program studi bimbingan penyuluhan islam fakultas …repository.uinjambi.ac.id/711/1/muhammad yunus,...

93
i DAMPAK PATOLOGIS MENGHISAP LEM PADA REMAJA DI DESA MENDAHARA ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan Sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu (Jurusan Fakultas Dakwah Oleh: Oleh: MUHAMMAD YUNUS NIM: UB.140086 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    DAMPAK PATOLOGIS MENGHISAP LEM PADA REMAJA

    DI DESA MENDAHARA ILIR KABUPATEN TANJUNG

    JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

    SKRIPSI Diajukan Sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu (Jurusan

    Fakultas Dakwah

    Oleh:

    Oleh:

    MUHAMMAD YUNUS

    NIM: UB.140086

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    يَا أَيَُّها الَِّزيَه آَمىُىا قُىا أَْوفَُسُكْم َوأَْهِليُكْم وَاًسا َوقُىدَُها الىَّاُس َواْلِحَجاَسةُ

    َعلَْيَها

    َ َما أََمَشُهْم َويَْفعَلُىَن َما يُْؤَمُشوَن َمالئَِكتٌ ِغالٌظ ِشذَادٌ ال يَْعُصىَن َّللاَّ

    (٦)

    Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

    neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat

    yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

    diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

    (QS. At-Tahrim: 6)1

    1Tim Penerjemah dan Penafsiran, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Al Hanan,

    2009

  • v

    PERSEMBAHAN

    Yang Utama Dan Segalanya

    Sembah sujud serta syukur kepada ALLAH SWT.Dengan rahmatmu telah

    memberikanku kekuatan membekaliku dengan ilmu serta rasa kasih sayang.

    Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang

    Sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu tertimpahkan

    Kehadiran baginda Rasulillah Muhammad SAW.

    Ibunda dan Ayahanda Tercinta

    Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

    Kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibuku Nursiah dan Ayahku M.

    Ruslan/Pallawa yang telah memberikan dukungan, dan cinta kasih sayang yang tiada

    terhingga, yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang

    bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk

    membuat ibu dan ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang

    lebih. Untuk ibu dan ayah yang membuatku selalu termotivasi dan selalu menyirami

    kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, terima

    kasih ibu, ayah.......

    Kakak, Adik dan keponaanku Tersayang

    Untuk kakakku Nurliana, Adikku Muhammad Saidil, Keponaanku M. Ihklas, dan

    Abang Iparku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun

    sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak bisa tergantikan selama

    ini, terimakasih untuk semangat dan motivasi yang telah kalian berikan,

    Hanya karya kecil ini yang dapat kupersembahkan.

    Skripsi ini kupersembahkan pula untuk orang yang sangat berarti bagiku/calon istriku

    Nurhamidah terimakasih telah memberi semangat, selalu ada buatku dan kasih

    sayangnya selama ini.

    Skripsi ini juga kupersembahkan kepada orang tua angkatku Bapak Abdul Wahab

    Dan Ibu Habibah yang telah memberiku motivasi dan bimbingan masalah kehidupan

    yang membuat diriku sampai pada jenjang saat ini. Untuk sahabatku Rustam,

    haliman, Asyek, Anggiyudistira, Baso Ampa, Farhan Wahbi dan Usman, teman-

    teman khususnya Bimbingan Penyuluhan Islam terimakasih selalu memberikanku

    semangat, motivasi sehingga aku bisa

    menyelesaikan skripsi ini....

  • vi

  • vi

  • vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini dilatar belakangi oleh realitas yang memperhatikan perilaku

    remaja yang memerlukan perhatian di Desa Mendahara Ilir, yaitu munculnya remaja

    yang suka menghisap lem sehingga berdampak pada kesehatan remaja yang mereka

    tidak ketahui apa dampak dari sebenarnya yang ditimbulkan dari menghisap lem?.

    Dan mereka juga sering melakukan tindakan kriminal seperti mencuri dan

    menganggu warga disekitarnya. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan

    penelitian tentang dampak Patologis menghisap lem pada remaja di Desa Mendahara

    Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

    Pendekatan yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif yang mana

    penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

    tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

    tindakan dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu

    wawancara, observasi dan dokumentasi. Dan menggunakan analisis data study

    kualitatif dengan cara: induktif dan deduktif.

    Hasilnya penulis menemukan bahwa: (1) Faktor yang mempengaruhi para

    remaja yang mengkonsumsi menghisap lem yaitu ada dua faktor antara lain; faktor

    internal dan eksternal. (2) Efek dari menghisap lem antara lain: Efek yang

    ditimbulkan dari menghisap lem itu sendiri hampir mirip dengan jenis narkoba yang

    lain yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang, serta rasa tenang sesaat

    meski kadang efeknya bisa bertahan 5 jam. Dan efek jangka panjangnya adalah

    seperti kerusakan otak, otot melemah, depresi, sakit kepala, mimisan, kerusakan saraf

    yang memicu hilangnya kemampuan mencium bauk dan mengengar, dan berujung

    kematian. (3) Dampak yang terjadi dari menghisap lem antara lain: dampaknya

    seperti gangguan kesehatan jiwa menghisap lem juga dapat merusak kkesehatan jiwa,

    dan gangguan tehadap keamanan dan ketertiban masyarakat. (4) cara menanggulangi

    dan kedala yang dihadapi. Pertama cara menanggulangi antara lain: peran dan

    keterpaduan antara orangtua, lembaga pendidikan, masyakarat lingkungan,

    pemerintah, ulama dan disadari semua pihak. Kedua kendala yang dihadapi antara

    lain: tidak adanya kebersamaan antara keluarga, kurangnya pendidikan agama dan

    lingkungan yang tidak baik.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang, atas taufiq dan

    hidayah-Nya maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

    Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang suri

    teladan umat, yang telah membawa umat-Nya kealam yang terang benderang dengan

    cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

    Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah

    untuk dikenang suka dukanya dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Dampak Patologis Menghisap Lem Pada Remaja Di Desa Mendahara Ilir

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi” untuk mendapat gelar Strata Satu

    (S1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah di UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi, ini mencapai titik akhir dengan penuh rasa syukur.

    Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak

    pihak yang turut serta motivasi, bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi

    ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada

    mereka, yaitu:

    1. Bapak Dr. H. Samin Batubara, M.HI selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Massuhartono, MA.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan

    waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan

    skripsi ini.

    2. Ibu Dr. Ratnawaty, M.Fil.l selaku Dosen Pembimbing Akademik. 3. Bapak Sya‟roni, S.Ag, M.Pd selaku ketua prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

    (BPI) dan Ibu Dani Sartika, S.Ag, M.Si selaku sekretaris prodi Bimbingan

    Konseling Islam (BPI).

    4. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum, selaku wakil Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    6. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    7. BapakDr. H. Su‟aidi, MA, Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan Ibu Dr. Hj. Fadhlillah selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    8. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi bekal

    bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatuk bermanfaatan.

    9. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    10. Kepala Perpustakaan Dakwah dan Kepala Perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta kepala perpustakaan wilayah Jambi.

    11. Bapak Saleh, selaku Kepala Lurah/Desa Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

  • ix

    12. Masyarakat mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. 13. Bapak Ramliadi. S.Pd.I selaku motivator dalam membimbingku dari awal sekolah

    MTS sampai Kejenjang Kuliah.

    14. Teman-teman jurusan BPI, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta dan kawan-kawan posko2 Desa Napal Sisik KUKERTA gelombang I, , teman-teman

    alumni MTs dan Mandarasyah Aliah Swasta Mendahara Ilir, terimakasih

    sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian, sehingga penulis dapat

    terus optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

    telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan

    ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.

    Jambi, 28 Maret2018

    Penulis

    Muhammad Yunus

    UB. 140086

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

    NOTA DINAS ...................................................................................................................... ii

    SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iii

    PENGESAHAN ................................................................................................................... iv

    MOTTO ............................................................................................................................... v

    ABSTRAK ........................................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ................................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

    B. Permasalahan ....................................................................................................... 6

    C. Batasan Masalah .................................................................................................. 6

    D. Tujuan Penelitian dan Keguaaan Penelitian ........................................................ 7

    E. Landasan Teori .................................................................................................... 8

    F. Metode penelitian ................................................................................................ 14

    G. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................................. 17

    H. Studi Relevan ...................................................................................................... 18

    BAB II PROFIL DESA MENDAHARA ILIR

    A. Sejarah Desa Mendahara Ilir .............................................................................. 21

    B. Visi dan Misi Desa Mendahara Ilir ..................................................................... 22

    C. Kondisi Desa ....................................................................................................... 23

    D. Demografi .......................................................................................................... 24

    E. Keadaan .............................................................................................................. 25

    F. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa .............................................................. 30

    BAB III FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAKREMAJA MENGHISAP LEM

    DI DESA MENDAHARA ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG

    TIMUR PROVINSI JAMBI

    A. Faktor Remaja Menghisap Lem ......................................................................... 31

    B. Dampak Menghisap Lem Pada Remaja ............................................................. 34

  • xi

    BAB IV CARA MENANGGULANGI, DAN KENDALA YANG DIHADAPI

    MASYARAKAT DESA MENDAHARA ILIR TERHADAP REMAJA

    YANG MENGHISAP LEM

    A. Cara Menanggulangi Remaja yang Menghisap Lem ....................................... 45

    B. Kendala Dalam Mengatasi Remaja Yang Menghisap Lem ............................. 56

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................................... 60

    B. Kata Penutup ............................................................................................................. 61

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • xii

    DAFTAR TABLE

    Table 1: Prasarana Umum Yang Ada Di Desa Mendahara Ilir ........................................ 23

    Table 2: Jumlah Penduduk Menurut Usia Dan Jenis Kelamin Di Desa Mendahara

    Ilir ........................................................................................................................................ 24

    Table 3: Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................... 26

    Table 4: Penduduk Yang Cacat Fisik Di Desa Mendahara Ilir ......................................... 27

    Table 5: Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut ......................................... 27

    Table 6: Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis Atau Suku Budaya................................... 28

    Table 7: Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian atau Jenis Pekerjaan ................ 29

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Remaja adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan

    generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kenerja dan mental yang lebih baik.Serta

    mempengaruhi dan menentukan ciri individual dalam bertingkah laku di lingkungan

    masyarakat. Oleh karena itu penting bagi kita adalah untuk memenuhi dan

    memahami bagaimana pertumbungan dan perkembangan anak di usia remaja.2

    Memahami kalangan remaja berarti memahami berbagai masalah dan kesulitan

    yang dialaminya dengan pemahaman itu maka akan membantu kita sebagai orang tua,

    pendidik, dan masyarakat agar masalah kebiasaan menghisap lem di kalangan remaja

    tidak akan berkepanjangan dan bertambah parah. Di dalam keadaan yang normal,

    maka lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya,

    saudaranya, serta mungkin kerabat dekatnya yang tinggal satu rumah.Melalui

    lingkungan seperti itulah si anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup

    yang berlaku sehari-hari. Melalui lingkungan itulah anak mengalami proses

    sosialisasi awal. Orang tua, saudara, maupun kerabat terdekat lazimnya mencurahkan

    perhatiannya untuk mendidik anak, supaya anak memperoleh dasar-dasar pola

    pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman serta penyaringan.3

    Usia remaja merupakan fase yang dimana keingin tahuan yang sangat kuat.

    Pada usia remaja merupakan proses pembentukan kepribadian atau pembentukan

    identitas diri dimana ada kecenderungan seseorang untuk bertingkah menurut pola

    tertentu. Dalam proses pembentukan kepribadian banyak orang tua kurang

    memberikan perhatian kepada anaknya. Seorang anak yang sejak usia dini kurang

    memperoleh kasih sayang, ditelantarkan begitu saja atau menjadi objek tindak

    2Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Gratindo Persada, 1990), 494

    3Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, 494

  • 2

    kekerasan oleh orang tuanya sendiri, maka jangan heran ketika anak-anak itu mulai

    tumbuh menjadi remaja satu persatu mulai muncul masalah. Mula-mula iya mungkin

    akan mencoba merokok karena terpengaruh oleh teman, kemudian mungkin dia

    minum minuman, menghisap lem sehingga mabuk, berkelahi, mengenal kehidupan

    seksual dalam usia dini, terlibat dalam periku kriminal, kemudian anak-anak yang

    ditelantarkan tersebut menjadi bagian dari perilaku patologi yang meresahkan

    masyarakat.4

    Begitu banyak remaja di Desa Mendahara Ilir yang mulai tumbuh dalam proses

    mencari jati diri. Mereka dihadapkan pada berbagai kontradiksi dan aneka ragam

    pengalaman moral yang menyebabkan mereka bingung mana yang baik untuk

    mereka.Hal ini nampak jelas yang terjadi pada kebiasan menghisap lem pada

    kalangan remaja. Seorang remaja yang masih dalam masa mencari jati diri selalu

    berusaha mencoba-coba hal-hal yang baru, sehingga apabila tidak adanya kontrol

    dari orang dewasa maka kalangan remaja tersebut akan terjerumus dalam perbuatan

    yang bersifat negatif. Dalam hal ini, kebiasaan menghisap lem di kalangan remaja,

    banyak sekali kasus-kasus yang dialami seringkali membahayakan diri sendiri juga

    orang lain.

    Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK), di Ka

    bupaten Tajung Jabung Timur Sendiri Penyalagunaan Menghisap Lem diperkirakan

    mencapai 2,56% pada tahun 2016. Rentang usia pengguna narkoba tersebut adalah

    13-59 tahun. Remaja yang dikategorikan sebagai pengguna narkoba dan menghisap

    lem di Tanjung Jabung Timur sekitar 450 orang dari 6000 orang remaja yang berusia

    12-21 tahun. Sedangkan survey yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional

    Kabupaten (BNNK) Tanjung Jabung Timur tahun 2017 adalah pengguna narkoba dan

    menghisap lem yang paling banyak, remaja yang pengguna narkoba dan menghisap

    4Bagon Suyanto, Masalah Sosial Anak ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 218

  • 3

    lem pertama kali memulai pada umur rata-rata usia 16 tahun serta jenis narkoba yang

    dipakai adalah ganja, ekstasi, sabu dan inhalen (uap lem).5

    Dalam observasi awal peneliti di Desa Mendahara Ilir Kabupaten Tajung

    Jabung menemukan penyalagunaan menghisap lem setidaknya 25 orang remaja yang

    baru mencoba-coba dan 15 orang yang sudah kecanduan menghisap lem dari

    perkiraan seluruh jumlah remaja sekitar 1000 orang. Penyagunaan menghisap lem

    tersebut kebanyakkan remaja yang pengangguran dan tidak bersekolah lagi.6

    Akibat dari menghisap lem ini efek yang timbul hampirsama dengan jenis

    narkoba lain yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang serta rasa

    tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya, efek lain

    yang bisa ditimbulkan dari kegiatan menghisap lem ini sendiri antara lain adalah

    tidak merasa lapar meskipun sudah penekanan sensor lapar d susunan saraf

    otak.Inhalen (uap lem) mengandung bahan-bahan kimia yang bertindak sebagai

    depresan.Depresan memperlambat sistem syaraf pusat, mempengaruhi koordinasi

    gerakan anggota badan dan konsentrasi pikiran.Menghhisap lem mempengaruhi otak

    dengan kecepatan dan kekuatan yang jauh lebih besar dari zat lain, hal ini dapat

    mengakibatkan kerusakan fisik dan mental yang tidak dapat disembuhkan.7

    Argumentasi ini diperkuat oleh pernyataan para dokter yang mengikuti kongres

    internasional ke-24 untuk memerangi alkoholisme di Perancis.Mereka mengeluarkan

    pernyataan tentang efek alkhol terhadap akal dan jiwa, 20% dari Wanita dan 60% dari

    Laki-laki yang masuk ke rumah sakit adalah pecandu rokok, 70% penderita penyakit

    kejiwaan dan 40% penderita veneral parah merupakan akibat dan penyelagunaan

    alkhol dan menghisap lem.8

    5 Hasil Wawancara penulis dengan AKBP Cecep Subaryat, Kepala BNNK Tanjab Timur, tanggl 3 Januari 2018

    6Yawan Feryandi,Kapolsek Mendahara Tanjab Timur Wawancara dengan penulis,3 Januari

    2018, Desa Mendahara Ilir, Catatan Lapangan 7Risma, 2009, “Akibat Dari Nelem Efek”http://rismakhairunisa.blogspot.com/2009/02/ say-

    no-to-inhalant-abuse.html, diakses tanggal 25 Oktober 2017 8Momo Sudarno, Sosiologi Untuk Kesehatan (Jakarta: Salemba Medika, 2008), 169

    http://rismakhairunisa.blogspot.com/2009/02/%20say-no-to-inhalant-abuse.htmlhttp://rismakhairunisa.blogspot.com/2009/02/%20say-no-to-inhalant-abuse.html

  • 4

    Menurut Dr Susilawati selaku dokter umum di Puskesmas Desa Mendahara Ilir

    menghisap lem termasuk aktivitas narkoba, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan

    ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung, maupun

    disuntikkan melalui urat darah. Karena uap solven tersebut bisa terakumulasi di

    jaringan tubuh, dalam jangka panjang jika terhirup terus menerus bisa memberikan

    efek jangka panjang. Di antaranya adalah Kerusakan otak (bervariasi, mulai dari

    cepat pikun, parkinson dan kesulitan mempelajari sesuatu), Otot melemah, Depresi,

    Sakit kepala damimisan dan Kerusakan saraf yang memicu hilangnya kemampuan

    mencium bau dan mendengar suara. Meski hanya dihirup sekali, efeknya juga bisa

    fatal jika telah melewati ambang batas yang bisa ditoleransi oleh tubuh.9

    Uap lem dan thinner bisa membunuh dalam seketika dengan mekanisme

    sebagai berikut:

    1. Sudden Sniffing Death Kematian mendadak saat menghirup uap pelarut umumnya disebabkan oleh

    sabotase fungsi jantung. Gejala awalnya adalah denyut nadi meningkat dan tidak

    teratur, lalu tak lama kemudian berhenti untuk selamanya.

    2. Asphyxia Uap solven juga bisa mengikat oksigen di sistem pernapasan dan memicu

    asphyxia atau kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.

    3. Sesak napas Di kalangan anak jalanan, aktivitas ngelem sering dilakukan dengan kepala

    ditutup tas plastik agar uap tidak menyebar ke mana-mana. Ketika tubuh sudah

    terpengaruh uap pelarut, si anak jalanan tidak bisa melepas sendiri plastik

    penutup tersebut dan akan mati lemas jika tidak ada temannya yang menolong

    4. Bunuh diri Depresi dan halusinasi merupakan dampak serius dari uap solven. Dampak ini

    bisa membunuh seseorang jika orang itu kemudian tergerak untukmelakukan

    bunuh diri dalam kondisi kejiwaan yang sedang kacau. 10

    Dalam masyarakat modern dan industri yang bercorak sekuler, terhadap ketidak

    pastian fundamental dibidang nilai, moral, dan etika kehidupan oleh karena itu maka

    9Susilawati,dokter umum Puskesmas Mendahara Ilir ,Wawancara dengan penulis, 29

    Desember 2017, Desa Mendahara Ilir, Catatan Lapangan

    10AN Uyung Pramudiarja, 2011, “Kebiasaan Ngelem Bisa Bikin Mati Mendadak”,

    http://health.detik.com/read/2011/01/14/120359/1546435/763/kebiasaan-ngelem-bisa-bikin-mati-

    mendadak?ld991103763, diakses tanggal 25 Oktober 2017.

    http://health.detik.com/read/2011/01/14/120359/1546435/763/kebiasaan-ngelem-bisa-bikin-mati-mendadak?ld991103763http://health.detik.com/read/2011/01/14/120359/1546435/763/kebiasaan-ngelem-bisa-bikin-mati-mendadak?ld991103763

  • 5

    satu-satunya kepastian dewasa ini dan terlebih lagi untuk masa datang adalah

    kehidupan individu. Tetapi persoalan-persoalan tersebut dengan ketidak pastian, tidak

    semua orang mampu untuk menyesuaikan diri (adaptasi) yang pada gilirannya remaja

    akan merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain dan salah satunya adalah

    penyalah gunaan menghisap lem.11

    Di dalam pandangan Islam orang menggunakan jenis zat narkoba adalah

    Nasehat Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam dan pandangan dalam al-

    Qur,ansungguh bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.

    يَْسأَلُىوََك َعِه اْلَخْمِش َواْلَمْيِسِش قُْل فِيِهَما إِثٌْم َكبِيٌش َوَمىَافُِع ِللىَّاِس

    يُْىِفقُىَن قُِل اْلعَْفَى َكزَِلَك يُبَيُِّه َوإِثُْمُهَما أَْكبَُش ِمْه وَْفِعِهَما َويَْسأَلُىوََك َمارَا

    ُ لَُكُم اْْليَاِث لَعَلَُّكْم تَتَفَكَُّشوَن) (912َّللاَّ

    “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya

    itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya

    lebih besar dari manfa`atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka

    nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah

    menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,”(QS. al-Baqarah:

    219)12

    Hadist Rasulillah shallallahu „alaihi wa sallam:

    - -

    Artinya: “Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam melarang dari segala yang

    memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)”. (HR Abu Dawud dan Ahmad

    dari Ummu Salamah Radhiyallahu „anha).13

    11Djajoesman Noegroho, Mari Bersatu Memberantas Bahaya Penyalagunaan Alkhohol

    (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), 45

    12

    Tim Penerjemah dan Penafsiran, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Al Hanan,

    2009), 34

    13

    Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Sholihin, Jilid 1, (Jakarta; Pustaka Amani, 1999), 86

  • 6

    Dari grentour penelitian penulis menemukan gejala yang terjadi pada kalangan

    di Desa Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur ada beberapa remaja yang

    menghisap lem, kebiasannya menghisap lem tersebut tidak mengenal waktu dan

    tempat dimanapun mereka melakukannya tanpa rasa takut atau pun khawatir apa bila

    mereka dilihat keluarganya. Mayoritas pemakai penulis melihat adalah remaja

    pengangguran, mereka terkadang melakukan sampai berjalan kesana kesini tanpa ada

    orangtua, keluarga dan masyarakat yang pedulikan yang untuk menegur mereka

    ataupun menasehatin mereka, karena kebiasaan menghisap lem tersebut mereka

    terkadang melakukan tidak kriminal seperti mengganggu warga, mencuri lem aibon

    ditoko warga bahkan sampai mencuri barang berharga warga lainya.

    Dengan ada nya latar bekalang diatas, maka penulis tertaring mengkaji lebih

    mendalam tentang: “Dampak Patologis Menghisap Lem Pada Remaja di Desa

    Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi”

    B. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok masalah yang

    dapat diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah bagaimana dampak

    patologis menghisap lem pada rema di Desa Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur Provinsi Jambi.

    Maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian:

    1. Apa faktor penyebab remaja menghisap lem di Desa Mendahara Ilir Tanjung

    Jabung Timur Provinsi Jambi?

    2. Bagaimana dampak patologis remaja yang menghisap lem di Desa Mendahara

    Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi?

    3. Bagaimana cara menanggulangi dampak patologis remaja yang menghisap lem

    serta kendala apa saja yang dihadapi masyarakat Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi?

    C. Batasan Masalah

  • 7

    Agar pembahasan ini tidak terlalu meluas dan tidak tepat sasaran maka dalam

    penelitian ini penulis memberikan batasan masalah, yaitu penelitian ini hanya

    membahas Dampak Patologis Menghisap Lem Pada Remajadi Desa Mendahara Ilir

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dan batasan umur remaja usia 13 tahun sampai 21

    tahun khusus yang mengkonsumsi menghisap lem, karena tidak semua remaja yang

    ada disana mengkonsumsi menghisap lem.

    D. Tujuan Penelitian dan kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas tersebut tujuan dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Mengetahui faktor penyebab remaja yang menghisap lem di Desa

    Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

    b. Mengetahui dampak remaja yang menghisap lem di Desa Mendahara Ilir

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

    c. Mengetahui cara menanggulangi dampak patologis remaja yang menghisap

    lem serta kendala apa saja yang dihadapi masyarakat Desa Mendahara Ilir

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

    2. Kegunaan Penelitian

    Dari penelitian di atas, maka hasil penelitian akan memiliki kegunaan bagi

    penulis maupun pembaca. Adapun kegunaan penelitian tersebut sebagai berikut:

    a. Kegunaan secara academis kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan

    sumbangan bagi seluruh mahasiswa UIN STS Jambi dan Juga mahasiswa

    Bimbingan Konseling Islam pada khususnya sebagai referensi atau pun sebagai

    pengembangan ilmu pengetahuan, tentang Dampak Patologis Menghisap Lem

    Pada Remajadi Desa Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

    Jambi.

    b. Kegunaan praktis. Secara praktis kegunaan penelitian ini di harapkan dapat

    memberikan gambaran kepada masyarakat luas mengenai Dampak Patologis

  • 8

    Menghisap Lem Pada Remaja di Desa Mendahahara Ilir Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur Provinsi Jambi.

    c. Sebagai syarat dalam menyelesaikan program stara satu (1) dalam Bimbingan

    Konseling Islam di fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

    E. Kerangka Teori

    1. Pengertian Patologis

    Patologis merupakan kata dasar dari patologi berasal dari kata: “pathos”,

    artinya penderitaan atau penyakit, yang dimaksud dengan patologis sosial adalah ilmu

    tentang gejala-gejala sosial yang dianggap sakit disebabkan faktor-faktor sosial. Jadi

    ilmu tentang penyakit masyarakat.Maka penyakit masyarakat atau sosial itu adalah

    segenap tingkah laku manusia yang dianggap tidak sesuai, melanggar norma-norma

    dan adat istiadat, atau tidak terintegrasi dengan tingkah laku umum.14

    Menjelaskan tentang penyimpangan prilaku-perilaku sosial, Sarlito W. Sarwono

    juga menyatakan bahwa didalam Psikologis, prilaku-prilaku yang menyimpang dari

    perilaku yang norma ialah gejala dari gangguan mental. Penyimpangan prilaku ini

    dapat disebabkan oleh adanya kelainan psikis pada orang-orang yang bersangkutan,

    tetapi bisa juga disebabkan karena adanya stressor (sumber stres) yang datang dari

    luar, atau perubahan sosial yang mengubah keteriah normal atau tidak normal.Cabang

    psikologis yang khusus mempelajari gangguan mental ini disebut psikolopatologi

    atau psikologi abnormal, sedangkan usaha-usaha memperbaiki menyembuhkan

    kelainan-kelainan yang dilakukan dalam psikologis klinis.15

    Menurut teori patologi, masyarakat selalu dalam keadaan sakit atau masyarakat

    yang tidak berfungsi secara sebagian atau keseluruhan. Masyarakatkan dikatakan

    sehat jika seluruh anggota masyarakat berfungsi dengan sempurna.Jika dipandang

    dari luar, masyarakat emang terlihat mejalankankan fungsinya dengan

    14Kartini Kartono, Patologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Prasada, 2009), 1

    15

    W. Sarwono Sarlito, Pengantar Psikologi Umum ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

    2012), 241

  • 9

    sempurna.Namun jika dilihat dari dalam, pada kenyataannya masyarakat tidak

    mejalankan fungsinya dengan baik.Misalnya, masyarakat yang makmur.Masyarakat

    ini terlihat dari makmur, namun didalamnya banyak masalah yang dihadapin.

    Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dipahami patologis atau yang

    disebut dengan patologi dapat diartikan sebagai prilaku-prilaku penyimpangan yang

    dilakukan oleh seseorang sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.16

    2. Pengertian Menghisap Lem

    Berbeda dengan jenis narkoba yang lain, lem sangat mudah didapatkan dengan

    harga yang cukup murah. Bahkan karena fungsi sebenarnya sangat bermanfaat,

    banyak yang tidak menyangka ada risiko di balik uap lem yang baunya cukup

    menyengat.

    Istilah menghisap lem, yakni menghirup uap lem hingga mabuk. Efeknya hampir

    mirip dengan jenis narkoba yang lain yakni menyebabkan halusinasi, sensasi

    melayang-layang dan rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5

    jam sesudahnya. Karena keasyikan ngelem ini kadang-kadang tidak merasa lapar

    meski sudah jamnya makan.

    Sama seperti narkoba pada umumnya, efek menghisap lem akan menyerang

    susunan saraf di otak sehingga bisa menyebabkan kecanduan. Dalam jangka panjang

    bisa menyebabkan kerusakan otak sementara dalam jangka pendek risikonya adalah

    kematian mendadak (Sudden Sniffing Death).

    Bukan hanya lem, beberapa produk rumah tangga yang mudah menguap

    (volatile) seperti penghapis cat kuku juga bisa disalahgunakan untuk mabuk-

    mabukan.Dalam daftar bahan berbahaya, produk-produk tersebut dimasukkan dalam

    kategori inhalant.

    Salah satu komponen dalam inhalant yang berbahaya adalah pelarut solvent,

    yakni cairan yang dalam suhu ruangan mudah sekali menguap.Cairan ini umumnya

    16W. Sarwono Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, 242

  • 10

    dipakai sebagai pelarut dalam pengencer cat minyak (thinner), bensin, lem dan liquid

    papper (tipe-ex).

    Ketika terhirup, uap pelarut (solven) ini hanya membutuhkan waktu yang singkat

    untuk mencapai kadar toksik atau beracun. Sistem organ yang diserang adalah otak

    dan saraf, khususnya yang berhubungan dengan jantung dan pernapasan.17

    3. Pengertian Remaja

    Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak dan masa

    dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11

    atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda.18

    Definisi

    remaja menurut para ahliFase remaja merupakan segmen perkembangan individu

    yang sangat penting, yaitu diawali dengan matangnya organ–organ fisik (seksual)

    sehingga mampu bereproduksi.19

    Masa remaja adalah masa peralihan dari anak–anak

    menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.20

    Batas remaja menurutnya yaitu masa pemilihan yang ditempuh oleh seorang

    dari mana anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain sebuah situasi yang

    menjembatangi menuju ketingkat desa. Masa remaja ini berlangsung kira-kira 13-16

    tahun atau 17 tahun. Akhir masa remaja antara usia 16 tahun sampai 18 tahu yang

    oleh Drajat. Di katakan masa usia matang secara hukup pada masa ini remahja sangat

    ingin dihargai kehadirannya oleh orang sekitarnya.21

    Pendapat yang tidak jauh berbeda mengatakan remaja adalah masa perantara

    dari masa anak-anak menjadi dewasa yang bersifat konfleks, menyita banyak

    perhatian bagi remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa penyesuaian dari

    17AN Uyung Pramudiarja, 2011, “Kebiasaan Ngelem Bisa Bikin Mati Mendadak”,

    http://health.detik.com/read/2011/01/14/120359/1546435/763/kebiasaan-ngelem-bisa-bikin-mati-

    mendadak?ld991103763, diakses tanggal 25Oktober 2017.,

    18Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. (Jakarta : CV Sagung

    Seto, 2004), 45

    19Syamsu Yusuf., Psikologi Anak dan Remaja. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

    184

    20Elizabeth BHurlock. Alih bahasa Isti Widayanti dan Sudjarwo. PsikologiPerkembangan

    (Jakart : Erlangga, 1999), 206

    21

    Zakiyah Drajat, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademik Persindo, 1989), 69

    http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-remaja-definisi-menurut-para.htmlhttp://www.sarjanaku.com/http://www.sarjanaku.com/http://health.detik.com/read/2011/01/14/120359/1546435/763/kebiasaan-ngelem-bisa-bikin-mati-mendadak?ld991103763http://health.detik.com/read/2011/01/14/120359/1546435/763/kebiasaan-ngelem-bisa-bikin-mati-mendadak?ld991103763

  • 11

    terdidik. Selain itu, masa ini adalah masak konflik, terutama konflik remaja yang,

    dengan dirinya sendri dan remaja yang lain sehingga membutuhkan penerangan

    khusus yang menuntut tanggung jawab parnipurna.22

    Beberapa defenisi remaja yang diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah

    suatu masa atau periode yang menuju tahap dewasa yang ditandai dengan umur

    berkisar antara 13-20, mulai tertarik kepada lawan jenis, dan memiliki masalah yang

    konfleks.

    4. Dampak Fisikdan Patologis Remaja Menghisap Lem

    a. Dampak Fisik

    1) Dampak Remaja Menghisap Lem

    Dampak yang ditimbulkan dari menghirup uap lem itu sendiri hampir mirip

    dengan jenis narkoba yang lain yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-

    layang serta rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam

    sesudahnya. Dampak lain yang bisa ditimbulkan dari kegiatan “menghisap Lem” ini

    sendiri antara lain adalah tidak merasakan lapar meskipun sudah waktunya makan

    karena ada penekanan sensor lapar di susunan saraf di otak.

    Inhalen (Lem) mengandung bahan-bahan kimia yang bertindak sebagai

    depresan.Depresan memperlambat sistem syaraf pusat, mempengaruhi koordinasi

    gerakan anggota badan dan konsntrasi pikiran. Inhalen mempengaruhi otak dengan

    kecepatan dan kekuatan yang jauh lebih besar dari zat lain, hal ini dapat

    mengakibatkan kerusakan fisik dan mental yang tidak dapat disembuhkan.

    Sama halnya dengan depresan lainnya, inhalen ini juga menyebabkan

    penggunanya dalam kondisi kecanduan. Ketika pemakaian inhalen berlanjut selama

    beberapa waktu, si pemakai akan mengalami reaksi toleransi terhadap inhalen. Hal ini

    berarti, si pemakai akan membutuhkan pemakaian inhalen yang semakin sering dan

    dengan jumlah yang lebih besar untuk mencapai efek yang diinginkan. Selain

    membahayakan diri sendiri, pengguna inhalen juga bisa membahayakan orang lain.

    22Suardi, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bandung: Angksa, 1986), 98

  • 12

    Karena zat depresan ini, bisa menyebabkan seseorang bersifat agresif dan melakukan

    hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain.

    Dalam dosis awal yang kecil inhalen dapat menyebabkan perasaan euphoria,

    kegembiraan, dan sensasi yang menyenangkan. Gejala psikologis lain pada dosis

    tinggi dapat berupa rasa ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual dan

    distorsi ukuran tubuh. Gejala neurologis dapat termasuk bicara yang tidak tak jelas

    (menggumam, penurunan kecepatan bicara dan ataksia).23

    Salah satu komponen dalam inhalan yang berbahaya adalah pelarut solvent,

    yakni cairan yang dalam suhu ruangan mudah sekali menguap.Dalam hal ini yang

    terdapat dalam lem adalah benzil alkohol yang sifatnya sangat mudah menguap.

    Ketika terhirup, uap pelarut (solven) ini hanya membutuhkan waktu yang singkat

    untuk mencapai kadar toksik atau beracun. Sistem organ yang diserang adalah otak

    dan saraf, khususnya yang berhubungan dengan jantung dan pernapasan.

    2) Efek dari Menghisap Lem Pada Remaja

    Efek jangka pendek yang dirasakan saat menghisap lem meliputi gejala-gejala

    sebagai berikut:

    1) Kepribadian yang rusak

    2) Malas dan suka menggaggu orang

    3) Denyut jantung meningkat

    4) Mual-muntah

    5) Halusinasi

    6) Mati rasa atau hilang kesadaran

    7) Susah bicara atau cadel

    8) Kehilangan koordinasi gerak tubuh

    Karena uap solven tersebut bisa terakumulasi di jaringan tubuh, dalam jangka

    panjang jika terhirup terus menerus bisa memberikan efek jangka panjang. Di

    antaranya adalah sebagai berikut:

    23Djajoesman, Mari Bersatu Memberantas Budaya Narkoba (Jakarta: Gramedia, 1999), 43

  • 13

    1) Kerusakan otak (bervariasi, mulai dari cepat pikun, parkinson dan kesulitan

    mempelajari sesuatu)

    2) Otot melemah

    3) Depresi

    4) Sakit kepala dan mimisan

    5) Kerusakan saraf yang memicu hilangnya kemampuan mencium bau dan

    mendengar suara.

    6) Dan berujung kepada kematian.24

    b. Dampak patologis menghisap lem pada remaja

    Hampir sebagian besar kota-kota besar di indonesia mengalami mewabahnya

    remaja yang menghisap lem fox. Wabah lem fox begitu amat menggurita dikalangan

    remaja, kita akan menemukan remaja di lorong-lorong kota yang melakukan aktivitas

    menghisap sambil bertingkah mabuk di tengah kehidupan kota.

    Sensasi aroma lem yang dapat memabukan dan membuat penggunanya

    berhalusinasi, menjadi salah satu dari alasan mereka untuk mengsiasati harga alkohol

    yang jauh lebih mahal.

    Lem yang digunakan untuk merekatkan pipa dan sepatu ini memang memiliki

    aroma yang tajam karena di dalamnya mengandung zat kimia seperti LAD (Lysergic

    Acid Diethlamide) zat adiktif ini lah yang membuat para penggunanya mabuk,

    berhalusinasi bahkan merubah tingkah laku dan perasaan penggunanya.

    Jika dilihat dari segi kesehatan memang zat-zat tersebut sangat berbahaya bagi

    tubuh. Menurut beberapa artikel kandungan zat kimia tadi dapat merubah sistem

    tubuh seperti denyut jantung lebih cepat, tekanan darah meningkat dan koordinasi

    otot terganggu.

    Sama halnya dengan zat narkoba lainnya, inhalen juga menyebabkan

    penggunanya dalam kondisi kecanduan. Ketika pemakaian inhalen berlanjut selama

    24Asti, “Perilaku Ngelem Pada Remaja” (Penulis adalah, Mahasiswa Psikologi Universitas

    Bosowa makassar dan Pengurus Badan Eksesutif

    Mahasiswa BEM).http://psikologibosowablogadress.blogspot.co.id/2017/01/perilaku-ngelem-pada-

    anak-remaja.html. diakses pada tanggal 27 Oktober 2017

    http://psikologibosowablogadress.blogspot.co.id/2017/01/perilaku-ngelem-pada-anak-remaja.htmlhttp://psikologibosowablogadress.blogspot.co.id/2017/01/perilaku-ngelem-pada-anak-remaja.html

  • 14

    beberapa waktu, si pemakai akan mengalami reaksi toleransi terhadap inhalen. Hal ini

    berarti, si pemakai akan membutuhkan pemakaian inhalen yang semakin sering dan

    dengan jumlah yang lebih besar untuk mencapai efek yang diinginkan. Selain

    membahayakan diri sendiri, pengguna inhalen juga bisa membahayakan orang lain.

    Karena zat depresan ini, bisa menyebabkan seseorang bersifat agresif dan melakukan

    hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain.

    Dampak patologis dari pengaruh jangka panjang menghisap lem membuat

    penilaian yang salah tentang diri sendiri atau lingkungan, halusinasi, gampang panik,

    kebingungan, cemas, mengakibatakan gangguan jiwa, hilangnya kendali dan dapat

    melakukan kekerasan pada diri sendiri bahkan orang lain, mencuri hingga dapat

    meregang nyawa seseorang.25

    F. Metode Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan

    metode dekskriptif analisis, pendekatan kualitatif adalah penelitian yang lebih

    mendasar pada hal-hal yang bersifiat diskursif, seperti transkip dokumen, catatan

    lapangan, hasil wawancara, dokumen-dokumen tertulis dan data nondiskursif.26

    Penelitian ini akan menggunakan penelitian lapangan (field reserch), yakni

    mempelajari secar intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi lingkungan

    pada suatu satuan sosial. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian

    kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan perhitungan melainkan

    menggambarkan dan menganalisa data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau

    kata-kata.27

    25Rosdiana, “DPO Kasus Penganiayaan di Makassar Ditangkap Saat Asik Hisap Lem”, tribratanews.polri.go.id/?p=296283, diakses pada tanggal 2 Januari 2018

    26Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2007), 37

    27Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Remaja Rosda, 1999), 22

  • 15

    Penulis mengarahkan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.Penelitian

    deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara

    sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan siat-sifat populasi dengan

    menggambarkan atau menguraikan masalah dan fakta-fakta tersebt.28

    2. Setting dan Subjek Penelitian

    Setting penelitian adalah Desa Mendara Ilir Kabupaten Tanjug Jabung Timur

    Provinsi Jambi.Subjek penelitian berpusat pada dampak patologis menghisap lem

    pada remaja di desa Mendahara Ilir.Dan pihak-pihak yang terkait dengan remaja yang

    diteliti.

    3. Sumber dan Jenis Data

    a. Sumber data

    Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, peristiwa, dan

    dokumentasi.Sumber data manusia yaitu data yang berbentuk perkataan maupun

    tindakan orang yang bisa memberikan informasi melalui wawancara. Sumber data

    pristiwa dapat berupa suasana yang meliputi ruangan dan proses yang merupakan

    objek yang akan diobservasi. Sumber data dokumenter berupa buku-buku yang

    dijadikan rujukan sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini.

    b. Jenis data

    Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder

    1) Data primer

    Data primer merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan dan diolah

    suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya.29

    data primer dari

    penelitian ini adalah Desa Mendahara Ilir. Data primer bersumber dari informan

    yang berasal dari hasil wawancara.

    2) Data sekunder

    28

    Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 29

    Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alvabeta, 2008), hlm 102.

  • 16

    Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua, dalam hal ini peneliti

    mengambil rujukan dari beberapa skripsi dan buku yang membahas tentang

    masalah ini.

    4. Metode Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang relevan dengan permasalahan tentang dampak

    Patologis Menghisap Lem Pada Remaja di Desa Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur Provinsi Jambi), maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan

    data dan informasi dalam penelitian ini yaitu:

    a. Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan yang cermat

    dan teliti secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki.30

    Metode disusun

    guna memperoleh informasi secara langsung seperti aspek afektif, aspek kognitif dan

    aspek sosial.Observasi yang digunakan adalah observasi lansung, yaitu untuk

    memperoleh data dari subjek maka penulis menggunakan pedoman wawancara sebagi

    penguat hasil obervasi dan mencatat secara langsung beberapa hal yang berkaitan

    dengan dampak patologis ngelem pada remaja.

    Jenis pengamatan yang digunakan adalah pengamatan partisipan yaitu penelitian

    dengan melakukan pengamatan secara mendalam dan menyeluruh mengenai hal-hal

    yang berkaitan dengan objek penelitian dengan melibatkan interaksi sosial antara

    penulis dan responden dalam suatu penelitian pengumpulan data.

    b. Wawancara (Interview)

    Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab

    sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan

    penyelidikan.31

    Metode wawancara ini digunakan bertujuan untuk memperoleh

    keterangan, informasi atau penjelasan seputar pemasalahan secara mendalam

    sehingga diperoleh data yang akurat dan terpecaya karena di peroleh secara langsung

    tanpa perantara.

    30

    Nasution, Metode Researce (Penelitian Ilmiah),(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 106 31

    Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997) 47

  • 17

    Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah teknik wawancara bebas

    terpimpin yang merupakan perpaduan antara tepimpin dan tidak terpimpin.Metode ini

    digunakan untuk memperoleh informasi tentang dampak patologis ngelem pada

    remaja.Wawancara dilakukan untuk menggali data dari subyek secara langsung

    mengenai aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek sosial.

    c. Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui sumber-sumber

    dokumen cacatan yang mengandung petunjuk-petunjuk tertentu.32

    dokumentasi

    berawal dari proses perhimpunan dan pemilihan sesuai dengan tujuan penelitian,

    menerangkan, mencacat, menafsirkan dan mengabdikan sesuatu objek yang diteliti.

    Metode ini bertujuan untuk memperkuat data yang telah diperoleh dari hasil

    wawancara dan observasi.

    d. Study literatur

    Menggunakan bahan-bahan refrensi atau study pustaka, meliputi buku-buku, dan

    data dari internet yang sesuai dengan masalah yang dikaji.

    5. Tehnik Analisis Data

    1. Analisis Data

    Tehnik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

    yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

    sehingga mudah dipahami, dan tentunya dapat di informasikan kepada orang lain.33

    Untuk mempermudah dalam menganalisis suatu data yang diperoleh, maka penulis

    menggunakan study kualitatif dengan cara:

    1. Induktif, yakni berpijak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk memperoleh

    kesimpulan yang bersifat umum.

    2. Deduktif, yakni berpijak dari hal-hal yang bersifat umum untuk memperoleh

    kesimpulan yang bersifat khusus.

    32Kumarudin, Kamus Tesis, (Bandung: Angkasa, 1874), 33

    33Sugiono, MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

    244.

  • 18

    G. Pemeriksaan Keabsahan Data

    Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka penelitia

    melakukan teknik pemeriksaan keabsahaan data melalui empat cara yaitu:

    1. Perpanjangan Keikutsertaan

    Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat ikutsertaan peneliti di

    lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendektesi dan menghitungan

    penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan

    penilaian data oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak sengaja.34

    2. Ketekunan Pengamatan

    ketekunan penngamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

    teliti, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah,

    sehingga peneliti dapat memahami faktor-faktor tersebut.35

    3. Triangulasi

    Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

    untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

    Trimgulasi ini dilakukan dengan cara:

    a. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

    dikatakan secara pribadi.

    b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang saling

    berkaitan.

    c. Mengadakan pembincangan dengan banyak pihak untuk mencapai

    pemahaman tentang suatu atau berbagai hal.36

    4. Diskusi Dengan Teman Sejawat

    Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan diskusi

    dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-benar real

    34

    Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 6

    35

    Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, 117 36Yanti 164 ”Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data” Internet, melalui

    https://Yanti164.wordpress.com/2013/11/17/tehnik pemeriksaan-keabsahan-data/diakses pada 28

    November 2017 pukul:19;56

    https://yanti164.wordpress.com/2013/11/17/tehnik

  • 19

    dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara tersebut

    peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan saran yang berharga

    dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.

    H. Studi Relevan

    Penelitian tentang Dampak Patologis Menghisap Lem Pada Remaja merupakan

    penelitian lapangan.Dalam penelitian ini, penulis juga merujuk pada beberapa

    literatur hasil penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini,

    yaitu skripsi karya Mulyadi yang berjudul “Perilaku Ngelem Anak Jalanan”

    (Studianak jalanan di Panjaitan km.1x KotaTanjungPinang)” Dalam skripsi ini,

    dijelaskan bahwasanya anak adalah aset generasi mendatang yang sangatberharga.

    Baik buruknya anak tergenggam masa depan bangsa. Berdasarkan data dinas dan

    tenaga kerja kota TanjungPinang tahun 2013, sebanyak 83 orang anak berada di

    jalanan. Anak jalanan tersebut bekerja sebagai penjaja koran, penyemir sepatu,

    mencari barang bekas atau sampah dan mereka juga mengamen dan bahkan anak

    jalanan juga terjerumus dalam tindakan kriminal.Faktor yang menyebabkan anak

    jalanan terjerumus dalam kehidupan dijalanan, seperti: kesulitan keuangan keluarga

    atau tekanan kemiskinan, ketidakharmonisan rumah tangga orangtua dan masalah

    khusus yang menyangkut hubungan anak dengan orangtua. Kadangkala pengaruh

    teman atau kerabat juga ikut mnentukan keputusan untuk hidup di jalan.Padahal tak

    dapat dipungkiri bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa untuk masa

    mendatang.Maka tidak jarang anak jalanan cenderung untuk terjerumus dalam

    tindakanmenyimpang. Salah satu perilaku yang popular menyimpang adalah

    “ngelem”, yang secara harafiah berarti menghirup lem.Adapun lem yang digunakan

    oleh anak-anak jalanan untuk melakukanaktifitas ngelem tersebut adalah lem plastik,

    lem perabotan atau lem alat rumah tangga. Umumnya efek akut bahan ini serupa

    dengan inhalasi ether atau mitrous oxyda (obat anastesi/bius umum) yang

    berupaeuphoria ringan, mabuk, pusing kepala tapi masih dapat mengontrol

  • 20

    pendapatnya. Sesudah itu ia akan merasa bahwa dirinya tenang, namun pada akhirnya

    tidak jarang melakukan tindakan anti-sosial dan tindakan impulsif dan agressif.37

    Dalam penelitian ini, penulis juga meninjau skripsi karya Siti Chomariah yang

    Perilaku Menghisap Lem Pada Anak Remaja (Studi Kasus Di Kota Pekanbaru)“Hasil

    dari penelitian tersebut disini sipeneliti membahas, banyaknya kalangan remaja

    ngelem, karena lingkungan pergaulan yang sering ngelem dalam jangka waktu yang

    lama. Kurangnya pengendalian dari kalangan remaja itu sendiri karena tidak dilandasi

    dengan keimanan yang kuat.Kurangnya kontrol orang tua. Walaupun segala upaya

    telah dilakukan oleh berbagai phak misalnya dengan diadakan penyuluhan,

    memberikan bantuan modal, agar kalangan remaja yang belum bekerja mempunyai

    kesibukkan dan aparat keamanan yang setiap saat melakukan zasia baik terhadap

    kalangan remaja maupun terhadap masyarakat yang masih mengkonsumsi ngelem.38

    Dan penulis juga meninjau skripsi karya Mutiara Ginting Perilaku “Ngelem”

    Pada Anak Jalanan (Studi Kasus Anak Jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurhan

    Sempakata Kecamatan Medan Selayang)” dalam penelitian ini sipeneliti membahas

    Anak jalanan berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang tinggal dan hidup

    bersama orangtua yang memberikan perhatian dan kasih sayang.Anak jalanan

    merupakan anak-anak yang termarginalisasi karena tidak menerima perlakuan yang

    seharusnya mereka terima dan rasakan baik dari keluarga, lingkungan sekolah,

    lingkungan masyarakat maupun dari agen-agen sosial lainnya.Kehidupan tanpa aturan

    seringkali menjadi perlakuan yang mereka perlihatkan akibat kurangnya pendidikan

    yang mereka terima.Demikian pula halnya dengan perilaku menyimpang yang

    mereka lakukan sebagai pelarian dari kurangnya perhatian yang mereka

    harapkan.Perilaku ngelem merupakan salah satu perilaku menyimpang yang

    37Mulyadi, Perilaku Ngelem Anak Jalanan” studianak jalanan di Panjaitan km.1x

    KotaTanjungPinang,(Tanjung Pinang: Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,

    Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2013)

    38

    Siti Chomariah,Perilaku Menghisap Lem Pada Anak Remaja, ”Studi Kasus Di Kota

    Pekanbaru” (Pekan Baru: Program Studi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Riau, 2015)

  • 21

    seringkali dilakukan oleh anak-anak jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan

    Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

    Ada beberapa faktor anak jalanan melakukan perilaku ngelem, seperti ngelem dapat

    memberikan rasa tenang dan menimbulkan halusinasi meskipun hanya sesaat,

    terpengaruh oleh teman sebaya dan keingintahuan untuk ikut mencoba, harga lem

    yang murah dan mudah didapat, rasa ketergantungan terhadap lem (ketagihan), serta

    perilaku ngelem yang dianggap sebagai bentuk kebiasaan yang menyenangkan di

    kalangan anak jalanan.39

    Melihat tiga judul skripsi di atas, kajian tentang dampak patologis menghisap

    lem pada remaja penulis mencoba memberikan perbedaan-perbedaan dengan

    penelitian yang telah ada.Ada pun yang membedakan nya pertama dari tempat yang

    diteliti dan yang lebih menekankan pada efek dari menggunakan menghisap lem

    untuk mabuk di Desa Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    BAB II

    PROFIL DESA MENDAHARA ILIR

    A. Sejarah Desa

    Pada tahun 1950 Mendahara Ilir telah dibuka oleh Datuk Daroel Abdullah

    sebagai kepala dusun di Desa Mendahara Ilir, masyarakat Mendahara pada saat itu

    memiliki dua suku yaitu suku Melayu dan suku Bugis. Di saat Mendahara Ilir disukai

    oleh Datuk Daroel Abdullah ada pihak lain yang tidak senang atas dirinya yaitu

    39Mutiara Ginting,Perilaku “Ngelem” Pada Anak Jalanan, “Studi Kasus Anak Jalanan di

    Jalan Ngumban Surbakti Kelurhan Sempakata Kecamatan Medan Selayang”, (Medan: Fakutas Ilmu

    sosial danIlmu Politik,Universitas Sumatera Utara Medan, 2011)

  • 22

    masyarakat yang bersuku Bugis. Mereka selalu mencari cara untuk membunuh Datok

    Daroel Abdullah, tapi dari beberapa masyarakat suku Bugis ada salah satu yang

    berpihak kepada Datuk Daroel Abdullah yaitu Umar kemudian Umar memberitahu

    kepada Datuk bahwa dirinya akan dibunuh oleh seseorang yang begitu kuat dan kebal

    Datuk tidak memperdulikan omongan Umar.

    Suatu hari Datuk Daroel Abdullah mengadakan lomba perahu disaat acara lomba

    perahu itulah mereka menyerang Datuk, seseorang yang kuat dan kebal yang

    dikatakan Umar itu bersembunyi dibalik pintu rumah Datuk membawa parang

    panjang dan ingin menyerang Datuk secara diam-diam. Di saat Datuk masuk kedalam

    rumahnya ingin mengambil tombaknya tiba-tiba Datuk sudah diserang oleh orang

    tersebut sehingga membuat jari kelingkingnya terputus, tetapi Datuk terus melawan

    hingga sekitar satu jam mereka beradu tapi mereka tetap saling kuat. Tak lama

    kemudian muncul anak Datuk Daroel Abdullah yang membawa tombak yang

    unjungnya adalah bara api dan melempar tepat kepada orang yang kuat dan kebal

    tersebut hingga mati.

    Kejadian permusuhan itu membuat masyarakat suku melayu membenci hingga

    dendam kepada masyarakat suku bugis, hingga masyarakat suku Melayu dan Bugis

    pun saling membunuh satu sama lain dan berlangsung sampai tahun 1951, dan dari

    pertumpahan darah inilah nama Desa Mendahara diambil. Setelah itu Datuk

    memenangkan persidangan di Jakarta bahwa yang memberontak itu dia melainkan

    adalah musuh dan akhirnya Datuk yakinkan semua masyarakatnya agar tidak ada lagi

    pertempuran darah dan menjaga silahturahmi walaupun kita berbeda suku.

    Pernyataan diatas ditegaskan oleh wawancara penulis dengan Cik Mas yang juga

    masih merupakan keluarga dari Datuk Daroel Abdullah yang menyatakan:

    [D]ahulu memang suku Melayu dan Bugis itu bermusuhan dak tahu apa sebab

    awalnya sehingga mereka saling dendam bahkan saling membunuh, sampai lah

    saat ini masih sering terdengar bahwaa suku Melayu dan Bugis itu tidak bisa

    bersatu apalagi dalam suatu ikatan pernikahan, namun sedikit meredam karena

  • 23

    masih ada yang menjaga sikap sehingga mereka saling menghormati satu sama

    yang lain.40

    B. Visi dan Misi Mendahara Ilir Kecamatan Mendahara

    1. Visi

    Mewujudkan kelurahan teladan dalam pelayanan kepada masyarakat, tertib

    administrasi, kegotong royongan, kekeluargaan, kemandirian serta beriman dan

    bertaqwa untuk mencapaikan masyarakat yang sejahtera lahir bthin dengan

    berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

    2. Misi

    Visi berada di atas Misi, kemudian dijabarkan kembali dalam misi agar dapat

    dilaksanakan ataupun dikerjakan.Sebagaimana penyusun visi, misipun dalam

    penyusunannya menggunakan pertimbangan-pertimbangan potensi dan kebutuhan

    masyarakat dan keluhan. Sesuai dengan proses yang dilakukan maka Misi Kelurahan

    Mendahara Ilir adalah:

    a. Mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia,

    b. Meningkat pelayanan masyarakat.

    c. Menertibkan admistrasi kependudukan.

    d. Meningkatkan kemampuan perangkat kerja atau aparat pemerintahan kelurahan

    e. Meningkatkan volume dan kekuatan produksi masyarakat dibidang perkebunan,

    nelayanan, pasar tradisional, usaha kecil dan kerajinan.

    f. Kepemimpinan dan keterbukaan dalam pengelolaan sumber daya secara efektif

    dan efesien.

    g. Adil dan merata dalam upaya penyaluran dan penetapan hak dan kewajiban

    warga.

    40Hasil Wawancara penulis dengan Cik Mas,Keluarga Datuk Daroel Abdullah, Kabupaten

    Tanjab Timur, tanggl 18 Januari 2018

  • 24

    h. Menjalankan dengan sungguh-sungguh program yang diberikan kepada

    kelurahan dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dengan penuh

    tanggung jawab.

    C. Kondisi Desa

    Untuk melihat kondisi Desa Mendahara Ilir dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

    Tabel 2.1

    Prasarana Umum yang ada di Desa Mendahara Ilir41

    Jenis Prasarana Volume (Km/unit) Kondisi

    Jalan Kabupaten/Aspal 110 Km Rusak

    Jalan Antar Desa 1 Unit/3 Km Rusak

    Angkutan Darat, Terminal 1 Unit Rusak

    Jembatan Desa/Beton 2 Unit Baik

    Pelabuhan Kapal 10 Unit Baik

    Transportasi Sungai 64 Unit Baik

    Kantor Pos Pembantu 1 Unit Baik

    Gedung SD 5 Unit Baik

    Play Grub 2 Unit Baik

    Taman Kanak-Kanak 3 Unit Baik

    SMP Sederajat 2 Unit Baik

    SMA Sederajat 2 Unit Baik

    Masjid 9 Unit Baik

    Kantor Desa/Kelurahan 1 Unit Sedang

    Puskesmas 2 Unit Sedang

    Poliklinik 2 Unit Baik

    Posyandu 5 Unit Baik

    Gudang Penyimpanan Obat 1 Unit Baik

    Kantor Praktek Dokter 1 Unit Sedang

    Lapangan Bola 1 Unit Sedang

    Tabel diatas dapat dianalisa bahwa prasarana umum yang ada di Desa

    Mendahara Ilir masih bisa dikatakan kurang memadai dengan jumlah penduduk

    yang sangat banyak sekitar 6816 jiwa.Sehingga kesejahteraannya pun berkurang

    41Dokumentasi Data Kaur Pemerintahan Desa Mendahara Ilir

  • 25

    bagi masyarakat.Namun disisi sarana pendidikan sudah cukup memadai dilihat tabel

    jumlah dan kondisi bangunan sekolah yang cukup baik.

    D. Demografi

    1. Kependudukan

    Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan sekaligus

    bisa menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk Desa Mendahara Ilir adalah

    6816 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1211 KK dan dengan jumlah Rukun

    Tetangga 33.

    2. Struktur Pendudukan Menurut Usia dan Jenis Kelamin

    Berdasarkan dari kelompok Usia atau Umur, penduduk Desa Mendahara Ilir

    memiliki raso penduduk usia muda atau rema dilihat dari penduduk usia kelompok

    umur 12-21 merupakan jumlah terbanyak. Kemudian rasio jenis kelamin penduduk

    Desa Mendahara Ilir menunjukkan bahwa penduduk perempuan relatif lebih banyak

    dibandingkan penduduk laki-laki.

    Tabel 2.2

    Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Desa Mendahara Ilir42

    .

    No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

    1 0-5 157 221 378

    2 6-11 320 325 645

    3 12-21 400 300 700

    4 22-25 230 261 491

    5 26-30 236 265 501

    6 31-35 151 177 328

    7 36-40 186 200 386

    8 41-45 267 287 554

    9 46-50 245 290 535

    10 51-55 151 180 331

    11 56-60 183 206 389

    12 61-65 193 228 421

    13 66-70 255 309 564

    14 71-75 252 282 534

    15 Lebih dari 75 20 24 44

    42Dokumentasi Data Kaur Pemerintahan Desa Mendahara Ilir

  • 26

    Jumlah 3269 3547 6816

    Data tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk Desa Mendahara Ilir

    mencapai 6816 Jiwa dengan perempuan berjumlah 3547 jiwa dan laki-laki berjumlah

    3269 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak

    dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki yang hanya selisi

    dengan 278 jiwa.

    E. Keadaan Sosial

    1. Sumber Daya Manusia

    Perencanaan sumber daya manusia adalah analisis dan indetifikasi yang

    dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia. Sumber daya

    manusia merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik

    manusia.Sumber daya manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktifitas yang

    dilakukan.

    2. Pendidikan

    Pendidikan adalah satu hal yang sangat penting dalam menjalankan tingkat

    kesejahteraan pada umumnya, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan

    membangun kerangka fisik, mental, dan spritual seseorang. Sejalan dengan tripusat

    pendidikan pembinaan pendidikan masyarakat berperan dalam suatu proses dimana

    upaya pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan

    upaya penduduk setempatnya meningkatkan kondisi sosial sosial, ekonomi dan

    budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat secara nonformal dan

    informal seperti terciptanya lapangan pekerjaan baru yang juga membantu proses

    pemerintah dalam mengatai pengangguran melalui pendidikan tersebut. Berikut

    adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata pendidikan penduduk Desa Mendara Ilir.

    Tabel 2.3

    Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan43

    43Dokumentasi Data Kaur Pemerintahan Desa Mendahara Ilir

  • 27

    No Tingkat Pendidikan (Umur) LK PR

    1 Belum TK/Play Grup 132 144

    2 Tidak Pernah Sekolah (7-18) 301 400

    3 Yang Sedang Sekolah (7-18) 522 503

    4 Tidak Pernah Sekolah 350 448

    5 Pernah SD Tidak Tamat (18-56) 300 370

    6 Tamat SD Sederajat 708 896

    7 Tidak Tamat SMP (12-56) 100 110

    8 Tidak Tamat SMA (18-56) 75 79

    9 Tamat SMP Sederajat 105 200

    10 Tamat SMA Sederajat 200 352

    11 D1 Sederajat 10 11

    12 D2 Sederajat 10 13

    13 D3 Sederajat 35 6

    14 S1 sederajat 20 15

    15 S2 Sederajat 2 -

    Jumlah 3269 3547

    Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa penduduk Desa Mendahara Ilir

    memiliki jumlah penduduk yang tingkat pendidikannya hanya sebatas sekolah Dasar

    saja dengan jumlah 1858 Jiwa, yang masing-masing terdiri dari 908 laki-laki dan 950

    Perempuan. Kemudian yang memiliki tingkat pendidikan sekolah Menengah Atas

    berjumlah 1412 Jiwa. Sementara tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah

    perguruan tinggi seperti lulusan D1-3 dan S1-2 dengan jumlah 122 Jiwa itu sudah

    mencakup dari keseluruhan lulusan perguruan tinggi di Desa Mendahara Ilir

    Kecamatan Mendahara Kabupaten Tajung Jabung Timur Provinsi Jambi.

    3. Kesehatan

    Perkembangan kesehatan masyarakat di Desa Mendahra Ilir dapat dilihat dari

    status kesehatan serta gejala penyakit, juga dpat di nilai dari berbagai indikator seperti

    meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian ataupun sebaliknya

    serta kasus anak gizi buruk dan lain sebagainya.

  • 28

    Tabel 2.4

    Jumlah Penduduk yang Cacat Fisik di Desa Mendahara Ilir44

    No Cacat Fisik Laki-laki Perempuan

    1 Tuna Wicara 3 1

    2 Tuna Netra 30 20

    3 Lumpuh 15 10

    4 Cacat kulit 40 20

    5 Idiot 1 -

    Berdasar tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita cacat fisik yang

    banyak adalah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 89 jiwa

    sedangkan penduduk yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 51 jiwa.

    4. Kehidupan Beragama

    untuk melihat kehidupan beragama di Desa Mendahara Ilir dapat dilihat dari

    tabel dibawah ini:

    Tabel 2.5

    Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut45

    No Agama Laki-laki Perempuan

    1 Islam 3266 3542

    2 Kristen 3 5

    Jumlah

    3269 3547

    Dari data tabel diatas dapat dianalisa bahwa penduduk di Desa Mendahara Ilir

    hampir seluruhnya memeluk Agama Islam, namun hanya sekitar 8 orang yang

    memeluk Agama Kristen.Di dalam kehidupan beragama kesadaran melaksanakan

    ibadah khususnya Agama Islam yang sangat berkembang dengan baik.

    5. Kebudayaan

    44Dokumentasi Data Kaur Pemerintahan Desa Mendahara Ilir

    45

    Dokumentasi Data Kaur Pemerintahan Desa Mendahara Ilir

  • 29

    Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu

    akan membentuk sebuah masyarakat dari masyarakat ini lah akan lahir nilai-nilai

    bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di

    daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat didaerah lainnya,

    karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek dan nilai berbeda dan

    kebudayaan juga di pengaruhi oleh faktor bahasa, suku, keadaan geografis dan

    kepercayaan. Seperti halnyaa masyarakat di Desa Mendahara Ilir yang masih menjaga

    adat istiadat ataupun budaya mereka yang diwarisi oleh para leluhur. Terbukti dengan

    masih berjalannya tatanan budaya dalam setiap proses pernikahan, khitanan, aqiqahan

    dan lain sebagainya sesuai dengan suku mereka masing-masing. Akan tetapi di Desa

    Mendahara Ilir masih kurang aktif untuk melestarikan budaya tersebut karena tidak

    adanya lembaga adat secara resmi hanya orang-orang tuakan untuk melaksanakannya

    tugas-tugasnya.

    Tabel 2.6

    Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis Atau Suku Budaya46

    No Suku (Etnis) Laki-laki Perempuan

    1 Bugis 1120 1220

    2 Banjar 300 303

    3 Batak 2 3

    4 China 3 1

    5 Melayu 1390 1490

    6 Minang 29 10

    7 Jawa 423 520

    Jumlah 3269 3547

    Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa di Desa Mendahara Ilir mayoritas

    suku Melayu dan Bugis dilihat pula dari sejarah berdirinya Desa Mendahara Ilir

    tersebut yang kebanyakan adalah suku Melayu dan Bugis.Masing-masing jumlahnya

    adalah suku Melayu dengan jumlah 2880 jiwa dan suku Bugis dengan jumlah 2340

    46Dokumentasi Data Kaur Pemerintahan Desa Mendahara Ilir

  • 30

    jiwa.Namun tidak lupa dengan suku-suku lainnya seperti Batak, Cina, Minang,

    Banjar dan Jawa.

    6. Perekonomian

    Keadaan ekonomi masyarakat Desa Mendahara Ilir mengalami peningkatan dari

    tahun ketahun dilihat dari bertambahnya jumlah masyarakat yang memiliki usaha dan

    pekerjaan walau hanya usaha kecil-kecilan setidaknya mengurangi angka

    pengangguran di Desa Mendahara Ilir.

    Tabel 2.7

    Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian atau Jenis Pekerjaan47

    No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

    1 Petani 800 300

    2 Buruh Tani 30 10

    3 PNS/TNI/POLRI 65 43

    4 Pengarajian Industri - 25

    5 Peternak 3 -

    6 Nelayan 500 -

    7 Montir 10 -

    8 Dokter Swasta 1 1

    9 Bidan Swasta - 8

    10 Perawat Swasta 4 3

    11 Pengusaha Kecil 20 25

    12 Dukun Kampung - 10

    Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa mata pencarian atau jenis

    pekerjaan yang ada di Desa Mendahara Ilir adalah mayoritas petani dan nelayan

    dilihat dari jumlahnya petani 1100 jiwa sedangkan nelayan dengan jumlah 500 jiwa.

    Ini berdasarkan letak keadaan geografis Desa Mendahara Ilir yang dikelilingi dengan

    lautan dan juga perkebunan yang luas sehingga dapat menciptakan mata pencarian

    bagi penduduk Desa Mendahara Ilir.

    F. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

    47Dokumentasi Data Kaur Pemerintahan Desa Mendahara Ilir

  • 31

    1. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Mendahara Ilir Kecamatan

    Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

    BAB III

    FAKTOR PENYEBAB DANDAMPAK REMAJA MENGHISAP LEM DI

    DESA MENDAHARA ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

    PROVINSI JAMBI

    LURAH

    SALEH

    PELAKSANA TEM

    LAPANGAN

    Ardi rahmat

    Siti Rabiah

    SEKRETARIS

    Aripin

    KAUR

    PEMBANGUNAN

    Indra Gunawan

    KAUR

    PEMERINTAHAN

    Lili Haryanti

    KAUR UMUM

    Sulasti

    RW 01

    Bahtiar Alam

    RW 02

    Badahang Cora

    RW 03

    M. Amin

    RW 04

    Amin Medan

    RW 05

    M. Aras

    RW 06

    Kasori

  • 32

    A. Faktor Penyebab Remaja Menghisap Lem

    Dari hasil observasi penulis di lapangan serta wawancara dengan beberapa

    remaja ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja menghisap lem di Desa

    Mendahra Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi adalah:

    1. Faktor Internal

    Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu,

    beberapa remaja menyatakan bahwa adanya rasa ingin tau, despresi dan coba-coba

    yang menyebabkan mereka menghisap lem. Menurut Dandi, adanya rasa ingin tahu

    yang menyebakan dirinya menghisap lem, sebagaimana dapat dilihat dari hasil

    wawancara sebagai berikut:

    [A]walnya saya bukan penghisap lem, tapi gara-gara saya melihat kawan terus

    ada rasa ingin tahu, penasaran gimana rasanya menghisap lem tu ko bisa

    ketawa-tawa sendiri dan gembira begitu jadi saya coba menghisap lem, awal

    nya cuman sedikit lem aku pakai, eh lama-lama jadi ketagihan, apa lagi kalau

    sudah ngumpul dengan kwan-kawan, ada masalah juga, enak nian rasanya

    dibawah menghisap lem, rasa nya tenang, melayang-layang dan gembira.48

    Hasil wawancara dan observasi penulis menunjukan bahwa, adanya rasa ingin

    tahu yang menyebabkan dia akhirnya menjadi mengkonsumsi menghisap lem

    sehingga dirinya menjadi kecanduan. Amat juga menambahkan, sebagaimana dapat

    dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

    [K]alau lagi banyak masalah memang enak nian menghisap lem tu, apa lagi

    pening, dekat dengan kawan bawaknya nak marah terus, tapi kalau sudah

    menghisap lem rasa enak nian, dak tahu nak tempat orang rame apa dikaki lima

    orang biar lah yang penting kita nyaman, tenang rasa gembira terus lah, kadang

    dak cukup kalau cuman satu kaleng malah dalam sehari bisa empat kaleng kecil

    tu habis.49

    Hasil wawancara dan observasi penulis menunjukan bahwa, faktor internal

    remaja mengkonsumsi menghisap lem itu di sebabkan adanya rasa ingin tahu yang

    48Dandi, Wawancara dengan penulis, 10 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

    49

    Amat, Wawancara dengan penulis, 11 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

  • 33

    kuat, ingin mencoba-coba dan depresi sehingga membuat mereka menjadi pecandu

    menghisap lem, karena menurut mereka dengan cara itulah yang membuat mereka

    menjadi tenang dan terbebas dari masalah mereka untuk sesaat.

    2. Faktor Eksternal

    Selain faktor internal, para remaja menjadi pengkonsumsi menghisap lem juga

    adanya faktor eksternal seperti ajakan teman, karena kondisi keluarga, dan

    lingkungan tempat tinggal yang tidak baik, sehingga membuat mereka menjadi

    mengkonsumsi menghisap lem, seperti yang diaktakan oleh Arifin, ia menyatakan:

    [S]aya menjadi pengkonsumsi menghisap lem ini karena lingkungan tempat

    tinggal saya ni mayoritas kawan-kawan aku ni banyak menghisap lem, disini

    juga orang tua pada minum-minuman keras tu malah depan kami semuanya.

    Jadi kami ni ikut lah juga mabuk tapi ya cuman menghisap lem dulu tapi sering

    juga kami minum ikut orang sini.50

    Hasil wawancara penulis diatas menunjukan bahwa, remaja yang

    mengkonsumsi menghisap lem ini di sebabkan lingkungan tempat tinggal mayoritas

    tempat pemabuk, mau mabuk minuman sampai menghisap lem. Ijal juga

    menambahkan, sebagaimana dapat dilihat hasil wawancara sebagai berikut:

    [M]ulanya saya jadi menghisap lem pada saat saya tidak sekolah lagi dan sering

    kelaut lalu aku ngumpul-ngumpul sama kawan yang dak sekolah juga, saya diajak

    menghisap lem, awalnya saya dak mau, tapi kawan-kawan terus maksa, kata kawan

    tu kalau dak menghisap lem dak galau dan juga dak tahu rasa senangnya kata kawan

    aku. Lagian tempat saya ni lengkuan nya pada mabuk-mabuk orangtua disini jadi

    kami sering mabuk pada malam hari apa lagi saat jam segini ni.51

    Hasil wawan cara di atas menunjukan bahwa para remaja menjadi konsumsi

    menghisap lem ini di karenakan ajakan dan bujukan teman serta lingkungan yang

    tidak juga masyarakatnya yang sering mabuk-mabuk depat mereka sehingga

    membuat mereka menjadi terpengaruh. Selain itu ada juga yang menyebabkan

    50Arifin, Wawancara dengan penulis, 13 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

    51Ijal, Wawancara dengan penulis, 10 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

  • 34

    mereka menjadi pengkonsumsi menghisap lem ini karena faktor keluarga, dimana

    salah satu atau beberapa anggota keluarga mereka yang sering mabuk. Sehingga

    dilihat dari hasil wawancara Usman sebagai berikut:

    [S] aya ini jadi penghisap lem begini karena bapak saya itu suka mabuk, jadi

    saya penasaran apa rasa nya mabuk tu jadi saya ikut-ikuran lah, walaupun

    bapak saya jangan ikut-ikutan nanti bisa merusak otak kau, tapi karena saya

    penasaran dengan rasanya jadi saya coba, jangan salahkan lah kenapa bisa

    begini, bapak saya yang ngasih contoh, kata pepatah tu buah dak jauh jatuh dari

    pohonnya.52

    Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Amat, sebagaimana dapat dilihat dari hasil

    wawancara dengan penulis sebagai berikut:

    [S]aya ni dalam keluarga tu malas nian masalah banyak nian lah dengan

    keluarga aku sekit-sekit orang tua nak bertengkar terus apa lagi bapak aku gawe

    mabuk judi apa dak pening kepala saya sebagai anak nya. Adek aku aja tak

    pernah diurusnya. Maka aku jarang dirumah mendingan keluar cari kesenangan,

    dirumah juga orang tua bertengkar dah bertengkar saya juga yang dimarahkan

    dengan bapak saya apa dak kesal macam tu, saya pengen juga macam orang

    lain keluarga masih utuh masih bisa sekolah, saya cuman gawe mabuk dengan

    lem karna orang tua begini.53

    Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Anggi, sebagaimana dapat dilihat dari hasil

    wawancara dengan penulis sebagai berikut:

    [S]aya ni menghisap lem ni karna apa capek aku dimarahkan terus dengan

    bapak saya dianggap saya bukan anak nya be tangan dipukul semuanya badan

    aku dipukulnya pakai kayu lah pakai apa lah capek dimarahkan ni, saya kadang

    dak pernah pulang lah masak iya aku dibilang anak sial lah yang dak bisa

    ngapa-ngapa, padahal saya kelaut mencari duit sendiri untuk saya sendiri

    kadang lah saya kasih mamak saya duit untuk masakkan adek-adek saya, kalau

    ngandalkan bapak saya dak akan makan dak adek-adek saya, dia gawenya

    mabuk judi, mabuk judi bergitu aja terus nama nak kerja tu dak ada nian lah,

    52Usman, Wawancara dengan penulis, 13 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

    53Amat, Wawancara dengan penulis, 11 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan

  • 35

    kasihan saya nengok mamak saya asek dimarahkan nya terus. Kalau bukan

    bapak saya lah saya bunuh rasa.54

    Dari hasil wawancara dengan Anggi penulis dapat menyimpul bahwa mereka

    menghisap lem karena faktor keluarganya yang kurang baik terhadapnya terutama

    bapaknya terhadap diri anggi

    Dandi juga menyatakan alasan dia menghisap lem, sebagaimana dapat hasil dari

    wawancara dan penulis sebagai berikut:

    [S]aya sudah katakan tadi alasan saya kenapa menghisap lem karena pergaulan

    saya dengan teman, namun ada juga yang menyebabkan saya menghisap ini

    adalah karena orangtua saya selalu bertengkar dan selalu memarahkan saya,

    tangan dia selalu melayang di badan saya, bapak saya tu kuat mabuk juga kalau

    dah ada acara penganten dia mabuk terus, dah pulang tu langsung marah-marah

    dak jelas dan semua dalam rumah tu dimarahkan nya termasuk saya yang

    dibantai nya karna dibilang anak kurang ajar, padahal saya dak pernah lo

    melawan orang tua saya, apa lagi bapak saya, tapi kenapa saya kena terus maka

    nya aku cari kebahagiaan dengan kawan-kawan aku hilangkan stres buat aku

    melayang dan tenang.55

    Hasil wawancara dan observasi penulis di atas menunjukan kalau remaja itu

    menghisap lem karena melihat anggota keluarganya ada yang mabuk dan ada juga

    hubungan mereka dengan keluarganya yang tidak harmonis sehingga membuat

    mereka penasaran dan membuat mereka ingin mencobanya. Walaupun sudah dilarang

    tetapi tetap kita tidak bisa meyalahkan mereka karena hal tersebut terjadi disebakan

    oleh faktor keluarga.

    Dapat dsimpulkan dari hasil wawancara dan observasi penulis bersama para

    remaja Desa Mendahara Ilir mengenai faktor penyebab menghisap lem bahwa, ada

    dua faktor yang menyebabkan mereka menghisap lem yaitu faktor internal dan

    eksternal. Faktor internal di antaranya adanya rasa ingin tahu, depresi dan coba-coba,

    54Anggi, Wawancara dengan penulis, 11 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan

    55Dandi, Wawancara dengan penulis, 10 Februari 1018, Desa Mendahara Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur, Catatan Lapangan.

  • 36

    sedangkan faktor eksternal di antaranya karena ajakan atau bujukan teman,

    lingkungan tempat tinggal dan faktor keluarga.

    B. Dampak Menghisap Lem Terhadap Remaja

    Jika dilihat dari segi kesehatan memang zat-zat tersebut sangat berbahaya bagi

    tubuh. Menurut beberapa artikel kandungan zat kimia tadi dapat merubah sistem

    tubuh seperti denyut jantung lebih cepat, tekanan darah meningkat dan koordinasi

    otot terganggu.

    Sama halnya dengan zat narkoba lainnya, inhalen juga menyebabkan

    penggunanya dalam kondisi kecanduan. Ketika pemakaian inhalen berlanjut selama

    beberapa waktu, sipemakai akan mengalami reaksi toleransi terhadap inhalen. Hal ini

    berarti, sipemakai akan membutuhkan pemakaian inhalen yang semakin sering dan

    dengan jumlah yang lebih besar untuk mencapai efek yang diinginkan. Selain

    membahayakan diri sendiri, pengguna inhalen juga bisa membahayakan orang lain.

    Karena zat depresan ini, bisa menyebabkan seseorang bersifat agresif dan melakukan

    hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain.

    1. Dampak Fisik

    Dampak yang ditimbulkan secara fisik dari menghisap lem menjadi dua yaitu:

    a. Dampak Jangka Pendek Remaja Menghisap Lem

    Efek yang ditimbulkan dari menghirup uap lem itu sendiri hampir mirip dengan

    jenis narkoba yang lain yakni menyebabkan halusinasi, sensasi melayang-layang serta

    rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam sesudahnya.

    Efek lain yang bisa ditimbulkan dari kegiatan “menghisap Lem” ini sendiri antara

    lain adalah tidak merasakan lapar meskipun sudah waktunya makan karena ada

    penekanan sensor lapar di susunan saraf di otak. Sebagaimana dapat di lihat dari hasil

    wawancara Amir sebagai berikut:

    [K]alau sudah menghisap lem ini rasa nya kayak mau terbang be sensasi nya tu,

    macam dunia ni hanya milik kita saja, pikiran jadi melayang-layang, kadang

    kalau kita lapar tu saya bawah menghisap lem langsung hilang rasa lapar tu

    kenyang lagi rasanya tu. Cuman ya kalau sudah dak kuat lagi rasa nya mau

  • 37

    muntah-muntah dan tubuh saya dak bisa bergerak langsung lah tidur ditempat

    biasa aku menghisap lem tu.56

    Dari pernyartaan diatas menunjukan bahwa, setelah menghisap lem maka timbul

    efek yang terjadi pada remaja tersebut sperti rasa melayang-layang, muntah-muntah,

    halusinasi, hilang nya rasa lapar, dan hilang nya kesadaran tersebut. Riski juga

    Menambahkan, sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

    [H]abis menghisap lem tu emang ada efeknya awal-awal baru mencobanya

    rasanya mau muntah-muntah terus malas bergerak susah berbicara nak

    ngeluarkan kata-kata ni, kalau sudah dak tahan lagi langsung pingsan tu lah.

    Tapi enak juga lah bisa ngerasa melayang-layang yang beda lah n rasa lapar tu

    hilang juga seketika kalau sudah menghisap lem tu apa lagi lem aibon.57

    Hasil dari wawancara dan observasi penulis menunjukan bahwa, ada efek yang

    dirasakan akibat dari menghisap lem tesebut, seperti rasa melayang-layang, muntah-

    muntah, halusinasi, hilang nya rasa lapar, dan hilang nya kesadaran tersebut tetapi

    efek tersebut tidak membuat mereka jera, akan tetapi bagi mereka dengan menghisap

    lem tersebut membuat mereka merasakan kenikmatan yang mereka inginkan dan rasa

    lapar yang hilang karna menghisap lem tersebut.

    b. Dampak Jangka Panjang Remaja Menghisap Lem

    Karena uap solven tersebut bisa terakumulasi di jaringan tubuh, dalam jangka

    panjang jika terhirup terus menerus bisa memberikan efek jangka panjang seperti,

    kerusakan otak, otot mel