program rumah perlindungan pekerja ......impelementasi kebijakan perlindungan hak perempuan dalam...
TRANSCRIPT
IMPELEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DALAM KETENAGAKERJAAN
(Peraturan Menteri PPPA No. 1 Tahun 2020 tentang Penyediaan Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan
di Tempat Kerja)
DISAMPAIKAN OLEH VENNETIA R DANES
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI
JAKARTA, 17 DESEMBER 2020
Struktur
Organisasi
(Permen PPPA No.
4 Tahun 2020
tentang
Organisasi dan
Tata Laksana
Kemen PPPA)
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
SETMEN
DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN KHUSUS
ANAK
DEPUTI BIDANG
KESETARAAN GENDER
DEPUTI BIDANG
PEMENUHAN
HAK ANAK
Staf Ahli Menteri Bidang Penanggulangan Kemiskinan
Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional
Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Keluarga
DEPUTI BIDANG
PARTISIPASI MASYARAKAT
DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN HAK
PEREMPUAN
SEKRETARIS
DEPUTI
ASDEP PHP
PEKERJA DAN
TPPO
ASDEP PERUMUSAN
KEBIJAKAN PHP
ASDEP PHP
DALAM RUMAH
TANGGA DAN
RENTAN
ASDEP PELAYANAN
PEREMPUAN KORBAN
KEKERASAN
Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
Amanat UUD 1945 Pasal 27 ayat 2
Amanat UUD 1945 Pasal 28D
Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja
Beijing Platform for Action (1995) dan
Convention on the Elimination of
Discrimination Against Women (CEDAW)
Indonesia sebagai salah satu Negara yang ikut menandatangani
Beijing Platform dan turut serta meratifikasi Konvensi CEDAW,
mewajibkan Negara untuk tidak melakukan praktek-praktek
diskriminasi terhadap perempuan khususnya di bidang
ketenagakerjaan
5 ARAHAN PRESIDEN KEPADA MENTERI PPPA
01Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam
kewirausahaan
02Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam
pendidikan atau pengasuhan anak
03Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan
anak
04 Penurunan pekerja anak
05 Pencegahan perkawinan anak
Poin nomor 3 sesuai dengan Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa Kemen PPPA memiliki wewenang dalam sub urusan perlindungan perempuan
6
TAMBAHAN TUGAS DAN FUNGSI KEMEN PPPA
Hasil Rapat Terbatas Penanganan Kasus
Kekerasan pada Anak pada tanggal 9
Januari 2020
Kemen PPPA mendapatkan tambahan
tugas dan fungsi penyedia layanan
rujukan akhir pendampingan bagi
perempuan dan anak korban kekerasan
Perpres No. 65 Tahun 2020 tentang Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak RI
KONDISI PEKERJA PEREMPUAN DI INDONESIA
Berdasarkan data dari
Sakernas pada bulan Februari
tahun 2020, bahwa terdapat
perbedaan TPAK antara laki-
laki dan perempuan. TPAK laki-
laki tercatat sebesar 83,82
persen dan TPAK perempuan
sebesar 54,56 persen.
HASIL SURVEY PENGALAMAN HIDUP PEREMPUAN NASIONAL
(SPHPN) 2016
Selain itu data dari SIMFONI pada tahun 2020 menunjukkan bahwa kasus
perempuan yang mengalami kekerasan fisik berjumlah 5.896 kasus,
kekerasan psikis berjumlah 4.691 kasus, kekerasan seksual berjumlah 6.225
kasus, penelantaran berjumlah 1.622 kasus, trafficking berjumlah 359 kasus,
eksploitasi berjumlah 102 kasus, dan yang mengalami kekerasan lainnya
berjumlah 1.409 kasus.
Jumlah korban kekerasan berdasarkan tempat kejadian pada tahun 2020,
diklasifikasikan menjadi beberapa tempat diantaranya adalah di rumah
tangga, di tempat kerja, di sekolah, di Lembaga Pendidikan kilat, di fasilitas
umum, dan lainnya. Untuk kasus kekerasan yang terjadi di tempat kerja
terdapat 245 kasus.
KRONOLOGIS PEMBENTUKAN RUMAH PERLINDUNGAN PEKERJA PEREMPUAN
UPAYA PERLINDUNGAN KEMEN PPPA DARI KEKERASAN BERBASIS GENDER DI TEMPAT KERJA
Menimbang
13 Pasal
BATANG TUBUH PERMEN PPPA NO. 1 TAHUN 2020
5 Bab
1 Lampiran
Mengingat
Peraturan perundang-undangan terkait
seperti CEDAW, UUD 1945, UU No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, Perpres No.
65 Tahun 2020 tentang Kemen PPPA, Permen
PPPA No. 4 Tahun 2020 tentang SOTK Kemen
PPPA.
• Bab 1 tentang Ketentuan Umum
• Bab 2 tentang Pelaksanaan
• Bab 3 tentang Pendanaan
• Bab 4 tentang Pemantauan, Laporan dan
Evaluasi
• Bab 5 tentang Ketentuan Penutup
RUMAH PERLINDUNGAN PEKERJA PEREMPUAN
Tempat, ruang, sarana, dan/atau
fasilitas yang disediakan untuk
memberikan perlindungan dan
pemenuhan hak terhadap
pekerja perempuan di tempat
kerja.
Pasal 1 angka 1 Permen PPPA No. 1 tahun 2020
MAKSUD PENYEDIAAN RUMAH PERLINDUNGAN PEKERJA PEREMPUAN (RP3)
Penyediaan RP3 di Tempat Kerja dimaksudkan sebagai acuan
bagi pemangku kepentingan seperti: pengusaha, instansi yang
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan, Dinas atau
Lembaga terkait pekerja/buruh dan pegawai/karyawan
perempuan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Serikat Pekerja,
Aparat Penegak Hukum, dokter, psikiater, psikolog yang akan
berperan dalam menjalankan Rumah Perlindungan Pekerja
Perempuan (RP3) di Tempat Kerja
TUJUAN PERMEN PPPA NO. 1 TAHUN 2020
Tersedianya RP3 di tempat kerja
Adanya mekanisme atau prosedur dalam
penyediaan RP3 di tempat kerja
Adanya kerja sama dan koordinasi dalam
penanganan Pekerja/Buruh dan Pegawai perempuan
korban masalah ketenagakerjaan, diskriminasi,
kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia di
Tempat Kerja
Menteri PPPA melakukan peresmian RP3 di PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon (KIEC) pada tanggal 20 Desember 2019.
Foto : Humas Kemen PPPA.
Pasal 3 Permen PPPA No. 1 tahun 2020
TUPOKSI PENANGANAN KASUS RP3
Non Diskriminasi
Artinya pelayanan yang diberikan tidak membedakan suku,
agama, ras, kepercayaan dan status sosial.
MenghormatiArtinya dalam memberikan layanan dapat dipercaya untuk
menolong pekerja/buruh dan pegawai perempuan yang
mengalami masalah.
Menjaga Privasi dan Kerahasiaan Artinya layanan yang diberikan harus melindungi privasi dan
menjamin kerahasiaan, identitas, dan informasi. Dalam
memberikan layanan harus dilakukan di tempat yang aman
dan terjamin kerahasiaannya, serta tidak ada orang lain
yang mengetahui sehingga terbangun kepercayaan dan
rasa aman.
Memberi rasa aman dan nyaman
Artinya memastikan pekerja/buruh dan pegawai
perempuan dapat menceritakan permasalahan yang
dialami dengan rasa aman dan nyaman.
PRINSIP TATA KELOLAPELAKSANAAN PENYEDIAANRP3 DI TEMPAT KERJA
Pasal 4 Permen PPPA No. 1 tahun 2020
PRINSIP TATA KELOLAPELAKSANAAN PENYEDIAANRP3 DI TEMPAT KERJA
Menghargai Perbedaan Individu
Artinya setiap individu harus dipandang unik dan memilikipengalaman hidup yang berbeda sehingga tidak bolehdibandingkan dengan individu lain dalam hal apapun.
Tidak Menghakimi
Artinya harus memastikan bahwa layanan yang diberikan
tidak menyalahkan, menyudutkan, atau memberikanpenilaian atas permasalahan yang dialami.
Menghormati pilihan dan keputusan korban
Artinya dalam memberikan layanan tidak mengarahkan,
menentukan, dan memutuskan penyelesaian masalah yang
dialami.
Menggunakan bahasa sederhana dan dapat dimengertiArtinya dalam memberikan layanan harus menggunakan
komunikasi yang dapat dimengerti dan mudah dipahami.
EmpatiArtinya mampu menempatkan diri dan memahami
permasalahan.
Pasal 4 Permen PPPA No. 1 tahun 2020
SASARAN IMPLEMENTASI RUMAH PERLINDUNGAN PEKERJA PEREMPUAN (RP3)
Pihak perusahaan atau
tempat kerja (divisi ataudepartemen yang terkait
upaya perlindungan dan
penanganan pekerja
perempuan)
Pendamping atau
relawan yang ditunjuk, direkrut, dan/atau
mengajukan diri sendiri
melalui kesepakatan
antar pihak
Pengawas
Ketenagakerjaan
Dinas atau
Lembaga terkait
Serikat PekerjaLembaga Swadaya
Masyarakat
Kalangan Profesional,
Aparat Penegak Hukum,
Dokter, Psikolog,
Psikiater, Konselor,
Pengacara
LANGKAH-LANGKAH PENYEDIAAN RP3
1. Identifikasi banyaknya
angka, laporan dan
kasus kekerasan yang dialami pekerja/buruh
dan
pegawai/karyawan
perempuan
2. Membuat Nota
Kesepahaman, Perjanjian
Kerja Bersama, atau bentuk
lain yang disepakati antara
instansi pemerintah dengan
pemerintah, pemerintah
dengan swasta, atau swasta
dengan swasta
3. Penyediaan tempat,
ruang, sarana dan/atau
fasilitas yang difasilitasi oleh
tempat kerja berupa : nomor
kontak atau hotline, petugas
penerima pengaduan,
formulir laporan atau aduan
dan mekanisme rujukan
4. Koordinasi dengan Perangkat
Daerah yang membidangi urusan
perempuan dengan melibatkan
semua pemangku kepentingan
dalam bentuk pertemuan berkala,
Focus Group Discussion (FGD), sinergi
program dan kebijakan perlindungan
terhadap pekerja/buruh dan
pegawai/karyawan perempuan.
5. Menentukan sumber daya manusia
yang akan bertugas di RP3 yang terdiri
dari lintas sektor antara lain Perangkat
Daerah terkait (Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak,
Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Sosial,
Dinas Kesehatan, UPTD PPPA, Pengawas
Ketenagakerjaan), Kepolisian Unit PPPA,
Pendamping, dan Relawan.
Pasal 6 Permen PPPA No. 1 tahun 2020
JENIS LAYANAN RP3 MELIPUTIPasal 7 Permen PPPA No. 1 tahun 2020
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORANPasal 9-11 Permen PPPA No. 1 tahun 2020
Pemantauan dan evaluasi terhadap RP3
dilakukan oleh Kemen PPPA secara
mandiri maupun bersama-sama pihak
terkait yang dilakukan paling sedikit 1 kali
dan 1 tahun atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan.
• Menggunakan perangkat
pemantauan berupa daftar
pertanyaan dan
wawancara;
• Kunjungan secara langsung
ke RP3, dan/atau
• Meninjau ulang laporan per
semester dari dokumentasi
data yang tersedia.Pencatatan dan pelaporan di RP3 dibuat oleh
ketua pelaksana harian RP3 (Dinas PPPA
Prov/Kab/Kota) secara berkala dan
disampaikan kepada Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
Cara melakukan pemantauan:
KRAKATAU INDUSTRIAL
ESTATEC (KIEC) CILEGON
KAWASAN BERIKAT
NUSANTARA (KBN) CAKUNG
KARAWANG INTERNATIONAL INDUSTRIAL CITY (KIIC) KARAWANG
BINTAN INTI INDUSTRIAL ESTATE (BIIE)
BINTAN
PASURUAN INDUSTRIAL
ESTATE REMBANG (PIER) PASURUAN
PETA LOKASI RUMAH PERLINDUNGAN PEKERJA PEREMPUAN (RP3)
DI KAWASAN INDUSTRI TAHUN 2019
RENCANA PEMBENTUKAN RP3 TAHUN 2020
Jakarta
Perbankan
MAJU
PEREMPUAN BERDAYA,
ANAK
TERLINDUNGI,
INDONESIA MAJU
Terima Kasih
52