program studi si gizi sekolah tinggi ilmu · pdf filedemikian pernyataan ini saya buat dalam...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP
IBU YANG MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59
BULAN TENTANG POSYANDU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN
KECAMATAN JUAI
KAB.BALANGAN
TAHUN 2010
Oleh :
AHMAD GAFURI
NIM : 08S1AJ0006
PROGRAM STUDI SI GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
TAHUN 2011
GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP
IBU YANG MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59
BULAN TENTANG POSYANDU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN
KECAMATAN JUAI
KAB.BALANGAN
TAHUN 2010
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Gizi (S.Gz)
Oleh :
AHMAD GAFURI
NIM : 08S1AJ0006
PROGRAM STUDI SI GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
TAHUN 2011
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Ahmad Gafuri
NIM : 08S1AJ0004
Program Studi : Gizi
Judul Skripsi : Gambaran Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap
Ibu yang Mempunyai Balita Usia 12 sampai 59
Bulan Tentang Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai
Kabupaten Balangan Tahun 2010.
Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan karya ilmiah yang
telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan tidak melakukan
pelanggaran sebagai berikut :
• Plagiasi tulisan maupun gagasan
• Rekayasa dan manipulasi data
• Meminta tolong atau membayar orang lain untuk meneliti
• Mengajukan sebagian atau seluruh karya ilmiah untuk publikasi
atau untuk memperoleh gelar atau sertifikat atau pengakuan
akademik atau profesi di tempat lain
Apabila terbukti saya melakukan pelanggaran tersebut diatas, maka saya bersedia
menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
(Ahmad Gafuri)
HALAMAN PERSETUJUAN
NAMA : AHMAD GAFURI
NIM : 08S1AJ0004
Skripsi ini telah disetujui untuk di Sidangkan
Banjarbaru, 4 Februari 2011
Pembimbing Utama,
Ahmad Mahyuni, S.Sos., MPH
NIDN.
Pembimbing Pendamping,
Rissa Saputri, S.Gz
NIDN.
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Ahmad Gafuri
NIM : 08S1AJ0004
Skripsi ini telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disetujui
Pada tanggal 12 Februari 2011
Penguji 1 (Ketua)
Ahmad Mahyuni, S.Sos., MPH
NIDN: 1110106502
Penguji 2 (Anggota), Penguji 3 (Anggota)
Rissa Saputri, S.Gz Rusman Efendi, SKM., Msi.
NIDN. NIDN. : 1218047801
Diketahui
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi Gizi
Husada Borneo
Rusman Efendi, SKM., Msi. Norhasanah, S.Gz
NIDN : 1218047801 NIDN : 1119098402
Tanggal Lulus :
ABSTRAK
Ahmad Gafuri. 08S1AJ0004
GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN SIKAP IBU YANG
MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59 BULAN TENTANG
POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIRSUS II
PARINGIN KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN
TAHUN 2010
Skripsi. Program Studi Gizi. 2010
(xv + 44 + Lampiran)
Dalam pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di posyandu ditemukan
beberapa masalah diantaranya cakupan kunjungan balita yang masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan, pengetahuan dan
sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu di
Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Tahun 2010.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Pengambilan data primer
menggunakan kuesioner dan data sekunder dari puskemas.
Hasil penelitian menunjukkan dari 45 responden yang diteliti sebagian
besar tingkat pendidikan ibu (88,9%) adalah tingkat pendidikan dasar. Tingkat
pengetahuan responden tentang posyandu sebagian besar (48,9%) adalah cukup.
Sedangkan sikap responden terhadap posyandu sebagian besar (71,1%) adalah
positif.
Kata-Kata Kunci : Pendidikan,Pengetahuan, Sikap, Ibu Balita dan
Posyandu
ABSTRACT
Ahmad Gafuri. 08S1AJ0004
DESCRIPTION OF EDUCATION, SCIENCE, AND MOTHER
ATTITUDE THAT HAVING BALITA AGE 12 UNTIL 59 MOONS ABOUT
POSYANDU AT TERRITORIAL PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN
JUAI DISTRICT BALANGAN REGENCY YEAR 2010
Skripsi. Nutrition studies Programs. 2010
(xv + 44 + attachment)
In growth monitoring performing at posyandu is found some problem
amongst those balita's visit range that is still contemn. This research intent to
know description of education, science and mother attitude that have balita age 12
until 59 moons about posyandu at Puskesmas Pirsus II. Paringin Juai district
Balangan Regency Year 2010. This research did by descriptive method.
Downloading primarying to utilize kuesioner and secondary data from puskemas.
Result observationaling to point out of 45 respondent those are analyzed a
large part mother education (88,9%) are level elementary education. Respondent
gnostic about posyandu a considerable part (48,9%) are enough. Meanwhile
respondent attitude to posyandu a considerable part (71,1%) are positive.
Key Words: Education,Science, Attitude, Balita's mother and Posyandu
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sholawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW
sehingga Penelitian yang berjudul “Gambaran Pendidikan, Pengetahuan dan
Sikap Ibu yang Mempunyai Balita Usia 12 sampai 59 Bulan Tentang Posyandu Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
Tahun 2010” dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Gizi pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo
Banjarbaru.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
Bapak Ahmad Mahyuni, S.Sos., MPH sebagai pembimbing Utama dan Ibu Rissa
Saputri, S.Gz sebagai pembimbing pendamping, yang telah bersedia meluangkan
waktunya yang sangat berharga untuk membimbing dan mengarahkan sehingga
skripsi ini dapat terwujud. Ucapan terima kasih dan penghargaan sedalam-
dalamnya juga penulis sampaikan kepada :
1. Rusman Efendi, SKM, MSi, selaku Ketua STIKES Husada Borneo
Banjarbaru.
2. Norhasanah, S.Gz selaku Ketua Program Studi Gizi Kesehatan STIKES
Husada Borneo Banjarbaru.
3. Bupati Kabupaten Balangan yang telah memberikan izin belajar kepada
penulis untuk melanjutkan pendidikan.
4. Kepala Badan Kepegawaian, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan
beserta staf yang telah memberikan izin, kesempatan dan motivasi mengikuti
pendidikan.
5. Kepala Puskesmas Pirsus II dan rekan-rekan Puskesmas yang telah
memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian.
6. Seluruh dosen pengajar, dan pengelola STIKES Husada Borneo Banjarbaru
yang telah memberikan bantuan pengajaran, arahan, dan dukungan serta
fasilitas dalam kelancaran proses pendidikan.
7. Ibunda tercinta, Ayah tercinta, Ibu mertua, Ayah Mertua tercinta dan
saudara beserta keluarga lainnya yang senantiasa selalu memberikan
motivasi dan berdoa untuk kesuksesan penulis.
8. Isteriku tercinta Winda Mulia Rasiobar, S.Gz yang senantiasa sabar, tulus
ikhlas mendo’akan dan memberikan dukungan moril maupun materiil dalam
menyelesaikan pendidikan ini.
9. Keluarga besar Persagi Balangan serta semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
10. Responden dan semua pihak yang tak mungkin disebutkan satu persatu,
penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan dukungan
dalam menyelesaikan pendidikan.
Penulis mengakui Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang. Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amiin.
Banjarbaru, 30 Januari 2011.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.................................................................................... i
HALAMAN JUDUL...................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
ABSTRACT................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang...........……………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………....…………………... 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum............................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................ 4
1.5 Keaslian Penelitian.............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................……………………….. 6
2.1 Tinjauan Teori..........……………………………………… 6
2.1.1 Bawah Lima Tahun..................................................... 6
2.1.2 Pendidikan................................................................... 7
2.1.3 Pengetahuan................................................................. 8
2.1.4 Sikap............................................................................ 10
2.1.5 Posyandu..................................................................... 15
2.2 Landasan Penelitian............................................................. 17
2.3 Kerangka Konsep Penelitian................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….. 19
3.1 Rancangan Penelitian…………….………………………… 19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........……………………….. 19
3.2.1 Lokasi Penelitian.......................................................... 19
3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................... 19
3.3 Subjek Penelitian.................................................................. 20
3.3.1 Populasi........................................................................... 20
3.3.2 Sampel.............................................................................. 20
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional....................... 21
3.4.1 Variabel Penelitian....................................................... 21
3.4.2 Definisi Operasional.................................................... 21
3.5 Instrumen Penelitian............................................................. 23
3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................... 23
3.6.1 Data Primer.................................................................. 23
3.6.2 Data Sekunder............................................................. 23
3.7 Teknis Analisa Data.............................................................. 23
3.7.1 Pengolahan Data............................................................ 23
3.7.2 Teknik Analisa Data...................................................... 24
3.8 Prosedur Penelitian............................................................... 27
3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian............................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 29
4.1 Hasil Penelitian........…………….………………………… 29
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................. 29
4.1.2 Gambaran Objek Penelitian......................................... 32
4.2 Pembahasan....................................……………………….. 37
4.2.1 Pendidikan................................................................... 37
4.2.2 Pengetahuan Tentang Posyandu................................... 38
4.2.3 Sikap Terhadap Posyandu............................................. 40
BAB V PENUTUP.................................……………………………….. 42
5.1 Kesimpulan .............…………….………………………… 42
5.2 Saran........................…………….………………………… 42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..………. 43
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel.................................................... 22
2. Tabel 3.2 Kategori Skala Likert.................................................................. 26
3. Tabel 4.1 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Umur..................................... 33
4. Tabel 4.2 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pekerjaan.............................. 34
5. Tabel 4.3 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pendidikan............... 35
6. Tabel 4.4 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan............ 35
7. Tabel 4.5 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap Terhadap Posyandu.... 36
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 PRECEDE MODEL............................................................... 18
2. Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian................................................... 18
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Pengantar Penelitian
2. Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
3. Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
4. Lampiran 4 Rekapitulasi Identitas Responden
5. Lampiran 5 Rekapitulasi Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu
6. Lampiran 6 Rekapitulasi Kuesioner Sikap Ibu Terhadap Posyandu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kesehatan merupakan hak azasi ( UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU
No. 23 tahun 1992) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh setiap komponen
bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2006).
Pembangunan kesehatan dilaksanakan berlandaskan pada kemampuan dan
kekuatan suatu bangsa dalam mengatasi masalah-masalah kesehatannya.
Diharapkan setiap upaya kesehatan yang dijalankan harus mampu membangkitkan
dan mendorong peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah, dan swasta. Adapun peran yang dimainkan oleh
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit kemajuan yang akan dicapai.
Pengalaman dan penelitian yang telah dilakukan terhadap peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan membuktikan bahwa peran serta masyarakat
sangat menentukan keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan
kesehatan itu sendiri (Depkes RI, 2005).
Upaya untuk memantau dan memperbaiki kondisi kesehatan terutama
balita dapat dilaksanakan melalui masyarakat desa yaitu dengan adanya Upaya
1
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Salah satu bentuk operasional
UKBM adalah Posyandu. Sesuai dengan program revitalisasi Posyandu, Posyandu
merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh
kesehatan dasarnya dan diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan
perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan di Posyandu
(Depkes RI, 2005).
Posyandu adalah upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola dari
oleh untuk dan bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar
dan memantau pertumbuhan balita dalam rangka meningkatkan kesehatan dengan
pembinaan yang dilakukan oleh puskesmas setempat. Pelayanan Posyandu pada
hari buka dilaksanakan dengan sistem lima meja. Pelaksanaan Posyandu balita itu
meliputi pendaftaran dan penyuluhan kelompok oleh kader; penimbangan bayi
dan balita oleh kader; pencatatan hasil penimbangan di KMS (Kartu Menuju
Sehat) oleh kader; penyuluhan berdasarkan hasil penimbangan; pelayanan
pemberian makanan tambahan (PMT), vitamin A, oralit dan selanjutnya adalah
pelayanan kesehatan yaitu imunisasi, pengobatan, penyuluhan dan merujuk
penderita ke puskesmas.
Studi pendahuluan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II
Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan. Kunjungan balita usia 12 sampai
59 bulan pada empat posyandu yang ada diwilayah Puskesmas Pirsus II Paringin
pada tahun 2009 rata-rata hanya mencapai 58,0%. Rata-rata cakupan balita masih
kurang dari target yang ditetapkan yaitu 65%. Pelaksanaan Posyandu sudah
berjalan setiap bulannya, namun balita yang umurnya lebih dari 1 tahun jarang
datang ke Posyandu. Balita yang sudah diimunisasi lengkap juga sudah jarang
datang ke Posyandu. Hal tersebut disebabkan karena rata-rata tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang posyandu masih rendah (Puskesmas
Pirsus II, 2009).
Berdasarkan kondisi-kondisi yang ada mendorong penulis untuk meneliti
tentang bagaimana gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang
mempunyai balita 12 sampai 59 bulan tentang Posyandu.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimana gambaran
pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59
bulan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan
Juai Kabupaten Balangan tahun 2010 ?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pendidikan,
pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan
tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai
Kabupaten Balangan tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui gambaran pendidikan ibu yang mempunyai balita usia 12
sampai 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin
Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
2. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita usia 12
sampai 59 bulan tentang posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas
Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
3. Mengetahui gambaran sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai
59 bulan terhadap posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II
Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Menambah khasanah kepustakaan di Perpustakaan Stikes Husada Borneo
Banjarbaru.
1.4.2. Manfaat praktis
1. Bagi penulis
Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan.
2 Bagi puskesmas
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan
posyandu yang ada diwilayah Puskesmas Pirsus II Paringin
1.5. Keaslian Penelitian
Penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian penulis, sejauh
pengetahuan penulis adalah sebagai berikut:
Penelitian dilaksanakan oleh Sri Purwandari tahun 2006 tentang persepsi
ibu terhadap manfaat pelayanan Posyandu bagi balita di desa Banaran Geger
Madiun, dengan hasil persepsi ibu terhadap manfaat pelayanan Posyandu bagi
balita di Desa Banaran Geger Madiun yang hasilnya meliputi pelayanan
penimbangan, pelayanan gizi, pelayanan imunisasi dan pelayanan pemeriksaan
kesehatan sebagian besar sudah baik.
Perbedaan antara penelitian Sri Wulandari, dengan penelitian yang
dilakukan penulis meliputi :
1. Jenis penelitian,yaitu jenis penelitian penulis adalah deskriptif.
2. Tempat penelitian, yaitu tempat penelitian penulis diwilayah kerja
Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan.
3. Variabel penelitian, yaitu penelitian penulis tentang pendidikan,
pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59
bulan tentang posyandu balita.
4. Tahun penelitian, yaitu penelitian penulis dilakukan di tahun 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori
2.1.1 Bawah Lima Tahun (Balita)
Anak Balita adalah anak yang berusia dibawah lima tahun atau berusia
dibawah 60 bulan. Anak balita mempunyai kemampuan luar biasa untuk
menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih
tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan
matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap
pelajaran tersebut nantinya.
Pada masa balita, otak berkembang sangat pesat. Sampai pada usia 2 tahun
berat otak akan mencapai 75% otak dewasa. Faktor yang paling penting untuk
pembentukan otak adalah faktor nutrisi untuk mendukung pembentukan sel-sel
otak.
Hal yang penting pada proses pertumbuhan seorang anak adalah proses
tumbuh kembang. Makna pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran, atau dimensi dalam tingkat sel, organ atau individu. Sedangkan
perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi
pematangan organ ataupun individu, termasuk perubahan aspek sosial atau
emosional akibat pengaruh lingkungan.
Sangat penting untuk memantau tumbuh kembang seoarang anak, dengan
memantau tumbuh kembang dapat diketahui apakah anak sudah tumbuh sesuai
6
dengan yang harusnya dan berkembang sesuai kemampuannya. Proses tumbuh
kembang ini dapat dilakukan diposyandu yaitu dengan membawa anak balita ke
posyandu
2.1.2 Pendidikan
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan
Menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Sedangkan menurut Notoatmodjo S. (2003), pendidikan adalah segala upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok,
ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan.
Pendidikan bisa secara formal maupun secara informal. Pendidikan formal
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya.
Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas. Sedangkan jalur
pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung
jawab.
2.1.2.2 Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
yang dikembangkan. Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar di Indonesia adalah wajib belajar 9 (sembilan) tahun yaitu
SD/MI dan SMP/MTs. Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan
lanjutan pendidikan dasar, dalam hal ini pendidikan menengah yaitu SMA atau
SMK. Sedangkan pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi ataupun akademi.
2.1.3 Pengetahuan
2.1.3.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” , dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo,S, 2010)
2.1.3.2 Jenjang Pengetahuan
Aspek kognitif dibedakan atas (6) jenjang menurut taksonomi Bloom (1956)
yang diurutkan secara hirarki piramidal. Sistem klasifiksi Bloom ini dijabarkan
oleh Notoatmodjo sebagai berikut :
1). Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
2). Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3). Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan berbagai
abstraksi pemahaman / materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi konkrit / kondisi riil (sebenarnya)
4). Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menguraikan atau menjabarkan suatu
integritas atau suatu obyek menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian
sehingga susunannya dapat dimengerti. Untuk dapat melakukan analisis
ini harus dilandasi oleh kemampuan ibu pada ketiga tingkatan sebelumnya.
Sebab, kemampuan analisis ini menyangkut pemahaman yang
komprehensif untuk dapat memilah menjadi bagian-bagian yang terpadu.
5). Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan kembali unsur-unsur atau
bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Atau dengan istilah lain, sintesis ini
menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen , yang jawabannya sering
tidak pasti, tetapi kemampuan ini akan dapat meningkatkan kreatifitas
yang diakibatkan seseorang menemukan hubungan kausal dari suatu
kejadian.
6). Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian ini mengacu
pada tujuan, gagasan, metode, cara kerja ataupun teknik pemecahannya.
Untuk dapat melakukan penilaian ini harus dilandasi oleh pemahaman
yang mendalam (Notoatmodjo,S, 2010)
2.1.4 Sikap
2.1.4.1 Pengertian Sikap
Sikap manusia, atau untuk singkatnya kita sebut sikap, telah didefinisikan
oleh beberapa ahli, antara lain (Azwar, 2002) :
1). Rensis Likert, Louis Thurstone dan Charles Osgood
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut.
2). Louise Thurstone
Sikap adalah derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek
psikologis
3). Gordon Alport, et al
Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek
dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.
2.1.4.2 Struktur Sikap
Struktur sikap terdiri atas 3 (tiga) komponen yang saling menunjang, yaitu :
1). Komponen Kognitif (Cognitive)
Komponen kognitif merupakan representasi dari apa yang dipercaya
individu yang dinyatakan dalam sikap. Mann (1969) dalam Azwar (2002)
menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi kepercayaan dan
stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen
kognitif ini disamakan dengan pendapat (opini), terutama apabila
menyangkut masalah isu atau problem kontroversial
2). Komponen Afektif (Affective)
Komponen afektif menyangkut aspek emosional subjektif. Mann (1969)
dalam Azwar (2002) mengatakan bahwa, komponen afektif merupakan
perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang
3). Komponen Konatif (Conatife)
Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan untuk berprilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Mann (1969)
dalam Azwar (2002) menyatakan bahwa komponen perilaku berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dia juga mengatakan sekalipun
diasumsikan sikap merupakan predisposisi evaluatif yang banyak
menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan
nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyata tidak
hanya ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi ditentukan oleh berbagai
faktor eksternal lainnya. Disamping itu ternyata untuk satu macam
tindakan saja terdapat banyak pola sikap yang relevan. Karena itu, ketidak
harmonisan sikap lebih merupakan masalah orientasi individu terhadap
situasi yang ada. Pada dasarnya sikap memang lebih bersifat pribadi
sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau sosial, karena
itu tindakan lebih peka terhadap tekanan-tekanan sosial.
2.1.4.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi sikap
Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap
tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya, antara lain adalah
(Azwar, S, 2002) :
1). Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
2). Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut
3). Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya.
4). Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif
cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya.
5). Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika
kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6). Faktor Emosional
Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.(Azwar,S, 2002)
2.1.4.4 Sikap terdiri atas 4 tingkatan ( Notoatmodjo,S, 2010) yaitu :
1). Menerima (Receiving), artinya bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek)
2). Merespon (Responding), memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan .
3). Menghargai (Valuing), artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah .
4). Bertanggung Jawab (Responsible), artinya bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.
2.1.5 Posyandu
2.1.5.1 Pengertian Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar
yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang
kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa.
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang
berat badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu
Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri
Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986.
Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang
antara lain berisikan “Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain
meminta diaktifkannya kembali Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL)
Posyandu di semua tingkatan administrasi pemerintahan. Penerbitan Surat Edaran
ini dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan strategis yang terjadi demikian
cepat berbarengan dengan krisis moneter yang berkepanjangan.
2.1.5.2 Tujuan penyelenggaran Posyandu.
Tujuan dari diadakannya kegiatan posyandu adalah sebagai berikut :
1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas)
2) Membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB beserta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
2.1.5.3 Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
Dalam pelaksanaannya, Posyandu memiliki 5 ( lima ) kegiatan pokok,
yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana ( KB )
3. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penanggulangan Diare.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD,
Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB.
Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)
meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB dan Kesehatan
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan
Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan
petugas KB).
2.2 Landasan Penelitian
Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), menyebutkan bahwa perilaku
ditentukan atau terbentuk dari 3 (tiga) faktor utama, yang dirangkum dalam
akronim PRECEDE : Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Causes in
Educational Diagnosis and Evaluation. Precede ini adalah arahan dalam
menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk pendidikan (promosi)
kesehatan.
Lebih lanjut Precede model ini dapat diuraikan bahwa perilaku terbentuk
dari 3 (tiga) faktor, yaitu :
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang terwujud
dalam pengetahuan, pendidikan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
dan sebagainya.
2. Faktor pendukung / pemungkin (enabling factors), yaitu yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas dan sarana
umum
3. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) merupakan faktor
yang terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok referensi dari perilaku
masyarakat
Secara skema , model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
PRECEDE MODEL (Green, 1980)
2.3 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan landasan penelitian dan kerangka teori diatas dikemukakan
kerangka konsep sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap
Ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu
PENDIDIKAN
PENGETAHUAN
SIKAP
PREDISPOSING FACTORS
ENABLING FACTORS
REINFORCING FACTORS
BEHAVIOR
PERILAKU IBU
MEMBAWA
BALITANYA
KE POSYANDU
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan
untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi pada populasi tertentu
(Notoatmodjo,S, 2010)
Dalam rancangan ini peneliti ingin mengetahui gambaran pendidikan,
pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan
tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten
Balangan tahun 2010.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Dalam Penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah wilayah
Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan yang terdiri dari 2 ( dua )
desa yaitu desa Sumber Rezeki dan desa Wonorejo
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Oktober
2010.
19
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan
diduga. (Sabri,L, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Pirsus II Paringin tahun 2010. Jumlah populasi pada penelitian ini
adalah 252 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur
(Sabri,L, 2008). Teknik sampling pada penelitian ini adalah secara acak sederhana
(simple random sampling) yaitu dengan cara mengundi anggota populasi ( lottery
technique).
Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
Lemeshow et al. (1997), yaitu :
Z 2 1-α/2 P (1 - P). N
n =
d 2 (N - 1) + Z
21-α/2 P( 1 - P)
Keterangan :
n = besar sampel
Z = koefisien keterandalan , nilainya tergantung tingkat kepercayaan
yang ditetapkan (95%), α= 5% = 0,05 maka Z 2
1-α/2 = 1,96
P = proporsi populasi = 0,5
d = presisi = 10% = 0,10
N = Populasi ibu yang mempunyai balita 12 sampai 59 bulan
pada wilayah Puskesmas Pirsus II Kecamatan Juai sebesar
252 ibu
Sesuai dengan hasil perhitungan jumlah sampel yang diperoleh adalah 41
ibu kemudian ditambahkan 10% = 4,1 maka jumlah sampel dalam penelitian
adalah 45 ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan. Penambahan
jumlah sampel tersebut dimaksudkan hanya memberikan data tambahan,
disamping itu akibat dari ukuran sampel yang lebih besar akan dihasilkan presisi
yang relatif tinggi.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo,S, 2010).
Adapun yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan
dan sikap ibu tentang posyandu.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, S,
2010)
Tabel . 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Hasil Ukur
1
2
3
Pendidikan
Pengetahuan ibu
tentang
Posyandu
Sikap ibu tentang
Posyandu
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana
belajar dan proses
pembelajaran agar peserta
didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, ditetapkan
berdasar –kan tingkat
perkembangan peserta didik. Dalam hal ini adalah
pendidikan formal ibu
yang memiliki balita usia
12 sampai 59 bulan
Pengetahuan adalah
merupakan hasil tahu dan
ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu, dalam hal ini
adalah pengetahuan ibu mengenai Posyandu, yaitu
tentang:
* Pengertian Posyandu * Siapa pemilik Posyandu
* Kegiatan di posyandu
* Manfaat Posyandu
* Waktu pelaksanaan
* Sasaran Posyandu
* Pengelola Posyandu
Sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi
perasaan mendukung atau memihak ataupun perasaan
tidak mendukung atau
tidak memihak tentang
Posyandu
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
1. Pendidikan dasar
2. Pendidikan
menengah
3. pendidikan
tinggi
1. Baik, jika nilai
76% - 100%
dari total nilai
2.Cukup, jika nilai 56%-75%
dari total nilai
3. Kurang, jika nilai 40%-55%
dari total nilai
4. Tidak baik, jika nilai < 40%
1 Positif jika
nilai ≥ mean
2. Negatif jika nilai < mean
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner
yang memuat daftar pertanyaan terstruktur yang digunakan untuk mengumpulkan
data identitas ibu, umur ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan dan sikap ibu tentang
kegiatan Posyandu.
Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang sudah di uji validitas dan
reliabilitasnya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1. Data Primer
Dengan mengisi kuesioner untuk mengetahui pendidikan, pengetahuan dan
sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu.
3.6.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan Gizi di Puskesmas Pirsus II
Paringin Kabupaten Balangan dan laporan tahunan Puskesmas tahun 2009
3.7 Teknik Analisa Data
3.7.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dengan memberikan penilaian melalui kuesioner yang
diberikan kepada responden. Adapun tahapan pengolahan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui : (Hidayat, A.A, 2007)
a. Editing
Yaitu merupakan kegiatan untuk melaksanakan isian formulir dan
jawaban yang telah diisi oleh responden. Data yang dikumpulkan
diperiksa sesegera mungkin berkenaan dengan ketepatan dan
kelengkapan jawaban , sehingga mempermudah data selanjutnya.
b. Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode (angka) terhadap data yang terdiri
atas beberapa kategori.
c. Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master table atau data base computer.
3.7.2 Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul , data diolah secara manual dalam bentuk tabulasi
data dan persentasi menjadi distribusi frekwensi relatif dengan menggunakan
kalkulator. Selanjutnya data yang telah diolah dianalisa secara deskriptif.
a. Pendidikan
Cara pengukuran pendidikan pada penelitian ini menggunakan
skala jenjang pendidikan menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu :
1. Pendidikan dasar, yaitu bila pernah mengikuti pendidikan di
SD/MI dan SMP/MTs.
2. Pendidikan menengah, yaitu bila pernah mengikuti pendidikan di
SMA atau SMK.
3. Pendidikan tinggi. yaitu bila pernah mengikuti pendidikan di
perguruan tinggi ataupun akademi.
b. Pengetahuan
Cara pengukuran pengetahuan pada penelitian ini menggunakan
skala Guttman yaitu akan mendapatkan nilai 1 apabila menjawab
pertanyaan dengan benar dan akan mendapatkan nilai 0 apabila
menjawab pertanyaan dengan salah (Hidayat,A.A, 2007). Data
pengetahuan kemudian ditetapkan dengan klasifikasi (kriteria nilai)
dengan menggunakan Rumus persentase menurut (Budiarto, E 2001)
yaitu :
f
P = – X 100 %
n
Keterangan :
P = Persentase
f = Jumlah pertanyaan dijawab benar
n = Jumlah seluruh pertanyaan
Selanjutnya hasil persentase dimasukan sesuai kriterianya yang
menurut Arikunto, S (1998) kriteria Pengetahuan adalah sebagai
berikut :
1). Baik, bila tingkat pengetahuan responden 76 %-100 %
2). Cukup, bila tingkat pengetahuan responden 56 %-75 %
3). Kurang baik, bila tingkat pengetahuan responden 40 %- 55 %
4). Tidak baik, bila tingkat pengetahuan responden kurang dari
40 %
c. Sikap
Setelah dikumpulkan, data dihitung dengan cara menjumlahkan
hasil skor pernyataan positif dan skor pernyataan negatif kemudian
data dianalisa secara deskriptif. Pengukuran sikap (Hidayat,A.A,
2007), diukur dengan menggunakan Skala Likert sebagai berikut :
Tabel . 3.2
Kategori Skala Likert
Pernyataan Kategori jawaban Skor
Positif SS
S
TS
STS
4
3
2
1
Negatif SS
S
TS
STS
1
2
3
4
Untuk menentukan sikap responden, akan dikategorikan dalam
bentuk sikap sikap positif dan negatif sebagai berikut :
- Sikap positif jika nilai ≥ Mean
- Sikap negatif jika nilai < Mean
3.8 Prosedur Penelitian
Penelitian ini rencananya dilakukan selama 4 (empat) bulan yaitu dari bulan
Juli sampai Oktober 2010, dan pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh Peneliti
melalui beberapa tahapan :
1. Tahapan Persiapan
Pada tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data awal yang bertujuan untuk mendapatkan data-data
pendukung penulisan proposal penelitian.
b. Konsultasi dengan pembimbing untuk rencana pembuatan penelian.
c. Mengurus surat ijin penelitian dari Badan Kesbanglinmas Kabupaten
Balangan.
d. Surat pemberitahuan dari Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Balangan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan dan Camat Juai.
e. Melakukan ujicoba kuesioner/ instrumen penelitian terhadap 30
responden yang tidak menjadi sampel (di luar wilayah penelitian) untuk
mendapatkan nilai validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
f. Penggandaan chek list dan pengadaan alat penelitian.
g. Melakukan penjajakan dengan cara melapor kepada Kepala Desa di
lokasi penelitian.
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Menentukan sampel penelitian yaitu mengundi populasi ibu yang
mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan.
b. Membuat daftar rumah tangga di lokasi penelitian yang akan menjadi
responden penelitian.
c. Melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara menggunakan
kuesioner dan chek list observasi.
d. Setelah data terkumpul direncanakan dilakukan edeting, koding,
kemudian dimasukkan ke dalam entri data dengan bantuan komputer
3. Tahapan Penulisan Laporan Penulisan.
3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah pada jenis dan lingkup penelitian. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan tidak melakukan uji analisis
hubungan antar variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan lingkup penelitian ini
terbatas hanya pada wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Kecamatan Juai.
Sedangkan kelemahan penelitian ini adalah pada waktu wawancara yang
cukup lama dan adanya gangguan pada saat wawancara, sehingga informasi yang
didapat kurang menggambarkan pengetahuan dan sikap ibu yang sebenarnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1.1 Keadaan Geografi
Puskesmas Pirsus II terletak di Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
dengan jarak kurang lebih 25 Km dari Ibu kota Kabupaten Balangan yang dapat
di capai melalui transportasi darat (roda dua dan roda empat) dengan waku
tempuh kurang lebih 2 jam. Pada tahun 2009 dilakukan perbaikan jalan utama
sehingga transportasi darat tidak mengalami hambatan. Wilayah kerja Puskesmas
Pirsus II meliputi 2 Desa ( Sumber Rezeki dan Wonorejo ) yang terdiri atas 4
dusun, yang jaraknya berjauhan dan sulit ditempuh dengan kendaraan roda dua /
roda empat saat musim penghujan tiba. Wilayah kerja Puskesmas merupakan
daerah dataran tinggi dan pegunungan, Tiga dusun dapat dilalui dengan kendaraan
roda empat, sedangkan yang satu dusun hanya dapat dilalui dengan kendaraan
roda dua melalui Jalan setapak di perkebunan karet penduduk.
Adapun luas wilayah kerja Pukesmas Pirsus II kurang lebih 32 Km2 yang
meliputi :
- Daratan :
Daerah Perkebunan Karet : 72,5 %
Daerah Persawahan / Padi : 2,5 %
Daerah Pertambangan : 7,5 %
29
Daerah Penduduk : 12,5 %
Hutan : 2,5 %
Lain – lain : 2,5 %
- Perairan :
Danau / Cekungan Air : 2,5 %
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Pirsus II adalah:
- Utara : Berbatasan dengan Kab.Tabalong
- Barat : Berbatasan dengan Kec. Paringin
- Selatan : Berbatasan dengan Kec. Juai
- Timur : Berbatasan dengan Kec. Halong.
4.1.1.2 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II pada tahun 2009
adalah 3.395 Jiwa ( data statistik ), tidak jauh berbeda dengan data jumlah
penduduk sebenarnya (data riil) yang diperoleh melalui pendataan daerah binaan
yaitu 3411 jiwa.
Distribusi penduduk umumnya tidak merata dan jaraknya berjauhan. Untuk
Desa Sumber Rezeki ( Ds. VI dan Ds. VII) kurang lebih 70 % penduduknya
warga transmigrasi dari Jawa yang tinggal menetap dan 30 % penduduk lokal
(suku Banjar) yang tinggalnya tidak menetap dan sering pulang kekampung
dalam tiap minggunya. Sedangkan Desa Wonorejo ( Ds. VIII, dan Ds. X) kurang
lebih 70 % penduduk lokal (suku Banjar) yang tinggal tidak menetap dan 30 %
Warga Transmigrasi (suku Jawa) yang tinggal menetap. Distribusi Penduduk
yang tidak merata dan migrasi yang tidak menentu mempersulit pendataan dan
kegiatan dilapangan.
4.1.1.3 Struktur Masyarakat
1. Agama
Hampir seluruh penduduk Puskesmas pirsus II paringin (99%)
beragama Islam
2. Sosial Ekonomi
Penduduk di daeah ini bergantung dari mata pencaharian petani karet
dengan tingkat perekonomian masyarakat umumnya menengah
kebawah.
3. Pendidikan
Tingkat Pendidikan Penduduk yang rendah masih menjadi suatu
masalah karena sebagian besar penduduknya hanya berpendidikan
sampai SD atau sederajat, karena di wilayah kerja Pirsus II hanya
tersedia Fasilitas pendidikan mulai dari TK dan SD saja. Sedangkan
diketahui bahwa faktor pendidikan sangat berperan dalam mendukung
kegiatan sektor kesehatan, terutama dalam proses Adopsi suatu Inovasi
kesehatan .
4.1.1.4 Sarana dan Prasarana Penunjang Kesehatan
Di wilayah kerja Puskesmas pirsus II, dalam hal melaksanakan fungsinya
puskesmas didukung oleh sarana kesehatan lainnya yaitu :
- Dua Puskesmas Pembantu di Desa Wonorejo Dua Polindes Bidan Desa di
Desa Wonorejo
- Satu Polindes Bidan Desa di Desa Sumber Rezeki
- Enam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang terdiri dari 4 (empat)
Posyandu Balita dan 2 (dua) Posyandu Lansia.
Sedangkan prasarana pendukung yang digunakan untuk Kegiatan luar
gedung yaitu :
- Mobil Pusling (Ambulan) : 1 Buah
- Sepeda Motor : 10 Buah
4.1.1.5 Ketenagaan
Untuk menjalankan usaha pokok Puskesmas tersebut diperlukan tenaga
kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga setiap
program kesehatan dapat terlaksana dengan baik.
Puskesmas Pirsus II Paringin saat ini memiiki 20 Orang Tenaga
Kesehatan. Pada Puskesmas Induk terdapat 16 orang dan, Puskesmas Pembantu
2 Orang, dan 2 orang bidan di desa. Saat ini Pusksmas Pirsus II Paringin masih
memerlukan tenaga farmasi untuk menunjang pelayanan apotik dan gudang obat.
4.1.2 Gambaran Objek Penelitian
4.1.2.1 Data Umum Responden
1. Umur Responden
Menurut Notoatmodjo (2010), umur merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan.
Umur berhubungan langsung dengan fisik, daya pikir maupun
produktivitas seseorang.
Berdasarkan golongan umur ibu balita dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Umur
No Umur N %
1.
2.
3.
< 23 Tahun
23-35 Tahun
> 35 Tahun
7
33
5
15,5
73,3
11,2
Total 45 100
Umur ibu balita dalam penelitian ini mempunyai rentang antara
20-40 tahun dengan umur rata-rata 27,53 tahun. Umur ibu paling muda 20
tahun dan paling tua berumur 40 tahun. Berdasarkan tabel diatas
menunjukan bahwa frekuensi umur ibu yang dominan menjadi sampel
penelitian ini adalah umur 23-35 tahun sebanyak 33 orang (73,3%), 7
orang (15,5%) ibu yang berumur kurang dari 23 tahun dan 5 orang
(11,2%) ibu yang berumur diatas 35 tahun.
2. Pekerjaan
Pekerjaan ibu balita mempunyai hubungan yang erat dengan
ketersediaan waktu ibu-ibu untuk melakukan hal-hal yang bersifat sosial
kemasyarakatan, termasuk kesediaan memantau pertumbuhan dan
membawa anak ke Posyandu setiap bulannya (Razali, 2004). Karakteristik
pekerjaan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan N %
1.
2.
3.
4.
Tidak Bekerja
PNS
Petani
Pedagang
13
1
23
8
28,8
2,2
51,2
17,8
Total 45 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu
balita adalah petani (51,2%). Ibu yang tidak bekerja ada 13 orang (28,8%),
pedagang 8 orang (17,8%) dan 1 orang (2,2%) yang berprofesi sebagai
pegawai negeri sipil (PNS).
4.1.2.2 Data Khusus Objek Penelitian
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II yang
menjadi responden sebagian besar hanya pendidikan dasar (88,8%), yang
terdiri dari ibu tamat SD sebanyak 53,3%, dan tamat SLTP sebanyak
35,5%. Sedangkan yang menempuh pendidikan menengah sebanyak 8,8%,
dan sisanya 2,2% pernah menempuh pendidikan tinggi. Selengkapnya
untuk tingkat pendidikan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan N %
1.
2.
3.
Dasar
Menengah
Tinggi
40
4
1
88,9
8,9
2,2
Total 45 100
2. Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan responden tentang Posyandu
memperlihatkan bahwa rentang nilai berkisar antara skor 36,1 sampai 80,6
dengan rata-rata skor 61,4.
Gambaran pengetahuan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut.
Tabel 4.4
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu
No Tingkat Pengetahuan N %
1.
2.
3.
4.
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
6
22
15
2
13,4
48,9
33,3
4,4
Total 45 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden memiliki
pengetahuan tentang Posyandu yang kategori baik yaitu 6 responden
(13,4%). Pengetahuan yang cukup yaitu 22 responden (48,9%).
Pengetahuan yang kurang yaitu 15 responden (33,3%) dan yang tingkat
pengetahuannya tidak baik ada 2 responden (4,4%). Jadi sebagian besar
tingkat pengetahuan responden adalah cukup.
3. Sikap Terhadap Posyandu
Hasil pengukuran sikap responden terhadap Posyandu
memperlihatkan bahwa rentang nilai berkisar antara skor 81 sampai 108
dengan rata-rata skor 87,9
Gambaran sikap responden tentang kegiatan Posyandu dapat dilihat
pada Gambar 6 berikut.
Tabel 4.5
Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap terhadap Posyandu
No Sikap N %
1.
2.
Positif
Negatif
32
13
71,1
28,9
Total 45 100
Sebagian besar sikap ibu tentang kegiatan Posyandu berada pada
kategori positif yaitu sebanyak 32 responden (71,1%), sedangkan sisanya
13 responden (28,9%) bersikap negatif.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pendidikan
Dari hasil penelitian sebagaimana tabel 4.3 sebagian besar tingkat
pendidikan responden berada pada tingkat pendidikan dasar. Sebagaimana yang
dikemukakan Jonni Purba dalam Paini (2010) bahwa pendidikan penting untuk
menilai kemampuan seseorang terhadap intelegensinya, karena diharapkan makin
tinggi tingkat pendidikan akan makin mudah mempelajari, menerima program
serta mampu melaksanakannya. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pendidikan,
maka seseorang menjadi semakin lebih memahami banyak hal sehingga mereka
tahu memanfaatkan posyandu sebagai tempat pemantauan pertumbuhan serta
mengetahui kesehatan balitanya.
Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan merupakan salah satu cara yang
dapat mengubah perilaku seseorang, selain itu merupakan sarana yang
mempercepat pengambilan keputusan, dalam upaya memperbaiki perilaku agar
masyarakat dapat meneruskan perubahan-perubahan dalam hal posyandu.
Menurut Suwandono dalam Haurissa (2007) tingkat pendidikan formal
merupakan modal dasar untuk seseorang dapat memahami dan berinteraksi di
masyarakat. Dengan maksimal menikmati pendidikan formal maka seseorang
dapat menjadi cerdas dan pandai Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memudahkan seseorang khususnya ibu dalam menerima suatu perubahan.
Selain itu ibu yang memiliki pendidikan tinggi juga lebih memiliki kemudahan
dalam mendapatkan atau mengakses informasi-informasi sehingga meningkatkan
pengetahuannya.
Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu diharapkan cara berpikir akan
menjadi lebih rasional sehingga ibu akan semakin terarah dalam mengikuti atau
berpartisipasi dalam program pemantauan pertumbuhan serta mampu menilai
pertumbuhan itu sendiri.
4.2.2 Pengetahuan Tentang Posyandu
Dari hasil penelitian sebagaimana tabel 4.4 tingkat pengetahuan ibu balita
tentang posyandu sebagian besar adalah cukup. Dari keseluruhan responden,
terdapat 84 % responden yang tidak memahami tentang sistem pelayanan 5 (lima)
meja yang dilaksanakan di posyandu.
Menurut Rogers (dalam Notoatmodjo, 2010) suatu penerimaan ide baru
akan melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness) hingga penerimaan
(adoption) sangat ditentukan oleh hal-hal yang ada dalam diri individu misalnya
sikap, motivasi dan faktor luar individu yaitu lingkungan termasuk efektivitas
program dan pengalaman terhadap pelayanan dimasa lalu. Bila terdapat hal-hal
yang kurang mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat saja berubah.
Menurut Notoatmodjo (2010), terbentuknya perilaku baru terutama pada
orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus yang berupa materi/ objek diluarnya menimbulkan respon batin
dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan
disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu
berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. Meskipun tingkat pengetahuan
akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu program, akan tetapi
kurangnya informasi terhadap suatu program juga berpengaruh terhadap tingkat
penerimaannya.
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan ini terbentuk,
maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat
diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan dapat terus berkembang. Pengalaman
pribadi, apa yang diceritakan orang lain, dan kebutuhan emosional kita sendiri
merupakan determinan utama dalam terbentuknya kepercayaan. Tentu saja
kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang
kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi
yang benar mengenai objek yang dihadapi (Azwar, 2002)
Ibu yang hadir ke Posyandu untuk menimbang dan memantau
pertumbuhan balitanya, juga akan mendapatkan informasi atau pengalaman
belajar dari objek yang dikenalkan. Ibu-ibu yang tidak mau belajar atau membaca
informasi dari sumber informasi yang ada diposyandu, akan mempunyai
kecenderungan tidak secara rutin menimbang dan memantau pertumbuhan
balitanya ke posyandu (Razali, 2004).
Semakin tinggi pengetahuan ibu, kecenderungan untuk membentuk sikap
positif akan lebih besar. Sehingga akan membentuk perubahan sikap ibu yang
merupakan dorongan terjadinya perubahan perilaku.
4.2.3 Sikap Terhadap Posyandu
Dari hasil penelitian sebagaimana tabel 4.5 sebagian besar sikap ibu
terhadap posyandu adalah positif. Sebagian besar responden mendukung
pernyataan bahwa posyandu dapat memberikan manfaat bagi kesehatan anak.
Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan. Suatu gagasan yang maknanya telah dipahami tetapi tidak selalu
diikuti dengan pelaksanaan dapat terjadi karena terdapat banyak variabel yang
berpengaruh terhadap perilaku. Suatu perilaku manusia merupakan fungsi
karakteristik seseorang dan lingkungannya (sarana fisik dan sosial budaya).
Dengan demikian pemanfaatan sarana kesehatan sifatnya sangat subjektif,
sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi sangat subjektif pula.
Menurut Azwar (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap suatu hal. Salah satu yang dapat menjadi dasar pembentukan
sikap adalah pengalaman pribadi. Sejak hamil seorang ibu sudah merasakan
langsung manfaat dari posyandu. Pada waktu hamil ibu mendapat pelayanan
pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan tablet tambah darah di posyandu.
Apalagi pada saat memiliki bayi, ibu bisa mendapatkan pelayanan seperti
imunisasi secara mudah dan murah di posyandu. Pengalaman ini tentunya akan
berpengaruh terhadap sikap ibu pada posyandu. Faktor kebudayaan juga sangat
berpengaruh terhadap sikap. Mayoritas populasi yang merupakan suku Jawa
memiliki sikap yang lebih penurut dan terbuka menerima informasi. Tentunya hal-
hal ini akan mempengaruhi sikap ibu terhadap posyandu.
Suatu program agar melekat pada individu maupun kelompok dibutuhkan
penguat (Confirmation) dimana dibutuhkan dukungan dari lingkungan terutama
keluarga. Dukungan lingkungan yang bersumber dari masyarakat contohnya
adalah Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dukungan PKK terhadap
Posyandu pada saat ini sangat kurang sehingga menjadikan Posyandu sepi
pengunjung. Padahal seharusnya PKK dan Tokoh Masyarakat menjadi motivator
untuk menggerakkan masyarakat. Selain motivator dalam proses penguat ini juga
diperlukan informasi dalam bentuk penyuluhan atau konseling yang berkelanjutan
guna memantapkan perilaku yang ada sehingga tidak terjadi drop out. Lewin
dalam Haurissa (2007) juga mengemukakan agar perilaku kesehatan dapat
menetap maka diperlukan untuk memperkuat unsur pendorong dan sekaligus
mengurangi hambatan-hambatan yang ada.
Kaitan Posyandu terhadap program perbaikan gizi dapat menumbuhkan
kesadaran ibu balita terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Perilaku ibu yang
kurang mendukung dapat menyebabkan kondisi gizi anak semakin menurun atau
sebaliknya. Keadaan ini bila berlangsung terus menerus akan berdampak pada
semakin meningkatnya indikator kesakitan dan kematian. Padahal tujuan program
gizi yang tercermin dalam salah satu kegiatan posyandu adalah untuk
meningkatkan keadaan gizi yang optimal bagi masyarakat yang dapat dinilai
dengan meningkatnya jumlah Keluarga Sadar Gizi dan berperilaku gizi seimbang.
Bila keadaan tersebut dapat tercapai maka tujuan posyandu dalam mewujudkan
perilaku sehat pada masyarakat dapat sesuai dengan perilaku Kadarzi (Razali,
2004).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian yang dilakukan diwilayah
kerja Puskesmas Pirsus II tahun 2010, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sebagian besar pendidikan ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59
bulan berada di tingkat pendidikan dasar.
2. Sebagian besar pengetahuan ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59
bulan tentang posyandu adalah cukup.
3. Sebagian besar sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan
terhadap posyandu adalah positif.
5.2 Saran
1. Puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya posyandu
terhadap pemantauan tumbuh kembang anak balita.
2. Sikap masyarakat yang dominan positif perlu dipertahankan supaya tidak
terjadi penurunan.
3. Mendekati tokoh masyarakat atau tokoh agama agar ikut berperan serta dalam
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalan kegiatan posyandu.
Daftar Pustaka
Arikunto.S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineke
Cipta.
Azwar, S. (2002) Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dinkes. 2009. Laporan Tahunan Program Gizi Pirsus II Kecamatan Juai.
Balangan.
Dinkes. 2009. Profil Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai. Balangan.
Depkes Republik Indonesia (2005) Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.
Jakarta : Depkes.
Haurissa, S. (2007) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Kegiatan
Posyandu Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. Skripsi, Gizi Kesehatan Universitas Gadjah
Mada.
Hidayat A.A. (2007) Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S.(2007) Ilmu Kesehatan masyarakat . Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Paini (2010) Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim Di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten
Balangan Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah, Program Diploma III, Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009) Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Rajali (2004) Hubungan Perilaku Ibu Balita Dengan Frekuensi Penimbangan
Balita Ke Posyandu Di Kabupaten Bengkalis. Tesis, Program Pasca Sarjana,
Universitas Gajah Mada.
Sabri, L & Hastono, S.P. (2008) Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : PENGANTAR
PROGRAM S1 GIZI STIKES
HUSADA BORNEO BANJARBARU
Pengantar
Dengan Hormat,
Daftar pertanyaan ini ditujukan kepada Ibu yang menjadi subyek
penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan,
pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan
tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten
Balangan tahun 2010. Untuk itu peneliti ingin mengajukan beberapa
pertanyaan kepada Ibu berkenaan dengan terpilihnya Ibu sebagai subyek
penelitian. Hasil jawaban dan informasi yang didapat dengan sebenar-
benarnya akan digunakan untuk keperluan Akademis yaitu menyusun Skripsi
S1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Borneo Banjarbaru dan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.
Jawaban Ibu tidak akan dinilai benar atau salah, oleh karena itu
diharapkan Ibu memberikan jawaban yang jujur, terbuka dan apa adanya
sesuai dengan apa yang diketahui, dirasakan dan dialami oleh Ibu. Identitas
Ibu dan keluarga nantinya benar-benar akan dirahasiakan, sehingga Ibu
dapat memberikan jawaban dengan leluasa.
Demikian atas perhatian dan partisipasi serta ketulusan Ibu, saya
sangat berterima kasih dan menghargainya. Apabila terdapat hal-hal yang
yang kurang berkenan selama proses wawancara, Saya dengan kerendahan
hati memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Peneliti,
AHMAD GAFURI
LAMPIRAN 2 : PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Kegiatan ini adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan “Gambaran
pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59
bulan tentang posyandu” yang dilaksanakan pada bulan september 2010. Subyek
penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 12 sampai 59 bulan di wilayah
Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai.
TUJUAN KEGIATAN :
1. Terkumpulnya sejumlah data sesuai dengan variabel-variabel yang akan
diteliti.
2. Data yang dikumpulkan merupakan bahan dalam penelitian tentang
gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia
12 sampai 59 bulan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II
Paringin Kabupaten Balangan tahun 2010.
KEUNTUNGAN MENGIKUTI KEGIATAN :
1. Mengetahui pentingnya Posyandu
2. Diharapkan dapat termotivasi untuk ikut dalam kegiatan Posyandu.
KERUGIAN MENGIKUTI KEGIATAN INI :
Meluangkan sedikit waktunya dalam menerima peneliti untuk diwawancarai.
Setelah memahami maksud, tujuan, manfaat dan akibat yang mungkin
terjadi pada kami sebagai responden, maka dengan ini kami menyatakan bersedia
akan berpartisipasi menjadi subyek penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti.
Atas kerja samanya yang baik diucapkan terima kasih.
Juai, 2010
Pewawancara, Responden,
Ahmad Gafuri -------------------------
Tanggal :
LAMPIRAN 3 : KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER
GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG
MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59 BULAN TENTANG POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN KECAMATAN
JUAI KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2010
I. DATA DASAR RESPONDEN
A. LOKASI PENELITIAN
01. Propinsi : Kalimantan Selatan
02. Kabupaten : Kabupaten Balangan
03. Kecamatan : Juai
04. Desa / Kelurahan : ......................................
05. Tanggal Wawancara : ......................................
06. Nama Pengumpul Data : ......................................
07. Tanda Tangan/ Paraf : ......................................
B. KETERANGAN KELUARGA
No. Kode Keluarga : ......................................
Nama Kepala Keluaraga : ......................................
Alamat : ......................................
C. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden : .........................................
Umur : ................. tahun
Pendidikan terakhir :
1) tidak sekolah 4) SLTA / Sederajat
2) SD / MI 5) Akademi / Sarjana
3) SLTP
Pekerjaan Ibu :
1) Tidak bekerja 4) Petani
2) PNS 5) wiraswasta
3) Pegawai swasta 4) Lain-lain
II. PENGETAHUAN : IBU TENTANG KEGIATAN POSYANDU
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan membubuhi tanda
(X) pada pilihan jawaban disamping kanan pertanyaan berikut :
No Pertanyaan Benar Salah Skor
01 Hanya anak mulai lahir sampai umur 5
tahun adalah sasaran Posyandu.
02 Tablet tambah darah tidak dapat
diperoleh di posyandu.
03 Ibu hamil tidak perlu mendapat suntikan
TT.
04 Vitamin A dosis tinggi hanya diberikan
kepada anak umur 1- 4 tahun.
05 Beberapa penyakit infeksi tidak dapat
dilindungi dengan cara imunisasi.
06 Penimbangan tidak perlu dilakukan
setiap bulan untuk memantau
pertumbuhan berat badan anak.
07 Bila berat badan anak berada pada garis
kuning, anak hanya perlu istirahat saja.
08 Kalau tidak rutin ke posyandu, ibu tetap
dapat membandingkan berat badan
anaknya dengan bulan kemarin pada
KMS.
09 Anak perlu diperhatikan pola
makannya, bila berat badan anak di
berada pada garis kuning.
10 Untuk menilai kesesuaian berat badan
anak dengan umur adalah dengan cara
penimbangan.
11 Bila anak diare tidak boleh diberikan
terlalu banyak minum.
12 Pelayan keluarga berencana (KB) di
posyandu hanya dalam bentuk pil saja.
13 Posyandu adalah milik puskesmas.
14 Setiap anak yang belum berumur satu
tahun tidak perlu mendapatkan
imunisasi lengkap.
15 Kartu menuju sehat (KMS) adalah alat
untuk mencatat dan memantau
pertumbuhan serta perkembangan anak.
16 Anak yang kegemukan adalah anak
yang sehat.
17 Pelayanan Posyandu pada hari buka
dilaksanakan dengan sistem 4 (empat)
meja.
18 Salah satu gejala kurang gizi pada anak
adalah sering menangis tanpa alasan.
19 Anak yang sehat tidak perlu ke
Posyandu.
20 Melalui pelayanan posyandu dapat
mengetahui pertumbuhan anak.
21 Melalui pelayanan posyandu dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan
anak.
22 Seorang ibu yang sibuk biasanya tidak
dapat menyempatkan diri untuk datang
ke posyandu untuk menimbang balita.
23 Seorang bidan hanya bertugas untuk
mengajak ibu balita ke Posyandu.
24 Seorang ibu tidak perlu malu untuk
membawa anak yang kurus ke
Posyandu.
25 Jarak rumah yang terlalu jauh dapat
menghalangi kehadiran ibu ke
Posyandu.
26 Petugas pada meja I sampai dengan IV
adalah tenaga kesehatan
27 KMS dapat digunakan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulannya.
28 Melalui program KB dapat mengatur
kelahiran anak.
29 Posyandu yang menyenangkan jika
tempatnya cukup mewah.
30 Sebaiknya tidak perlu mengajak ibu
balita lain ke posyandu, bila tidak
mengetahui jadwal posyandu.
31 Balita yang kurang gizi mudah
terserang penyakit.
32 Sebaiknya anak di bawa ke posyandu
apabila sakit.
33 Kegiatan posyandu tidak dapat
dilaksanakan jika sarananya tidak
lengkap.
34 Anak mudah sakit jika berat badannya
tidak naik tiga bulan berturut.
35 Balita tidak perlu mendapatkan
perhatian dalam pemberian makanan
karena menu untuk balita sama saja
dengan anggota keluarga yang lain.
36 Seorang ibu tidak perlu perlu
berkonsultasi dengan ahli gizi mengenai
menu seimbang untuk balita.
III. SIKAP : IBU TERHADAP POSYANDU
Anda diharapkan memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan
melingkari salah satu jawaban yang tersedia yaitu :
SS = Bila Sangat Setuju
S = Bila Setuju
TS = Bila Tidak Setuju
STS = Bila Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Jawaban Diisi
Petugas
01 Walaupun tidak ke posyandu anak
saya tetap sehat
SS S TS STS
02 Posyandu dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan anak
SS S TS STS
03 Apabila sibuk saya tidak dapat
menyempatkan diri untuk datang ke
posyandu untuk menimbang balita
SS S TS STS
04 Saya tidak akan datang ke posyandu
apabila tidak diajak oleh ibu bidan
SS S TS STS
05 Saya malu datang ke posyandu
karena anak saya kurus.
SS S TS STS
06 Saya tidak bisa datang ke posyandu
rutin karena agak jauh dari rumah.
SS S TS STS
07 Pelayanan kesehatan dasar yang
dilakukan di puskesmas bisa juga
saya dapatkan di posyandu
SS S TS STS
08 Dengan KMS, ibu dapat memantau SS S TS STS
pertumbuhan balita setiap bulannya.
09 Saya akan mengatur kelahiran anak
saya dengan mengikuti program
KB.
SS S TS STS
10 Saya merasa senang ke posyandu
apabila tempatnya cukup mewah
SS S TS STS
11 Saya tidak akan mengajak ibu balita
lain ke posyandu bila saya tahu
jadwal posyandu
SS S TS STS
12 Anak akan mudah terserang
penyakit apabila kekurangan gizi.
SS S TS STS
13 Keikutsertaan ibu ke posyandu
sebagai wujud peran serta dalam
kegiatan posyandu.
SS S TS STS
14 Saya akan ke posyandu apabila anak
saya sakit
SS S TS STS
15 Saya tidak akan datang ke posyandu
apabila sarananya tidak lengkap
SS S TS STS
16 Saya takut anak mudah sakit jika
berat badannya tidak naik tiga bulan
berturut.
SS S TS STS
17 Saya senang berkonsultasi dengan
ahli gizi tentang gizi seimbang bagi
balita.
SS S TS STS
18 Saya dapat memperoleh pemberian
paket pertolongan gizi,
penimbangan, penyuluhan dan PMT
(pemberian makanan tambahan)
melalui kegiatan posyandu.
SS S TS STS
19 Di posyandu saya dapat mempoleh SS S TS STS
paket pertolongan gizi barupa tablet
besi, vitamin A, oralit, dan kapsul
yodium.
20 Saya tidak dapat memperoleh tablet
tambah darah di posyandu.
SS S TS STS
21 Dengan menimbang berat badan
anak saya dapat mengetahui
pertumbuhannya.
SS S TS STS
22 Imunisasi untuk ibu hamil tidak
perlu dilakukan di posyandu karena
bukan pelayanan dari posyandu.
SS S TS STS
23 Pelayanan posyandu hanya dapat
memberikan vitamin A dosis tinggi
kepada anak umur 1-4 tahun,
sedangkan bayi tidak.
SS S TS STS
24 Untuk melindungi anak saya dari
berbagai penyakit infeksi maka
dilakukan imunisasi.
SS S TS STS
25 Saya dapat memantau pertumbuhan
berat badan anak dengan
menimbang anak setiap bulan.
SS S TS STS
26 Bila berat badan anak saya di bawah
garis merah, maka hanya perlu
istirahat saja.
SS S TS STS
27 Walaupun saya tidak rutin ke
posyandu, saya tetap dapat
membandingkan berat badan anak
dengan bulan kemarin pada KMS.
SS S TS STS
28 Saya perlu memperhatikan pola
makan anak, bila berat badannya di
SS S TS STS
bawah garis merah.
29 Dengan cara menimbang, saya dapat
menilai kesesuaian berat badan anak
dengan umur.
SS S TS STS
30 Jika anak saya diare dapat dilakukan
pemeriksaan posyandu untuk
mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
SS S TS STS
31 Posyandu hanya merupakan tempat
pelayanan balita yang sakit.
SS S TS STS
32 Saya merasa bahwa pelayanan
keluarga berencana (KB) di
posyandu hanya dalam bentuk pil
saja.
SS S TS STS
33 Pusat kegiatan kesehatan
masyarakat dalam pelayanan
kesehatan dasar adalah posyandu.
SS S TS STS
34 Walaupun anak saya belum berumur
satu tahun tidak perlu mendapatkan
imunisasi lengkap.
SS S TS STS
35 Alat untuk mencatat dan memantau
pertumbuhan serta perkembangan
anak dapat melalui KMS.
SS S TS STS
36 Walaupun berat badannya tidak naik
anak tidak perlu mendapatkan
makanan tambahan.
SS S TS STS
LAMPIRAN 4
REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN
No Nama
Responden Usia
Pekerjaan Alamat
Pendidikan
TB PNS PS PTN DGG LL SD SLTP SMU PT
1 RUKINI 23 1 WONOREJO 1
2 GINA 23 1 WONOREJO 1
3 DEWI 37 1 WONOREJO 1
4 LISDA I. 25 1 WONOREJO 1
5 ST AMINAH 25 1 SUMBER REZEKI 1
6 PURWANI 30 1 SUMBER REZEKI 1
7 ARBAATUN 29 1 WONOREJO 1
8 YAYUK 25 1 SUMBER REZEKI 1
9 ST. AMARWATI 22 1 SUMBER REZEKI 1
10 LESTARI 25 1 WONOREJO 1
11 NURAINI 23 1 SUMBER REZEKI 1
12 LIESTARI A. 25 1 WONOREJO 1
13 LAMSIAH 25 1 WONOREJO 1
14 SAJIEM 30 1 WONOREJO 1
15 TITIK W. 24 1 WONOREJO 1
16 ERNA S. 35 1 WONOREJO 1
17 JANAH 27 1 WONOREJO 1
18 MURTINI 22 1 WONOREJO 1
19 DARIATI 29 1 WONOREJO 1
20 ST HIDAYAH 28 1 WONOREJO 1
21 FITRIANI 26 1 SUMBER REZEKI 1
22 MARLINA 30 1 WONOREJO 1
23 SUMIATI 30 1 SUMBER REZEKI 1
24 INDRAWATI 36 1 SUMBER REZEKI 1
25 SUPENTI 23 1 SUMBER REZEKI 1
26 NGATMIRAH 40 1 SUMBER REZEKI 1
27 SILISTYOWATI 22 1 SUMBER REZEKI 1
28 SRIYANI 35 1 SUMBER REZEKI 1
29 ERMAWATI 30 1 WONOREJO 1
30 TUTI S. 20 1 WONOREJO 1
31 MARIATUN 29 1 WONOREJO 1
32 SRI WILUJENG 24 1 SUMBER REZEKI 1
33 TITIK 36 1 SUMBER REZEKI 1
34 FUJI LESTARI 21 1 SUMBER REZEKI 1
35 DIANA 20 1 SUMBER REZEKI 1
36 IDA ROYANI 24 1 SUMBER REZEKI 1
37 NORASIAH 26 1 WONOREJO 1
38 YULIANA 26 1 SUMBER REZEKI 1
39 SRIANI 26 1 WONOREJO 1
40 MIRA PRIATI 20 1 WONOREJO 1
41 SAELAH 37 1 WONOREJO 1
42 SUMIATI 31 1 WONOREJO 1
43 TUKIYEM 29 1 WONOREJO 1
44 WIWIK 32 1 WONOREJO 1
45 MAINAH 34 1 SUMBER REZEKI 1
JUMLAH 13 1 0 23 8 0 24 16 4 1