi Banten.
1. Sudah menjabat berapa lama sebagai Kepala Seksi Promosi dan Kepada Bidang
Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Banten?
2. Apa saja tugas dari seorang Kepala Seksi Promosi dan Kepada Bidang Pemasaran
Dinas Pariwisata Provinsi Banten?
3. Apa saja kegiatan promosi Pantai Tanjung Lesung yang telah dilakukan?
4. Bagaimana tahapan mempromosikannya?
5. Adakah target yang signifikan untuk dicapai dalam mempromosikan Pantai Tanjung
Lesung?
6. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan?
7. Apa saja kendala dalam melakukan strategi komunikasi tersebut?
8. Strategi city branding seperti apa yang digunakan untuk mempromosikan Pantai
Tanjung Lesung?
9. Apa tujuan mendasar dilakukannya city branding?
10. Bagaimana tahapan perencanaan city branding tersebut?
11. Adakah terlihat peningkatan jumlah wisatawan setelah penerapan strategi tersebut?
12. Apakah strategi tersebut dapat dianggap berhasil?
13. Bagaimana harapan ke depannya mengenai strategi city branding yang telah
dilakukan?
14. Adakah perubahan yang nantinya akan dilaksanakan terkait strategi city branding
ini?
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Panduan Wawancara terhadap Putri Pariwisata Indonesia Provinsi Banten
1. Setelah menjabat selama satu tahun lamanya, apakah kamu pernah terlibat dalam
kegiatan promosi Pantai Tanjung Lesung?
2. Apa kesan yang didapatkan saat mempromosikan Pantai Tanjung Lesung?
3. Apa yang menjadi nilai lebih dari Pantai Tanjung Lesung?
4. Apa yang kamu ketahui mengenai promosi yang telah dilakukan oleh pemerintah
dalam mempromosikan Pantai Tanjung Lesung sebagai destinasi prioritas atau The
Next Top Ten Bali?
5. Bagaimana tingkat keefektifan promosi tersebut yang telah dilakukan?
6. Bagaimana peran pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata Indonesia untuk
mempromosikan pantai tersebut?
7. Apa kendala yang dihadapi dalam mempromosikan Pantai Tanjung Lesung?
8. Apa saran terbaik yang dapat diberikan?
Panduan wawancara terhadap wisatawan asing dan wisatawan lokal di Pantai Tanjung
Lesung
1. Siapakah nama kamu?
2. Berasal dari mana?
3. Apakah kamu disini sedang liburan atau ada keperluan lain?
4. Berapa lama kamu stay disini?Dimana?
5. Berkunjung bersama siapa ke Pantai Tanjung Lesung?
6. Kenapa memilih untuk berkunjung ke Pantai Tanjung Lesung?
7. Apa pendapat kamu mengenai keaadan fasilitas yang ada di Pantai Tanjung Lesung
ini?
8. Apakah kamu mengetahui salah satu bentuk kegiatan promosi Pantai Tanjung
Lesung? Jikalau ya bisa dijelaskan?
9. Apakah kamu mengetahui jikalau Pantai Tanjung Lesung sudah ditetapkan sebagai
destinasi prioritas atau The Next Top Ten Bali? Apa tanggapanmu mengenai hal
tersebut?
10. Apa kendala yang dihadapi saat berkunjung ke Pantai Tanjung Lesung?
11. Apa saran terbaik untuk pemerintah?
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Transkrip Wawancara
Tempat : Dinas Pariwisata Provinsi Banten
Tanggal : 8 Juni 2018
Waktu : 09.45 WIB
Tipe : Wawancara Langsung
Informan : Dewi Utari – Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Provinsi
Banten
P: Assalamualaikum wr.wb, selamat pagi Ibu Dewi selaku Kepala Seksi Promosi
Dinas Pariwisata Provinsi Banten perkenalkan saya Siti Aidah Fitri mahasiswi
Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang. Pada hari ini saya meminta waktu
ibu Dewi serta kesediaannya untuk menjadi narasumber skripsi saya yang berjudul
Strategi City Branding dalam Kegiatan Promosi Dinas Pariwisata Provinsi Banten
(Studi Kasus Pantai Tanjung Lesung sebagai The Next Top Ten Bali). Adapun
beberapa pertanyaan telah saya buat, mohon kesediaannya untuk menjawab.
I: Waalaikumsalam wr.wb, selamat pagi juga Nong Aida, siap akan saya jawab
semampu saya. Sok atuh silahkan hehehe…
P: Pertama, apa yang terbesit dalam pikiran ibu jikalau mendengar kata City Branding?
I: Hmmm… City Branding, City Branding adalah image building dari sebuah produk,
dalam hal ini produknya adalah sebuah kawasan. Di dalamnya city branding yang
saya bayangkan bukan hanya jargon atau tagline saja tetapi sudah meliputi janji
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
kepada customer. Janji kepada customer itu melekat pada apa yang dibangun di
dalam brand tersebut. Jadi, keuntungannya dari dibangunnya sebuah produk dengan
city branding ini kita berharap si produk tersebut menjadi punya positioning value
sehingga ini menjadi alat komunikasi bagi customer seperti pelayanan yang akan
didapatkan atau dinikmati oleh mereka apabila mengakses atau mengkonsumsi
produk tersebut.
P: Selanjutnya, apa sih tujuan utama dilakukannya city branding terhadap Pantai
Tanjung Lesung?
I: Tujuan utamanya adalah… hmm… gini… potensi pariwisata itu kan tentu dalam hal
ini produk yang dimaksud adalah produk pariwisata. Potensinya kan begitu
beragam, sekarang ini nge-hits banget yang namanya minat berwisata. Nah tentu
saja di belahan bumi manapun produk pariwisata itu kan secara umum ada tiga
kategori, yaitu nature, culture, dan man-made secara garis besarnya. Dimanapun
kalau yang namanya nature ya semua sama, ada pantai, ada gunung, ada bukit,
barangkali ada banyak produk-produk nature lainnya, demikian juga dengan culture
dan man-made. Nah akan tetapi, disini adalah bagaimana kita membuat satu
kepentingannya membuat branding tersebut untuk bisa para konsumen itu memilah
atau memilih seperti apa destinasi atau produk yang ada di Tanjung Lesung ini.
Potensi-potensi, keunggulan-keunggulan, icon-icon yang ada di kawasan Tanjung
Lesung ini terus kita upayakan untuk dieksplor menjadi daya tarik wisata yang tidak
umum. Tidak umum disini maksutnya, sekalipun barangkali ya dimana-dimana kalo
yang namanya pantai pasti seperti itu. Namun justru kita disini melalui city
branding harus dapat mengembangkan kreatifitas dan manajemennya, sehingga
lebih memungkinkan para konsumen untuk memiliki pilihan, serta diharapkan
dengan city branding yang dibangun di Tanjung Lesung ini bisa memberikan minat
atau daya tarik yang lebih tinggi lagi terhadap produk tersebut.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
P: Semenjak ditetapkannya Pantai Tanjung Lesung sebagai The Next Top Ten Bali
pada 2015 lalu, adakah perubahan signifikan dalam melakukan promosi Pantai
Tanjung Lesung itu sendiri?
I: Perubahan signifikan… Yap, sebetulnya promosi Tanjung Lesung ini kan dilakukan
oleh seluruh pihak ya artinya bukan hanya Provinsi Banten tapi juga dukungan dari
kementerian pariwisata, secara nasional juga semuanya bersinergi untuk bagaimana
bisa meningkatkan pengembangan produk di kawasan tersebut. Tidak hanya itu
saja, namun juga pemerintah Kabupaten Pandeglang menjadi tuan rumah yang turut
andil di dalam pengembangan promosi tersebut. Di samping itu juga teman-teman
pelaku usaha semuanya mengarah kesana. Tidak hanya itu, kalau kementerian
pariwisata mengenal konsep sinergitas Pentahelix. Kami selalu melakukan kontrol
terhadap kelima aspek dari Pentahelix. Dalam singkatan pentahelix, yaitu A-B-G-C-
M lebih mudahnya, dimulai dari A atau akademisi, B itu bisnis, G adalah
goverment, C-nya community atau komunitas, serta M-nya yakni media. Dimulai
dari yang pertama, akademisi pun juga ikut andil dalam menyukseskan program.
Tentu saja ini menjadi satu spirit dan peluang untuk kami semua dalam Pentahelix
itu bisa bersinergi khususnya dalam berpromosi. Promosi yang kita lakukan juga
bervariasi ada yang melalui event tahunan, ada juga yang berupa pameran-pameran.
Jadi ada yang sifatnya inhouse, yaitu pameran yang ada di lokasi Pantai Tanjung
Lesung-nya sendiri, ada juga yang kita berpromosi keluar. Promosi keluar ini
sifatnya ada yang hanya exhibisi dan ada juga yang selfbition memang kita juga
coba untuk menjual langsung dalam program table top sehingga kita bisa mengukur
atau direct kepada para pebisnis lainnya. Kemudian itupun di berbagai platform,
yaitu media konvensional dan media digital. Saat ini kementerian pariwisata juga
telah mendukung media digital ini dengan komunitas generasi pesona Indonesia
mengingat di dalam Pentahelix juga terdapat komunitas. Sekalipun bukan hanya
GENPI (Gerakan Pesona Indonesia), namun juga banyak komunitas-komunitas
lainnya. Tentu ini luar biasa juga ada perubahan yang signifikan bukan hanya dari
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
calon wisatawannya saja, namun juga dari promosi internal Bantennya sendiri. Kita
berharap langkah atau aktifitas promosi ini juga menjadi meningkat karena rasa
memiliki masyarakat terhadap potensi unggulan pariwisata Banten ini khususnya
Pandeglang dengan Pantai Tanjung Lesung-nya juga punya andil besar. Jadi, kita
berharap itu tidak hanya kegiatan kementerian, itu hanya kegiatan provinsi, tapi kita
berharap semuanya menjadi demam dengan adanya program tersebut karena
ternyata socio capital ini merupakan satu hal yang besar sekali peranannya selain
juga dari government capital dan juga business capital. Socio capital ini memang
memiliki andil besar karena didalamnya terdapat masyarakat, komunitas, dan pihak-
pihak lain. Ujung-ujungnya kan exposure ini kita harapkan bisa meningkatkan
kunjungan wisatawan dan secara ekonomi juga bertambah.
P: Selanjutnya, bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan terhadap Pantai
Tanjung Lesung? Apakah ada branding tersendiri seperti tagline,logo dan
sebagainya?
I: Kalau untuk Tanjung Lesung itu tagline-nya adalah Paradise on West Coast of
Java. Logonya juga ada seperti ini (sambil menunjukkan gambar). Kalau strategi
komunikasinya, kami di provinsi lebih membantu dalam pengembangan
mempromosikan kebijakan kawasan ekonomi khusus tersebut. Strategi komunikasi
ada yang juga khusus melalui event ada juga melalui program-program lain, ada
juga melalui internal dan ekternal. Karena untuk pengkomunikasian ke internal juga
didalamnya terdapat desa wisata, yaitu desa wisata Cikadu dan Cipanon yang tidak
terlepas dari entitas yang ada si kawasan Tanjung Lesung. Kalau untuk di
internalnya sendiri juga kaya komunikasi kerjasama dengan masyarakat itu juga
sesuatu yang dilakukan oleh kami. Kemudian juga, ini kan masalah citra atau brand
didalamnya ada pelayanan seperti apa yang dijanjikan oleh brand tersebut. Jadi,
kami juga mengevaluasi atau turut menyiapkan program-program, kami juga
concern tidak hanya melalui hal-hal yang sifatnya front liner di depan seperti event
atau publikasi di dalam berbagai media, tetapi kita juga coba menyiapkan sumber
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
daya untuk hospitality produk dari city branding Tanjung Lesung tersebut, misalnya
kalau dalam hospitality kan dikenal dengan sapta pesona yaitu, aman, tertib, bersih,
sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan. Di dalamnya tentu saja ada masyarakat
yang harus kita sentuh untuk mereka dapat menyiapkan dirinya pada saat lokasi atau
destinasinya itu turut berkembang tentunya pelayanan itu kan menjadi tanggung
jawab bersama sehingga apabila SDM khususnya masyarakat setempat entah itu
yang sifatnya untuk menjaga lingkungan ataupun kreatifitas produk-produk lain
pada saat kunjungan itu datang mereka sudah sangat siap. Itu juga strategi yang
sangat kita fokuskan di dalamnya selain juga mendukung kreatifitas masyarakat
melalui produk-produk kreatif, seperti Cikadu dan Cipanon. Sinergi juga terjadi
bukan hanya dengan Kementerian Pariwisata tetapi juga dengan Kementerian
PUPR, itu juga jadi satu strategi. Jadi, dengan rintisan sinergitas dengan berbagai
entitas ini sehingga cikadu ini sudah ditata dengan baik walaupun secara bertahap
yaitu dari mulai aksesnya, amenitasnya, fasilitas-fasilitas di dalamnya karena cikadu
ini akan dikembangkan menjadi Kampung Batik Cikadu dan Cipanon yang akan
menjadi Kampung Nelayan. Jadi, pada saat nanti kita bangun city branding tersebut
di dalamnya juga termasuk pengembangan produk-produk sehingga wisatawan juga
dapat memiliki value yang lebih selain hanya misalnya menikmati keindahan
alamnya saja, tetapi juga sudah termasuk ke dalam souvenir, handycraft yang khas
dari masyarakat Tanjung Lesung. Itu salah satu strategi promosi kita artinya kan
sangat luas tidak hanya dalam media-media tersebut saja.
P: Apakah dengan adanya kegiatan promosi ini didukung dengan buku pariwisata
ataupun brosur semacamnya?
I: Oh iya dong, kita siapkan itu. Di setiap tahunnya sudah rutin melalui brosur,
calendar of events, dan lain-lain.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
P: Setelah berjalannya program city branding, terhitung sejak 2015 hingga saat ini
2018, berarti sudah tiga tahun berjalan, apakah sudah terlihat peningkatan jumlah
wisatawan baik lokal ataupun mancanegara?
I: Yap… secara data mungkin nanti dapat dilihat di bagian data, yang jelas Menteri
Pariwisata, Arief Yahya menargetkan 1 juta wisatawan di tahun 2019 untuk
Tanjung Lesung saja. Itu merupakan satu tantangan bagi kita semua untuk mencapai
target itu secara bersama. Nah untuk data, data detilnya nanti bisa dicek yang ter-
update sama pak Herman, tetapi Alhamdulillah memang sejak gencarnya promosi
tersebut kunjungannya menjadi meningkat. Itu secara kuantitatifnya ya. Lalu, secara
kualitatif artinya informasi-informasi seperti misalnya permintaan kamar, terus dari
curios orang-orang dari di pameran-pameran banyak yang menanyakan tentang
Tanjung Lesung itu dimana, kemudian dari permintaan paket wisata itu juga sudah
dapat dirasakan bahwa Tanjung Lesung sudah menjadi icon Banten.
P: Menurut Ibu Dewi sendiri setelah dilakukannya berbagai kegiatan promosi tersebut
sudah dapat dianggap berhasil belum, Bu?
I: Sebetulnya ini pekerjaan yang terus harus kita lakukan secara konsisten karena tentu
kita bisa berharap bisa lebih dari yang sekarang ini sudah didapatkan. Karena
dibandingkan dengan potensi yang ada di Tanjung Lesung itu baik yang tadi nature-
nya, kebudayaannya, kemudian man-made itu sama sekali masih mungkin berapa
persen ya yang sudah mulai tersentuh baik dari sisi pengembangan ataupun dari sisi
penjualannya. Kita sih kalau peningkatan sudah, tetapi kalau sudah berhasil atau
belum kita merasa ini masih banyak hal yang harus kita lakukan terus secara
optimis. Karena dengan tersosialisasikannya program pengembangan Tanjung
Lesung ini target kita bukan hanya menarik kunjungan wisatawan saja tetapi secara
bersamaan tadi masyarakat juga merasa lebih excited terhadap program tersebut
sehingga peran serta mereka untuk lebih kreatif lagi mengembangkan daerahnya itu
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
jadi secara autopilot itu mereka sudah lakukan yaitu rasa memilikinya. Kemudian,
alat ukur lain adalah pada saat tingkat investasi juga meningkat, respon-respon dari
para pengusaha itu juga ikut serta dalam pengembangan ini, itu juga satu hal yang
menjadi gejala yang memang kita lihat. Kemudian juga respon dari bisnis homestay
dari masyarakat itu juga bisa menjadi indikasi ini memang sudah ada peningkatan
sekalipun masih terus harus kita perjuangkan. Lalu, aksesibilitas untuk ke Tanjung
Lesung selain jalan Tol Serang-Panimbang yang masih dibangun dan ditargetkan
mulai operasi bertahap awal 2019 dan memang Bandara Panimbang masih terus
dalam proses pembahasan. Kan tadi pertanyaannya apakah sudah sukses? Ya tentu
saja kita punya excellent target dari pengembangan-pengembangan tersebut salah
satunya dari aksesibilitas ini semuanya sedang di-develop. Kemudian akses yang
juga turut harus ditingkatkan itu juga akses laut, saat ini kita sudah mulai untuk
menyiapkan akses melalui krus dari beberapa paket tour sehingga ini berpeluang
untuk menjadikan Tanjung Lesung ini semakin punya daya saing.
P: Berbicara mengenai proses atau tahapan dalam membangun strategi city branding
Pantai Tanjung Lesung itu sendiri bagaimana ya, Bu?
I: Sebetulnya itu tadi yang sudah saya sampaikan itu sudah menjadi bagian ya artinya
dalam strategi proses ini tidak hanya melalui investment-investment ataupun media-
media. Kalau istilah dalam marketing tuh below the line sama above the line, itu
memang sudah prototype di dalam marketing. Pada tahap awal, kami melakukan
analisis dari berbagai aspek, kalau dalam pariwisata kan 3A dalam pengembangan
destinasi. Itu bagian dari proses yang harus secara beriringan kita kembangkan. Jadi
ada tiga platform di dalam strategi proses tersebut dari sisi pengembangan
destinasinya yaitu 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas), kemudian dari
internalnya sisi sumber daya manusia kita juga terus melibatkan masyarakat dalam
sosialisasi, workshop, dalam pelatihan-pelatihan itu melalui bidang SDM-nya.
kemudian di dalamnya juga termasuk pengembangan industri kreatif, kemudian
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
yang terakhir adalah B-A-S, Branding, Advertising, dan Selling. Di awal-awal sejak
perpres itu diturunkan untuk KEK Tanjung Lesung kita mencoba untuk mem-
branding melalui berbagai program seperti apakah itu dalam bentuknya promosi
ataupun dalam sosialisasi-sosialisasi yaitu dalam dua sisi, yakni inhouse ataupun
exhouse. Tujuannya agar semuanya bisa berkembang secara beriringan tetapi kita
fokus di awal memang kepada branding dulu, di-branding dulu program tersebut,
membuat masyarakatnya supaya lebih paham dulu, lebih siap lagi. Lalu, secara
bersama-sama juga branding terus dilakukan di dalam berbagai program ke publik.
Kemudian dengan secara bertahap kita lakukan juga publikas-publikasi yang tadi di
dalam dua strategi, yaitu below the line dan juga above the line. Kemudian,
akhirnya sekarang ini kita mencoba untuk bisa menggerakan teman-teman, agen-
agen untuk bisa bekerjasama membuat paket-paket wisata, sehingga kita 2018 ini
sudah menginjak tahun selling. Nah, apabila selling yang lebih menjadi energize-
nya itu adalah para industri dimana mereka bisa berkolaborasi dari travel-travel
agent kemudian dari pemandu wisata, pihak hotel, pihak entitas bisnis di dalamnya
seperti masyarakat yang punya produk, mereka semua bermitra membuat suatu
paket wisata yang siap dijual. Jadi, dari B-A-S tadi.
P: Apa harapannya terhadap strategi city branding yang telah dilakukan terhadap
respon dari masyarakat khususnya Provinsi Banten itu sendiri?
I: Harapannya tentu saja ingin memberikan manfaat yang banyak dan berkelanjutan
atau istilahnya sustainable environment through tourism development. Nah, jadi kita
berharap banyak banget menjadi trend dengan kita mengembangkan, menata,
merawat lingkungan kita tentu saja kita tidak hanya mendapatkan lingkungan yang
baik, layak untuk dihuni, tetapi juga ini menjadi satu daya tarik wisata bagi para
wisatawan dimanapun, baik nusantara maupun mancanegara. Tentu ini harus
dilakukan secara bersama-sama tidak hanya dinas pariwisata saja, atau dinas
provinsi dan kabupaten/kota-nya saja, atau kementerian di jajaran pemerintahannya
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
saja, tetapi justru socio capital ini menjadi kekuatan dalam pengembangan kawasan
sehingga masyarakat menjadi lebih berdaya, tenaga kerja dalam bidang pariwisata
yang dihasilkan juga menjanjikan, serta peluang usaha menjadi lebih besar. Secara
urbanisasi juga berkontribusi untuk pengentasan kemiskinan, pengurangan
urbanisasi, kita tau bahwa pembangunan itu justru masih timpang khususnya
beberapa tahun yang lalu, karena orang-orang yang terdidik lari ke pusat kota,
sedangkan aset kita yang perlu di-maintain dan develop justru di pedesaan. Dengan
program pemerintah dan pembangunan atau pengembangan ekonomi melalui
pariwisata ini, semua menjadi sangat menjanjikan tidak hanya secara ekonomi tetapi
secara lingkungan pun juga punya peluang yang besar. Karena antusias masyarakat
untuk menata, mengelola, menjaga lingkungannya menjadi lebih tinggi, maka value
yang akan didapkat dari mereka untuk mereka pun menjadi lebih banyak dan lebih
luas.
P: Apakah Dinas Pariwisata Provinsi Banten pernah melakukan uji persepsi terhadap
masyarakat mengenai strategi city branding ini?
I: Sudah, waktu itu di awal tahun 2012 tidak lama setelah penetapan Tanjung Lesung
sebagai KEK. Waktu itu uji persepsi yang kita lakukan namanya Analisa Dampak
Ekonomi Tanjung Lesung. Hasilnya lebih kepada persepsi bukan ekonomi, karena
belum terjadi. Hasilnya kurang lebih masyarakat belum tersosialisasi, justru dengan
adanya kajian itu masyarakat menjadi sarana sosialisasi karena mereka menjadi
narasumber dari observasi dan survey yang dilakukan.
P: Nah, boleh dijelaskan lebih lanjut mengenai operasionalisasi kegiatan promosi city
branding Pantai Tanjung Lesung?
I: Ya seperti yang sudah saya katakan sebelumnya ada below dan above the line,
event, placement-placement media konvensional, kemudian sekarang juga didukung
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
dengan digital juga. Lalu, produk tersebut tidak hanya dipersempit dengan
melakukan aktifitas apapun di dalam zona inti saja yaitu Tanjung Lesung, tentunya
perpres ini untuk memfasilitasi seluruh kawasan wisata yang ada di kabupaten
Pandeglang khusunya ada tujuh kecamatan. Secara operasional, di kawasan
penyangga itu kita siapkan untuk mendukung hal tersebut. Jadi, ini menjadi satu
alternatif masyarakat untuk lebih bisa memilih produk apa yang bisa dinikmati
apabila berwisata ke Tanjung Lesung, seperti Cikadu dan Cipanon. Sekarang ini
dengan adanya POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), masyarakat juga dapat
menjadi bagian berkreasi pada bagang resto yang dikelola oleh POKDARWIS-nya.
Kemudian kita juga membuat titik-titik wisatawan lainnya seperti Pulau Liwungan,
dari sisi kulinernya juga, jadi berwisata ke Tanjung Lesung itu kalau dulu hanya
satu malam, namun sekarang dengan sendirinya karena banyak variasi menjadi lebih
dari satu malam okupansinya.
P: Apakah kendala yang dihadapi saat memakukan operasionalisasi kegiatan ini?
I: Sebetulnya bukan kendala, ini adalah sebuah tahapan dalam mencapai satu goals.
Mungkin seperti yang dirasakan oleh teman-teman lain di dalam 10 destinasi
prioritas di Indonesia yang telah ditetapkan oleh kemenpar, pariwisata itu bukan
yang memiliki kewenangan unlimited, namun semuanya memiliki limit masing-
masing. Mungkin di sisi itu yang perlu harus kita maintain saat mencapai goals ini.
Pariwisata itu hanya suatu tools di dalam pengembangan tujuan-tujuan daerah salah
satunya dari sisi environtment dan ekonomi. Tantangannya adalah saat kita ingin
mengubah persepsi semua pihak terhadap pariwisata ini, sehingga dihasilkan
penguatan dalam sinergi. Sebetulnya lebih kepada membangun framework bersama,
serta sense of belonging dari masyarakat dan minat usaha.
P: Setelah saya rangkum dan pamahi lebih lanjut atas apa yang ibu paparkan. Saya
menemukan sebuah teori yang digunakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Banten,
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
yakni Strategi SOSTAC dari Chaffey, namun disini ada yang menarik bahwa
terdapat dua tahapan yang dilewati oleh Dinas Pariwisata Provinsi Banten, yakni
tactics dan action. Bagaimana penjelasan Ibu terhadap hal ini?
I: Wah iya betul sekali kalau dirangkum memang kami menggunakan strategi
SOSTAC dari Chaffey, namun alasan kami menghilangkan tactics dan juga action
adalah karena kami sudah merasa cukup terwakili dengan keempat tahapan yang
mencakup keseluruhannya, baik itu analisa situasi, objectives, strategi, serta control.
Kami telah menggabungkan tactics dan action di dalam tahap strategi itu sendiri.
Kami merasa dengan menggabungkannya akan memudahkan pekerjaan kami serta
hasil yang didapatkan juga tidak bermasalah sejauh ini. Kami membuat aspek
strategi menjadi lebih kompleks dengan segala sesuatunya mengenai strategi dalam
city branding yang dilakukan dikupas secara tuntas dan detail, sehingga kami tidak
memerlukan lagi penggunaan tactics dan action.
P: Bu, kira-kira sejauh ini, apakah akan ada perubahan dari program city branding
Pantai Tanjung Lesung ini?
I: Kalau perubahan itu artinya peningkatan, perubahan lebih baik secara kualitas,
bagaimana kita juga bisa meningkatkan kepuasan dari berbagai pihak agar lebih
terlayani. Tentunya yang dibangun dalam city branding tersebut ada promise yang
harus dikejar. Jangan sampai terjadi anti-paradoks, yaitu keadaan yang terjadi tidak
sesuai dengan apa yang dijanjikan. Jadi, kita ingin apapun yang kita lakukan ini
semuanya menuju pencapaian yang lebih baik lagi.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Transkrip Wawancara
Tempat : Dinas Pariwisata Provinsi Banten
Tanggal : 8 Juni 2018
Waktu : 15.10 WIB
Tipe : Wawancara Langsung
Informan : Aldofina Novelist Katemba – Kepala Bidang Pemasaran Dinas
Pariwisata Provinsi Banten
P: Assalamualaikum wr.wb, selamat siang ibu Fina selaku Kepala Bidang Pemasaran
Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Banten perkenalkan saya Siti Aidah Fitri
mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang. Pada hari ini saya
meminta waktu Ibu Fina serta kesediaannya untuk menjadi narasumber skripsi saya
yang berjudul Strategi City Branding dalam Kegiatan Promosi Dinas Pariwisata
Provinsi Banten (Studi Kasus Pantai Tanjung Lesung sebagai The Next Top Ten
Bali). Adapun beberapa pertanyaan telah saya buat, mohon kesediaannya untuk
menjawab.
I: Waalaikumsalam wr.wb, siang nong, maaf sudah nungguin ibu lama ya hehehe.
Hayuk atuh sok tanyakeun wae ka ibu.
P: Hehehe…. Iya gak apa-apa. Kita mulai aja ya, Bu. Nah, apa sih yang terbesit dalam
pikiran ibu jikalau mendengar kata City Branding?
I: Wah… yang terbesit dalam pikiran saya pertama kali adalah “surprise”, bagi saya
city branding merupakan sebuah kejutan bagi Banten sendiri, terutama Kabupaten
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Pandeglang, saya pikir ini adalah suatu aset terbaik yang bisa go international
bahkan. Di dalamnya untuk mencapai target city branding itu kita harus bersama-
sama, tidak bisa sendiri-sendiri, baik dari pemerintah provinsi yaitu dinas
pariwisata, maupun bersama stakeholders lainnya. Industrinya harus dimantapkan,
ekonomi kreatif dari masyarakatnya juga perlu dikembangkan, serta sdm yang
mendukung, seperti genpi baik genpi nasional ataupun genpi provinsi Banten itu
sendiri. Kita semua tidak boleh mati suri, semua harus bersemangat membangun
Banten. Kami pun sebagai dinas pariwisata tidak dapat berdiam diri, kami dari dinas
pariwisata provinsi selalu mendukung setiap kegiatan yang dijalankan pemerintah
daerah khususnya Kabupaten Pandeglang.
P: Selanjutnya itu, apa sih tujuan utamanya dilakukan city branding terhadap Pantai
Tanjung Lesung?
I: Pantai Tanjung Lesung ini kan sudah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus yang
merupakan program pemerintah pusat atau didanai oleh APBN. Tujuan kita adalah
agar Tanjung Lesung ini mencuat atau terkenal baik domestik maupun
mancanegara. Kita selaku perpanjangan tangan pemerintah pusat, mau tidak mau
harus ikut berperan aktif menjalankan tugas yang telah diberikan.
P: Semenjak ditetapkannya Pantai Tanjung Lesung sebagai The Next Top Ten Bali
pada 2015 lalu, adakah perubahan signifikan dalam melakukan promosi Pantai
Tanjung Lesung itu sendiri?
I: Pasti ada. Semua itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, semua
butuh proses. Kita melakukan proses atau tahapan itu banyak sekali. Salah satunya
diadakannya Festival Pesona Pantai Tanjung Lesung di setiap tahunnya. Kita terus
mempromosikan di setiap harinya, bulannya, dan tahunnya. Kita telah memiliki
program harian, bulanan, ataupun tahunan, misalnya kita mengundang para travel
agent untuk mem-blow up Tanjung Lesung. Akhirnya terjadilah jual beli dengan
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
mereka, dengan begitu mau tidak mau mereka pun turut mempromosikan Pantai
Tanjung Lesung.
P: Setelah berjalannya program city branding, terhitung sejak 2015 hingga saat ini
2018, berarti sudah 3 tahun berjalan, apakah sudah terlihat peningkatan jumlah
wisatawan baik lokal ataupun mancanegara?
I: Terlihat, terutama itu yang lokal. Kalau wisatawan mancanegara dalam hal ini
menurut saya masih perlu ditingkatkan lagi, peningkatannya memang terlihat
namun masih dalam persen yang rendah, kami tentunya belum puas. Lain soal
dengan wisatawan lokal, angka peningkatannya terlihat meningkat drastis. Kita juga
punya aplikasi yang dapat mendeteksi wisatawan mana saja yang telah berkunjung
ke Pantai Tanjung Lesung. Kita selalu mengkaji segmen-segmen apa yang perlu
dipasarkan agar wisatawan datang tidak hanya satu kali, namun untuk kedua, ketiga,
dan seterusnya. Loyalitas wisatawan lah yang kami targetkan. Peningkatan
infrastruktur pun sedang digencarkan oleh Gubernur Banten, mengingat hal itu kami
pun mengalihkan dana promosi internasional untuk pembangunan infrastruktur
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan demi terciptanya aksesibilitas yang memadai dan
pada akhirnya nantinya akan berdampak pula pada kunjungan wisatawan. Oleh
karena itu, jumlah wisatawan lokal lebih meningkat dibandingkan mancanegara
karena kami kebanyakan melakukan promosi di dalam negeri saja.
P: Selanjutnya, bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan terhadap Pantai
Tanjung Lesung? Apakah ada branding tersendiri seperti tagline, logo dan
sebagainya?
I: Tentunya ada. Paradise on West Coast of Java adalah tagline dari Pantai Tanjung
Lesung itu sendiri. Untuk saat ini kita sedang bekerjasama dengan PT Marga
Mandalasakti yang mengelola jalan tol Tangerang-Merak, bagaimana kita
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
memnfaatkan itu untuk menjadikan suatu sarana mempromosikan Tanjung Lesung,
kita membuat beberapa selfie booth di rest area perjalanan menuju Tanjung Lesung.
Selain itu, leaflet di bank, rest area, kantor-kantor, serta restoran-restoran.
Kemudian kita juga telah memiliki papan reklame bando besar serta baliho sebagai
sarana promosi yang cukup menarik perhatian di beberapa jalan raya menuju Pantai
Tanjung Lesung. Contohnya di km 9 perbatasan antara DKI-Banten kalau tidak
salah.
P: Apakah dengan adanya kegiatan promosi ini didukung dengan buku pariwisata
ataupun brosur semacamnya?
I: Oh iya dong, ini kan brosurnya macem-macem nih kita sekaligus mempromosikan
pariwisata lain dari Provinsi Banten tidak hanya Tanjung Lesung saja. Ada pocket
map juga, calendar of events, dan sebagainya.
P: Menurut Ibu Fina sendiri, setelah dilakukannya berbagai kegiatan promosi tersebut
sudah dapat dianggap berhasil belum, Bu?
I: Menurut saya, kalau ditanya berhasil atau tidaknya ya pasti sudah berhasil, kalau
saya jawab tidak berarti kami tidak bekerja dong hanya tidur saja, kan tidak juga.
Sudah berhasil… namun kami terus meningkatkan apa yang kami bisa tingkatkan
karena memajukan pariwisata Banten sudah mendarah daging bagi kami.
P: Berbicara mengenai proses atau tahapan dalam membangun strategi city branding
Pantai Tanjung Lesung itu sendiri bagaimana ya, Bu?
I: Bicara mengenai proses city branding, tahap awalnya itu dimulai dari ditetapkannya
Pantai Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus oleh pemerintah pusat
pada 2012 silam. Lalu, pemerintah daerah turut berperan di dalamnya sekaligus
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
mempromosikannya dengan menyediakan anggaran. Kemudian, SDM yang
berperan di dalamnya terus dibenahi. Selanjutnya, dilakukan pengembangan
industri, yakni peningkatan UKM di sekitarnya. Selain itu, dalam mempromosikan
Pantai Tanjung Lesung kami dibantu oleh GENPI yang telah tersebar luas di
masing-masing kabupaten/kota. Mereka secara sukarela turut mempromosikan
pariwisata Banten khususnya Tanjung Lesung. Penghargaan selanjutnya adalah saat
Pantai Tanjung Lesung ditetapkan sebagai 10 destinasi prioritas atau The Next Top
Ten Bali, kami semakin memperkuat branding yang telah dibuat sejak 2012 ini,
kami tidak ingin mengubahnya namun kami memperbaikinya, yakni dengan
mempromosikan lebih serta memperhatikan berbagai aspek yang perlu
dikembangkan dalam hal promosi. Karena targetnya adalah masyarakat, maka kita
memiliki goals lebih yakni menumbuhkan sense of belonging dari masyarakat
Banten dan ini merupakan hal yang cukup sulit bagi kami. Berbagai prpgram telah
kami jalankan dan hasilnya memakan waktu yang cukup lama, namun kami tetap
bertekad mencapai goals tersebut. Dari hal itu semua harus ada hasil, tidak boleh
mundur ataupun mati suri. Itu semua adalah tahapan yang kami lalui secara
bersama-sama.
P: Apa harapannya terhadap strategi city branding yang telah dilakukan terhadap
respon dari masyarakat khususnya Provinsi Banten itu sendiri?
I: Harapan kami adalah seluruh masyarakat Provinsi Banten terlayani dengan baik dan
maksimal, mulai dari segala keperluan mereka untuk berpariwisata dapat kami
penuhi. Lokasi yang dituju dapat selalu prima atau siap untuk didatangi oleh para
wisatawan. Nilai kepuasaan mereka adalah tujuan utama kami. Lalu, kami juga
berharap mereka akan menjadi wisatawan yang loyal terhadap Tanjung Lesung dan
menjadi sebuah kekuatan word of mouth dari mereka untuk mempromosikan Pantai
Tanjung Lesung ke lingkungan yang lebih luas.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
P: Apakah Dinas Pariwisata Provinsi Banten pernah melakukan uji persepsi terhadap
masyarakat mengenai strategi city branding ini?
I: Pernah, kami pernah melakukan uji persepsi terhadap masyarakat tidak lama setelah
ditetapkannya Pantai Tanjung Lesung sebagai KEK. Pada saat itu, yang saya ingat
hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat Banten belum tersosialisasi secara
maksimal mengenai potensi pariwisata khususnya Tanjung Lesung. Selain itu, hal
lain yang dapat kami simpulkan dari dilakukannya uji persepsi tersebut adalah kami
mendapatkan feedback ataupun kritik dan saran dari masyarakat sehingga kami
dapat bekerja lebih baik lagi. Nah, uji persepsi ini biasanya kami lakukan setiap tiga
tahun sekali. Tentunya dengan tema yang berbeda sesuai atas strategi apa yang telah
dilakukan dan berdasarkan hal-hal yang dibutuhkan. Kami juga melakukan uji
persepsi dengan melibatkan wisatawan yang mengunjungi Tanjung Lesung agar
kami tahu seberapa jauh persepsi yang kami harapkan bisa sampai kepada mereka.
P: Kalau mengenai operasionalisasi kegiatan promosi city branding Pantai Tanjung
Lesung sendiri itu bagaimana ya, Bu?
I: Operasionalisasi kegiatan promosi yang kami lakukan tentunya melalui berbagai
media, ada media konvensional dan digital. Dalam masing-masing media tersebut,
sudah kami fokuskan mana program yang “gong-nya” atau program utama serta
adanya program pendukung. Keduanya kami kerjakan bersama-sama dengan
harapan mencapai target yang diinginkan. Lalu, kami juga menyebutnya dengan
below the line dan above the line. Promosi ini rutin kami lakukan sehingga di setiap
tahunnya atau dari waktu ke waktu, dapat terlihat peningkatan jumlah wisatawan
atau pengunjung akibat dari promosi tersebut. Selain itu, kami juga bersama-sama
dengan masyarakat ataupun komunitas berjuang mempromosikan Banten, seperti
GENPI dan POKDARWIS. Campur tangan masyarakat tersebut adalah salah satu
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
bentuk dukungan yang menjadi modal bagi kami untuk tetap bersemangat mencapai
impian Dinas Pariwisata Provinsi Banten ini.
P: Lalu, apa kendala yang dihadapi saat melakukan operasionalisasi kegiatan ini?
I: Adanya sebuah keterbatasan, masih banyak kegiatan yang perlu diprioritaskan.
Kegiatan masih difokuskan untuk peningkatan infrastruktur, pendidikan, kesehatan,
sehingga bidang kepariwisataan berada pada urutan selanjutnya. Belum menjadi
prioritas.
P: Bu, kira-kira sejauh ini, apakah akan ada perubahan dari program city branding
Pantai Tanjung Lesung ini?
I: Pasti, pasti selalu ada perubahan di setiap tahunnya, tentunya perubahan ke yang
lebih baik dong. Kami selalu mengevaluasi apa yang menjadi kekurangan dari
program yang telah dijalani, sehingga hal itu menjadi koreksi untuk ke depannya.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Transkrip Wawancara
Tempat : Universitas Pelita Harapan
Tanggal : 25 Juni 2018
Waktu : 12.15 WIB
Tipe : Wawancara Langsung
Informan : Savira Jamine – Putri Pariwisata Indonesia Provinsi Banten 2017
P: Halo Savira Jasmine, Saya Aida dari Universitas Multimedia Nusantara ingin
mewawancarai kamu nih mengenai Tanjung Lesung untuk keperluan skripsi saya?
Boleh minta waktunya sebentar?
I: Hai Kak Aida! Boleh banget dong hehehe aku juga lagi gabut nih nunggu kelas.
P: Wah pas banget ya, oke kalau gitu aku mulai ya. Pertanyaan pertama, sebagai Putri
Pariwisata Indonesia Provinsi Banten 2017 yang telah menjabat hampir satu tahun
ini, apa yang kamu ketahui mengenai promosi yang dilakukan oleh pemerintah
dalam mempromosikan Pantai Tanjung Lesung sebagai destinasi prioritas atau The
Next Top Ten Bali?
I: Yang saya ketahui tentang promosi yang telah dilakukan oleh pemerintah mengenai
Pantai Tanjung Lesung yang pertama itu kan Pantai Tanjung Lesung sebagai
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Jadi
tuh itu sebenernya adalah program dari pemerintah pusat yang dijalani oleh
pemerintah daerah. Kalo yang baru saya ketahui itu pemerintah daerah selama ini
baru membuat festival yang diadakan rutin di setiap tahunnya yaitu Festival Pesona
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Tanjung Lesung. Tahun lalu, festival ini mengangkat tema “Sport and Adventure”.
Kegiatan itu didukung oleh duta-duta wisata yang ada di provinsi Banten terutama
duta wisata Kabupaten Pandeglang, atau biasa dikenal sebagai Akang Teteh
Pandeglang karena mengingat Pantai Tanjung Lesung itu sendiri terletak di
Kabupaten Pandeglang. Di dalam festival tersebut biasanya terdapat lomba-lomba,
salah satunya olahraga air. Kemudian saat festival berlangsung juga Pantai Tanjung
Lesung di dekorasi sedemikian rupa sehingga menarik perhatian para wisatawan
ataupun tamu yang berkunjung. Biasanya yang paling menarik perhatian adalah
disepanjang jalan dari Tanjung Lesung Resort menuju pantainya, di kanan kiri bahu
jalan terdapat bebegig atau orang-orangan sawah yang didesain semenarik mungkin
menggambarkan seluruh kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat.
Tidak lupa pula festival ini didatangi oleh para pejabat negara seperti Arief Yahya,
Menteri Pariwisata Republik Indonesia dan Gubernur Banten, Wahidin Halim
beserta jajarannya. Oiya, tak lupa juga branding Pantai Tanjung lesung Paradise on
West Coast of Java yang telah sejak lama ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi
Banten sebafai slogan serta branding-nya. Lalu, selain festival tersebut pemerintah
Indonesia juga selalu membuat video-video Wonderful Indonesia yang selalu ada
Pantai Tanjung Lesung-nya.
P: Apakah kamu pernah terlibat dalam salah satu kegiatan promosinya? Jika iya boleh
dijelaskan lebih lanjut?
I: Pernah, dulu pemerintah provinsi Banten menyuruh duta-duta wisata untuk datang
ke Tanjung Lesung untuk mempelajari secara langsung fasilitas-fasilitas yang ada di
Tanjung Lesung. Setelah itu, biasanya kami semua meng-upload foto berbagai
kegiatan di Tanjung Lesung tersebut dengan menggunakan hastag menarik seperti
#ExcitingBanten #ParadiseOnWestCoastOfJava. Selain itu, biasanya sebagai putri
pariwisata Indonesia provinsi Banten, selama masa tugas di setiap acara biasanya
saya bertemu dengan banyak orang baik dari nusantara ataupun mancanegara. Itulah
yang menjadi kesempatan saya untuk mempromosikan tanah kelahiran saya sendiri,
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
yaitu Banten. Di Banten ada apa saja, ada Tanjung Lesung yang sekarang tidak
kalah oleh Bali.
P: Oh ya, jadi lebih ke sederhananya saja ya seperti melakukan campaign di Social
Media dan juga kekuatan dari Word of mouth itu sendiri?
I: Iyap, betul sekali. Karena memang mengingat kembali visi misi dipilihnya seorang
duta pariwisata adalah untuk mempromosikan tempat wisata ke masyarakat
terutama generasi muda yang cukup efektif menjadi target sasaran promosi, serta
kami sebagai duta wisata juga memiliki tugas sebagai seorang spokeperson terhadap
wisatawan yang datang ke tempat wisata untuk terus mempromosikan apa yang kita
punya.
P: Menurut kamu, bagaimana tingkat keefektifan promosi tersebut yang telah
dilakukan?
I: Cukup efektif karena terutama pemerintah provinsi Banten itu selalu menggembor-
gemborkan tentang Tanjung Lesung, dimana-mana selalu ada poster Tanjung
Lesung, selalu ada promosi tentang festival-festival Tanjung Lesung, hmm….
Ditambah lagi sekarang Tanjung Lesung telah menjadi icon dari provinsi Banten,
biasanya di baliho-baliho provinsi Banten selalu ada foto-foto Tanjung Lesung.
Lalu, di setiap Rakornas dari Kementerian Pariwisata Indonesia selalu ada video
Wonderful Indonesia yang di shoot di Tanjung Lesung.
P: Nah menurut kamu sendiri, apa sih yang menjadi nilai lebih dari Pantai Tanjung
Lesung?
I: Pantai Tanjung Lesung itu masih sangat alami sehingga pemandangannya indah dan
bagi saya dapat menyegarkan pikiran yang telah penuh kepenatan kehidupan kota.
Saya selalu menjadikan Tanjung Lesung sebagai sarana untuk menyehatkan kembali
pikiran atau sejenak mengistirahatkan diri dengan ditemani suara air laut yang
menenangkan. Kemudian, yang saya suka adalah Pantai Tanjung Lesung ini sendiri
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
memiliki resort yang nyaman dan memiliki harga terjangkau. Lalu, letaknya tidak
jauh dari Pantai Tanjung Lesung, hanya perlu ditempuh dengan berjalan kaki saja.
Selain itu, disana juga terdapat fasilitas menarik seperti motor cross yang dapat
disewa oleh para wisatawan yang datang.
P: Menurut kamu, dengan ditetapkannya Pantai Tanjung Lesung sebagai The Next Top
Ten Banli, bagaimana peran pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata
Indonesia untuk mempromosikan pantai tersebut?
I: Kalau dari kemenpar yang saya tau selalu bikin video Wonderful Indonesia yang
ada Pantai Tanjung Lesungnyaa, serta pantai ini selalu dibahas dalam Rakornas
pariwisata. Kemudian, kalau dari pemerintah pusat sendiri peran yang terlihat
adalah dibangunnya Bandara Panimbang yang masih dalam pembahasan serta tol
Serang-Panimbang yang sedang dibangun dapat memudahkan akses perjalanan
menuju Pantai Tanjung Lesung.
P: Apa sih kendala yang sering ditemukan dalam mempromosikan Pantai Tanjung
Lesung?
I: Kendalanya di aksesibilitas sih, karena semuanya masih dalam tahap pembangunan
belum jadi seutuhnya jadi walaupun kita udah promosi gembor-gemboran tapi
orang-orang jadi males datang kesana karena akses tersebut yang belum memadai.
Karena dari Serang ke Tanjung Lesung saja membutuhkan waktu tiga jam,
sedangkan kebanyakan juga peminat yang datang dari Jakarta ataupun Tangerang,
apalagi wisatawan dari mancanegara yang harus menempuh waktu cukup panjang
untuk sampai ke Pantai Tanjung Lesung.
P: Nah pertanyaan terakhir nih, sebagai putri pariwisata apa sih saran terbaik yang
dapat kamu berikan serta harapan kedepannya untuk Pantai Tanjung Lesung?
I: Harapannya semoga pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat terus
berkoordinasi dan konsisten untuk memajukan pariwisata Provinsi Banten terutama
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Pantai Tanjung Lesung. Semoga pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga bisa
mempercepat pembangunan yang ada di sana terutama Bandara Panimbang dan tol
Serang-Panimbang, serta pelabuhan-pelabuhan untuk ferry-ferry kecil. Lalu,
semoga Pantai Tanjung Lesung bisa menjadi pariwisata terkenal seperti Bali
ataupun Labuan Bajo.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Transkrip Wawancara
Tempat : Pantai Tanjung Lesung
Tanggal : 6 Mei 2018
Waktu : 17.40 WIB
Tipe : Wawancara Langsung
Informan : Jasmine Bernadini – Wisatawan Mancanegara
P: Hello, whats your name?
I: Hello, Nice to meet you, I'm Jasmine Bernardini.
P: Can I have your time please?I’m Aida, Nice to meet you too. Where do you come
from?
I: Yes you may, I came from Sydney, Australia.
P: Are you in holiday here or something?
I: Yes, I'm currently having my summer holiday, so I decided to go to Indonesia.
Hence I have some friends living here.
P: Oh Wow you have some friends in I Indonesia, Right? How long do you stay
here?Where?
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
I: Yes, of course. I'm here for around 3 weeks. I'm curently staying in a villa, at
Tanjung Lesung Beach Resort.
P: With whom do you get here?
I: I got here with my sister, and my cousin.
P: Why you choose to visit Tanjung Lesung Beach than the another one?
I: Well, my main reason is because I love snorkling and diving. I've been to Bali for
snorkling many times already, so I searched for a new place to visit. My friend told
me about Tanjung Lesung, it's quite place and lots of snorkling spots. Since I've
never been to Tanjung Lesung, so why not give it a try then I booked a villa right
near the beach.
P: What do you think aboun the facilities in this beach?Are enjoying or not?
I: Well, there are snorkling guides here and they are being very helpful, plus the
facilities are very good. From the banana boat which was very fun to ride on, then
the snorkling and diving equipments that are excellent for tourists like me, then the
small boats you have here are just right to explore more of the beautiful snorkling
areas that are too far for me to get to.
P: Do you know about kind of promotion of this Tanjung Lesung Beach? Can you
explain more?
I: Since I don't live in Indonesia, I barely hear about this advertising about the new
Tanjung Lesung beach. I heard about this new tourism spot from my friend who
currently lives in Jakarta. She told me about the new beach area in java, so I
immediately put it up in my holiday list.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
P: Did you know that Tanjung Lesung was established as the one of ten priority
destination by the tourism ministry of Indonesia or we call it as The Next Top Ten
Bali? What’s your opinion about that?
I: Well as a foreigner and a tourist, I surely didn't know about this. But, since you've
said it, I'm quite happy to hear it. Beacuse I know Indonesia has many more places
to explore and to enjoy from. Including this new Tajung Lesung beach that I'm
currently enjoying.
P: What’s the obstacles that you find here?
I: The only main obstacle here is that this beach is quite far from the airport, or even
from the city. And I noticed the market or any other places are quite distant from
where I'm staying. So, it's a bit hard beacuse long distances are energy and time
consuming for me, especially if I want to visit other areas of Tanjung Lesung.
P: What’s your best suggestion for the goverment about this Tanjung Lesung Beach?
I: Well, overall it's already quite good here. Some suggestions are like having more
good transportations, or maybe having nearby markets, and fun places to visit
around tanjung lesung beach would be very nice. Also a nearby emergency hospital
would be good if we have bad cases. Last, please make a way or a shortcut road
from the city to the beach, only if this is possible.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Transkrip Wawancara
Tempat : Pantai Tanjung Lesung
Tanggal : 6 Mei 2018
Waktu : 14.30 WIB
Tipe : Wawancara Langsung
Informan : Cindy Permatasari – Wisatawan Lokal
P: Halo boleh minta waktunya sebentar, dengan Kak siapa ya? Hehehe…
I: Oh iya boleh-boleh. Ada apa ya? Aku Cindy.
P: Perkenalkan, saya Aida Mahasiswi dari Universitas Multimedia Nusantara,
Tangerang sedang melakukan penelitian mengenai Pantai Tanjung lesung. Boleh
tanya-tanya sedikit ngga tentang Tanjung Lesung?
I: Oalah, boleh banget dong.
P: Sebelumnya, Kak Cindy berasal dari mana ya?
I: Oh aku dari Kabupaten Tangerang nih, deket sama kampus kamu.
P: Wah iya Kak deket dong. Kakak kesini sedang liburan atau ada kegiatan lain, Kak?
I: Aku disini emang lagi liburan sama temen-temen sih.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
P: Oya berapa lama Kak stay disini? Dimana?
I: 2 hari satu malam, di Tanjung Lesung Beach Resort.
P: Kalau boleh tau, kenapa memilik Pantai Tanjung Lesung dibandingkan pantai atau
tempat wisata lainnya, Kak?
I: Ya… karena dekat ya lokasinya gak jauh dari rumah dan gak perlu tiket pesawat
juga. Terus menurutku pemandangan indah banget dan airnya cukup tenang. Cocok
banget untuk menghabisi waktu weekend. Karena Pantai Tanjung Pasir kurang asri
yang ada di Kabupaten Tangerang, jadi aku kesini deh hehehe…
P: Menurut Kakak, bagaimana dengan fasilitas yang ada disini?
I: Hmmm… fasilitas di Tanjung Lesung cukup baik, namun bisa diperbanyak dan
diperbaiki lagi agar fasilitasnya seperti resort lebih terawat dan membuat nyaman
pengunjung yang datang.
P: Selanjutnya, apa yang Kak Cindy ketahui mengenai kegiatan promosi dari Pantai
Tanjung Lesung?
I: Oh aku tau slogannya Paradise on West Coast of Java, karena aku sudah
memfollow insagram Pantai Tanjung Lesung sejak lama, slogan itu jadi nempel
banget di aku. Selain itu aku juga tau kalau Tanjung Lesung punya acara rutin kalau
gak salah Tanjung Lesung itu punya festival gitu. Yap, Festival Tanjung Lesung,
tapi aku kurang tau sih apa saja kegiatan yang ada di festival tersebut. Oiya, tapi aku
pernah lihat promosinya di instagram Tanjung Lesung @TanjungLesungID deh
instagramnya. Aku juga pernah beberapa kali liat baliho atau apa ya tuh namanya
poster besar gitu tentang Festival Tanjung Lesung di daerah Serang aku liat.
P: Iya bener Kak instagramnya @TanjungLesungID, kalau websitenya,
tanjunglesung.com pernah buka gak, Kak?
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
I: Jelas dong, aku tuh cari tau tentang resort karena aku buka websitenya. Di
websitenya ada rekomen-rekomen tempat menginap gitu dan yang paling senengnya
adalah suka ada promo loh hahaha aku seneng banget dapet promo kemarin.
P: Oh iya, Kaka ada promo ya? Wah justru aku yang ketinggalan berita nih. Selain itu,
Kak Cindy pernah denger gak kalau Tanjung Lesung ini sekarang sudah ditetapkan
sebagai 10 destinasi prioritas atau The Next Top Ten Bali oleh Kementerian
Pariwisata?
I: Tau banget, aku ngikutin beritanya malah. Aku waktu itu lagi gak sengaja sih lagi
liat portal berita. Ternyata ada berita 10 destinasi prioritas dan aku bangga banget
karena ada Tanjung Lesung, secara kan Tanjung Lesung ini adanya di provinsi
kelahiranku. Hal ini benar-benar patut dibanggakan, karena memang Tanjung
Lesung itu memiliki keindahan tersendiri yang tak kalah cantik dengan Bali. Selain
pemandangan, Tanjung Lesung mudah dijangkau karena masih di satu provinsi
tidak jauh juga dari Jakarta.
P: Selama berlibur disini, apa saja kendala yang ditemukan?
I: Yang menjadi kendala adalah akses menuju kesini. Mungkin kalau bandara dan tol
sudah jadi itu dapat memudahkan wisatawan lokal maupun mancanegara untuk
datang ke Tanjung Lesung, namun nyatanya kan memang masih dalam tahap
pembangunan. Menurutku, pengunjung Jabodetabek juga kalau ada tol pasti akan
lebih banyak yang datang untuk menghabiskan waktu weekend misalnya.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
P: Wah iya bener sih kak, kita doain saja semoga cepet jadi ya tolnya dan juga
bandaranya. Terakhir nih Kak, apa saran terbaik yang dapat diberikan kepada
pemerintah?
I: Saran terbaik untuk pemerintah adalah perbaikan mengenai sarana dan prasarana di
Tanjung Lesung. Kedua, lebih ketat penjagaan kebersihannya. Himbauan bisa lebih
diperjelas agar masyarakat ataupun pengunjung tidak membuang sampah
sembarangan. Kemudian, akses jalan ke Tanjung Lesung semoga tolnya cepat
diselesaikan deh supaya memudahkan pengunjung datang kesini.
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018
Strategi City Branding..., Siti Aidah Fitri, FIKOM UMN, 2018