program studi keperawatan program sarjana …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/naskah publikasi...

12
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2020 Asri Wulandari Gambaran Tingkat Kesepian Lanjut Usia Akibat Dampak Covid-19 Asri Wulandari 1) Atiek Murharyati 2) Dewi Suryandari 3) 1) Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected] 2,3) Dosen Pengajar Universitas Kusuma Husada Surakarta Abstrak Pembatasan sosial berskala besar karena dampak pandemi covid-19 memberikan efek yang cukup luas pada masyarakat dalam menjalin hubungan sosial. Isolasi sosial yang cukup lama dapat menyebabkan kebosanan dan kesepian kronis. Salah satu usia yang rentan mengalami kesepian saat pandemi covid-19 adalah usia tua. Mengisolasi diri sendiri secara tidak proporsional dapat memengaruhi tingkat kesepian lanjut usia yang pada umumnya hanya bergantung kepada keluarga dan teman dekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kesepian lanjut usia akibat dampak covid-19 di Dukuh Blandongan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik sampling menggunakan Total Sampling. Jumlah sampel sebesar 32 responden. Uji analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari 32 orang lanjut usia mayoritas dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang (68,8%), berusia 60 - 74 tahun sebanyak 23 orang (71,9%), dan berstatus memiliki pasangan sebanyak 22 orang (68,8%). Sebagian besar responden yang paling dominan memiliki tingkat kesepian rendah yaitu sejumlah 23 orang (71,9%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah karakteristik tingkat kesepian lanjut usia akibat dampak covid-19 di Dukuh Blandongan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali berada pada kriteria rendah. Kata Kunci : Tingkat kesepian, lanjut usia, Covid-19 Daftar Pustaka : 70 (2000-2020)

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2020

Asri Wulandari

Gambaran Tingkat Kesepian Lanjut Usia Akibat Dampak Covid-19

Asri Wulandari1)

Atiek Murharyati2)

Dewi Suryandari3)

1)Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana

Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]

2,3)Dosen Pengajar Universitas Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Pembatasan sosial berskala besar karena dampak pandemi covid-19 memberikan efek yang cukup luas pada masyarakat dalam menjalin hubungan sosial. Isolasi sosial yang cukup

lama dapat menyebabkan kebosanan dan kesepian kronis. Salah satu usia yang rentan

mengalami kesepian saat pandemi covid-19 adalah usia tua. Mengisolasi diri sendiri secara

tidak proporsional dapat memengaruhi tingkat kesepian lanjut usia yang pada umumnya hanya bergantung kepada keluarga dan teman dekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran tingkat kesepian lanjut usia akibat dampak covid-19 di Dukuh Blandongan

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik sampling menggunakan

Total Sampling. Jumlah sampel sebesar 32 responden. Uji analisa data menggunakan analisis

univariat.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari 32 orang lanjut usia mayoritas dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang (68,8%),

berusia 60 - 74 tahun sebanyak 23 orang (71,9%), dan berstatus memiliki pasangan sebanyak 22

orang (68,8%). Sebagian besar responden yang paling dominan memiliki tingkat kesepian rendah yaitu sejumlah 23 orang (71,9%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah karakteristik tingkat kesepian lanjut usia akibat

dampak covid-19 di Dukuh Blandongan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali berada pada kriteria rendah.

Kata Kunci : Tingkat kesepian, lanjut usia, Covid-19

Daftar Pustaka : 70 (2000-2020)

Page 2: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

UNDERGRADUATE NURSING STUDY PROGRAM

FACULTY OF HEALTH SCIENCES

UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2020

Asri Wulandari

THE DESCRIPTION OF LONELINESS LEVELS IN THE ELDERLY AS A RESULT

OF THE COVID-19 EFFECT

Abstract

Large-scale social restrictions due to the Covid-19 pandemic have quite a broad effect

on people in establishing social relationships. Prolonged social isolation can lead to chronic boredom and loneliness. The age at risk of experiencing loneliness during the Covid-19

pandemic is elderly. Self-isolation can disproportionately affect the loneliness rate of older

people who depend on family and close friends. This study aims to determine the level of loneliness of the elderly due to the impact of COVID-19 in Blandongan Village, Karanggede

subdistrict of the Boyolali Regency.

This research used descriptive quantitative design. 32 respondents were selected by a

total sampling technique. The test data analysis adopted Univariate analysis. The result showed the characteristics of respondents based on the gender of 32 elderly

people. The majority of the female gender were 22 people (68.8%), aged 60-74 years were 23

people (71.9%), and 22 people have a partner (68.8%). Most of the respondents had a low level of loneliness by 23 people (71.9%).

This study concluded that the characteristics of the loneliness level of the elderly as a

result of COVID-19 at Blandongan Village are low criteria.

Keywords: Level of loneliness, elderly, Covid-19

Bibliography: 70 (2000-2020)

Page 3: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

PENDAHULUAN

Coronavirus adalah suatu kelompok

virus yang dapat menyebabkan penyakit

pada hewan atau manusia. Beberapa jenis

coronavirus diketahui menyebabkan infeksi

saluran nafas pada manusia mulai dari

batuk pilek hingga yang lebih serius seperti

Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru

yang ditemukan menyebabkan penyakit

Covid-19. Penyakit Covid-19 adalah

penyakit menular yang disebabkan oleh

coronavirus yang baru ditemukan (WHO,

2020). Virus penyebab Covid-19 ini

dinamakan Sars-CoV-2 (Isbaniah dkk.,

2020). Covid-19 dapat menimbulkan gejala

ringan, sedang atau berat. Gejala klinis

utama yang muncul yaitu demam (suhu

>38ᵒC), batuk, kesulitan bernapas dan yang

lebih serius seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS) (PDPI,

2020).

Virus baru dan penyakit yang

disebabkannya ini tidak dikenal sebelum

mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok,

bulan Desember 2019. Covid-19 ini

sekarang menjadi sebuah pandemi yang

terjadi di banyak negara di seluruh dunia

(WHO, 2020). Hingga tanggal 29 Maret

2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106

jumlah kematian di seluruh dunia.

Sementara di Indonesia sudah ditetapkan

1.528 kasus dengan positif Covid-19 dan

136 kasus kematian (Susilo Adityo dkk.,

2020).

Selain meningkatnya angka kasus

dan kematian, pandemi ini juga berdampak

pada kondisi sosial-ekonomi, politik dan

psiko-sosial. Miliaran orang dikarantina di

rumah mereka sendiri dan sebagian negara

telah melakukan lockdown untuk

menerapkan pembatasan sosial sebagai

ukuran untuk menahan penyebaran infeksi.

Isolasi sosial ini menyebabkan kesepian

kronis dan kebosanan, yang jika cukup

lama bisa merugikan kesejahteraan fisik

dan mental (Banerjee D & Rai M., 2020).

Kesepian adalah akibat dari kekurang

mampuan individu mengadakan hubungan

sosial, merupakan pengalaman yang

subjektif, tidak menyenangkan dan

tertekan (Peplau dan Perlman dalam

Endang & Nailul, 2010). Menurut NHS

Scotland (2018), kesepian dapat

memengaruhi semua anggota masyarakat.

Orang yang lebih tua bisa lebih rentan

untuk kesepian bersama lingkaran sosial

yang menurun, kesehatan yang memburuk,

kematian pasangan dan teman (Victor,

2012).

Bersamaan dengan pembatasan sosial

Covid-19 saat ini, dampak dari layanan

perawatan sosial terganggu, wacana usia,

dan mendevaluasi orang tua yang

berkontribusi pada perasaan tidak berharga,

menjadi beban, orang tua menjadi sangat

rentan (Brooke, 2020). Mengisolasi diri

sendiri secara tidak proporsional akan

Page 4: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

memengaruhi lansia yang hanya melakukan

kontak sosial di luar rumah, seperti belanja,

pergi ke tempat penitipan anak dan pusat

komunitas serta pergi ke tempat ibadah.

Mereka yang tidak memiliki keluarga atau

teman dekat, dan bergantung pada

dukungan layanan sukarela atau perawatan

sosial, yang sebelumnya sudah merasakan

kesepian, terisolasi, atau terpencil,

menghadapi hambatan lebih lanjut karena

pembatasan kontak sosial (Armitage R &

Laura B.N, 2020). Hal ini secara tidak

langsung memberikan gambaran bahwa

pembatasan kontak sosial karena pandemi

Covid-19 dapat mempengaruhi tingkat

kesepian lanjut usia.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan

yang telah dilakukan penulis pada tanggal

27 Juni 2020 di Dukuh Blandongan, Desa

Sranten, Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali, jumlah lanjut usia yang ada

disana pada bulan April 2020 sebanyak 32

jiwa.

Hasil wawancara dengan 3 lanjut

usia, didapatkan 2 lanjut usia mengatakan

sering merasa sendirian, tidak memiliki

teman, pada 1 lanjut usia lainnya

mengatakan tidak banyak orang yang bisa

diajak bercerita. Sering merasa sendirian,

tidak memiliki teman, dan merasa tidak ada

yang bisa diajak mengobrol merupakan

unsur kesepian. Tindakan yang sering

dilakukan lanjut usia untuk mengatasi

kesepian sebelum masa pandemi yaitu pergi

ke tempat ibadah, posyandu lansia dan

mengikuti senam setiap hari minggu,

namun saat pandemi ini kegiatan tersebut

ditiadakan. Dari uraian wawancara tersebut,

penulis tertarik untuk mengambil judul

“Gambaran Tingkat Kesepian Lanjut Usia

Akibat Dampak Covid-19 Di Dukuh

Blandongan Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran tingkat kesepian

lanjut usia akibat dampak covid-19.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Dukuh

Blandongan Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali pada bulan Juli 2020.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif,

dengan menggunakan rancangan deskriptif

kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini

adalah lanjut usia di Dukuh Blandongan

Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali yaitu 32 lanjut usia. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah total sampling. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 32 responden.

Instrumen pada penelitian ini

adalah kuesioner. Kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner UCLA

Loneliness Scale version 3 disusun oleh

Rusell (1996) dan telah diterjemahkan serta

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas

oleh Pambudi et al, (2015).

Analisa univariat pada penelitian ini

digunakan untuk mendeskripsi kan

Page 5: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

gambaran tingkat kesepian lanjut usia

akibat dampak covid-19.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

(%)

Laki-laki 10 31,3

Perempuan 22 68,8

Total 32 100

Responden dengan karakteristik jenis

kelamin dari hasil penelitian ini

menunjukkan mayoritas berjenis kelamin

perempuan sebanyak 22 responden

(68,8%), dan sisanya berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 10 responden (31,3%).

Hal itu menunjukkan bahwa lanjut

usia yang menjadi sampel dalam penelitian

ini perempuan lebih banyak mengalami

kesepian. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Hoeksema dan Rusting (2000)

yang menyatakan bahwa wanita lebih

bersedia untuk mengeksplorasi, mengakui,

dan melaporkan perasaan seperti kesepian.

Latar belakang jenis kelamin perlu

ditambahkan sebagai salah satu kategori

penting dalam organisasi sosial seseorang,

karena proses sosialisasi berbeda secara

signifikan antara jenis kelamin dan dengan

demikian mempengaruhi kesepian pria dan

wanita (Nicolaisen & Thirsen, 2014).

Meskipun demikian, dalam tinjauan

literatur menunjukkan bahwa hubungan

antara kesepian dan gender tidak

meyakinkan. Diharapkan bahwa wanita,

pada tingkat yang lebih besar daripada pria,

akan melaporkan bahwa mereka kesepian

(Victor & Yang, 2012).

Berdasarkan uraian diatas peneliti

berpendapat bahwa baik lanjut usia berjenis

kelamin perempuan atau laki-laki pada

dasarnya dapat mengalami kesepian. Hanya

saja dalam mengeksplorasi kesepian,

perempuan cenderung lebih berani

mengungkapkan perasaan kesepiannya

kepada orang lain serta lebih mampu dalam

mencari solusi untuk mengtasi rasa

kesepiannya.

Tabel 2 Karakteristik Frekuensi

Berdasarkan Umur

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan diketahui karakteristik responden

berdasarkan umur paling banyak pada

rentang usia 60 - 74 tahun dengan frekuensi

23 orang (71,9%), rentang umur 75 - 90

tahun dengan frekuensi 8 orang (25,0%)

dan 90 tahun keatas dengan frekuensi 1

orang (3,1%). Responden lanjut usia di

Dukuh Blandongan Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali mayoritasnya berumur

60 - 74 tahun. Seseorang dikatakan lanjut

usia adalah apabila berusia 60 tahun

atau lebih, karena faktor tertentu

sehingga tidak dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya baik secara

jasmani, rohani dan sosial (Nugroho,

2012).

Umur Frekuensi Persentase

(%)

60 - 74 tahun 23 71,9

75 - 90 tahun 8 25,0

90 tahun keatas 1 3,1

Total 32 100

Page 6: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

Usia tua dan kesepian merupakan

gambaran yang umum pada lanjut usia. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Yang Fang, Junan & Jianping

(2018), dimana dalam penelitian tersebut

mengungkapkan rata-rata tingkat kesepian

lebih tinggi pada orang tua dibandingkan

pada orang yang lebih muda. Orang tua

mengalami lebih banyak keterbatasan fisik

dan lebih banyak kehilangan sosial, dan

harapan mereka untuk kontak sosial

mungkin sulit dipenuhi, sehingga mereka

mengalami kesepian yang lebih tinggi

daripada rekan-rekan mereka yang muda.

Kesepian di kalangan lanjut usia, pada

gilirannya, sering muncul karena

kehilangan orang dalam jaringan sosialnya

(sebagai akibat dari pensiun atau duka),

hidup sendiri, atau berkurangnya mobilitas

terkait dengan kondisi kesehatan (Victor,

Scambler, Bowling, & Bond, 2005).

Kesepian sangat terkait dengan

kesehatan yang buruk. Kesepian meningkat

dengan berkurangnya fungsi kognitif,

aktivitas sosial berkurang, dan keterbatasan

fisik yang lebih tinggi. Orang tua dengan

stres kronis, penyakit kronis, dan gangguan

penglihatan juga lebih mungkin merasa

kesepian dibandingkan dengan mereka yang

tidak memiliki kondisi ini (Jane Teh, Nai &

Sor, 2014). Menurut Arlantas Hulya et al,

(2014) dalam jurnal yang berjudul

“Loneliness in Elderly People, Associated

Factors and Its Correla-tion with Quality of

Life: A Field Study from Western Turkey”

menjelaskan ketika orang memasuki masa

usia tua, mereka mungkin mengalami

masalah dan cacat khusus usia seperti

kemunduran dalam kesehatan kognitif dan

fisik, memimpin peran yang kurang

produktif dan mengalami perubahan status

sosial, penurunan dukungan interpersonal

dan hilangnya kesehatan dan proses ini

dapat membawa kesepian. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang telah dilakukan

pada lanjut usia di Dukuh Blandongan,

dimana lanjut usia mengatakan bahwa

kadang tidak ada teman untuk mengobrol

dan jarang ada yang mengerti yang

dirasakan lanjut usia tersebut.

Dari uraian diatas peneliti

berpendapat bahwa usia menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat

kesepian.

Tabel 3 Karakteristik Responden

Berdasarkan Status Pasangan

Status Pasangan Frekuensi Persentase

(%)

Memiliki pasangan 22 68,8

Tidak memilki

pasangan

- Janda

- Duda

10

0

31,3

0,0 Total 32 100

Berdasarkan status pasangan

menunjukkan responden memiliki pasangan

sebanyak 22 (68,8%), janda sebanyak 10

responden (31,3%) dan duda sebanyak 0

(0,0%), sehingga mayoritas responden

berstatus memiliki pasangan sebanyak 22

responden (68,8%).

Jaringan dan pernikahan yang

mendukung dapat membantu menjaga

Page 7: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

kesejahteraan sosial dengan mengurangi

kesepian. Orang yang sudah menikah

cenderung lebih terlindungi dari kesepian

(Allen, Blieszner, & Roberto, 2000;

Dykstra & de Jong Gierveld, 2004), dan

hanya ada sedikit penelitian yang berfokus

pada kesepian di antara orang yang

menikah.

Walau demikian, menurut Arslantas

Hulya et al, (2015), pernikahan bukanlah

jaminan bahwa orang tidak akan kesepian.

Kesepian dialami secara subyektif dan

mungkin terjadi akibat ketidakpuasan dalam

hubungan antarmanusia dan hubungan

dekat atau kebutuhan sosial yang tidak

terpenuhi. Menurut Septianingsih &

Na’imah (2016), individu yang menikah

tidak menjamin individu itu tidak kesepian.

Individu memerlukan dukungan sosial dan

emosinal yang mampu membuatnya merasa

aman. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nuryani & Supradewi

(2017), yang menunjukkan adanya tingkat

kesepian yang rendah pada lanjut usia yang

mendapatkan dukungan sosial dari berbagai

sumber seperti pasangan, orang-orang yang

sudah dianggap keluarga, individu yang

lebih muda dan tua, baik pria dan juga

wanita.

Dari uraian diatas peneliti

berpendapat bahwa status pasangan bukan

jaminan bahwa seseorang tidak akan

mengalami kesepian. Hal ini dapat

bergantung kepada hubungan yang

memuaskan antara pasangan serta

dukungan emosional yang diberikan.

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan

Tingkat Kesepian Lanjut Usia

Pada penelitian ini didapatkan hasil

reponden yang tidak mengalami kesepian

21,9%, kesepian rendah 71,9%, kesepian

sedang 6,3%, dan kesepian berat 0.0%.

Hasil penelitian di Dukuh

Blandongan Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali, menyimpulkan bahwa

banyak lanjut usia yang mengalami

kesepian rendah. Berdasarkan hasil

wawancara pada saat pengisian kuesioner

didapatkan hasil bahwa sebagian besar

lanjut usia mengatakan kadang-kadang

merasa tidak cocok dengan orang-orang

disekitar, kadang merasa tidak dekat dengan

orang lain, kadang tidak ada teman

mengobrol dan kadang merasa hobi dan ide

tidak sama dengan orang-orang disekitar

Berdasarkan hasil penelitian yang

sudah di lakukan peneliti, responden paling

banyak berusia 60 – 74 tahun, dan

responden yang tingkat kesepian rendah

dan sedang paling banyak berjenis kelamin

perempuan. Hal ini dikarenakan wanita

lebih bersedia untuk mengeksplorasi,

mengakui, dan melaporkan perasaan seperti

kesepian (Nolen Hoeksema dan Rusting,

2000).

Tingkat Kesepian Frekuensi Persentase

(%)

Tidak kesepian 7 21,9

Kesepian rendah 23 71,9

Kesepian sedang 2 6,3

Total 32 100

Page 8: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

Tingkat kesepian yang dialami rata-

rata lanjut usia di Dukuh Blandongan dalam

kategori rendah. Hal ini karena jumlah

responden yang masih berstatus memiliki

pasangan lebih banyak dibandingkan lansia

yang bersatus janda sehingga masih ada

pasangan yang dapat memberikan

dukungan sosial pada lansia. Arslan et al

(2002), menjelaskan bahwa dukungan

sosial merupakan prediktor bagi munculnya

kesepian. Individu yang memperoleh

dukungan sosial terbatas lebih berpeluang

mengalami kesepian, sementara individu

yang memperoleh dukungan sosial yang

baik, tidak terlalu merasa kesepian. Dalam

hal ini penelitian yang dilakukan oleh

Hayati (2010) menyebutkan bahwa ada

pengaruh signifikan dukungan kesepian

terhadap kesepian pada lanjut usia.

Lanjut usia yang mempunyai

pasangan memperoleh dukungan keluarga

yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak

mempunyai pasangan. Hal tersebut

disebabkan lanjut usia yang memiliki

pasangan cenderung tidak mengalami

kesepian dari pada lanjut usia yang tidak

memiliki pasangan (Ikasi, Jumaini &

Oswati, 2014). Dukungan (dari pasangan)

merupakan prediktor bagi munculnya

kesepian, dimana individu yang

memperoleh dukungan keluarga terbatas

lebih berpeluang mengalami kesepian,

sementara individu yang memperoleh

dukungan keluarga yang baik, tidak

mengalami kesepian (Gunarsa, 2004). Hal

ini sesuai dengan penelitian Nuryani &

Supradewi (2017), yang menunjukkan

adanya tingkat kesepian yang rendah pada

lanjut usia yang mendapatkan dukungan

dari berbagai sumber seperti pasangan,

orang-orang yang sudah dianggap keluarga,

individu yang lebih muda dan tua, baik pria

dan juga wanita. Niven (2002) menyatakan

bahwa derajat dimana seseorang terisolasi

dari pendampingan orang lain dan isolasi

sosial, secara negatif berhubungan dengan

emosional. Bentuk dukungan sosial

membuat individu memiliki perasaan

nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai

oleh sumber dukungan emosional sehingga

individu dapat menghadapi keadaan yang

dianggap tidak dapat dikontrol dan dapat

menghindari kesepian.

Dalam mengatasi kesepian terutama

saat pemberlakuan jarak sosial akibat

covid-19, usaha-usaha yang sering

dilakukan oleh lanjut usia di Dukuh

Blandongan adalah melakukan kesibukan

seperti menyapu dan membersihkan rumah,

pergi berjalan jalan di sekitar desa,

beribadah, dan menjalin hubungan dengan

pasangan maupun anggota keluarga yang

tinggal serumah. Karena dampak covid-19,

beberapa keluarga dekat dan anak yang

tinggal di perantauan tidak dapat pulang,

oleh karena itu untuk menjaga keakraban

biasanya mereka sering menghubungi para

lanjut usia via telefon. Komunikasi digital

perlu dijaga dengan orang yang mereka

sayangi karena menjalin hubungan sosial

Page 9: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

sangat penting. Protokol serupa juga

diterapkan di China selama tahap pertama

wabah dan telah terbukti meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat disana

(Duan & Zhu, 2020). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Weger M.

dan Morley Je (2020), dimana para

pekerja sosial memfasilitasi lanjut usia

selama masa pandemi dengan telepon

harian, layanan pengiriman ke rumah,

kunjungan perawatan kesehatan virtual dan

telepon, dan pendidikan pencegahan serta

update berita menjadi bagian dari sosial

praktek kerja sehingga mampu mengurangi

rasa kesepian pada lanjut usia selama

pandemi. Integrasi sosial merupakan aspek

penting lainnya, di mana keterlibatan orang-

orang terkait dalam kehidupan penting.

Merawat pembantu rumah tangga,

pedagang, petugas keamanan dan lain-lain.

Atau bahkan bertukar salam sederhana

dengan tetangga atau orang asing dapat

memberikan perasaan bahwa “kita semua

bersama-sama” (Banerjee Debanjan & Rai

Mayank, 2020).

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini memberian saran bagi

peneliti selanjutnya sebaiknya diharapan

bisa melakukan penelitian tingkat kesepian

dengan mengambil responden lain seperti

anak-anak dan remaja, serta dapat

menambahkan beberapa karakteristik

responden seperti anggota keluarga yang

tinggal serumah dan status pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Jenis kelamin responden paling banyak

adalah perempuan (68,8%), responden

yang paling banyak berumur 60 - 74

tahun (71,9%), dan status pasangan

responden yang paling banyak adalah

memiliki pasangan (68,8%).

2. Lanjut usia di Dukuh Blandongan

Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali yang tidak mengalami

kesepian sebanyak 7 orang (21,9%),

kesepian rendah 23 orang (71,9%), dan

kesepian sedang ada 2 orang (6,3%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

lanjut usia di Dukuh Blandongan

Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali paling banyak mengalami

kesepian rendah.

3. Gambaran tingkat kesepian Lanjut usia

akibat dampak covid 19 di Dukuh

Blandongan Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali adalah rendah, hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang

telah dilakukan, dimana 23 orang dari

keseluruhan responden yang berjumlah

32 orang, mengalami kesepian rendah.

Hal ini dapat dikarenakan responden

yang dapat tetap menjalin hubungan

sosial maupun emosional dengan

pasangan atau anggota keluarga yang

tinggal serumah ataupun melalui media

digital seperti telefon untuk

Page 10: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

berhubungan dengan keluarga yang

tinggal jauh dari responden.

DAFTAR PUSTAKA

Aartsen, M. & Jylhä, M. 2011. Onset of

Loneliness in Older Adult:

Result of A 28 Years

Prospective Study. Eur J Ageing.

Vol.8, hh: 31 – 38. Diakses pada

3 Juli 2020, dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm

c/articles/PMC3047676/

Allen, K. R., Blieszner, R., & Roberto,

K. A. 2000. Families in the

middle and later years: A review

of research in the 1990s . Journal

of Marriage and the Family.

Vol.62, hh: 911 – 926. and

ageism J Clin Nurs (open

access). Diakses pada 29 Juli

2020, dari

https://onlinelibrary.wiley.com/d

oi/abs/10.1111/j.1741-3737.2000.00911.x

Armitage R & Laura B.N. 2020.

COVID-19 and the

consequences of isolating the

elderly. Diakses pada 20 Juli

2020, dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7104160/

Arslantas Hulya et al. 2015. Loneliness

in Elderly People, Associated

Factors and Its Correla-tion with

Quality of Life: A Field Study

from Western Turkey. Diakses

pada 20 Juli 2020, dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4450013/

Banerjee D & Mayank R. 2020. Social

isolation in Covid-19: The

impact of loneliness.

International Journal of Social

Psychiatry. Diakses pada 29 Juli

2020, dari

https://journals.sagepub.com/doi

/full/10.1177/0020764020922269

Brooke, J and Jackson, D. 2020. Older

people and COVID-19:

Isolation, risk. J Clin Nurs.

Vol.29, hh: 13-14. Diakses pada

26 Juli 2020, dari

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32239784/

Duan & Zhu. 2020. Psychological

interventions for people affected

by the COVID-19 epidemic.

Diakses pada 4 Agustus 2020,

dari

https://www.thelancet.com/journ

als/lanpsy/article/PIIS2215-

0366(20)30073-0/fulltext

Endang, S.I & Nailul, S. 2010.

Penyesuaian Sosial dan Tingkat

Kesepian Mahasiswa Tahun

Pertama Fakultas Psikologi

UNDIP. Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro. Diakses

pada 4 Agustus 2020, dari http://eprints.undip.ac.id/38769/

Gunarsa, Singgih D. 2004. Psikologi

Praktis Anak, Remaja dan

Keluarga,. Cetakan. 7. Jakarta :

PT. Gunung Mulia.

Hayati, S. 2010. Pengaruh dukungan

sosial terhadap kesepian pada

lansia. Skripsi. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Diakses pada 29 Juli 2020, dari

http://repository.usu.ac.id/bitstre

am/123456789/14512/1/10E00077.pdf

Ikasi A, Jumaini & Oswati. 2014.

Hubungan Dukungan Keluarga

Page 11: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

terhadap Kesepian (Lonelinnes)

pada Lansia. Diakses pada 23

Juli 2020, dari

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/3376

Isbaniah et al. 2020. Pedoman

Pencegahan dan Pengendalian

Coronavirus Diseases (COVID-

19). Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Jane Teh, Nai & Sor. 2014. Family

Support and Loneliness among

Older Persons in Multiethnic

Malaysia. Diakses pada 26 Juli

2020, dari

https://www.hindawi.com/journals/tswj/2014/654382/

NHS Health Scotland. 2018. Social

isolation and lonelinessin

Scotland: A Review Of

Prevalence And Trends. Diakses

pada 8 Juli 2020, dari

http://www.healthscotland.scot/p

ublications/social-isolation-and-

loneliness-in-scotland-a-review-of-prevalance-and-trends

Nicolaisen & Thirsen. 2014. Who Are

Lonely? Loneliness in Different

Age Groups (18-81 Years Old),

Using Two Measures of

Loneliness. The International

Journal of Aging and Human

Development (Int J Aging Hum

Dev). hh: 229-57. Diakses pada

8 Juli 2020, dari

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25265679/

Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan,

Edisi 2, 192-198. Penerbit EGC,

Jakarta. Diterjemahkan oleh

Agung Waluyo.

Nolen-Hoeksema dan Rusting. 2000.

The role of rumination in

depressive disorders and mixed

anxiety/depressive symptoms.

Journal of Abnormal

Psychology. Vol.109, hh: 504–

511. Diakses pada 8 Juli 2020,

dari

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/

11016119/

Nugroho. 2012. Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta: EGC

Nuryani, & Supradewi, R. 2017.

Dukungan Sosial dan Rasa

Memiliki terhadap Kesepian

pada Mahasiswa Perantau

Semester Awal di Universitas

Diponegoro. 12 (2), 35-42.

Diakses pada 2 Agustus 2020,

dari

http://jurnal.unissula.ac.id/index

.php/proyeksi/article/view/2818

Pambudi et al. 2015. Pengaruh Terapi

Aktivitas Kelompok Sosialisasi

(TAKS) terhadap Kemampuan

Interaksi Sosial pada Lansia

dengan Kesepian di Pelayanan

Sosial Lanjut Usia (PSLU)

Jember. Pustaka Kesehatan,

[S.l.]. Vol.5, no.2, hh: 253 – 259.

Diakses pada 15 Agustus 2020,

dari

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/5774

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

2020. Panduan Praktik Klinis:

Pneumonia 2019-nCoV. PDPI:

Jakarta

Septianingsih, D. S., & Naimah, T.

2012. Kesepian pada lanjut usia:

Studi tentang bentuk, faktor

pencetus dan strategi koping.

Page 12: PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/521/1/NASKAH PUBLIKASI ASRI... · 2020. 10. 24. · 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian

Jurnal Psikologi, hh: 6-7.

Diakses pada 2 Agustus 2020,

dari

https://ejournal.undip.ac.id/inde

x.php/psikologi/article/view/669

7

Susilo Adityo. 2019. Coronavirus

Disease 2019: Tinjauan Literatur

Terkini. Diakses pada 24 Juli

2020, dari

http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.

id/index.php/jpdi/article/view/415

Victor, C. R., & Bowling, A. 2012. A

longitudinal analysis of

loneliness among older people in

Great Britain. The Journal of

Psychology: Interdisciplinary

and Applied. Vol.146, no.3, hh:

313–331. Diakses pada 24 Juli

2020, dari

https://www.tandfonline.com/doi

/abs/10.1080/00223980.2011.609572

Victor, C. R., & Yang, K. 2012. The

Prevalence of Loneliness

Among Adults: A Case Study of

the United Kingdom. The

Journal of Psychology

Interdisciplinary and Applied.

Vol.146, no.1, hh: 85-104.

Diakses pada 26 Juli 2020, dari

https://www.tandfonline.com/doi

/abs/10.1080/00223980.2011.613875

Victor, C. R., Scambler, S. J., Bowling,

A., & Bond, J. 2005. The

prevalence of, and risk factors

for, loneliness in later life: A

survey of older people in Great

Britain. Ageing & Society.

Vol.25, no.3, hh: 357–375.

https://discovery.ucl.ac.uk/id/epr

int/1639/

Weger M, J.E Morley. 2020. Loneliness

And Social Isolation In Older

Adults During The Covid-19

Pandemic: Implications For

Gerontological Social Work.

Diakses pada 2 Agustus 2020,

dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm

c/articles/PMC7156792/

WHO. 2020. WHO Director-General’s

remarks at the media briefing on

2019-nCov on 11 February

2020. Cited Feb 13rd

2020. Diakses pada 3 Juli 2020,

dari

https://www.who.int/dg/speeches

/detail/who-director-generals-

remarks-at-the-media-briefing-

on-2019-ncov-on-11-february-

2020.

Yang Fang, Junan & Jianping. 2018.

Correlates of loneliness in older

adults in Shanghai, China: does

age matter?. Diakses pada 24

Juli 2020, dari

https://bmcgeriatr.biomedcentra

l.com/articles/10.1186/s12877-018-0994-x