program pascasarjana universitas sebelas maret …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah OLEH: SIPA SASMANDA S860809027 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyentu

Post on 15-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU

DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TANJUNG

KABUPATEN LOMBOK UTARA

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam

Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah

OLEH:

SIPA SASMANDA

S860809027

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU

DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TANJUNG

KABUPATEN LOMBOK UTARA

Disusun oleh :

SIPA SASMANDA

S860809027

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd _____________ _______

NIP. 130 259 809

Pembimbing II Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd _____________ _______

NIP. 195603031986031001

Mengetahui

Ketua Prodi Pend. Sejarah PPS UNS

Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd NIP. 195603031986031001

Page 3: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PE MBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU

DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TANJUNG

KABUPATEN LOMBOK UTARA

Disusun oleh:

Sipa Sasmanda

S860809027

Telah Disetujui Oleh Tim Penguji

Dewan Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr. Warto, M.Hum. ____________ _______ Sekretaris Dr. Budhi Setiawan, M.Pd. ____________ _______ Anggota Penguji 1. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. ____________ _______

2. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd. ____________ _______

Mengetahui

Ketua Prodi. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd. ____________ _______

Pendidikan Sejarah NIP. 195603031986031001

Direktur Program Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D.____________ _______

Pascasarjana NIP. 195708201985031004

Page 4: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sipa Sasmanda

NIM : S860809027

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul : PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TANJUNG KABUPATEN LOMBOK

UTARA adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam

tesis ini diberi tanda cipta dan ditunjukan dalam dafar pustaka.

Apabila kemudian terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang diperoleh dari

tesis tersebut.

Surakarta, Juli 2011

Yang membuat pernyataan

Sipa Sasmanda

Page 5: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

”Masa lalu adalah guru yang terbaik”

Page 6: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Teriring rasa terima kasih dan rasa syukur kepada Allah SWT, karya ini

kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas do’a dan dukungannya.

2. Adik, kakak, kakak ipar dan ponakanku tercinta (Sipa Zul Patmi, Sipa

Sasmika, R. Setriadi, Jilan Haura Sesi, Leyin Sesi). Kakek, nenek dan seluruh

keluarga besar tercinta, yang telah banyak memberikan do’a dan dukungan.

3. Pak Idris, Mas Andy, Fajar, Rahmat, Wahyudi, Riyadi, Putera, Pastiadi,

Arfan, Guntur, Fauzi, Tio, Andry, Vidi, Pringgi, Anak-anak Pk.Tan City,

Hadcore Solo, Prangko, Veri, Fery, Sampung, Dita, Alex 58, Giman, Cahyo,

David.

Page 7: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga tesis ini dapat selesai

dengan lancar guna memenuhi sebagian salah satu persyaratan dalam mencapai

derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah.

Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian

penulisan makalah kualifikasi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., Direktur Program Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, kemudahan dan

semangat dalam penulisan tesis.

4. Prof Dr. Sri Yutmini, M.Pd., sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak Ibu dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru SMP Negeri 1 Tanjung yang telah

memberikan izin sekaligus informasi untuk kepentingan penelitian ini.

Page 8: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan

makalah kualifikasi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 9: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS ............................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv

MOTTO.......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR................................................................................... ix

DAFTAR ISI................ ................................................................................. vii

DAFTAR TABEL.......... ............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.......... ....................................................................... xiv

ABSTRAK .......... ..................................................................................... xv

ABSTRACT .......... ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 8

BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori ........................................................................ 10

1. Konsep Pembelajaran ..................................................... 10

a. Pengertian Pembelajaran .......................................... 10

b. Sistem Pembelajaran ................................................ 10

c. Ciri-ciri Pembelajaran .............................................. 12

d. Pembelajaran efektif ................................................ 13

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS..................... 13

2. Pembelajaran Terpadu ..................................................... 15

Page 10: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

a. Pengertian Pembelajaran Terpadu ............................ 15

b. Karakteristik Pembelajaran Terpadu ........ …………. 17

c. Model-model Pembelajaran Terpadu ....................... 19

d. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Terpadu ...... 23

3. Pembelajaran IPS Terpadu................................................. . 25

a. Karakteristik ............................................................. 27

b. Tujuan ...................................................................... 28

4. Media.................................................................................. 29

5. Penilaian............................................................................. 31

6. Metode............................................................................... 31

B. Penelitian Yang Relevan....................................................... 34

C. Kerangka Berpikir ................................................................ 35

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 37

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................. 37

C. Sumber Data .......................................................... ............... 38

1. Informan.................................................................... 38

2. Tempat dan Peristiwa ............................................... 39

3. Dokumen dan Arsip ................................................. 39

D. Teknik Pengumpulan Data................................................... . 40

1. Wawancara ............................................................... 40

2. Penelitian Dokumen .................................................. 40

3. Observasi.................................... ............................... 41

E. Teknik Sampling ................................................................... 42

F. Validits Data ........................................................................ 43

G. Teknik Analisis Data ............................................................ 44

H. Prosedur Penelitian ............................................................... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ . 48

Page 11: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

A. Hasil Penelitian ............................................................... ..... 48

1. Deskripsi Latar ............................................................... 48

2. Visi dan Misi SMP Negeri Tanjung................................. 54

3. Program Ekstrakurikuler ................................................ 54

B. Pokok-pokok Temuan ........................................................... 56

1. RPP IPS yang dibuat oleh guru SMP Negeri 1 Tanjung... 56

2. Implementasi Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri

1 Tanjung ........................................................................ 64

a. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS ...................... 64

b. Pendekatan Pembelajaran IPS .................................... 69

c. Tujuan Pembelajaran................................................... 70

d. Metode Pembelajaran .............................................. 70

e. Media Pembelajaran ................................................. 74

f. Peran Guru dalam Pembelajaran ............................... 74

3. Kendala yang dihadapi guru didalam Pembelajaran IPS

di Kelas SMP Negeri......................................................... 76

4. Cara guru mengatasi kendala dalam pembelajaran

IPS di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung Kabupaten

Lombok Utara ................................................................... 78

C. Pembahasan ........................................................................... 79

1. Implememtasi pembelajaran IPS di kelas SMP Ngteri 1

Tanjung............................................................................... 79

a. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS ....................... 80

b. Pendekatan Pembelajaran IPS ..................................... 89

c. Tujuan Pembelajaran.................................................... 90

d. Metode Pembelajaran ................................................. 91

e. Media Pembelajaran .................................................... 92

f. Peran Guru dalam Pembelajaran .................................. 93

2. Kendala yang dihadapi guru didalam Pembelajaran IPS

di Kelas SMP Negeri 1 Tanjung Kabupaten Lombok

Utara ................................................................................... 94

Page 12: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Cara guru mengatasi kendala dalam pembelajaran

IPS di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung Kabupaten

Lombok Utara ................................................................... 96

BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SASRAN..................................... 99

A. Simpulan ...................................................................... 99

B. Implikasi ....................................................................... 101

C. Saran ............................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 104

LAMPIRAN.......... ........................................................................................ 107

Page 13: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Gambar 1 Langkah-langkah pembelajaran........................... 57

Gambar 2 Format Pengamatan diskusi................................. 59

Page 14: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir.......................................... 35

Gambar 3 Skema Model Analisis Interaktif......................... 45

Page 15: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Tanjung........ 105

2. Wawancara dengan guru kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung....... 109

3. Wawancara dengan guru kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung....... 111

4. Wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung...... 115

5. Catatan lapangan hasil pengamatan.............................................. 117

7. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tanjung............................... 119

8. Foto siswa dan siswi SMP Negeri 1 Tanjung............................... 121

7. Aula SMP Negeri 1 Tanjung........................................................ 122

8. Surat ijin dari Pascara Sarjana Universitas Sebelas Maret........... 112

9. Contoh Pemetaan KD................................................................... 127

Page 16: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Sipa Sasmanda. S860809027. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Komisi Pembimbing I : Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. Pembimbing II: Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd. Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Juli 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pembelajaran IPS di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung. (2) Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru IPS dalam implementasi pembelajaran IPS di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama, (3) cara guru mengatasi kendala dalam pembelajaran IPS di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama.

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Tanjung Kabupaten Lombok Utara Tahun 2010/2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa, dan dokumen. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi atau pengamatan, dan analisis dokumen. Uji keterpercayaan data melalui teknik triangulasi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Pembelajaran IPS sesuai dengan RPP yang dikemngkan oleh guru (2) kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS meliputi: a) kesulitan mendapatkan media pembelajaran yang diinginkan b) kuranngya waktu untuk menjelaskan materi c) guru harus menguasai bidang lain misalnya seorang guru sejarah harus menguasai geografi, ekonomi, dan sosiologi. Siswa terkadang kurang suka pada mata pelajaran tertentu, sementara dalam pembelajaran terpadu menekankan pada perpaduan pada bidang studi (3) cara yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran IPS yakni dengan team teaching. Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan terutama oleh Kepala Sekolah, dan Guru kelas 2 dalam pelaksanaan pembelajaran IPS.

Page 17: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRACT

Sipa Sasmanda. S860809027. Learning of Social Studies in Seven Class Secondary School 1 Tanjung Lombok Regency North. Supervising Commission I: Prof.. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. Supervising II: Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd. Thesis. Surakarta: History Education Studies Program, Graduate Sebelas Maret University. Jul 2011.

This study aims to determine: (1) Social Learning in Class 2 Junior High. (2) The constraints faced by social studies teachers in the implementation of learning in social studies 2nd grade junior high schools, (3) how teachers overcome obstacles in learning social studies in Class 2 Junior High School.

This research takes place in Junior High School North Lombok Regency Year 2010/2011. The research method used was a descriptive qualitative method. Source data obtained from informants, events, and documents. The technique of collecting data through interviews, observation or observation, and document analysis. Test reliability of data through triangulation techniques. The results were analyzed using a model of interactive analysis.

The results of this study show that: (1) Learning the social study in accordance with lesson plans developed by teachers (2) obstacles encountered in learning social studies include: a) difficulty in obtaining the desired learning media b) lack of time to explain the material c) the teacher must master the field Another example of a history teacher must master the geography, economics, and sociology. Students sometimes do not like on a particular subject, while the emphasis on a blend of integrated learning in the field of study (3) means that teachers do to overcome obstacles in learning social studies: team teaching. Integrated learning in this respect are taught by teams; one topic of learning conducted by more than a teacher. Every teacher has a duty in accordance with their respective expertise and consensus.

The results of this study is expected to be used as input in decision-making in education, especially by school principals, and teachers of grades 2 in the implementation of the learning social study.

Page 18: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi pendidikan dihadapkan pada perubahan-

perubahan yang tidak menentu. Kaitannya dengan pendidikan, berbagai analisis

menunjukan bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan berbagai

krisis yang perlu mendapatkan penanganan secepatnya. Atas dasar tuntutan

mewujudkan masyarakat seperti upaya peningkatan mutu pendidikan yang harus

dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia

Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, ahlak, budi pekerti, perilaku,

pengetahuan, kesehatan, ketrampilan dan seni. Dalam kerangka inilah pemerintah

menggagas KTSP, sebagai tindak lanjut kebijakan pendidikan dalam konteks

otonomi daerah yang desentralisasi.

Di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

dilaksanakan untuk menngembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokrasi serta bertanggung jawab.

1

Page 19: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Satu prinsip utama dalam KTSP adalah pemberian atribusi secara penuh

kepada instansi sekolah untuk merancang dan merencanakan sendiri pembelajaran

sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan sekolah. Prinsip ini

memungkinkan untuk memandirikan sekolah sebagai instansi yang dianggap tahu

betul tetang kondisi dan karakteristik peserta didik, manajemen sekolah, serta

sarana-prasarana pembelajaran. Dengan demikian, analisis kebutuhan dan daya

dukung serta kemampuan sekolah dengan sendirinya menjadi acuan dan

pertimbangan dalam penyusunan, perancangan, dan perencanaan pembelajaran

(Trianto, 2010: 6).

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian:

sejarah, sosiologi, geografi, dan ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di dalam masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan

segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

kehidupan masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980: 20). Dalam implementasinya,

perlu dilakukan berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan

efektivitas layanan dan pengembangan pendidikan sebagai konsekuensi dari

inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi

kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran inovatif. Model

pembelajaran inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran terpadu dan

Page 20: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

merupakan model implementasi kurikulum yang dianjurkan dan diaplikasikan

pada semua jenjang pendidikan, Sekolah Menengah Pertama (SMP). Model

pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif

mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip pembelajaran

IPS secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3).

Dalam sistem pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,

menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.

Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

konsep dan prinsip yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh

terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar

yang lebih menunjukkan kaitan antar unsur konsep misalnya hubungan antar

konsep sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi menjadikan proses pembelajaran

lebih efektif. Kaitan antar konsep di atas bila dipelajari dengan sisi bidang kajian

yang tertentu akan membentuk skema (konsep) IPS, sehingga peserta didik akan

memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan IPS. Perolehan keutuhan

belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia

nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tetang

suatau wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan

yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam pembelajaran terpadu

Page 21: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian. Siswa akan

memahami konsep yang dipelajari berdasarkan pengalaman langsung dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami. Melalui

pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema

tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehinga

penggunaan waktu untuk membahasnya lebih efisien dan pencapaian tujuan

pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif, namun demikian,

pelaksanaannya di sekolah SMP/MTs pembelajaran IPS sebagian besar masih

dilaksanakan secara terpisah, meskipun buku teks IPS telah diasumsikan BSNP

telah terpadu. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran IPS masih dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing

(sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi) tanpa ada keterpaduan di dalam

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Hal ini tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu

pendekatan interdisipliner dari aspek sejarah, geografi, sosiologi dan ekonomi

yang merupakan cabang dari ilmu-ilmu sosial. Hal ini disebabkan antara lain: (1)

kurikulum IPS itu sendiri tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi,

melainkan masih terpisah-pisah antar bidang-bidang ilmu sosial; (2) latar

belakang guru yang mengajar merupakan guru disiplin ilmu seperti geografi,

sejarah, ekonomi, dan sosiologi, sehingga sangat sulit untuk melakukan

pembelajaran yang memadukan antar disiplin ilmu tersebut; serta (3) terdapat

kesulitan dalam pembagian tugas dan waktu pada masing-masing guru ”mata

Page 22: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pelajaran” untuk pembelajaran IPS secara terpadu. (4) meskipun pembelajaran

terpadu bukan merupakan hal yang baru namun para guru di sekolah tidak terbiasa

melaksanakannya sehingga ”dianggap” hal yang baru.

Kaitannya dengan pembelajaran IPS di SMP, pelajaran geografi,

sejarah, antropologi memilki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran sejarah

dapat dikatakan sebagai suatu proses kegiatan yang mendorong dan merangsang

peserta didik untuk mendapatkan dan mengahayati nilai-nilai kesejarahan,

sehingga membawa perubahan tingkah laku dan membantu mengembangkan

pribadi peserta didik secara utuh, dengan kata lain pembelajaran sejarah tidak lain

adalah suatu proses untuk membina para peserta didik melalui mata pelajaran

sejarah, agar tumbuh kesadaran sejarahnya (Sardiman, 2004: 2-3).

Adapun keuntungan penggunaan model pembelajaran terpadu dalam

pembelajaran IPS adalah: (a) pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu

relevan dengan tingkat perkembangan anak, (b) kegiatan yang dipilih sesuai dan

bertolak dari minat dan kebutuhan anak, (c) seluruh kegiatan belajar lebih

bermakna bagi anak, sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama, (d)

menumbuh kembangkan ketrampilan berfikir anak, (e) menyajikan kegiatan

bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam

lingkungan anak, (f) menumbuh kembangkan ketrampilan sosial anak seperti,

kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

Pendapat di atas mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran

terpadu selain sesuai karakteristik siswa, juga sesuai dengan jati diri IPS dan

peranan guru dalam proses pembelajaran.

Page 23: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Berdasarkan fungsi dan tujuan di atas pembelajaran IPS sebaiknya

dimulai dari lingkungan terdekat yang ada di sekitar siswa, mulai dari dirinya

sendiri, keluarga, tetangga, lingkungan sekolah, masyarakat setempat kehidupan

bernegara sampai menjadi bagian dari dunia, tentunya dengan materi yang

disesuaikan dengan dunia anak yang memandang dirinya sebagai pusat

lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan dengan pemaknaan secara holistik

yang berangkat dari hal yang bersifat konkrit.

Pelajaran IPS selama ini dianggap sulit dan banyak yang beranggapan

hanya bersifat hafalan, padahal yang diharapkan pembelajaran IPS lebih daripada

itu. Pembelaaran IPS harus mengembangkan kemampuan memahami fakta,

konsep, dan generalisasi tentang sistem sosial dan budaya, kemampuan

memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang prilaku ekonomi dan

kesejahteraan, kemampuan memahami dan menginternalisasi sistem berbangsa

dan bernegara (Depdiknas, 2003: 3-4). Oleh karena itu perlu adanya pendekatan

untuk menjebatani kesulitan tersebut dan guru dituntut untuk bisa memilih dan

menentukan pendekatan metode yang dianggap efektif.

Keberhasilan pembelajarn terpadu sangat tergantung pada efektivitas

komponen dasar intruksional dalam hal ini guru, siswa dan materi atau bahan

belajarnya. Kesungguhan guru dalam menguasai materi pembelajaran dengan baik

maupun sistem pembelajaran sangat mendukung bagi tercapainya pembelajaran

yang efektif yang berimplikasi pada pencapaian hasil belajar yang maksimal.

Untuk keberhasilan belajar mengajar ditentukan oleh dua faktor yang

berasal dari diri siswa dan dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa yaitu

Page 24: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

berupa adanya motivasi, sedangkan faktor dari luar siswa meliputi strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru, lingkungan belajarnya, model

pembelajarannya, serta keberadaan sarana dan prasarana belajar. Sehingga siswa

akan siap dan mampu untuk melaksanakan belajarnya dengan baik, disamping

seorang pengajar setidak-tidaknya mengenali siswa secara mendalam, baik latar

belakang hidupnya sampai permasalahan yang dihadapinya.

Mengingat pentingnya pembelajaran IPS terpadu bagi siswa, maka

peneliti berkehendak mengamati pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di kelas 2

SMP Negeri 1 Tanjung kabupaten Lombok Utara.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah, yakni sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di kelas 2 SMP

Negeri 1 Tanjung sudah sesuai dengan RPP yang dikembangkan oleh

guru ?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi oleh guru IPS dalam implementasi

pembelajaran IPS terpadu di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung kabupaten

Lombok Utara?

3. Bagaimana cara guru mengatasi kendala pembelajaran IPS terpadu di

kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung kabupaten Lombok Utara?

Page 25: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di kelas

2 SMP Negeri 1 Tanjung sesuai RPP.

2. Untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi guru dalam

implementasi pembelajaran IPS terpadu di kelas 2 SMP Negeri 1

Tanjung kabupaten Lombok Utara.

3. Untuk mendeskripsikan guru mengatasi kendala dalam implementasi

pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung kabupaten Lombok

Utara.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

kajian untuk mendalami pembelajaran IPS dan implementasinya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

masukan untuk :

1. Dinas pendidikan: Sebagai pengambil kebijakan di daerah Lombok

Utara

2. Guru: Guru IPS yang ada di Kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung Lombok

Utara agar dapat meningkatkan kulitas pembelajaran

Page 26: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Peneliti: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi tentang, pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di Kelas 2 SMP

Negeri 1 Tanjung kabupaten Lombok Utara.

Page 27: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Konsep Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang sistematik yang terdiri dari beberapa

komponen yaitu guru, murid, materi atau bahan (kurikulum) dan lingkungan

belajar yang membantu suksesnya belajar anak (Dick, Carey dan Carey, 2001: 2).

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan

siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan,

ketrampilan (Dimyanti dan Mudjiono, 2002: 157). Pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, falsilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Oemar Hamalik, 2001: 57).

b. Sistem Pembelajaran

Kompleksitas, keunikan, dan saling ketergantungan dari situasi

pembelajaran disebut sistem. Sistem adalah sekumpulan bagian atau eleman yang

saling berhubungan dimana konsepnya terpisah dari lingkungannya (Banathy

dalam Kozma, Belle dan Williams, 1979: 12).

Proses intruksional dapat dipandang sebagau sistem. Tujuan dari sistem

adalah untuk menyampaikan pembelajaran. Komponen sistem yaitu siswa, guru,

10

Page 28: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

materi pelajaran, dan lingkungan pembelajaran. Komponen saling berinteraksi

untuk mencapai tujuan (Dick Carey & Carey 2001:1).

Elemen-elemen dari sistem intruksional, yaitu guru sebagai manajer

sistem, mata pelajaran sebagai pesan yang disampaikan (pengetahuan atau

norma), komunikasi, dan siswa sebagai penerima pesan. Evaluasi antara guru dan

murid berfungsi sebagai indikator efektivitas proses. Lingkungan mendukung

sistem: nilai dan tujuan sistem dibawa dari lingkungan yang lebih besar (Kozma,

Balled an Williams, 1979: 13).

Sistem pembelajaran adalah suatu peristiwa yang mempengaruhi siswa

sehingga terjadi proses belajar. Bentuk nyata dari sistem intruksional adalah satu

rangkaian bahan dan strategi intruksional yang telah teruji secara efektif dan

efisien di lapangan (Gagne dalam Atwi Suparman, 1996: 8).

Sitem pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Fungsi sistem pembelajaran adalah sebagai pedoman

bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pemnelajaran. Untuk

pemilihan sistem ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang diajarkan, dan

tingkat kemampuan peserta didik. Akhirnya, setiap sistem memerlukan sistem

pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan

peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas

(Trianto, 2007: 5).

Page 29: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Ciri-ciri pembelajaran

Menurut Edi Suardi dalam Syaiful Bachri Djamarah dan Aswan Zain

(2002: 46). Pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sebagai proses

pengaturan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu

perkembangan tertentu.

2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) Ditandai dengan penggarapan materi yang khusus.

4) Ditandai dengan aktivitas anak didik.

5) Guru berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar.

6) Membutuhkan disiplin.

7) Ada batas waktu.

8) Evaluasi dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan pengajaran

yang telah ditentukan.

d. Pembelajaran efektif

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik dapat memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu dengan

proses yang menyenangkan. Pembelajaran efektif ditentukan oleh data dan

informasi yang disatukan dan didokumentasikan (Dick dan Reiser, 1989: 2).

Pembelajaran yang efektif memberikan kemudahan untukk terciptanya

kesempatan untuk melihat dan membangun kaitan-kaitan konseptual. Hal ini

Page 30: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

terjadi bukan saja dengan memberikan pengetahuan baru kepada murid, tetapi

juga dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk pemantapan

pengetahuan yang baru diperoleh, serta untuk menerapkan konsep baru itu dalam

situasi baru (Trisno Hadi Subroto dan Ida Siti Herawati, 2004: 11).

Menurut Soetarno (2003: 20) untuk mewujudkan pembelajaran yang

efektif ditentukan oleh peran atau posisi sentral mengajar atau guru sebagai

pengelola pembelajaran. Penampilan guru dalam mengajar sangat berpengaruh

dalam menentukan kualitas belajar peserta didik, sedangkan kualitas belajar

peserta didik akan menjadi indikator utama pembelajaran yang efektif.

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan

yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan

proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran minimal ada lima komponen pokok, yaitu komponen

tujuan pembelajaran, metode, media, sumber serta komponen evaluasi(Wina

Sanjaya, 2008: 59).

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus

(E. Mulyasa, 2006: 212).

Berdasarkan jabaran tersebut, maka setiap RPP memiliki dua fungsi,

yaitu pertama, fungsi perencanaan, yaitu mendorong guru lebih siap melakukan

Page 31: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kegiatan pembelajaran; kedua, fungsi pelaksanaan, di mana pelaksanaannya harus

benar-benar sesuai dengan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah Rencana yang

menggambarkan Prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai

satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam

silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup1(satu) kompetensi

dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali

pertemuan atau lebih (PP No. Tahun 2005 pasal 10).

Rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri dapat menjadi panduan

langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran

yang disusun dalam skenario kegiatan. Pada pembelajaran IPS terpadu, sesuai

dengan standar isi, keterpaduan terleatak pada strategi pembelajaran dan

Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam standar isi (Trianto, 2010: 108).

Berdasarkan jabaran tersebut, maka RPP memiliki 2 (dua) fungsi, yang

pertama, fungsi perencanaan, yaitu mendorong guru lebih siap melakukan

kegiatan pembelajaran; kedua fungsi pelaksanaan, di mana pelaksanaannya harus

benar sesuai dengan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah.

Adapun langkah-langkah atau cara pengembangan RPP pembelajaran

terpadu adalah sebagai berikut:

1) Mengisi kolom identitas

2) Menentukan alokasi waktu pertemuan

3) Menentukan SK/KD serta indicator

4) Merumuskan tuajun sesuai SK/KD dan indicator

Page 32: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

5) Mengidentifikasi materi

6) Menentukan pendekatan, model dan metode pembelajaran.

7) Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

awal, inti dan akhir

8) Menentukan sumber belajar

9) Menyusun kriteria penilaian

2. Pembelajaran Terpadu

a. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Beberapa pengertian terpadu dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:

Trianto (2007: 6-9) pembelajaran terpadu sebagai konsep dapat dikatakan sebagai

suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk

memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Pembelajaran terpadu

merupakan suatu sistem pembalajaran yang memungkinkan siswa, baik secara

individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep

serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Joni T.R, dkk dalam

Trianto, 2007: 6)

Pembelajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan

mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema.

Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat

dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap

pertemuan (Ujang Sukandi dkk dalam Trianto, 2007: 7)

Page 33: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Hadi Subroto dan Ida Siti Herawati (1998:19) Pembelajaran terpadu

adalah pembelajaran yang diawali dari suatu pokok bahasan atau tema yang

dikaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain. Konsep tertentu dikaitkan dengan

konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam satu

bidang atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak maka

pembelajaran menjadi bermakna.

Menurut Collins dan Dixon (1991, 6-10) pembelajaran terpadu terjadi

ketika suatu kejadian atau eksploitasi dari suatu topik merupakan tenaga

pendorong dalam kurikulum, dengan berpartisipasi dalam kejadian atau eksplorasi

topik, belajar tentang proses dan kandungan maksud yang berhubungan lebih dari

satu area kurikulum dalam satu waktu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

fokus pembelajaran dan guru bekerja sama untuk mencapai tujuan, aktivitas

menjalin proses dan maksud dari bermacam area kurikulum.

Pembelajaran terpadu berdasarkan pada pendekatan inkuiri pelajar

dilibatkan dalam perencanaan, eksplorasi dan diskusi ide. Para pelajar biasa

didorong untuk bekerjasama dan merefleksikan dalam pembelajaran mereka.

Mereka menjadi berwewenang sebagai pelajar dan dapat mengikuti

kecenderungan personal mereka serperti terlibat dalam topik kelas.

Pembelajaran terpadu tidak hanya sekedar aktivitas dari setiap area

kurikulum yang sedikit terubung pada suatu topik. Dalam kenyataannya, tidak

cukup untuk berpikir tentang aktivitas untuk setiap area kurikulum. Pembelajaran

terpadu dapat dilakukan dalam banyak cara selain melalui eksplorasi topik. Hal ini

seperti kegiatan sekolah, pengalaman sehari-hari yang melibatkan para siswa

Page 34: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dalam pembelajaran isi dan proses lebih dari satu area kurikulum secara

bersamaan.

b. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Mathews dan Cleary (1993: 1-3), karakteristik kurikulum terpadu

yaitu:

1) Menggambarkan hubungan antara perbedaan kawan untuk belajar. Jadi

pengetahuan menjadi lebih holistik dan tidak terpecah. Berdasarkan mata

pelajaran yang saling bergantung.

2) Membangun berdasarkan konteks sehingga pembelajaran sangat bermakna

dan menggunakan pengalaman pembelajar sebagai titik permulaan/dasar.

3) Memastikan bahwa ketrampilan dikembangkan dalam konteks untuk tugas

khusus atau masalah yang pembelajar memiliki tujuan berbeda.

4) Menekankan pentingnya pembelajaran inkuiri dan penyelesaian masalah.

5) Mendorong pelajar menjadi mandiri, banyak sumber dan mampu

beradaptasi

6) Menggunakan pendekatan yang dinamis dan berbeda dalam belajar

mengajar

7) Pengawasan dan pertanggungjawaban untuk belajar di tangan pelajar

memberikan inisiatif untuknya.

8) Mendorong pelajar untuk menggunakan berbagai sumber belajar.

9) Menggali topik, isu atau pertanyaan dari sudut pandang/perspektif yang

berbeda.

Page 35: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Trianto (2007:13)

menyatakan bahwa, pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai

beberapa karakteristik, antara lain

1. Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam

perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dai beberapa

bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

2. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek,

memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep

yang berhubungan. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan daru

materi yang dipelajari.

3. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara

langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan

belajar secara langsung.

4. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam

pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional.

Page 36: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Model-Model Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu dibedakan berdasarkan pada pengintegrasian

materi atau tema. Berdasarkan pola tersebut, Fogarty (1991: 25) menemukakan

bahwa terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu, yaitu: (1) terpisah

(fragmented), (2) terhubung (connected), (3) tersarang (nested), (4) terurut

(sequenced), (5) terbagi (shared) (6) terjaring (webbed), (7) terikat (threaded), (8)

terpadu (integrated), (9) tebenam (immersed), (10) Jaringann (networked).

Dari kesepuluh model pembelajaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga

klasifikasi pengintegrasian kurikulum, yakni: pertama, pengintegrasian di dalam

satu disiplin ilmu, kedua, pengintegrasian beberapa disiplin ilmu, ketiga,

pengintegrasian di dalam dan beberapa disiplin ilmu.

1) Tepisah (Fragmented)

Kurikulum tradisional yang menetapkan untuk memisahkan dan

membedakan mata pelajaran. Dalam standar kurikulum, areal pokok

persoalan ini dipisahkan, jadi tidak ada usaha menghubungkan atau

menggabungkannya. Masing-masing ilmu terlihat murni dan apa adanya.

2) Terhubung (Connected)

Model kurikulum berfokus pada pembuatan hubungan yang jelas tiap

pelajaran, menghubungkan satu topik berikutnya, menghubungkan satu

konsep dengan konsep yang lainnya, menghubungkan satu ketrampilan ke

ketrampilan yang lain, menghubungkan pekerjaan satu hari ke hari

berikutnya, atau bahkan ide satu semester ke semeseter berikutnya.

Page 37: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3) Tersaring (Nested)

Model ini dari pembelajaran terpadu adalah rancangan yang digunakan

oleh para guru dalam pembelajaran. Namun, di dalam suatu pembelajaran

yang menggunakan pendekatan nested, diperlukan sebuah perancangan

yang sungguh-sungguh untuk menyusun target ganda dari pembelajaran

siswa. Bagaimana juga, keterpaduan model nested ini memberikan

keuntungan kombinasi alamiah sehingga tugas-tugas menjadi kelihatan

lebih mudah.

4) Terurut (Sequenced)

Sehubungan dengan terbatasnya hubungan antar disiplin ilmu yang

berbeda, guru bisa menyusun kembali topik-topik pembelajara. Jadi, mata

pelajaran yang memiliki persamaan ide bisa pertepatan. Dua disiplin ilmu

yang berkaitan bisa diurutkan dengan mengurutkan topik-topik yang

diajarkan aktivitas dari masing-masing bisa mendorong topik yang

satunya. Dengan kata lain, satu topic mendukung topik yang lain demikian

pula sebaliknya.

5) terbagi (Shared)

Perluasan disiplin menciptakan paying yang mencakup kurikulum: ilmu

pasti dan ilmu pengetahuan dipasangkan sebagai ilmu, sasatra dan sejarah

dipasangkan dibawah label kemanusiaan: seni, musik, tari, dan drama

dipandang sebagai seni-seni indah, teknologi komputer, industri, dan seni

rumah dipasangkan sebagai seni praktik. Dalam beberapa disiplin

Page 38: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

komplementer, perencanaan dan atau guru menciptakan focus pada konsep

bersama, kehlian dan sikap.

6) Terjaring (Webbed)

Kurikulum webbed menggambarkan pendekatan tematik untuk

mengintegrasikan materi pokok. Sebuah tim lintas departemen membuat

sebuah keputusan yang menggunakan tema seperti sebuah lapisan untuk

subjek yang berbeda. Dalam penerapan model webbed yang lebih rumit,

bagian yang berbelit-belit dalam pelajaran dapat dibangun menjadi

terintegrasi dalam semua area yang relevan

7) Terikat (Threaded)

Model threaded dari kurikulum terpadu ini memfokuskan pada

metakurikulum yang menggantikan atau memotong inti dari beberapa dan

semua muatan pembelajaran. Strategi-strategi pencarian consensus

digunakan untuk menyelesaikan konflik-konflik dalam situasi yang

membutuhkan penyelesaian masalah. Ketrampilan-ketrampilan ini intinya

dirangkai melalui muatau kurikulum.

8) Terpadu (Integrated)

Model kurikulum yang dipadukan menunjukan pendekatan dari antar

cabang ilmu pengetahuan hamper sama dengan model shared. Model

integrated menekankan pada empat disiplin mayor dengan menata

prioritas kurikulum dan menemukan ketrampilan, konsep, dan sikap dalam

empat bagian. Seperti pada shared, pemaduan adalah hasil dari

penyaringan ide dari sisi suatu materi pelajaran, bukan meletakkan ide

Page 39: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pada subjek-subjek itu seperti yang ada dalam pendekatan tema webbed.

Pemaduan muncul dari dalam variasi disiplin dan pasangan itu dibuat

diantaranya sebagai komunitas yang baru muncul.

9) Terbenam (Imersed)

Para lulusan, kandidat doctor dan guru besar melebur total dalam satu

bidang studi. Mereka menyaring berabagai kurikulum pembelajaran

melalui satu lensa mikroskopik. Individu ini memadukan semua data (dari

berbagai bidang displin ilmu) dengan cara menyalurkaan berbaga ide

sesuai dengan bidang minat masing-masing. Pada model kurikulum

terpadu ini, pelajar bisa terintegrasi secara internal dan intrinsic hanya

dengan sedikit tanpa intervensi eksterinsik.

10) Terjaring (Networked)

Model networked pembelajaran terpadu adalah keberlanjutan sumber input

eksternal yang selalu memberikan ide-ide baru, diperluas dan diberbaiki

atau dengan masukan khusus. Jalinan kerja professional siswa ini biasanya

dilaksanakan pada aturan-aturan yang jelas dan kadang-kadang tidak

begitu jelas. Dalam mencari informasi utama para siswa bergantung pada

jalinan kerja ini sebagai sumber informasi utama yang harus mereka

saring melalui lensa keahlian dan minat mereka sendiri. Model networked

tida seperti mode-model terdahulu, siswa langsung memadukan proses

melalui seleksi dari jalinan-jalinan kerja yang diperlukan. Model ini

berkembang dan tumbuh sepanjang perjalanan waktu seperti

diperlukannya pengalihan siswa ke dalam situasi yang baru.

Page 40: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Terpadu

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu mengikuti tahap-

tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap

yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi

1) Tahap Perencanaan (Desain)

Menurut Reigeluth (1983: 5), teori perencanaan pembelajaran adalah teori

yang secara eksplisit membiming bagaimana belajar dan berkembang dengan

baik. Jenis-jenis belajar dan perkembangan mencakup kognitif, emosi, fisik,

dan spiritual.

Dick, Carey dan Carey (2001:1) menegaskan penggunaan konsep pendekatan

sistem sebagai landasan pemikiran suatu perencanaan pembelajaran.

Umumnya pendekatan sistem terdiri atas analisis, perencanaan,

pengembangan, impelementasi, dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran

mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada pendekatan sistem.

Penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan tugas suatu tim. Tim

penyusunan itu bersifat sistemik, yaitu berperan sesuai peran masing-masing,

tidak tumpang tindih. Tim ini terdiri atas desainer (perancang), guru, ahli,

materi dan penilai. Menurut Trianto (2007: 15) ada lima langkah

perencanaan, yaitu: (a) menentukan jenis mata pelajaran dan jenis

ketrampilan yang dipadukan, (b) memilih kajian materi, standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator (c) menentukan sub ketrampilan yang

Page 41: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dipadukan, (d) merumuskan idikator hasil belajar, dan (c) menentukan

langkah-langkah pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan

Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi:

Pertama, guru hendaknya tidak menjadi aktor tunggal yang mendominasi

kegiatan pembelajara; kedua, pemberian tanggung jawab individu dan

kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja

kelompok; Ketiga, guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang

sama sekali tidan terpikirkan dalam proses perencanaan (Depdiknas, 1996: 6).

Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah

pembelajaran. Menrut Muchlas dalam Trianto (2007: 17), tidak ada model

pembelajaran tunggal yang cocok untuk topik dalam pembelajaran terpadu.

Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.

3) Tahap Evaluasi/ Penilaian

Penilaian dapat menyediakan informasi penting untuk meningkatkan tiap

aspek pendidikan. Mitchell dalam Frazee dan Rudmitski (1995: 273)

mengenalkan empat tujuan utama penilaian:

1) Memberikan informasi tentang hasil belajar siswa,

2) Pencapain tujuan dan peningakatan pembelajaran,

3) Pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan siswa,

4) Wujud tanggung jawab.

Dalam penelitian ini lebih cenderung menggunakan model jarring laba-

laba. Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan

Page 42: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pendekatan tematik. Tema ditetapkan dengan musyawarah antara guru dengan

siswa atau diskusi sesama guru untuk menentukan bagian mana yang lebih tepat

didisampaikan dahulu. Setelah tema ditentukan lalu mengembangkan sub-sub

tema dengan memperhatikan kaitannya dengan mata pelajaran lain. Dan selama

proses pelaksanaan pembelajaran terpadu merupakan kegiatan kegiatan

selanjutnya dikembangkan aktivitas yang harus dikembangkan siswa

3. Pembelajaran IPS Terpadu

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik.

Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik

faktor internal maupun eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam

pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan

agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik (E. Mulyasa,

2007 : 255).

Pembelajaran diartikan sebagai upaya yang sistematis dan sengaja oleh

pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan

kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut terjadi interaksi edukatif

antara yang peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang

melakukan kegiatan pembelajaran (Wasty Soemanto, 1998: 102).

Sistem pembelaaran menghasilkan sejumlah individu yang belajar sebagai

keluaran yang telah berubah dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan

sikap. Peningkatan ini juga tercermin pada nilai atau angka prestasi belajar yang

Page 43: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

diperoleh setelah melalui proses pembelajaran. Secara garis besar fungsi sistem

pembelajaran meliputi tiga kategori, yaitu: (a) fungsi belajar, (b) fungsi

pembelajaran, (c) fungsi penilaian. Fungsi pembelajaran mencakup belajar dan

sumber-sumber belajar. Sumber-sumber belajar memiliki lima komponen yaitu:

(1) manusia, (2) buku/perpustakaan, (3) media massa, (4) alam/lingkungan, (5)

media pendidikan. Sedangkan fungsi penilaian mencakup evaluasi pengelolaan

belajar.

Pengajaran IPS merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang

hayat yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman

belajar. Pembelajaran yang mendorong siswa agar dapat mencari, menangkap,

mengelola serta memanfaatkan informasi perlu dicari dan ditangkap karena di

dalamnya begitu banyak tawaran peluang untuk peningkatan kualitas hidup

manusia. Informasi juga perlu dikelola karena informasi yang diterima biasanya

belum terstruktur sehingga perlu ditata agar mudah dipahami dan dimanfaatkan

(Dwi Nugroho Hidayanto, 2002: 100).

Pada pembelajaran IPS siswa perlu di latih untuk meningkatkan daya nalar

serta daya analisinya. Jadi tidak sekedar mengembangkan kemampuan menghafal

fakta, seperti yang sering dipersipkan terhadap tujuan pelajaran IPS. Dalam

pembelajaran IPS dapat menggunakan berbagai media yang mempunyai potensi

untuk menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar

(Depdiknas, 2003: 5). Dalam hal ini, ketrampilan seperti bertanya produktif,

evaluasi, menempatkan problema dalam konteks sosio-kulturalnya disebut

pendekatan problematika sosio culture, mengidentifikasi faktor-faktor perubahan

Page 44: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

masyarakat, latihan mengajukan argumentasi dan yang semacamnya perlu

dikembangkan pada siswa. Untuk kebutuhan ini dapat dilaksanakan dengan

menerapkan metode yang mengarah keaktifan siswa. Satu diantara metode yang

dimaksud adalah metode discovery-inquiry, yang mendorong siswa menemukan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Ilmu

Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-

ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi). IPS atau studi sosial itu

merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-

cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi.

a. Karakteristik

Istilah pendidikan IPS dalam penyelenggaraaan pendidikan di Indonesia

relatif baru. Karakteristik pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain

yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari

berbagai disiplin-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, dan ekonomi. Rumusan

Ilmu Pengetahuan Sosial berdasar pada realitas dan fenomena sosial melalui

pendekatan interdisipliner.

Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara

sebagai berikut:

1. Ilmu-ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi.

Page 45: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan, geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

tertentu.

3. Standar Kompetendi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut

berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan

interdisipliner dan multidisipliner.

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa

dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,

kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dari

masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti

pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

b. Tujuan

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peseta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1. Mengenai konsep-konsep yang bekaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk befikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memcahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dari kemanusiaan

Page 46: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam

masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global ( E Mulyasa 2007:

125).

Mengenai tujaun Ilmu Pengetahuan Sosial, para ahli sering

mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan dan penekanan dari

program pendidikan tersebut. Gross dalam Trianto menyebutkan bahwa tujuan

pendidikan IPS untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik

dalam kehidupan di masyarakat. Tujuan lain dari IPS adalah untuk

mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil

keputusan setiap persoalan yang dihadapinya ( 201: 173).

4. Media

Secara harfiah media berasal dari bahasa latin yaitu bentuk jamak dari

medium yang berarti perantara atau segala sesuatu yang membawa atau

menyalurkan informasi antara sumber dan penerima pesan.

Menurut Santoso S. Hamijaya dalam Ahmad Rohani (1997: 2) media

adalah semua bentuk perantara yang dipakai penyebar ide, sehingga ide atau

gagasan itu sampai pada penerima.

Pendapat Oemar Hamalik (1994: 12) media pembelajaran adalah alat,

metode dan teknik yang digunakan dalam rangka memilih lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan

pengajaran.

Page 47: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dengan memperhatikan pendapat tersebut, maka dalam proses belajar

mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPS, kehadiran media pembelajaran

amat diperlukan untuk membantu mengatasi atau menyelesaikan permasalahan

yang menghambatnya. Selain tersedianya media di dalam proses pembelajaran

juga diperlukan adanya variasi mengajar untuk mempertahankan perhatian dan

minat siswa di dalam menyerap materi pelajaran, sehingga pemahaman siswa

terhadap suatu materi pelajaran akan meningkatkan dan akan terlaksana proses

pembelajaran yang optimal, efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Adapun jenis-jenis media pembelajaran menurut Suparno, dkk (1987: 131-

134) dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Media Visual:

Media visual meliputi media yang tidak diproyeksikan seperti: papan

tulis, gambar dinding, flip chart, model dan sebagainya, dan media visual

uang diproyeksikan seperti: episkop, proyektor, slide, overhead proyektor,

dan proyektor film.

b. Media Audio

Media Audio meliputi: proyektor film bersuara, radio, video recorder, dan

sound proyektor.

Page 48: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5. Penilaian

Objek penilaian pembelajaran IPS mencakup penilaian terhadap proses

belajar dan hasil belajar peserta didik. Menurut Zaenal Aqib (2007: 94-95)

penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah berhasil

efisien atau tidak, sehingga tujuan utama penilaian adalah sebagai

pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Penilaian proses belajar adalah

upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai

terhadap proses-proses hasil belajar dengan criteria tertentu. Hasil belajar tersebut

pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup

aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam

kebiasaan bertindak dan berpikir. Kompetensi tersebut dapa dikenal melalui

sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian

proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya, hasil belajar

merupakan akibat dari suatu proses belajar.

Penilaian dalam pembelajaran IPS terpadu dalam satu topik atau tema

mencakup beberapa kompetensi dasar. Namun ada kompetensi dasar atau

indikator yang tidak bisa dipadukan, sehingga harus dibelajarkan dan diberi nilai

secara terpisah.

6. Metode

Menurut Muhibbin Syah (1995: 190) metode pembelajaran adalah cara

yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin

Page 49: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

baik metode pembelajaran maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk

menetapkan lebih dahulu apakah suatu metode pembelajaran disebut baik,

diperlukan ketentuan yang bersumber dari beberapa faktor. Adapun faktor utama

yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai. Metode pembelajaran di dalam

kelas selain faktor tujuan, juga faktor murid, faktor situasi, dan faktor guru ikut

menentukan efektif tidaknya suatu metode pembelajaran.

Menurut Ratna Wills Dahar (1996: 106) metode pembelajaran merupakan

perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran,

peralaran, dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran yang tepat.

Kemampuan tersebut sebagai sarana serta usaha dalam menentukan dan memilih

metode pembelajaran untuk menyajikan materi pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan program pembelajaran.

Menurut Briggs (1987:12) metode pembelajaran adalah cara penyampaian

materi pelajaran yang melibatkan sistem pembelajaran dengan perangkat

komponen-komponen yang terdiri dari materi pembelajaran, tes dan siswa, serta

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan Metode adalah

cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Masalahnya, metode yang dipakai sering terjebak pada hal yang klasik, yakni

siswa duduk yang manis dan guru berdiri sebagai tokoh sentral di depan kelas dan

yang paling banyak digunakan adalah metode ceramah (http://www.pikiran

rakyat.com/cetak/2005/0505/13/113.htm).

Page 50: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Menurut Wasty Soemanto (1998: 102) metode pembelajaran merupakan

salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan komunikasi dengan

siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode

pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran sebagai alat

untuk menciptakan proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran

diharapkan terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru harus

menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi.

Jadi metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan tertentu. Pemilihan metode yang sesuai perlu dilakukan oleh

guru, sebab pembelajaran IPS mempunyai aspek-aspek tujuan diantaranya pada

pengembangan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan

masalah, dan ketrampilan sosial serta terampil dalam praktik dan usaha ekonomi.

Winarno Surakhmad (1994: 96) mengemukakan bahwa metode

pembelajaran dapat dogolongkan menjadi dua yaitu: (a) metode pembelajaran

secara individual, (b) metode pembelajaran secara kelompok. Kedua metode

pembelajaran tersebut pada hakikatnya menggunakan prinsip-prinsip

pembelajaran yang sama. Perbedaanya bahwa metode pembelajaran individual

lebih ditekankan pada pembelajaran individual, sedangkan pembelajaran

kelompok biasanya dilakukan pada sebagian besar orang yang berada dalam suatu

kelas. Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk

mencipatakan proses belajar mengajar atau terciptanya interaksi edukatif. Metode

pembelajaran IPS perlu divariasikan dengan metode lain seperti diskusi,

Page 51: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pemberian tugas, ataupun demonstrasi, dan ceramah. Kemampuan guru berkait

dengan kemampuan menyajikan materi pengajaran, sehingga materi tersebut

benar-benar bermakna dan dirasakan bermanfaat. Belajar yang tidak dirasakan

manfaatnya kurang memberikan dorongan pada perkembangan pribadi siswa.

Demikian pula pengajaran IPS yang verbalistik cenderung disebabkan oleh siswa

yang enggan dan bosen. Pengajaran IPS mengutamakan hafalan hanya akan

menjadikan fakta mati (dead fact).

B. Penelitian yang relevan

1. Rais Idrus (2009). “Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri Kota Gorontalo”. Dalam

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan masih rendah disebabkan oleh tidak lancarnya sosialisasi

yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini adalah dinas pendidikan

nasional. Kendala yang dialami oleh guru Gorontalo dalam Impelementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Negeri Kota Gorontalo ialah

masalah fasilitas yang berhubungan dengan media pembelajaran seperti buku

paket, internet, LCD, dan sebagainya masih kurang.

2. Pujinta (2008). ”Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di Tingkat

Sekolah Dasar”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pelaksanaan KBK di

SD Tarakanita Grogol Sukoharjo ditinjau dari komponen kondisi fisik

sekolah, yaitu terciptanya sekolah yang aman, nyaman, tertib, dan

menyenangkan; terdapatnya peningkatan perhatian dan partisipasi warga

Page 52: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

masyarakat sekitar sekolah dalam pelaksanaan KBK yang dicapai melalui

pengambilan keputusan. Dari kedua penelitian tersebut sangat relevan untuk

dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk mengkaji mengenai

Pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir ini menjelaskan kegiatan penelitian pembelajaran IPS di

SMP Negeri 1 Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Sebelum memulai

pembelajaran guru dengan menyusun perencanaan dengan melaksanaan

penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. Setelah perencaaan

dilaksanakan dengan baik, barulah pelaksanaan pembelajaran IPS dilaksananakan.

Pelaksanaan Pembelajaran IPS meliputi: (1) kegiaran awal (introduction)

kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran yang

kondusif, (2) kegiatan inti pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran bersifat

situasional, dalam arti perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat

pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

dalam kegiatan inti pembelajaran, yang paling yang perlu dilakukan adalah

pemberitahuan tujuan dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai peserta didik

beserta garis-garis besar materi pembelajaran yang dipelajari, (3) kegiatan akhir

(penutup) Kegiatan Akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai

kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil

belajar pesera didik dan kegiatan tindak lanjut.

Page 53: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran IPS yang telah direncanakan

dengan baik dan benar, diharapkan dapat tercapainya tujuan pembelajaran.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Perencanaan Pembelajaran IPS

Pelaksanaan Pembelajaran IPS

Tujuan

Page 54: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kecamatan Tanjung dan SMP Negeri 1

Tanjung kabupaten Lombok Utara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu dan dua, tahun pelajaran

2010/2011, dalam waktu dipekirakan selama sebelas bulan mulai dari April 2010

sampai dengan bulan Mei 2011. Berikut ini rincian jadwal penelitian:

a. Persiapan : 3 bulan (April – 30 Juni2010)

b. Pengumpulan data : 5 bulan (1 Juli – 30 November 2011)

c. Analisis : 1 bulan (Januari 2011)

d. Penyusunan Laporan : 2 bulan (1 Februari – 30 Maret 2011)

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif mengingat

penelitian ini lebih mengarah pada pendeskrepsian secara rinci dan mendalam

tentang kondisi maupun proses, dan juga hubungan atau saling keterkaitannya

mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitiannya (H.B.

Sutopo, 2006: 179).

Page 55: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Menurut Lexy J. Moloeng (1991: 30) yang dimaksud dengan penelitan

kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang menghasilkan karya ilmiah yang

menggunakan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atas prilaku yang dapat diamati.

Menurut Bogdan dan Biklen (1982 : 28-30) penelitian kualitatif memiliki

empat karakter, yaitu:

“(1) qualitative research has the natural setting as direct source of data and the researcher is the key instrument, (2) qualitative research is descriptive, (3) qualitative researchers are concerned with processthansimply with outcome or products, (4) qualitative research tend to analyse their data inductivelys meaning is of essential concern to the qualitative approach”.

Dari kutipan di atas dapat dipahami masalah penelitian kualitatif adalah

penelitian tentang data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan

kalimat, serta gambar-gambar.

C. Sumber Data

1. Informan

Menurut Lexy J. Moloeng (1991: 12) informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian. Informan orang yang dipandang menguasai permasalahan

yang akan dikaji oleh peneliti serta dapat merekonstruksi mengenai organisasi,

kejadian, motivasi, dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti, sehingga

informan merupakan orang yang mempunyai pengalaman tentang latar belakang

peneliti dan informasi harus secara sukarela menjadi anggota penelitian walaupun

informal.

Page 56: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dalam penelitian ini informannya adalah Kepala Sekolah SMP Negeri 1,

guru dan siswa. Kepala Sekolah dapat memberikan informasi mengenai

lingkungan sekolah, guru, siswa, fasilitas program dan sebagainya yang

diperkirakan dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu.

Guru dapat memberikan informasi tentang kesesuaian setiap komponen RPP

dengan pelaksanaan pembelajaran.

2. Tempat dan Peristiwa

Penelitan dilaksanakan harus disesuaikan dengan konteksnya, dan selalu

melibatkan pelaku, tempat, dan aktivitas. Akativitas meliputi kegiatan

pembelajaran di SMP Negeri 1 Tanjung.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen merupakan sumber di luar manusia yang tidak dapat

diabaikan, apalagi yang menjadi sasarannya terarah pada latar belakang masa lalu

yang sedang berkaitan dengan peristiwa masa kini yang sedang dipelajari.

Sedangkan arsip merupakan sumber data yang sudah lama tersimpan oleh

pemerintah, swasta, dan lembaga. Dokumen dari SMP Negeri 1 Tanjung berupa

silabus, RPP, program tahunan, program semester, persiapan mengajar, dan alat

evaluasi.

Page 57: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu interaksi dan komunikasi. Interaksi yaitu

antara orang yang menanyai atau peneliti dengan informan. Wawancara ini

dilakukan secara mendalam bersifat terarah dan tidak terarah. Untuk wawancara

terarah dilakukan secara sistematis dan berencana dalam bentuk pertanyaan

tercatat kepada informan. Untuk wawancara tidak terarah dilakukan secara bebas

kepada informan dalam memberikan keterangan umum dan tidak terduga yang

tidak diketahui bila ditanyakan dengan wawancara tidak terarah, wawancara

seperti ini disebut Indepth Interviewing (H.B. Sutopo, 1988: 22).

Dalam penelitian ini informan yang diwawancarai meliputi : Kepala

Sekolah, guru, dan siswa. Wawancara kepada Kepala Sekolah dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang bagaimana pembelajaran IPS terpadu dilakukan

oleh guru selama ini. Wawancara dengan guru IPS SMP Negeri 1 Tanjung

dimaksudkan untuk mendapat informasi pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu

yang dilaksanakan oleh guru. Wawancara dengan siswa dilaksakan untuk

mendapatkan informasi mengenai aktivitas mereka mengenai proses pembelajaran

IPS terpadu.

2. Penelitian Dokumen

Dokumen yang diperoleh secara langsung sebagai sumber data, kemudian

dianalisis dan diteliti serta disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan.

Dokumen yang dianalisis adalah dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

Page 58: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dokumen sangat berharga untuk memahami aktivitas yang dilakukan oleh

sekelompok populasi tertentu yang faktanya tersimpan dalam dokumen. Oleh

karena itu, dokumen dapat berfungsi apabila sudah dianalisis. Setelah dianalisis

dokumen berfungsi pula sebagai bukti pengujian. Dokumen merupakan sumber

data yang sangat penting dalam penelitian kulatitaif, memanfaatkan suatu

dokumen yang padat isinya biasanya menggunakan teknik tertentu, teknik yang

paling umum digunakan yaitu Content Analysis atau kajian isi. Kajian isi menurut

Lexy J. Moloeng (1990: 20) yaitu teknik analisis yang memanfaatkan seperangkat

prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.

3. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan pengamatan oleh

seorang peneliti. Dari observasi akan diperoleh data lisan dan tertulis atau

dokumenter dari objek penelitian. Kegiatan observasi ditinjau dari cara

pelaksanaan dan tujuannya, menurut Kartini Kartono (1983: 157) dapat dibedakan

dalam tiga teknik obeservasi, yaitu : (a) teknik oberservasi yang partisipatif dan

non-partisipatif, di mana dalam teknik partisipatif ini observer ikut berpartisifasi

dalam berbagai kegiatan yang dilakukan para objek yang dioberservasi, dan untuk

non-partisipatif tidak terlibat langsung dalam kegiatan, (b) teknik oberservasi

sistematis, yaitu untuk menemukan dan merumuskan permasalahan, sekaligus

menyusun kategori permasalahan, teknik observasi sistematis sering dilengkapi

alat-alat pencatat mekanis, seperti kamera, foto, pita rekam, tape recorder, dan lain

sebagainya, (c) Teknik oberservasi ekperimental, yaitu merupakan teknik

Page 59: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

oberservasi yang dilakukan secara non-partisipatif namun berstruktur dan

sistematis dalam pelaksanaanya.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka dipergunakan teknik obrservasi

non-partisipatif di mana peran sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya

berperan aktif dalam peristiwa akan tetapi masih melakukan pengamatan. Peneliti

melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri

1 Tanjung Lombok Utara.

E. Teknik Cuplikan

Dalam penelitian kualitatif bermaksud menjaring sebanyak mungkin

informasi dari berbagai sumber. Sampling dalam hal ini mewakili informasi yang

diperlukan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Peneliti cenderung memilih informan yang dianggap

mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam, serta dapat dipercaya

sebagai sumber data yang mantap. Sampling (cuplikan) lebih cendrung sebagai

internal sampling. Informan dipilih dengan kriteria tertentu dan kemudian

dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu

kejadian yang ditemukan daru subjek lain, dan tidak untuk membuat generalisasi

hasil. Teknik ini disebut juga criterion based selection (Soetopo, 2006: 53).

Dengan kerangka teknik sampling ini peneliti hanya memilih informan yang

dianggap mengetahui permasalahan mengenai pembelajaran. Informan tersebut

adalah siswa SMP Negeri 1 kecamatran Tanjung yang memiliki informasi

mendalam tentang proses kegiatan pembelajaran IPS terpadu.

Page 60: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

F. Validitas Data

Agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka

peneliti harus menjaga validitas dan keabsahan data yang diperoleh di lapangan.

Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari

luar data yang diperlukan sebagai pembanding data itu.

Penelitian kualitatif, data diperoleh melalui teknik trianggulasi. Dalam

teknik trianggulasi terdiri atas penarikan kembali rangkaian kausal yang paling

masuk akal dari rancangan program untuk mengerjakan hasil sementara (sampel

kerja), untuk memperoleh hasil akhir, mencoba sebisa mungkin mendapatkan

lebih dari satu ukuran, lebih dari satu sumber (Miles Huberman, 1992: 436).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan

trianggulasi metode. Trianggulasi sumber dilakukan dengan mengecek baik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang

berbeda. Trianggulasi metode dilakukan untuk mengadakan pengecekan terhadap

penggunaan metode pengumpulan data, apakah iformasi yang didapat dengan

metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi

sesuai dengan informasi yang diberikan ketika interview. Begitupula teknik ini

dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di-interview dan

diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda (Burhan Bungin,

2007: 256).

Page 61: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

G. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif ialah sebuah strategi analisis yang melekat pada

setiap tahapan langkah penelitian kualitatif (Burhan Bungin, 2007: 144).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data yang

bersifat kualitatif. Data kualitatif merupakan sumber dari penelitian deskriptif

yang berlandaskan kokoh serta memberikan penjelasan tentang proses-proses

yang terjadi dalam lingkup setempat. Analisis kualitatif merupakan analisis data

yang didasarkan pada hubungan antara fakta yang satu dengan yang lain secara

sebab akibat untuk menerangkan peristiwa. Data kualitatif yang berupa kata-kata

ataupun data yang berupa kalimat-kalimat. Masing-masing data yang diperoleh

dari beberapa sumber data seperti hasil wawancara, observasi serta analisis

dokumen merupakan variable yang berdiri sendiri tetapi keberadaanya saling

melengkapi dan saling berhubungan (Miles Huberman 1992).

Dalam penelitian ini proses analisis data menggunakan model analisis

interaktif (interactive model analysis). Ada tiga komponen pokok yang terdapat

dalam model analisis interkatif yaitu :

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Page 62: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Data Display (penyajian data)

Alur terpenting kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan tindakan.

3. Conclution Drawing (kesimpulan)

Penarikan kesimpulan sebagian dari kegiatan konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran

selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau menjadi

begitu seksama dan membutuhkan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar

pikiran untuk mengembangkan kesepakatan interseubyektif, atau upaya untuk

menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data lain. Makna-makna

yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan

kecocokannya.

Analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang terus

menerus. Proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkain

kegiatan analisis yang saling susul-menyusul (Miles Huberman, 1992: 20).

Page 63: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif (Miles Huberman, 1992: 20)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan garis besar rencana kegiatan dalam

penelitian. Prosedur penelitian memberikan urut-urutan pekerjaan yang harus

dilaksanakan dalam suatu penelitian yang melukiskan kegiatan sejak persiapan

sampai dengan pembuatan laporan. Langkah-langkah prosedur penelitian ini

yaitu:

1. Penyusunan proposal

Pada tahap penyusunan proposal ini meliputi perumusan masalah,

penyusunan kerangka berfikir, pemilihan lokasi, dan penyusunan protokol

penelitian.

2. Pengumpulan data dan analisis awal

Tahap pengumpulan data dan analisis awal memfokuskan pada

pengumpulan data di lokasi penelitian dengan disertai analisis awal yang

dilakukan bersamaan dengan kegiatan di lapangan.

Pengumpulan Data

Data Reduction Data Display

Conclution Drawing

Page 64: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Analisis akhir dan penulisan laporan

Pada tahap ini meliputi berbagai kegiatan yang berupa analisis khusus

berdasarkan data yang telah diseleksi, menarik kesimpulan dan akhirnya

menyusun laporan.

Page 65: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Latar

a. Letak Geografis SMP Negeri 1 Tanjung Kab. Lombok Utara

Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian dari

Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Negara

Indonesia Timur (NIT) Nomor 44 Tahun 1950 pasal I ayat (1), Wilayah

Administratif Lombok Barat membawahi Wilayah Administratif Kedistrikan

Ampenan Barat, Ampenan Timur, Tanjung, Bayan, Gerung, Asisten Kedistrikan

Gondang dan Kepunggawaan Cakranegara. Demikian juga halnya ketika lahir

Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Wilayah Daerah

Tk.II Dalam Wilayah Daerah Tk. I Bali, NTB dan NTT, wilayah Lombok Utara

tetap menjadi bagian dari Kabupaten Lombok Barat.

Seiring dengan terjadinya perkembangan yang menuntut pelayanan

pemerintahan yang maksimal di berbagai daerah, dengan Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1993 Kabupaten Lombok Barat dimekarkan menjadi 2 (dua)

daerah otonom yaitu Kabupaten Lombok Barat sendiri sebagai daerah induk dan

Kota Mataram sebagai daerah pemekaran. Sebagai konsekwensi dari

terbentuknya Pemerintah Kota Mataram, maka pada tahun 2000 dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2000 Ibu kota Lombok Barat

dipindahkan dari Mataram ke Gerung. Kenyataan ini mengakibatkan semakin

48

Page 66: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

jauhnya rentang kendali pemerintahan Kabupaten Lombok Barat, terutama

terhadap 5 (lima) Kecamatan yang berada di Lombok Barat bagian Utara.

Kondisi inilah yang menyentkan cita-citanya yang lama terpendam yaitu

membentuk Kabupaten Lombok Utara. Untuk mewujudkan cita-cita masyarakat

Lombok Utara tersebut dibentuklah Komite Pemekaran Kabupaten Lombok

Barat dengan Keputusan Bupati No 582/93/PEM/2003 yang bertugas

mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam rangka mempersiapkan persyaratan

pemekaran Kabupaten Lombok Barat.

Dalam perjalanannya Komite tersebut tidak dapat menjalankan tugas

sebagaimana mestinya, sehingga atas dasar aspirasi berbagai komponen

masyarakat Lombok Utara termasuk mahasiswa yang tergabung dalam Forum

Komunikasi Mahasiswa Lombok Utara (FKMLU), pada tahun 2005

kepengurusan Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat tersebut

disempurnakan melalui Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor

04/03/Pem/2005 dengan Ketua Umum H. Djohan Sjamsju, SH dan Datu Rahdin

Djayawangsa, SH sebagai Sekretaris Umum. Selain menetapkan Komite

Pemekaran Kabupaten Lombok Barat, dalam Keputusan Bupati tersebut juga

ditetapkan Tim Pengkajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat yang diketuai

oleh Dr. Ridawan, M.S. (Alm). Dengan bermodal semangat tinggi dalam nuansa

kebersamaan antara seluruh lapisan masyarakat Lombok Utara, Komite dan Tim

Pengkajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat dengan dukungan penuh

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat, maka tersusunlah hasil Kajian

Pembentukan Kabupaten Lombok Barat yang menyimpulkan bahwa Lombok

Page 67: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Utara dari sisi teknis kewilayahan dan administratif memenuhi syarat untuk

ditetapkan sebagai daerah otonomi baru. Berdasarkan kajian tersebut, Komite

segera menindaklanjuti dengan mengajukan permohonan rekomendasi dan

persetujuan pembentukan Kabupaten Lombok Utara kepada Pemerintahan

Daerah secara berjenjang, Pemerintah Pusat, DPD RI dan DPR RI melalui

penggunaan hak inisiatif DPR. Komunikasi aktif yang dibangun Komite secara

formal maupun non formal, baik lisan maupun tertulis serta secara langsung

maupun tidak langsung, menghasilkan rekomendasi dan atau persetujuan yang

diperlukan untuk memenuhi persyaratan pembentukan daerah otonomi baru.

Setelah melalui proses pembahasan yang cukup panjang di Komisi II

DPR, Badan Legislasi Nasional (Balegnas), Dewan Perwakilan Daerah dan

Panitia Musyawarah DPR Republik Indonesia, akhirnya usul Pemekaran

Kabupaten Lombok Barat ditindaklanjuti dengan mengagendakan pembahasan

Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara.

Usulan pembahasan ini tertuang dalam Surat Ketua DPR-RI Nomor

R.U.02/8231/DPR-RI/2007 yang selanjutnya mendapat persetujuan dari Presiden

Republik Indonesia dengan Surat Presiden Republik Indonesia Nomor

R.68/Pres/12/2007 tanggal 10 Desember 2007.

Dalam Sidang Paripurna tanggal 24 Juni 2008, DPR-RI menyetujui

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pembentukan Kabupaten Lombok

Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi Undang-Undang yang

selanjutnya disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Undang-

Undang Nomor 26 Tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008 dan menempatkan di

Page 68: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dalam lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99 tentang

Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh

karena itu secara yuridis Kabupaten Lombok Utara terbentuk pada

Tanggal 21 Juli 2008 dan diperingati setiap tahun oleh Pemerintah dan

Masyarakat Lombok Utara sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Utara.

Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibukota Kabupaten

Lombok Utara ditetapkan di Tanjung dan cakupan wilayahnya terdiri dari 5

(lima) Kecamatan, yaitu Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga, Kecamatan

Tanjung, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Pemenang dengan batas-batas :

· Sebelah Utara : Laut Jawa;

· Sebelah Selatan : Kab. Lombok Barat dan Kab. Lombok Tengah ;

· Sebelah Timur : Kab. Lombok Timur; dan

· Sebelah Barat : Selat Lombok.

Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka

dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.52.1001 tentang

Pengangkatan Penjabat Bupati Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat

tanggal 24 Desember 2008, Drs. H. L. Bakri ditetapkan sebagai Penjabat Bupati

Lombok Utara pertama dan pelantikannya dilaksanakan bersamaan dengan

peresmian Kabupaten Lombok Utara. Peresmian Kabupaten Lombok Utara dan

pelantikan Penjabat Bupati Lombok Utara dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri

atas Nama Presiden

Page 69: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

SMP Negeri 1 Tanjung terletak di Kecamatan Tanjung yang merupakan

pusat kota di Kabupaten Lombok Utara. Disamping letaknya yang strategis SMP

Negeri 1 Tanjung banyak mendapat perhatian dari dinas setempat karena SMPN1

Tanjung merupakan SMP Negeri pertama di daerah Lombok utara. Tanjung

berkembang begitu pesat terlebih setelah pemekeran tahun 2008. Perkembangan

yang pesat tidak terlepas dari tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya

pendidikan bagi putera dan puteri mereka. Apabila dilihat dari kondisi ekonomi

penduduk di daerah Tanjung sebagian besar tempat tinggal sudah berorientasi

pada bentuk modern.

SMPN 1 Tanjung didirikan pada 28 September 1978, Dengan Kepala

Sekolah yang pertama yaitu Drs. I Ketut Sadre, dengan Jumlah guru pada saat itu

hanya 12 orang dan Hanya memiliki enam kelas dengan siswa berjumlah 240

orang. SMP Negeri 1 Tanjung bertujuan mendidik murid-murid agar memiliki

pemahaman tentang dunia pendidikan, menguasai ilmu pengetahuan umum yang

cukup untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, menjadi siswa yang

berahlak mulia, mandiri dalam berpikir dan bersikap sesuai dengan

perkembangannya yang dilandasi dengan kedisiplinan.

Seiring dengan perkembangan wilayah Lombok Utara maka SMPN 1

Tanjung selalu meningkatkan prestasinya di bidanga maupun Non-akademik.

Dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tanjung :

1. Drs.Sadra Kepala Sekolah Yang Pertama ( 1978 - 1985 )

2. Drs. Tahsip ( 1985 - 1990 )

3. Milan ( 1990 - 1997 )

Page 70: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4. Drs.Sukasman ( 1997 - 2005 )

5. Drs.Sudirman ( 2005 - 2008 )

6. Muhammad,S.Pd ( 2008 - Sampai sekarang )

Pada tahun ajaran 2010/2011 siswa di SMP Negeri 1 Tanjung mencapai

678 siswa dengan jumlah guru 37 Orang yang hampir 98% sarjana yang sesuai

dengan bidangnya masing masing. Dari jumlah siswa kelas VII memiliki jumlah

paling banyak mencapai 250 siswa.

SMP Negeri 1 Tanjung memiliki fasilitas yang cukup memadai, fasilitas

yang terdapat di SMP Negeri 1 Tanjung adalah sebagai berikut: lahan dan gedung

yang asri nyaman dan bersih, ruang kelas yang memadai, halaman sekolah yang

dilengkapi dengan lapangan basket, voli, lompat jauh, mushola, ruang computer

yang dilengkapi dengan multimedia dan ruang pertukangan kayu.

SMP Negeri 1 Tanjung melalui beberapa kali pergantian kepemimpinan

Kepala Sekolah untuk kurun waktu 2 tahun terakhir memiliki perkembangan

yang pesat. Periode sekarang melalui kekpemimpinan MH sebagai kepala sekolah

memberi warna tersendiri. Semangat, dedikasi, inovasi, transparansi, dan

profesionalisasi senantiasa didengungkan dan ditanamkan pada warga sekolah.

dukungan guru-guru dengan berbasis sarjana, dan siap melakukan pembaharuan

dalam melaksanakan pembelajaran. Berbagai kegiatan dalam bidang pendidikan

misalnya workshop dan mengundang nara sumber serta studi banding telah

ditempuh dengan harapan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanjung terus maju.

Page 71: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b.Visi dan Misi SMP Negeri 1 Tanjung

1. Visi

Beriman, bertakwa,berprestasi dan berbudaya

2. Misi:

a. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya

bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bersikap dan bertindak.

b.`Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga peserta

didik dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

c. ̀Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh warga

sekolah.

d.`Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali dirinya

sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

sekolah.

c. Program Ekstrakulikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah. Kegiatan ekstra

Kulikuler di SMP Negeri 1 Tanjung meliputi:

Page 72: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

1. Pertukangan Kayu

Dimulai pada tahun 1996 dipandu oleh guru TR, dengan bantuan dari

alumni yang sudah berpengalaman SMP Negeri 1 Tanjung sekolah membina

siswa dalam bidang pertukangan kayu, hal ini bertujuan agar siswa lulus memiliki

keterampilan plus, sehingga bisa berguna dalam kehidupan sehari-hari. Tidak

sedikit alumni yang tidak mampu melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi

berkecimpung kedalam dunia pertukangan kayu dengan menjadi tukang-tukang

yang handal.

2. Pembuatan anyam-anyaman

Kegiatan ini sudah dimulai tahun 2000 yang dipandu oleh guru SR.

pada awalnya kegiatan semacam ini hanya ditujukan kepada siswa yang

perempuan, akan tetapi mengingat pentingnya keterampilan ini semua siswa

diwajibkan untuk mengikutinya. Dengan sasaran dapat dipasarkan kedalam dunia

pariwisata yang sedang berkembang pesat di pulau Lombok. Dengan bekal seperti

ini diharapkan siswa mampu berkresasi membuat anyam-anyaman dengan model

baru.

3. Ketrampilan elektronika

Pemberian ketrampilan eletronika sudah di mulai sejak tahun 1995.

Keterampilan elektronika diajarkan oleh seorang guru yang memang memiliki

keahlian dalam bidang elektronika. Namun karena kurangnya dana terkadang

siswa hanya diajarkan elektronika dasar, misalnya membuat lampu plip plop, bel

listrik dan memberikan pengenalan nama-nama komponen yang ada dalam

rangkaian alat elektro. Untuk memenuhi ketersedianya komponen dalam praktek,

Page 73: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

siswa diwajibkan mengeluarkan iuran tiap kali melakukan praktek. Pada akhir

semester siswa diberikan tugas kelompok untuk membuat rangkaian elektronika

yang sudah diajarkan sebelumnya.

B. Pokok-pokok Temuan

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS terpadu yang dibuat oleh

guru SMP Negeri 1 Tanjung

Rencana pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Tanjung merupakan

realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan pada silabus

pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas: identitas mata pelajaran,

Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah

pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta

sumber bahan yang digunakan. Contoh format desain/rencana pembelajaran

terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung adalah sebagai berikut.

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Satuan Pendidikam : SMP

Kelas : VIII/I

Tema/Topik : Sumber Daya Alam Negeriku

Alokasi Waktu : 2x 40 Menit (4 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi:

1. Geografi : 1. Memahami permasalahan social yang berkaitan dengan

pertumbuhan jumlah penduduk

2. Sejarah : 2. Memahami proses kebangkitan nasional

Page 74: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3. Sosiologi : 3. Memahami masalah penyimpangan sosial

4. Ekonomi : 4. Memahami kegiatan pelaku ekonomi

B. Kompetensi Dasar

1. Geografi :1.1 mendeskripsikan kondisi wilayah dan penduduk

2. Sejarah :2.1 menjelaskan prose perkembangan nasionalisme dan

imprealisme barat serta pengaruh yang ditimbulkannya

3. Sosiologi :3.1 mengidentifikasi berbagai penyakit social sebagai akibat

penyimpangan social dalam keluarga dan masyarakat.

Mengidentifikasi berbagai upaya pencegahan penyimpangan social

dalam keluarga dan masyarakat.

4. Ekonomi : 4.1 mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya

dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

C. Indikator

1. Menunjukkan letak geografis wilayah Indonesia

2. Menganalisis hubungan posisi geografis wilayah Indonesia

3. Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim

4. Menyajikan persebaran tipe flora dan fauna

5. Menyajikan persebaran jenis tanah

6. Medeskripsikan proses kedatangan bangsa barat

7. Mendeskripsikan kebijakan pemerintah colonial dan pengaruhnya terhadap

kehidupan diberbagai daerah

8. Mengidentifikasi berbagai prilaku dalam masyarakat dan penggunaan sumber

daya alam yang berwawasan lingkungan.

Page 75: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

9. Mengidentifikasi berbagai upaya pencegahan penggunaan sumber daya alam

yang tidak berwawasan lingkungan.

10. Menjelaskan kelangkaan sumber daya alam.

11. Mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan oleh tidak meratanya sumber daya

alam.

D. Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran siswa dapat:

1. Menganalisis pengaruh letak geografis terhadap kehidupan social,

ekonomi dan budaya penduduk, baik yang bersifat positif maupun

negative.

2. Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim, serta

dampaknya terhadap kegiatan ekonomi penduduk.

3. Menganalisis hubungan antara latar belakang datangnya bangsa Eropa ke

Asia dengan potensi sumber daya alam bangsa Indonesia.

4. Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan social sebagai akibat

dari factor ekonomi, kondisi alam dan asimilasi/akulturasi.

5. Menganalsis hubungan antara kelangkaan sumber daya alam dengan

kebutuhan manusia yang tidak terbatas serta pengaruhnya terhadap

kegiatan ekonomi dan social.

E. Materi Pokok

1. Letak geografis Indonesia

2. Pengaruh letak geografis terhadap kehidupan social penduduk

3. Kaitan iklim dengan kegiatan ekonomi penduduk

Page 76: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4. Hubungan posisi geografi dengan perubahan musim

5. Penyebab terjadinya perubahan musim

6. Dampak perubahan musim terhadap perubahan ekonomi

7. Latar belakang kedatangan bangsa barat ke Asia

8. Kebijakan-kebijakan pemerintah colonial

9. Pengaruh yang ditimbulkan oleh pemerintah colonial

10. Reaksi rakyat dalam menentang kolonialisme diberbagai daerah

11. Daerah-daerah persebaran agama Nasrani

12. Pengertian penyimpangan social

13. Bentuk-bentuk penyimpangan social dalam keluarga dan masyarakat

14. Factor penyebab terjadinya penyimpangan social

15. Pengertian sumber daya alam dan keanekaragamannya

16. Macam-macam kebutuhan

17. Faktor-faktor penyebab keanekragaman kebutuhan

18. Kelangkaan sumber daya alam

19. Faktor penyebab terjadinya kelangkaan

20. Usaha manusia dalam mengatasi kelangkaan sumber daya alam

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan: Kontekstual

2. Metode: Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

F. Sumber, Alat, dan Bahan Pembelajaran

Kurikulum, buku-buku pelajaran IPS yang relevan, dan gambar-gambar

tentang aktivitas ekonomi penduduk.

Page 77: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Tahapan Kegiatan Kegiatan

Kegiatan

Awal/Pendahuluan

• Mengamati gambar berbagai kegiatan ekonomi masyarakat

sekitar

• Tanya jawab tentang berbagai kegiatan ekonomi

Kegiatan Inti

• Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok untuk

mendiskusikan tentang berbagai jenis aktivitas perekonomian

penduduk, alasan penduduk memilih tempat tinggal, jenis-

jenis barang konsumsi, hasil-hasil industri jasa, potensi

sumber daya alam di Indonesia, dampak positif dan negatif

kehadiran bangsa-bangsa lain dalam masyarakat Indonesia,

peranan Indonesia dalam perdagangan dunia.

• Peserta didik melakukan diskusi kelompok

• Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, dan

kelompok lain menanggapinya.

Kegiatan Akhir/

Penutup dan tindak

lanjut

• Siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran dengan

bantuan guru.

• Guru meminta salah satu siswa berdiri dan melakukan refleksi

untuk mengukur ketercapaian tujaun yang ditetapkan.

• Guru memberikan tugas persiapan untuk berdiskusi pada

pertemuan berikutnya

Page 78: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Pertemuan 4

H. Penilaian

1. Tes tertulis

2. Hasil Laporan Kelompok (diskusi kelompok)

Contoh Soal:

1. Format pengamatan diskusi

No Nama

Aspek pengamatan Skor

Nilai Kerjasama Keaktifan Hasil Kerja

....................., .....................2010

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1 Tnjung Guru Mata Pelajaran,

__________________ ___________________

Page 79: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2. Impelementasi pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung

Setelah melakukan pengamatan, wawancara pada bulan Oktober 2010

peneliti memperoleh data-data dan temuan-temuan yang berkaitan dengan

implementasi pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung. Deskripsi

pembelajaran IPS terpadu meliputi beberapa dimensi yaitu, (a) strategi

pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu, (b) pendekatan dalam pembelajaran IPS

terpadu, (c) tujuan pembelajaran (d) metode, e) sumber alat dan media, (f) peran

guru dalam pembelajaran IPS.

a. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS terpadu

1. Perencanaan

Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS terpadu di

SMP Negeri 1 Tanjung, guru memegang peran sangat penting sehingga

pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan kepada

siswa sangat penting untuk dipahami. Penguasaan materi pembelajaran harus

bersifat menyeluruh agar pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa

dapat diterima oleh siswa secara mendalam. Berdasarkan wawancara dengan

guru MD ”

”Perencanaan sangat penting untuk dilakukan dalam rangka pencapaian keberhasilan dalam belajar mengajar.” (CL. No 2)

Page 80: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

a. Pemetaan Kompetensi Dasar

Langkah pertama dalam pengembangan pembelajaran IPS terpadu adalah

melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

bidang kajian IPS (Trianto: 2010:199).

b. Penentuan Topik/Tema dan Materi Pokok

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 2 SMP Negeri 1

Tanjung dalam hal ini guru melakukan indentifikasi terhadap tema atau topik dan

materi pokok pada mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan. Seperti diungkapkan

guru AM:

” saya dan guru IPS yang lain melakukan identifikasi terhadap materi-materi yang dapat dipadukan untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. ” (CL. No: 03).

c. Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator

Observasi yang dilakukan dengan guru MD (CL No: 02) di kelas 2 SMP

Negeri 1 Tanjung dalam hal ini guru melakukan indentifikasi terhadap Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPS yang dapat

dipadukan. Maka Komptensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam indikator

pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk menyusun silabus.

Adapun contoh perumusan Kompentensi dasar ke dalam berbagai indicator di

kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung.

Contoh perumusan Kompetensi Dasar ke dalam berbagai indikator pencapaian

dengan tema “Kegiatan Ekonomi Penduduk”

Kompetensi Dasar Geografi:

Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan,

Page 81: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

Kompetensi Dasar Sosiologi:

Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial.

Kompetensi Dasar Ekonomi:

Mendeksripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi,

produksi, dan distribusi barang/jasa.

Kompetensi Dasar Sejarah:

Mendeksripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada

masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peninggalannya.

Materi Pokok :

Kaitan kondisi fisik permukaan bumi dengan penggunaan lahan.

Kegiatan pokok ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi).

Perkembangan perekonomian penduduk dari masa Hindu-Budha, Islam, sampai

dengan kolonial Eropa.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kegiatan ekonomi penduduk.

Perumusan indikatornya:

Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk (pertanian, nonpertanian).

Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan dan perkotaan.

Mendiskripsikan persebaran permukiman penduduk di berbagai bentang lahan dan

mengungkapkan alasan penduduk memilih bermukim di lokasi tersebut.

Menguraikan kegiatan konsumsi barang dan jasa.

Menguraikan kegiatan produksi barang dan jasa.

Menguraikan kegiatan distribusi barang dan jasa.

Page 82: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Menjelaskan perkembangan perekonomian penduduk dari masa Hindu Budha,

Islam, sampai dengan kolonial Eropa.

Mengidentifikasi pola-pola keselarasan sosial di masyarakat dalam kegiatan

ekonomi.

Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kegiatan ekonomi

penduduk.

d. Penyusunan Rencana Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran

Penyusunan Rencana Pembelajaran IPS terpadu di kelas 2 SMP Negeri

tanjung merupakan realisasi dari pengalaman peserta didik yang telah ditentukan

di dalam silabus pembelajaran IPS terpadu. Adapun komponennya terdiri atas

identitas mata pelajaran. Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, materi pokok

beserta uraiannya, langkah pembelajaran, media yang digunakan, penilaian dan

tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan, (CL. No: 03)

2. Model Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam observasi dengan guru MD (CL No: 02) di kelas 2 SMP Negeri 1

Tanjung pelaksanaan pembelajaran meliputi :

a. Kegiatan pendahuluan (awal)

Pada kegiatan ini guru biasa menggunakan waktu 5-10 menit untuk

mencipatakan kondisi pembelajaran dengan baik dengan melakukan

kilasan materi yang telah diberikan sebelumnya. Berdasarkan

wawancara dengan guru IPS di SMP Negeri 1 Tanjung, dalam

kegiatan ini keahlian seorang guru dalam meningkatkan motivasi

Page 83: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

sangat diperlukan. Dengan melakukan apersepsi yaitu mengajukan

pertanyaan terhadap materi yang telah dijelaskan sebelumnya.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan

pembelajaran, guru menerapkan strategi belajar mengajar yang

menekankan pada keaktifan dan kreatifitas siswa dalam belajar.

Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti

ini, yang paling awal perlu dilakukan dalam kegiatan inti ini adalah

memberitahukan tujuan dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai

oleh peserta didik beserta materi atau bahan ajar yang akan dipelajari.

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tanjung

bukan hanya sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran melainkan juga

sebagai kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut ditempuh

bedasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Karena dalam

kegiatan pembelajaran waktu yang tersedia relative singkat guru perlu

mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

3. Penilaian

Penilaian hasil belajar di SMP Negeri 1 Tanjung berpedoman pada KTSP,

maka penilaian dalam pembelajaran IPS terdiri dari ulangan mid semester

dan semeseter. Soal mid semester biasanya di buat oleh guru sendiri

berbeda dengan soal semester.

Page 84: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Penilaian dalam pembelajaran IPS terpadu dalam satu topikatau tema

mencakup beberapa Kompetensi Dasar. Karena ada beberapa indicator yang tidak

bisa dipadukan menyebabkan penilaian terkadang dilakukan secara terpisah.

b. Pendekatan pembelajaran IPS terpadu

Dalam melakukan kegiatan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS

di SMP Negeri 1 Tanjung, guru memegang peran sangat penting sehingga

pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan kepada

siswa sangat penting untuk dipahami. Pendekatan yang sering digunakan oleh

guru dalam menyampaikan pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tanjung adalah

pendekatan factual, dengan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan

discovery/ inquiry.

Berdasarkan wawancara dengan AM bahwa:

“ saya memilih pendekatan faktual agar siswa memiliki gambaran dari peristiwa misalnya peristiwa yang dihubungkan dengan pelajaran IPS. Dan metode yang saya gunakan dalam pembelajaran IPS adalah ceramah bervariasi, ceramah yang divariasian dengan metode tanya jawab, metode diskusi dan metode penugasan. (CL No. 03)

Dalam pembelajaran IPS tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan

tentang peristiwa-peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari melainkan

melatih siswa berpikir kritis terhadap permasalahan sosial yang ada, baik

kejadian masa lalu maupun masa sekarang. Oleh karena itu, dalam setiap

pembelajaran diharapkan menggunakan berbagai pendekatan dan juga media

yang dapat mengaktifkan dan membangkitkan motivasi siswa.

Page 85: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

c. Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan keterangan dari guru AM, adapun tujuan dari pembelajaran

terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung adalah: agar siswa peka dan peduli terhadap

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga mereka mampu dan kritis

dalam melihat permasalahan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru berusaha

mewujudkan tujuan dengan membentuk tim dan guru menyusun materi dalam

bentuk kolaborasi antar mata pelajaran yang mempunyai kesamaan tema, (CL.

No: 03).

d. Metode pembelajarn IPS

Setelah melakukan wawancara dan observasi dengan guru AM (CL No:

03) tentang pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung,

maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Metode Ceramah-Tanya jawab

Dari hasil silabus mata pelajaran IPS metode yang digunakan dalam

pembelajaran IPS terpadu adalah ceramah bervariasi, diskusi, pemberian

tugas. Pembelajaran IPS terpadu pada umumnya guru menggunakan

metode ceramah dengan tanya jawab. Dalam menggunakan metode

ceramah, guru biasanya mengawali proses belajar mengajar dengan

appersepsi yang ditujukan kepada siswa. Sebagai contoh dilakukan

Tanya jawab tentang materi yang diajarkan.

Dalam kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam silabus tertulis

metode ceramah, diskusi dan mengkaji referensi untuk mencari data.

Page 86: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Kenyataan di lapangan guru hanya menggunakan metode ceramah, yang

divariasikan dengan Tanya jawab dan diskusi, sedangkan mengkaji

referensi buku tidak berjalan, hal ini disebabkan karena waktu yang

tersedia habis untuk ceramah.

2) Metode Diskusi

Dalam pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung metode

diskusi yang dunakan ada 2 yakni diskusi kelas dan diskusi kelompok.

(CL. No: 03)

a. Diskusi kelas

Dalam diskusi kelas yang dilakukan di kelas 2 SMPN 1 Tanjung guru

memberikan pertanyaan dan pengarahan kepada siswa. Kemudian siswa

diberikan kesempatan menjelaskan tentang berbagai peristiwa yang

berkaitan dengan tema tersebut, (CL. No: 03). Guru selanjutnya

meminta para siswa untuk memberikan tanggapan. Pada akhir

pembelajaran guru memberikan penjelasan secara rinci tentang materi

yang didiskusikan dan mengkaitkan dengan fakta yang terjadi.

b. Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok guru memberikan tugas kelompok untuk

membuat makalah, kemudian mempresentasikan di depan kelas,

kelompok lain atau peserta sebagai kelompok penanya atau penyanggah.

Dalam diskusi ternyata banyak siswa yang hanya duduk diam sebagai

pendengar hanya beberapa siswa yang aktif. Disamping itu karena

Page 87: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

keterbatasan waktu sering diskusi tidak berjalan sebagaimana mestinya

atau berhenti ditengah jalan.

Pembagian kelompok diskusi dilaksanakan dengan membagi siswa

menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri 5-6 anak, seperti yang

dilaksanakan oleh guru SMP Negeri 1 Tanjung di kelas 2. Biasanya guru

memberikan diskusi atau tugas satu minggu sebelumnya, (CL. No: 03).

Pengaturan tempat duduk dalam berdiskusi hanya menyesuaikan dengan

kelompok masing-masing. Kelompok yang mendapat giliran biasanya

maju kedepan untuk melakukan presentasi secara singkat. Setelah

mempresentasikan hasil kerjanya kelompok lain diberikan kesempatan

untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan kemudian

dijawab oleh kelompok yang mempresentasikan tugasnya, apabila dalam

pertanyaan terkadang masih kurang jelas biasanya dijelaskan lebih rinci

oleh guru pada akhir diskusi.

Dalam metode diskusi tanggapan dari siswa beragam, menurut salah

seorang siswa RZL:

” saya senang bila diberi tugas untuk presentasi, hal ini bisa melatih mental saya bicara di depan umum dan dapat menambah rasa percaya diri saya,” (CL. No: 04).

Ada sebagian murid yang pada awalnya merasa takut apabila mendapat

tugas untuk presetasi di depan kelas. Bahkan siswa sampai tidak masuk

sekolah lantaran ketakutan maju presntasi. Akan tetapi, lama kelamaan

siswa jadi terbiasa untuk presentasi justeru siswa merasa semakin

Page 88: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

senang. Ada juga siswa yang mulai mencari refrensi dari internet selain

dari buku yang digunakan oleh guru di sekolah.

Dari diskusi ini sebagian besar siswa aktif mengajukan pertanyaan,

meskipun waktu terkadang tidak cukup untuk membahas pertanyaan dari

penanya. Hasil diskusi yang telah dilaksanakan kemudian dinilai oleh

guru sebagai nilai tambahan pada ujian semeseter. Penilaian ini termasuk

dalam kriteria kecakapan berkomunikasi lisan, dan memecahkan

masalah.

3) Metode pemberian tugas

Dalam pemberian tugas biasanya ada dua macam, yakni (a) mengerjakan

soal yang langsung dikerjakan di kelas misalnya dalam bentuk LKS dan

soal yang sudah di siapkan terlebih dahulu oleh siswa, (b) tugas rumah

atau PR, (CL. No: 03).

4) Metode discovery/ inquiry

Hasil wawancara dengan guru IPS kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung,

menjelaskan bahwa metode inquiry yang dilakukan pada dasarnya

berupa pemberian tugas dan hanya pada saat tertentu misalnya pada saat

siswa liburan diberikan tugas membuat makalah yang berkaitan dengan

IPS, (CL.No: 03). Contoh lain penggunaan metode ini guru menugaskan

siswa untuk menyusun suatu laporan tentang peristiwa-peristiwa tersebut

secara kelompok. Misalnya satu kelompok terdiri dari 5-6 orang dengan

diberi permasalahan. Dalam tugas ini siswa diwajibkan untuk mencari

sumber yang berhubungan dengan materi dalam IPS. (CL. No: 03)

Page 89: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

e. Media yang digunakan dalam pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1

Tanjung

Dalam memilih media masing-masing guru memiliki pertimbangan yang

berbeda-beda. Hasil wawancara dengan guru bahwa AM:

”Saya memilih media di dalam pembelajaran juga disesuaikan dengan kondisi sekolah tempat saya mengajar, saya harus pandai-pandai memilih media yang cocok dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS, belum tentu media modern yang saya gunakan akan membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran IPS.” (CL. No:03) Dalam menentukan media pembelajaran IPS terpadu yang terpenting

adalah penguasaan guru terhadap konsep pembelajaran tentang materi yang

diajarkan kepada siswa.

f. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar

Telah dikemukakan sebelumnya, kegiatan belajar mengajar di kelas 2

SMP Negeri 1 Tanjung menerapkan sistem pembelajaran IPS Terpadu dengan

mengkolaborasikan antar mata pelajaran yang mempunyai kesamaan tema,

sehingga guru mempunyai tugas yaitu; (1) menyampaikan tugas, (2) memotivasi

siswa, (3) memberi fasilitas belajar siswa untuk mencapai tujuan, (4)

mengevaluasi hasil belajar siswa. Masing-masing tugas tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

1. Menyampaikan tugas

Tugas guru yang pertama adalah menyampaikan tugas, secara lisan

maupun tertulis. Penyampain tugas tersebut disertai unsur pendukungnya

Page 90: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

seperti teks bacaan, tulisan atau gambar di papan tulis, globe gambar pada

kertas karton. Unsur tersebut memfasilitasi penyampaian dan

penyelesaian tugas, (CL. No: 03).

Sebelum tugas diberikan biasanya guru memberikan pengantar yang

berupa uraian pendek dan lisan. Pengantar lisan tersebut menurut hemat

peneliti untuk menyiapkan kondisi awal kepada siswa agar mereka siap

dan bisa mengerjakan tugas yang diberikan. Di samping itu, pengantar

yang berupa uraian pendek tersebut berfungsi sebagai pengait antara tugas

yang satu dengan yang lain, sehingga tugas-tugas yang diberikan oleh

guru-guru kepada siswa berjalan lancar tanpa terasa ada perpindahan.

2. Memotivasi siswa

Dalam kegiatan pembelajaran guru senantiasa memberikan motivasi

kepada siswa agar tetap memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini untuk mendorong siswa

melaksanakan tugas dengan baik dan bersemangat, motivasi tersebut

berupa ajakan dengan benar dan diberi penghargaan. Motivasi juga berupa

tindakan guru dengan mendatangi kegiatan kelompok, kedatangan guru

tersebut dapat memdorong siswa belajar lebih serius.

3. Memberi fasilitas siswa

Guru dalam mengembangkan pembelajaran terpadu juga memberi dan

mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa serta interaksi

banyak arah, memberi banyak kesempatan kepada anak untuk melakukan

praktek atau percobaan, atau menemukan sesuatu melalui pengamatan.

Page 91: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Guru dalam memberikan pembelajaran berusaha memberikan terobosan-

terobosan kepada siswa agar mereka terus terlibat dalam kegiatan

pembelajaran. Guru memberikan fasilitas dengan mengarah pada

permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.

4. Mengevaluasi kegiatan hasil-hasil belajar

Tugas paling akhir yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran IPS

terpadu adalah mengevaluasi kegiatan hasil belajar. Penilaian dilakukan

dengan menggunakan dua pendekatan produk dan proses, (CL.No: 03).

Penilaian produk dilakukan dengan menilai semua hasil belajar siswa.

Tugas yang diberikan kepada siswa juga digunakan untuk mengevaluasi

hasil belajar. Dalam pembelajaran IPS siswa misalnya diberikan tugas

mengggambar peta tentang persebaran penduduk asli yang mendiami

kepulauan Indonesia.

3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru IPS terpadu dalam

implementasi pembelajaran IPS di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung Kab.

Lombok Utara

Dalam pembelajaran IPS terpadu seorang guru harus menguasai materi

pada seluruh mata pelajaran IPS, (CL. No: 01). Hambatan yang biasanya dialami

adalah penggunaan media dalam pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan

penggunaan media sebagai penyalur pesan oleh guru kepada peserta didik.

Padatnya kurikulum sehingga kurang fokus dalam pemahaman anak per

Page 92: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Kompetensi Dasar. Hal ini diperberat dengan pembelajaran terpadu yang lebih

kompleks dari pembelajaran kontekstual.

Dalam pembelajaran IPS terpadu membutuhkan kerja keras guru dalam

merancang pembelajaran agar efektif. Sebagai bentuk inovasi pembelajaran,

pembelajaran terpadu merupakaan pembelajaran kompleks. Dibutuhkan waktu

yang lama, kreativitas guru dan kerjasama siswa. Hal ini membuat guru tidak

leluasa melaksanakan pembelajaran terpadu yang diinginkan karena materi yang

harus diajarkan kepada siswa semakin banyak, (CL. No: 01)

Kendala dalam pembelajaran IPS adalah: (a) kesulitan mendapatkan media

pembelajaran yang diinginkan (b) diperlukan biaya besar (c) kurangnya waktu

untuk menjelaskan materi (d) guru harus menguasai bidang lain misalnya seorang

guru sejarah harus menguasai geografi, ekonomi, antropologi dan sosiologi.

Wawancara dengan guru IPS MD:

“ sebenarnya saya ingin memberikan gambaran yang nyata kepada siswa tentang pembelajaran IPS misalnya tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi. Karena letak sekolah yang begitu jauh membutuhkan biaya yang besar untuk menjangkau daerah tersebut sehingga tidak mungkin membawa siswa untuk keluar dari lokasi sekolah.” (CL.No: 02)

Siswa terkadang kurang suka pada mata pelajaran tertentu, sementara dalam

pembelajaran terpadu menekankan pada perpaduan pada bidang studi. Guru

diharapkan menemukan trik-trik agar siswa tidak terbebani dan mudah menerima

pelajaran

Page 93: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

4. Cara guru mengatasi kendala dalam pembelajaran IPS terpadu di kelas

2 SMP Negeri 1 Tanjung Kabupaten Lombok Utara.

Media memegang peranan penting dalam suatu pembelajaran. Hal ini

berkaitan dengan penggunaan media sebagai alat penyalur pesan dari guru kepada

siswa. Hambatan kurangnya media dan sarana pendukung semisal laboratorium

tidak menghambat para guru dalam menghadirkan pembelajaran. Guru bisa

memanfaatkan hal-hal di sekelilingnya misalnya museum, laboratorium, tempat

wisata, peninggalan masa lalu sebagai alat penyalur pelajaran. Guru juga bisa

memberikan tugas kepada siswa untuk membuat media berupa pembuatan peta

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran IPS seperti yang telah

diuraikan di atas, telah dilakukan berbagai upaya antara lain: (1) perbaikan-

perbaikan kurikulum, (2) pelatihan-pelatihan bagi guru-guru dan (3) pertemuan

guru-guru IPS (MGMP) untuk pembahasan materi pelajaran. Sementara di

sekolah sendiri telah dilakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan

pembelajaran IPS terpadu antara lain: (1) mengadakan pengayaan materi, (2)

menambah sarana dan prasarana belajar, dan (3) memanfaatkan waktu dengan

baik, (CL. No: 01).

Untuk mengatasi kendala pembelajaran terpadu dilakukan dengan dua

cara, yakni (a) team teaching, dan (b) guru tunggal. Kesulitan guru tunggal ketika

melaksanakan pembelajaran hal ini bisa diatasi dengan team teaching, (CL. No:

01). Pelaksanaan dengan menggunakan guru tunggal atau tim guru disesuaikan

dengan keadaan dan kebijakan sekolah. Sehingga salah satu penyelesaian

Page 94: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

masalahnya adalah dengan team teaching yang membidangi tiap bidang. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Trianto yang menyatakan pembelajaran terpadu yang

diajarkan dengan cara team; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari

seorang guru. Setiap guru memiliki tugas sesuai dengan keahlian dan kesepakatan

(2007: 80).

C. PEMBAHASAN

1. Implementasi Pembelajaran IPS terpadu di kelas 2 SMP Negeri 1

Tanjung

Pengajaran IPS merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang

hayat yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman

belajar. Pembelajaran yang mendorong siswa agar dapat mencari, menangkap,

mengelola serta memanfaatkan informasi perlu dicari dan ditangkap karena di

dalamnya begitu banyak tawaran peluang untuk peningkatan kualitas hidup

manusia. Informasi juga perlu dikelola karena informasi yang diterima biasanya

belum terstruktur sehingga perlu ditata agar mudah dipahami dan dimanfaatkan.

Setelah melakukan pengamatan, wawancara pada bulan Oktober 2010

peneliti telah memperoleh data-data dan temuan-temuan yang berkaitan dengan

implementasi pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung. Deskripsi

pembelajaran IPS terpadu meliputi beberapa dimensi yaitu, (a) strategi

pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu, (b) pendekatan dalam pembelajaran IPS

terpadu, (c) tujuan pembelajaran (d) metode, (e) sumber alat dan media, (f) peran

guru dan siswa.

Page 95: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

a. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS terpadu

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan guru di kelas 2 SMP

Negeri 1 Tanjung dalam hal ini guru melakukan indentifikasi terhadap standar

kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan,

maka komptensi dasar tersebut dijabarkan kedalam indikator pencapaian hasil

belajar yang nantinya digunakan untuk menyusun silabus. Hasil seluruh proses

yang telah ditetapkan sebelumnya dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan

silabus, (CL. No: 02).

Penguasaan materi pembelajaran harus bersifat menyeluruh agar

pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat diterima oleh siswa

secara mendalam. Agar pemilihan topik, pengembangan gagasan dan pemilihan

kegiatan tidak keluar dari standar kompetensi, guru dapat menggunakan

pertanyaan fokus untuk mengarahkan dan memandu siswa dalam pemilihan

kegiatan dan memilih materi yang sesuai denga tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan. Topik bisa dimulai dari lingkungan sekitar kemudian bergerak

menuju lingkungan yang lebih luas. Untuk menyusun perencanaan pembelajaran

terpadu perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:

a) Pemetaan Kompetensi Dasar

Langkah pertama dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah

melakukan pemetaan pada semua standar kompetensi dan kompetensi dasar

Page 96: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

bidang kajian IPS per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh. Kegiatan

yang dapat dilakukan pada pemetaan ini antara lain dengan: (1)

mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata

pelajaran IPS yang dapat dipadukan dalam satu tingkat kelas yang sama; dan

(2) menentukan tema/topik pengikat antar-standar kompetensi dan kompetensi

dasar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemetaan kompetensi

dasar dalam pengembangan model pembelajaran terpadu IPS adalah sebagai

berikut.

a. Mengidentifikasikan beberapa kompetensi dasar dalam berbagai

Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.

b. Beberapa kompetensi dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan

dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi dasar

yang tidak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.

c. Kompetensi dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua standar

kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPS pada kelas yang sama,

melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga Kompetensi Dasar saja.

d. Kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema masih

bisa dipetakan dengan topik atau tema lainnya

Setelah pemetaan kompetensi dasar selesai, langkah selanjutnya dilakukan

penentuan topik atau tema dan materi pokok. Topik atau tema dan materi pokok

Page 97: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

harus relevan dengan kompetensi dasar yang telah dipetakan, dengan demikian,

dalam satu mata pelajaran IPS pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa topik

yang akan dibahas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada

pembelajaran IPS terpadu antara lain meliputi hal-hal, yaitu: (a)Topik, dalam

pembelajaran IPS terpadu, merupakan perekat antar kompetensi dasar yang

terdapat dalam satu rumpun mata pelajaran IPS, (b) Topik yang ditentukan selain

relevan dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas atau

semester, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik, dalam

arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat, (c) dalam menentukan topik, isu

sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih

dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar kompetensi dasar yang telah

dipetakan, (d) materi pokok yang ditentukan merupakan materi yang

mencerminkan keterpaduan antar Kompetensi Dasar Penjabaran kompetensi dasar

ke dalam indikator sesuai topik atau tema.

Setelah melakukan langkah pemetaan kompetensi dasar, penentuan topik

dan materi pokok sebagai pengikat keterpaduan dan langkah selanjutnya adalah

mengembangkan indikator. Indikator dikembangkan berdasarkan kompetensi

dasar dengan memperhatikan materi pokok yang nantinya digunakan untuk

penyusunan silabus.

Penilaian hasil belajar di SMP Negeri 1 Tanjung berpedoman pada KTSP,

maka penilaian dalam pembelajaran IPS terpadu terdiri dari ulangan mid semester

dan semeseter. Soal mid semester biasanya di buat oleh guru sendiri berbeda

Page 98: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dengan soal semester, dalam melaksanakan pembelajaran selain mid dan ujian

semester guru di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung sering memberikan soal-soal

latihan dalam bentuk tugas individu, tugas kelompok, berupa pilihan ganda dan

uraian. Hal ini dimaksudkan agar siswa belajar secara tutas dengan memahami

jenis-jenis soal yang ada sebagai bekal menghadapi ulangan harian, ulangan

umum, sehingga mencapai hasil yang memuaskan.

Menurut Trianto (2010; 128-129) model penilaian disesuaikan dengan

penilaian berbasis kelas pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Objek penilaian mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta

didik.

1) Teknik Penilaian

Teknik penilaian mencakup cara yang digunakan dalam melaksanakan

penilaian tersebut. Teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk jenis

tagihan meliputi: (1) kuis dan (2) tes harian. Untuk jenis tagihan non tes,

teknik-teknik penilaian yang dapat diterapkan antara lain : (1) observasi,

(2) angket, (3) wawancara, (4) tugas, dan (6) portofolio.

2) Bentuk Instrumen

Bentuk instrument merupakan alat yang digunakan dalam melakukan

penilaian, pengukuran dan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi

peserta didik. Bentuk-bentuk instrument yang dikelompokkan menurut

jenis tagihan dan teknik penilaian adalah: (a) Tes, meliputi : tes isian,

benar salah, menjodohkan, pilihan ganda, dan unjuk kerja, (b) Non-tes,

meliputi: panduan observasi, kuesioner, panduan wawancara, dan rubric.

Page 99: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

3) Instrumen

Instrumen adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

ketercapaian kompetensi.

Penilaian dalam pembelajaran terdiri atas tes dan Non-tes. Sistem

penilaian dengan menggunakan tes merupakan sistem penilaian konvensional.

Sistem ini kurang dapat menggambarkan kemampuan peserta didik secara

menyeluruh, sebab hasil belajar digambarkan dalam bentuk angka yang gambaran

maknanya sangat abstrak.

2. Model Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam observasi dengan guru MD (CL. No:02) di kelas 2 SMP Negeri 1

Tanjung pelaksanaan pembelajaran meliputi:

a. Kegiatan Pendahuluan (Awal)

Kegiatan pendahuluan (introduction) pada dasarnya merupakan

kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali

pelaksanaan pembelajaran terpadu. Fungsinya terutama untuk menciptakan

suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik

dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam

kegiatan pendahuluan pembelajaran terpadu ini perlu diperhatikan, karena

waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat, berkisar antara 5-

10 menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut diharapkan guru dapat

menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam kegiatan

inti pembelajaran terpadu peserta didik sudah siap untuk mengikuti pelajaran

dengan seksama.

Page 100: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran

ini di antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang

kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi (apperception), dan penilaian awal

(pre-test). Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara:

mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik (presence, attendance),

menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), menciptakan

suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar peserta

didik, dan membangkitkan perhatian peserta didik. Melaksanakan apersepsi

(apperception) dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang bahan

pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar

terhadap jawaban peserta didik, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran

yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara

lisan pada beberapa peserta didik yang dianggap mewakili seluruh peserta

didik, bisa juga penilaian awal ini dalam prosesnya dipadukan dengan

kegiatan apersepsi.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan

pembelajaran terpadu yang menekankan pada proses pembentukan

pengalaman belajar peserta didik (learning experiences). Pengalaman belajar

tersebut bisa dalam bentuk kegiatan tatap muka dan nontatap muka.

Pengalaman belajar tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran

yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung

antara guru dengan peserta didik, sedangkan pengalaman belajar nontatap

Page 101: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

muka dimaksudkan sebagai kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik

dalam berinteraksi dengan sumber belajar lain yang bukan kegiatan interaksi

guru-peserta didik.

Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu bersifat situasional, dalam

arti perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat proses pembelajaran

itu berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam

kegiatan inti pembelajaran terpadu. Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan

guru adalah memberitahukan tujuan atau Kompetensi Dasar yang harus

dicapai oleh peserta didik beserta garis-garis besar materi atau bahan

pembelajaran yang akan dipelajari. Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik

mengetahui sejak awal kemampuan-kemampuan apa saja yang akan

diperolehnya setelah proses pembelajaran berakhir. Cara yang cukup praktis

untuk memberitahukan tujuan atau kompetensi tersebut kepada peserta didik

bisa dilakukan dengan cara tertulis atau lisan, atau kedua-duanya. Guru

menuliskan tujuan tersebut di papan tulis dilanjutkan dengan penjelasan secara

lisan mengenai pentingnya tujuan dan kompetensi tersebut dikuasai peserta

didik.

Kegiatan lainnya di awal kegiatan inti pembelajaran terpadu yaitu

menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik.

Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan kepada peserta didik tentang

kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari tema

atau topikn pembelajaran terpadu. Kegiatan belajar yang ditempuh peserta

didik dalam pembelajaran terpadu lebih diutamakan pada terjadinya proses

Page 102: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

belajar yang berkadar aktivitas tinggi. Pembelajaran berorientasi pada aktivitas

peserta didik, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang

memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk belajar.

Peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang

dipelajarinya.

Dalam membahas dan menyajikan materi pembelajaran terpadu harus

diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik. Penyajian

bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan

konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep mata pelajaran lainnya. Dalam

hal ini, guru harus berupaya menyajikan bahan pelajaran dengan strategi

mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya

penemuan pengetahuan baru.

c. Kegiatan Akhir (Penutup) dan Tindak Lanjut

Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan

sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan

penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan

tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta

didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu

guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara

umum kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran terpadu

diantaranya: menyimpulkan pelajaran dan kegiatan refleksi; melaksanakan

penilaian akhir (post test); melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui

kegiatan pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah,

Page 103: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik,

membaca materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi atau bimbingan

belajar; dan mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan

datang, dan menutup kegiatan pembelajaran.

3. Penilaian

Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap

proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya

pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai

terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu.

Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-

kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-

nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi

tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat

diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu

dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar. Penilaian

dalam pembelajaran IPS terpadu dalam satu topik atau tema mencakup beberapa

Kompetensi Dasar. Namun ada Kompetensi Dasar atau indikator yang tidak bisa

dipadukan, sehingga harus dibelajarkan dan dinilai secara terpisah. Penilaian yang

dikembangkan mencakup teknik, bentuk dan instrumen yang digunakan terdapat

pada lampiran.

Page 104: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

b. Pendekatan dalam pembelajaran IPS terpadu

Dalam melakukan kegiatan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS

di SMP Negeri 1 Tanjung, guru memegang peran sangat penting sehingga

pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan kepada

siswa sangat penting untuk dipahami. Penguasaan materi pembelajaran harus

bersifat menyeluruh agar pembelajaan yang diberikan oleh guru kepada siswa

dapat diterima oleh siswa secara mendalam. Pendekatan yang sering digunakan

oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1

Tanjung adalah pendekatan factual, dengan metode ceramah, tanya jawab,

penugasan dan discovery/ inquiry.

Berdasarkan wawancara dengan guru AM :

“ saya memilih pendekatan factual agar siswa memiliki gambaran dari peristiwa misalnya peristiwa yang dihubungkan dengan pelajaran IPS, dan metode yang saya gunakan dalam pembelajaran IPS terpadu adalah ceramah bervariasi, ceramah yang divariasian dengan metode tanya jawab, metode diskusi dan metode penugasan,” (CL.No: 03)

Dalam pembelajaran IPS tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan

tentang peristiwa-peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari melainkan

melatih siswa berfikir kritis terhadap permasalahan sosial yang ada baik kejadian

masa lalu maupun masa sekarang. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran

diharapkan menggunakan berbagai pendekatan dan juga media yang dapat

mengaktifkan dan membangkitkan motivasi siswa

Page 105: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

c. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran IPS terpadu di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung adalah

agar siswa peka dan peduli terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat

sehingga mereka mampu dan kritis dalam melihat permasalahan. Untuk mencapai

tujuan tersebut, guru berusaha mewujudkan tujuan dengan membentuk tim dan

guru menyusun materi dalam bentuk kolaborasi antar mata pelajaran yang

mempunyai kesamaan tema, (CL.No: 03). Hal ini sesuai dengan pendapat Awan

Mutakin (2006: 4) adapun tujuan dari pembelajaran IPS terpadu dapat dirinci

sebagai berikut:

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melali pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses belajar serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di

masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah sosial, serta mampu

membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan

yang tepat.

Page 106: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian

bertanggungjawab membangun masyarakat.

6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

7. Fasilitator di dalam lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat

menghakimi.

Disamping itu, juga bertujuan bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran

berupa: penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan, pengorganisasian,

karakteristik nilai, dan menceritakan.

d. Metode

Dalam melaksanakan pembelajaran guru diberikan kebebasan memilih

metode yang diinginkan, dengan harapan siswa bisa lebih optimal dalam

menerima pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan MH:

” saya membebaskan guru memilih metode sesuai selera guru masing-masing asalkan apa yang diharapakan dalam pembelajaran IPS bisa tercapai dengan baik dan sesuai dengn harapan, ” (CL.No: 01)

Metode yang digunakan oleh guru di SMP Negeri 1 Tanjung bervariasi

yaitu: metode tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. Dari semua metode

yang ada, metode ceramah yang paling mendominasi dalam penyampain materi.

Metode ini merupakan metode yang paling mudah dan adanya anggapan dari guru

dengan penggunaan metode ini materi lebih banyak di sajikan. Sebagian besar

guru IPS di SMP Negeri 1 Tanjung beranggapan bahwa pembelajaran IPS

bersifat informasi sehingga metode ceramah ini sesuai dengan tujuan. Metode

Page 107: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

ceramah sebagaimana yang disampaikan oleh Mulyani Sumantri dan Johan

Permana (1999:117) sebagai berikut:

a. Menciptakan landasan pemikiran siswa melalui ceramah yaitu bahan

tulisan siswa sehingga siswa dapat belajar melului bahan tertulis hasil

ceramah guru.

b. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permsalahan penting

terdapat dalam isi pelajaran.

c. Merangsang siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin

tahu melalui pemerkayaan belajar.

d. Memperkenalkan hal yang baru dan memberikan penjelasan secara

gamblang dan menyinggung penjelasan teori dan prakteknya.

e. Sebagai langah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan

prosedur yang harus ditempuh siswa, misalnya sebelum diberikan

penjelasan tentang peran-peran dan sebagainya.

Selain menggunakan metode ceramah guru juga menggunakan metode

diskusi. Dalam metode diskusi terkadang materi yang disampaikan tidak selesai,

sehingga diskusi tidak sampai pada tahap penyimpulan.

e. Media

Dalam memilih media masing-masing guru memiliki pertimbangan yang

berbeda-beda. Hasil wawancara dengan guru AM:

” saya memilih media di dalam pembelajaran juga disesuaikan dengan kondisi sekolah tempat saya mengajar, seorang guru harus pandai-pandai memilih media yang cocok dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

Page 108: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

IPS. Belum tentu media yang modern akan membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran IPS,” (CL. No: 03)

Kehadiran media pembelajaran amat diperlukan untuk membantu

mengatasi atau menyelesaikan permasalahan yang menghambatnya. Selain

tersedianya media di dalam proses belajar mengajar untuk mempertahankan

perhatian dan minat siswa di dalam menyerap materi pelajaran, sehingga

pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran akan meningkatkan dan

terlaksana proses pembelajaran yang optimal, efektif dan efisien sesuai

diharapkan.

Sejalan dengan media Suparno dkk (1987: 131-134) mengemukakan

bahwa jenis media pembelajaran yang dapat digunakaan dalam kegiatan

pendidikan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Media Visual

Media visual meliputi media visual yang tidak diproyeksikan seperti:

papan tulis, gambar dinding, flip chart, model dan sebagainya, overhead

proyektor, proyektor film.

2. Media Audio

Media audio meliputi: proyektor film bersuara, televisi, sound proyektor

Page 109: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

f. Peran guru dan siswa

Telah dikemukakan sebelumnya, kegiatan belajar mengajar di kelas 2

SMP Negeri 1 Tanjung menerapkan sistem pembelajaran IPS Terpadu dengan

mengkolaborasikan antar mata pelajaran yang mempunyai kesamaan tema,

sehingga guru mempunyai peran dan tugas; (1) menyampaikan tugas, (2)

memotivasi siswa, (3) memberi fasilitas belajar siswa untuk mencapai tujuan, (4)

mengevaluasi hasil belajar siswa. Komunikasi dua arah merupakan alat efektif

dalam pembelajaran sehingga peran guru sebagai fasilitator pembelajaran

menjadi sinambung dengan keaktifan siswa, (CL.No: 03).

2. Kendala - kendala yang dihadapi oleh guru IPS dalam pembelajaran IPS

terpadu di kelas 2 SMP Negeri 1 Tanjung kabupaten Lombok Utara

Pembelajaran IPS terpadu seorang guru harus menguasai materi pada

seluruh mata pelajaran IPS. Hambatan yang selanjutnya adalah penggunaan

media dalam pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan penggunaan media sebagai

penyalur pesan oleh guru kepada peserta didik. Padatnya kurikulum sehingga

kurang fokus dalam pemahaman anak per Kompetensi Dasar, (CL. No: 01).

Pembelajaran terpadu membutuhkan kerja keras guru dalam merancang

pembelajaran agar efektif. Sebagai bentuk inovasi pembelajaran terpadu

merupakaan pembelajaran kompleks. Dibutuhkan waktu yang lama, kreativitas

guru dan kerjasama siswa. Hal ini membuat guru tidak leluasa melaksanakan

pembelajaran terpadu yang diinginkan karena materi yang harus diajarkan kepada

siswa semakin banyak, (CL.No: 01). Kendala dalam pembelajaran IPS adalah: (a)

Page 110: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

kesulitan mendapatkan media pembelajaran yang diinginkan, media memegang

peranan penting dalam suatu pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan penggunaan

media sebagai alat penyalur pesan dari guru kepada siswa (b) diperlukan biaya

besar (c) kurangnya waktu untuk menjelaskan materi (d) guru harus menguasai

bidang lain misalnya seorang guru sejarah harus menguasai geografi, ekonomi,

sosiologi, begitu pula sebaliknya.

Wawancara dengan guru Wawancara dengan guru IPS MD:

“ sebenarnya saya ingin memberikan gambaran yang nyata kepada siswa tentang pembelajaran IPS misalnya tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi. Karena letak sekolah yang begitu jauh membutuhkan biaya yang besar untuk menjangkau daerah tersebut sehingga tidak mungkin membawa siswa untuk keluar dari lokasi sekolah.” (CL.No: 02)

Siswa terkadang kurang suka pada mata pelajaran tertentu dan cenderung

membosankan, sementara dalam pembelajaran terpadu menekankan pada

perpaduan pada bidang studi. Guru diharapkan menemukan trik-trik agar siswa

tidak terbebani dan mudah menerima pelajaran. Berdasarkan wawancara dengan

salah seorang siswa RZL:

”terkadang pembelajaran terasa membosankan, karena guru sebagian besar ceramah, memberikan kesempatan bertanya kemudian memberikan tugas. selain itu penjelasan terlalu cepat,” (CL. No: 04)

Knapp & Schell (dalam Depdiknas, 2005) mengidentifikasi beberapa

masalah dalam pembelajaran, antara lain bahwa peserta didik kesulitan dalam

menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah kompleks dan dalam

setting yang berbeda, seperti masalah pada bidang lain atau masalah di luar

sekolah. Begitu juga dalam pembelajaran IPS terpadu, siswa kurang mampu

Page 111: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

menghubungkan konsep-konsep dasar dengan kehidupan sehari-harinya.

Pembelajaran yang diterapkan selama ini di sekolah adalah pembelajaran

konvensional yang bersifat teoritik dan mekanistik serta jarang mengaitkan materi

pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tentunya pembelajaran yang

demikian membuat siswa akan beranggapan belajar IPS tidak ada artinya bagi

mereka.

Sedangkan untuk IPS terpadu yang hanya dilakukan untuk KD dan materi

dalam satu semester, ternyata mengalami kendala dalam hal pemetaan jaringan

KD dan materinya, karena bisa jadi materi dalam satu semester tersebut ternyata

sangat sulit untuk bisa di padukan. Paling tidak, ada satu titik terang tentang

pembelajaran IPS terpadu, yaitu bahwa guru harus punya kemampuan menguasai

materi pada setiap SK dan KD, dengan demikian akan memudahkan untuk

merumuskan tema-tema yang menjadi perekat antar KD dan materi. Tema inilah

yang nantinya menjadi sudut pandang siswa untuk melihat keterpaduan KD dan

materi yang disampaikan guru.

3. Cara guru mengatasi kendala dalam pembelajaran IPS terpadu di kelas 2

SMP Negeri 1 Tanjung kabupaten Lombok Utara

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran IPS terpadu seperti yang telah

diuraikan di atas, telah dilakukan berbagai upaya antara lain: (1) perbaikan-

perbaikan kurikulum, (2) pelatihan-pelatihan bagi guru-guru dan (3) pertemuan

guru-guru IPS (MGMP) untuk pembahasan materi pelajaran. Sementara di

sekolah sendiri telah dilakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan

Page 112: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

pembelajaran IPS antara lain: (1) mengadakan pengayaan materi, (2) menambah

sarana dan prasarana belajar, dan (3) memanfaatkan waktu dengan baik. Dengan

demikian, Seyogianya hasil belajar IPS siswa dapat ditingkatkan dengan baik dan

bisa mencapai apa yang ditetapkan dalam kurikulum (KTSP) di SMP Negeri 1

Tanjung, (CL. No: 01). Untuk itu, menurut Trianto (2010:117) dalam

pembelajaran IPS terpadu dapat dilakukan team teaching.

Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team; satu topik

pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru memiliki tugas

masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini

antara lain adalah: (1) pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim

terdiri atas beberapa yang ahli dalam ilmu-ilmu sosial, (2) pengalaman dan

pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan oleh seorang guru karena

dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman, dan (3)

peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan dengan

narasumber dari berbagai disiplin ilmu. Kelemahan dari sistem ini antara lain

adalah jika tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling

mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi. Selanjutnya, jika

kurang persiapan, penampilan di kelas akan tersendat-sendat karena skenario tidak

berjalan dengan semestinya, sehingga para guru tidak tahu apa yang akan

dilakukan di dalam kelas. Untuk itu maka diperlukan beberapa langkah seperti: (a)

dilakukan penelaahan untuk memastikan berapa KD dan SK yang harus dicapai

dalam satu topik pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan berapa guru bidang studi

IPS yang dapat dilibatkan dalam pembelajaran pada topik tersebut, (b) setiap guru

Page 113: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

bertanggung jawab atas tercapainya KD yang termasuk dalam SK yang ia mampu,

seperti misalnya SK-1 oleh guru dengan latar belakang Sosiologi/Antropologi,

SK-2 oleh guru dengan latar belakang Geografi, dan seterusnya, (c) disusun

skenario pembelajaran dengan melibatkan semua guru yang termasuk ke dalam

topik yang bersangkutan, sehingga setiap anggota memahami apa yang harus

dikerjakan dalam pembelajaran tersebut, (d) sebaiknya dilakukan simulasi terlebih

dahulu jika pembelajaran dengan sistem ini merupakan hal yang baru, sehingga

tidak terjadi kecanggungan di dalam kelas, (e) evaluasi dan remedial menjadi

tanggung jawab masing-masing guru sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar, sehingga akumulasi nilai gabungan dari setiap Kompetensi

Dasar dan Standar Kompetensi menjadi nilai mata pelajaran IPS.

Bagaimanapun permasalahan yang dihadapi, guru-guru IPS jenjang SMP

hendaknya tidak pesimis untuk membelajarkan IPS terpadu. Hal yang terpenting

perlu dipahami adalah bahwa pembelajaran IPS terpadu yang dipadukan

merupakan upaya yang perlu didukung dalam rangka memperbaiki mutu

pendidikan, utamanya menghasilkan lulusan yang nantinya mampu memandang

segala persoalan secara menyeluruh, tidak hanya dari satu sudut pandang, tapi

mempertimbangkan pula sudut pandang lainnya. Dengan demikian, siswa

nantinya akan berkembang menjadi pribadi yang tangguh dan sekaligus punya

kearifan dalam memecahkan berbagai persoalan.

Page 114: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil temuan tentang pembelajaran IPS terpadu di kelas 2 SMP

Negeri 1 Tanjung dapat disimpulkan sebagai berikut: yang pertama adalah

pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu belum sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang disusun oleh guru SMP Negeri 1 Tanjung, karena dalam

pelaksanaannya tidak semua topik bisa dipadukan.

Kedua pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan

factual, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang

dialami dalam kehidupan sehari-hari dan melatih siswa berfikir kritis terhadap

permasalahan sosial yang ada.

Ketiga tujuan pembelajaran IPS terpadu di SMP Negeri 1 Tanjung

adalah agar siswa peka dan peduli terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat.

Keempat adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS

terpadu yakni: (1) metode ceramah-tanya jawab, (2) metode Diskusi (diskusi kelas

dan kelompok), (3) metode pemberian tugas, (4) Metode discovery/ inquiry. Dari

keempat metode yang digunakan dalam pembelajaran, metode ceramahlah yang

paling sering digunakan dengan alasan lebih mudah diterakan dan tidak

membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaannya.

97

Page 115: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Kelima adalah, menentukan media pembelajaran IPS terpadu yang

terpenting adalah penguasaan guru terhadap konsep pembelajaran tentang materi

yang diajarkan kepada siswa. Penggunaan media tidak dipaksakan oleh kepala

sekolah, guru dibebaskan menggunakan media sesuai selera masing-masing guru.

Keenam adalah, peran guru dalam kegiatan belajar mengajar. Peran guru

adalah menyampaikan tugas, memotivasi siswa, memberi fasilitas belajar siswa,

dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar siswa.

Dalam pembelajar terpadu membutuhkan kerja keras guru dalam

merancang pembelajaran agar efektif. Sebagai bentuk inovasi pembelajaran

terpadu merupakaan pembelajaran kompleks. Dibutuhkan waktu yang lama,

kreativitas guru dan kerjasama siswa. Hal ini membuat guru tidak leluasa

melaksanakan pembelajaran terpadu yang diinginkan karena materi yang harus

diajarkan kepada siswa semakin banyak.

Kendala dalam pembelajaran IPS terpadu adalah: (a) kesulitan

mendapatkan media pembelajaran yang diinginkan (b) diperlukan biaya besar (c)

kuranngya waktu untuk menjelaskan materi (d) guru harus menguasai bidang lain

misalnya seorang guru sejarah harus menguasai geografi, ekonomi, dan sosiologi.

Siswa terkadang kurang suka pada mata pelajaran tertentu, sementara dalam

pembelajaran terpadu menekankan pada perpaduan pada bidang studi. Guru

diharapkan menemukan trik-trik agar siswa tidak terbebani dan mudah menerima

pelajaran

Untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran IPS terpadu di SMP N

egeri 1 Tanjung dapat dilakukan dengan dua cara, yakni: (1) team teaching, dan

Page 116: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

(2) guru tunggal. Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team;

satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Setiap guru

memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan.

Kelebihan sistem ini antara lain adalah: (1) pencapaian KD pada setiap topik

efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa yang ahli dalam ilmu-ilmu sosial,

(2) pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan oleh

seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan

pengalaman, dan (3) peserta didik akan lebih cepat memahami karena diskusi

akan berjalan dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.

B. Implikasi

Temuan penelitian ini memperkuat teori-teori pendekatan pembelajaran

terpadu yang penyajiannya memadukan antara teori, konsep, dan fakta.

Pendekatan pembelajaran terpadu menuntut adanya keterlibatan siswa dalam

menemukan fakta dan konsep melalui proses pembelajaran. Dilihat dari aspek

peserta didik, pembelajaran IPS Terpadu memiliki peluang untuk pengembangan

kreativitas akademik. Hal ini disebabkan model ini menekankan pada

pengembangan kemampuan analitik, kemampuan asosiatif, serta kemampuan

eksploratif, elaboratif, dan dikonfirmasi. Pembelajaran IPS Terpadu ini akan lebih

dipahami peserta didik jika dalam penyajiannya lebih mengupas pada

permasalahan sosial yang ada, terutama permasalahan sosial di lingkungan peserta

didik itu sendiri.

Page 117: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Model pembelajaran IPS Terpadu dapat mempermudah dan memotivasi

peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan

atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat

dalam beberapa indikator dan Kompetensi Dasar. Dengan mempergunakan model

pembelajaran IPS Terpadu, secara psikologik, peserta didik digiring berpikir

secara luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan-hubungan

konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, peserta didik akan terbiasa berpikir

terarah, teratur, utuh, menyeluruh, sistemik, dan analitik. Dengan demikian,

pembelajaran model ini menuntun kemampuan belajar peserta didik lebih baik,

baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitas.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, adapun saran-

saran penulis:

1. Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS terpadu perlu menguasai

materi secara menyeluruh. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan

guru dapat diterima oleh siswa secara mendalam.

2. Guru seharusnya memperhatikan topik atau tema dalam penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS terpadu di SMP Negeri 1

Tanjung mengingat tidak semua topik atau tema bisa dipadukan,

sehingga RPP yang disusun bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh guru

IPS.

Page 118: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU DI KELAS 2 SEKOLAH MENENGAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Di harapkan guru lebih inovatif dalam menggunakan metode dan media.

Adanya penggunaan metode ceramah yang sangat dominan di kelas 2

SMP Negeri 1 Tanjung, sehingga perlu diselingi dengan metode lain

supaya lebih menarik dengan harapan menjadikan siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran.

4. Perlu memperhatikan minat belajar siswa agar dapat membantu

mempengaruhi motivasi belajar, sehingga bisa meningkatkan prestasi

belajar siswa.