programa penyuluhan pertanian1

27
i PROGRAMA PENYULUHAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN TAEBENU OLEH Hendrikus Charles Mbelo Enge, SST NIM : 12521299009 PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING KERJASAMA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG DAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYKARTA 2013

Upload: henzzen-engel-lionel

Post on 22-Oct-2015

204 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Programa Penyuluhan Pertanian1

i

PROGRAMA PENYULUHAN

BALAI PENYULUHAN KECAMATAN

TAEBENU

OLEH

Hendrikus Charles Mbelo Enge, SST

NIM : 12521299009

PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

KERJASAMA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

DAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYKARTA

2013

Page 2: Programa Penyuluhan Pertanian1

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penyusun panjatkan sebab

atas berkat, bantuan dan bimbinganNya penyusun dapat meyelesaikan

penyusunan programa penyuluhan ini tepat pada waktunya. Penyusunan programa

penyuluhan ini dilandasi UU No 16 tahun 2006 yang dipertegas kembali dalam

peraturan menteri pertanian No 25 tahun 2009. Programa penyuluhan ini

sepenuhnya berdasarkan format yang ada dalam permentan No 25 tahun 2009.

Programa penyuluhan ini digunakan sebagai acuan atau pedoman bagi penyuluh

dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan di tingkat kecamatan.

Programa penyuluhan ini tersusun berkat kerja sama dengan berbagai

pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran rasional guna

melengkapi penyusunan programa penyuluhan ini.

Penyusun menyadari programa penyuluhan pertanian ini masih jauh dari

kesempuranaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat

dibutuhkan untuk menlengkapi programa ini sehingga dapat digunakan sesuai

fungsinya.

Taebenu, November 2013

Tim penyusun

Page 3: Programa Penyuluhan Pertanian1

iii

DAFTAR ISI

Halaman judul .............................................................................................

Halaman Pengesahan .................................................................................. i

Kata pengantar ............................................................................................ ii

Bab I Pendahuan ......................................................................................... 1

Bab II Keadaan wilayah .............................................................................. 3

A. Wilayah administrasi penyuluh ....................................................... 3

B. Keadaan sosial ekonomi masyarakat .............................................. 4

Tujuan ......................................................................................................... 12

Masalah ....................................................................................................... 14

Rencana kegiatan ........................................................................................ 16

Penutup ........................................................................................................ 19

Lampiran .....................................................................................................

Page 4: Programa Penyuluhan Pertanian1

1

BAB I

PENDAHULUAN

Programa penyuluhan pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan

menganut prinsip adanya kesirnegian dan keterpaduan dengan program

pembangunan pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan yang dicanangkan

pemerintah. Program penyuluhan pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan

harus sinergis dan terpadu dengan program pembangunan pertanian pemerinah.

Kesinegisan program penyuluhan mengandung makna bahwa dalam

penyusunannya harus sejalan dengan program pembangunan pertanian, perikanan,

peternakan dan kehutanan sedangkan program penyuluhan yang terpadu

mengandung makna bahwa penyusunan program penyuluhan perlu

memperhatikan program pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan tingkat

desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota madya, provinsi dan pusat.

Programa penyuluhan yang disusun adalah programa penyuluhan tingkat

kecamatan. Program penyuluhan ini di susun sebagai acuan dalam melaksanakan

kegiatan penyuluhan pada tahun anggaran berikutnya yaitu pada tahun 2014.

Programa penyuluhan ini nantinya akan dijadikan dokumen resmi yang dijadikan

panduan oleh penyuluh tingkat kecamatan dalam melakukan penyuluhan dan

dimasukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kecamatan

(RPJMK).

Programa penyuluhan ini disusun berdasarkan data dan informasi

mengenai potensi wilayah sasaran yang diperoleh dari masing-masing desa dalam

wilayah administratif penyuluh. Data dan informasi yang diperoleh tersebut

disinergikan dengan program pembagunan kehutanan tingkat kabupaten. Data dan

informasi mengenai potensi wilayah diidentifikaasi berdasarkan tingkat prioritas

masalah (impact point) yang ditemukan di daerah sasaran.

Wilayah sasaran penyuluhan memiliki areal yang potensial dalam

meningkatkan produksi tanaman pertanian. Peningkatan produksi yang dimaksud

adalah dalam hal pemanfaatan lahan yang maksimal dalam meningkatakan

kuantitas tanaman.

Page 5: Programa Penyuluhan Pertanian1

2

Bidang kehutanan, peningkatan populasi tanaman kehutanan dengan pola

sistem mata lima menjadi salah satu alternatif pola tanaman yang baik. Dipandang

dari segi ekologis dapat memberikan sumbangsi yang cukup singnifikan terhadap

kelestarian kawasan hutan lindung TWA Baumata yang ada di kecamatan

Taebenu sesuai fungsinya. Secara ekonomis pendapatan petani dengan sendirinya

akan ikut berpengaruh signifikan.

Pola tanam tanaman kehutanan yang ada disekitar kawasan lindung

Baumata khususnya dan masyarakat desa pada umumnya belum tertata dengan

baik. Hal ini pastinya memberikan dampak, baik dari segi ekologis maupun

ekonomis. Pola tanam yang tidak tertata baik menyebabkan kurangnya

pemanfaatan lahan dibawah tegakan tanaman muda. Hal ini tentunya akan

berimplikasi terhadap efek kaku (fIreeze efect) pada masyarakat sekitar kawasan.

Efek kaku yang dimaksud berupa ketidakberanian petani untuk mencoba pola

tanam baru karena keterbatasan pengetahuan.

Data dan informasi bidang perkebunan pada daerah sasaran menunjukan

adanya kelesuan dalam hal kuantitas dan kualitas produksi. Tanaman Jambu mete

yang yang merupakan komoditi perkebunan yang dikembangkan di kebun

masyarakat mengalami kelesuan dalam pemasaran produk serta penanganan pasca

panen yang belum optimal. Untuk komoditi jenis tanaman pangan cendrung

diusahakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga saja. Konsep pemasaran

terhadap komoditas tanaman pangan masih dalam skala kecil. Hal ini terjadi oleh

karena dibatasi oleh berbagai dinamika dalam komunitas masyarakat pada

masing-masing desa yang ada di kecamatan Taebenu.

Bertolak dari keadaan tersebut maka perlunya disusun programa

penyuhan pertanian di kecamatan Taebenu. Dengan tersusunnya programa

penyuluhan di kecamatan Taebenu ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai

pedoman kerja bagi penyuluh dalam melaksanakan tugas penyuluh sehingga

memberikan hasil yang signifikan dan spesifik mempunyai daya saing yang tinggi

terhadap peningkatan produktivitas komoditi unggulan bidang pertanian.

Page 6: Programa Penyuluhan Pertanian1

3

BAB II

KEADAAN WILAYAH

A. Wilayah administratif penyuluhan

Wilayah kerja penyuluh terletak di wilayah administrasi kecamatan Taebenu

kabupaten Kupang. Memiliki luas wilayah luas wilayah kecamatan (102,86

km2). Pembagian wilayah kerja penyuluh pertanian kecamatan Taebenu terdiri

dari 8 Desa, untu lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

DesaLuas Wilayah

(km2)Presentasi

1 2 3

1 Oeletsala 5,73 5,57

2 Kuaklalo 6,83 6,64

3 Bokong 45,63 44,36

4 Baumata Timur 19,17 18,64

5 Oeltua 9,94 9,66

6 Baumata 5,85 5,69

7 Baumata Barat 6,08 5,91

8 Baumata Utara 3,63 3,53

Jumlah 102,86 100,00

Sumber: Kantor desa se kecamatan

No

Tabel 1. Luas dan presentasi wilayah menurut desa di kecamatan

Taebenu Tahun 2012

Kecamatan taebenu berada pada ketinggian ±60 mdpl. Batas-batas

wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara : Kecamatan Kupang tengah

Timur : Kecamatan neka mese

Selatan : Kecamatan Amarasi

Barat : Kecamatan Kota Kupang

Page 7: Programa Penyuluhan Pertanian1

4

B. Keadaan sosial ekonomi masyarakat

a) Penduduk

Jumlah penduduk, Luas wilayah dan kepadatan penduduk kecamatan

Taebenu

Jumlah

Penduduk

Luas daerah

(KM2)

Kepadatan

per km2

2 3 4

1 Oeletsala 248 5,73 43,28

2 Kuaklalo 504 6,83 73,79

3 Bokong 2353 45,63 51,57

4 Baumata Timur 2144 19,77 108,45

5 Oeltua 2889 9,94 290,64

6 Baumata 2057 5,85 351,62

7 Baumata Barat 3241 6,08 533,06

8 Baumata Utara 1246 3,63 343,25

Jumlah 15682 103,46 151,58

Sumber: Taebenu dalam angka, 2013

Desa

1

Tabel 2. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk

menurut desa di kecamatan Taebenu, 2012

Jumlah penduduk menurut jenis klamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

2 3 4

1 Oeletsala 601 647 1248

2 Kuaklalo 257 247 504

3 Bokong 1172 1181 2353

4 Baumata Timur 1082 1062 2144

5 Oeltua 1435 1454 2889

6 Baumata 1075 982 2057

7 Baumata Barat 1533 1708 3241

8 Baumata Utara 625 621 1246

Jumlah 7780 7902 15682

Sumber: Taebenu dalam angka, 2013

Desa

1

Tabel 3. Jumlah penduduk desa menurut jenis klamin di kecamatan

Taebenu, 2012

Page 8: Programa Penyuluhan Pertanian1

5

b) Mata pencaharian

Masyarakat kecamatan Taebenu pada umumnya bermata pencaharian sebagai

petani. Berikut adalah data jumlah penduduk menurut desa dan jenis pekerjaan

di kecamatan Taebenu.

PNSPegawai

SwastaTNI POLRI Wiraswasta Petani

2 3 4 5 6 7

1 Oeletsala 15 21 0 0 8 736

2 Kuaklalo 18 9 0 0 6 291

3 Bokong 36 21 0 0 5 1475

4 Baumata Timur 48 22 0 0 27 1514

5 Oeltua 91 62 0 0 13 1778

6 Baumata 126 88 2 6 24 992

7 Baumata Barat 489 388 3 18 38 809

8 Baumata Utara 72 49 0 2 25 681

Jumlah 895 660 5 26 146 8276

Sumber: Taebenu dalam angka, 2013

1

Desa

Jenis Pekerjaan

Tabel 4. Jumlah penduduk menurut desa dan jenis pekerjaan di kecamatan Taebenu,

2012

c) Potensi wilayah

Iklim

Berdasarkan data analisis curah hujan selama lima tahun terakhir.

Kecamatan Taebenu memiliki jumlah bulan basah 27 bulan dan bulan kering

33 bulan. Dengan demikian tipe iklim Kecamatan Taebenu menurut klasifikasi

iklim Schmidt–Ferguson, termasuk dalam tipe iklim E (semi arid) dengan nilai

Q = 1,22. Kawasan TWA Baumata termasuk dalam tipe ekosistem hutan

daratan sedang dengan tipe vegetasi hutan sabana. Rata-rata curah hujan

tahunan adalah 136,8 mm/tahun dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Februari dengan sebanyak 409,4 mm dan terendah berkisar pada bulan Juli (2,4

mm) dengan rata-rata jumlah hari hujan adalah yaitu 10 hari/tahun.

Page 9: Programa Penyuluhan Pertanian1

6

2007 2008 2009 2010 2011

Januari 236,2 235,4 420,7 598,3 509,2 400,0 115,0 23,0

Februari 299,0 815,4 408,3 208,0 316,5 409,4 106,0 21,2

Maret 424,6 149,8 117,4 132,7 380,4 241,0 99,0 19,8

April 38,0 50,0 1,8 179,0 236,6 101,1 54,0 10,8

Mei 0,0 0,0 22,8 124,0 50,1 39,4 22,0 4,4

Juni 5,4 8,6 0,0 10,0 0,0 4,8 14,0 2,8

Juli 2,4 0,0 0,0 2,0 7,5 2,4 8,0 1,6

Agustus 0,0 0,0 0,0 34,1 0,0 6,8 4,0 0,8

September 0,0 0,0 0,0 27,6 0,0 5,5 9,0 1,8

Oktober 2,6 3,0 0,0 109,4 21,4 27,3 19,0 3,8

Nopember 16,0 130,8 72,1 33,1 104,5 71,3 50,0 10,0

Desember 51,7 481,0 469,0 362,2 299,4 332,7 118,0 23,6

Total 1075,9 1874,0 1512,1 1820,4 1925,6 1641,6 618,0 123,6

Total rata-rata 89,7 156,2 126,0 151,7 160,5 136,8 51,5 10,3

Sumber: BMKG Klas II El Tari Kupang

Keterangan:

JHH : Jumlah hari hujan

RJHH : Rerata jumlah hari hujan

Tabel 5. Rata-rata curah hujan Kecamatan Taebenu

Bulan Tahun Rerata

CHJHH RJHH

Tata guna lahan

Jenis tanah di wilayah Kecamatan Taebenu terdiri dari jenis tanah

mediteran, rencina, litosol, dan regosol vulkan. Sebagian besar lokasinya

berbatu karang. Sedangkan kondisi hidrologi di wilayah ini bervariasi hal ini

karena curah hujan yang tidak menentu setiap tahunnya. Berikut adalah data

tataguna lahan di kecamatan Taebenu.

Jenis Tanaman Luas (ha) Persentasi (%)

Padi sawah 305 19,91

Jagung 907 59,20

Ubi kayu 197 12,86

Kacang tanah 123 8,03

Jumlah 1532 100

Sumber: Taebenu dalam angka, 2012

Page 10: Programa Penyuluhan Pertanian1

7

Topografi

Pada umumnya Kecamatan Taebenu bertopografi datar,

bergelombang dan berbukit. Kecamatan Taebenu bertopografi datar,

berbukit dengan kelerengan yang landai agak curam dan bergelombang

ringan dengan kelerengan lahan rata-rata 25 %.

Desa Lokasi Kemiringan

Lahan

Ketinggian dari

permukaan laut

1 2 3 4

1 Oeletsala Lereng Landai 358

2 Kuaklalo Lereng Sedang 332

3 Bokong Lereng Sedang 281

4 Baumata Timur Lereng Sedang 217

5 Oeltua Lereng Landai 313

6 Baumata Lereng Landai 219

7 Baumata Barat Lereng Sedang 229

8 Baumata Utara Hamparan Landai 133

Sumber: Podes 2011

No

Tabel 6. Kondisi Permukaan lahan menurut desa di kecamatan taebenu

Tanaman Pangan

Jagung merupakan komoditas unggulan tanaman pangan di

kecamatan Taebenu. Selain memiliki luas lahan yang lebih besar tanaman

jagung termasuk dalam peringkat tertinggi dalam hal produktivitas hasil.

Pada urutan berikut adalah ubi singkong/ubi kayu, kemudian padi sawah

dan kacang tanah. Berikut adalah tabel luas panen dan rata-rata produksi

tanaman pangan di kecamatan Taebenu.

Page 11: Programa Penyuluhan Pertanian1

8

Luas panen

(ha)

Rata-rata

produksi

(kw/ha)

Produksi (Ton)

2 3 41 Padi sawah 305 31 945,5

2 Padi ladang - - -

3 Jagung 907 27,5 2494,25

4 Ubi kayu 197 80 1576

5 Ubi jalar - - -

6 Kacang tanah 123 12 147,6

7 Kacang hijo - - -

8 Sorgum - - -

Sumber: Dinas pertanian dan tanaman pangan kabupaten kupang

Jenis tanaman

1

Tabel 7.Luas panen, rata-rata produksi dan produksi tanaman bahan makanan

menurut jenis tanaman di kecamatan Taebenu, 2012

Tanaman Hortikultura

Jenis tanaman hortikultura yang dibudidayakan masyarakat

bermacam-macam. Produksi tertinggi tanaman hortikultura di kecamatan

Taebenu adalah tanaman kacang panjang. Pada urutan berikutnya adalah

petsai/sawi dan pucuk labu kuning, kangkung dan mentimun. Berikut

adalah data produksi tanaman Hortikultura.

Produksi (kw)

21 Bawang merah -

2 Bawang putih -

3 Bawang daun -

4 Kentang -

5 Kubis/kol -

6 Petsai/sawi 3

7 Sayur putih -

8 Wortel -

9 Labu kuning -

10 Pucuk labu kuning -

11 Kacang panjang 3

12 Cabe 4

13 Tomat -

14 Terung -

15 Buncis -

16 Ketimun 1

17 Kankung 1

18 Paria -

19 Bayam -

Sumber: Taebenu dalam angka,2013

Jenis tanaman

1

Tabel 8. Produksi sayur-sayuran menurut jenis sayuran di

kecamatan Taebenu, 2012

Page 12: Programa Penyuluhan Pertanian1

9

Produksi tanaman buah-buahan di kecamatan Taebenu cukup

signifikan dilihat dari produktifitasnya. Komoditi jeruk berada pada

ranking yang paling tinggi disusul tanaman pepaya, jeruk, sirsak dan

mangga. Berikut adalah tabel produksi buah-buahan menurut desa di

kecamatan Taebenu.

Tabel 1.9. Produksi buah-buahan menurut desa dan jenis buah di

kecamatan Taebenu

Jenis Tanaman Produksi (kw) Persentasi (%)

1. Jeruk 8248 65,92

2. Pisang 1198 9,57

3. Mangga 805 6,43

4. Pepaya 1231 9,84

5. Siksak 1031 8,24

Sumber: Dinas pertanian dan tanaman pangan kabupaten kupang

Tanaman Perkebunan

Komoditi perkebunan yang menjadi unggulan di kecamatan

Taebenu adalah tanaman kemiri, kelapa, dan jambu mete. Untuk jenis

komoditi lainnya juga dikembangkan tetapi belum menjadi prospek utama

masyarakat desa seperti tanaman coklat. Untuk lebih jelasnya dapat

diilihat pada tabel berikut.

Page 13: Programa Penyuluhan Pertanian1

10

Tanaman

tua

Tanaman

produktif

Tanaman

tua/rusakJumlah

2 3 4 5 6

1 Kelapa 60 299 35 394 149,5

2 Coklat 0 2 0 2 0

3 Kapuk 0 336 133 469 158,39

4 Kemiri 55 67 122 2680

5 Pinang 0 0 0 0 0

6 Kopi 0 1 0 1 0

7 Jambu mete 25 0 323 348 45,22

8 Lontar 10 9 0 19 22

9 Vanili 0 0 0 0 0

10 Jarak 0 0 0 0 0

11 Lada 0 0 0 0 0

12 Pala 3 0 0 3 0

13 Ketumbar 0 0 0 0 0

Sumber: Dinas perkebunan dan kehutanan kabupaten Kupang

1

Komoditas

Luas (ha) Jumlah

produksi

(ton)

Tabel 10. Luas lahan tanaman perkebunan menurut jenis tanaman di kecamatan

Taebenu, 2012

Tanaman Kehutanan

Komoditi tanaman jenis kehutanan yang bayank diusahakan

masyarakat adalah tanaman Jati (Tectona grandis). Selain itu juga terdapat

beberapa jenis tanaman lain namun belum menjadi prospek masyarakat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Satuan Produksi

2 3

1 Arang Kg 20

2 Bambu btg 10

3 Kayu bakar M3 -

4 Kayu gelondongan M3 -

5 Kayu jati M3 10,87

6 Rotan M3 -

7 Kayu bulat M3 -

8 Kayu kuning M3 -

Sumber: Dinas perkebunan dan kehutanan kabupaten Kupang

Jenis Hasil Hutan

1

Tabel 11. Produksi hasil hutan di kecamatan taebenu, 2012

Page 14: Programa Penyuluhan Pertanian1

11

C. Program penyuluhan dinas terkait

Berdasarkan atas asas sinergisitas dan keterpaduan, maka penyusunan

programa penyuluhan pertanian dapat berjalan bila terdapat program

pembangunan pertanian oleh pemerintah pada daerah sasaran penyuluhan sehinga

programa penyuluhan dapat berjalan secara terpadu dengan program

pembangunan pertanian.

Program pembangunan propinsi NTT terutama pada bidang pembangunan

pertanian cukup banyak. Hal ini tentunya dilatarbelakangi atas kondisi daerah

yang agraris dan mayoritas masyarakatnya adalah petani miskin. Berikut adalah

beberapa program pembangunan bidang pertanian pemerintah yang telah

diperoleh penyuluh.

A. program peningkatan ketahan pangan

No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 Penanganan daerah rawan pangan 625.780.600

2 Kajian rantai pasokan dan

pemasaran pangan

208.774800

3 Pengemabangan desa mandiri

pangan

200.000.000

4 Pengembangan diversifikasi

tanaman

174.023.000

5 Monitoring, evaluasi dan

pelaporan

339.532.900

Jumlah 1.547.430.050

Sumber: badan ketahan pangan dan penyuluhan NTT, 2012

B. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 Promosi atas hasil produksi

pertanian/perkebunan unggulan

364.823.00

Jumlah 364.823.00

Sumber: badan ketahan pangan dan penyuluhan NTT, 2012

Page 15: Programa Penyuluhan Pertanian1

12

C. Progaram peningkatan kesejahteraan petani

No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 Penyuluhan dan pendampingan

petani pelaku agribisnis

1.025.068.00

2 Peningkatan kemampuan lembaga

petani

124.660.00

Jumlah 1.149.728.000

Sumber: badan ketahan pangan dan penyuluhan NTT, 2012

D. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian

No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 Penyuluhan pemasaran produksi

pertanian/perkebunan guna

menghindari tengkulak dan sistem

ijon

89.860.000

Jumlah 1.149.728.000

Sumber: badan ketahan pangan dan penyuluhan NTT, 2012

Page 16: Programa Penyuluhan Pertanian1

13

BAB III

TUJUAN

Tujuan penyusunan program penyuluhan memuat pernyataan mengenai

perubahan perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak

dicapai. Secara umum tujuan penyusunan program penyuluhan ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa serta sikap dalam

mengembangkan dan meningkatkan potensi-potensi sumber daya yang telah ada.

Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan program penyuluhan adalah sebagai

berikut:

1. Tanaman pangan dan hortikultura

- Masyarakat (Poktan) dapat mengoptimalkan sistem irigasi yang telah ada

dengan menerapkan teknik konservasi air yang baik dalam mendukung

peningkatan produksi tanaman padi dan jagung di akhir tahun 2016.

- Masyarakat (Poktan) dapat mengetahui sistem jalur dan baris tanam serta

teknik pengolahan tanah yang konservatif dalam penerapan pola tanam

tanaman pangan dan hortikultura sehingga terbentuk pengelolaan

tanaman pangan dan hortikultura yang konservatif di akhir tahun 2016

- Keterampilan masyarakat semakin tinggi dalam pengaplikasian pupuk,

herbisida dan insektisida sesuai anjuran yang ditetapkan pada tanaman

sayur-sayuran di akhir tahun 2016

- Masyarakat (Poktan dan Gapoktan) dapat mengetahui jenis serangga

yang tergolong hama, predator, dan parasit pada tanaman pangan dan

hortikultura dalam melakukan pengendalian hama di akhir tahun 2016

2. Tanaman perkebnunan

- Pengetahuan masyarakat semakin tinggi terhadap konsep konservasi

tanah pada lahan perkebunan di akhir tahun 2016

- Produksi hasil perkebunan kemiri dan jambu mete unggulan masyarakat

(poktan dan Gapoktan) semakin tinggi di akhir tahun 2016

- Meningkatnya informasi teknologi benih, pupuk, herbisida dan

insektisida dan informasi pasar dalam masyarakat untuk pengembangan

Page 17: Programa Penyuluhan Pertanian1

14

kemiri sebagai tanaman unggulan perkebunan masyarakat di akhir tahun

2016

- Masyarakat memiliki minat yang tinggi dalam mengembangkan pasar

terhadap komoditas perkebunan unggulan di akhir tahun 2016

3. Tanaman kehutanan

- Masyarakat dapat menerapkan pola tanam Jati dan mahoni sesuai dengan

karakteristik tanaman yang diusahakan dengan benar di akhir tahun 2016

- Masyarakat dapat mengetahui penanganan pemeliharaan tanaman di areal

pembibitan maupun pada areal penanaman di lapangan dengan benar di

akhir tahun 2016

- Masyarakat dapat mengetahui teknik pengolahan tanah pada areal

tanaman kehutanan yang diusahakan dengan benar diakhir tahun 2016

Page 18: Programa Penyuluhan Pertanian1

15

BAB IV

MASALAH

Penyusunan programa penyuluhan didasari atas masalah-masalah yang

berkaitan dengan faktor yang bersifat prilaku dan faktor-faktor non prilaku.

Masalah yang diidentifikasi merupakan masalah riil lingkungan usaha pelaku

utama dan pelaku usaha, potensi sumberdaya daerah sasaran, ketersediaan sarana

dan prasarana pertanian dan lain sebagainya.

Teknik penetapan masalah dilakukan dengan cara identifikasi masalah-

masalah pokok sasaran dengan cara melakukan perengkingan (impact point)

terhadap masalah-masalah yang ada dari masing-masing desa di kecamatan

Taebenu. Beberapa permasalahan hasil identifikasi yang telah dilakukan penyuluh

diklasifikasikan berdasarkan bidang kajian masing-masing potensi yaitu, bidang

tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan kehutanan dan peternakan. Berikut

adalah penyajian masalah-masalah pada bidang kajian yang teridentifikasi.

1. Masalah pada bidang tanaman pangan dan hortikultura

- Pemanfaatan irigasi belum optimal dalam pengembangan tanaman

padi sawah dan jagung

- Pengetahuan yang rendah tentang sitem jalur dan baris serta

pengolahan tanah dalam penerapan pola tanam tanaman pangan dan

hortikultura

- Aplikasi pemupukan, herbisida dan insektisida yang tidak sesuai

anjuran pada tanaman sayur-sayuran masih sangat tinggi

- Masyarakat belum mampu membedakan jenis serangga yang tergolong

hama, predator, dan parasit dalam melakukan pengendalian hama

tanaman pangan dan hortikultura.

2. Masalah pada bidang tanaman perkebunan

- Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap konsep konservasi tanah

pada lahan perkebunan

- Produksi hasil perkebunan kemiri dan jambu mete unggulan

masyarakat belum maksimal

Page 19: Programa Penyuluhan Pertanian1

16

- Kurangnya informasi teknologi benih, pupuk, herbisida dan insektisida

dan informasi pasar untuk pengembangan kemiri sebagai tanaman

unggulan perkebunan masyarakat

- Rendahnya minat masyarakat dalam mengembangkan pasar terhadap

komoditas perkebunan unggulan

3. Masalah pada bidang kehutanan

- Penerapan pola tanam Jati dan mahoni tidak sesuai dengan

karakteristik tanaman yang diusahakan

- Terbatasnya pengetahuan masyarakat dalam penanganan pemeliharaan

tanaman di areal pembibitan maupun pada areal penanaman di

lapangan

- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik pengolahan tanah

pada areal tanaman kehutanan yang diusahakan

Page 20: Programa Penyuluhan Pertanian1

17

BAB V

RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

Keadaan Tujuan Masalah

Sasaran Kegiatan Penyuluhan

Pelaku Utama Pelaku

Usaha Petugas

Materi Kegiatan/

metode Vol Lokasi Waktu

Sumber

biaya

Penanggung

jawab Pelaksana

TD WT TT L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Tanaman Pangan dan Hortikultura

Sistem irigasi

tidak urusi

Mengoptimalk

an sistem

irigasi

Sistem irigasi

belum optimal

√ √ √ √ √

Sistem

irigasi

dan

Konsev

asi air

Pertemuan

kelompok

2 Ds.Baumata Maret

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Pola tanam

masih sistem

konvensional

Meningkatkan

pengetahuan

sistem jalur

dan baris

tanam serta

teknik

pengolahan

tanah yang

konservatif

Belum

memiliki

pengetahuan

tentang sistem

jalur dan baris

serta teknik

pengolahan

tanah yang

konservatif

√ √ √ √ √ √ √ Pola

tanam

dan

pengatu

ran

tanaman

Diskusi

kelompok,

Demplot

2 Ds. Baumata

timur dan

Ds.Oeltua

April

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Pengendalaian

hama tanaman

perkebunan

ala kadarnya

Meningkatkan

keterampilan

masyarakat

dalam aplikasi

pupuk,

herbisida dan

insektisida

Aplikasi

pemupukan,

herbisida dan

insektisida

yang tidak

sesuai anjuran

√ √ √ √ √ √ √ Pengen

dalian

hama

Terpadu

Temu

lapang

2 Ds.

Oeletsala,

Ds.Bokong,

Ds.Baumata

utara

Mei-

Juni

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Page 21: Programa Penyuluhan Pertanian1

18

Hama

serangga yang

ada pada

tanaman

dibasmi

semuanya

Meningkatkan

pengetahuan

dalam

membedakan

jenis serangga

penyerang

tanaman

pangan dan

hortikultura

Belum mampu

membedakan

jenis serangga

yang tergolong

hama,

predator, dan

parasit

√ √ √ √ √ √ √ Klasifik

asi

hama

dan

Pengen

dalian

hama

Terpadu

Temu

lapang

1 Ds.

Oeletsala,

Ds.Bokong,

Ds.Baumata,

Ds.Kuaklalo

Juli-

Agustus

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Tanaman Perkebunan

Tidak

dilakukan

pengolahan

tanah pada

lahan

perkebunan

Meningkatkan

pengetahuan

masyarakat

tentang konsep

konservasi

tanah

perkebunan

Rendahnya

pemahaman

masyarakat

terhadap

konsep

konservasi

tanah pada

lahan

perkebunan

√ √ √ √ √

Konserv

asi

tanah

Demonstra

si

1 Ds.

Oeletsala,

Ds.Bokong,

Ds.Kuaklalo

Juli-

Agustus

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Produksi

komoditas

unggulan

kurang

diperhatikan

Meningkatkan

produksi

kemiri dan

jambu mete

Produksi hasil

perkebunan

kemiri dan

jambu mete

belum

maksimal

√ √ √ √ √

Budiday

a

tanaman

perkebu

nan

Ceramah 1 Ds.Baumata

timur,Ds.

Baumata

utara,

Ds.Oeltua

Agustus

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Mobilisasi

informasi di

desa rendah

Meningkatnya

informasi

teknologi

benih, pupuk,

herbisida dan

insektisida dan

informasi pasar

dalam

masyarakat

Kurangnya

informasi

teknologi

benih, pupuk,

herbisida dan

insektisida dan

informasi pasar

√ √ √ √ √

Teknolo

gi

informa

si

pertania

n

Temu

wicara

2 Ds.Baumata

timur,Ds.Bau

mata utara,

Ds.Oeltua,

Ds.

Oeletsala,

Ds.Bokong,

Ds.Kuaklalo

Septem

ber

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Page 22: Programa Penyuluhan Pertanian1

19

Prospek pasar

komoditi

unggulan

minim

Meningkatnya

minat

masyakat

dalam

mengembangk

an pasar

komoditi

unggulan

Rendahnya

minat

masyarakat

dalam

mengembangk

an pasar

terhadap

komoditas

unggulan

√ √ √ √ √

Agribis

nis

tanaman

pertania

n

Temu

usaha

2 Ds.Kuaklalo,

Ds.

Oeletsala,

Septem

ber

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Tanaman Kehutanan

Tanaman

kehutanan

ditanam tanpa

pola tanam

Meningkatkan

keterampilan

masyarakat

dalam

menerapkan

pola tanam

Penerapan pola

tanam Jati dan

mahoni tidak

sesuai dengan

karakteristik

tanaman

√ √ √ √ √

Pola

tanam

dan

Pengatu

ran

tanaman

Ceramah

Demonstra

si

2 Ds.Baumata

timur,Ds.Bau

mata utara,

Ds.Oeltua,

Oktober

2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Pemeliharaan

tanaman

kehutanan

tidak

maksimal

Meningkatnya

pengetahuan

masyarakat

tentang

pemeliharaan

tanaman

Terbatasnya

pengetahuan

masyarakat

dalam

penanganan

pemeliharaan

tanaman di

areal

pembibitan

maupun pada

areal

penanaman

√ √ √ √ √

Teknik

pemelih

araan

tanaman

kehutan

an

Diskusi

kelompok

2 Ds.Kuaklalo,

Ds.Bokong

Novemb

er 2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Pengolahan

tanah

seadanya

Meningkatkan

pengetahuan

masyarakat

tentang teknik

pengolahan

tanah

Rendahnya

pengetahuan

masyarakat

tentang teknik

pengolahan

tanah

√ √ √ √ √

Pengola

han

tanah

Temu

lapang

2 Ds.Kuaklalo,

Ds.Bokong,

Ds.Baumata

utara,

Ds.Oeltua

Desemb

er 2014

Swadaya Kepala Balai

penyuluhan

kecamatan

Penyuluh

kecamatan

dan

Poktan

Page 23: Programa Penyuluhan Pertanian1

20

BAB VI

EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN

Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan relevansi, efektivitas,

efisiensi, dan dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif. Evaluasi yang akan dilakukan

adalah evaluasi program penyuluhan pertanian. Evaluasi program penyuluhan

dilakukan untuk menentukan kelayakan programa yang telah disusun. Hasil

evaluasi program nantinya akan dijadikan dasar untuk menentukan apakah suatu

program harus direvisi, diganti ataukah dibatalkan.

Evaluasi program penyuluhan berkaitan dengan substasi programa

penyuluhan. Untuk memudahkan dalam melakukan evaluasi program maka perlu

ditentukan kriteria penilaian yang tercamtum dalam lembaran evaluasi program.

Kriteria yang dimaksud untuk menentukan apakah suatu program telah disusun

berdasarkan sistematika yang direkomendasikan ataukah tidak.

Kriteria penilaian program penyuluhan pertanian yang dinilai adalah

berdasarkan aspek substasi penyusunan programa penyuluhan yang

direkomendasikan, yaitu:

1. kebenaran update data dan informasi dalam program dengan data dan

informasi desa

2. masalah ditetapkan berdasarkan prioritas masalah hasil identifikasi

3. relevasi keadaan terdahap masalah

4. relevansi masalah dengan tujuan program

5. relevansi sasaran dengan kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan dalam

matrik program

6. relevansi materi penyuluhan terhadap tujuan dan masalah dalam matrik

program yang disusun

7. relevasi tujuan programa dengan metode yang akan digunakan

8. kesinergian dan keterpaduan programa penyuluhan yang disusun dengan

program pembangunan pertanian pemerintah terkait

Page 24: Programa Penyuluhan Pertanian1

21

Berikut adalah lebaran evaluasi programa penyuluhan yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam penilaian programa penyuluhan pertanian.

a) Lembar observasi dan skala penilaian

Kriteria penilaian Bobot

Skor

Skala

Penilaian Skor

5 4 3 2 1

1. kebenaran update data dan informasi dalam

program dengan data dan informasi desa

2. masalah ditetapkan berdasarkan prioritas

masalah hasil identifikasi

3. relevasi keadaan terdahap masalah

4. relevansi masalah dengan tujuan program

5. relevansi sasaran dengan kegiatan penyuluhan

yang akan dilakukan dalam matrik program

6. relevansi materi penyuluhan terhadap ujuan

dan masalah dalam matrik program yang

disusun

7. relevasi tujuan programa dengan metode yang

akan digunakan

8. kesinergian dan keterpaduan programa

penyuluhan yang disusun dengan program

pembangunan pertanian pemerintah terkait

20

10

10

20

10

10

10

10

Jumlah 100 100

b) Kriteria/Rubrik Penilaian

Kriteria Skor Kriteria/Rubrik

kebenaran update

data dan informasi

dalam program

dengan data dan

informasi desa

5

4

3

2

1

identifikasi masalah sangat sesuai dengan

instrumen

identifikasi masalah sesuai dengan instrumen

identifikasi masalah cukup sesuai dengan

instrumen

identifikasi masalah kurang sesuai dengan

instrumen

identifikasi masalah tidak sesuai dengan

instrumen

masalah ditetapkan

berdasarkan prioritas

masalah hasil

identifikasi

5

4

3

2

masalah ditetapkan sangat sesuai teknik

menetapkan prioritas masalah

masalah ditetapkan sesuai teknik menetapkan

prioritas masalah

masalah ditetapkan cukup sesuai teknik

menetapkan prioritas masalah

masalah ditetapkan kurang sesuai teknik

menetapkan prioritas masalah

Page 25: Programa Penyuluhan Pertanian1

22

1 masalah ditetapkan tidak sesuai teknik

menetapkan prioritas masalah

relevasi keadaan

terdahap masalah

5

4

3

2

1

keadaan dan masalah sangat relevan

keadaan dan masalah relevan

keadaan dan masalah cukup relevan

keadaan dan masalah kurang relevan

keadaan dan masalah tidak relevan

relevansi masalah

dengan tujuan

program

5

4

3

2

1

masalah dengan tujuan sangat relevan

masalah dengan tujuan relevan

masalah dengan tujuan cukup relevan

masalah dengan tujuan kurang relevan

masalah dengan tujuan tidak relevan

relevansi sasaran

dengan kegiatan

penyuluhan yang

akan dilakukan

dalam matrik

program

5

4

3

2

1

sangat relevan sasaran dengan kegiatan

penyuluhan

ada relevansi sasaran dengan kegiatan

penyuluhan

cukup relevan sasaran dengan kegiatan

penyuluhan

kurang relevan sasaran dengan kegiatan

penyuluhan

tidak relevan sasaran dengan kegiatan

penyuluhan

relevansi materi

penyuluhan terhadap

ujuan dan masalah

dalam matrik

program yang

disusun

5

4

3

2

1

sangat relevan materi dengan tujuan

ada relevansi materi dengan tujuan

cukup relevan materi dengan tujuan

kurang relevan materi dengan tujuan

tidak ada relevansi materi dengan tujuan

relevasi tujuan

programa dengan

metode yang akan

digunakan

5

4

3

2

1

sangat relevan tujuan dengan metode

ada relevansi tujuan dengan metode

cukup relevan tujuan dengan metode

kurang relevan tujuan dengan metode

tidak ada relevansi tujuan dengan metode

kesinergian dan

keterpaduan

programa

penyuluhan yang

disusun dengan

program

pembangunan

pertanian

pemerintah terkait

5

4

3

2

1

Sangat sesuai dengan asas kesinergian dan

keterpaduan dengan program pembangunan

pertanian

Sesuai dengan asas kesinergian dan keterpaduan

dengan program pembangunan pertanian

agak sesuai dengan asas kesinergian dan

keterpaduan dengan program pembangunan

pertanian

kurang sesuai dengan asas kesinergian dan

keterpaduan dengan program pembangunan

pertanian

tidak terdapat asas kesinergian dan keterpaduan

dengan program pembangunan pertanian

Page 26: Programa Penyuluhan Pertanian1

23

a. Rumus Skor Akhir

b. Capaian Skor Akhir

Skor maksimal adalah: 100

c. Kategorisasi skoring

Skor Kategori

≥80 Program tidak perlu direvisi langsung dapat digunakan

75 - 79 Program dibuat revisi kecil dan dapat digunakan

60 - 74 Programa direvisi ulang dan belum dapat digunakan

< 60 Programa tidak digunakan dan harus dilakukan pengkajian

ulang

Page 27: Programa Penyuluhan Pertanian1

24

BAB VII

PENUTUP

Programa penyuluhan berfungsi sebagai panduan bagi penyuluh dalam

melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya. Programa penyuluha

digunakan untuk kegiatan pada tahun berikutnya. Programa penyuluhan tingkat

kecamatan yang telah disusun ini mendeskripsikan kegiatan-kegiatan penyuluhan

yang akan dilakukan dan difasilitasi oleh kepala balai penyuluhan kecamatan.

Penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan dilakukan oleh penyuluh

bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha dengan melakukan

rekapitulasi program desa/kelurahan yang ada di wilayah kerjanya.

Proses penyusunannya dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan,

dan cara mencapai tujuan. Dalam prosesnya dilakukan pemeringkatan masalah-

masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala

prioritas kebutuhan. Berdasarkan hasil perumusan keadaan dan masalah tersebut,

maka akan disajikan dalam bentuk matrik programa penyuluhan.

Penyusunan programa penyuluhan ini dilakukan melalui serangkaian

kegiatan dan pertemuan berbagai pihak yang membidangi penyuluhan. Hasil

pertemuan tersebut membentuk sebuah draf programa yang nantinya akan di

sahkan menjadi sebuah programa dalam pertemuan dengan pejabat bidang

perencanaan.