program studi manajemen pendidikan jurusan...

69
HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS (Di SMP Al-Ihsan Kebon Kacang Tanah Abang Jakarta Pusat) OLEH: ISWATUN HASANAH NIM : 10018218258 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP GURU

DENGAN HASIL BELAJAR IPS (Di SMP Al-Ihsan Kebon Kacang Tanah Abang Jakarta Pusat)

OLEH:

ISWATUN HASANAH

NIM : 10018218258

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010 M

Page 2: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

ii

ABSTRAK

Iswatun Hasanah, Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Guru dengan Hasil Belajar IPS Ekonomi, Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap siswa terhadap guru dengan hasil belajar IPS Ekonomi. Penelitian ini dilakukan SMP Al-Ihsan Tanah Abang Jakarta pusat tahun ajaran 2008-2009, melibatkan siswa kelas VII (n=40). Instrumen Penelitian berupa angket sikap siswa terhadap guru dan tes hasil belajar IPS Ekonomi.

Penelitian ini menggunakan metode analisis dan kuantitatif, yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan-perhitungan. dengan berdasarkan hasil penelitian sikap siswa terhadap guru dengan hasil belajar terdapat korelasi yang sedang atau cukupan. Hasil tersebut terlihat dari indeks korelasi product moment rxy 0,641. Hasil belajar siswa di SMP Al-Ihsan Jakarta ini baik, ditunjukkan dengan nilai rata-rata 6, nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 40 untuk tes hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatara sikap siswa terhadap guru dengam hasil belajar IPS. Hasil analisis terdapat respon siswa menunjukkan bahwa mereka memiliki respon yang positif terhadap guru dan hasil belajar IPS.

Kata kunci: Sikap siswa, Hasil belajar dan IPS.

Page 3: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan Pencipta dan Pemelihara Semesta

Alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammada SAW,

keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir

zaman.

Salah satu syarat untuk meyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana

Satu (S1) diperguruan tinggi termasuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah

membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam langkah itulah penulis

membuat skripsi ini dengan judul “Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Guru

Dengan Hasil Belajar IPS”.

Dalam pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

dihadapi dan dialami penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu

pengumpulan bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan lain sebagainya.

Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras disertai dorongan dan bantuan

berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan

sebaik-baiknya, sehingga skripsi ini dapat di selesaikan. Oleh karena itu

seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-

dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan atas terselesainya skripsi ini, terutama kepada Bapak

Drs. Ahmad Sofyan M. Pd sebagai pembimbing yang telah mengarahkan dan

memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat berharga kepada penulis.

Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tiada terhingga penulis sampaikan pula

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di almamater ini.

2. Bapak Rusydy Zakaria M. Pd, M. Phil Ketua Jurusan Kependidikan Islam.

Page 4: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

iv

3. Para Bapak atau Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberi bekal ilmu

pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.

4. Ibu Dra. Sri Mulyati (almarhumah), kepala SMP Al-Ihsan beserta staf-

stafnya yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

5. Ibu Dra. Dwi Budiarti, guru IPS SMP Al-Ihsan yang telah banyak

membantu penulis dalam proses penelitian skripsi ini.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada

penulis untuk menelaah dan meminjam buku-buku yang diperlukan dalam

rangka penyusunan skripsi ini.

7. Ayah bunda tercinta yang telah merawat dan mendidik dengan penuh

kasih sayang, memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya, dan

senantiasa mendorong serta mendoakan penulis dalam menempuh

perjalanan hidup ini.

8. Suami dan anak-anakku tercinta yang selalu memberikan dorongan dan

saran kepada penulis.

9. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi

ini.

Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan

dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda, Amiin. Mudah-mudahan pula

skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan

kelemaannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca

akan penulis terima dengan senang hati dan lapang dada.

Jakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 5: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Pembimbing.....................................................................

Lembar Pengesahan Panitia Ujian Munaqasah.................................................

Surat Pernyataan Karya Ilmiah.........................................................................

Abstrak..............................................................................................................

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

Daftar Gambar..................................................................................................

Daftar Tabel......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................

B. Identifikasi Masalah..............................................................................

C. Pembatasan Masalah.............................................................................

D. Perumusan Masalah..............................................................................

E. Tujuan Penelitian..................................................................................

F. Manfaat Penelitian................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................

A. Sikap Siswa...........................................................................................

1. Pengertian Sikap.......................................................................

2. Komponen-Komponen Sikap...................................................

3. Ciri-Ciri dan Fungsi Sikap........................................................

4. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Sikap..................

B. Hasil Belajar.........................................................................................

1. Pengertian Belajar.....................................................................

2. Pengertian Hasil Belajar...........................................................

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar..................

4. Teori-Teori Belajar...................................................................

5. Hakikat Pendidikan IPS............................................................

C. Kerangka Berfikir.................................................................................

D. Hipotesis Penelitian..............................................................................

ii

iii

iv

v

vi

vii

1

1

4

4

4

5

5

6

6

6

8

11

12

15

15

17

21

23

27

31

34

Page 6: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

vi

BAB III METODELOGI PENELITIAN..........................................................

A. Tujuan Penelitian..................................................................................

B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................

C. Variabel Penelitian................................................................................

D. Metode Penelitian.................................................................................

E. Populasi dan Sampel.............................................................................

F. Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................

G. Instrumen pengumpulan Data...............................................................

H. Tehnik Analisis Data............................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................

A. Profil Sekolah.......................................................................................

B. Deskripsi Data......................................................................................

C. Analisa Data..........................................................................................

D. Interprestasi Data..................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................

35

35

35

35

35

36

36

37

41

46

46

51

54

57

59

59

60

Page 7: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Salah satu diantara masalah besar dalam bidang pendidikan adalah salah

satu aspek kehidupan yang banyak mendapat perhatian baik dari masyarakat

maupun pemerintah. Sekolah merupakan sarana pendidikan formal yang timbul

dan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Dengan demikaian, dalam undang-

undang sistem pendidikan nasional tersebut berupaya mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Allah

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Bila pendidikan mencapai tujuan tersebut, yaitu manjadi manusia yang

bertakwa, maka akan menghailkan manusia yang mempunyai sikap takut berbuat

salah, takut merusak tatanan bumi, saling menghargai sesama makhluk, rendah

hati, penuh rasa pengabdian dan selalu berupaya agar dalam hidupnya selalu

bemanfaat bagi sesama.

Hakikat pendidikan adalah perubahan tingkah laku.apabila tidak terjadi

perubahan perilaku, maka pada hakikatnya tidak ada pendidikan atau pendidikan

yang dilaksanakan tidak berhasil. Oleh karena itu, perubahan perilaku siswa

merupakan tujuan akhir dari suatu pendidikan

“Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap objek

sikap. Sikap memiliki tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan

1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, h. 9

Page 8: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

2

konatif.”2 Kemudian sikap memiliki sifat yang relatif menetap untuk bereaksi

dengan cara baik (positif) atau buruk (negatif) terhadap objek sikap.3 Namun

sikap pun dapat berubah dari sikap yang positif menjadi sikap yang negative dan

ataupun sebaliknya karena pada dasarnya sikap merupakan hasil dari proses

interaksi, sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang

diterimanya atau objek sikap yang dihadapinya. Dengan demikian, bahwa

terbentuk dan berubahnya suatu sikap-sikap itu yang banyak dipengaruhi atau

dirangsang (stimulus) oleh objek sikap yang dihadapinya. Dengan demkian,

bahwa terbentuk dan berubahnya suatu sikap-sikap itu banyak yang dipengaruhi

atau dirangsang (stimulus) oleh objek sikap baik itu dilingkungan sosial maupun

kebudayaan, misalnya, dunia pendidikan, keluarga, norma, golongan, agama, dan

adat istiadat. Jadi sikap hasil belajar dapat dibentuk maupun diubah sepanjang

perkembangan (hidup) si individu.

Sikap merupakan aspek perilaku yang tidak statis, potensi reaksi yang

sudah terbentuk dalam diri individu akan muncul berupa perilaku aktual sebagai

cerminan sikapnya terhadap sesuatu. Suatu stimulus yang sama belum tentu akan

menimbulkan bentuk reaksi yang sama dari individu tergantung kepada situasi

dan kondisi lingkungan dimana dan kapan stimulus itu terjadi

Jadi, perubahan sikap tergantung kepada ada tidaknya perubahan

pengalaman, motivasi, persepsi, keyakinan, dan kondisi lingkungan seorang

individu..

Ilmu pengetahuan sosial merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep,

dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk

membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pada

pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi

untuk masa yang akan datang.4 Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu

perencanaan program pelajaran yang baik, pemilihan dan penggunaan metode

2 Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) h. 5 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya) h. 120 4 Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, Departemen Pendidikan Nasional Jakarta. 2003 h.1

Page 9: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

3

yang tepat serta evaluasi sebagai perbaikan dan penyempurnaan menuju tujuan

yang ditetapkan.

Namun demikian, pelaksanaan di sekolah SMP/MTs pembelajaran IPS

sebagian masih dilaksanakan secara terpisah. Pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran IPS masih dilakukan sesuai dengan bidang

kajian masing-masing (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi) tanpa ada

keterpaduan di dalamya. Hal ini tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS

itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu

sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya) guru

mempunyai tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan program

pembelajaran di kelas, sedangkan pimpinan sekolah mempunyai tanggung jawab

untuk mengevaluasi program pembelajaran yang telah disusun dan dilaksanakan

oleh guru.

Hasil belajar siswa dalam belajar IPS secara garis besar dapat dibedakan

menjadi tiga macam sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS, yaitu :

1. Kecakapan akademik (academic skill)

2. Kecakapan personal (personal skill), dan

3. Kecakapan sosial (sosial skill)

Sikap yang positif maupun negatf, akan ditemukan pula dalam pelajaran

IPS sebagai salah satu mata pelajaran pada proses belajar mengajar di sekolah.

Sikap positif terhadap pelajaran IPS misalnya, seorang siswa menganggap bahwa

IPS itu menyenangkan. Sedangkan sikap siswa yang negatif mengatakan bahwa

IPS itu membosankan. Dan secara kebetulan dilihat dari kedua kasus siswa

tersebut, akan didapatkan bahwa sering prestasi siswa yang memiliki sikap positif

akan lebih baik prestasinya atau hasil belajarnya bila dibandingkan dengan siswa

yang memiliki sikap negatif.

Masalah-masalah dalam dunia pendidikan, khususnya: hubungan antara

guru dan siswa, dan materi pelajaran, sering menjadi bahan pembicaraan para

penanggung jawab pendidikan dan para penanggung jawab pendidikan itu

bersama-sama berusaha mengusahakan jalan pemecahannya. Namun masih jarang

Page 10: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

4

usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan membentuk sikap anak didik sesuai

dengan harapan guru.

Dari kedua hal tersebut di atas, maka penulis tertarik mengadakan

penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap siswa terhadap

guru dengan hasil belajar IPS di SMP Al-Ihsan Jakarta Pusat.

B. Identifikasi Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Bagaimana hubungan sikap siswa terhadap guru dengan hasil belajar IPS?

2. Bagimana hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar?

3. Bagaimana sikap siswa terhadap guru dalam kegiatan belajar mengajar?

4. Apakah sikap siswa dalam menerima pelajaran berhubungan dengan hasil

atau prestasi belajar IPS?

5. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang bersikap positif dengan

siswa yang bersikap negatif

C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan pembahasan maka penulis memberikan batasan

terhadap permasalah, yaitu hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan

hasil belajar IPS, di kelas VII SMP Al-Ihsan Jakarta Pusat.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dirumuskan sebagai

berikut: “bagaimana hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

belajar IPS?

Page 11: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

5

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru bidang studi IPS, siswa-

siswi dan seluruh pihak yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Adapun

manfaat tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

1. Bagi guru adalah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan di

dalam mengajar di sekolah, agar penyampaian pembelajaran IPS dapat

dengan cepat tanggap dalam melihat sikap-sikap siswa dalam menerima

pelajaran IPS,

2. Bagi orang tua, hendaknya memperhatikan putra dan putrinya yang sedang

mengikuti pendidikan sekolah dan senatiasa memberikan dorongan atau

motivasi belajar agar siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti. Selain

itu hasil penelitian ini diharapkan berguna pula untuk meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah-sekolah, khususnya di SMP Al-Ihsan Jakarta Pusat.

3. Bagi peneliti, untuk menambah khasanah dan wawasan dalam

pembelajaran IPS.

Page 12: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Sikap Siswa 1. Pengertian Sikap

Masalah sikap dewasa ini merupakan masalah yang cukup menarik

perhatian para ahli. Hal tersebut didasarkan bahwa dengan memahami sikap

seseorang maka pada umumnya akan dipahami tingkah lakunya karena tingkah

laku seseorang dilatar belakangi oleh sikapnya. Tampaknya para ahli sendiri

mempunyai pandangan yang berbeda-beda, walaupun pada dasarnya tidak

bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Banyak penelitian dilakukan tentang sikap, namun sebelum membahas

lebih jauh tentang sikap, maka akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian sikap.

“Sikap atau dalam bahasa Inggris (attitude) adalah suatu cara bereaksi

terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi seseorang

jika ia terkena suatu rangsangan baik mengenai orang, benda-benda ataupun

situasi yang mengenai dirinya.”1

Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu objek

perangsang. Semakin kompleks situasinya dan semakin banyak faktor yang ikut

menjadi pertimbangan dalam bertindak maka semakin sulitlah memprediksikan

prilaku dan semakin sulit pula menafsirkannya sebagai indikator sikap seseorang.

Hal ini disebabkan berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti

adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas

perasaan dan juga situasi lingkungan. Demikian pula sikap pada diri seseorang

terhadap suatu perangsang yang sama mungkin juga tidak berlaku sama.2

Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan

perkembangan. Peranan pendidikan dalam pembentukan sikap pada anak didik

1 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. 14, h 141 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…, h 141-142

Page 13: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

7

adalah sangat pentingnya. Menurut Ellis yang dikutip oleh Ngalim Purwanto,

faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan sikap

anak-anak yang perlu diperhatikan di dalam pendidikan adalah : kematangan

(maturation), keadaan fisik anak, pengaruh keluarga, lingkungan sosial,

kehidupan sosial, guru, kurikulum sekolah dan cara guru mengajar.3

Reaksi perasaan sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

menurut Muhibbinsyah, dalam arti sempit adalah sikap pandangan atau

kecenderungan mental. Sedangkan menurut Bruno seperti yang dikutip oleh

Muhibbinsyah, sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi

dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan

demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat dianggap suatu kecenderungan siswa

untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini perwujudan perilaku belajar

siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang

telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap objek, tata nilai, peristiwa dan

sebagainya.4

Banyak defenisi dan pengertian itu pada umunya dapat dimasukan ke

dalam salah satu di antara tiga kerangka pemikiran, yaitu:

Pertama adalah pemikiran yang dimiliki oleh para ahli psikologi di bidang

pengukuran sikap seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood,

menurut mereka sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak.

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable)

pada objek tersebut.5

Kelompok pemikiran yang kedua diwakili oleh para ahli psikologi sosial

dan psikologi kepribadian seperti, Chave (1928), Bogardus (1931), LaPierre

(1934), Mead (1934), dan Gordon Allport (1935) mengkonsepsi mengenai sikap

lebih kompleks. Kelompok ini berpendapat, sikap merupakan semacam kesiapan

untuk bereaksi terhadap sesuatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan

3 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…, h 142 4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2007), Cet. VI, h 123 5 Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), Cet : XI, h. 4

Page 14: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

8

bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk

bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulasi yang

menghendaki adanya respon.6

Kelompok pemikiran yang ketiga adalah kelompok yang berorientasi

kepada skema triadik. Menurut kelompok ini, sikap merupakan konstelasi

komponen-komponen kognitif, afektid, dan konatif yang saling berinteraksi dalam

memahami, merasakan dan berprilaku terhadap suatu objek.7

Secord dan Beckhaman (1964) yang dikutip oleh Azwar, mendefinisikan

“sikap sebagai keteraturan tertentu dalam perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi)

dan predisposisi tindakan (konasi) seorang terhadap suatu aspek di lingkungan

sekitar.”8

“Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk

berespons (secara positif dan negatif) terhadap suatu objek atau situasi tertentu.”9

Dalam istilah kecenderungan, terkandung pengertian arah tindakan yang akan

dilakukan seseorang berkenaan dengan satu objek. Arah tersebut dapat bersifat

mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai.

2. Komponen-komponen Sikap

Seperti telah dinyatakan di atas oleh para ahli dalam mendefinisikan

mengenai masalah sikap cukup menunjukan adanya pandangan yang berbeda satu

dengan yang lain. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas pada umumnya

pendapat yang paling banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga

komponen yang dapat membentuk struktur sikap, yaitu komponen pengetahuan

(kognitif), komponen emosional (afektif), dan komponen pre-disposisi tindakan

(konatif)10.

Selanjutnya Mar’at (1981 : 13) yang dikutip oleh Amir Fadhillah, juga

membagi sikap menjadi tiga komponen yang paling menunjang. Sikap merupakan 6 Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya…, h 5 7 Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya…, h 5 8 Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya…, h 5 9 Sorlito w. Sarwono, Sosilogi Kesehatan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1997) h. 2 10 Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Andi, 2003) h. 126

Page 15: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

9

kesedian bereaksi terhadap suatu objek atau hal. Sikap terdiri dari tiga komponen,

yaitu :

a. Komponen kognitif, yaitu pengetahuan seseorang terhadap suatu objek. b. Komponen afeksi, yaitu hubungan emosional terhadap suatu objek yang

dapat dirasakan sebagai suatu yang disukai atau tidak disukai. c. Komponen tingkah laku, yaitu kecenderungan untuk bertindak, sesuai

dengan kognisi dan afeksinya terhadap sikap.11

Keterkaitan tiga komponen tersebut harus selaras dan konsisten agar bisa

memunculkan suatu sikap tertentu. Dalam kata lain, apabila dihadapkan pada

suatu obek sikap yang sama maka ketiga komponen tersebut harus mempolakan

hal yang sama. Hal ini menunjukan bahwa sikap merupakan kemampuan internal

yang berperan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai

kemungkinan untuk bertindak. Orang yang memiliki sikap, mampu memilih

secara tegas di antara beberapa kemungkinan. Sikap terbentuk dari pengalaman-

pengalaman masa lampau terhadap suatu objek, situasi atau kondisi mental di saat

menerima atau mengorganisasikan informasi.

Menurut David O. Sears dkk (1994 : 169) yang dikutip oleh Fadhilah

“pendekatan yang sering digunakan ada tiga pendekatan yang biasa digunakan

dalam disiplin psikologi sosial untuk menganalisa sikap manusia, yaitu teori

belajar, teori insentif, dan pendekatan kognisi.”12

Pertama, teori belajar dengan asumsi bahwa sikap dipelajari dengan cara

yang sama seperti kebiasaan lainnya, orang memperoleh informasi dan fakta-

fakta, mereka juga mempelajari perasaan-perasaan dan nilai-nilai yang berkaitan

dengan fakta tersebut, induvidu dapat memperoleh informasi dan perasaan melalui

proses asosiasi. Dalam kontek ini asosiasi terbentuk bila stimulus muncul pada

saat dan tempat yang sama proses lainnya dalam pendekatan belajar adalah

adanya peneguhan kembali dan proses imitasi.

11 Amir Fadhilah, Islam dan Lingkungan Hidup. Jurnal Pusat Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup UIN Syarif Hidayatullah. Vol 4, Oktobr 2003, h. 67 12 Amir Fadhilah, Islam dan Lingkungan Hidup…, h. 67

Page 16: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

10

Kedua, pendekatan insentif yang memandang pembentukan sikap sebagai

proses menimbang baik buruknya berbagai kemungkinan posisi dan kemudian

mengambil alternatif terbaik, pendekatan ini mempunyai kesamasan dengan

pendekatan belajar dalam pengertian bahwa sedikit banyak sikap ditentukan oleh

jumlah dari unsur negatif dan positif. Sedangkan letak perbedaannya adalah teori

insentif mengabaikan asal usul sikap dan hanya mempertimbangkan

keseimbangan insentif yang terjadi, perbedaan lainnya jika teori insentif

menekankan keuntungan atau kerugian apa yang akan dialami seseorang bila

mengambil posisi tertentu.

Ketiga, pendekatan kognitif yang memandang orang sebagai mahluk yang

berusaha mempertahankan konsistensi antara berbagai sikap mereka, antara afeksi

dan kognitif mereka terhadap suatu objek tertentu, serta sikap dan perilaku mereka

Gambar 1. Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi.13

Dengan demikian dapat dipahami bahwa sikap timbul karena ada stimulus.

Jadi sikap adalah hasil belajar individu yang dapat dibentuk maupun diubah

sepanjang perkembangan (hidup) individu yang bersangkutan. Hal ini akan

mengakibatkan perbedaan sikap antar individu yang satu dan yang lain karena

perbedaan pengaruh atau lingkungan yang dihadapi atau diterima. Sikap tidak

akan terbentuk tanpa adanya interaksi manusia, terhadap objek sikap tertentu atau

suatu objek sikap.

13 Soekidjo Notoatmojo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007) h. 143

Stimulus Rangsangan

Proses Stimulasi Reaksi Tingkah laku (terbuka)

Sikap (Tertutup)

Page 17: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

11

3. Ciri-ciri dan Fungsi Sikap

Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya

dengan yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapat dikatakan bahwa

sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap.

Maka demikian perlu kiranya mengetahui ciri-ciri sikap untuk membedakan sikap

dengan pendorong-pendorong lainnya.

Adapun Sarlito Memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut :

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan objek-subjek. Tidak ada sikap yang tanpa objek

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman.

c. Sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar individu

d. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan. e. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah dipenuhi. f. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat bermacam-macam

sesuai dengan banyaknya objek.14 Sedangkan Sobur, Alex memberikan ciri khas dari sikap sebagai berikut:

a) Mempunyai objek tertentu (oang, perilaku, konsep, situasi, bnda, dan sebagainya)

b) Mengandung penilaian (suka-tidak suka: setuju-tidak setuju)15

Dengan demikian, ciri-ciri tersebut merupakan ciri-ciri sikap yang dapat

digunakan untuk membedakan sikap dengan pendorong-pendorong lain yang ada

dalam diri manusia. Adapun fungsi dari sikap menurut Katz Iih. Secord dan

Beckman (1964) yang dikutip oleh Bimo Walgito, sikap mempunyai empat

fungsi, yaitu : 16

a. Fungsi instrumental, atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat. Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana-tujuan. Di sini sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka pencapaian tujuan.

b. Fungsi pertahanan ego, ini merupakan sikap yang diambil seseorang demi untuk mempertahankan ego dan aku-nya. Sikap ini diambil pada seseorang

14 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003) h. 101 15 Hendra Arif, Sikap (Attitude), diambil pada 30 september 2010 dari http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/10/13/sikap-atittude 16 Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Andi, 2003) h. 128

Page 18: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

12

pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.

c. Fungsi ekspresi, nilai sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukan dirinya.

d. Fungsi pengetahuan, individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti, dengan pengalaman-pengalamannya, untuk memperoleh pengetahuannya.

e. Fungsi utilitarian, mengacu pada ide bahwa orang mengekspresikan perasaan untuk mamaksimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain17

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sikap

siswa terhadap guru adalah suatu pemikiran/pandangan, penilaian siswa yang

dapat bersifat negatif atau positif yang diwujudkan dalam bentuk ungkapan

maupun kecenderungan untuk bertindak pada proses belajar mengajar. Pengajaran

berintikan interaksi antara siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda tetapi membentuk satu

kesatuan.

Dalam interaksi belajar-mengajar terjadi proses pengaruh-mempengaruhi.

Bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa, tetapi siswa juga dapat

mempengaruhi guru. Perilaku guru akan berbeda, apabila menghadapi kelas yang

aktif dengan yang pasif, dan kelas yang berdisiplin dengan yang kurang disiplin.

Peranan sikap dalam kehidupan manusia besar sekali, sebab apabila sudah

terbentuk maka akan menentukan cara-cara tingkah laku manusia terhadap objek-

objeknya..

4. Beberapa faktor yang berhubungan dengan Sikap

Menurut Heri Purwanto, “pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi

demikian saja, melainkan suatu proses tertentu, melalui kontak sosial terus

menerus antara individu dengan individu lain di sekitarnya.”18

17 Warta warga, sikap, motivasi, dan konsep diri, diambil pada 30 september 2010 dari http//wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/sikap-motivasi-dan-konep=dii-5/DIUNDUH PADA:8/19/2008 18 Heri Purwanto, Pengantar Prilaku untuk Keperawatan, (Jakarta : Buku kedokteran EGC, 1999) h. 66

Page 19: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

13

Menurut Sarlito ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap, yaitu :

a. Faktor intern adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri sendiri, seperti

selektivitas.

b. Faktor ekstern selain faktor-faktor yang terdapat dalam diri sendiri, maka

pembentukan sikap ditentukan pula oleh faktor-faktor yang berada di luar,

seperti sifat objek, media komunikasi, dan lingkungan.19

Di samping hal-hal tersebut, berkaitan dengan pembentukan atau

pengubahan sikap, terdapat faktor-faktor yang dapat mengubah sikap, yaitu :20

a. Faktor kekuatan atau force ini dapat memberikan situasi yang dapat mengubah sikap. Kekuatan untuk dapat bermacam-macam bentuknya misal kekuatan fisik. Kekuatan ekonomi, kekuatan yang berwujud peraturan-peraturan dan sejenisnya.

b. Berubahnya norma kelompok bila seseorang telah menginternalisasi norma kelompok maka apa yang menjadi norma kelompok akan diambil oper dan dijadikan sebagai normanya sendiri.

c. Membentuk kelompok baru akan dapat pula mengubah atau membentuk sikap yang baru pula, dengan pembentukan kelompok yang baru, akan terbentuk pula norma-norma yang baru. Dengan terbentuknya norma-norma yang baru, hal ini akan memungkinkan terbentuknya sikap-sikap yang baru pula.

Tidak semua faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap, tetapi

makin banyak faktor yang ikut mempengaruhi, semakin cepat terbentuknya sikap.

Dengan kata lain bahwa sikap merupakan kesiapan bertindak terhadap objek, dan

merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi terus

menerus dengan lingkungannya dan untuk dapat menjelaskan bagaimana

terbentuk dan berubahnya suatu sikap seseorang terhadap objek sikap akan dapat

jelas diikuti pada bagan sikap di bawah ini :

19 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003) Cet. 9 h. 103 20 Bimo Walgito, Psikologi Sosial…, h. 141

Page 20: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

14

Gambar 2. Bagan Sikap (Dikutip dari Mar’at, 1982, h. 22 : dengan beberapa perubahan)

Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri

seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan

psikologis, serta faktor internal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang

dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, semua ini akan

berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.21

Dari uraian di atas, menunjukan bahwa sikap dipandang sebagai hasil

belajar dan sangat tergantung pada kemampuan kognitif seseorang dalam

menerima dan mengelola informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.

Sehingga terjadi mekanisme psikologis yang memberikan motivasi pasif atau aktif

yang menyebabkan individu terdorong untuk mengubah sikapnya.

Bagian dari koefisiensi korelasi dalam hubungan antara perubahan sikap

dan pemahaman kognitif sangat signifikan. Jadi, kemungkinannya individu

dengan tingkat kognitif yang lebih tinggi akan lebih cenderung untuk merubah

sikap. Hubungan antara ranah afektif dengan ranah kognitif, keduanya

berhubungan dengan tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Keputusan-keputusan

dari sikap, membuat kedua domain tersebut pada saat sebelum dan sesudah

pembelajaran sangat tergantung pada pertimbangan emosional atau informasi

yang telah dipelajari memungkinkan untuk membuat proses keputusan.

21 Bimo Walgito, Psikologi Sosial…, h. 131

Faktor Internal : - Fisiologi - Psikologi

Sikap

Reaksi

Faktor eksternal - Pengalaman - Situasi - Norma-norma - Hambatan - Pendorong

Objek Sikap

Page 21: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

15

Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru memerlukan kesiapan yang

matang agar dalam pelakasanaanya dapat berjalan dengan lancar. Guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak hanya sekedar menjalaskan

tugasnya, namun haruslah diiringi dengan tanggung jawab dan pembentukan

sikap, dengan adanya pembentukan sikap yang baik antara guru dan siswa maka

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan dan

keinginan bersama.

Proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik apabila di antara guru

dan siswa memiliki hubungan timbal balik dalam suasana yang menyenangkan.

Untuk itu, pembentukan sikap yang baik perlu diciptakan agar dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah.

B. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya

tentang “belajar”. Sering kali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama

lain. Guna melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang belajar, maka

terlebih dahulu kita harus mengetahui arti yang sebenarnya tentang belajar itu

sendiri, tujuannya agar kita sebagai pendidik mengerti betul arti, proses, faktor

yang mempengaruhi hal dalam belajar, dan tujuan yang hendak dicapai dalam

proses belajar mengajar.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses

belajar yang dialami oleh siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di

lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Menurut Nana Sudjana, “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang”.22 Perubahan sebagai hasil proses belajar

22 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2002) Cet. 6, h.28

Page 22: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

16

dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, sikap,

tingkah laku, keterampilan dan kemampuan seseorang.

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan melibatkan proses kognitif.

Definisi lain dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, belajar yaitu

“belajar merupakan sauatu proses belajar yang menimbulkan terjadinya suatu

perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan”.23

Belajar dapat dipandang dan dipahami sebagai perbaikan perilaku dan

kecakapan-kecakapan pada diri seseorang atau memperoleh kecakapan-kecakapan

dan tingkah laku baru kearah yang lebih baik. Oleh karena itu belajar merupakan

kebutuhan primer bagi setiap orang untuk merubah bentuk perilaku kearah yang

lebih baik lagi serta diharapkan perubahan itu relatif menetap dalam diri

seseorang.

Sementara itu Biggs (1991) dalam pendahuluan Teaching for Learning

The View From Cognitive Psychologi, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah

mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu “rumusan kuantitatif,

rumusan intitusional, dan rumusan kualitatif”.24

a. Tinjauan dari sudut jumlah (kuantitatif), belajar merupakan pengisian atau perkembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

b. Tinjauan kelembagaan (intitusional), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atau materi-materi yang telah dipelajari.

c. Tinjauan mutu (kualitatif), belajar merupakan proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

23 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 198) Cet, 14, h. 102 24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007) Cet. 6, h. 67

Page 23: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

17

Adapun definisi belajar menurut Oemar Hamalik adalah sebagai berikut :

a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil belajar atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

b. Sejalan dengan perumusan di atas, adapun tafsiran lain tentang belajar yang menyatakan, bahwa belajar suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan pengertian yang pertama maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan perilaku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interkasi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.

c. Belajar adalah suatu proses bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.25

Pengertian tentang belajar yang telah dikemukanakn oleh para ahli di atas

memberikan sebuah pandangan serta pemahaman bahwa belajar merupakan suatu

usaha seseorang untuk merubah perilaku kearah yang lebih positif dari segi

pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang didapat dari hasil latihan dan

pengalaman.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia pendidikan.

Umumnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Oleh

karena itu akan dikemukakan pengertian masing-masing kedua kata tersebut.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan sebuah proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap

serta untuk mencapai hasil tersebut dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar

yang terprogram dan terkontrol dalam pelaksanaannya.

25 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Bumi Aksara, 2001), Cet. 1, h. 27-29

Page 24: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

18

Secara harfiah atau etimologi, Hasil ialah “ sesuatu yang diadakan (dibuat,

dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha. Jadi jelaslah bahwa hasil itu adalah setelah

adanya usaha yang dilakukan seseorang.”26

Suatu kegiatan belajar dikatakan efisien jika prestasi belajar yang

diinginkan dapat tercapai dengan usaha yang minimal. “Usaha dalam hal ini

segala sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan

seperti, tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, hal yang lain-lain yang

relevan dengan kegiatan belajar”.27

Benyamin S Bloom yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa “hasil

belajar meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.”28 Sebagai

kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran

berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Dari ketiga ranah tersebut

ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan

siswa dalam menguasai materi pelajaran. Adapun tujuan belajar kognitif untuk

memperoleh pengetahuan fakta/ingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan

berfikir analisis, sintesis dan evaluasi. Tujuan afektif untuk memperoleh sikap,

apresiasi, karakterisasi dan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan

fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi

verbal dan non verbal.29

Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar yang dikemukakan oleh

para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan produk yang

telah tercapai oleh siswa dalam bentuk perubahan-perubahan pada diri siswa yang

diharapkan terjadi setelah proses belajar yang meliputi tiga ranah sebagai akibat

dari proses belajar mengajar yang dialaminya.

26 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, edisi Kedua, h. 343 27 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007) Cet. 6, h. 134 28 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) Cet. 18, h. 117 29 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmi Jaya, 1995), Cet. 3, h.59

Page 25: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

19

Tiga ranah tersebut adalah :

a. Ranah kognitif, meliputi perubahan dalam penguasaan pengetahuan

terhadap fakta, konsep, dan teori tertentu.

b. Ranah afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental,

perasaan, dan kesadaran.

c. Ranah psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan kemampuan motorik

seseorang dalam kerja ilmiah.

Dalam ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yaitu:

1) Pengetahuan/ingatan, yaitu kemampuan mengenal atau mengingat materi

yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai hal-hal yang sukar.

2) Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna materi yang dipelajari.

3) Penerapan/aplikasi, yaitu kemampuan menggunakan atau menerapkan

pengetahuan yang sudah dimiliki pada situasi baruyang menyangkut

penggunaan aturan, prinsip, dan sebagainya, dalam memecahkan persoalan

tertentu.

4) Analisis, yaitu kemampuan mengkaji atau menguraikan sesuatu kedalam

komponen-komponen atau bagian-bagian yang lebih spesifik, serta mampu

memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain, sehingga

struktur dan aturannya dapat lebih difahami.

5) Sintesis, yaitu kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen,

sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk yang baru.

6) Evaluasi, yaitu kemampuan memberikan pertimbangan atau penilaian

terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-norma atau patokan-

patokan tertentu.30

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu:

1) Penerimaan, yaitu mengacu pada kesediaan menerima dan menaruh perhatian

terhadap nilai tertentu

30 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran..., h. 72

Page 26: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

20

2) Pemberian respon, yaitu mengacu pada kecenderungan memperlihatkan

reaksi terhadap norma tertentu, menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk

merespon serta merasakan kepuasan dalam merespon.

3) Penghargaan, yaitu mengacu pada kecenderungan menerima suatu norma

tertentu, menghargai suatu norma, serta mengikat diri pada suatu norma.

4) Pengorganisasian, yaitu mngacu pada proses membentuk konsep tentang

suatu nilai serta menyusun suatu system nilai-nilai dalam dirinya.

5) Karakterisasi, yaitu mengacu pada proses mewujudkan nilai–nilai dalam

pribadi sehingga merupakan watak, dimana norma itu tercermin dalam

pribadinya.31

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak yang terdiri dari tujuh aspek, yaitu:

1) Persepsi, yaitu mengacu pada penggunaan alat drior untuk memperoleh

kesadaran akan suatu objek/gerakan dan mengalihkannya kedalam

kegiatan/perbuatan.

2) Kesiapan (set), yaitu mengacu ada kesiapan memberikan respon secara

mental, fisik maupun perasaan untuk suatu kegiatan.

3) Respon terbimbing, yaitu mengacu pada pemberian respon sesuai dengan

contoh prilaku/gerakan-gerakan yang diperlihatkan/ didemonstrasikan

sebelumnya.

4) Mekanisme, yaitu mengacu pada keadaan dimana respon fisik yang dipelajari

telah menjadi kebiasaan.

5) Respon dan kompleks, yaitu mengacu pada pemberian respon atau

prilaku/gerakan yang cukup rumit dengan terampil dan efisien.

6) Adaptasi, yaitu mengacu pada kemempuan menyesuaikan respon atau

prilaku/gerakan dengan situasi yang baru.

7) Organisasi, yaitu mengacu pada kemampuan menampilkan dalam arti

menciptakan prilaku/gerakan yang baru.32

31 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran..., h. 76

Page 27: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

21

Adapun tiga ranah tujuan pendidikan yang menjadi sasaran evaluasi hasil

belajar harus dijabarkan dahulu ke dalam indikator hasil belajar yang kemudian

diukur dan dinilai untuk memperoleh kesimpulan hasil belajar, yakni berupa nilai.

Meskipun secara teoritis, belajar dapat diartikan sebagai perubahan

tingkah laku, namun tidak semua perubahan tingkah laku organisme dapat

dianggap belajar. Setiap prilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan

yang spesifik. Oleh karena itu perlu diketahui ciri-ciri perubahan tingkah laku

yang dimaksud dalam kategori hasil belajar.

1) Perubahan yang terjadi secara sadar, berarti bahwa individu yang belajar akan

menyadari terjadinya perubahan itu, atau sekurang-kurangnya individu

merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, yaitu sebagai hasil

belajar, perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung secara terus

menerus dan tidak statis.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Bahwa perubahan tersebut

senantiasa akan bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih

baik dari sebelumnya.

4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah bahwa perubahan tingkah

laku itu terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.

5) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Bahwa suatu proses belajar

tersebut meliputi perubahan tingkah laku.33

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Di dalam proses belajar mengajar di kelas siswa memiliki karakteristik

tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Faktor internal (faktor dari luar diri siswa), yakni keadanaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa. 32 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran..., h. 74 33 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. IV, h. 3-4

Page 28: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

22

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar

siswa.

c. Faktor pendekatan belajara (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.34

Jadi bila definisi hasil dan belajar dipadukan menjadi hasil belajar, maka

pengertian hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar

dalam mengikutu program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

ditetapkan.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi

menjadi dua bagian sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto

dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan, yaitu :35

a. Faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang belajar (faktor

intern), yang meliputi fakttor fisiologis (mencakup kondisi fisik dan

panca indera) dan faktor psikologis (mencakup minat, tingkat

kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif)

b. Faktor yang berasal dari luar diri orang yang belajar (faktor ekstern),

yang meliputi faktor instrumental (kurikulum, guru, sarana dan

fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan).

Para ahli psikologi kognitif juga memperhitungkan faktor eksternal dan

internal ini dalam mengembangkan teorinya. Mereka berpendapat bahwa kegiatan

belajar merupakan proses yang bersifat internal yang di pengaruhi oleh faktor-

faktor eksternal, antara lain metode pengajaran. Proses belajar tersebut

digambarkan pada bagan di bawah ini.

34 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007) Cet. 6, h. 144 35 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998) Cet. 14, h. 107

Page 29: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

23

Gambar 3. Faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi peristiwa belajar

Beberapa ahli pendidikan, antara lain J. Guilbert yang dikutip oleh

Soekidjo Notoatmodjo, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi

proses belajar ke dalam empat kelompok besar, yakni :

a. Faktor materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, belajar pengetahuan, dan belajar sikap atau keterampilan.

b. Faktor lingkungan yang dikelompokkan menjadi 2, yakni lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan lingkungan sosial, yakni manusia dengan segaa interaksinya serta reprensentasinya seperti keramaian atau kegaduhan.

c. Faktor instrumental yang terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum, pengajar atau fasilitator belajar, dan metode belajar mengajar.

d. Sektor individu subjek belajar yang dibedakan ke dalam kondisi fisiologi seperti kekurangan gizi dan kondisi panca indera, sedangkan kondisi psikologi, seperti intelegensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan dan motivasi.36

Pandangan yang beragam mengenai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas pada

intinya memiliki kesamaan yaitu, bahwa hasil belajar merupakan produk yang

36 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007) h. 49

Faktor Eksternal

Faktor Internal Fakta Informasi (Factual Information)

Keterampilan Intelektual (Intelectual Skill)

Strategi-strategi (Strategies)

Persentuhan Repetisi (repetition)

Penguat (Reinforcement)

Peristiwa Belajar

Page 30: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

24

dicapai setelah terjadinya proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal,

faktor eksternal, serta faktor pendekatan-pendekatan belajar yang keseluruhannya

saling mendukung dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang merupakan

titik puncak dari kegiatan belajar mengajar di kelas.

4. Teori-teori Belajar

Belajar adalah proses tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.

Proses perubahan tingkah laku atau proses belajar yang terjadi pada diri individu

itu merupakan proses internal psikologi yang tidak dapat diketahui secara nyata.

Oleh karena terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas

maka timbullah perbedaan pendapat di kalangan para ahli psikologi, sehingga

akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar.

Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Pendapat ahli

yang bersifat teoritis itu biasanya bersisi “konsep” (pengertian/defenisi) dan

“prinsip” (aplikasi konsep/cara-cara pelaksanaan konsep tersebut)

Teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli psikologi itu dapat

dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya;

Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi; Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa

Gesalt.37

a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Teori ini dikemukakan oleh ahli psikologi zaman filsafat seperti Plato, dan

Aristoteles.

Menurut teori ini jiwa manusia itu terdiri dari berbagai daya di mana

masing-masing daya itu mempunyai fungsinya sendiri. Daya jiwa tersebut adalah

daya ingatan, daya berfikir, daya fantasi dan lain sebagainya.

Belajar menurut teori ini ialah dengan mengasah/melatih daya-daya itu

agar berfungsi daya itu sudah tajam, maka daya jiwa itu dapat digunakan untuk

apa saja dalam hidup ini. 37 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmi Jaya, 1995), Cet. 3, h. 63

Page 31: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

25

Cara belajar dengan teori ini ialah : untuk mengasah/melatih daya berfikir

dilakukan dengan cara siswa disuruh mengerjakan soal-soal hitungan atau ilmu

pasti sebanyak-banyak setiap hari, sedangkan untuk melatih daya ingatan

dilakukan dengan cara siswa disuruh menghafal angka-angka, kata-kata yang

sedikitpun tidak mengandung arti. Dengan demikian tujuan belajar menurut teori

Ilmu Jiwa Daya ini bukan untuk menguasai materi pengetahuan yang diajarkan

tetapi untuk membentuk kemampuan daya jiwa agar dapat berfungsi secara tajam,

atau disebut dengan tujuan pembentukan formil.

b. Teori Belajar Menurut Jiwa Asosiasi

Ilmu jiwa asosiasi berpendirian bahwa keseluruhan itu merupakan

penjumlahan dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Teori-teori belajar

berdasarkan ilmu jiwa ini tampaknya lebih menekankan kepada segi hubungan

yang erat antara stimulus dan respon.

Menurut teori ilmu jiwa asosiasi, belajar itu diasosiakan dengan

memperkuat hubungan stimulus dengan respon.

Dalam aliran ini dikenal dua macam teori yaitu : teori Connectionisme

(Thordike) dan teori Conditioning. Teori Conditioning ada tiga macam, yakni :

teori Classical Conditioning dari Pavlon, teori Operant Conditioning dari Skinner

dan teori Conditioning dari Guthrie.

Keempat macam teori belajar intinya hampir sama yaitu menekankan pada

bagaimana upaya memperkuat hubungan stimulus-respon. Segi perbedaan dari

keempat teori tersebut terletak pada bentuk/macam cara yang disarankan oleh

masing-masing teori tersebut dalam upaya memperkuat terjadinya hubungan

stimulus dan respon.

c. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Jika dilihat dari latar belakang psikologinya ini berbeda dengan teori-teori

yang telah diuraikan terlebih dahulu. Teori ini berpendirian bahwa keseluruhan itu

lebih penting dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dan bahwa manusia itu

adalah organisme yang kreatif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu

bertindak atas berbagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar diri individu.

Page 32: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

26

Jadi manusia menurut pandangan ini bukan hanya mahluk reaksi yang

hanya berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya seperti

anggapan terori-teori terdahulu, akan tetapi reaksi manusia terhadap dunia luar itu

sangat tergantung bagaimana dia menerima rangsangan, bagaimana sifat

rangsangan dan bagaimana motif-motif yang ada pada dirinya.

Oleh karena itu menurut teori ilmu Gestalt belajar itu bukan hanya sekedar

proses asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperkuat dengan koneksi-

koneksi atau conditioning dengan melalui latihan-latihan atau ulangan-ulangan,

akan tetapi menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada pemahaman (insight). Jadi

seseorang belajar jika dia membuat insight, dan insight itu diperoleh jika ia dapat

melihat hubungan tertentu antara berbagai hal dalam situasi atau masalah yang

dipelajari. Sehingga ia memahami sangkut pautnya dan mengerti maknanya. Dan

insight akan dapat diperoleh jika orang yang belajar mau/mencoba memahami dan

memperoleh kejelasan mengenai konsep masalah yang dipelajari. Menururt

psikologi Gestalt, mengetahui kejelasan atau memahami makna masalah (insight)

yang dipelajari atau diamati dalam situasi belajar seseorang dari pada dengan

memberikan ganjaran atau hukuman.

Dengan demikian, cara belajar menurut teori Gestalt itu harus dilakukan

dengan sadar dan bertujuan memperoleh insight (pemahaman) tentang masalah

yang dipelajari dalam proses belajar memperolh insight itu memang tidak mudah,

ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya insight, yaitu :

a. Kesanggupan atau kemampuan intelegensi individu b. Pengalaman seseorang dalam bidang yang dipelajari/bahan apresiasi c. Taraf kompleksitas suatu masalah, makin komplek masalahnya makin

rumit dan sulit untuk memperoleh insight d. Latihan, dengan sering berlatih dapat mempertinggi kesanggupan

memperoleh insight e. Trial and error, karena struktur masalahnya tidak pernah segera dapat

diketahui, maka perlu mencoba kembali sampai akhirnya dapat dipahami dengan jelas hubungan berbagai unsur dalam masalah tersebut.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah teori belajar menurut ilmu

Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh penguasaan pengetahuan yang

bersifat pemahaman, analisis sintesis dan evaluasi, juga teori ini akhirnya

Page 33: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

27

diharapkan dapat mencapai tujuan pembentukan kemampuan problem solving,

agar siswa kelak mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dengan baik.

Beberapa prinsip belajar yang penting diperhatikan menurut teori belajar

ilmu jiwa Gestalt ini, yakni :

a. Manusia bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.

b. Belajar adalah penyesuaian diri dari lingkungan. Seseorang belajar jika ia berbuat dan bertindak sesuai dengan apa yang dipelajarinya

c. Manusia berkembang secara keseluruhan dari sejak masa fetus sampai masa dewasa. Dalam setiap fase perkembangan manusia senantiasa lengkap yang berkembang segala aspeknya.

d. Belajar adalah perkembangan kearah differensiasi yang lebih luas e. Belajar hanya akan berhasil jika tercapai kematangan untuk memperoleh

insight f. Belajar tidak mungkin terjadi tanpa adanya kemauan dan motivasi untuk

belajar g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan yang mengandung arti bagi individu h. Dalam proses belajar anak itu harus senantiasi merupakan organisme yang

aktif, bukan ibarat suatu bejana yang harus diisi.38

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dilihat dari prilakunya baik

prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir atau

keterampilan motorik, hampir sebagian besar dari kegiatan atau prilaku yang

diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat

dilihat dari penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat

penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut disekolah

dilambangkannya dengan angka-angka atau hurup.

Seperti halnya pada kecerdasan, hasil belajar juga dapat diukur. Alat untuk

mengukur hasil belajar disebut tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan

istilah tes pencapaian (achievement test), yakni test yang biasa digunakan untuk

mengungkap pencapaian atau prestasi belajar.39

38 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. 3, h. 73-74 39 Anas Sudijono, Penggantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. 3, h. 28

Page 34: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

28

5. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah

memperdayakan siswa agar memiliki kecakapan berfikir, membentuk warga

negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah

yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsep-

konsep IPS.

Ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial itu merupakan bagian dari

kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi meteri cabang-cabang ilmu-ilmu

sosial; sosiolosgi, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi

sosial.

IPS adalah “integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti :

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.”40

Kurikulum 2004 Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan IPS

merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan

dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakat,

bangsa , dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat

dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.41

Dengan demikian penulis menarik kesimpulan bahwa pada hakekatnya

pembelajaran IPS berupaya memberikan pengetahuan dengan memanfaatkan

ilmu-ilmu sosial berarti siswa mempelajari fakta, konsep, dan prinsip-prinsip yang

terdapat dan terjadi dalam kehidupan masyarakat baik di dalam maupun di luar

lingkungan tempat tinggalnya. Kemudian dihararapkan siswa dapat dengan mudah

melihat, menganalisa, dan memahami gejala-gejala kemayarakatan dan masalah-

masalah sosial yang kompleks, saling berhubungan dan pengaruh mempengaruhi

antara unsur yang satu dengan yang lain.

Adapun tujuan umum pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah

memperdayakan siswa agar memiliki kecakapan berfikir, membentuk warga

negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah

40 Admin. 2008. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu SMP/MTs. (Model IPS), diambil pada 13 juni 2009 dari http://mgmpips.wordpress.com, h. 1 41 Kurikulum 2004, Kerangka Dasar Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2003, h. 1

Page 35: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

29

yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsep-

konsep IPS.

National Council for the Social Studies (NCSS) menyebutkan bahwa

tujuan studies (IPS) adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk

membuat keputusan yang rasional sebagai warga negara dengan kultur yang

beragam, dan masyarakat demokrasi di dunia yang saling ketergantungan.42

Awan Mutakin (1998) menyatakan bahwa tujuan utama IPS ialah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat.43

Pengetahuan sosial di SMP dan MTs mempunyai tujuan dan fungsi

sebagai berikut :44

a. Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, kegeografian,

keekonomian, dan kewarganegaraan.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir, inquiri, pemecahan masalah, dan

keterampilan sosial.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

d. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerja sama dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala

internasional.

Pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai,

sikap, dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan.

42 S. Eko Putro Widoyoko, Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS di SMP, diambil pada 13 Juni 2009 dari http://www.suwenda.googlepages.com/060-model-ips-terpadu.pdf, h.5 43 Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, diambil pada 13 Desember 2008 dari http://akhmadsudrajatfiles.wordpress.com/2008-model-IPS-Terpadu-SMP.pdf, h. 5 44 Kurikulum 2004. Kerangka Dasar Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2003.

Page 36: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

30

Menurut Zamroni arah pengajaran ilmu-ilmu sosial adalah

mengembangkan kemampuan berfikir kritis (critical thinking) dan kesadaran serta

komitmen siswa terhadap perkembangan masyarakat.45

Sarifudin menyatakan bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan sikap dan keterampilan sosial (sosial skill).46

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPS mempunyai tujuan untuk mengembangkan kecakapan akademik

(academic skill), kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social

skill) siswa. Kecakapan akademi merupakan kecakapan untuk menguasai berbagai

konsep dasar dalam ilmu-ilmu sosial yang menjadi sumber pembelajaran IPS.

Kecakapan personal (personal skill) merupakan kecakapan yang diperlukaan agar

siswa dapat eksis dan mampu mengambil peluamg yang positif dalam kondsi

kehidupan yang berubah dengan sangat cepat. Kecakapan personal tersebut

diantaranya kecakapan berfikir kritis dan kecakapan memecahkan masalah.

Kecakapan sosial merupakan kecakapan yang dibutuhkan untuk hidup dalam

masyarakat yang multi kultur, masyarakat yang demokratis dan masyarakat global

yang penuh persaingan dan tantangan. Kecakapan kecakapan sosial meliputi

kecakapan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dan kecakapan

bekerjasama dengan orang lain, baik kelompok kecil maupun kelompok besar.

Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi pendidikan

dasar dan menengah menyebutkan bahwa mata pelajaran IPS di SMP secara rinci

memiliki 4 tujuan :

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

45 S. Eko Putro Widyoko, Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS di SMP, diambil pada 13 Juni 2009 dari http://www.suwenda.googlepages.com/060-model-ips-terpadu.pdf 46 S. Eko Putro Widyoko, Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS di SMP, diambil pada 13 Juni 2009 dari http://www.suwenda.googlepages.com/060-model-ips-terpadu.pdf

Page 37: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

31

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi

dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

Keempat kecakapan tersebut pada dasarnya untuk membentuk dan

mengembangkan 3 kecakapan peserta didik, yaitu kecakapan akademik,

kecakapan personal, kecakapan sosial. Kecakapan akademik dijabarkan lebih

rinci dalam tujuan pertama, yaitu memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis

dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial serta memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan. Sedangkan kecakapan sosial diuraikan lebih rinci dalam

tujuan yang keempat, yaitu siswa diharapkan memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang

majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk “mengembangkan

kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun

sebagai budaya”.

Secara sederhana ini berarti, pengajaran IPS dilakukan terhadap siswa

adalah untuk dapat memahami bahwa masyarakat itu merupakan suatu kesatuan

(system) yang permasalahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan

pendekatan-pendekatan indisipliner, yaitu pendekatan yang komperhensif dari

sudut ilmu hukum, ilmu politik, ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah,

antropologi, dan sebagainya.

Maka dalam hal ini peneliti akan mencoba melakukan penelitian untuk

mendapatkan data empiris tes hasil belajar IPS di SMP Al-Ihsan.

Page 38: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

32

C. Kerangka Pemikiran Sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peran yang cukup

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa yang memiliki sikap positif

dan motivasi memiliki peluang yang lebih untuk mencapai prestasi belajar yang

lebih baik dari pada siswa yang memiliki sikap yang negatif. Sikap merupakan

penentu yang penting bagi perilaku. Ketika pembelajaran dirancang lebih

menarik, belajar menjadi lebih mudah, lebih cepat dan prestasi menjadi lebih

tinggi.

Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap

keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah satu indikator kualitas

pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari para siswa.

Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya semangat maupun

motivasi belajar dari para siswa. Motivasi belajar memegang peranan yang

penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga

siswa yang mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan belajar pada akhirnya akan memperoleh prestasi yang lebih baik.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan

satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar

menunju pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi

interaksi siswa guru, dan siswa-siswa pada saat pengajaran berlangsung. Inilah

makna belajar dan mengajar sebagai suatu proses.

Hasil belajar sikap nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, dan

perubahan perasaan. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses

belajar.

Perlu diingat kembali bahwa sikap lebih dipandang sebagai hasil dari

proses belajar, interaksi dan sosialisasi dari pada sebagai hasil perkembangan atau

Page 39: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

33

suatu yang diturunkan. Hal ini berarti bahwa sikap diperoleh melalui interaksi

dengan objek sosial atau peristiwa sosial, di mana sebagian hasil belajar, sikap

dapat diubah atau dikembalikan seperti semula, walaupun memerlukan waktu

yang cukup lama. Mari lihat bagan di bawah ini :

Gambar 4. Bagan Persepsi (dikutip dai Mar’at, 1982, hlm 23; dengan perubahan)

Bagan di atas menjelaskan, faktor intern dan ektern akan mempengaruhi

sikap siswa terhadap objek. Objek sikap (pembelajaran IPS) akan dipersepsi oleh

siswa, dalam mempersepsi pembelajaran IPS akan dipengaruhi oleh pengetahuan,

pengalaman, media massa, kebudayaan, pendidikan, hal ini berkaitan dengan segi

kognitif. Afeksi akan mengiring hasil kognisi terhadap objek sikap (pembelajaran

IPS) sebagai aspek evaluatif, yang dapat bersifat positif atau negatif. Hasil

evaluasi aspek afeksi akan mengait segi konasi, yaitu merupakan kesiapan untuk

bertindak, kesiapan untuk berprilaku. Kemudian keadaan lingkungan akan

memberikan pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang

bersangkutan.

Dari paparan di atas, bahwa afektif pada diri siswa besar peranannya

dalam pendidikan, dan karenanya tidak dapat diabaikan begitu saja. Pengukuran

terhadap ini amat berguna dan lebih dari itu kita harus memanfaatkan pengetahuan

kita mengenai karakteristik-karakteristik afektif siswa untuk mencapai tujuannya.

Jadi dalam pandangan siswa, guru mempunyai wibawa dan harus ditiru sebagai

Senang/tak senang Kecenderungan bertindak

Keyakinan Proses Belajar Cakrawala Pengalaman Pengetahuan

Persepsi

Objek Sikap Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh

Kognisi

Afeksi

Konasi

Sikap

Kepribadian

Evaluasi

Page 40: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

34

figur yang menarik perhatiannya. Hal ini merupakan penghargaan yang diberikan

terhadap jasa guru yang banyak mendidik umat manusia.

.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka sebagaimana telah dipaparkan, maka yang

dihipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesa Nol (Ho) : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap

siswa terhadap guru dengan hasil belajar IPS Ekonomi.

Hipotesa Alternatif (Ha) : terdapat hubungan yang signifikan antara sikap

siswa terhadap guru dengan hasil belajar IPS Ekonomi.

Page 41: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap siswa terhadap guru

dengan hasil belajar IPS.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian adalah SMP Al-Ihsan kebon

kacang Jakarta-pusat, selama 2 bulan yaitu dari bulan november sampai bulan

desember 2008. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2008/2009 di

SMP Al-Ihsan

C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik penelitian yang

digunakan adalah teknik korelasi. Dalam penelitian ini dilakukan dengan

melakukan penyebaran pertanyaan obyektif dan pernyataan sikap. Sedangkan

dalam teknik korelasi adalah teknik analisa statistik mengenai hubungan antara

dua variabel atau lebih1.

D. Populasi dan Sampel Berkaitan dengan penelitian ini, populasi dan sampel yang penulis pilih

adalah:

1. Populasi Target

Seluruh siswa SMP Islam Al-Ihsan Jakarta Pusat.

2. Populasi Terjangkau

Seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP Al-Ihsan kebon kacang

Jakarta-Pusat tahun ajaran 2008/2009.

1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. II, Hlm. 175

Page 42: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

36

3. Sampel

Sampel penelitian ini adalah dua kelas VII semester 1, yaitu kelas VII-1

dan kelas VII-2

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap guru dan

variabel terikat adalah hasil belajar IPS.

2. Sumber Data

Drai penelitin ini akan diperoleh data berupa skor hasil belajar IPS siswa

yang diperoleh dari tes hasil IPS.

F. Instrumen Pengumpulan Data Adapun penilaian pada aspek afektif dengan menggunakan angket skala

sikap. Yang terdiri dari beberapa pernyataan yang harus dijawab oleh siswa dan

sifatnya tertutup yang bertujuan untuk memperoleh data tentang bagaimana siswa

terhadap guru. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah penyebaran angket skala sikap. Skala sikap yang digunakan adalah skala

likert, yang terdiri dari 5 option, yaitu:

Tabel 1

Daftar Nilai Skala Likert2

No Pilihan Nilai

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu-ragu 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

2 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003) h. 105

Page 43: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

37

Pemberian angket ini dilaksanakan sebelum dan setelah pembelajaran

selesai dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang sikap siswa terhadap

guru. Untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti menggunakan instrumen

angket berjumlah 25 butir pernyataan.

Instrumen tes hasil belajar sebelum diberikan sampel, soal tersebut terlebih

dahulu diuji cobakan kepada siswa kelas VII SMP Al-Ihsan Jakarta Pusat. Uji

coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi

persyaratan seperti uji validitas dan reliabilitas.

1. Variabel X (sikap Siswa)

a. Definisi koseptual

Sikap siswa adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakukan sesuatu

respon, reaksi ataupun suatu tindakan dengan cara tertentu terhadap suatu

objek tertentu. Sikap secara umum mengandung tiga komponen utama,

yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

b. Definisi operasional

Sikap siswa terhadap guru adalah perubahan prilaku siswa melalui

interaksi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu perubahan prilaku

siswa merupakan tujuan akhir dari pendidikan. Maka pada hakekatnya

tidak ada pendidikan atau pendidikan yang dilaksanakan tidak berhasil.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Sikap Siswa Terhadap Guru (X)

Aspek yang diukur Aspek yang diukur

Jumlah Kognisi Afeksi Konasi

Sikap siswa terhadap guru

1, 2, 3,

4

5, 6, 7,

8. 9. 10

11, 12,

13, 14,

15, 16,

17, 18,

19, 20,

21, 22,

23, 24,

25

Jumlah 4 6 15 25

Page 44: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

38

Instrumen sikap siswa (x) menggunakan konstruk. Validitas konstruk

adalah suatu tes dimana butir soal tersebut membangun setiap aspek berfikir3.

Pengajuan kevalidan dilakukan yang hampir sama dengan menguji kevalidan isi.

Perbedaannya terletak pada acuan butir-butir soal itu yaitu bangun konsep jabaran

atau faktor-faktor.

Selain harus memenuhi syarat validitas, sebuah tes juga harus memiliki

realibilitas artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Dapat dihitung

menggunakan rumus Formula Spearman Brown.

Instrumen sikap siswa yang diujikan kepada siswa yaitu sebanyak 25 butir

pernyataan yang dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4

Rumus Formula Spearman Brown

Keterangan :

rxx1 = Koefisiensi reliabilitas

rY1Y2 = Koefisiensi korelasi antara skor belahan Y1 dan belahan Y2

2. Variabel Y (hasil belajar)

Tes tertulis ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang

pembelajaran IPS. Kisi-kisi untuk soal dibuat berdasarkan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) disesuaikan dengan standar kompetensi pelajaran IPS

kelas VII dan tahap penjabaran konsep untuk menjadi buti-butir soal

memperhatikan ranah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3).

Instrumen tes yang duiujikan kepada siswa yaitu sebanyak 25 butir pilihan ganda

yang dapat dilihat pada lampiran 6.

3 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)

=2( )1 +

Page 45: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

39

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di

dalam diri seseorang setelah berakhirnya aktifitas belajar. Perubahan yang

dicapai dalam hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik

b. Definisi Operasional

Secara operasional hasil belajar siswa adalah pada mata pelajaran IPS

didefinisikan sebagai keberhasilan siswa dalam belajar IPS yang

dinyatakan dengan nilai. Sebagai tolok ukur dari variabel ini diambil data

dari nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPS.

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Standar kompetensi/

kompetensi dasar indikator

Tingkat

pengetahuan

dan nomor

butir

Jumlah

C1 C2 C3

Kemampuan memahami manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi dalam kaitannya dengan usaha memenuhi kebutuhan hidup dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia

Mendefinisikan hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral

Mendeskripsikan perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup

1,2 3,4 5 5

Kemampuan mensintesis hubungan antara kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

Menggolongkan berbagai kebutuhan hidup manusia

Menguraikan pemanfatan sumber daya yang langka dalam upaya memenuhi kebutuhan

6,7,

9,

11,

12,

13,

23,

8,

10,

22,

24,

25

14

Page 46: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

40

14,

15

Kemampuan menerapkn tindakan ekonomi berdasarkan motif dn prinsip ekonomi

Mengidentifikasi tindakan ekonomi dalam berbagai kegiataan sehari-hari

Mengidentifikasi motif ekonomi dari suatu tindakan ekonomi

Mengidentifikasi prinsip ekonomi

16,

18

20,

21

17,

19 6

Total 12 7 6 25

a. Validitas

Pengujian validitas instrumen ini menggunakan uji validitas butir dengan

menggunakan rumus point biserial corelation4.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rpbi Mp Mt Mi SDt p q

= = = = = = =

Koefisien korelasi biserial Mean skor dari testee yang menjawab betul item yang dicari Mean skor dari testee yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes Mean skor total Standar deviasi dari skor total Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya Proporsi testee yng menjawab salah thadap butir item ang sedang diuji validitas itemnya rpbi dibandingkan rtabel product moment yaitu 0,641. Jika hasil

perhitungan rpbi lebih besar atau sama dengan rtabel. Maka soal tersebut

dinyatakan valid, jika hasil perhitungan rpbi lebih kecil dari pada rtabel

4 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan ..., Hlm. 254-246

=

Page 47: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

41

mak soal tersebut dinyatakan tidak valid, selanjutnya setelah dilakukan

perhitungan uji validitas instrumen tes sebanyak 25 item, diperoleh 18

butir item yang valid dan 7 butir item yang tidak valid dapat dilihat pada

lampiran 8.

b. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen hasil belajar IPS pada penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus Kuder Richardsin (KR-20).

Teknik yang digunakan dalam menentukan derajat reliabilitas (RII)

instrumen dengan rumus KR-20, sebagai berikut :

Di mana :

r11 = Koefisiensi reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item

1 = Bilangan konstan

S12 = Variasi total

p1 = Proporsi testee yang menjawab dengan butir item yang bersangkutan

q1 = Proporsi testee yang jawabannya salah, atau q1=1-p1

∑piqi = Jumlah dari hasil peralian antara pi dengan qi

Adapun kriteria pengujiannya:

0.81 - 1.00 = Sangat tinggi

0.61 - 0.80 = Tinggi

0.41 - 0.60 = Sedang

0.21 - 0.40 = Rendah

<0.21 = Sangat rendah

Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap 18 butir soal yang

valid, diperoleh reliabilitasnya 1,02 (lampiran 9) kemudian dikonsultasikan pada

koofesien reliabilitas sebesar 0,81, maka termasuk kategori reliabiltas yang sangat

tinggi.

= (( − 1)

)(−∑

)

Page 48: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

42

G. Tehnik Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan yaitu dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan uji kenormalan yang dikenal dengan uji liliefors.

Keterangan :

Lhitung = Harga mutlak terbesar

F(Zi) = Peluang angka baku S(Zi) = Proporsi angka baku

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan yaitu uji Fisher. Adapun

rumus yang digunakan adalah :

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menghitung koefisiensi korelasi antara variabel X dan Y dengan menggunakan product moment.

a. Perhitugan koefisiensi korelasi

Tujuan dari korelasi adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

antara variabel X dengan variabel Y. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut :

Lhitung = F(Zi) – S(Zi)

= =∑ − (∑ )

( − 1)

Page 49: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

43

a) Membuat tabel

b) Mencari indeks korelasi “r” dengan menggunakan korelasi product

moment dari Person :

Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria

pengujian sebagai berikut :

Jika rhitung < rtabel, maka Ho diterima

Jika rhitung > rtabel, maka Ho ditolak

Sedangkan untuk mengetahui tingkat korelasi antara sikap siswa terhadap

guru dengan hasil belajar siswa mengacu pada interpretasi secara sederhana

terhadap angka indeks korelasi “r” product moment. Anas Sudijono dalam

bukunya Pengantar Statistik Pendidikan membagi kriteria korelasi koefisiensi

sebagai berikut5 :

5 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. II, Hlm. 180

= ∑ − (∑ )(∑ )

[ ∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]

Page 50: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

44

Tabel 4

Interpretasi Korelasi “r”

Product Moment

Besarnya “r”

Product Moment (rxy) Interprestasi

0,00 - 0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi akan

tapi korelasi itu sangat lemah dan sangat rendah sehingga

korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y)

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau

rendah

0,40 - 0,70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau

cukupan

0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau

tinggi

0,90 - 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat

atau sangat tinggi

4. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk mengetahui keberartian hubungan antara

variabel X dan variabel Y, uji signifikansi ini dengan menggunakan uji t dengan

rumus sebagai berikut :

t = angka indeks signifikansi

r = angka indeks korelasi variabel X dan variabel Y

n = jumlah sampel

Kemudian mencari taraf signifikansi korelasi 0,05

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak

= √ − 2

1 −

Page 51: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

45

5. Koefisiensi Determinasi

Koefisiensi determinaai digunakan untuk mengatakan besar kecilnya

kontribusi variabel X dan variabel Y. Koefisiensi determinasi dinyatakan dengan

rumus:

KD =(rxy)2 x 100%

Page 52: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Al-Ihsan

1. Sejarah Berdirinya SMP Al-Ihsan

SMP Al-Ihsan terletak dijalan Kebon Kacang IX/57, kelurahan Kebon

Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota administrasi Jakarta Pusat. Yang berdiri

pada tanggal 1 Juni 1984, di atas tanah seluas 500 m2. Sekolah Menengah Pertama

Islam Al-Ihsan terletak di pusat kota yang menjadikannya memiliki kekuatan dan

kelemahan.

Kekuatannya adalah SMP Al-Ihsan mudah dijangkau karena tersedia

angkutan umum ke berbagai wilayah dan daerah, secara administratif dekat

dengan pusat pemerintahan, perekonomian dan bisnis.

Namun kelebihan ini membawa dampak kurang baik bagi perkembangan

SMP Al-Ihsan. SMP Islam Al-Ihsan terletak jauh dari pemukiman penduduk,

lingkungan terlalu ramai oleh pasar dan kegiatan ekonomi, dan bisnis sehingga

menyebebkan kondisi belajar mengajar kurang kondusif, lokasinya yang

berdekatan dengan pusat ekonomi dan bisnis menjadikannya sulit

mengembangkan area. Sebaliknya justru akan mempersempit lahan yang

dimilikinya, karena pelebaran jalan, pembuatan saluran air trotoar, jalur hijau, dan

fasilitas umum lainnya.

Dan di sekitarnya terdapat beberapa lembaga pendidikan islam lainnya

seper

1) SMP Islam Said Naum, di jalan KH. Mas Mansyur

2) SMP Islam Jamiat Kheir, di jalan KH. Mas Mansyur

3) SMP Muhammadiyah, di jalan KH. Mas Mansyur

Ketiga sekolah ini berjarak kurang lebih antara 400 s/d 600 meter dari

SMP Al-Ihsan.

Page 53: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

47

2. Keadaan Guru dan Peserta Didik

Guru adalah sumber daya pendidikan yang berkewajiban memberi

ilmunya kepada peserta didik. Selain itu guru menjadi tauladan yang baik bagi

pesertaa didiknya.

Jumlah guru di SMP Al-Ihsan dari tahun ketahun mengalami perubahan

sesuai dengan bertambahnya jumlah pesertaa didik. Berdasarkan data yang

diperoleh penulis keadaan guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5

Keadaan Guru SMP Al-Ihsan

No Tingkat Jumlah

1 S1 13

2 D3 2

Total 15

Dari tabel di atas latar belakang pendidikan guru SMP Al-Ihsan berbeda-

beda, 80% dari bidang pendidikan dan 20% dari umum. Faktor pesertaa didik juga

merupakan faktor yang sangat penting untuk berlangsungnya proses belajar

mengajar di sekolah. Peserta didik yang belajar di SMP Al-Ihsan berdasarkan data

yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6

Keadaan Siswa SMP Al-Ihsan 3 tahun terakhir

TAHUN

AJARAN

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH

2007/2008 76 60 31 167

2008/2009 79 32 30 141

2009/2010 35 55 52 142

Jika kita perhatikan tabel terebut secara akumulatif jumlah siswa selama

tiga tahun terakhir memang mengalami peningkatan, tetapi jika kita lihat lebih

Page 54: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

48

teliti, antara tahun ajaran 2007/2008 dengan tahun ajaran 2008/2009 penerimaan

siswa baru menurun dengan drastis. Hal ini disebabkan pada tahun 2005/2006

daya tampung sekolah-sekolah negeri dan sekolah swasta sejenis mengalami

peningkatan karena pemerintah memberikan bantuan pembangunan kelas baru

kepada sekolah-sekolah, maka banyak siswa lebih memilih untuk masuk

kesekolah negeri daripada ke SMP Al-Ihsan. Selain itu juga lokasi sekolah yang

berada di pusat kota dan terletak jauh dari pemukiman penduduk menjadikan SMP

Al-Ihsan kurang dikenal oleh masyarakat. Maka sejak tahun ajaran 2005/2006

sekolah mulai mengadakan pendekatan lagi kepada masyarakat dengan cara

memasang spanduk-spanduk dan menyebarkan brosur-brosur informasi sekolah.

3. Visi dan Misi Sekolah

Visi :

Menjadi sekolah yang diunggulkan dan dikenal masyarakat sebagai

sekolah yang berprestasi, menciptakan manusia yang beriman dan

berguna, berwawasan IPTEK dan profesional dalam proses pendidikan.

Misi :

- Melayani kegiatan belajar mengajar secara nasional

- Memberikan siswa pengalaman dan pelatihan dalam upaya

meningkatkan kecerdasan dan pelatihan dan memberikan bekal

pendidikan dasar untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya.

Page 55: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

49

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Adapun fasilitas yang dimiliki SMP Al-Ihsan berdasarkan data yang dapat

diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 7

Sarana dan prasarana SMP Al-Ihsan

No Jenis Sarana dan Prasara Jumlah

1 Ruang kantor kepala sekolah 1

2 Ruang wakil kepala sekolah 1

3 Ruang guru 1

4 Ruang kelas 16

5 Kantin 1

6 Masjid 1

7 Lb komputer 1

8 Lab bahasa 1

9 Komputer 20

10 Tape recorder 1

11 WC Guru 1

12 WC Putra 1

13 WC Putri 1

Page 56: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

50

5. Struktur Organisasi

Di bawah ini dikemukakan struktur organisasi SMP Al-Ihsan sebagai berikut :

Page 57: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

51

B. Deskripsi Data

Pada pengumpulan data sikap siswa terhadap guru, penulis menggunakan

kuesioner yang disusun berdasarkan indikator sikap siswa. 1. Deskripsi Data Sikap Siswa Terhadap Guru

Dari hasil perhitungan data penelitian sikap siswa terhadap guru dengan

nilai tertinggi 110 dan nilai terendah 761. Nilai rata-rata sebesar 97,2, median

88,2, dan modus sebesar 99,52.

Untuk lebih jelasnya deskripsi data sikap siswa terhadap guru ditunjukkan

dalam tabel 4 : Distribusi Frekuensi Relatif / Distribusi Frekuensi Persentase, dan

gambar 5 : Grafik Histogram di bawah ini sebagai berikut :

Gambar 5: Grafik Histogram Sikap Siswa

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Relatif / Persentase Sikap Siswa

No Interval Kelas Frekuensi F Relatif (%) 1 106-110 6 15 2 101-105 8 20 3 96-100 9 22,5 4 91-95 11 27,5 5 86-90 2 5 6 81-85 3 7,5 7 76-80 1 2,5 N = 40 100%

1 Lihat lampiran 11, h. 77 2 Lihat lampiran 12, h. 78

0

2

4

6

8

10

12

83.5 88.5 93.5 98.5 103.5 108.5

Nilai tengah

Frekuensi

Page 58: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

52

Bila diinterpretasikan maka skor yang berada di dalam nilai 91-95

merupakan skor yang paling banyak diperoleh oleh siswa yaitu sebanyak 27,5%.

Rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 97,2, dengan demikian skor-skor yang

berada di dalam interval 96-110 termasuk rata-rata.

Berdasarkan tabel 7 dan grafik histogram diatas, terlihat sebanyak 15%

sampel yang mendapat skor 76-90, sedangkan yang mendapatkan skor antara 91-

100 sebanyak 50%, dan hanya 35% sampel yang memperoleh skor 92-102,

dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap siswa terhadap guru baik.

2. Deskripsi Data Tes Hasil Belajar IPS Ekonomi

Dari hasil perhitungan data penelitian tes hasil belajar pada mata pelajaran

IPS Ekonomi dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 40. Nilai rata-rata

sebesar 59,6, median sebesar 80,5, dan modus sebesar 583.

Untuk lebih jelasnya deskripsi data tes hasil belajar siswa ditunjukan

dalam Tabel 8. Distribusi Frekuensi Relatif / Distribusi Frekuensi Persentase dan

Gambar 4 Grafik Histogram di bawah ini :

Gambar 6 Grafik Histogram Hasil Belajar IPS Ekonomi

3 Lihat lampiran 14, h. 80

0

2

4

6

8

10

12

14

16

42.5 47.5 52.5 58.5 63.5 68.5 73.5 78.5 83.5 88.5

frekuensi

Nilai tengah

Page 59: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

53

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Relatif / Persentase Hasil Belajar Siswa

Bila diinterpretasikan maka skor yang berada di dalam nilai 56 - 60

merupakan skor yang paling banyak diperoleh oleh siswa sebanyak 39%, rata-rata

yang diperoleh siswa yaitu 40 – 55 sebanyak 27,5%, dengan demikian skor-skor

yang berada di dalam nilai 60-90 sebanyak 26% termasuk skor di atas rata-rata.

C. Analisa Data 1. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu pemeriksaan terlebih dahulu

terhadap data penelitian, seperti uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun

persyaratan analisis data yang perlu dipenuhi dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Uji Normalitas a) Uji normalitas sikap siswa terhadap guru (X)

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors untuk menguji

signifikansi normalitas distribusi, pada taraf signifikansi 5%. Adapun kriterianya

sebagai berikut :

Lhit < Ltab ; data berdistribusi normal

Lhit > Ltab ; data berdistribusi tidak normal

No Nilai (Y) Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 1 86 - 90 1 2,5 2 81 – 85 1 2,5 3 76 – 80 3 7,5 4 71 - 75 2 5 5 66 – 70 3 7,5 6 61 – 65 4 1 7 56 – 60 15 39 8 50 – 55 3 7,5 9 45 - 49 3 7,5

10 40 - 44 5 12,5 N = 40 100 %

Page 60: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

54

Uji normalitas untuk sikap siswa terhadap guru4, perhitungan dan hasilnya

sebagai berikut :

Tabel 10

Hasil Uji Normalitas Untuk Variabel Sikap Siswa Terhadap Guru

Variabel Jumlah sampel Lhit Ltab

Kesimpulan Data

Sikap siswa terhadap guru 40 0,7794 1,031 Normal

b) Uji normalitas hasil belajar IPS Ekonomi (Y) Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji liliefors untuk

menguji signifikansi 5%, adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut :

Lhit < Ltab ; data berdistribusi normal

Lhit > Ltab ; data berdistribusi tidak normal

Uji normalitas untuk hasil belajar IPS Ekonomi perhitungan dan hasilnya

sebagai berikut5.

Tabel 11

Hasil Uji Normalitas Untuk Variabel hasil Belajar IPS EKonomi

Variabel Jumlah sampel Lhit Ltab

Kesimpulan Data

Hasil belajar IPS Ekonomi 40 0,4849 1,031 Normal

Catatan: Dari tabel uji normalitas di atas, didapat Lhit diperoleh dari nilai (F(Zi) –

S(Zi) data sikap yang memiliki nilai terbesar = 0, 7794 dan data hasil

belajar yang memiliki nilai terbesar = 0,4849. Karena Lo < Lt (0,7794 <

1,031) dan 0,4849 < 1,031) dengan n = 40 dan taraf nyata 0,01 serta tabel

Liliefors maka Ltab = 1,031 yang nilainya lebih besar dari Lhit, maka dapat

disimpulkan bahwa populasi tersebut berdistribusi normal

4 Lihat lampiran 16, h. 82 5 Lihat Lampiran 17, h. 83

Page 61: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

55

2) Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan dua varian

dari variabel sikap siswa dengan hasil belajar. Uji ini dilakukan dengan uji fisher

pada taraf signifikansi sebesar 0,05.

Kriteria pengujian :

Bila fhit < ftab, maka Ho diterima ; berarti kedua data homogen

Bila fhit > ftab, maka Ho ditolak ; berarti kedua data tidak homogen

Uji homogenitas kedua varian perhitungan terlampir6, dengan hasil sebagai

berikut :

Tabel 12

Hasil Uji Homogenitas Dua Varian

Varian terbesar Varian terkecil Lhit Ltab Kesimpulan

Data 26,46 64,67 2,444 1,735 homogen

Sampel data dengan variansi terbesar 64,67, dan variansi terkecil 26,46 di

dapat Fhitung > Ftabel (64,67 > 1,735) artinya Ho diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variansi kedua sampel tersebut homogen.

2. Pengujian hipotesis

Setelah mengetahui hasil pengujian prasyarat analisa data, selanjutnya

analisis diarahkan pada upaya mengukur ada tidaknya kaitan antara sikap siswa

terhadap guru dengan hasil belajar IPS Ekonomi, dengan demikian, penelitian ini

dilakukan untuk membuktikan betapa besar hubungan antara variabel X dan

variabel Y. Adapun langkah yang ditempuh dijabarkan sebagai berikut :

1) Uji korelasi

Berdasarkan perhitungan nilai koefisiensi korelasi antara sikap siswa

terhadap guru dengan hasil belajar IPS Ekonomi kelas VII SMP Al-Ihsan Jakarta

6 Lihat lampiran 22, h. 88

Page 62: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

56

Pusat yang dilakukan dengan perhitungan koefisiensi korelasi dengan

mengunakan rumus korlasi product moment. Dengan perhitungan terlampir7 dan

hasil sebagai berikut :

Tabel 13

Hasil Koefisiensi Korelasi

df rhit Rtab Kesimpulan Data 5% 1% 40 0,641 0,304 0,393 Ha Diterima

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rhit > rtab, maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis alternatif dapat diterima atau disetujui terbukti kebenarannya dan

hipotesis nihil ditolak. Dengan demikian adanya korelasi positif yang signifikan

antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil belajar IPS Ekonomi.

2) Uji signifikansi

Untuk mengetahui keberartian hubungan dapat diketahui dengan

menggunakan uji t yang dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Rumusnya dapat

dilihat seperti di bawah ini :

Dengan kriteria sebagai berikut :

thit < ttab : Ha diterima

thit > ttab : Ha ditolak

7 Lihat Lampiran 24, h. 90

= √ − 2

1−

Page 63: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

57

Perhitungan terlampir dengan hasil sebagai berikut8.

Tabel 14

Hasil Signifikansi

5% 1% df thit ttab Kesimpulan 40 5,147 2,02 2,71 Ha Diterima

Dari hasil penghitungan diperoleh thitung (5,147) > ttabel (2,02), dengan

demikian hipotesa nihil tidak disetujui yang menyatakan ada hubungan antara

sikap siswa yang signifikan dengan hasil belajar sebaliknya hipotesa alternatif

diterima Berarti antara kedua variabel terdapat korelasi positif yang signifikan

antara sikap siswa trhadap guru dengan hasil belajar IPS ekonomi.

3) Uji koefisien determinasi

Perhitungan ini dimanfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X

terhadap variabel Y, rumusnya sebagai berikut :

Koefisiensi determinasi merupakan langkah akhir dari analisis data

penelitian ini. Dengan rxy = 0,641 maka KD = 41,08% berarti sikap siswa terhadap

guru memberikan kontribusi sebesar 41,08% terhadap hasil belajar pada mata

pelajaran IPS Ekonomi.

D. Interpretasi Data

Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon evaluatif berarti

reaksi yang dinyatakan sebagai sikap yang didasari oleh proses evaluasi dalam diri

individu yang memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-

buruk, positif negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian 8 Lihat lampiran 25, h. 91

KD = (rxy)2 x 100%

Page 64: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

58

mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Sedangkan prestasi

belajar atau hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang

dinyatakan dalam bentuk angka, hurup, kata, atau simbol dengan istilah lain yaitu

prestasi. Sikap siswa terhadap guru mempengaruhi hasil belajar siswa, karena

dalam interaksi antara guru dengan siswa bukan hanya dalam penguasaan bahan

ajar, tetapi juga dalam penerimaan nilai-nilai, pengembangan sikap serta

mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.

Dari hasil analisis tampak ada pengaruh antara sikap siswa terhadap guru

dengan hasil belajar, dilihat dari hasil postes sikap siswa dengan hasil belajar.

Jumlah siswa yang memperoleh nilai 90 ke atas berkisar 85% pada sikap siswa,

sedangkan pada hasil belajar siswa nilai 60 keatas berkisar 64%. Hal ini

menunjukan bahwa sikap siswa terhadap guru berpengaruh terhadap hasil belajar

IPS Ekonomi.

Dari hasil perhitungan ternyata diperoleh nilai perbandingan antara sikap

siswa terhadap guru dan hasil belajar IPS Ekonomi sebesar rxy = 0,641

selanjutnya untuk mengetahui nilai dari rxy = 0,641 (lihat lampiran 23) dengan

berkonsultasi pada tabel dengan df/db = 40 – 2 = 38. Ternyata dalam tabel tidak

ditemui df sebesar 38 karena itu dipergunakan df yang terdekat yaitu df 40,

dengan df 40 diperoleh ttabel sebagai berikut : pada taraf signifikansi sebesar 5%

maupun 1% rt adalah 0,304 dan 0,393. Dengan demikian ternyata bahwa ro adalah

lebih besar daripada rt, maka hipotesa alternatif diterima atau disetujui, sehingga

dapat disimpulkan adanya korelasi positif yang menyakinkan antara sikap siswa

terhadap guru dengan hasil belajar IPS Ekonomi ini merupakan korelasi positif

yang menyakinkan.

Page 65: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada objek

permasalahan dan dilanjutkan dengan penganalisaan serta penginterprestasian

data, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil belajar IPS

ekonomi, dengan nilai korelasi 0.641 terdapat korelasi antara Sikap siswa

terhadap guru (variabel X) dengan hasil belajar (variabel Y) korelasi yang

sedang atau cukupan. Dari nilai korelasi tersebut dapat diketahui bahwa sikap

siswa terhadap guru dengan hasil belajar terdapat hubungan yang signifikan

dan memberikan konstribusi sebesar 41,08% terhadap hasil belajar dan

58,92% ditentukan oleh faktor lain.

2. Evaluasi pembelajaran atau hasil belajar IPS pada dasarnya suatu tindakan

atau proses untuk memastikan kuantitas dan menentukan nilai segala sesuatu

yang ada hubungannya dengan pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan bahwa sikap siswa terhadap guru terdapat kecenderungan positif

(85%) dalam artian bahwa siswa menyukai pembelajaran IPS yang diberikan

kepada guru serta mampu mengaplikasikan pemahaman terhadap fenomena

kehidupan sehari-hari (bermasyarakat), sementara yang berkecenderungan

negatif sebanyak 15%.

3. Metode pembelajaran IPS sangat bervariasi antara lain metode ceramah.

Adapun penerapan metode tersebut agar dapat membantu serta memudahkan

siswa dalam menguasai, memahami, dan mengerti materi ajar. Dan hasil

penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap guru dengan hasil belajar

IPS terdapat kecenderungan positif dengan kata lain bahwa siswa menyukai

metode yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran IPS.

Page 66: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

60

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Kepada siswa

Untuk siswa diharapkan selain mengoptimalkan hasil belajar, juga harus

mengoptimalkan sikapnya kepada guru, banyaknya tugas yang guru berikan

hendaknya jangan dijadikan suatu alasan untuk tidak menyelasaikan tugas-tugas

tersebut, sebab tugas dan tanggung jawab siswa adalah belajar, dan tujuan

pemberian tugas adalah agar siswa dapat memperkaya serta memperdalam materi

ajar yang telah diberikan saat di dalam kelas sebagai bekal kemampuan diri untuk

menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan globalisasi.

2. Kepada kepala sekolah

Hendaknya kepala sekolah dapat mengintensifkan supervisi untuk

memotivasi semua guru mata pelajaran pada umunya dan guru mata pelajaran IPS

pada khususnya agar kegiatan pembelajaran benar-benar terselenggara secara

efektif dan efisien.

3. Kepada guru

Guru hendaknya tidak semata-mata mengenalkan IPS secara konseptual

atau teoritik saja, tetapi perlu juga diperkenalkan secara langsung pada objek IPS

itu sendiri dan didiskusikan sehingga pembelajaran berlangsung dua arah,

sehingga siswa dapat langsung merasakan manfaat ilmu tersebut.

Page 67: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

61

Daftar Pustaka

Admin. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu SMP/MTs. (Model IPS), diambil pada 13 juni 2009 dari http://mgmpips.wordpress.com

Arikunto, Suharsimi, Prof, Dr, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi

Aksara, 2008, Cet. ke-8

Azwar, Saifudidin, Drs, Ma. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007, Cet. ke –XI

Baidi, Teori Belajar Dan Instruksional. Jurnal At-Tarbawi, 2005 Volume 2, Nomor 2

Bahri Djamarah, Syaiful, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1997

Fadhilah, Amir, Islam dan Lingkungan Hidup. Jurnal Pusat Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup UIN Syarif Hidayatullah. Vol 4, Oktober 2003.

Hamalik, Oemar, Prof, Dr, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara,

2007, Cet, ke -6

Kurikulum 2004. Kerangka Dasar Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2003

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP. Jakarta : Diknas RI 2006

Notoatmodjo, Soekidjo, Prof. DR. Promosi Kesehatan Dan llmu Perilaku, Jakarta PT. Rhineka Cipta, 2007, cet ke 1

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmi Jaya, 1995), Cet. 3. Sarwono, Sarlito W. Pengantar Umum Psikologi, Jakart : PT. Raja Grafindo

Persada, 2001. Cet ke II

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Penerbit Rineka Karya, 2003, Cet ke IV

Sudijono, Anas, Drs. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Cet ke 3

Sudijono, Anas. Drs. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Cet ke 3

Page 68: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

62

Sudjana, Nana. R. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2002. Cet ke 6

Syah, Muhibbin. M.ed. Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Cet k 6

__________ Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1999. Cet ke 4

Thoha, Chabib, M, Drs, M. A, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet ke -5

Purwanto, Heri, Pengantar Perilaku Manusia, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, 1999, Cet ke 1

Purwanto, Ngalim, M, Drs. MP. Psikologi pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 1998. Cet ke 14

Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, diambil pada 13 Desember 2008 dari http://akhmadsudrajatfiles.wordpress.com/2008-model-IPS-Terpadu-SMP.pdf

Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003 Tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Absolut

Widoyoko S. Eko Putro, Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS di SMP, diambil pada 13 Juni 2009 dari http://www.suwenda.googlepages.com/060-model-ips-terpadu.pdf

Walgito, Bimo, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Andi, 2003)

Page 69: PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2440/1... · 2013-04-04 · hubungan antara sikap siswa terhadap guru dengan hasil

63