program pasca sarjana universitas sebelas maret...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN BONUS NILAI TUGAS SISWA KELAS IX B SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 T E S I S Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Pendidikan Program Studi Tekhnologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarata Oleh : Gatit Kartika Yulianti NIM. S.810505006 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN

BONUS NILAI TUGAS SISWA KELAS IX B

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MADUKARA

KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

T E S I S

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Pendidikan Program Studi Tekhnologi Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarata

Oleh :

Gatit Kartika Yulianti

NIM. S.810505006

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN

BONUS NILAI TUGAS SISWA KELAS IX B

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MADUKARA

KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Disusun oleh :

Gatit Kartika Yulianti

NIM. S.810505006

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, MPd ...................................

NIP. 194307121973011001

Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, MPd .....................................

NIP. 196611081990032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, MPd

NIP. 1943071219730111001

Page 3: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN

BONUS NILAI TUGAS SISWA KELAS IX B

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 MADUKARA

KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Disusun oleh :

Gatit Kartika Yulianti

NIM. S.810505006

Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : ................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Sri Yutmini, MPd .........................................

Sekretaris : Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd .......................................

Anggota Penguji : 1.Prof. Dr. Mulyoto, MPd .......................................

2.Dr. Nunuk Suryani, MPd ........................................

Mengetahui

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi

Teknologi Pendidikan

Prof.Drs. Suranto, MSc,PhD Prof. Dr. Mulyoto, MPd

NIP. 195708201985031004 NIP. 1943071219730111001

Page 4: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Gatit Kartika Yulianti

NIM : S.810505006

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Peningkatan Keaktifan

dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Pemberian Bonus Nilai

Tugas Siswa kelas IX B Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Madukara

Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah betul-betul karya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi

dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta,18 November 2010

Yang membuat pernyataan

Gatit Kartika Yulianti

Page 5: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Lebih utama dari segala-galanya peneliti panjatkan doa ke hadirat Allah

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan rakhmatNya hingga

peneliti mampu menyelesaikan tesis yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Pemberian Bonus Nilai

Tugas Siswa Kelas IX B Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Madukara

Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009”. Tesis ini disusun untuk

memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Teknologi

Pendidikan.

Dalam penyusunan tesis ini, peneliti banyak mendapat bimbingan,

semangat dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas menuntun

hingga selesainya penyusunan tesis ini, untuk itu pada kesempatan ini tak lupa

peneliti menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof.Dr.dr.H. Much.Syamsulhadi,Sp.Kj (K) selaku Rektor Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis menempuh studi pada Program Pasca Sarjana jurusan Teknologi

Pendidikan.

2. Prof.Drs.Suranto,MSc.Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta,yang telah memberikan ijin atas

penyusunan tesis ini.

3. Prof.Dr.Mulyoto,M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

dan Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan dorongan moril dan

motivasi sehingga tesis ini dapat tersusun.

Page 6: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

4. Dr.Nunuk Suryani,M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang Telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga

tesis ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh dosen / staf pengajar pada Program Studi Teknologi Pendidikan

Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan untuk memperluas wawasan dan

wacana bagi peneliti.

6. Para Guru, Staf Administrasi beserta sekuruh siswa kelas IX B SMP

Negeri 2 Madukara yang telah membantu penulis sehingga penelitian ini

dapat diselesaikan.

7. Keluarga besarku, yang telah memberikan doa dan semangat yang luar

biasa.

8. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis selama menempuh

pendidikan pasca sarjana.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencatat dan berkenan membalas dengan pahala

yang berlipat . Akhir kata penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat, baik bagi

penulis pribadi maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

PENULIS

Page 7: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS........................................................ iii

PERNYATAAN......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

ABSTRAK.................................................................................................. xi

ABSTRACT................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 14

A. Kajian Teori .......................................................................... 14

1. Keaktifan Belajar ............................................................ 14

2. Prestasi Belajar ................................................................ 38

3. Pemberian Bonus Nilai Tugas ......................................... 45

B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 49

C. Hipotesis Tindakan ............................................................... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 53

A. Subyek Penelitian ................................................................. 53

B. Lokasi Penelitian .................................................................. 54

C. Jenis Penelitian ……………………………………………. 54

D. Desain Penelitian .................................................................. 55

E. Instrumen Penelitian.............................................................. 56

Page 8: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

F. Pelaksanaan Tindakan Kelas ................................................. 60

G. Cara Pemantauan / Monitoring ............................................ 78

H. Analisis Hasil dan Refleksi ................................................... 78

1. Faktor Yang Diteliti ........................................................ 78

2. Indikator Keberhasilan .................................................... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 81

A. Hasil Penelitian .................................................................... 81

1. Kondisi Umum Objek Penelitian ................................... 81

B. Diskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 83

1. Diskripsi Data Aktifitas Siswa ........................................ 83

2. Diskripsi Data Prestasi Belajar........................................ 91

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 95

D. Keterbatassan Penelitian........................................................ 97

BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN............................. 98

A. Kesimpulan ........................................................................... 98

B. Implikasi …………………………………………………… 99

C. Saran ...................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 101

LAMPIRAN……………………………………………………………… 104

Page 9: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel :

Halaman

2.1 Diagram Intensi Guru Murid dalam Kegiatan Belajar

Mengajar………………………………….......................................... 38

3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas....................................................... 53

4.1 Katagori Siswa Dalam Mengerjakan Tugas……………………........ 83

4.2 Katagori Proses Hasil Mengerjakan Tugas ………............................ 85

4.3 Katagori Siswa Dalam Nilai Tugas ………………………................ 86

4.4 Hasil Observasi Terhadap Tugas Siswa.............................................. 87

4.5 Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar 89

4.6 Hasil Tes Prestasi Belajar………….................................................... 91

4.7 Data Tes Prestasi Belajar..................................................................... 92

Page 10: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Alur Kerangka Pemikiran……………………………………….... 51

3.1 Desain Penelitian Tripp (1996)…………………………………… 55

4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Madukara................................. 82

4.2 Grafik Peningkatan Siswa dalam Mengerjakan Tugas………........ 88

4.3 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa............................................. 93

Page 11: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Dalam KBM 104

2. Kisi-kisi/Layout Pedoman Wawancara 105

3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Dengan Guru 107

4. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa 110

5. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ( I ) 113

6. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ( II ) 116

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 119

8. Alat Tes Prestasi Belajar Siklus I 141

9. Alat Tes Prestasi Belajar Siklus II 150

10. Alat Tes Prestasi Belajar Siklus III 158

11. Lembar Pengamatan Tugas Siswa 167

12. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Observasi Awal 169

13. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Siklus I 171

14. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Siklus II 173

15. Lembar Pengamatan Tugas Siswa Pada Siklus III 175

16. Presentasi Siswa Dalam Mengerjakan Tugas 177

17. Proses Hasil Kerja Siswa 179

18. Perkembangan Nilai Tugas Siswa 181

19. Lembar Pengamatan Perhatian Siswa dalam Kegiatan Belajar

Mengajar 183

20. Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Kegiatan Belajar

Mengajar 185

21. Lembar Pengamatan Kerjasama Siswa dalam Kegiatan Belajar

Mengajar 187

22. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar 189

23. Foto Aktifitas Siswa Dalam KBM 190

Page 12: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

GATIT KARTIKA YULIANTI. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar

Mata Pelajaran Matematika, Melalui Pemberian Bonus Nilai Tugas Siswa Kelas

IXB SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran

2008/2009. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Apakah pemberian nilai

bonus tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran

Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara

Tahun Pelajaran 2008/2009 ? (2) Apakah pemberian nilai bonus tugas dapat

meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2

Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009?

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilakukan

selama 3 siklus, setiap siklus terdiri dari empat pertemuan dan setiap pertemuan

selama 2 x 45 menit (90 menit). Setiap siklus tahapan yang dilakukan terdiri dari

tahap: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan

refleksi (reflecting). Instrumen yang digunakan adalah (1) Lembar Tugas (2)

Skenario pembelajaran (3) Alat evaluasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 100 % siswa mengalami peningkatan

keaktifan dalam kegiatan belajar mengajar Matematika dan 86,1 % siswa

mengalami peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Matematika. Mengacu

pada indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan, maka penelitian tindakan

dikatakan berhasil. Artinya pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika di kelas IX B

SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2008/2009.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini pertama, untuk penelitian lebih

lanjut (a). Perlu dilakukan tindakan pada siklus-siklus berikutnya, untuk

mendapatkan kesimpulan yang lebih menggambarkan perubahan perilaku siswa

yang sebenarnya. (b). Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan

instrumen yang standar, sehingga hasil penelitian lebih dapat

dipertanggungjawabkan. Kedua, penerapan hasil penelitian (a). Pemberian bonus

nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar, maka

sebaiknya model pembelajaran ini untuk dapat diterapkan di kelas, di sekolah atau

pada mata pelajaran lain. (b). Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa, maka model pembelajaran ini perlu diterapkan pada materi

mata pelajaran lain.

Page 13: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRACT

GATIT KARTIKA YULIANTI. Make-Up of Livelines and Achievement

Learning At Mathematics Subject, Through Bonus Gift Assess The Duty of Student

of Class of IXB SMP Country 2 Madukara of Regency of Banjarnegara School

Year 2008/2009. Thesis, Program The Technological Study of Education,

Program The Pascasarjana Sebelas Maret Surakarta University.

This Research targets are to know ( 1) whether gift assess the duty bonus

can improve the student livelines in subject of mathematics of student of class of

IXB SMP Country 2 Madukara of Regency of Banjarnegara of School Year 2008/

2009. (2) Whether/What gift assess the duty bonus can improve the achievement

learn the mathematics of student of class of IXB SMP Country 2 Madukara of

Regency of Banjarnegara of School Year 2008 / 2009.

Research of Classroom Action ( Classroom Action Research) this

conducted by during three cycle, each every cycle consisted of four meeting and

each every meeting during 2 x 45 minute ( 90 minute). Each;Every step cycle

conducted consisted of the phase : planning (planning), execution (acting),

observation (observing), and refleksi (reflecting). Instrument used by (1)

Duty Sheet (2) Study Scenario (3) appliance evaluate.

Research result show that 100 % student experience of the make-up of

livelines in activity learn to pursue the Mathematics and 86,1 % student

experience of the make-up of achievement learn at Mathematics subject. Relate

specified research efficacy indicator, hence action research told to succeed. Its

meaning is bonus gift assess the duty can improve the livelines and achievement

learn the student at Mathematics subject in class of IXB SMP Country 2

Madukara of Regency of Banjarnegara of school year 2008/2009.

Suggestion raised in this research first, for the research of furthermore (

a). require to be conducted action next cycle, to get the more depicting conclusion

behavioral change of student which in fact. ( b). require to be conducted

continuation research by using instrument which standard, so that result of

research more accountable. Second, applying of result of research ( a). bonus gift

assess the duty can improve the student livelines in activity learn, hence better

model this study to be applicable in class, at school or other;dissimilar subject. (

b). bonus gift assess the duty can improve the achievement learn the student,

hence model this study require to be applied other; dissimilar subject items

Page 14: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU SISDIKNAS, 2003 : 3)

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan proses belajar

mengajar merupakan kegiatan yang paling utama. Berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan di sekolah banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar

mengajar yang dialami dan dicapai siswa sebagai peserta didik. Proses belajar

mengajar adalah suatu kombinasi pemberdayaan sumber daya yang meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya manusia

yang terlibat dalam sistem proses belajar mengajar terdiri dari siswa, guru dan

tenaga kependidikan lainnya. Sumber daya material meliputi, buku-buku, papan

tulis, kapur, alat peraga, dan media proses belajar mengajar. Prosedur meliputi

jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik belajar, dan ujian.

Mata pelajaran Matematika oleh sebagian siswa dianggap sebagai ilmu

mata pelajaran yang sulit di pelajari dan bahkan ada yang menjadi momok yang

menakutkan siswa. Hal ini tidak mengherankan karena bahasa dalam Matematika

Page 16: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menggunakan lambang, simbol, dan tanda-tanda yang dikemas dalam rumus dan

konsep-konsep yang jumlahnya tidak sedikit. Banyak siswa yang merasa bosan,

sama sekali tidak tertarik, bersikap pasif, bahkan benci terhadap mata pelajaran

Matematika, sehingga dengan cepat mereka akan melupakan apa yang telah di

pelajari, atau enggan belajar dan enggan mengerjakan tugas yang berakibat pada

rendahnya prestasi belajar.

Untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar, maka perlu strategi yang tepat dan kreatif agar anak tertarik dan

terdorong untuk belajar. Kondisi seperti di atas bila tidak segera dicarikan

solusinya dapat berakibat menurunkan prestasi belajar siswa dan minat serta

perhatian siswa terhadap mata pelajaran Matematika.

Fenomena rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika, seperti di atas juga terjadi di SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten

Banjarnegara. Selama tiga kali ulangan umum dari tahun pelajaran 2005/2006

sampai dengan 2006/2007, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

menunjukan grafik yang rendah dan menurun, baik nilai rata-rata, nilai tertinggi

maupun nilai terendah yang dicapai siswa..

Berdasarkan data yang ada, penurunan dan rendahnya prestasi belajar

siswa SMP Negeri 2 Madukara pada mata pelajaran Matematika selama 3

semester terbukti sangat signifikan sekali, yaitu perbandingan antara hasil nilai

ulangan umum mata pelajaran Matematika dengan mata pelajaran Fisika selama 3

semester nilai yang dicapai oleh siswa termasuk kategori rendah. Melihat kondisi

Page 17: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

obyektif tersebut, maka sebagai guru Matematika peneliti merasa bertanggung

jawab untuk memperbaikinya, agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika meningkat di waktu-waktu mendatang. Mata pelajaran matematika

diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung di

dalam Matematika itu sendiri, tetapi Matematika diajarkan pada dasarnya

bertujuan untuk membantu melatih pola pikir semua siswa agar dapat

memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat. Disamping itu juga

agar dapat terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan konsep

Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka mencari solusi dari

permasalahan tersebut peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

Pertama, peneliti mencari data pembanding apakah kondisi seperti

tersebut juga dialami oleh siswa lain di sekolah yang sama dan sekolah lain yang

satu tipe. Hasil wawancara dengan guru lain di SMP Negeri 2 Madukara , guru

SMP Negeri 1 Madukara ,dan guru di SMP Negeri 2 Pagentan, ternyata

menghadapi permasalahan yang sama dimana prestasi belajar siswa rendah dan

siswa terlihat kurang tertarik dan apatis terhadap mata pelajaran Matematika.

Kedua, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru Matematika lain di

sekolah yang sama yaitu SMP Negeri 2 Madukara untuk membicarakan akar

permasalahan yang menyebabkan rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran Matematika. Hasil kolaborasi antara guru Matematika dan

peneliti, diperoleh beberapa asumsi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran Matematika tersebut, antara lain:

Page 18: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Kecerdasan siswa rendah, karena siswa SMP Negeri 2 Madukara berasal dari

kalangan masyarakat pedesaan.

2. Siswa tidak memiliki waktu belajar di rumah, karena kebiasaan anak desa bila

di rumah membantu orang tuanya, mengingat kesadaran orang tua terhadap

pendidikan anak masih rendah.

3. Siswa tidak menyukai mata pelajaran Matematika yang disebabkan oleh

perilaku guru atau materi yang sulit..

4. Strategi proses belajar mengajar yang kurang tepat, sehingga siswa sulit untuk

memahami pelajaran.

5. Kurangnya sarana dan prasarana proses belajar mengajar Matematika di

sekolah, sehingga proses belajar mengajar kurang dapat membantu siswa

untuk memahami materi yang disampaikan guru.

Ketiga, melakukan analisis terhadap beberapa asumsi akar permasalahan

tersebut agar diperoleh akar permasalahan yang tepat, sehingga perlakuan yang

dilakukan terhadap siswa benar-benar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hal ini dilakukan karena sulit untuk melakukan semua asumsi tersebut. Bahkan

bila semua asumsi tersebut dilakukan, justru dapat menambah beban siswa.

Analisis akar permasalahan dilakukan dengan cara studi dokumentasi, wawancara

dan pengamatan. Hasil kolaborasi antara peneliti dengan guru Matematika,

disepakati analisis terhadap akar permasalahan tersebut sebagai berikut :

1. Ceking kecerdasan siswa. Asumsi pertama penyebab rendahnya prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran Matematika adalah karena siswa memiliki

Page 19: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kecerdasan yang rendah. Karena peneliti tidak memiliki alat ukur kecerdasan

yang standar, maka hanya dilakukan membandingkan prestasi belajar

Matematika dengan mata pelajaran lain yang serumpun, seperti Fisika, dan

Biologi. Hasil penelitian terhadap dokumen hasil belajar (daftar nilai dan

laporan hasil ulangan umum semester) pada mata pelajaran Fisika dan Biologi

(IPA), menunjukan bahwa 75 % siswa mendapatkan nilai ulangan harian

antara 6.50 – 7.50 dan 25 % siswa mendapat nilai > 7.50. Berdasarkan data

tersebut kolaborator menyimpulkan bahwa sebenarnya kecerdasan siswa tidak

rendah. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebenarnya prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika masih dapat ditingkatkan dengan

memilih strategi proses belajar mengajar yang tepat.

2. Ceking waktu belajar siswa. Asumsi kedua, bahwa penyebab rendahnya

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika adalah siswa tidak

memiliki waktu belajar di rumah, karena membantu orang tuanya berkebun.

Pengecekan dilakukan dengan cara wawancara dengan siswa dan orang tua

siswa meskipun tidak seluruhnya Secara kebetulan > 85 % siswa tinggal di

sekitar sekolah. Hasil wawancara dengan orang tua siswa diperoleh data

bahwa 90 % memiliki waktu yang cukup untuk belajar di rumah, karena anak

membantu orang tua hanya pada siang hari. Demikian juga hasil wawancara

dengan siswa menunjukan bahwa semua siswa mengaku sebenarnya mereka

memiliki waktu yang cukup untuk belajar di rumah. Namun hanya < 30 %

siswa yang mengaku belajar di rumah. Berdasarkan data tersebut disimpulkan

bahwa asumsi kedua tidak dapat diterima. Anak memiliki kesempatan yang

Page 20: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

cukup untuk belajar di rumah. Guru sebaiknya mencari media agar anak dapat

belajar di rumah dengan baik.

3. Ceking sikap siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Asumsi ketiga

bahwa rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

adalah anak tidak suka pada mata Matematika. Untuk mengetahui sikap anak

tersebut juga dilakukan wawancara dengan siswa. Hasil wawancara

menunjukan bahwa > 95 % siswa mengaku suka terhadap mata pelajaran

Matematika, hanya mereka merasa kesulitan untuk memahami mata pelajaran

tersebut. Guru perlu mencari solusi agar siswa terbantu dan merasa lebih

mudah belajar Matematika..

4. Ceking proses belajar mengajar Matematika. Asumsi keempat, mengatakan

bahwa rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika,

karena strategi proses belajar mengajar yang kurang tepat. Ceking dilakukan

dengan wawancara dengan siswa dan evaluasi diri. Hasil evaluasi diri yang

dilakukan oleh guru Matematika menunjukan bahwa sebagian besar materi

Matematika disampaikan dengan ceramah dan membahas soal. Hasil

wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa 80 % siswa mengaku selama

proses belajar mengajar Matematika, mereka kurang bersemangat, ingin cepat

selesai dan kurang memahami guru. Untuk itu perlu dicarikan solusi

peningkatan proses belajar mengajar siswa baik di sekolah maupun diluar

sekolah.

Page 21: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

5. Ceking sarana proses belajar mengajar Matematika. Asumsi kelima,

mengatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika disebabkan kurangnya sarana proses belajar mengajar

Matematika, sehingga siswa sulit untuk memahami materi proses belajar

mengajar. Pengecekan dilakukan dengan cara inventarisasi sarana proses

belajar mengajar yang dimiliki sekolah dan siswa. Hasil inventarisasi

menunjukan bahwa sebenarnya meskipun sederhana sarana proses belajar

mengajar Matematika dianggap cukup. Misalnya : alat peraga, alat pelajaran,

buku paket dan LKS ada. Hal yang diperlukan adalah pemberdayaan sarana

tersebut secara lebih efektif, sehingga dapat membantu siswa untuk

mempelajari Matematika dengan lebih mudah.

Keempat, mencari alternatif pemecahan masalah. Berdasarkan hasil

pengecekan terhadap asumsi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika tersebut, dalam kolaborasi disepakati bahwa akar

permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika adalah faktor strategi proses belajar mengajar Matematika

yang kurang tepat, baik di kelas maupun diluar kelas.

Dalam kolaborasi disepakati bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa perlu dilakukan upaya mengelola proses belajar mengajar dengan lebih

kreatif, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar, baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

Page 22: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Dalam kolaborasi disepakati bahwa untuk mengatasi masalah kesulitan

memahami matematika siswa harus banyak berlatih, sehingga perlu

meningkatkan keaktifan siswa melalui latihan-latihan soal secara intensif pada

mata pelajaran Matematika. Beberapa usulan yang muncul dalam kolaborasi

sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

1. Pemberian pekerjaan rumah (PR) setiap selesai proses belajar mengajar.

2. Mengoptimalkan pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Menambah jam pelajaran pada sore hari

4. Belajar kelompok.

Kelima, menetapkan rencana tindakan. Semua alternatif tersebut pada

dasarnya dapat diterima, namun yang menjadi masalah adalah siswa kurang

tertarik untuk melakukan mengerjakan latihan soal, baik melalui pekerjaan

rumah, LKS maupun penambahan jam pelajaran. Solusinya perlu dicarikan

strategi agar siswa tertarik dan termotivasi untuk melakukan latihan-latihan soal

Matematika, karena dengan seringnya siswa melakukan latihan soal-soal

Matematika siswa akan semakin paham dan jelas terhadap cara mengerjakan soal

pada setiap materi Matematika.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, perlu dilakukan peningkatan

keaktifan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan cara banyak

melakukan latihan soal,dan dengan cara pemberian bonus nilai tugas Matematika

bagi setiap siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan benar.

Page 23: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Siswa dalam mempelajari Matematika harus dapat mandiri terhadap

pemahaman unsur-unsur Matematika. Siswa belajar untuk menghargai dan

mencintai Matematika karena mereka memiliki keyakinan tentang bagaimana

caranya merumuskan dan menggunakan sarana Matematika manakala diperlukan.

Dalam kegiatan proses belajar mengajar ini guru lebih berperan sebagai fasilitator

daripada sebagai penceramah atau pengajar, dan para siswa sendirilah yang aktif

mencari, menyelidiki, merumuskan, menguji, membuktikan, mengaplikasikan,

menjelaskan dan sebagainya. Kegiatan semacam itu biasanya terlaksana melalui

keaktifan siswa, seperti kerja kelompok, diskusi, presentasi dan lain-lain.

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

2003 : 2). Seorang siswa dalam melakukan belajar dipengaruhi oleh banyak

faktor yang dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan faktor kelelahan. Faktor

psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan. Faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu, meliputi

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dalam kegiatan proses belajar, guru haruslah memperhatikan apa yang

dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, mempunyai motif untuk

berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan

yang menunjang belajar. Motif-motif di atas dapat ditanamkan pada diri siswa

Page 24: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dengan cara memberikan latihan soal atau tugas. Tugas tersebut diharapkan dapat

menambah kesempatan siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah yang

dihadapinya secara mandiri.

Seringkali dalam tugasnya sehari-hari, guru harus berhadapan dengan

siswa-siswa yang prestasi akademiknya rendah dan tidak sesuai dengan harapan.

Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, siswa harus memiliki

motivasi yang tinggi, minat terhadap mata pelajaran dan aktif dalam kegiatan

proses belajar mengajar. Pada umumnya guru menginginkan kelas yang penuh

dengan siswa-siswa yang mempunyai motivasi intrinsik. Menurut kenyataan tidak

demikian, karena itu guru harus menghadapi tantangan untuk dapat

membangkitkan motivasi siswa, minat, menarik dan mempertahankan

perhatiannya, mengusahakan agar siswa harus mau mempelajari materi yang

diharapkan untuk dipelajarinya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah

dengan memberikan penghargaan atau intensif atas keberhasilan siswa, dapat

berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya, sehingga siswa terdorong untuk

melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan pengajaran.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian tentang peningkatan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran

Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas siswa dalam kegiatan proses

belajar mengajar.

Page 25: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, mengingat

keterbatasan yang ada pada peneliti, maka masalah dalam penelitian ini hanya

dibatasi pada permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika siswa kelas IX B

SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran

2008/2009 ?.

2. Apakah pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar

Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009 ?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini secara

empiris bertujuan :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum diadakannya penelitian ini adalah :

a. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas pada siswa SMP di

Kabupaten Banjarnegara.

b. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika melalui pemberian

bonus nilai tugas pada siswa SMP di Kabupaten Banjarnegara.

Page 26: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah :

a. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas pada siswa kelas IX B

SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 /

2009.

b. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matemetika melalui pemberian

bonus nilai tugas pada siswa SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 / 2009.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada

umumnya dan khususnya untuk pengembangan proses belajar mengajar

Matematika. Beberapa manfaat yang diharapkan antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan

tentang pengaruh pemberian penghargaan / insentif terhadap keaktifan

dan prestasi belajar Matematika.

b. Sebagai bahan kajian dan referensi bagi peneliti lain yang akan

melakukan kajian lebih mendalam.

Page 27: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan yang berguna bagi para guru, bahwa guru sangat

berperan mengaktifkan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar

khususnya pelajaran Matematika.

b. Guru dapat lebih berperan sesuai dengan fungsinya, senantiasa mampu

dan siap merancang kegiatan proses belajar mengajar yang berhasil guna

dan berdaya guna, serta mengarahkan kegiatan belajar siswa agar

mencapai prestasi belajar sebagaimana yang telah ditetapkan.

Page 28: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keaktifan Belajar

Siswa adalah suatu organisasi yang hidup. Dalam dirinya terkandung

banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang.

Dalam diri masing-masing siswa tersebut terdapat prisnsip aktif yakni

keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah

lakunya. Proses belajar mengajar perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke

tingkat perkembangan yang diharapkan. Siswa memiliki kebutuhan-

kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang perlu mendapat kepuasan, dan

oleh karenanya memberikan dorongan berbuat/tindakan tertentu. Tapi suatu

saat kebutuhan itu bisa berubah dan bertambah sehingga varietasnya menjadi

bertambah besar. Dengan sendirnya perubahan itupun menjadi banyak

ragamnya. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati,

dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja siswa memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya termasuk

sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran

dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan akses keaktifan

(aktifitas) dalam proses belajar dan proses belajar mengajar, untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.

Page 29: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a. Jenis-Jenis Aktifitas

Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan

klasifikasi. Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001 : 90) membagi

kegiatan belajar menjadi 8 (delapan) kelompok sebagai berikut :

1) Kegiatan-kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar,

mengamati eksperimen, demonstrasi, pemeran, mengamati orang

bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : mengemukakan fakta atau prinsip-

prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,

memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan

suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis : menulis cerita, laporan, memeriksa

karangan, bahan-bahan copy, membuat sketsa, atau rangkuman,

mengerjakan tesis.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik,

diagram, peta, pola.

6) Kegiatan-kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelengarakan permainan

(simulasi), menari, berkebun.

Page 30: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

7) Kegiatan-kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-

hubungan, membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional : minat membedakan, berani, tenang dan

sebagainya.

b. Manfaat Aktifitas dalam Proses Belajar Mengajar

Penggunaan asas aktivitas dalam proses belajar mengajar memiliki

manfaat tertentu, antara lain :

a) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

b) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.

c) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa, yang

pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

d) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri

sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan

individual.

e) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

f) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan

hubungan antara guru dengan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam

pendidikan siswa.

g) Proses belajar mengajar dan kegiatan belajar dilaksanakan secara

realistik dan konkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan

berpikir kritis, serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

Page 31: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

h) Proses belajar mengajar dan kegiatan belajar menjadi hidup

sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh

dinamika.

c. Upaya Melaksanakan Aktivitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Asas aktivitas dapat diterapkan dalam semua kegiatan dan proses

belajar mengajar,alternatif pendayagunaannya antara lain sebagai berikut :

1) Pelaksanaan aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas.

Asas aktivitas dapat dilaksanakan dalam setiap kegiatan tatap muka

dalam kelas yang terstruktur, baik dalam bentuk komunikasi langsung,

kegiatan kelompok, kegiatan kelompok kecil, belajar independen.

2) Pelaksanaan aktivitas proses belajar mengajar sekolah masyarakat.

Pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan dalam bentuk

membawa kelas ke dalam masyarakat, melalui metode karyawisata,

survei, kerja pengalaman, pelayanan masyarakat, berkemah,

berproyek dan sebagainya.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

Aktivitas siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa,

baik yang bersifat efektif seperti rasa/sikap percaya diri, motivasi dan

minat maupun yang bersifat kognitif seperti bakat dan kecerdasannya.

Faktor-fakltor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 32: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Sikap Percaya Diri

a). Pengertian Sikap Percaya Diri

Sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam melakukan

aktifitas.Tiap-tiap manusia memiliki karakteristik dan kepribadian

masing- masing.Sikap percaya diri yang dimiliki seseorangpun

berbeda-beda.La Pierre dalam Allen,Guy dan Edgley yang

dikutip Saifudin Azwar (2005:5) mendefinisikan sikap sebagai

pola perilaku,kondisi atau kesiapan antisipatif,predisposisiuntuk

menyesuaikan diri dalam situasi sosial,atau secara sederhana sikap

adalah respon terhadap stimuli sosial yang tidak

dikondisikan.Sedangkan Secord dan Backman dalam Saifudin

Azwar (2005:5) mendefinisikan sikap sebagai keturunan tertentu

dalam hal perasaan (afeksi),pemikiran (kognisi) dan predisposisi

tindakan (konasi) seseorang terhadap lingkungan di

sekitarnya.Menurut kerangka pemikiran tersebut sikap merupakan

konstelasi dari komponen-komponen kognitif,afektif dan konatif

yang saling berinteraksi dalam memahami,merasakan dan

berperilaku terhadap suatu obyek,perilaku dan individu.

Sikap percaya diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan

tujuan.Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu

perbuatan yang pada giliranya akan memuaskan kebutuhan

Page 33: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

individu.Adanya Tujuan yang jelas dan disadari,akan

mempengaruhi kebutuhan,dan ini akan mendorong timbulnya

sikap percaya diri..Jadi tujuan akan dapat membangkitkan

berkembangnya sikap percaya diri.

Menurut Blair dan Simpson dalam Oemar Hamalik (2005 : 29)

bahwa belajar dengan rasa percaya diri dan rasa senang merupakan

sikap yang paling penting dalam pencapaian prestasi belajar.Sikap

tersebut dapat menggerakkan atau mendorong seseorang dalam

melanjutkan kegiatan belajarnya di luar proses belajar di sekolah.

Sikap percaya diri merupakan kemampuan seseorang yang

mendasar terhadap suatu kegiatan. Sikap percaya diri menjadi

salah satu penyebab suatu kegiatan yang dilakukan dan sebagai

penyebab partisipasinya dalam suatu kegiatan.

Norman dalam Muhibbin Syah (1955 : 165) mengemukakan

bahwa baik percaya diri maupun sikap mudah mempengaruhi

manusia bereaksi/bertindak dalam cara-cara tertentu, yang dapat

melalui proses belajar mengajar dan mungkin dengan perasaan dan

emosi, namun sikap percaya diri biasanya mengarah lebih aktif.

Strong (2001 : 142) mengemukakan bahwa sebuah sikap

percaya diri yang disertai dengan perasaan senang dan

kecenderungan yang dinamik untuk mencari obyek atau

melakukan sesuatu dengan sikap percaya diri yang tinggi.

Page 34: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Suatu pengukuran mengenai sikap percaya diri seseorang

juga merupakan pengukuran mengenai apa yang akan dilakukan

seseorang Dengan demikian dapat diartikan pula bahwa untuk

mengukur sikap percaya diri seseorang dapat diketahui dari

perilaku individu tersebut, kecenderungan berperilaku

dipengaruhi perasaan senang yang mendahului tindakannya.

Menurut Norman dan Strong keduanya cenderung pada

pengertian sikap percaya diri yang lebih memfokuskan pada

aspek afektif berupa perasaan yang positif. Misalnya sikap

percaya diri siswa dalam mempelajari Matematika berarti

didalam dirinya muncul suatu perasaan percaya dan senang

sehingga perasaan tersebut akan menentukan tindakannya untuk

memahami obyek (mata pelajaran Matematika).

Pengertian sikap percaya diri ini menunjukkan bahwa segala

sesuatu atau obyek yang diinginkan individu ada hubungannya

dengan keberadaan individu tersebut. Jadi sikap percaya diri

adalah kesadaran dalam memberikan stimuli yang mendorong

seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal. Definisi ini

hampir sama dengan pengertian diatas, munculnya ketertarikan

individu terhadap sesuatu hal didukung oleh kesadarannya tanpa

rangsangan - rangsangan yang dapat memperkuat obyek.

Berdasarkan batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa sikap adalah perilaku/perbuatan untuk menyesuaikan diri

Page 35: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dalam situasi sosial yang mencakup perasaan, penalaran dan

tindakan seseorang terhadap aspek lingkungan di sekitarnya.

Sikap percaya diri adalah perilaku/perbuatan yang berdasarkan

keyakinan diri sendiri dan tidak dapat dipengaruhi oleh

pihak/orang lain dalam pemecahan masalah.

b) Ciri-Ciri Sikap Percaya Diri

Menurut Sax dalam Saefuddin Azwar (2005 : 25)

menunjukan beberapa karakteristik sikap yaitu : 1) arah, 2)

intensitas, 3) keleluasaan, 4) konsistensi dan 5)

spontanitas.Masing – masing karakteritik sikap dapat dijelaskan

sebagai berikut :

(1) Sikap memiliki arah, maksudnya sikap dapat dibagi

menjadi dua bagian yang sangat jelas, yaitu bagian setuju

atau tidak setuju, bagian memihak atau tidak memihak

terhadap suatu obyek sikap.

(2) Orang yang setuju, memihak terhadap suatu obyek yang

arahnya positif, sedangkan orang yang tidak setuju

memihak terhadap suatu obyek yang arahnya negatif.

(3) Sikap memiliki intensitas, maksudnya kekuatan sikap

terhadap suatu obyek belum tentu sama, walaupun arahnya

sama.

Page 36: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

(4) Dua orang yang sama – sama tidak suka terhadap suatu

obyek dan sama – sama memiliki sikap yang berarah

negatif, belum tentu memiliki intensitas yang sama.

(5) Sikap memiliki keleluasaan, maksudnya sikap kesetujuan

atau ketidak setujuan terhadap suatu obyek hanya dapat

mengenai aspek yang sangat spesifik, tetapi dapat pula

mencakup banyak aspek yang ada pada suatu obyek.

(6) Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adanya kesesuaian

antara pernyataan sikap dengan respon terhadap suatu

obyek, sikap tersebut diperlihatkan oleh kesesuaian sikap

antar waktu dan dipertahankan dalam waktu yang relatif

lama.

(7) Sikap bersifat spontanitas, maksudnya menyangkut sejauh

mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara

spontan, sikap spontanitas yang tinggi terjadi apabila

dinyatakan secara terbuka tanpa adanya desakan terhadap

individu terlebih dahulu.

Menurut Gredler (2001 : 457) siswa yang memiliki sikap

percaya diri tinggi cenderung memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi, rasa tanggung jawab dan memiliki kemauan yang kuat,

sehingga dalam proses belajar mengajar akan bergairah dan

kreatif. Untuk siswa yang memiliki sikap percaya diri yang

Page 37: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

rendah cenderung bersikap malas, minder dan sangat

bergantung pada guru, selanjutnya pencapaian hasil belajar

rendah.

Siswa cenderung tidak dapat melihat masalah dengan jelas,

berpola pikir linier, mudah menyerah dan tidak memiliki

pendirian dan keyakinan yang kuat, tidak berani mengambil

resiko, dan tidak bisa mengambil keputusan. Pola pemikirannya

tidak terbiasa memikir untuk menemukan banyak alternatif

dalam memahami setiap persoalan yang dihadapi, sehingga jika

satu alternatif yang dianggap benar ternyata tidak berhasil

memecahkan masalah, maka siswa akan menyerah. Kondisi

demikian akan semakin menurunkan sikap percaya diri siswa

yang pada akhirnya hasil belajar yang dicapai menurun.

2). Motivasi Belajar

a). Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan dari dalam yang menimbulkan

kekuatan individu untuk bertindak atau bertingkah laku guna

memenuhi kebutuhan (Sardiman 2002 : 96).

Menurut W.S. Winkel (2003 : 27) bahwa kekuatan yang

mendorong individu untuk melakukan aktivitas demi

tercapainya suatu tujuan disebut motiv, sedangkan motiv baru

dapat disebut aktivitas apabila sudah menjadi kekuatan aktif

Page 38: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(sudah melakukan aktivitas), sedangkan motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar dan yang memberi arah kegiatan belajar

itu, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.

Ngalim Purwanto ( 2005 : 60) mengemukakan bahwa

motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakan,

mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia

terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Seseorang yang mempunyai motivasi tertentu, akan lebih

berminat untuk mencapai tujuan. Demikian juga dengan siswa

yang memiliki motivasi belajar, berarti ia telah mempunyai

minat belajar maka siswa menjadi termotivasi untuk belajar.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi

menunjuk pada suatu keadaan yang menyebabkan seseorang

untuk melakukan suatu aktivitas tertentu sebagai pencerminan

pelaksanaan minat untuk mencapai tujuan yang

dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya.

James Drever dalam Slameto ( 2003 : 58 ) memberi pengertian sebagai berikut : “ Motive is an effective – conative factor which operates in determining the direction of an

Page 39: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

individualis behavior to wards an end or goal,consiostly apprehended or unconsiostly.”

Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang

akan dicapai, dalam menentukan tujuan itu disadari atau

tidak,bahwa untuk mencapai tujuan itu perlu

berbuat,sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah

motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat

mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya

mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan

/menunjang belajar. Motif – motif di atas dapat juga

ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan

- latihan / kebiasaan - kebiasaan yang kadang-kadang juga

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.Dari uraian di atas

jelaslah bahwa motif yang kuat sangatlah perlu di dalam

belajar,dalam membentuk motif yang kuat itu dapat

dilaksanakan dengan adanya latihan – latihan / kebiasaan –

kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat,jadi

latihan / kebiasaan itu sangat perlu di dalam belajar.

Menurut Slameto (2003 : 26) ada motif keberhasilan

(achievement motivation) yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu, motif itu terdiri dari tiga komponen :

Page 40: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(a) Dorongan kognitif

Termasuk dalam dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk

mengetahui, untuk mengerti, dan untuk memecahkan

masalah. Dorongan kognitif timbul di dalam proses

interaksi antara siswa dengan tugas / masalah.

(b) Harga diri

Ada siswa tertentu yang tekun belajar melaksanakan tugas

– tugas bukan terutama untuk memperolah pengetahuan

atau kecakapan,melainkan untuk memperoleh status dan

harga diri.

(c) Kebutuhan berafiliasi

Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri. Ada

siswa yang berusaha menguasai bahan pelajaran atau

belajar dengan giat untuk memperoleh

pembenaran/penerimaan dari teman-temannya atau dari

orang lain yang dapat memberikan status padanya. Siswa

senang bila orang lain menunjukan pembenaran pada

dirinya, dan oleh karena itu ia giat belajar, melakukan

tugas-tugas dengan baik, agar memperoleh pembenaran

tersebut.

Page 41: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b) Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu (Norhadi,

2002 : 154).

Motivasi intrinsik adalah keinginan berindak yang

disebabkan oleh faktor dari dalam individu ( Elida Prayitno,

1999 : 154 ). Siswa yang termotivasi secara intrinsik,

aktivitasnya dalam belajar lebih baik dari pada siswa yang

termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi

intrinsik menunjukan ketekunan dan aktivitas yang tinggi dalam

belajarnya.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena

dorongan dari luar dirinya (Norhadi, 2002 : 154). Sebenarnya

antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik saling

menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat

membangkitkan motivasi intrinsik.

c) Fungsi motivasi

Dibalik setiap perbuatan seseorang terdapat suatu motivasi

yang mendorong untuk berbuat. Menurut Gagne “Motivation is

condition of learning”, artinya motivasi merupakan suatu

Page 42: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

konidisi yang utama dalam belajar (dikutip oleh Norhadi, 2002 :

153). Motivasi mempunyai tiga fungsi, yaitu :

(1) Sebagai penggerak untuk melepas energi sehingga

mendorong manusia untuk berbuat.

(2) Sebagai pemberi arah perbuatan pada tujuan yang akan

dicapai.

(3) Sebagai penentu perbuatan yang melalui seleksi dan

prioritas perbuatan.

d). Karakteristik Motivasi

Menurut Elda Prayitno (2000:26-28) bahwa karakteristik

motivasi ada lima macam, antara lain :

(1) Tingkah laku yang bermotivasi adalah digerakkan

Pendorong tingkah laku tersebut adalah kebutuhan dasar

atau kebutuhan yang dipelajari. Kebutuhan dasar misalnya

makan dan minum. Kebutuhan yang dipelajari misalnya

pujian. Oleh karena itu bila anak bertingkah laku berarti

sedang memenuhi kebutuhan. Dalam hal tersebut tampak

bahwa tingkah laku itu penuh arti.

(2) Tingkah laku yang bermotivasi memberi arah

Anak – anak berusaha untuk menyelesaikan tugas rumah

atau sekolah, mengembangkan hubungan sosial dan aktif

mengikuti organisasi, hal tersebut merupakan tingkah laku

Page 43: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yang terarah. Semua pekerjaan tersebut dilakukan karena

adanya motivasi yang mengarahkan tingkah lakunya.

(3) Motivasi menimbulkan intensitas bertindak

Dengan adanya motivasi akan mengakibatkan intensitas

bertingkah laku bertambah.Karena dengan motivasi

tersebut seseorang akan semakin kuat keinginannya untuk

memenuhi kebutuhannya.

(4) Motivasi adalah selektif

Karena tingkah laku memiliki arti dan terarah pada

tujuan,maka seseorang memilih tingkah laku yang paling

efektif untuk mencapai tujuannya.

(5) Motivasi merupakan kunci pemuas kebutuhan

Untuk memotifasi secara fisik atupun phsikis,anak harus

merasa ada yang kurang pada dirinya.Bila hal demikian

dirasakan,maka anak akan termotivasi untuk memenuhi

kebutuhannya.

3). Minat

a). Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu aspek mental yang sangat

besar pengaruhnya terhadap proses belajar seseorang. Bila

seseorang berminat terhadap satu obyek, maka ia akan

berbuat, bertindak dan memusatkan perhatiannya terhadap

Page 44: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

obyek atau hal tersebut sebaik-baiknya. Misalnya, bila siswa

menaruh minatnya terhadap pelajaran Matematika maka ia

akan memusatkan segala perhatiannya terhadap pelajaran

tersebut.

Oleh karenanya minat akan membawa dampak terhadap

perolehan belajar, yang oleh Sax, dikatakan dapat membantu

atau bahkan mempersulit balajar. Karena menurutnya minat

adalah kesukaan terhadap sesuatu kegiatan melebihi kegiatan

lainnya (Sax 2000 : 273).

Minat juga didefinisikan sebagai “motiv yang

menunjukan arah perhatian seseorang terhadap obyek yang

menarik atau menyenangkan” (Skinner, 2005 : 455). Fryr

dalam Wayan Nurkancana (2002 : 229) mengartikan minat

sebagai “Gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau

aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”.

Saiful Bachri Djamarah (2000 : 48) menyebutnya sebagai

suatu “kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas”.Minat adalah rasa suka atau

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh (Slameto, 2003 : 182).

Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk

membuat pilihan aktivitas (Noeng Muhadjir, 2002 : 74)

Page 45: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sebagai salah satu aspek tingkah laku afektif, minat memiliki

ciri-ciri yang antara lain berasosiasi dengan aktivitas, bersifat

tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan

kecenderungannya untuk menerima atau menolak melakukan

aktivitas (Aiken, 2005 : 236).

Minat merupakan suatu respon mulai dari yang paling

disukai, sedikit disukai, sampai pada respon yang sama sekali

tidak disukai.

Bila sangat disukai akan menyebabkan minat dan bila

sangat tidak disukai dapat menimbulkan keengganan.Orang

akan selalu belajar dengan baik pada hal-hal yang disukainya,

dan akan enggan pada hal yang tidak disukainya.

b) Jenis-jenis minat

Dari banyak pengertian tentang minat dapat dikatakan

bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa yang sifatnya

aktif dan senantiasa berhubungan dengan kemauan, aktivitas

dan perasaan senang, yang semuanya memiliki potensi

membangkitkan individu untuk memilih, menentukan,

memperhatikan serta berhubungan dengan sesuatu yang datang

dari luar. Sebagai aspek kejiwaan yang cenderung tidak

tampak, minat dapat memanifestasi dalam beberapa bentuk,

yang menurut Crites, dibagi menjadi empat jenis, yaitu :

Page 46: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(1) Ekpressed Interest, yaitu minat yang dapat diketahui dari

pernyataan responden subyek tentang obyek dan

pekerjaan yang disenangi.

(2) Manifested Interest yaitu minat yang dapat diketahui dari

pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan yang sering

dilakukan subyek.

(3) Tested Interest, yaitu minat yang diketahui melalui

kesimpulan dari hasil test obyektif.

(4) Inventoried Interest, yaitu minat yang diketahui melalui

daftar isian terhadap obyek yang disediakan, yang dipilih

oleh subyek minat (Crites, dalam Sianturi, 2006 : 28).

Sedangkan Sax (2000 : 474) mengelompokkan menjadi

dua jenis, yaitu : (1). Minat yang dinyatakan, dan (2). Minat

yang dilaksanakan. Jadi suatu minat dapat diekspresikan

melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa sesuatu

atau hal lebih disukai lebih dari pada sesuatu hal lainnya, dan

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam sebuah

aktifitas.

c) Indikator Minat

Minat pada dasarnya adalah sikap menerima akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri tanpa

adanya paksaan atau desakan orang lain (Slameto, 2004 : 182).

Page 47: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sesuatu diluar dapat berupa benda, orang, hal atau peristiwa,

yang semuanya disebut dengan obyek minat. Sebagai

rangsangan yang terkondisi, minat berkaitan erat dengan

obyek sasaran yang diungkapkan dengan rasa senang dan

tidak senang terhadap suatu aktifitas, hal atau peristiwa yang

berada di sekitarnya. Seseorang yang mempunyai minat

terhadap sesuatu, misalnya, dapat dilihat dari seberapa kuat

hubungan antara dirinya dengan hal yang menjadi obyek

minatnya. Kekuatan hubungan tersebut dapat menunjukan

kualitas minat dari yang terendah sampai dengan tingkat yang

tertinggi, yang dapat dilihat dari indikator-indikator minat

yang tampak.

Dari beberapa definisi tentang minat, dapat ditegaskan bahwa

minat merupakan gejala kejiwaan (afektif) seseorang yang

menyebabkan adanya dorongan untuk menjalin hubungan

tertentu dengan obyek minatnya. Hubungan tersebut ditandai

dengan perasaan senang atau suka, tertarik, penuh perhatian,

selalu ingin tahu dan berusaha mendekat untuk mendapatkan

informasi, serta selalu berupaya menyesuaikan diri dan

berhubungan lebih aktif lagi dengan obyek minat sebagai

pilihan aktifitasnya. Indikator-indikator inilah yang menjadi

acuan dalam menyusun instrumen pada penelitian ini.

Page 48: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

4) Bakat

Bakat atau Aptitude menurut Hilgard dalam Slameto (2005 :

57) adalah : “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat

adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

berlatih. Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang (Muhibbin Syah 2005 : 135). Dengan demikian

sebetulnya setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi

untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing-masing Michael (1960) dalam Sumadi

Suryabrata (2001 : 160) mendefinisikan bakat sebagai berikut :

“An aptitude may be defined as a person’s capacity,or hypothetical

potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined

pattern of behaviorinvelved has had little or no previous training”.

Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan

individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali

tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.

Woodwort dan Marguis (1957) dalam Sumardi Surya brata

(2005 : 161) memasukkan bakat (aptitude) dalam kemampuan

(ability). Menurut dia Ability mempunyai tiga arti yaitu :

a) Achievement yang merupakan Actual Ability, yang dapat

diukur langsung dengan alat atau tes tertentu.

Page 49: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b) Capacity yangmerupakan Potential Ability, yang dapat diukur

secara tida langsung dengan melalui pengukuran terhadap

kecakapan individu, dimana kecakapan ini berkembang dengan

perpaduan antara dasar dengan Training yang intensif dan

pengalaman.

c) Aptitude, yaitu kualitas yang dapat diungkap/diukur dengan tes

khusus yang sengaja dibuat untuk itu.

5). Kecerdasan/Intelegensi

J.P Chaplin dalam Slameto (2003 : 55) memberikan

pengertian Intelegensi sebagai berikut :

a) The ability to meet and adapt to novel situations quickli and

effectively.

b) The ability to utilize abstract concepts effectively.

c) The ability to grasp relationships and to learn quickly.

Intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu :

(1) Kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam

situasi yang baru dengan cepat dan efektif,(2)

Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara

efektif, mengetahui realisasi dan mempelajarinya dengan cepat,(3)

Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat

Page 50: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang

tingkat intelegensinya rendah. Walaupun begitu siswa dengan

tingkat intelegensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.

Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang

komplek dengan banyak faktor yang mempengaruhinya,

sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang

lainnya. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/berpengaruh

negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya.

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat

berhasil baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya

belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan

faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh

yang positif.

Pengetahuan mengenai tingkat kemampuan intelektual atau

intelegensi siswa akan membantu pengajar menentukan apakan

siswa mampu mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, serta

meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa prestasi siswa tidak

semata-mata ditentukan oleh tingkat kemampuan intelektualnya.

e. Tolak ukur kadar keaktifan siswa dalam belajar

Cara apapun yang digunakan pada waktu belajar mengandung

unsur keaktifan pada diri siswa meskipun kadarnya berbeda-beda.

Page 51: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Untuk dapat mengukur kadar keaktifan siswa dalam belajar,

berikut ini dikemukakan beberapa pendapat dari para pakar :

1). Mc Keachie (Student Centered versus Instructor. Centered

Instruction, 1954) mengemukakan tujuh dimensi dalam proses

belajar mengajar dimana terdapat variasi kadar keaktifan siswa

sebagai berikut :

a) Partisipasi siswa dalam menentukan tujuan kegiatan belajar

mengajar.

b) Penekanan pada aspek afektif dalam pengajaran.

c) Partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, utama yang berbentuk interaksi antar siswa.

d) Penerimaan guru terhadap perbuatan dan sumbangan siswa

yang kurang relevan atau salah.

e) Keeratan hubungan kelas sebagai kelompok.

f) Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk

mengambil keputusan yang penting dalam kegiatan

sekolah.

g) Jumlah waktu yang digunakan untuk menangani masalah

pribadi siswa, baik yang berhubungan ataupun yang tidak

berhubungan dengan pelajaran.

2). K. Yamamoto (Many Faces Of Teaching, 1969) melihat kadar

keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau kesengajaan

rencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak (siswa dan

Page 52: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

guru) dalam proses belajar mengajar. Yamamato membedakan

keaktifan yang direncanakan secara sengaja (intensional),

keaktifan yang dilakukan sewaktu-waktu (insedental) dan sama

sekali tidak ada keaktifan dari kedua belah pihak.

Tabel 2.1. Diagram Intensi guru murid dalam kegiatan belajar mengajar

Keaktifan belajar Keaktifan mengajar

Ada Tidak ada

Intensional Insidental ADA

Intensional A. Belajar mengajar optimal

B. Belajar mengajar kurang berhasil

C.Belajar mengajar

gagal Insidental D. Keberhasilan

adalah siswa sadar B. Belajar mengajar acuh tak acuh

F. Belajar tidak berhasil

Tidak ada G. Murid belajar sendiri

H. Reaksi tanpa niat belajar

J. Kegiatan non instruksional

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk

melakukan perubahan perilaku seseorang. Perubahan tersebut mencakup

perubahan tingkah laku, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Menurut

Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan limgkungannya. Sedangkan menurut Sardiman (2000 : 20) belajar

dapat dilihat secara makro dan mikro. Secara makro belajar dapat

diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju perkembangan pribadi

Page 53: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

seutuhnya. Sedangkan secara mikro belajar dimaksudkan sebagai usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian dari

kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke

arah yang lebih baik. Mukminan (2004 : 10) mengatakan bahwa proses

belajar mengajar adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang

dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk

melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu sebagai proses

dan sebagai respons terhadap situasi.

Proses belajar mengajar bukan hanya terbatas pada event-event

yang dilakukan guru saja, tetapi mencakup semua event yang mungkin

mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Proses

belajar mengajar mencakup kejadian-kejadian yang diturunkan oleh

bahan-bahan cetak, gambar, program radion, televisi, film, slide, maupun

kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Dengan demikian, fungsi proses

belajar mengajar bukan hanya fungsi guru pengajar, melainkan fungsi

sumber-sumber belajar lain yang digunakan oleh pembelajar untuk belajar

sendiri.

Mulyasa (2004 : 100) mengemukakan bahwa proses proses

belajar mengajar dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat

secara aktif, baik mental, fisik, dan sosialnya. Tugas guru yang paling

Page 54: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya

perubahan tingkah laku dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut

tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan

lingkungan yang kondusif.

Berkaitan dengan belajar, Thomas Clyton (1994 : 105),

mengatakan bahwa ada lima prinsip proses belajar mengajar yang

berguna, yaitu :

1) Learning is a process that involves behavior, sequences of events and outcomes. 2) Learning results from experiencing. The learner must in some way act upon or react to a situation that impinges upon him. 3) Learning depends upon what the learner does. This involves how he perceives, how he thinks, how he feels and how he acts. 4) The result of the learning process in some changes in the learner, demonstrable by a change in his behavior, potential or actual. 5) The change in the learner tends to be fixed in the consequences of his behavior in terms of his own motivational systems (Bean ; 2006 : 142)

Pendapat tersebut kurang lebih bernakna sebagai berikut : 1) Belajar

adalah suatu proses yang melibatkan tingkah laku, rangkaian peristiwa

dan juga hasil. 2) Belajar adalah hasil dari pengalaman. Pelajar dalam

beberapa hal harus bertindak atau bereaksi terhadap situasi yang

mengenainya. 3) Belajar sangat tergantung apa yang dilakukan pelajar, hal

tersebut melibatkan bagaimana memahami, berpikir, merasakan, dan

bagaimana bertindak. 4) Hasil akhir dari proses belajar adalah terjadinya

beberapa perubahan dalam diri pelajar yang dapat ditunjukkan dengan

perubahan perilaku, potensi, dan aktualisasi. 5) Perubahan dalam diri

pelajar cenderung sebagai akibat dari perilakunya dalam system motivasi.

Kelima prinsip proses belajar mengajar di atas menekankan bahwa

Page 55: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

keaktivan belajar adalah bagaimana memahami, berpikir, merasakan,

bertindak dan berkreasi terhadap situasi, sehingga menghasilkan

perubahan potensi diri dan perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar harus

ada pada siswa bukan pada guru.

Menurut Winkel (2003 : 136), prestasi adalah bukti keberhasilan

usaha yang dicapai seseorang. Sedangkan menurut Suryabrata (1981:78)

prestasi adalah hasil yang dicapai dari hasil latihan, atau pengalamam

yang didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar. Jadi

prestasi adalah hasil yang dicapai seorang siswa dari latihan atau

pengalamannya.

Menurut Tirtonegoro (2004 : 43), prestasi belajar adalah hasil

yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa-siswa sebagai hasil belajar, baik

berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh masing-masing anak dalam perilaku tertentu .Senada

dengan pendapat di atas, Suryabrata (1995: 199), mendefinisikan prestasi

belajar adalah hasil sesaat di dalam belajar yang berupa hasil penilaian

dalam angka-angka atau simbol-simbol

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah

satunya hal yang mendorong aktivitas belajar yang merupakan alasan

dilakukannya perbuatan belajar itu. Arden N. Frandnsen dalam Sumadi

Page 56: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Suryabrata (2005 : 236) mengatakan bahwa hal yang mendorong

seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan yang

selalu maju.

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru

dan teman-teman.

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompentensi.

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila

menguasai Pelajaran.

6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

Menurut Purwanto (2007 : 67) di antara adalah: (1) Faktor dari

dalam individu (faktor individual), meliputi: faktor fisiologi (fisik dan

panca indra) dan faktor psikologis (bakat, minat, sikap, motivasi, dan

intelegensi) (2) faktor dari luar individu (faktor sosial) meliputi: faktor

lingkungan (keluarga, sosial dan keadaan alam) dan faktor instrument atau

alat-alat yang dipergunakan dalam belajar (software dan hardware ).

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Suryabrata (2005 :249)

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: (1)

faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar individu yang belajar, yang

meliputi faktor sosial dan non social. (2) faktor intern, yaitu faktor yang

berasal dari individu yang sedang belajar, yang meliputi faktor fisiologis

Page 57: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dan faktor psikologis. Prestasi belajar menjadi suatu masalah yang bersifat

perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang

kehidupan, manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing (Zainal Arifin, 2000 : 3).

Prestasi belajar Matematika merupakan salah satu petunjuk tingkat

penguasaan siswa dalam memahami materi pelajaran Matematika.

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan

geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika dapat berupa kalimat dan

persamaan Matematika, diagram, grafik atau tabel (DEPDIKNAS 2004 :

6).

Prestasi belajar Matematika adalah suatu proses perubahan

kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman baru

yang diperoleh melalui interaksti dalam proses belajar mengajar

Matematika antara peserta didik dengan lingkungannya dan dapat diukur

langsung dengan tes.Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar

Matematika dalam penelitian ini adalah skor/angka yang diperoleh siswa

setelah menyelesaikan proses proses belajar mengajar Matematika yang

diukur melalui tes.

Page 58: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Pengukuran Prestasi Belajar

Pengukuran (Measurement) sering dipahami sama artinya dengan

penilaian (evaluation) dan tes (test). Tetapi sebenarnya, ketiga istilah

tersebut mempunyai makna yang berbeda. Norman E. Groundlund dalam

bukunya Measurement and Evalution in Teaching memberikan definisi

pengukuran sebagai berikut : “Evaluation : the systematic process of

colecting, analysing and interpreting information to determine the

exstent to which pupils achiefing intructional objectives”

(Groundlund, 1985 : 5). Sedangkan Anne Anastasi mengartikan sebagai

berikut : “A systematic process of determining the exstent to which

instructional objectives are achieved by pupils” (Chabib Toha, 2006 : 1).

Maksud penilaian disini adalah memberikan apresiasi (nilai)

tentang kualitas tertentu, tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap

pertanyaan tentang apa, melainkan lebih mengarah kepada jawaban

bagaimana dan seberapa jauh suatu proses atau hasil yang diperoleh.

Dengan demikian penilaian bukan sekedar aktivitas secara spontan dan

insidental tetapi sebuah kegiatan yang terencana, sistematik dan terarah

berdasarkan atas tujuan yang jelas, dengan menggunakan informasi yang

diperoleh melalui pengukuran (Chabib Toha, 2006 : 1-2).

Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu

atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang (dalam hal ini

siswa), hal atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas

Page 59: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(Asmawi Zainal dan Noehi Nasoetion, 2001 : 5). Norman E Grounlund

mengartikan :

“Measurement the process obtaining a numerical discriptions of the degree to wich an individual prosesses particular characteristic” (Grounlund, 1985 : 5). Sedangkan Gillberet Sax (1980) mendefinisikan pengukuran sebagai “the assigment of numbers to attributes of characteristics of persons, event or object according to explicit, formulation or rules” (dalam Asmawi Zainal & Nasoetion, 2001 : 6).

Dari beberapa pengertian di atas dapat diamati bahwa pengukuran

mempunyai ciri khas utama, yaitu : (1). Menggunakan aturan atau formula

tertentu, (2). Melibatkan angka-angka atau skala tertentu. Hasil suatu

pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditaksirkan dengan jalan

membandingkan dengan standar atau patokan tertentu. Patokan itu dapat

berupa batas minimal kompetensi materi pelajaran yang harus dikuasai

atau rata-tara nilai yang diperoleh oleh kelompok.

Jadi agar hasil pengukuran memiliki arti, haruslah memenuhi

beberapa unsur pokok yang dijadikan acuan. Unsur-unsur pokok tersebut

menurut Toha (1996: 3) adalah : (1). Adanya obyek yang diukur, (2)

Adanya tujuan pengukuran, (3). Adanya alat ukur, (4). Adanya proses

pengukuran. (5). adanya standar yang dijadikan pembanding, dan (6).

Adanya hasil yang bersifat kuantitatif.

3. Pemberian Bonus Nilai Tugas

Suatu proses belajar mengajar akan berhasil baik apabila disertai

dengan penghargaan yang tepat. Penghargaan merupakan umpan balik bagi

siswa atau yang dapat mendorong siswa untuk belajar dengan lebih giat.

Page 60: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Apabila hasil belajar siswa kurang mendapat penghargaan dari guru, orang

tua atau teman, siswa akan kurang aktif dalam kegiatannya.

Abin Syamsudin (2004 : 67) mengemukakan pemberian bonus nilai

tugas pada siswa merupakan salah satu metode yang menerapkan azas “

Learning By Doing“ dengan membina pemahaman dan ketrampilan tertentu

melalui pembuatan dan pengerjaan tugas. Manfaat yang ingin dicapai dari

pemberian bonus nilai tugas ini adalah :

1) Ketrampilan siswa diharapkan lebih meningkat dan materi yang diajarkan

akan lebih mudah dan diingat oleh siswa.

2) Sikap dan pengalaman siswa berkembang dengan cepat, karena para siswa

ditekankan untuk belajar mencari pemecahan masalah sendiri.

3) Tumbuhnya rasa percaya diri siswa karena siswa akan mencari sendiri

pemecahan masalah yang dihadapi dengan demikian wawasan dan

pandangan akan lebih mapan dan luas.

Apabila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan

memberikan penghargaan / hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka

yang baik dan lain sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa

terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan

proses belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan

hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa (Slameto, 2003 :

176).

Page 61: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Menurut Irianto ( 2001 :105 ) motivasi yang sengaja dibentuk oleh

orang luar dalam hal ini guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara

lain :

a. Pemberian Penghargaan. Dengan pemberian penghargaan ini dapat besifat

positif karena dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan-kemampuan

yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian

penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus

berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-

hadiah im-material.

b. Pemberian Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa

dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang

sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar

diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian.

Dimyati dan Mudjiono (2002 : 42) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip

yang berkaitan dengan perhatian dan motivasi pembelajaran yaitu

perhatian merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar. Berdasarkan

kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya

perhatian tidak mungkin adanya pembelajaran. Perhatian akan timbul pada

siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan

pelajaran dirasakan sebagai suatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk

belajar lebih lanjut atau diperlukan sehari-hari akan membangkitkan

motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada,

maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.

Page 62: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada suatu perasaan dihargai

apabila dia dilibatkan pada kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena

itu guru, harus selalu mengajak dan mengulurkan tangan bagi siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam

belajar dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses

pembelajaran.

Kenyataan bahwa tes dan nilai dapat dipakai sebagai dasar berbagai

hadiah sosial (seperti penerimaan lingkungan, promosi pekerjaan yang lebih

baik, uang yang lebih banyak dan sebagainya) menyebabkan tes dan nilai

dapat menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi siswa. Siswa belajar bahwa

ada keuntungan yang disosialisasikan dengan nilai yang tinggi, dengan

demikian memberikan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi siswa

untuk belajar. Tapi tes dan nilai harus dipakai secara bijaksana yaitu untuk

memberikan informasi pada siswa dan untuk menilai penguasaan dan

kemajuan siswa, bukan untuk menghukum atau untuk membanding-

bandingkannya dengan siswa lain.

Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan kepada siswa

sedikit contoh hadiah yang akan diterimanya bila ia berusaha untuk belajar .

Memberikan pada siswa penerimaan sosial sehingga ia tahu apa yang akan

diperolehnya bila berusaha lebih lanjut.

Pengajar dapat memakai insentif (dapat berupa pujian, angka yang

baik, dan lain sebagainya) dalam mencapai tujuan pengajaran. Insentif

Page 63: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

merupakan alat yang di pakai untuk membujuk seseorang agar melakukan

sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang dilakukannya dengan baik

(Slameto, 2003 : 181). Studi-studi eksperimental menunjukan bahwa siswa-

siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah atau karena perbaikan

dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik dari pada siswa-

siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau tidak

adanya kemajuan. Menghukum siswa karena hasil kerjanya yang buruk tidak

terbukti efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat dan sering lebih

menghambat belajar. Tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik dari pada

tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar bertindak bijaksana

dalam menggunakan insentif. Insentif apapun yang dipakai perlu di sesuaikan

dengan diri siswa masing-masing.

B. Kerangka Pemikiran

Terdapat tiga komponen penting dalam penilaian terhadap prestasi belajar

siswa yang diwujudkan dalam laporan pendidikan (nilai raport), yaitu: nilai

ulangan harian, nilai tugas dan nilai ulangan umum. Rumus untuk menentukan

nilai raport tersebut adalah: nilai ulangan harian, ditambah nilai tugas ditambah

dua kali nilai ulangan umum dibagi empat. Dengan demikian nilai tugas memiliki

bobot 25% dari keseluruhan prestasi belajar siswa yang tertuang dalam laporan

pendidikan. Berdasarkan ketentuan tersebut, nilai tugas menjadi penting dalam

kaitannya dengan penilian prestasi belajar siswa. Sehingga peningkatan perolehan

nilai tugas perlu dilakukan.

Page 64: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Disamping itu dalam mata pelajaran Matematika pemberian tugas yang

berupa pekerjaan rumah (PR) berisi latihan-latihan soal dimaksudkan sebagai

sarana siswa untuk melakukan latihan-latihan soal agar siswa lancar dan paham

dalam memecahkan masalah Matematika. Dengan banyaknya latihan soal

diharapkan siswa semakin paham dan terampil dalam mengerjakan soal-soal

Matematika dalam ulangan maupun ujian, sehingga prestasi belajar siswa akan

meningkat dengan baik.

Pemberian bonus nilai tugas dimaksudkan sebagai motivasi bagi siswa

dalam belajar Matematika. Bonus nilai diharapkan menjadi perangsang yang

dapat mendorong siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Dengan

seringnya siswa mengerjakan latihan soal, sedikit demi sedikit siswa akan

memahami proses mengerjakan soal tertentu. Dengan peningkatan pemahaman

siswa terhadap proses mengerjakan soal tersebut akan menimbulkan ketertarikan

siswa pada mata pelajaran Matematika. Ketertarikan tersebut akan meningkat

menjadi rasa senang terhadap mata pelajaran Matematika. Sehingga siswa akan

aktif dalam proses kegiatan belajar mengejar di kelas maupun belajar mandiri di

rumah dalam mengerjakan tugas.

Dengan banyaknya latihan soal diharapkan siswa semakin memahami dan

terampil dalam menyelesaikan soal-soal Matematika, baik secara proses

mengerjakan maupun secara hasil. Pemahaman siswa terhadap proses

mengerjakan soal-soal Matematika dapat mendorong siswa untuk lebih menyukai

(berminat) terhadap mata pelajaran Matematika. Rasa senang terhadap mata

pelajaran Matematika tersebut, akan mendorong siswa untuk lebih

Page 65: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

memperhatikan proses belajar mengajar dan mendorong siswa untuk

berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar Matematika di kelas

maupun di rumah secara madiri dalam bentuk mengerjakan tugas atau pekerjaan

rumah (PR).

Seringnya siswa mengerjakan latihan soal-soal Matematika dapat

meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam memahami proses dan

kaidah Matematika, sehingga siswa akan mampu menyelesaikan soal-soal

Matematika dengan cepat dan tepat. Dengan demikian prestasi belajar siswapun

secara otomatis akan meningkat dengan baik.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang demikian, maka dapat disimpulkan

bahwa pemberian bonus nilai tugas akan mendorong siswa untuk mnegerjakan

tugas dengan baik. Dengan seringnya siswa mengerjakan tugas tersebut, akan

menimbulkan ketertarikan dan rasa senang siswa terhadap mata pelajaran

Matematika. Apabila telah tumbuh rasa senang maka siswa akan secara aktif

mengikuti kegiatan belajar mengajar Matematika yang pada akhirnya dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

Kerangka pemikiran tersebut secara sederhana dapat digambarkan dalam

bentuk bagan alur ssbagai berikut :

Bonus Nilai Keaktifan Belajar Prestasi Belajar

Gambar 2.1. Alur Kerangka Pemikiran

Page 66: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka

diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2

Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 / 2009.

2. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara

Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008 / 2009.

Page 67: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara tahun

pelajaran 2008/2009. Subyek penelitian berjumlah 36 siswa, yang terbagi dalam

18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas IX di SMP Negeri 2 Madukara

terdiri dari 3 rombongan belajar. Kelas IX B merupakan rombongan belajar yang

memiliki tingkat pencapaian prestasi belajar siswa rata-rata paling rendah di

bandingkan dengan rombongan belajar kelas IX yang lain.Waktu penelitian

dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2008.Jadwal

pelaksanaan penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Tanggal Pelaksanaan Materi

1 1 September 08 Observasi awal

2 3 September 08 Tes Awal

3 6 September 08 Pertemuan 1 Siklus I

4 8 September 08 Pertemuan 2 Siklus I

5 10 September 08 Pertemuan 3 Siklus I

6 23 September 08 Pertemuan 4 Siklus I Post tes

7 25 September 08 Pertemuan 1 Siklus II

8 27 September 08 Pertemuan 2 Siklus II

9 20 September 08 Pertemuan 3 Siklus II

10 6 Oktober 08 Pertemuan 4 Siklus II Post tes

Page 68: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

11 8 Oktober 08 Pertemuan 1 Siklus III

12 11 Oktober 08 Pertemuan 2 Siklus III

13 13 Oktober 08 Pertemuan 3 Siklus III

14 15 Oktober 08 Pertemuan 4 Siklus III Post tes

Sumber : Hasil Kolaborasi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten

Banjarnegara Jawa Tengah dengan pengkajian peningkatan keaktifan dan prestasi

belajar pada mata pelajaran Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas

siswa kelas IX B. Penelitan ini dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa di SMP

Negreri 2 Madukara belum pernah dilakukan penelitian dengan judul dan

permasalahan yang sama dengan penelitian ini.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan

metode pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

Menurut Supriyono dan Djunaedi (2000 : 15) hasil penelitian tidak untuk menarik

generalisasi atas populasi tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf

kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat

hasil wawancara antara peneliti dan informan. Sesuai dengan karakter tersebut,

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mendapatkan

informasi yang selengkap mungkin mengenai peningkatan keaktifan dan prestasi

belajar pada mata pelajaran Matematika melalui pemberian bonus nilai tugas

Page 69: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Madukara. Informasi yang digali lewat

wawancara mendalam terhadap informan (siswa,orang tua, dan guru).

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya

memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling

efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan

revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah,

memperbaiki dan atau meningkatkan mutu perilaku tersebut terhadap perilaku

yang diteliti. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan model

pembelajaran Matematika yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang

baik.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian pre tes dan

post tes (pre and post tes design) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tripp (1996)

Planning

Reflecting

Observing

Acting

Siklus I Siklus II Siklus III

Planning Planning

Acting Acting

Observing Observing

Reflecting Reflecting

Page 70: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pretes digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum

dilakukan tindakan dan post test digunakan untuk mengetahui efektivitas

tindakan. Pretes dan post tes dilakukan dalam bentuk observasi dan tes prestasi

hasil belajar. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui suasana proses belajar

mengajar Matematika di kelas IX B sebelum dilakukan tindakan melalui

pemberian bonus nilai tugas. Sedangkan pretest dilakukan untuk mengetahui

prestasi belajar siswa sebelum dilakukan tindakan.

Tindakan kelas dilakukan sebanyak tiga siklus. Tahapan yang dilalui pada

setiap siklus adalah perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), obeservasi

(observing) dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk menyusun

perencanaan (re-planning), pelaksanaan (re-acting), obeservasi (re-observing)

dan refleksi (re-reflecting). Rotasi yang demikian dilakukan selama tiga siklus.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah berupa : lembar tugas, lembar observasi, alat tes prestasi belajar dan

skenario kegiatan belajar mengajar.

1. Lembar Tugas

Lembar tugas berupa lembaran yang berisi tentang soal-soal Matematika yang

harus dikerjakan siswa baik di rumah maupun di sekolah.

Page 71: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati : keaktifan siswa dan suasana

kegiatan belajar mengajar selama menerapkan pemberian bonus nilai tugas.

Lembar observasi berisi beberapa aspek pengamatan sebagai berikut :

a. Pengamatan terhadap aktifitas siswa

b. Pengamatan terhadap hasil tugas siswa, meliputi: (a) Persentase siswa

mengerjakan tugas, (b) Proses siswa mengerjakan tugas, (c) Nilai tugas.

c. Pengamatan kegiatan belajar mengajar, meliputi: (a) Perhatian siswa

dalam proses belajar mengajar, (b) Keterlibatan siswa dalam proses

belajar mengajar, (c) Kerja sama antar siswa.

Untuk mempermudah dalam analisa data dan pengkatagorian, maka hasil

pengamatan diwujudkan dalam bentuk skor dan katagorinya. Skor

menggunakan rentang 1 sampai dengan 4, dengan katagori sangat rendah,

rendah, cukup dan tinggi. Skor 1 dikatagorikan sangat rendah, skor 2

dikatagorikan rendah, skor 3 sedang dan skor 4 dikatagorikan tinggi.

Penskoran dan katagori setiap item observasi dari skor 1 sampai 4 adalah

sebagai berikut :

Persentase siswa mengerjakan tugas menggunakan skor 1 sampai dengan

4, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Skor 4, apabila siswa mengerjakan tugas 81 - 100 % dari seluruh tugas

b. Skor 3, apabila siswa mengerjakan tugas 66 - 80 % dari seluruh tugas

c. Skor 2, apabila siswa mengerjakan tugas 50 - 65 % dari seluruh tugas

Page 72: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

d. Skor 1, apabila siswa mengerjakan tugas < 50 % dari seluruh tugas

Proses siswa mengerjakan tugas menggunakan skor 1 sampai dengan 4,

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Skor 4, apabila 86 - 100 % proses mengerjakan tugas benar

b. Skor 3, apabila 71 - 85 % proses mengerjakan tugas benar

c. Skor 2, apabila 50 - 70 % proses mengerjakan tugas benar

d. Skor 1, apabila < 50 % proses mengerjakan tugas benar

Nilai tugas siswa, menggunakan skor 1 sampai dengan 4, dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Skor 4, apabila siswa mendapatkan nilai 86 - 100

b. Skor 3, apabila siswa mendapatkan nilai 71 - 85

c. Skor 2, apabila apabila siswa mendapatkan nilai 50 - 70

d. Skor 1, apabila apabila siswa mendapatkan nilai < 50

Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar menggunakan skor

1 sampai dengan 4, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Skor 4, apabila 81 - 100 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar

b. Skor 3, apabila 66 - 80 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar

c. Skor 2, apabila 50 - 65 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar

d. Skor 1, apabila < 50 % memperhatikan kegiatan belajar mengajar

Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, menggunakan skor 1

sampai dengan 4, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Skor 4, apabila 81 - 100 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar

Page 73: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

b. Skor 3, apabila 66 - 80 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar

c. Skor 2, apabila 50 - 65 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar

d. Skor 1, apabila < 50 % terlibat dalam kegiatan belajar mengajar

Kerja sama siswa, menggunakan skor 1 sampai dengan 4, dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Skor 4, apabila 81 - 100 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas

b. Skor 3, apabila 66 - 80 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas

c. Skor 2, apabila 50 - 65 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas

d. Skor 1, apabila < 50 % siswa kerja sama mengerjakan tugas di kelas

3. Alat Tes Prestasi Belajar

Alat tes prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan soal tes. Alat

evaluasi digunakan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa

sebelum dan sesudah pelaksanaan pemberian bonus nilai tugas. Alat evaluasi

dipergunakan pada saat tes awal dan pada setiap akhir siklus. Skor hasil tes

menngunakan rentang 1 – 100. Alat evaluasi terdiri dari 25 soal pilihan ganda

dan 5 soal uraian, dengan alokasi waktu selama 80 menit. Skor setiap soal

pilihan ganda adalah 3, dan skor setiap soal uraian adalah 5 apabila proses

mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3 apabila proses mengerjakan benar

tetapi hasilnya salah, dan 2 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.

4. Skenario Kegiatan Belajar Mengajar

Skenario kegiatan belajar mengajar merupakan rancangan pembelajaran

yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

Page 74: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

maupun di luar kelas. Skenario pembelajaran disusun secara kolaborasi antara

guru yang mengajar dan peneliti. Secara umum skenario kegiatan belajar

mengajar yang dilaksanakan selama penelitian adalah sebagai berikut :

a. Guru membuka pelajaran dengan apersepsi dan motivasi, selama 5 menit.

b. Guru membagikan hasil pekerjaan rumah siswa, selama 5 menit.

c. Guru dan siswa membahas soal-soal tugas yang belum dapat diselesaikan

oleh siswa dengan baik, selama 15 menit.

d. Guru menerangkan materi pembelajaran hari itu, selama 25 menit

(disesuaikan dengan metari)

e. Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa di kelas sebagai

latihan, selama 20 menit

f. Guru dan siswa mencocokan hasil kerja siswa, selama 10 menit.

g. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan membagikan lembar

tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.

F. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1) tahap

refleksi awal dan (2) tahap pelaksanaan tindakan. Refleksi awal dilakukan

meliputi observasi dan pretes. Tindakan Kelas dilakukan sebanyak tiga siklus,

setiap seklus terdiri dari empat pertemuan dan setiap pertemuan selama 2 jam

pelajaran (2 x 45 menit), pada petemuan keempat digunakan untuk tes.

Sesuai dengan desain penelitian, maka tahapan yang dilakukan pada

setiap siklus adalah sebagai berikut :

Page 75: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil awal yang telah dirumuskan

sebagai fokus permasalahan. Pada perencanaan tindakan ini melibatkan guru

Matematika dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas yang dibantu peneliti. Selain

membantu guru, peneliti juga melakukan observasi respon siswa terhadap

Matematika. Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun

tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan yang diputuskan

mengandung banyak resiko karena terjadi dalam dunia nyata. Oleh karena itu,

rencana kegiatan harus fleksibel sehingga dapat diubah sesuai situasi dan

kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan.

3. Observasi dan Monitoring

Observasi dan monitoring adalah upaya merekam segala peristiwa atau

kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi dan monitoring

itu harus bersifat terbuka pandangan dan pikirannya. Kegiatan ini dilakukan

oleh peneliti dan dibantu oleh guru Matematika. Observasi dan monitoring

yang dilakukan yaitu mencatat semua kegiatan guru dari pendahuluan,

pengembangan, penerapan dan penutup. Waktu pelaksanaan observasi dan

monitoring disesuaian dengan jam pelajaran pada jadwal Matematika di SMP

Negeri 2 Madukara.

Page 76: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya mengkaji apa yang

terjadi atau tidak terjadi. Peneliti yang berkolaborasi dengan guru Matematika

mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan

dari berbagai kriteria.

a. Refleksi Awal

1). Observasi Awal

Observasi awal dimaksudkan untuk mengetahui suasana proses

belajar mengajar di kelas sebelum menerapkan kegiatan belajar

mengajar dengan pemberian bonus nilai tugas. Observasi awal

digunakan sebagai pembanding dalam menilai keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar. Observasi awal dilakukan terhadap hasil

pekerjaan tugas siswa dan dalam proses kegiatan belajar mengajar

Hasil observasi awal terhadap hasil pekerjaan siswa dalam

mengerjakan tugas berupa pekerjaan rumah (PR) menunjukan bahwa

rata rata masih dalam katagori rendah. Sedangkan hasil observasi

terhadap situasi kegiatan belajar mengajar di kelas rata-rata

menunjukan katagori sangat rendah.

2). Pretes

Pretes dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum

menerapkan kegiatan belajar mengajar dengan pemberian bonus nilai

tugas. Alat tes prestasi belajar terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5

Page 77: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

soal uraian, dengan alokasi waktu selama 80 menit. Skor setiap soal

pilihan ganda adalah 3, dan skor setiap soal uraian adalah 5 apabila

proses mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3 apabila proses

mengerjakan benar tetapi hasilnya salah, dan 2 apabila hasil benar

proses mengerjakan salah. Rangkuman data hasil tes awal adalah

sebagai berikut: Nilai tertinggi 73, terendah 35 dan rata-rata sebesar

50,19.

Siklus Pertama

1. Perencanaan (planning).

Berdasarkan hasil observasi dan pretes tersebut di atas, maka

pada siklus pertama pelaksanaan tindakan kelas, disusun

perencanaan (planning) kegiatan belajar mengajar dengan

memberikan bonus nilai tugas bagi siswa yang mengerjakan

tugas dengan baik dan benar. Perencanaan dilakukan secara

kolaborasi antara peneliti dan guru matematika yang ada di

SMP Negeri 2 Madukara. Dalam tahap perencanaan kegiatan

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Bonus Nilai Tugas

Bonus nilai tugas difungsikan sebagai rangsangan bagi

siswa dalam memberikan motivasi agar siswa bersemangat

dalam mengerjakan tugas (PR) matematika. Pemberian

Page 78: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

bonus nilai tugas diberikan kepada siswa dengan ketentuan

sebagai berikut : 1) Siswa yang selama 1 siklus 100%

mengerjakan tugas dan benar mendapat bonus nilai tugas

90, 2) Siswa yang selama 1 siklus 100% mengerjakan tugas

dan 90 – 99% benar mendapat bonus nilai tugas 85, 3)

Siswa yang selama 1 siklus > 90% mengerjakan tugas dan

100% benar mendapat bonus nilai tugas 80, 4) Siswa yang

selama 1 siklus > 90% mengerjakan tugas dan > 90% benar

mendapat bonus nilai tugas 75, 5) Siswa yang selama 1

siklus < 90% mengerjakan tugas dan < 90% benar

mendapat bonus nilai tugas 70.

b. Menyusun Skenario Kegiatan Belajar Mengajar

Skenario proses belajar mengajar dimaksudkan untuk

mengarahkan jalannya kegiatan belajar mengajar, agar

kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif dan

efisien sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk

mengarahkan efektifitas pemberian bonus nilai tugas, maka

kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan skenario

sebagai berikut:

1) Persiapan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini

meliputi: (a) Menyusun program kegiatan belajar mengajar

yang disesuaikan dengan penerapan pemberian bonus nilai

Page 79: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

tugas,(b) Menentukan materi pelajaran yang akan dijadikan

bahan kegiatan belajar mengajar dan tugas,(c) Kolaborator

(peneliti) berperan sebagai observer, (d) Siklus pertama

terdiri dari 4 pertemuan.Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam

pelajaran ( 2 x 45 menit),(e) Pertemuan ke empat dilakukan

untuk melakukan postes.

2) Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar,kegiatan ini

meliputi: (a) Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan

apersepsi yang berisi tentang motivasi belajar kepada siswa

dan menjelaskan pemberian bonus nilai tugas bagi siswa

yang mengerjakan tugas sesuai ketentuan. (15 menit),(b)

Guru membagikan hasil pekerjaan rumah siswa. (5 menit),

(c) Guru dan siswa membahas soal-soal tugas yang belum

dapat diselesaikan dengan baik. (15 menit),(d) Guru

menerangkan materi pembelajaran hari itu. (25 menit),(e)

Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa di

kelas sebagai latihan,siswa diberi waktu 20 menit untuk

mengerjakan,(f) Guru dan siswa mencocokan hasil kerja

siswa. (10 menit),(g) Guru menutup kegiatan belajar

mengajar dengan membagikan lembar tugas yang harus

dikerjakan siswa di rumah.

Page 80: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

c. Menyusun Alat Tes Prestasi Belajar

Alat tes prestasi belajar yang dipergunakan pada akhir

siklus pertama berupa soal tes berbentuk pilihan ganda 25

butir dan uraian sebanyak 5 butir, dengan alokasi waktu 80

menit. Skor setiap soal pilihan ganda adalah 3 dan uraian

adalah 5 apabila proses mengerjakan benar dan hasilnya

benar, 3 apabila proses mengerjakan benar tetapi hasilnya

salah, dan 3 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pelaksanaan (acting) tindakan kelas pada siklus pertama ini

dilakukan selama 3 pertemuan dan postes satu pertemuan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini adalah

sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

skenario kegiatan belajar mengajar yang telah

direncanakan.

b. Melaksanakan observasi / pengamatan terhadap

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

lembar observasi yang telah disusun.

Page 81: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

c. Pada akhir siklus I (petemuan ke empat) dilakukan

evaluasi (postes) dengan menggunakan alat tes prestasi

belajar yang telah dipersiapkan.

3. Observasi (observing)

Pengamatan dilakukan oleh kolaborator (peneliti).

Pengamatan dilakukan terhadap jalannya kegiatan belajar

mengajar dan hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan

tugas. Pengamatan dilakukan dengan mengacu lembar

observasi yang telah disusun.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan dalam bentuk rapat koordinasi untuk

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

selama siklus pertama, baik pertemuan pertama, kedua dan

ketiga. Hasil refleksi digunakan sebagai acuan dalam

merencanakan kegiatan belajar mengajar pada siklus

berikutnya. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara

guru pengajar dan peneliti. Hasil refleksi atas pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar selama siklus pertama, adalah

sebagai berikut :

Page 82: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

a) Keberhasilan

Berdasarkan hasil observasi rapat kolaborasi, antara

guru dan kolaborator, menyimpulkan beberapa

keberhasilan sebagai berikut:(1) Pada pertemuan kedua

suasana belajar menjadi lebih hidup,siswa mulai serius

memperhatikan penjelasan guru dan beberapa siswa

mulai berani bertanya apabila belum jelas, (2) Ketika

mengerjakan tugas di kelas beberapa siswa mulai

bekerjasama,siswa yang belum tahu menanyakan

kepada temannya.

Hasil evaluasi secara umum menunjukan peningkatan

prestasi belajar siswa sebesar 94,4%, tetapi siswa yang

memperoleh nilai minimal 65 baru mencapai 27,8%.

b) Kelemahan

Sedangkan beberapa kelemahan siklus pertama yang

harus diperbaiki pada siklus kedua, antara lain adalah :

(1) Siswa masih kurang paham cara mengerjakan

soal,sebaiknya guru lebih banyak memberikan contoh

cara mengerjakan soal, (2) Sebagian besar siswa masih

pasif dalam kegiatan belajar mengajar dan malu

bertanya apabila belum paham.

Page 83: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Karena indkator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian

dilanjutkan pada siklus II.

Siklus Kedua

1. Perencanaan (planning)

Mengacu pada temuan pada siklus pertama, maka pada pada

siklus kedua diperbaiki beberapa hal yang dituangkan dalam

perencanaan untuk siklus kedua. Kegiatan yang dilakukan

dalam perencanaan siklus kedua adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Skenario Kegiatan Belajar Mengajar

Skenario kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua ini

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1). Persiapan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini

meliputi : (a)Menyusun program kegiatan belajar

mengajar yang disesuaikan dengan penerapan

pemberian bonus nilai tugas.(b) Menentukan materi

pelajaran dan contoh soal yang akan di bahas dalam

kegiatan belajar mengajar dan soal-soal yang akan

dijadikan tugas siswa. (c) Kolaborator (peneliti),

berperan sebagai observer.(d) Siklus kedua terdiri dari

4 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari 2 jam

pelajaran (45 x 2 menit).

Page 84: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini

meliputi : (a) Kegiatan belajar mengajar dimulai

dengan apersepsi yang berisi tentang motivasi belajar

kepada siswa. (10 menit),(b) Guru membagikan hasil

pekerjaan rumah siswa yang dikerjakan pada

pertemuan sebelumnya, selama 5 menit,(c) Guru dan

siswa membahas soal-soal tugas yang belum dapat

diselesaikan dengan baik dan benar oleh siswa, smapai

anak paham betul, selama 20 menit,(d) Guru

menerangkan materi pembelajaran dengan lebih

banyak memberi contoh cara mengerjakan soal yang

satu tipe dengan cara mengganti angkanya, selama 25

menit,(e) Guru membagikan lembar tugas yang harus

dikerjakan siswa di kelas sebagai latihan, selama 20

menit,(f) Guru dan siswa mencocokan hasil kerja

siswa, selama 10 menit,(g) Guru menutup kegiatan

belajar mengajar dengan membagikan lembar tugas

yang harus dikerjakan siswa di rumah,(h) Pada

pertemuan keempat: kegiatan belajar mengajar hanya

mencocokan tugas (10 menit) dan mengadakan

ulangan harian sebagai postes (80 menit).

Page 85: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

b. Menyusun Alat Tes Prestasi Belajar

Alat Tes Prestasi yang dipergunakan pada akhir siklus

kedua berupa soal tes berbentuk pilihan ganda 25 butir dan

uraian sebanyak 5 butir, dengan alokasi waktu 80 menit.

Skor setiap soal pilihan ganda adalah 3 dan uraian adalah 5

apabila proses mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3

apabila proses mengerjakan benar tetapi hasilnya salah,

dan 3 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.

2. Pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan (acting) siklus kedua,

kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

skenario kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan.

b. Melaksanaan observasi / pengamatan terhadap pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar dan hasil tugas siswa sesuai

dengan lembar observasi yang telah disusun

c. Pada akhir siklus kedua (pertemuan keempat) dilakukan

postes dengan menggunakan alat tes prestasi belajar yang

telah dipersiapkan.

Page 86: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3. Observasi (observing)

Pengamatan dilakukan oleh kolaborator (peneliti).

Pengamatan dilakukan terhadap jalannya kegiatan belajar

mengajar dan hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tugas.

Pengamatan dilakukan dengan mengacu lembar observasi yang

telah disusun.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi pada akhir siklus kedua masih dilakukan untuk

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama

siklus kedua, sebagai acuan untuk merancang kegiatan belajar

mengajar pada siklus ketiga. Refleksi dilakukan secara

kolaboratif antara guru pengajar dan peneliti. Hasil refleksi atas

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama siklus kedua,

adalah sebagai berikut:

a. Keberhasilan

Berdasarkan hasil observasi, rapat kolaborasi antara

guru dan peneliti menyimpulkan beberapa keberhasilan

sebagai berikut :(1) Pada pertemuan kedua suasana belajar

menjadi lebih hidup, siswa yang antusias memperhatikan

selama kegiatan belajar mengajar lebih banyak,(2) Siswa

yang berani bertanya apabila belum jelas lebih banyak

dibandingkan pada saat siklus pertama,(3) Kerja sama antar

Page 87: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

siswa pada saat mengerjakan tugas di kelas pun lebih

banyak,(4) Hasil tes prestasi belajar secara umum

menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa sebesar

97,2%, tetapi siswa yang memperoleh nilai minimal 65

baru mencapai 63,8%.

b. Kelemahan

Sedangkan beberapa kelemahan siklus pertama yang

harus diperbaiki pada siklus kedua, antara lain

adalah:(1)Peningkatan prestasi belajar siswa masih belum

signifikan. (2) Masih terdapat beberapa siswa yang belum

mengerjakan tugas dengan baik dan benar, artinya belum

mengerjakan semua tugas dan belum semua tugas

dikerjakan dengan benar.

Karena indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian

dilanjutkan ke siklus III.

Siklus Ketiga

1. Perencanaan (planning)

Dalam kolaborasi disepakati bahwa perencanaan pada siklus

ketiga masih sama dengan perencanaan pada siklus kedua.

Perubahan hanya pada materi pelajaran. Mengacu pada temuan

Page 88: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pada siklus kedua, maka pada siklus ketiga diperbaiki beberapa

hal dalam perencanaan,sebagai berikut :

(c) Menyusun Skenario Kegiatan Belajar

Mengajar

Skenario kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua ini

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Persiapan kegiatan belajar mengajar,meliputi: a).Menyusun

program kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan

dengan penerapan pemberian bonus nilai tugas,b)

Menentukan materi pelajaran dan contoh soal yang akan di

bahas dalam kegiatan belajar mengajar dan soal-soal tugas

siswa. c) Kolaborator (peneliti), berperan sebagai

observer.d) Siklus ketiga terdiri dari 4 pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (45 x 2 menit).

2) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,kegiatan ini

meliputi : a) Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan

memberikan motivasi belajar kepada siswa, selama 10

menit,b) Guru membagikan hasil pekerjaan rumah siswa,

selama 5 menit,c) Guru dan siswa membahas soal-soal

tugas yang belum dapat diselesaikan oleh siswa dengan

baik, selama 15 menit,d) Guru menerangkan materi

pembelajaran dengan lebih banyak memberi contoh cara

Page 89: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

mengerjakan soal yang satu tipe dengan cara mengganti

angkanya, selama 25 menit,e) Guru membagikan lembar

tugas yang harus dikerjakan siswa di kelas sebagai latihan,

selama 20 menit,f) Guru dan siswa mencocokan hasil kerja

siswa, selama 10 menit,g) Guru menutup kegiatan belajar

mengajar dengan membagikan lembar tugas yang harus

dikerjakan siswa di rumah,h) Pada pertemuan keempat:

kegiatan belajar mengajar hanya mencocokan tugas (10

menit) dan mengadakan ulangan harian sebagai psot tes

(80 menit).

b. Menyusun Alat Tes Prestasi Belajar

Alat tes prestasi belajar yang dipergunakan pada akhir

siklus ketiga berupa soal tes berbentuk pilihan ganda 25 butir

dan uraian sebanyak 5 butir, dengan alokasi waktu 80 menit.

Skor setiap soal pilihan ganda adalah 3 dan uraian adalah 5

apabila proses mengerjakan benar dan hasilnya benar, 3

apabila proses mengerjakan benar tetapi hasilnya salah, dan

3 apabila hasil benar proses mengerjakan salah.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan (acting) siklus ketiga,

kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 90: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

skenario kegiatan belajar mengajar yang telah

direncanakan.

b. Melaksanaan observasi / pengamatan terhadap pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar dan hasil pekerjaan siswa.

Pengamatan dilakukan sesuai dengan lembar observasi

yang telah disusun

c. Pada akhir siklus ketiga (pertemuan keempat) dilakukan

evaluasi (post tes) dengan menggunakan alat tes prestasi

belajar yang telah dipersiapkan.

3. Observasi (observing)

Kegiatan observasi pada siklus ketiga masih sama dengan

pada siklus pertama dan kedua. Pengamatan dilakukan oleh

kolaborator (peneliti), pengamatan dilakukan terhadap

jalannya kegiatan belajar mengajar dan hasil pekerjaan siswa

(tugas siswa). Pengamatan dilakukan dengan mengacu lembar

observasi yang telah disusun.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi pada akhir siklus ketiga dilakukan untuk

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama

siklus pertama sampai ketiga. Refleksi dilakukan secara

kolaboratif antara guru pengajar dan peneliti. Hasil refleksi

Page 91: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

atas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus ketiga,

adalah sebagai berikut :

a. Keberhasilan

Berdasarkan hasil observasi rapat kolaborasi, antara guru

yang mengajar dan kolaborator, menyimpulkan beberapa

keberhasilan sebagai berikut:

1). 100 % siswa aktif dan antusias memperhatikan guru

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2). 86,1 % siswa mengalami peningkatan prestasi belajar

dan 86,1 % siswa telah mencapai nilai minimal 65.

b) Kelemahan

Sedangkan beberapa kelemahan siklus yang masih

dijumpai dan harus diperbaiki pada siklus

berikutnya, antara lain

adalah :

1). Masih terdapat beberapa siswa yang belum

mengerjakan tugas dengan baik dan benar, artinya

belum mengerjakan semua tugas dan belum semua

tugas dikerjakan dengan benar.

2). Masih dijumpai siswa yang hanya mencontoh tugas

teman lainnya tanpa berfikir.

Page 92: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Karena indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan

pada siklus III.

G. Cara Pemantauan (Monitoring)

Monitoring terhadap efektifitas pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar

dengan menerapkan pemberian bonus nilai tugas, dilakukan secara terbuka dan

tersembunyi. Monitoring secara terbuka dilakukan ketika kegiatan belajar

mengajar sedang berlangsung. Sedangkan pemantauan secara tersembunyi

dilakukan ketika anak sedang mengerjakan tugas.

H. Analisis Hasil dan Refleksi

1. Faktor Yang Diteliti.

Analisis hasil penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap beberapa

faktor yang menjadi obyek penelitian dengan cara membandingkan proses

dan hasil sebelum dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas.

Faktor-faktor yang dianalisis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

adalah:

a. Faktor Siswa

1. Membandingkan perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar,

sebelum dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas.

2. Membandingkan partisipasi dalam proses belajar mengajar, sebelum

dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas

Page 93: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

3. Membandingkan kerja sama siswa dalam proses belajar mengajar,

sebelum dan sesudah menerapkan pemberian bonus nilai tugas

4. Membandingkan prestasi belajar siswa, sebelum dan sesudah

menerapkan pemberian bonus nilai tugas

b. Faktor Guru

Faktor guru yang diamati dalam penelitian ini hal-hal meliputi sebagai

berikut:

1. Melihat keterampilan guru dalam mempersiapkan dan merencanakan

proses belajar mengajar.

2. Melihat kemampuan guru dalam menyajikan atau mentransfer

pelajaran kepada siswa.

c. Faktor Pemberian Bonus Nilai Tugas

Faktor strategi pemberian bonus nilai tugas dalam pembelajaran

Matematika yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Melihat efektifitas penerapan pemberian bonus nilai tugas dalam

meningkatkan intensitas siswa dalam mengerjakan soal-soal sebagai

latihan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran.

2. Melihat efektifitas penerapan pemberian bonus nilai tugas dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 94: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2 Indikator Keberhasilan.

Indikator keberhasilan yang dijadikan tolok ukur dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Pemberian bonus nilai tugas dikatakan berhasil apabila lebih dari 90 %

siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

b. Pemberian bonus nilai tugas dikatakan berhasil apabila 85 % siswa

mengalami peningkatan dalam prestasi belajar dan 85 % siswa memperoleh nilai

minimal 65

Page 95: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Umum Obyek Penelitian

a. Letak Geografis

SMP Negeri 2 Madukara adalah salah satu lembaga pendidikan

lanjutan tingkat pertama yang berada di bawah naungan Departemen

Pendidikan Nasional. Sekolah ini berlokasi di Jalan Raya Kaliurip Desa

Kaliurip Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara. yang menempati

tanah dengan luas 6000 m2. SMP Negeri 2 Madukara merupakan sekolah

yang mempunyai lokasi yang agak masuk dari jalan utama yang merupakan

jalur transportasi Banjarnegara - Wonosobo.

Secara geografis sekolah ini di batasi oleh kebun milik desa di sebelah

timur, sebelah barat, dan sebelah selatan. Desa Ciledok disebelah timur, Desa

Rakitan disebelah barat, Desa Gunungiana disebelah utara dan Desa Blitar

disebelah selatan.

b. Struktur Organisasi

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan sebagaimana yang telah

ditetapkan baik tujuan instruksional, tujuan kurikulum maupun tujuan

institusional, maka diperlukan koordinasi kerja yang baik agar kegiatan

pengajaran dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Sebuah organisasi

Page 96: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

atau kelembagaan akan berjalan dengan baik apabila di dalamnya terdapat

kepengurusan yang baik, artinya setiap individu melaksanakan tugas dan

kewajiban dengan penuh tanggungjawab.

Disamping itu, penempatan individu-individu dalam sebuah lembaga

harus memperhatikan latar belakang kemampuan sehingga dapat menjalankan

segala sesuatu yang menjadi bidang tugasnya. SMP Negeri 2 Madukara

mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Madukara

Kepala Sekolah

Urusan Kurikulum

Urusan Kesiswaan

Urusan Humas

Kepala Tata Usaha

Guru mapel

Waka Ur Sarana

Wali kelas

Siswa

Urusan Sarpras

Page 97: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

B. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data Aktifitas Siswa

a. Hasil tugas siswa

Data pengamatan tentang hasil tugas dikumpulkan melalui

pengamatan terhadap siswa berupa persentase siswa mengerjakan tugas,

proses siswa mengerjakan tugas dan pengamatan terhadap hasil pekerjaan

siswa dalam menyelesaikan tugas. Hasil pengamatan tersebut dituangkan

dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengamatan

dilakukan oleh peneliti sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas

ini.

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap siswa dalam

mengerjakan tugas sejak observasi awal sampai siklus ketiga, adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1. Katagori Siswa Dalam Mengerjakan Tugas

NO KATAGORI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

1 Sangat Rendah (skor 1) 11 5 1 1

2 Rendah (skor 2) 17 19 12 1

3 Sedang (skor 3) 4 7 16 20

4 Tinggi (skor 4) 4 5 7 14

Jumlah Siswa 36 36 36 36

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa kategori siswa dalam

mengerjakan tugas adalah sebagai berikut : pada tahap awal sebanyak 11

Page 98: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

orang (30,65 %) katagori sangat rendah, 17 orang (47,22 %) katagori rendah,

4 orang (6 %) katagori sedang dan 4 orang (6 %) katagori tinggi. Pada tahap

awal katagori tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

mengerjakan tugas dengan katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa

siswa mengerjakan tugas antara 50 – 65 % dari seluruh tugas.

Pada tahap siklus 1 sebanyak 5 orang (13,89 %) katagori sangat

rendah, 20 orang (55,56 %) katagori rendah, 6 orang (16,67 %) katagori

sedang dan 5 orang (13,89 %) katagori tinggi. Pada siklus 1 katagori tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan

katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa siswa mengerjakan tugas

antara 50 – 60 % dari seluruh tugas.

Pada tahap siklus 2 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah,

12 orang (33,33 %) katagori rendah, 16 orang (44,44 %) katagori sedang dan

7 orang (19,44 %) katagori tinggi. Pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan katagori sedang, kondisi ini

menunjukkan bahwa siswa mengerjakan tugas antara 66 – 80 % dari seluruh

tugas.

Siklus 3 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah, 1 orang

(2,78 %) katagori rendah, 20 orang (55,67 %) katagori sedang dan 14 orang

(36,89 %) katagori tinggi. Pada siklus 3 dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa mengerjakan tugas dengan katagori sedang, kondisi ini

Page 99: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

menunjukkan bahwa siswa mengerjakan tugas antara 66 – 80 % dari seluruh

tugas.

Data perkembangan hasil pengamatan siswa dalam proses hasil siswa

mengerjakan tugas sejak observasi awal sampai siklus ketiga, adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.2. Katagori Proses Hasil Mengerjakan Tugas

NO KATAGORI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

1 Sangat Rendah (skor 1) 2 2 1 1

2 Rendah (skor 2) 25 17 10 2

3 Sedang (skor 3) 5 13 15 14

4 Tinggi (skor 4) 4 4 10 19

Jumlah 36 36 36 36

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa kategori proses hasil

mengerjakan tugas adalah sebagai berikut : pada tahap awal sebanyak 2 orang

(5,56 %) katagori sangat rendah, 25 orang (69,44 %) katagori rendah, 5 orang

(13,89 %) katagori sedang dan 4 orang (11,11 %) katagori tinggi. Pada tahap

awal katagori tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

mengerjakan tugas dengan katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa

proses siswa mengerjakan tugas antara 50 – 70 % dari seluruh tugas.

Pada tahap siklus 1 sebanyak 2 orang (5,56 %) katagori sangat rendah,

17 orang (47,22 %) katagori rendah, 13 orang (36,11 %) katagori sedang dan

4 orang (11,11 %) katagori tinggi. Pada siklus 1 katagori tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan katagori

Page 100: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa proses siswa mengerjakan tugas

antara 50 – 70 % dari seluruh tugas.

Katagori siswa dalam Nilai Tugas dari observasi awal sampai siklus ketiga

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Katagori Siswa Dalam Nilai Tugas

NO KATAGORI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

1 Sangat Rendah (skor 1) 6 3 1 1

2 Rendah (skor 2) 24 20 10 2

3 Sedang (skor 3) 4 9 15 12

4 Tinggi (skor 4) 2 4 10 21

Jumlah 36 36 36 36

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa kategori siswa dalam nilai

tugas adalah sebagai berikut : pada tahap awal sebanyak 6 orang (16,67 %)

katagori sangat rendah, 24 orang (66,67 %) katagori rendah, 4 orang (11,11

%) katagori sedang dan 2 orang (5,56 %) katagori tinggi. Pada tahap awal

katagori tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh

nilai tugas dengan katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa siswa

memperoleh nilai antara 50 – 70.

Pada tahap siklus 1 sebanyak 3 orang (8,33 %) katagori sangat rendah,

20 orang (55,58 %) katagori rendah, 9 orang (25,00 %) katagori sedang dan 4

orang (11,11 %) katagori tinggi. Pada siklus 1 katagori tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai tugas dengan

Page 101: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

katagori rendah, kondisi ini menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai

tugas antara 50 – 70 %.

Siklus 2 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah, 10 orang

(27,78 %) katagori rendah, 15 orang (41,67 %) katagori sedang dan 10 orang

(27,78 %) katagori tinggi. Pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa memperoleh nilai tugas dengan katagori sedang, kondisi ini

menunjukkan bahwa siswa memproleh nilai tugas antara 71 – 85.

Siklus 3 sebanyak 1 orang (2,78 %) katagori sangat rendah, 2 orang

(5,56 %) katagori rendah, 12 orang (33,33 %) katagori sedang dan 21 orang

(58,33 %) katagori tinggi. Pada siklus 3 dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa memperoleh nilai tugas dengan katagori tinggi, kondisi ini

menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai tugas tugas antara 86 – 100.

Secara umum (klasikal) peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas

dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh. Data hasil pengamatan atas

tugas siswa dalam mengerjakan tugas berdasarkan jumlah skornya setiap

siklus adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 4. Hasil Observasi Terhadap Tugas Siswa

No Aspek Pengamatan Jumlah Skor

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

1 Persentase Mengerjakan Tugas 73 84 101 119

2 Proses Mengerjakan Tugas 83 91 106 123

3 Nilai Tugas 74 86 106 126

Sumber: Hasil Observasi

Page 102: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas tersebut dapat dilihat

dalam bentuk grafik (histogram) sebagai berikut:

Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Siswa Dalam Mengerjakan Tugas

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukan bahwa telah terjadi

peningkatan dari indikator tugas siswa yang mencakup aspek pengamatan

yaitu persentase mengerjakan tugas, proses mengerjakan tugas dan nilai tugas.

Pertama, peningkatan aspek pengamatan dari persentase mengerjakan tugas

pada tahap pra siklus dengan skor 73, siklus I dengan skor 84, siklus II dengan

skor 101 dan siklus III dengan skor 119. Dengan demikian dari aspek

pengamatan tersebut pada setiap siklus terjadi kenaikan masing-masing

sebesar : 30,6 %, 47,2 % dan 50 %. Kedua, aspek pengamatan dari proses

mengerjakan tugas juga terjadi peningkatan yang sama seperti pada aspek

persentase mengerjakan tugas yaitu masing-masing siklus sebesar 22,2 %,

41,7 % dan 47,2 %. Ketiga, aspek pengamatan dari nilai tugas juga terjadi

kenaikan pada tahap pra siklus dengan skor 74, siklus I dengan skor 86, siklus

7383

7484

91 86

101 106 106

123 126119

0

20

40

60

80

100

120

140

PenyelesaianTugas

ProsesMengerjakan

Nilai tugas

Tes Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Page 103: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

II dengan skor 106 dan siklus III dengan skor 126. Dengan demikian dari

aspek pengamatan tersebut pada setiap siklus terjadi kenaikan masing-masing

sebesar : 33,3 %, 55,6 % dan 55,6 %. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa hasil observasi dari aspek persentase mengerjakan tugas, proses

mengerjakan tugas dan nilai tugas mengalami kenaikan pada setiap siklusnya,

hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan para siswa melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya.

b. Kegiatan Belajar Mengajar

Berdasarkan hasil pengamatan tentang kegiatan belajar mengajar

siswa di dalam kelas dari aspek yang diamati diperoleh data skor sebagai

berikut:

Tabel 4.5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar

Mengajar

No Aspek Yang Diamati Awal Siklus I Siklus II Siklus III

1 Perhatian siswa dalam proses belajar mengajar

1 2 3 4

2 Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar

1 1 2 3

3 Kerjasama antar siswa 1 1 2 3

Sumber : Hasil Observasi ( lampiran 18, 19 dan 20)

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa telah terjadi

beberapa peningkatan setelah dilakukan tindakan kelas terhadap keaktifan

siswa, sebagai berikut :

Page 104: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

a. Terjadi peningkatan perhatian siswa dalam proses

belajar mengajar Matematika, apabila

sebelumnya hanya sedikit siswa yang

memperhatikan secara keseluruhan, maka setelah

pemberian bonus nilai tugsa siswa lebih

memperhatikan saat guru menjelaskan materi.

Pada awal sebelum dilakukan tindakan secara

keseluruhan perhatian siswa hanya 36,11%

(katagori 1), meningkat menjadi 52,08% (katagori

2) pada siklus I, meningkat lagi menjadi

68,05% (katagori 3) pada siklus II, dan pada

siklus III menjadi 84,03% (katagori 4).

b. Telah terjadi peningkatan keterlibatan siswa

dalam proses belajar mengajar, siswa aktif

mengajukan dan menanggapi pertanyaan, dan

ikut terlibat saat mempresentasikan hasil diskusi.

Pada awal sebelum dilakukan tindakan

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar

secara keseluruhan hanya 31,94% (katagori 1),

pada siklus I menjadi 40,27 % (katagori 1),

meningkat pada siklus II menjadi 64,58%

(katagori 2), dan pada siklus III meningkat lagi

menjadi 80,56% (katagori 3).

Page 105: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

c. Telah terjadi peningkatan kerjasama antar siswa,

pada awal sebelum dilakukan tindakan secara

keseluruhan kerjasama antar siswa hanya

mencapai 32,64% (katagori 1), pada siklus I

menjadi 40,28% (katagori 1), meningkat pada

siklus II menjadi 62,5% (katagori 2), dan pada

siklus III meningkat lagi menjadi 80,56%.

2) Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan tentang prestasi belajar siswa dari

aspek yang diamati diperoleh data skor sebagai berikut :

Tabel 4.6. Hasil Tes Prestasi Belajar

No Aspek Yang Diamati Pretes Siklus I Siklus II Siklus III

1 Nilai Tertinggi 73 78 84 88

2 Nilai Terendah 35 40 51 54

3 Nilai Rata-rata 50,19 59,92 67,08 71,52

Sumber : Hasil Observasi.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tersebut di atas hasil analisis

menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada tes awal sebesar 73, nilai terendah

35 dan rata-rata 50,19. Pada tahap siklus I nilai tertinggi sebesar 78, nilai

terendah 40 dan rata-rata 59,92. Pada tahap siklus II nilai tertinggi sebesar 84,

nilai terendah 51 dan rata-rata 67,08, serta pada tahap siklus III nilai tertinggi

sebesar 88, nilai terendah 54 dan rata-rata 71,52. Hasil tersebut apabila

Page 106: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

ditinjau dari indikator prestasi belajar menunjukkan bahwa proses pemberian

bonus nilai tugas untuk setiap siklus terjadi kenaikan, sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Deskripsi Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan alat tes

prestasi belajar dalam bentuk soal tes. Tes prestasi belajar dilakukan sejak

pretes (tes awal) sampai dengan akhir siklus ketiga. Berdasarkan data yang

terkumpul terlihat bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa setelah

menerapkan pemberian bonus nilai tugas kepada siswa pada mata pelajaran

Matematika.

Perkembangan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan

pemberian bonus nilai tugas adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 7. Data Prestasi Belajar Siswa

No Responden Pretes Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Ket

1 Siswa 1 53 55 60 66 2 Siswa 2 53 60 60 62 3 Siswa 3 65 65 66 65 4 Siswa 4 43 45 56 62 5 Siswa 5 43 48 58 60 6 Siswa 6 35 48 51 54 7 Siswa 7 45 58 66 74 8 Siswa 8 50 60 63 66 9 Siswa 9 40 56 68 68 10 Siswa 10 40 58 60 62 11 Siswa 11 45 55 67 76 12 Siswa 12 40 62 72 77 13 Siswa 13 53 62 75 82 14 Siswa 14 43 62 65 70 15 Siswa 15 58 70 77 82

Page 107: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

16 Siswa 16 45 58 60 65 17 Siswa 17 40 60 66 65 18 Siswa 18 45 40 63 66 19 Siswa 19 41 42 62 74 20 Siswa 20 60 68 65 71 21 Siswa 21 50 60 66 76 22 Siswa 22 73 77 84 82 23 Siswa 23 45 52 56 65 24 Siswa 24 45 56 62 65 25 Siswa 25 50 66 74 84 26 Siswa 26 55 62 72 78 27 Siswa 27 65 74 82 88 28 Siswa 28 60 78 82 84 29 Siswa 29 40 57 64 66 30 Siswa 30 45 59 66 66 31 Siswa 31 63 68 75 79 32 Siswa 32 63 68 72 82 33 Siswa 33 48 54 70 72 34 Siswa 34 53 66 74 74 35 Siswa 35 65 66 70 72 36 Siswa 36 50 62 66 72 Nilai Tertinggi 73 78 84 88

Nilai Terendah 35 40 51 54

Rata-Rata 50.19 59.92 67.08 71.52

Sumber : Hasil Penelitian

Rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah siswa mengalami peningkatan

secara signifikan. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik /

histogram batang sebagai berikut :

Page 108: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Gambar 4. 3. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukan bahwa telah terjadi

peningkatan prestasi belajar siswa secara signifikan, setelah menerapkan

pemberian bonus nilai tugas dalam kegiatan belajar mengajar matematika.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebelum pemberian bonus nilai

tugas sebesar 50,19 % dan setelah diberikan bonus nilai tugas pada siklus I

sebesar 59,92 %, siklus II 67,08 % dan siklus III sebesar 71,25 %, sehingga

terjadi kenaikan rata-rata pada setiap siklus penelitian sebesar 7,02% . Hasil

tersebut apabila ditinjau dari indikator keberhasilan menunjukkan bahwa

proses pembelajaran pada seluruh peserta 36 siswa dengan pemberian bonus

nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tuntas seluruhnya.

Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini, pemberian

bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata

50,19

73

35

59,92

78

40

67,08

84

51

88

54

71,52

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai terendah

Tes Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Page 109: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

pelajaran Matematika. Selanjutnya dapat diungkap pula bahwa, faktor yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa berupa pemberian bonus nilai

tugas ini dapat mendorong siswa untuk lebih banyak melakukan latihan dalam

mengerjakan soal-soal Matematika. Karena siswa sering melakukan latihan

soal tersebut, maka siswa menjadi lebih memahami dan lebih terampil dalam

mengerjakan soal-soal Matematika, sehingga lama-kelamaan dalam diri siswa

akan tumbuh rasa senang terhadap mata pelajaran Matematika. Rasa senang

tersebut mendorong siswa untuk lebih giat belajar, sehingga prestasi belajar

siswa dapat meningkat secara signifikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi dan tes,

menunjukan adanya perubahan atau peningkatan perilaku siswa dalam

mengerjakan tugas dan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika, setelah

diterapkannya pemberian bonus nilai tugas. Hasil tes prestasi belajar yang

dilakukan sejak tes awal sampai siklus ketiga menunjukan peningkatan prestasi

belajar siswa dari rata-rata 50,19 % pada tes awal menjadi 70,52 % pada tes

siklus ketiga, hal ini menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar

setelah diterapkannya pemberian bonus nilai tugas pada mata pelajaran

Matematika.

Peningkatan prestasi belajar Matematika tersebut disebabkan seringnya

siswa mengerjakan tugas, hal ini berarti siswa meningkat intensitasnya dalam

Page 110: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

latihan soal Matematika. Peningkatan latihan soal akan meningkatkan

pemahaman dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan saol-soal Matematika,

sehingga dengan peningkatan pemahaman dan keterampilan menyelesaikan soal

tersebut akan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

Matematika.

Berdasarkan data hasil observasi terhadap pekerjaan siswa dalam

mengerjakan tugas menunjukan adanya peningkatan dari katagori rata-rata rendah

menjadi tinggi, setalah diterapkannya pemberian bonus nilai tugas pada mata

pelajaran Matematika. Kondisi ini mengandung makna bahwa pemberian bonus

nilai tugas dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas.

Data hasil observasi atas kegiatan belajar mengajar Matematika di kelas

menunjukan adanya peningkatan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar,

baik dalam perhatian, keterlibatan/partisipasi dan kerjasama siswa dalam

kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bonus nilai tugas Matematika

dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar Matematika.

Kondisi tersebut terjadi karena para siswa memiliki motivasi untuk dapat

mengerjakan tugas dengan baik, sehingga siswa akan memperhatikan secara

serius kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya ada keinginan siswa untuk dapat

mengerjakan tugas dengan baik, mendorong siswa untuk bertanya kepada guru

apabila ada yang belum jelas. Motivasi untuk dapat mengerjakan tugas dengan

baik dan benar juga mendorong siswa untuk saling bertanya kepada sesama

teman, sehingga terjadi kerja sama yang baik. Kondisi demikian dapat dikatakan

bahwa bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan

Page 111: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

belajar mengajar. Bonus nilai tugas tersebut telah memotivasi siswa untuk

meningkatkan keaktifan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga berdampak

pada peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa setelah dilakukanya tindakan

sampai siklus ketiga, pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan motivasi

dan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, prestasi belajar juga semakin

meningkat. Siswa merasa lebih dihargai usahanya. Siswa tidak lagi malas

mengerjakan tugas, mau bekerja sama dan tidak malu bertanya apabila

mengalami kesulitan.

D. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan selain keberhasilan yang telah

dicapai, dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan-keterbatasan,

antara lain sebagai berikut :

1. Kesimpulan yang diambil masih bersifat sementara, sehingga gambaran

perubahan pada siswa belum dapat dikatakan merupakan perubahan yang

jelas dan permanen. Hal tersebut disebabkan karena penelitian hanya

dilakukan dalam tiga siklus yang sangat cepat. Untuk itu agar dapat diperoleh

kesimpulan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka masih perlu

dilakukan penelitian tindakan kelas lanjutan dengan penambahan siklus.

2. Tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan masih jauh dari

instrumen penelitian yang standar dan terpercaya, maka sangat perlu

dilakukan penelitian tindakan pada siklus-siklus berikutnya dengan

Page 112: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

menggunakan instrumen yang lebih standar agar data penelitian yang

terkumpul lebih terpercaya dan obyektif.

3. Apabila pemberian tugas dilakukan secara terus menerus dalam jumlah yang

banyak ada kecenderungan siswa merasa bosan, maka pemberian tugas perlu

dilakukan hanya pada materi pelajaran Matematika yang memiliki tingkat

kesulitan yang tinggi dan memerlukan banyak latihan, sehingga pemberian

tugas tidak diberikan pada setiap selesai kegiatan belajar mengajar.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian bonus nilai tugas pada mata pelajaran Matematika, berhasil

meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sejumlah

100 % siswa mengalami peningkatan dalam perhatian, keterlibatan/

partisipasi dan kerjasama siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Mengacu

pada indikator keberhasilan penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka

penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil. Artinya pemberian bonus

nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar Matematika, maka demikian hipotesis penelitian pertama terbukti.

Page 113: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

2. Pemberian bonus nilai tugas berhasil meningkatkan prestasi belajar mata

pelajaran Matematika siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara Kabupaten

Banjarnegara, sebesar 86,1 % siswa mengalami peningkatan prestasi belajar

Matematika yang dibuktikan melalui tes prestasi belajar. Mengacu pada

indikator keberhasilan penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka

penelitian tindakan kelas (classroom action research) dinyatakan berhasil.

Artinya pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas IX B SMP Negeri 2 Madukara pada mata pelajaran Matematika,

maka hipotesis penelitian kedua terbukti.

3. Masih terdapat keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas ini,

antara lain instrumen penelitian yang digunakan belum standar, sehingga

kesimpulan yang diambilpun belum dapat dijadikan kesimpulan yang

permanen. Kesimpulan yang diambil belum dapat memberikan gambaran

yang sebenarnya. Untuk itu perlu dilakukan tindakan kelas pada siklus-siklus

berikutnya dengan instrumen yang lebih standar, agar kesimpulan yang

diambil merupakan kesimpulan yang lebih terpercaya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian

seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu yang kemudian peneliti

bandingkan dengan kajian teori, maka dapat peneliti uraikan, untuk meningkatkan

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika dapat dilakukan dengan

Page 114: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

pemberian bonus nilai tugas. Guru sebagai pengampu mata pelajaran Matematika

yang menyadari adanya kelemahan atau masalah perlu melakukan refleksi diri

dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta dengan

melakukan inovasi dan tindakan-tindakan yang tepat agar hasil belajar dapat

meningkat.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka saran / rekomendasi yang diajukan sebagai berikut :

a. Untuk Penelitian Lebih Lanjut

A. Perlu dilakukan tindakan pada siklus-siklus berikutnya, untuk

mendapatkan kesimpulan yang lebih menggambarkan perubahan perilaku

siswa yang sebenarnya.

B. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan instrumen yang

standar, sehingga hasil penelitian lebih dapat dipertanggungjawabkan.

b. Penerapan Hasil Penelitian

1. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar, maka sebaiknya model pembelajaran ini untuk

dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.

2. Pemberian bonus nilai tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,

maka model pembelajaran ini perlu diterapkan pada mata pelajaran lain.

Page 115: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin,2004. Psikologi Pendidikan, Bandung, IKP

Aiken, Lewis R. 2005. Psikological Testing And Assement, Boston : Allyn & Bacan

Asmawi Zainal & Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar Surabaya : Usaha Nasional

Beane, J. Cs 2006. Curriculum planing and development, London : Allyn

Chabib Toha. 2001. Tekhnik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Rineka Cipta

Gredler, Margaret. E. Bell. 2001. Learning And Instructions. New York : Mac Millan Publising Company.

Groundlund, Norman. E. 2005. Measurement And Evaluation In Teaching. New York : Millan Publising Company.

Lin, Robert I & Norman. E. Grounlund. 2000. Measurement And Asessment Inteaching. Upper Saddle River, N J : Prentice-Hall-Inc.

Page 116: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan Bandung : Remaja Rosdakarya

Mukminan, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta : Pusat Pengembangan Pendidikan Profesi Guru.

Mulyasa, 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Praktek, dan Implementasi, Remaja Rosda, Bandung.

Noeng Muhadjir. 2002. Penguluran Kepribadian Yogyakarta. Rakesarasin

Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Pachrudin. 2000. Asas, strategi-metode. UPI. Bandung

Irianto. 2001. Edisi Kedua. Pengantar Manajemen. IBII STIE.

Poerwodarminto, Wjs. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta : Balai Pustaka

Priono, Andreas dan Djunaedi. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research). Semarang. Kanwil Depdiknas Propinsi Jawa Tengah

Purwanto, Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan Bandung : Remaja Rosdakarya

Reigeluth. C. M. 2003. Instructional Design : Theories And Models And Overiew Their Current Studies London : Lawrence Publisher

Saefuddin Azwar. 2005. Sikap Manusia Teori Dasn Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Saiful Bachri Djamarah. 2004. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional

Sardiman, AM. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Sardiman. 2006. Motivasi Belajar Dan Sarana Belajar. Usaha Nasional

Sax Gilbert. 2000. Principle Of Education And Psycologycal Tokyo : Maruzen Company

Page 117: PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …eprints.uns.ac.id/5361/1/185001411201107131.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id P TAHUN PELAJARAN 200 Gatit Kartika Yulianti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Skiner, E. Charles. 2005. Essential Of Education Psycologycal Tokyo : Maruzen Company

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Ribeka Cipta.

Slameto. 2004. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara

Strong. E. k. 2001. Change At Interest White Age. New York : Stanford. University Press

Sudjana. 2002. Metoda Statistika Bandung : Tarsito

Suharsini Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sumadi Suryabrata. 2001. Prikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Suryabrata, Sumadi. 2005. Beberapa Pronsip Psikologi Belajar. Yogyakarta : Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi UGM

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penilaian. Sebelas Maret University Press.

Tirtonegoro, Sutratinah. 2004. Anak Super Normal dan Pendidikannya. Jakarta : Bina Aksara.

Wayan Nurkancana. 2006. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

Winkel, W. S. 2003. Psikology Pendidikan. Jakarta : Gramedia

Winkel, WS, 2001. Psikologi Pengajaran, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.

Zainal Arifin. 2000. Evaluasi Instruksional Prinsip Tekhnik Prosedur. Bandung: Remaja Rosda Karya