analisis semiotik korupsi terhadap sampul...

113
ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL MAJALAH TEMPO PADA KASUS SIMULATOR SIM Skripsi Diajukan Kapada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : YUNUS PRIYONGGO KARTIKO NIM: 109051100037 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M

Upload: lytuong

Post on 15-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL MAJALAH TEMPO PADA KASUS SIMULATOR SIM

Skripsi Diajukan Kapada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

YUNUS PRIYONGGO KARTIKO

NIM: 109051100037

KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435H/2014M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul
Page 3: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul
Page 4: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul
Page 5: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

ABSTRAK

Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul Majalah Tempo Pada Kasus Korupsi Simulator SIM Majunya industri media cetak di Indonesia, membuat eksistensi penggunaan gambar ilustrasi pada media cetak semakin kuat. Pentingnya gambar pada sampul majalah adalah untuk menarik minat pembaca agar membeli, karena didalamnya mengandung unsur kritik. Kesan lucu dan menggelitik jika dilihat bagi yang tidak mengetahui maksud di dalamnya. Tidak semua pembaca dapat dengan mudah mengerti makna dibalik gambar ilustrasi tersebut karena tingkat pemahaman seseorang yang berbeda-beda. Majalah Tempo merupakan salah satu media cetak yang menggunakan gambar ilustrasi dalam penyampaian berita kepada pembacanya. Tentu saja selalu mengandung makna-makna yang secara sengaja ingin disampaikan. Simbol dan tanda dalam sebuah karya gambar ilustrasi menjadi suatu usaha yang unik dalam menyampaikan informasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian menggunakan kajian semiotik Charles Sanders Peirce. Pada empat sampul majalah Tempo yang menampilkan kasus korupsi simulator SIM. Gambaran bagaimana konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polisi Republik Indonesia (Polri). Peneliti merumuskan pertanyaan yakni: Petanda apa saja yang terdapat dalam sampul majalah Tempo pada kasus simulator SIM? Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah seiotika Charles Sanders Peirce, yaitu dengan melihat makna atas sign (ikon, indeks, dan simbol), object, dan interpretan. Ikon merupakan tanda yang dirancang untuk merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar, dan seterusnya dalam ikon). Indeks merupakan tanda yang dirancang untuk mengidentifikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan. Sedangkan simbol merupakan tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik yang bersifat kualitatif model diskriptif. Data yang didapatkan dalam sampul majalah Tempo, serta dengan buku-buku referensi, wawancara dan dokumentasi. Setelah melihat empat sampul majalah yang diteliti, maka kesimpulanya petanda yang muncul pada sampul majalah Tempo berkaitan erat dengan kasus korupsi Simulator SIM. Pada empat sampul terdiri tiga kategori, yaitu sosok Irjen Djoko Susilo dengan simbol pemegang proyek Simulator, gambaran petugas KPK yang menyidik Polisi, dan gambaran empat anggota DPR yang menerima suap proyek simulator kemudi. Sehingga Interpretasi peneliti ketika melihat gambar ilustrasi yang ditampilkan pada sampul adalah mengambarkan rangkaian peristiwa kasus korupsi Djoko Susilo dalam proyek Simulator kemudi. Kata kunci: Semiotika, Majalah Tempo, Sampul, Kasus Korupsi Simulator SIM

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, puja dan puji syukur peneliti panjatkan hanya

kepada allah yang telah memberikan rahmat, dan nikmat yang begitu banyak

sehingga dengan ridho-nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam senantiasa selalu terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW

yang telah memberikan banyak perubahan kepada para umatnya, dari zaman jahiliyah

menuju zaman penuh ilmiyah seprti apa yang kita rasakan sekarang.

Peneliti telah menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir pendidikan Strata satu

(S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti menyadari tanpa bantuan dan

bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penelitian sekripsi ini tidak akan

selesai, untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, M.A,

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed, M.A, Drs. Jumroni, M.Si,

Wakil Dekan II Bidang Akademik Umum, Drs. Mahmud Jalal, M.A, Serta Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Drs. Wahidin Saputra, M.A.

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Rubiyanah, M.A serta Sekertaris Jurusan

Konsentrasi Jurnalistik Ade Rina Farida, M.Si yang telah meluangkan waktunya

untuk membantu menyelesaikan kuliah.

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

ii

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Suhaimi, M.Si yang telah menyediakan waktu di

tengah dikesibukannya untuk membimbing peneliti sehingga skripsi ini

Alhamdulillah selesai dengan baik tanpa suatu halangan apapun.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terimakasih atas

ilmu yang telah diberikan kepada peneliti.

5. Segenap Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

6. Teruntuk yang saya hormati kedua orang tuaku , Ibunda (Alm), dan Ayahanda,

dan kakak yang senantiasa memberikan doa, dan kasih sayangnya dikala susah

ataupun senang. Membantu dengan segenap kemampuan doa-doa, sehingga

peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Sahabat peneliti. Jefrri Kaharsyah, Eko Ramanudin, Andrianto, Indi Hikami, Ibnu

Muhajir Saputra, Maulana Adi Subqi, Reza Arga Putra dan Siti Rhohani. semoga

persahabatan ini dan persaudaraan kita akan terus terjalin, sukses selalu untuk

kita. Untuk sahabat Polar, terimakasih atas segala dukunganya.

8. Semua pihak dan teman-teman yang telah mendukung dan mendoakan.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena

itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan sehingga

skripsi ini menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta ,15 Januari 2014

Peneliti

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………....iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…vii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………….…………………....1 B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………………………...7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………......8 D. Metodologi Penelitian……………………………………………………..9 E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………11 F. Sistem Penulisan………………………………………………………....12

BAB II KERANGKA TEORI A. Majalah…………………………………………………………………..14 B. Pemaknaan Dalam Sampul Majalah…………………………………….19

1. Sampul Majalah……………………………………………………...19 2. Komunikasi visual…………………………………………………...23 3. Warna……………………………………………………………...…26 4. Tipografi…………………………………………………………......29 5. Karikatur……………………………………………………………..33

C. Semiotika Charles Sanders Peirce……………………………..…….......35 BAB III PROFIL MAJALAH TEMPO

A. Sejarah Singkat Majalah Tempo…………………………………………51 B. Perkembangan Sirkulasi / Distribusi…………………………………….55 C. Perkembangan perusahaan………………………………………………55 D. Visi Dan Misi Majalah Tempo…………………………………………...56

1. Visi Majalah Tempo………………………………………………….56 2. Misi Majalah Tempo…………………………………………………57

E. Prestasi Majalah Tempo…………………………………………..……...57 F. Sampul Majalah Tempo Terkait Simulator SIM………………………. 59

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Semiotik Sampul Majalah Tempo ………………………………….66 B. Hasil Temuan Dalam Sampul Majalah Tempo………………….…….…..…...67

BAB V PENUTUP

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..96 B. Saran…………………………………………………………………………97 C. Daftar Pustaka…………………………………………………..…………...99

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Semiotika Charles Sanders Peirce………………………………...……42

Gambar 4.1 Sampul Majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012…………...……….…...67

Gambar 4.2 Sampul Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012………………….….….75

Gambar 4.3 Sampul Majalah Tempo edisi 8 Oktober 2012………………………….83

Gambar 4.4 Sampul Majalah Tempo edisi 11 Maret 2013………………...………...89

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyebaran informasi identik dengan teknologi komunikasi. Berbicara tentang

teknologi komunikasi berkaitan dengan alat-alat yang digunakan untuk menyebarkan

informasi tersebut ke khalayak luas, dan alat-alat tersebut lah yang kerap kita sebut

sebagai media komunikasi massa.

Media komunikasi massa adalah media komunikasi modern yang bersifat

massal, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar

secara heterogen dan anonim melalui media cetak ataupun elektronik, sehingga pesan

yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.1

Media massa yang berperan sebagai penyebar informasi mengalami

perkembangan dalam penyampaian dan penyajian informasinya. Banyaknya media

yang bermunculan membuat sebuah media harus ekstra bersaing untuk mendapatkan

tempat di masyarakat, terutama untuk media cetak seperti majalah.

Majalah merupakan media yang terbit secara berkala, yang isinya meliputi

bermacam-macam artikel, cerita, gambar, dan iklan.2 Majalah mempunyai fungsi

tidak hanya menyebarkan informasi yang ada di sekitar lingkungan masyarakat tetapi

juga memberikan hiburan, baik dalam bentuk tekstual maupun visual seperti gambar.

1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h.189. 2 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: Rosdakarya, 2002), h.32.

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

2

Semula gambar ilustrasi pada media massa hanya merupakan selingan belaka.

Namun pada perkembanganya gambar ilustrasi yang juga merupakan salah satu

bentuk komunikasi visual dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik. Penyampaian

kritik dilakukan melalui gambar-gambar lucu dan menarik, sehingga, tidak jarang

juga membuat orang yang dikritik justru tersenyum. Coretan kreatif dalam bentuk

gambar ilustrsi tersebut ternyata mampu mengkritik secara efektif.

Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan

pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi

tertulis karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Gambar berdiri

sendiri, memiliki subjek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas

dan mudah dikenal.3 Kehadiran gambar ilustrasi dalam media massa menjadi sebuah

warna. Majalah akan terasa tidak lengkap tanpa keberadaan gambar ilustrasi

didalamnya. Gambar ilustrasi menyajikan informasi dengan cara unik. Berbeda

dengan produk jurnalistik lainya yang menyajikan informasi melalui kata-kata dan

kalimat dan paragraf.

Peneliti melihat bahwa gambar ilustarasi ternyata memiliki kekuatan yang

cukup hebat dalam mempengaruhi opini bahkan tindakan publik. Padahal ia hanya

merupan coretan-coretan pada kertas atau semacamnya. simbol-simbol yang

digunakan pada gammbar ilustrasi sebaiknya mudah dicerna oleh kalayak luas. Agar

sebuah gamabar ilustrasi dapat dimakanai secara tepat maka simbol, tanda dan hal-

hal semacamnya yang tampil dalam gambar ilustrasi hendaknya adalah yang

3 Heru Dwi Waluyanto, “Karikatur Sebagai Karya Komunikasi Visual Dalam Menyampaikan

Kritik Sosial”, Nirmana, Volume 2 No.2, Juli 2000, h.128

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

3

dimengerti bagi audience. Artinya simbol yang dipilih harus memiliki makna yang

sama atau setidaknya mendekati di mata komunikator maupun komunikan. Perbedaan

persepsi mengenai tanda atau simbol antara si pembuat dan pembaca karikatur

merupakan hambatan komunikasi.

Visualisasi adalah cara untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi jelas

secara visual yang mampu menarik emosi pembaca, dan dapat menolong seseorang

untuk menganalisa, merencanakan dan memutuskan suatu problema dengan

mengimajinasikan pada kejadian yang sebenarnya.4

Pada sebuah sampul, ilustrasi digunakan sebagai gambaran pesan yang tidak

terbaca, namun bisa bisa mewakili cerita dalam bentuk grafis yang menarik.

Meskipun ilustrasi merupakan attention-getter (penarik perhatian) yang paling

efektif, tetapi akan lebih efektif lagi bila ilustrasi tersebut juga mampu menunjang

pesan yang terkandung dari sebuah cerita. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih

berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar dari pada kata-kata

(teks). Dalam sampul pemilihan judul harus singkat, mudah dibaca, mudah

dimengerti dan secara langsung dapat menginformasikan isi yang terkandung dalam

buku atau majalah tersebut.5

Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar makna

sosial di balik tindakan manusia. Menurut Heru Nugroho, bahwa dibalik tindakan

4 Artini Kusmiati, Sripudji Astuti dan Pamudji Suptandar, Teori Dasar Desain Komunikasi

Visual, (Jakarta: Djambatan, 1999), h.36. 5 Ibid, h.29

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

4

manusia ada makna yang harus ditangkap dan dipahami, sebab manusia melakukan

interaksi sosial melalui saling memahami makna dari masing-masing tindakan.6

Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud (signal). Pada

dasarnya simbol adalah sesuatu yang berdiri atau ada untuk sesuatu yang lain,

kebanyakan di antaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri

untuk institusi, ide, cara berpikir, harapan dan banyak hak lain.7 Dapat disimpulkan

bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar memiliki makna yang dapat di gali.

Dengan kata lain, bahasa simbolis memiliki sesuatu yang mesti diungkap maksud dan

artinya.

Pada penelitian ini peneliti memilih majalah Tempo sebagai objek yang akan

diteliti, karena majalah tersebut merupakan media massa (cetak) yang sering

menampilkan beberapa ilustrasi karikatur sebagai sampul yang sifatnya kritis dalam

memberikan informasi yang selalu terbaru (update) untuk khalayak di segala bidang

(sosial, politik, dan ekonomi). Sehingga menjadikan Tempo majalah yang terbaik

pada industri penerbitan majalah di Indonesia.

Peneliti menaruh perhatian terhadap gambar ilustrasi sampul majalah Tempo

pada edisi 6 Agustus 2012, 12 Agustus 2012, 8 Oktober 2012, dan 11 Maret 2013.

Karena pada sampul tersebut mengangkat isu yang sedang meresahkan masyarakat.

Sejak dimulainya penyelidikan kasus simulator SIM (Surat Izin Mengemudi) di

Lembaga kepolisian Lalu lintas yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) pada awal tahun 2012 lalu hingga pertengahan tahun 2013, memang belum

6 Kuss Indarto, Sketsa di Tanah Mendeka, Kumpulan Karikatur. (Yogyakarta : Tiara Wacana,

1999), h.1 7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung : Rosdakarya, 2003), h.163

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

5

menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Namun beberapa bulan kemudian, sejak

Majalah Tempo mengangkat berita tentang kasus tersebut dengan judul

“SIMSALABIM”, Polisi Repulik Indonesia (POLRI) sebagai pihak yang dirugikan

lantas bergerak memulai penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi terkait.

Sayangnya, penyelidikan yang dilakukan masih berjalan di tempat, hingga KPK

kemudian pada akhir bulan Juli lalu menetapkan seorang tersangka kasus korupsi dan

tindak pidana pencucian uang proyek simulator kemudi di kepolisian Lalu Lintas.

Djoko Susilo dikenal memiliki banyak aset berupa rumah hasil dari pencucian uang.

Masalah kemudian timbul ketika tim Penyidik KPK menggeledah kantor

kepolisian Lalulintas untuk mencari barang bukti. Usai melakukan penggeledahan

dan mendapatkan beberapa barang bukti, Tim Penyidik KPK tidak diperkenankan

keluar meninggalkan gedung tersebut. Sikap dan keberanian KPK yang menggeledah

kantor kepolisian lalulintas dan menetapkan tersangka seorang Jenderal aktif, kontan

saja mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat dan Lembaga Sosial

Masyarakat (LSM) pegiat anti korupsi.

Selain itu peneliti ingin meneliti gambar ilustrasi sampul tersebut dimana pada

sampul tersebut sosok tersebut sangat berbeda dengan sosok polisi yang sebenarnya.

Polisi merupakan penegak hukum yang bertugas menjaga dan mengayomi

masyarakat serta menjaga keamanan Negara. Justru pada gambar sampul majalah

Tempo terlihat lucu. Pada gambar ilustrasi tersebut sosok polisi digambarkan Djoko

Susilo lengkap dengan seragam yang sedang berdiri dengan muka melas dan sedih.

Dengan posisi tangan memegang pelat nomer bertuliskan “Djoko Susilo D 1 BUI”.

Biasanya posisi seperti itu adalah gaya dari narapidana yang sedang difoto. Selain itu

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

6

juga ilustrasi yang lain digambarkan seorang polisi yang ditilang oleh petugas KPK

dengan ekspresi muka polisi yang marah, Padahal menilang adalah tugas dari seorang

polisi. Pada gambar lain juga menunjukan sosok seorang polisi lengkap dengan

seragam mengemudikan motor simulator namun pada layar TV terlihat jalan berliku-

liku yang diportal bertuliskan KPK. Agak susah dimengerti maksud dari gambar

ilustrasi tersebut.

Kesan lucu dan menggelitik jika dilihat bagi yang tidak mengetahui maksud

di dalamnya. Karena tidak semua pembaca dapat dengan mudah mengerti makna

dibalik gambar ilustrasi tersebut karena tingkat pemahaman seseorang yang berbeda-

beda. Setiap edisinya majalah Tempo selalu memuat gambar ilustrasi yang tersaji

dalam sampulnya. Tentu saja selalu mengandung makna-makna yang secara sengaja

ingin disampaikan. Simbol dan tanda dalam sebuah karya gambar ilustrasi menjadi

suatu usaha yang unik dalam mentrasformasikan informasi.

Maka peneliti akan meneliti bagaimana semiotika korupsi simulator SIM pada

sampul majalah Tempo. Peneliti ingin mengupas lebih dalam mengenai tanda-tanda

yang ada pada gambar ilustrasi kaver majalah Tempo. Peneliti melihat fenomena

sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan bentuk tanda-tanda, dimana

ada aturan yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Dalam kasus ini

adalah majalah Tempo.

Untuk dapat merepresentasikan kasus silmulator SIM pada sampul majalah

Tempo di ke-empat edisi tersebut penulis menggunakan pendekatan teori semiotika.

Melalui pendekatan teori semiotika diharapkan karikatur mampu diklasifikasikan

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

7

berdasarkan tanda-tanda visual dan kata-kata yang terkandung. Dengan tujuan untuk

mengungkap makna dan tanda-tanda atau simbol yang ada.8

Dalam penelitian ini akan dibahas simbol, tanda, lambang dan gambar. Oleh

karena itu penelitian ini akan menggunakan analisis semiotik. Peneliti akan mencoba

membaca tanda melalui analisis semiotik. Semiotik atau semiologi adalah ilmu tanda.

Semiotik berasal dari bahasa yunani semion yang berarti tanda. Semiotika

diperkenalkan oleh Charles sanders pierce dan Ferdinand de Saussure yang juga

merupakan bapak semiotika. Meskipun semiotika merupakan ilmu dalam sastra

penggunaanya tidak lepas dari bidang seni dan komunikasi visual.

Dengan menggunakan metode semiotik dari Charles Sanders Pierce, maka

tanda-tanda pada gambar ilustrasi tersebut dapat dilihat dari jenis tanda yang

digolongkan dalam semiotik, yaitu ikon, indeks dan simbol. Dari interpretasi tersebut,

maka dapat diungkapkan muatan pesan yang terkandung dalam ilustrasi kaver

majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012, 12 Agustus 2012, 8 Oktober 2012, dan 11

Maret 2013. Oleh karena itu, menarik kiranya penulis melakukan penelitian yang

berjudul “Analisis Semiotik Korupsi Terhadap Sampul Majalah Tempo pada

Kasus Simulator SIM”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis di atas, maka

penulis membatasi penelitian pada sampul majalah Tempo edisi 6 Agustus

8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung : Rosdakarya, 2003), h.132

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

8

2012, 12 Agustus 2012, 8 Oktober 2012, dan 11 Maret 2013. Yang

menampilkan gambar ilustrasi kasus korupsi simulator SIM.

2. Rumusan Masalah

Merujuk batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana petanda yang terdapat pada sampul majalah Tempo terkait kasus

simulator SIM?

b. Bagaimana objek yang terdapat pada sampul majalah Tempo terkait kasus

simulator SIM?

c. Bagaimana interpretasi peneliti menganai sampul majalah Tempo terkait

kasus simulator SIM?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara spesifik tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui petanda pada sampul majalah Tempo terkait kasus

korupsi simulator SIM

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi kajian ilmu

komunikasi. Terutama dalam konteks analisis semiotika korupsi pada

sampul majalah Tempo terkait kasus Simulator SIM.

b. Manfaat Praktis

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

9

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi hasil riset, terutama

bidang komunikasi massa dengan fokus pada analisis semiotik Sampul

majalah.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi komunikasi,

terlebih Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, agar lebih kritis dalam melihat

gambar ilustrasi yang mengandung berita.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode dan Paradigma Penelitian

Agar memudahkan dalam proses penelitian, maka metodologi yang digunakan

adalah Analisis semiotika dengan jenis kualitatif. Metode semiotik yang

peneliti lakukan memakai metode analisis semiotika teori Charles Sanders

pierce. Dengan berdasarkan kepada paradikma kritis yaitu usaha untuk

melakukan analisis secara tajam dan teliti terhadap realitas yang terjadi.

Pendekatan kritis ini lebih menggunakan fakta-fakta yang terjadi dan lebih

menggunakan logika dalam pemahaman makna.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Dalam masalah ini subjek penelitian adalah sampul majalah Tempo Edisi 6

Agustus 2012 dengan judul Simsalabim Jendral SIM, 12 Agustus 2012

dengan judul Mengapa Polisi Bertahan, 8 Oktober 2012 dengan judul

Mengapa Polisi Kalap, dan 11 Maret 2013 dengan judul Aziz syamsuddin,

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

10

Herman Herry, Nazaruddin, Bambang Soesatyo Terseteret Simulator. Empat

edisi tersebut mengangkat pemberitaan tentang kasus korupsi Simulator SIM.

pemberitaan ini ditunggu-tunggu masyarakat, karena merupakan sejarah baru

ketika Inspektur Jendral Djoko Susilo ditetapkan sebagai tersangka korupsi

pada proyek Simulator kemudi.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah mengenai kasus korupsi simulator SIM pada

sampul majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012, 12 Agustus 2012, 8 Oktober

2012, dan 11 Maret 2013.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data Primer

Sumber data primer dari penelitian yaitu majalah Tempo Edisi 6 Agustus

2012 dengan judul Simsalabim Jendral SIM, 12 Agustus 2012 dengan

judul Mengapa Polisi Bertahan, 8 Oktober 2012 dengan judul Mengapa

Polisi Kalap, dan 11 Maret 2013 dengan judul Aziz syamsuddin, Herman

Herry, Nazaruddin, Bambang Soesatyo Terseteret Simulator. Dari data

yang sudah dikumpulkan tersebut maka penelitian dapat dilakukan.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder dari penelitian ini yaitu dengan melakukan

wawancara kepada tim redaksi majalah Tempo, untuk mendapatkan

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

11

informasi yang berkaitan dengan penelitian. Dimana wawancara adalah

metode yang digunakn untuk memperoleh informasi secara langsung,

mendalam, tidak terstruktur, dan individual.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dengan semiotika model Charles Sanders Peirce

tiga dari elemen utama tersebut, yang disebut peirce sebagai teori segitiga

makna triangle meaning.9 yang membagi tanda atas representamen, Object

dan interpretant. Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata.

Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sehingga, yang akan

dianalisis sign dan object terkait gambar ilustrasi sampul majalah Tempo.

Sementara interpretant adalah pemahaman makna yang muncul dalam diri

penerima tanda khususnya peneliti.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul penelitian ini penulis sudah mengadakan tinjauan

pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah. Peneliti belum

menemukan skripsi mahasiswa/i yang meneliti tentang judul ini. Ada beberapa

skripsi mahasiswa/i yang hampir serupa, namun berbeda dengan yang peneliti teliti,

diantaranya:

9Alek Sobur, Semiotika Komunikasi, ( Bandung:Remaja Rosdakarya,2003), h.42

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

12

Analisis Semiotik Komik Strip Benny & Mice di Harian Kompas edisi 1

Bulan Desember 2007 yang disusun oleh Nasuri mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam.

Selain itu peneliti juga skripsi berjudul “Analisis Semiotika Foto Berita

Headline Koran Tempo karya Angga Rizal Nurhuda mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Konsentrasi

Jurnalistik.

Dengan begitu maka maka peneliti mengambil mengambil kesimpulan belum

ada mahasiswa/i yang meneliti tentang Analisis Semiotik Korupsi Terhadap

Sampul Majalah Tempo pada Kasus Simulator SIM di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah

(skripsi, tesis, dan desertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality

Development And Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembahasan dan penelitian dibagi ke dalam V bab. Dalam setiap babnya akan

dibagi ke dalam sub bab, adapun sistematika penulisanya adalah sebagai berikut:

BAB I : Latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, tinjauan kepustaka dan sistematika penulisan.

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

13

BAB II : Pengertian Majalah, Pemaknaan Dalam Sampul Majalah, Semiotika

Charles Sanders Peirce.

BAB III: Gambaran umum dan sejarah singkat majalah Tempo, perkembangan

Sirkulasi / distribusi, Perkembangan perusahaan Tempo, visi dan misi

majalah Tempo, Prestasi Majalah Tempo, sampul majalah tempo tekait

kasus simulator SIM.

BAB IV: Temuan dan analisis data, analisis makna dibalik gambar ilustrasi

sampul majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012, 12 Agustus 2012, 8

Oktober 2012, dan 11 Maret 2013.

BAB V: Penutup, kesimpulan, dan Saran.

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Majalah

Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagi liputan

jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Dan

menurut waktu penerbitanya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan,

mingguan dan sebagainya. Dan menurut penkhususan isinya dibedakan atas majalah

berita, wanita remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya

(KBBI,2002:698)

Sementara pandagan Dewitt Wallace bahwa majalah merupakan media massa

terbesar adalah karena majalah ini berusaha melayani audien massal.1 Majalah

menyajikan ringkasan berita berdasarkan kategori seperti persoalan-persoalan

kehidupan manusia yang aktual. Karena para pembaca biasanya menyukai majalah

yang menampilkan berita yang fokus pada orang sukses dan terkenal. Selain itu

kategori terbesar adalah persoalan-persoalan politik seperti, Majalah Tempo yang

terbit seminggu sekali.

Majalah merupakan medium yang pervasife. Bukan hanya untuk orang atas

tetapi banyak juga majalah yang diterbitkan untuk kalangan bawah, yang berarti

bahwa peran medium majalah melintasi hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahkan

1 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.

112.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

15

orang buta huruf dapat memperoleh kesenangan dan manfaat dari majalah yang

umumnya dapat memuat gambar dan warna.

Penerbitan berkala yang menggunakan kertas bersampul, menurut bermacam-

macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua

jenis yakni Majalah umum, yaitu majalah yang membuat karangan-karangan

pengetahuan umum, karangan-karangan yang menghibu, gambar-gambar, olahraga,

film, seni, dll. Majalah khusus, seperti majalah wanita, majalah keluaraga, majalah

humor, majalah kecantikan, politik, kebudayaan, cerpen,dll.2

Menurut Muchtar Lubis, majalah dibagi menjadi dua golongan yaitu :

1. Majalah Umum Majalah yang berisikan tentang politik, kebudayaan, fiksi, karangan,

pengetahuan umum, pelipur lara, hiburan, olahraga, film, dan sebagainya.

2. Majalah Khusus Majalah yang hanya berisikan mengenai bidang khusus, seperti

majalah wanita, majalah pria, majalah remaja, dan anak-anak. Majalah yang demikian memiliki perasaan yang cukup luas terutama dikota-kota besar.3

Menurut pendapat Muchtar Lubis di atas, secara umum dapat dipahami

bahwa majalah menciptakan pasar sendiri untuk suatu produk, maka hubungan

majalah dengan khalayaknya dapat diterima karena setiap majalah lebih diarahkan

untuk kepentingan khalayak tersebut.

2 Kurnia Efendi, Ensiklopedia Pers Indonesia,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), h.154-

155 3 Muchtar Lubis, Pers dan Wartawan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1963), h. 90.

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

16

Dapat dipahami pula secara khusus bahwa majalah memiliki jangkauan

khalayak yang cukup luas. Namun jenisnya cukup bervariasi sehingga masing-masing

dapat mewakili berbagai kepentingan atau selera pembaca.

Dari penggabungan definisi majalah umum dan khusus, majalah dapat

didefinisikan sebagai suatu media massa yang berfungsi sebagai media informasi

yang diberikan kepada khalayak secara luas, karena berita bersifat universal, dengan

kata lain isi berita yang disampaikan berkaitan dengan kehidupan manusia dari

berbagai aspek.

Menurut Wilbur Schram yang dikutip oleh Asep Syamsul M. Romli

mengatakan bahwa khalayak pembaca akan terpikat minatnya, manakala, apa yang

mereka baca berkaitan dengan kebutuhan dan menyajikan sarana tentang cara

memperoleh kebutuhan itu.4

Jurnalisme memuat berita meliput secara menyeluruh, dengan menggunakan

wawancara kepada berbagai sumber bukan hanya bicara dengan tokoh yang diangkat

profilnya, tetapi juga dengan orang-orang yang dapat memberi komentar, tentang

sang tokoh yang termaksud kawan dan lawannya. Upaya semacam ini kerap

memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Tipe majalah

ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya sejak awal redaksi sudah

menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita

dewa, pria dewasa, atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa.

4 Asep Syamsul m. romli, Jurnalistik Praktis: Untuk Pemula, (Bandung: PT Remaja

rosdakarya, 2001), h.2-4

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

17

Selain dengan sifat atau karakteristiknya majalah dapat dijadikan publikasi

yang beraneka ragam . ciri khas dari majalah adalah dapat dibaca berulang-ulang kali,

sehingga dapat dipahami atau dihaval sampai mendetail.5

Menurut Elvinari Ardianto dan Lukiati Erdinaya Majalah mempunyai

karakteristik yang dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

a. Penyajian lebih dalam Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga mempunyai waktu yang leluasan untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut, sehingga penyajian berita dan informasi dapat dibahas secara lebih dalam.

b. Nilai aktualitas lebih lama Nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Karena dalam mebaca majalah tidak akan pernah tuntas sekaligus. Pada hari pertama mungkin hanya membaca topik yang disenangi atau topik yang relevan dengan profesi, hari esok dan seterusnya membaca topik lain sebagai referensi.

c. Gambar atau foto lebih banyak Majalah juga mempunyai gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik

d. Cover (sampul) sebagai daya tarik Sampul majalah merupakan daya tarik tersendiri, karena sampul majalah menggunakan kertas yang bagus dengan gambar yang menarik.6

Majalah mempunyai sampul atau sampul untuk menarik perhatian konsumen,

agar terpengaruh oleh tanda-tanda yang terdapat pada sampul. Peneliti mengkaitkan

kajian semiotika dengan sampul yang terdapat pada Majalah Tempo edisi yang

memuat sampul tentang kasus korupsi simulator SIM yang melibatkan petinggi

5 Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: logos, 1999), h.26-

30 6 Elviano Ardianto dan Lukianti Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 113-114.

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

18

kepolisian. Banyak tanda-tanda yang terdapat pada sampul Majalah Tempo tersebut,

setiap tanda memiliki makna yang akan disampaikan kepada khalayak. Sampul

Majalah Tempo sebagai bahan penelitian bagi peneliti, dan merupakan suatu tanda

yang mempunyai pesan terhadap khalayak dalam sampul tersebut.

Majalah yang terbitan berkala yang berisi berbagai macam artikel dalam

subyek yang berisi seperti informasi, cerita, tips, fashion, hobi dan sebagainya.

Majalah biasanya ditrbitkan mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Majalah

memiliki artikel mengenai topik populer yang ditunjukan pada masyarakat umum dan

ditulis dalam gaya bahasa yang menarik dan mudah dimengerti oleh orang banyak.

Penerbitan berkala yang menggunakan kertas bersampul, menurut bermacam-

macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua

jenis yakni Majalah umum, yaitu majalah yang membuat karangan-karangan

pengetahuan umum, karangan-karangan yang menghibu, gambar-gambar, olahraga,

film, seni, dll. Majalah khusus, seperti majalah wanita, majalah keluaraga, majalah

humor, majalah kecantikan, politik, kebudayaan, cerpen,dll.7

Eksistensi majalah muncul karena kebutuhan masyarakat akan informasi

beragam sesuai gaya hidup masyarakat saat ini. Maka tak heran banyak berbagai

macam ragam majalah beredar saat ini, yang disesuaikan dengan segmentasinya.

Majalah juga berperan sebagai penyampai dan penafsiran pesan. Terlepas dari

segala kekuranganya, majalah memilki kelebihan diantaranya adalah:

1. Analisis beritanya lebih panjang lebar (jurnalisme Interpretative)

7 Kurnia Efendi, Ensiklopedia Pers Indonesia,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), h.154-

155

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

19

2. Dibanding Koran, majalah lebih kuat mengikat emosi pembacanya

3. Memiliki perspektif (pandangan) nasional sehingga terbatas dari

sentiment kedaerahan.

4. Ia merupakan sumber rujukan sehari-hari yang murah. Majalah

membahas segala macam masalah dari yang kecil sampai masalah

yang penting

5. Interpretasi berita oleh majalah bisa menjadi sumbar pendidikan

umum. Artikel tentang sejarah, biografi, ds, bisa menjadi sumber

pengetahuan yang bermanfaat.

Selain dengan sifat atau karakteristiknya majalah dapat dijadikan publikasi

yang beraneka ragam . ciri khas dari majalah adalah dapat dibaca berulang-ulang kali,

sehingga dapat dipahami atau dihaval sampai mendetail.8

B. Pemaknaan Dalam Sampul Majalah

1. Sampul Majalah

Salah satu ciri khas dari majalah berita adalah desain sampul atau halaman 1.

Majalah berita menampilkan satu berita utama atau satu fokus utama. Ukuran

publikasi, yang biasanya berukuran tabloid atau 8.5 x 11 inci, menyebabkan fokus

harus seperti itu. Sampul sering juga dilengkapi dengan teaser headline tentang berita

lain yang ada di publikasi.9

8 Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: logos, 1999), h.26-

30 9 Tom E. Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme,( Jakarta: Kencana 2008)h.301

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

20

pada sebuah majalah terdapat ruang lingkup desain, yaitu tentang sampul

majalah. Elemen visual pada sampul majalah saling berkaitan satu dengan yang

lainnya. Tipografi, ilustrasi, dan warna adalah beberapa elemen visual untuk

menciptakan komposisi yang menarik pada sebuah sampul majalah.

Sampul majalah adalah sampul halaman depan yang membuat identitas

perusahaan dan menghinpun isi pemberitaan verbal dan visual yang berkaitan dengan

materi pemberitaan agar menarik pembaca. Unsur- unsur yang harus ada pada sebuah

sampul majalah adalah ukuran dasar dari majalah tersebut (ukuran saku atau ukuran

tabloid), logo, fotografi, warna dasar, keterangan mengenai jadwal penerbitan,

pencamtuman harga, headline (judul artikel dan sub judul artikel). Unsur-unsur ini

memiliki fungsi praktis dan fungsi komunikasi yang mewakili konsep yang diberikan

perusahaan majalah untuk selanjutnya diterbitkan.

Pengertian sampul menurut Dja’far H.Assegaf sebagai sampul “lembaran

kertas paling luar depan belakang pada buku yang lebih tebal dari kertas isinya”.10

Sedangkan sampul sebagai kulit dijelaskan Assegaf sebagai “Lapisan depan

atau belakang dari suatu majalah yang lazimnya memuat judul majalah dan berisikan

gambar yang menarik”.11

Kemudian Onong Uchjana mendefinisikan sampul sebagai “lembaran bagian

luar dari majalah atau buku dimana tertera nama atau judul dan media yang yang

bersangkutan”.12

10 Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983), h. 127. 11 Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983), h. 125.

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

21

Dari beberapa definisi di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa sampul

adalah lembaran kertas yang lebih tebal dari kertas isinya, terdapat di halaman paling

luar depan atau belakang, dan dibuat untuk menarik perhatian pembaca. Sampul juga

dapat membuat citra dan karakter penerbit yang membuatnya.

Sampul dalam sebuah majalah seperti halnya etalase sebuah toko yang akan

mendorong pembaca untuk mengetahui isi kedalamannya. Karena itu, halaman depan

sampul majalah itu harus menarik perhatian pembaca.

Pentingnya sebuah sampul merupakan bagian dari suatu strategi yang tidak

dapat dipandang remeh. Posisi sampul justru menentukan penilaian pembacanya

dalam memaknakan sampul tersebut. Karena sampul dapat mempengaruhi calon

pembaca dan tentunya dapat menumbuhkan kesan terhadap identitas media yang

bersangkutan. Cara media menghiasi sampul salah satunya menggunakan informasi

bergambar.

Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi (melulu)

tertulis, karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Dibandingkan

media verbal, gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan

pemahaman. Gambar berdiri sendiri, memiliki subyek yang mudah dipahami dan

merupakan “simbol “ yang jelas dan mudah dikenal. Pembuatan suatu “gambar

komunikasi “, dimaksudkan untuk mendukung suatu pesan. Ada beberapa bentuk

gambar komunikasi, antara lain ilustrasi, logo, atau karikatur.

12 Onong Uchjana Efendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju komunikasi, 1999),

h. 79.

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

22

Dalam hal ini adalah sampul berbentuk gambar karikatur Majalah Tempo

yang disajikan kepada khalayak yang mempunyai makna.

Selain itu sampul adalah halaman pertama yang ditampilkan oleh sebuah

majalah yang berisi foto atau gambar ilustrasi, headline dan warna. Foto atau ilustrasi

adalah gambar yang menjelaskan apa isi dari majalah tersebut, biasanya selalu

berhubungan dengan headline. Headline adalah judul artikel yang sedang dibahas

oleh majalah dalam setiap edisisnya.

Sampul dalam sebuah buku atau majalah merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan. Peranan sampul sangat penting, karena pada saat akan membeli buku atau

majalah yang pertama kali dilihat adalah sampul atau gambar ilustrasinya. Pemilihan

judul (teks) harus singkat, mudah dibaca, mudah dimengerti, dan secara langsung

dapat menginformasikan isi yang terkandung didalamnya. Jika tampilan sampul

dibuat menarik makan akan membuat seseorang tertarik untuk membeli majalah

tersebut. Informasi berita yang panjang di sampul harus menarik bagi banyak

pembaca. Focus berita ini harus dilaporkan dan disajikan dengan amat cermat dan

ditulis serta disunting dengan baik.13

Sampul dibuat untuk membantu calon konsumen dalam hal pemahaman pesan

yang ingin disampaikan oleh seorang penulis tentang apa yang ada didalamnya.

Melalui gambar ilustrasi pada sampul, seorang penulis dapat menuangkan ide dan

kreatifitasnya sebagai salah satu kesatuan dari karya sastra yang dihasilkan, selain itu

ada misi tertentu yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada khalayak umum.

Gambar secara visual pada sampul mampu mengomunikasikan pesan dengan cepat

13 Tom E. Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme,( Jakarta: Kencana 2008)h.302

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

23

dan berkesan, sebuah gambar ilustrasi yang tepat pemilihanya maka bisa memiliki

nilai yang sama dengan ribuan kata. Visualisasi adalah cara atau sarana yang tepat

untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas, penampilan secara visual

selalu mampu menarik emosi pembacanya.

Banyak penerbitan yang digunakan sebagai media, tetapi penggunanya

disesuaikan dengan tujuan bidang-bidang tertentu. Kapan akan digunakanya,

tergantung pada jenis, serta jumlah artikel yang akan ditulis. Tetapi yang paling

penting adalah bentuk perwajahan penerbitan, sehingga perlu adanya perencanaan

desain yang baik dari setiap unsur yang akan ditampilkan.

Unsur-unsur penerbitan antara lain berupa tanda simbol, gunanya untuk

membantu pembaca untuk mengikuti alur suatu tulisan. Jika tanda-tanda atau simbol,

gunanya untuk membantu pembaca alur suatu tulisan. Jika tanda-tanda atau simbol

memilki bentuk yang sama semua, tentu pembaca akan sulit membedakan serta

memahami apa yang dimaksud dengan simbol tersebut.

2. Komunikasi visual

Dilihat dari sudut pandang semiotika, desain komuniksi visual adalah sistem

semiotika khusus, dengan perbendaharaan tanda (vocabulary) dan sintaks (syntagm)

yang khas, yang berbeda dengan sistem semiotika seni. Di dalam sistem, semiotika

komunikasi visual melekat fungsi komunikasi. Yaitu fungsi tanda dalam

menyampaikan pesan (massage) dari sebuah pengirim pesan (sender) kepada para

penerima ( receiver) tanda berdasarkan aturan atau kode-kode tertentu.

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

24

Semiotika visual pada dasarnya merupakan salah sebuah bidang studi

semiotika yang secara khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis

makna yang disampaikan melalui sarana indra lihatan (visual senses).14

Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam karya desain komunikasi

visual disosialisasikan kepada khalayak melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat

dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Danda verbal adalah aspek

bahasa, tema, dan pengertian yang didapatkan. Sedangkan tanda visual akan dilihat

dari cara menggabarkanya, apakah secara ikonis, indeksial, atau simbolis, dan

bagaimana cara mengungkapkan idiom estetinya. Tanda-tanda yang dilihat dan

dibaca dari dua aspek seecara terpisah, kemudian diklasifikasikan dan dicari

hubungan antara yang satu dengan yang lainnya.15

Agar pesan mampu menarik perhatian calon konsumen, maka karya desain

komunikasi visual harus menawarkan ekskusivisme, keistimewaan, dan kekhususan

yang kemudian dapat memberikan akhibat berupa ketertarikan calon konsumen

untuk membeli. Contohnya dalah sampul majalah, sampul majalah harus dibuat

semenarik mungkin agar calon pembaca tertarik untuk membeli majalah tersebut,

karena biasanya sebelum membeli calon pembaca melihat dahulu sampulnya, apakah

menarik atau tidak. Strategi semacam ini sengaja dilakukan karena produk desain

komunikasi visual, yang salah satunya adalah sampul majalah hanyalah sekedar “alat

pembius” bagi produsen untuk berburu konsumen.16

14 Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, Dan Problem Ikonsitas,

(Yogyakarta:Jalasutra, 2011), h.9. 15 Sumbo Tinarbuko, semiotika komunikasi visual, (Yogyakarta:Jalasutra,2008)h.9-10. 16 Sumbo Tinarbuko, semiotika komunikasi visual, (Yogyakarta:Jalasutra,2008), h.1.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

25

Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantaraan

tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian semiotika

dibedakan atas dua jenis, yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi.17

Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang

salah satu diantarnya mengasumsikanya dalam adanya enam faktor dalam

komunikasi, yaitu pengirim, penerima, kode pesan, saluran komunikasi dan acuan

(hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan tekanan pada

teori tanda dan pemahamannya suatu konteks tertentu.18 Dalam hal ini yang

diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada

penerimaan. Tanda lebih diperhatikan daripada proses komunikasinya, karena tujuan

dari komunikasi pada hal ini tidak dipersoalkan.

Ketika semua bentuk komunikasi adalah tanda, maka dunia ini penuh dengan

tanda. Ketika kita berkomunikasi, kita mencipatakan tanda sekaligus makna. Dalam

perpektif semiotika, pada akhirnya komunikasi akan menjadi suatu ilmu untuk

mengungkapkan pemaknaan dari tanda yang diciptakan oleh proses komunikasi itu

sendiri.

3. Warna

Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kewajiban

pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam

untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya

rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dan lain-lain. Secara visual, warna

17 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009), h.12 18 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009), h.15

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

26

memiliki kekuatan yang mempu mempengaruhi citra orang yang melihatnya.

Masing–masing warna mampu memberikan respon secara psikologis. Warna selalu

dipakai orang di semua segi kehidupan. Hal itu membuktikan bahwa warna benar-

benar menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan manusi.19

Penggunaan warna yang tidak tepat di headline akan mempengaruhi persepsi

pembaca terhadap isi berita dan nilai berita. Teks isi yang berwarna akan menyebakan

pembaca lambat dalam memproses informasi dan bahkan menyebabkan mereka

enggan emembacanya.

Beberapa warna tidak tepat dipakai. Warna seperti kuning adalah sulit dibaca

dan akan menciptakan isi yang samar dan sulit dibaca. Sedangkan warna yang kuat

dan hangat, seperti merah adalah warna yang lebih baik untuk teks yang baik adalah

hitam diatas putih. Tipe sebaliknya, putih diatas hitam, akan memperlambat pembaca

dan menciptakan area tulisan padat di majalah.20

1. Merah Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan. 2. Putih Menunjukkan kedamaian, Permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan, kebersihan, cahaya, takbersalah, keamanan, persatuan. 3. Hitam Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak

19 Adi Kusrianto, pengantar Desain Komunikasi Visual,( penerbit ANDI, Yogyakarta,2007),

h.46-47 20 Tom E.Rolnicki,dkk., Pengantar Dasar Jurnalisme (scholastic journalism)”, Jakarta: Kencan

Prenada Media Group, 2008, h.274

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

27

bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar (underground), modern music, harga diri, anti kemapanan. 4. Biru Memberikan kesan Komunikasi, Peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari adlam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih sayang. 5. Hijau Menunjukkan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. 6. Kuning Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tekanan mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut, aksi, idealisme, optimisme, imajinasi, harapan, musim panas, filosofi, ketidakpastian,resah dan curiga. 7. Ungu Menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri. 8. Cokelat Menunjukkan Persahabatan, kejadian yang khusus, bumi, pemikiran yang materialis, reliabilitas, kedamaian, produktivitas, praktis, kerja keras. 9. Abu-Abu Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas, diam, tenang. 10. Emas Mencerminkan prestis (kedudukan), kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis, ilmu pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi.21

4. Tipografi

Tipografi dalam dalam konteks komunikasi visual mencakup pemilihan

bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau

kalimat.22

21 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung : Rosdakarya, 2005), h.48.

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

28

Pengorganisasian disini meliputi pengaturan jarak antar baris, antar huruf,

antar kata, spasi, termasuk memastikan bentuk atau anotomi huruf yang sebaiknya

memiliki perbedaan dengan angka, missal huruf “i” capital sebaiknya tidak sama

dengan angka 1.

Huruf dan tipografi dalam perkembanganya menjadi ujung tombak guna

menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang,

bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan.

Dalam perkembanganya, ada lebih dari seribu macam huruf Romawi atau latin

yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Tetapi huruf tersebut sejatinya merupakan

hasil perkawinan silang lima jenis huruf berikut ini23:

1. Huruf Romein. Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara teba-tipis

dan mempunyai kaki atau kait yang lancip pada setiapbatang hurufnya. Jenis

huruf ini meliputi: Baskerville, Garamond, perpetua.

2. Huruf Egyptian. Garis hurufnya memiliki ukuran sama tebal pada setiap

sisinya, kaki atau kaitnya berbentuk lurus atau kaku. Jenis huruf ini meliputi:

Calibri,Century, Verdana.

3. Huruf Sans Serif. Garis hurufnya sama tebal dan tidak mempunyai kaki atau

kait. Jenis huruf ini meliputi: Bookman, Candara.

22 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,(Yogyakarta:Jalasutra, 2008), h.98 23 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,(Yogyakarta:Jalasutra, 2008),h.25

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

29

4. Huruf Miscellaneous. Jenis huruf ini lebih mementingkan nilai hiasnya

daripada nilai komunikasinya. Bentuknya senantiasa mengedepankan aspek

dekoratif dan ornamental. Jenis huruf ini meliputi: Chiller, Curlz, Gigi

5. Huruf Script. Jenis huruf ini menyerupai tulisan tangan dan bersifat spontan.

Jenis huruf ini meliputi: Brush Script, French Script Monotype.

Sementara itu, Danton Sihombing mengelompokan keluarga huruf berdasarkan latar

belakang sejarahnya24:

1. Old Style, jenis huruf ini meliputi: Bembo, Caslon, Galliard, Garamond.

2. Transitional, jenis huruf ini meliputi : Baskerville, Perpetua, Times New

Roman.

3. Modern, jenis huruf ini meliputi: Bodoni

4. Egyptian, jenis huruf ini meliputi: Bookman, Serifa

5. Sans erif, jenis huruf ini meliputi: Franklin Gothic, Future, Gill Sans, Optima.

Huruf-huruf tertentu dalam melakukan aktivitas perancangan. Ia harus menjadikan

rangkaian huruf (kata atau kalimat) tidak sekedar bisa dibaca dan dimengerti

maknanya. Tetapi lebih dari itu, seorang desainer komunikasi visual harus piawai

menampilkan tipografi yang enak dipandang mata dan lebih melancarkan pembaca

dalam memahami media komunikasi visual. Dengan demikian, keberadaan tipografi

dalam rancangan karya desain komunikasi visual sangat penting. sebab, perencanaan

dan pemilihan tipografi yang tepat, baik ukuran, warna, maupun bentuk, diyakini

mampu menguatkan isi pesan verbal tersebut.

24 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,(Yogyakarta:Jalasutra, 2008),h.25

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

30

Tipografi dalam konteks komunikasi visual mencakup pemilihan

bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau

kalimat yang sesuai dengan karakter pesan (sosial atau komersial) yang ingin

disampaikan.25

Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna

menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang

bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan atau target sasaran.

Tipografi dalam hal ini adalah seni memilih dan menata huruf untuk pelbagai

kepentingan menyampaikan informasi berbentuk pesan sosial ataupun komersial.

Dewasa ini, perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi

digital. Huruf yang telah disusun secara tipografis merupakan elemen dasar dalam

membentuk sebuah tampilan desain komunikasi visual. Hal ini diyakini dapat

memberikan inspirasi untuk membuat suatu komposisi yang menarik. Sedangkan

bentuk-bentuk tipografi itu sendiri dapat dipergunakan secara terpisah atau dapat pula

dikomposisikan dengan materi lain seperti ilustrasi hand drawing ataupun image.

Danton Sihombing mengelompokkan keluarga huruf berdasarkan latar

belakang sejarahnya:

1. Old Style, jenis huruf ini meliputi : Bembo, Caslon, Galliard, Garamond. 2. Transitional, jenis huruf ini meliputi : baskerville, Perpetua, Times New

Roman. 3. Modern, jenis huruf ini meliputi : Bodoni 4. Egyptian atau Slab Serif, jenis huruf ini meliputi : Bookman, Serifa.

25 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,(Yogyakarta:Jalasutra, 2008),h. 25.

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

31

5. Sans Serif, jenis huruf ini meliputi : Franklin Gothic, Futura, Gill Sans, Optima.26

Sejatinya masing-masing huruf harus menjadikan rangkaian huruf (kata atau

kalimat) tidak sekedar bisa dibaca dan dimengerti maknanya. Tetapi lebih dari itu,

seorang desainer komunikasi visual harus piawai menampilkan tipografi yang enak

dipandang mata dan lebih melancarkan pembaca dalam memahami media komunikasi

visual. Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya desain

komunikasi visual sangat penting. Sebab, perencanaan dan pemilihan tipografi yang

tepat, baik ukuran, warna, maupun bentuk, diyakini mampu menguatkan isi pesan

verbal desain komunikasi visual tersebut.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi mudah tidaknya ketersampaian

sebuah pesan verbal yang terkandung dalam karya desain komunikasi visual, di

antaranya: pertama, latar belakang, yakni warna dasar dan tekstur yang digunakan.

Teks menjadi unsur utama dari sebuah pesan verbal akan terlihat jelas manakala

keberadaan warna huruf dan latarnya cukup kontras

Kedua, besar huruf yang digunakan. Ukuran standar teks adalah antara 6

sampai 10 point, tergantung luas ruangan yang tersedia dan banyak sedikitnya teks

yang akan ditampilkan, juga menyesuaikan keluarga huruf yang ingin ditampilkan.

Selain itu, keluarga huruf terdiri dari kembangan yang berakar dari struktur

bentuk dasar (regular) sebuah alfabet dan setiap perubahan huruf masih memiliki

kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi

menjadi tiga bentuk pengembangan : (1)kelompok berat terdiri atas light, regular,

26 Danton Sihombing, Tipografi Dalam Desan Grafis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 96.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

32

dan bold. (2) Kelompok proporsi condesed, regular, dan extended. (3) kelompok

kemiringan yaitu italic. Ketiga, spasi antarhuruf, kata, maupun jarak antar baris

kalimat. Keempat, faktor-faktor subjektif seperti jarak baca maupun kualitas

penerangan ketika membaca.27

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka ketika desainer komunikasi visual

mahir mengusai tipografi yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi yang

bersifat sosial ataupun komersial, maka sejatinya sang desainer tersebut mampu

memposisikan dirinya sebagai kurir komunikasi (visual) yang bertanggung jawab

kepada masyarakat luas yang dijadikan target.

Dalam Social Communication seperti dikutip Bebe Idah Maryam28, ada

beberapa factor yang mempengaruhi mudah tidaknya ketersampaian sebuah pesan

verbal yang terkandung dalam karya desain komunikasi visual, di antaranya: latar

belakang, yakni warna dan tekstur yang digunakan. Teks menjadi unsure utama dari

sebuah pesan verbal akan terlihat jelas manakala keberadaan huruf dan latarnya

cukup kontras.

5. Karikatur

Karikatur adalah bagian dari kartun opini, tetapi kemudian menjadi salah

kaprah. Karikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik dan sebagainya berarti telah

menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun yang membawa pesan kritik sosial,

27 Danton Sihombing, Tipografi Dalam Desan Grafis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2001),, h. 28. 28 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,(Yogyakarta:Jalasutra, 2008),h.27

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

33

yang muncul disetiap penerbitan media massa political cartoon atau editorial

cartoon, yakni versi lain dari editorial atau tajuk rencana dalam versi gambar

humor.29

Menurut Sudarta, kartun adalah semua gambar humor, termaksud karikatur itu

sendiri sedangkan karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah seseorang,

biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya dengan penggambaran ciri khas

lahiriahnya untuk tujuan mengejek.30

Kartun Opini atau kartun editorial dalam media pers harus sejalan dengan

kebijakan media dan konteks di masyarakat. Redaksi menganggap penting kartun

opininya karena sebagai cermin kualitas media. Sudut pandang redaksi dan bagian

yang peka ada misi yang diemban, yaitu dalam jurnalistik, media, dan humor.

Alex sobur mengatakan bahwa sebagian kartun opini setidaknya adalah empat

hal teknis yang harus diingat. Pertama, harus informatif dan komunikatif; Kedua

harus situasional dengan pengungkapan yang hangat; Ketiga cukup memuat

kandungan humor; Keempat harus mempunyai gambar yang baik.31

Media memakai tanda-tanda visual berupa gambar yang dituangkan dalam

bentuk kartun. Sebuah gambar memiliki makna tertentu seperti halnya teks tulisan.

Terlebih gambar tersebut ditambah humor dengan bobot cerita yang menarik.

Jika dikaitkan dengan karikatur pada sampul Majalah Tempo dalam penelitian

ini. Maka yang dimaksud kartun disini adalah karun opini atau kartun editorial yang

isi kartunnya biasanya mengangkat situasi politik, sosial, dan sebagainya. Kartun

29 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 138-139. 30 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003),,h. 138. 31 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 139.

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

34

dibuat dengan lelucon dan sarat dengan kritik tajam terhadap prilaku serta kebijakan

tokoh. Sifat kartun yang harus informatif, komunikatif, situasional dengan

mengungkapkan yang hangat, memuat humor dan memiliki gambar yang baik,

sehingga memberikan keuntungan dalam penyampaian kritik dengan sasaran

pembaca. Kartunis harus mampu menyampaikan pesan dengan sedikit rangkaian kata

kepada pembaca, agar kritik tersebut dapat dipahami pembaca dan pesan dapat

tersampaikan. Tugas kartunis adalah mengangkat masalah secara unik agar pembaca

dapat mengungkap sisi lain dalam memandang suatu masalah dengan ciri khasnya

tertentu. Namun, pembaca tentu dapat menafsirkan sendiri suatu masalah yang

diangkat dan tidak sesuai dengan pandangan kartunis.

C. Semiotika Charles Sanders Peirce

Berdasarkan pandangan semiotika, bila diseluruh praktik sosial dapat

dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai

tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.

Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhugungan

denganya: cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengirimnya, dan

penerimanya oleh mereka yang mempergunakanya.32

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.33

semiotika adalah ilmu yang secara sistematis mempelajari tanda-tanda, lambang-

lambang, sistem-sistemnya dan prosesnya.34

32 Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest, Serba-Serbi Semiotika. (Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama,1992) , h.5

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

35

Semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang

tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks,iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya

amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut. Pemikiran pengguna

tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial di mana pengguna

tanda tersebut berada.35

Diantara sekian banyak pakar tentang semiotika, Charles Sanders Peirce

(1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang dapat dianggap sebagai

pemuka-pemuka semiotika modern. Kedua kedua tokoh inilah yang muncul dua

aliran utama semiotika modern, yang satu menggunakan konsep Peirce dan yang lain

menggunakan konsep Saussure. Ketidaksamaan ini mungkin terutama disebabkan

oleh perbedaan yang mendasar, yaitu Saussure adalah cikal-bakal linguistik umum

kedua tokoh tersebut menggunakan ilmu semiotika secara terpisah dan saling

mengenal satu sama lain. Pemahaman atas dua gagasan ini merupakan syarat mutlak

bagi mereka yang ingin memperoleh pengetahuan dasar tentang semiotika.

Semiotika menurut Charles Sanders Peirce adalah tidak lain dari pada sebuah

nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda-tanda.36 Yang menjadi

dasar dari semiotika adalah konsep konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan

sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda melainkan dunia itu sendiri terkait

33 Alek Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2009), hal.15 34 Puji Santosa, Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra,( Bandung:Angkasa, 1931),

h.3 35 Rachmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta:Kencana,2006), h.262. 36 Sumbo Tinarbuko, Seminar Komukasi Visual,((Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h.11.

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

36

dengan pikiran manusia.37 penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda.

Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda.

Sementara bagi Ferdinand de Saussure, semiotika adalah sebuah ilmu umum

tentang tanda,”suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam

masyarakat”. Tujuanya adalah untuk menunjukan bagaimana terbentuknya tanda-

tanda beserta kaidah-kaidah yang mengaturnya.

Sausure tidak pernah berprestasi menjadi semiotikus karena pusat minatnya

bahasa. Namun dialah orang yang pertama kali mencetuskan gagasan untuk melihat

bahasa sebagai sistem tanda. Saussure yang ditetapkan pada tanda: penanda dan

petanda akhirnya mempengaruhi banyak semiotikus Eropa. Sedikitnya ada tiga aliran

yang diturunkan dari tanda Saussure.

Pertama, semiotik komunikasi yang menekuni tanda sebagai bagian dari

proses komunikasi. Kedua, semiotika konotasi, yaitu yang mempelajari makna

konotatif dari tanda. ketiga, yang sebenarnya merupakan aliran didalam semiotik

komunikasi adalah semiotik ekspansif dengan tokoh yang paling terkenal Julia

Kristeva. Dalam semiotika jenis ini,pengertian tanda kehilangan tempat sentral karena

digantikan oleh pengertia produksi arti. Tujuan semiotika ekspansif adalah mengejar

ilmu total dan bermimpi menggantikan filsafat.38

Semiotika menurut Saussure, didasarkan pada anggapan bahwa selama

perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai

tanda, harus ada dibelakang sistem tanda pembedaan dan konvensi yang

37 Alek Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2009), h.2.

38 Christomy. T dan Untung Yuwono(ed),Semiotika Budaya, h.82-83

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

37

memungkinkan makna itu. Dengan demikian, bagi Peirce semiotika adalah sebuah

cabang dari filsafat, sedangkan bagi Saussure semiotika adalah bagian dari disiplin

psikologi sosial.39

Sebagai metode kajian, semiotika memperlihatkan kekuatanya didalam

berbagai bidang, seperti antropologi, sosiologi politik, kajian agama, media studies,

dan cultural studies. Sebagai metode penciptaan, semiotika mempunyai pengaruh

pula pada bidang-bidang seni rupa, seni tari, seni film, desain produk, arsitektur,

termasuk desain komunikasi visual.

Semiologi menurut Saussure, didasarkaan pada anggapan bahwa selama

perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai

stand, harus ada dibelakangnya system perbedaan dan konvensi yang memungkinkan

makana itu. Dimana ada tanda disana ada sistem.40

Ada lima pandangan Saussure tentang prinsip dasar semiotika yaitu pertama,

signifer (penanda) dan signified (petanda); kedua, from (bentuk) dan content (isi);

ketiga, langue(bahasa) dan parole (tutran, ujaran); keempat, syinchronic (sinkronik),

dan diachronic (diakronik); dan kelima, syntagmatik (sintagmatik) dan assosiative

(paradikamatik).41

Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunya semiotika (semiotic). Bagi

peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat

tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam fikirannya, logika

39 Kris Budiman,Semiotika Visual: Konsep Visual: Konsep ,Isu, Dan Problem Ikonisitas,

(Yogyakarta:Jalasutra,2011), h.3. 40 Sumbo Tinarbuko, Seminar Komukasi Visual,((Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h.12 41 Alek Sobur , Semiotika Komunikasi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2004), h.12

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

38

sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda

(Berger,2001:11-22). Dalam perkembangan selanjutnaya, istilah semiotika lebih

popular dibandingkan dengan semiologi. Semiotika menurut Peirce adalah tidak lain

dari sebuah nama dari logika yakni doktrin formal tentang tanda-tanda.42

Semotika adalah ilmu yang mempelajari tentang (sign), berfungsinya tanda,

dan produksi makna. Anda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang

lain. Dalam pendangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati

dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa,

tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan,

semua ini dapat disebut tanda.

Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, suatu keheningan, suatu

kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf , peristiwa memerahnya

wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga,

rabut uban, sikap diam membisu. Gagap, berbicara cepat, berjalan sempoyongan,

menatap, api, putih, bentuk, bersudut tajam, kecepatan kesabaran, kegilaan,

kekawatiran, kelengahan, semuanya itu dianggap sebagai tanda.43

Sampai sejauh ini, bidang-bidang studi semiotika sangatlah beragam, mulai

dari kajian perilaku komunikasi hewan sampai dengan analisis atas system-sistem

pemaknaan seperti komunikasi tubuh (kinesik dan proksemik), tanda-tanda berbauan ,

teori estika, retorika, dan seterusnya. Ruang lingkup studi semiotika, dengan demikin,

42 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta:penertbit Buku Baik,2004), h.3 43 Sumbo Tinarbuko, Seminar Komukasi Visual,((Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h.12

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

39

sangatlah luas sehingga mungkin akan menimbulkan kesan sebagai suatu ilmu

dengan, meminjam istilah Umberto Eco (1979:6).

Semiotika pada dasarnya dapat dibedakan kedalam tiga cabang penyelidikan

(branches of inquiry), yakni sintaktik, sematik dan pragmatik.

1. Sintaktik (syntactic) atau sintaksis (syntax): suatu cabang

semiotika yang mengkaji ”hubungan formal diantara satu tanda

dengan tanda-tanda yang lain”. Dengan kata lain, karena

hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah

yangmengendalikan tuturan dan interpretasi, pengertian sintaktik

kurang lebih adalah semacam “gramatika”.

2. Sematik (semantics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “ hubungan dia antara tanda-tanda dengan designate

atau objek-objek yang diacunya”. Bagi Morris, yang dimaksud

dengan desgnata adalah makna tanda-tanda sebelum digunakan

didalam tuturan tertentu.

3. Pragmatic (pragmatics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan antara tanda-tanda dengan interpreter-

interpreter atau pemakainya”- pemakaian tanda-tanda. Pragmatik

secara khusus berurusan dengan aspek-aspek komunikasi,

khususnya fungsi-fungsi situsional yang melatari tuturan.44

44 Kris Budiman, Semiotika Visual,(Yogyakarta:Buku Baik,2004), h .5

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

40

Charles Sanders Peirce ialah seorang ahli matematika dari Amerika Serikat

yang sangat tertarik pada persoalan lambang-lambang. Peirce terkenal karena teori

tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Peirce, sebagimana dipaparkan Lechte

(2001:227), seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang

mewakili sesuatu bagi seseorang.

Sebuah tanda atau representamen (representamen) menurut Peirce adalah

sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau

kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan sebagai interpretan (interpretant) dari

tanda yang pertama yang pada giliranya mengacu pada ubjek (object). Dengan

demikian, sebuah tanda atau representamen memiliki relasi tradik langsung dengan

interpretan dan objenya. Apa yang disebut sebagai proses semiosis merupakan suatu

proses yang memadukan entitas yang disebut sebagai representamen tadi dengan

entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses semiosis ini sering juga disebut

sebagai signifikasi (signification).45

Peirce menandaskan bahwa kita hanya dapat berfikir dengan medium tanda.

Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda. Peirce dikenal dengan teori

segitiga maknanya (triangle meaning). Menurutnya, semiotika berangkat dari tiga

elemen utama, yaitu tanda (sign atau representamen), acuan tanda (object), pengguna

tanda (interpretan). Yang dikupas teori segitiga adalah bagaimana muncul dari

sebuah tanda digunakan orang pada waktu berkomunikasi.46

a. Tanda

45 Kris Budiman, Semiotika Visual:Konsep, Isu, Dan Problem Ikonisitas, (Yogyakarta:

jalasutra, 2011),h.17 46 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.263.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

41

Adalah suatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indra

manusia, dan merupakan suatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain

luar tanda itu sendiri. Acuan tanda disebut objek

b. Acuan Tanda (Objek)

Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang

dirujuk tanda

c. Penggunaan Tanda (Interpretan)

Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan

menurunkanya ke suatu makna tertentu atau makana yang ada di dalam

benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Peirce dikenal dengan teori segitiga maknanya (triangle meaning).

Menurutnya, semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yaitu tanda (sign atau

represetamen), acuan tanda (object), pengguna tanda (interpretant). Yang dikupas

teori segitiga adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu

digunakan orang pada waktu berkomunikasi.47

Gambar 2.1 Semiotika Peirce48

Ground

Interpretant Object

47 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.263. 48 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), 263

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

42

Karena proses semiosis seperti tergambarkan pada skema di atas ini

menghasilkan rangkaian hubungan yang tak berkesudahan, maka pada gilirannya

sebuah interpretan akan menjadi representamen , menjadi interpretan lagi, menjadi

representamen lagi, dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung-pangkal ini oleh

Umberto Eco dan Jacques Derrida kemudian dirumuskan sebagai proses semiosis

tanpa batas.49

Menurut Peirce, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam

hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant. Ground adalah suatu yang

digunakan agar tanda dapat berfungsi. Berdasarkan ground-nya Peirce membagi

menjadi qualisign (kualitas yang ada pada tanda), sinsign (eksistensi aktual benda

atau peristiwa yang ada pada tanda) dan legisign (norma yang dikandung oleh tanda).

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda menjadi icon (tanda yang hubungan

antara penanda dan pertandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah), index (tanda

yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan penandaannya yang

bersifat klausal), dan symbol (tanda yang menunjukan hubungan arbiter antara

penanda dengan petandanya). Dan berdasarkan interpretant-nya dibagi atas rheme

(tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan), dicent sign

49 Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas, (Yogyakarta:

Jalasutra, 2011), h.18.

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

43

(tanda sesuai kenyataan) dan argument tanda yang langsung memberikan alasan

sesuatu.50

Bagi Peirce, tanda “is something which stands to some body for something in

some some respect or capacity” menurutnya, tanda adalah sesuatu yang dapat

mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu.51 Atas hubungan dasar ini

Peirce mengadakan klasifikasi tanda:

Ground Objek Interpretan

1. Qualisign (suatu kualitas yang merupakan suatu tanda)

2. Singsign (“sign”: “hanya sekali” peristiwa yang merupakan tanda )

3. Legisign (hukum yang berupa tanda. setiap tanda konfensional adalah Legisign).

1. Ikon yaitu tanda yang memiliki kualitas objek yang didenotasikan.

2. Indeks (petunjuk) yaitu tanda yang mendenotasikan suatu obyek melalui terpengaruhnya kepada objek itu

3. Symbol yaitu sebuah tanda yang konvensional.

1. Rheme yaitu tanda sebuah kemungkinan kualitas yaitu bahwa ia mewakili suatu obyek yang mungkin ada.

2. Design yaitu tanda eksistensial suatu objek.

3. Argument yaitu tanda suatu hukum.

Ground

Tanda yang berkaitan dengan ground dibaginya menjadi:

. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

keras, lembut, lemah, dan merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau

peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan

kata air sungai keruh” yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign

50 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h.41-42. 51 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h.13.

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

44

adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang

menandakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan manusia.52

Objek

Menurut Pierce (Noth, 1995:45), maka tanda-tanda objek dalam gambar dapat

dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotika. Diantaranya: ikon, indeks

dan simbol.

Table 2.1 ( Semiotika Peirce)

Sumber: Marcel Danasi (2010)

Jenis Tanda (Representamen)

Hubungan Antar Tanda Dan Sumber Acuan

Contoh

Ikon Tanda dirancang untuk mempresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar dan seterusnya, dalam ikon)

Segala macam gambar (bagian, diagaram dan lain-lain), photo, kata-kata dan seterusnya

Indeks Tanda dirancang untu mengidentifikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan

Jari yang menunjuk, kata keterangan seperti di sini, di sana, kata ganti seperti aku, kau, ia dan seterusnya

simbol Tanda dirancang untuk menyandingkan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan

Simbol sosial seperti mawar, simbol matematika dan seterusnya

52 Alek sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.41

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

45

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa”

(resemblance) sebagaimana dapat dikenali oleh para pemakainya.

Didalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud

sebagai “kesamaan dalam beberapa kualitas”. Suatu pete atau lukisan

misalnya, memiliki hubungan ikonik dengan objeknya sejauh di antara

keduanya terdapat keserupaan.53

Ikon adalah tanda yang mewakili sumber acuan melalui sebuah

bentuk replikasi, simulasi, imitasi atau persamaan,. Simbolisme bunyi

adalah salah satu contoh ikonisitas dalam bahasa. Namun, ikonitas

dapat pula ditemukan dalam wilayah representasi non verbal

misalanya,sebuah foto mirip dengan sumber acuan secara visual,

begitu pula dengan lukisan pemandangan alam.54 Ikonisitas adalah

upaya untuk memanipulasikan sifat indrawi yang direpresentasikan

dalam berbagai tanda.

Pada dasarnya icon merupakan tanda yang bisa

menggambarkan cirri utama sesuatu meskipun Sesutu yang lzim

disebut objek acuan tersebut tidak hadir. Hubungan antara tanda

dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks,

.53 Kris Budiman. Semiotika Visual Konsep, Isu Dan Problem ikonisitas (Yogyakarta;

Jalasutra, 2011)h.20 54 Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta: Jalasutra, 2004),h.38.

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

46

namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah

suatu benda fisik ( dua atau tiga dimensi ) yang menyerupai apa yang

direpresentasikannya. Misalnya gambar Djoko Susilo adalah ikon

Djoko susilo.

2. Indeks

Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau

eksistensial di antara representamen dan objeknya. Didalam indeks

hubungan antara tanda dan objeknya sifatnya konkret, aktual dan

biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kasual. Indeks

merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa

yanhg mewakilinya. Atau disebut juga tanda sebagai bukti.55

Misalnya, jejaka telapak kaki di atas permukaan tanah

merupakan indeks dari seseorang yang telah lewat disana; ketukan

pada pintu merupakan indeks dari kehadiran atau kedatangan

seseorang dirumah kita. Kata rokok, misalanya memiliki indek asap.

Hubungan indeksial antara rokok dan asap terjadi karena terdapatnya

hubungan cirri yang bersifat tetap ‘rokok’ dengan ‘asap’. Kata yang

memiliki Indeksikalitas masing masing memiliki ciri utama individual.

Ciri yang satu dengan yang lain berbeda dan tidak saling

menggantikan. Ciri utama pada rokok misalnya, berbeda dengan asap.

55 Kris Budiman. Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta;

Jalasutra, 2011),h.201

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

47

Indeks merupakan tanda yang dirancang untuk

mengidentifikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan

sumber acuan.56misalnya, bisa berupa hal-hal semacam zat atau

material ( asap adalah indeks dari adanya api), gejala fisik ( kehamilan

adalah indeks dari sudah terjadi pembuahan), gejala alam (jalan becek

adalah indeks dari hujan yang turun beberapa saat lalu).

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang dirnacang untuk menjadikan sumber

acuan melalui kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik.57

Misalnya, mawar adalah simbol cinta di beberapa kebudayaan: Garuda

Pancasila bagi bangsa Indonesia adlah burung yang memiliki

perlambang yang kaya makna. Namun bagi orang yang memiliki latar

budaya berbeda misalnya seperti Eskimo, Garuda Pancasila dipandang

sebagai burung elang biasa.

Simbol adalah tanda yang representamen merujuk pada objek

tertentu tanpa motivasi; simbol terbentuk melalui konvensi-konvensi

atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung di antara

representamen dan objeknya.58 Simbolisme adalah hasil dari

kesepakatan historis dan sosial, persetujuan atau fakta.

56 Marcel danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h.38. 57Marcel danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta: Jalasutra, 2004) h.38. 58 Kris Budiman. Semiotika Visual konsep, Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta; Jalasutra,

2011),h.22

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

48

Tanda yang berkaitan dengan interpretan adalah:

Pertama, (rheme) adalah suatu tanda kemungkinan kualitatif, yakni tanda

apapun yang tidak betul dan tidak pula salah pula. Reme merupakan tanda

yang mungkin orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya orang yang

merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau

menderita penyakit mata dimasukin insekta, atau baru bangun atau ingin tidur

Kedua, tanda disen (decentsign) adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika

suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan dipasang rambu lalu

lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan.

Ketiga, argument (argument) adalah tanda yang langsung memberikan alasan

tentang sesuatu. Lalu Lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi

kecelakaan.

Berdasarkan objeknya, peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks)

dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya,

ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya, ikon adalah tanda yang

memiliki ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan.59 Misalnya, model

gambar ilustrasi yang ditampilkan pada sampul majalah Tempo adalah ikon dari

sebuah kasus terkait korupsi simulator SIM. indeks adalah tanda yang memilki

hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya atau disebut juga tanda sebagai

bukti. Misalnya teks pada majalah Tempo yang mewakili atau disebut juga tanda

sebagai bukti. Misalnya, teks yang ada pada sampul majalah Tempo.yang mewakili

59 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008),h.17.

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

49

keterangan atas gambar ilustrasi kasus korupsi simulator SIM yang melibatkan Djoko

Susilo dan KPK.

Menurut interpretan, tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme, dicent

sign atau dicisign dan argument.60 Pertama, rema adalah suatu tanda kemungkinan

kualitatif, yakni tanda ataupun yang tidak betul dan tidak pula salah.61 Rema

merupakan tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdassarkan pilihan.62

Misalnya gambar ilustrasi pada sampul majalah Tempo menandakan bahwa gambar

tersebut adalah ilustrasi kasus simulator SIM. kedua decisign adalah tanda sesuai

kenyataan. Misalnya, pada sampul majalah tersebut menambahkan teks yang

menyatakan gambar tersebut adalah kaitanya dengan kasus simulator SIM. ketiga,

argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Misalnya

teks yang menyatakan bahwa itu adalah gambar ilustrasi kasus simulator SIM.

60 Alek Sobur, Semiotika Komunikasi, (bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),h.42. 61 Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas,

(Yogyakarta:Jalasutra,20011), h.81. 62 Alek Sobur, Semiotika Komunikasi, (bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.42.

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

51

BAB III

PROFIL MAJALAH TEMPO

A. Sejarah Singkat Majalah Tempo

PT Tempo ini Media Tbk sudah berstatus perusahaan terbuka. Perseroan ini

tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 8 Januari 2001. Meski masih tergolong pemain

baru dalam bursa, sebagai sebuah perusahaan media. Tempo memiliki sejarah yang

panjang.

Dalam perjalananya, ada pasang surut yang dialami. Fakta-fakta yang

disuguhkan majalah Tempo lewat pemberitaanya, kerap bersinggungan dan

memunculkan rasa tak nyaman bagi penguasa Orde Baru ketika itu. Akibatnya Tempo

mengalami dua kali pembredelan.

Bermula dari sebuah ruko kecil di bilangan pecinan, Senen, Jakarta pusat,

beberapa wartawan muda, seperti Goenawan Moehamad, Fikri Jufri, Bur Rasuanto,

Christianto Wibisono, Yusril Djalinus, dan Putu Wijaya membentuk sebuah majalah

mingguan yang mereka namakan “Majalah Tempo” . maka dari salah satu blok

gedung di JL. Senen Raya 83, Jakarta pada 6 Maret 1971, terbitan perdana Majalah

Tempo beredar di masyarakat dengan yayasan Jaya Raya sebagai penerbitnya lewat

perusahaannya dengan nama PT. Grafiti. Tempo mampu tumbuh dan berkembang

pesat, bahkan menjadi icon dan satu-satunya majalah berita yang independen

sekaligus terpercaya di Indonesia.

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

52

perijinan media massa pada saat itu lebih mudah dari pada jaman Soeharto

berkuasa. Tidak perlu memakai persyaratan, yang penting punya modal dan bisa

terbit. Almarhum Adam Malik, bahkan ikut memberi rekomendasi Tempo agar

mendapat Surat Ijin Terbit (SIT) dengan mudah. Namun, perolehan SIT Majalah

Tempo kala itu memang tergolong lancar.

Majalah tempo memiliki SIT pada tanggal 31 Desember 1970, namun baru terbit

perdana pada 6 maret 1971. Tiga tahun setelah tempo lahir. Semangat di kalangan

pengelola redaksi kala itu sangat tinggi. Apalagi dengan rata-rata umur mereka yang

masih 20-an. Saat itu mereka yakin bahwa majalahnya akan dibaca banyak orang.

Meski sempat diragukan salah seorang petugas pemasaran senior, namun mereka

tetap tancap gas. Segala dan upaya dikerahkan. Bagi mereka, setiap waktu merupakan

hasil kerja yang terbaik. Tentu saja tak semudah yang dibayangkan. Meski ini

dibidang redaksi cukup banyak penulis yang berpengalaman, bahkan sebagai

sastrawan yang sudah punya nama, secara keseluruhan tenaga SDM masih sangat

terbatas. Lebih payah lagi, organisasinya masih berantakan.

Secara konseptual, Tempo merupakan majalah mingguan yang rubrikanya (lebih

dari 30 rubrik), dan selalu mengutamakan berita peristiwa-peristiwa yang sedang

terjadi, yang berarti selalu tepat, aktual dan selalu terbaru. Tempo mencanangkan

konsep peliputan berita yang sedapat mungkin dilakukan secara jujur. Semua fakta

diliput, baik yang disuakai maupun tidak. Penjelajahan ide dan gagasan kepada

pembaca berusaha dihindari sejauh mungkin oleh Tempo. Jika mengetengahkan

persoalan yang menyangkut perbedaan pendapat anatara dua pihak, keduanya diberi

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

53

kesempatan yang sama untuk menampilkan opini atau fakta masing-masing dengan

varian yang cukup.

Tempo merupakan majalah independen yang tidak dipengaruhi oleh pihak lain,

baik itu sebagai pribadi maupun lembaga. Tempo juga merupakan forum yang

memperjuangkan hak bicara bagi semua orang atau lemabaga tanpa pengecualaian.

Edisi pertama Tempo laku sekitar 10.000 eksemplar. Di edisi kedua yang laku

sekira 15.000 eksemplar. Progress penjuaalan oplah ini menipis keraguan Zainal

Abidin, bagian sirkulasi Tempo, yang menganggap majalah ini tidak laku.

Selanjutnya, oplah Tempo terus meningkat pesat hingga pada tahun ke-10, perjalanan

tempo mencapai 100.000 eksemplar.

Dalam perjalanannya, tentu saja ada masa pasang-surut yang harus dilewati.

Khususnya yang berkaitan dengan sajian berita yang ditampilkan. Fakta yang

sesungguhnya kerap bersinggungan dan memeunculkan rasa tak nyaman bagi

kalangan pengusaha Orde Baru kala itu.

Terjadi pula dualisme kepemimpinan di tubuh Tempo antar Goenawan dengan

Bur. Keduanya memiliki perbedaan ide dasar. Goenawan ingin Tempo bergaya

Feature (bercerita), sedangkan Bur cenderung ke News. Keduanya pun sering

berbeda paham dan saling bertolak pendapat.

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

54

Kenapa nama Tempo? Menurut Goenawan Pemimpin Redaksi saat itu- karena

kata ini mudah diucapkan, terutama oleh para pengecer. Cocok pula dengan sifat

sebuah media berkala yang jarak terbitnya longgar, yakni mingguan.

Pada tahun 1982, untuk pertama kalinya Tempo dibredel. Tempo dianggap

terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya, Golkar. Saat itu

tengah dilangsungkan kampanye dan prosesi Pemilihan Umum. Tapi akhirnya Tempo

diperbolehkan terbit kembali setelah menandatangani semacam "janji" di atas kertas

segel dengan Ali Moertopo, Menteri Penerangan saat itu ( zaman Soeharto ada

Departemen Penerangan yang fungsinya, antara lain mengontrol pers).

Gambar 3.2 Majalah Tempo Edisi Pertama

Pada Oktober 1998, majalah Tempo terbit kembali dengan perubahan desain dan

isi, yang lebih dalam, tajam, dan akurat. Edisi perdana, yang mengangkat berita

pemerkosaan perempuan Tionghoa dalam kerusuhan yang membakar Jakarta Pada

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

55

Mei 1998, disambut hangat oleh pembaca. Maklum, banyak peristiwa yang terkuak

dibalik peristiwa itu.

Seiring dengan itu, dimulailah konsep untuk mengembangkan aplikasi yang bisa

di akses melalui aplikasi telepon seluler, BlackBerry, iPone, iPad, dan tablet Androit.

Jumlah pengakses Tempo Interaktif via mobile meningkat lebih dari 500 persen.

Tempo Interaktif juga mengembangkan aplikasi iPad dan Android untuk

majalah-majalah grup Tempo, seperti Tempo, Tempo Edisi Bahasa Inggris.

B. Perkembangan Sirkulasi / Distribusi

Pertumbuhan Readership di tahun 2003 sebesar 24%

4000 Pelanggan baru dari kalangan perdagangan dan rental sekaligus

pemasangan iklan.

600 Rak terbesar di Apotik dan rumah sakit di Jakarta, Bandung, Medan dan

Depasar.

150 rak terbesar di Hotel dan apartemen di Jakarta

150 rak di perguruan tinggi, Mall, restoran dan café

100 rak ditempatkan di lobby Bank dan Perusahaan

50 instalasi pemerintah

C. Perkembangan perusahaan

Perseroan terus berkembang dengan bergabungnya PT Temprin, yang

merupakan salah satu anak usaha yang bergerak dibidang percetakan. Dalam

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

56

klasifikasi versi Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia, Temprint masuk kategori B

(besar) dan memiliki rating bintang 4 (rating tertinggi).

Saat ini, PT Temprint memiliki mesin-mesin cetak yang cukup mendukung

proses produksi produk perseroan, yaitu dua lines mesin newspaper web haris

konfigurasi 4/4. Untuk meningkatkan kinerja usaha, PT Temprint mendatangkan

mesin baru hibrida (web dan web commercial) Global dari Amerika serikat.

Dipercetakan inilah majalah Tempo, majalah Tempo Edisi Bahasa Inggris ( terbit

sejak tahun 2000)

Setalah menerbitkan Koran Tempo-harian berita politik dan ekonomi-

perseroan mencoba melakukan inovasi yakni majalah gaya hidup U Magazine (U-

Mag). Dengan berbagai penerbitan itu, PT Tempo Inti Media Tbk terus berupaya

meningkatkan sirkulasi dan pendapat iklanya, baik melalui media cetak maupun

media online.

D. Visi Dan Misi Majalah Tempo

1. Visi Majalah Tempo

Visi majalah Tempo adalah menjadi acuan dalam proses kebebasan rakyat

untuk berfikir dan mengutarakan pendapat, serta membangun suatu

masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat.

2. Misi Majalah Tempo

Majalah Tempo memiliki beberapa misi, diantanya adalah:

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

57

a. Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia yang

menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda

b. Sebuah produk multi media yang mandiri, bebas dari tekanan

kekuasaan modal dan politik

c. Terus menerus meningkatkan apresiasi dan ide-ide baru, bahasa, dan

tampilan visual yang baik

d. Sebuah karya yang bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik

e. Menjadikan tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang beragam

sesuai denagn kemajuan zaman

f. Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sector

g. Menjadi lahan yang subur bagi kegiatan-kegiaan untuk memperkaya

khasanah artistik dan intelektual.

E. Prestasi Majalah Tempo

1. 1971 Edisi perdana Tempo dapat menjual 20.000 kopi

2. 1977 penjualan mencapai 47.000 kopi

3. 1988 penjualan mencapai 166.000 kopi

4. 1991 menjadi satu-satunya jurnalis dari Indonesia yang meliput perang

teluk dari Bagdang, Irak.

5. 1993 penjualan mencapai 200.000 kopi

6. 1996 Reporter, Ahmad Taufik menerima anugerah S Tasrib Award

7. 1997 Reporter Bina Bektiana menerima penghargaan US Woman

Journalist Award

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

58

8. 1998 penjualan pada edisi perdana Tempo pasca dibredel mencapai

150.000 kopi

9. 1998 Goenawan Mohammad menerima CPJ Award

10. 2000 Media pertama mengungkapkan sengketa Buloggate, sedangkan

yang lain hanya mengutip dari Tempo

11. 2002 Hasil Survey AC Nielsen, MBM paling banyak pembacanya

12. 2002 Rommy Febri menerima penghargaan sebagai Nominee dari

Internasional federation of Jornalist (IFJ) & European Union (EU) di

Belgia.

13. 2003 Karania Dharmawangsaputra mendapat penghargaaan dari AJI

(Aliansi Jurnalistik Independent) untuk tulisanya mengenai investasi

Buloggate.

14. 2003 Rommy F & Maria H menerima penghargaan Apresiasi Jurnalis

Jakarta dalam peringatan 9 tahun AJI

15. 2003 Merupakan Media yang paling komprehensif mengankat isu Ilegal

Logging periode 2002-2003 dari GreenCom & Inform (TWI, Walhi,

Telapak, WWF, Kemala, AMAN, TNC, FFI, BLI,CI)

16. 2003 Karaniaya Dharmasaputra menerima penghargaan M. Hatta Award

atas kinerjanya memberantas korupsi

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

59

17. 2004 penghargaan kepada wartawan Tempo (Nezar Patria): tolerance

Prize dari Internasional Federation of Journalists atas pemberitaannya

mengenai aceh.1

Table 3.1 Tema Sampul Majalah Tempo

Edisi Judul

12 Agustus 2012 SIMSALABIM JENDRAL SIM

6 Agustus 2012 MENGAPA POLISI BERTAHAN

Ditengarai ada bisnis ratusan miliar dibalik proyek simulator kemudi

8 Oktober 2012 MENGAPA POLISI KALAP

11 Maret 2013 AZIS SAMSUDIN, HERMAN HENDRY, NAZARUDIN, DAN BAMBANG SOESATYO .

TERSERET SIMULATOR KEMUDI

1 Fitri Susilawati, Komunikasi Organisasi Dalam Kepemimpinan Pada PT Tempo Inti Media. ,(UIN Jakarta:2010),h.45

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

60

F. Sampul Majalah Tempo Tentang Korupsi Simulator SIM

A B

Majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012 Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012 C D

Tempo edisi 8 Oktober 2012 Tempo edisi 11 Maret 2013

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

61

A. Majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012 ini bertemakan tentang “Simsalabim

Jendral SIM”. sampul ini menceritakan tentang sebuah peristiwa KPK

mencium aroma korupsi dalam proyek simulator SIM yang melibatkan

Ispektur Jendral aktif yang terlibat didalamnya. Yaitu Djoko Susilo diduga

sebagai orang yang bertanggung jawab karena melakukan pencucian uang

Negara sebesar Rp 196,87 miliar. Namun KPK masih sulit untuk menyidik

Djoko Susilo, karena kepolisian mengangap yang berhak mengusut kasus ini

adalah kepolisian bukan KPK.

B. Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012 ini bertemakan tentang “Mengapa

Polisi Bertahan”. gambar sampul majalah edisi ini menceritakan peristiwa.

perlawanan yang dilakukan oleh kepolisian kepada KPK karena berani

mengusut kasus yang yang melibatkan Djendral berpangkat bintang dua yang

melakukan tindak korupsi simulator SIM. Kemarahan ini terjadi saat petugas

KPK berusaha menggeledah kantor korps Lalu lintas kepolisian, kemudian

kepolisian melakukan penahanan barang bukti hasil pengeledahan penyidik

KPK selama 20 jam. Padahal komisi jelas memegang izin dari pengadilan.

C. Majalah Tempo edisi 8 Oktober 2012 ini bertemakan tentang “MENGAPA

POLISI KALAP”. gambar sampul majalah edisi ini menceritakan Kasus

korupsi simulator SIM dan pengadaan pelat nomor yang dilakukan oleh Djoko

Susilo mulai terungkap, menunjukan betapa para petinggi Polri kini berada di

kursi panas dan ketakutan karena KPK sudah berani menetapkan Djoko Susilo

sebagai tersangka. selain Djoko Susilo melakukan pengadaaan simulator

kemudi dia juga pengadaan pelat nomor , dan diduga ada penggelembungan

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

62

belipat-lipat harga perolehan material, dan miliaran rupiah mengalir

kesejumlah petinggi polri.

D. Majalah Tempo edisi 11 Maret 2013 ini bertemakan tentang “Azis Samsudin,

Herman Hendry, Nazarudin, dan Bambang Soesatyo” Terseret Simulator

SIM. gambar sampul majalah edisi ini menceritakan bagaimana anggota DPR

tersebut diduga mendapatkan aliran dana proyek simulator SIM dari Djoko

Susilo. Diduga Djoko Susilo menggelontorkan dana sebesar Rp 10 miliar

untuk meloloskan proyek simulator SIM ini, namun para anggota DPR

tersebut hanya ditetapkan sebagai saksi.

Keempat sampul majalah Tempo tersebut berkaitan satu sama lain dan

membentuk sebuah cerita bagaimana proses pengusutan kasus korupsi simulator SIM

ini terjadi. Keterlibatan seorang Irjen Doko Susilo dan anggota DPR memberikan

anggapan miris dan meresahkan masyarakat. Aparat penegak hukum yang seharusnya

mengayomi, menjaga keamanan, dan menegakkan hukum setegak-tegaknya malah

justru melakukan tindak korupsi. Proyek simulator SIM ini tidak dilakukan secara

sendiri karena melibatkan petinggi polri dan anggota DPR sebagai persetujuan

proyek.

Proses pengusutan KPK yang terkesan lamban karena adanya perlawanan

kepolisian untuk menyidik sendiri kasus yang melibatkan Inspektur Jendral Joko

Susilo, seperti halnya jeruk makan jeruk karena menyidik atasanya sendiri.

Masayarakat terkesan tidak percaya kepada polisi akan menuntaskan kasus ini

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

63

mengingat kasus sebelumnya yaitu Rekening Gendut yang tidak jelas bagaimana

hasilnya. Sehingga masyarakat lebih mendukung KPK untuk melakukan penyidikan

kasus korupsi simulator SIM ini.

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

66

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Semiotika Pada Sampul Majalah Tempo

Pada bab ini akan dibahas mengenai masalah pokok yang diambil untuk

bahan penelitian. Dengan menggunakan teori Charles Sanders Peirce yang

mengemukakan tentang jenis tanda, diantaranya sign,object, dan interpretant.

Untuk penelitian ini, peneliti mengambil sampul majalah Tempo Edisi 6 Agustus

2012, 12 Agustus 2012, 8 Oktober 2012, dan 11 Maret 2013. Sampul majalah

Tempo yang diteliti adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sampul Majalah Tempo yang diteliti

Edisi Peristiwa

12 Agustus 2012 Irjen Djoko Susilo Diduga terlibat dalam kasus korupsi Simulator SIM

6 Agustus 2012 Polisi dan KPK saling berebut kasus korupsi Simulator SIM membuat penuntasan kasus menjadi lamban, karena polisi berusaha melindungi Djoko Susilo

8 Oktober 2012 Irjen Djoko Susilo ditetapkan sebagai

tersangka dalam kasus korupsi simulator SIM dan Pengadaan bahan pelat nomor

11 Maret 2013 Empat anggota DPR antara lain, Azis Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan Bambang Soesatyo. Terseret Kasus Korupsi Simulator SIM

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

67

1. Majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012 ini bertemakan tentang “Simsalabim

Jendral SIM”. Gambar sampul majalah edisi ini menampilkan gambar Djoko

Susilo mengenakan seragam Polisi sedang menaiki simulator kemudi.

Gambar 4.1

Sampul Majalah Tempo 6 Agustus 2012

Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo, ilustrasi dari sampul majalah Tempo

edisi 6 Agustus 2012 ini adalah tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan simulator

SIM di Korps Lalu Lintas Polri.

A. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

D A E

C

B

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

68

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

keras, lembut, lemah, dan merdu. Qualisign yang ada pada gambar 4.1 adalah

ditampikan warna dasar Background dari latar gambar ini adalah warna abu-abu

gelap yang melambangkan kesedihan, lemah, kehabisan energi, dan kotor. Hal ini

berkaitanya dengan Djoko susilo yang mulai terancam karena kasus korupsi simulator

SIM. Sosok mirip Djoko Susilo yang mengenakan seragam polisi berwarna cokelat

dengan sabuk berwarna putih yang mengandung arti lembaga ini seharusnya bersih

dari segala tindakan yang dapat merugikan Negara. Sedang menaiki simulator

kemudi menandakan proyek simulator ini merupakan tanggung jawab dari Djoko

Susilo. Ekspresi wajah cemberut yang menoleh kebelakang menghindari layar yang

bertuliskan KPK. Menandakan kecemasan dari Djoko Susilo terkait kasus Simulator

SIM.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda,

misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh” yang

menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Sinsign yang ada pada gambar 4.1

adalah sosok Djoko Susilo dengan ekspresi wajah yang menoleh kebelakang

menghindari layar yang bertuliskan KPK. Mengambarkan penolakan atau perlawanan

dari Djoko Susilo kepada KPK terkait kasus Korupsi simulator SIM. Gambar layar

yang menunjukan jalur yang berliku-liku diselingi dengan pelang bertuliskan KPK.

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

69

Mengambarkan bahwa kasus ini tidak mudah utuk dikuak karena melibatkan petinggi

kepolisian.

3. Legisign

Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu

lalu lintas yang menandakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan manusia. Legisign

yang ada pada gambar 4.1 adalah sosok Djoko susilo dan Motor simulator disertai

dengan tulisan KPK pada layar, menandakan adanya kasus korupsi dalam proyek

Simulator kemudi yang merupakan tanggung jawab Djoko Susilo.

B. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon Pada sampul tersebut gambaran dari seseorang

berseragam polisi mirip dengan sosok Inspektur Jendral Djoko Susilo. Djoko Susilo

adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap Proyek simulator SIM.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini tengah menyidik kasus dugaan

korupsi dalam proyek pengadaan alat simulator kemudi mobil dan motor yang

dilakukan Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas).

Alat yang belakangan ini heboh dibicarakan itu sebenarnya didistribusikan ke

tiap Kepolisian Daerah. Salah satu yang pertama memiliki simulator kemudi itu

adalah Polda Metro Jaya. Simulator kemudi beroda dua adalah sebuah motor simulasi

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

70

untuk menentukan kompetensi seseorang dalam berkendara. Hal ini sebagai

persyaratan untuk mendapatkan SIM.

2. Indeks

Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Indeks pada sampul ini. Melalui seragam yang

dikenakan yaitu seragam lengkap kepolisian bersepatu pantopel berwarna hitam

melambangkan kekuatan dari kepolisian yang menjadi simbol keamanan negara.

Sabuk warna putih memberikan arti seharusnya lembaga kepolisian bebas dari

tindakan kotor termasuk korupsi, seperti halnya dalam kasus Simulator kemudi

seharusnya bersama-sama membongkar siapa saja yang bersalah meskipun

melibatkan intitusi kepolisian. Sedangkan posisi Djoko Susilo mengendalikan

simulator kemudi, menandakan proyek ini adalah kekuasaan Djoko sebagai

penanggung jawab . (A dan B), dan (kode D) menampilkan tulisan KPK menandakan

adanya tindak korupsi dalam proyek simulator kemudi ini. Sedangkan pada kode (C)

mengambarkan simulator kemudi dalam gambar ilustrasi persis dengan aslinya

memberikan penegasan bahwa ini merupakan proyek yang dijalankan oleh Djoko

Susilo, namun dalam proses berjalannya proyek simulator, KPK mengendus terjadi

korupsi yang dilakuakan para petinggi Polri.

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang diranacang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan hubungan antara penanda dan petandanya. Simbol yang

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

71

muncul adalah kasus korupsi Simulator SIM. Gambar ilustrasi yang sangat jelas

menggambarkan seorang mirip Djoko Susilo dengan kendaraan simulatornya

kemudian diperlihatkan tulisan KPK di layar simulator kemudinya. Sangat jelas

memberi penegasan adanya kasus yang meresahkan masyarakat yang dilakukan oleh

Djoko Susilo yang berusaha dibongkar KPK. Namun proses penyidikan KPK

mengalami halangan dari kepolisian karena adanya anggapan dari kepolisian bahwa

kasus ini menjadi Tanggung jawabnya. Adanya dugaan kepolisian ingin

mengaburkan kasus ini karena melibatkan petinggi Polri. Dalam sampul tersebut

kata-kata dalam pada kode (E) adalah “Simsalabim Jendral SIM”, memberi kesan

gambaran adanya keterlibatan Jendral Polisi dalam korupsi proyek Simulator SIM.

Posisi yang digambarkan adalah menoleh kebelakang menghindari layar simulator

memberikan gambaran menghindar dari KPK yang sudah mengendus adanya tindak

korupsi dalam proyek pengadaan alat simulator SIM.

C. Interpretasi Penulis

Dari pemaparan terhadap ikon, indek, dan simbol di atas, maka peneliti

melihat bahwa gambar pada sampul majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012 adalah

ilustrasi tentang kasus korupsi simulator SIM. petanda yang ada pada gambar adalah

sosok polisi Irjen Djoko Susilo berseragam polisi, bersepatu pantopel sedang

mengendalikan simulator kemudi. Djoko adalah pengendali dari proyek simulator

SIM seperti yang diperlihatkan pada gambar. Posisi yang sedang menoleh kebelakang

menghindari layar simulator bertuliskan KPK. Hal tersebut memberikan kaitan ada

unsur korupsi dalam proyek simulator ini. Ditambah lagi gambar pada layar simulator

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

72

mengambarkan jalan yang berliku-liku diselingi pelang bertuliskan KPK. Seperti

yang kita ketahui pengusutan kasus korupsi ini sangat lamban karena mendapat

halangan dalam melakukan penyidikan. Selain itu melibatkan petingi polri sehingga

perlu keberanian KPK untuk menyelesaikan kasus ini. Teks “Simsalabim Jendral

SIM” mengiterpretasikan peneliti bahwa ilustrasi pada gambar tersebut tentang

keterlibatan seorang Djoko Susilo sebagai dalangnya. kepolisian yang berusaha

merebut pengusutan kasus ini karena ingin menutupi dari kasus korupsi simulator

SIM.

Penggunaan tema “Simsalabim, Jendral, SIM” dalam sampul tersebut

memiliki makna yang tersembunyi. Penulis menginterpretasikan bahwa ilustrasi

polisi dalam kata tersebut memiliki jabatan sebagai Inspektur Jendral Kepolisian.

Sosok gambar ilustrasi yang mirip dengan Djoko Susilo kode (A) yang memiliki

jabatan berpangkat bintang dua dikepolisian. Kata “Simsalabim” dan “SIM” kode

(E), interpretasi penulis adalah berkaitan keinginan kepolisian untuk menyamarkan

atau menghilankan bukti-bukti yang melibatkan Djoko Susilo dari kasus proyek

simulator SIM. salah satunya adalah adanya pelarangan penyidik KPK untuk

menahan Djoko Susilo. Gambar motor simulator pada kode C yang dikendalikan

oleh Djoko Susilo memberikan penegasan bahwa proyek ini merupakan tanggung

jawabnya. Sabuk putih yang dikenakan oleh polisi memberikan arti lembaga

kepolisian seharusnya bersih dari tindak pidana yang merugikan Negara.

Pada 27 Juli 2012 Mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Mabes Polri,

Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Djoko Susilo resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus

dugaan korupsi pengadaan simulator kemudi motor dan mobil di Korlantas Mabes

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

73

Polri tahun anggaran 2011. Hasil penyidikan sementara, KPK menemukan adanya

kerugian negara dalam pengadaan simulator kemudi motor dan mobil akibat

penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan Djoko. Kerugian negara ditaksir

mencapai puluhan miliar rupiah.

Gambar yang ditampilkan pada sampul ini tidak hanya visualisasi polisi dan

simulator kemudinya saja, namun, ada pesan yang disampaikan lewat gambar

ilustrasi yang mengarahkan pada sosok Djoko Susilo dalam pelaku yang paling

bertanggung jawab. Terkait dengan objek pada penelitian ini, pada dasarnya

menciptakan gambaran terhadap proses kasus korupsi simulator SIM, identitas ini

muncul lebih tepatnya dikonstruksi sebagai sebuah contoh gambaran polisi yang

menoleh menghindari layar simulator bertuliskan KPK, menandakan ketidak setujuan

institusi kepolisian untuk menyerahkan kasus korupsi simulator SIM ini kepada KPK.

Permasalalahan ini timbul ketika Tim Penyidik KPK menggeledah kantor

Korps Lalulintas untuk mencari barang bukti. Usai melakukan penggeledahan dan

mendapatkan beberapa barang bukti, Tim Penyidik KPK tidak diperkenankan keluar

meninggalkan gedung Korps Lalulintas, dengan alasan tidak memegang surat izin.

Kepolisian terkesan berupaya merintangi langkah KPK untuk pengusutan kasus

korupsi yang dilakukan oleh Djoko Susilo.

Sampai pada akhirnya kepolisian mengijinkan barang bukti dibawa oleh

penyidik KPK, setelah mendapatkan izin dari Timur Pradopo. Hanya saja pertikaian-

pertikaian lembaga ini belum mereda karena beberapa hari kemudian kepolisian juga

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

74

mengumumkan penetapan tersangka proyek simulator. Beberapa nama tersangka

bahkan sama dengan yang disidik oleh KPK. Bedanya, polisi belum menyentuh

Djoko.

2. Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012 ini bertemakan tentang “Mengapa Polisi

Bertahan”. gambar sampul majalah edisi ini menampilkan model pria

mengenakan seragam Polisi, membawa mobil Polisi dengan ekspresi marah

dengan mengepalkan tangan karena ditilang oleh petugas KPK.

Gambar 4.2 Sampul Majalah Tempo 12 Agustus 2012

B

D

G

E

H

C

A

F

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

75

A. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

keras, lembut, lemah, dan merdu. Qualisign yang ada pada gambar 4.2 seorang polisi

berseragam lengkap berpangkat bintang dua (kode B) simbol dari pangkat Inspektur

Jendral kepolisian, dengan mengenakan jam tangan ditangan kananya (kode C)

mengambarkan emosional dan semangat disiplin kepolisian terhadap peraturan,

gambaran wajah polisi dengan ciri kumis tebal (kode A) Identik dengan petinggi

kepolisian Timur Pradopo. Penegasan tangan mengepal (kode C) yang ditujukan

kepada petugas KPK yang berada didepanya mengambarkan kemarahan yang luar

biasa dari petinggi kepolisian kepada KPK terkait kasus Simulator SIM yang

melibatkan Djendral kepolisian sebagai tersangka utamanya.

Sosok petugas KPK yang berada didepanya dengan jaket bertuliskan KPK

(kode D) dengan model rambut cepak dengan jambang di pipi identik dengan

gambaran pimpinan KPK, Abraham Samad (kode F) . Terlihat petugas KPK sedang

menulis surat pelangaran (kode E) yang dilakukan oleh kepolisian dalam kaitanya

dengan kasus ini adalah dugaan korupsi yang dilakukan petinggi kepolisian dalam

kasus simulator. Sedangkan kemarahan polisi adanya anggapan bahwa tugas

menilang adalah tugas kepolisian, seperti realita yang tampak ketika adanya rebutan

kasus simulator kemudi yang mengakibatkan adanya konflik dari KPK dan

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

76

kepolisian. gambaran sosok polisi yang mengendari mobil berwarna hitam (kode H)

mengambarkan kekuatan dari institusi kepolisian sebagai simbol keamanan Negara.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda,

misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh” yang

menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Sinsign yang ada pada gambar 4.2

adalah ekspresi kemarahan polisi dengan ciri Kumis tebal ditambah kepalan tangan

merupakan luapan emosi dari kepolisian kepada KPK. Gambaran petugas KPK

menilang tindak pidana yang melibatkan petinggi kepolisian adalah penyebab

kemarahan Polisi. Seperti realitas yang ada ketika KPK melakukan penggeledahan di

Korps kepolisian mendapatkan perlawanan dari petinggi kepolisian dengan alasan

belum ada surat ijin pengeledahan, padahal sebelumnya ketua KPK Abraham Samat

telah meminta ijin kepada petinggi kepolisian Timur Prodopo sebelum melakukan

kepolisian. Sampai pada akhirnya terjadi kesepakatan antara ketua KPK dan Timur

Pradopo setelah berdiskusi. Sampe pada akhirnya barang bukti satu container barang

bukti berhasil dibawa oleh KPK.

3. Legisign

Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu

lalu lintas yang menandakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan manusia. Legisign

yang ada pada gambar 4.2 adalah ilustrasi polisi dan KPK dalam gambar menunjukan

adanya tarik menarik penanganan kasus korupsi Simulator SIM, sehingga membuat

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

77

kasus ini lamban pengusutanya. hal ini diperkuat oleh gambar kepalan tangan polisi

yang ditujukan kepada petugas KPK. Dalam kasus simulator melibatkan petinggi

kepolisian berpangkat bintang dua serta mendapat perlindungan atasanya yang identik

dengan berkumis tebal yaitu Jendral Timur Pradopo.

B. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Pada sampul tesebut terdapat dua sosok ikon yaitu

polisi dan KPK. seorang polisi berseragam lengkap berkumis tebal identik dengan

Jendral Timur Pradopo dan memiliki jabatan bintang dua merupakan jabatan

Inspektur Jendral kepolisian yang terlibat kasus korupsi simulator kemudi yaitu

Djoko susilo, duduk di dalam mobil hitam yang mengartikan duduk dijabatan yang

tinggi dan kokoh. Ekspresi marah dengan mengepalkan tangannya kepada anggota

KPK yang berada didepanya yang terlihat sedang menulis surat pelanggaran.

Sosok petugas KPK dengan jaket ciri khasnya dengan muka berjambang tipis

dan rambut cepak identik dengan gambaran ketua KPK yaitu Abraham Samat.

Gambaran memperjelas menilang Polisi, dalam realitanya KPK berusaha menyidik

petinggi kepolisian dalam kasus simulator.

2. Indeks

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

78

Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Indeks pada sampul ini ditampikan melalui kata-

kata yang terkait dengan perlawanan Polri terhadap KPK terhadap kasus Korupsi

yang melibatkan institusinya yaitu dengan kepalan tangan (kode C), melalui gambar

seragam yang dikenakan yang berpangkat Inspektur jendral karena berbintang dua

(B) menandakan jabatan Inspektur Jendral, dan melalui surat tilang yang dibawa oleh

petugas KPK (kode E) menandakan KPK berani mengusut kasus ini meskipun

mendapat tentangan petinggi kepolisian. dalam sampul tersebut kata-kata dalam pada

(kode C) adalah “Mengapa Polisi Bertahan”, seragam yang dikenakan adalah polisi,

posisi yang digambarkan adalah duduk di mobil berwarna hitam dan sedang marah

Dan mengepalkan tanganya kepada petugas KPK yang berusaha menilangnya. Hal ini

mengambarkan seperti realitas yang ada ketika kepolisian tetap bertahan untuk kekeh

mengusut kasus simulator kemudi dan melarang KPK untuk melanjutkan penyidikan

kasus ini.

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang diranacang untuk menjadikan sumber acuan

melalui kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Simbol yang

muncul adalah keterlibatan Polisi berpangkat bintang dua yaitu seorang Inspektur

Jendral kepolisian, dalam kasus korupsi simulator SIM. Ilustrasi pada gambar 4.2

terlihat seorang petugas KPK sedang menulis surat pelanggaran yang ditujukan

kepada polisi, yang berdampak kemarahan polisi dengan mengepalkan tanganya

kepada petugas KPK. Menunjukan gambaran realitanya kepolisian tidak

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

79

menyetujui kasus korupsi Simulator ini ditangani oleh KPK, karena melibatkan

petinggi-petingi kepolisian sebagai tersangkanya.

Tulisan “MENGAPA POLISI BERTAHAN” pada kode (C) memberikan

gambaran penulis bahwa polisi mempertahankan diri dengan cara melawan KPK.

Salah satunya adalah melakukan penolakan saat KPK ingin melakukan

penyelidikan.

Kemudian pada tulisan “Ditengarai ada bisnis ratusan miliar dibalik

proyek simulator kemudi” kode (G) dengan tulisan berwarna kuning menunjukan

depresi, kegelisahan, dan keputusasaan kepada petinggi kepolisian terkait kasus

korupsi simulator SIM. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Direktorat Lalu

Lintas Mabes Polri melakukan pembelian simulator SIM sepeda motor namun

dalam prosesnya adanya korupsi didalamnya hingga ratusan miliar rupiah.

C. Interpretasi penulis

Inspektur Jenderal Polisi dan petugas KPK, ilustrasi dari sampul majalah

Tempo edisi 12 Agustus 2012 ini adalah adanya perselisihan antara Polisi dan KPK

terkait kasus korupsi Simulator SIM yang dilakukan Inspektur Jendral Polisi.

Dari pemaparan terhadap ikon, indek, dan simbol di atas, penulis

menginterpretasikan gambar sampul majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012 tersebut

adalah tentang perselisihan KPK dan Polisi dalam penanganan kasus korupsi

simulator SIM. sosok pria yang berseragam polisi berpangkat bintang dua merupakan

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

80

jabatan dari Inspektur Jendral kepolisian, erat kaitanta dengan jabatan Djoko Susilo,

sedangkan kumis tebal sangat identik dengan atasan Djoko Susilo yaitu Jendral

Timur Pradopo. Yang geram ketika dikaitkan dengan kasus Simulator SIM. Arloji

dibagian tangan kanan Posisi sedang mengepalkan tangan kepada petugas KPK

didepanya. Hal ini menandakan kemarahan yang luar biasa ditambah dengan ekspresi

marah di raut mukanya, menegaskan ketidak setujuan kasus korupsi yang melibatkan

petinggi polisi disidik KPK. Sedangkan pangkat berbintang dua di bahunya

memberikan kesan bahwa erat kaitanya dengan seorang Inspektur Jendral.

Mengendarai mobil berwarna hitam memberikian kesan jabatan kokoh dan kuat.

gambaran petugas mirip ketua KPK Abraham Samad dengan ciri khas Jambang

dengan Rambut Cepak. Petugas KPK yang sedang menulis surat pelangaran kepada

polisi menginterpretasikan KPK yang mulai berani melakukan penyidikan meskipun

mendapatkan perlawanan kepolisian.

Ketika pertama kali melihat, gambar yang ditampilkan pada sampul ini adalah

visualisasi seorang polisi yang memiliki jabatan tinggi dikepolisian berusaha

melawan KPK tekait kasus simulator SIM yang melibatkan petinggi Polri.

Kemarahan dituangkan dalam gambar ilustrasi kepalan tangan yang ditujukan kepada

KPK.

Terkait dengan objek pada penelitian ini, pada dasarnya menciptakan

gambaran terhadap proses kasus korupsi simulator SIM dan perlawanan dari polisi

untuk bertahan terhadap penyidikan yang dilakukan oleh KPK, identitas ini muncul

lebih tepatnya dikonstruksi sebagai sebuah contoh gambaran polisi yang

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

81

menampilkan muka marah dan mengepalkan tanganya, menandakan polisi melakukan

perlawanan dan berusaha mengancam KPK. Ditambah lagi dengan judul tulisan

“Mengapa Polisi Bertahan” kode (G) menegaskan pertanyaan bahwa sudah nampak

jelas Djoko susilo melakukan tindak korupsi namun berusaha ditutupi.

Perselisihan antara KPK dan Polri terkait kesepakatan bersama yang dibuat

kepolisian, kejaksaan, dan KPK pada Maret 2012 rupanya menjadi alasanya. Salah

satu butir kesepakatanya ini. Lembaga penegak hukum yang lebih dulu menyelidiki

suatu kasus yang lebih berhak untuk menangani.

Poin kesepakatan itu juga menjadi mentah karena undang-undang nomor 30

Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi mengatur masalah tumpang

tindih penanganan kasus secara lebih lugas. Pasal 50 undang-undang ini menyatakan

KPK lebih berwenang menangani kasus korupsi yang secara bersama-sama juga

disidik oleh kepolisian atau kejaksaan wajib menghentikan penanganan kasus yang

juga disidik oleh KPK.

Masalahnya muncul ketika polisi tidak mau mengalah. Tak hanya melanggar

undang undang, polisi akan dituding berupaya melindungi para jendralnya sehingga

emoh melepas kasus itu. Sikap ngotot polisi juga memancing pertikaian

berkepanjangan ala “Cicak Versus Buaya” yang terjadi pada bulan yang lalu. Istilah

ini muncul ketika KPK berupaya mengusut korupsi Jendral Polisi.

Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012 ini bertemakan tentang “Mengapa Polisi

kalap”. gambar sampul majalah edisi ini menampilkan ikon pria mengenakan

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

82

seragam Polisi (Irjen Djoko Susilo) sedang membawa papan nomor bertuliskan

“Djoko Susilo D1 BUI”.

D

A C

B

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

83

Gambar 4.3 Sampul Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012

A. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

keras, lembut, lemah, dan merdu. Qualisign yang ada pada gambar 4.3 adalah sosok

Djoko Susilo dengan seragam polisi berpangkat bintang dua namun dengan ekspresi

muka melas. Hal ini menandakan ketakutan yang dialami Djoko susilo karena

kasusnya diusut oleh KPK.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda,

misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh” yang

menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Sinsign yang ada pada gambar 4.3

adalah ekspresi wajah sedih dengan tangan memegang pelat nomor menjelaskan

tantang kasus yang mulai terkuak selain pengadaan simulator SIM, Djoko Susilo juga

melakukan pengelembungan dana terkait pengadaan bahan mentah pelat nomor.

3. Legisign

Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu

lalu lintas yang menandakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan manusia. Legisign

yang ada pada gambar 4.3 adalah gambaran pelat nomor dengan tulisan D 1 BUI

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

84

menjelaskan Djoko susilo akan masuk penjara terkait kasus korupsinya yang mulai

terbongkar.

B. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada sampul tersebut adalah gambaran dari

seorang polisi berseragam lengkap berbintang dua. Dengan tangan sebelah kiri

memegang pelat nomor sedangkan tangan sebelah kanan menunjuk tulisan yang ada

pada pelat nomor. ekspresi yang ditampilkan adalah wajah melas dan sedih, kesan

yang ditampilkan pada sampul itu adalah ikon seorang Inspektur Jendral Djoko susilo

terkait kasus korupsi yang telah ditangani KPK.

2. Indeks

Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Indeks pada sampul ini ditampikan melalui kata-

kata “Mengapa Polisi Kalap” (kode C), melalui gambar seragam yang dikenakan

yang berpangkat Inspektur jendral dengan pangkat bintang dua (B), dan melalui

gambar papan nomor bertuliskan “Djoko Susilo D 1 BUI” (kode D). selain itu

gambaran ekspresi muka sedih dari Djoko Susilo

3. Simbol

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

85

Simbol adalah tanda yang dirnacang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Simbol yang muncul adalah

terkait kasus dugaan keterlibatan polisi berbintang dua dalam kasus korupsi simulator

SIM. Ilustrasi pada sampul majalah adalah menggambarkan seorang polisi dengan

seragam lengkap dengan pangkat bintang dua dengan muka sedih membawa pelat

nomor bertuliskan “Djoko Susilo D 1 BUI” sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa

ilustrasi gambar 4.3 dalam realitas obyektif KPK sudah berani menetapkan Djoko

Susilo sebagai tersangka sehingga keterlibatan petinggi polri yang lain akan terkuak.

Sehingga membuat jajaran kepolisian mulai ketakutan. Terkait dengan penolakan

masyarakat kepada kepolisian yang berusaha menangani kasus simulator SIM.

membuat Kepolisian menyerakan kepada KPK. Sampai pada akhirnya penahanan

Djoko Susilo dapat dilakukan.

pada tulisan “MENGAPA terpisah dengan tulisan POLISI KALAP”

merupakan simbol pertanyan mengapa polisi yang sejatinya menjaga keamanan dan

mengayomi masyarakat malah justru melakukan tindak korupsi.

Tulisan “POLISI KALAP” pada kode (C) memberi gambaran polisi telah

melakukan kesalahan fatal dan menciderai kepercayaan masyarakat kepada

kepolisian, karena melakukan tindak korupsi simulator SIM.

C. Interpretasi Penulis

Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo, ilustrasi dari sampul majalah Tempo

edisi 8 Oktober 2012 ini adalah selain tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan

Page 93: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

86

simulator SIM dia juga kasus lain yang berkaitan dengan pengadaan material palat

nomor di Korps Lalu Lintas Polri.

Dari pemaparan terhadap ikon, indek, dan simbol di atas, maka peneliti

mengiterpretasikannya bahwa ilustrasi pada gambar tersebut tentang keterlibatan

seorang Inspektur Jendral Djoko Susilo melakukan tindakan korupsi simulator SIM

dan pengadaan bahan mentah pelat nomor.

Makna sosok pria lengkap dengan seragam kepolisian berrpangkat bintang

dua namun dengan ekspresi muka sedih. Dia memegang pelat nomor bertuliskan

Djoko susilo D 1 BUI. Hal ini memberikan gambaran djoko susilo akan masuk

penjara, karena adanya penegasan kata D 1 BUI ini bila dibaca sekilas dapat berarti

dibui atau dipenjara. Selain itu posisi seperti ini biasa dilihat pada narapidana.

Penggunaan kalimat “Mengapa Polisi Kalap” pada judul sampul tersebut

memiliki makna yang tersembunyi. Peneliti menginterpretasikan bahwa ilustrasi

polisi dalam kata tersebut melakukan proyek kasus korupsi secara beriringan.

Ketika pertama kali melihat, gambar yang ditampilkan pada sampul ini adalah

visualisasi Djoko Susilo yang sedang melas karena kasus ini berhasil dikuak oleh

KPK. Terkait dengan objek pada penelitian ini, pada dasarnya menciptakan gambaran

terhadap proses kasus korupsi simulator SIM dan pengadaan bahan mentah pelat

nomor, identitas ini muncul lebih tepatnya dikonstruksi sebagai sebuah contoh

gambaran kepolisian yang menampilkan wajah sedih atau melas, menandakan polisi

Page 94: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

87

mulai pasrah dan menyerahkan kasus korupsi yang melibatkan Djoko Susilo kepada

KPK.

Diduga ada penggelembungan berlipat-lipat harga perolehan material, dan

perolehan material, dan miliaran rupiah mengalir kesejumlah petinggi polri. Inspektur

Jendral Polisi Djoko Susilo merupakan penanggung jawab proyek ini. kasus

pengadaan simulator dan bahan mentah pelat nomor, menunjukan betapa para

petinggi Polri ini berada di kursi panas. Mereka menghadapi kemungkinan harus

menjalani proses hukum dan bukan mustahil berakir mendekam di bui. sangat besar

juga kemungkinanya, demi menyelamatkan diri masing-masing.

Pilihan tindakan yang diambil polisi hanya ada dua. Pertama, bertahan dengan

siasat yang sudah diketahui tidak akan menyelamatkan semua orang; dan kedua,

menghindari kepentingan dengan mengibarkan bendera putih seraya menyerahkan

kasus simulator, juga pelat nomor kepada KPK. Pilihan pertama bakal kian

meremukan citra Polri, yang sebenarnya sudah babak belur. Pilihan kedua tidak

hanya bakal menyelamatkan Polri tapi juga negeri ini.

4. Majalah Tempo edisi 11 Maret 2013 ini bertemakan tentang “Azis Samsudin,

Herman Hendry, Nazarudin, dan Bambang Soesatyo” Terseret Simulator

SIM. gambar sampul majalah edisi ini menampilkan model Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) empat pria berpakaian rapi dan masing-masing model

menggambarkan ekspresi senyum.

Page 95: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

88

Gambar 4.4 Sampul Majalah Tempo edisi 11 Maret 2013

D

C

A

B

E

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

89

A. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

keras, lembut, lemah, dan merdu. Qualisign yang ada pada gambar 4.4 adalah kata

“Terseret Kasus Simulator SIM” dengan warna tulisan merah menunjukan

perselisihan. Sosok pada sampul tesebut gambaran dari empat anggota DPR antara

lain Azis Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan Bambang Soesatyo. Tampilan

sedang berpose rapi menggunakan jas berwarna hitam kental dengan identitas

anggota DPR. Dengan ekspresi senyum menandakan kesenangan mereka baru

ditetapkan sebagai saksi dalam kasus simulator SIM.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda,

misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh” yang

menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Sinsign yang ada pada gambar 4.4

adalah kata “Terseret Simulator SIM” mengambarkan bahwa keempat anggota DPR

tersebut terlibat dalam pusaran korupsi simulator SIM

3. Legisign

Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu

lalu lintas yang menandakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan manusia. Legisign

yang ada pada gambar 4.4 adalah Ilustrasi yang menggambarkan empat anggota DPR

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

90

dengan ekspresi masing-masing senyum. realitas obyektif keberadaan kotak kalimat

“terseret simulator SIM” merupakan simbol dari keterkaitan dugaan KPK mereka

mendapat aliran dan suap korupsi simulator kemudi.

Inspektur Jenderal Djoko Susilo dituding mengucurkan uang miliaran rupiah

kepada para anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat. Tuduhan itu

disampaikan Ketua Panitia Lelang Simulator, Ajun Komisaris Besar Teddy

Rusmawan. Para anggota Badan Anggaran yang menerima uang itu adalah orang-

orang yang pernah bertemu dirinya di Restoran Basara, Menara Summitmas, Jakarta.

Mereka adalah Nazaruddin, Wakil Ketua Komisi Hukum Aziz Syamsuddin, dan tiga

anggota Komisi Hukum, yakni Bambang Soesatyo, Herman Hery, dan Desmond

Junaidi Mahesa.

Djoko Susilo didakwa melakukan korupsi pada proyek pengadaan simulator

kendaraan roda dua dan roda empat tahun anggaran 2011 di Korps Lalu Lintas Mabes

Polri. Dia dituding memperkaya diri sendiri, orang lain, serta korporasi, sehingga

merugikan negara Rp 144 miliar. KPK juga menjerat bekas Kepala Korps Lalu Lintas

Mabes Polri ini dengan pasal pencucian uang lantaran diduga menyembunyikan harta

hasil korupsinya.

B. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Ikon

Pada sampul tesebut gambaran dari empat anggota DPR antara lain Azis

Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan Bambang Soesatyo. Tampilan sedang

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

91

berpose rapi dengan Ekspresi senyum. Namun, melihat kata Terseret simulator SIM

yang ditampilkan pada sampul itu adalah ikon dari keterlibatan mereka dalam kasus

korupsi simulator SIM.

2. Indeks

Indeks pada sampul ini ditampikan melalui kata-kata yang terkait dengan

kasus simulator SIM yaitu kata “Terseret Simulator SIM” (kode E), melalui gambar

ilustrasi dari Azis Samsudin (A), Herman Hendry (B), Nazarudin (C), Bambang

Soesatyo (D). Dalam sampul tersebut kata-kata dalam pada kode E adalah “Azis

Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan Bambang Soesatyo” Terseret Simulator

SIM, pakaian yang dikenakan adalah rapi dan menggambarkan anggota legislatif,

posisi yang digambarkan adalah dengan ekspresi muka senyum berbeda dengan

ekspresi dari sampul sebelumnya mengambarkan ekpresi marah dan sedih.

3. Simbol

Sementara simbol yang muncul adalah terkait kasus dugaan keterlibatan

empat anggota DPR dalam kasus korupsi simulator SIM. Ilustrasi yang

menggambarkan empat anggota DPR dengan ekspresi masing-masing senyum.

sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa ilustrasi gambar 4.4 dalam realitas obyektif

keberadaan kotak kalimat “terseret simulator SIM” merupakan simbol dari

keterkaitan mereka terkait kasus korupsi simulator SIM untuk memuluskan royek

Djoko Susilo. Namun berbeda ekspresi dari sampul sebelumnya mengambarkan

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

92

ekpresi marah dan sedih. Justru Nampak ekpresi senyum masing-masing model

menandakan senang karena baru ditetapkan sebagai saksi belum tersangka.

Pada tulisan “TERSERET SIMULATOR” berwarna merah pada kode (E)

memberikan gambaran keberanian untuk dalam penangan aliran dana puluhan miliar

rupiah kepada empat anggota DPR. Terseretnya keempat nama itu bermula dari

pengakuan bekas anggota Komisi Hukum dari Demokrat, M. Nazaruddin. Ia

menuding keempatnya terlibat dalam pembahasan anggaran simulator. KPK

memeriksa Nazar sebagai anggota Badan Anggaran karena dianggap tahu seputar

proyek simulator di Korlantas Polri

C. Interpretasi Penulis

Anggota DPR antara lain Azis Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan

Bambang Soesatyo, ilustrasi dari sampul majalah Tempo edisi 11 Maret 2013 ini

adalah keterlibatan empat anggota DPR tersebut dalam melancarkan proses proyek

simulator kemudi.

Dari pemaparan terhadap ikon, indek, dan simbol di atas, maka peneliti

melihat bahwa gambar pada sampul majalah Tempo tersebut adalah ilustrasi tentang

kasus korupsi simulator SIM dan pengadaan bahan mentah pelat nomor yang

melibatkan empat anggota DPR. Teks “lain Azis Samsudin, Herman Hendry,

Nazarudin, dan Bambang Soesatyo, Terseret Simulator SIM” mengiterpretasikan

penulis bahwa ilustrasi pada gambar tersebut tentang keterlibatan seorang empat

anggota DPR menerima Suap untuk memperlancar proyek simulator SIM.

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

93

Penggunaan kata Terseret Simulator SIM pada (kode E) dalam sampul

tersebut memiliki makna yang tersembunyi. Peneliti menginterpretasikan bahwa

ilustrasi empat anggota DPR yang terlibat dalam kasus simulator SIM.

Ketika pertama kali melihat, gambar yang ditampilkan pada sampul ini adalah

visualisasi empat Anggota DPR dengan ekspresi senyum, merupakan upaya untuk

mengarahkan bahwa gambar ilustrasi ke-empat Aggota DPR tersebut masih bebas

dan belum ditetapkan sebagai tersangka. adalah bahwa kata Terseret Simulator SIM

adalah memberikan gambaran mereka diduga terkait dengan kasus suap. Calon

pembaca pada majalah tersebut terfokus pada sosok gambar empat anggota DPR dan

kalimat “Terseret Simulator SIM” dengan huruf warna merah.

Terkait dengan objek pada penelitian ini, pada dasarnya menciptakan

gambaran terhadap proses kasus korupsi simulator SIM dan pengadaan bahan mentah

pelat nomor, identitas ini muncul lebih tepatnya dikonstruksi sebagai sebuah contoh

gambaran muara hampir semua kasus korupsi di negeri ini selalu melibatkan Anggota

Perwakilan Rakyat sebagai pelaku politik. Salah satunya kasus suap simulator SIM

Agar proyek berjalan mulus Djoko Susilo memberikan uang pelicin.

Korupsi memang tidak pernah berdiri sendiri. Karena itulah, ketika kasus

Djoko dalam manipulasi Simulator kemudian merambat kesenayan, tak banyak orang

kaget. Babak baru ini dibuka M. Nazarudin, bekas anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, salah satu libritas jagat korupsi negeri ini. Dalam pemeriksaan yang

dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi, mantan bendahara umum Partai Demokrat

Page 101: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

94

itu menyebutkan nama beberapa bekas rekan rekan di senayan yang ikut kecipratan

duit simulator.

Dari penulusuran sementara bisa dipetakan duit itu mengalir berdasarkan

fraksi. Total yang uang yang diduga dari Djoko Susilo mencapai Rp 10 miliar. Uang

itu disalurkan melalui melalaui tiga pintu: Politikus Partai Demokrat

(Nazaruddin),Partai Golkar (Aziz Syamsuddin dan Bambang Soesetyo) Serta Partai

Demokrat Perjuangan (Herman Hery). Pelican ini diduga berkaitan dengan usaha

memeuluskan pembahasan anggaran pada 2010, untuk tahun 2011.

Sumber anggaran proyek ini adalah penerimaan Negara bukan pajak, antara

lain pengurusan izin mengemudi dan pelat nomer kendaraan. Anngota dewan

berdalih, pengeluaran proyek dari pos ini dilakukan tanpa pembahsan di senayan.

Dalam kenyataanya, proyek ini seperti pos pos angaran lain, tetap dibahas Dewan.

Sogokan dari Korp Lalu Lintas dilakukan setelah melalui sejumlah pertemuan dalam

pembahasan anggaran ini.

Hal yang paling mengiris hati dari perjalanan kasus ini adalah kenyataanya

bahwa ke mana pun muara hampir semua kasus korupsi dinegeri ini, dibagian

hulunya selalu tersua para “wakil rakyat” yang bersinggasana disenayan. Tanpa

bermaksud memukul rata, hasil survey menyatakan korupsi dinegeri ini sebagian

besar dilakukan para pelaku politik.

Page 102: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari temuan dan hasil analisis data pada empat

gambar ilustrasi Sampul majalah Tempo adalah sebagai berikut:

Dalam kaver majalah Tempo terdapat tanda atau sign, Object, dan

interpretant. Ikon yang muncul disetiap sampul adalah model yang ditampilkan pada

kaver majalah Tempo berkaitan erat dengan kasus korupsi Simulator SIM. Pada

empat sampul yang menjadi instrument dalam penelitian ini modelnya terdiri tiga

kategori, yaitu sosok Irjen Djoko Susilo, petugas KPK dan orang-orang yang

tersangkut dalam kasus korupsi simulator SIM, antara lain anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) Azis Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan

Bambang Soesatyo .

Indeks pada sampul ditampilkan melalui tiga tanda, yaitu kata-kata yang

terkait dengan gambar, melalui gambar ilustrasi tokoh, atribut yang dikenakan dan

benda-benda yang ada pada gambar ilustrasi. Sementara simbol yang muncul adalah

keterkaitan Irjen Djoko Susilo dalam kasus korupsi simulator SIM.

Objek yang ditampilkan dalam sampul saling berkaitan disetiap edisinya.

Untuk dua edisi pada bulan Agustus menampilkan sosok polisi (Djoko Susilo)

Page 103: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

97

dengan simulator kemudinya dan petugas KPK. Sedangkan pada bulan Oktober

menampilkan gambar ilustrasi irjen Djoko Susilo yang memegang plat nomor

bertuliskan “Djoko Susilo D 1 BUI”. Sedangkan pada bulan Maret menampilkan

gambar empat orang anggota DPR yang diduga menerima aliran uang proyek

simulator SIM antara lain, Azis Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan

Bambang Soesatyo .

Interpretasi peneliti ketika melihat gambar ilustrasi yang ditampilkan pada

sampul adalah mengambarkan peristiwa kasus korupsi simulator SIM yang

dilakukan oleh seorang Djoko Susilo, yang memiliki jabatan Ispektur Jendral

dikepolisisan. Satu persatu sampul menceritakan perkembangan kasus korupsi dari

penyidikan yang dilakukan Oleh KPK mendapat perlawanan dari Polisi, penetapan

tersangka terhadap Djoko Susilo sampai melibatkan anggota DPR menerima uang

suap Untuk memperlancar proyek simulator kemudi.

B. SARAN

Peneliti melihat bahwa gambar ilustrasi tentang kasus korupsi simulator SIM

pada majalah Tempo. Ilustrator banyak menggambarkan sesuatu dengan istilah

tertentu dibantu dengan penulisan kata-kata verbal yang dijadikan sebuah tema. Hal

tersebut baik, karena dapat melatih penalaran para pembaca Majalah Tempo. Peneliti

melihat bahwa tidak semua pembaca dapat dengan mudah mengerti makna dibalik

gambar ilustrasi tersebut karena tingkat pemahaman seseorang yang berbeda-beda.

Jadi ada baiknya jika ilustrator dapat mengistilahkan sesuatu dengan gambar yang

Page 104: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

98

lebih mudah untuk dipahami, hal ini untuk mengantisipasi adanya kesalahan

pemahaman gambar ilustrasi yang disampaikan pada pembaca.

Page 105: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

99

DAFTAR PUSTAKA

Amir,Mafri. Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam. Jakarta:logos. 1999.

Budiman, Kris. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan problematika Ikonisitas. Yogyakarta:Jalasutra. 2011.

Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: Rosdakarya. 2002.

Efendi, Kurniawan. Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hanafi,Ahmad. Azas-azas Hukum Pidana Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1993.

Indarto Kuss. Sketsa di Tanah Mendeka, Kumpulan Karikatur. Yogyakarta : Tiara Wacana. 1999.

Krisyantono, Racmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. 2006.

Kusmianti, Artini. “Teori Dasar Desain Komuniksi Visual”. Djambatan, Jakarta. 1999.

Kusrianto, Adi. pengantar Desain Komunikasi Visual. penerbit ANDI, Yogyakarta. 2007.

Majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012. 12 Agustus 2012. 8 Oktober 2012. 11 Maret 2013.

Marpaung, Laden. Tindak Pidana Korupsi. Sinar Grafika. Jakarta. 1992.

Noeh, Fuad. Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi. Jakarta. Zikrul Hakim. 1997.

Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. 2003.

Santosa, Puji. Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra. Bandung:Angkasa. 1931.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009.

Subandy, Idy Ibrahim. Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: PT Jalasutra. 2007.

Sudjiman,Panuti. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. 1992.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

100

Sunaryo Sidik. Sistem Peradilan Pidana. Unmuh. Malang. 2005

Syamsul,Asep. Jurnalistik Praktis: Untuk Pemula, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001.

Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: jalasutra. 2008.

Page 107: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

LAMPIRAN –LAMPIRAN

Page 108: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul
Page 109: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul
Page 110: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul
Page 111: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Kendra Paramita

Jabatan : Ilustrator

Tanggal wawancara : kamis 23 Januari 2014

Tempat : PT Tempo Inti Media Tbk. Jalan Palmerah barat no. 8 Jakarta

Pukul : 14.20 WIB

1. Bagaimana pendapat Tim Redaksi majalah Tempo tentang sampul yang baik

dan layak disuguhkan masyarakat?

Sampul secara keseluruhan , kita punya beberapa standar yang paling utama adalah

menjual, jadi orang tidak sekedar megang mau lihat aja tapi meraka mau membeli, itu

adalah tujuan pertama. Dan memiliki nilai berita yang berkualitas. Gambar dan teks

dalam sampul tak hanya harus disusun agar enak di mata, tetapi juga menarik

perhatian/eyecatching.

2. Apa alasan mendasar majalah Tempo menampilkan sampul mengenai kasus

Simulator SIM?

Ok kalau alasan sebenarnya ini berkaitan tentang kami kerja tim, dan memang pada

saat itu pemberitaan simulator ini yang dipilih. Karna memang dimana-mana

pemberitaan ini menjadi konsumsi masyarakat. Apalagi menyangkut petinggi

kepolisian seperti Djoko Susilo.

Page 112: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

3. Mengapa ada edisi yang lain pada pemberitaan Simulator SIM?

Tentu saja hal-hal itu sudah dibahas dalam forum sebelumnya kan, yang kami buat

dan sudah kami pertimbangkan, karena kita punya tim. Dan memang pada saat itu

pemberitaan tentang korupsi Djoko Susilo yang menjadi perhatian di masyarakat

tentunya. Jadi kami pikir tepat ketika kita mengangkat kasus ini.

4. Apakah makna simbol-simbol pada gambar ilustrasi masing-masing sampul

majalah Tempo tersebut?

Untuk gambar pertama ini. ini mengambarkan kasus dari Djoko susilo paling awal itu

terlibat dalam kasus korupsi Simulator SIM, gambar ini kami gambarkan mirip djoko

dengan sabuk putih itu identik dengan polantas dan gambar motor simulator ini kami

sesauikan dengan gambar aslinya. Dan untuk tulisan KPK dilayar ini untuk

menunjukan komisi pemberantasan korupsi

Gambar kedua ini tentang pertahanan polisi habis-habisan untuk membela

institusinya, memang untuk pangkat bintang dua ini menunjukan inspektur Djendral

Dojo Susilo, dan gambar ini menggambarkan pertahanan untuk melawan KPK.

Untuk gambar ketiga kami mencoba untuk mengambarkan seorang narapidana kan

modelnya kayak gini ketika masuk penjara.

Kalau gambar ini saya mencoba untuk menampilkan sosok mafia, dan saya mencari

inpirasi lewat gambar-gambar dari internet untuk mencari gambar yang cocok tentang

gambaran mafia itu seperti apa, sebelum menentukan yang cocok.

5. Apa yang ingin disampaikan majalah Tempo kepada masyarakat, terkait kasus

Simulator SIM?

Page 113: ANALISIS SEMIOTIK KORUPSI TERHADAP SAMPUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26597/1/YUNUS... · ABSTRAK Yunus Priyonggo Kartiko Analisis Semiotik Terhadap Sampul

Lewat gambar ini saya mencoba untuk membuka mata masyarakat tentang kasus

simulator SIM ini, lewat gambar tentunya. Dari edisi pertama tentang simulator terus

merambat ke proyek lain Plat nomor juga. tapi tujuan utamanya agar intitusi

kepolisian ini mulai sadar, mau berubah, sudah saatnya untuk berbenah, karena nama

meraka sudah tidak baik dimata masarakat, ditambah lagi dengan kasus ini

melibatkan petinggi polri lagi kan.