program peningkatan mutu dan keselamatan …adminpanel.rssosodoro.com/ppid/file_download/program...
TRANSCRIPT
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 1
Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo No : 445/ 134/412.202.1/2017 Tanggal : 10 Juli 2017
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung
risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.
Perkembangan ilmu pengetahuan, metode pengobatan dan penemuan alat
kedokteran canggih selain memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat
pada kenyataannya masih mengandung resiko yang dapat mengakibatkan
kejadian yang tidak diinginkan, baik timbulnya komplikasi, kecacatan maupun
pasien meninggal dunia.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses
yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan.
Perkembangan masyarakat saat ini yang semakin kritis terhadap mutu
pelayanan rumah sakit tidak hanya disoroti dari aspek klinis medisnya saja
namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberi pelayanannya,
karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa.
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang ideal perlu
menetapkan struktur (input) dari kegiatan klinis dan manajemen, termasuk
kerangka untuk memperbaiki proses kegiatan klinis dan manajemen, termasuk
kerangka untuk memperbaiki proses kegiatan serta indikator output yang
digunakan untuk monitoring dan evaluasi. Lebih lanjut program tersebut perlu
menekankan bahwa perencanaan, perancangan, monitor, analisis dan perbaikan
proses klinis serta manajemen harus dikelola dengan baik dengan sifat
kepemimpinan yang jelas agar tercapai hasil maksimal.
II. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman bagi pasien telah menjadi
fokus perhatian pemerintah yang dituangkan dalam kewajiban rumah sakit dan
hak pasien (UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit). Pada Pasal 29 UU
tersebut disebutkan bahwa rumah sakit berkewajiban memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit . Tersebut pula dalam Pasal 32 bahwa pasien berhak memperoleh layanan
kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 2
operasional serta memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
Dalam rangka memenuhi kewajiban yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang tersebut maka RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo harus
melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit dan
keselamatan pasien. Oleh karena itu rumah sakit perlu menyusun suatu program
untuk memperbaiki proses pelayanan terhadap pasien, agar kejadian tidak
diharapkan dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehensif.
Dengan meningkatnya keselamatan pasien, diharapkan dapat mengurangi
terjadinya KTD (kejadian Tidak Diharapkan) sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap mutu pelayanan rumah sakit kembali meningkat. Agar upaya tersebut
dapat dilaksanakan secara terarah dan terintegrasi di RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo maka diperlukan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP), yang dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien diintergrasikan
dengan upaya-upaya lainnya yang mendukung tercapainya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang menyeluruh di tingkat rumah sakit. Integrasi
dilakukan antara lain dengan upaya-upaya:
1. Peningkatan keselamatan pasien rumah sakit (hospital patient safety).
2. Peningkatan sasaran keselamatan pasien (international patient safety goals)
3. Manajemen Risiko Klinis
III. TUJUAN
III.1 TUJUAN UMUM
Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit secara berkelanjutan
dan berkesinambungan melalui pengurangan risiko keselamatan pasien.
III.2 TUJUAN KHUSUS
a. Terlaksananya evaluasi pada area yang menjadi prioritas.
b. Terjaminnya mutu pelayanan melalui kontrol terhadap pencapaian indikator
mutu rumah sakit yang telah ditetapkan serta meningkatnya kepatuhan pada
implementasi enam sasaran keselamatan pasien (international patient safety
goals).
c. Tersosialisasikannya enam sasaran keselamatan pasien
d. Terlaksananya proses asuhan pada lima area prioritas dengan menggunakan
clinical pathway.
e. Menurunnya trend atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang terkait
dengan mutu dan keselamatan pasien.
f. Tersusunnya RCA untuk kejadian-kejadian sentinel (apabila ada) dan
implementasi tindak lanjutnya. Serta upaya pencegahan Kejadian Nyaris
Cedera
g. Tersusunnya program manajemen risiko klinis.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 3
h. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pimpinan dan seluruh staf
dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
i. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kontrak dengan pihak ketiga terkait
dengan evaluasi mutu dan keselamatan pasien.
j. Terlaksananya monitoring dan evaluasi penilaian kinerja staf klinis dan staf
non klinis.
k. Terlaksananya koordinasi dan monitoring evaluasi kegiatan pengukuran
mutu pada kegiatan PPI dan pengendalian mutu di laboratorium klinis.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Program PMKP merupakan perumusan strategi komperhensif untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
sesuai standar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien
secara berkesinambungan. Program PMKP ini dikembangkan mengacu pada
standar PMKP dalam instrument akreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) versi 2012.
Di dalam program tersebut, terdapat tiga kegiatan utama yaitu
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, manajemen risiko dan peningkatan
keselamatan pasien yang dilaksanakan secara bersama-sama secara efektif
dan efisien untuk menjamin pemberian asuhan/pelayanan pasien yang bermutu
tinggi dan aman. Namun demikian, pada dasarnya keselamatan pasien
merupakan salah satu kegiatan dari manajemen risiko.
Untuk terwujudnya program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
diperlukan keterlibatan/partisipasi pimpinan rumah sakit, dukungan teknologi
dan lainnya (technological and other supports), serta pelatihan bagi staf (training
programs for staff) sesuai dengan perannya dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
Dalam program PMKP, yang dimaksud dengan :
1. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit (hospital quality improvement)
adalah upaya yang sistematis dan terus menerus yang menghasilkan
peningkatan yang bisa diukur dalam mutu pelayanan kesehatan rumah sakit
dan status kesehatan pasien.
2. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah upaya untuk
menghindari (avoidance), mencegah (prevention) dan memperbaiki kejadian
yang tidak diharapkan (adverse outcomes/injuries) yang diakibatkan dari
proses pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keselamatan pasien dapat
diartikan juga sebagai suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman.
Sedangkan menurut Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 4
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
3. Manajemen risiko klinis adalah suatu proses pencegahan untuk mengelola
risiko klinis, terdiri dari indentifikasi risiko yang dapat menyebabkan cedera
kepada pasien dan menentukan cara untuk menghindari atau mengurangi
risiko tersebut dan mengembangkan rencana untuk mengatasi risiko apabila
risiko tersebut tidak dapat dicegah atau dihindari. Potensi risiko mencakup
semua aspek pelayanan kesehatan, termasuk kesalahan medis, pencatatan
rekam medis dan lain lain.
IV.1 Kegiatan Pokok
Kegiatan Pokok Program PMKP RSUD Dr. R. Sosodor Djatikoesoemo adalah
sebagai berikut :
A. Penetapan area yang menjadi prioritas evaluasi
B. Pengukuran mutu melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan, analisis,
diseminasi dan perbaikan mutu dengan PDSA pada indikator mutu unit kerja
dan indikator prioritas (area klinis dan area manajerial, sasaran keselamatan
pasien, indikator international library).
C. Sosialisasi enam sasaran keselamatan pasien
D. Penyusunan, penerapan dan evaluasi proses asuhan klinis dengan
menggunakan alur klinis.
E. Analisis mendalam terhadap terhadap trend Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
dan upaya perbaikannya.
F. Identifikasi dan pengelolaan Kejadian Sentinel (sentinel event) dan Kejadian
Nyaris Cedera (near miss events).
G. Penyusunan dan implementasi program manajemen risiko klinis.
H. Diklat peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
I. Evaluasi kontrak dengan pihak ketiga terkait mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
J. Monitoring dan evaluasi penilaian kinerja staf klinis dan staf non klinis.
K. Koordinasi dan monitoring evaluasi kegiatan pengukuran mutu pada kegiatan
PPI dan pengendalian mutu di laboratorium klinis.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 5
IV.2 Rincian Kegiatan
Untuk dapat dilaksanakannya masing masing kegiatan pokok dari program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, ditetapkan kegiatan rinci sebagai berikut :
A. Penetapan area yang menjadi prioritas evaluasi
Kegiatan rinci untuk kegiatan pokok ini meliputi :
a. Pemilihan dan penetapan area prioritas
b. Evaluasi proses perbaikan pada area prioritas.
B. Pengukuran mutu melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan, analisis,
diseminasi dan perbaikan mutu dengan PDSA pada indikator mutu unit kerja dan
indikator prioritas (area klinis dan area manajerial, sasaran keselamatan pasien,
indikator international library).
Kegiatan rinci untuk kegiatan pokok ini meliputi :
1. Pemilihan pada :
a. Indikator mutu semua unit kerja
b. Indikator mutu prioritas yaitu :
Indikator mutu sepuluh area klinis penting (Important Clinical Area)
meliputi :
1. Asesmen pasien;
2. Pelayanan laboratorium;
3. Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging;
4. Prosedur bedah;
5. Penggunaan antibiotika dan obat lainnya;
6. Kesalahan medikasi (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera
(KNC);
7. Penggunaan anestesi dan sedasi;
8. Penggunaan darah dan produk darah;
9. Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien;
10. Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan;
Indikator mutu sembilan area manajerial penting ( Important Managerial
Area) yang meliputi :
1. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk
memenuhi kebutuhan pasien;
2. Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan;
3. Manajemen risiko;
4. Manajemen penggunaan sumber daya;
5. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga;
6. Harapan dan kepuasan staf;
7. Demografi pasien dan diagnosis klinis;
8. Manajemen keuangan;
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 6
9. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan
masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf.
Indikator enam sasaran keselamatan pasien, meliputi :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat waktu
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Indikator International Library akan dipilih lima dari beberapa indikator
sebagai berikut :
1. Acute Myocardial Infarction (AMI)
2. Heart Failure (HF)
3. Stroke (STK)
4. Children’s Asthma Care (CAC)
5. Hospital-Based Inpatient Psychiatric Service (HBIPS)
6. Nursing-Sensitive Care (NSC)
7. Perinatal Care (PC)
8. Pneumonia (PN)
9. Surgical Care Improvement Project (SCIP)
10. Venous Thromboembolism (VTE)
2. Penyusunan profil indikator mutu unit kerja, area klinis, area manajerial,
sasaran keselamatan pasien dan international library.
3. Penetapan indikator prioritas dengan keputusan direktur.
4. Pengumpulan, analisis serta publikasi data indikator
5. Perbaikan mutu dengan menggunakan siklus PDSA.
C. Sosialisasi Kegiatan Sasaran Keselamatan Pasien .
Rincian kegiatan dari kegiatan pokok ini adalah : Sosialisasi pada 6 sasaran
keselamatan pasien kepada seluruh karyawan RS melalui pitstop patient safety,
kampanye melalui media cetak stiker/ banner, lomba dance hand hygiene, video
tentang sasaran keselamatan pasien yang ditayangkan di forum pertemuan dan
channel nol televisi RS.
D. Penyusunan, Penerapan dan Evaluasi Proses Asuhan Klinis dengan
Menggunakan Alur Klinis (Clinical Pathway).
Clinical Pathway merupakan alat yang sangat berguna untuk menjamin integrasi
dan koordinasi asuhan secara efektif, efisiensi pemanfaatan sumber daya yang
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 7
tersedia dan asuhan yang bermutu. Kegiatan rinci untuk kegiatan pokok ini
adalah:
1. Penyusunan clinical pathway yang dikoordinasikan oleh Komite Medik.
2. Penerapan clinical pathway pada lima area prioritas dan didokumentasikan
dalam berkas rekam medis pasien.
3. Monitoring dan evaluasi penerapan clinical pathway .
4. Perbaikan proses asuhan klinis.
Clinical pathway dipilih fokus penerapannya pada lima area prioritas oleh tim
Clinical pathway bersama Sub Komite Mutu Profesi pada Komite Medik dan
diintegrasikan dalam Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Clinical Pathway diterapkan pada 5 area prioritas, diaudit dan dianalisis oleh Tim
Clinical pathway bersama Sub Komite Mutu Profesi pada Komite Medik.
E. Analisis mendalam terhadap tren pada Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD)
dan upaya perbaikannya.
Kegiatan rinci untuk kegiatan pokok ini adalah sebagai berikut :
1. Penetapan jenis-jenis Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD) di RS
2. Pelaporan insiden Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD).
3. Analisis Kejadian yang Tidak Diharapakan (KTD) dan upaya perbaikannya.
F. Identifikasi dan Pengelolaan Kejadian Sentinel (sentinel event) dan Kejadian
Nyaris Cedera (Near Miss events).
Kegiatan rinci untuk kegiatan pokok ini adalah :
1. Penetapan definisi kejadian sentinel dan kejadian nyaris cedera.
2. Penyusunan sistem pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien
(IKP) khususnya yang terkait dengan kejadian sentinel dan kejadian nayris
cedera.
3. Pencatatan dan pelaporan kejadian sentinel dan kejadian nyaris cedera
(KNC)
4. Pembuatan Root Cause Analysis (RCA) apabila ada kejadian sentinel dan
pimpinan menetapkan rencana tindaklanjut berdasarkan RCA tersebut.
5. Pelaksanaan tindakan untuk mengurangi KNC
Kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Sub Komite Keselamatan Pasien RS dan
diintegrasikan dengan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
G. Penyusunan dan Implementasi Program Manajemen Risiko Klinis
Untuk mengindentifikasi dan mengurangi kejadian yang tidak diharapkan dan
risiko keselamatan lainnya kepada pasien diperlukan manajemen risiko klinis yaitu
melalui analisis risiko proaktif dengan menggunakan metode Failure Mode and
Effect Analysis/HFMEA (proaktif).
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 8
Kegiatan rinci untuk kegiatan pokok ini adalah :
1. Identifikasi dan analisis risiko
2. Manajemen / pengelolaan risiko
Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan melalui koordinasi dengan unit-unit kerja
terkait, termasuk dengan Komite K3RS, Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit, Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, unit-unit pemilik risiko (SMF/Instalasi), dll.
Sebagai acuan dalam penyusunan dan implementasi program manajemen risiko
klinis disusun panduan/kerangka kerja manajemen risiko.
H. Diklat Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Pelatihan diperlukan agar SDM memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
perencanaan dan pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui koordinasi dengan Sub Bag Litbang, Diklat dan
Pemasaran.
Kegiatan rinci dari kegiatan pokok ini adalah pelatihan yang diselenggarakan di
dalam dan di luar RS meliputi pelatihan antara lain :
1. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2. Penyusunan indikator mutu dan keselamatan pasien dan penentuan indikator
prioritas rumah sakit
3. HFMEA
4. Manajemen risiko.
5. Komunikasi Efektif
6. Manajemen Data, Pelaporan dan Validasi Data
I. Evaluasi Kontrak dengan pihak ketiga terkait mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
Kegiatan rinci dari kegiatan pokok ini adalah :
1. Monitoring pengukuran mutu pelayanan yang diberikan oleh pihak ketiga
2. Pemberian rekomendasi kelanjutan kontrak dengan pihak ketiga.
J. Monitoring dan evaluasi penilaian kinerja staf klinis dan non klinis.
Kegiatan rinci dari kegiatan pokok ini adalah :
Berkoordinasi dengan Subag Kepegawaian dalam monitoring dan evalausi
pelaksanaan penilaian kinerja staf klinis dan non klinis.
K. Koordinasi dan monitoring evaluasi kegiatan pengukuran mutu pada kegiatan PPI
dan pengendalian mutu di laboratorium klinis.
Kegiatan rinci dari kegiatan pokok ini adalah :
1. Rapat koordinasi dengan Komite PPI
2. Rapat Koordinasi dengan Instalasi Patologi Klinik
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 9
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan–kegiatan pokok dan rincian kegiatan yang ditetapkan dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan problem solving dengan melibatkan seluruh karyawan RS
dimulai dari pimpinan RS sampai petugas pemberi pelayanan langsung kepada
pasien (front liner).
Dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien , pimpinan ikut berperan
serta dalam melakukan monitoring dan evaluasi (pengukuran) keberhasilan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta melaporkannya kepada dewan
pengawas dan pemilik RS dalam hal ini Bupati Bojonegoro.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien.adalah sebagai berikut :
1. Penetapan area prioritas evaluasi
Area prioritas yang akan dijadikan fokus dalam kegiatan evaluasi serta
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dipilih dengan metode non
skoring Delbeq
2. Pemilihan dan penetapan indikator mutu
➢ Indikator mutu unit kerja dipilih oleh unit kerja dengan mengidentfikasi
aktivitas yang ada di unit kerja masing-masing. Indikator mutu unit kerja,
target dan profil disusun bersama sama dalam rapat indikator mutu di unit
kerja
➢ Indikator mutu prioritas dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dipilih dalam rapat pleno yang dipimpin oleh direktur RS dengan
metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth) . Penilaian indikator
yang akan dipilih tersebut dilakukan berdasarkan prioritas dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 10
3. Pengukuran (pengumpulan dan analisis data)
a. Pengumpulan data
Data dikumpulkan berdasarkan dokumen indikator yang diukur. Dalam
dokumen indikator dijelaskan mengenai: nama indikator, alasan pemilihan
indikator, tipe indikator, dimensi mutu, tujuan, definisi operasional,
frekuensi pengumpulan data, metodologi pengumpulan data, target
sampel dan ukuran sampel, area monitoring, periode analisis, numerator,
denominator, sumber data, standar, rencana analisis, penanggungjawab
pengumpul data. Data yang dikumpulkan dicatat dalam formulir
pengumpul data dari masing-masing indikator mutu.
b. Analisis data.
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan cara :
1. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dari waktu ke
waktu di dalam rumah sakit sendiri (Misal : membandingkan data
bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan).
2. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dengan
data/hasil pengukuran indikator mutu rumah sakit lain yang sejenis
(with similar organization), bila memungkinkan.
3. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dengan standar
(with standard), bila memungkinkan
4. Membandingkan data/hasil pengukuran indikator mutu dengan praktik
yang diakui di kepustakaan.
4. Perbaikan (perbaikan mutu tercapai dan dipertahankan)
Apabila capaian indikator mutu belum mencapai standar atau target maka harus
dilakukan upaya perbaikan dengan menggunakan siklus PDSA (Plan, Do, Study,
dan Act). Siklus PDSA (lihat Gambar 1) merupakan model empat langkah untuk
melakukan perubahan/perbaikan. Model ini berbentuk siklus tanpa akhir, sehingga
harus dilakukan secara berulang-ulang untuk perbaikan peningkatan mutu yang
terus menerus.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 11
Gambar 1. Siklus PDSA
1. Pendekatan yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah dengan PDSA
(Plan, Do Study, Action).
1. Plan (Merencanakan)
Pada tahap plan (merencanakan) dilakukan identifikasi peluang (oportunity), analisis
proses yang berjalan dan pengembangan solusi /perbaikan.
a. Identifikasi peluang
Pada identifikasi peluang dilakukan identifikasi dan penetapan prioritas untuk
perbaikan. Tahap ini terdiri dari tiga fase yaitu identifikasi masalah,
pembentukan tim (bila diperlukan, terutama yang masalah dan
penyelesaiannya melibatkan banyak unsur/ unit kerja) dan pendefinisian
masalah
Identifikasi masalah menjawab pertanyaan “Apa yang menjadi masalah?”
Masalah yang ditentukan adalah masalah yang memiliki potensi paling
besar untuk dilakukan solusi.
b. Analisis proses yang berjalan
Pada analisis proses yang berjalan dilakukan pemahaman tentang proses
dan bagaimana proses tersebut dilaksanakan pada saat ini. Pemahaman
proses bisa dilakukan dengan menggunakan diagram alur proses. Pada
tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang terkait dengan proses
pelayanan dan penentuan penyebab-penyebab yang memungkinkan
munculnya masalah-masalah tersebut. Penentuan penyebab dapat
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 12
menggunakan diagram sebab akibat menurut Ischikawa (cause effect
analysis/ fishbone diagram)
c. Pengembangan solusi yang optimal
Setelah penyebab-penyebab munculnya masalah teridentifikasi langkah
selanjutnya adalah menetapkan solusi-solusi yang memungkinkan bisa
diambil dan merekomendasikan solusi terbaik untuk perbaikan.
2. Do (Melaksanakan /menguji coba)
Pada tahap Do (melaksanakan) dilakukan implementasi dalam bentuk uji coba solusi
terbaik yang sudah diterapkan dalam tahap Plan
3. Study (Mengevaluasi)
Pada tahap study (mengevaluasi) dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektifitas implementasi (uji coba) dari tindakan perbaikan dengan membandingkan
hasil pengukuran perubahan/ perbaikan dengan target yang telah ditetapkan.
Pengukuran perubahan/perbaikan proses dapat dilakukan dengan menggunakan run
chart, pareto diagram, histogram. Check sheet atau kuisioner.
4. Act (bertindak)
Melakukan tindakan berdasarkan hal-hal yang dipelajari pada tahap study. Bila
perubahan/perbaikan tidak berhasil maka lakukan kembali proses PDSA dengan
Plan (rencana ) yang berbeda. Bila berhasil, maka jadikan perubahan/perbaikan
tersebut sebagai standar dan berlakukan pada lingkungan yang lebih luas.
Pergunakan apa yang telah dipelajari untuk merencanakan perbaikan/peningkatan
mutu yang baru dimulai dengan siklus awal lagi.
VI. SASARAN
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai kegiatan pokok dari program dalam bentuk indikator (measure) dengan
menggunakan prinsip SMART, yaitu : specific (spesifik), measurable (dapat
diukur), achievable (dapat dicapai), realistic (realistik), dan timely (tepat waktu).
Sasaran program peningkatan mutu dan keselamatan pasien pada kegiatan :
A. Penetapan area yang menjadi prioritas evaluasi. Sasaran yang ingin dicapai
adalah meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien pada area
yang menjadi fokus evaluasi.
B. Pengukuran mutu melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan, analisis,
diseminasi dan perbaikan mutu dengan PDSA pada indikator mutu unit kerja
dan indikator prioritas (area klinis dan area manajerial, sasaran keselamatan
pasien, indikator international library. Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Tersusunnya indikator mutu pada seluruh unit kerja dan indikator prioritas
yaitu pada sepuluh area klinis, sembilan area manajemen, indikator
sasaran keselamatan pasien, indikator international library.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 13
2. Tersusunnya profil indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas yaitu
pada sepuluh area klinis, sembilan area manajemen, indikator sasaran
keselamatan pasien, indikator international library.
3. Terlaksananya pengumpulan data, analisis data serta
desiminasi/publikasi data pada indikator mutu unit dan indikator mutu
prioritas yaitu pada sepuluh area klinis, sembilan area manajemen,
indikator sasaran keselamatan pasien, indikator international library.
4. Terlaksananya perbaikan mutu dengan menggunakan siklus PDSA.
C. Sosialisasi Sasaran Keselamatan Pasien, sasaran yang ingin dicapai adalah
Meningkatnya kepedulian dan pengetahuan seluruh karyawan tentang sasaran
keselamatan pasien.
D. Penyusunan, Penerapan dan Evaluasi Proses Asuhan Klinis dengan
Menggunakan Alur Klinis (Clinical Pathway). Sasaran yang ingin dicapai
adalah :
1. Tersusunnya lima clinical pathway pada lima area klinis prioritas.
2. Terimplementasinya lima clinical pathway
3. Terlaksananya monitoring dan evaluasi penerapan lima clinical pathway.
4. Terlaksananya Perbaikan proses asuhan klinis.
E. Analisis mendalam terhadap tren Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Ditetapkannya jenis-jenis Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) di RS
2. Terlaksananya pelaporan insiden Kejadian Tidak Diharapkan(KTD)
3. Terlaksananya analisis Kejadian Tidak Diharapkan(KTD).
F. Identifikasi dan Pengelolaan Kejadian Sentinel (sentinel events) dan Kejadian
Nyaris Cedera (near-miss events)
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Tersusunnya definisi kejadian sentinel dan kejadian nyaris cedera serta
sistem pencatatan dan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP),
khususnya yang terkait dengan kejadian sentinel dan kejadian nyaris
cedera.
2. Terlaksananya pelaporan kejadian sentinel dan kejadian nyaris cedera
(KNC) sesuai standar prosedur operasional.
3. Terlaksananya Root Cause Analysis (RCA) apabila ada kejadian sentinel
dan ditetapkannya rencana tindak lanjut berdasarkan RCA tersebut.
4. Terlaksananya tindakan untuk mengurangi kejadian nyaris cedera.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 14
G. Penyusunan dan Implementasi Program Manajemen Risiko Klinis
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Tersusunnya daftar risiko (risk register) rumah sakit.
2. Tersusunnya laporan HFMEA untuk satu proses berisiko tingkat rumah
sakit satu kali dalam setahun.
H. Diklat Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Terlaksananya diklat untuk Direktur , Pejabat Struktural, Komite PMKP,
Kepala Unit Kerja, Dokter, Perawat, dan tenaga lainnya untuk peningkatan
pengetahuan dan keterampilan :
a. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
b. Penyusunan indikator mutu dan keselamatan pasien dan penentuan
indikator prioritas rumah sakit
c. HFMEA
d. Manajemen risiko.
e. Komunikasi Efektif
f. Manajemen Data, Pelaporan dan Validasi Data
2. Terlaksananya pelatihan secara berkesinambungan
I. Evaluasi Kontrak dengan pihak ketiga terkait mutu pelayanan dan keselamatan
pasien. Sasaran yang ingin dicapai adalah :
Terlaksananya evaluasi kontrak dan pemberian rekomendasi pada kelanjutan
kontrak dengan pihak ketiga.
J. Monitoring dan evaluasi penilaian kinerja staf klinis dan staf non klinis.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terpantaunya pengukuran mutu kinerja pada
staf klnis dan non klinis.
K. Koordinasi dan monitoring evaluasi kegiatan pengukuran mutu pada kegiatan
PPI dan pengendalian mutu di laboratorium klinis. Sasaran yang ingin dicapai
adalah terlaksananya koordinasi dan monitoring evaluasi kegiatan PPI dan
pengendalian mutu di laboratorium klinis
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 15
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017
N
o
Kegiatan
Bulan Penanggung Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A Penetapan area yang menjadi prioritas evaluasi Komite PMKP
Pemilihan dan penetapan area prioritas x
Evaluasi proses perbaikan pada area prioritas x x x x
B Pengukuran mutu melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan, analisis,
diseminasi dan perbaikan mutu dengan PDSA pada indikator mutu unit
kerja dan indikator prioritas
Sub Komite Peningkatan Mutu
1 Pemilihan indikator mutu unit kerja dan indikator mutu prioritas x
2 Penyusunan profil indikator mutu unit kerja dan indikator mutu prioritas x
3 Penetapan indikator mutu dengan keputusan direktur x
4 Pengumpulan , analisis data dan publikasi data x x x x x
5 Perbaikan mutu dengan menggunakan siklus PDSA x x x x
C Sosialisasi Sasaran Keselamatan Pasien Sub Komite Keselamatan Pasien
Pitstop patient safety, ronde patient safety dan kompetisi dance hand hygiene x x x x x x
D Penyusunan, Penerapan dan Evaluasi Proses Asuhan Klinis dengan
menggunakan alur klinis/ Clinical Pathway (CP)
Sub Komite Peningkatan Mutu dan
Tim CP
1 Penyusunan CP x
2 Penerapan CP x x x x x
3 Monev Penerapan CP x x
4 Perbaikan proses asuhan klinis. x x
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 16
N
o
Kegiatan
Bulan Penanggung Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
E Analisis mendalam terhadap tren Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) Sub Komite Keselamatan Pasien
1 Penetapan jenis-jenis Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) x
2 Pelaporan insiden Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) x x x x x x
3 Analisis Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) x x x x x
F Identifikasi dan pengeloaan kejadian sentinel (sentinel event) dan KNC
(near miss event)
Sub Komite Keselamatan Pasien
1 Penetapan definisi kejadian sentinel dan kejadian nyaris cedera x
2 Penyusunan sistem pencatatan dan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) khususnya yang terkait dengan kejadian sentinel dan KNC
x
3 Pencatatan dan pelaporan kejadian sentinel dan kejadian nyaris cedera x x x x x
4 Pembuatan RCA apabila ada kejadian sentinel dan pimpinan menentukan
rencana tindak lanjut berdasarkan RCA tersebut (*tentatif)
x x x x
5 Pelaksanaan tindakan untuk mengurangi KNC x x x x
G Penyusunan dan implementasi Program Manajemen Risiko Sub Komite Manajemen Risiko
1 Identifikasi dan analisis risiko x x
2 Manajemen / pengelolaan risiko x x
H Diklat peningkatan mutu dan keselamatan pasien Subag Litbang, Diklat dan
Pemasaran
1 Peningkatan mutu dan keselamatan pasien. x
2 Penyusunan indikator mutu dan keselamatan pasien dan penentuan indikator
prioritas rumah sakit
x
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 17
N
o
Kegiatan
Bulan Penanggung Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 HFMEA x
4 Manajemen risiko. x
5 Komunikasi Efektif x
6 Manajemen Data, Pelaporan dan Validasi Data x
I Evaluasi kontrak dengan pihak ketiga terkait mutu pelayanan dan
keselamatan pasien
Komite PMKP bersama Subag
Hukum dan Pengaduan Pelayanan
1 Evaluasi kontrak dan pemberian rekomendasi kelanjutan kontrak x x x
J Monev Penilaian kinerja staf klinis dan staf non klinis Komite PMKP bersama Subag
Kepegawaian
Monev Penilaian kinerja staf klinis dan staf non klinis x x
K Koordinasi dan monitoring evaluasi kegiatan pengukuran mutu pada
kegiatan PPI dan pengendalian mutu di laboratorium klinis
Komite PMKP
1 Rapat koordinasi dengan komite PPI x
2 Rapat koordinasi dengan Lab PK x
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Tahun 2017 18
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ditujukan untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan dalam program PMKP telah tercapai atau belum. Ketentuan
mengenai Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan di RSUD Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro sebagai berikut :
1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro dilaksanakan
setiap 3 bulan sekali pada bulan Maret, Juni, September dan Desember
setiap tahunnya.
2. Evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan oleh Komite PMKP bersama
Pimpinan RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.
3. Pelaporan pelaksanaan kegiatan dibuat oleh Komite PMKP setiap 3 bulan
sekali dan disampaikan kepada Pimpinan Rumah Sakit dan dilaporkan
kepada Bupati Bojonegoro.
4. Hasil evaluasi dimasukkan dalam laporan rutin ( triwulan ) Komite PMKP
kepada pimpinan RS.
5. Hasil evaluasi secara keseluruhan merupakan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan bagi pimpinan RS dalam menentukan kebijakan untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien selanjutnya.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan Kegiatan dilakukan setiap bulan oleh koordinator setiap unit dan
dikumpulkan di setiap Instalasi, kemudian dilaporkan kepada Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro untuk dilakukan analisa dan evaluasi program.
Ditetapkan di Bojonegoro Pada tanggal 10 Juli 2017
DIREKTUR
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
dr. H. HARIYONO, M.Si Pembina Utama Muda
NIP. 195909061987101002