program studi hukum keluarga fakultas syariah dan … · serta hak dan kewajiban antara orang tua...

110
NAFKAH IDDAH PADA CERAI TALAK ISTERI YANG NUSYUZ (ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT NOMOR 585/PDT.G/2017/PA.JB) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: AMZA MAULANA NIM. 11140440000098 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1440 H/2018 M

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

NAFKAH IDDAH PADA CERAI TALAK ISTERI YANG NUSYUZ

(ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT NOMOR

585/PDT.G/2017/PA.JB)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

AMZA MAULANA

NIM. 11140440000098

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1440 H/2018 M

Page 2: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 3: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 4: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 5: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

v

ABSTRAK

Amza Maulana NIM 11140440000098 NAFKAH IDDAH PADA CERAI

TALAK ISTERI YANG NUSYUZ (Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta

Barat Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB). Program STUDI Hukum Keluarga (Ahwal

Syakhshiyyah), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 1439 H/2018 M. viii + 81 halaman + 20 halaman lampiran.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui alasan yang digunakan hakim

dalam memutus perkara nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB kasus cerai talak yang

menetapkan nafkah iddah bagi isteri yang melakukan nusyuz dan bertujuan untuk

mengetahui apa yang menjadi dasar hakim dalam memutuskan perkara tersebut.

Serta untuk mengetahui status nafkah iddah bagi isteri yang nusyuz dari sudut

pandang Agama Islam dan dari sudut pandang hukum positif yang berlaku di

Indonesia serta dari sudut keadilan gender.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang bertujuan

untuk menemukan sebuah pemahaman dalam bentuk deskriptif. Pendekatan yang

digunakan pendekatan normatif. Sumber data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat.

Sedangkan untuk data skunder menggunakan putusan Pengadilan Agama Jakarta

Barat Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB, peraturan perundang-undangan dan buku-

buku yang terkait. Teknis penulisan yang digunakan berdasarkan buku “Pedoman

Penulisan Skripsi” yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa tidak

setiap perkara cerai talak akibat isteri yang nusyuz gugur hak nafkah iddahnya.

Majelis Hakim berpendapat bahwa apabila isteri melakukan nusyuz akibat sikap

suami maka hakim boleh menetapkan nafkah iddah bagi isteri ataupun apabila

ternyata suami menyatakan bersedia dan rela untuk memberikan nafkah iddah

maka hakim boleh menetapkan nafkah iddah bagi isteri yang nusyuz. Hakim pun

berpendpat bahwa pasal yang tertuang didalam KHI pasal 149 huruf (b) dan pasal

152 bukan pasal yang tetap akan tetapi dapat berubah sesuai keadaan yang terjadi

karna hakim pun memiliki sifat bebas berpendapat jikalau hakim melihat ada yang

lebih mashlahat. Lalu jika dilihat dari alasan-alasan yang digunakan hakim dalam

menetapkan nafkah iddah pada isteri yang nusyuz, hakim berpegangan kepada

teori keadilan gender. Di mana hakim lebih mengedepankan keadilan bagi mantan

isteri dengan menilai bahwa isteri takan melakukan nusyuz tanpa ada sebab dan

melihat betapa berat kehidupan bagi mantan isteri setelah perceraian. Dengan

demikian hakim telah merubah keadilan formal menjadi keadilan yang subtantif.

Yaitu, merubah keadilan yang sesuai dengan bunyi ketentuan hukum yang tertulis

kepada keadilan yang secara nyata berlaku dan dapat dinikmati.

Kata kunci : Nusyuz, Nafkah Iddah, Perkara Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB

Pembimbing : Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.A., M.H

Page 6: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

vi

KATA PENGANTAR

ــن الرحيـــــــمم هللا الرحمــــــــــبس

Alhamdulillah segala puji dan rasa syukur yang tak terhingga penulis

panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

kasih sayangnya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum (S.H.).

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah mengantarkan umatnya dari zaman kejahilan kepada

zaman yang penuh dengan cahaya ilmu.

Skripsi ini penulis hadiahkan kepada ayahanda Aden dan Ibunda Drs.

Ma’lah yang selalu memberikan dorongan, semangat dan tak henti-hentinya

mendoakan tanpa kenal lelah dan bosan. Semoga Allah limpahkan rahmat dan

kasih sayangnya kepada mereka dan semoga Allah panjangkan umur keduanya.

Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi,

namun dengan rasa syukur atas nikmat dan ridha-Nya serta dukungan, motivasi

dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung

semua hambatan yang ada bisa dilewati semua. Oleh karna itu penulis pada

kesempatan kali ini ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Phil. H. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Halim M.Ag., selaku Ketua Program Studi Hukum Keluarga

Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.A., M.H., selaku dosen pembimbing

skripsi yang dengan tulus meluangkan waktunya dan sabar dalam memberi

bimbingan, koreksi serta arahan selama membimbing penulis.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pengajar Program Studi Hukum

Keluarga Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif

Page 7: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

vii

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama

penulis belajar di bangku perkuliahan.

5. Staf Karyawan Akademik, Staf Perpustakaan Utama UIN dan Staf

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memudahkan

penulis dalam mencari referensi.

6. Drs.H. Mhd Nasir S.H., M.H., sebagai Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Barat Yang telah membantu dan membimbing selama wawancara.

7. Segenap Staf Pengadilan Agama Jakarta Barat khususnya kepada Bapak

Muhammad Hambali S.H., yang telah memberikan data kepada penulis

sebagai bahan skripsi.

8. Kedua orang tua penulis Bapak Aden dan Ibu Drs. Ma’lah yang selalu

mendoakan dan memberi semangat kepada penulis.

9. Kawan-kawan seperjuangan SAS 14 dan teman-teman KKN Devition 15

yang memberikan semngat dan motivasi kepada penulis.

10. Zahra Lutfiana S.Ag., yang selalu memberikan semangat dan dukungan

serta sabar menemani dari awal penulisan hingga terselesaikan skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai ucapan terimakasih tetapi

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan kebaikan

yang berlipat ganda.

Jakarta, 16 September 2018

Penulis

Page 8: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

F. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ........................................... 7

G. Metode Penulisan ....................................................................... 9

H. Sistematika Penulisan ................................................................ 11

BAB II NUSYUZ DAN HAK-HAK PEREMPUAN DALAM

PERKAWINAN

A. Teori Nusyuz .............................................................................. 13

B. Teori Gender .............................................................................. 22

C. Hak-Hak Perempuan dalam Perkawinan ................................... 29

BAB III PERCERAIAN DAN NAFKAH IDDAH

A. Perceraian dalam Perspektif Fikih dan Perundang-undangan .... 35

B. Nafkah Iddah dalam Perspektif Fikih dan

Perundang-undangan .................................................................. 40

C. Implementasi Nafkah Iddah di Pengadilan Agama .................... 51

Page 9: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

ix

BAB IV IMPLEMENTASI NAFKAH IDDAH DALAM KASUS NUSYUZ

DI PENGADILAN

A. Profil Singkat Pengadilan Agama Jakarta Barat ........................ 54

B. Deskripsi Putusan ....................................................................... 57

C. Pertimbangan Hukum dan Amar Putusan Hakim ...................... 62

D. Analisa Penulis ........................................................................... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 75

B. Saran ........................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat Memohon Kesedian Pembimbing Skripsi

2. Surat Permohonan Wawancara ke Pengadilan Agama Jakarta Barat

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara dari Pengadilan

Agama Jakarta Barat

4. Pedoman Wawancara

5. Hasil Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat

6. Putusan Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB

Page 10: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan merupakan lembaran kehidupan babak baru bagi setiap insan

yang melakukannya. Ia adalah aktivitas kemanusiaan dengan makna yang

luas dan dimensi ibadah seperti ungkapan Nabi Muhammad SAW النكاح

تيسن (nikah merupakan bagian sunnahku). Hukum pernikahan telah diatur

dalam agama Islam dengan cara yang sebaik-baiknya agar tercipta satu rumah

tangga atau suami isteri yang berbahagia dunia dan akhirat.1

Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup

berjodoh-jodoh, adalah naluri setiap makhluk Allah, termasuk manusia. Dari

makhluk yang diciptakan berpasang-pasangan inilah Allah SWT menciptakan

manusia menjadi berkembang biak dan berlangsung dari generasi ke generasi

berikutnya2.

Menurut mazhab Syafi’iyah nikah dirumuskan sebagai akad yang

menjamin kepemilikan untuk bersetubuh dengan menggunakan lafal Inkâh

atau tazwîj. Masih dalam kaitan dengan definisi perkawinan juga bisa lihat

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dalam kaitan ini

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, merumuskan perkawinan sebagai ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.3 Dari rumusan di atas jelas bahwa ikatan lahir

batin harus ada dalam sebuah perkawinan. Adanya ikatan lahir batin yang

baik antara suami dan isteri akan menjadi pondasi utama dalam terbentuknya

1 Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1980), h. 157.

2 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 11-12.

3 Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam,(Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 45.

Page 11: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

2

keluarga yang bahagia, karena tujuan dari perkawinan itu sendiri adalah

mewujudkan rumah tangga yang sakînah, mawaddah dan rahmah.

Syariat nikah merupakan sebuah anjuran dan keutamaannya merupakan

realita yang tidak ada perdebatan di dalamnya. Nikah pada satu sisi adalah

sunnah yang dilakukan para nabi dan rasul dalam upaya penyebaran dan

risâlah ilâhiyyah. Nikah pada sisi yang lain, berfungsi sebagai penyambung

keturunan agar silsilah keluarga tidak terputus yang berarti terputusnya mata

rantai sejarah dan hilangnya keberadaan status sosial seseorang.4

Terdapat pula makna perkawinan pada Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun

1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam yang dirumuskan sebagai akad yang

sangat kuat atau mitsâqan ghalîẕan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah.5Ungkapan untuk menaati perintah

Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah,merupakan penjelasan dari

ungakapan “berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam UU. Hal ini

lebih menjelaskan bahwa perkawinan bagi umat Islam merupakan peristiwa

agama dan oleh karena itu orang yang melaksanakannya telah melakukan

ibadah. Disamping perkawinan itu merupakan suatu perbuatan ibadah

perempuan yang sudah menjadi isteri itu merupakan amanah Allah yang

harus dijaga dan diperlakukan dengan baik.6

Perkawinan merupakan fitrah bagimanusia, oleh karena itu Islam

menganjurkan untuk hidup berumah tangga dan menghindari hidup

membujang. Perkawinan merupakan wadah untuk melanggengkan

kebahagian manusia, bukan sebagai pengekang pasangan hidup. Oleh karena

itu, perkawinan dalam Islam tidak untuk jangka waktu tertentu yang terbatas,

4 Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan Analisa Perbandingan antar Madzhab,

(Jakarta: PT.Prima Heza Lestari, 2006), h. 7. 5 Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, h. 46.

6 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia:Antara Fiqih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta:Kencana Pernada Media Group,2009),cet. 3, h. 41.

Page 12: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

3

melaikan untuk selama-lamanya sampai maut memisahkan kedua pasangan

hidup.7

Tiap-tiap dari kita mempunyai hak dan kewajiban. Dimana hak dapat

diperoleh jikalau seseorang telah melaksanakan kewajibannya. Maka, ketika

seorang suami ingin mendapatkan haknya ketika itu pula dia harus

melaksanakan kewajibannya dan begitupun sebaliknyabagi isteri. Apabila

suami telah melaksanakan demikian dan begitupula dengan isteri, maka

menjadi sempurnalahsarana-sarana kearah terwujudnya ketentraman hidup

kesenangan jiwa masing-masing dan terciptanya keluarga yang sakinah.8

Benar bahwa di antara hal yang sangat penting dalam tujuan pernikahan

adalah untuk memenuhi kebutuhan seksual, namun di sisi lain arti dari sebuah

pernikahan adalah pembinaan hubungan psikis secara baik, memperbanyak

keturunan, dan adanya timbal balik hak dan kewajiban antara suami isteri

serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak.

Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar,

memberikan nafkah, berlaku adil, dan bergaul dengan isteri dengan cara yang

baik. Adapun kewajiban isteri terhadap suami adalah patuh kepada suami,

harus memenuhi hasrat seksual suami, harus sopan santun kepada suami,izin

keluar rumah dengan izin suami9 dan harus bertanggung jawab mengurus

serta mengatur rumah tangga dengan sebaik-baiknya.10

Membina sebuah keluarga bahagia merupakan impian setiap individu.

Untuk mencapai kebahagiaan yang diimpikan, Islam telah meletakan

beberapa garis panduan bermula dari kaedah memilih pasangan dengan

meletakan syarat dan rukun perkawinan sampai cara menangani konflik yang

terjadi dalam keluarga. Tidak ada pasangan yang inginkan konflik dalam

7 Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum

Nasional, (Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia, 2012), cet.2, h. 174. 8 Firdaweri, Hukum Islam Tentang Fasakh Perkawinan,(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu

Jaya, 1989), h. 11. 9 Nor Fadilah, Akibat-Akibat Fatal Durhaka Kepada Suami, (Jogjakarta: Diva Press,

2013), h. 19. 10

Firdaweri, Hukum Islam Tentang Fasakh Perkawinan, h. 13.

Page 13: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

4

rumah tangganya, namun konflik yang tidak diinginkan itu hadir tanpa

diundang.11

Terkadang dalam menjalankan bahtera rumah tangga itu tidak selalu

mulus, pasti ada kesalahfahaman,kekhilafan, dan pertentangan. Di dalam

menangani percekcokan dalam rumah tangga ini ada yang bisa

menanganinya. Terkadang percekcokan itu perlu ada di tengah dinamika

keluarga sebagai bumbu keharmonisan dan variasi rumah tangga, tentunya

dalam porsi yang tidak terlalu banyak.

Namun, ada juga keluarga yang tidak dapat mengatasi problematika ini.

Percikan api yang dimunculkan oleh salah satu pasangan, lalu oleh pasangan

lain disiramnya dengan minyak sehingga terjadilah kebakaran hebat. Apabila

dipertahankan keutuhan rumah tangga, baik suami maupun isteri akan

mengalami penderitaan. Di mana masing-masing pasangan merasa teraniaya

oleh yang lainnya. Dalam kondisi ini dimana daruratnya lebih besar dari pada

maslahatnya, Islam memperbolehkan terjadinya perceraian.12

Perceraian di

dalam sebuah perkawinan adalah putusnya ikatan perkawinan antara seorang

pria dan seorang wanita. Perceraian dalam hukum Islam merupakan suatu

perbuatan halal yang mempunyai prinsip dilarang oleh Allah SWT.

Dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 menjelaskan ketentuan

tentang putusnya perkawinan atau talak pada pasal 38 yang berbunyi:

“Perkawinan dapat putus karena: a. Kematian b. Perceraian c. Atas

keputusan pengadilan”

Talak yang diikrarkan oleh suami kepada isteri merupakan pemutus bagi

tali pernikahan. Ikrar yang diucapkan oleh suami itu didasari atas beberapa

sebab, di antaranya isteri yang meninggalkan kewajibannya sebagai seorang

isteri atau ibu rumah tangga atau yang dikenal dengan perbuatan nusyuz

11

Nourzulaili Mohd Ghazali, Nusyuz, Syiqaq dan Hakam Menurut Al-Qur’an, Sunnah

dan Undang-Undang Keluarga Islam (Bandar Baru Nilai: KUIM, 2007), h. 1. 12

Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum

Nasional, cet.2, h. 172-173.

Page 14: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

5

(nusyûz). Apabila isteri melakukan hal tersebut maka talak yang jatuh pada

saat suami mengucapkan ikrar talak adalah talak raj’i.

Apabila talak telah disahkan maka akan menimbulkan sebuah akibat,

yang dimana pada KHI pasal 149 menjelaskan tentang akibat dari putusnya

perkawinan karena talak, di antaranya: (1) suami wajib memberikan mut’ah

yang layak kepada bekas isterinya. (2) memberikan nafkah, maskan, dan

kiswah selama masa iddah kecuali bekas isteri yang dijatuhi talak ba’in atau

nusyuz dan dalam keadaan hamil.

Bekas isteri yang ditalak raj’i akibat nusyuz tidak mendapatkan hak

nafkah iddah, karena di sini isteri melakukan kedurhakaan kepada suami yang

mengakibatkan gugurnya hak nafkah iddah. Hal ini juga diatur di dalam Pasal

152 Kompilasi Hukum Islam yang menjelaskan bahwa,“Bekas isteri berhak

mendapatkan nafkah iddah dari bekas suaminya kecuali ia nusyuz”.

Tapi pada kenyataannya tidak semua pengadilan agama menerapkan hal

tersebut, seperti pada putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat Nomor

585/Pdt.G/2017/PA.JB yang ternyata menetapkan bahwa mantan isteri yang

dicerai talak karena nusyuz berhak mendapatkan nafkah iddah. Hal ini

kemudian menarik penulis untuk diteliti dalam skripsi yang berjudul

“Nafkah Iddah pada Cerai Talak Isteri yang Nusyuz (Analisis Putusan

Pengadilan Agama Jakarta Barat Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB)”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diambil

beberapa identifikasi masalah yang berhubungan dengan kewajiban dan hak

suami-isteri, putusnya perkawinan dan nafkah terhadap mantan isteri, di

antaranya adalah:

1. Apa saja yang menjadi kewajiban dan hak suami isteri dalam kehidupan

berkeluarga?

2. Apa saja yang bisa memutuskan hubugan perkawinan menurut Islam dan

hukum di Indonesia?

Page 15: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

6

3. Perbuatan apa saja yang bisa dikategorikan nusyuz?

4. Bagaimana panadangan hukum Islam dan hukum di Indonesia tentang

nafkah bagi pasangan yang sudah bercerai akibat nusyuz?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah pada pokok permasalan dan menghindari

meluasnya pembahasan, maka penulis membatasi pada pembahasan ini hanya

seputar masalah nafkah iddah pada cerai talak isteri yang nusyuz di

Pengadilan Agama Jakarta Barat yang terdapat di dalam putusan tahun 2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi

Hukum Islam pasal 149 ayat b, apabila perkawinan putus sebab talak maka

bekas suami wajib memberikan nafkah, maskan, dan kiswah kepada bekas

isteri selama masa iddah, kecuali bekas isteri yang telah dijatuhi talak bain

atau nusyuz dan tidak dalam keadaan hamil. Pada pasal 80 ayat 7 KHI

menerangkan bahwa kewajiban suami yang dimaksud dipasal 5 menajdi

gugur apabila isteri nusyuz. Serta pada pasal 152 yang menerangkan bahwa

bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas suami kecuali ia

nusyuz. Namun pada praktiknya hakim memberikan nafkah iddah kepada

isteri yang melakukan perbuatan nusyuz. Kemudian berdasarkan perumusan

masalah di atas menimbulkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi landasan dan pertimbangan Majelis Hakim Jakarta

Barat untuk memberikan nafkah iddah kepada isteri yang nusyuz pada

perkara nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB?

2. Bagaimana pandangan hukum Islam, hukum positif dan asas keadilan

gender terhadap putusan Majelis Hakim Jakarta Barat yang memberikan

nafkah iddah kepada isteri yang nusyuz pada perkara nomor

585/Pdt.G/2017/PA.JB?

Page 16: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

7

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui landasan dan pertimbangan Majelis Hakim Jakarta Barat

untuk memberikan nafkah iddah kepada isteri yang nusyuz pada

perkara nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

b. Mengetahui pandangan hukum Islam, hukum positif dan asas keadilan

gender terhadap putusan Majelis Hakim Jakarta Barat untuk

memberikan nafkah iddah kepada isteri yang nusyuz pada perkara

nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan dan rumusan masalah di atas, hasil

penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

masyarakat umumnya yaitu:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan di bidang hukum Islam terutama tentang nafkah iddah.

b. Memberikan wawasan kepada penulis tentang hak-hak pasangan suami

isteri dan perbuatan yang bisa menggugurkannya.

F. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

Berdasarkan pengamatan dan penelusuran penulis terhadap karya ilmiah

terdahulu, dimana bertujuan untuk menjaga keaslian penelitian ini. Penulis

menemukan adanya penelitian yang hampir sama, di antaranya:

a. Hak Nafkah Iddah Pasca Cerai Gugat Dihubungkan Dengan Azas

Kepastian Hukum (Analisa Perbandingan Putusan Perkara Nomor

1394/Pdt.G/2012/PA.JS dan Perkara Nomor 296/Pdt.G/2012/PA.JB) oleh

Zian Mufti (1110044100027) skripsi ini menjelaskan hak nafkah iddah

bagi isteri yang mengajukan cerai gugat dan membandingkan dua putusan

hakim. Yang sama dengan skripsi yang penulis tulis adalah sama-sama

Page 17: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

8

membahas tentang hak nafkah iddah. Sedangkan yang membedakan

dengan skripsi yang akan penulis tulis adalah penulis akan membahas

nafkah iddah pada cerai talak isteri yang nusyuz.

b. Implementasi Pemberian Nafkah Iddah Bagi Istri Yang Nusyuz (Analisis

Putusan Perkara Nomor 1223/Pdt.G/2011?PA.Depok) oleh Ahmad Faisal

(108044100021). Penelitian ini hanya membahas ketentuan iddah menurut

kompilasi hukum Islam dan implementasi pemberian nafkah iddah bagi

isteri yang nusyuz. Yang sama dengan skripsi yang penulis tulis adalah

sama-sama membahas tentang hak nafkah iddah terhadap isteri yang

nusyuz tetapi hanya mengkaitkan dengan Kompilasi Hukum Islam.

Sedangkan yang membedakan dengan skripsi yang akan penulis tulis

adalah penulis membahas landasan dan pertimbangan hakim Jakarta Barat

yang menetapkan nafkah iddah bagi isteri yang nusyuz.

c. Pemberian Nafkah Iddah Terhadap Mantan Istri Yang Ditalak Cerai

Karena Nusyuz (Analisa Putusan Pengadilan Agama Slawi No.

2408/Pdt.G/ 2014/PA. Slawi) oleh M. Saekhoni (1111044100099).

Penelitian ini membahas tentang nafkah iddah bagi isteri yang dicerai talak

karenanusyuz dengan menganalisi putusan Pengadilan Agama Slawi.Yang

sama dengan skripsi yang penulis tulis adalah sama-sama membahas

tentang hak nafkah iddah terhadap isteri yang nusyuz. Sedangkan yang

membedakan dengan skripsi yang akan penulis tulis adalah penulis

membahas secara mendalam dengan meneliti landasan dan pertimbangan

hakim Jakarta Barat dalam menetapkan nafkah iddah bagi isteri yang

nusyuz dengan menganalisi putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat.

d. Nafkah Iddah Pada Perkara Cerai Gugat (Analisi Putusan Nomor

2615/Pdt.G/2011/ PA.JS) oleh Erwin Hikmatiar (1110044100014).

Penelitian ini membahas nafkah iddah bagi isteri yang menggugat cerai

suami. Yang sama dengan skripsi yang penulis tulis adalah sama-sama

membahas tentang hak nafkah iddah. Sedangkan yang membedakan

dengan skripsi yang akan penulis tulis adalah penulis membahas nafkah

Page 18: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

9

iddah bagi isteri yang dicerai karena nusyuz berdasarkan putusan

Pengadilan Agama Jakarta Barat.

G. Metode Penulisan

Metode yang akan digunakan oleh penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini adalah metode penulisan sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitan ini penulis menggunakan pendekatan normatif.

Digunakannya pendekatan ini bertujuan untuk bisa lebih mengidentifikasi

konsep dengan meneliti hasil dari pertimbangan hakim dalam memutus

perkara Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB. Degan melakukan pendekatan ini

penulis akan mendapatkan data yang lebih aktual karena akan melakukan

wawancara.

2. Jenis Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini penulis akan menggunakan jenis

penelitian kualitatif. Dimana penelitian ini digunakan dalam rangka

mencari makna, pemahaman, pengertian, tentang suatu fenomena, kejadian

maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung atau tidak terlibat

langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh yang

disajikan dalam bentuk deskriptif.

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subyek

penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung dari

subyek sebagai sumber informasi. Data diperoleh dari wawancara

dengan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat.

b. Data Skunder

Page 19: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

10

Data skunder adalah data yang bersumber dari putusan Pengadilan

Agama Jakarta Barat, al-Qur’an, hadis, peraturan perundang-

undangan,data-data resmi dari instansi yang berwenang, buku-buku

literatur, karangan ilmiah dan internet yang ada hubungannya dengan

penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka mengumpulkan, mengolah serta menyajikan bahan-

bahan yang diperlukan, maka penulis dalam hal ini akan melakukan

pengumpulan data dengan cara:

a. Wawancara

Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak

yang terkait seperti Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat. Pada

wawancara ini akan menggunakan metode bebas dan terstruktur,

kemudian akan penulis kaji dan akan dijadikan refrensi untuk

memperkuat data.

b. Studi Dokumentasi

Pada penelitian ini digunakan studi dokumentasi dalam rangka

untuk mendapatkan dan menelaah bahan-bahan atau data yang akan

diambil dari dokumentasi yang berhubungan dengan masalah nafakh

iddah bagi isteri yag nusyuz.

c. Studi Pustaka

Pada penelitian ini juga digunakan teknik studi pustaka yaitu

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini

yang bersumber dari undang-undang, buku-buku, litelatur-litelatur dan

sumber-sumber bacaan lainnya. Studi putaka ini dilakukan dengan cara

dibaca, dikaji lalu dikelompokan dengan pokok masalah yang terdapat

dalam penelitian ini.

5. Pengolahan Data

Page 20: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

11

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengedit data, dan data yang

sudah diedit dikelompokan berdasarkan permasalahan yang dirumuskan

secara deduktif. Data-data yang sudah dikelompokan tadi akan

dikomparatifkan antara data yang tertera pada teori dengan kenyataan yang

didapatkan dilapangan. Untuk data yang didapatkan dari wawancara maka

data tersebut akan dirubah menjadi sebuah narasi dengan cara ditranskip.

6. Metode analisa data

Metode analisa data yang digunakan adalah analisis data kualitatif,

yaitu upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat

dikelolah, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan mencari apa yang bisa dipelajari.13

Sehingga terhasil

data yang deskriptif yang dapat menggambarkan masalah-masalah yang

diteliti. Dan untuk teknik penulisan penulis berpedoman kepada buku

“pedoman penulisan skripsi” yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini perlu adanya uraian tentang susunan dari

penulisan yang dibuat agar lebih teratur dan terarah. Sistematika dalam

penelitan ini dibagi menjadi lima bab, yang akan disebutkan sebagai

berikut:

Bab pertama, berisi pendahuluan, merupakan gambaran secara

global tapi sangat komperhensif. Di dalamnya memuat latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

serta manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

13

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet. 37, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2017), hlm. 248.

Page 21: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

12

Bab kedua, berisi pengertian nusyuz,nusyuz dalam perspektif fikih

konvensional, nusyuz dalam prespektif kompilasi hukum Islam, macam-

macam nusyuz, penjelasan tentang gender, kesetaraan gender dan hak- hak

perempuan dalam perkawinan.

Bab ketiga, berisi pengertian cerai talak dalam perspektif Islam dan

perundang-undangan, nafkah iddah dalam perspektif fikih dan perundang-

undangan, sebab wajibnya nafkah, gugurnya hak nafkah, nafkah atas

perempuan yang sedang menjalani masa iddah dan implementasi nafkah

iddah di Indonesia.

Bab keempat, berisi profil singkat Pengadilan Agama Jakarta

Barat, deskripsi putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB,analisa terhadap

putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB tentang pemberian nafkkah iddah

bagi isteri yang dicerai talak akibat nusyuz.

Bab kelima, merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi yang

berisi kesimpulan serta saran penulis dari masalah yang dibahas.

Page 22: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

13

BAB II

NUSYUZ DAN HAK-HAK PEREMPUAN DALAM PERKAWINAN

A. Teori Nusyuz

1. Pengertian Nusyuz

Kata nusyuz berasal dari bahasa Arab yaitu nasyaza, yansyuzu,

nasyazan nusyûzan ( شصا شضا شض شض ).1 Menurut Ibnu Manzur kata

nusyuz memiliki beberapa makna, di antaranya nusyuz memberikan

makna bangkit atau bangun.2 Kenyataan ini berasarkan firman Allah SWT:

ف شضب و ؼظب ٱظش إى ٱ بط جؼه ءات بسن ٱظش إى د ب ىغب ذ )٢٥٢ :٢/ابمشة( ث

Artinya: “Dan lihatlah kepada tulang-tulang (keledai itu), bagaimana

kami menyusunnya kembali kemudian kami membalutnya dengan daging”

ٱشضا فٲشضا إرا ل )١١ :٥٥/اجبدت (

Artinya: “Maka apabila dikatakan berdilah maka berdirilah”

Dalam KBBI nusyuzmemiliki makna perbuatan tidak taat dan

membangkang seorang isteri terhadap suami tanpa alasan yang tidak

dibenarkan oleh hukum.3 Dalam bahasa Arab nusyuz secara etimologi

memiliki makna اسحفبع yang berarti mengangkat atau meninggi.

Maksudnya jikalau seorang isteri sudah dikatakan nusyuz berarti isteri

sudah lebih tinggi kedudukannya dari pada suami, sehingga ia tidak lagi

merasa harus untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang isteri.4

Secara definitif nusyuz adalah pembangkangan5 atau kedurhakaan isteri

terhadapsuami dalam hal-hal apa saja yang diwajibkan oleh Allah

1 A.W. Munawir, Kamus al-Munawwir Arab, (Surabaya: Pustaka Pregresif, 1997), h. 1481-

1482. 2 Ibn Manzûr, Lisân al-‘Arab, jil. 5 (Beirut: Dâr al-Sadîr, 1990), h. 417.

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 970. 4 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat

dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta:Kencana Pernada Media Group,2009), cet. 3, h. 159. 5 Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1980), h. 161.

Page 23: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

14

atasnya.6 Maksudnya, isteri melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan

oleh syara‟ yang berkaitan kepatuhan isteri terhadap suami. Seperti,

berpaling dalam bergaul dengan suami dan berucap dengan kata-kata yang

kasar terhadap suami.7

Di dalam ensiklopedi bahasa Arab yang bernama lisân al-‘Arab, Ibnu

Manzur yang merupakan ahli bahasa Arab mendefinisikan nusyuz sebagai

rasa kebencian salah satu pihak terhadap pasangannya.8 Menurut Wahbah

az-Zuhaili mengartikan nusyuz sebagai ketidak patuhan salah satu

pasangan terhadap apa yang seharusnya dipatuhi atau rasa benci terhadap

pasangannya.9 Sedangkan Menurut Nourzulaili Mohd Ghazali nusyuz

adalah isteri yang mendurhakai, angkuh serta ingkar terhadap apa yang

telah Allah SWT perintahkan kepada mereka mengenai tanggung jawab

yang perlu dilaksanakan terhadap suami.10

2. Dasar Hukum Nusyuz

Nusyuz merupakan salah satu perbuatan yang dilarang oleh Islam.

Dimana Islam telah menetapkan hukuman bagi isteri-isteri yang durhaka

kepada suami. Hal ini telah Allah jelaskan di dalam al-Qur‟an Qs. an-

Nisâ‟(4): 34

فؼظ شص خ حخبفٱ ٱظشب عبجغ

ف ٱ جش ٱ ب وبشا ػ وب ٱلل إ عبلا فل حبغا ػ أغؼى فئ

Artinya: “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka

nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan

pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah

6 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, h. 159. 7 Ali Yusuf as-Subki, Fiqih Keluarga: Pedoman Berkeluarga dalam Islam, (Jakarta:

Amzah, 2010), h. 302. 8 Ibn Manzûr, Lisân al-‘Arab, h. 417

9 Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, juz 9,(Suriah: Dar al-Fikr, 2011), h.

6855. 10

Nourzulaili Mohd Ghazali, Nusyuz, Syiqaq dan Hakam Menurut Al-Qur’an, Sunnah dan

Undang-Undang Keluarga Islam, (Bandar Baru Nilai: KUIM, 2007), h. 2.

Page 24: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

15

kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah

Maha Tinggi lagi Maha besar.”

Dijelaskan pula di ayat lain Qs. an-Nisâ‟ (4): 128

ب أ صذب إػشاظب فل جبح ػ ا أ بؼب شصا شأة خبفج ٱ إ حخما إ حذغا

خ أدعشث ٱلفظ ٱش ش خ خ ٱص ذب ب ص ب

خب ب حؼ ب وب ٱلل شا فئ

Artinya: “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak

acuh dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan

perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi

mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu

bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz

dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.”

Dan dijelaskan pula permasalahan nusyuz pada hadis Nabi yang

diriwayatkan oleh imam abu daud di dalam kitab sunan nya11

دى ػ بب بد أخبشب أب لضػت ا ثب د دذ ؼ إع عى ب ثب دذ

ب ج ب سعي للا لبم أب شي ػ مش ت ا ؼب ب جت أدذب ػ دك ص

ل حعشة اوخغبج ج أ ب إرا اوخغ حىغ ج ب إرا غؼ حطؼ لبي أ

ج ب جش إل ف ا ل ح ل حمبخ ج ا

حمي لبذه ل حمبخ أ د لبي أب دا للا

Artinya: “saya berkata, „Wahai Rasulullah, apa hak isteri-isteri kami?‟

maka Rasulullah pun menjawab, „Engkau cukupi kebutuhan makannya

jika engkau makan, kau cukupi pakaiannya jika engkau berpakaian atau

jika engkau mendapatkan sesuatu. Jangan engkau memukul wajahnya,

jangan berkata dengan perkataan yang buruk, jangan engkau

meninggalkannya kecuali di rumah.”

Abu daud berkata, “Jangan engkau berkata buruk” yaitu engkau

mengtakan “Allah akan memberikan keburukan kepadamu.”

3. Nusyuz Menurut fikih Konvensional

11 Abu Daud Sulaiman bin Asy‟ats bin Ishâq bin Basyîr, Sunan Abu Daud (Beirut:

Maktabah al-„Asriyyah, 219), h. 44.

Page 25: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

16

Sesungguhnya Islam mengharuskan bahwa pernikahan itu harus

berlangsung selamanya. Pernikahan yang dijalani oleh suami dan isteri

seharusnya berlangsung hingga maut memisahkan mereka berdua. Karena

pernikahan itu juga diorientasikan sebagai sebuah komitmen yang kekal

dan berlangsung untuk selamanya.12

Namun ada beberapa keadaaan yang

mengharuskan putusnya sebuah ikatan pernikahan dalam artian apabila

pernikahan itu tetap dilangsungkan, maka akan ada kemudaratan yang

terjadi.13

Karena islam pun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya

sebuah perselisihan atau pertentangan dalam kehidupan berumah tangga.14

Berdasarkan pengertian dan dasar hukum yang telah dipaparkan di atas

dapat diketahui bahwa dalam Islam nusyuz bisa dilakukan oleh isteri

maupun suami. Adapun pengertian dari keduanya adalah sebagai berikut:

a. Nusyuz Isteri

Kita telah mengetahui bahwa nusyuz itu tidak hanya terjadi pada

kaum perempuan saja akan tetapi laki-laki pun juga bisa dikatakan

nusyuz. Tetapi, watak perempuan dan laki-laki berbeda. Oleh karena

itu, cara penanggulangan dan penyembuhannya pun berbeda secara

teori, karena berbedanya bentuk nusyuz yang mereka lakukan.

Meskipun terkadang terdapat beberapa kesamaaan antara keduanya dan

bahwa pada setiap diri mereka sebenarnya mencemaskan bagi lainnya.

Terkadang dalam beberapa waktu perilaku isteri menyalahi aturan,

ia berpaling dalam bergaul dengan suami, ucapannya berubah menjadi

kasar, maka ketika itu tampaklah kedurhakaan, meninggalkan

ketaaatan, dan menampakan perlawanan.15

Nusyuz ada dua bentuk, bisa

berupa perkataan bisa berupa perbuatan. Bentuk nusyuz perkataan dari

pihak isteri adalah menjawab secara tidak sopan, sedangkan bentuk

nusyuz perbuatan dari pihak isteri adalah seperti tidak mau pindah

12

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.

228. 13

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, h. 190. 14

Ali Yusuf as-Subki, Fiqih Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, h. 299 15

Ali Yusuf as-Subki, Fiqih Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, h. 302

Page 26: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

17

kerumah yang telah suami sediakan, enggan melakukan apa yang

diperintahkan oleh suaminya dan keluar rumah tanpa seizin suami.

Apabila isteri menentang kehendaak suami dengan tidak ada alasan

yang dapat diterima menurut hukum syara‟, tindakan itu dipandang

durhaka. Seperti hal-hal berikut:16

1) Suami telah menyediakan rumah yang sesuai dengan keadaan

suami tapi isteri tidak mau pindah ke rumah itu atau isteri

meninggalkan rumah tinggal bersama tanpa izin suami.

2) Apabila suami dan isteri tinggal di rumah isteri dengan izin isteri,

namun pada suatu waktu isteri mengusir suami dari rumah itu atau

melarang suami masuk kedalam rumah itu. Bukan karena ingin

pindah ke rumah yang disediakan suami.

3) Seumpamanya isteri mendapatkan tempat tinggal dari kantornya,

sedangkan suami meminta agar isteri tinggal dirumah yang telah

suami sediakan, tetapi isteri berkeberatan tanpa ada jalasan yang

jelas.

4) Apabila isteri berpergian tanpa suami atau mahramnya, sekalipun

perjalanan itu wajib, seperti pergi haji. Karena perjalanan isteri

tanpa suami atau mahramnya terhitung maksiat.17

5) Isteri tidak taat lahir batin kepada suami, selama perintah suami itu

bukan merupakan perbuatan maksiat.

Adapun ketika isteri nusyuz Islam memberikan solusi bagi suami

untuk mengatasinya. Ada 3 tahapan yang dapat dilakukan oleh suami

dalam menghadapi isteri yang melakukan nusyuz, sebagaimana yang

telah diterangkan di dalam al-Qur‟an surah an-Nisâ‟ ayat 34 :

1) Apabila suami melihat ada tanda-tanda bahwa isteri akan nusyuz,

maka suami dapat memberikan peringatan dan nasihat tentang

perbuatan yang dilakukan oleh isterinya itu salah, serta

16

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru, 2007), cet. 40, h. 398. 17

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, cet. 40, h. 398.

Page 27: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

18

menjelaskan akibat apa saja yang akan didapati oleh seorang isteri

jika melakukan nusyuz, yaitu mendapatkan dosa karena perbuatan

nusyuz itu haram menurut Islam dan dapat mengugurkan haknya

sebagai isteri dan juga sembari mengingatkannya akan apa yang

telah Allah wajibkan kepadanya untuk menaati suami dan tidak

membangkang kepadanya, mengiming-iming dengan pahala jika ia

menaatinya dan menjadi isteri yang salihah.18

Dalam memberikan nasihat kepada isteri yang nusyuz, al-Qur‟an,

hadits dan para ulama tidak memberikan batasan waktu. Bahkan

alangkah baiknya bagi suami harus terus menerus memberikan

nasihat kepada isterinya sebelum pindah ketahap selanjutnya.

2) Apabila suami telah memberikan nasihat dan peringatan namun

isteri tidak menampakan perubahan sikap menjadi lebih baik, maka

suami bisa melakukan langkah yang kedua yaitu pisah ranjang,

dalam arti menghentikan hubungan seksual.Karena jika isteri

mencintai suami maka hal itu akan terasa berat baginya sehingga ia

akan kembali bersikap baik.19

Di dalam surah an-Nisâ‟ ayat 34

pisah ranjang dibahasakan dengan kata hijrah. Sebagian ulama

mengartikan hijrah disitu dengan makna meninggalkan

komunikasi.

Banyak pendapat yang berkembang di tengah kalangan ulama

mengenai mekanisme pisah ranjang. Ada yang mengatakan tidak

berhubungan intim dengan isteri. Ada juga yang mengatakan

bahwa suami tetap boleh berhubungan intim dengannya, namun

tanpa bicara satu kata pun kepada isteri ketika melakukan

hubungan intim. Bagaimanapun hubungan intim merupakan hak

bersama, dan hukuman kedisiplinan tidak boleh sampai

mengandung unsur menyakiti. Ada pula yang mengatakan bahwa

pisah ranjang itu adalah menolak bercumbu dengan isteri ketika

18

Abu Malik Kamal, Sahîh Fiqh As-Sunnah, Penerjemah Khoirul Amru Harahap dkk,

Shahih Fikih Sunnah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, h. 351. 19

Ali Yusuf as-Subki, Fiqih Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, h. 305.

Page 28: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

19

isteri sedang menginginkannya dan saat libidonya sedang tinggi.

Bukan pada saat suami bergairah dan ingin melakukan hubungan

intim, sebab pisah ranjang bertujuan untuk menghukum isteri

bukan menghukum suami.20

Apabila langkah ini yang digunakan, maka tidak boleh lebih dari

tiga hari. Hal ini didasarkan kepada hadis Nabi yang diriwayatkan

Abi Hurairah:21

بي ل ذ غ ا جش اخب فق ثلثت Artinya:“tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya

sesama muslim lebih dari tiga hari”.

Tapi untuk pisah ranjang yang diartikan tidak berhubungan intim

ada dua pendapat. Pertama, waktu pisah ranjang adalah sebulan dan

bisa diperpanjang hingga empat bulan. Ini adalah pendapat mazhab

imam Malik. Mengacu kepada perbuatan Nabi yang mendiami

isteri-isteri beliau selama satu bulan. Kedua, tidak terbatas sampai

isteri menyadari keliruannya. Pendapat ini digunakan oleh kalangan

mazhab Hanafi, Syafi‟i dan Hambali. Mereka merujuk kepada ayat

34 surah An-Nisa, karena perintah pisah ranjang di ayat tersebut

disebutkan secara mutlak tanpa menyebutkan batasan waktu.22

3) Apabila dengan nasihat serta pisah ranjang isteri tidak

menampakan juga perubahan, maka suami boleh melakukan

pukulan terhadap isterinya dengan pukulan yang tidak

menyakitinya. Pukulan di sini bukan semata-mata luapan emosi

kebencian tapi pukulan di sini bertujuan untuk ta‟dîb.Pemukulan

ini tidak wajib secara syara‟. Hanya saja ini merupakan cara yang

terakhir yang dapat suami lakukan setelah ia tidak mampu

20

Abu Malik Kamal, Sahîh Fiqh As-Sunnah, h. 352. 21

Muhammad bin Isma‟il bin Abu „Abdullah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz. 8

(Libanon: Dar Tûq an-Najâh, 2000), h.21. 22

Abu Malik Kamal, Sahîh Fiqh As-Sunnah. h. 353.

Page 29: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

20

menundukan isterinya, mengajaknya dengan nasihat, terguran dan

pemisahan.23

b. Nusyuz suami

Selama ini banyak yang salah mengartikan bahwa nusyuz itu

datangnya hanya dari pihak isteri saja. Akan tetapi sebenarnya nusyuz

pun bisa datang dari pihak suami, sebagaimana yang sudah Allah

terangkan di dalam al-Qur‟an Q.s.an-Nisâ‟ (4): 128:24

ب أ صذب إػشاظب فل جبح ػ ا أ بؼب شصا شأة خبفج ٱ إ حخما إ حذغا

خ أدعشث ٱلفظ ٱش ش خ خ ٱص ذب ب ص ب

خب ب حؼ ب وب ٱلل شا فئArtinya: “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak

acuh dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan

perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi

mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu

bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz

dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.”

Nusyuz suami mengandung arti kedurhakaan suami kepada Allah

karena meninggalkan kewajibannya kepada isteri. Nusyuz suami terjadi

apabila suami meninggalkan kewajibannya terhadap isterinya, baik

meninggalkan kewajiban yang bersifat materil seperti nafkah atau

meninggalkan kewajiban yang bersifat nonmateril seperti menggauli

isteri dengan baik. Menggauli isteri dengan baik di sini memiliki arti luas

bisa berupa berlaku kasar kepada isteri, menyakiti fisik atau mental isteri

dan tidak menggauli isteri dalam waktu tertentu.

Berbeda dengan nusyuz isteri, nusyuz suami di dalam surah an-Nisâ‟

ayat 128 ditambahkan dengan istilah i’râd. Nusyuz suami kepada isteri

lebih banyak berupa kebencian atau tidak kesenangan terhadap isterinya,

sehingga suami menjauhi dan tidak memperhatikan isterinya. Selain

istilah nusyuz suami, ada juga istilah i’râd (berpaling). Maksud i’râd di

23

Abu Malik Kamal, Shahih Fiqh as-Sunnah. h. 356. 24

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), cet.3, h. 210.

Page 30: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

21

sini adalah suami bukan menjauhi isterinya melaikan hanya tidak mau

berbicara dan tidak menunjukan kasih sayang kepada isterinya.25

Apabila suami melakukan nusyuz maka solusi yang bisa dilakukan

seorang isteri adalah perdamaian (as-sulhu). Sebagaimana diterangkan di

dalam al-Qur‟an surah an-Nisâ‟ 128. Adapun perdamaian yang

dimaksudkan di dalam ayat tersebut adalah perundingan yang membawa

kepada perdamaian, sehingga suami tidak sampai menceraikan isterinya,

di antaranya dengan kesediaan isteri untuk dikurangi hak materil dalam

bentuk nafkah atau kewajiban nonmateri dalam arti kesediaan untuk

memberikan giliran bermalamnya untuk digunakan suami kepada

isterinya yang lain. Cara ini pun termasuk salah satu langkah untuk

menghindari perceraian.

Dari ayat an-Nisâ‟ 128 dapat disimpulkan bahwa penanganan nusyuz

dari pihak suami berbeda dengan nusyuz dari pihak isteri bahkan terlihat

diskriminatif. Kalau nusyuz yang dilakukan suami, seperti suami

bersikap acuh tak acuh atau melalaikan kewajibannya, maka berdamai

adalah upaya yang bisa isteri lakukan. Adapun caranya dengan

merelakan hak-haknya dikurangi agar suaminya bersedia kembali kepada

isterinya dengan baik. Untuk menghindari terjadinya ketidakadilan atau

diskriminatif gander, maka para ulama merumuskan taklik talak.26

4. Nusyuz dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Ketentutan tentang nusyuz telah diatur di dalam Kompilasi Hukum

Islam. Tetapi yang diatur di dalam KHI hanya nusyuz isteri saja,

sedangkan nusyuz suami tidak diatur di sana. Berkaitan dengan nusyuz

isteri KHI telah mengatur di dalam Pasal 84:

Ayat 1: Isteri dapat dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan

kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1)

kecuali dengan alasan yang sah.

25

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat

dan Undang-Undang Perkawinan, h. 194. 26

Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum

Nasional, h. 183.

Page 31: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

22

Ayat 2: Selama isteri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap

isterinya tersebut pada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku

kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.

Ayat 3: Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku

kembali sesudah isteri tidak nusyuz.

Ayat 4: Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari isteri

harus didasarkan bukti yang sah.

B. Teori Gender

1. Pengertian Gender

Gender sebagai sebuah konsep sudah mulai diperkenalkan sejak awal

pemerintahan orde baru, namun faktanya banyak masyarakat di negara ini

yang belum memahami istilah gender dengan baik, Karena itu definisi gender

harus diketengahkan dalam penulisan ini agar istilah tersebut tidak lagi

disalah artikan sebagai yang merujuk hanya kepada perempuan atau

menyamakan maknanya dengan seks atau jenis kelamin.27

Gender secara etimologi berarti jenis kelamin. Adapun menurut

terminologi, gender adalah suatu konsep kurtural yang berupaya membuat

perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam

masyarakat. Jadi, gender merupakan suatu konsep yang digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi

sosial budaya.28

Istilah gender digunakan di Indonesia memakai ejaan

“jender” yang diartikan dengan interpretasi mental dan cultural terhadap

perbedaan kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.29

Nasaruddin Umar, mengartikan gender sebagai sebuah konsep yang

digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan

27

Ida Rosyiddah Hermawati, Relasi Gender Dalam Agama-Agama, (Jakarta:UIN Jakarta

Press, 2013), h. 11. 28

Zaitunah Subhan, Al-Quran dan Perempuan: Menuju Kesetaraan Gender dalam

Penafsiran, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 1. 29

Tim penyusun, Buku III: Pengantar Teknik Analisa Gender, (Jakarta: Kantor Menteri

Negara Urusan Perempuan, 2002), h. 2.

Page 32: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

23

dalam segi sosial. Dimana dalam arti tersebut gender mendifinisikan laki-laki

dan perempuan bukan dari segi biologis.30

Pengertian gender dalam bahasa Inggris adalah jenis kelamin (laki-laki dan

perempuan). Selanjutnya gender atau yang lebih dikenal dengan kemitra

sejajaran antara laki-laki dan permepuan adalah sebuah kondisi dinamis,

dimana laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan hak, kewajiban,

kedudukan, peranan dan kesempetan yang dilandasi sikap dan perilaku saling

menghargai, saling menghormati, saling membantu dan saling mengerti

dalam pembangunan di berbagai bidang.31

Menurut Ida Rosyidah

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan gender adalah pembagian peran

antara laki-laki dan perempuan yang dilandaskan pada ciri-ciri emosional dan

psikologis yang diharapkan oleh budaya tertentu yang disesuaikan dengan

fisik atau onatomi keduanya.32

Menurut Alfian Rokhmansyah dalam bukunya Pengantar Gender dan

Feminisme gender adalah harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan

perempuan. Gender dipandang sebagai suatu konsep kultural yang dipakai

untuk membedakan antara peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan perempuan. Dipahami bahwa gender

merupakan suatu sifat yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi perbedaan

antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya,

nilai, perilaku mentalitas dan emosi serta faktor-faktor non-biologis lainnya.33

Senada dengan definisi di atas adalah definisi yang mengatakan bahwa

gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan didasari

pada faktor biologis dan jenis kelamin sebagai kodrat tuhan secara permanen

memang berbeda. Gender adalah behavorial differences antara laki-laki dan

30

Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Quran, (Jakarta:

Paramadina, 2001), h. 35. 31

Raihan Putry Ali Muhammad, Gender Dalam Perspektif Islam, (Banda Aceh: Biro

Pemberdayaan Perempuan Setdaprov Nanggroe Aceh Darussalam, 2002), h. 1. 32

Ida Rosyiddah Hermawati, Relasi Gender Dalam Agama-Agama, h. 13. 33

Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan Feminisme, (Yogyakarta: Garudhawaca,

2016), h. 1.

Page 33: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

24

perempuan yang socially constructed, yaitu perbedaan yang diciptakan

melalui proses sosial dan budaya yang panjang.34

Berdasarkan dari definisi-definisi yang telah dijelaskan di atas, gender

dapat diartikan sebagai konstruksi sosial tentang pembedaan sifat, peran,

tanggung jawab, nilai, prilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara

laki-laki dan perempuan. Misalnya, konstruksi sosial bahwa perempuan

lemah, cengeng, emosional, tidak percaya diri, kurang kreatif, tidak memiliki

inisiatif, kurang bebas bergerak, kurang tegas, rapuh dan lain-lain. Sebaliknya

laki-laki memiliki sifat kuat, tidak mudah menangis, rasional, percaya diri,

kreatif, banyak inisiatif, bebas bergerak, tahan banting dan lain-lain.35

Perbedaan gender sesungguhnya tidak akan menjadi masalah sepanjang

perbedaan gender tersebut tidak menimbulkan berbagai ketidakadilan gender

(gender ineguratics). Namun yang menjadi permasalahannya adalah bahwa

dalam kenyataannya perbedaan gender menimbulkan ketidakadilan bagi

kaum laki-laki dan terutama kaum perempuan.

Gender masih identik dengan perempuan. Karena itu, persoalan gender

juga masih jadi persoalan perempuan. Padahal sebenarnya, persoalan gender

adalah problem bersama laki-laki dan perempuan, karena menyangkut peran,

fungsi dan relasi antara dua jenis kelamin tersebut baik kehidupan ranah

domestik ataupun publik. Untuk memudahkan dalam memahami makna

gender, maka gender perlu dibedakan dengan seks. Seks merupakan

pembedaan dua jenis kelamin secara biologis. Perbedaan seks ini sudah

dimulai sejak lahir.dalam masyarakat manapun, setiap bayi yang dilahirkan

pasti diasosiasikan hanya pada salah satu dari dua macam jenis kelamin dan

hanya didasarkan pada satu indikator yaitu genital. Perbedaan seks bersifat

permanen, atau dalam konteks teologis disebut sebagai kodrat yang sudah

ditentukan Allah.36

34

Rosyidah dkk, Potret Kesetaraan Gender di Kampus, (Banda Aceh: Pusat Studi Wanita

IAIN Ar-Raniry:2008), h. 9. 35

Ida Rosyiddah Hermawati, Relasi Gender Dalam Agama-Agama, h. 13. 36

Ida Rosyiddah Hermawati, Relasi Gender Dalam Agama-Agama, h. 12.

Page 34: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

25

Kesalah pahaman terhadap istilah seks dan gender yang secara konseptual

dan implikasinya sangat berbeda ini bisa disebabkan beberapa hal: pertama,

istilah gender tergolong bahasa asing, bukan istilah baku yang terdapat di

kamus besar bahasa Indonesia. Kedua, fenomena dan problem gender

dianggap sebagai problem yang tidak di sisi tapi di sana, padahal

sesengguhnya fenomena gender itu ada disekitar kita baik fenomena keadlian

atau ketidakadilan gender. Ketiga, rendahnya daya asertiftas terhadap

persoalan gender, yang mengakibatkatkan kaum perempuan khususnya,

merasa kurang mampu untuk menyuarakan problemnya, oleh karena itu

mutlak diperlukan perjuangan untuk melawan ketidakadilan gender.37

2. Kesetaraan Gender

Kata kesetaraan berasal dari kata tara yang memiliki arti sama

tingkatannya atau kedudukannya kemudian ditambahkan imbuhan se-

menjadi setara yang berarti sejajar (sama tingginya), sama tingkatnya (sama

kedudukannya), sebanding, seimbang atau sepadan. Setara juga dapat

diartikan sebagai seimbang, yang berarti tidak membeda-bedakan. Dari situ

dapat diambil kesimpulan bahwa kesetaraan gender dapat diartikan sebagai

wujud kesamaan kondisi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh

kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan

berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya,

pendidikan dan pertahanan. Kesetaraan juga meliputi penghapusan

diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki atau

perempuan.38

Berbicara tentang kesetaraan gender maka tidak terlepas dengan masalah

keadlian gender. Jaminan perlindungan dan keadilan di semua bidang

kehidupan merupakan hak setiap warga Negara Indonesia sebagimana amanat

konstitusi. Sudah seharusnya bahwa proses hukum selalu dan tetap

mempertimbangkan kebutuhan, aspirasi dan kepentingan demi rasa keadilan

37

Umi Sumbulah, “Spektrum Gender Kilasan: Inklusi Gender di Perguruan Tinggi”,

(Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 4. 38

Ali Masykur Musa, Membumikan Islam Nusantara: Respon Islam Terhadap Isu-

isuAktual, ( Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), h. 62.

Page 35: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

26

bagi kaum laki-laki dan perempuan. Hukum bukan semata-mata sebagi

peraturan semata, akan tetapi hukum adalah sebuah sistem hukum yang

subtansi, struktur dan kultur hukum. Oleh karena itu dibutuhkan langkah-

langkah yang digunakan untuk membangun sebuah hukum yang berkeadilan

gender dan mengintegritaskan perspektif gender. Sehingga upaya yang

dilakukan tidak hanya mewujudkan kebijakan hukum yang berkeadilan

gender, akan tetapi juga dapat mengubah paradigma yang tidak adil gender

menjadi paradigma berkeadilan gender dan pada akhirnya tercipta budaya

hukum masyarakat yang berkeadilan gender. Untuk mewujudkan hukum

yang berkeadilan gender maka harus ada pihak-pihak yang terlibat yakni para

pengambil keputusan baik dikalangan legislatif (DPR-RI, DPD dan DPRD),

eksekutif (seluruh K/L dan Daerah Provinsi, Kabupaten /Kota), yudikatif

(para Hakim, Advokat, Polri, Kejaksaan sebagai penegak hukum) dan tak

lupa masyarakat itu sendiri. Aparat penegak hukum, sebagai elemen

masyarakat yang berdiri di garda depan dalam mewujudkan hukum yang

berkeadilan gender, memiliki peran yang sangat strategis. Seluruh penguatan

hukum yang responsif terhadap keadilan gender dapat dilakukan oleh aparat

hukum dengan berbagai macam upayayang berdampak kepada sistem hukum

yang diberlakukan secara menyeluruh. 39

Sebenarnya di dalam al-Quran telah memberikan prinsip-prinsip umum

kesetaraan gender berkaitan relasi suami isteri dalam ikatan rumah tangga. di

antara prinsip-prinsip kesetaran gender tersebut adalah:

a. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Allah SWT.40

Tujuan diciptakannya manusia adalah adalah sebagai hamba yang

mengabdi kepada Allah SWT.Kedudukan manusia sebagai hamba Allah

menunjukan bahwa antar laki-laki dan perempuan tidak memiliki

perbedaan. Keduanya sama-sama memiliki potensi dan peluang untuk

39

Https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/438/hukum-yang-berkeadilan-

untuk-mewujudkan-kesetaraan-gender 40

Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam Penafsiran,

(Yogyakarta: Lkis, 2003), h. 285.

Page 36: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

27

menjadi hamba yang ideal. Sebagaimana telah Allah sebutkan di dalam

Qs. al-Dzariyat ayat 56:

ظ إل ؼبذ ٱل ج ب خمج ٱ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”

b. Laki-laki dan perempuan sebagai khilafah di muka bumi.41

Di samping manusia sebagai hamba yang harus tundukdan patuh

kepada Allah, manusia juga diciptikan sebagai khilaf di muka

bumi.Sebagimana Allah telah jelaskan di dalam Qs. al-An‟am ayat 165:

سفغ بؼعى ئف ٱلسض خ ٱزي جؼى ج ق بؼط دسج ف

د ۥ غفس س إ ؼمبة سبه عشغ ٱ إ ب ءاحىى ف و ب

Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di

bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)

beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya

kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan

sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

c. Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial.42

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sebelum manusia dilahirkan

dari rahim ibunya, manusia terlebih dahulu melakukan perjanjian dengan

Allah SWT. Sebagaimana Allah terangkan dalam Qs. al-A‟raf ayat 172:

رس ظس ءاد ب إر أخز سبه ػى أفغ أشذ خ

ف زا غ ت إب وب ػ م ٱ أ حما

ذب لبا بى ش أغج بشبى

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-

anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap

jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka

menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami

41

Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam Penafsiranh, h.

287. 42

Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam Penafsiranh, h.

290.

Page 37: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

28

lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:

"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah

terhadap ini (keesaan Tuhan)".

d. Adam dan Hawa terlibat secara aktif dalam drama kosnis.43

Ayat-ayat yang menceritakan drama kosnis, yaitu cerita tentang

keadaan Adam dan Hawa di surga hingga diturunkan ke bumi selalu

menekankan kedua pihak secara aktif dengan menggunakan kata ganti

untuk dua orang yang merujuk kepada keduanya, seperti dalam Qs. al-

A‟raf ayat 23:

ب حشد حغفش ب إ ب أفغب ب ظ لبل سب غش خ ٱ ى

Artinya: “Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya

diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi

rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang

merugi”.

e. Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi.44

Allah SWT memberikan peluang yang sama kepada laki-laki dan

perempuan untuk meraih prestasi dalam menjalani kehidupan.

Sebagimana Allah jelaskan dalam Qs. an-Nahl ayat 97:

أ روش أ ذب ص ػ ة غبت ۥ د فذ ؤ ثى

ب وبا ؼ أجش بأدغ جض

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan

Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan

Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang telah mereka kerjakan”.

43

Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam Penafsiranh, h.

288. 44

Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam Penafsiranh, h.

294.

Page 38: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

29

C. Hak-Hak Perempuan dalam Perkawinan

Secara istilah hak memiliki pengertian sebagai kekuasaan atau wewenang

yang dimiliki seseorang untuk mendapatkan atau berbuat sesuatu.45

Sedangkan menurut C.S.T Cansil hak adalah izin atau kekuasaan yang

diberikan oleh hukum kepada seseorang.46

Menurut Amir Syarifuddin yang

dimaksud hak di sini adalah apa-apa yang diterima oleh seseorang dari orang

lain.47

Pada dasarnya konsep hak itu sama, bahwa laki-laki dan perempuan sama

dalam segala sesuatu. Perempuan memiliki hak seperti yang dimiliki laki-laki,

dan laki-laki memiliki hak seperti perempuan. Lalu, laki-laki di beri

kelebihan dengan satu derajat, yaitu sebagai pemimpin yang telah ditetapkan

bersaaman dengan fitrahnya. Dalam hal ini bukan berarti keluar dari konsep

yang telah disamakan dalam hak dan kewajiban, sebab setiap tambahan hak

diiringi dengan tambahan kewajiban.48

Sebagaimana firman Allah yang

menyakan antara hak dan kewajiban suami istri itu sama, yaitu Qs.al-Baqarah

ayat 228:

ػضض دى ٱلل دسجت جبي ػ ش ؼشف

بٲ ٱزي ػ ث

) ٢٢٥ :٢/بمشةا(

Artinya: “Dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai

satu tingkatan kelebihan daripada isterinya dan Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana”.

Hak yang dimiliki istri adalah kewajiban bagi suami, sebaliknya hak suami

adalah kewajiban bagi istri. Hak isteri terhadap suami terdiri dari dua macam.

Pertama, hak fianansial yaitu mahar dan nafkah. Kedua hak nonfinansial,

seperti hak untuk diperlakukan secara adil (apabila sang suami menikahi

45

J.C.T. Simorangkir dkk, Kamus Hukum, Cet IV, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 60. 46

C.S.T. Cansil, Pengantar Ilmu Hukum, Cet VIII, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 119 47

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat

dan Undang-Undang, h. 159. 48

Muhammad Albar, Wanita karir dalam Timbangan Islam, (Jakarta: Pustaka Azam,

1998) h. 18

Page 39: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

30

perempuan lebih dari satu orang) dan hak untuk tidak disengsarakan.Berikut

ini adalah hak-hak isteri atas suami:

1. Hak yang bersifat materi

a. Mahar

Islam sangat memuliakan dan menghormati wanita, salah satu

bentuk penghoramatannya adalah dengan memberikan hak kepadanya

untuk memiliki.49

Hak-hak yang harus diterima oleh isteri pada

hakikatnya adalah upaya Islam dam mengangkat harkat dan martabat

wanita, karena pada zaman dahulu hak-hak perempuan hampir tidak

ada dan yang terlihat hanyalah kewajiban. Hal ini karna pada saat itu

perempuan dianggap rendah dan dianggap sesuatu yang tidak berguna

seperti pada masa jahiliyah di jazirah Arab dan hampir di semua

negeri.50

Secara etimologi mahar artinya maskawin51

dan dalam kamus

kontemporer Arab Indonesia, mahar atau mas kawin disamakan

dengan kata صبدق , صذاق, ش .52

sedangkan menurut Hamka,

kata shidaq atau shaduqât dari rumpun kata shidiq, shadaq, bercabang

juga dengan kata shadaqah yang terkenal. Arti yang sebenarnya dari

makna mahar adalah seperti halnya cap atau stempel bahwa nikah itu

telah dimaterikan.53

Dalil keharusannya memberikan mahar kepada isteri adalah pada

Q.s. an-Nisa: 4,

49

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jil. 3 (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), 412.

50 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakahat 2, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h.11.

51 H.M.A Tihami, Fikih Munakahat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 36.

52 Atabik Ali dan Zuhdi Muhdhor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia (Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, 2007), h. 462.

53 Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz. IV (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1999), h. 294.

Page 40: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

31

فغب فى ء ػ ش ى فئ غب ذت خ

ءاحا ٱغبء صذل ش ب .ب

Artinya: “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu

nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika

mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan

senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai

makanan) yang sedap lagi baik akibatnya”.

b. Nafkah

Nafkah hanya diwajibkan atas suami, karena tuntutan akad nikah

dan karena keberlangsungan bersenang-senang seperti isteri wajib taat

kepada suami, selalu menyertainya, mengatur rumah tangga, dan

mendidik anak-anaknya.54

Dalil diwajibkannya nafkah terdapat di

dalam al-Qur‟an pada Q.s. Al-Baqarah: 233,

ظبػت ٱش أساد أ خ وب د ذ أ ث شظؼ ذ ٱ

د ۥ سصل ػى ٱ ؼشف

بٲ ح وغ

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan

kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan

cara ma´ruf”.

Adapun Syarat-syarat seorang isteri agar mendapatkan nafkah

adalah sebagai berikut55

:

a. Akad pernikahan yang dilakukan adalah sah

b. Isteri menyerahkan dirinya kepada suami

c. Isteri memungkinkan suami untuk menikmatinya

d. Isteri tidak menolak untuk berpindah ke tempat manapun yang

dikehendaki oleh suami.

54

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 88. 55

Abdul Aziz Muhammad Azam, Fiqih Munakahat (Jakarta: Amzah, 2011), 215.

Page 41: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

32

e. Keduanya memiliki kemampuan untuk menikmati hubungan suami

isteri.56

Apabila salah satu syarat itu tidak terpenuhi maka nafkah tidak

wajib diberikan.

2. Hak yang bersifat nonmateri

Selain ada hak isteri yang bersifat materi, ada juga hak isteri yang

bersifat nonmateri. Hak-hak yang bukan bersifat nonmateri adalah:

a. Mempergauli isteri dengan baik

Kewajiban pertama seorang suami adalah memuliakan dan

mempergauli isterinya secara baik, menyediakan apa yang menjadi

hak isterinya, memperhatikan dan bersabar ketika ada sesuatu yang

tidak berkenan dihatinya.

Sebagaimana Firman Allah swt pada Q.s. an-Nisa: 19,

ل حؼع ب أ حشثا ٱغبء وش ى ا ل ذ ءا ب ٱز أ

ػبشش ت ب ذشت بف أ أح إل خ ب ءاح خزبا ببؼط

خ ؼشف فئ وش فؼغى أ حىشا ش بٲ ف ٱلل جؼ ب

شا وثشا خ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu

mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu

menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian

dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka

melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka

secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka

bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal

Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.

b. Menjaga dan memelihara isteri

Disamping berkewajiban mempergauli isteri dengan baik, suami

juga wajib menjaga martabat dan kehormatan isterinya. Mencegah

isterinya jangan sampai hina, jangan sampai isterinya berkata jelek.57

56

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h.343. 57

Al- Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 163.

Page 42: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

33

c. Mencampuri isteri

Berbicara nafkah batin sudah tentu harus benar-benar faham apa

yang dimaksud dengannya. Jadi nafkah batin merupakan pemenuhan

kebutuhan terutama biologis dan psikologis, seperti cinta dan kasih

sayang, perhatian, perlindungan dan lain sebagainya.

Di dalam Kompilasi Hukum Islam pun menjelaskan tentang hak-hak bagi

isteri, yaitu pada:

Pasal 80

(1) Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah tangganya, akan

tetap mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting

diputuskan oleh suami isteri bersama.

(2) Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

(3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan

memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat

bagi agama, nusa dan bangsa.

(4) sesuai dengan penghasilannya suami menanggung :

a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri

b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri

dan anak

c. biaya pendididkan bagi anak.

(5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a

dan b di atas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari isterinya.

(6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya

sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.

(7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila isteri

nusyuz.

Pasal 81

(1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi isteri dan anak-anaknya

atau bekas isteri yang masih dalam iddah.

(2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk isteri selama

dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau iddah wafat.

Page 43: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

34

(3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi isteri dan anak-anaknya

dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram.

Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat menyimpan harta

kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-alat rumah tangga.

(4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya

serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik

berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang

lainnya.

Page 44: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

35

BAB III

PERCERAIAN DAN NAFKAH IDDAH

A. Perceraian dalam Perspektif Fikih dan Perundang-undangan

1. Pengertian Perceraian

Talak berasal dari bahasa arab (طك ٠طك طمب طاللب) yang berarti

melepas ikatan dan membebaskan belenggu.1 Dalam terminologi

menurut H.M.A Tihami talak adalah menghilangkan ikatan perkawinan

sehingga setelah hilangnya perkawinan itu isteri tidak lagi halal bagi

suaminya.2

Amir Syarifuddin menyebutkan di dalam bukunya bahwa

dihubungkannya kata talak dengan putusnya perkawinan adalah karena

antara suami dan isteri sudah lepas hubungannya atau masing-masing

sudah bebas.3

Menurut al-Mahalli dalam kitabnya Syarh Minhâj aṯ-Ṯalibîn

merumuskan talak sebagai berikut4 :

اىبح بفظ اطالق ذ ل١دد

“Melepaskan hubunganperkawinan dengan menggunakan kata talak

dan semacamnya”.

Dari rumusan yang dikemukakan al-Mahalli dapat dipetik tiga kata

kunci yang menunjukan hakikat dari perceraian yang bernama talak:

Pertama, kata “melepaskan” atau membuka atau menanggalkan

mengandung arti bahwa talak itu melepaskan sesuatu yang selama ini

1 A.W. Munawir, Kamus al-Munawwir Arab, (Surabaya: Pustaka Pregresif, 1997), h. 861.

2 H.M.A Tihami, Fikih Munakahat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 230.

3 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia:Antara Fiqih Munakahat

Dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta:Kencana Pernada Media Group,2009), cet. 3, h. 199. 4

Page 45: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

36

telah terikat, yaitu ikatan perkawinan.5 Kedua, kata “ikatan perkawinan”

yang mengandung arti bahwa talak itu mengakhiri hubungan perkawinan

yang terjadi selama ini. Bila ikatan perkawinan itu memperbolehkan

hubungan antara suami dan isteri, maka dengan telah dibuka ikatan itu

status suami isteri kembali kepada keadaan semula, yaitu haram.Ketiga,

kata “dengan kata talak atau yang semacamnya” mengandung arti bahwa

putusnya perkawinan itu melalui suatu ucapan dan ucapan yang

digunakan itu adalah kata-kata talak. Tidak disebut dengan putusnya

perkawinan bila tidak dengan cara pengucapan ucapan tersebut, seperti

putus karena kematian.6

Jadi, talak adalah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah

hilangnya perkawinan itu isteri tidak lagi halal bagi suaminya. Ini terjadi

dalam talak bâi‟n, sedangkan arti mengurangi pelepasan ikatan

perkawinan adalah berkurangnya hak talak bagi suami yang

mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami tiga

kali menjadi dua, dari dua menjadi satu dan dari satu menjadi hilang hak

dalam talak raj‟i.7

Allah SWT memperbolehkan talak hanya sampai dua kali agar laki-

laki tidak leluasa menceraikan isterinya apabila terjadi perselisihan. Bila

tidak dibatasi mungkin laki-laki ketika ada perselisan sekecil apapun itu

dengan mudahnya menjatuhkan talak kepada isterinya. Setelah Allah

menurunkan perintah ini, maka laki-laki akan sadar bahwa perceraian itu

tidak bisa dipermainkan begitu saja. Paling banyak yang suami jatuhkan

kepada isterinya adalah tiga kali seumur hidup, atau selama pergaulan

suami isteri. Bila perceraian sudah sampai tiga kali, maka tertutuplah

5 Jalaludin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli, Syarh Minhâj aṯ-Ṯâlibîn, Jil.3, cet. 2.

(Mesir: Mushtofa al-Bab, 2013 ), h.323. 6 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat

Dan Undang-Undang Perkawinan, h. 199. 7 H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat,(Jakarta: Rajawali Pres, 2009), h

.230.

Page 46: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

37

pintu untuk rujuk kepada isteri karena sudah itu sudah melampaui batas

talak.8

Aturan talak tersebut juga menyebabkan wanita insaf dan sadar bahwa

perceraian dengan suaminya itu adalah suatu aib atas dirinya dalam

pandangan masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat menghindari

suatu yang mungkin bisa memicu terjadinya perpecahan dan perselisihan

di dalam rumah tangga.

Pada hakikatnya, talak lebih dari dua itu dibolehkan, tetapi yang

dilarang adalah rujuknya setelah itu. Sebanyak-banyaknya talak adalah

tiga kali dan sekurang-kurangnya adalah satu kali.9

2. Dasar Hukum Perceraian

Mengenai dasar hukum tentang perceraian Allah telah

menjelaskannya di dalam al-Qur‟an yaitu pada Q.s. al-Baqarah (2) : 229:

أ تأخرا ى ل ٠ذ بإدس تسس٠خ عسف أ ب

سبن فإ تب س ك ٱط

ش١ ب ءات١ت ب دد أل ٠م١ خفت فإ ب دد ٱ أ ٠ابفب أل ٠م١ ب لل

فال ٠تعد ٱ فال تعتدب ه دد ٱ ت ب ب ٱفتد ب ف١ ١ بح

ٱظ ئه

فأ دد ٱ

Artinya:“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak

halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan

kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat

menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya

(suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak

ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk

menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu

melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar huku-hukum Allah mereka

Itulah orang-orang yang zalim.”

3. Macam-Macam Talak

Talak terdiri dari berbagai macam dan dapat dilihat dari beberapa

sudut pandang, di antaranya:

8 H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, h. 234.

9 H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, h. 235.

Page 47: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

38

Talak jika dilihat dari segi waktu dijatuhkannya, maka terbagi menjadi

dua yaitu:

a. Talak Sunni

Talak sunni adalah talak yang dijatuhkan sesuai tuntunan sunnah.

Dapat dikatakan talak sunni jika memenuhi empat syarat, yaitu:

1) isteri yang ditalak sudah pernah digauli, bila talak dijatuhkan

terhadap isteri yang belum pernah digauli, tidak termasuk talak

sunni.

2) Isteri dapat segera melakukan iddah suci setelah ditalak, yaitu

dalam keadaan suci dari haid. Menurut ulama syâfî‟iyyah

perhitungan masa id

3) dah bagi wanita itu tiga kali suci bukan tiga kali haid. Sehingga

talak yang terjadi pada wanita yang sudah tidak haid lagi

(monopause), wanita dalam keadaan haid atau talak karena khulu‟

itu tidak termasuk talak sunni

4) Talak itu dijatuhkan ketika isteri dalam keadaan suci, baik di

permulaan, di pertengahan maupun di akhir suci.

5) Suami tidak pernah menggauli isteri selama masa suci dimana

talak itu dijatuhkan.10

b. Talak bid‟i

Talak bid‟i adalah talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau

bertentangan dengan tuntunan sunnah. Yang termasuk talak bid‟i di

antaranya:

1) Talak yang dijatuhkan terhadap isteri pada masa haid, baik

dipermulaan haid maupun di pertengahannya.

2) Talak yang dijatuhkan terhadap isteri pada masa suci tapi sudah

pernah digauli pada masa suci tersebut.11

Talak jika dilihat dari segi memungkinkan atau tidaknya bagi bekas

suami untuk kembali rujuk kepada isteri terbagi 2, yaitu:

10

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 193. 11

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 194.

Page 48: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

39

a. Talak raj‟i adalah talak yang dijatuhkan suami kepada isteri yang

pernah digauli, bukan karena suami memperoleh ganti harta dari

isterinya dan talaknya itu merupakan talak yang pertama kali

dijatuhkan atau yang kedua kalinya.12

b. Talak bâi‟n adalah talak yang memutuskan,13

yaitu talak yang tidak

memberikan hak rujuk bagi bekas suami terhadap isterinya. Untuk

mengembalikan bekas isteri kedalam ikatan perkawinan lagi harus

menggunan akad nikah yang baru lengkap dengan syarat dan

rukunnya. Talak bâi‟n ada dua macam:

1) Talak bâi‟n shugra, yaitu talak bâi‟n yang menghilangkan

pemilikan bekas suami terhadap isteri tetapi tidak menghilangkan

kehalalan suami untuk menikah kembali kepada isterinya. Yang

termasuk talak bâi‟n shugra adalah talak sebelum berkumpul,

talak dengan penggantian harta (khulu‟) dan talak karena aib.14

2) Talak bâi‟n kubro, yaitu talak bâi‟n yang menghilangkan

pemilikan bekas suami terhadap bekas isteri serta menghilangkan

kehalalan bekas suami untuk kawin kembali kepada bekas

isterinya kecuali bekas isteri itu kawin dengan laki-laki lain dan

telah berkumpul dengan suami keduanya itu serta telah dicerai

secara wajar dan telah habis masa iddahnya. Talak bâi‟n kubro ini

terjadi pada talak yang ketiga.15

4. Alasan-alasan Perceraian

Perceraian dapat terjadi karena ada sebuah alasan, tidak mungkin

seseorang mengajukan perceraian kalau tidak ada alasan. Tetapi tidak

semuanya dapat dijadikan alasan untuk mengajukan perceraian, karena

sudah diatur di dalam undang-undang tentang alasan-alasan apa saja yang

dapat dijadikan alasan untuk mengajukan perceraian, yaitu di dalam

12

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 196. 13

Ali Yusuf as-Subki, Fiqih Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, h. 337. 14

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, h. 198. 15

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, h. 199.

Page 49: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

40

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Pasal 39 Jo. Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 19 Jo. Kompilasi Hukum Islam Pasal 116

yang berbunyi:

“Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi dan lain sebagaimana yang sukar disembunyikan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah

atau karena hal lain di luar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atas

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan

akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau

isteri.

f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

g. Suami melanggar talik talak.

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

keidak rukunan dalam rumah tangga.”

B. Nafkah Iddah dalam Perspektif Fikih dan Perundang-undangan

1. Pengertian Nafkah Iddah

Kata nafkah atau افمة adalah bentuk maṣdar yang diambil dari kata

pengeluaran yang tidak digunakan selain) الخساج yang berarti الفبق

Page 50: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

41

untuk kebaikan).16

Dan betuk jamaknya فمبا . Secara bahasa nafkah

adalah sesuatu yang dibelanjakan oleh seseorang untuk keluarganya.17

Yang dimaksud dengan nafkah adalah semua kebutuhan dan keperluan

yang berlaku menurut keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian,

rumah dan sebagainya. Banyaknya nafkah yang diwajibkan adalah

sekedar mencukupi keperluan dan kebutuhan serta mengikat keadaan

dan kemampuan orang yang berkewajiban menurut kebiasaan masing-

masing.18

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia nafkah memiliki

pengertian uang belanja untuk hidup sehari-hari yang wajib suami

berikan kepada isteri.19

Adapun landasan atas wajibnya memberi nafkah sebagaimana yang

terdapat dalam al-Qur‟an adalah:

QS. al-Baqarah (2): 233:

ة ضب ٱس أزا أ ٠ت ١ وب ١ د د أ ٠سضع د ٱ

عسف بٱ ت وس ۥ زشل

ٱ

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan dan

kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan

cara ma'ruf.”

QS. aṯ-Ṯalâq (65): 6:

ل ١ تض١ما ل تضبز دو د١ث سىت أسى

ى أزضع فإ د ٠ضع دت ١ فأفما ت د

أ و

سا ب١ ف أت ز أ فستسضع ۥ بت ل تعبسست عسف ى ب

أخس

16

Ibrahim al-Bayjuri, Hasyiyah asy-Syaykh Ibrahim al-Bayjuri, (Jakarta: Dar al-Kutub al-

Islamiyah, 2007), h. 359. 17

Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam Wa Adillatuhu,(Suriya: Dar al-Fikr, 1985),cet. II,

h. 765. 18

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru, 2007), cet. 40, h. 421 19

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 974.

Page 51: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

42

Artinya: “Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat

tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan

mereka untuk menyempitkan (hati) mereka dan jika mereka (isteri-isteri

yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan

(anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan

musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika

kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak

itu) untuknya.”

QS. aṯ-Ṯalâq (65): 7

ل ٱ ا ءاتى رزقۥ فلينفق مم لي ومن قدر ن سعت لينفق ذو سعة م

سر يسرا يكلف ٱ بعد ا سيجعل ٱ ا لل ما ءاتى نفس

Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak

memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah

berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah

kesempitan.”

Adapun landasan atas wajibnya memberi nafkah yang bersumber dari

Sunnah Rasulullah saw, Yaitu hadis yang terdapat di dalam Sunan at-

Tirmidzi dengan sanad dari Amar bin Ahwash, Rasulullah bersabda20

:

ن ئـال ان لكم لى نساءكم حقا و لنساءكم ليكم حقا فاما حقكم لى نساءكم فال يط

تحسنوا كم أن فرشكم من تكرهون ول يأذن في بيوتكم لمن تكرهون أل و حقن لي

للين في كسوتن و طعامن

Artinya: “Ingatlah bahwa kalian memiliki hak atas isteri kalian,

demikian isteri kalian punya hak atas kalian. Adapun hak kalian atas

isteri kalian bahwa jangan membiarkan orang yang dibenci masuk

kedalam rumah. Adapun hak isteri atas kalian adalah kalian menanggung

pakaian dan makanan mereka”

Iddah menurut bahasa diambil dari ‘adada, ia mengikuti wazan fi’lah

dari kata ‘add yang artinya hitungan dan bentuk jamaknya adalah ‘idâd.

Iddah bermakna perhitungan atau sesuatu yang dihitung. Iddah

merupakan masa penantian wanita untuk mengetahui rahimnya negatif

20

Muhammad bin ‘Isa bin Surah bin Musa bin Dahk, Sunan at-Turmudzi, juz. 2, cet. 2

(Mesir: Musthafa al-Bab, 2010), h. 458 .

Page 52: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

43

atau untuk beribadah atau untuk merisaukan suaminya.21

Secara istilah

iddah mengandung arti masa menunggu bagi wanita untuk melakukan

perkawinan setelah terjadinya perceraian dengan suaminya, dengan

tujuan untuk mengetahui keadaan rahimnya atau untuk berfikir bagi

suami.22

Sedangkan di dalam kamus besar bahasa Indonesia Iddah adalah

masa tunggu bagi seorang isteri yang ditinggal oleh suaminya baik

karena ditalak ataupun karena dicerai mati, dalam artian bahwa seorang

isteri tidak boleh menikah dengan orang lain pada masa itu.23

Para ulama mendefinisikan iddah sebagai nama untuk menanti

kesucian seorang isteri yang ditinggal mati atau diceraikan oleh

suaminya, dan selama masa tersebut dilarang baginya untuh dinikahi pria

lain. Menurut Sayuti Thalib, pengertian iddah dapat dilihat dari dua sudut

pandang24

:

a. Dilihat dari segi kemungkinan keutuhan perkawinan yang telah

ada, suami dapat rujuk kepada isterinya. Dengan demikian, kata

iddah dimaksudkan sebagai suatu istilah hukum yang mempunyai

arti tenggang waktu setelah jatuhnya talak.

b. Dilihat dari segi isteri, masa iddah itu akan berarti sebagai

tenggang waktu dimana isteri belum dapat melangsungkan

perkawinan dengan pihak laki-laki lain.

Masa yang telah ditentukan oleh syariat ini memiliki maksud untuk

memberi kesempatan kepada suami isteri untuk berfikir, apakah

perkawinan tersebut masih dapat dilanjutkan dengan rujuk jika

21

Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhu Asy-Syafi‟i Al-Muyassar, Penerjemah Muhammad Afifi,

Fiqih Imam Syaf‟i, Jakarta: Almahira, 2012, cet.2, h. 1. 22

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), cet.3, h.240 23

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 516. 24

Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan di Indonesia (Jakarta: UI Press, 1982 ), h. 122.

Page 53: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

44

perceraian itu terjadi pada talak raj‟i atau perceraian itu lebih baik bagi

keduanya.25

Adapun dasar hukum iddah sebagaimana yang terdapat dalam al-

Qur‟an adalah:

QS. al-Baqarah (2): 228:

ب خك أ ٠ىت ل ٠ذ ء ثة لس ث بأفس ت ٠تسبص طم ٱ

أدك بس بعت ٱلخس ١ ٱ بٱ ٠ؤ ل و أزدب ف ٱ

أزا ه لبي ف ذ س عسف

بٱ ١ ٱر ث ذب ا لص

ص٠ص دى١ ٱ ة ز ١

Artinya: “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri

(menunggu) tiga kali quru'. tidak boleh mereka Menyembunyikan apa

yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada

Allah dan hari akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam

masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan

Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya

menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu

tingkatan kelebihan daripada isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana.”

2. Syarat-syarat kepemilikan hak terhadap nafkah

Untuk memiliki hak atas nafkah bagi isteri, para ulama telah sepakat

bahwa seorang isteri harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Telah terjadi akad yang sah antara suami dan isteri. Bila akad nikah

mereka masih diragukan kesahannya, maka isteri belum berhak

menerima nafkah dari suaminya.26

b. Isteri menyerahkan dirinya kepada suaminya. Penyerahan diri ini

dapat dibuktikan dengan kesiapan dirinya ketika diminta untuk

melayani suami, baik meminta untuk bermain cinta atau tidak.27

c. Isteri sudah dewasa dan mampu melakukan hubungan suami isteri.

Apabila isteri tidak sanggup berhubungan suami isteri maka suami

25

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.

241 26

Abu Malik Kamal, Sahîh Fiqh As-Sunnah, Penerjemah Khoirul Amru Harahap dkk,

Shahih Fikih Sunnah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, h. 316. 27

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, h. 112.

Page 54: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

45

tidak wajib memberinya nafkah, karena nafkah itu berkaitan dengan

mampu atau tidaknya isteri melakukan hubungan suami isteri.

d. Isteri tidak menolak untuk pindah sesuai dengan keinginan suami

e. Keduanya termasuk orang yang layak untuk dapat menikmati

kesenangan dalam hubungan suami isteri28

3. Sebab wajibnya pemberian nafkah

Di dalam kitabnya al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, Wahbah Zuhaili

menjelaskan sebab suami diwajibkan memberikan nafkah kepada isteri.

Dimana para ulama berbeda pendapat tentang sebab wajibnya suami

memberikan nafkah kepada isteri, di antaranya:29

a. Ulama Hanafiyyah berpendapat sebab wajibnya suami memberikan

nafkah kepada isterinya adalah karena suami berhak mehanan

isterinya untuk tidak keluar dari rumah ataupun bekerja setelah akad

nikah yang sah. Artinya, jika akad nikah itu batal, secara otomatis

pemberian nafkah tidak menjadi wajib, karena hilangnya sebab yang

mewajibkannya, yaitu hak menahan isteri setelah akad nikah dan hak

tersebut akah hilang apabila pernikahannya itu fasid atau batal.

b. Menurut Ulama Malikiyah, Syafi‟iyah dan Hanabilah berpendapat

bahwa yang menjadi sebab wajibnya nafkah antara suami dan isteri

adalah tali perkawinan. Karena posisi wanita sebagai isteri lah yang

menyebabkan ia mendapatkan nafkah dari suaminya.

4. Gugurnya Nafkah

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan nafkah seorang isteri gugur,

di antaranya:30

a. Lewatnya masa tanpa ada keputusan Mahkamah atau saling

merelakan

Nafkah isteri gugur jika masanya lewat setelah ditetapkan

kewajibnya sebelum nafkah itu menjadi hutang dalam tanggungan.

28

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Abdurrahim, Fikih Sunnah, Jakarta:

Cakrawala Publishing, 2011, cet.2, jil.3 h. 430. 29

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, h. 111. 30

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, h. 104.

Page 55: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

46

Tetapi, nafkah itu tidak gugur jika lewat masanya setelah ditetapkan

mahkamah dan menjadi hutang. Mazhab Malikiyyah dan mazhab

lainnya berpendapat bahwa nafkah isteri tidak gugur dengan

lewatnya masa dan sang suami kembali memberi nafkah kepada

isteri dengan nafkah yang baru.

b. Pembebasan dari nafkah yang telah lewat

Pembebasan atas nafkah yang telah lewat termasuk salah satu sebab

yang menggugurkan utang wajib. Akan tetapi Ulama Hanafiyah

berpendapat bahwa membebaskan atau memberikan nafkah yang

akan datang, karena nafkah isteri itu wajib diberikan secara berkala

sesuai waktu dan kebutuhan. Jika nafkah itu dibebaskan maka berarti

membebaskan suatu kewajiban sebelum datang waktu wajib dan

sebelum adanya sebab yang mewajibkan itu hak itsri.31

c. Wafatnya salah satu dari suami isteri

Jika seorang suami meninggal dunia sebelum memberikan nafkah,

isterinya berhak mendapatkan nafkah tersebut. Jika yang meninggal

itu isteri, maka ahli warisnya juga tidak berhak mengambil

nafkahnya.

d. Nusyuz

Nusyuz adalah maksiat yang dilakukan isteri atas hak suaminya

dalam hal-hal yang wajib isteri kerjakan dan patuhi setelah

melakukan akad nikah. Nafkah isteri dianggap gugur jika ia

melakukan perbuatan nusyuz, meski menolak bersentuhan tanpa

uzur, yang menjadi pembukaan untuk melakukan senggama. Karena

nafkah merupakan pengganti kesenangan yang diperoleh suami. Jika

isteri menolak untuk disentuh maka ia tidak berhak mendapatkan

nafkah dari suaminya. Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa nafkah

yang gugur akibat nusyuz dan ditinggal mati adalah nafkah yang

wajib. Bukan nafkah yang dihutang menurut pendapat yang asoh.

Jika isteri menolak ajakan suami karena ada luka kecil di sekitar

31

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, h. 105.

Page 56: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

47

kemaluan, atau ternyata kemaluannya itu sedang mengalami

pembengkakakn maka nafkah bagi isteri tidaklah gugur. Di antara

hal yang juga dianggap uzur adalah apabila sakit bila melakukan

senggama, atau terlalu besarnya kemaluan suami sehingga kemaluan

isteri tidak sanggup menahannya.

Adapun jika isteri keluar rumah tanpa izin suami atau berpergian

tanpa izin suami, maka itu juga termasuk nusyuz yang mengugurkan

nafkahnya. Jika isteri keluar dari rumah atas izin suaminya ulama

Syafi‟iyyah memberikan perincian, yaitu jika isteri keluar rumah

bersama suami atau karena memenuhi kebutuhan suami maka

nafkahnya tidak gugur. Namun jika perginya untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maka nafkahnya gugur menurut qaul azhar.32

Menurut Ulama Hanabilah berpendapat bahwa seorang isteri tidak

berhak mendapatkan nafkah jika ia keluar tanpa izin suaminya, baik

keluarnya untuk keperluannya sendiri, berwisata atau berziarah

meski dengan izin suaminya atau dalam menjalani hukuman buang,

atau ditahan meski karena zolim atau mengerjakan puasa kafarat,

mengqaḏa puasa ramadhan yang waktunya masih luas, puasa secara

mutlak atau melakukan ibadah haji baik sunah maupun nazar dan

tanpa izin dari suami. Akan tetapi menurutHanabilah dan

Malikiyyah, nafkah isteri tidak gugur jika ia menjalankan ibadah haji

yang wajib.

e. Murtad

Jika isteri murtad maka nafkahnya menjadi gugur, karena ia telah

keluar dari Islam dan tidak boleh digauli karena murtad. Namun jika

kembali lagi masuk Islam maka menurut Syafi‟iyah dan Hanabilah

nafkahnyakembali lagi. Perbedaan antara murtad dan nusyuz adalah

isteri yang murtad nafkahnya gugur karena ia murtad. Jika sebabnya

hilang, artinya apabila isterinya masuk Islam kembali maka

nafkahnya juga kembali lagi. Adapun isteri yang nusyuz, nafkahnya

32

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, h. 105.

Page 57: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

48

gugur karena ia melarang suami melakukan sesuatu atas dirinya, dan

ini tidak kembali hanya dengan taat kepada suami, namun dengan

penyerahan diri sepenuhnya kepada suami, dan itu tidak bisa dicapai

jika suaminya tidak ada.33

5. Ukuran Nafkah

Berkenaan dengan ukuran nafkah yang harus ditunaikan oleh suami para

ulama mazhab berbeda pendapat, di antaranya:

a. Pendapat Mazhab Hanafi

Para ulama mazhab Hanafi berpendapat bahwasanya untuk ukuran

nafkah tidak ada ketentuan syariat yang terkait, dan bahwasanya

suami berkewajiban memenuhi kebutuhan isteri secukupnya yang

dalam arti lain adalah suami memberikan nafkah semampunya sesuai

dengan kondisinya dari segi kelapangan atau kesulitannya.

b. Pendapat Mazhab Syafi‟i

Para ulama mazhab Syafi‟i tidak mengkaitkan penetapan besaran

nafkah dengan batas secukupnya akan tetapi mereka menetapkan

besaran nafkah berdasarkan ketentuan syariat. Meskipun begitu

mereka sepakat dengan mazhab Hanafi dalam mempertimbangkan

keadaaan suami dari segi kelapangan dan kesulitannya. Maksudnya

jika suami berada dalam keadaan lapang maka besaran nafkah yang

harus suami berikan dalam satu hari adalah dua mud. Sedangkan

suami yang dalam kesulitan maka nafkah yang harus diberikan

adalah satu mud.34

6. Nafkah Atas Perempuan yang Sedang Menjalani Iddah

Para ulama sependapat bahwa perempuan yang sedang

menjalankan masa iddah akibat talak raj‟i berhak mendapatkan nafkah

dan tempat tinggal.35

Demikian pula mereka sependapat bahwa isteri yang

33

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu, h. 106. 34

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Penerjemah Abdurrahim, Fikih Sunnah, h. 436-437. 35

Ali Yusuf as-Subki, Fiqih Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, h. 358.

Page 58: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

49

sedang menjalankan masa iddah karena talak bâi‟n dan dalam keadaan

hamil masih berhak mendapatkan nafkah dari mantan suaminya.

Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang hak nafkah isteri

yang sedang menjalankan masa iddah karena talak bâi‟n dan tidak sedang

dalam keadaan hamil. Pertama, Ulama Hanâfiyyah berpendapat bahwa ia

berhak mendapatkan tempat tinggal dan nafkah. Pendapat ini juga sama

dengan pendapat Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz dan Sufyan

ats-Tsauri.Kedua, Ulama Hanâbilah berpendapat isteri tidak berhak apa-

apa baik nafkah ataupun tempat tinggal. Ketiga, ulama Malikiyah dan

Syafi‟iyah berpendapat ia hanya berhak mendapatkan tempat tinggal

tetapi tidak mendapatkan nafkah.36

Ketentuan nafkah bagi isteri yang sedang menjalankan masa iddah

akan gugur apabila isteri melakukan perbuatan nusyuz, yaitu

pembangkangan terhadap suami atau durhaka kepadanya. Isteri bisa

dikategorikan nusyuz apabila ia meninggalkan rumah tanpa izin dari

suaminya, tidak mau melayani suami dalam masalah hubungan intim

atau isteri menolak tinggal dirumah yang layak baginya, maka menurut

kesepakatan para mazhab dia tidak berhak mendapatkan nafkah. Hanya

saja Imam Syafi‟i dan juga Imam Hambali menambahkan, apabila isteri

keluar rumah demi kepentingan suami maka nafkahnya tidak menjadi

gugur. Tetapi apabila keluarnya isteri dari rumah bukan karena

kepentingan suami sekalipun dengan izin suami maka gugurlah hak

nafkah baginya. Tetapi apabila isteri kembali lagi taat kepada suami

maka ketika itu kembali pula hak nafkahnya.37

Akan tetapi imam Hanafi berbeda dalam masalah batasan nusyuz

yang mengakibatkan gugurnya nafkah. Pendapatnya tersebut adalah

apabila isteri tidak keluar rumah tanpa izin suaminya dan tetap di dalam

rumah maka ia masih terhitung taat, sekalipun dia tidak mau diajak

36

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, h. 447. 37

Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab, (Jakarta: Lentera, 2002), h. 402-

404.

Page 59: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

50

bersetubuh tanpa alasan syar‟i. Penolakan itu haram, tapi tidak

menggugurkan hak nafkah baginya. Bagi imam Hanafi yang menjadi

sebab suami harus memberikan nafkah adalah beradanya isteri dirumah

suaminya. Persoalan hubungan seksual tidak ada kaitannya dengan

nafkah. Pendapat ini sungguh berbeda sekali dengan jumhur ulama,

dimana para ulama sepakat bahwa isteri apabila tidak mau diajak

bersetubuh tanpa adanya alasan syar‟i maka ia tidak berhak mendapatkan

hak nafkah.38

7. Nafkah Iddah dalam Peraturan Perundang-undangan

Mengenai nafkah iddah bagi bekas isteri pasca perceraian UU No.1

Tahun 1974 telah mengatur pada pasal 41 huruf c yang berbunyi:

“Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan atau menentukan suatu kewajiban bagi

bekas isteri”.

Ketentuan ini dimaksudkan agar bekas isteri yang telah diceraikan

suaminya jangan sampai menderita karena tidak mampu memenuhi

kebutuhan hidupnya.39

Di dalam KHI pun mengatur tentang nafkah iddah

yang merupakan sebuah akibat yang timbul setelah terjadinya perceraian,

hal itu diatur pada pasal 149 yang berbunyi:

“Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:

a. Memberikan mut‟ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa

uang atau benda, kecuali bekas isteri qobla dukhûl.

b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama

dalam masa iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bain atau

nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil.

c. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separuh

apabila qobla dukhûl.

38

Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab, h. 402-404. 39

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.

255.

Page 60: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

51

d. Membebankan biaya haḏanah untuk anak-anak yang belum

mencapai umur 21 tahun.”

Dan pasal 152 yang berbunyi:

“Bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas suami

kecuali ia nusyuz”

C. Implementasi Nafkah Iddah di Pengadilan Agama

Dari ketentuan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang sudah dipaparkan di

atas sudah jelas apabila isteri diceraikan karena cerai talak raj‟i dan isteri

yang sedang hamil berhak mendaptkan nafkah. Sedangkan bagi isteri yang

cerai karena talak bâi‟n dan isteri yang cerai karena nusyuz maka ia tidak

berhak mendapatkan nafkah iddah.

Nafkah iddah merupakan nafkah yang wajib untuk diberikan oleh mantan

suami kepada mantan isteri jika perceraian karena talak. Adapun maksud

talak di sini adalah suami mengajukan permohonan cerai talak terhadap

isterinya ke pengadilan agama. Dalam perkara permohonan cerai talak salah

satu yang diputus oleh majelis hakim yaitu adanya pemberian nafkah iddah.

Terhitungnya awal kewajiban nafkah iddah adalah ketika suami selesai

membacakan ikrar talak. Di dalam praktiknya hakim memerintahkan kepada

suami untuk membawa uang nafkah iddah tersebut ketika persidangan ikrar

talak untuk diserahkan kepada mantan isteri setelah selesai ikrar talak.Untuk

mengetahui berapa lama pemberian nafkah iddah terebut, maka harus dilihat

kepada lama iddah bagi isteri yang di cerai talak. Masa iddah isteri yang

ditalak oleh suaminya adalah tiga kali suci atau jikalau dalam hitungan hari

adalah 90 hari, maka lama masa pemberian nafkah iddah adalah selama tiga

kali suci atau jikalau dalam hitungan hari adalah 90 hari.40

Tetapi ada beberapa Pengadilan agama yang menerapkan pemberian

nafkah iddah sebelum pembacaan ikrar talak. Dimana hakim berijtihad dalam

40

http://kantorpengacara.co/nafkah-yang-wajib-dibayarkan-suami-setelah -perceraian/

Page 61: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

52

rangka memperjuangkan hak-hak mantan isteri dan menegakan keadilan bagi

para isteri dan sebagai penerapan asas peradilan agama bahwa peradilan

agama dilakukan secara cepat, sederhana dan biaya ringan.Faktor ekonomi

berpengaruh dalam terlaksananya pembayaran nafkah iddah kepada mantan

isteri. Apabila mantan suami berada dalam kondisi ekonomi yang cukup baik

maka proses pembayaran nafkah iddah akan berjalan dengan lancar.

Sebaliknya apabila kondisi mantan suami dalam keadaan ekonomi yang susah

maka proses pemberian nafkah iddah akan menjadi sulit. Karena secara

hukum tidak ada aturan yang mengharuskan pembayaran nafkah iddah

kepada mantan isteri secara tunai. Apabila suami yang tidak mau membayar

secara keseluruhan kewajiban memberikan nafkah iddah, maka suami dapat

meminta keringanan kepada pihak pengadilan agar diperkenankan membayar

kewajiban memberikan nafkah iddah tersebut dibayarkan secara dicicil.41

Ada 4 kategori dalam hal nafkah perempuan yang sedangkan menjalankan

masa iddah, yaitu:

a. Perempuan yang dalam masa iddah akibat talak raj‟i berhak

mendapatkan tempat tinggal dan nafkah, mengingat bahwa statusnya

masih sebagai isteri sah dan karenanya tetap memiliki hak-hak sebagai

isteri. Kecuali ia dianggap nusyuz, yaitu melakukan hal-hal yang

dianggap durhaka dan melanggar kewajiban taat kepada suaminya.

b. Perempuan dalam masa iddah akibat talak bâi‟n apabila ia dalam

keadaan mengandung maka ia berhak mendapatkan tempat tinggal dan

nafkah.

c. Perempuan dalam masa iddah akibat talak bâi‟n dan tidak sedang

dalam keadaan mengandung maka ia hanya mendapatkan tempat

tinggal saja.

d. Perempuan yang dalam masa iddah karena suaminya meninggal dunia

tidak berhak mendapatkan apa-apa baik nafkah ataupun tempat tinggal.

41

Siti zulaekah, “Analisis Pemberian Nafkah Mantan Isteri Akibat Cerai Talak : Studi

Kasus di Pengadilan Agama Semarang tahun 2015.”(Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), h. 85-87

Page 62: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

53

Karena harta peninggalan suaminya kini telah menjadi hak ahli waris,

termasuk dia dan anak-anaknya.42

42

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.

249-250.

Page 63: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

54

BAB IV

IMPLEMENTASI NAFKAH IDDAH DALAM KASUS NUSYUZ DI

PENGADILAN

A. Profil Singkat Pengadilan Agama Jakarta Barat

1. Sejarah Pengadilan Jakarta Barat

Gedung Pengadilan Agama Jakarta Barat yang dibangun pada tahun

1994 dan selesai pada tahun 1997 adalah milik PEMDA DKI Jakarta.

Kemudian olehnya diserah terimakan kepada Pengadilan Agama Jakarta

Barat pada tanggal 19 Mei 1997 untuk dipergunakkan sebagai tempat

kegiatan Pengadilan Agama Jakarta Barat dalam melaksanakan tugas

penegakan hukum dan keadilan.

Pengadilan Agama Jakarta Barat yang pada awalnya bernama Kantor

Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat, dibentuk pada tahun 1963

berdasarkan Surat Keputusan MenteriAgama Republik Indonesia Nomor

69 Tahun 1963. Sebelumnya di Jakarta hanya ada tiga Pengadilan Agama,

yaitu:

a. Kantor Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagi induk

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Tengah

c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara

Semula Pengadilan Agama di Jakarta berada di bawah Mahakamah

Islam Tinggi Surakarta. Kemudian pada tahun 1976, setelah dibentuknya

Cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1976 tanggal 16

Desember 1976, Pengadilan Agama di Jakarta bersama semua pengadilan

agama di Jawa Barat berada di bawah Mahkamah Islam Tinggi Bandung.1

Selanjutnya pada tahun 1985, Mahkamah Islam Tinggi Surakarta yang

sudah berubah nama menjadi Pengadilan Tinggi Agama dipindahkan ke

1 http://www.pa-jakartabarat.go.id/tentang-pengadian/sejarah-pengadilan

Page 64: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

55

Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 61 Tahun

1985 tanggal 16 Juli 1985 yang realisasainya baru terlaksana pada tanggal

30 Oktober 1987. Dengan demikian secara otomatis semua pengadilan

agama di Wilayah DKI Jakarta berada di bawah Pengadilan Tinggi Agama

Jakarta.

2. Wilayah Yuridiksi

Secara geografis Pengadilan Agama Jakarta Barat berada antara 6o 10’

LS dan 106o 49’ BT. Adapun wilayah yuridiksi Pengadilan Agama Jakarta

Barat terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan 56 (lima puluh eman) Kelurahan,

yaitu:2

a. Kecamatan Kebon Jeruk

Kecamatan Kebon Jeruk terdiri dari 7 (tujuh) Kelurahan,

yaitu:Kelurahan Kebon Jeruk, Kelurahan Sukabumi Selatan,

Kelurahan Sukabumi Utara, Kelurahan Kelapa Dua, Kelurahan Duri

Kepa, Kelurahan Kedoya Selatan, Kelurahan Kedoya Utara

b. Kecamatan Cengkareng

Kecamatan Cengkareng Terdiri dari 6 (eman) Kelurahan,

yaitu:Kelurahan Cengkareng Timur, Kelurahan Cengkareng Barat,

Kelurahan Kapuk, Kelurahan Rawa Buaya, Kelurahan Duri Kosambi,

Kelurahan Kali Angke

c. Kecamatan Grogol Petamburan

Kecamatan Grogol Petamburan terdiri dari 7 (tujuh) Kelurahan,

yaitu:Kelurahan Grogol, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kelurahan

Tanjung Duren Selatan, Kelurahan Tomang, Kelurahan Jelambar,

Kelurahan Jelambar Baru, Kelurahan Wijaya Kusuma

d. Kecamatan Tambora

Kecamatan Tambora terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan, yaitu:

Kelurahan Tambora,Kelurahan Tanah Sereal, Kelurahan Duri Utara,

Kelurahan Duri Selatan, Kelurahan Angke, Kelurahan Roa Malaka,

2 http://www.pa-jakartabarat.go.id/tentang-pengadian/wilayah-yuridiksi

Page 65: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

56

Kelurahan Pekojan, Kelurahan Jembatan Besi, Kelurahan Jembatan

Lima, Kelurahan Kali Anyar, Kelurahan Krendang

e. Kecamatan Taman Sari

Kecamatan Taman Sari terdiri dari 8 (delapan) Kelurahan,

yaitu:Kelurahan Taman Sari, Kelurahan Glodok, Kelurahan

Keagungan, Kelurahan Krukut, Kelurahan Tangki, Kelurahan Maphar,

Kelurahan Mangga Besar, Kelurahan Pinangsia

f. Kecamatan Palmerah

Kecamatan Palmerah terdiri dari 6 (enam) Kelurahan, yaitu:Kelurahan

Palmerah, Kelurahan Kota Bambu Utara, Kelurahan Kota Bambu

Selatan, Kelurahan Kemanggisan, Kelurahan Jati Pulo, Kelurahan

Slipi

g. Kecamatan Kembangan

Kecamatan Kembangan Terdiri dari 6 (eman) Kelurahan,

yaitu:Kelurahan Kembangan Selatan, Kelurahan Kembangan Utara,

Kelurahan Meruya Utara, Kelurahan Meruya Selatan, Kelurahan

Srengseng, Kelurahan Joglo

h. Kecamatan Kalideres

Kecamatan Kalideres Terdiri dari 5 (lima) Kelurahan, yaitu:Kelurahan

Kalideres, Kelurahan Tegal Alur, Kelurahan Kamal, Kelurahan

Semanan, Kelurahan Pegadungan

3. Struktur Organisasi

Berdasarkan PERMA No 7 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata

kerja kepaniteraan dan kesertariatan peradilan, ditetapkan bahwa struktur

organisasi Pengadilan Agama Jakarta Barat sebagaimana berikut:3

a. Ketua : Drs. H. Rusman Mallapi, S.H, M.H.

b. Wakil Ketua : Dr. H. Amam Fakhrur, S.H., M.H.

c. Dewan Hakim :Drs. H. Ali Mas’ad, Drs. Mulawarman S.H,.

M.H.,Drs. H. Ubaidillah M.Sy.,Drs. H. Mahdi Usman S.H.,Dra. Hj.

3 http://www.pa-jakartabarat.go.id/tentang-pengadian/struktur-organisasi

Page 66: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

57

AbsariM.H., Drs. H. Abdul Hadi M.H.I.,Dra. Hj. Neliati S.H.,Drs. H.

Fajri Hidayat M.H., Dra. Nurhayati M.H., Praptiningsih S.H., M.E.,

Drs. H. Mhd. Nasir S.H., M.H.

d. Panitera : H. Hanafi Baihaqi Lc., S.H.

e. PanMud Permohonan : H. Ali Usman Hasibuan S.H.I.

f. Staff PanMud Permohonan : Meli Yosa S.E. M.H.

g. PanMud Gugatan : Hj. Nisrin S.H., M.H.

h. Staff PanMud Gugatan : H. Waluyo S.H., Syarif Maulana S.H,. M.H.,

Lidya Anggreini S.E., Kunthi Septiyanti S.H.,Ulfa Fouziyah

S.H.I.,Triningsih Subekti A.md.

i. PanMud Hukum : Muhammad Hambali S.H.

j. Sekertaris: Drs. Safe’i Agustian

k. Kasubag Perencanaan IT: Windarti S.E,. M.H,. MBA.

l. Subag Umum dan Keuanga : Haryanti S.H., Drs. Syamsuddin M.H.,

Didin Awaludin S.H., Tri Supani S.H., Widya Fauziah S.E.,

m. Kasubag Kepegawaian : Tri Jumiyati S.H,.

n. Panitera Pengganti : Saparanto S.H., M.H., Abdul Hamid S.Ag.,

Junaedi S.H., M. Yasin S.H., Endang Bahtiar S.H., M.H., Ahlan S.H.,

Donny Sulistiyantoro S.E., Ria Amalia Sari S.H, M.H., Hj. Siti

Rohmah S.E,. S.H.,

o. Jurusita dan Jurusita Pengganti : Toto Sudarto, Priyorianto, Frans

Paulus Alfons, S.E., Hafas, Burhamzah, Nining Widiawati, Dika

Andrian S.Kom., Pepen Effendi

B. Deskripsi Putusan

Putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat nomor

585/Pdt.G/2017/PA.JB adalah perkara cerai talak yang didaftarkan di

Pengadilan Agama Jakarta Barat pada tanggal 08 Maret 2017 dengan

duduk perkara sebagai berikut:

Bahwa pada tanggal 15 Juni 2011 pemohon dengan termohon

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Palmerah.

Page 67: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

58

Bahwa setelah pernikahan tersebut pemohon dengan termohon

berpindah-pindah dan bertempat tinggal terakhir dikontrakan sesuai alamat

termohon.

Bahwa dalam perkawinan antara pemohon dengan termohon telah

bercampur sebagaimana layaknya pasangan suami isteri dan telah

dikaruniai dua orang anak, yang pertama anak perempuan dan yang kedua

anak laki-laki.

Bahwa sejak pertengahan bulan Desember tahun 2015 rumah

tangga antara pemohon dan termohon sering terjadi pertengkaran secara

terus-menerus, yang penyebabnya anatara lain:

1. Termohon sering marah-marah kepada pemohon.

2. Termohon sering keluar rumah tanpa izin.

3. Pemohon tidak patuh dalam menjalankan kewajiban sebagai isteri dari

pemohon.

Bahwa sejak pertengahan bulan Februari 2017 pemohon dan termohon

ribut besar, dimana termohon meminta cerai kepada pemohon dan

pemohon mengabulkannya, selanjutnya pemohon pergi dari rumah

kediaman bersama ke alamat orang tua pemohon yang sesuai dengan

alamat pemohon, dan sejak saat itu antara pemohon dan termohon sudah

tidak pernah lagi melakukan hubungan suami isteri sampai sekarang.

Bahwa ikatan perkawinan antara pemohon dan termohon sebagaimana

diuraikan diatas sudah sulit untuk dibina untuk membentuk suatu rumah

tangga yang sakînah, mawaddah wa rahmah sebagaimana maksud dan

tujuan dari sebuah perkawinan, sehingga lebih baik diputus karena

perceraian.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka pemohon memohon kepada

ketua Pengadilan Agama Jakarta Baratuntuk berkenan menerima,

memerikasa dan memutus perkara ini sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan pemohon.

Page 68: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

59

2. Memberikan izin kepada pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i

terhadap termohon dihadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Barat.

3. Membebankan biaya perkara sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bahwa pada hari sidang yang ditetapkan, pemohon dan termohon

hadir pada persidangan, oleh Majelis telah diupayakan perdamaian dan

diberi kesempatan kepada pihak berperkara untuk menempuh mediasi

dengan menunda persidangan secara cukup, namun tidak berhasil

mencapai kesepakatan.

Bahwa oleh karena proses mediasi yang dilaksanakan oleh Mediator

Drs.H.Muchit A.Karim, M.Pd. tidak berhasil, maka pemerikasaan

dilanjutkan dalam persidangan tertutup untuk umum dan dibacakan

permohonan pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh pemohon

tanpa ada perubahan.

Bahwa atas permohonan pemohon tersebut, termohon telah

mengajukan jawaban secara lisan, yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa benar pemohon adalah suami termohon yang menikah pada

tanggal 15 juni 2011.

2. Bahwa benar pemohon dan termohon memiliki 2 anak.

3. Bahwa benar setelah menikah pemohon dan termohon terakhir tinggal

bersama di Kebon Jeruk.

4. Bahwa benar sejak akhir 2015 antara pemohon dengan termohon

sering terjadi pertengkaran.

5. Bahwa benar termohon sering keluar rumah tanpa izin.

6. Bahwa termohon hanya bermaksud agar pemohon dan termohon tidak

tinggal bersama orang tua pemohon, agar mandiri.

7. Bahwa benar termohon pernah marah-marah dan meminta diceraikan

oleh pemohon.

Page 69: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

60

8. Bahwa pada bulan Februari 2017 pemohon pergi meninggalkan

tempat kediaman bersama dan sekarang pemohon tinggal bersama

orang tua pemohon.

9. Bahwa sebaiknya termohon bercerai dari pemohon.

Bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya pemohon

mengajukan beberapa bukti, di antaranya:

1. Bukti surat

a. Fotokopi kutipan akta nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai

Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Palmerah,

Kota Jakarta Barat, Tanggal 15 Juni 2011, telah di nazegelen dan

telah dicocokan dengan aslinya ternyata cocok, dan oleh Majelis

Hakim diberi tanda “P1” dan diparaf.

b. Fotokopi KTP atas nama pemohon yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Kota Jakarta Barat Tanggal 03 Oktober 2012, telah di

nazegelen dan telah dicocokan dengan aslinya ternyata cocok, dan

oleh Majelis Hakim diberi tanda “P2” dan diparaf.

2. Bukti saksi

a. Saksi I, Bibi pemohon, Agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah

Tangga, bertempat tinggal di Jakarta Barat. Memberikan

keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

1) Bahwa saksi kenal dengan pemohon dan termohon.

2) Bahwa saksi adalah bibi pemohon.

3) Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah

suami isteri sah dan menikah pada tahun 2011.

4) Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon tinggal

bersama di rumah kontrakan di daerah Kebon Jeruk Jakarta

Barat.

5) Bahwa saksi mengetahui pemohon dantermohon telah

dikaruniai dua orang anak.

6) Bahwa saksi mengetahui sejak akhir 2015, antara pemohon

dan pemohon terjadi pertengkaran.

Page 70: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

61

7) Bahwa saksi mengetahui yang dipertengkarkan pemohon dan

termohon adalah mengenai sikap termohon yang sering tidak

ada di tempat kediaman.

8) Bahwa saksi mengetahui pada bulan Februari 2017 pemohon

meninggalkan tempat kediaman menuju rumah orang tua

pemohon.

9) Bahwa saksi mengetahui termohon pernah minta diceraikan

oleh pemohon.

10) Bahwa saksi mengetahui sejak kepergiannya dan sampai

sekarang pemohon tidak pernah kembali.

11) Bahwa dahulu pemohon dan termohon juga pernah pisah

tempat tinggal, dan waktu itu termohon tinggal dirumah

saksi.

b. Saksi II, adalah tetangga pemohon, Agama Islam, ibu rumah

tangga, bertempat tinggal di Jakarta Barat. Memberikan

keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

1) Bahwa saksi kenal dengan pemohon dan termohon.

2) Bahwa saksi adalah tetangga pemohon.

3) Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah

suami isteri sah.

4) Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon tinggal

bersama di rumah kontrakan di daerah Kebon Jeruk dan telah

dikaruniai dua orang anak.

5) Bahwa saksi mengetahui pada bulan Februari 2017, pemohon

meninggalkan tempat kediaman bersama menuju ke rumah

orang tua pemohon.

6) Bahwa saksi mengetahui ketika masih serumah antar

pemohon dan termohon terjadi pertengkaran.

7) Bahwa saksi mengetahui yang di pertengkarkan pemohon dan

termohon adalah mengenai sikap termohon yang sering tidak

ada di tempat kediaman.

Page 71: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

62

8) Bahwa saksi mengetahui sejak kepergiannya dan sampai

sekarang pemohon tidak pernah kembali.

Bahwa termohon menyatakan kepada Majelis Hakim, dimana

termohon tidak akan mengajukan bukti-bukti ke muka persidangan.

Bahwa selanjutnya pemohon dan termohon menyampaikan

kesimpulan secara lisan sebagaimana di dalam Berita Acara Pemeriksaan

Perkara.

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini ditunjuk segala hal

yang tercantum dalam berita acara sidang yang merupakan bagian tak

terpisankan dari putusan ini.

C. Pertimbangan Hukum dan Amar Putusan Hakim

Bahwa Majelis Hakim pada setiap permulaan persidangan telah

mengupayakan perdamaian dengan memberi nasehat agar pemohon dan

termohon kembali hidup rukun dan telah menempuh proses mediasi,

sesuai dengan PERMA No. 1 Tahun 2016 dengan Mediator Drs. Muchit

A. Karim, M.Pd. akan tetapi tidak berhasil mencapai kesepakatan,

sebaagaimana laporan mediator tertanggal 10 April 2017.

Bahwa perkara ini adalah perkara perceraian antara warga negara

Indonesia yang beragama Islam, maka berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf

(a) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan

Pasal 49 huruf (a) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, perkara ini menjadi

wewenang absolut Pengadilan Agama.

Bahwa dipersidangan Termohon menyatakan Termohon bertempat

tinggal di Jakarta Barat, maka Majelis Hakim berpendapat sesuai dengan

ketntuan Pasal 66 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang

Peradilan Agama, perkara ini menjadi wewenang relatif Pengadilan

Agama Jakarta Barat.

Page 72: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

63

Bahwa pemohon mendalilkan bahwa pemohon dan termohon adalah

suami isteri yang menikah pada tanggal 15 Juni 2011. Dengan mengajukan

bukti P1 yaitu fotokopi dari akta autentik yang berupa buku Kutipan Akta

Nikah yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, telah dinazegelen

(dimaterai) dan dileges (dicap), serta telah dicocokan dengan aslinya

ternyata cocok, dan isinya menunjukan bahwa pemohon dan termohon

telah menikah pada tanggal 15 Juni 2011 .

Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, harus dinyatakan bahwa

bukti P1 tersebut terbukti memenuhi syarat formil dan syarat materil alat

bukti, dan mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat, oleh

karena itu harus dinyatakan terbukti bahwa antara pemohon dan termohon

ada hubungan suami isteri, dan karenanya harus dinyatakan bahwa

permohonan pemohon mempunyai dasar hukum (legal standing), dan

pemohon adalah pihak yang memiliki kepentingan (persona standi in

judicio) dalam perkara ini.

Bahwa dalil permohonan pemohon untuk bercerai dengan termohon

adalah karena sejak Desember 2015, antara pemohon dan termohon sering

terjadi pertengkaran yang disebabkan termohon sering marah-marah

kepada pemohon, termohon sering keluar rumah tanpa izin pemohon dan

pemohon tidak patuh dalam menjalankan kewajibanya sebagai isteri dari

pemohon.

Bahwa dalam jawabannya termohon telah membenarkan mengenai

dalil-dalil perceraian yang diajukan pemohon dan termohon dan mengakui

sepanjang mengenai hubungan perkawinan permohon dengan termohon,

anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan pemohon dan termohon,

perselisihan yang mulai terjadi pada Desember 2015, termohon sering

keluar rumah tanpa izin pemohon dan keduanya telah pisah rumah sejak

Februari 2017.

Bahwa pasal 39 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

menyebutkan untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa

antara suami isteri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.

Page 73: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

64

Alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar dalam perkara aquo adalah

sebagaimana disebut dalam penjelasan pasal 39 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974, Jo. Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975, Jo. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam.

Bahwa setelah membaca dengan seksama dalil-dalil pemohon untuk

menjatuhkan ikrar talaknya, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa

ketentuan hukum yang dapat diterapkan adalah pasal 39 ayat (2) dan

penjelesannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Jo. Pasal 19 huruf

(f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Jo. Pasal 116 huruf (f)

Komplikasi Hukum Islam, yaitu antara suami isteri terus menerus terjadi

perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah tangga.

Bahwa pasal 163 HIR menyebutkan: Barang siapa yang mengatakan

ia mempunyai hak atau ia menyebutkan bahwa suatu perbuatan untuk

menguatkan haknya itu atau untuk membantah hak orang lain, maka orang

itu harus mebuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu. Dengan

berdasarkan ketentuan hukum tersebut, meskipun dalil-dalil pemohon

telah diakui oleh termohon, maka pemohon wajib membuktikan dalilnya.

Bahwa saksi satu adalah bibi pemohon dan saksi dua adalah tetangga

pemohon yang memberian keterangan di bawah sumpahnya tentang apa

yang dilihat dan didengarnya sendiri tentang rumah tangga pemohon

dengan termohon dan keterangannya relevan dengan dalil permohonan

pemohon.

Bahwa dua saksi di atas telah memenuhi batas minimal saksi,

keduanya tidak terlarang menjadi saksi dalam perkara ini dan

keterangannya saling bersesuaian satu sama lain, maka sesuai dengan

Pasal 171 dan Pasal 172 HIR, kesaksian kedua orang saksi tersebut dapat

diterima sebagai bukti.

Bahwa berdasarkan keterangan pemohon dan dihubungkan dengan

pengakuan termohon dan keterangan saksi-saksi sebagaimana

dikemukakan pada duduk perkara di atas, ditemukan fakta sebagai berikut:

Page 74: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

65

- Bahwa sejak Desember 2015 antara pemohon dan termhon terjadi

pertengkaran.

- Bahwa pertengkaran yang terjadi antara pemohon dan termohon

dipicu masalah termohon yang sering meninggalkan tempat kediaman

tanpa izin pemohon.

- Bahwa sudah sekitar tiga bulan pemohon dan termohonhidup

berpisah, dimana pada Februari 2017 pemohon peri eninggalkan

tempat kediaman dan sampai sekarang tidak kembali.

Bahwa rumah tangga pemohon dan termohon tidak sesuai tujuan

perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa

rahmah sebagaimana dikehendaki dalam rumusan Pasal 3 Kompilasi

Hukum Islam di Indonesia, Jo. Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974, tidak dapat lagi dapat terwujud dan antara pemohon dan

termohon tidak ada lagi harapan untuk kembali hidup rukun sebagai suami

isteri.

Bahwa selanjutnya Majelis perlu mengetengahkan fiman Allah SWT

sebagimana tercantum dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 227 yang

berbunyi:

فاى هللا سويع علين الطالقو اى عزم

Artinya: “ Dan jika mereka telah berketetapan hati untuk bercerai, maka

sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahu.”

Bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara pemohon dan

termohon seperti tersebut di atas, dan pemohon tetap berkehendak untuk

menjatuhkan ikrar talak terhadap termhon, demikian pula termohon meinta

agar diceraikan pemohon, Majelis Hakim berpendapat bahwa perceraian

lebih maslahat dan memberi kepastian hukum dari pada menerukan

perkawinan, bahkan menerukan perkawinan seperti tersebut di atas dapat

dikhawatirkan akan mendatangkan muḏaratyang lebih besar bagi pemohon

dan termohon.

Page 75: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

66

Bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan sebagimana tersebut

di atas, Majelis Hakim berpendapat permohonan pemohon dapat

dinyatakan telah beralasan hukum, memenuhi maksud dan ketentuan pasal

19 huruf (f) Peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Jo. Pasal 116

huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, dan patut dikabulkan.

Bahwa bila mana perkawinan putus karena talak maka bekas suami

wajib memberikan mut’ah yang layak kepada bekas isterinya baik berupa

uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla dukhûl dan bekas

suami wajib memberikan nafkah maskan dan kiswah kepada bekas isteri,

kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bâi’n atau nusyuz dan dalam

keadaan tidak hamil, sesuai yang telah diatur oleh pasal 149 huruf (a) dan

huruf (b) kompilasi Hukum Islam di Indonesia maka secara ex officio

Majelis Hakim perlu menghukum pemohon untuk memberikan kepada

termohon berupa nafkah iddah dan mut’ah.

Bahwa dimuka persidangan pemohon dan termohon telah bersepakat

besarnya nafkah iddah dan mut’ah yang akan dibayarkan pemohon kepada

termohon adalah sejumlah 2.000.000.,-(dua juta rupiah) dengan rincian,

1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) untuk nafkah iddah selama tiga bulan

dan 500.000 (lima ratus ribu rupiah) untuk uang mut’ah.

Bahwa dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 241 dinyatakan:

وللوطلقات هتاع بوعروف حقا على الوتقيي

Artinya: “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan

oleh suaminya) mut’ah (pemberian) menurut yang ma’ruf, sebagai

kewajiban bagi orang-orang yang takwa.”

Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, pemohon patut

dihukum membayar berupa nafkah iddah selama tiga bulan sejumlah

1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) dan mut’ah sebesar 500.000

(lima ratus ribu rupiah).

Page 76: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

67

Bahwa demi menjamin hak-hak penggugat rekonpensi sebagai bekas

isteri, maka Majelis Hakim berpendapat, bahwa waktu penyerahan uang

sebagaimana dalam amar putusan dari pemohon kepada termohon tersebut

di atas adalah saat persidangan ikrar talak.

Berdasarkan Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

Tentang Peradilan Agama, Majelis memerintahkan kepada Panitera

Pengadilan Agama Jakarta Barat untuk mengirimkansalinan penetapan

ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama yang

wilayahnya meliputi tempat kediaman pemohon dan termohon serta

kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama yang wilayahnya

meliputi tempat perkawinan dilangsungkan untuk mendaftarkan putusan

perceraian dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu.

Bahwa oleh karena perkara termasuk bidang perkawinan maka

berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, yang

diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka semua biaya

perkara dibebankan kepada pemohon.

Memperhatikan pasal-pasal tersebut di atas beserta segala

ketentuanhuum syar’i dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan berkaitan dengan perkara ini maka ditetapkan amar putusan sebagai

berikut:

1. Mengabulkan permohonan pemohon

2. Memberikan izin kepada pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i

terhadap termohon di hadapan sidang pengadilan Agama Jakarta Barat

3. Menghukum pemohon untuk membayar kepada termohon berupa:

a. Nafkah iddah sejumlah 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu

rupiah)

b. Uang mut’ah sejumlah 500.000 (lima ratus ribu rupiah)

4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Jakarta Barat

untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai

Page 77: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

68

Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Palmerah Kota

Jakarta Barat dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat

5. Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara yang

hingga kini dihitung sejumlah 516.000 (lima ratus eman belas ribu

rupiah).

D. Analisa Penulis

1. Analisa Proses Persidangan

Proses persidangan perkara nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB perkara

tersebut di sidangkan di Pengadilan Agama Jakarta Barat, dan

persidangan tersebut berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya,

artinya proses persidangan tersebut berjalan sebagaimana proses

perkara-perkara yang lain. Dimana para pihak yaitu pemohon dan

termohon hadir pada hari yang telah ditentukan oleh majelis hakim.

Kemudian pada hari itu hakim memerintahkan kepada para pihak

untuk melakukan mediasi bersama mediator, tapi ternyata proses

mediasi itu gagal maka dilanjutkan proses pemeriksaan perkara dalam

persidangan tertutup untuk umum dan dibacakanlah surat permohonan

yang diajukan oleh pemohon. Lalu Majelis Hakim memberikan

kesempatan kepada termohon untuk memberikan jawaban atas

permohonan tersebut. Lalu dilanjutkan dengan replik dari pemohon

dan duplik dari termohon. Setelah itu hakim memerintahkan kepada

pemohon untuk mengajukan bukti-bukti untuk membuktikan dalil-dalil

permohonannya. Majelis Hakim juga memberikan kesempetan kepada

termohon untuk mengajukan bukti-bukti yang menguatkan jawaban

serta bantahan termohon atas dalil-dalil yang diajukan pemohon Tetapi

termohon menyatakan kepada Majelis Hakim tidak akan mengajukan

bukti-bukti. Selanjutnya pemohon dan termohon menyampaikan

kesimpulannya masing-masing dan dilanjutkan dengan pembacaan

putusan oleh Majelis Hakim.

2. Analisa Perkara

Page 78: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

69

Pada dasarnya tujuan dari pernikahan ialah membentuk sebuah

keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Hal itu dapat dicapai

apabila suami dan isteri dapat saling membantu, melengkapi,

memahami, menyayangi dan mengasihi antara satu sama lain. Kata

saling di sini maksudnya ialah keduanya harus bersama sama, tidak

melulu harus selalu isteri atau tidak melulu harus selalu suami,

keduanya harus selalu beriringan atau bersama-sama dalam

membangun sebuah keluarga. Tujuan lainnya dari pernikahan yaitu

antara suami dan isteri menciptakan keluarga yang aman, damai, saling

memahami satu sama lain agar tercipta keluarga yang harmonis

sehingga rumah tangga akan terasa indah, menyenangkan, penuh kasih

sayang dan dapat mencetak generasi keturunan yang baik.

Tidak semua kehidupan rumah tangga berjalan dengan harmonis

tanpa ada permasalaahan, banyak juga rumah tangga yang tidak

harmonis karena sering terjadi perselisihan atau percekcokan yang

disebabkan karena kesalah pahaman antara suami dengan isteri,

terkadang juga disebabkan oleh permasalahan yang lain. Seperti tidak

mau melayani suami, ketidak taatan dan acuh terhadap kewajibannya.

Hal tersebut biasanya dijadikan sebagai alasan dalam pengajuan

permohonan perceraian di pengadilan, hal ini menurut mereka menjadi

solusi terbaik dari penyelesaian masalah yang selama ini mereka alami.

Namun ketika perceraian itu terjadi maka ada akibat yang timbul dari

perceraian itu di antaranya adalah nafkah iddah, kiswah dan nafkah

anak yang harus diberikan oleh mantan suami.

Sebab terjadinya perceraian juga dapat terjadi akibat isteri

melakukan nusyuz. Adapun nusyuz itu sendiri memiliki arti bahwa

isteri tidak lagi taat kepada suami dalam hal-hal yang tidak dilarang

oleh agama, maka dari hal inilah dapat timbul pertanyaan, yaitu;

apakah isteri yang melakukan nusyuz tetap mendapatkan hak nafkah

idah?

Page 79: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

70

Berkaitan dengan hal itu maka, dalam putusan perkara Nomor

585/Pdt.G/2017/PA.JB dalam kasus cerai talak, yang mana perkara

tersebut diadili di Pengadilan Agama Jakarta Barat, maka di sinilah

Pengadilan Agama Jakarta Barat berperan dalam menetapkan apakah

isteri yang melakukan nusyuz tetap mendapatkan hak nafkah iddah

dari mantan suami?

Dalam putusan perkara Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB dapat

diketahui antara pemohon dan termohon terikat dalam ikatan

perkawinan yang sah, hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan akta

nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan

Palmerah kota Jakarta Barat tertanggal 15 juni 2011. Ini berarti ikatan

perkawinan antara pemohon dan termohon sudah berjalan selama 6

tahun dengan dikaruniai dua orang anak.

Hal tersebut membuktikan bahwa keadaan rumah tangga mereka

berjalan dengan baik pada awalnya. Akan tetapi pada bulan Desember

tahun 2015, keadaan rumah tangga mereka mulai tidak harmonis, hal

itu disebabkan sikap termohon yang sering marah-marah kepada

pemohon, seringnya termohon keluar rumah tanpa izin dan termohon

tidak patuh dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang isteri

dan keadaan tersebut memuncak pada bulan Februari 2017 dimana

termohon minta diceraikan oleh pemohon dan pemohon mengabulkan

keinginan termohon dan pemohon pergi meninggalkan kontrakan yang

menjadi tempat tinggal bersama. Karena hal tersebut pemohon

akhirnya mengajukan permohonan cerai ke Pengadilan Agama Jakarta

Barat.

Berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan oleh pemohon dalam

permohonanya, Majelis Hakim telah memututskan bahwa pemohon

diberikan izin untuk menjatuhkan talak kepada termohon dengan dasar

kaiddah fikihدرء الوفاسد علي جلب الوصالح. Pertimbangan hakim

tersebut sudah sesuai dengan hukum yang ada dan sudah sesuai

berdasarkan hukum perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Page 80: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

71

Namun jika dilihat dari sebab runtuhnya keharnonisan rumah

tangga mereka, penyebabnya adalah sikap si isteri dalam hal ini

sebagai termohon yang melakukan nusyuz kepada pemohon dalam hal

ini suami. Jika bukan karena sikap termohon yang nusyuz kepada

pemohon, maka keadaan rumah tangga mereka akan tetap tentram,

damai dan bahagia sesuai dengan tujuan pernikahan dan pemohon

tidak akan mengajukan permohonan cerai ke Pengadilan Agama

Jakarta Barat.

Dari pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim yang telah

dipaparkan sebelumnya dalam hal memberikan izin kepada pemohon

untuk menjatuhkan talak raj’i terhadap termohon, menurut penulis itu

sudah tepat dan sesuai perundang-undangan. Akan tetapi penulis tidak

setuju atau kurang sependapat terhadap pertimbangan Majelis Hakim

dalam hal menghukum pemohon untuk memberikan nafkah iddah

kepada termohon. Hal ini didasarkan pada kasusnya yaitu disebabkan

karena termohon melakukan nusyuz dan juga apabila dilihat dari

alasan-alasan yang diajukan pemohon, sikap termohon sudah termasuk

kedalam kategori nusyuz, dimana termohon sering marah-marah

terhadap pemohon, termohon sering keluar meninggalkan tempat

kediaman bersama tanpa izin dari pemohon dan temohon tidak patuh

serta melalaikan kewajibannya sebagaimana kewajiban seorang isteri,

terlebih lagi termohon mengakui bahwa benar ia sering keluar dan

tidak ada di rumah tanpa se izin pemohon. Berdasarkan sebab-sebab

tersebut maka, termohon dalam hal ini sebagai isteri dari pemohon

dapat dikategorikan telah melakukan perbuatan nusyuz. Sesuai dengan

pendapat Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili bahwa perbuatan yang dapat

dikategorikan sebagai nusyuz adalah ketidak taatan isteri kepada suami

dalam hal yang tidak dilanggar oleh agama dan keluarnya isteri dari

rumah suami tanpa seizin suami, yaitu tanpa keridhoan suami.4

4Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyie al-

Kattani dkk, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, h. 105

Page 81: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

72

Bagi isteri yang telah diketahui bahwa ia melakukan nusyuz maka

ia tidak berhak mendapatkan nafkah iddah. Sesuai dengan ketentuan

yang diatur di dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 149 huruf (b)

yang berbunyi:

“Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami

wajib memberikan nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri

selama dalam masa iddah, kecauli bekas isteri yang di jatuhi talak

bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil.”

Dan dalam pasal 152 yang berbunyi:

“bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas

suaminya kecuali ia nusyuz”

Sesuai dengan uraian di atas, maka penulis berpendapat bahwa

dalam putusan perkara Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB, isteri yang telah

terbukti melakukan perbuatan nusyuz itu tidak berhak mendapatkan

nafkah iddah. Karena terasa tidak adil bagi pemohon untuk di hukum

memberikan nafkah iddah sedangkan termohon melakukan nusyuz.

Akan tetapi Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat dalam

memutus perkara Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB menetapkan bahwa

isteri yang melakukan nusyuz berhak mendapatkan nafkah iddah.

Dimana Majelis Hakim mempertimbangkan putusan tersebut

berdasarkan Undang-Undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 41

huruf c yang berbunyi “Pengadilan Agama dapat mewajibkan kepada

suami untuk memberikan biaya kehidupan dan atau menentukan suatu

kewajiban bagi mantan isteri”. Majelis Hakim melihat bahwa

nusyuzyang dilakukan termohon tidak semata-mata kemauan

termohon, tetapi akibat sikap pemohon yang ingin mengajaknya

tinggal dirumah ibunya. Sehingga hal tersebut bisa memicu termohon

sebagai isteri untuk melakukan perbuatan nusyuz kepada pemohon.

Dengan pertimbangan itulah maka Majelis Hakim menetapkan pada

perkara Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB bahwa isteri berhak

mendapatkan nafkah iddah walaupun ia telah terbukti melakukan

Page 82: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

73

perbuatan nusyuz. Hakim pun menganggap pemberian nafkah di sini

menajdi sebuah kemaslahatan bagi isteri.5

Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat memandang

nusyuz yang dilakukan di sini masih kategori nusyuz ingkar belum

mencapai nusyuz yang fatal. Di antara perbuatan nusyuz yang fatal

adalah berzina dan yang dapat membahayakan akiddah seperti murtad.

Sehingga Majelis Hakim menyatakan bahwa isteri sebagai termohon

masih berhak mendapatkan nafkah iddah.

Berkenaan dengan Kompilasi Hukum Islam pasal 149 huruf (b)

dan pasal 152 Majelis Hakim berpendapat bahwa ketentuan pada pasal

tersebut bukan sebagai ketentuan yang tetap. Akan tetapi bisa berubah

sesuai keadaan yang terjadi. Semisal Apabila di dalam persidangan

atau di dalam surat permohonannya suami bersedia memberikan

nafkah iddah kepada isteri sekalipun perkara tersebut termasuk nusyuz

yang fatal maka hakim boleh menetapkan di dalam amar putusan

pemberian nafkah iddah untuk isteri dari mantan suami, karena

menurut Majelis Hakim itu bukanlah sebuah perbuatan yang berdosa

jikalau suami rela dan bersedia memberikan nafkah kepada isteri yang

nusyuz. Majelis Hakim juga dapat menetapkan nafkah iddah kepada

isteri yang nusyuz dalam hal keadaan apabila isteri terbukti melakukan

nusyuz dan ternyata isteri melakukan hal tersebut karena perbuatan

suami, semisal karena faktor ekonomi sehingga isteri tidak

mendapatkan nafkah, maka ketika itu isteri dikategorikan nusyuz tapi

tetap mendapatkan nafkah iddah atau sama halnya apabila isteri

mengajukan cerai gugat dan ternyata isteri mengajukan karena akibat

perbuatan suami. Maka Majelis Hakim boleh menetapapkan nafkah

iddah kepada bekas isteri walaupun pada kasus talak bâi’n atau pada

5Hasil Wawancara dengan Drs. Mhd Nasir S.H., M.H (Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Barat), Tanggal 14 Mei 2018. di Kantor Pengadilan Agama Jakarta Barat. Pukul 14:00.

Page 83: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

74

kasus cerai talak isteri yang melakukan nusyuz dan tidak dalam

keadaan hamil.6

Jika dilihat dari alasan-alasan yang digunakan Majelis Hakim,

penulis menilai bahwa Majelis Hakim menggunakan asas kesetaraan

dan keadilan gender. Dimana Majelis Hakim memandang bahwa tidak

mungkin isteri melakukan nusyuz tanpa ada sebab yang

melatarbelakanginya dan melihat kenyataan betapa beratnya nasib

seorang mantan isteri setelah perceraian serta meyakini bahwasanya

perempuan memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki.

Tujuan utama seorang hakim mengeluarkan putusan bukan

sekedar tentang apakah putusan tersebut memiliki asas kepastian

hukum, akan tetapi harus memiliki nilai keadilan dan manfaat di

dalamnya. Sehingga hasil putusan yang dikeluarkan hakim yang

menggunakan asas kesetaraan dan keadilan gender mengubah nilai

keadilan formal menjadi keadilan substantif.

6Hasil Wawancara dengan Drs. Mhd Nasir S.H., M.H (Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Barat), Tanggal 14 Mei 2018. di Kantor Pengadilan Agama Jakarta Barat. Pukul 14:00.

Page 84: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengkaji dan menganalisis terhadap putusan Pengadilan Agama

Jakarta Barat Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB. Ada beberapa kesimpulan yang

dapat penulis tarik dari hal-hal tersebut, sebagai berikut:

1. Adapun landasan dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Barat memberikan nafkah iddah kepada isteri yang nusyuz adalah

karna hakim melihat terdapat kemaslahatan di dalamnya serta perbuatan

nusyuz yang dilakukan isteri merupakan reaksi dari sikap suami yang

ingin mengajak isteri ke rumah ibunya suami, karna hal itu isteri

akhirnya melakukan perbuatan nusyuz. Hakim juga memandang nusyuz

disini masih kategori nusyuz ingkar belum kepada nusyuz yang fatal

semisal berzina dan yang dapat membahayakan akiddah seperti murtad.

Sehinga berdasarkan alasan-alasan tersebut hakim pun dapat

memutuskan bahwa isteri masih berhak mendapatkan nafkah iddah.

2. Menurut pandangan Islam, para ulama sepakat bahwa setiap isteri yang

dicerai talak oleh suaminya berhak mendapatkan nafkah iddah. Tetapi

apabila suami menjatuhkan talak nya kepada isteri yang sedang dalam

keadaan nusyuz maka isteri tidak berhak mendapatkan nafkah iddah.

Karna nusyuz merupakan sikap ketidak taatan isteri terhadap suami

sehingga isteri tidak berhak mendapatkan nafkah iddah. Begitu juga

apabila suami telah menjatuhkan talak raj`i kepada isterinya dan ketika

menjalankan masa iddahnya isteri melakukan nusyuz, maka nafkah iddah

yang semulanya ia dapatkan ketika itu pula nafkah iddahnya menjadi

gugur dikarnakan ia melakukan nusyuz. Di antara perbuatan yang dapat

dikategorikan nusyuz adalah apabila isteri tidak ingin di ajak bersetubuh

tanpa alasan syar`i, keluar rumah tanpa izin suami dan isteri tidak taat

lahir batin kepada suami dalam hal yang tidak dilarang oleh agama. Jika

dilihat dari hukum positif hal ini sejalan dengan peraturan yang berlaku

Page 85: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

76

di Indonesia yaitu Kompilasi Hukum Islam pasal 80 ayat (7) dan pasal

149 ayat (b). Tetapi berbeda jika ditinjau dari asas keadilan gender,

menurut asas keadilan gender isteri yang nusyuz ataupun isteri dalam

perkara cerai gugat tetap mendapatkan nafkah iddah karna isteri tidak

mungkin melakukan hal tersebut tanpa adanya sebab, sehingga akan

terasa lebih adil dari segi gender jikalau isteri diberikan hak nafkah iddah

nya. Karna memang seharusnya hukum harus mengedepankan keadilan

yang substantif dari pada keadilan formal, karna hakim mengadili bukan

sekedar demi asas kepastian hukum akan tetapi hakim mengadili demi

asas keadilan salah satunya adalah keadlian gender.

B. Saran

Setelah ada beberapa kesimpulan yang telah dipaparkan di atas,

penulis juga ingin memberikan beberapa sarang yang di tujukan kepada

pihak-pihak yang terkait, yaitu:

1. Kepada para isteri untuk selalu taat kepada suami dan mencari

ridhonya selama apa yang di perintahakan suami tidak bertentangan

dengan syariat dan merusak akiddah. Apabila suami memberikan

sesuatu dengan kadar kemampuannya harap diterima dengan lapang

hati dan jangan menuntut apa yang suami belum bisa sanggupi.

2. Kepada pengadilan agama dan para ulama di kalangan masyarakat

sekitar agar memberikan regulasi tentang perbuatan apa saja yang bisa

dikategorikan perbatan nusyuz agar suami dan isteri diharapkan dapat

mengantisipasi dirinya agar tidak sampai berbuat nusyuz dan

diharapkan pula apabila ada salah satu pihak yang melakukan nusyuz

maka salah satu pasangan lainnya bisa mempertahankan apa yang

menajdi hak nya.

3. Kepada para suami apabila ingin mengajukan permohonan talak ke

pengadilan agama agar mencantum kan kata “isteri telah melakukan

nusyuz” apabila jika suami merasa isteri telak melakukan nusyuz.

Page 86: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

77

Jangan hanya mencantumkan perbuatan-perbuatan yang bisa

diindikasikan perbuatan nusyuz saja.

Page 87: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

78

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran al-Karim

Abbas, Ahmad Sudirman. Pengantar Pernikahan Analisa Perbandingan antar

Madzhab. Jakarta: PT.Prima Heza Lestari, 2006.

Al-Bayjuri, Ibrahim. Hasyiyah asy-Syaykh Ibrâhîm al-Bayjûri. Jakarta: Dâr al-

Kutub al-Islamiyyah, 2007.

Al- Hamdani. Risalah Nikah. Jakarta: Pustaka Amani, 2002.

Al-Mahalli, Jalaludin Muhammad bin Ahmad. Syarh Minhâj aṯ-Ṯâlibîn, Mesir:

Mushtofa al-Bab, 2013.

As-Subki, Ali Yusuf. Fiqih Keluarga: Pedoman Berkeluarga dalam Islam.

Jakarta: Amzah, 2010.

At-Turmudzi, Muhammad bin ‘Isa bin Surah bin Musa bin Dahk. Sunan at-

Turmudzi. Mesir: Musthafa al-Bab, 2010.

Azam, Abdul Aziz Muhammad. Fiqih Munakahat. Jakarta: Amzah, 2011.

Bahreisj, Hussein. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1980.

Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Abu ‘Abdullah. Shahih al-Bukhari.

Libanon: Dâr Tûq an-Najâh, 2000.

Cansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Daud , Abu. Shahih Sunan Abu Daud. Penerjemah Tajuddin Arief dkk. Shahih

Sunan Abu Daud. Jakarta: Pustaka Azzam, 2006.

Fadilah, Nor. Akibat-Akibat Fatal Durhaka Kepada Suami. Jogjakarta: Diva

Press, 2013.

Firdaweri. Hukum Islam Tentang Fasakh Perkawinan. Jakarta: CV. Pedoman

Ilmu Jaya, 1989.

Ghazali, Nourzulaili Mohd. Nusyuz, Syiqaq dan Hakam Menurut Al-

Quran,Sunnah dan Undang-Undang Keluarga Islam. Bandar Baru Nilai:

KUIM, 2007.

Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana, 2013.

Page 88: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

79

Hamka. Tafsir al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1999.

Hermawati, Ida Rosyidah. Relasi Gender Dalam Agama-Agama. Jakarta:UIN

Jakarta Press, 2013.

Ismail, Nurjannah. Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam

Penafsiran. Yogyakarta: Lkis, 2003.

Kamal, Abu Malik. Sahîh Fiqh As-Sunnah. Penerjemah Khoirul Amru Harahap

dkk. Shahih Fikih Sunnah. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Kharlie, Ahmad Tholabi. Hukum Keluarga Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika,

2013.

Manzûr, Ibn. Lisân al-„Arab. Beirut: Dâr al-Sadîr, 1990.

Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqih Lima Madzhab. Jakarta: Lentera, 2002.

Muhammad, Raihan putri ali. Gender Dalam Perspektif Islam. Banda Aceh: Biro

Pemberdayaan Perempuan Setdaprov Nanggroe Aceh Darussalam, 2002.

Musa, Ali Masykur. Membumikan Islam Nusantara: Respon Islam Terhadap Isu-

isu Aktual. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006.

Nuruddin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru, 2007.

Rokhmansyah, Alfian. Pengantar Gender dan Feminisme. Yogyakarta:

Garudhawaca, 2016.

Rosyidah. Potret Kesetaraan Gender di Kampus. Banda Aceh: Pusat Studi Wanita

IAIN Ar-Raniry, 2008.

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Penerjemah Abdurrahim. Fikih Sunnah. Cet. 2. Jil.

3. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011.

______________. Fiqih Sunnah. Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013.

Saebani, Beni Ahmad. Fiqh Munakahat 2. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Simorangkir, J.C.T. Kamus Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Page 89: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

80

Sopyan, Yayan. Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam

Hukum Nasional. Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia, 2012.

Subhan, Zaitunah. Al-Quran dan Perempuan: Menuju Kesetaraan Gender dalam

Penafsiran. Jakarta: Kencana, 2015.

Suma, Muhammad Amin, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004.

Sumbulah, Umi. Spektrum Gender Kilasan: Inklusi Gender di Perguruan Tinggi.

Malang: UIN Malang Press, 2008.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih

Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana, 2009.

Thalib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan di Indonesia. Jakarta: UI Press, 1982.

Tihami, M.A. dan Sohari Sahrani. Fikih Munakahat. Jakarta: Rajawali Pres, 2009.

Tim penyusun. Buku III: Pengantar Teknik Analisa Gender. Jakarta: Kantor

Menteri Negara Urusan Perempuan, 2002.

Umar, Nasaruddin. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Quran. Jakarta:

Paramadina, 2001.

Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu. Suriah: Dar al-Fikr, 2011.

______________. Al-Fiqhu Asy-Syafi‟i Al-Muyassar. Penerjemah Muhammad

Afifi, Fiqih Imam Syaf‟i. Jakarta: Almahira, 2012.

______________. al-Fiqh al-Islâm Wa Adillatuhu. Penerjemah Abdul Hayyie al-

Kattani dkk. Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani, 2011.

Kamus

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008.

A.W. Munawir. Kamus al-Munawwir arab. Surabaya: Pustaka Pregresif, 1997.

Ali, Atabik dan Zuhdi Muhdhor. Kamus Kontemporer Arab Indonesia.

Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2007.

Skripsi

Page 90: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

81

Siti zulaekah, “ Analisis Pemberian Nafkah Mantan Istri Akibat Cerai Talak :

Studi Kasus di Pengadilan Agama Semarang tahun 2015.” Skripsi S-1

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang, 2016.

Internet

Http://www.pa-jakartabarat.go.id/tentang-pengadian/sejarah-pengadilan

Http://www.pa-jakartabarat.go.id/tentang-pengadian/wilayah-yuridiksi

Http://www.pa-jakartabarat.go.id/tentang-pengadian/struktur-organisasi

Http://kantorpengacara.co/nafkah-yang-wajib-dibayarkan-suami-setelah -

perceraian/

Https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/438/hukum-yang-

berkeadilan-untuk-mewujudkan-kesetaraan-gender

Page 91: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 92: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 93: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 94: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Apakah pada setiap cerai talak, istri pasti mendapatkan nafkah idah?

2. Apakah perkara pada putusan ini bisa di kategorikan nusyuz?

3. Apa yang menjadi pertimbangan dasar hakim sehingga menetapkan nafkah

idah bagi istri yang nusyuz? Sedangkan didalam khi pasal 149 ayat b dan

pasal 152 menyebutkan bahwa nafkah idah tidak diberikan kepada istri

yang nusyuz!

4. Metode ijtihad (طروق االجتهاد ) apakah yang hakim gunakan pada putusan

ini?

5. Bagaimana cara hakim membuktikan sebuah kasus perceraian terjadi

akibat nusyuz?

6. Apa upaya hakim untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang

ketentuan- ketentuan nusyuz?

7. Bagaimana proses pemberian nafkah idah?

Page 95: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 96: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan
Page 97: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

Salinan PUTUSAN

Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Jakarta Barat yang memeriksa dan mengadili

perkara Cerai Talak pada tingkat pertama dalam persidangan majelis hakim

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

PEMOHON, umur XX tahun, agama Islam, Pendidikan terakhir SD, Pekerjaan

buruh, tempat tinggal di Jakarta Barat; Selanjutnya

disebut sebagai “Pemohon”;

melawan

TERMOHON, umur XX tahun, agama Islam, Pendidikan terakhir SD, Pekerjaan

buruh, tempat tinggal di Jakarta Barat selanjutnya

disebut sebagai Termohon;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;

Telah mendengar keterangan Pemohon,Termohon dan memeriksa bukti-bukti

di persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa berdasarkan permohonan tertulisnya bertanggal 06 Maret 2017

yang didaftarkan pada tanggal 08 Maret 2017 dalam Register Induk Perkara

Gugatan Pengadilan Agama Jakarta Barat Nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB,

Pemohon mengajukan permohonan Cerai Talak terhadap Termohon dengan

dalil-dalil sebagai berikut:

1. Bahwa, pada tanggal 15 Juni 2011, Pemohon dengan Termohon

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Palmerah, kota Jakarta Barat sesuai

Kutipan Akta Nikah Nomor: XXXXX tertanggal 15 Juni 2009;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 98: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

2. Bahwa, setelah pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon

berpindah-pindah dan bertempat tinggal terakhir di kontrakan sesuai alamat

Termohon tersebut di atas;

3. Bahwa, dalam perkawinan tersebut Pemohon dengan Termohon telah

bercampur (ba’da dukhul) sebagaimana layaknya suami dan istri, dan telah

dikaruniai 2 (dua) orang anak bernama:

3.1. ANAK I, Perempuan, lahir di Jakarta tanggal XXXXX;

3.2. ANAK II, Laki-laki, lahir di Jakarta tanggal XXXXX;

4. Bahwa sejak pertengahan bulan Desember tahun 2015 rumah tangga

antara pemohon tan termohon sering terjadi pertengkaran secara terus-

menerus, yang penyebabnya antara lain;

- Termohon sering marah – marah kepada Pemohon :

- Termohon sering keluar rumah tanpa izin Pemohon;

- Termohon tidak patuh dalam menjalankan kewajibannya sebagai istri

dari Pemohon;

5. Bahwa, sejak pertengahan bulan Februari 2017 Pemohon dan Termohon

ribut besar, dimana Termohon meminta cerai kepada Pemohon dan

Pemohon mengabulkannya, selanjutnya Permohon pergi dari rumah

kediaman bersama ke alamat orang tua Pemohon yang sesuai dengan

alamat Pemohon diatas, dan sejak saat itu antara Pemohon dan Termohon

sudah tidak pernah melakukan hubungan sebagai suami istri sampai

sekarang;

6. Bahwa ikatan perkawinan antara Pemohon dan Termohon sebagaimana

diuraikan di atas sudah sulit dibina untuk membentuk suatu rumah tangga

yang sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana maksud dan tujuan dari

suatu perkawinan, sehingga lebih baik diputus karena perceraian;

7. Bahwa, dengan fakta-fakta tersebut diatas permohonan Pemohon telah

memenuhi alasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal 19 PP No. 9

Tahun 1975 jo. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam;

8. Bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 84 ayat 1 Undang-undang Nomor

7 Tahun 1989 yang diubah oleh undang-undang Nomor 3 Tahun 2006

Tentang Peradilan Agama Serta SEMA Nomor 28/TUADA-AG/X/2002

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 99: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 3 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

tanggal 22 Oktober 2002 memerintahkan Panitera Pengadilan Agama

Jakarta Barat untuk mengirimkan salinan putusan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap kepada Kantor Urusaan Agama tempat tinggal

Pemohon dan Termohon serta Kecamatan, tempat perkawinan Termohon

dan Pemohon dilaksanakan, untuk dalam register yang tersedia untuk itu;

9. Bahwa, terhadap biaya yang timbul akibat perkara ini agar dibebankan

menurut Peraturan Perundang-Undangan;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dengan ini Pemohon mohon

kepada ketua Pengadilan Agama Jakarta Barat untuk berkenan menerima ,

memeriksa dan memutus perkara ini sebagai berikut:

PRIMAIR:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberikan izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak

satu Raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di hadapan sidang Pengadilan

Agama Jakarta Barat;

3. Membebankan biaya perkara sesuai dengan hukum yang berlaku;

SUBSIDAIR:

Dan, atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon untuk

menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa pada hari sidang yang ditetapkan, Pemohon dan Termohon

hadir pada persidangan , oleh Majelis telah diupayakan perdamaian dan diberi

kesempatan kepada pihak berperkara untuk menempuh mediasi dengan

menunda persidangan secara cukup, namun tidak berhasil mencapai

kesepakatan;

Bahwa oleh karena proses mediasi yang dilaksanakan oleh Mediator

Drs.H.Muchit A.Karim, M.Pd.., tidak berhasil, maka pemeriksaan dilanjutkan

dalam persidangan tertutup untuk umum dan dibacakan permohonan Pemohon

yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon tanpa ada perubahan ;

Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon

telah mengajukan jawaban secara lisan, yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa benar Pemohon adalah suami Termohon yang menikah pada

tanggal 15 Juni 2011 .

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 100: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

- Bahwa benar Pemohon dan Termohon mempunyai 2 anak;

- Bahwa benar setelah menikah, Pemohon dan Termohon,terakhir tinggal

bersama di Kebon Jeruk;

- Bahwa benar sejak akhr 2015 antara Pemohon dengan Termohon sering

terjadi pertengkaran;

- Bahwa benar Termohon sering keluar rumah tanpa ijin Pemohon;

- Bahwa Termohon hanya bermaksud, agar Pemohon dan Termohon tidak

tinggal bersama orang tua Pemohon, agar mandiri;

- Bahwa benar, Termohon pernah marah-marah dan minta diceraikan oleh

Pemohon;

- Bahwa pada bulan Pebruari 2017, Pemohon pergi meninggalkan tempat

kediaman dan sekarang ini Pemohon tinggal bersama orang tua

Pemohon;

- Bahwa sebaiknya Termohon bercerai dari Pemohon;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya

Pemohon mengajukan bukti-bukti sebagai berikut;

A. Bukti Surat berupa :

1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor XXXXX yang dikeluarkan oleh

Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Palmerah,

Kota Jakarta Barat, tanggal 15 Juni 2009, telah di-nazegelen dan telah

dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, dan oleh Majelis Hakim diberi

tanda “P1” dan diparaf;

2. Fotokopi KTP, NIK XXXXX,atas nama Pemohon yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Kota Jakarta Barat, tanggal 03 Oktober 2012, telah di-

nazegelen dan telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, dan oleh

Majelis Hakim diberi tanda “P2” dan diparaf;

B. Bukti Saksi yaitu :

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 101: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

1. Saksi I, Umur XX tahun, Agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga ,

Bertempat tinggal di Jakarta Barat;

Setelah saksi I bersumpah menurut tata cara agamanya kemudian

memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon;

- Bahwa saksi adalah bibi Pemohon;

- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami isteri

sah, dan menikah pada tahun 2011;

- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon tinggal bersama di

rumah kontrak di daerah Kebon Jeruk Jakarta Barat;

- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon telah dikaruniai

dua orang anak;

- Bahwa saksi mengetahui sejak akhir 2015, antara Pemohon dan

Termohon terjadi pertengkaran;

- Bahwa saksi mengetahui yang dipertengkarkan Pemohon dan

Termohon adalah mengenai sikap Termohon yang sering tidak ada di

tempat kediaman;

- Bahwa saksi mengetahui pada bulan Pebruari 2017,Pemohon

meninggalkan tempat kediaman menuju ke rumah orang tua

Pemohon;

- Bahwa saksi mengetahui Termohon pernah meminta diceraikan oleh

Pemohon;

- Bahwa saksi mengetahui sejak kepergiannya dan sampai sekarang

Pemohon tidak pernah kembali;

- Bahwa dahulu Pemohon dan Termohon juga pernah pisah tempat

tinggal, dan waktu itu Termohon tinggal di rumah saksi;

2. Saksi II, Umur XX tahun, Agama Islam, Ibu Rumah Tangga ,

Bertempat tinggal di Jakarta Barat;

Setelah saksi II bersumpah menurut tata cara agamanya kemudian

memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon;

- Bahwa saksi adalah tetangga Pemohon;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 102: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 6 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami isteri

sah;

- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon tinggal bersama di

rumah kontrak di daerah Kebon Jeruk dan telah dikaruniai dua orang

anak;

- Bahwa saksi mengetahui pada bulan Pebruari 2017,Pemohon

meninggalkan tempat kediaman menuju ke rumah orang tua

Pemohon;

- Bahwa saksi mengetahui ketika masih serumah, antara Pemohon dan

Termohon terjadi pertengkaran;

- Bahwa saksi mengetahui yang dipertengkarkan Pemohon dan

Termohon adalah mengenai sikap Termohon yang sering tidak ada di

tempat kediaman;

- Bahwa saksi mengetahui sejak kepergiannya dan sampai sekarang

Pemohon mohon tidak pernah kembali;

Bahwa Termohon menyatakan kepada Majelis Hakim, dimana Termohon

tidak akan mengajukan bukti-bukti ke muka persidangan;

Bahwa selanjuntnya Pemohon dan Termohon menyampaikan

kesimpulan secara lisan sebagaimana dalam Berita Acara Pemeriksaan

Persidangan ;

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini ditunjuk segala hal yang

tercantum dalam berita acara sidang yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari putusan ini;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah

sebagaimana diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim pada tiap-tiap permulaan sidang telah

mengupayakan perdamaian dengan memberi nasehat agar Pemohon dan

Termohon kembali hidup rukun dan telah diperintahkan untuk menempuh

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 103: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

proses mediasi, sesuai dengan PERMA No. 1 tahun 2016 dengan Mediator

Drs. Muchit A.Karim, M.Pd. akan tetapi tidak berhasil mencapai kesepakatan,

sebagaimana laporan Mediator tertanggal 10 April 2017;

Menimbang, bahwa perkara ini adalah perkara perceraian antara warga

negara Indonesia yang beragama Islam, maka berdasarkan Pasal 49 ayat (1)

huruf (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan

Pasal 49 huruf (a) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, perkara ini menjadi wewenang absolut

Pengadilan Agama;

Menimbang, bahwa dipersidangan Termohon menyatakan Termohon

bertempat tinggal di Jakarta Barat , maka Majelis Hakim berpendapat sesuai

dengan ketentuan Pasal 66 ayat 2 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989

tentang Peradilan Agama, perkara ini menjadi wewenang relativ Pengadilan

Agama Jakarta Barat;

Menimbang, bahwa Pemohon mendalilkan bahwa Pemohon dan

Termohon adalah suami istri yang menikah pada tanggal 15 Juni 2011 ;

Menimbang, bahwa bukti P.1 tersebut adalah fotokopi dari akta autentik

berupa Buku Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh pejabat yang

berwenang, telah di-nazegelen dan dileges, serta telah dicocokkan dengan

aslinya ternyata cocok, dan isinya menunjukkan bahwa Pemohon dan

Termohon telah menikah pada tanggal 15 Juni 2011;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, harus

dinyatakan bahwa bukti P.1 tersebut telah memenuhi syarat formil dan syarat

materil alat bukti, dan mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat,

oleh karena itu harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon dan

Termohon ada hubungan suami istri, dan karenanya harus dinyatakan bahwa

permohonan Pemohon mempunyai dasar hukum (legal standing), dan

Pemohon adalah pihak yang punya kepentingan hukum ( persona standi in

judicio ) dalam perkara ini;

Manimbang, bahwa dalil permohonan Pemohon untuk bercerai dengan

Termohon adalah karena sejak Desember 2015, antara Pemohon dan Termohon

sering terjadi pertengkaran yang disebabkan Termohon Termohon sering marah –

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 104: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 8 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

marah kepada Pemohon ,Termohon sering keluar rumah tanpa izin Pemohon

dan Termohon tidak patuh dalam menjalankan kewajibannya sebagai istri dari

Pemohon;

Menimbang, bahwa dalam jawabannya Termohon telah membenarkan

mengenai dalil-dalil perceraian yang diajukan Pemohon dan Termohon dan

mengakui sepanjang mengenai hubungan perkawinan Pemohon dengan

Termohon, anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan Pemohon dengan

Termohon,dan perselisihan yang mulai terjadi pada Desember 2015,Termohon

sering keluar rumah tanpa izin Pemohon , dan keduanya telah pisah rumah

sejak Pebruari 2017;

Menimbang , bahwa pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 menyebutkan untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan

bahwa antara suami isteri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar dalam

perkara aquo adalah sebagaimana disebut dalam penjelasan pasal 39 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, jo. Pasal 19 Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1975, Jo. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa setelah membaca dengan seksama dalil-dalil

Pemohon untuk menjatuhkan ikrar talaknya, maka Majelis Hakim berpendapat

bahwa ketentuan hukum yang dapat diterapkan adalah pasal 39 ayat (2) dan

penjelasannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Jo. Pasal 19 huruf (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi

Hukum Islam, yaitu antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

tangga;

Menimbang, bahwa pasal 163 HIR menyebutkan: Barang siapa yang

mengatakan ia mempunyai hak atau ia menyebutkan suatu perbuatan untuk

menguatkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu

harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan hukum tersebut, meskipun

dalil-dalil permohonan Pemohon telah diakui Termohon , maka Pemohon wajib

membuktikan dalilnya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 105: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 9 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

Menimbang , bahwa saksi satu adalah bibi Pemohon dan saksi dua

adalah tetangga Pemohon, yang memberikan keterangan di bawah

sumpahnya tentang apa yang dilihat dan didengarnya sendiri tentang rumah

tangga Pemohon dengan Termohon dan keterangannya relevan dengan dalil

permohonan Pemohon;

Menimbang, bahwa dua saksi di atas telah memenuhi batas minimal

saksi, keduanya tidak terlarang menjadi saksi dalam perkara ini, dan

keterangannya saling bersesuaian satu sama lain, maka sesuai dengan Pasal

171 dan pasal 172 HIR, kesaksian dua orang saksi tersebut dapat diterima

sebagai bukti;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan

dihubungkan dengan pengakuan Termohon dan keterangan saksi-saksi

sebagaimana dikemukakan pada duduk perkara di atas, ditemukan fakta

sebagai berikut;

- Bahwa sejak Desember 2015 antara Pemohon dan Termohon terjadi

pertengkaran;

- Bahwa pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dan Termohon

adalah dipicu masalah Termohon yang sering meninggalkan tempat

kediaman tanpa ijin Pemohon;

- Bahwa sudah sekitar tiga bulan Pemohon dan Termohon hidup

berpisah,dimana pada Pebruari 2017, Pemohon pergi meninggalkan

tempat kediaman dan sampai sekarang tidak kembali;

Menimbang,bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak sesuai

tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah

wa rahmah sebagaimana dikehendaki dalam rumusan pasal 3 Kompilasi hukum

Islam di Indonesia jo. Pasal 1 ayat (1) Undang-undang nomor : 1 tahun 1974,

tidak lagi dapat terwujud dan antara Pemohon dan Termohon tidak lagi ada

harapan untuk kembali hidup rukun sebagai suami istri;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis perlu mengetengahkan firman

Allah SWT sebagaimana tercantum dalam Al-Qur-an surat Al-Baqarah ayat 227

yang berbunyi:

وان عزمواالطالق فان هللا سميع عليم

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 106: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 10 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

Artinya : Dan jika mereka telah berketetapan hati untuk bercerai, maka

sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui;

Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara

Pemohon dan Termohon seperti tersebut di atas, dan Pemohon tetap

berkehendak untuk menjatuhkan ikrar talak terhadap Termohon,demikian pula

Termohon meminta agar diceraikan oleh Pemohon, Majelis Hakim

berpendapat bahwa, perceraian lebih maslahat dan memberi kepastian hukum

dari pada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan perkawinan dalam

keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan mendatangkan madlorot

yang lebih besar bagi Pemohon dan Termohon;

Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan

sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat permohonan

Pemohon dapat dinyatakan telah beralasan hukum, memenuhi maksud dan

ketentuan pasal 116 huruf ( f ) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Jo. Pasal

19 huruf ( f ) Peraturan Pemerintah Nomor: 9 tahun 1975, dan patut dikabulkan;

Menimbang, bahwa, bila mana perkawinan putus karena talak maka

bekas suami wajib memberikan mut’ah yang layak kepada bekas isterinya baik

berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla dukhul,dan bekas

suami wajib memberikan nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri,

kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan dalam keadaan

tidak hamil, sesuai yang diatur oleh pasal 149 huruf (a) dan huruf (b),

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, maka secara ex officio Majlis Hakim perlu

menghukum Pemohon untuk memberikan kepada Termohon berupa nafkah

iddah dan mut’ah;

Menimbang, bahwa di muka persidangan Pemohon dan Termohon telah

bersepakat,besarnya nafkah iddah dan mut’ah yang akan akan dibayarkan

Pemohon kepada Termohon adalah sejumlah 2.000.000,-( dua juta

rupiah),dengan rincian, Rp.1.500.000 ( satu juta lima ratus ribu rupiah ) untuk

nafkah iddah selama tiga bulan dan Rp.500.000,- ( lima ratus ribu rupiah

rupiah) untuk uang mut’ah;

Menimbang, bahwa dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 241,

dinyatakan:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 107: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 11 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

قين وللمطلقات متاع بالمعروف حقا على المت

Artinya: ”Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh

suaminya) mut’ah (pemberian) menurut yang ma’ruf”.

Menimbang bahwa, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

Pemohon patut dihukum membayar berupa nafkah iddah selama tiga bulan

,sejumlah Rp.1.500.000 ( satu juta lima ratus ribu rupiah ) dan mut’ah berupa

uang sejumlah Rp.500.000,- ( lima ratus ribu rupiah rupiah);

Menimbang,bahwa bahwa untuk menjamin hak- hak Penggugat

Rekonpensi sebagai bekas isteri, maka Majelis Hakim berpendapat, bahwa

waktu penyerahan uang sebagaimana dalam amar putusan dari Pemohon

kepada Termohon tersebut di atas, adalah saat persidangan ikrar talak;

Menimbang, berdasarkan Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,majelis memerintahkan kepada Panitera

Pengadilan Agama Jakarta Barat untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar

talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama yang wilayahnya

meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon serta kepada Pegawai

Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama yang wilayahnya meliputi tempat

perkawinan dilangsungkan untuk mendaftarkan putusan perceraian dalam

sebuah daftar yang disediakan untuk itu;

Menimbang bahwa oleh karena, perkara termasuk bidang perkawinan,

maka berdasarkan pasal 89 ayat ( 1 ) Undang-undang Nomor : 7 tahun 1989,

yang diubah dengan Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2006 dan diubah kedua

kalinya dengan Undang-undang Nomor : 50 tahun 2009, maka semua biaya

perkara dibebankan kepada Pemohon;;

Memperhatikan pasal-pasal tersebut di atas beserta segala ketentuan

hukum syar’i dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan

dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 108: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 12 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu

raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di hadapan sidang Pengadilan

Agama Jakarta Barat ;

3. Menghukum Pemohon (PEMOHON) untuk membayar kepada Termohon

(TERMOHON), berupa:

- Nafkah Iddah, sejumlah Rp.1.500.000,- ( Satu juta lima ratus ribu

rupiah);

- Uang mut’ah, sejumlah Rp.500.000,- (Lima ratus ribu rupiah);

4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Jakarta Barat untuk

mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Palmerah Kota Jakarta Barat dan

kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kebon Jeruk

Kota Jakarta Barat;

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara yang

hingga kini dihitung sejumlah Rp. 516.000,- (Lima ratus enam belas ribu

rupiah);

Demikian putusan ini dijatuhkan berdasarkan hasil musyawarah Majelis

Hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat pada hari Senin tanggal 29 Mei 2017

M. bertepatan dengan tanggal 03 Ramadlan 1438 H. oleh kami Dr. H. Amam

Fakhrur, SH.,MH selaku Ketua Majelis, Dra.Hj.Neliati, SH dan Drs.Mahdy

Usman, SH., masing-masing selaku Hakim Anggota, putusan mana pada hari

itu juga dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis,

dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota dan H.Abdul Hamid, S.Ag.,

selaku Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Pemohon dan Termohon;

Hakim Ketua

ttd

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 109: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 13 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

Dr. H. Amam Fakhrur, SH, MH.

Hakim Anggota

ttd ttd

Dra.Hj. Neliati,SH. Drs.Mahdy Usman,SH

Panitera Pengganti

ttd

H.Abdul Hamid, S.Ag.

PERINCIAN BIAYA :

1. Biaya Pencatatan : Rp. 30.000,-

2. Biaya ATK : Rp. 75.000,-

3. Biaya Panggilan Pemohon : Rp. 200.000,-

4. Biaya Panggilan Termohon : Rp. 200.000,-

5. Biaya Redaksi : Rp. 5.000,-

6. Biaya Meterai : Rp. 6.000,-

Jumlah Rp. 516.000,- (Lima ratus enam

belas ribu rupiah );

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 110: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN … · serta hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak. Kewajiban suami terhadap isteri di antaranya memberikan mahar, memberikan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 14 dari 14 halaman,putusan nomor 585/Pdt.G/2017/PA.JB.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14