program strategis 2017 dan pencapaian di tahun 2016 kpei newsletter edisi... · survey anggota...
TRANSCRIPT
ambil menuntaskan beberapa inisiatif yang masih dalam tahap pengembangan, maupun yang siap diimplementasikan awal tahun 2017, KPEI sudah di
sibukkan dengan sejumlah inisiatif baru yang mulai dikerjakan sejak awal tahun ini. Beberapa inisiatif strategis 2017 diantaranya adalah perubahan waktu settlement dari T+3 menjadi T+2, untuk mendukung inisiatif BEI. Persiapan sudah mulai berjalan, dimulai dengan proses pengkajian, sosialisasi dan survei yang masih berlanjut, dan berikutnya masuk tahap persiapan teknis dari sisi sistem di level SRO maupun penyesuaian sistem di kalangan pelaku terkait.
Menurut Hasan Fawzi, Direktur Utama KPEI, implementasi untuk konsep baru ini akan butuh usaha yang lebih, terkait sosialisasi ke pelaku, bukan pada kesiapan sistem. Tantangan untuk mengubah perilaku dari T+3 menuju T+2 ini tidak mudah. Karena itu, sosialisasi akan mendapat perhatian lebih, sehingga pada saat implementasi tidak ada lagi alasan pihak tertentu belum siap. Alasan kesiapan teknis tidak sulit, karena sistem perdagangan BEI maupun sistem penyelesaian KSEI tidak mengalami perubahan, hanya bagian KPEI yang perlu penyesuaian.
S
Sejumlah inisiatif strategis KPEI siap diimplementasikan tahun 2017. Beberapa inisiatif baru pun telah ditetapkan untuk dikembangkan di tahun yang sama. Target besarnya mencapai level Qualified CCP pada 2020.
indeks >>
Program strategis 2017 dan Pencapaian di Tahun 2016 kPei
Program strategis 2017 dan Pencapaian di Tahun 2016 kPei
e d i s i 1 I Tr i w u l a n i l 2 0 1 7
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
1KPEI Newsletter
Profil satuan Pemeriksa internal: Memastikan kPei Berjalan pada Jalurnya
survey kepuasan Pelanggan kPei 2016:Raih skor kepuasan 4,11 dan skor Persetujuan 4,37
aRTikel uTaMa
5
6 statistikkilas Peristiwa
Pada prinsipnya inisiatif ini muncul untuk merespons perkembangan industri pasar modal. Jika tidak dilakukan antisipasi, investor yang bertransaksi di beberapa negara akan dirugikan jika pasar saham di negara asalnya sudah settle, sementara Indonesia masih berstatus outstanding. Sebaliknya, perlu juga diperhitungkan, jangan sampai Indonesia sudah menerapkan T+2 sementara negara lain masih T+3.
Muara dari inisiatif ini, transaksi bursa menjadi lebih meningkat karena lebih efisien, dan secara ekonomi dapat berpengaruh luas. Disebut efisiensi karena inves
Mengatasi Risiko lewat ‘Recovery & Resolution Plan’
keseruan kegiatan klik di Penghujung akhir 2016
89
10 12
Securities Financing, Memacu likuiditas Pasar
siap Mendukung kehadiran iGBF
New e-CleaRs, aman & Fleksibel734
1
Menurut Hasan Fawzi, implementasi
settlement T2 akan butuh usaha yang lebih, terkait
sosialisasi ke pelaku, bukan pada
kesiapan sistem.
KPEI Newsletter2
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
tor dapat berpotensi reinvestasi dari hasil settlement tanpa harus menunggu tiga hari. Meski demikian, bursa Indonesia tidak bisa sendirian menerapkan ini, perlu konsensus bersama dengan bursabursa lain, yang sebenarnya sudah dinyatakan dalam forum asosiasi bursa internasional.
Selain itu, di tahun 2017 KPEI juga menyusun sistem pengelolaan kolate ral terpadu. KPEI sudah menunjuk konsultan yang akan membantu me rumuskan konsep bisnis dan mekanisme pengelolaan kolateral terpadu. Sejauh ini pengelolaan kolateral masih terkotakkotak, karena terpisah antara kolateral untuk pasar surat utang, pasar saham, juga pasar derivatif. Pada sisi lain, tipe dan jenis kolateralnya juga masih terbatas serta utilisasi atas kolateral pun sangat kecil.
Dengan konsep penge lolaan kolateral terpadu, maka perhitungan kebutuhan kolateral untuk transaksi, bisa dilakukan cross market. Artinya, ko lateral yang sama bisa dimanfaatkan untuk transaksi di berbagai produk pasar modal, sejauh pemiliknya merupakan Perusahaan Efek (PE) yang sama. Soal risiko bisa dihitung terpadu.
Selain cross market, bisa juga cross product yakni dengan memperluas tipetipe kolateral. Jika memungkinkan, kolateral yang tidak terutilisasi bisa dijadikan agunan, sehingga bisa menjadi sumber pendapatan (fee) bagi pemilik, juga bisa menunjang kegiatan pasar modal. KPEI sebagai perantara juga mendapat porsi fee. “Ini yang kita sebut integrated collateral management. Namanama besar seperti Euro Clears sudah menerapkan konsep ini. Kita optimis karena best practice di dunia internasional ada dan manfaatnya besar bagi industri,” terang Hasan.
Memang belum ada target waktu untuk implementasi atas konsep ini, tetapi KPEI menganggap perlu ada pemetaan untuk mengetahui gap apa saja yang perlu dipersiapkan jika dibutuhkan. Diharapkan para pelaku yang aware dan mengetahui manfaat dari konsep ini kelak bisa mendukung, sebab manfaatnya besar.
Dua inisiatif strategis di atas mau
A R T I K E l U TA M A
pun inisiatif strategis KPEI lainnya merupakan bagian dari konsep pengembangan pasar modal 20162020. Target besarnya agar pada tahun 2020, KPEI masuk dalam kelompok Qualified CCP. Makna nya, organisasi CCP yang memiliki konsep pengaturan lengkap, kewenangan nya mumpuni, dan praktik nya sesuai standar internasional.
kilas Balik Pencapaian kPei 2016 Jika mencermati kegiatan KPEI tahun
2016, pengembangan sistem eClEARS merupakan satu langkah sukses yang patut dicatat. Pengembangan sistem sudah final dan siap diimplementasikan awal tahun ini. Saat ini, menurut Hasan, sistem ini sudah ada dalam mesin produksi. Sistem lama masih berlaku, meskipun sistem
baru sudah ready, karena masih ada tahap akhir yang harus dilewati, yang disebut parallel run.
Selain eClEARS, tahun ini juga dijadwalkan implementasi penuh Penyelesai an Transaksi Bursa dengan me tode Institutional Delivery. Me lalui konsep institutional delivery, tahun ini kalangan bank kus
todian diperkenankan menjadi settlement agent. Konsep ini mendatangkan efisiensi penyelesaian transaksi terutama pada sisi anggota bursa.
Beberapa inisiatif lain yang patut dicatat seperti general clearing member (GCM) yang secara sistem sudah dinyatakan siap. Implementasi menunggu penyelesaian per aturan dan partisipan yang berminat sebagai GCM. Sedangkan inisiatif yang sedikit tertunda se perti pengembangan konsep repurcha se agreement (REPO). Saat ini tahap pe ngem bangan sedang berlangsung dan diharapkan tuntas April 2017. Ada pula pengembangan konsep Pinjam Meminjam Efek Bilateral. inisiatifnya sudah di mulai tahun 2016 dan ditargetkan selesai tahun 2017 ini.
Sedangkan untuk pelaksanaan IT audit, karena adanya perubahan prioritas, yakni pelaksanaan sertifikasi ISO 27001 atau SMKI (Sistem manajemen keamanan informasi), akhirnya diputuskan bergeser ke tahun 2017. Inisiatif yang juga tidak dija lankan dan akhirnya dibatalkan sebagai inisiatif 2016 adalah pengembangan book building initial public offering.F
[TiM Redaksi]
Jika mencermati kegiatan KPEI tahun 2016, pengembangan sistem eClEARS merupakan satu langkah sukses yang patut dicatat.
Memasuki tahun keempat, KPEI kembali menghadirkan KPEI Newsletter dengan informasi seputar kegiatan Perusahaan di penghujung tahun 2016. Artikel utama kali ini mengupas tentang Program Strategis KPEI 2017 yang menjadi semangat baru dalam menyambut tahun baru 2017.
Edisi ini juga menyajikan tulisantulisan khusus seputar Pendirian Perusahaan Securities Financing, Implementasi Produk Kontrak Berjangka – Surat Utang Negara (Index Government Bond Futures), Customer Satisfaction Survey Anggota Kliring 2016, Persiapan Live Sistem New eCLEARS serta Kajian Recovery dan Resolution Plan for CCP.
Profil kali ini mengangkat Satuan Pemeriksa Internal, yang merupakan salah satu fungsi Perusahaan dalam memastikan berjalannya sistem pengendalian internal Perusahaan.
Akhir kata, semoga edisi kali ini dapat memperkaya wawasan dan selalu bermanfaat bagi para pembaca. Selamat Tahun Baru 2017.
Salam,Redaksi
E D I T O R I A L
Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Penasihat: Direksi PT KPEI
Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan
dewan Redaksi: Reynant Hadi, Diah Sugiretno, Lisda Rumondang Sitohang, Arie Budieningsih, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia
alamat Redaksi & sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia,Menara I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120Toll Free 0800-100-KPEI (5734)email: [email protected] www.kpei.co.id
3
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
KPEI Newsletter
Pasar Modal indonesia telah memiliki lembaga keuangan baru, PT Pendanaan efek indonesia, yang diharapkan akan membantu meingkatkan likuiditas pasar saham. lembaga securities financing ini akan menyiapkan pinjaman dana dan efek untuk perusahaan sekuritas yang menyediakan
fasilitas transaksi marjin bagi nasabahnya.
A R T I K E l K H U S U S
ransaksi perdagangan saham di BEI masih relatif kecil jika dibanding transaksi saham di
bursa negaranegara lain. JIka transaksi saham semakin besar dan likuid, diharapkan saham menjadi alternatif investasi yang semakin menarik. Saat ini jumlah investor di pasar modal Indonesia masih kurang dari 1% diban ding jumlah penduduk Indonesia atau hanya sekitar 500 ribu investor dari sekitar 255 juta penduduk. Pasar Modal Indonesia semestinya sudah bisa menjadi tempat investasi yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia perlu dibiasakan berinvestasi agar tingkat pengembalian (return) di atas tingkat inflasi.
Salah satu cara untuk meningkatkan transaksi sa ham adalah dengan kegiatan transaksi marjin. Transaksi marjin yang ada saat ini adalah fasilitas pembiayaan transaksi yang diberikan perusahaan efek (PE) yang menjadi Anggota Bursa (AB) atau Anggota Kliring (AK) kepada nasabah atau investornya. Sesuai ketentuan saat ini, nasabah PE bisa bertransaksi saham sebanyak dua kali dari dana yang dimilikinya. Namun permasalahannya adalah sumber dana PE yang terbatas sehingga pemberian fasilitas margin pun terbatas. Sebagai gambaran, nilai outstanding transaksi margin di BEI per 30 Desember 2015 sebesar Rp1 triliun, dengan transaksi harian marjin Rp181,3 miliar atau dengan ratarata periode marjin selama 6 hari. Menurut Kepala Divisi Riset & Pengembangan Bisnis, Iding Pardi, aktivitas transaksi marjin di BEI selama ini masih memiliki beberapa kendala. Perta
belum ada institusi khusus yang memberikan fasili tas SF, terutama dalam pembiayaan transaksi marjin.
lembaga SF telah resmi didirikan pada Desember 2016 dengan nama PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI). Seperti diketahui, PEI dimiliki ketiga SRO (BEI, KPEI dan KSEI) sebagai pemegang saham dengan komposisi kepemilikan yang sama. Dalam tahap awal (20162017), modal disetor untuk PEI sebesar Rp250 miliar dengan modal dasar sebesar Rp1 triliun. “Ke depan, PEI diharapkan bisa mendapatkan sumber pendanaan dari pasar uang”, kata Iding. Ada beberapa layanan PEI yang akan disediakan bagi pelaku pasar modal, yakni, pembiayaan transaksi marjin beli, pembiayaan transaksi marjin
jual, securities lending borrowing and repo, pembiayaan penerbitan efek (IPO/underwriting), dan general loan. Namun untuk tahap awal, se pertinya akan fokus ke pembiayaan transkasi marjin.
Saat ini, PEI tengah me nyusun kelengkapan organi sasi dan mempersiapkan pengajuan izin operasional sebagai perusahaan pendanaan dari OJK dan persiapan
operasional lainnya, yaitu peraturan pendukung, pengembang an sistem dan infrastruktur, kerangka kerja dengan SRO, serta SDM. Sambil melakukan persiapan ope rasional tersebut, PEI akan melanjut kan sosialiasi dan edukasi kepada pelaku pasar. Banyak pihak berharap PEI bisa beroperasi tahun 2017. Namun untuk mewujudkannya tentunya banyak tantangan. “Untuk selanjutnya, tahapan persiapan operasional PEI akan dilakukan oleh manajemen perusa haan yang baru dipilih. KPEI sebagai SRO yang ditunjuk menjadi koordi nator pembentukan SF telah selesai mengantarkan pembentukan lem baga ini sesuai program TPIPM,” ujarnya.F
[TiM Redaksi]
T ma, keterbatasan fasilitas pembiayaan (funding) yang dapat diperoleh AB dari perbankan atau sumber lainnya untuk melakukan pembiayaan transaksi efek. Kedua, belum maksimalnya AB dalam mengelola dan memantau rekening nasabah, serta minimnya kemampuan back office AB serta terbatasnya informasi mengenai transaksi marjin. Ketiga, praktik pembiayaan transaksi efek oleh AB belum difasilitasi dan belum
memiliki infrastruktur yang terpusat. Selain itu juga peningkatan kegiatan transaksi efek perlu didukung oleh fasilitas pembiayaan yang memadai, sehingga dapat meningkatkan likuiditas transaksi efek. Atas dasar pertimbangan itulah, OJK mencantumkan inisiatif Securities Financing (SF) dalam masterplan OJK 20152019.
SF menjadi salah satu program Tim Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal (TPIPM) yang telah diputuskan pada Strategic Management Office (SMO) meeting pada 29 Maret 2016. Sosialisasi rencana implementasi SF telah di sampaikan dalam berbagai event dan pemberitaan oleh OJK dan SRO. latar belakang utama pembentukan SF lainnya karena di Indonesia saat ini
Gbr ilustrasi
Securities Financing, Memacu likuiditas Pasar
Nasabah
Standardized Margin Transaction Margin Financing Loan
Margin Buying
Trade Order
Margin Requirement
Aplikasi Pinjaman
Margin Requirement
Pinjaman dana untuk pembelian efek
Efek hasil transaksi sebagai collateral
Anggota Bursa Perusahaan Pembiayaan Efek
Internal Matching
Transaksi Marjin
Sistem Pembiayaan
Marjin
MEKANISME PEMBIAYAAN TRANSAKSI MARJIN
KPEI Newsletter4
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
A R T I K E l K H U S U S
dalam rangka market deepening surat utang, para pemangku keputusan sepakat membuat produk
derivatif surat utang negara bernama iGBF. nantinya, iGBF diharapkan bisa menambah varian
produk pasar modal indonesia
ebentar lagi ada satu produk baru dari pasar modal yang akan segera meluncur di lantai bursa.
Produk ini bernama IGBF atau Indonesia Goverment Bond Futures. IGBF ini merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying Surat Utang Negara (SUN). Kehadiran IGBF nantinya akan melengkapi produk derivatif yang sudah ada sebelumnya di Bursa Efek Indonesia, yaitu Kontrak Berjangka Index Efek (KBIE). Diharapkan dengan bergabungnya kontrak berjangka SUN ini, akan memperkaya ragam produk pasar modal Indonesia.
lahirnya IGBF ini juga merupakan program pengembangan pasar surat utang yang digagas oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Keuangan, otoritas pengawas dan SRO yang meliputi OJK, Bank Indonesia, BEI, KPEI dan IBPA (Indonesia Bond Pricing Agency). Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko per September 2016, menyebutkan bahwa jumlah SUN yang beredar tercatat sebesar Rp2.084,17 triliun. Dari angka yang besar tersebut, para pemangku kepenting an melihat, ada potensi be
S
siap Mendukung kehadiran iGBF
sar dari pasar SUN yang perlu dikembangkan lagi. Salah satunya dengan mengembangkan produk berjangka SUN ini.
Para pemangku kepentingan ini tentunya berharap IGBF juga memberikan manfaat bagi para pelaku pasar surat utang. Beberapa manfaat tersebut diantaranya, IGBF bisa menjadi sarana hedging atau lindung nilai, sarana abritase, view based trading, acuan untuk mengubah durasi portofolio surat utangnya, mengunci yield, dan sarana spekulasi. Disampaikan oleh Kepala Divisi Kliring Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek KPEI, Antonius Herman Azwar, BEI sudah menyiapkan dua kontrak IGBF. Dua kontrak ini berkode BM05 untuk surat utang seri benchmark lima tahun dan kontrak berkode BM10 untuk surat utang seri benchmark 10 tahun dengan periode kuartal yang jatuh tempo kontrak pada Maret, Juni, September, dan Desember.
Kedua kontrak IGBF ini memiliki jam perdagangan yang sama dengan
perdagangan saham di BEI. IGBF akan mengunakan sistem perdagangan yang sudah ada, yaitu Jakarta Automated Trading System (JATS). Platform sistem yang sama juga dipakai untuk transaksi saham. Hanya saja JATS ini lebih diperkaya lagi secara sistem agar bisa memfasilitasi perdagangan produk derivatif.
Menurut Antonius, Anggota Bursa yang sudah terdaftar menjadi Anggota Bursa derivatif dan telah terdaftar menjadi Anggota Kliring yang bisa memperoleh layanan jasa kliring dan penjaminan transaksi Kontrak Berjangka dan Opsi bisa langsung bertransaksi IGBF ini. Jika tidak ada aral melintang, seperti disampaikan Antonius, pada Maret 2017 kontrak IGBF ini akan segera meluncur. Saat ini KPEI sendiri sedang mempersiapkan sistem dan infrastruktur penyelesaian transaksi IGBF ini. “Untuk rancangan peraturan BEI telah disampaikan ke OJK, dan rancang an peraturan KPEI sedang dimintakan persetujuan kepada Dewan Komisaris”.
Beberapa sosialisasi ke pelaku pasar juga sudah dila kukan bahkan sudah dilakukan pengu jian integrasi sistem bersama BEI dan IBPA, namun belum dengan Anggo ta Kliring,” papar Anto nius.
Ia mengakui memang ada beberapa
tantangan dalam me ngembangkan IGBF ini. Seperti, belum transparannya pasar sekunder surat utang, pasar surat utang juga belum terlalu likuid, dan investor juga masih asing dengan kontrak derivatif. Menurutnya, ini menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. “Akhirnya ini menjadi tantangan buat SRO untuk lebih menggiatkan pasar ini. Mudahmudahan IGBF ini bisa memperkaya produk pasar modal,” tambahnya. Karena difasilitasi oleh bursa dan SRO terkait, menurutnya, pelaku akan lebih mudah bertransaksi. BEI dan KPEI menjamin bahwa semua transaksi pasar modal yang dilakukan di bursa akan lebih teratur dan transparan.F [TiM Redaksi]
BEI dan KPEI menjamin bahwa transaksi Kontrak Berjangka IGBF yang ditransaksikan di bursa akan lebih teratur dan transparan.
5
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
KPEI Newsletter
A R T I K E l K H U S U S
Survey Kepuasan Pelanggan KPEI 2016
Raih skor kepuasan 4,11 dan skor Persetujuan 4,37
sebanyak 82,2% anggota kliring yang menjadi responden Customer Satisfaction Survey menyatakan
puas dan 87,31% menyatakan persetujuannya atas kualitas layanan dan jasa kPei di tahun 2016.
kuran keberhasilan suatu perusahaan terletak pada kepuasan para pelanggannya atau pihak
yang menggunakan jasanya. Itulah mengapa banyak Perusahaan yang melakukan Customer Satisfaction Survey (CSS) secara berkala di setiap tahun. Tidak terkecuali KPEI yang sejak tahun 2001 melaksanakan kegiatan CSS. OJK bahkan memasukkan komponen CSS sebagai salah satu ukuran keberhasilan manajemen KPEI dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
Pelaksanaan CSS tahun 2016 dilaksanakan pada 28 Oktober11 November 2016 dengan periode penilaian meliputi layanan jasa KPEI sepanjang September 2015September 2016, dengan jumlah responden sebanyak 107 Anggota Kliring (AK). Ada tiga bagian pertanyaan dalam CSS tahun 2016. Pertanyaan pada bagian 1 untuk mengetahui Tingkat Persetujuan AK terhadap kualitas layanan Jasa Operasional KPEI, yang terdiri dari 16 pertanyaan dan terbagi atas tema Proses Operasional, Sistem Teknologi Informasi, Hukum dan Peraturan, serta layanan Petugas Customer Care KPEI. Pertanyaan pada bagian 2 untuk mengetahui Tingkat Kepuasan AK secara keseluruhan terhadap layanan KPEI, yang terdiri dari 1 pertanyaan. Sedangkan pada bagian 3 berisi pertanyaan dengan jawaban essai untuk meminta masukan dan tanggapan AK terhadap layanan KPEI.
Hasilnya, menurut Kepala Unit Keanggotaan dan Kepatuhan KPEI, Arief Setiawan, CSS untuk tingkat persetujuan mendapatkan skor total 4,37 dari skala 5, atau 87,31% responden menyatakan setuju dengan kualitas layanan yang telah diberikan oleh KPEI. Sementara itu, CSS untuk tingkat kepuasan secara umum diperoleh
data historis kolateral, eksposur, maupun trading limit untuk digunakan AK dalam meng analisa data.
Pada bagian halhal yang perlu diperbaiki terkait layanan KPEI secara keseluruhan, antara lain terkait proses penyelesaian dimana pada T+3 terkadang masih terjadi keterlambatan penerimaan hak bagi AK padahal AK yang bersangkutan telah menyelesai kan seluruh kewajibannya. Ter kait Ma najemen Agunan, penempatan Agu n an Efek Obligasi masih memerlukan konfirmasi terlebih dahulu, tidak bersifat realtime seperti saham. Saran perbaikan terutama ditujukan responden pada layanan customer care. Responden meng harapkan peningkatan pemaham an customer ca re tentang seluruh layanan KPEI. Masukan lainnya, dalam kondisi tertentu, pihak AK diberikan kemudahan berbicara kepada pihak yang berwenang dalam setiap bagiannya.
Menurut Arief Setiawan, CSS merupakan rangkaian awal dari kegiatan capacity building AK yang dilakukan KPEI setiap tahun. Setelah melaksa nakan CSS 2016, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai hasil CSS tersebut serta sosialisasi mengenai Ini siatif Strategis KPEI, dan diakhiri de ngan kegiatan Team Building AK di Bali pada 2527 November 2016. KPEI sangat berterimakasih kepada AK yang berpartisipasi dalam seluruh rangkaian kegiatan capacity building di tahun 2016.F [TiM Redaksi]
U skor total 4,11 dari skala 5, atau 82,2% responden menyatakan puas dengan layanan KPEI. Sementara CSS bagian essai diperoleh 130 masukan atau tanggapan dari AK.
Dari 130 tanggapan, sebanyak 57 mengenai informasi atau layanan KPEI yang dibutuhkan oleh AK namun belum tersedia saat ini. Sedangkan 73 masukan dan tanggapan seputar halhal yang perlu diperbaiki terkait layanan KPEI secara keseluruhan. Adapun jenis informasi dan layanan jasa KPEI yang disampaikan pada bagian essai mencakup Kliring dan Penyelesaian, Pinjam Meminjam Efek, Manajemen Risiko, Manajemen Agunan, Sistem Teknologi Informasi, Hukum dan Peraturan, Sosialisasi dan Pelatihan, serta Website dan Customer Care KPEI.
Untuk layanan yang dibutuhkan AK namun belum tersedia saat ini, diantaranya terkait fungsi payment agent yang dapat mengikat semua bank kustodian, sehingga proses kliring dan penyelesaian transaksi bursa melalui KPEI sebagai payment agent memiliki kepastian dalam pelaksanaannya. Terkait sistem member interface, ada usulan untuk menyediakan
Note : - Tidak termasuk nilai CSS dari eksternal (tahun 2008/2009) -Tahun2001&2012skalaCSStertinggl4,sedangkanlainnyamenggunakanskalaCSStertinggi5
3.00
4.22 4.45
4.42 4.35
4.46
3.30
4.03 4.07 4.17 4.11
nilai Css kPei 2001 - 2016
2001 2003 2004 2005 2006 2007 2012 2013 2014 2015 2016
KPEI Newsletter6
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
P R O F I l
tung pada divisi atau kegiatan yang akan diaudit. Bisa dilakukan dalam bentuk pengumpulan data, diskusi dengan divisi terkait, atau melihat proses dan aktivitas divisi tersebut.
Untuk melakukan kegiatan terse
but, SPI dilengkapi oleh satu kepala pimpinan, satu pemeriksa senior, dan empat pemeriksa atau total enam personel. Keenamnya memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Ini diperlukan karena nantinya, tiap personel akan mengaudit divisi yang berbeda, maka mereka harus menguasai proses kegiatan di masingmasing divisi.
Agar SPI bisa mengaudit dengan baik dan tepat, Satya Birawa mengatakan sebelumnya para auditor ini akan magang terlebih dahulu di divisi yang akan belum dikuasai bisnis prosesnya. “Jadi semua harus menguasai bisnis KPEI. Personelnya harus magang dulu, karena audit ini bukan hanya audit dokumen saja tapi juga terkait dengan
P R O F I l
Bukan untuk mencari-cari kesalahan, satuan Pemeriksa internal hadir untuk memastikan seluruh proses kerja dan kegiatan kPei sudah sesuai dengan pedoman dan
prosedur.
atuan Pemeriksa Internal atau disingkat SPI menjadi satusatunya unit kerja yang mengetahui
hampir seluruh proses kerja di KPEI. Hal tersebut memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab SPI. Fungsi unit kerja ini untuk memberikan keyakinan dan memastikan seluruh proses kerja dan kegiatan KPEI sudah sesuai dengan pedoman dan prosedur. Dalam memberikan keyakinan tersebut, para awak SPI melakukannya dengan cara memeriksa (audit) ke seluruh unit kerja yang ada di KPEI. Selain fungsi audit, SPI juga bertugas memberikan konsultasi kepada divisi KPEI yang membutuhkan.
Dikepalai oleh Satya Birawa sebagai Kepala Satuan Pemeriksa Internal, SPI akan memastikan tiap divisi KPEI telah memenuhi dan menaati pedoman kerja serta prosedur yang berlaku. Satya mengatakan setiap awal tahun, pihak nya membuat rencana kerja audit untuk menentukan bagian atau fungsi KPEI yang perlu diperiksa. “Dilakukan dengan mengaudit seluruh fungsi agar sesuai dengan aturan atau prosedur yang berlaku, sesuai standar mutu ISO, dan juga beberapa fungsi telah mengi kuti pedoman dari Principle for Financial Market Infrastructure (PFMI),” ujarnya.
Ditambahkan Satya, SPI melakukan rencana audit tersebut salah satunya berdasarkan masukan dari unit Enterprise Risk Management (ERM). ERM ini nantinya akan menunjukkan kepada SPI tentang risiko dan kontrol dari masingmasing unit dan untuk selanjutnya dilakukan audit ke unit tersebut.
Dalam melakukan tugasnya, SPI memiliki cara audit yang beragam untuk tiap divisi. Pemeriksaan ini tergan
S
Memastikan kPei Berjalan pada Jalurnya
aktivitas bisnisnya,” katanya. Ditambahkan oleh Pemeriksa Senior yakni Budiono, para auditor ini juga diberikan pelatihan dan mengikuti ujian sertifikasi terkait audit agar lebih mumpuni dalam mengaudit.
Khusus untuh divisi Information Technology (IT), SPI mengakui pihaknya perlu mendalami bidang yang satu itu. Apalagi IT ke depannya merupakan bagian yang menjadi tulang punggung penunjang operasional perusahaan. “Target SPI tahun 2017, melakukan
IT Audit karena salah satu rekomendasi PFMI harus dilakukan audit operasional dan IT setiap tahunnya. Oleh karena itu, di 2017 SPI akan menggandeng auditor eksternal yang telah berpengalaman di bidang audit IT sebagai cosourcing internal audit. “Nantinya di tahuntahun menda tang, jika SPI sudah mendapat ilmunya maka akan dilakukan secara internal,” tambah Satya.
Dalam melakukan kegiatan auditnya, tak jarang SPI menghadapi resistensi dari divisi yang akan diaudit. Menurut Satya, pihaknya kerap dianggap hendak mencaricari kesalahan. Padahal, fungsi dan tugas SPI bukanlah mencari ke salahan tetapi bersamasama memperbaiki dan mencari solusi sesuai dengan tata kelola
dan peraturan per usahaan. “Kalau kita datang, bisa jadi pihak yang akan diaudit, tidak akan menceritakan atau memberikan data. Makanya setiap masuk, kita berdiskusi untuk bersamasama menyelesaikan,” katanya.
Budiono menambahkan, SPI setiap tahunnya diaudit oleh tim Audit Mutu Internal (AMI) dan regulator OJK. AMI ini merupakan tim auditor yang berasal dari beberapa divisi KPEI yang terpilih dan telah mengikuti pelatihan auditor ISO 9001:2008.F [TiM Redaksi]
Profil Satuan Pemeriksa Internal
Selain memastikan proses kerja divisi
telah berjalan sesuai dengan prosedur, SPI
juga memberikan konsultasi kepada
divisi yang membutuhkan.
7
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
KPEI Newsletter
A R T I K E l K H U S U S
kPei mengoperasikan sistem e-CleaRs yang baru di awal 2017 untuk mengantisipasi peningkatan volume dan nilai transaksi efek, penambahan produk baru, jenis pasar baru bahkan jenis partisipan baru yang akan mewarnai perkembangan pasar modal
indonesia ke depan.
ebih berwarna, fresh dan terkesan dinamis, inilah wajah baru Electronic Clearing and
Guarantee System (eCLEARS), yang merupakan sistem utama KPEI dalam menjalankan proses kliring untuk transaksi efek bersifat ekuitas dan pinjam meminjam efek. Sesuai masterplan OJK, dalam mengantisipasi peningkatan transaksi di BEI, maka KPEI perlu memperbaharui sistem kliring dan penjaminan.
eClEARS yang selama ini menjadi sistem utama KPEI dibuat pada tahun 2000 atau 16 tahun yang lalu. Ketika itu, menurut Jerri Parulian, Kepala Divisi Pengembangan Teknologi Informasi, transaksi harian di BEI masih sekitar puluhan ribu kali. Saat ini, transaksi harian BEI sudah meningkat menjadi 400500 ribu kali transaksi per hari. Ada tiga alasan mengapa eClEARS diperbaharui ketika menyusun arsitektur new eClEARS. Pertama, transaksi perdagangan di BEI yang terus meningkat, seiring dengan pencanangan peningkatan kapasitas sistem untuk melayani 2,5 juta kali transaksi. Kedua, teknologi yang harus terus diupgrade untuk mengurangi keterbatasan sistem lama. Ketiga, untuk menghadirkan sistem yang fleksibel (flexibility system) yang mampu secara dinamis mengikuti penambahan perubahan bisnis.
Menurut Kepala Divisi Riset & Pengembangan Bisnis Iding Pardi, ada dua kepentingan dalam penyusunan arsi tektur baru eClEARS, yakni secara teknis dan secara bisnis. Secara teknis pembaharuan sistem dilakukan untuk meningkatkan performance teknologi dan infrastruktur. Sementara dari sisi bisnis, dibuat untuk memfasilitasi munculnya produkproduk baru, contohnya produk derivatif yang menghadirkan varian baru berupa kontrak berjangka dengan underlying surat utang negara.
Selanjutnya, new eClEARS dibutuhkan untuk mengantisipasi perkembangan pasar, tidak hanya sebagai fasilitator penyelesaian transaksi bursa secara multilateral, juga untuk penyelesaian transaksi diluar bursa (over the counterOTC) dan transaksi bilateral. Selain itu, secara bisnis, sistem baru dibuat untuk mengantisipasi penambahan partisipan, dari sebelumnya KPEI hanya memfasilitasi Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Kliring (AK), ke depan juga memfasilitasi masuknya Bank Kustodian (BK) sebagai anggota KPEI, yang merupakan bagian dari implementasi General Clearing Member. “Sistem baru new eClEARS memiliki kelebihan moduler, fleksibel, dan rule base architecture,” ujar Iding.
Keunggulan pertama new eClEARS bisa dinilai dari peningkatan kapasi
L
New e-CleaRs, aman & Fleksibel
tasnya. Menurut Jerri, new eClEARS memiliki kapasitas data trade 2,5 juta kali atau lima kali dibanding eClEARS lama yang memiliki kapasitas data trade 500 ribu kali transaksi. Kapasitas settlement new eClEARS menjadi sekitar 1,25 juta instruksi settlement atau meningkat delapan kali diban ding eClEARS sebelumnya yang memiliki kapasitas settlement hanya sekitar 150 ribu instruksi settlement. Kelebihan kedua new eClEARS terlihat pada Graphical User Interface (GUI) yang lebih menarik dan user friendly. Ketiga, sistem ini juga mendukung ketersediaan fiturfitur baru yang lebih baik seperti sorting kolom, filter, pemilihan kolom, notifikasi, email dan tampilan yg lebih berwarna.
Kelebihan lain dijelaskan Jerri, new eClEARS dibuat scalable. Scalability merupakan kemampuan sistem yang memungkinkan adanya penambahan kapasitas sistem menjadi lebih mudah. Dengan fitur scalability ini, KPEI dengan mudah dapat meningkatkan kapasitas sistem sesuai dengan beban pekerjaan yang dibutuhkan, dengan hanya menambahkan sejumlah server tanpa harus mengganti server yang sudah ada, dan dapat dilakukan tanpa harus mematikan sistem. Selain itu, tingkat availability juga meningkat dan keamanan sistem dibuat berlapis (multilayer).
Saat ini new eClEARS tengah memasuki proses pre implementasi. Setelah tahap implementasi selesai, maka eClEARS versi lama akan diswitch off ke new eClEARS dengan pemindahan datadata yang ada di sistem lama ke sistem yang baru. Tentunya ini dilakukan tanpa mengganggu aktivitas penyelesaian transaksi. Para pengguna jasa KPEI diharapkan akan segera menikmati wajah baru dan fitur baru eClEARS di kuartal I 2017. F [TiM Redaksi]
KPEI Newsletter8
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
nancial Market Infrastructure (PFMI) yang dikeluarkan IOSCO. Bahkan Financial Stability Board (FSB) juga telah menerbitkan panduan dalam penyusunan resolution plan dalam rangka menjaga stabilitas sektor keuangan.
Berdasarkan rekomendasi IOSCO maupun FSB, CCP harus bekerjasama
dengan Otoritas dan Stakeholder untuk menyusun recovery plan dan resolution plan agar dapat memenuhi dengan rekomendasi PFMI. KPEI telah mengadopsi dan menerapkan standar Recovery Plan. Penerapan standar Recovery Plan bisa membantu Otoritas dalam hal ini OJK untuk mempersiapkan dan melaksanakan resolution plan.
Kepala Unit Riset dan Perencanaan Strategis, Doni Irawan menjelaskan,
industri pasar modal harus punya konsep resilience plan, recovery plan dan resolution plan untuk
menangani kegagalan penyelesaian transaksi bursa. Meski demikian, belum ada resolution plan bila CCP mengalami masalah. sebagai sumbangan kepada
industri, kPei melakukan kajian untuk menemukan solusi bila CCP menghadapi masalah.
erjadinya krisis keuangan 20072008, membuat pemerintah dan pelaku industri keuangan global
sadar akan pentingnya pengelolaan risiko serta solusi yang dibutuhkan jika krisis berdampak sistemik. Hal ini juga menginspirasi industri pasar modal dunia untuk memikirkan hal yang sama dalam mencegah dan menangani krisis yang mungkin terjadi. Tak terkecuali bagi IOSCO, yang merupakan badan regulator pasar modal dunia yang mensyaratkan dalam salah satu prinsipnya bahwa Financial Market Infrastructure, diantaranya seperti Central Counterparty (CCP) harus memiliki ketahanan (resilience) saat menghadapi kejadian default partisipannya dan kondisi ekstrim lainnya.
CCP pun mutlak punya rencana pemulihan (recovery) yang memungkinkan untuk meng alokasikan credit losses (kerugian kredit) maupun kesulitan likuiditas untuk memenuhi kebutuhan keuangan dan likuiditas pada waktu yang tepat, dimana recovery merupakan rencana pemulihan yang diusahan oleh CCP. Jika langkah recovery oleh CCP tidak mampu menanggulangi kegagalan para partisipan, maka diperlukan resolusi (resolution) untuk memfasilitasi kegagalan dari CCP tersebut.
CCP berperan dalam mengelola risiko, dengan cara mengurangi risiko pasar. Hal ini dilakukan dengan melakukan perhitungan dan penanggulangan risiko. Melihat pentingnya penanganan potensi risiko pasar, CCP di berbagai negara berinisiatif menyusun recovery plan dan resolution plan. Hal ini sejalan dengan rekomendasi Principle for Fi
pada tahapan resilient dan recovery plan, sejauh ini KPEI sudah menerapkan langkahlangkah standar penyelesaian transaksi bursa jika terjadi kegagalan sebagaimana tercantum dalam Peraturan OJK No.26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan Penyelesaian Tran saksi Bursa. “Tahapan resilient dan recovery sudah diatur dalam POJK di atas, mulai dari penggunaan agunan AK gagal, cadangan jaminan, fasilitas kredit bank, dana jaminan, terakhir sumber keuang an lain yang berasal dari kontribusi AK lain yang tidak gagal, yang disebut jaringan kredit,” ujar Doni Irawan.
Kepala Divisi Riset dan Pengembang an Bisnis, Iding Pardi menambahkan, pada tataran recovery plan, memang sudah ada rumusan standar penanganan masalah. Namun belum ada standar baku menyangkut resolution plan. “Muncul usul dan saran untuk merumuskan standar resolution plan terkait kelangsungan usaha maupun operasional CCP. Di level global, proses ini baru pada tahap consultation paper,” ujar Iding Pardi.
Karena belum adanya standar resolution plan, CCP di tiap negara diharap kan memberikan usulan rumus an kebijakan standar tersebut. Metode tradisional yang selama ini dapat digunakan adalah bailout. Namun, konsep bailout tidak punya standar baku yang rawan de ngan penyalahgunaan kewenangan, bah kan berpotensi menimbulkan persoalan baru. Untuk itu, KPEI dalam menyimpulkan kajian
nya, terdapat alternatif resolution plan yang dapat dipilih, namun masih harus dikaji lebih lanjut. Diantaranya seperti menghentikan layanan kliring dan penjaminan, mengasuransikan kegiatan layanan yang dilakukan KPEI, atau memindahkan layanan kliring dan penjaminan KPEI ke CCP atau institusi lain yang ditunjuk otoritas.F
[TiM Redaksi]
T
Mengatasi Risiko lewat ‘Recovery & Resolution Plan’
E D U K A S I
Agunan AK Default
Cadangan Jaminan (Skin in the game)
Kredit Bank
Dana Jaminan
Credit Ring (Loss Distribution)
Rec
ove
ryR
esili
ent
KPEITAHAPAN RESILIENT DAN RECOVERY PLAN
9
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
KPEI Newsletter
tition. KPEI fun corner menghadirkan acara nonton bersama dengan film “English Vinglish” pada 25 November 2016, yang menceritakan tentang bagaimana seseorang Ibu muda India mempelajari Bahasa Inggris untuk memotivasi diri bahwa belajar dapat dilakukan dengan kemauan seseorang. Sedangkan Office Support English Competition merupakan kompetisi pertama yang dilakukan oleh COP Bahasa pada 28 Oktober 2016. Kegiatan ini dihadiri oleh sembilan peserta dari Office Support yang bertujuan untuk menyediakan medium berkompetisi dengan kemampuan berbahasa Inggris. Kegiatan ini terdiri dari tiga babak, yakni babak tekateki silang, scrabble, dan ujian lisan.
Terakhir, kegiatan Inter Region English Competition yang dilaksanakan pada 16 Desember 2016. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan dan menguji kemampuan Bahasa Inggris antar region. Meski ada beberapa divisi yang tidak beruntung dalam kompetisi, namun suasana keceriaan dan kehebohan masih sangat terasa.F [TiM Redaksi]
E D U K A S I
keseruan kegiatan klik di Penghujung akhir 2016
esadaran atas information security perlu ditanamkan pada seluruh karyawan, apalagi hal
tersebut merupakan program kerja KPEI dalam mengimplementasikan pasal ISO 27001. Melalui kegiatan Thanks Klik It’s Friday, perwakilan divisi Operasional Teknologi Informasi memaparkan penting nya penanganan Cyber Attack dalam upaya menjaga keberlangsungan perusahaan, value information, koneksi jaringan komputer dan reputasi perusahaan. Kegiatan ini dilakukan pada 18 November 2016, dan berhasil menarik perhatian KlIK’ers untuk bertanyatanya ke narasumber.
Tidak hanya sharing seputar pekerjaan, kegiatan lainnya yang berhasil diselenggarakan dan diikuti oleh KlIK’ers, diantaranya adalah sharing ketrampilan pembuatan Decoupage pada 21 Oktober 2016. Sharing ini diprakarsai oleh COP Hobby, dimana KlIK’ers dapat mencoba sendiri membuat tas, pouch dan dompet dengan cara menempelkan kertaskertas yang telah digunting di sebuah media serta dipadu dengan teknik pewarnaan yang unik. Hasil akhir percobaan ini dapat disimpan atau digunakan langsung oleh KlIK’ers. Terkait kegiatan olahraga, telah diselenggarakan Turnamen KPEI 2016 pada bulan SeptemberOktober 2016, sebagai rangkaian program
Ulang Tahun KPEI yang ke20. Jenis olahraga yang dipertandingkan adalah tenis meja, tenis lapangan, squash, futsalfutsil, bulutangkis, paintball, serta fotografi. Keramaian dalam aktivitas ini selalu hadir dengan semangat dan penampilan dari masingmasing divisi yang terlibat untuk menyemangati tim yang akan bertanding.
COP lainnya yang tidak kalah seru, yaitu COP Bahasa yang berhasil melaksanakan tiga kegiatan, yakni KPEI Fun Corner, Office Support English Competition dan Inter Region English Compe
K
Thanks KLIK It’s Friday dan CoP Sharing di Triwulan iV 2016.
KPEI Newsletter10
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
Forum diskusi implementasi Tri-Party RepoPada 17 Oktober 2016, KPEI menyelenggarakan forum diskusi terkait Implementasi TriParty Repo di Ruang Seminar BEI, Jakarta. Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan Anggota Kliring, Bank Kustodian, OJK dan SRO ini bertujuan untuk memaparkan mekanisme bisnis dan penggunaan sistem TriParty Repo, sekaligus untuk mendengarkan langsung pendapat dari pelaku pasar terkait mekanisme tersebut.
K I l A S P E R I S T I w A
kunjungan securities Board of nepal dan Citizen investment TrustKPEI menyambut baik kunjungan bisnis delegasi Securities Board of Nepal (SEBON) dan Citizen Investment Trust (CIT) Nepal pada 5 Oktober 2016 di Ruang Rapat KPEI, Jakarta. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian studi banding delegasi Nepal ke OJK, SRO, Perusahan Efek dan Manajer Investasi, dengan tujuan untuk mempelajari regulasi, pengawasan, pengembangan dan mekanisme pasar modal Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh Direksi dan perwakilan Kepala Divisi KPEI serta stafnya.
Rapat umum Pemegang saham luar Biasa kPei Tahun 2016KPEI mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham luar Biasa (RUPSlB) pada 14 Oktober 2016 di VIP Meeting Room BEI, Jakarta. Seluruh Direksi, Dewan Komisaris, Komite Audit, dan perwakilan Divisi KPEI serta pemegang saham yakni BEI hadir dalam RUPSlB ini. RUPSlB yang dipimpin oleh Komisaris Utama KPEI, menghasilkan keputusan rapat berupa persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan KPEI tahun 2017.
acara Pembukaan indonesia Investment Festival 2016Dalam rangka memeriahkan bulan inklusi keuangan serta sebagai rangkaian kegiatan kampanye nasional “Yuk Nabung Saham”, KPEI bersama dengan BEI dan KSEI menyelenggarakan Expo Yuk Na bung Saham dengan tema “Indonesia Investment Festival (Investival) 2016” pada 2123 Oktober 2016 di Mall Taman Anggrek, Jakarta.
kunjungan Bisnis International Capital Market Association Pada 11 November 2016, KPEI menerima kunjungan bisnis dari perwakilan International Capital Market Association (ICMA) yakni Mustaq Kapasii (Chief Representative Asia Pacific) and Allan Malvar (Managing Director Head of MembershipEducation & Communication) di kantor KPEI, Jakarta. Kunjungan ICMA tersebut bertujuan untuk lebih mengenal pengurus KPEI sebagai anggota baru ICMA pada Agustus 2016 lalu. Kunjungan disambut oleh Indriani Darmawati selaku Direktur, Suryadi selaku Sekretaris Perusahaan dan Roni Gunardi selaku Kepala Divisi Penjaminan dan Pengendalian Risiko.
Gathering Wartawan Pasar ModalDalam rangka menjaga hubungan baik antara SRO dan wartawan pasar modal, KPEI bersama BEI dan KSEI menyelenggarakan kegiatan gathering wartawan pasar modal 2016 pada 30 September – 2 Oktober 2016 di Bali. Kegiatan yang dihadiri oleh 58 wartawan tersebut, dibuka dengan kegiatan workshop dengan menghadirkan pembicara dari SRO dan anak perusahaan, seperti ICAMEl, IBPA dan SIPF.
11
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
KPEI Newsletter
ACG General Meeting ke-20Asia Pacific Central Securities Depository Group (ACG) mengadakan kegiatan ACG General Meeting ke20 (ACG20) pada 59 Desember 2016 di Teheran, Iran. Kegiatan ACG20 ini, bertemakan “Need of Further Collaboration of CSDs in the Evolving Business Environment” yang diselenggarakan oleh Central Securities Depository of Iran dan dihadiri oleh 21 perwakilan negaranegara ACG termasuk KPEI dan KSEI sebagai perwakilan dari Indonesia. Sebagai wakil dari KPEI, hadir Sunandar selaku Direktur, Iding Pardi selaku Kepala Divisi Riset & Pengembangan Bisnis dan Suryadi selaku Sekretaris Perusahaan.
Penutupan Perdagangan Bursa 2016Seremonial Penutupan Perdagangan Bursa yang diselenggarakan pada 30 Desember 2016 di Mainhall BEI, Jakarta dengan pemukulan gendang, dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution, Gubernur BI Agus D.w. Martowardojo, Ketua Dewan OJK Muliaman D. Hadad, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, Anggota Dewan Komisioner dan Pejabat OJK, Direksi dan Dewan Komisaris SRO serta anak perusahaannya, dan seluruh pemangku kepentingan.
K I l A S P E R I S T I w A
seminar indonesia Economic Outlook 2017 KPEI, BEI dan KSEI serta didukung oleh OJK telah menyelenggarakan Seminar Indonesia Economic Outlook 2017 pada 23 November 2016 di Mainhall BEI, Jakarta. Seminar ini diisi dengan pemaparan dari Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI mengenai optimisme kondisi keuangan Indonesia serta mengajak para undangan untuk berpartisipasi mengikuti program Pengampunan Pajak.
Capacity Building akKPEI menyelenggarakan kegiatan capacity building Anggota Kliring tahun 2016 yang meliputi pelaksanaan customer satisfaction survey (CSS) 2016, sosialisasi hasil CSS 2016 dan program strategis KPEI 2017 serta penyelenggaraan team building di Bali. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas layanan dan produk KPEI serta menjalin kerjasama dan keakraban KPEI dengan seluruh Anggota Kliring.
Workshop Securities Financing KPEI menyelenggarakan workshop Securities Financing pada 25 November 2016 di Ruang Auditorium BEI, Jakarta. Workshop ini bertujuan untuk menyampaikan update progress KPEI atas kegiatan pengembangan Securities Financing serta sharing knowledge pelaksanaan Securities Financing oleh Japan Securities Finance Co (JSF). Workshop tersebut dihadiri oleh Toshihiro Oritate (Managing Director of JSF.), Nagatomi Atsushi (Deputy Manager of Planning Department of JSF), Direktur SRO, Direktur Anggota Kliring, serta beberapa undangan dari BEI, KPEI, dan KSEI.
sosialisasi konsep Peraturan Perdagangan dan kliring kontrak Berjangka surat utang negaraKPEI dan BEI menyelenggarakan sosialisasi tentang Konsep Peraturan BEI dan KPEI terkait Perdagangan dan Kliring Kontrak Berjangka Surat Utang Negara pada 15 November 2016 di Mainhall BEI, Jakarta. Acara yang dihadiri oleh seluruh Anggota Bursa atau Anggota Kliring ini menghadirkan pembicara Bapak Reynant Hadi dan Bapak Antonius Herman Azwar dari KPEI serta Ibu Erna Dewayani dan Bapak Andi Priatna dari BEI.
KPEI Newsletter12
Edisi 1 I Triwulan I l 2017
POsisi dana JaMinanJenis Pasar nilai (Rp) Persentase
Ekuiti 2,287,777,607,006 64.88%
Derivatif-Kontrak Berjangka 596,485,531 0.02%
Surat Utang 1,087,103 0.00%
Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Ekuiti, KBIE dan Obligasi 1,237,892,299,813 35.10%
Total 3,526,267,479,453 100.00%
nilai (Rp)
Cadangan Jaminan 139,247,833,382
POsisi CadanGan JaMinan
Data sampai dengan 30 Desember 2016
Jenis instrumen nilai agunan (Rp) Persentase Uang 479,431,717,713 4.10%Saham 10,922,912,738,858 93.33%Obligasi 300,586,408,877 2.57%
Total 11,702,930,865,448 100.00%
kOMPOsisi aGunan ONLINE
Data per 30 Desember 2016
Jenis instrumen nilai agunan (Rp) Persentase
Bank Garansi 5,142,122,000,000 65.62%Deposito 2,161,863,169,345 27.59%Dana Minimum Kas 520,356,937,718 6.64%Saham Bursa 11,400,000,000 0.15% Total 7,835,742,107,063 100.00%
kOMPOsisi aGunan OFFLINE
* Data per 30 Desember 2016
S TAT I S T I K
Penggunaan (Rp) Biaya (Rp)
Total Penggunaan 188,049,969,142,522 5,223,610,254
RataRata Bulanan 15,670,830,761,877 435,300,855
RataRata Harian 770,696,594,846 21,408,239
FasiliTas INTRAdAy
Data sampai dengan 30 Desember 2016
Data sampai dengan 30 Desember 2016
aCs JuMlah ak(ACS)
Volume (lembar) nilai (Rp) ak serah
ak Terima
Total 345,075,503 122,559,570,876 57 163
Tertinggi harian 116,823,700 37,383,584,000 3 21
Rata-rata harian 2,184,022 775,693,487 0 1
Terendah harian
ALTERNATE CASh SETTLEMENT (aCs)
Data sampai dengan 30 Desember 2016
TRansaksi PinJaM MeMinJaM eFek
BulanTotal Rata-Rata Harian Jumlah
HariNilai (Rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) Nilai (Rp) Volume (lembar)
Januari 13,934,556,000 8,645,800 10 449,501,806 278,897 31Februari 9,182,783,000 5,893,200 13 316,647,690 203,214 29Maret 10,049,055,000 1,544,700 10 324,163,065 49,829 31April 9,406,630,200 347,200 4 313,554,340 11,573 30Mei 6,602,756,000 1,803,400 6 212,992,129 58,174 31Juni 2,807,669,500 751,200 12 93,588,983 25,040 30Juli 3,610,911,500 1,264,700 4 116,481,016 40,797 31
Agustus 68,099,140,300 27,387,100 19 2,196,746,461 883,455 31September 89,957,886,500 27,895,900 34 2,998,596,217 929,863 30
Oktober 7,654,918,400 3,476,500 10 246,932,852 112,145 31November 1,026,722,000 725,100 9 34,224,067 24,170 30Desember 57,178,688,300 12,805,000 11 1,905,956,277 426,833 30
Total 279,511,716,700 92,539,800 142 765,785,525 253,534 365
PenYelesaian TRansaksi BuRsa
Data sampai dengan 30 Desember 2016
Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi
Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)
Total 65,184,653 1,946,284,493,384 1,846,228,637,647,140 557,449,530,900 683,937,259,112,300 57.43 44.02
Tertinggi harian 433,892 36,112,553,728 189,168,979,219,084 7,719,129,900 5,882,714,100,200 76.85 55.20
Rata-rata harian 264,978 7,911,725,583 7,504,994,461,980 2,266,055,004 2,780,232,760,619 54.66 43.97
Terendah harian 167,677 2,775,034,553 3,442,627,882,620 1,040,929,000 1,454,152,213,400 43.43 36.41