program nasional pemberdayaan...

29
0 PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG Periode Triwulan III : 1 Juli - 30 September 2013 Jakarta, Oktober 2013

Upload: buihanh

Post on 30-Jan-2018

233 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

0

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERKOTAAN

KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2

LAPORAN PERJALANAN DINAS - PENGENDALIAN LANGSUNG

Periode Triwulan III : 1 Juli - 30 September 2013

Jakarta, Oktober 2013

Page 2: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

1

Laporan Perjalanan Dinas - Pengendalian Langsung KMP

Periode Triwulan III : 1 Juli - 30 September 2013

I. PENDAHULUAN

1. Cakupan Lokasi Dampingan & Perjalanan Dinas. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

tahun 2013 secara nasional mencakup 11.066 kelurahan yang tersebar di 268 kota/kabupaten di 33

provinsi, serta terbagi atas 2 wilayah. Dampingan di Wilayah-2 terdiri dari 6.184 kelurahan yang

tersebar di 157 kota/kabupaten di 19 provinsi. Pada seluruh kelurahan yang ada, kegiatan PNPM reguler

terbagi atas lokasi Tahun-2 sebanyak 2.056 kelurahan, Tahun-3 sebanyak 1.232 kelurahan, dan Tahun-4

sebanyak 2.896 kelurahan.

Dalam periode triwulan-3 tahun 2013 : 1 Juli - 30 September 2013, Tim KMP-2 telah melaksanakan

perjalanan dinas dalam rangka pengendalian langsung terhadap implementasi program. Tim

melaksanakan perjalanan kunjungan di 61 kelurahan (1%) yang tersebar di 24 kota/kabupaten mencakup

13 provinsi.

2. Perjalanan dinas/kunjungan lapang ke lokasi dampingan; baik di tingkat kelurahan maupun kota/

kabupaten - merupakan bagian dari pola pengendalian langsung yang dilakukan dalam bentuk :

Supervisi (uji petik), Monitoring, dan Capacity Building. Selama kunjungan di masing-masing

kelurahan dilakukan pengumpulan data dan informasi melalui : i). wawancara dan diskusi bersama

anggota BKM, KSM, warga masyarakat, aparat kelurahan, dan sebagainya, ii). pemeriksaan

dokumen/arsip dan pengambilan data sekunder dari PJM Pronangkis, Pembukuan Sekretariat BKM,

Pembukuan UPK, proposal kegiatan, laporan pertanggungjawaban kegiatan, dan sebagainya, dan iii).

observasi dan pemeriksaan kondisi lapang terhadap : hasil kegiatan tridaya, papan proyek, papan

informasi, dan lainya.

Dari seluruh informasi & data yang terkumpul dipetakan menjadi beberapa aspek/bidang, yaitu : Siklus

Tunjauan Partisipatif, Pinjaman Bergulir, Manajemen Keuangan, PLPBK, Kelembagaan BKM, dan Isu

Umum Siklus Masyarakat. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, KMP merumuskan rekomendasi

tindak lanjut untuk perbaikan ke depan. Disamping itu, Tim juga melakukan kunjungan di tingkat

kota/kabupaten dalam rangka pengambangan kapasitas dan keperluan khusus

3. Outline Laporan :

Bagian I Pendahuluan

Bagian II Perkembangan Umum Program

Bagian III Siklus Masyarakat

Bagian IV PLPBK

Bagian V Siklus Kota

Bagian VI Manajemen Keuangan dan Pinjaman Bergulir

Bagian VII Infrastruktur dan Safeguard

Bagian VIII Kelembagaan Masyarakat

Bagian IX Pengembangan Kapasitas

Bagian X Kemitraan

Page 3: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

2

Bagian XI Penyerapan DIPA

Bagian XII SIM

Bagian XIII PPM

Bagian XIV Program/Kegiatan Baru

Bagian XV Kajian (Studi)

Bagian XVI Manajerial OSP & Korkot

II. PERKEMBANGAN UMUM PROGRAM

4. Siklus Reguler. Pemantauan terhadap status bulan September 2013 berdasarkan SIM PM per 4

Oktober 2013 capaian pelaksanaan siklus masyarakat di wilayah-2 tergambarkan sebagai berikut:

Siklus Tahun ke-4 (2.896 kelurahan) terlaksana : Refleksi 3 Tahunan di 2.653 kelurahan (91%), FGD

Refleksi Kemiskinan (ulang) di 2.245 kelurahan (84%), Pemetaan Swadaya (ulang) di 1.182

kelurahan (41%), Pemilu LKM/BKM (ulang) di 977 kelurahan (34%), Penyusunan PJM Pronangkis

di 173 kelurahan (6%).

Siklus di seluruh lokasi dampingan (Tahun-2, 3, 4, sebanyak 6.184 kelurahan) terlaksana : Audit

tahun buku 2012 di 5.592 kelurahan (90%) dan Tinjauan Partisipatif di 181 kelurahan (3%),

Merujuk pada Master Schedule 2013, pada akhir Bulan September 2013 kegiatan siklus kelurahan

selesai untuk kegiatan : Refleksi 3 Tahunan, FGD Refleksi Kemiskinan, Pemetaan Swadaya, Pemilu

BKM/LKM dan Audit Keuangan Tahun Buku 2012. Selain itu, sedang proses untuk kegiatan

Penyusunan PJM Pronangkis dan Tinjauan Partisipatif.

5. Capaian Kinerja Indikator Utama

Capaian terhadap indikator keberhasilan utama (KPI, key performance indicator) hasil pelaksanan

kegiatan siklus masyarakat selama Bulan Juli, Agustus, September 2013 di wilayah-2 berdasar data SIM

untuk ketiga bulan tersebut menunjukkan status sebagai berikut :

No. Indikator

Target

minimal

(%)

Capaian per bulan (%)

Juli Agust Sept

1. Partisipasi warga miskin 40 52,5 52,9 55,4

2. Partisipasi kaum perempuan 40 45,2 45,2 47,6

3. Partisipasi penduduk dewasa dalam pemilu LKM 30 36,9 37,1 37,0

4. Realisasi DDUB TA. 2008-2012 80 77,8 77,8 77,8

5. Kegiatan tridaya (L-S-E) diselesaikan (2012) 80 22,1 24,1 41,3

6. Kualitas prasarana yang dibangun 70 98,7 98,8 99,2

7. PAR dengan kinerja memuaskan 70 27,6 28,1 40,4

8. Kelengkapan & akurasi data SIM 90 -- 84,0 83,9

9. Audit keuangan LKM TB. 2011 70 85,6 89,9 90,0

Page 4: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

3

6. Penyerapan Dana DIPA.

Penyerapan DIPA PIP sampai dengan 30 September 2013 secara nasional sebesar Rp. 554,686 Miliar

atau tercapai 42,97% dari total DIPA Rp. 1.290 Miliar. Sampai dengan akhir September 2013

ditargetkan cair sebesar Rp. 545,546 Miliar; jadi terdapat deviasi sebesar 0,7%.

DIPA PBL Provinsi TA. 2013 sebesar Rp. 468,127 Miliar; status penyerapan per 30 September 2013

secara nasional sebesar Rp. 275,190 Miliar (tercapai 58,79%). Dalam bulan September 2013 sendiri

ditarget cair sebesar Rp. 331,589 Miliar, sehingga terdapat deviasi sebesar (-) 12,05%. yang disebabkan

oleh realisasi pencairan dana PLPBK, Pelatihan dasar Faskel, dan PPMK, yang di bawah target; bahkan

P2G dan PRBBM tidak ada pencairan sama sekali.

III. SIKLUS MASYARAKAT

III.1. Kapasitas Pelaku

7. Kapasitas Tim Pendamping (Korkot & Faskel)

Pemahaman pendamping terhadap tahapan pelaksanaan kegiatan siklus Pemetaan Swadaya katagori

cukup melalui pelaksanaan kegiatan pengembangan kapasitas antara lain; pembekalan (coaching) dan

penguatan melalui (KBIK) di tingkat Korkot dilakukan penyiapkan pelaksanaan kegiatan siklus

Pemetaan Swadaya. Beberapa fenomena penting yang dapatkan dari hasil monitoring siklus ini antara

lain: OSP belum efektif dalam melakukan pengendalian kualitas terhadap kegiatan pengembangan

kapasitas siklus PS kepada Tim Korkot (khususnya Askot Sosial), OSP belum punya sistem

pengendalian kualitas yang dijalankan untuk memantau proses pembekalan di tingkat Korkot. OSP

mengetahui bahwa pemahaman Tim fasilitator terhadap substansi dan teknik fasilitasi siklus masih

kurang/rendah karena sebagian besar belum pernah pelatihan khusus siklus, namun belum terlihat solusi

untuk menyelesaikan masalah ini.

Direkomendasikan agar :

Strategi pengembangan kapasitas di tingkat OSP perlu dikembangkan lebih luwes dan inovatif untuk

bisa menjangkau kegiatan peningkatan kapasitas khususnya untuk fasilitator yang belum pernah

pelatihan khusus siklus, sehingga Pelatihan kepada masyarakat bisa dijamin kualitannya tetap

terjaga.

Materi untuk pengembangan kapasitas (tambahan) untuk Tim Fasilitator harus dipastikan lebih

detail sampai ke teknik fasilitasi. Muatan bisa dikemas dengan mempelajari hasil uji petik atau

diskusi awal dgn beberapa fasilitator sebagai pelaku pendamping langsung. Team Leader perlu

menjembatani kebutuhan kunjungan lapangan (uji petik/peningkatan kapasitas) dengan Manajemen

OSP.

Strategi pelaksanaan dengan “pilot PS” sangat baik diterapkan agar ada ruang belajar bersama di

tingkat Tim Faskel. Pilot harus dikontrol langsung oleh OSP untuk menjamin kualitas hasil

pemetaan swadaya.

Memastikan pelaksanaan kegiatan Pengembangan kapasitas terhadap Faskel berkualitas sehingga

mereka dipastikan faham substansi, faham tahapan, dan mampu melakukan pengembangan

kapasitas kepada masyarakat berjalan optimal.

Page 5: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

4

Membangun kembali semangat fasilitator pendamping dengan benar sehingga pemberdayaan

masyarakat berjalan efektif, dengan memperhatikan pertumbuhan pengetahuan, ketrampilan, dan

kemampuan.

8. Pemahaman Masyarakat

Temuan terkait hal ini adalah :

Pembekalan pelaku tidak epenuhnya mengacu pada petunjuk teknis siklus RK sehingga Pemahaman

proses dan substansi siklus kurang (khususnya metode)

Pemahaman LKM dan Tim PS bahwa kegiatan penggalian masalah dan potensi dalam kegiatan

Pemetaan Swadaya merupakan dasar dalam penyusunan program (PJM) dan penetapan penerima

manfaat kegiatan.

Pemahaman Tim PS masih sangat lemah; Tim PS kurang mengetahui tahapan/langkah yang akan

dilakukan dalam kegiatan pemetaan swadaya. Ini terjadi karena coaching kepada Tim PS belum

optimal.

Pelaksanaan pembekalan siklus minim kepada Faskel, pembekalan kepada pelaku masyarakat, tidak

terkendali dengan baik sehingga pengetahuan dan ketrampilan belum mampu ditransfer dengan baik,

Pelaksanaan coaching siklus kepada Faskel masih belum utuh dan optimal, beberapa substansi dan

teknis belum dikenali, imbasnya pembekalan pelaku masyarakat belum faham substansi tentang

fungsi dari PS-2, perangkingan PS-2 survey seluruh warga.

Pelaksanaan Pembekalan siklus masih minim kepada Faskel, Pembekalan kepada pelaku masyarakat

menjadi turunannya, substansi tentang fungsi dari PS-2, perangkingan PS-2 survey seluruh warga,

belum difahami Faskel

Pembelajaran kepada warga menjadi minim dan mereka kehilangan pengalaman belajar, hasilnya

pemahaman tentang PS juga minim.

Masih lemahnya pemahaman LKM dan masyarakat terhadap substansi siklus dan tahapannya, karena

pengembangan kapasitasnya yang kurang optimal (coaching hanya 2 jam saja).

Pemahaman pelaku masyarakat terhadap substansi siklus dan tahapan yang kurang, hal ini

disebabkan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pengembangan kapasitasnya tidak optimal.

Direkomendasikan :

Strategi pelaksanaan kegiatan dengan“pola pilot” sangat baik diterapkan agar ada ruang belajar

bersama ditingkat Tim Faskel.

Teknis coaching kepada Tim PS perlu dibenahi dan harus dipastikan bahwa i) Tim PS mampu

menjalankan fungsinya dalam memfasilitasi kegiatan PS di masyarakat; ii) kajian bisa dipilih sesuai

isu/kriteria kemiskinan hasil RK sehingga bisa dipilih beberapa kajian saja (sebaiknya ada

pengecekan dulu yang dilakukan Faskel pendamping untuk melihat hasil RK Kelurahan) – simpel

tapi fokus.

Bimbingan sebaiknya diarahkan untuk membangun pemahaman bagaimana melakukan kajian

maupun membuat peta; bukan sebaliknya mengisi Format PS. Pengorganisasian data ke Format PS

(akhir) cukup dilakukan di tingkat Tim PS.

Pembekalan Tim PS sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali sesuai kebutuhan, karena materi dan

ketrampilan yang ditransfer juga padat

Page 6: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

5

Harus dilakukan kegiatan coaching tambahan kepada Tim PS agar Tim dapat menjalankan

menjalankan fungsinya dalam memfasilitasi kegiatan PS di masyarakat; Korkot perlu mengecek

kesiapan materi/media untuk kegiatan coaching (tambahan) tersebut, materi harus simpel tapi fokus

karena itu cukup dipilih kajian yg terkait dgn hasil RK. Bimbingan sebaiknya diarahkan untuk

membangun pemahaman bagaimana melakukan kajian maupun membuat peta bukan sebaliknya

mengisi Format PS. Pengorganisasian data ke Format PS (akhir) cukup dilakukan ditingkat Tim PS

Pengendalian kualitas terhadap pelaksanaan pengembangan kapasitas khususnya siklus RK harus

dilakukan perbaikan yang serius sehingga Fasilitator dan Pelaku masyarakat faham tentang

substansi dan tahapan siklus RK

Fasilitasi pengembangan kapasitas agar kembali merujuk dan menggunakan petunjuk teknis siklus

RK

Menegaskan agar pelaku program tetap harus menjalankan siklus masyarakat sebagai fasilitasi

memberikan pengalaman/ pembelajaran melaksanakan siklus dengan benar, tertib, dan hasilnya

dipergunakan untuk memfasilitasi kegiatan penanggulangan kemiskinan, karena hasil PS merupakan

bahan baku penyusunan PJM Pronangkis. Keberadaan hasil program lain adalah melengkapi, jadi

tidak menghilangkan kesempatan belajar masyarakat.

9. Keaktifan BKM dan Partisipasi Masyarakat

Temuan terkait hal ini adalah :

Mengatasi minimnya pelaku program maka, pelaku baru dimunculkan dengan melibatkan pelaku dari

generasi muda, beberapa diantaranya mahasiswa

Semangat BKM dan masyarakat untuk memperbaiki diri masih terlihat meskipun harus kerja keras

menanamkan kembali substansi program

keaktifan BKM dan transparansi keuangan kurang, sehingga muncul faksi-faksi; kurang dipercaya

dan partisipasi dalam siklus menurun

Desa hasil pemekaran (Kel. Songak, Lombok Timur) BKM banyak anak muda yang potensi dan

semangat. Aparat kelurahan juga telah bekerjasama karena terlibat sejak dulu di desa induk meskipun

masih perlu ditingkatkan pemahaman substansinya mengenai mekanisme penentuan skala prioritas,

fungsi PJM, dll.

Personil LKM masih semangat dan aktif berkegiatan, termasuk UP-UP, cukup terbantu oleh mantan

faskel yang menjadi LKM

Karakter masyarakatnya mudah untuk mengikuti pendekatan pemberdayaan masyarakat

LKM dan UP nya masih aktif berkegiatandalam rangka penanggulangan kemiskinan

Karakter umum dari masyarakat masih termasuk mudah untuk melaksanaan pembangunan dengan

pendekatan pemberdayaan

Rata-rata dari pelaku masyarakat khususnya LKM dan UP masih cukup semangat untuk menfasilitasi

kegiatan masyarakat dalam nangkis.

Keterlibatan warga miskin dalam siklus minim (Kel. Gunung Samarinda, Kota Balikpapan)

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemanfaatan BLM dipandang sudah cukup baik; hubungan

LKM dengan pihak kelurahan dan perangkatnya juga sudah baik.

Tim pendamping agar meningkatkan keterlibatan warga miskin dalam pelaksanaan kegiatan siklus

PS dan siklus lainnya sehingga mereka semakin bisa memberikan warna dan terwadahi aspirasinya.

Page 7: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

6

Direkomendasikan kepada tim pendamping agar meningkatkan keterlibatan warga miskin dalam

pelaksanaan kegiatan siklus Pemetaan Swadaya dan siklus lainnya sehingga mereka semakin bisa

memberikan warna dan terwadahi aspirasinya.

III.2. Proses Kegiatan

10. Refleksi Kemiskinan / Refleksi Perkara Kritis. Kegiatan RK/RPK di basis dilakukan meskipun

fasilitasi dan tujuan tidak optimal tercapai. Progres siklus terlambat, Bulan September 2013 baru siklus

Refleksi Kemiskinan. Direkomendasikan agar : i). Pengendalian Askot CD terhadap kualitas

pelaksanaan siklus yang difasilitasi Tim Faskel masih perlu ditingkatkan serius sehingga kegiatan nyata

berproses dan ada hasilnya, dibuktikan dengan dokumen kegiatan, dan ii). Memastikan kegiatan

peningkatan kapasitas yang terhadap Faskel berkualitas sehingga fasilitator yang dilatih faham

substansi dan tahapan, serta dapat memfasilitasi kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat

dengan optimal.

11. Pemetaan Swadaya.

Temuan terkait dengan siklus Pemetaan Swadaya meliputi :

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan Pemetaan Swadaya cukup baik. Detail kegiatan dalam proses

kajian masalah/potensi di tingkat basis banyak yang tidak dilakukan sesuai dengan panduan/pedoman

siklus. Kajian tingkat basis cenderung berubah menjadi mekanisme pengajuan usulan kegiatan

tingkat basis; kajian tentang masalah (penyebab/dampak) kurang mendalam; cenderung hanya

memenuhi pengisian Format PS. Kajian tematik kurang memperhatikan hasil-hasil kegiatan refleksi

kemiskinan (tidak selengkap isu (kriteria kemiskinan) yg muncul dalam RK).

Kegiatan PS: kajian-kajian, sensus tidak dilakukan, karena hanya merangkum/ melakukan

penjaringan terhadap usulan kegiatan SEL.

Dokumen kegiatan juga dibuat dengan pola memalsukan tanda tangan warga, juga berita acara tidak

semua tersedia. (Dasan Agung, Kota Mataram)

Hasil dari pemeriksaan dokumen: bahwa pelaksanaan siklus PS cukup, meskipun belum optimal

lemah pada survey belum seluruh warga, kajian hanya SEL,

Dari hasil pemeriksaan dokumen menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus PS belum optimal

dilakukan sesuai petunjuk teknis siklus PS. Utamanya survey yang belum seluruh warga, kajian

hanya SEL,

Pembentukan Tim PS dan pembekalannya dilakukan tidak serius dan optimal sehingga Anggota Tim

PS saja tidak jelas orangnya, mereka berharap akan menggunakan hasil kegiatan pemetaan yang

dilakukan oleh program yang lain di desa tsb.

LKM dan masyarakat tidak melakukan siklus Pemetaan Swadaya dengan benar dan mengacu pada

pedoman, ketidaksesuaian prosedur: a.l. : tidak melakukan kajian-kajian PS, tidak melakukan sensus

penduduk, belum memahami tujuan kegiatan, tidak mendokumentasikan kegiatan

LKM dan masyarakat ditemukan gejala kuat mereka tidak melakukan kegiatan siklus Pemetaan

Swadaya dengan benar, dibuktikan dengan tidak diketemukannya dokumen serangkaian pelaksanaan

kegiatan PS, al.l : tidak melakukan kajian-kajian PS, tidak melakukan sensus penduduk, dan tidak

melakukan lokakarya. Pada data SIM sudah terlaporkan terlaksana, sehingga disimpulkan kegiatan

PS desa Pulau Bunyu Timur adalah fiktif.

Proses fasilitasi Tim Fasilitator sangat lambat; kegiatan PS di kel. Indonesiana dimulai di bulan Juli

namun hingga Sept belum ada produk PS yang cukup. Fokus pendampingan Tim faskel kurang

karena basecamp kurang efektif.

Page 8: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

7

Direkomendasikan :

Kajian sosial & ekonomi dilakukan setelah sensus warga miskin dilakukan sehingga kajian benar-

benar mengakomodasi persoalan besar/dominan yang ada di kelurahan tersebut.

Pengendalian kualitas belum efektif dilakukan terhadap pelaksanaan pembekalan siklus PS, perlu

perbaikan yang serius yang menjamin pelaku masyarakat mudah memahami substansi dan tahapan

siklus PS,

Fasilitasi pengembangan kapasitas dengan kembali merujuk dan menggunakan petunjuk teknis

siklus, dan mereview kembali hasil-hasil pelaksanaan yang ada agar tercapai tujuan pelaksanaan

siklus PS.

Pengendalian Askot Community Development terhadap progres dan kualitas pelaksanaan kegiatan

siklus perlu sebuah sistem yang menyeluruh, terkendali, sehingga tidak ditemukan lagi tahapan

kegiatan dilewati, dilakukan dengan tidak benar, dan hasilnya tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

Tertib administrasi mengikuti seluruh kegiatan pemberdayaan yang dilakukan melalui siklus

sehingga tidak muncul lagi kegiatan fiktif atau data kegiatan fiktif.

Untuk patuh dalam menggunakan petunjuk Teknis PS dalam pelaksanaan siklus. Penguatan

kapasitas juga harus lebih kaya akan teknik dan mampu menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan.

Fasilitasi pengembangan kapasitas dipastikan berkualitas untuk memahamkan faskel terhadap alur

dan substansi PS, sehingga pemastian kualitas lanjutannya adalah pembekalan faskel kepada Tim

PS. Peran Askot CD masih didorong optimal pada sisi ini.

Mendorong Korkot untuk mengendalikan proses ulang pelaksanaan PS yang difasilitasi TF.

Tidaklah cukup hasil PS diwakili saja oleh hasil WST dan aplikasi yang dihasilkan oleh program

lain, karena masih memerlukan kajian-kajian untuk mendalami masalah dan potensi yang ada

sehingga PJM akan tajam visi dan programnya.

Pengendalian siklus masyarakat dilakukan dengan ketat fokusnya pada kualitas sehingga siklus

dapat dijalankan dengan baik oleh masyarakat serta dapat mencapai tujuanya.

Melakukan perbaikan terhadap kinerja LKM khusunya dalam mendokumentasikan terhadap

pelaksanaan dan hasil kegiatan siklus, a.l.: absensi, Berita acara, kajian-kajian PS, Peta sebaran

KK miskin dan peta tematik (SEL), Daftar PS-2, serta laporan akhir siklus

Pengendalian siklus masyarakat dilakukan dengan serius dan berfokus pada kualitas sehingga

OSP dan Korkot menjamin siklus dapat dijalankan dengan baik oleh masyarakat serta dapat

mencapai tujuan pelaksanaan kegiatannya.

Menginternalisasikan kepada pelaku masyarakat untuk mendokumentasikan terhadap seluruh

proses pelaksanaan dan hasil kegiatan siklus, AL: absensi, Berita acara, kajian-kajian PS, Peta

sebaran KK miskin dan peta tematik (Sosial-Ekonomi-Lingkungan), Daftar PS-2, serta laporan

siklus.

Memastikan kegiatan peningkatan kapasitas yang terhadap Faskel berkualitas sehingga fasilitator

yang dilatih faham substansi dan tahapan, serta dapat memfasilitasi kegiatan pengembangan

kapasitas masyarakat dengan optimal.

Pengendalian siklus masyarakat yang ketat dan akurat khususnya terkait kualitas sehingga siklus

dapat dijalankan dengan benar dan dapat mencapai tujuan berupa penyadaran masyarakat dan

dokumen hasil siklus.

12. Pemilu BKM/LKM. Anggota LKM mengaku pemilihan tingkat basis penyepakan dan

penunjukkan, tidak pemilihan langsung dengan kartu suara (Kel. Gunung Samarinda). Agar

Pengendalian siklus masyarakat yang ketat dan akurat khususnya terkait kualitas sehingga siklus dapat

dijalankan dengan benar dan dapat mencapai tujuan berupa penyadaran masyarakat dan dokumen

hasil siklus.

Page 9: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

8

13. Tinjauan Partisipatif.

Kegiatan siklus Tinjauan Partisipatif pada kelurahan lokasi Tahun-2 dan Tahun-3 belum selesai, bahkan

ada kelurahan yang belum mulai melaksanakan. Di lokasi Tahun-4 (9 kelurahan di Kota Sorong) belum

melaksanakan Pemetaan Swadaya. Agar pendampingan oleh Faskel untuk penjadwalan dan percepatan

pelaksanaan kegiatan siklus masyarakat dengan supervisi Korkot dan OSP. Pendampingan oleh Faskel

untuk penjadwalan dan percepatan pelaksanaan kegiatan siklus masyarakat dengan supervisi Korkot

dan OSP.

III.3. Penerima Manfaat

14. Penerima Manfaat / KK Miskin

Penerima manfaat kegiatan infrastruktur secara umum sudah sesuai (dominan warga miskin); dan

kualitas sarana yang dibangun sudah baik. Pembangunan jalan di Kab. Jombang relatif lebih baik

(jaringan jalannya terbangun) sehingga menerima manfaat jauh lebih luas dan sangat membantu

aktivitas ekonomi masyarakat. Administrasi (proposal/LPJ) sudah baik dan lengkap. Tidak ditemukan

adanya produk penyusunan peta sebaran KK miskin. Di Kab, Jombang sensus warga miskin dilakukan

dengan format standar WST sementara di Kab. Kediri ada variasi; Kel. Bedug dan Datengan

menggunakan data sekunder dari RT/RW yang berupa daftar KK miskin (nama; jenis kelamin) sehingga

tidak memadai untuk menggali persoalan di tingkat keluarga miskin.

Direkomendasikan agar Tim Faskel fasilitasi setiap kelurahan untuk memastikan disusunya peta

sebaran KK Miskin dengan supervisi dari Tim Korkot.

III.4. Hasil Kegiatan

15. Output Kegiatan

Temuan-temuan terkait dengan hasil kegiatan siklus masyarakat terdiri dari :

Hasil pelaksanaan kegiatan pemetaan swadaya sangat baik (pelaksanaan dan produk PS) sesuai

dengan pedoman siklus; pengelolaan administrasi sangat baik; pinjaman bergulir lancar (Kel. Karang

Lo, Jombang).

Tidak ditemukan adanya produk penyusunan peta tematik (khususnya infrastruktur). Data-data hasil

kajian maupun sensus warga miskin belum diorganisasi; direkap menjadi satu kesatuan produk PS

kelurahan.

Hanya ditemukan peta infrastruktur (lingkungan) di Kel. Soudara sementara dokumen lain hasil

kajian tingkat basis tidak ada baik di Kel. Saudara maupun Kel. Indonesiana. Tidak ada kegiatan

sensus warga miskin (menggunakan format WST); tidak ada dokumen hasil kajian tingkat basis.

Data KK MIskin memakai data Pemda dari BKKBN

Hasil-hasil kegiatan berupa peta-peta kajian, daftar PS-2 dan laporan akhir siklus juga tidak

ditemukan, sebagian dikatakan masih diwarga. Rekap warga miskin yang disurvey ditemukan

Dokumen hasil PS tidak bisa ditunjukkan secara utuh oleh pelaku.

Dari dokumen yang diperiksa menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus PS belum optimal dilakukan

sesuai petunjuk teknis siklus PS.

Hasil-hasil kegiatan berupa peta-peta kajian, daftar PS-2 dan laporan akhir siklus juga tidak

ditemukan.

Page 10: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

9

Dokumen hasil pelaksanaan kegiatan cukup banyak ditemukan namun beberapa hasil kajian dan peta

tematik tidak dengan baik tersaji meskipun terlihat ada upaya penyusunan mulai basis,

Dokumen hasil pelaksanaan kegiatan cukup banyak ditemukan namun beberapa hasil kajian dan peta

tematik tidak dengan baik tersaji meskipun terlihat ada upaya penyusunan mulai basis,

Tidak diketemukan satupun dokumen pelaksanaan kegiatan seperti kajian-kajian PS, Peta sebaran

KK miskin dan peta tematik (SEL), serta Daftar PS-2 dengan kesimpulan lebih condong kepada :

memang kegiatan PS belum dilakukan tapi dilaporkan sudah dilakukan. (Kab. Bulungan)

Tidak ada laporan hasil pelaksanaan kegiatan PS baik tingkat basis atau tingkat kelurahan termasuk

berita acara/ absensi kegiatan

Direkomendasikan agar :

Produk PS yang wajib (harus ada) adalah Peta Infrastruktur (sarana lingkungan), peta sebaran KK

miskin, dan daftar KK miskin hasil sensus yang menggunakan format WST sehingga dapat

dikeluarkan pula rekap persoalan di tingkat keluarga miskin.

Melakukan penyadaran kepada LKM khusunya dalam mendokumentasikan terhadap pelaksanaan

dan hasil kegiatan siklus, AL: absensi, Berita acara, kajian-kajian PS, Peta sebaran KK miskin dan

peta tematik (SEL), Daftar PS-2, serta laporan akhir siklus

Meluruskan kembali short cut pelaksanaan PS dengan tidak melakukan sensus penduduk dan hanya

memakai data BKKBN/ Pemda yang jelas-jelas tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan siklus.

Melakukan perbaikan dokumentasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan siklus, AL: kajian-kajian

PS, Peta sebaran KK miskin dan peta tematik (SEL), Daftar PS-2, serta laporan akhir siklus.

Tidak ada dokumen PJM periode sebelumnya; yang ada hanya PJM 2007-2010

IV. PLPBK

16. Status Lahan. Lokasi PLPBK di Kelurahan Malaingkedi (Kota Sorong). Penyusunan RPLP &

RTPLP telah selesai oleh TAPP; dengan rencana kegiatan penataan permukiman. Pelaksanaan kegiatan

fisik belum bisa dilakukan karena adanya masalah dualisme status lahan. Penduduk yang tinggal di

lahan permukiman telah memiliki surat pelepasan tanah adat; di sisi lain ada indikasi sertifikat tanah

tersebut atas nama orang lain. Sedang proses permintaan kepastian status lahan ke BPN; didahului

dengan pengukuran ulang terhadap lahan dengan biaya Rp. 700 ribu. Percepatan proses pemastian

status lahan di BPN agar dapat ditentukan tindak lanjut rencana kegiatan PLPBK; tetap sesuai dengan

rencana atau dialihkan ke kegiatan dan lokasi lain bila tidak memungkinkan.

17. Dana BLM. Dana BLM tahap-2 Rp. 600 juta untuk kegiatan fisik telah dicairkan ke rekening

BKM, tetapi belum bisa dimanfaatkan karena masalah status lahan. Pengawasan terhadap keberadaan

dana BLM pada rekening bank BKM untuk menghindari penyalahgunaan. BKM dan UPL belum

mengerti tentang UPL-UKL, sehingga tidak bisa mengendalikan kegiatan infrastruktur yang diusulkan

dan dilaksanakan oleh KSM. Masyarakat merasa membutuhkan informasi dan pengetahuan tentang

SGL sebagai bekal dalam merencanakan; melaksanakan dan OP kegiatan2 infrastruktur dikemudian

hari.

18. Perencanaan kegiatan. Perencanaan Kegiatan PLPBK telah berjalan, persiapan uji publik

RPLP. Ada proposal dan LPJ terkait kegiatan perencanaan PLPBK. RAB PLPBK belum ada otorisasi

Page 11: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

10

oleh para pihak (LKM, Lurah, TIPP dan Korkot). Ada proposal dan LPJ terkait kegiatan perencanaan

PLPBK. RAB PLPBK belum ditandatangani korkot

19. Pelaporan. Progres pemanfaatan BLM PLPBK antara tim MK, UP dan SIM tidak sama, SIM

PLPBK belum update dan dijadikan rujukan pengendalain. Di buku bantu PLPBK alokasi dana

kegiatan perencanaan dan BOP disatukan Laporan rencana dan realisasi anggaran PLPBK (LS-2) belum

terbukukan dengan baik. Asmandat Senior melakukan update pemanfaatan dana BLM PLPBK di SIM.

iharapkan dana PLPBK tahap 2 tidak direkomendasi pencairan sebelum pembukuan sekretariat

diperbaiki dan lengkap.

V. SIKLUS KOTA.

20. Dukungan Pemda. Pemda Kota Ternate sudah memberikan apresiasi dan kepercayaan yang baik

terhadap Program. PNPM Perkotaan dinilai telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap kegiatan

pembangunan khususnya penanggulangan kemiskinan di daerah. Pemda dan masyarakat cukup puas

kegiatan tridaya yang dilakukan masyarakat (LKM) baik dari sisi kualitas maupun nilai manfaat

kegiatan yang bisa dirasakan oleh masyarakat.

21. Penguatan Stakeholder Kota.

Belum pernah ada sosialiasi terkait ke Stakeholder tingkat kota terkait : (1) “APEL KEMITRAAN, (2)

REVIEW PEL, (3) PROSPEKTUS KEMITRAAN KOTA sebagai isi dari MS SIKLUS KOTA dan

KEMITRAAN dinilai sebagai “sesuatu” yang baru. Kaitan antara ketiga kegiatan sudah disosialisasikan

sebagai instrumen untuk keberlanjutan program. Alih kelola akan dimulai dengan inputing data APEL

KEMITRAAN oleh BKM (sekaligus dilaksanakan bersama kegiatan pelatihan komputer). Penyusunan

PROSPEKTUS akan melibatkan semua Stakeholder tingkat kota dan menjadi kegiatan Pemda (setelah

APEL KEMITRAAN berjalan dan REVIEW PEL dilakukan). Konsultan dan Stakeholder bersepakat

untuk menyelesaikan MS Siklus Kota dan Kemitraan sampai dengan Desember 2013;

VI. MANAJEMEN KEUANGAN & PINJAMAN BERGULIR

22. Iddle Money. Terdapat dana idle dari kegiatan pinjaman bergulir di Kab. Kediri, dana tersebut

belum disiapkan untuk digulirkan kembali meskipun kebijakannya sudah memungkinkan untuk

digulirkan dengan beberapa pra-kondisi yang perlu difasilitasi ditingkat masyarakat agar kegiatan

pinjaman bergulir berikutnya dapat lebih siap. Tim Korkot sudah mengetahui kebijakan tersebut tetapi

realisasi lapangannya belum terlihat

Rekomendasi : (1) a. Askot MK bersama Tim Faskel melakukan pemetaan dana idle di UPK dengan

rumus (Jumlah Kas dan Bank)-(Tabungan KSM+Hutang kepada pihak ketiga+Bagian Laba untuk

BKM), (b) Mendorong UPK untuk menyalurkan dana idle kepada KSM dengan ketntuan untuk UPK

dengan krteria memuaskan dan minimal kepada KSM lama dan baru sedangkan untuk UPK

suspend(penundaan) hanya kepada peminjam lama yang pengembaliannya baik. (2) Askot MK dan Tim

Fasilitator memberikan pemahaman pentingnya pengelolaan pinjaman dengan baik dengan disukung

administrasi pembukuan yang lengkap.

Page 12: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

11

23. Kinerja Pembukuan Keuangan

Pengukuran kinerja pembukuan telah dilakukan oleh Tim Faskel setiap bulan dan dilaporkan melalui

aplikasi SIM MK scara rutin sesuai batas waktu yang ditetapkan (maksimal tanggal 20 setiap bulannya).

Hasil pengukuran kinerja pembukuan dijadikan rujukan (sumber data) oleh tim korkot dan OSP untuk

memilih Kelurahan/Desa terbaik atau potensi bermitra namun ada catatan negatif yang perlu menjadi

perhatian, diantaranya : (1). Pengukuran kinerja pembukuan yang dilakukan dilakukan oleh Tim Faskel

belum sepenuhnya diketahui dan ada pembahasan dengan LKM dn petugas LKM (Sekretaris dan UPK),

(2). Dari 15 Kelurahan yang dikunjungi terdapat 6 Kelurahan (40%) akurasi (kesesuaian) data kinerja

pembukuan antara SIM MK dan kondisi lapang, lainnya tidak sesuai (3). Hasil pengukuran kinerja

belum terdokumentasi dengan baik di LKM, (4). Hasil pengukuran kinerja jarang dibahas di Tim Faskel

melalui KBIK dan belum menjadi alat penyusunan strategi pendampingan tim Faskel dan Korkot.

Rekomendasi : (1). Tim Faskel memastikan LKM dan petugas LKM (Sekretaris dan UPK) mengetahui

hasil pengukuran kinerja setiap bulan dan mempunyai RKTL perbaikan, (2). Askot MK memberikan

pemahaman tentang penjelasan pengukuran kinerja sesuai juknis pengukuran kinerja pembukuan dan

memastikan data yang diunggah 100% sesuai kondisi yang sebenarnya, (3). Tim Faskel memastikan

hasil pengukuran kinerja setiap bulan terdokumentasi dengan baik oleh LKM (3). Tim Faskel dan Askot

MK Hasil pengukuran kinerja menjadi alat penyusunan strategi pendampingan untuk mencapai target

kinerja MK.

24. Pinjaman Bergulir / Kredit Mikro

Kegiatan pinjaman bergulir di beberapa UPK di kota dan Kabupaten Malang dalam kondisi memuaskan

sedangkan Kota Sorong dalam kondisi kurang baik, hanya kelurahan Soop masih melaksanakan

kegiatan kredit mikro; kelurahan lainnya macet. Hal lain yang menjadi kelemahan atas pengelolaan

pinjaman dana bergulir diantaranya :(1) Penambahan modal dari BLM tidak diperbolehkan sampai

angsuran yang terhenti dapat ditarik kembali. (2) Penatakerjaan kartu pinjaman tidak lengkap seperti di

KSM Nadoli dan Mendi tidak diketemukan (3) Penatakerjaan kartu pinjaman tidak lengkap seperti

Kartu pinjaman KSM Nadoli dan Mendi (sorong) tidak diketemukan. (3) Penerima manfaat pinjaman

antara 30% - 40% adalah Non KK miskin (4) Kinerja RLF dibeberapa kelurahan tidak baik dengan

tingkat PAR PAR 97,4% (5) LKM dan UPK tidak mempunyai rencana perbaikan kinerja RLF dan

pemetaan KSM bermasalah sebagai data base pengelolaan pinjaman bermasalah (6) di Kota Malang dan

Kabupaten Malang terdapat pemberian pinjaman kepada Non KK miskin dengan maksimum pinjaman

di atas Rp. 3 juta.

Direkoemndasikan :(1) Korkot/Askot MK dan Tim Fasilitator agar mendorong kegiatan kredit mikro

berjalan sesuai aturan yang ada diantaranya melalui pendataan ulang anggota KSM, data status

pinjaman, dan penarikan kembali angsuran dengan jadwal dan struktur yang disesuaikan dengan

kemampuan anggota KSM. (2) Penyadaran dan pemahaman terkait pentingnya dan substansi pinjaman

bergulir dengan pendekatan "personanto person".(3)Administrasi pembukuan dan kredit mikro

termasuk Kartu pinjaman agar dipeliharakerjakan dengan tertib (4) Korkot/Askot MK dan tim

fasilitator agar mendorong BKM dan UPK membentuk tim penagih serta membuat rencana kerja

penagihan terhadap pinjaman bermasalah dengan melibatkan petugas Kelurahan/Desa dan PJOK. (6)

Korkot/Askot dan Tim Fasilitator agar memastikan dan memberikan pemahaman terkait aturan main

pinjaman dana bergulir hanya untuk KK miskin (PS2) dengan maksimum pinjaman Rp.3.000.000

Page 13: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

12

25. Audit Keuangan oleh KAP

BKM mengetahui bahwa atas kegiatan dan laporan keuangan BKM harus dilakukan audit oleh KAP,

untuk tahun buku 2012 sampai dengan triwulan 3 (Agustus – September 2013) hasil audit sudah keluar

opininya dan telah diinput oleh pendamping melalui SIM MK sebesar 94,8% dengan opini UO : 89,4%

dan QO : 10,5%. Kegiatan Audit LKM dituangkan dalam SPK antara KAP dan LKM, namun ada hal

yang perlu perhatian yaitu : (1) Hasil audit belum ditindaklanjuti oleh LKM, masih beranggapan setelah

audit dilakukan selesai kewajibannya dan kegiatan berikutnya dapat dilanjutkan kembali (2).

Pemahaman hasil Audit minimal QO harus ditindaklanjuti dan jika tidak berpengaruh terhadap

dilarangnya pemanfaatan BLM, termasuk jika masih ada penyimpangan dana yang belum terselesaikan

(3). Bukti kas keluar pembayaran audit tidak ditandatangani oleh auditor/KAP tapi oleh Pendamping.

Walau itu sementara namun secara administrasi dan akuntabilitas tidak dibenarkan (terjadi di Kota

Palu).

Rekomendasi : Pendamping (OSP dan Tim Faskel) memberikan pemahaman kepada LKM dan relawan

terhadap pentingnya Audit oleh KAP dan pentingnya untuk menindaklanjuti temuan-

temuan/rekomendasi hasil audit dan syarat pemanfaatan BLM PNPM Perkotaan dan memastikan bukti

pembayaran audit dikeluarkan oleh KAP dan pencatatan di buku kas sesuai tanggal pembayaran

26. Petugas Bidang Keuangan

Adanya pembelajaran antar UPK di Palu Selatan, sehingga diantara mereka memiliki media untuk saling

bertanya dan refleksi, Petugas UPK berjumlah sebagian besar lebih dari 1 orang dan ada pembagian

tugas yang jelas (Kota Palu) namun ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1). Masih lemahnya

koordinasi UPK dengan PK LKM, hal ini dikarenakan salah satunya karena sekretariatnya berbeda-

beda dan berdampak pada lemahnya pengendalian langsung dari LKM kepada UPK (2) Turn over yang

tinggi (sekretaris dan UPK) hal ini terjadi di Kota Palu. Dari 4 Kelurahan yang dikunjungi 3 kelurahan

mempunyai petugas sekretaris dan UPK baru (3) Pemahaman UPK tentang rumus LAR, PAR, ROI dan

CCr kurang baik dan secara umum pemahaman petugas (sekretaris dan UPK) masih kurang baik,

khususnya di Kabupaten Bulungan – Kalimantan Timur.

Rekomendasi : (1) Korkot memberikan penguatan kepada BKM tentang keorganisasian dan

pengendalian yang efektif kepada petugas LKM (Sekretariat, UPK, UPL dan UPS). (2). OSP dan Tim

Korkot, melakukan penguatan yang terencana sesuai pemetaan masalah dan kebutuhan CB, contoh :

inventarisir Sekretaris dan UPK yang baru, lakukan pemantauan pasca pelatihan dll. (3). Pemahaman

dari UPK atas indicator RLF (LAR, PAR, ROI, CCR) masih rendah. Mereka hanya tau dari rumus “

Format yang ada di computer “ namun sumbernya belum diketahui” (4). Khusus Kota Bulungan,

meminta kepada TL untuk memberikan teguran kepada Askot Mandiri, Askot MK, SF dan Faskel

Ekonomi karena pembukuannya yang tidak memadai.

27. Supervisi Pendamping

Uji petik yang dilakukan oleh Askot MK dan TA MK di Provinsi Kaltim, Sulteng dan DIY telah

dilakukan secara rutin dan pelaporan data melalui QS laporan bulanan TA MK dan melalui aplikasi SIM

MK setiap bulan selalu 100%, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) Uji Petik OSP dan

Korkot tidak efektif dilakukan, indikasinya adalah 2 kelurahan yang dikunjungi (besusu timur dan

tantura utara) adalah kelurahan terakhir yang dikunjungi terakhir oleh Askot MK (sumber data SIM)

namun masih ada banyak kekurangan/kesalahan mendasar terkait pengelolaan keuangan LKM oleh

sekretaris dan UPK, (2) Dukungan pendanaan uji petik khusus ekonomi belum maksimal dari

perusahaan.

Page 14: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

13

Direkomendasikan agar uji petik yang dilakukan OSP dan Askot MK berjalan efektif, dilakukan secara

rutin dan memilih lokasi berdasarkan progres dan pencapaian target bulanan dan TL dan PD

memfasilitasi pelaksanaan uji petik sesuai dengan kontrak yang ada, pembiayaan dapat dikeluarkan

sesuai perencanaan OSP.

28. Audit PNPM oleh ITDA

Pelaksanaan Audit oleh ITDA, Sampai dengan triwulan ke-3 tahun 2013 (september) adalah 98,9% dan

yang telah menyelesaikan laporan Audit ke Itjen sebesar 93,2% lainnya masih proses exit meeting.

Kegiatan Audit yang dilakukan oleh ITDA dapat menambah informasi program lebih banyak lagi,

mengingat Audit yang dilakukan oleh BPKP masih sedikit jumlah sample lokasinya. Pelaksanaan audit

oleh ITDA di Kota Palu, Kaltim, Kalsel (lokasi supervisi) dapat dikendalikan dan dapat berkoordinasi

dengan baik oleh OSP, namun demikian untuk perbaikan tahun depan ada hal-hal yang perlu

diperhatikan, yaitu : (1). Hampir 43% tim ITDA belum mendapatkan pelatihan audit PNPM Perkotaan

oleh BPKP sehingga merasa belum mempunyai kapasitas untuk melakukannya. Selama ini hanya

membaca pedoman saja. Salah satunya adalah yang dirasakan oleh tim ITDA Kota Kutai Kertanegara

yang sampai saat ini (September 2013 ) belum melaksnakan Audit. (2) Selain SK tim ITDA yang

terlambat juga ada keterbatasan waktu dan SDM Tim ITDA sehingga pelaksanaan audit tidak sesuai

dengan waktu akhir yang direncanakan terjadi di Kota Tarakan dan Bontang.

Rekomendasi : (1). Satker Pusat dan BPKP memfasilitasi pelaksanaan pelatihan bagi tim ITDA sebelum

melaksanakan Audit Tahun Buku 2013, selain untuk pesedrta yang belum pernah mendapatkan

pelatihan juga untuk TIM ITDA yang mengalami mutasi jabatan (2). Penerbitan SK tim ITDA oleh Itjen

PU tidak terlambat, sehingga pelaksanaan dapat dilakukan sesuai target waktu.

VII. INFRASTRUKTUR & SAFEGUARD

29. Buku pedoman/petunjuk teknis pelaksanaan infrastruktur masih belum merata diterapkan sebagai

acuan di lapang, indikasinya masih ditemukan adanya dokumen proposal kegiatan infrastruktur yang

masih menggunakan format-format yang dipergunakan seperti : outline proposal, format BAP2, dan

SP3 masih versi buku lama. Namun di Kota Ambon dan Kota Masohi Provinsi Maluku dan Kota

Jombang Jawa Timur sudah memakai format yang baru. Rekomendasi bagi wilayah yang belum

memakai format baru, untuk penyusunan proposal berikutnya diharapkan sudah memakai format baru.

30. Proposal yang disusun sudah sesuai dengan dokumen PJM, namun identifikasi awal tentang

pengurangan resiko bencana belum ada, termasuk belum mempertimbangkan safe guard lingkungan dan

sosial, di kel Gorbogan Kab Jombang Jawa Timur penanganan limbah kotoran sapi yang sebelumnya

adanya pencemaran lingkungan dan timbulnya bau, dengan adanya pengelolaan limbah secara komunal

yang bisa dimanfaatkan sebagai BBG untuk memasak di 4 KK. Di Kota Masohi Provinsi Maluku ada

kegiatan yang bertujuan untuk penanggulangan banjir rob, namun setelah dilihat pada dokumen PJM

tidak ada indikasi kegiatan tersebut. Perlu disosialisasikan kembali dan penguatan pemahaman tentang

Managemen pengurangan resiko bencana, mempertimbangkan safe guard lingkungan dan sosial

kepada pelaku program dan masyarakat.

31. Ceklist dampak lingkungan belum sepenuhnya menjadi kebutuhan proses pembangunan

infrastruktur, Rekomendasi: Ceklist dampak lingkungan segera dilengkapi pada proposal dan tindak

lanjut Tim Fasilitator, BKM (UPL) Mendampingi KSM Untuk melengkapi Proposal dengan melakukan

Ceklist bagi pelaksanaan kegiat yang berdampak pada kerusakan lingkungan.

Page 15: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

14

32. Kualitas Administrasi:

Pemahaman UPL/KSM terhadap proses/mekanisme perencanaan dan pelaksanaan kegiatan infrastruktur

sudah dipahami, hal itu terlihat dari penjelasan UPL/KSM di kelurahan yang dikunjungi rata-rata bisa

menjelaskan mulai tahapan penetapan prioritas kegiatan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

infrastruktur. Seluruh kelurahan kunjungan dokumen proposal KSM sudah menunjukkan kualitas yang

baik, hal itu terlihat dari hasil pemeriksaan pada dokumen proposal sudah terisi dengan lengkap. Secara

umum dokumen Proposal dan LPJ telah terisi lengkap, Namun administrasi ada beberapa koreksi

antara lain mengenai dokumen LKM masih tidak ada kelengkapan al: Proposal tidak adanya peta lokasi

kegiatan, dokumen LPJ tidak terdapat Rekap Realisasi dana namun pengisian sudah lengkap, masih

ditemukan koreksi tulisan yang memakai tipp ex dan terjadi coretan yang meragukan, dalam pembuatan

proposal kegiatan Lingkungan tidak melampirkan surat keterangan pemakaian lahan.(Surat Keterangan

Lahan Fasum ditanda tangani oleh Lurah). di Kel Mojongapit ditemukan LPJ kegiatan penyambungan

listrik sebanyak 34 unit/rumah masih belum dilengkapi kwitansi Rekomendasi Tim Fasilitator, BKM

(UPL) Mendampingi KSM Untuk melengkapi Proposal perbaikan administrasi tersebut.

33. Data investasi dan peta jaringan infrastruktur. Rata-rata keaktifan UPL cukup Baik, kecuali

beberapa tempat yang kuarng aktif. UPL belum punya data rekapitulasi pelaksanaan pemafaatan BLM

setiap tahun anggaran yang dilengkapin peta jaringan infrastruktur yang sudah dibangun oleh PNPM

Mandiri Perkotaan. Di Sulawesi Selatan di Kota Makassar dan Kab Goa data investai kegiatan

infrastruktur dari tahun 2007 sampai tahun 2011 khususnya di lokasi supervisi sudah tersedia di

sekretariat BKM, namun di Kota Ambon, Kota masohi Provinsi Maluku dan Jombang Provinsi Jawa

Timur belum ada. Rekomendasi untuk wilayah yang belum ada data investasi perlu adanya penguatan

akan pentingnya data inventasi tersebut dan . UPL perlu lebih diberi pembekalan dan pengetahuan

secara rutin hingga diharapkan mampu mandiri oleh Tim Faskel, dan para UPL dapat memiliki data

base seluruh kegiatan.

34. Penerapan Spesifikasi Teknis :

Temuan-temuan terkait dengan hal teknis infrastruktur antara lain :

Air bersih rata sangat baik kondisinya, namun tidak ada perawatannya, di Kota Ambon perpipaan

tidak ditanam dan instalasi listrik masing-masing pemanfaat memasang instalasi untuk pompa potensi

permasalahan antar pemanfaat dan tidak aman untuk anak kecil.

Pekerjaan MCK : Rata-rata di Kab Jombang Jawa Timur dan di provinsi Maluku rata-rata sudah

baik sesuai standart teknis.

Kegiatan Jalan: beton Rabat: Konstruksi kurang memperhatikan standar kualitas, Jalan rabat sudah

terjadi keretakan di beberapa titik, tidak ada perawatan , delatasi tidak ada . Jalan Paving dan

drainase kualitas cukup baik, namun pemeliharaan tidak dilakukan, di kab Jombang adanya

pembiaran tumbuhnya rumput disepanjang drainase tersebut.

RTLH: di Sulawesi Selatan secara umum hasil pelaksanaan pembangunan fisik dilapangan sudah

menunjukkan kualitas yang lebih baik dan memenuhi standar teknis yang dipersyaratkan, seperti

pembangunan rumah di kelurahan kampong buyan Kec Makasar Kota Makasar sudah dibuat dengan

memasang pondasi, sloof, kolom dan ringbalok sebagai kerangka utama sebuah bangunan rumah.

Namun Di beberapa lokasi di Ambon dan sebagian di Kab Jombang kegiatan rehap rumah masih

belum memenuhi syarat teknis,misalnya ukuran kayu untuk kuda-kuda masih memakai ukuran 5/7,

struktur rumah belum ada, misalnya kolom,sloop dan ring-balk belum diterapkan struktur tahan

gempa, rumah tidak ada fentilasi dll.

Page 16: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

15

Rekomendasi:

Perlu ditindak lanjuti pengamanannya pipa yang terbuka dan agar dibuatkan aturan main sesama

pemanfaat air bersih. agar tidak terjadi masalah sosial di kemudian hari,

Semua kegiatan infrastruktur harus disesuaikan dengan standart teknis.

Untuk kegiatan RTLH Perlu koordinasi/konsultasi dengan PU setempat mengenai pemilihan jenis

konstruksi saat desain maupun pelaksanaan khusus untuk RTLH khususnya menentukan harga satuan

minimalnya di masing-masing kota/kab.

35. Operasional dan Pemeliharaan. Untuk kegiatan MCK dan Air Bersih relatif bisa berjalan

dengan baik, untuk kegiatan lain masih belum berjalan, hasil kunjungan kesadaran masyrakat rasa

memiliki masih rendah, sehingga Tim O dan P hanya dibentuk tanpa aktivitas operasional dan

pemeliharaan. Di Kel Ngumpul Kab Jombang pada pembangunan paving block dan drainase (bangunan

tertutup rumput) tidak ada Pemeliharaan. Juga di Kota Ambon dan Masohi, pekerjaan, tandon air, jalan

rabat dan drainase kualitas cukup baik , namun tidak ada pemeliharaan, banyak tumbuh lumut dan

rumput.

Rekomendasi : Untuk pendampingan berikutnya diupayakan tidak terjadi lagi,dan perlu adanya upaya-

upaya sbb:

Dalam pendampingan di masyarakat perlu mengoptimalkan tentang memberikan pemahaman

tentang pentingnya O&P tersebut

Perlu dibangun kesadaran rasa memiliki sarana-prasarana yang sudah dibangun kepada

masyarakat.

Penguatan terhadap masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan prasarana yang dibangun

dengan membuat agenda pemeliharaan prasrana dari hasik kesepakatan rembug masyarakat .

36. Pelaku Program: Hasil Wrap Up, penguatan pemahaman substansi bidang infrastruktur ada

beberapa catatan al masih lemahnya Verifikasi dan Sertifikasi oleh Fasilitator, dan pengendalian

langsung oleh Askot dan KMW masih belum optimal, salah satu akibat menyebabkan rendahnya

kualitas Infrastruktur. Kualitas pembangunan infrastuktur sangat ditentukan oleh pemahaman pelaku

dalam melaksanakan kegiatan, pelaku pada tingkat konsultan maupun pada tingkat masyarakat dan

peran pemerintah daerah. Konsultan dari tingkat Tenaga Ahli, Askot Infra, dan fasilitator teknik

berfungsi sebagai penjaga substansi, teknis dan administrasi pelaksanaan kegiatan infrastruktur.

VIII. KELEMBAGAAN MASYARAKAT

37. Operasional BKM.

Temuan-temuan terkait dengan hal ini adalah :

BKM masih berjalan cukup baik, meskipun yang benar-benar aktif tidak sampai separuhnya,

pembukuan berjalan termasuk laporan pelaksanaan kegiatan tersedia.

BKM aktif melakukan rapat bulanan sebagi control UPK disamping Pengawasn dari BP UPK

LKM masih aktif, termasuk UP-UP

Masih lemahnya koordinasi UPK dengan PK LKM, hal ini dikarenakan sekretariatnya berbeda-beda

dan lemahnya pengendalian langsung dari LKM kepada UPK.

Page 17: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

16

IX. PENGEMBANGAN KAPASITAS

IX.1. Dukungan terhadap PRB-BM

38. Konsinyasi Pedoman dan Modul; Secara keseluruhan pelaksanaan konsinyasi berjalan cukup

baik. Kegiatan tersebut telah menghasilkan beberapa kesepakatan dan produk penting terkait PRBBM

diantaranya : 1. Pedoman Teknis PRBBM yang sudah direvisi, 2. Alur kurikulum pelatihan yang

temanya sudah disesuaikan dengan kebutuhan berbagai kegiatan pelatihan, 3. Tersusunnya draf modul

PRBBM, 4. Beberapa alternative pesan utama untuk sosialisasi PRBBM, 5.Beberapa alternative nama

program yang khas PNPM Mandiri Perkotaan. Dalam pelaksanaan konsinyasi masih terdapat beberepa

kelemahan, diantaranya Pada saat pembahasan baik pedoman maupun modul seringkali terjadi diskusi

yang berkepanjangan serta terjadi pengulangan-pengulangan, sehingga kedepan merekomendasikan

sebaiknya sebelum kegiatan konsinyasi modul dan bahan lainnya harus sudah matang terlebih dahulu

melalui pertemuan pembahasan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, pada saat konsinyasi tinggal

pembahasan akhir.

39. Pelatihan Fasilitator, Modul untuk pelatihan fasilitator telah disiapkan, Kurikulum tersusun

dengan 9 tema yang akan dilaksanakan dalam 55 JPL. Strategi komunikasi PRB-BM telah ada

kesepakatan tentang tujuan komunikasi, struktur pesan, pesan kunci secara program, strategi

penyampaian pesan dan beberapa alternatif identitas dari PRB-BM PNPM Mandiri Perkotaan, namun

pelaksanaan pelatihan PRBBM untuk fasilitator masih belum ada kejelasan menunggu amandemen

kontrak OSP lokasi PRBBM atau sumber alokasi dana lainnya. Tim merekomendasikan Untuk

pelaksanaan pelatihan PRBBM, KMP perlu memastikan ke Projek mengenai rekruitment fasilitator dan

amandemen kontrak OSP lokasi PRBBM atau sumber dana lainnya sebelum pelaksanaan kegiatan,

kejelasan tersebut sebaiknya ada paling lambat akhir Oktober 2013.

40. ToT pelatihan PRBBM, Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan ToT PRBBM ini telah

dilaksanakan dengan baik, peningkatan pemahaman dan kesadaran peserta mengenai konsep bencana

dan pentingnya penguarngan risiko bencana sangat baik dan pemahaman terhadap modul-modul

pelatihan PRBBM meningkat, berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, peserta merasa puas dan lebih

menyadari mengenai perlunya kepedulian terhadap pengurangan risiko bencana. Karena menurut

mereka bahwa hal ini merupakan pekerjaan yang sangat baik untuk membantu masyarakat agar siap

siaga dalam menghadapi bencana, saat ini bencana terjadi dimana-mana. Bencana tidak bisa dihindari

namun kita harus siap menghadap risiko yang diakibatkan dari adanya bencana tersebut. Secara

keseluruhan pemahaman peserta mengenai kebencanaan meningkat. Rata – rata nilai pre test sebesar 33

dan nilai post test sebesar 80, sehingga pemahaman peserta meningkat sebesar 47. Dalam pelaksanaan

kegiatan ini terdapat beberapa yang masih kurang, diantaranya :

a. Pedoman teknis dan Petunjuk teknis PRBBM yang tiba-tiba mengalami perubahan dengan waktu

ToT yang sudah ditentukan sehingga berimplikasi terhadap beberapa konsep PRBBM yang belum

disepakati oleh semua pihak, Belum disepakatinya antara world Bank dan GOI mengenai out put

kegiatan PRBBM antara RPLP dan RTPRB berimplikasi terhadap modul terutama pada kegiatan

pemetaan swadaya dan penyusunan dokumen perencanaan, karena diantara kedua dokumen

tersebut mempunyai pendekatan yang berbeda. Tim Merekomendasikan agar KMP harus

secepatnya melakukan finalisasi pedoman teknis dan petunjuk teknis PRBBM sebelum pelaksanaan

pelatihan fasilitator di lapangan, paling lambat akhir oktober 2013

b. Dari sisi pencairan dana BLM PRBBM, masih belum adanya kejelasan apakah mengikuti PMK

atau tidak, terlebih pada pencairan dana tahap I, ada sejumlah dana yang dicairkan untuk

Page 18: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

17

pelaksanaan pembangunan namun dokumen perencanaan belum tersusun, sehingga tidak menutup

kemungkinan akan dilaksanakan setelah bulan Maret 2014, dan hal ini akan menjadi temuan karena

betentangan dengan PMK 168. Tim Merekomendasikan KMP segera mengkomunikasikan dengan

PPK wilayah 2 mengenai mekanisme pembiayaan kegiatan. Pada saat konsolidasi pelatihan

PRBBM di tingkat Provinsi, sebaiknya ada perwakilan dari KMP yang datang ke lokasi untuk

menginformasikan lebih lanjut mengenai konsep dan kebijakan yang masih belum final. Sehingga

pada saat pelatihan fasilitator semua informasi baru yang menyangkut kebijakan dapat dipahami

secara utuh.

c. Lokasi kegiatan ToT yang jauh dari keramaian, berimplikasi terhadap mudah jenuhnya peserta

dalam mengikuti kegiatan serta jauhnya jangkauan dari kehadiran narasumber. Kedepan Tim

Merekomendasikan untuk menentukan lokasi kegiatan diperlukan pertimbangan yang lebih matang

lagi sehingga lokasi kegiatan lebih mudah terjangkau serta dengan dengan keramaian, disamping

itu dapat mudah menghadirkan narasumber dari Satker atau PPK untuk memberikan pengarahan

pada saat pelaksanaan kegiatan.

IX.2. Selaras-Aceh

41. Konsinyasi Pedoman dan Modul, Secara keseluruhan konsinyasi berjalan cukup baik dan

menghasilkan beberapa kesepakat dan produk penting terkait Program SELARAS diantaranya. 1)

Pedoman Teknis Program SELARAS, 2) Pembahasan kurikulum dan modul pelatihan Fasilitator untuk

Program SELARAS. Kurikulum tersusun dengan 7 tema 18 Topik diluar Belajar Bersama yang akan

dilaksanakan dalam 62 JPL, 3) Pembahasan Strakom Program SELARAS dengan penyepakatan tentang

tujuan, komunikasi, struktur pesan, pesan kunci secara program, mengembangkan media sosialisasi dari

Program SELARAS, 4) pengembangan kegiatan PPMK untuk kegiatan ekonomi di Aceh, 5). Nama

Program SELARAS, Slogan SELARAS MAKIN HEBAT. Pembahasan kurikulum dan modul Selaras

ini terlihat lebih lancar dibanding dengan PRBBM, hal ini karena sebelum kegiatan konsinyasi

dilakukan penyusunan dan pembahasan terlebih dahulu dengan pihak world Bank secara menerus,

sehingga pada saat konsinyasi tinggal pembahasan. Walaupun telah disusun modul dan pedoman, hal ini

masih perlu dilakukan uji coba, karena belum tentu isinya sesuai dengan karakteristik budaya di Provinsi

Aceh. Tim merekomendasikan Untuk dilakukan uji coba modul pelatihan dan media sosialisasi

Program SELARAS, KMP perlu memastikan ke proyek siapa yang akan memandu, finalisasi kurikulum

dan modul, tanggal pelaksanaan, undangan untuk uji coba modul.

42. Uji coba Modul dan Media sosialisasi, Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan ini telah

dilaksanakan dengan baik, kegiatan telah menghasilkan beberapa hal diantaranya ; a) Melakukan uji

coba modul pelatihan dan media sosialisasi program selaras baik kepada Fasilitator maupun kepada

masyarakat pada tanggal 23 – 24 September 2013, b) Melakukan mini workshop kepada Pemerintah

Kota/Kabupaten, Perguruan tinggi, LSM, kelompok peduli lainnya untuk mendapatkan masukan dan

dukungan terhadap pelaksanaan program selaras pada tanggal 26 September 2013. C) Mendapatkan

masukan dari Fasilitator/Konsultan, masyarakat, Pemerintah Kota/Kabupateh dan kelompok Peduli

terhadap Modul, media sosialisasi dan pelaksanaan Program selaras di Aceh.

Pada pelaksanaan uji coba modul untuk pelatihan Fasilitator dilaksanakan di Banda Aceh dan

Meulaboh, modul yang diuji cobakan adalah modul : Konsep Gender dan Gender Dalam

Penanggulangan Kemiskinan; untuk masyarakat dan konsultan. Pelaksanaannya mendapatkan

penerimaan yang positif dari peserta, terlihat dari hasil evaluasi topik kedua materi ini yang menunjukan

baik dan sangat baik. (Aspek yang Dinilai : 1) Pemahaman anda terhadap materi yang disampaikan

pemandu, 2) Kesesuaian materi pelatihan dengan kebutuhan anda, 3) Penguasaan terhadap materi yang

disampaikan, 4) Sistematika dalam penyampaian, 5) Pengelolaan waktu dalam menyampaikan materi ,

Page 19: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

18

6) Pemberian kesempatan bertanya kepada peserta, 7) Kerendahan hati. Dalam pelaksanannya terdapat

beberapa masukan Fasilitator/Konsultan, masyarakat, Pemerintah Kota/Kabupateh dan kelompok Peduli

terhadap Modul, media sosialisasi dan pelaksanaan Program selaras di Aceh. Tim merekomendasikan

KMP segera melakukan revisi berdasarkan masukan tersebut paling lambat tanngal 21 Oktober 2013

IX.3. P4-IP

43. Training of Trainer P4IP, Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan training of trainer P4IP ini

telah dilaksanakan dengan baik, peningkatan pemahaman peserta mengenai P4IP dan modul-modul

pelatihan P4IP meningkat. Ada hal yang sangat menarik dengan jauhnya lokasi nginap dengan kelas

tempat belajar, yaitu seluruh peserta sudah berada di ruang kelas, 15 menit sebelum waktu kegiatan.

Tidak ada peserta yang terlambat. Melalui kegiatan ToT P4IP ini terjadi kekompakan yang sangat baik

antara TA Pelatihan dan Infrastruktur terbukti dari pembahasan modul dan penyusunan rencana kerja

serta pembagian peran yang seimbang, diharapkan sikap seperti ini dapat berlanjut terus pada saat

pendampingan di masing-masing wilayahnya. Beberapa materi infrastruktur yang masih menggunakan

aturan yang berlaku pada PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan beberapa penyepakatan bersama untuk

disesuaikan pada kegiatan P4IP, seperti pembelian kayu, pengadaan barang dan jasa, penyusunan RAB

bukan DED, swadaya masyarakat. Motivasi diakhir kegiatan ToT P4IP meningkat dengan dilakukannya

penutupan yang sangat membangun suasana oleh peserta, serta komitmen peserta untuk mengawal

kegiatan P4IP ini dengan baik. Dari pelaksanaan tersebut terdapat beberapa kekurangan diantaranya :

a. Beberapa peserta merasa kurang puas dengan lokasi kegiatan P4IP karena tidak disediakan

perlengkapan mandi, walaupun sebelumnya sudah disampaikan pemberitahuan namun masih ada

peserta yang tidak membawa perlengkapan mandi. Tim merekomendasikan Pelaksanaan kegiatan

ToT kedepan, sebaiknya KMP mencari tempat yang refresentatif, disamping peserta dapat

mengikuti kegiatan di kelas, sebaiknya peserta juga mempunyai kesempatan untuk jalan-jalan di

luar jam materi.

b. Persoalan rekrutmen, dibeberapa wilayah khususnya DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah dan Jawa Timur kesulitan untuk mendapatkan fasilitator sesuai dengan kriteria pada

rekrutmen Fasilitator P4IP. Merekomendasikan Diperlukannya strategi atau kebijakan khusus bagi

Provinsi-Provinsi yang mengalami kesulitan dalam rekrutmen fasilitator P4IP.

c. Masih belum adanya kejelasan pada saat pelaksanaan ToT P4IP mengenai POK berimpilkasi

terhadap penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan pelatihan P4IP disetiap Provinsi. serta tidak

dialokasikannya transport lokal untuk peserta, padahal rentang wilayahnya sangat luas. Tim

Merekomendasikan Mekanisme pelatihan P4IP di masing-masing Provinsi, diserahkan kepada

Satker dan OSP, karena tidak adanya transport lokal untuk peserta dimungkinkan dalam satu

Provinsi terhadap beberapa cluster pelatihan P4IP.

IX.4. Sosialisasi

44. Partisipasi, PNPM Mandiri Perkotaan identik dengan penyusunan rencana masyarakat dalam

penanggulangan kemiskinan. Hal ini setidaknya diwakili dalam jawaban yang diberikan oleh 34,5%

responden. Sementara itu, kegiatan rembug warga menjadi kegiatan yang paling banyak dipilih

responden saat ditanya tentang kegiatan yang pernah diikuti di PNPM Mandiri Perkotaan. Sebanyak

34,5% responden memilih jawaban rembug warga. Disusul dengan jawaban penyusunan rencana

penanggulangan kemiskinan yang dipilih 31% responden. Direkomendasikan untuk mengoptimalkan

kegiatan pertemuan Pelaku dengan warga/KSM untuk membahas pesan tujuan akhir tidak hanya hal

teknis (tujuan antara). Penguatan peran perempuan dan mengembangkan pertemuan-pertemuan

perempuan baik yang sudah ada atau baru terutama untuk pengambil keputusan dalam setiap rembuk

dan media sosialisasi.

Page 20: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

19

45. Informasi PNPM MP, informasi tentang PNPM Mandiri Perkotaan banyak diketahui dari

penjelasan konsultan. Jawaban untuk pertanyaan nomor tiga ini dipilih 18 orang responden atau 62,1%.

Secara langsung ini memperkuat hasil FGD yang menyebutkan, para anggota BKM banyak bergantung

kepada Faskel untuk mendapatkan informasi. Selain melalui Faskel, sumber informasi yang dijadikan

rujukan para responden adalah kegiatan pertemuan warga. Jawaban yang dipilih oleh responden tidak

bisa dijadikan kesimpulan bahwa sumber informasi lainnya tidak penting. Ini dikarenakan para

responden sebagian besar merupakan anggota BKM, KSM, relawan. Sangat wajar kalau mereka

bergantung pada Faskel untuk mendapatkan informasi. Merekomendasikan agar dibentuk agen-agen

sosialisasi ditingkat masyarakat sehingga informasi Program dapat lebih banyak menyebar. Agen

sosialisasi tersebut diambil dari orang yang dapat dianggap sumber informasi oleh masyarakat lainnya,

misalnya relawan, Ketua RT/ RW. Dll.

X. KEMITRAAN

46. Kemitraan kegiatan pinjaman bergulir. Dalam kerangka keberlanjutan program sudah

dilakukan upaya-upaya untuk menggali pendanaan kegiatan melalui channeling program dengan pihak

swasta/instansi. Di Kota Ternate BI sudah menyalurkan bantuan (CSR) untuk air bersih (Rp. 100 jt).

Channeling dengan Jamsostek dilakukan dalam bentuk pinjaman bergulir (tanpa agunan) dengan bunga

yang sangat rendah. Belum ada channeling dengan Bank BRI.

47. Kemitraan kegiatan Infraastruktur. LKM dengan segala keterbatasannya berhasil

memanfaatkan potensi, peluang kemitraan untuk KSM/Panitia dengan usaha pengeboran minyak

Pertamina, berupa kegiatan infrastruktur pembangunan Posyandu dan lainnya (Kel. Pulau Bunyu Timur

dan Kel. Pulau Bunyu Selatan, Kab. Bulungan).

48. Kemitraan kegiatan Sosial. KSM dan pelaku lainnya sudah berhasil didorong mengikuti kegiatan

pelatihan yang diadakan pihak swasta

XI. PENYERAPAN DANA

49. DIPA PIP. Pemanfaatan BLM tahun 2012 (Percepatan) terlambat; ada kelurahan yang baru

selesai Juni 2013. Pencairan BLM TA. 2013 Tahap-1 sejak Mei 2013 tetapi pemanfaatannya baru

September 2013, bahkan ada 3 kelurahan yang masih belum dimanfaatkan (a.l. Kel. Klasaman).

Keterlambatan pemanfaatan karena proses verifikasi proposal di tingkatg Korkot yang lama (Sorong).

Verifikasi proposal (langsung) oleh TA Infrastruktur di Manokwari, karena Askot Infra berkedudukan di

Sorong. Tidak ada dukungan finansial untuk supervisi oleh TA ke Manokwari. Percepatan realisasi dan

proses pemanfaatan BLM. Penguatan kapasitas KSM, UPK, Faskel Infra dalam penyusunan proposal.

Penyusunan proposal contoh (typical) masing-2 jenis infrastruktur untuk Faskel. Percepatan proses

verifikasi proposal oleh Askot dan TA Infrastruktur.

Page 21: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

20

50. Fixed Cost Pelatihan Masyarakat. Pemanfaatan BLM untuk pelatihan masyarakat; memerlukan

pelatih (fasilitator) yang sangat intensif. Direkomendasikan agar penguatan kapasitas Faskel (terutama

yang baru) sebagai pelatih dan fasilitasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelatihan.

51. Pemenuhan DDUB. Secara bertahap Pemkot Ternate tetap berkomitmen untuk menutup

kekurangan DDUB 2008-2009. TA. 2013 dan TA. 2014 Walikota sudah memberikan komitmennya

untuk menganggarkan DDUB melebihi Pagu DDUB yang ditetapkan; kelebihan ini dimaksudkan untuk

menutup kekurangan DDUB sebelumnya. Direkomendasikan agar Korkot secara lebih intensif

memfasilitasi Pemkot dalam penganggaran, pemanfaatan dana di lapangan dan pelaporannya.

XII. SIM (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)

52. Entry Data. Pengisian (entry) data hasil kegiatan masyarakat dalam aplikasi SIM lambat. Agar

dilakukan percepatan entry data oleh Asmandat Korkot dengan supervisi OSP.

XIII. PPM (PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT)

53. Media Pengaduan. Ada kotak pengaduan di 3 (tiga) Desa yang dikunjungi, serta Pemerintah

Desa terlibat aktif dalam penyelesaian masalah yang ada di wilayahnya. Dan masyarakat sangat

senang/apresiasi dengan adanya PNPM MPkt masuk ke wilayahnya.

54. Penanganan Pengaduan. Penyelesaian penanganan pengaduan sudah benar dengan musyawarah

untuk mencapai mufakat serta melibatkan pihak terkait.

55. Hal negatif yang muncul adalah buku pengaduan tidak ada sehingga pengaduan yang disampaikan

secara lisan tidak tercatat. Apresiasi terhadap Program tidak tercatat pada SIM PPM lokus. Pengaduan

ada di masyarakat tetapi bukan bersifat masalah sehingga tidak di catat dalam buku pengaduan.

Direkomendasikan dalam pelatihan masyarakat untuk materi PPM hendaknya penekanan kepada

masyarakat sebagai subyek dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program.

56. Temuan BPKP. Terhadap sisa temuan BPKP sampai dengan Tahun 2012, masih ada 3 LHA

yang belum tuntas. 1 LHA (LHA-99/PW19/2/2005) sebenarnya bukan wilayah PNPM Perkotaan,

sisanya (LAP-36/PW19/2/1007 dan LHA-198/PW19/2/2012) masih dalam proses penyelesaian (Kota

Palu). Direkomendasikan agar TA MK /Korkot memfasilitasi Penyelesaian temuan BPKP; memastikan

LHA TB 2012 oleh KAP diterima LKM dan tersimpan di sekretriat LKM serta bukti pembayarannya.

XIV. PROGRAM BARU

XIV.1. P4-IP

57. Askot & Faskel. Rekruitmen Faskel P4-IP telah dilaksanakan; jumlah pelamar yang lolos

memenuhi kuota : 10 orang untuk Sorong dan 4 orang untuk Manokwari. Sebanyak 2 orang

Page 22: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

21

mengundurkan diri sebelum pelatihan selesai; 1 orang di Sorong dan 1 orang di Manokwari. Faskel P4-

IP telah dimobilisasi dan berkoordinasi dengan Tim Faskel Reguler.

Melaksanakan rekruitmen lagi untuk memenuhi kekurangan 2 Faskel. Orientasi tugas pendampingan

masyarakat, terutama kegiatan infrastruktur, dan pembagian tugas diantara tim Faskel.

58. Kegiatan Persiapan. Telah dilaksanakan pertemuan PPK, BKM, Korkot, dan Faskel di tingkat

Kota Sorong; sedangkan di Manokwari belum. Kegiatan persiapan, a.l. : pertemuan sosialisasi tingkat

kelurahan, review PJM & Renta Pronangkis, penetapan prioritas kegiatan infrastruktur, penyusunan

proposal, dan pemberkasan pengajuan BLM, belum dilaksanakan sehingga diperkirakan jadwal

(nasional) pencairan dana tanggal 5 Oktober 2013 tidak dapat dipenuhi. Direkomendasikan agar

melaksanakan pertemuan koordinasi tingkat kota untuk Kabupaten Manokwari. Penyusunan jadwal dan

percepatan pelaskanaan kegiatan tahap persiapan di masyarakat.

59. Dana BLM P4-IP. Dana BLM dalam DIPA untuk Kab. Manokwari tersedia Rp. 750 juta; hanya

cukup untuk 7 kelurahan BLM Tahap-1. Kebutuhan dana BLM Tahap-1 untuk 30 kelurahan di Kota

Sorong tersedia dalam DIPA sebesar Rp. 4,5 Miliar. Revisi DIPA untuk BLM Kab Manokwari dan Kota

Sorong hingga tercukupi kebutruhan BLM 100%

XIV.2. UKP4

60. Implementasi. Adanya keterambatan progress pembangunan infrastruktur sasaran UPK4; dari 14

kelurahan terealisasi 100% ada 1 kelurahan. Agar dilakukan percepatan pelaksanaan kegiatan

infrastruktur di lokasi sasaran UPK4. Entry data secara bertahap sesuai progres dan dokumen yang

tersedia.

XV. KAJIAN (STUDI)

XV.1. Safeguard Lingkungan

61. Pengumpulan data dan hasil sementara.

Respon dari BKM, UPL, TIPP dan KSM sangat baik terhadap kajian safeguard lingkungan ini. Hampir

seluruh pertanyaan bisa dipahami dan dijawab dengan baik oleh responden. Responden relatif jujur

menjawab pertanyaan sesuai dengan yang mereka lakukan dan alami saat memfasilitasi/mengerjaakan

pembangunan infrastruktur di PLPBK. Pembangunan infrastruktur PLPBK relatif konsisten pada

perencanaannya mulai dari RPLP; RTPLP; DED maupun Proposal KSM.

Responden merasa belum memiliki pengetahuan tentang banyak hal di safeguard lingkungan ini, karena

memang belum mendapat penguatan dari tim faskel ataupun pihak lain. Responden agak sulit

membedakan antara UKL dan UPL dengan pertanyaan-pertanyaan yang hampir sama. Ternyata proses

perencanaan mulai dari RTPLP; DED kurang partisipatif, hal ini dapat dilihat dalam pembangunan

Kandang Sapi Komunal, antara perencanaan dengan pelaksanaan tidak sama. Masyarakat merasa tidak

diajak konsultasi tentang design/gambar yang dibuat. Tim Korkot sampai dengan tim fasilitator belum

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang safeguard lingkungan. Dokumen

safeguard yang ada baik di proposal maupun di lembar sertifikasi hanya sebatas tekstual. BKM tidak

bisa menjamin penerima manfaat langsung dari kandang komunal adalah warga miskin yang ada dalam

daftar PS2. Daftar Penerima Manfaat di Proposal ada 80 orang; Daftar Anggota Kelompok Kandang

Komunal 50 orang; 50 orang ini terdapat warga yang tidak miskin.

Page 23: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

22

Direkomendasikan agar perbaiki daftar pertanyaan kajian dengan memperjelas beda pertanyaan-

pertanyaan di UKL dan UPL. Buat pertanyaan dengan bahasa yang dimengerti orang awam, termasuk

istilah-istilah khusus di safeguard (leachete; air puncak; dll).

XV.2. Kajian Kelembagan BKM.

62. Kegiatan kajian kelembagaan, dengan lokasi kajian di Provinsi NTT (Ngada dan Kupang) tersebar

di 5 kelurahan/desa dan Provinsi Bali (Badung dan Denpasar) di 4 kelurahan/desa. Dari hasil sementara

kajian kelembagaan, secara keseluruhan menunjukan hal yang positif, diantaranya beberapa BKM

secara organisasi sudah cukup baik, diantaranya diindikasikan dengan administrasi dan kesekretariatan

yang cukup baik, adanya pertemuan rutin antar anggota BKM, hampir seluruh BKM yang dilihat

memiliki hubungan yang baik dengan Aparat Pemerintah setempat, diantaranya dengan melibatkan

mereka dari mulai perencanaan bahkan terjun monitoring kegiatan bersama-sama BKM. Khususnya di

Kabupaten Ngada, Banyak sumberdaya alam yang masih belum tergali dengan baik, misalnya Rempah-

rempah, kopi, hasil pertanian dll.Modal sosial yang sangat tinggi, mengingat mereka sangat menjunjung

tinggi adat istiadat, diindikasikan dengan a) Ada perkampungan adat, b) ada tradisi pertemuan-

pertemuan rutin, seperti mingguan dlm malam wajib, tahunan dalam Pesta Reba, dan pertemuan-

pertemuan lainnya. C) Ada juga Arisan Pendidikan yang disebut dengan Papa Dho'o, yaitu Arisan yang

bertujuan untuk membiayai anak-anak anggota suatu kelompok untuk menempuh pendidikan pada

jenjang tertentu, bahkan sampai perguruan tinggi. d) Ada tradisi lumbung padi di setiap perkampungan

adat, sebagai cermin tradisi menabung di masyarakat.

63. Partisipasi. Dari sisi Partisipasi, Pelibatan/partisipasi masyarakat yang cukup tinggi, hampir di

setiap kegiatan BKM, keterlibatan masyarakat cukup baik, mengingat kerukunan yang masih tinggi

karena hubungan kekerabatan dan aturan adat istiadat yang masih dijaga dengan baik. Beberapa BKM

sudah mulai belajar menjalin kemitraan, misalnya di Kabupaten Ngada dengan Replikasi program

PAKET (PAKEM). Secara umum, adanya kelembagaan masyarakat yang sudah dibangun oleh program,

turut memberikan warna terhadap kelembagaan lokal yang ada, dan kemanfaatannya juga dirasakan oleh

masyarakat.

64. Layanan BKM/LKM. Dari sisi pelayanan warga miskin, Mayoritas BKM telah mampu

menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Namun

yang perlu diperhatikan adalah masyarakat harus lebih dilibatkan dalam proses-proses pengambilan

keputusannya. Di samping itu BKM masih belum dapat mengidentifikasi secara presisi, berapa jumlah

KK miskin PS 2 yang telah terlayani dan berapa lagi yang belum terlayani. BKM mampu membuktikan

efektivitas dan efisiensi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan. Hal ini setidaknya dibuktikan oleh

BKM dalam pembangunan infrastruktur yang terbukti lebih mengena, tepat waktu, tepat sasaran dan

berbudget lebih rendah dibandingkan jika dikerjakan oleh kontraktor. Masyarakat bahkan meyakini

derajat ketepatan sasaran dan murahnya melebihi 30 % karena dibangun secara partisipatif bersama

masyarakat secara gotong-royong. Hal yang sama juga dibuktikan pada pelaksanaan kegiatan ekonomi

dan sosial meskipun derajat ketepatan sasaran dan efisiensinya lebih rendah ketimbang infrastruktur.

65. Pemahaman, Masih sangat minim penggalian pengetahuan-pengetahuan baru yang berbasis

pengetahuan lokal, Tim merekomendasikan Perlu mendorong proses belajar dari Lapangan, dan

menyusunnya menjadi bentuk-bentuk pengetahuan baru yang bermanfaat untuk BKM dan juga seluruh

pelaku

Page 24: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

23

66. Anggaran Dasar, Masih banyak Anggaran Dasar yang tidak mengikuti perkembangan kebutuhan

dan juga minimnya adopsi aturan main program menjadi aturan main masyarakat, merekomendasikan

Perlunya Review AD & Mengembangkan Aturan Lokal sesuai kebutuhan setempat.

67. Administrasi, Pada umumnya struktur administrasi Arsip dan Kesekretariatan BKM kurang

tertata, merekomendasikan Segera perbaiki struktur administrasi arsip dan kesekretariatan BKM,

minimal KMP merumuskan standar administrasi yang harus ada seluruh BKM.

68. Kemitraan, Kemitraan BKM masih memanfaatkan fasilitasi program-program SKPD dan belum

banyak kemitraan dengan inisiasi BKM sendiri. Rata-rata kemitraan yang dibangun oleh BKM bukan

merupakan kemitraan yang dibangun secara terrencana namun diawali secara personal. Namun hasilnya

cukup bagus pada sejumlah BKM ketika telah berhasil bermitra dengan dunia usaha, apalagi swasta

internasional. Beberapa BKM juga berhasil bermitra memfasilitasi pendidikan dasar dimediasi oleh

kader-kader PKK yang juga menjadi relawan dan anggota BKM. Sebagaimana terlihat pada kemitraan

antara BKM Dalung Kab Badung dengan Yayasan Cening Bali (Cening Bali foundation) Australia yang

membiayai anak-anak sekolah yang kurang mampu. Program ini lumayan berkelanjutan karena

diberikan tiap tahun kepada tiap siswa miskin baru. Besarnya Rp. 100 ribu per siswa ditambah US 5

dollar untuk tabungan yang hanya bisa diperuntukkan bagi biaya pendidikan. Hal ini menunjukan Masih

minimnya variasi kegiatan kemitraan lokal. Tim Merekomendasikan Fasilitasi dan mendorong berbagai

bentuk kegiatan kemitraan dengan berbagai pihak untuk peningkatan kapasitas BKM

69. Dana Bergulir, Sejumlah KSM ekonomi produktif yang telah meningkat pendapatannya

(dibuktikan dengan LAR, PAR serta collateral) yang bagus dapat meminjam lebih dari Rp 1 juta.

Namun jika telah mencapai lebih dari Rp 2 juta dichannelkan dengan BRI. Sejumlah KSM telah

diakseskan ke BRI. Di beberapa wilayah terjadi kemacetan, Pelatihan Pengembangan Kapasitas KSM

belum teridentifikasi dengan baik sesuai kebutuhan KSM, terbukti beberapa KSM tidak berkelompok

dengan teman-teman yang sesuai kapasitasnya masing-masing. Sebagian anggota KSM memiliki usaha

yang tidak sejenis dan mengakses dana BLM secara individual. Beberapa alumni pelatihan bahkan

dilepas di pasar kerja, sebelum dikelompokkan dalam KSM. Dibutuhkan peran-peran BKM untuk

melembagakan peran-peran pengembangan kapasitas dan pengorganisasian SDM yang memperkuat

modal sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terukur secara IPM, Minimnya inovasi

peningkatan kinerja dana bergulir terjadi dibeberapa wilayah. Tim Merekomendasikan KMP Perlu

mengembangkan strategi baru pengelolaan dana bergulir, untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan

UPK, misalnya dengan mendorong pengembangan KSM dengan mentradisikan kebiasaan menabung

sebelum mengakses dana bergulir. BKM di dorong memperbanyak pelatihan-pelatihan peningkatan

kapasitas agar mempermudah peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin sebelum mengakses dana

bergulir. Saran ini dikemukanan masyarakat seiring harapan agar syarat administrasi BKM lebih

dipermudah agar warga miskin mampu mengakses program-program BKM. BKM harus lebih mentaati

ketentuan AD dan ART secara tegas, termasuk dalam penerapan reward and punsihment. Terkait hal ini,

dalam konteks pengelolaan dana bergulir, para responden menginginkan agar UPK lebih giat lagi dalam

penanganan penagihan pinjaman kepada KSM-KSM yang menunggak sehingga KSM-KSM yang lancar

pengembalian pinjaman dapat menerima dana pinjaman bergulir di antrian selanjutnya.

Page 25: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

24

XVI. MANAJERIAL OSP & KORKOT

70. Uji Petik Korkot. Pengelolaan kegiatan uji petik masih lemah baik ditingkat OSP (Prov. Jatim)

dan Korkot. Pelaksanaan uji petik OSP dan Korkot baru berjalan untuk Triwulan-1; hambatan terjadi

karena Laporan SPPD dari Korkot masih belum lengkap. Uji petik yang dilakukan di Korkot adalah uji

petik pemanfaatan BLM sedangkan uji petik siklus belum dilakukan. Hasil uji petik Korkot tidak

dikonsolidasi di tingkat Provinsi.

Direkomendsasikan agar memberikan penguatan kapasitas dan dukungan kepada tim Korkot

berdasarkan peta masalah yang diperoleh dari Uji Petik Tim OSP maupun analisa hasil uji petik tim

korkot.

71. Uji Petik OSP Provinsi.

Temuan-temuan tentang uji petik antara lain :

Pengelolaan kegiatan uji petik masih lemah baik di tingkat OSP (Prov. Maluku Utara) dan Korkot.

Selama tahun 2013 belum ada realisasi kegiatan uji petik siklus (basis pendanaan kontrak OSP) baik

yang dilakukan OSP maupun ditingkat Korkot akibatnya kegiatan pemantauan terhadap kualitas

maupun ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan siklus (Master Schedule) sangat lemah.

Sejak mobilisasi OSP Provinsi, para Tenaga Ahli belum melaksanakan uji petik karena adanya

kendala administratif penganggaran. Dalam kontrak dialokasikan dana uji petik TA dengan

perjalanan dari Sorong ke Manokwari (PP); sedangkan para TA berkedudukan di Manokwari.

Perubahan penganggaran dalam proses revisi kontrak (dalam amandemen).

Biaya uji petik untuk tim tenaga ahli OSP maupun tim korkot telah disampaikan sesuai dengan

besaran yang ada dalam kontrak.

Realisasi Usulan Uji Petik sangat minim baik untuk tim Tenaga Ahli OSP maupun untuk tim Korkot.

Dari awal mobilisasi OSP-7 di Bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013 : untuk Tim

Tenaga Ahli Provinsi baru 1X di bulan Juni 2013 untuk 3 tenaga ahli, dan untuk tim Korkot baru

terealisir 1X dengan capaian 4,6% di bulan Juni 2013.

Tim OSP telah menyusun rencana pengendalian langsung/Uji Petik sesuai dengan ketentuan project.

PD tidak memastikan dukungan manajemen terhadap kebutuhan pembiayaan program dilakukan

secara tepat waktu.

OSP kurang intensif dalam memberikan support kepada tim korkot, dengan indikasi diantaranya; a).

Kurang maksimal memfasilitasi uji petik korkot, b). Tidak maksimal melakukan pengendalian uji

petik tim korkot, c). Tidak memberikan feedback kepada tim korkot terhadap hasil uji petik baik

yang dilakukan oleh tim OSP maupun oleh tim korkot sendiri melalui laporan uji petik yang

harusnya direspon dan dianalisis oleh tim OSP, dan d). Tidak melakukan feedback dari hasil uji petik

berupa penguatan/pengembangan kapasitas kepada tim korkot sesuai dengan persoalan dan

permasalahan yang dihadapi tim korkot.

72. Administrasi Personalia.

Kontrak manajemen OSP 7 Provinsi NTB telah disosialisasikan dengan semua personil tenaga ahli dan

tim korkot. Semua personil OSP telah dimobilisasi dan menyusun rencana kerja. Tim OSP telah

memberikan dukungan kepada Satker dan PPK P2KP Provinsi NTB dalam hal administratif

73. Kelengkapan Personil.

Posisi Team Leader OSP Provinsi Papua Barat kosong sejak Juni 2013 dan sedang dalam proses

persetujuan pergantian. Team Leader baru yang sudah ditetapkan tetapi belum bisa dimobilisasi karena

Page 26: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

25

pendanaan untuk personil tersebut dikaitkan dengan amandemen kontrak yang saat ini belum selesai.

Mendemobilisasi tenaga ahli untuk kepentingan manajemen OSP, TA SIM didemobilisasi untuk

ditempatkan di project yang lain tanpa mempertimbangkan kinerja OSP selanjutnya

Direkomendasikan agar : ada percepatan proses amandemen kontrak OSP-9atau surat tugas kepada TL

baru sambil menunggu amandemen. Rekomendasi PPK atas usulan demobilisasi personil OSP perlu

diperketat, bagian dari penilaian terhadap komitmen dan kinerja OSP

74. Kuota Personil OSP. TA LG, Asisten CD Mandiri dan seorang Faskel Sosial Kab Manokwari

mengundukan diri sejak September 2013. Agar dilakukan rekrutmen TA LG, Askot CD Mandiri dari

internal tim dan untuk Faskel dari luar.

75. BOP Korkot. BOP Tim Korkot telah disampaikan sesuai dengan nilai yang ada dalam kontrak.

Pembukuan BOP tidak dilakukan sesuai SOP, tim korkot hanya membuat LPJ BOP. Pembayaran BOP

tim korkot selalu terlambat dari jadwal yang telah disepakati. Agar dilakukan optimalisasi peran PD

dalam menjembatani komunikasi antara manajamen dengan kebutuhan lapang. KMP ikut aktif

mengendalikan support manajemen OSP terhadap pelaksanaan program melalui pengendalian usulan

invoice manajemen.

76. Pelaksanaan Tugas Tim OSP.

Rencana kerja Tim OSP masih sangat umum, kurang tajam dan operasional menterjemahkan MS yang

dibuat oleh KMP, sehingga keberadaan/peran tim OSP belum begitu dirasakan oleh tim korkot.

Interelasi dari masing-masing tenaga ahli dalam memfasilitasi pencapaian program belum terbangun

Tim OSP tidak memanfaatkan keunggulan dimasing2 kab/kota sebagai bahan belajar bagi kab/kota yang

lain, misalnya dalam hal siklus kota di Kab Lombok Tengah relatif mempunyai produk2 hukum yang

sangat bagus dalam menjamin keberlangsungan nangkis serta pelaku tingkat kota sudah sangat aktif

berkiprah; bagaimana kondisi di Lombok Tengah ini bisa ditularkan kepada kab/kota yang lainnya.

Rekomendasi :

Review terhadap strategy operasional OSP, bagaimana tataperan dan pemastian kualitas dapat

dilakukan secara sistemik

Optimalisasi peran PD dalam mengendalikan pencapaian kuantitas dan kualitas program, yakni

dengan memberikan feedback terhadap capaian di masing-masing provinsi dari hasil2 supervisi

dimasing-masing level.

Segera dilakukan review terhadap rencana kerja tenaga ahli OSP agar lebih operasional dan tajam

mengacu pada kebutuhan lapang serta interelasi antar tenaga ahli dalam pencapaian tujuan

program.

77. Dukungan terhadap Pemerintah dan Masyarakat. Tim OSP kurang mensupport stakeholder

tingkat provinsi (Kadis PU; Satker PBL Provinsi; PPK; dll) dalam mendorong pencapaian program,

support yang selama ini telah dilakukan baru dalam hal administratif

Rekomendasi :

Tim OSP perlu mengolah produk2 pengetahuan di masing2 kab/kota untuk menjadi bahan belajar

dan advokasi buat kab/kota yang lain.

Page 27: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

26

Support dan memaksimalkan peran Stakeholder Provinsi dalam mensukseskan pencapaian

keberhasilan program, diantaranya : a). Support Kadis PU dengan profil dan progress PLPBK agar

beliau bisa memastikan bahwa semua satker dilingkungan PU bisa mempertimbangkan

RPLP/RTPLP dalam perencanaan kegiatannya dan b). Support PU dengan mengisi PBL Corner

(pojok pameran).

78. Evaluasi Kinerja Personil.

Temuan-temuan tentang evaluasi kinerja meliputi :

Evaluasi kinerja personil baik di level OSP maupun di level Korkot dan fasilitator telah dilakukan

sesuai jadwal/periode yang telah ditentukan. Evaluasi kinerja Tenaga Ahli OSP oleh TL telah

dilakukan sesuai instrumen yang ada. Evaluasi Kinerja Personil oleh Tim Korkot kepada Tim

Fasilitator telah dilakukan sesuai instrumen yang ada. Evaluasi Kinerja Personil oleh Tim Korkot

kepada Tim Fasilitator sudah dilakukan dengan mekanisme yang benar, termasuk didalamnya hak

bagi personil untuk menyatakan keberatan atas hasil yang disampaikan. Tim OSP telah

mengkombinasikan antara Evaluasi Kinerja Personil dengan Kinerja Output Program.

Evaluasi kinerja Tenaga Ahli OSP oleh TL, masih kurang objektif dimana terdapat beberapa tenaga

ahli yang belum memberikan fasilitasi atau menjalankan fungsinya dengan baik masih mendapat

nilai tercapai (TA Training; TA Sosialisasi; TA LG). OSP Provinsi belum melakukan pengendalian

langsung terhadap proses evaluasi kinerja faskel yang dilakukan oleh tim korkot. OSP Provinsi

belum memberikan feedback thd hasil evkin, terutama berupa penguatan kapasitas/pembinaan

kepada pelaku yang kinerjanya masih kurang baik di level tenaga ahli OSP maupun level korkot dan

faskel.

Agar OSP menggunakan kinerja personil sebagai barometer keberhasilan pendampingan program.

OSP menjadikan hasil evaluasi kinerja personil untuk menyusun strategy penguatan kapasitas disemua

level. PD dan TL harus lebih objektif dalam melakukan penilaian kinerja personil OSP. KMP

memberikan feedback atas hasil evaluai kinerja personil OSP.

--- eof

Page 28: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

27

DAFTAR LOKASI PERJALANAN DINAS

Periode : 1 Juli - 30 September 2013

OSP PROVINSI KOTA /

KABUPATEN

KELURAHAN KETERANGAN

5 Jawa Tengah Kota Semarang --- Kegiatan tingkat kota

Kab. Batang 1. Kalibeluk

2. Sariglagah

3. Kalipucang Kulon

4. Proyonangan Utara

5. Kalipucang Wetan

5 DI Yogyakarta Kab. Sleman 1. Umbul Martani

2. Margo Katon

3. Margo Agung

4. Sumber Arum

Kota Yogyakarta 1. Karang War

6 Jawa Timur Kab. Jombang 1. Mojongapit

2. Karang Lo

3. Ngumpul

4. Grobogan

5. Gambiran

Kab. Kediri 1. Bedug

2. Wonorejo

3. Datengan

6 Kalimantan Timur Kab. Bulungan 1. Pulau Bunyu Timur

2. Pulau Bunyu Barat

3. Pulau Bunyu Selatan

Kota Balikpapan 1. Gunung Samarinda

7 Bali Denpasar --- tingkat nasional

Nusa Tenggara Barat Kota Mataram 1. Dasan Agung

2. Sayang-sayang

3. Cakranegara Selatan

Kab. Lombok Timur 1. Songak

2. Rumbuk Timur

3. Sandubaya

Kab. Lombok Tengah 1. Semparu

Kota Bima 1. Sadia

2. Paruga

3. Sambinae

4. Sarae

5. Nae

8 Sulawesi Selatan Kota Makassar 1. Kampung Buyan

2. Pa Baeng Baeng

3. Karuwisi

4. Kalukuang

Kab. Gowa 1. Mawang

2. Katangka

3. Kalegowa

4. Pandang-Pandang

Page 29: PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN …p2kp.org/laporan/files/uji_petik/Lap_Perjalanan_Dinas_KMP_Triwulan... · Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ... Dalam periode triwulan-3 tahun 2013

28

OSP PROVINSI KOTA /

KABUPATEN

KELURAHAN KETERANGAN

5. Paccinongan

Sulawesi Tengah Kota Palu 1. Besusu Timur

2. Tatura Utara

3. Pantoloan

4. Kawatuna

5. Besusu Barat

6. Lambara

9 Maluku Kota Ambon 1. Rumah Tiga,

2. Lisane,

3. Silale,

Kota Masohi 1. Ampera

Maluku Utara Kota Kep. Tidore 1. Saodara

2. Indonesiana

Papua Barat Kota Sorong 1. Klablim

2. Klasaman

Kab. Manokwari 1. Binerauw

2. Manokwari Barat

3. Manokwari Timur

Wil-1 Jawa Barat Kota Bogor -- Kegiatan KMP-1 & 2

Kab. Bogor --- Kegiatan KMP-1 & 2,

Kegiatan nasional

NAD Kota Banda Aceh -- Kegiatan KMP-1 & 2,

---eof